forensik

31
Pemeriksaan Diatom pada Korban Diduga Tenggelam Oleh: Nastalia Sindy Pembimbing:Dr Ferryal Basbeth,SpF

Upload: nastaliasindy

Post on 15-Dec-2015

27 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

forensik

TRANSCRIPT

Pemeriksaan Diatom pada

Korban Diduga Tenggelam

Oleh:

Nastalia Sindy

Pembimbing:Dr Ferryal Basbeth,SpF

• Tenggelam :suatu bentuk sufokasi berupa korban terbenam dalam cairan dan cairan tersebut terhisap masuk ke jalan napas sampai alveoli paru-paru

• Diatom (tumbuhan air) pada air yang terhirup ketika korban tenggelam masuk melalui alveoli dan pembuluh darah tersebar keseluruh tubuh.

• diatom :korban masih sempat bernafas saat masih didalam air.

Definisi dan morfologi diatom

• Diatom kelompok besar dari alga plankton yang termasuk paling sering ditemui

• Diatom :fitoplankton yang termasuk dalam kelas Bacillariophyceae

• Diatom biasanya terapung bebas di dalam badan air dan juga kebanyakan dari mereka melekat pada substrat yang lebih keras.

• Pelekatan diatom biasanya karena tumbuhan ini mempunyai semacam gelatin (Gelatinous extrusion) yang memberikan daya lekat pada benda atau substrat.

• Diperkirakan di dunia ada sekitar 1400-1800 jenis diatom, tetapi tidak semua hidup sebagai plankton

• Ada juga yang hidup sebagai bentos (didasar laut) atau yang kehidupan normalnya didasar laut tetapi oleh gerakan adukan air dapat membuatnya lepas dari dasar dan terbawa hanyut sebagai plankton (disebut sebagai tikoplankton)

• Dari bentuknya, diatom itu sendiri dikenal dengan cell diatom melingkar (Centric diatom) dan cell diatom memanjang (pennate diatom) .

• Diatom sentrik (centric) bercirikan bentuk sel yang mempunyai simetri radial atau konsentrik dengan satu titik pusat.Selnya bisa berbentuk bulat, lonjong, silindris, dengan penampang bulat, segitiga atau segiempat.

• Diatom penat (pinnate) mempunyai simetri bilateral, yang bentuknya umumnya memanjang atau berbentuk sigmoid seperti huruf “S”.

• Pada kasus tenggelam di air tawar,keberadaan diatom di sumsum tulang dapat digunakan untuk mendiagnosis 30% dari kasus tenggelam di air tawar, hasil diagnose tersebut sangat bergantung oleh dinamika populasi diatom yang dipengaruhi oleh musim, selain juga factor ukuran dari diatom tersebut.

• Musim dingin : frekuensi tertinggi tidak ditemukan diatom pada sampel.• Pinnularia boreali ditemukan pada air tawar yang dingin, Pinnularia capsoleta

ditemukan pada air tawar yang dangkal

Citra Scanning Electron Microscope(SEM) menunjukkaan diatom Cyclotella Steligera

dengan ornamentasi berpola simetris radial

Contoh perairan tawar

Anomoeneis sp. Dan Biddulphiasp.

Spesies Diatom yang seringditemukan

Organ Tubuh Spesies Diatom yang seringditemukan

1 Paru Achnanthes minutissima, Cyclotella cyclopuncta, Fragilaria brevistriata,Navicula etc.

2. Sumsum Tulang

Stephanodicus parvus, Navicula, Diatoma and fragments of Synedraulna.

3. Hepar Achnanthes minutissima, Cocconeis placentula, Fragilaria ulna var. acus,Navicula lanceolata etc.

4. Ginjal Achnanthes biasolettiana, N.seminulum etc.

5. Usus halus Achnanthes minutissima, Cyclotella cyclopuncta, Gomphonema minutumetc.

6. Duodenum Asterionella Formosa, Cyclotella comensis, Gomphonema pumilumand Nitzscia pura etc.

Mekanisme Tenggelam

Mekanisme tenggelam dalam air tawar:

• a. Air tawar akan dengan cepat diserap dalam jumlah besar sehingga terjadi hemodilusi(hemolisis.)

• b. Oleh karena terjadi perubahan biokimiawi yang serius, dimana kalium dalam plasma meningkat dan natrium berkurang, juga terjadi anoksia dalam miokardium.

• c. Hemodilusi menyebabkan cairan dalampembuluh darah dan sirkulasi berlebihan, terjadi penurunan tekanan sistole dan dalam beberapa menit terjadi fibrilasi ventrikel.

• d. Jantung untuk beberapa saat masih berdenyut dengan lemah, terjadi anoksia cerebri yang hebat, hal ini menerangkan mengapa kematian terjadi dengan cepat.

Mekanisme tenggelam dalam air asin:

• a. Terjadi hemokonsentrasi, cairan dari sirkulasi tertarik keluar sampai 42% dan masuk kedalam jaringan paru sehingga terjadi edema pulmonum yang hebat dalam waktu relatif singkat.

• b. Pertukaran elektrolit dari asin kedalam darah mengakibatkan meningkatnya hematokrit dan peningkatan kadar natrium plasma.

• c. Vibrilasi ventrikel tidak terjadi, tetapi terjadi anoksia pada miokardium dan disertai peningkatan viskositas darah akan menyebabkan payah jantung.

• d. Tidak terjadi hemolisis melainkan hemokonsentrasi, tekanan sistolik akan menetap dalam beberapa menit.

Temuan Makroskopis pada korban tenggelam

Pemeriksaan luar:

• Tidak ada yang patognomonis untuk drowning, fungsinya hanya menguatkan.

• Hanya beberapa penemuan memperkuat diagnosa drowning antara lain: kulit basah, dingin dan pucat.

• Lebam jenazah biasanya sianotik, kecuali bila air sangat dingin maka lebam jenazah akan berwarna pink.

• Kadang terdapat cutis anserina pada lengan, paha dan bahu. Ini disebabkan suhu air dingin yang menyebabkan kontraksi m.Erector pilorum.

• Buih putih halus pada mulut dan hidung,sifatnya lekat (cairan kental dan berbuih).

• Kadang terdapat cadaveric spasme pada tangan dan kotoran dapat tergenggam.

• Bila berada cukup lama pada air, kulit telapak tangan dan kaki akan mengeriput dan pucat.

• Kadang terdapat luka berbagai jenis pada yang tenggelam di pemandian atau yang meloncat dari tempat tinggi yang dapat merobek paru, hati, otak atau iga.

Pemeriksaan dalam:

• Jalan nafas berisi buih, kadang ditemukan lumpur, pasir, rumput air, diatom, dll.

• Terjadi karena adanya kompresi terhadap septum interalveoler atau oleh karena terjadinya fase konvulsi akibat kekurangan oksigen.

• Paru-paru membesar, mengalami kongesti dan mempunyai gambaran seperti marmer sehingga jantung kanan dan vena-vena besar dilatasi. Bila paru masih fresh, kadang dapat dibedakan apakah ini tenggelam dalam air tawar atau asin.

• Banyak cairan dalam lambung.

• Perdarahan telinga bagian tengah (dapat ditemukan pada kasus asfiksia lain).

Pemeriksaan Khusus Pada Tenggelam

• Pemeriksaan khusus : percobaan getah paru , pemeriksaan darah secara kimia , tes Destruksi & analisa isi lambung, pemeriksaan histopatolgi jaringan paru,menentukan berat jenis plasma (BJ plasma).

Pemeriksaan Diatom (Destruction Test)

• Keseluruhan prosedur dalam persiapan bahan untuk analisa diatom meliputi contoh air dari dugaan lokasi tenggelam, contoh jaringan dari hasil otopsi korban, jaringan yang dihancurkan untuk mengumpulkan diatom, konsentrasi diatom, dan analisa mikroskopis.

• Pengumpulan bahan dari media tenggelam yang diduga harus dilakukan semenjak penemuan jenazah, dari air permukaan dan dalam, menggunakan 1 hingga 1,5 L tempat steril untuk disimpan pada suhu 4°C, di dalamnya disimpan bahan-bahan dari korban dugaan tenggelam yang diambil dengan cara steril., kebanyakan berasal dari paru-paru, ginjal, otak, dan sumsum tulang.

• Usaha untuk mencari diatome (binatang bersel satu) dalam tubuh korban. Karena adanya anggapan bahwa bila orang masih hidup pada waktu tenggelam, maka akan terjadi aspirasi, dan karena terjadi adanya usaha untuk tetap bernafas maka terjadi kerusakan bronkioli/bronkus sehingga terdapat jalan dari diatome untuk masuk ke dalam tubuh.

• Syaratnya paru-paru harus masih dalam keadaan segar, yang diperiksa bagian kanan perifer paru-paru, dan jenis diatome harus sama dengan diatome di perairan tersebut

Cara melakukan pemeriksaan diatome yaitu:

1.Ambil potongan jaringan sebesar 2-5 gram (hati, ginjal, limpa dan sumsum tulang).

2. Potongan jaringan tersebut dimasukkan 10 mL asam nitrat jenuh, 0,5 ml asam sulfat jenuh.

3. Kemudian dimasukkan lemari asam sampai semua jaringan hancur.

4. Warna jaringan menjadi hitam oleh karena karbonnya.

5. Ditambahkan natrium nitrat tetes demi tetes sampai warna menjadi jernih.

6. Kadang-kadang sifat cairan asam sehingga sukar untuk melakukan pemeriksaan, oleh karena itu ditambahkan sedikit NaOH lemah (sering tidak dilakukan oleh karena bila berlebihan akan menghancurkan chitine).

7. Kemudian dicuci dengan aquadest. Lalu dikonsentrasikan (seperti telur cacing), disimpan/diambil sedikit untuk diperiksa, diteteskan pada deck gelas lalu keringkan dengan api kecil.

8. Kemudian ditetesi oil immersion dan diperiksa dibawah mikroskop.

Pemeriksaan Getah Paru

• Cara pemeriksaan getah paru yaitu:

1. Paru-paru dilepaskan satu persatu secara tersendiri dengan memotong hilus.

2. Paru-paru yang sudah dilepas tidak boleh diletakkan tetapi langsung disiram dengan dengan air bersih (bebas diatom dan alga).

3. Permukaan paru dibersihkan dengan cara dikerik/dikerok 2-3 kali, lalu pisau kembali dibersihkan dengan air yang mengalir.

4. Dengan mata pisau yang tegak lurus permukaan paru, kemudian permukaan paru diiris sedangkal (subpleura), lalu pisau kembali dibersihkan di bawah air yang megalir, lalu dikibaskan sampai kering.

5. Dengan ujung pisau, getah paru pada irisan tadi diambil kemudian diteteskan pada objek glass lalu ditutup cover glass dan diperiksa di bawah mikroskop.

6. Cara lain yaitu dengan menempelkan objek glass pada permukaan irisan didaerah subpleural, lalu ditutup cover glass pada permukaan irisan didaerah subpleural, lalu ditutup cover glass dan diperiksa dibawah mikroskop.

Syarat sediaan percobaan getah paru yaitu

• eritrosit dalam sediaan harus sedikit jumlahnya.

• Bila banyak mungkin irisan terlalu dalam.

Pemeriksaan DNA

• Metode lain:amplifikasi DNA ataupun RNA diatom pada jaringan manusia, analisa mikroskopis pada bagian jaringan, kultur diatom pada media, dan spectrofluophotometry untuk menghitung klorofil dari plankton di paru-paru.

• Metode pendeteksi diatom di darah meliputi observasi secara langsung diatom pada membrane filter, setelah darah dihemolisa menggunakan sodium dodecyl sulfate, atau dengan metode hemolisa kombinasi, 5 mm pori membrane filter. Dicampur dengan asam nitrat, dan disaring ulang.

• Setelah pencampuran selesai diatom dapat diisolasi dengan metode sentrifuse atau membrane filtration. Siklus sentrifuse mengkonsentrasikan diatom dan menyingkirkan semua sisa asam dengan pencucian berulang, supernatant diganti tiap beberapa kali dengan air distilled.

Interpretasi Hasil Pemeriksaan

False Positif

• Kritik utama pada pemeriksaan diatoma dalah penemuan diatom pada paru-paru dan organ-organ lain pada jenasah yang meninggal bukan karena tenggelam.

• Hal tersebut dibuktikan oleh adanya penelitian yang dilakukan oleh beberapa peneliti seperti Pachar dan Cameron menemukan 5-25 diatom/100g dan mencapain 10 diatom/100g pada organ tertutup.

• Selain itu ada pula penelitian yang dilakukan oleh Foged menunjukkan bahwa terdapat diatom hingga 54 diatom pada hepar, 51 diatom pada ginjal, dan 17 diatom pada bone marrow (seperti tulang panjang atau tulang punggung).

• Spesies diatom yang ditemukan pada jaringan yang tidak cocok dengan spesies diatom yang ada pada air tempat jenasah tersebut ditemukan, menurut Ludes dan Coste dapat diklasifikasikan sebagai kontaminasi diatom.

Kontaminasi Antemortem

• Penyerapan diatom pada gastrointestinal mungkin terjadi sebagai akibat dari makan makanan seperti salad dll yang masih terdapat diatom didalamnya atau pada minuman, karena pada beberapa negara penduduknya minum air yang berasal dari sungai maupun sumur.

• Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Splitz, Koseki dan Foged menyebutkan bahwa diatom dapat juga terhirup saat merokok apabila daun tembakau masih terdapat diatom.

Komtaminasi Postmortem

• Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ludes dan Coste menyatakan bahwa penetrasi diatom pada post mortem mungkin terjadi selama adanya perendaman tubuh jenasah pada tekanan hidrostatik yang tinggi.

• Penelitian lain yang dilakukan oleh Koseki menyatakan bahwa tulang yang direndam dalam jangka waktu lama dapat membuat suatu kesalahan dalam menentukan sebab kematian karena diatom dapat masuk melalui foramen nutricium atau pori-pori yang lain.

Kontaminasi lain

• Kemungkinan lain adanya kontaminasi diatom yaitu selama pembuatan preparat, mulai dari pengambilan sampel saat otopsi hingga kontaminasi pada slide preparat

False Negatif

• Ada beberapa faktor yang memungkinkan terjadinya false positif pada pemeriksaan diatom pada jenasah mati tenggelam yaitu rendahnya jumlah diatom pada tempat tenggelam, jumlah air yang terhirup sedikit dan berkurangnya jumlah diatom selama pembuatan preparat.

• Beberapa peneliti juga berusaha menentukan batas minimum diatom pada media tenggelam untuk bisa membuat adanya diatom pada organ tertutup.

• Data yang didapat dari penelitian yang dilakukan oleh Muller ditetapkan bahwa batas minimal yaitu 20.000/100ml pada percobaan dengan menggunakan tikus dan 13.500/100ml pada percobaan dengan menggunakan kelinci.

• Jumlah dari false negatif pada kasus dugaan mati tenggelam sangat bervariasi.

• Beberapa peneliti seperti Rota yang melakukan penelitian dengan 48 korban mati tenggelam, terdapat 24% tidak ditemukan ada diatom pada paru-paru maupun organ-organ tertutup lainnya.

• Peneliti lain seperti Timperman melaporkan 10% dari 40 kasus tidak ditemukan adanya diatom.

• Oleh karena itu, meskipun pemeriksaan diatom pada korban diduga mati tenggelam mempunyai hasil yang negatif, tidak semata-mata mencoret kemungkinan sebab kematian korban tersebut dikarenaka tenggelam.

Tingkat Keberhasilan Pemeriksaan Diatom

• Diatom dapat ditemukan di dalam korban tenggelam untuk memperjelas diagnosis penyebab kematian.

• Hal ini dapat menjelaskan apakah korban tenggelam pada saat ante-mortem ataukah post-mortem.

• Diatom tidak selalu ditemukan disemua kasus tenggelam, tetapi jika didapatkanpada organ-organ dalam jumlah banyak, hal ini dapat mempertegas diagnose tenggelam antemortem.

• Revenstorf pada 1904 pertama kali mencoba menggunakan diatom sebagai tes untuk mati tenggelam, meski ia menetapkan bahwa Hoffmann pada 1896 telah menemukan diatom yang pertama kali dalam cairan paru-paru.

• Pemeriksaan yang baik sekali dari perdebatan tentang diatom telah diumumkan oleh Peabody pada 1980.

• Selain itu ada beberapa peneliti yang juga berpendapat sama. Studi yang dilakukan ole Hendey, Pollanen, Timperman, dan Azparrenmenyatakan bahwa tes diatom sangat dapat diandalkan untuk memastikan apakah korban tenggelam ante-mortem atau post-mortem.

• Para peneliti menemukan partikel serupa diatom di sirkulasi hepato-portal yang mengindikasikan masuknya diatom ke tubuh melalui makanan ataupun air. Hasil paling baik didapat dengan cara menghindari kontaminasi dan mengetahui segala keperluan spesifik untuk tes diatom.

• Berdasarkan kriteria ini, akan dapat ditemukan diatom yang sama di darah dan organ.

• Penelitian yang menggunakan 7 sampel jaringan yang di ambil dari mayat korban yang meninggal karena tenggelam mendapatkan diatom pada semua jaringan terutama pada jaringan usus.

• Diatom yang ditemukan juga berbeda pada tiap kasusnya, bergantung pada tempat lokasi tenggelam. Hal ini dapat disimpulkan bahwa pemeriksaan diatom merupakan pemeriksaan yang dapat dipercaya untuk menegakkan diagonis kematian yang diduga karena tenggelam.

• Tidak semua peneliti yang mempunyai pendapat yang sama terhadap efektivitas diatom untuk pemeriksaan korban mati karena tenggelam.

• Foged membuat investigasi yang terperinci ke dalam tubuh yang mati tenggelam dan tidak tenggelam di Denmark, dan disimpulkan bahwa tes diatom sungguh sudah tidak berlaku.

• Ia memberikan banyak referensi keduanya untuk dan melawan kepercayaan dari teknik tersebut, dan tidak diragukan lagi kontroversi akan berlanjut.

• Terlihat mungkin terdapat perbedaan kuantitati antara jumlah diatom diperoleh dari jaringan pada mati tenggelam dan mati tidak tenggelam, dan analisis yang hati-hati dari identifikasi spesies dalam hubungan dengan lokus dan keadaan matimungkin berguna.

• Pada saat sekarang tes diatom sebaiknya digunakan hanya sebagai pertolongan/bantuan indikatif dan tidak sebagai bukti yang sah dari mati tenggelam.

• Oleh karena itu, pemeriksaan diatom memang salah satu tanda yang patognomonis untuk mendiagnosis kasus tenggelam.

• Keberadaan diatom di organ-organ tubuh yang dianalisis baik secara kualitatif maupun kuantitatif, bukan hanya dapat menentukan penyebab kematian tetapi juga dapat digunakan untuk menentukan tempat kejadian yang dicurigai sebagai tempat tenggelamnya korban .

• Sementara hasil pemeriksaan yang positif pada pemeriksaan diatom sangat membantu, tetapi hasil yang negative juga tidak dapat mengindikasikan bahwa korban tidak meninggal dikarenakan tenggelam .

• Beberapa pemikiran yang lebih kritis mengenai pemeriksaan diatom dapat dikembangkan dengan metode yang lebih baru.

• Pemikiran atau ide-ide yang lebih terkini sangat dibutuhkan untuk mengaplikasikan teknik ini untuk investigasi medikolegal.

Kesimpulan

• Pemeriksaan diatome pada korban diduga tenggelam : prosedur rutin yang harus dilakukan.

• Adanya diatom pada jenasah yangdiduga mati tenggelam : korban masih sempat bernafas saat masih didalam air

• Hasil pemeriksaan yang positif pada pemeriksaan diatom sangat membantu, tetapi hasil yang negatif tidak memastikan bahwa korban tidak meninggal dikarenakan tenggelam