fl napza andong

Upload: shinta-amalia-kartika

Post on 06-Feb-2018

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/21/2019 Fl Napza Andong

    1/14

    LAPORAN FI ELD LAB

    Pembelajaran Ketrampilan Pembinaan UKS : Kesehatan Jiwa, NAPZA(Narkotika Psikotropika dan Zat Adiktif) dan Gangguan Belajar di

    Puskesmas Andong Kabupaten Boyolali

    OLEH:

    KELOMPOK 7

    ALINDINA IZZANI G0011013

    ATIKA SUGIARTO G0011043

    DOROTHY EUGENE G0011075

    HANY ZAHRO G0011105

    RATNA SARIYATUN G0011165

    SHINTA AMALIA KARTIKA G0011197

    AFRIZAL TRI HERYADI G0011007

    BRYAN PANDU PERMANA G0011055

    HANIF NUGRA PUJIYANTO G0011103

    NOVANDI LISYAM PRASETYA G0011153

    NOVY WAHYUNENGSI L. G0011155

    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

    FAKULTAS KEDOKTERAN

    UNIVERSITAS SEBELAS MARET

    2013

  • 7/21/2019 Fl Napza Andong

    2/14

    LEMBAR PENGESAHAN

    JUDUL KEGIATAN:

    Pembelajaran Ketrampilan Pembinaan UKS : Kesehatan Jiwa, NAPZA

    (Narkotika Psikotropika dan Zat Adiktif) dan Gangguan Belajar di

    Puskesmas Andong Kabupaten Boyolali

    BIDANG KEGIATAN:

    FIELD LAB

    PELAKSANA:

    KELOMPOK : 7 (TUJUH)

    PROGRAM STUDI : PENDIDIKAN DOKTER

    FAKULTAS : KEDOKTERAN

    UNIVERSITAS : UNIVERSITAS SEBELAS MARET

    TEMPAT PELAKSANAAN

    PUSKESMAS ANDONG, KAB. BOYOLALI

    Boyolali, 27 November 2013

    Mengetahui,

    Kepala Puskesmas Andong Instruktur Lapangan

    NIP. NIP.

  • 7/21/2019 Fl Napza Andong

    3/14

    DAFTAR ISI

    Halaman Judul i

    Lembar Pengesahan ii

    Daftar Isi iii

    Bab I Pendahuluan dan Tujuan Pembelajaran

    Pendahuluan 1

    Tujuan Pembelajaran 2

    Bab II Kegiatan Yang Dilakukan 3

    Bab III Pembahasan 5

    Bab IV Penutup

    Kesimpulan 7

    Saran 7

    Daftar Pustaka 8

    Lampiran 9

  • 7/21/2019 Fl Napza Andong

    4/14

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Ketergantungan Narkotika, Psikotik dan bahan adiktif lainnya

    (NAPZA) adalah suatu penyakit yang dalam International Clasification of

    Diseases and Health Related Problem, 1992 (ICD-10) digolongkan dalam

    gangguan mental dan perilaku akibat penggunaak bahan psikoaktif (mental

    and behavior disaster due to psychoactive substance use). WHO

    memperkirakan bahwa jumlah pengguna tembakau 1,1 milyar orang,

    pengguna alcohol sebanyak 250 juta orang, dan pengguna NAPZA lain

    sebanyak 15 juta orang di seluruh dunia. Berdasarkan hasil perhitungan

    estimasi yang dilakukan oleh Badan Narkotika Nasional (BNN) diperkirakan

    3,2 juta orang (1,5% populasi) di Indonesia mempunyai riwayat menggunakan

    NAPZA. Dari jumlah tersebut diperkirakan hanya 10% yang mendapat

    layanan dari tenaga kesehatan (Depkes RI, 2008).

    Remaja merupakan salah satu kelompok yang kerapkali memiliki

    masalah yang bervariasi dan kompleks. Masalah remaja biasaya berkaitan

    dengan perilaku berisiko seperti penyalahgunaan NAPZA (Narkotika,

    Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya), kehamilan yang tak diinginkan, infeksi

    menular seksual termasuk HIV/AIDS.

    Pendidikan dan kesehatan merupakan dua sisi mata uang yang satu

    sama lain saling berkaitan, tak terpisahkan serta merupakan dua dari tiga

    indikator Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang menentukan kualitas

    sumber daya manusia.

    Pelaksanaan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) dengan titik berat

    kegiatan pada upaya promotif dan preventif serta didukung oleh upaya kuratif

    dan rehabilitatif yang berkualitas menjadi sangat penting dan strategis dalam

    upaya meningkatkan prestasi belajar pada khususnya, dan kesehatan peserta

    didik pada umumnya. Oleh karena itu UKS yang berkualitas perlu

    dilaksanakan di semua sekolah termasuk perguruan agama dan Pondok

  • 7/21/2019 Fl Napza Andong

    5/14

    Pesantren mulai dari tingkat Taman Kanak-kanak/Raudhatul Adfal,

    SD/Madrasah Ibtidaiyah, SMP/Madrasah Tsanawiyah sampai

    SMA/SMK/Madrasah Aliyah.

    Pentingnya kesehatan sekolah tertuang dalam Undang-Undang

    Kesehatan no 36 tahun 2009 pasal 79 yang berbunyi Kesehatan Sekolah

    diselenggarakan untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat peserta didik

    dalam lingkungan hidup sehat sehingga peserta didik belajar, tumbuh, dan

    berkembang secara harmonis dan setinggi-tingginya menjadi sumber daya

    manusia yang berkualitas. Usaha Kesehatan Sekolah merupakan wahana

    untuk meningkatkan derajat kesehatan peserta didik, melalui Trias Program

    UKS yaitu Pendidikan Kesehatan, Pelayanan Kesehatan dan Pembinaan

    Lingkungan Kehidupan Sekolah Sehat.

    Pembinaan dan Pengembangan UKS telah diatur melalui SKB empat

    Menteri tahun 2003 yaitu Menteri Kesehatan, Menteri Pendidikan Nasional,

    Menteri Dalam Negeri dan Menteri Agama. Tahun 2010 Menteri Dalam

    Negeri menegaskan kembali pemantapan UKS ini melalui Surat Edaran

    nomor 441.5/1650/SJ tanggal 28 April 2010.

    Pelaksanaan UKS di tingkat pendidikan dasar berbeda dengan tingkat

    menengah (SMP/SMA). Pada pendidikan tingkat menengah lebih difokuskan

    pada upaya preventif perilaku beresiko salah satunya adalah penyalahgunaan

    NAPZA. Perilaku ini rentan dilakukan remaja karena sesuai dengan ciri dan

    karakteristik remaja yang selalu ingin tahu, suka tantangan dan ingin coba-

    coba hal baru. Peran petugas kesehatan dalam pelaksanaan UKS merupakan

    bagian dari keberhasilan UKS itu sendiri. Petugas kesehatan memiliki peran

    dalam memberikan pendidikan kesehatan dan upaya kesehatan dasar dalam

    pelaksanaan program UKS.

    B. Tujuan

    Setelah mengikuti kegiatan field lab ini, diharapkan mahasiswa

    mampu melakukan Pembinaan UKS: Kesehatan Jiwa (NAPZA: Narkotika,

    Psikotropika dan Zat Adiktif, dan Gangguan Belajar). Adapun learning

    outcomepembelajaran ini adalah diharap mahasiswa:

  • 7/21/2019 Fl Napza Andong

    6/14

    1.

    Mampu mengetahui pelaksanaan UKS di SMP dan SMA di wilayah kerja

    Puskesmas.

    2. Mampu memberikan masukan dan motivasi untuk meningkatkan

    pengembangan UKS kepada pengelola UKS masing-masing SMP dan SMA

    di wilayah kerja Puskesmas.

    3. Mampu merinci manajemen program dan prosedur pembinaan UKS

    khususnya tentang pembinaan kesehatan jiwa remaja terutama NAPZA dan

    gangguan belajar.

    4. Mengkaji dan memberikan pendidikan kesehatan tentang pembinaan UKS:

    Kesehatan Jiwa (NAPZA: Narkotika, Psikotropika dan Zat adiktif,

    hubungannya dengan Gangguan belajar) kepada pengelola atau sasaran UKS

    di masing-masing wilayah kerja Puskesmas.

  • 7/21/2019 Fl Napza Andong

    7/14

    BAB II

    KEGIATAN YANG DILAKUKAN

    Pelaksanaan field lab dengan topik Ketrampilan Pembinaan UKS,

    Kesahatan Jiwa, NAPZA, dan Gangguan Belajar kali ini dilaksanakan di

    Puskesmas Andong, Boyolali dan SMA Negeri 1 Andong, Boyolali. Kegiatan

    dilakukan sebanyak tiga kali dengan rincian sebagai berikut:

    A. Hari Pertama

    Hari/tanggal : Rabu, 13 November 2013

    Waktu :

    Tempat : Puskesmas Andong

    Kegiatan : Bimbingan dan Pengarahan

    Kegiatan Field Lab hari pertama dilaksanakan pada hari Rabu

    tanggal 13 November 2013. Pada hari pertama, kami mendapat bimbingan

    dari pihak Puskesmas Andong, Boyolali. Bimbingan pertama diberikan

    oleh dr. . Beliau memberikan materi seputar NAPZA, gangguan belajar

    dan bimbingan uks.

    B. Hari Kedua

    Hari/tanggal : Rabu, 20 November 2013

    Waktu :

    Tempat : Puskesmas Andong

    Kegiatan :

    Kegiatan Field Lab hari kedua dilaksanakan pada hari Rabu tanggal

    20 November 2013.

    .

    C. Hari Ketiga

    Hari/tanggal : Rabu, 20 November 2013

    Waktu : 09.00-14.30 WIB

    Tempat : Puskesmas Andong dan SMAN 1 Andong, Boyolali

    Kegiatan : Penyuluhan dan Laporan

  • 7/21/2019 Fl Napza Andong

    8/14

    Kegiatan hari ketiga ini adalah penyuluhan mengenai NAPZA,

    gangguan belajar, bahaya merokok. Kegiatan ini bertempat di SMA Negeri

    I Andong yang merupakan salah satu sekolah yang berada di lingkungan

    kerja Puskesmas Andong. Sebelum penyuluhan kami ke Puskesmas

    terlebih dahulu untuk pelaksanaan koordinasi. Pada kegiatan ini, kami

    didampingi oleh dr. sebagai penanggung jawab NAPZA dan Kesehatan

    Reproduksi Remaja. Peserta penyuluhan ini adalah perwakilan siswa kelas

    X dan XI SMA Negeri I Andong yang berjumlah sekitar 70 orang.

    Kegiatan penyuluhan ini menggunakan media presentasi melalui

    slide power point, selain itu kami juga memberikan doorprizeberupa gelas

    dan note.

    Susunan Acara Penyuluhan Kesehatan NAPZA, Bahaya Merokok,

    dan Gangguan Belajar di SMA Negeri I Andong:

    1. Perkenalan tim penyuluh kepada para siswa SMA (audience)

    2.

    Sambutan dari Kepala Sekolah SMA Negeri I Ngemplak

    3.

    Materi

    4. Tanya jawab

    5.

    Pembagian doorprize

    6. Penutup

    Materi yang kami berikan kepada siswa-siswi SMA Negeri I Andong

    meliputi:

    1. Gangguan belajar

    2.

    NAPZA

    Pengertian

    Fakta tentang NAPZA

    Penggolongan NAPZA berdasarkan jenis dan efeknya

    Dampak penyalahgunaan NAPZA

    Pencegahan NAPZA

    Sanksi hukum penyalahgunaan NAPZA

    Tips menghindari NAPZA

  • 7/21/2019 Fl Napza Andong

    9/14

    Ajakan untuk menjauhi NAPZA

    3. Bahaya merokok

    Kegiatan penyuluhan ini berlangsung selama kurang lebih 120

    menit dengan baik dan lancar. Para siswa terlihat antusias memperhatikan

    materi penyuluhan dan kami pun menyelipkan games serta doorprizeagar

    penyuluhan berjalan lebih interaktif dan komunikatif.

    Selain penyuluhan, kami juga menemui guru pengampu BK dan

    UKS untuk melakukan sedikit tanya jawab mengenai mnajemen program

    dan prosedur pembinaan UKS.

    Selain itu kami juga mengumpulkan laporan kelompok ke pihak

    Puskesmas Andong.

  • 7/21/2019 Fl Napza Andong

    10/14

    BAB III

    PEMBAHASAN

    Penyuluhan mengenai kesehatan jiwa, NAPZA, dan gangguan belajar

    dilaksanakan di SMA Negeri 1 Andong, Boyolali. Materi yang disampaikan

    antara lain mengenai NAPZA, gangguan belajar, bahaya merokok.

    Dalam melaksanakan penyuluhan, masing-masing mahasiswa

    menyampaikan materi-materi yang telah disusun sebelumnya. Kegiatan

    penyuluhan ini ditujukan untuk menambah pengetahuan siswa tentang bahaya

    NAPZA, rokok, dan macam-macam gangguan belajar. Hal lain yang mendasari

    kegiatan penyuluhan pada siswa SMA adalah karena tingginya penyalahgunaan

    NAPZA dikalangan remaja.

    Secara umum, penyuluhan yang dilakukan di SMA Negeri 1 Andong

    berjalan dengan lancar dan tidak mengalami kendala yang berarti. Siswa-siswa

    cukup antusias dan tertib dalam memperhatikan penyuluhan serta menjawab

    pertanyaan mengenai materi yang disampaikan. Selain itu siswa-siswi juga aktif

    bertanya mengenai masalah-masalah yang belum mereka pahami. Selama

    penyuluhan berlangsung pemateri berusaha semaksimal mungkin sehingga dapat

    menyampaikan materi semenarik mungkin dan dapat dipahami. Hal itu tampak

    dari murid-murid yang berkonsentrasi pada materi.

    Berdasarkan learning outcome pembelajaran field lab ini maka mahasiswa

    telah memberikan pendidikan kesehatan tentang Pembinaan UKS: NAPZA

    (Narkotika Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya) dan Gangguan Belajar. Dari

    hasil pertanyaan yang diutarakan kepada peserta penyuluhan bahwa tidak ada

    yang merokok dan melakukan penyalahgunaan narkotika dan psikotropika.

    UKS adalah bentuk dari usaha kesehatan masyarakat yang dilaksanakan di

    sekolah. UKS ini seharusnya ada di setiap sekolah karena peran pentingnya pada

    upaya promotif dan preventif didukung upaya kuratif dan rehabilitatif yang

    berkualitas, menjadi sangat penting dan strategis untuk mencapai status kesehatan

    yang setinggi-tingginya pada anak sekolah. Pelaksananaan UKS pada tingkat

    pendidikan menengah lebih difokuskan pada upaya preventif perilaku beresiko

  • 7/21/2019 Fl Napza Andong

    11/14

    seperti penyalahgunaan NAPZA. Selain itu, UKS diupayakan melalui 3

    programnya yaitu: pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan, dan pembinaan

    lingkungan sekolah sehat.

    Kami juga menanyakan mengenai kegiatan Usaha Kesehatan Sekolah

    (UKS) di sekolah tersebut kepada penanggung jawab UKS, yaitu Ibu Sri Suwanti

    dan Bapak Widada, selaku Kesiswaan SMA Negeri 1 Andong. Pengelolaan UKS

    di sekolah sebenarnya sudah baik, namun karena sekolah sedang melakukan

    renovasi gedung, maka ruang UKS dipindah di salah satu ruang di perpustakaan.

    Fasilitas yang ada di UKS antara lain obat-obatan yang cukup lengkap, peralatan

    P3K, dragbar, oksigen, tempat tidur lima buah, serta alat-alat antropometri.

    Petugas pelaksana yang melayani UKS adalah guru dan siswa PMR.

    Jadwal jaga UKS juga sudah tersedia, namun pelaksanaannya belum bisa

    maksimal. Peran UKS terlihat saat upacara bendera, anggota PMR siap berjaga-

    jaga apabila ada peserta upacara yang pingsan atau sakit.

    Petugas PMR berasal dari siswa kelas X dan XI yang sudah mendapat

    pelatihan khusus dari PMI Boyolali setiap hari Senin. Materi pelatihan antara lain

    tanggap bencana, pertolongan pertama, narkoba, pertolongan keluarga, dan

    Resusitasi Jantung Paru (RJP). Selain itu PMR SMA Negeri 1 Boyolali juga

    mempunyai prestasi yang membanggakan, yaitu Juara 1 Kader Kesehatan se-

    Kabupaten Bayolali.

  • 7/21/2019 Fl Napza Andong

    12/14

    BAB IV

    PENUTUP

    A. Kesimpulan

    Penggunaan NAPZA, terutama rokok di kalangan pelajar usia SMP dan

    SMA merupakan suatu keprihatinan bagi dunia pendidikan saat ini. Melalui

    ketrampilan ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran akan bahayanya

    NAPZA dan rokok bagi generasi muda bangsa serta menurunkan presentase

    penggunaan NAPZA dan rokok di kalangan pelajar pada khususnya. Peran aktif

    guru, masyarakat, dan dinas kesehatan terkait misalnya puskesmas akan

    menghindarkan generasi bangsa dari bahaya NAPZA.

    Gangguan belajar yang dialami oleh pelajar SMP juga termasuk salah satu

    hal yang dapat mengganggu prestasi belajar, sehingga para pelajar tersebut dapat

    mengatasi masalah ini. Beberapa hal yang dilakukan untuk mengatasi masalah

    gangguan belajar diantaranya dibutuhkan niat, konsentrasi, dan semangat dari

    pelajar untuk mau belajar.

    A. Saran

    1. Untuk mengatasi kendala dalam penyampaian materi hendaknya materi

    disampaikan semenarik mungkin dalam bentuk diskusi aktif tanya-jawab

    sehingga tak langsung menggurui, tidak membosankan dan tujuan dari

    penyuluhan dapat tersampaikan.

    2. Perlu adanya peran aktif dari masyarakat, guru, dan dinas kesehatan terkait

    untuk meningkatkan kesadaran mengenai bahaya NAPZA, kesehatan

    reproduksi, Penyakit Menular Seksual, HIV, dan gangguan belajar bagi

    kalangan pelajar.

  • 7/21/2019 Fl Napza Andong

    13/14

    3.

    Diharapkan program kegiatan penyuluhan di kalangan pelajar khususnya

    SMP dapat berlangsung secara berkesinambungan sehingga mampu

    menghindarkan generasi muda bangsa dari bahaya NAPZA, Penyakit

    Menular Seksual, dan HIV.

    4. Perlunya penyuluhan Penyakit Menular Seksual dan HIV secara rutin dan

    berkala sehingga masyarakat di semua kalangan dapat terjangkau dan

    mengetahui masalah Penyakit Menular Seksual dan HIV serta menekan

    angka kejadian di masyarakat.

    5. Penyuluhan sebaiknya diberikan dengan peserta yang tidak terlalu besar

    agar pesan yang diberikan lebih mengena dan penyuluhan dapat berjalan

    lebih efektif.

  • 7/21/2019 Fl Napza Andong

    14/14

    LAMPIRAN