fix

56
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Dalam pembuatan makalah ini saya bertujuan untuk membantu mempelajari lebih dalam lagi pengetahuan tentang Petrologi agar dapat mempermudah pengertian dan pengenalan akan batuan, yang sangat penting dipahami oleh seorang geologist, karena memang batulah yang menjadi objek di dalam pembelajaran seorang ahli geologi. Selain itu para pembaca juga dapat mengetahui macam-macam batuan yang ada di muka bumi ini, mulai dari pembagian dan klasifikasinya, serta bagaimana proses terbentuknya batuan tersebut, serta kita juga dapat mengenali suatu batuan dengan cara mendeskripsikan batuan tersebut melalui tekstur dan struktur suatu batuan serta komposisi mineral yang dikandung oleh batuan tersebut. I.2 Maksud dan Tujuan Maksud dan Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk menjelaskan Petrologi, disertai dengan deskripsi mineral menurut struktur dan tekstur batuan tersebut. Berdasarkan jenis batuan dari Batuan Beku, Batuan Sedimen dan Batuan Metamorf. Selain itu untuk memberikan pengetahuan tentang berbagai jenis batuan di muka bumi ini, berdasarkan diagenesa batuan tersebut, serta struktur dan tekstur yang dimiliki oleh batuan 1

Upload: eko-budi-saputro

Post on 16-Jan-2016

212 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

batuan beku sedimen,dan metamorf

TRANSCRIPT

Page 1: Fix

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Dalam pembuatan makalah ini saya bertujuan untuk membantu mempelajari lebih dalam lagi pengetahuan tentang Petrologi agar dapat mempermudah pengertian dan pengenalan akan batuan, yang sangat penting dipahami oleh seorang geologist, karena memang batulah yang menjadi objek di dalam pembelajaran seorang ahli geologi.

Selain itu para pembaca juga dapat mengetahui macam-macam batuan yang ada di muka bumi ini, mulai dari pembagian dan klasifikasinya, serta bagaimana proses terbentuknya batuan tersebut, serta kita juga dapat mengenali suatu batuan dengan cara mendeskripsikan batuan tersebut melalui tekstur dan struktur suatu batuan serta komposisi mineral yang dikandung oleh batuan tersebut.

I.2 Maksud dan Tujuan

Maksud dan Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk menjelaskan Petrologi, disertai dengan deskripsi mineral menurut struktur dan tekstur batuan tersebut. Berdasarkan jenis batuan dari Batuan Beku, Batuan Sedimen dan Batuan Metamorf.

Selain itu untuk memberikan pengetahuan tentang berbagai jenis batuan di muka bumi ini, berdasarkan diagenesa batuan tersebut, serta struktur dan tekstur yang dimiliki oleh batuan tersebut, sehingga kita dengan mudah dapat mengenali jenis batuan di lapangan nanti.

I.3 Manfaat

Adapun manfaat laporan ini adalah:

1. Menambah ilmu dan wawasan.

2. Untuk dapat mengetahui studi tentang batuan, asal mula terjadinya, klasifikasinya, tempat pembentukan dana pengendapannya, penyebaranya di dalam/ permukaan bumi.

3. Untuk dapat mengetahui sifat-sifat batuan penyusun bumi dan manfaatnya.

1

Page 2: Fix

BAB II

DASAR TEORI

II.1 Pengenalan Batuan

Bagian luar bumi tertutupi oleh daratan dan lautan dimana bagian dari lautan lebih besar daripada bagian daratan. Akan tetapi karena daratan adalah bagian dari kulit bumi yang dapat kita amati langsung dengan dekat maka banyak hal-hal yang dapat pula kita ketahui dengan cepat dan jelas. Salah satu diantaranya adalah kenyataan bahwa daratan tersusun oleh beberapa jenis batuan yang berbeda satu sama lain. Batuan tersebut merupakan benda padat yang terbentuk secara alamiah, merupakan kumpulan (agredasi) dari mineral baik yang sejenis maupun yang tidak sejenis dan mempunyai komposisi kimia yang konstan. Dari jenisnya batuan-batuan tersebut dapat digolongkan menjadi 3 jenis golongan, yaitu:

1. Batuan Beku (igneous rocks), 2. Batuan Sediment (sedimentary rocks), dan

3. Batuan Metamorfosa/Malihan (metamorphic rocks).

Batuan-batuan tersebut berbeda-beda materi penyusunnya dan berbeda pula proses terbentuknya.

1. Batuan Beku (igneous rocks)

Batuan Beku adalah batuan yang terbentuk dari satu atau beberapa mineral dan terbentuk akibat pembekuan dari magma. Berdasarkan teksturnya batuan beku ini bisa dibedakan lagi menjadi batuan beku plutonik dan vulkanik. Perbedaan antara keduanya bisa dilihat dari besar mineral penyusun batuannya. Batuan beku plutonik umumnya terbentuk dari pembekuan magma yang relatif lebih lambat sehingga mineral-mineral penyusunnya relatif besar. Contoh batuan beku plutonik ini seperti gabro, diorite, dan granit (yang sering dijadikan hiasan rumah). Sedangkan batuan beku vulkanik umumnya terbentuk dari pembekuan magma yang sangat cepat (misalnya akibat letusan gunung api) sehingga mineral penyusunnya lebih kecil. Contohnya adalah basalt, andesit (yang sering dijadikan pondasi rumah), dan dacite 

2

Page 3: Fix

2. Batuan Sedimen (sedimentary rocks)

Batuan Sedimen adalah batuan yang terbentuk akibat proses pembatuan atau lithifikasi dari hasil proses pelapukan dan erosi yang kemudian tertransportasi dan seterusnya terendapkan. Batuan sediment ini biasa digolongkan lagi menjadi beberapa bagian diantaranya batuan sediment klastik, batuan sediment kimia, dan batuan sediment organik. Batuan sediment klastik terbentuk melalui proses pengendapan dari material-material yang mengalami proses transportasi. Besar butir dari batuan sediment klastik bervariasi dari mulai ukuran lempung sampai ukuran bongkah. Biasanya batuan tersebut menjadi batuan penyimpan hidrokarbon (reservoir rocks) atau bisa juga menjadi batuan induk sebagai penghasil hidrokarbon (source rocks). Contohnya batu konglomerat, batu pasir dan batu lempung. Batuan sediment kimia terbentuk melalui proses presipitasi dari larutan. Biasanya batuan tersebut menjadi batuan pelindung (seal rocks) hidrokarbon dari migrasi. Contohnya anhidrit dan batu garam (salt). Batuan sediment organik terbentuk dari gabungan sisa-sisa makhluk hidup. Batuan ini biasanya menjadi batuan induk (source) atau batuan penyimpan (reservoir). Contohnya adalah batugamping terumbu.

3. Batuan metamorf (batuan malihan)

Batuan metamorf adalah batuan yang terbentuk akibat proses perubahan temperature dan/atau tekanan dari batuan yang telah ada sebelumnya. Akibat bertambahnya temperature dan/atau tekanan, batuan sebelumnya akan berubah tektur dan strukturnya sehingga membentuk batuan baru dengan tekstur dan struktur yang baru pula. Contoh batuan tersebut adalah batu sabak atau slate yang merupakan perubahan batu lempung. Batu marmer yang merupakan perubahan dari batu gamping. Batu kuarsit yang merupakan perubahan dari batu pasir. Apabila semua batuan-batuan yang sebelumnya terpanaskan dan meleleh maka akan membentuk magma yang kemudian mengalami proses pendinginan kembali dan menjadi batuan-batuan baru lagi.

Proses-proses tersebut berlangsung sepanjang waktu baik di masa lampau maupun masa yang akan datang. Kejadian alam dan proses geologi yang berlangsung sekarang inilah yang memberikan gambaran apa yang telah terjadi di masa lampau seperti diungkapkan oleh ahli geologi “JAMES HUTTON” dengan teorinya “THE PRESENT IS THE KEY TO THE PAST”

3

Page 4: Fix

II.2 BATUAN BEKU

Batuan beku atau batuan igneus (dari Bahasa Latin: ignis, “api”) adalah jenis batuan yang terbentuk dari magma yang mendingin dan mengeras, dengan atau tanpa proses kristalisasi, baik di bawah permukaan sebagai batuan intrusif (plutonik) maupun di atas permukaan sebagai batuan ekstrusif (vulkanik). Magma ini dapat berasal dari batuan setengah cair ataupun batuan yang sudah ada, baik di mantel ataupun kerak bumi. Umumnya, proses pelelehan terjadi oleh salah satu dari proses-proses berikut: kenaikan temperatur, penurunan tekanan, atau perubahan komposisi. Lebih dari 700 tipe batuan beku telah berhasil dideskripsikan, sebagian besar terbentuk di bawah permukaan kerak bumi.

STRUKTUR BATUAN BEKU

Berdasarkan tempat pembekuannya batuan beku dibedakan menjadi batuan beku extrusive dan intrusive. Hal ini pada nantinya akan menyebabkan perbedaan pada tekstur masing masing batuan tersebut. Kenampakan dari batuan beku yang tersingkap merupakan hal pertama yang harus kita perhatikan. Kenampakan inilah yang disebut sebagai struktur batuan beku.

1. Struktur Batuan Beku Ekstrusif

Batuan beku ekstrusif adalah batuan beku yang proses pembekuannya berlangsung dipermukaan bumi. Batuan beku ekstrusif ini yaitu lava yang memiliki berbagia struktur yang memberi petunjuk mengenai proses yang terjadi pada saat pembekuan lava tersebut. Struktur ini diantaranya:

a. Masif, yaitu struktur yang memperlihatkan suatu masa batuan yang terlihat seragam.

b. Sheeting joint, yaitu struktur batuan beku yang terlihat sebagai lapisan.

c. Columnar joint, yaitu struktur yang memperlihatkan batuan terpisah poligonal seperti batang pensil.

d. Pillow lava, yaitu struktur yang menyerupai bantal yang bergumpal-gumpal. Hal ini diakibatkan proses pembekuan terjadi pada lingkungan air.

4

Page 5: Fix

e. Vesikular, yaitu struktur yang memperlihatkan lubang-lubang pada batuan beku. Lubang ini terbentuk akibat pelepasan gas pada saat pembekuan.

f. Skoria, yaitu struktur vesikuler yang penyebarannya merata dengan lubang-lubang yang saling berhubungan.

g. Amigdaloidal, yaitu struktur vesikular yang kemudian terisi oleh mineral lain seperti kalsit, kuarsa atau zeolit.

h. Struktur aliran, yaitu struktur yang memperlihatkan adanya kesejajaran mineral pada arah tertentu akibat aliran

2. Struktur Batuan Beku Intrusif

Batuan beku instrusif adalah batuan beku yang proses pembekuannya berlangsung dibawah permukaan bumi. berdasarkan kedudukannya terhadap perlapisan batuan yang diterobosnya struktur tubuh batuan beku intrusif terbagi menjadi dua yaitu konkordan dan diskordan.

Konkordan

Tubuh batuan beku intrusif yang sejajar dengan perlapisan disekitarnya, jenis jenis dari tubuh batuan ini, yaitu:

a. Sill, tubuh batuan yang berupa lembaran dan sejajar dengan perlapisan batuan disekitarnya.

b. Laccolith, tubuh batuan beku yang berbentuk kubah (dome), dimana perlapisan batuan yang asalnya datar menjadi melengkung akibat penerobosan tubuh batuan ini, sedangkan

5

Page 6: Fix

bagian dasarnya tetap datar. Diameter laccolih berkisar dari 2 sampai 4 mil dengan kedalaman ribuan meter.

c. Lopolith, bentuk tubuh batuan yang merupakan kebalikan dari laccolith, yaitu bentuk tubuh batuan yang cembung ke bawah. Lopolith memiliki diameter yang lebih besar dari laccolith, yaitu puluhan sampai ratusan kilometer dengan kedalaman ribuan meter.

d. Paccolith, tubuh batuan beku yang menempati sinklin atau antiklin yang telah terbentuk sebelumnya. Ketebalan paccolith berkisar antara ratusan sampai ribuan kilometer.

Diskordan

Tubuh batuan beku intrusif yang memotong perlapisan batuan disekitarnya. Jenis-jenis tubuh batuan ini yaitu:

a. Dike, yaitu tubuh batuan yang memotong perlapisan disekitarnya dan memiliki bentuk tabular atau memanjang. Ketebalannya dari beberapa sentimeter sampai puluhan kilometer dengan panjang ratusan meter.

b. Batolith, yaitu tubuh batuan yang memiliki ukuran yang sangat besar yaitu > 100 km2 dan membeku pada kedalaman yang besar.

c. Stock, yaitu tubuh batuan yang mirip dengan Batolith tetapi ukurannya lebih kecil

6

Page 7: Fix

TEKSTUR BATUAN BEKU

Magma merupakan larutan yang kompleks. Karena terjadi penurunan temperatur, perubahan tekanan dan perubahan dalam komposisi, larutan magma ini mengalami kristalisasi. Perbedaan kombinasi hal-hal tersebut pada saat pembekuan magma mengakibatkan terbentuknya batuan yang memilki tekstur yang berbeda.

Ketika batuan beku membeku pada keadaan temperatur dan tekanan yang tinggi di bawah permukaan dengan waktu pembekuan cukup lama maka mineral-mineral penyusunya memiliki waktu untuk membentuk sistem kristal tertentu dengan ukuran mineral yang relatif besar. Sedangkan pada kondisi pembekuan dengan temperatur dan tekanan permukaan yang rendah, mineral-mineral penyusun batuan beku tidak sempat membentuk sistem kristal tertentu, sehingga terbentuklah gelas (obsidian) yang tidak memiliki sistem kristal, dan mineral yang terbentuk biasanya berukuran relatif kecil. Berdasarkan hal di atas tekstur batuan beku dapat dibedakan berdasarkan :

1. Tingkat kristalisasi

a) Holokristalin, yaitu batuan beku yang hampir seluruhnya disusun oleh kristal.

7

Page 8: Fix

b) Hipokristalin, yaitu batuan beku yang tersusun oleh kristal dan gelas.

c) Holohyalin, yaitu batuan beku yang hampir seluruhnya tersusun oleh gelas.

2. Ukuran butir

a) Phaneritic, yaitu batuan beku yang hampir seluruhnya tersusun oleh mineral-mineral yang berukuran kasar.

b) Aphanitic, yaitu batuan beku yang hampir seluruhnya tersusun oleh mineral berukuran halus.

3. Bentuk kristal

Ketika pembekuan magma, mineral-mineral yang terbentuk pertama kali biasanya berbentuk sempurna sedangkan yang terbentuk terakhir biasanya mengisi ruang yang ada sehingga bentuknya tidak sempurna. Bentuk mineral yang terlihat melalui pengamatan mikroskop, yaitu:

a) Euhedral, yaitu bentuk kristal yang sempurna.

b) Subhedral, yaitu bentuk kristal yang kurang sempurna.

c) Anhedral, yaitu bentuk kristal yang tidak sempurna.

4. Berdasarkan kombinasi bentuk kristalnya

a) Unidiomorf (Automorf), yaitu sebagian besar kristalnya dibatasi oleh bidang kristal atau bentuk kristal euhedral (sempurna)

b) Hypidiomorf (Hypautomorf), yaitu sebagian besar kristalnya berbentuk euhedral dan subhedral.

c) Allotriomorf (Xenomorf), sebagian besar penyusunnya merupakan kristal yang berbentuk anhedral.

5. Berdasarkan keseragaman antar butirnya

a) Equigranular, yaitu ukuran butir penyusun batuannya hampir sama.

8

Page 9: Fix

b) Inequigranular, yaitu ukuran butir penyusun batuannya tidak sama.

KLASIFIKASI BATUAN BEKU

Batuan beku diklasifikasikan berdasarkan tempat terbentuknya, warna, kimia, tekstur, dan mineraloginya.

a. Berdasarkan tempat terbentuknya batuan beku dibedakan atas :

1. Batuan beku Plutonik, yaitu batuan beku yang terbentuk jauh di perut bumi.

2. Batuan beku Hypabisal, yaitu batuan beku yang terbentu tidak jauh dari permukaan bumi

3. Batuan beku vulkanik, yaitu batuan beku yang terbentuk di permukaan bumiBerdasarkan warnanya, mineral pembentuk batuan beku ada dua yaitu mineral mafic (gelap) seperti olivin, piroksen, amphibol dan biotit, dan mineral felsic (terang) seperti Feldspar, muskovit, kuarsa dan feldspatoid.

b. Klasifikasi batuan beku berdasarkan warnanya yaitu:

1. Leucocratic rock, kandungan mineral mafic < 30%

2. Mesocratic rock, kandungan mineral mafic 30% - 60%

3. Melanocratic rock, kandungan mineral mafic 60% - 90%

4. Hypermalanic rock, kandungan mineral mafic > 90%

c. Berdasarkan kandungan kimianya yaitu kandungan SiO2-nya batuan beku diklasifikasikan menjadi empat yaitu:

1. Batuan beku asam (acid), kandungan SiO2 > 65%, contohnya Granit, Ryolit.2. Batuan beku menengah (intermediat), kandungan SiO2 65% - 52%. Contohnya Diorit, Andesit3. Batuan beku basa (basic), kandungan SiO2 52% - 45%, contohnya Gabbro, Basalt4. Batuan beku ultra basa (ultra basic), kandungan SiO2 < 30%

PENGELOMPOKAN BATUAN BEKU

9

Page 10: Fix

Untuk membedakan berbagai jenis batuan beku yang terdapat di Bumi, dilakukan berbagai cara pengelompokan terhadap batuan beku (gambar). Pengelompokan yang didasarkan kepada susunan kimia batuan, jarang dilakukan. Hal ini disebabkan disamping prosesnya lama dan mahal, karena harus dilakukan melalui analisa kimiawi. Dan yang sering digunakan adalah yang didasarkan kepada tekstur dipadukan dengan susunan mineral, dimana keduanya dapat dilihat dengan kasat mata.

Pada gambar dibawah ini diperlihatkan pengelompokan batuan beku dalam bagan, berdasarkan susunan mineralogi. Gabro adalah batuan beku dalam dimana sebagian besar mineral-mineralnya adalah olivine dan piroksin. Sedangkan Felsparnya terdiri dari felspar plagioklas Ca. Teksturnya kasar atau phanerik, karena mempunyai waktu pendinginan yang cukup lama didalam litosfir. Kalau dia membeku lebih cepat karena mencapai permukaan bumi, maka batuan beku yang terjadi adalah basalt dengan tekstur halus. Jadi Gabro dan Basalt keduanya mempunyai susunan mineral yang sama, tetapi teksturnya berbeda. Demikian pula dengan Granit dan Rhyolit, atau Diorit dan Andesit. Granit dan Diorit mempunyai tekstur yang kasar, sedangkan Rhyolit dan Andesit, halus. Basalt dan Andesit adalah batuan beku yang banyak dikeluarkan gunung-berapi, sebagai hasil pembekuan lava.

10

Page 11: Fix

PENAMAAN BATUAN BEKU

Penamaan batuan beku ditentukan berdasarkan dari komposisi mineral-mineral utama (ditentukan berdasarkan persentase volumenya) dan apabila dalam penentuan komposisi mineralnya sulit ditentukan secara pasti, maka analisis kimia dapat dilakukan untuk memastikan komposisinya. Yang dimaksud dengan klasifikasi batuan beku disini adalah semua batuan beku yang terbentuk seperti yang diuraikan diatas (volkanik, plutonik, extrusive, dan intrusive). Dan batuan beku ini mungkin terbentuk oleh proses magmatik, metamorfosa, atau kristalisasi metasomatism.

Komposisi mineral utama batuan adalah mineral penyusun batuan (Rock forming Mineral) dari Bowen series, dapat terdiri dari satu atau lebih mineral. Komposisi mineral

11

Page 12: Fix

dalam batuan beku dapat terdiri dari mineral primer (mineral yang terbentuk pada saat pembentukan batuan / bersamaan pembekuan magma) dan mineral sekunder (mineral yang terbentuk setelah pembentukan batuan).

Dalam Tabel berikut diperlihatkan jenis batuan beku Intrusif dan batuan beku Ekstrusif dan batuan Ultramafik beserta komposisi mineral utama dan mineral sedikit yang menyusun pada setiap jenis batuannya.

Beberapa contoh batuan beku

12

Page 13: Fix

II.2.1 BATUAN BEKU BASA

II.2.1.1 Diagenesa Batuan Beku Basa

Batuan beku basa adalah batuan yang terbentuk langsung dari pembekuan magma dimana proses pembekuan berada di daerah plutonik (di bawah permukaan bumi ), proses pembekuan sangat lambat dengan temperature yang rendah sehingga umumnya butiran pada batuan beku basa lebih kasar, jarang memperlihatkan struktur visikular ( lubang-lubang gas) dan berwarna gelap (mafik). Batuan beku basa memiliki kandungan silica 45-52%.

II.2.2 BATUAN BEKU INTERMEDIET

II.2.2.1 Diagenesa Batuan Beku IntermedietBatuan beku Intermediet adalah batuan yang terbentuk hasil intrusi dangkal dari

pembekuan magma dimana proses pembekuan berada di daerah hipabisal (daerah pertengahan antara daerah plutonik dengan permukaan), proses pembekuan sedang dengan temperature yang rendah sehingga umumnya butiran pada batuan beku intermediet kasar, jarang memperlihatkan struktur visikular ( lubang-lubang gas) dan berwarna gelap (mafik) dengan indeks color <40%. Batuan beku basa memiliki kandungan silica 52%<SiO2<62%.

BERDASARKAN K-FELDS – T-FELSTekstur K-Fels<1/3 T K-Fels >1/3 K-Fels >2/3 T Feldspathoid

13

Page 14: Fix

Fels <2/3 T Fels FelsHALUS Andesite Trachyandesite Trachyte PhonoloiteKASAR Diorite Monzonite Syenite F’toid

Phonolite

II.2.3 BATUAN BEKU ASAM

II.2.3.1 Diagenesa Batuan Beku Asam

Batuan beku Asam adalah batuan yang terbentuk dari pembekuan magma secara ekstrusif atau hasil pembekuan di daerah permukaan dimana proses pembekuan berada di daerah vulkanik (di permukaan bumi ), proses pembekuan sangat cepat dengan temperature yang tinggi sehingga umumnya butiran pada batuan beku basa lebih halus dan berwarna terang (felsik) dengan indeks color <20%. Batuan beku asam memiliki kandungan silica >65%.

BERDASARKAN K-FELDS – T-FELS

Tekstur K-Fels<1/3 T Fels

K-Fels >1/3 <2/3 T Fels

K-Fels >2/3 T Fels

HALUS Dacite Rhyodacite RhyoliteKASAR Granodiorite Adamelite Granite

II. 3 BATUAN SEDIMEN

Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk dari akumulasi material hasil perombakan batuan yang sudah ada sebelumnya atau hasil aktivitas kimia maupun organisme, yang di endapkan lapis demi lapis pada permukaan bumi yang kemudian mengalami pembatuan.( Pettjohn, 1975 )

Batuan sedimen banyak sekali jenisnya dan tersebar sangat luas dengan ketebalan antara beberapa centimetersampai beberapa kilometer. Juga ukuran butirnya dari sangat halus sampai sangat kasar dan beberapa proses yang penting lagi yang termasuk kedalam batuan sedimen. Disbanding dengan batuan beku, batuan sedimen hanya merupakan tutupan kecil dari kerak bumi. Batuan sedimen hanya 5% dari seluruh batuan – batuan yang terdapat dikerak

14

Page 15: Fix

bumi. Dari jumlah 5% ini,batu lempung adalah 80%, batupasir 5% dan batu gamping kira - kira 80%.

Berdasarkan ada tidaknya proses transportasi dari batuan sedimen dapat dibedakan menjadi 2 macam :1. Batuan Sedimen Klastik

Yaitu batuan sedimen yang terbentuk berasal dari hancuran batuan lain. Kemudian tertransportasi dan terdeposisi yang selanjutnya mengalami diagenesa.

2. Batuan Sedimen Non KlastikYaitu batuan sedimen yang tidak mengalami proses transportasi. Pembentukannya

adalah kimiawi dan organis.

Sifat – sifat utama batuan sedimen :1. Adanya bidang perlapisan yaitu struktur sedimen yang menandakan adanya proses sedimentasi.2. Sifat klastik yang menandakan bahwa butir – butir pernah lepas, terutama pada golongan detritus.3. Sifat jejak adanya bekas – bekas tanda kehidupan (fosil).4. Jika bersifat hablur, selalu monomineralik, misalnya : gypsum, kalsit, dolomite dan rijing.

Volume batuan sedimen dan termasuk batuan metasedimen hanya mengandung 5% yang diketahui di litofera dengan ketebalan 10 mil di luar tepian benua, dimana batuan beku metabeku mengandung 95%. Sementara itu, kenampakan di permukaan bumi, batuan – batuan sedimen menempati luas bumi sebesar 75%, sedangkan singkapa dari batuan beku sebesar 25% saja. Batuan sedimen dimulai dari lapisan yang tipis sekali sampai yang tebal sekali. Ketebalan batuan sedimen antara 0 sampai 13 kilometer, hanya 2,2 kilometer ketebalan yang tersingkap dibagian benua. Bentuk yang besar lainnya tidak terlihat, setiap singkapan memiliki ketebalan yang berbeda dan singkapan umum yang terlihat ketebalannya hanya 1,8 kilometer. Di dasar lautan dipenuhim oleh sedimen dari pantai ke pantai. Ketebalan dari lapisan itu selalu tidak pasti karena setiap saat selalu bertambah ketebalannya. Ketebalan yang dimiliki bervariasi dari yang lebih tipis darim0,2 kilometer sampai lebih dari 3 kilometer, sedangkan ketebalan rata – rata sekitar 1 kilometer.

Total volume dan massa dari batuan – batuan sedimen di bumi memiliki perkiraan yang berbeda – beda, termasuk juga jalan untuk mengetahui jumlah yang tepat. Beberapa ahli dalam bidangnya telah mencoba untuk mengetahui ketebalan rata – rata dari lapisan batuan sedimen di seluruh muka bumi. Clarke (1924) pertama sekali memperkirakan ketebalan sedimen di paparan benua adalah 0,5 kilometer. Di dalam cekungan yang dalam, ketebalan ini

15

Page 16: Fix

lebih tinggi, lapisan tersebut selalu bertambah ketebalannya dari hasil alterasi dari batuan beku, oksidasi, karonasi dan hidrasi. Ketebalan tersebut akan bertambah dari hasil rombakan di benua sehinngga ketebalan akan mencapai 2.200 meter. Volume batuan sedimen hasil perhitungan dari Clarke adalah 3,7 x 108 kilometer kubik. ( Danang Endarto, 2005 )

TEKSTUR BATUAN SEDIMEN

Tekstur adalah suatu kenampakan yang berhubungan dengan ukuran dan bentuk butir serta susunannya. Butiran tersusun atau terikat oleh semen dan masih adanya rongga di antara butirnya. Pembentukannya di kontrol oleh media dan cara transportasinya. Pembahasan tekstur meliputi :

1. Ukuran Butir (Grain Size)1.1 Pemilahan ukuran butir didasarkan pada skala Wenworth, 1922

2. Pemilahan (Sorting)Adalah keseragaman dari ukuran besar butir penyusun batuan sedimen, artinya bila

semakin seragam ukurannya dan besar butirnya maka pemilahan semakin baik. Ada 3 macam pemilahan yaitu :

A. Well sorted : terpilah baik.B. Medium sorted : terpilah sedang.C. Poor sorted : terpilah buruk.

3. Kebundaran

16

Page 17: Fix

Adalah nilai membulat atau meruncingnya butiran dimana sifat ini hanya bisa di amati pada batuan sedimen klastik kasar. Kebundaran dapat dilihat dari bentuk batuan yang terdapat dari batuan tersebut. Tentunya terdapat banyak sekali variasi dari bentuk batuan, akan tetapi untuk mudahnya dipakai perbandingan sebagai berikut:

-Wellrounded (membundar baik)Semua permukaan konveks, hamper equidimensional, sferoidal.- Rounded (membundar)Pada umumnya permukaan – permukaan bundar, ujung – ujung dan tepi – tepi butiran bundar.-Subrounded (membundar tanggung)Permukaan umumnya datar dengan ujung – ujung yang membundar.-Subangular (menyudut tanggung)Permukaan umumnya datar dengan ujung – ujung yang tajam.-Angular (menyudut)Permukaan konkaf dengan ujungnya yang tajam.

4. ShapeAdalah bentuk daripada butiran itu sendiri dan dapat dibedakan menjadi 4

macam yaitu:A. Oblate / labularB. Equent / equiaxialC. Bladed / traxialD. Prolate / rod shaped

5. PorositasAdalah perbandingan seluruh permukaan pori dengan volume dari batuan.

6. PermeabilitasPermeabilitas sukar ditentukan tetapi dapat dikira – kira melalui porositas.

Salah satu metoda pendekatan untuk mengetahui permeabilitas adalah dengan menempatkan setetes air pada sekeping yang kering dan mengamati kecepatan air merembes. Istilah yang biasa dipergunakan adalah :

- Fair : 1 – 10 md- Good : 10 – 100 md- Very good : 100 – 1000 md

7. Matrix

17

Page 18: Fix

Adalah semacam butir (klastik), tetapi sangat halus sehingga aspek geometri tak begitu penting, terdapat di antara butiran sebagai massa dasar.

8. SemenAdalah bukan butir, tapi material pengisi rongga antar butir, biasanya dalam

bentuk amorf atau kristalin. Bahan – bahan semen yang lazim adalah :- Klasit – oksida- Solomit – silika- Sulfat – Siderit

9. Kemas (fabric)Di dalam batuan sedimen klastik dikenal 2 macam kemas, yaitu :A. kemas terbuka : Butiran tidak saling bersentuhan.B. kemas tertutup : Butiran saling bersentuhan.( Danang Endarto, 2005 )

STRUKTUR SEDIMEN

Studi struktur Sedimen paling baik dilakukan di lapangan ( Pettijohn, 1975 ), dapat dikelompokkan menjadi tiga macam struktur, yaitu :

1. Struktur Sedimen PrimerStruktur ini merupakan struktur sedimen yang terbentuk karena proses

sedimentasi dapat merefleksikan mekanisasi pengendapannya. Contohnya seperti perlapisan, gelembur gelombang, perlapisan silang siur, konvolut, perlapisan bersusun, dan lain-lain. (Suhartono, 1996 : 47)

Struktur primer adalah struktur yang terbentuk ketika proses pengendapan dan ketika batuan beku mengalir atau mendingin dan tidak ada singkapan yang terlihat. Struktur primer ini penting sebagai penentu kedudukan atau orientasi asal suatu batuan yang tersingkap, terutama dalam batuan sedimen.

Struktur yang terbentuk sewaktu proses pengendapan sedang berlangsung termasuk lapisan mendatar (flat bedding), lapisan silang, laminasi, dan laminasi silang yang mikro (micro-crosslamination), yaitu adanya kesan riak. (Mohamed, 2007).

2. Struktur Sedimen SekunderStruktur yang terbentuk sesudah proses sedimentasi, sebelum atau pada waktu

diagenesa. Juga merefleksikan keadaan lingkungan pengendapan misalnya keadaan

18

Page 19: Fix

dasar, lereng dan lingkungan organisnya. Antara lain : beban, rekah kerut, jejak binatang.

3. Struktur Sedimen OrganikStruktur yang terbentuk oleh kegiatan organisme, seperti molusca, cacing atau

binatang lainnya. Antara lain : kerangka, laminasi pertumbuhan.

II.4.1 Batuan Sedimen Klastik

II.4.1.1 Diagenesa Batuan Sedimen Klastik

Batuan sedimen yang terbentuk dari pengendapan kembali detritus atau pecahan batuan asal. Batuan asal dapat berupa batuan beku, metamorf dan sedimen itu sendiri.Batuan sedimen diendapkan dengan proses mekanis, terbagi dalam dua golongan besar dan pembagian ini berdasarkan ukuran besar butirnya. Cara terbentuknya batuan tersebut berdasarkan proses pengendapan baik yang terbentuk dilingkungan darat maupun dilingkungan laut.

Batuan yang ukurannya besar seperti breksi dapat terjadi pengendapan langsung dari ledakan gunungapi dan di endapkan disekitar gunung tersebut dan dapat juga diendapkan dilingkungan sungai dan batuan batupasir bisa terjadi dilingkungan laut, sungai dan danau. Semua batuan diatas tersebut termasuk ke dalam golongan detritus kasar.

Sementara itu, golongan detritus halus terdiri dari batuan lanau, serpih dan batua lempung dan napal. Batuan yang termasuk golongan ini pada umumnya di endapkan di lingkungan laut dari laut dangkal sampai laut dalam. Fragmentasi batuan asal tersebut dimulaiu darin pelapukan mekanis maupun secara kimiawi, kemudian tererosi dan tertransportasi menuju suatu cekungan pengendapan.

Setelah pengendapan berlangsung sedimen mengalmi diagenesa yakni, proses proses – proses yang berlangsung pada temperatur rendah di dalam suatu sedimen, selama dan sesudah litifikasi. Hal ini merupakan proses yang mengubah suatu sedimen menjadi batuan keras.

Proses diagenesa antara lain:

A. Kompaksi SedimenYaitu termampatnya butir sedimen satu terhadap yang lain akibat tekanan

dari berat beban di atasnya. Disini volume sedimen berkurang dan hubungan antar butir yang satu dengan yang lain menjadi rapat.

19

Page 20: Fix

B. SementasiYaitu turunnya material – material di ruang antar butir sedimen dan secara

kimiawi mengikat butir – butir sedimen dengan yang lain. Sementasi makin efektif bila derajat kelurusan larutan pada ruang butir makin besar.

C. RekristalisasiYaitu pengkristalan kembali suatu mineral dari suatu larutan kimia yang

berasal dari pelarutan material sedimen selama diagenesa atu sebelumnya. Rekristalisasi sangat umum terjadi pada pembentukan batuan karbonat.

D. AutiqenesisYaitu terbentuknya mineral baru di lingkungan diagenesa, sehingga adanya

mineral tersebut merupakan partikel baru dlam suatu sedimen. Mineral autigenik ini yang umum diketahui sebagai berikut : karbonat, silica, klorita, gypsum dll.

E. MetasomatismeYaitu pergantian material sedimen oleh berbagai mineral autigenik, tanpa

pengurangan volume asal.

II.4.2 Batuan Sedimen Non Klastik

II.4.2.1 Diagenesa Batuan Sedimen Non Klastik

Batuan sedimen yang terbentuk dari hasil reaksi kimia atau bisa juga dari kegiatan organisme. Reaksi kimia yang dimaksud adalah kristalisasi langsung atau reaksi organik.Menurut R.P. Koesoemadinata, 1980 batuan sedimen dibedakan menjadi enam golongan yaitu:

A. Golongan Detritus KasarBatuan sedimen diendapkan dengan proses mekanis. Termasuk dalam

golongan ini antara lain adalah breksi, konglomerat dan batupasir. Lingkungan tempat pengendapan batuan ini di lingkungan sungai dan danau atau laut.

B. Golongan Detritus Halus

Batuan yang termasuk kedalam golongan ini diendapkan di lingkungan laut dangkal sampai laut dalam. Yang termasuk ked ala golongan ini adalah batu lanau, serpih, batu lempung dan Nepal.

20

Page 21: Fix

C. Golongan KarbonatBatuan ini umum sekali terbentuk dari kumpulan cangkang moluska, algae

dan foraminifera. Atau oleh proses pengendapan yang merupakan rombakan dari batuan yang terbentuk lebih dahulu dan di endpkan disuatu tempat. Proses pertama biasa terjadi di lingkungan laut litoras sampai neritik, sedangkan proses kedua di endapkan pada lingkungan laut neritik sampai bahtial. Jenis batuan karbonat ini banyak sekali macamnya tergantung pada material penyusunnya.

D. Golongan SilikaProses terbentuknya batuan ini adalah gabungan antara pross organik dan

kimiawi untuk lebih menyempurnakannya. Termasuk golongan ini rijang (chert), radiolarian dan tanah diatom. Batuan golongan ini tersebarnya hanya sedikit dan terbatas sekali.

E. Golongan EvaporitProses terjadinya batuan sedimen ini harus ada air yang memiliki larutan

kimia yang cukup pekat. Pada umumnya batuan ini terbentuk di lingkungan danau atau laut yang tertutup, sehingga sangat memungkinkan terjadi pengayaan unsur – unsur tertentu. Dan faktor yang penting juga adalah tingginya penguapan maka akan terbentuk suatu endapan dari larutan tersebut. Batuan – batuan yang termasuk kedalam batuan ini adalah gip, anhidrit, batu garam.

F. Golongan BatubaraBatuan sedimen ini terbentuk dari unsur – unsur organik yaitu dari tumbuh

– tumbuhan. Dimana sewaktu tumbuhan tersebut mati dengan cepat tertimbun oleh suatu lapisan yang tebsl di atasnya sehingga tidak akan memungkinkan terjadinya pelapukan. Lingkungan terbentuknya batubara adalah khusus sekali, ia harus memiliki banyak sekali tumbuhan sehingga kalau timbunan itu mati tertumpuk menjadi satu di tempat tersebut. ( Danang Endarto, 2005 )

II.5 Batuan Karbonat

Batuan karbonat adalah batuan sedimen dengan komposisi yang dominan (> 50 %) terdiri dari mineral – mineral atau garam – garam karbonat, yang dalam prakteknya secara umum meliputi batugamping dan dolomit.

21

Page 22: Fix

Batuan karbonat adalah batuan sedimen dengan tekstur yang beraneka ragam, struktur serta fosil. Hal tersebut dapat memberikan informasi yang penting mengenai lingkungan laut purba, kondisi paleoekologi serta evolusi bentuk dari organisme laut.

II.5.1 Diagenesa Batuan Karbonat

Proses pembentukannya dapat terjadi secara insitu berasal dari larutan yang mengalami proses kimia maupun biokimia dimana organisme turut berperan, dapat terjadi dari butiran rombakan yang mengalami transportasi secara mekanik dan diendapkan di tempat lain.Seluruh proses tersebut berlangsung pada lingkungan air laut, jadi praktis bebas dan detritus asal darat.

Batugamping klastik adalah batugamping yang terbentuk dari pengendapan kembali detritus batugamping asal.Contoh : Kalsirudit : butiran berukuran rudit (granule)Kalkarenit : butiran berukuran arenit (sand)Kalsilutit : butiran berukuran lutit (clay)

Batugamping non klastik adalah batugamping yang terbentuk dari proses-proses kimiawi maupun organis. Umumnya bersifat monomineral.Dapat dibedakan :• Hasil biokimia : bioherm, biostrom• Hasil larutan kimia : travertin, tufa• Hasil replacement : batugamping fosfat, batugamping dolomit, batugamping silikat dan lain-lain.

a. Tekstur Batuan KarbonatTekstur batuan karbonat lebih dipentingkan pada susunan mineralogi. Tekstur ini

berhubungan dengan sifat reservoir dalam bentuk minyak dan juga dari segi sedimentasi.

1) Besar ButirSering ukuran tersendiri, tetapi hal ini tidak dianjurkan. Lebih baik

dipergunakan skala Wentworth seperti dianjurkan oleh Leighton dan Pendexter (1962). Mulai 0,0625 mm ke bawah maka tipe butir dan juga penelitian di bawah mikroskop menjadi mikrit (micrite) atau berupa lumpur (mud) atau berbutir halus (aphanitik). Secara makroskopis kurang dari 1 mm, tipe butir sudah sukar ditentukan sehingga istilah grain atau klas dapat dipakai.

22

Page 23: Fix

2) Bentuk Butir

Bentuk butir juga penting dalam mempelajari gamping terutama dalam memperlihatkan energi di lingkungan pengendapan. Dalam bioklast, derajat dari abrasi dan peristilahan seperti pada detritus dipergunakan untuk fragmen-fragmen pada umumnya. Bioklast dapat dibedakan menjadi cangkang – cangkang yang utuh atau fragmen kerangkan yang utuh atau bekas pecahan jelas dan yang kedua yang telah terabrasi atau bundar. Non fragmen, istilah kebundaran seperti diartikan oleh abrasi atau transport yang jauh. Dan bentuk-bentuk yang lebih cocok ialah spherudal dan ovoid. Di antara kerangka atau butir sering diisi oleh matriks atau semen.

3) SemenBiasanya terdiri dari hablur-hablur kalsit yang jelas atau disebut juga spari

kalsit (spray calcite) atau spar. Semen dapat di amati di bawah mikroskop dan semen ini terjadi pada waktu diagenesa pengisian rongga-rongga oleh larutan yang mengendapkan kalsit sebagai hablur yang jelas. Kadang-kadang sukar untuk membedakannya denga kalsit sebagai hasil rekristalisasi yang biasanya lebih halus dan disebut mikrospar.

4) MatrikMatrik adalah butir-butir karbonat yang mengisi rongga-rongga dan terbentuk

pada waktu sedimentasi. Biasanya halus sekali dari bentuk-bentuk kristal tidak dapat di identifikasi, hampir opak di bawah mikroskop.Hasil dari matrik ini dapat berupa :a) Pengendapan langsung sebagai jarum (aragonit) secara kimiawi / biokimiawi, yang kemudian berubah menjadi kalsit.b) Merupakan hasil abrasi, gampimg yang telah dibentuk misalnya koral, alga dan sebagainya dierosi dan abrasi kembali oleh pukulan-pukulan gelombang dan merupakan tepung kalsit. Tepung kalsit ini membentuk lumpur apu, dan diendapkan terutama di daerah-daerah yang tenang.

b. Struktur Batuan KarbonatPemeriannya hampir sama denga pemerian batuan sedimen klastik.

c. Komposisi Batuan KarbonatPada komponen batuan karbonat juga terdapat pemerian fragmen, matrik,

semen, hanya berbeda istilahnya saja, komposisi meliputi allochem. Allochem

23

Page 24: Fix

merupakan fragmen yang tersusun oleh kerangka atau butir-butir klastik dari hasil abrasi batugamping yang sebelumnya ada.Macam-macam Allochem :1) Kerangka Organisme (skeletal) : merupakan fragmen yang terdiri atas cangkang – cangkang binatang atau kerangka hasil pertumbuhan.2) Interclast : merupakan fragmen yang terdiri atas butiran-butiran dari hasil abrasi batugamping yang sebelumnya telah ada.3) Pisolit : merupakan butiran – butiran colit denga ukuran lebih besar dari 2 mm.4) Pellet : merupakan fragmen yang mempunyai colit tetapi tidak menunjukkan adanya struktur konsentris.

II.6 Batuan Metamorf

Siklus batuan menunjukkan kemungkinan batuan untuk berubah bentuk. Batuan yang terkubur sangat dalam mengalami perubahan tekanan dan temperatur. Jika mencapai suhu tertentu, batuan tersebut akan melebur menjadi magma. Namun, saat belum mencapai titik peleburan kembali menjadi magma, apa yang terjadi pada batuan tersebut? Batuan tersebut berubah menjadi batuan metamorf.

Batuan metamorf adalah batuan yang terbentuk sebagai akibat dari proses metamorfosa pada batuan yang sudah ada karena perubahan temperatur(T), tekanan (P), atau Temperatur (T) dan Tekanan (P) secara bersamaan. Batuan metamorf diklasifikasikan menjadi 3 (tiga) kelas atas dasar derajat metamorfosanya, yaitu:

Batuan metamorfosa derajat rendah; Batuan metamorfosa derjat menengah, dan Batuan metamorf derajat tinggi.

II.6.1 Diagenesa Batuan Metamorf

Batuan metamorf adalah batuan yang telah mengalami proses metamorfosis. Proses metamorfosis terjadi hanya di dalam Bumi. Proses tersebut mengubah tekstur asal batuan, susunan mineral batuan, atau keduanya. Proses ini terjadi dalam solid state, artinya, batuan tersebut tidak melebur. Bayangkan sebuah roti yang berubah menjadi roti bakar. Meskipun demikian, penting untuk diingat bahwa fluida – terutama air – memiliki peranan penting dalam proses metamorfosis.

24

Page 25: Fix

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KARAKTERISTIK BATUAN METAMORF

1. Komposisi Mineral Batuan Asal

2. Temperatur dan Tekanan Selama Metamorfosis

3. Pengaruh Gaya Tektonik

4. Pengaruh Fluida

KLASIFIKASI BATUAN METAMORF

DASAR KLASIFIKASI BATUAN METAMORF

Klasifikasi batuan metamorf erdasarkan :1. tekstur 2. struktur3. komposisi mineral

Secara umum komposisi batuan metamorf dibagi menjadi 2, yaitu ;- berfoliasi- tak berfoliasi

Batuan metamorf diklasifikasikan berdasakan ada atau tidaknya foliasi. Foliasi adalah struktur planar pada batuan metamorf yang disebabkan oleh pengaruh tekanan diferensial saat proses metamorfosis.

JENIS-JENIS METAMORFISME

Metamorfisme Kontak/Termal

Metamorfisme ini faktor dominannya ialah temperatur tinggi. Tekanan confining (tekanan yang pengaruhnya sama besar ke semua permukaan benda) juga berpengaruh, namun tidak signifikan. Kebanyakan terjadi < 10 km di bawah permukaan Bumi. Metemorfisme kontak terjadi pada batuan intrusi jika ada magma yang mengintrusi batuan tersebut. Prosesnya menghasilkan efek yang dikenal dengan sebutan baking effect. Zona kontak ini (disebut aureole) tidak terlalu luas, hanya sekitar 1 – 100 meter. Karena tekanan diferensial

25

Page 26: Fix

(tekanan yang pengaruhnya tidak sama besar ke semua permukaan benda) juga tidak terlalu signifikan, batuan metamorf yang terbentuk biasanya tidak terfoliasi.

Metamorfisme Regional/Dinamotermal

Metamorfisme ini terjadi pada kedalaman yang signifikan yakni > 5 km. Batuan jenis ini merupakan yang paling banyak tersingkap di permukaan. Biasanya pada dasar pegunungan yang bagian atasnya tererosi. Batuan dari proses ini kebanyakan terfoliasi, menandakan tingginya tingkat tekanan diferensial (akibat gaya tekonik). Temperatur saat terjadi proses ini bervariasi, tergantung oleh kedalaman dan kehadiran badan magma. Kehadiran mineral indeks dapat menentukan tingkat tekanan dan temperatur proses rekristalisasi. Contohnya: schisthijau dan batuschist yang mengandung mineral klorit, aktinolit, dan plagioklas kaya sodium, terbentuk pada P & T lebih rendah; sedangkan amphibolit yang mengandung hornblende, plagioklas feldspar, dan terkadang garnet, terbentuk pada P & T lebih tinggi.

Metamorfosis regional

Terjadi karena perubahan temperature dan tekanan bersama-sama. Meliputi daerah yang luas, biasa dijumpai didaerah tektonik, misal pembentukan pegunungan ‘zona tunjam’PENGENALAN BATUAN METAMORF

1. Sifat kristal atau hablur2. Adanya mineral-mineral khas metamorf3. terdapat struktur foliasi pada kebanyakan batuan metamorf.

Penamaan Batuan Metamorf

Penamaan batuan metamorf didasarkan atas tekstur, struktur dan komposisi mineral yang menyusun batuan tersebut. Adapun tekstur batuan metamorf terdiri dari: Bentuk butir granoblatik (terdiri dari mineral-mineral granular), lepidoblastik (terdiri dari mineral-mineral pipih), dan nematoblastik (terdiri dari mineral-mineral orthorombik), sedangkan teksturnya ada foliasi, dan non foliasi.

Tekstur foliasi (tekstur batuan metamorf yang memperlihatkan adanya orientasi dari mineralnya). Struktur batuan metamorf dapat terdiri dari struktur schistose (struktur batuan metamorf yang memperlihatkan perselingan orientasi mineral pipih dan mineral granular / nematoblastik), gneistose (struktur batuan metamorf yang memperlihatkan hubungan dari orientasi mineral pipih dan mineral nematoblastik/granular yang saling berpotongan/tidak menerus), hornfelsic (struktur batuan metamorf yang hanya tidak memperlihatkan foliasi).

26

Page 27: Fix

Derajat Metamorfosa

Derajat metamorfosa adalah suatu tingkatan metamorfosa yang didasarkan atas temperatur (T) atau tekanan (P) atau keduanya T dan P. Tabel dibawah ini adalah tingkatan batuan metamorf berdasarkan derajat metamorfosa:

Tabel dibawah ini adalah nama-nama batuan metamorf, tekstur batuan, derajat metamorfosa, serta batuan asal.

27

Page 28: Fix

Struktur Batuan Metamorf

Struktur batuan ini terbagi menjadi dua yaitu :

a. Struktur Foliasi

Struktur foliasi merupakan struktur yang memperlihatkan adanya suatu penjajaran mineral-mineral penyusun batuan metamorf. Struktur ini terdiri atas :

- Struktur Slatycleavage

- Struktur Gneissic

- Struktur Phylitic

- Struktur Schistosity

b. Struktur Non Foliasi

Struktur non foliasi merupakan struktur yang tidak memperlihatkan adanya penjajaran mineral penyusun batuan metamorf. Struktur ini terdiri atas :

- Struktur Hornfelsik

- Struktur Milonitik

- Struktur Kataklastik

- Struktur Flaser

- Struktur Pilonitik

- Struktur Augen

- Struktur Granulosa

- Struktur Liniasi

II.6.1 Batuan Metamorf Foliasi

28

Page 29: Fix

Kelas ini diklasifikasikan lagi menurut tipe foliasinya. Makin jelas foliasinya, makin tinggi derajat metamorfosisnya (menandakan makin tingginya tekanan/temperatur).

Derajat metamorfosis

Struktur Nama Batuan Mineral Penciri Karakter Khas

Makin rendah Slaty Slate/Batusabak Lempung, silika melembar

Butiran sangat halus. Kilap earthy. Mudah membelah menjadi lembaran tipis datar.

Slaty – Schistose

Phyllite Mika Butiran halus. Kilap sutra. Membelah mengikuti permukaan bergelombang.

Schistose Schist Biotit, amfibol muskovit

Berkomposisi mineral melembar dan memanjang dengan susunan mendatar. Variasi mineral yang luas.

Gneissic Gneiss Feldspar, kuarsa, amfibol, biotit

Mineral gelap dan terang terpisah dan membentuk perlapisan atau lenses. Perlapisan mungkin berlipat. Lapisan gelap: biotit, hornblende; lapisan terang: felspar, kuarsa

II.6.1.1 Diagenesa Batuan Metamorf Foliasi

Berasal dari foliatus atau berdaun yaitu orientasi kesejajaran mineral penyusun batuan metamirf, tetapi harus dibedakan dengan orientasi perlapisan batuan sediment, sama sekalai tidak ada hubungan dengan sifat perlapisan batuan sediment.

Berdasarkan kenampakanBatuan asal pembentukan metamorf dibagi menjadi 2 yaitu ;

1. kristaloblastik2. palimset / sisa / relic

29

Page 30: Fix

Kristaloblastik

Bila tekstur batuan asal tak kelihatan lagi digunakan istilah blastik kemudaian kita lihat fabriknya. Berdasarkan sifat butir / kristal dan hubungannya dengan yang lain dibagi : a. Homoblastik : terdiri atasa satuan tekstur saja b. Heteroblastik: terdiri lebih dari satu tekstur. Misal : lepidoblastik dan granoblastikJenis Tekstur :- lepidoblastik: sebagian mineralnya berbentuk pipih - nematoblastik : sebagian mineralnya berbentuk prismatic- graniblastik : sebagian mineralnya granular / equidimensional - porfiroblastik :seperti batuan porfiritik dalam batuan beku.Bentuk tekstur : - ididoblastik : bila bagian besar minerlnya berbentuk euhedral - hipidioblastik : sebagian besar mineralnya berbentuk subhedral- xenoblastik : sebagian mineralnya berbentuk anhedral

Palimset/ Sisa

Tekstur asli dari batuan asal masih sangat terlihat / tersisa, digunakan awalan BLASTO untuk penamaannya. - Blasto Ofitik ; bila batuan asal mempunyai tekstur ofitik - Blasto porifik : mempunyai tekstur porifik- Blasto psefitik ; bila batuan asal batuan sediment klastik berubaha menjadi pebble.- Blasto psamatik : batuan asal sediment berukuran pasir - Blasto pelitik : batuan sediment klastik berukuran lempung.

Peraga batuan metamorf yang tersedia untuk praktikum sudah tidak dapat lagi diamati tekstur dan batuan asalnya, termasuk kristaloblastik.

II.6.2 Batuan Metamorf Non Foliasi

Kelas ini diklasifikasikan lagi menurut komposisi mineralnya.

Marmer terdiri dari butiran kalsit berukuran kasar. Jika batuan asalnya adalah dolomit, namanya menjadi marmer dolomit.

30

Page 31: Fix

Kuarsit terdiri dari butiran kuarsa yang terlaskan bersama dan terikat kuat pada temperatur tinggi.

Hornfels berukuran butir sangat halus. Hornfels mika berasal dari serpih dan hornfels amphibole berasal dari basalt.

II.6.2.1 Diagenesa Batuan Metamorf Non Foliasi

Merupakan batuan metamorf yang tidak memperlihatkan adanya penjajaran mineral penyusun batuan metamorf.

Struktur Batuan Metamorf Non Foliasi ini terdiri atas :

- Struktur Hornfelsik

- Struktur Milonitik

- Struktur Kataklastik

- Struktur Flaser

Tekstur Batuan Metamorf Non Foliasi

- Granulose : terdiri atas mineral berbentuk butir, berukuran relatif sama (equidimensional)

- Hornfelsik : terdiri atas mineral tanpa pensejajaran mineral sedikitpun atau tidak ada mineral pipih atau prismatik

31

Page 32: Fix

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

CONTOH BATUAN BEKU

1. ANDESITa. Genesha Batu Andesit

Andesite berasal dari Magma yang biasanya meletus dari stratovolcanoes pada lahar tebal yang mengalir, beberapa diantaranya penyebarannya dapat mencapai beberapa kilometer.Magma Andesite dapat juga menghasilkan letusan seperti bahan peledak yang kuat yang kemudian membentuk arus pyroclastic dan surges dan suatu kolom letusan yang sangat besar.Andesites terbentuk pada temperatur antara 900 dan 1,100 derajat Celsius.  Di dalam andesite terdapat sekitar 52 dan 63 persen kandungan silika ( Sio2). Massa Jenis   2,8 – 3 gram/cm3,Warna  agak gelap (abu-abu tua).Mineral-mineral penyusun Andesite yang utama terdiri dari plagioclase feldspar dan juga terdapat mineral pyroxene ( clinopyroxene dan orthopyroxene) dan hornblende dalam jumlah yang kecil.

b. Kegunaan

Sehingga dapat dimanfaatkan sebagai bahan batu belah untuk Bahan konstruksi (bangunan dan jalan), bangunan perumahan, alas jalan, Sebagai agregat, pondasi , batu hias dan lain-lainnya. Andesit juga dapat dijadikan sebagai bahan baku industri poles (tegel, ornamen, dll). Batuan ini sangat potensial untuk dikembangkan ke arah eksploitasi (penambangan) secara skala besar

c. Lokasi Pengambilan Sampel BatuanJorong : Kayu Jao.Nagari : Batang Barus.Kec : Gunung Talang, Solok, Sumatera Barat.Kesampaian Daerah : Menggunakan kendaraan roda dua, sekitar 53 Km dari kota Padang.

d. Koordinat LokasiLintang : -0.922037ºBujur : 100.610771ºElevesi : 943 m

32

Page 33: Fix

e. Analisi Batuan Andesit1. Nama Batuan : Andesit2. Warna Batu : Hijau Kehitam-hitaman3. Struktur Batuan : Masif4. Tekstur a.Derajat Kristalisasi : Holokristalin b.Granularitas : Fanerik c.Bentuk Kristal : Euhedral-Subhedral d.Relasi : Equigranular

5. Komposisi Mineral : Kuarsa 40%, Piroksin 25%, Hornblende 15%, Biotit 15%

6. Jenis Batuan : Batuan Beku Intermediet

Petrogenesha: Andesit berasal dari Magma yang biasanya meletus dari stratovolcanoes pada lahar tebal yang mengalir, beberapa diantaranya penyebarannya dapat mencapai beberapa kilometer. Andesites terbentuk pada saat pendinginan di permukaan. 

f. Gambar dan Peta Lokasi:

33

Page 34: Fix

Batu GranitWarna : abu-abu kebiruan.Jenis Batuan : IntrusifStruktur : MaficKristalinitas : HolokristalinGranualitas : FanerikKemas : EquigranularKomposisi mineral : Orthoclase, quartz, Plagioclase, Muscovite, Biotite Mica, Amphibole.Petrogenesha : Granit merupakan batuan beku asam plutonik atau terbentuk dan membeku dalam kerak bumi. Batu ini terbentuk sebagai hasil dari kristalisasi yang berlangsung lambat dari magma cair yang berada jauh di dalam kerak bumi. Proses Mengangkat dan erosi yang terjadi lebih dari jutaan tahun mengakibatkan outcropping yang mengakibatkan bahan ini naik ke permukaan.. Batuan lelehan dari granit disebut rhiolit, yang mempunyai susunan kimia dan mineralogy yang sama dengan granit tetapi tekstur dan strukturnya berlainan.

CONTOH BATUAN SEDIMEN

1.BATU LEMPUNGa. Genesa Batu Lempung

        Lempung kata umum untuk partikel mineral berkerangka dasar silikat yang berdiameter kurang dari 4 mikrometer. Lempung mengandung leburan silika dan/atau aluminium yang halus. Unsur-unsur ini, silikon, oksigen, dan aluminum adalah unsur yang paling banyak menyusun kerak bumi. Lempung terbentuk dari proses pelapukan batuan silika oleh asam karbonat dan sebagian dihasilkan dari aktivitas panas bumi.

b. KegunaanLempung umumnya digunakan untuk bahan pembuatan keramik, bahan baku semen Portland, genteng, gerabah dan bata.

c. Lokasi Pengambilan Sampel Batuan Pinggir Jalan Kecamatan Payakumbuh Timur, Kelurahan Balai Jariang, Kabupaten

Lima Puluh Kota, Sumatera Barat.

Kesampaian Daerah : Menggunakan kendaraan roda dua, sekitar 130 Km dari kota Padang.

d. Koordinat Lokasi

Lintang : -0.226951ºBujur : 100.657183ºElevasi : 507 m

34

Page 35: Fix

e. Analisis Batuan LempungWarna : Abu-abu.Struktur : StratifikasiTekstur : Berbutir halus, berlapis tipisFisik : Mudah pecah pada bidang perlapisan.Mineral utama : Felspar 63%, kuarsa 35%Keterangan : Serpih yang banyak mengandung pasir disebut arenaceous shale, apabila banyak mengandung lempung dinamakan argillaceous shale, banyak mengandung kapur (CaCO3) dinamakan serpih gamping/ karbonat, banyak mengandung karbon dinamakan carbonaceousshale, oil shale (serpih minyak).

Petrogenesa :Type utama batulempung menurut terjadinya terdiri dari lempung residu dan lempung letakan (sedimen), lempung residu adalah sejenis lempung yang terbentuk karena proses pelapukan (alterasi) batuan beku dan ditemukan disekitar batuan induknya. Kemudian material lempung ini mengalami proses diagenesa sehingga membentuk batu lempung.

f. Gambar dan Peta Lokasi

35

Page 36: Fix

BATU LANAUJenis Batuan : Batuan SedimenWarna : Abu-abuTekstur : KlastikStruktur : massive.Ukuran Butir : 1/256 mm s/d 1/16 mm.Komposisi Mineral : Mineral klastik.Deskripsi Komposisi : Komposisi mineral pada batu lanau berikut ialah komposisimineral klastik, dimana mineral klastik tersebut terbentuk dari batu-batuan yang sudah ada sebelumnya, yang kemudian batu tersebut mengalami proses sedimentasi sehingggga membentuk batu lanau ini.

Petrogenesa : Batuan ini terbentuk dari material sedimen klastik yang mengalami transportasi oleh arus dengan energi yang relatif kecil. Bila dilihat dari bentuknya yang very well-rounded, serta sortasi yang baik, maka batuan ini telah mengalami jarak transportasi yang jauh. Dengan ukuran 1/256-1/16, gaya gravitasi yang bekerja padanya hingga terendapkan (disebut dengan energi pengendapan) sangat kecil. Antarbutir saling kontak atau bersentuhan sehingga tidak terdapat jarak disebut kemas tertutup, sehingga hubungan antar butir sangat kompak. Batuan ini tidak

36

Page 37: Fix

memperlihatkan struktur apapun sehingga pada proses pembentukannya tidak terjadi deformasi ataupun deposisi lanjutan (postdepositional).

CONTOH `BATU METAMORF

1.BATU MARMERa. Pengertian Batu Marmer

Marmer atau dikenal pula dengan sebutan batu pualam adalah batuan hasil proses metamorfosis atau malihan dari batuan asalnya yaitu batu kapur atau dolomit. Pengaruh temperatur dan tekanan yang dihasilkan oleh gaya endogen menyebabkan terjadinya kristalisasi kembali pada batuan tersebut membentuk berbagai foliasi mapun non foliasi.

Akibat rekristalisasi tersebut akan menghilangkan struktur asal batuan tersebut, sehingga membentuk tekstur baru dan keteraturan butir. Pembentukan mineral ini di Indonesia yang sudah ditemukan adalah sekitar 30 – 60 juta tahun yang lalu atau berumur Kwarter hingga Tersier.

Marmer akan selalu berasosiasi keberadaanya dengan batu gamping. Setiap ada batu marmer akan selalu ada batu gamping, walaupun tidak setiap ada batu gamping

37

Page 38: Fix

akan ada marmer. Karena keberadaan marmer berhubungan dengan proses gaya endogen yang mempengaruhinya baik berupa tekanan maupun perubahan temperatur yang tinggi. Di Indonesia penyebaran marmer tersebut cukup banyak. Pada umunnya ditemukan terutama dengan penampakan warna putih, selain variasi warna merah, kuning, coklat, abu-abu, biru dan hitam. Mempunyai berat jenis 2,9, kerapatan kurang lebih 2,8 gr/cm3 dan kuat tekanan kurang lebih 900 kg/cm3.

b. Genesha Batu Marmer

Terjadinya deposit marmer adalah akibat proses metamorfosa. Dimana mineral yang terdapat pada batu kapur ( kalsit) akibat pengaruh gaya-gaya perekanan dan panas yang tinggi dapat menghablur (re-kristalisasi). Akibat penghabluran tersebut maka struktur asal dari batuan itu akan hilang dan terbentuklah batuan yang butirnya amat teratur dan dikenal dengan nama batu pualam. Proses geologinya terbentuk antara 30-60 juta tahun yang lalu atau dalam bahasa geologi disebut berumur kwarter sampai tersier.

c. Kegunaan

Batu pualam sangat disukai sebagai batu ornament. Batu pualam tipe ordinorio

yang berwarna putih sering digunakan untuk pembuatan tempat mandi, meja-meja,

toilet, lantai, dinding dan sebagainya. Sedangkan untuk batu pualam ari tipe staturio

umumnya sering dipakai untuk seni pahat atau patung.

d. Lokasi Pengambilan Sampel Batuan

Kec. Lareh Sago Halaban, Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat. Bekas kuasa tambang eksploitasi PT. Marinda Tara Raya.Kesampaian Daerah : Menggunakan kendaraan roda dua, sekitar 100 Km dari kota Padang.

e. Koordinat Lokasi

Lintang : -0.299619º

Bujur : 100.768118º

38

Page 39: Fix

Elevasi : 533 m

f. Analisis Batuan Marmer

Marmer terdiri dari butiran kalsit berukuran kasar. Jika batuan asalnyaadalah dolomit, namanya menjadi marmer dolomit. Jika batuan asalnya batu gamping maka disebut marmer. Penyebab : Metamorfosa kontak.Warna : terang dan sangat keras.Mineral Penyusun : Kalsit & Dolomit, dengan atau tanpa silikat Ca & Mg Bertekstur : Granoblastik. Struktur : Non foliasi

Batuan Induk : Limestone atau dolomit, tannpa atau dengan campuranPetrogenesa : Marmer atau disebut juga batu pualam merupakan batu gamping yang mengalami proses malihan. Proses ini terjadi karena adanya tekanan dan suhu yang sangat tinggi, sehingga tekstur batuan asal seperti tekstur sedimen dan biologi menghilang dan membentuk tekstur batuan yang baru (proses rekristalisasi).

g.Gambar dan Peta Lokasi

39

Page 40: Fix

40

Page 41: Fix

BAB IVPENUTUP

III.1 Kesimpulan

Batuan beku atau sering disebut igneous rocks adalah batuan yang terbentuk dari satu atau beberapa mineral dan terbentuk akibat pembekuan dari magma. Berdasarkan teksturnya batuan beku ini bisa dibedakan lagi menjadi batuan beku plutonik dan vulkanik.

Batuan sedimen atau sering disebut sedimentary rocks adalah batuan yang terbentuk akibat proses pembatuan atau lithifikasi dari hasil proses pelapukan dan erosi yang kemudian tertransportasi dan seterusnya terendapkan. Batuan sediment ini bias digolongkan lagi menjadi

41

Page 42: Fix

beberapa bagian diantaranya batuan sediment klastik, batuan sediment kimia, dan batuan sediment organik.

Batuan metamorf atau batuan malihan adalah batuan yang terbentuk akibat proses perubahan temperature dan/atau tekanan dari batuan yang telah ada sebelumnya. Akibat bertambahnya temperature dan/atau tekanan, batuan sebelumnya akan berubah tektur dan strukturnya sehingga membentuk batuan baru dengan tekstur dan struktur yang baru pula.

42