follow up.docx

12
BAB II STUDI KASUS 2.1. Identitas Pasien Tanggal kunjungan : 7 April 2015 No. Rekam medik : 00086086 Nama Pasien : Chappuar Umur : 52 tahun Alamat : Jl. Stasiun Tarok Dipo Guguk Panjang Kelurahan Aur Tajungkang Tengah Sawah Kecamatan Guguk Panjang, Bukittingggi. Status : BPJS PBI Pekerjaan : Pegawai Swasta 2.2. Ilustrasi Kasus Seorang pasien laki-laki berumur 52 tahun melalui IGD masuk ke bangsal interne Rumah Sakit Stroke Nasional Bukittinggi pada tanggal 7 April 2015 dengan : Anamnesa 1. Keluhan Utama Diare 10 kali sejak tadi pagi. 2. Riwayat Penyakit Sekarang Diare 10 kali sejak tadi pagi, makan kurang sejak 7 hari sebelum masuk rumah sakit, muntah (-), sakit kepala (+), pusing (+), demam (-), batuk (-), sesak 1

Upload: sherita-knight

Post on 01-Oct-2015

213 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

BAB IISTUDI KASUS

2.1. Identitas PasienTanggal kunjungan : 7 April 2015No. Rekam medik: 00086086Nama Pasien: ChappuarUmur : 52 tahunAlamat : Jl. Stasiun Tarok Dipo Guguk PanjangKelurahan Aur Tajungkang Tengah SawahKecamatan Guguk Panjang, Bukittingggi.Status : BPJS PBIPekerjaan : Pegawai Swasta

2.2. Ilustrasi KasusSeorang pasien laki-laki berumur 52 tahun melalui IGD masuk ke bangsal interne Rumah Sakit Stroke Nasional Bukittinggi pada tanggal 7 April 2015 dengan :Anamnesa 1. Keluhan UtamaDiare 10 kali sejak tadi pagi.2. Riwayat Penyakit SekarangDiare 10 kali sejak tadi pagi, makan kurang sejak 7 hari sebelum masuk rumah sakit, muntah (-), sakit kepala (+), pusing (+), demam (-), batuk (-), sesak (-), nyeri ulu hati (+), BAK (+) N, riwayat batuk darah 1 kali kemaren, hari ini (-), DM (+), hipertensi (-). 3. Riwayat Penyakit DahuluDiabetes mellitus 4. Riwayat Penyakit KeluargaTidak ada riwayat penyakit serius.

Pemeriksaan Fisik Keadaan umum : Sedang Tingkat kesadaran: Compos mentis Tekanan darah : 110/70 mmHg GCS: E4M6V5 Nadi : 108 x/menit Nafas : 20 x/menit Suhu : 37,5o C Thorax: Cor S1-S2 reguler (normal), bising paru (-) Abdomen : NTE (nyeri tekan epigastrum) (+), BU (+) N Extermitas: Edema (-)

Pemeriksaan PenunjangTanggal 7 April 2015 Gula darah random : 395 mg% Ureum : 19 mg% Kreatinin : 0,9 mg%

Data PenunjangHasil LaboratoriumNilai Normal

WBC 12.700/L4.800-10.800/L

RBC4,31 x 106/L4,7-6,1 x 106/L

HGB10,9 g/dL13-16 g/dL

HCT32,2 %42-52 %

MCV74,7 fL82-92 fL

MCH25,3 pg27-31 pg

MCHC33,9 g/dL32-36 g/dL

PLT366.000/L200.000-400.000

Diagnosa Kerja : Diare akut + intake kurang + DM tipe IIPenatalaksanaanTindakan yang diterima saat di IGD : IVFD RL/6 jam Injeksi ranitidine 2x1 (IV) Injeksi ceftriaxon 2x196 (IV) Injeksi insulin 20u (100) Antacid syrup 3x1 C Scopma 2x1 Loperamid 2x1 Sliding scale/6 jam (insulin

Pemeriksaan Penunjang : DL, GDR, Urin, kreatinin, EKG, Ro. Thorax

Pemberian Obat BersamaNama obat7/48/49/410/411/412/413/414/415/4

RL/6 jam

Antacid syrup 3x1C

Scopma 2x1

Loperamid 2x1

Paracetamol 3x1

Inj. ceftriaxonIGD

Inj. RanitidinIGD

BAB IIIFOLLOW UP3.1. Follow Up1. Hari pertama (7 April 2015)Diare 10 kali sejak tadi pagi, makan kurang sejak 7 hari sebelum masuk rumah sakit, muntah (-), sakit kepala (+), pusing (+), demam (-), batuk (-), sesak (-), nyeri ulu hati (+), BAK (+) N, riwayat batuk darah 1 kali kemaren, hari ini (-), DM (+), hipertensi (-). Diagnosa : Diare akut + intake kurang + DM tipe IITerapi yang diberikan di IGD : IVFD RL/6 jam Injeksi ranitidine 2x1 (IV) Injeksi ceftriaxon 2x196 (IV) Injeksi insulin 20u (100) Antacid syrup 3x1 C Scopma 2x1 Loperamid 2x1 Sliding scale/6 jam S : Sakit kepala, pusing, nyeri ulu hatiO : Tekanan darah 110/70 mmHg, suhu tubuh 37,5oCA : Masalah belum teratasi.P : Terapi dilanjutkan.2. Hari kedua (8 Maret 2015)S : perut sakit, demam (+), badan letih.O : Tekanan darah 110/70 mmHg, suhu tubuh 39oCA : Masalah belum teratasi.P : Terapi dilanjutkan, tambah paracetamol 3x1 tablet.

Hasil labor : Gula darah jam 06:00 = 216 mg/dL Gula darah jam 12:00= 380 mg/dL Gula darah jam 18:00= 209 mg/dL Gula darah jam 24:00= 226 mg/dL3. Hari ketiga (9 maret 2015)S : badan letih, demam (+), keringat dingin.O : Tekanan darah 120/70 mmHg, suhu tubuh 38oC, BTA sputum (+), hasil (-)A : Masalah belum teratasi.P : Terapi dilanjutkan.

BAB IVDISKUSI

Pasien laki-laki bernama cp datang ke Rumah Sakit Stroke Nasional Bukittinggi melalui IGD masuk ke bangsal interne dengan keluhan diare 10 kali sejak tadi pagi, makan kurang sejak 7 hari sebelum masuk rumah sakit, muntah (-), sakit kepala (+), pusing (+), demam (-), batuk (-), sesak (-), nyeri ulu hati (+), BAK (+) N, riwayat batuk darah 1 kali kemaren, hari ini (-), DM (+), hipertensi (-). Pemeriksaan gula darah random menyatakan gula darah pasien lebih dari normal yaitu 395 mg%. Menurut America Diabetes Association (ADA) 2003, diabetes mellitus adalah suatu penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin, atau kedua-duanya. Diabetes melitus tipe 2 (DMT2) merupakan penyakit progresif dengan karakteristik penurunan fungsi sel beta pancreas. Pasien DMT2 yang memiliki kontrol glukosa darah yang tidak baik dengan penggunaan obat antidiabetik oral perlu dipertimbangkan untuk penambahan insulin sebagai terapi kombinasi dengan obat oral atau insulin tunggal. Pada awalnya, terapi insulin hanya ditujukan bagi pasien diabetes melitus tipe 1 (DMT1). Namun demikian, pada kenyataannya, insulin lebih banyak digunakan oleh pasien DMT2 karena prevalensi DMT2 jauh lebih banyak dibandingkan DMT1. Terapi insulin pada pasien DMT2 dapat dimulai antara lain untuk pasien dengan kegagalan terapi oral, kendali kadar glukosa darah yang buruk (kadar glukosa darah puasa >250 mg/dL), kadar glukosa darah acak menetap > 300 mg/dL, atau ditemukan ketonuria, maka terapi insulin dapat mulai diberikan bersamaan dengan intervensi pola hidup. Selain itu, terapi insulin juga dapat langsung diberikan pada pasien DM yang memiliki gejala nyata (poliuria, polidipsia, polifagia, dan penurunan berat badan). riwayat pankreatektomi, atau disfungsi pankreas, riwayat ketoasidosis, riwayat penggunaan insulin lebih dari 5 tahun, dan penyandang DM lebih dari 10 tahun. Pasien ini mendapatkan terapi insulin, karena hasil pemeriksaan gula darah randomnya >300 mg/dL yaitu 395 mg/dL. Selain itu pada pasien ini terjadi penurunan berat badan yang dapat dilihat dari keadaan fisik pasien yang kurus. Scopma di berikan pada pasien ini sebagai antispasmodik untuk mengurangi kejang pada perut. Loperamid diberikan pada pasien ini untuk mengatasi diare akut pada pasien. Infus RL diberikan pada pasien untuk mengatasi rehidrasi dan mengganti cairan yang hilang akibat diare. Pada hari ke-dua perawatan pasien diberikan parasetamol tablet karena pasien mengalami demam. Pasien juga diberikan injeksi ceftriakson karena berdasarkan hasil laboratorium menunjukkan nilai leukosit pasien lebih dari normal yaitu 12.700/L yang menandakan adanya infeksi, kemungkinan penyebab diare yang dialami pasien disebabkan karena adanya infeksi bakteri pada saluran cerna. Selain itu pasien juga mendapatkan injeksi ranitidin untuk mencegah stress ulcer.

BAB VIEDUKASI PASIENPada keluarga pasien perlu diberikan informasi terkait kelangsungan terapi obat :1. Makan makanan yang sehat dan rendah gula.2. Olahraga yang teratur.3. Menggunakan obat diabetes secara teratur.4. Melakukan pemantauan glukosa darah secara mandiri.5. Untuk mengatasi kekurangan cairan akibat diare, dianjurkan banyak mengkonsumsi air putih, buah-buahan dan cairan isotonik yang mengandung elektrolit.6. Sanitasi dan hygiene lingkungan harus di jaga.

DAFTAR PUSTAKA

1. American Diabetes Association. 2003. Treatment of Hypertension in Adults with Diabetes. Diabetes Care. 26: S80-S82.2. Perkeni. 2008. Petunjuk Praktis Terapi Insulin pada Pasien Diabetes Melitus. Jakarta.

9