forest fire intan juwi.pptx
TRANSCRIPT
Oleh :Juwita Sahputri Intan
Keumala Sari
Kebijakan Pemerintah Tentang
Kebakaran Hutan
Pendahuluan
• Indonesia masuk dalam daftar rekor dunia guiness yang dirilis oleh Greenpeace sebagai negara yang mempunyai tingkat laju deforestasi tahunan tercepat di dunia
• Sebanyak 72 % dari hutan asli Indonesia telah musnah dengan 1.8 juta hektar hutan dihancurkan per tahun antara tahun 2000 hingga 2005
Sejarah Kebakaran Hutan di Indonesia
1882-1983 (3,2 juta hektar hutan terbakar)
1991 (500.000 hektar)
1994-1995 (5 juta hektar)
1997-1998 (10 juta hektar)
Sejarah Kebakaran Hutan di Indonesia
2000-2005 (1.05 juta hektar/tahun
2006 - 2008 (67.284 hektar)
2009 – 2010 (31.171 hektar)
2015 ( 1,7 juta hektar hingga kini masih terbakar)
Pengertian Dalam Kebakaran Hutan
1. Proses Terjadinya Kebakaran HutanKebakaran hutan diakibatkan adanya proses nyala api, dapat terjadi harus adanya tiga unsur yaitu bahan bakar, udara dan panas/temperatur tinggi.
2. Bentuk Kebakaran Hutana. Kebakaran Permukaan ----> Api membakar
semak-semakb. Kebakaran Bawah, ----> Hutan bergambut,
Tanah Mineral (Batu Bara)c. Kebakaran Tajuk ----> Tajuk pohon,
Penyebab
Alami
Gesekan Kayu
El Nino
Batu Bara
Perbuatan manusia
Pembukaan lahan
Kelalaian manusia
Aktifitas Manusia Penyebab Kebakaran Hutan
Pembukaan lahan untuk perladangan, perkebunan dan HTI (Hutan Tanaman Industri)
Pembukaan lahan untuk pembersihan lahan milik (dijual)
Kesengajaan (konflik masyarakat dengan pengelola, pencurian kayu, penggembalaan)
Kelalaian (api dari perkemahan, puntung rokok, pondok pemburu, peladang)
pembuatan drainase skala besar, sehingga mengganggu keseimbangan hidrologi pada kawasan gambut pada musim kemarau
8
9
Dampak Kebakaran Hutan
Dampak terhadap ekologis dan kerusakan lingkungan musnahnya hewan liar dan habitatnya,
kualitas dan ketersediaan air berkurang)
Dampak terhadap perhubungan dan
pariwisata. Tebalnya asap mengganggu
transportasi udara dan mengganggu bisnis pariwisata.
Gangguan hubungan antar negara
asap terbawa angin sebagian negara tetangga ikut menghirup
asap yangditimbulkan dari kebakaran di Indonesia
Deposisi Asam (karena menghasilkan polutan
primer hasil pembakaran berupa CO, CO2, SO2, NO2)
Gangguan Kesehatan ISPA ,kanker paru-paru,
enyebabkan kematian bagi penderita berusia lanjut dan anak-anak, menambah parah
penyakit para penderita TBC/asma.
Dampak terhadap sosial, budaya dan ekonomi hilangnya sejumlah mata pencaharian masyarakat
disekitar,terganggunya aktivitas sehari-hari, anak-anak tidak dapat
pergi ke sekolah
10
Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran Hutan di Indonesia
Upaya Pencegahan• Upaya pencegahan kebakaran hutan (Soemarsono, 1997):
Memantapkan kelembagaan Melakukan pelatihan . Kampanye dan penyuluhan . Pemberian pembekalan. Setiap pelepasan kawasan hutan syarat
non bakar.
Upaya Penanggulangan
• Penanggulangan kebakaran hutan meliputi (Ditjen Kehutanan, 2005): Pengembangan sistem penanggulangan kebakaran, Deteksi dan evaluasi kebakaran, Pencegahan dan pemadaman kebakaran, Dampak kebakaran
• Kegiatan penanggulangan antara lain (Soemarsono, 1997): Memberdayakan posko-posko kebakaran hutan. Mobilitas semua sumberdaya (manusia, peralatan &
dana). Meningkatkan koordinasi dengan instansi terkait. Meminta bantuan luar negeri.
Peningkatan Upaya Pencegahan danPenanggulangan
• Hasil upaya pencegahan dan penanggulangan belum optimal dan kebakaran hutan masih terus terjadi disebabkan oleh berbagai faktor antara lain:
Kemiskinan/ketidak adilan bagi masyarakat pinggiran/dalam kawasan hutan.
Kesadaran masyarakat terhadap bahaya kebakaran masih rendah.
Kemampuan aparatur pemerintah masih rendah. Upaya pendidikan penanggulangan kebakaran
hutan belum memadai.
Sektor Kebijakan...• Kebijakan Kehutanan
1. Pembalakan yang merusak 4,4 juta ha hutan dunia dibalak setiap tahun
untuk memenuhi keperluan Eropa, Amerika Utara dan Jepang
67% negara Jepang ditutupi oleh hutan, mereka tidak menebang di negaranya tapi mengambil di Asia dan Pasific (termasuk Indonesia)
2. Ekspansi perkebunan dan peternakan Diperkirakan ekspansi perkebunan dan
peternakan menghabiskan 70% lahan hutan Afrika, 50% Asia dan 35% Amerika Latin
Sektor Kebijakan...• Ekspansi perkebunan dan peternakan
Lebih dari 100 juta ton minyak nabati yang diproduksi di seluruh dunia setiap tahun, setidaknya 30 juta ton adalah minyak sawit.
Inggris adalah importir terbesar kedua minyak sawit di Eropa, setelah Belanda.
90 persen dunia ekspor minyak kelapa sawit berasal dari perkebunan kelapa sawit Malaysia dan Indonesia.
Produksi minyak sawit global diproyeksikan dua kali lipat pada tahun 2020 untuk memenuhi meningkatnya permintaan.
Sektor Kebijakan...
• Degradasi lahan dan hutan di Indonesia• Total Hutan Indonesia tahun 1950 an: 162
juta ha• Undang-Undang Pokok Kehutanan No
5/1967, memperkenankan pemanfaatan 143 juta ha, (2/3 hutan Indonesia)
• Tahun 2009, hutan alam Indonesia hanya 20 juta ha (Mentri Kehutanan, Majalah Tempo, Senin 30/11/09)
• Thn 1994-95 ada 585 perusahaan konsesi kayu (62.534.370 ha)
• 132 Industri kayu lapis 12.595.290 M3 • Industri Pulp yang menggunakan hutan
alam, sebelum ada Hutan Tanaman Industri (HTI)
Sektor Kebijakan...
Sektor Kebijakan...
Sektor Kebijakan
• Kebijakan Kehutanan (...lanjutan)3. Persoalan kepemilikan
• Siapa pemilik hutan• Mengapa komunitas hutan/pemilik tidak
mau menyisakan waktu dan sumber daya dan uang untuk manajemen hutan mereka?
4. Kebakaran hutan• Merupakan masalah besar dunia, termasuk
di AS• Bencana kebakaran hutan Indonesia
mengakibatkan asap pada negara tetangga
Rumbai, Pekan Baru
22
Kebijakan Pemerintah mengatasi Kebakaran Hutan
• pengkajian ulang izin-izin pembangunan kebun sawitPenanganan kebakaran
hutan dan lahan di lahan gambut
• Kampanye Penyadaran masyarakat (Masyarakat Peduli Api dan Kelompok Peduli Api melalui Peraturan Menteri Kehutanan No. 12/Menhut-II/2009 tentang Pengendalian Kebakaran Hutan)
• Pemberdayaan masyarakat untuk melestarikan hutan
kebakaran akibat dari aktivitas masyarakat selama pemanfaatan
sumber daya alam
• Ketegasan HukumAkibat sengketa lahan,
reformasi kebijakan pengelolaan hutan dan
Peningkatan teknologi pemadaman
penanganan pasca kebakaran (monitoring, evaluasi, dan inventarisasi hutan bekas kebakaran)
Menghilangkan kebiasaan ladang berpindah-pindah
Reboisasi
Menggalakkan pariwisata hutan
Menerapkan Birokrasi Paperless
Kebijakan semua hutan adalah hutan lindung
Kegiatan Teknis Pencegahan Kebakaran Hutan
1. Pemantauan kondisi rawan kebakaran.2. Melakukan penjagaan, patroli dan pengawasan
di hutan yang rawan kebakaran.3. Mempersiapkan tenaga dan peralatan
pemadaman kebakaran hutan.4. Mendeteksi secara dini kebakaran hutan5. Memasang rambu-rambu peringatan bahaya
kebakaran6. Menerapkan teknologi penyiapan lahan tanpa
bakar.7. Penyuluhan/Sosialisasi
Kebijakan Pemerintah tentang Kebakaran Hutan dan Lahan
1. Undang-Undang Lingkungan Hidup No.23 Tahun 1997, Pasal 5:
Ayat 1. Setiap orang mempunyai hak yang sama atas Lingkungan hidup dan sehat.
Ayat 2. Setiap orang mempunyai hak untuk berperan dalam rangka pengelolaan hidup, sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Ayat 3. Setiap orang berkewajiban memelihara kelestarian fungsi lingkungan hidup serta mencegah dan menanggulangi pencemaran dan perusakan ingkungan hidup.
• Pasal 7 :Ayat 1. Masyarakat mempunyai kesempatan yang
sama dan seluas-luasnya untuk berperan dalam pengelolaan lingkungan hidup.
Ayat 2. Pelaksanaan ketentuan pada ayat (1) diatas dilakukan dengan cara:• Meningkatkan kemandirian kebudayaan
masyarakat dan kemitraan• Menumbuhkembangkan kemampuan dan kepeloporan masyarakat.• Menumbuh ketanggapsegeraan masyarakat
untuk melakukan pengawasan sosial.• Memberikan saran pendapat.• Menyampaikan informasi dan/atau
menyampaikan laporan.
27
2. Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2011 Tentang Peningkatan Pengendalian Kebakaran Hutan Dan Lahan Presiden Republik Indonesia
• PERTAMA Meningkatkan pengendalian kebakaran hutan dan lahan di seluruh
wilayah Republik Indonesia, melalui kegiatan: Pencegahan, Pemadaman kebakaran dan Penanganan pasca kebakaran
Meningkatkan peran serta masyarakat dan penegak hukum
• KEDUA Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat,Menteri
Kehutanan,Menteri Pertanian,Menteri Lingkungan Hidup,Menteri Ristek, Mendagri, Jaksa Agung RI,Panglima TNI,Kepala Kepolisian NKRI, BNPB, Gubernur, Bupati/Walikota untuk meningkatkan koordinasi mengatasi kebakaran hutan sesuai dgn tugas masing-masing
• KETIGA Menteri Keuangan, Menteri Luar Negeri, dan Menteri Perencanaan
Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional agar memberikan dukungan sesuai dengan tugas, fungsi, dan kewenangan masing-masing dalam rangka pengendalian kebakaran hutan dan lahan
28
3. UU. No. 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan
Pasal 50 ayat 3 poin d
Membakar Hutan
Setiap orang dilarang Membakar Hutan
Adapun Sanksi Pidana menurut Pasal 78 ayat 3
“ Barang Siapa dengan sengaja melanggar ketentuan sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 50 ayat 3
diancam dengan pidana penjara paling lama 15 (lima belas tahun) tahun dan denda paling banyak Rp.
5.000.000.000,00 (lima milyar rupiah)”
4. UU. N0. 18 Tahun 2004 Tentang PerkebunanPasal 48
1. Setiap orang yang dengan sengaja membuka dan/ atau mengolah lahan dengan cara pembakaran yang berakibat terjadinya pencemaran dan kerusakan fungsi lingkungan hidup sebagaimana diaksud dalam pasal 26, diancam dengan pidana penjara paling lambat 10 (sepuluh) tahun dan denda paling banyak Rp. 10.000.000.000,- (sepuluh milyar rupiah).
2. Jika tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat 1 mengakibatka orang mati atau luka berat, pelaku diancam dengan pidana penjara paling lama 15 (lima belas) tahun dan denda paling banyak Rp. 15.000.000.000,- (lima belas milyar rupiah).
Pasal 49
3. Setiap orang yang karena kelalaiannya membuka dan/atau mengolah lahan dengan cara pembakaran yang berakibat terjadinya pencemaran dan kerusakan fungsi lingkungan hidup sebagaimana dimaksud dalam pasal 26, diancam dengan pidana penjara palin lama 3 (tiga) tahun dan denda paling banyak Rp. 3.000.000.000,00 tiga milyar rupiah).
2. Jika tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat 1 mengakibatka orang mati atau luka berat, pelaku diancam dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan denda paling banyak Rp. 5.000.000.000,00 (lima milyar rupiah).
PENGERTIAN
Hutan adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumber daya alam hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan alam lingkungannya, yang satu dengan lainnya tidak dapat dipisahkan;
Lahan adalah suatu hamparan ekosistem daratan yang peruntukannya untuk usaha dan atau kegiatan ladang dan atau kebun bagi masyarakat;
Kawasan hutan adalah wilayah tertentu yang ditunjuk dan atau ditetapkan oleh Pemerintah untuk dipertahankan keberadaannya sebagai hutan tetap;
4. PP No.4 Tahun 2001 tentang Pengendalian Kerusakan dan atau Pencemaran Lingkungan Hidup yang berkaitan dengan Kebakaran Hutan dan atau Lahan
KRITERIA BAKU KERUSAKAN HUTAN
Kerusakan Tanah Mineral Kerusakan Tanah Gambut Kerusakan Tanah Flora (tumbuh-tumbuhan) Kerusakan Tanah Fauna (hewan)
• Nasional ditetapkan oleh Pemerintah Pusat
• Daerah ditetapkan oleh Gubernur/Bupati/Walikota
5. PP No. 4 /2000 ttg Pengendalian Pencemaran atau Kerusakan Lingkungan yg Berkaitan dengan Kebakaran Hutan dan atau Lahan
• PP ini ditetapkan pada tanggal 5 Februari 2001.
• Ruang lingkup PP ini sebagaimana tercantum dalam Pasal 2 meliputi upaya pencegahan, penaggulangan, dan pemulihan serta pengawasan terhadap pengendalian kerusakan dan atau pencemaran lingkungan hidup yg berkaitan dengan kebakaran hutan dan atau lahan.
• Pasal 3 kreteria baku kerusakan lingkungan hidup yg berkaitan dengan kebakaran hutan dan atau lahan meliputi:a. Kreteria baku kerusakan lingkungan hidup nasional dan b. Kreteria baku kerusakan lingkungan hidup daerah.