fkw ringkasan mogi

5
Sifilis dalam Kehamilan Franky Ardhana Kawilarang Bagian Obstetri Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, RSUP Sanglah Bali Abstrak Latar Belakang: Penyakit menular seksual juga disebut infeksi menular seksual, sering dijumpai selama kehamilan dan perlu dicari dan diterapi secara agresif. Pendidikan, penapisan, terapi, dan pencegahan adalah komponen - komponen perawatan pranatal yang penting. Salah satu penyakit menular seksual yang terjadi pada wanita hamil dan dapat mempengaruhi janin adalah Sifilis. Sifilis merupakan salah satu penyakit menular seksual dan penyakit infeksi yang disebabkan oleh Treponema pallidum dengan perjalanan penyakit yang kronis, dapat menyerang semua organ dalam tubuh terutama pada sistem kardiovaskuler, otak dan susunan saraf. Apabila pada kehamilan tidak ditangani dengan adekuat dapat terjadi penularan ke janin dan menyebabkan terjadinya sifilis kongenital. Definisi: Sifilis pada kehamilan adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh Treponema pallidum, yang penularannya dapat terjadi sebelum atau pada saat kehamilan dan dapat memberikan dampak baik terhadap ibu maupun janin yang dikandung. Epidemiologi: Insidens sifilis 1996 berkisar diberbagai negeri di seluruh dunia pada tahun 1996 berkisar antara Sari Pustaka

Upload: sri-yuliastini

Post on 19-Jan-2016

3 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

okkk

TRANSCRIPT

Page 1: FKW Ringkasan Mogi

Sifilis dalam Kehamilan

Franky Ardhana Kawilarang

Bagian Obstetri GinekologiFakultas Kedokteran Universitas Udayana,

RSUP SanglahBali

Abstrak

Latar Belakang: Penyakit menular seksual juga disebut infeksi menular seksual, sering dijumpai selama kehamilan dan perlu dicari dan diterapi secara agresif. Pendidikan, penapisan, terapi, dan pencegahan adalah komponen - komponen perawatan pranatal yang penting. Salah satu penyakit menular seksual yang terjadi pada wanita hamil dan dapat mempengaruhi janin adalah Sifilis. Sifilis merupakan salah satu penyakit menular seksual dan penyakit infeksi yang disebabkan oleh Treponema pallidum dengan perjalanan penyakit yang kronis, dapat menyerang semua organ dalam tubuh terutama pada sistem kardiovaskuler, otak dan susunan saraf. Apabila pada kehamilan tidak ditangani dengan adekuat dapat terjadi penularan ke janin dan menyebabkan terjadinya sifilis kongenital.

Definisi: Sifilis pada kehamilan adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh Treponema pallidum, yang penularannya dapat terjadi sebelum atau pada saat kehamilan dan dapat memberikan dampak baik terhadap ibu maupun janin yang dikandung.

Epidemiologi: Insidens sifilis 1996 berkisar diberbagai negeri di seluruh dunia pada tahun 1996 berkisar antara 0,04-0,52 persen. Insiden yang terendah di Cina, sedangkan yang tertinggi di Amerika Selatan. Di Indonesia insidennya 0,61 persen. Penderita yang terbanyak ialah stadium laten, disusul sifilis stadium I yang jarang, dan yang langka sifilis stadium II.3 Di China didapatkan angka kejadian Sifilis Kongenital sebesar 0,01 kasus per 100.000 kelahiran pada taahun 1991, dan pada tahun 2005 didapatkan 19,68 kasus per 100.000 kelahiran.17

Pengaruh Sifilis dalam KehamilanPENGARUH TERHADAP NEONATUS : Treponema pallidum dapat

menembus plasenta akan tetapi bila penyakit ini ditemukan sebelum umur kehamilan 18 minggu gestasi dan diobati dengan baik maka akan sedikit pengaruhnya pada janin yang dikandungnya. Risiko infeksi pada janin lebih besar pada sifilis sekunder dibandingkan dengan sifilis primer atau laten. Patologi kehamilan yang bisa ditimbulkan adalah kelahiran prematur, kematian janin dan hidramnion. Seorang wanita yang menderita sifilis dini, yang tidak mendapat pengobatan, janin akan

Sari Pustaka

Page 2: FKW Ringkasan Mogi

mengalami abortus sebesar 25%, persalinan prematur atau lahir dengan berat lahir rendah sebesar 13 %, kematian neonatus sebesar 11 % serta memberikan gejala pada bayi sebesar 20%. Infeksi kongenital jarang terjadi sebelum 18 minggu, namun jika telah terjadi, sifilis pada janin bermanifestasi sebagai suatu kelainan yang kontinu. Kelainan hati janin diikuti oleh anemia dan trombositopenia, lalu ascites dan hidrops. Neonatus mungkin mengalami ikterus disertai ptekie atau lesi purpura di kulit, limfadenopati, rinitis, pneumonia, miokarditis dan nefrosis. Ketika rahang bayi baru lahir mengalami sifilis kongenital akan terjadi gangguan pertumbuhan dari papilla gigi yang dikenal dengan gigi Hutchinson.

PENGARUH TERHADAP IBU : Sifilis antepartum dapat menyebabkan persalinan kurang bulan, kematian janin, dan infeksi neonatus. Pada Ibu hamil, Sifilis Primer didiagnosis berdasarkan adanya chancre (ulkus) yang khas yang terbentuk ditempat inokulasi, biasanya sembuh sendiri dalam 2 sampai 8 minggu. Sifilis sekunder muncul 4 sampai 10 minggu setelah kemunculan chancre dan mencakup kelainan kulit pada hampir 90 % wanita. Sebagian besar memperlihatkan gejala konstitusi misalnya demam, malaise, anokreksia, nyeri kepala, mialgia dan atralgia. Hingga 40 persen wanita akan memperlihatkan kelainan cairan serebospinal, meskipun hanya 1 sampai 2 persen yang menderita meningitis aseptik. Sifilis laten terjadi jika sifilis primer atau sekunder tidak diobati. Sifilis laten dini adalah penyakit laten yang diperoleh dalam 12 bulan sebelumnya. sifilis laten lanjut atau sifilis laten yang durasinya tidak diketahui jika di diagnosa setelah 12 bulan.

Pengaruh Kehamilan terhadap Sifilis : Kehamilan dianggap berkaitan dengan supresi berbagai macam fungsi imunologis yang diperantarai secara humoral dan selular untuk menyesuaikan diri terhadap kehadiran janin semialogenik. Pada pengobatan yang tidak sempurna, treponema dapat bersembunyi dalam kelenjar getah bening dan sistim saraf pusat. Terjadi kelainan pada sistim saraf pusat, 13 persen pada pasien dengan sifilis primer yang tidak terobati diobati, dan 25-40 persen pasien dengan sifilis sekunder yang tidak terobati syphilis. Perkembangan awal tanpa gejala atau gejala infeksi meningeal dapat menyebabkan sifilis meningovaskular (biasanya 5-12 tahun setelah infeksi primer) atau kemudian bentuk neurosifilis seperti tabes atau paresis (biasanya 18-25 tahun). Dengan adanya penurunan imunitas padah wanita hamil, sejumlah laporan kasus individual telah mendokumentasikan perkembangan secara cepat dari stadium sifilis dini menjadi neurosifilis, yang dinyatakan sebagai meningitis atau cacat pada saraf kranial (Neuritis optik paling sering atau tuli).

Pengobatan : Terapi sifilis selama kehamilan diberikan untuk menghilangkan infeksi ibu dan mencegah terjadinya sifilis kongenital. Penisilin G Parenteral masih merupakan terapi yang dianjurkan untuk semua stadium sifilis selama stadium sifilis selama kehamilan. Penisilin Benzatin G terbukti sangat efektif untuk infeksi awal pada ibu. Dalam penelitian terhadap 340 wanita hamil yang diterapi dengan obat ini , dilaporkan hanya 1,8 persen mengalami sifilis kongenital. Wanita dengan riwayat alergi Penisilin perlu menjalani uji kulit yang dilakukan untuk memastikan risiko anafilaksis yang diperantai oleh Imunoglobulin E (Ig E). Jika terbukti, dianjurkan untuk tindakan desensitisasi Penisilin yang kemudian diikuti dengan pemberian Penisilin Benzatin G. Alternatif terapi dengan penggunaan Azitromicin menghasilkan kadar obat yang signifikan dalam serum ibu dan janin. Namun efektifitasnya pada kehamilan belum dievaluasi secara memadai.

Page 3: FKW Ringkasan Mogi

Rekomendasi dari Kelompok Studi Penyakit Menular Seksual Indonesia yang dimodifikasi dari WHO dan CDC (Centre for Diseases Control) adalah sebagai berikut.1. Pengobatan sifilis dini (primer, sekunder, laten tidak lebih dari 1 tahun)

a. Benzathin penisilin G, 2.4 juta unit secara IM ataub. Prokain penisilin G dalam akua 600.000 unit IM perhari selama 10 hari.c. Eritromisin (stearat, etil-suksinat, atau basa) 4 kali 500 mg per oral selama

15 hari.2. Pengobatan sifilis lanjut, (sifilis dengan waktu lebih dua tahun, sifilis laten yang tidak diketahui lama infeksi atau lebih dari dua tahun,dan sifilis kardiovaskuler).

a. Benzathin penisilin G 2.4 juta unit, IM setiap minggu selama tiga kali berturut-turut.

b. Prokain penisilin G 600.000 unit IM setiap hari selama 14 hari3. Neurosifilis

Penisilin Kristal Aqueus 2,4 juta intramuskuler setiap hari, plus Probenesid 500 mg peroral empat kali sehari, keduanya selama 10 hari

Kesimpulan dan RekomendasiKESIMPULAN : Sifilis merupakan salah satu penyakit menular seksual dan penyakit infeksi yang disebabkan oleh Treponema pallidum dengan perjalanan penyakit yang kronis, dapat menyerang semua organ dalam tubuh terutama pada sistem kardiovaskuler, otak dan susunan saraf serta dapat terjadi sifilis kongenital. Pada kehamilan, infeksi ibu dapat mengakibatkan penularan transplarental ke janin pada setiap umur gestasi. Sedangkan pada persalinan infeksi dapat muncul beberapa minggu (3 minggu) setelah bayi dilahirkan. Penularan umum dapat terjadi melalui kontak langsung dengan lesi yang mengandung Treponema pallidum. Pengaruh sifilis pada kehamilan bila penyakit ini ditemukan sebelum umur kehamilan 18 minggu gestasi dan diobati dengan baik maka akan sedikit pengaruhnya pada janin yang dikandungnya. Bila terjadi infeksi setelah umur kehamilan 18 minggu akan dapat menyebabkan sifilis kongenital. Patologi kehamilan yang bisa ditimbulkan adalah kelahiran prematur, kematian janin dan hidramnion. Plasenta menjadi berair dan seperti lilin. Terapi sifilis selama kehamilan diberikan untuk menghilangkan infeksi ibu dan mencegah terjadinya sifilis kongenital. Penisilin G Parenteral masih merupakan terapi yang dianjurkan untuk semua stadium sifilis selama stadium sifilis selama kehamilan.

REKOMENDASI :1. Pemeriksaan skrining dapat dilakukan memakai uji Wasserman-Kahn, VDRL

dan RPR dan dilakukan ulang pada umur kehamilan 28 – 32 minggu. Semua uji ini akan positif 3–6 minggu setelah adanya infeksi.

2. Pengobatan sebaiknya dimulai begitu ada kontak infeksi tanpa menunggu adanya gejala klinis. Dalam kehamilan lebih baik mengobati ibu yang dicurigai terinfeksi dari pada berhadapan dengan risiko sifilis kongenital

3. Semua wanita dengan sifilis perlu dianjurkan untuk konsultasi dan pemeriksaan untuk HIV. Bagi wanita yang juga mengidap infeksi HIV, Center for Disease Control and Prevention menganjurkan terapi yang sama seperti untuk orang dengan HIV negatif