formulasi post test ointment

Upload: elisa-cynthia-ardaricka

Post on 15-Oct-2015

78 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

ointment

TRANSCRIPT

Sulfacetamide natrium ointment (salap)Dasar teori

Sediaan farmasetik semi solida meliputi satu kelompok produk yang diaplikasikan pada kulit atau pada membrane mukosa.Produk semisolida ini cenderung meringankan, mengobati kondisi patologis, atau memberikan perlindungan terhadap lingkungan yang merusak. Termasuk sediaan semi solida ini, antara lain salep, krim, pasta, gel, dan suppositoria. Kegunaan terapeutik dari sediaan yang diaplikasikansecara topical ini terkait dengan sifat lengket pada kulit atau lapisan mukosa selama periode waktu yang cukup lama, serta menunjukan efek terapeutiknya melalui perlindungan dan penutupan serta efek local dan transdermal bahan berkhasiat(1).Basis salep pada umunya hanya mampu memenuhi sebagian persyaratan yang telah ditetapkan. Sifat mikrobiologis salep sebagai sediaan obat topical , sebagai pembawa untuk bahan obat, system ini dapat dimodifikasi dan disesuaikan dengan cara memformulasikan berbagai sediaan sebagai sediaan topical untuk tujuan kosmetika. Sediaan ini diklasifikasikan sebagai system hidrokarbon, emulsi, dan system larut air, bergantung pada komposisinya. Pasta, gel dan suppositoria masing-masing system ini menunjukkan beberapa keuntungan sebagai pembawa system penghantaran obat sebagai pelindung(1).Sifat umum sediaan ini adalah mampu melekat pada permukaan tempat pemakaian dalam waktu yang cukup lama sebelum sediaan ini dicuci atau dihilangkan.Pelekatan ini disebabkan oleh sifatr heologis plastic sediaan ini, yang memungkinkan sediaan semi padat tersebut tetap bentuknya dan melekat sebagailapisan tipis sampai ada suatu tindakan, yaitu dengan sesuatu kekuatan dari luar, yang mengakibatkan bentuk sediaan semi-padat ini akan rusak bentuknya dan mengalir(2).Umumnya salep terdiri dari hidrokarbon cair yang dicampur dalam suatu kelompok hidrokarbon padat dengan titik leleh yang lebih tinggi.Selama ini basis salep umumnya adalah minyak mineral dan petrolatum; sebenarnya ada bermacam-macam jenis basis salep yang dapat dipilih.Polietilen dapat dimasukkan dalam minyak mineral untuk menghasilkan suatu matriks plastic.Campuran polietilenglikol-polietilen glikol dapat menghasilkan produk-produk salep dengan konsistensi yang larut dalam air. Umumnya salep-salep dibuat dengan melelehkan komponen-komponennya secara bersamaan(2).Sediaan semipadat digunakan pada kulit, diman aumumnya sediaan tersebut berfungsi sebagai pembawa pada obat-obat topical, sebagai pelunak kulit, atau sebagai pembalut pelindung atau pembalut penyumbat. Sejumlah kecil bentuk sediaan semipadat topical ini digunakan pada membrane mukosa, seperti jaringan rektal, jaringan bukal, mukosa vagina, membrane uretra, saluran telinga luar, mukosa hidung dan kornea. Membrane mukosa memungkinkan penyerapan yang lebih baik kesirkulasi sistemik, karenakulit normal bersifat relative tidak dapat ditembus(2).Tujuan umum penggunaan obat pada terapi dermatologi adalah untuk menghasilkan efek terapeutik pada tempat-tempatspesifik di jaringan epidermis.Daerah yang terkena umumnya epidermis dan dermis, sedangkan obat-obat topical tertentu seperti emoliens, antimikroba, dan deodorant terutama bekerja pada permukaan kulitsaja. Hal ini memerlukan penetrasi difusi dari kulit atau absorbs perkutan(2).Salep unguenta adalah gel dengan perubahan bentuk plastis, yang digunakan pada kulit sehat, sakit atau terluka atau pada selaput mukosa. Bahan obat atau bahan-bahan obat dapat berada dalam keadaan terlarut atau tersuspensi didalam basisnya.Peracikan air, cairan obat atau larutan bahan obat kedalam basis mengandung emulgator menyebabkan terbentuknya salap emulsi. Salap dengan jumlah bahan padat tinggi dinyatakan sebagai pasta.Krim adalah salap yang mengandung air(3).Salap terdiridari basis salap, yang dapat berupa system sederhana (misalnyavaselin) ataudarikomposisi yang lebih kompleks (misalnya system yang mengandung emulgator), bersama dengan bahan aktif atau kombinasi bahan aktif. Jika dibandingkan dengan seluruh bahan dasar dan bahan pembantu lainnya dalam pembuatan sediaan obat, dasar salap memiliki kerja sendiri. Oleh karena itu sifatnya tidak netral , dan turut mengambil bagian yang sangat menentukan terhadap keberhasilan atau kegagalan terapi salap. Bahkan sering kali basis memainkan peran yang paling dominan(3).Basis salep yang universal tidak terdapat.Pada pemilihan medium penyangga, pertama kali diperhatikan sifat-sifat fisika dan kimia-fisika bahan aktif (misalnya kelarutan, pola distribusinya), yang lainnya adalah aspek dermatologis, seperti jenis lokas ipemakaian (kulit luka atau sakit atau kulit sehat), stadium penyakit (proses akut atau kronis), jenis kulit (seboroiker atau sebostatiker) dan sifat-sifat alami dari daerah kulit (selaputmukosa, kulit berambut)(3).Basis dan bahan pembantu salap harus memenuhi persyaratan umum. Mereka harus memiliki stabilitas yang memuaskan dan tidak tak tersatukan dengan bahan pembantu lainnya dan juga dengan bahanobat yang digunakan dalam terapi salap. Basis salap sebaiknya memiliki daya sebar yang baik dan menjamin pelepasan bahan obat yang memuaskan. Daya menyerap air yang memuaskan dan sedikit atau tidak menghambat fungsi-fungsi fisiologis kulit harus juga terjamin. Hal lain yang penting adalah tersatukannya secarafisiologis. Hal in idapat dideteksi dengan tesakantose dan epikutan (teskain)(3).

Formula acuanSulfacetamid ointment(4).Bill of material

Scale (g / 100 g )Item Material nameQuantity / kg (g)

10.001Sulfacetamid sodium100.00

30.002Mineral oil 300.00

1.003White phetrolatum10.00

59.004Lanolin alcohol and phetrolatum590.00

Formula modifikasia. Formula 1. Nama % Teoritis Dalam 150 gram% Terpakai

Sulfacetamide natrium 10 %15 gram10%

Parafin Cair0.1-95%22.5 gram15 %

Adaps lanae-30 gram20 %

TEA2 4 %QsQs

White petrolatumSampai 100%Ad 150 gramAd 100%

Fungsi bahan a. Sulfacetamid natriumRumus MolekulC8H10N2O3S (8).

Rumus Struktur (8)

Sinonim

Fungsi Anti bakteri (7).

Pemerian BahanHablur atau serbuk hablur renik, putih atau putih kekuningan, tidak berbau dan rasa pahit(6) .

Data KelarutanLarut dalam 1,3 bagian air, agak sukar larut dalam etanol (95%) dan dalam aseton p (7).

pH8,0 9,5 (7).

Stabilitas terhadap pHKeasam basaan pH larutan 5,0% b/v 8,0 sampai 9,5 (7).

Stabilitas terhadap Air1.25E+004 mg/L (at 37 C) (8).

Titik leleh/lebur183 C (8).

PenyimpananWadah tertutup baik , terlindung dari cahaya (7).

b. White phetrolatumRumus MolekulCnH2n+2(6)

SinonimMerkur; mineral jelly; petroleum jelly; Silkolene; Snow White; Soft White; vaselinum flavum; yellow petrolatum; yellow petroleum jelly(6).

FungsiEmollient, basis ointment(6).

Pemerian BahanPetrolatum berwarna kuning pucat ke kuning, transparan, tidak berbau, hambar, tidak berflourosensi bahkan ketika meleleh(6).

Data KelarutanPraktis tidak larut dalam aseton, etanol, panas atau dinginetanol (95%), gliserin, dan air, larut dalam benzena, karbondisulfida, kloroform, eter, heksana, dan paling tetap dan stabilminyak(6).

Stabilitas terhadap cahayaHindari sinar matahari secara langsung(6)

Stabilitas terhadap airTidak larut dalam air(6)

Titik Leleh/Lebur3860C(6)

InkompabilitasPetrolatum merupakan bahan inert dengan beberapa inkompatibilitas(6).

ADI/safetyPenelitian pada hewan, pada tikus, menunjukkan petrolatum menjadi beracundan berikut Nonkarsinogenik dari subkutan tunggal100 mg dosis. Tidak ada efek samping yang diamati dalam2-tahun makan penelitian dengan tikus yang diberi diet yang mengandung 5% daripetrolatum campuran(6).

Penyimpanan Petrolatum harus disimpan dalam wadah tertutup baik, dilindungidari cahaya, di tempat yang sejuk dan kering(6).

c. Adeps Lanae (Lanolin)Rumus MolekulPersatuan antara petrolatum and lanolin alcohol(6).

SinonimAmerchol CAB; Forlan 500; petrolatum and wool alcohols; Vilvanolin CAB; white soft paraffin and lanolin alcohols; yellow soft paraffin and lanolin alcohols(6).

FungsiEmolien, basis salep; plasticizer(6).

Pemerian BahanBerwarna pucat gading , lembut dengan sterol, samar berbau.

Data Kelarutan1 larut dalam 20 bagian kloroform, dan 1 dalam 100 bagian dari minyak mineral, endapan pada konsentrasi yang lebih tinggi. Pengendapan terjadi dalam etanol (95%), heksana, dan air. Mungkin tersebar di palmitat isopropil. Membentuk gel dalam minyak jarak dan minyak jagung(6).

Titik Leleh/Lebur4653C Forlan 500;4046C Vilvanolin CAB(6).

InkompabilitasLanolin alkohol tidak kompatibel dengan tar batubara, ichtamol, fenol,dan resorsinol(6).

ADI/safetyAlkohol petrolatum dan lanolin pada dasarnya dianggap sebagai zat tidak beracun dan bahan nonirritant. Namun, lanolin alkohol mungkin iritasi pada kulit dan menyebabkan hipersensitivitas di beberapa individu(6).

Penyimpanan Alkohol petrolatum dan lanolin stabil dan harus disimpan dalam tempat yang tertutup di tempat yang sejuk dan kering(6).

d. Mineral oilRumus MolekulMinyak mineral adalah campuran alifatik jenuh halus cair (C14-C18) dan hidrokarbon siklik yang diperoleh dari minyak bumi(5)

SinonimAvatech; Drakeol; heavy mineral oil; heavy liquid petrolatum;liquid petrolatum; paraffin oil; paraffinum liquidum; Sirius; whitemineral oil(5).

FungsiPelembab, pelumas, minyak kendaraan, pelarut, bahan pembantu vaksin(5).

Pemerian BahanMineral oil adalah transparan, tidak berwarna, cairan kental berminyak, tanpafluoresensi di siang hari. Hal ini praktis hambar dan tidak berbau ketikadingin, dan memiliki bau samar minyak saat dipanaskan(5).

Data KelarutanPraktis tidak larut dalam etanol (95%), gliserin, danair, larut dalam aseton, benzena, kloroform, karbon disulfida,eter, dan petroleum eter. Larut dengan minyak atsiri dan minyak tetap, dengan pengecualian dari minyak jarak(5).

Stabilitas Terhadap SuhuMinyak mineral mengalami oksidasi bila terkena panas(5).

StabilitasTerhadapCahayaMinyak mineral mengalami oksidasi bila terkena cahaya(5).

InkompatibilitasInkompatibel dengan oksidator kuat(5).

PenyimpananMineral oil harus disimpan dalam wadah kedap udara, dilindungidari cahaya, di tempat yang sejuk dan kering(5).

e. Paraffin

Rumus MolekulC4H12NO3 (8).

Rumus Struktur (8)

Sinonim Hard wax; paraffinum durum; paraffinum solidum; paraffin wax (6).

Fungsi Basis salep, agen pengeras(6).

Pemerian BahanParaffin tidak berbau dan berasa , sedijit berminyak saat disentuh dan sedikit rapuh, campuran mikroskopis dari ikatan mikrokristal ,paraffin mudah meleleh dengan cahaya disiang hari, mudah terbakar degan api, sedikit berbau ketika meleleh(6).

Data KelarutanKelarutan Larut dalam kloroform, eter, minyak atsiri, dan sebagianhangat minyak tetap, sedikit larut dalam etanol, praktis tidak larut obat berlisensi di Inggris(6).

Titik leleh/lebur96-105oC (6).

PenyimpananParafin harus disimpan disuhu tidak melebihi 40oC dalam wadah tertutup baik(6).

f. TEA (Triethanolamine)

Rumus MolekulC6H15NO3 (6)

RumusStruktur(6)

SinonimTEA; Tealan; triethylolamine; trihydroxytriethylamine; tris(hydroxyethyl)amine; trolaminum(6).

FungsiAlkalizing agent; bahan pengemulsi(6).

PemerianBahanTriethanolamine jernih tak berwarna ; cairan kental berwarna kuning pucat , memiliki bau amonia sedikit(6).

Data KelarutanLarut dalam aseton , larut dalam 24 bagian benzene , larut dalam 63 bagian etil eter , larut dalam karbon tetra klorida, larut dalam air dan methanol(6).

pHpH = 10.5 (larutan 0.1 N)(6)

Stabilitas terhadap SuhuStabil pada suhu ruang(6).

Stabilitas terhadap CahayaWarna berubah menjadi kecoklatan ketika terpapar cahaya dan udara(6).

Stabilitas terhadap AirSangat higroskopik (6)

Kerapatan / BJ1,075 gram / cm 3 (6)

Titik leleh/lebur2021 o C (6)

ADI0,5 % (6)

InkompatibilitasTEA akan bereaksi dengan asam mineral membentuk Kristal garam dan ester. Dengan asam lemak yang tinggi, TEA membentuk garam yang larut dalam air dan memiliki karakteristik sabun. TEA juga akan bereaksi dengan tembaga untuk membentuk kompleks garam. Perubahan warna dan curah hujan dapat terjadi dengan adanya logam berat. TEA dapat bereaksi dengan reagen seperti klorida tionil untuk menggantikan gugus hidroksi dengan halogen. Reaksi produk ini sangant beracun, menyerupai mustard nitrogen lainnya(6).

PenyimpananTriethanolamine harus disimpan dalam wadah kedap udaraterlindung dari cahaya, di tempat yang sejuk dan kering(6).

Jumlah bahan dan penimbangan

a. Formula 1. Nama % Teoritis Dalam 150 gram% Terpakai

Sulfacetamide natrium 10 %15 gram10%

Parafin Cair0.1-95 %22.5 gram15 %

Adaps lanae-30 gram20 %

TEA2 4 %q.sq.s

White petrolatumSampai 100%82.5 gramAd 100%

Alat dan BahanB. Bahan1. Sulfacetamide natrium2. Adeps Lanae3. Parafin Cair4. TEA5. White Petrolatum

B. Alat1. Batang Pengaduk2. Cawan Porselein3. Gelas beaker4. Gelas Ukur5. Homogenizer6. Mixer7. Pemanas / Heater8. Pipet tetes9. Spatula10. Timbangan analitik11. Viskometer

Cara Kerja

Dipanaskan dan dilelehkanadeps lanae, parafin cair, dan white petrolatum.

Di campur ketiga bahan tersebut dan ditambahkan sulfacetamid natrium sampai membentuk fase minyak dengan menggunakan homogenizer.

.Didinginkan sambil diaduk dengan menggunakan mixer.

Ditambahkan TEA secukupnya, kemudian diaduk hingga homogen.

Uji evaluasi

a. Uji Pemerian Produk

Diamati secara langsung warna, bau dan bentuk gel.

Dicatat hasilnya.Dibuat dokumentasi.

b. Uji Penyebaran

Ditimbang kaca polos (kaca penutup) di catat beratnya.

Diambil Salep Sampel 0.5 gram dan diletakkan diatas dua lempengan kaca

Di tutup dengan kaca polos, didiamkan selama 1 menit tanpa beban diatas kaca.

Diamati dan dihitung luaspenyebaran yang terjadi.

Diamati dan dihitung luaspenyebaran yang terjadi setelah penambahan beban.Penyebaran permukaan yang dihasilkan merupakan karakteristik daya sebarnya.

Ditambah beban 50 gram, 100 gram, 200 gram, 300 gram, 500 gram di atas kaca, didiamkan selama 1 menit.

c. Uji ViskositasSalep dimasukkan ke dalam wadah yang berada pada viskometer atau ditempatkan di gelas beaker.

Diatur spindel dan kecepatan putarannya (rpm) dan didiamkan beberapa saat untuk proses.

Viskometer dinyalakan.Dicatat hasilnya.

d. Uji Homogenitas

Salepdi ambil dan ditempatkan pada suhu yang berbeda beda secara kontinu dan waktu yang sudah ditentukan (misalnya 20 jam pada 37o C dan 4 jam padasuhu 10o C).

Diamati sampel salep tersebut, selama tidak terjadi penurunan kualitas seperti kerusakan konsistensi danhomogenitas.

Sampel salep dimasukkan dalam wadah yang tertutup (kedap udara).

IX.Spesifikasi ProdukA. Nama Produk: Basis SalapB. Bentuk Sediaan: SalapC. Kemasan: PotX. OrganoleptisWujud: Semisolid (Salap/ointment)Warna: KuningAroma: Bau khas basisXI.Data0. Uji Viskositas

ReplikasiNo. SpindelViskositas

1118

2119

3120

Rata Rata-19

Uji pH

ReplikasipH

16

27

37

Rata Rata6,67

Uji Daya SebarFormula 1 Replikasi 1

Beband1d2d3d4daya sebar1daya sebar2daya sebar3daya sebar4rata-rata daya sebar

Tanpa beban4.104.004.004.2013.2012.5612.5613.8513.04

50 g4.104.104.004.3013.2013.2012.5614.5113.37

100 g4.204.204.104.4013.8513.8513.2015.2014.02

200 g4.404.304.204.6015.2014.5113.8516.6115.04

300 g4.504.404.304.8015.9015.2014.5118.0915.92

500 g4.704.604.504.9017.3416.6115.9018.8517.17

* Bobot Kaca = 161 gFormula 1 Replikasi 2

Beband1d2d3d4daya sebar1daya sebar2daya sebar3daya sebar4rata-rata daya sebar

Tanpa beban4.104.003.904.0013.2012.5611.9412.5612.56

50 g4.204.104.004.2013.8513.2012.5613.8513.36

100 g4.304.204.104.3014.5113.8513.2014.5114.02

200 g4.404.304.204.5015.2014.5113.8515.9014.86

300 g4.504.404.304.6015.9015.2014.5116.6115.55

500 g4.604.504.404.7016.6115.9015.2017.3416.26

* Bobot Kaca = 161 gFormula 1 Replikasi 3

Beband1d2d3d4daya sebar1daya sebar2daya sebar3daya sebar4rata-rata daya sebar

Tanpa beban4.204.004.004.1013.8512.5612.5613.2013.04

50 g4.304.104.104.3014.5113.2013.2014.5113.86

100 g4.404.204.204.4015.2013.8513.8515.2014.52

200 g4.504.304.304.5015.9014.5114.5115.9015.21

300 g4.704.404.504.6017.3415.2015.9016.6116.26

500 g4.804.604.704.7018.0916.6117.3417.3417.34

* Bobot Kaca = 161 g

XII.Pemeriksaan Penandaan

1. Nama Produk: Sufamida2. Volume: 150 mg3. Komposisi : Sulfacetamide natrium, Adeps Lanae, Parafin Cair, TEA, White Petrolatum4. Cara Penyimpanan: Terhindar dari cahaya matahari langsung, simpan di tempat yang terjaga kelembapannya.5. No. Registrasi: DBL 131235566 22A16. No. Batch: 9987997. Tanggal Kadaluarsa: 04-09-20168. Nama Pabrik: A49. Alamat Pabrik: Jalan Kaliurang Km 15 Jogjakarta

1. PembahasanPada praktikum kali ini dilakukan pembuatan Sulfasetamid berbasis salep. Praktikum ini bertujuan agar dapat membuat kajian literatur sediaan sulfasetamid berbasis salap dan mampu melakukan percobaan pembuatan sulfasetamid basis salap beserta evaluasinya. Salep (unguenta, unguentum, ointment) adalah sediaan setengah padat yang mudah dioleskan dan digunakan sebagai obat luar. Bahan obat harus larut atau terdispersi secara homogen dalam dasar salep yang cocok(7). Sulfacetamide adalah antibiotik sulfonamide. Sulfonamida adalah antibiotik bakteriostatik sintetik dengan spektrum yang luas terhadap sebagian besar gram positif dan banyak organisme gram negatif. Sulfasetamid ini berfungsi untuk pengobatan vaginitis bakteri, keratitis, konjungtivitis akut, dan blepharitis(8).

Persyaratan salep adalah pemeriannya tidak boleh berbau tengik . Kadar kecuali dinyatakan lain dan untuk salep yang mengandung obat keras atau narkotik, kadar bahan obat adalah 10%. Dasar salep, kualitas dasar salep yang baik, yaitu stabil, tidak terpengaruh oleh suhu dan kelembapan, dan harus bebas dari inkompatibilitas selama pemakaian; lunak, harus halus, dan homogeny; mudah dipakai; dasar salep yang cocok; serta dapat terditribusi secara merata. Homogenitas nya jika salep dioleskan pada sekeping kaca atau bahan transparan lain yang cocok, harus menunjukkan susunan yang homogen. Kemudian penandaan pada etiket harus tertera obat luar(7).Formula acuan yang digunakan merupakan basis absorpsi, dimana zat aktif larut sedikit terabsorpsi ke dalam basis. Formulasi yang digunakan dalam pembuatan ointment ini yaitu yang pertama Adeps lanae, White petrolatum, paraffin cair, TEA, dan zat aktif itu sendiri yaitu Sulfasetamid Natrium. Sulfasetamid dibuat dalam bentuk salep karena zat aktif ini larut dalam 1,3 bagian air yang berarti sisanya masih dapat larut dalam minyak karena sediaan salep yang dibuat berbasis minyak. Adeps lanae dan white petrolatum berfungsi sebagai basis dari minyak, paraffin cair sebagai pelarut dalam sediaan. Triethanolamin berperan sebagai senyawa pengental dan pembasa atau agen alkali. Perlakuan masing-masing bahan dilarutkan terlebih dahulu karena bahan-bahan berwujud semipadat kecuali paraffin cair berwujud liquid. Pertama basis diletakkan diatas penangas, ini bertujuan untuk memepercepat perubahan wujud dari semipadat ke cair. Setelah cair, keduanya dicampurkan sambil diaduk diatas mortar yang telah dipanaskan untuk mencegah penurunan suhu secara tiba-tiba. Dimasukkan sulfasetamid dan paraffin cair, dihomogenkan dengan pengadukan dan dilanjutkan dengan homogenizer yang bertujuan supaya sediaan lebih homogen.Hasil bentuk dari sediaan setelah dihomogenkan tidak terlarut secara sempurna, masih terdapat partikel-partikel yang tidak larut. Hal ini disebabkan karena zat aktif yang dimasukkan dalam sediaan berbentuk garam natrium sehingga ia hanya akan larut sempurna dalam air, tetapi karena ia larut dalam 1,3 bagian air sulfasetamid natrium masih dapat larut sebagian dalam fase minyak. Pada prosedur kerja yang telah dilakukan, sulfasetamid tidak dilarutkan lebih dahulu pada paraffin cair, sehingga menyebabkan kurang larutnya zat aktif pada sediaan yang dibuat. Penambahan TEA tidak diperlukan untuk sediaan apabila hanya bertujuan untuk menurunkan pH sediaan. Sebagai pengental pun tidak terlalu diperlukan karena basis dari ointment yang dibuat sudah cukup bagus. Pada formulasi sediaan yang dibuat tidak diberikan pengawet karena sulfasetamid atau zat aktifnya sudah merupakan zat antibakteri atau antibiotic dan pada sediaan tidak menggunakan air yang dapat dijadikan sebagai tempat tumbuhnya mikroba atau bakteri.Dilakukan tiga evaluasi uji, yaitu evaluasi pH, evaluasi viskositas, dan evaluasi daya sebar. Evaluasi uji pH menggunakan kertas universal. Hasil SD pada uji pH adalah 0,58. Hasil tersebut baik karena SD yang baik adalah mendekati 0(9).Kemudian CV yang diperoleh adalah 8,69%. Hasil CV percobaan tersebut kurang baik , karena CV yang baik adalah kurang dari 2%(9).Evaluasi yang dilakukan lainnya adalah evaluasi viskositas. Uji ini dilakukan dengan menggunakan viskosimeter rion. Hasil SD pada uji viskositas adalah 1. Berarti hasil tersebut cukup baik karena SD yang baik adalah mendekati 0(9).Kemudian CV yang diperoleh adalah 0,053%. Hasil CV percobaan tersebut baik, karena CV yang bagus adalah kurang dari 2%(9).Evaluasi selanjutnya adalah uji daya sebar. Uji daya sebar dilakukan dengan mengambil sedikit sediaan ointment, kemudian ditutup dengan kaca, kemudian dihitung daya sebarnya. Setelah itu diberi beban 50 g, 100 g, 200 g, 300 g, dan 500 g. Hasil paling kecil rata-rata daya sebar adalah 12.56 dan hasil paling besar rata-rata daya sebar adalah 17.34.KesimpulanHasil dari percobaan pembuatan Sulfasetamid berbasis absorpsi ini bentuk sediaannya baik, namun masih terdapat zat aktif yang belum terdispersi kedalam basis secara merata. Bila dilihat dari uji pH, hasil sediaan ini baik karena berada di rentang ph 6 7 sesuai dengan pH yang diharapkan yaitu antara 4,5 6,5. XV. Daftar pustaka1. Agoes, G., 2008, Pengembangan Sediaan Farmasi, Penerbit ITB, Bandung,171.2. Lachman, L., Lieberman, H.A., Kanig, J.L., 1994, Teori dan Praktek Farmasi Industri, UI-Press, Jakarta, 1091,1095.3. Voight, R., 1995, Buku Pelajaran Teknologi Farmasi, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta, 311-313.4. Niazi,S.K., 2009,Handbook of Pharmaceutical Manufacturing Formulations Second Edition Vol 4,Informa Healthcare, USA, 238.5. Sheng, JJ., 2009, Mineral Oil In Rowe, R.C., Sheskey, P.J., Quinn, M.E., Handbook Pharmaceutical of excipients sixth edition, Phamarceutical Press, America, 445-446.6. Rowe, R.C., Sheskey, P.J., Quinn, M.E., 2009, Handbook Pharmaceutical of excipients sixth edition, Phamarceutical Press, Amerika,110, 111, 112, 442, 443, 474,475, 506, 507, 508, 517, 520, 754, 755, 766, 7687. Anonim, 1979, Farmakope Indonesia, edisi III, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta, 33 , 577.8. http://www.drugbank.ca/drugs/DB03754 (diakses tanggal 10 April 2013)9. Gandjar, I.G., 2012, Kimia Farmasi Analisis, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 466.