[fix] upaya peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa sma kelas x sma x kota x dengan pendekatan...

Upload: fitriana-samuel

Post on 14-Apr-2018

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/29/2019 [Fix] Upaya Peningkatan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Sma Kelas x Sma x Kota x Dengan Pendekatan Cooper

    1/27

    UPAYA PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA SMA

    KELAS X SMA x Kota x DENGAN PENDEKATAN COOPERATIVE LEARNING

    MODEL GROUP INVESTIGATI ONUNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN

    TENTANG LISTRIK DINAMIS

    Disampaikan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

    Menempuh Mata Kuliah Metodologi Penelitian

    Dosen Pengampu : Dr. Eko Swistoro, M.Pd

    Semester VI Tahun Ajaran 2011/2012

    Oleh

    Rizka Maulia

    NPM. A1E009028

    Semester : VI (Enam)

    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

    JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

    FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

    UNIVERSITAS BEGKULU

    2012

  • 7/29/2019 [Fix] Upaya Peningkatan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Sma Kelas x Sma x Kota x Dengan Pendekatan Cooper

    2/27

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1Latar BelakangPendidikan merupakan masalah yang penting bagi kehidupan bangsa,

    terlebih lagi bangsa yang sedang berkembang seperti Indonesia. Dalam

    mewujudkan pembangunan nasional, bidang pendidikan dituntut untuk selalu

    mengalami dinamisitas, baik dalam peningkatan maupun penyempurnaan mutu

    pendidikan yang sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

    Faktor pendidikan merupakan media utama dalam peningkatan manusia Indonesia

    yang berkualitas, sehingga kegiatan-kegiatan sekolah yang bersifat membangun

    pemahaman, ketrampilan maupun mentalitas siswa perlu adanya mengkaji dan

    peningkatan, yang akhirnya dapat meningkatkan kualitas dan daya saing.

    (Depdiknas, 2003)

    Fisika (bahasa Yunani: (fysiks), "alamiah", dan (fsis),

    "alam") adalah sains atau ilmu tentang alam dalam makna yang terluas. Fisika

    mempelajari gejala alam yang tidak hidup atau materi dalam

    lingkup ruang dan waktu. Para fisikawan atau ahli fisika mempelajari perilaku dan

    sifat materi dalam bidang yang sangat beragam, mulai dari partikel

    submikroskopis yang membentuk segala materi (fisika partikel) hingga perilaku

    materi alam semesta sebagai satu kesatuan kosmos.

    (http://id.wikipedia.org/wiki/Fisika)

    Fisika kerap dianggap mata pelajaran yang sulit dipahami, karena mata

    pelajaran fisika banyak mengandung teori dan hitungan. Oleh sebab itu siswa

    sering merasa takut terhadap pelajaran fisika sehingga hal ini mempengaruhidalam mendalami ilmu fisika. Tinggi rendahnya hasil belajar fisika berkaiatan erat

    dengan kemampuan dan keterampilan guru dalam mengelola kelas pada saat

    proses belajar mengajar. Salah satu faktor penyebab rendahnya hasil belajar siswa

    adalah pandangan yang keliru terhadap peran guru. Pada umumnya guru

    mendominasi jalannya proses pembelajaran fisika di Sekolah. Selain itu, murid

    hanya bersifat pasif dalam proses pembelajaran sehingga penguasaan konsep-

    konsep dan prinsip-prinsip fisika di kelal sangat rendah disertai dengan sikap

    http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Yunanihttp://id.wikipedia.org/wiki/Alamhttp://id.wikipedia.org/wiki/Materihttp://id.wikipedia.org/wiki/Ruanghttp://id.wikipedia.org/wiki/Waktuhttp://id.wikipedia.org/wiki/Kosmoshttp://id.wikipedia.org/wiki/Fisikahttp://id.wikipedia.org/wiki/Fisikahttp://id.wikipedia.org/wiki/Fisikahttp://id.wikipedia.org/wiki/Fisikahttp://id.wikipedia.org/wiki/Kosmoshttp://id.wikipedia.org/wiki/Waktuhttp://id.wikipedia.org/wiki/Ruanghttp://id.wikipedia.org/wiki/Materihttp://id.wikipedia.org/wiki/Alamhttp://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Yunani
  • 7/29/2019 [Fix] Upaya Peningkatan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Sma Kelas x Sma x Kota x Dengan Pendekatan Cooper

    3/27

    negatif terhadap pelajaran fisika, sulit diharapkan siswa akan berhasil dengan baik

    dalam pembelajaran di kelas-kelas selanjutnya, salah satunya seperti pada materi

    Listrik Dinamis.

    Melihat sulitnya pemahaman terhadap materi Listrik Dinamis di tingkat

    SMA, maka peneliti memutuskan mengambil pokok bahasan Listrik Dinamis

    dalam menerapkan pendekatan Cooperative Learningmodel Group Investigation.

    Hal ini bertujuan agar pada proses pembelajaran tidak lagi berpusat pada guru,

    tetapi berpusat pada siswa sehingga diharapkan pada pokok bahasan Listrik

    Dinamis dapat mencapai ketuntasan dalam balajar.

    1.2Rumusan masalahBerdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka permasalahan

    yang diangkat dalam penelitian ini adalah :

    a. Apakah pendekatan Cooperative Learning model Group Investigationdalam pembelajaran fisika dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas X

    SMA X Kota X dalam pokok bahasan Listrik Dinamis?

    b. Bagaimanakah hasil belajar siswa kelas X SMA X Kota X pada pokokbahasan Listrik Dinamis dengan menggunakan pendekatan Cooperative

    Learningmodel Group Investigation ?

    1.3Batasan masalah1. Penelitian ini dilakukan di kelas X pada semester Genap di Sekolah

    Menengah Atas X Kota X tahun ajaran 2011/2012

    2. Model belajar yang diteliti adalah pendekatan Cooperative Learningmodel Group Investigation.

    3. Penelitian ini dilakukan pada pokok bahasan Listrik Dinamis.1.4

    Tujuan PenelitianPenelitian ini bertujuan untuk :

    Mengetahui apakah penerapan pendekatan Cooperative Learning model

    Group Investigation dapat meningkatkan hasil belajar kimia siswa pada pokok

    bahasan Listrik Dinamis.

    1.5Manfaat PenelitianHasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :

    1. Siswa

  • 7/29/2019 [Fix] Upaya Peningkatan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Sma Kelas x Sma x Kota x Dengan Pendekatan Cooper

    4/27

    Penelitian ini diharapkan dapat membantu siswa dalam memecahkan

    masalah untuk memahami konsep-konsep fisika, sehingga hasil

    belajar siswa dalam belajar dapat meningkat

    2. GuruMemberikan sumbangan wawasan pengetahuan mengenai perbaikan

    pembelajaran fisika SMA dengan penerapan pendekatan Cooperative

    Learningmodel Group Investigation.

    3. SekolahSebagai bahan masukan dalam rangka perbaikan sistem pembelajaran

    yang ada di sekolah tempat penelitian dilaksanakan.

    4. PenelitiSebagai bahan perbandingan dalam menerapkan model mengajar yang

    tepat.

  • 7/29/2019 [Fix] Upaya Peningkatan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Sma Kelas x Sma x Kota x Dengan Pendekatan Cooper

    5/27

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1Model Cooperative Learn ing(CL)Pembelajaran kooperatif telah dikembangkan secara intensif melalui

    berbagai penelitian, tujuannya untuk meningkatkan kerjasama akademik antar

    mahasiswa, membentuk hubungan positif, mengembangkan rasa percaya diri,

    serta meningkatkan kemampuan akademik melalui aktivitas kelompok. Dalam

    pembelajaran kooperatif terdapat saling ketergantungan positif di antara

    mahasiswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Setiap mahasiswa mempunyai

    kesempatan yang sama untuk sukses. Aktivitas belajar berpusat pada mahasiswa

    dalam bentuk diskusi, mengerjakan tugas bersama, saling membantu dan saling

    mendukung dalam memecahkan masalah. Melalui interaksi belajar yang efektif

    mahasiswa lebih termotivasi, percaya diri, mampu menggunakan strategi berpikir

    tingkat tinggi, serta mampu membangun hubungan interpersonal.

    Model pembelajaran kooperatif memungkinkan semua mahasiswa dapat

    menguasai materi pada tingkat penguasaan yang relatif sama atau sejajar.

    Ada 4 macam model pembelajaran kooperatif yang dikemukakan oleh

    Arends (2001), yaitu; (1) Student Teams Achievement Division (STAD), (2)

    Group Investigation, (3) Jigsaw, dan (4) Structural Approach.

    Ciri-ciri model pembelajaran kooperatif adalah; (1) belajar bersama

    dengan teman, (2) selama proses belajar terjadi tatap muka antar teman, (3) saling

    mendengarkan pendapat di antara anggota kelompok, (4) belajar dari teman

    sendiri dalam kelompok, (5) belajar dalam kelompok kecil, (6) produktif berbicara

    atau saling mengemukakan pendapat, (7) keputusan tergantung pada mahasiswasendiri, (8) mahasiswa aktif

    Senada dengan ciri-ciri tersebut, Johnson dan Johnson (1984) serta Hilke

    (1990) mengemukakan ciri-ciri pembelajaran kooperatif adalah; (1) terdapat

    saling ketergantungan yang positif di antar anggota kelompok, (2) dapat

    dipertanggungjawabkan secara individu, (3) heterogen, (4) berbagi

    kepemimpinan, (5) berbagi tanggung jawab, (6) menekankan pada tugas dan

    kebersamaan, (7) membentuk keterampilan sosial, (8) peran guru/dosen

  • 7/29/2019 [Fix] Upaya Peningkatan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Sma Kelas x Sma x Kota x Dengan Pendekatan Cooper

    6/27

    mengamati proses belajar mahasiswa, (9) efektivitas belajar tergantung pada

    kelompok. Proses belajar terjadi dalam kelompok-kelompok kecil (3-4 orang

    anggota), bersifat heterogen tanpa memperhatikan perbedaan kemampuan

    akademik, jender, suku, maupun lainnya.

    (http://www.ditnaga-dikti.org/ditnaga/files/PIP/kooperatif.pdf.)

    Tiga konsep sentral yang menjadi karakteristik pembelajaran kooperatif

    sebagaimana dikemukakan oleh Slavin (1995), yaitu penghargaan kelompok,

    pertanggungjawaban individu, dan kesempatan yang sama untuk berhasil.

    a. Penghargaan kelompok

    Pembelajaran kooperatif menggunakan tujuan-tujuan kelompok untuk

    memperoleh penghargaan kelompok. Penghargaan kelompok diperoleh jika

    kelompok mencapai skor di atas kriteria yang ditentukan. Keberhasilan kelompok

    didasarkan pada penampilan individu sebagai anggota kelompok dalam

    menciptakan hubungan antar personal yang saling mendukung, saling membantu,

    dan saling peduli.

    b. Pertanggungjawaban individu

    Keberhasilan kelompok tergantung dari pembelajaran individu dari semua

    anggota kelompok. Pertanggungjawaban tersebut menitikberatkan pada aktivitas

    anggota kelompok yang saling membantu dalam belajar. Adanya

    pertanggungjawaban secara individu juga menjadikan setiap anggota siap untuk

    menghadapi tes dan tugas-tugas lainnya secara mandiri tanpa bantuan teman

    sekelompoknya.

    c. Kesempatan yang sama untuk mencapai keberhasilan

    Pembelajaran kooperatif menggunakan metode skoring yang mencakup

    nilai perkembangan berdasarkan peningkatan prestasi yang diperoleh siswa dariyang terdahulu. Dengan menggunakan metode skoring ini setiap siswa baik yang

    berprestasi rendah, sedang, atau tinggi sama-sama memperoleh kesempatan untuk

    berhasil dan melakukan yang terbaik bagi kelompoknya.

    Tujuan pembelajaran kooperatif berbeda dengan kelompok tradisional

    yang menerapkan sistem kompetisi, di mana keberhasilan individu diorientasikan

    pada kegagalan orang lain. Sedangkan tujuan dari pembelajaran kooperatif adalah

    http://www.ditnaga-dikti.org/ditnaga/files/PIP/kooperatif.pdfhttp://www.ditnaga-dikti.org/ditnaga/files/PIP/kooperatif.pdfhttp://www.ditnaga-dikti.org/ditnaga/files/PIP/kooperatif.pdfhttp://www.ditnaga-dikti.org/ditnaga/files/PIP/kooperatif.pdf
  • 7/29/2019 [Fix] Upaya Peningkatan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Sma Kelas x Sma x Kota x Dengan Pendekatan Cooper

    7/27

    menciptakan situasi di mana keberhasilan individu ditentukan atau dipengaruhi

    oleh keberhasilan kelompoknya (Slavin, 1994).

    Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai stidak-

    tidaknya tiga tujuan pembelajaran penting yang dirangkum oleh Ibrahim, et al.

    (2000), yaitu:

    a. Hasil belajar akademik

    Dalam belajar kooperatif meskipun mencakup beragam tujuan sosial, juga

    memperbaiki prestasi siswa atau tugas-tugas akademis penting lainnya. Beberapa

    ahli berpendapat bahwa model ini unggul dalam membantu siswa memahami

    konsep-konsep sulit. Para pengembang model ini telah menunjukkan bahwa

    model struktur penghargaan kooperatif telah dapat meningkatkan nilai siswa pada

    belajar akademik dan perubahan norma yang berhubungan dengan hasil belajar.

    Di samping mengubah norma yang berhubungan dengan hasil belajar,

    pembelajaran kooperatif dapat memberi keuntungan baik pada siswa kelompok

    bawah maupun kelompok atas yang bekerja bersama menyelesaikan tugas-tugas

    akademik.

    b. Penerimaan terhadap perbedaan individu

    Tujuan lain model pembelajaran kooperatif adalah penerimaan secara luas

    dari orang-orang yang berbeda berdasarkan ras, budaya, kelas sosial, kemampuan,

    dan ketidakmampuannya. Pembelajaran kooperatif memberi peluang bagi siswa

    dari berbagai latar belakang dan kondisi untuk bekerja dengan saling bergantung

    pada tugas-tugas akademik dan melalui struktur penghargaan kooperatif akan

    belajar saling menghargai satu sama lain.

    c. Pengembangan keterampilan sosial

    Tujuan penting ketiga pembelajaran kooperatif adalah, mengajarkankepada siswa keterampilan bekerja sama dan kolaborasi. Keterampilan-

    keterampilan sosial, penting dimiliki oleh siswa sebab saat ini banyak anak muda

    masih kurang dalam keterampilan sosial.

    Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif

    Urutan langkah-langkah prilaku guru menurut model pembelajaran

    kooperatif yang diuraiakan oleh Arends (1997) adalah sebagaimana terlihat

    pada tabel 2.1

  • 7/29/2019 [Fix] Upaya Peningkatan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Sma Kelas x Sma x Kota x Dengan Pendekatan Cooper

    8/27

    Sintaks Pembelajaran Kooperatif

    Fase Tingkahlaku Guru

    Fase 1:

    Menyampaikan tujuan dan memotivasi

    siswa

    Guru

    menyampaikan semua tujuan pelajaran

    yang ingin dicapai pada pelajaran

    tersebut dan memotivasi siswa belajar.

    Fase 2:

    Menyajikan informasi

    Menyajikan informasi

    Guru menyajikan informasi kepada

    siswa dengan jalan demonstrasi atau

    lewat bahan

    bacaan.

    Fase 3:

    Mengorganisasikan siswa ke dalam

    kelompok-kelompok belajar

    Guru menjelaskan kepada siswa

    bagaimana

    caranya membentuk kelompok belajar

    dan

    membantu setiap kelompok agar

    melakukan

    transisi secara efisien.

    Fase 4:

    Membimbing kelompok bekerja

    dan belajar

    Guru membimbing kelompok-

    kelompok

    belajar pada saat mereka mengerjakan

    tugas

    mereka.

    Fase 5:Evaluasi

    Guru mengevaluasi hasil belajartentang

    materi yang telah dipelajari atau

    masing-

    masing kelompok mempresentasikan

    hasil

    kerjanya.

    Fase 6: Guru mencari cara-cara untuk

  • 7/29/2019 [Fix] Upaya Peningkatan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Sma Kelas x Sma x Kota x Dengan Pendekatan Cooper

    9/27

    Memberikan penghargaan menghargai

    baik upaya maupun hasil belajar

    individu

    dan kelompok

    (http://www.damandiri.or.id/file/yusufunsbab2.pdf)

    Salah satu metode dalam paradigma kontsruktivis adalah belajar kooperatif.

    Belajar kooperatif adalah kegiatan yang berlangsung dalam lingkungan belajar

    berbentuk kelompok kecil, sehingga siswa dapat saling berbagi ide dan bekerja

    secara kolaboratif untuk menyelesaikan tugas akademik (Davidson & Kroll,

    1991:262). Belajar kooperatif sesuai dengan paradigma bahwa disamping sebagai

    makhluk individual, manusia juga adalah makhluk sosial yaitu makhluk yang

    tidak bisa berdiri sendiri, namun selalu membutuhkan kerja sama dengan orang

    lain. Jelasnya belajar kooperatif tidak hanya bertujuan memahamkan siswa

    terhadap materi yang akan dipelajari namun lebih menekankan pada melatih siswa

    untuk mempunyai kemampuan sosial, yaitu kemampuan untuk saling

    bekerjasama, saling memahami, saling berbagi informasi, saling membantu antar

    teman kelompok, dan bertanggung jawab terhadap sesama teman kelompok untuk

    mencapai tujuan umum kelompok.

    Dalam belajar kooperatif tidak hanya dituntut keberhasilan individu

    namun juga keberhasilan kelompok. Dari pemikiran itulah dalam belajar

    kooperatif, siswa belajar dalam kelompok kecil yang bersifat heterogen dari segi

    gender, etnis, dan kemampuan akademik untuk saling membantu satu sama lain

    dalam mencapai tujuan bersama (Slavin, 1994:2).

    Sampai saat ini banyak metode belajar kooperatif yang dapat digunakan.Beberapa metode belajar kooperatif yang diteliti secara ekstensif adalah Student

    Team Learning (STL), Student Team-Achivement Division (STAD), Team-

    Games-Tournament (TGT), Team Accelerated Intruction (TAI), Jigsaw,

    Cooperative Integrated Reading dan Composition (CIRC), Group Investigation

    (GI), Learning Together (LT), Complex Instruction (CI), dan Structured Dyadic

    Method (SDM). Khusus untuk Model Group Investigation, menurut Ibrahim

    (2000:23), mungkin merupakan model belajar kooperatif yang paling kompleks

    http://www.damandiri.or.id/file/yusufunsbab2.pdfhttp://www.damandiri.or.id/file/yusufunsbab2.pdfhttp://www.damandiri.or.id/file/yusufunsbab2.pdfhttp://www.damandiri.or.id/file/yusufunsbab2.pdf
  • 7/29/2019 [Fix] Upaya Peningkatan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Sma Kelas x Sma x Kota x Dengan Pendekatan Cooper

    10/27

    dan jarang diterapkan, termasuk dalam pembelajaran matematika. Investigasi

    Kelompok dikembangkan oleh Sholomo dan Sharon di Universitas Tel Aviv

    (Slavin, 1994:11).

    2.2 Model Group I vestigation

    Investigasi Kelompok (group investigation) adalah strategi belajar kooperatif

    yang menempatkan siswa ke dalam kelompok secara heterogen dilihat dari

    kemampuan dan latar belakang, baik dari segi jenis kelamin, suku, dan agama,

    untuk melakukan investigasi terhadap suatu topik (Eggen & Kauchak, 1998:305).

    Sedangkan menurut Sharan dan Sharan (1992) (dalam Slavin, 1995:11)

    Investigasi Kelompok merupakan suatu perencanaan pengorganisasian kelas

    secara umum dimana siswa bekerja dalam kelompok kecil menggunakan inkuiri

    kooperatif, diskusi kelompok, dan perencanaan kooperatif dan proyek. Dalam

    metode ini, guru membentuk kelompok siswa yang terdiri dari dua sampai enam

    anak. Langkah selanjutnya adalah membagi tugas-tugas menjadi tugas individu

    yang berbeda, dan melakukan kegiatan yang diperlukan untuk mempersiap kan

    laporan kelompok. Masing-masing kelompok kemudian mempresentasikan

    penemuannya di depan kelas. Walaupun agak sulit dilakukan, cooperative

    learning model group investigation ini perlu diterapkan. (Hobri, 2006: 75-76)

    2.2 Pengertian BelajarBelajar merupakan proses dasar dari perkembangan hidup manusia.

    Dengan mengajar, manusia melakukan perubahan-perubahan kualitatif individu

    sehingga tingkah lakunya berkembang. Semua aktivitas dan prestasi hidup

    manusia tidak lain adalah hasil dari belajar. Kita pun hidup menurut hidup danbekerja menurut apa yang telah kita pelajari. Belajar itu bukan sekedar

    pengalaman. Belajar adalah suatu proses, dan bukan suatu hasil. Karena itu belajar

    berlangsung secara aktif dan integratif dengan menggunakan berbagai bentuk

    perbuatan untuk mencapai suatu tujuan.

    Proses belajar itu berbeda dengan proses kematangan. Kematangan adalah

    proses dimana tingkah laku dimodifikasi sebagai akibat dari pertunbuhan dan

  • 7/29/2019 [Fix] Upaya Peningkatan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Sma Kelas x Sma x Kota x Dengan Pendekatan Cooper

    11/27

    perkembangan struktur serta fungsi-fungsi jasmani. Dengan demikian, tidak setiap

    perubahan tingkah laku pada diri individu adalah merupakan hasil belajar.

    Meskipun tidak seorang pun yang mengajar seseorang, namun orang itu

    dapat belajar. Guru atau orang lain dapat mengarahkan belajar, dapat

    menunjukkan sumber pengalaman belajar, menyajikan bahan belajar, dan dapat

    mendorong seseorang untuk belajar. Apakah seseorang belajar atau tidak atau

    apakah yang dipelajari oleh seseorang tergantung kepada orang itu sendiri, yaitu

    apa yang ia kerjakan? Apa yang ia kerjakan akan sangat tergantung kepada

    kebutuhan dan motivasinya. Kebutuhan dan motivasi seseorang dalam belajar.

    Dengan demikian, belajar itu berorientasi kepada tujuan si pelajar. (Wasty

    Soemanto, 1998 : 104-105)

    Tahap-tahap Pembelajaran Kooperatif tipe GroupInvertigation menurut

    Slavin (2008) yaitu:

    1. Identifikasi topik dan mengatur siswa ke dalam kelompok

    2. Merencanakan tugas belajar

    3. Melakasanakan tugas investigasi

    4. Mempersiapkan laporan akhir

    5. Menyajikan laporan akhir

    6. Evaluasi

    Slavin mengemukaakn tahapan-tahapan daam menerapkan pembelajaran

    kooperatif tipe Group Investigation adalah sebagai berikut:

    a. Tahap Pengelompokkan (Grouping)Yaitu tahap mengidentifikasi topik yang akan diinvestigasi serta

    membentuk kelompok investigasi, dengan anggota tiap kelompok 4 sampai 5

    orang. Pada ahap ini: 1) siswa mengamati sumber, memilih topik, danmenentukan kategori topik permasalahan. 2) siswa bergabung pada kelompok-

    kelompok beajar berdasarkan topik yang mereka pilih atau menarik untuk

    diselidiki. 3) guru membatasi jumlah anggota masing-masing kelompok 4 atau

    5 orang berdasarkan keterampilan heterogen.

    Setelah penyampaian topik yang akan diinvestigasi : a) guru memberikan

    kesempatan kepada siswa untuk memilih topik yang menarik untuk dipilih dan

    membentuk kelompok berdasarkan topik yang mereka pilih atau menarik

  • 7/29/2019 [Fix] Upaya Peningkatan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Sma Kelas x Sma x Kota x Dengan Pendekatan Cooper

    12/27

    untuk diselidiki. b) Guru membatasi angota kelompok 4 sampai 5 orang

    dengan cara mengarahkan siswa dan memberikan suatu motiasi kepada siswa

    supaya bersedia membentuk kelompok baru dan memilih topik.

    b. Tahap Perencanaan (Planning)Pada tahap ini siswa bersama-sama merencanakan 1) Apa yang akan

    mereka pelajari? 2) Bagaimana mereka belajar? 3) Siapa dan melakukan apa?

    4) untuk tujuan apa mereka menyelidiki topik tersebut?

    Pada tahap ini 1) siswa mempeajari materi, 2) siswa belajar degan

    menggali informasi, 3) siswa membagi tugas untuk memecahkan masalah

    topik tersebut, megumpulkan informasi, meyimpulkan hasil investigasi dan

    mempresentasikan di kelas, 4) siswa belajar untuk mengetahui materi.

    c. Tahap Penyelidikan (Investigation)Merupakan tahap pelaksaan proyek investigasi siswa. Pada tahap ini,

    siswa melakukan kegiatan sebagai berikut 1) siswa mengumpulkan informasi,

    menganalisis data dan membuat simpulan terkait dengan permasalahan-

    permasalahan yang diselidiki, 2) masing-masing anggota kelompok

    memberikan masukan pada setiap kegiatan kelompok, 3) siswa saling

    bertukar, berdiskusi, mengklarifikasi dan mempesatukan ide dan pendapat.

    Pada tahap ini, 1) siswa menemukan cara-cara pembuktian masalah

    pada suatu materi, 2) siswa mecoba cara-cara yang ditemukan dari hasil

    pengumpulan informasi terkait dengan topik bahasan yang diselidiki, dan 3)

    siswa berdiskusi mengklarifikasi tiap cara atau langkah dalam pemecahan

    masalah tentang topik bahsan yang akan diselidiki.

    d. Tahap Pengorganisasian (Organizing)Yaitu tahap persiapan laporan akhir. Pada tahap ini kegiatan siswa

    sebagai berikut: 1) angota kelompok menentukan pesan-pesan penting dalam

    hasil penelitiannya masing-masing, 2) anggota kelompok merencanakan apa

    yang akan mereka laporkan dan bagaimana mempresentasikannya, 3) wakil

    dari masing-masing kelompok membentuk panitia diskusi kelas dalam

    presentasi investigasi.

  • 7/29/2019 [Fix] Upaya Peningkatan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Sma Kelas x Sma x Kota x Dengan Pendekatan Cooper

    13/27

    Pada tahap ini: 1) siswa menemukan hubungan dari yang ditemukan

    dalam investigasi dengan konsep yang sudah asa, 2) siswa membagi tugas

    sebagai pemimpin, moderator, notulis dalam presentasi investigasi.

    e. Tahap Presentasi (Pesenting)Merupakan tahap penyajian laporan akhir. Kegiatan pembelajaran di

    kelas pada tahap ini adalah sebagai berikut: 1) penyajian kelompok pada

    keseluruhan kelas dalam berbagai variasi bentuk penyajian, 2) kelompok yang

    tidak sebagai penyaji terlibat secara aktif sebagai pendengar, 3) pendengar

    mengevaluasi, mengklarifikasi, dan mengajukan pertanyaan atau tanggapan

    terhadap topik yang disajikan. Misalnya 1) siswa yang bertugas mewakili

    kelompok menyajikan hasil atau simpulan dari investigasi yang telah

    dilaksanakan, 2) siswa yang tidak sebagai penyaji, mengajukan pertanyaan,

    saran tentang topik yang disajikan, 3) siswa mencatat topik yang disajikan

    oleh penyaji.

    f. Tahap Evaluasi (Evaluating)Merupaka proses penilaian darihasil proyek siswa. Pada tahap ini,

    kegiatan guru atau siswa dalam pembelajaran sebagai berikut 1) siswa

    menggabungkan masukan-masukan tentang topiknya, pekerjaan yang telah

    mereka lakukan dan tentang pegalaman-pengalaman efektifnya, 2) guru dan

    siswa mengkolaborasi, mengevaluasi tentang pembelajaran yang telah

    dilaksanakan, 3) penilaian hasil belajar haruslah mengevaluasi tingkat

    pemahaman siswa, Misalnya 1) siswa merangkum dan mencatat setiap topik

    yang disajikan, 2) siswa menggabungkan tiap topik yang diinvestigasi daam

    kelompoknya dan kelompok yang lain, 3) guru mengevaluasi dengan

    memberikan tes uraian pada akhir siklus.

    2.3 Hasil BelajarHasil belajar merupakan tolak ukur yang digunakan untuk menentukan

    keberhasilan siswa dalam memahami suatu mata pelajaran, dimana hasi belajar

    dapat berupa keterampilan, nilai, dan sikap setelah siswa mengalami proses

    belajar. Menurut Sudjana (1989 : 22), hasil belajar adalah kemampuan-

    kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajar. Hasil

  • 7/29/2019 [Fix] Upaya Peningkatan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Sma Kelas x Sma x Kota x Dengan Pendekatan Cooper

    14/27

    belajar yang dicapai siswa itu dan faktor yang datang dari luar diri siswa atau

    faktor lingkungan, faktor yang datang dari diri siswa terutama kemampuan yang

    dimilikinya. Faktor kemampuan siawa besar sekali pengaruhnya terhadap hasil

    belajar yang dicapai. Hasil belajar yang dicapai juga bergantung dari lingkungan

    artinya ada faktor yang berada di luar dirinya yang dapat menentukan atau

    mempengaruhi hasil yang dicapai. Salah satu lingkungan belajar yang paling

    dominan mempengaruhi hasil belajar di sekolah ialah kualitas pengajaran yang

    dimaksud dengan kualitas pengajaran ialah tinggi rendahnya atau efektif tidaknya

    proses belajar mengajar dalam mencapai tujuan pengajaran oleh sebab itu hasil

    belajar siswa di sekolah dipengaruhi oleh kemampuan siswa dan kualitas

    pengajaran. (Sudjana. 1989, 39-40)

    Menurut Ibrahim (2000 : 16-17) teknik-teknik pembelajaran kooperatif

    lebih unggul dalam meningkatkan hasil belajar dibandingkan dengan pengalaman-

    pengalaman belajar individual atau kompetitif. Peningkatan belajar terjadi tidak

    tergantung pada siswa, mata pelajaran atau aktivitas belajar. Tugas-tugas belajar

    yang kompleks seperti pemecahan masalah, berpikir kritis dan pembelajaran

    konseptual meningkat secara nyata pada saat digunakan strategi-strategi

    kooperatif. Siswa lebih memiliki kemungkinan menggunakan tingkat berpikir

    yang lebih tinggi selama dan setelah diskusi dalam kelompok kooperatif daripada

    mereka bekerja secara individual atau kompetitif jadi materi yang dipelajari siswa

    akan melekat untuk periode waktu yang lama.

    Kekurangan dan kelebihan tipe Group Investigation:

    Kelebihan

    a. Mamou menciptakan cara belajar siswa aktifb.

    Menumbuhkan motivasi belajar mandiri dalam diri siswa

    c. Dapat menumbuhkan minat da kreativitas siswad. Lebih memupuk cara berpikir analitis dan divergene. Dapat meningkatkan kepedulian antar anggota dalam belajar

    Kekuragan

    a. Tidak semua materi dalam fisika dapat disampaikan dengan menggunakanmodel tipe ini.

    b. Bahan ajar yang banyak tetapi waktu yang disediakan sedikit

  • 7/29/2019 [Fix] Upaya Peningkatan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Sma Kelas x Sma x Kota x Dengan Pendekatan Cooper

    15/27

    c. Siswa yang malas akan memiliki kesempatan untuk tetap pasif dalamkelompoknya sehingga usaha kelompok tersebut gagal.

    2.4 Listrik DinamisListrik Dinamis adalah listrik yang dapat bergerak. cara mengukur kuat

    arus pada listrik dinamis adalah muatan listrik dibagai waktu dengan satuan

    muatan listrik adalah coulumb dan satuan waktu adalah detik. kuat arus pada

    rangkaian bercabang sama dengan kuata arus yang masuk sama dengan kuat arus

    yang keluar. sedangkan pada rangkaian seri kuat arus tetap sama disetiap ujung-

    ujung hambatan. Sebaliknya tegangan berbeda pada hambatan. pada rangkaian

    seri tegangan sangat tergantung pada hambatan, tetapi pada rangkaian bercabang

    tegangan tidak berpengaruh pada hambatan. semua itu telah dikemukakan oleh

    hukum kirchoff yang berbunyi "jumlah kuat arus listrik yang masuk sama dengan

    jumlah kuat arus listrik yang keluar". berdasarkan hukum ohm dapat disimpulkan

    cara mengukur tegangan listrik adalah kuat arus hambatan. Hambatan nilainya

    selalu sama karena tegangan sebanding dengan kuat arus. tegangan memiliki

    satuan volt(V) dan kuat arus adalah ampere (A) serta hambatan adalah ohm.

    (http://www.crayonpedia.org/mw/Listrik_Dinamis_9.1)

    2.5 Kerangka Berpikir

    Input

    Siswa

    PROSES

    Langkah-langkah

    1.Tahap Pengelompokan (Grouping)

    2.Tahap Perencanaan (Planning)

    3.Tahap Penyelidikan (Investigation)

    4.Tahap Pengorganisasian

    (Organizing)

    5.Tahap Presentasi (Presenting)

    Output :

    Hasil belajar

    dan aktivitas

    belajar

    http://www.crayonpedia.org/mw/Listrik_Dinamis_9.1http://www.crayonpedia.org/mw/Listrik_Dinamis_9.1http://www.crayonpedia.org/mw/Listrik_Dinamis_9.1http://www.crayonpedia.org/mw/Listrik_Dinamis_9.1
  • 7/29/2019 [Fix] Upaya Peningkatan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Sma Kelas x Sma x Kota x Dengan Pendekatan Cooper

    16/27

    BAB III

    METODOLOGI

    Jenis Penelitian

    Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK).

    Menurut Wardani (2002) penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang

    dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan

    untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi

    meningkat.

    Dikarenakan tindakan tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan hasil

    belajar siswa, maka harus berkaitan dengan pembelajaran. Dengan kata lain,

    penelitian tindakan kelas ini harus menyangkut upaya guru dalam bentuk proses

    pembelajaran. Namun demikian, ada hal yang sangat perlu dipahami bahwa

    penelitian tindakan kelas bukan sekedar mengajar seperti biasanya, tetapi harus

    mengandung satu pengertian, bahwa tindakan yang dilakukan didasarkan atas

    upaya meningkatkan hasil, yaitu lebih baik dari sebelumnya. Ide yang dicobakan

    dalam penelitian tindakan kelas harus cemerlang dan guru sangat yakin bahwa

    hasilnya akan lebih baik dari biasanya. (Suharsini Arikunto, 2006 : 2)

    Subjek Penelitian

    Subjek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X semester II SMA X

    Kota X tahun ajaran 2011/2012. Siswa kelas X berjumlah X orang.

    Waktu dan Tempat Penelitian

    Penelitian ini dilaksanakan pada pertengahan bulan X di kelas XD SMA

    X Kota X

    Prosedur PenelitianPenelitian ini dilaksanakan dalam 3 siklus, dimana tiap siklus terdiri dari

    beberapa tahap, yaitu : tahap perencanaan (planning), pelaksanaan tindakan kelas

    (action), observasi (observation), dan refleksi (reflection). Rancangan dari

    penelitian ini adalah

  • 7/29/2019 [Fix] Upaya Peningkatan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Sma Kelas x Sma x Kota x Dengan Pendekatan Cooper

    17/27

    1. Refleksi AwalRefleksi awal bertujuan untuk mengetahui masalah-masalah yang terkait dengan

    kegiatan pembelajaran yang terjadi di kelas X SMA X Kota X dalam rangka

    menetukan tindakan yang akan dilakukan pada tahap selanjutnya.

    2. Pelaksanaan KegiatanSiklus I

    Dalam tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah :

    a). Perencanaan

    Membuat perangkat pengajaran seperti silabus dan rencana pelaksanaanpembelajaran (RPP)

    Menyiapkan lembar observasi guru dan siswa Menyiapkan bahan ajar sebagai lembar penyelidikan siswa Mendesain alat evaluasi yang berupa tes Menyiapkan tugas rumah

    b). Pelaksanaan Tindakan (action)

    Melaksanakan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)Adapun langkah-langkahnya adalah :

    Fase Tindakan

    Fase 1:

    Menyampaikan tujuan dan memotivasi

    siswa

    Guru

    menyampaikan semua tujuan pelajaran

    yang ingin dicapai pada pelajaran

    tersebut dan memotivasi siswa belajar.

    Fase 2:

    Menyajikan informasi

    Terdiri dari tahap

    Menyajikan informasi

    Guru menyajikan informasi kepada

    siswa dengan jalan demonstrasi atau

    lewat bahanbacaan.

    Tahap Penglompokkan a) guru memberikan kesempatan

    kepada siswa untuk memilih topik yang

    menarik untuk dipilih dan membentuk

    kelompok berdasarkan topik yang

    mereka pilih atau menarik untuk

    diselidiki.

    b) Guru membatasi angota kelompok 4

    sampai 5 orang dengan cara

  • 7/29/2019 [Fix] Upaya Peningkatan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Sma Kelas x Sma x Kota x Dengan Pendekatan Cooper

    18/27

    mengarahkan siswa dan memberikan

    suatu motiasi kepada siswa supaya

    bersedia membentuk kelompok baru

    dan memilih topik.

    Tahap Perencanaan Pada tahap ini 1) siswa mempeajari

    materi, 2) siswa belajar dengan

    menggali informasi, 3) siswa membagi

    tugas untuk memecahkan masalah topik

    tersebut, megumpulkan informasi,

    meyimpulkan hasil investigasi dan

    mempresentasikan di kelas, 4) siswa

    belajar untuk mengetahui materi

    Fase 3:

    Mengorganisasikan siswa ke dalam

    kelompok-kelompok belajar

    Guru menjelaskan kepada siswa

    bagaimana

    caranya membentuk kelompok belajar

    dan

    membantu setiap kelompok agar

    melakukan

    transisi secara efisien.

    Fase 4:

    Membimbing kelompok bekerjadan belajar

    Guru membimbing kelompok-

    kelompokbelajar pada saat mereka mengerjakan

    tugas

    mereka.

    Tahap penyelidikan 1) siswa mengumpulkan informasi,

    menganalisis data dan membuat

    simpulan terkait dengan permasalahan-

    permasalahan yang diselidiki, 2)

    masing-masing anggota kelompok

    memberikan masukan pada setiapkegiatan kelompok, 3) siswa saling

    bertukar, berdiskusi, mengklarifikasi

    dan mempesatukan ide dan pendapat.

    Tahap Pengorganisasian 1) siswa menemukan hubungan dari

    yang ditemukan dalam investigasi

    dengan konsep yang sudah asa, 2)

    siswa membagi tugas sebagai

    pemimpin, moderator, notulis dalam

  • 7/29/2019 [Fix] Upaya Peningkatan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Sma Kelas x Sma x Kota x Dengan Pendekatan Cooper

    19/27

    presentasi investigasi.

    Tahap Presentasi 1) penyajian kelompok pada

    keseluruhan kelas dalam berbagai

    variasi bentuk penyajian, 2) kelompok

    yang tidak sebagai penyaji terlibat

    secara aktif sebagai pendengar, 3)

    pendengar mengevaluasi,

    mengklarifikasi, dan mengajukan

    pertanyaan atau tanggapan terhadap

    topik yang disajikan.

    Fase 5:

    Evaluasi

    Guru mengevaluasi hasil belajar

    tentang

    materi yang telah dipelajari atau

    masing-

    masing kelompok mempresentasikan

    hasil

    kerjanya.

    Tahap Evaluasi 1) siswa merangkum dan mencatat

    setiap topik yang disajikan, 2) siswa

    menggabungkan tiap topik yangdiinvestigasi daam kelompoknya dan

    kelompok yang lain, 3) guru

    mengevaluasi dengan memberikan tes

    uraian pada akhir siklus.

    Fase 6:

    Memberikan penghargaan

    Guru mencari cara-cara untuk

    menghargai

    baik upaya maupun hasil belajar

    individu

    dan kelompok

    c). Pengamatan (Observation)

    Pada tahap ini dilakukan observasi terhadap pelaksanaan tindakan yang dilakukan

    guru dan siswa selama kegiatan belajarmengajar di kelas dengan menggunakan

    lembar observasi guru dan siswa. Selain itu, dilakukan juga observasi mengenai

    butir butir soal

    d). Refleksi (reflection)

  • 7/29/2019 [Fix] Upaya Peningkatan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Sma Kelas x Sma x Kota x Dengan Pendekatan Cooper

    20/27

    Pada tahap ini dilakukan evaluasi terhadap hasil observasi dan hasil tes siklus I,

    kemudian dipelajari dan dianalisa untuk digunakan sebagai racun pelaksanaan

    siklus selanjutnya.

    Siklus II

    Pelaksanaan siklus II berdasarkan hasil refleksi dari siklus I, dengan

    disertai perubahan perubahan pada siklus I untuk menentukan tindakan yang

    tepat pada siklus II.

    Siklus III

    Pada pelaksanaan siklus III ini, tindakan yang dilakukan adalah perbaikan

    perbaikan pada siklus II untuk mencapai halhal yang belum berhasil pada siklus

    II.

    3.5 Instrumen Penelitian

    3.5.1 Intrumen non tes

    Untuk memperoleh data dalam penelitian ini menggunakan beberapa

    macam instrumen yaitu : tes, lembar observasi dan angket

    3.5.1.1 Tes

    Tes merupakan serangkaian pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk

    mangukur keterampilan pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang

    dimiliki oleh individu atau kelompok (Ridwan, 2002 dalam Rianti Rahmadania)

    Tes digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa. Tes diberikan di awal

    pembelajaran untuk mengetahui pengetahuan dasar siswa dan setelah akhir

    tindakan sebagai evaluasi dari proses pembelajaran.

    3.5.1.2 Lembar Observasi

    Lembar observasi terdiri dari dua yaitu : a. Lembar observasi aktivitasguru, digunakan untuk mengetahui kekurangan-kekurangan yang dilakukan guru

    pada saat mengajar dan untuk mengamati aktivitas guru tahap pendahuluan, inti

    dan penutup. Lembar observasi aktivitas siswa digunakan untuk mengetahui

    sejauh mana keaktifan dan keikutsertaan siswa dalam mengikuti proses belajar

    mengajar dari tahap pendahuluan, inti, penutup. Hasil onservasi dijadikan

    pedoman untuk perbaikan peoses belajar mengajar pada siklus selanjutnya.

    3.5.1.3 Angket

  • 7/29/2019 [Fix] Upaya Peningkatan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Sma Kelas x Sma x Kota x Dengan Pendekatan Cooper

    21/27

    Angket adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang yang

    bersedia memberikan respon (responden) dengan permintaan pengguna.

    (Riduan,2002 dalam Riduan Rahmadania). Pemberian angket ini bertujuan

    mengetahui tanggapan dan respon siswa terhadap pembelajaran fisika dengan

    pendekatan Cooperative Learningtipe Group Investigation.

    3.6 Teknik Pengumpulan Data

    Data dikumpulkan dengan menggunakan beberapa instrumen, diantaranya

    adalah :

    1. WawancaraWawancara digunakan untuk memperoleh informasi yang berkenaan

    dengan pendapat, aspirasi, harapan, persepsi, keyakinan dan lain-lain

    dari individu atau responden (Sudjana, 1989). Wawancara

    dilaksanakan sebelum dilakukan penelitian untuk mengetahui kesiapan

    serta kemampuan siswa terhadap materi yang dipelajari serta masalah

    dan kendala apa saja yang dihadapi oleh siswa dan guru dalam proses

    belajar mengajar di kelas.

    2. Lembar ObservasiLembar observasi digunakan untuk melihat aktivitas guru dan siswa

    dalam proses belajar mengjar. Lembar observasi disusun berdasarkan

    skala penelitian yang diberi rentangan nilai dari yang tertinggi sampai

    yang terendah dalam bentuk angka atau rentangan katagori baik,

    asedangkan atau kurang (Sudjana, 1989).

    3. Lembar TesTes digunakan untuk mengukur tingkat pemahaman siswa, sekaligus

    mengukur prestasi belajar siswa yang dilakukan pada setiap akhirsiklus. Tes dilaksanakan dalam penelitian ini adalah berupa Prae Test

    dan Post Tes. Proses dilakukan setelah diterapkan pendekatan

    Cooperative Learning tipe Group Investigation. Penyusunan tes

    berdasarkan kisi-kisi soal yang dibuat sesuai dengan tujuan

    instruksional dari setiap kegiatan proses belajar

    4. Tugas Rumah

  • 7/29/2019 [Fix] Upaya Peningkatan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Sma Kelas x Sma x Kota x Dengan Pendekatan Cooper

    22/27

    Tugas rumah digunakan untuk mengetahui penerapan pendekatan

    Cooperative Learningtipe Group Investigation

    3.7 Teknik Analisa Data

    Teknik analisa data yang digunakan adalah teknik analisa data deskriptif, yaitu

    mendeskripsikan data dari sumber data melalui lembar observasi dan hasil belajar.

    Hasil belajar merupakan penggabungan dari nilai tugas rumah dan tes siklus,

    dengan rumus :

    Nilai Hasil Belajar = 25% nilai tugas rumah + 75% nilai tes siklus

    3.7.1 Menganalisis Data Observasi

    Rata-rata skor :observasijumlah

    skorjumlah

    Skor tertinggi :jumlah butir observasi x skor tertinggi keseluruhan Kisaran nilai untuk setiap pengamat : Skor tertinggi keseluruhan

    Skor tetinggi tiap butir

    Keterangan :

    K = kurang, skor nilai 1

    C = cukup, skor nilai 2

    B = baik, skor nilai 3 ( Sudjana dalam Lia Novitasari,

    2008)

    3.7.1.1Lembar Observasi GuruSkor tertinggi =jumlah butir observasi x skor tertinggi tiap butir

    = 14 x 3 = 42

    Kisaran nilai untuk setiap pengamatan =

    butirtiaptertinggiskor

    nkeseluruhatertinggiSkor

    = 143

    42

    Tabel 3.1 Interval Kategori Penilaian Aktivitas Guru

    No. Rentangan Nilai Kriteria

    1 114 Kurang

    2 1528 Cukup

    3 2942 Baik

  • 7/29/2019 [Fix] Upaya Peningkatan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Sma Kelas x Sma x Kota x Dengan Pendekatan Cooper

    23/27

    3.7.1.2 Lembar Observasi Aktivitas Siswa

    Skor tertinggi =jumlah butir observasi x skor tertinggi tiap butir

    = 12 x 3 = 36

    Kisaran nilai untuk setiap pengamatan =butirtiaptertinggiskor

    nkeseluruhatertinggiskor

    = 123

    36

    Tabel 3.2 Interval Kategori Penilaian Aktivitas Siswa

    No. Rentangan Nilai Kriteria

    1 112 Kurang

    2 1324 Cukup

    3 2536 Baik

    3.7.1.3Menganalisis Hasil Belajara. Nilai rata-rata siswa

    N

    XX

    Keterangan : X = jumlah nilai

    N = jumlah siswa (Sudjana, 2001)

    b. Daya Serap Klasikal%100

    )(

    maksimumidealskorjumlahsiswajumlah

    siswadicapaiyangtertinggiskorjumlahDS

    c. Persentase Ketuntasan Belajar

    %100 N

    N

    KBs

    Keterangan : KB = Ketuntasan Belajar

    Ns = Nilai siswa lebih dari atau sama dengan 6,5

    N = Jumlah siswa (depdikbud dalam lia

    novitasari, 2008)

    d. data Hasil Angket

    Kriteria data yang diambil melalui angket adalah data yang

    berhubungan dengan respon siswa selama proses pembelajaran kimia

  • 7/29/2019 [Fix] Upaya Peningkatan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Sma Kelas x Sma x Kota x Dengan Pendekatan Cooper

    24/27

    dengan modelLearning Cycle (LC) 5E dan Cooperatif Learning(CL) tipe

    Jigsaw. Data angket untuk setiap pernyataan diolah dengan ketentuan

    pemberian skor seperti pada tabel berikut :

    Tabel Skor jawaban setian item pertanyaan anket

    Jawaban Skor

    Ya 1

    Tidak 0

    Interval Kategori penilaian angket seperti tabel berikut :

    Interval Respon siswa

    1-7 Negatif

    8-14 Positif

    Presentasi siswa yang memiliki yang memiliki respon positif adalah :

    = %100siswaseluruhjumlah

    positifresponmemilikiyangsiswajumlah

    Presentasi siswa yang memiliki respon negatif adalah :

    = %100siswaseluruhjumlah

    negatifresponmemilikiyangsiswajumlah

    3.7.1.4 Uji Validitas, Reliabilitas, dan Taraf Kesukaran

    1) Validitas

    Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan suatu

    instrument. Penentuan validitas instrumen menggunakan rumus:

    2222

    rxy

    Keterangan:

    rxy = Koefisien korelasi antara variable x dan variable y

    x = Skor perolehan butir tes

    y = Skor total

    N = Jumlah siswa

    2) Reliabelitas

    Reliabilitas merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat

    pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Untuk mengetahui apakah soal

  • 7/29/2019 [Fix] Upaya Peningkatan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Sma Kelas x Sma x Kota x Dengan Pendekatan Cooper

    25/27

    yang diberikan kepada siswa tersebut reliable, maka dapat digunakan patokan

    sebagai berikut :

    0,20 = derajat reabilitas sangat rendah

    0,20r110,40 = derajat reabilitas rendah

    0,40r110,60 = derajat reabilitas cukup

    0,60r110,80 = derajat reabilitas tinggi

    0,80r111,00 = derajat reabilitas sangat tinggi (sempurna)

    Untuk uji reabilitasnya maka digunakan rumus KR-20

    r11 =

    2

    2

    1 S

    pqS

    n

    n

    St2 =

    1

    22

    nn

    YYN

    Keterangan :

    r11 = reabilitas yang dicari

    n = banyaknya butir soal

    p = proporsi soal yang dijawab benar

    q = roporsi soal yang dijawab salah

    St= varian total

    3) Taraf KesukaranTaraf kesukaran digunakan untuk menunjukkan bahwa soal yang

    digunakan dalam tes hasil belajar tersebut sukar atau mudah dikerjakan oleh

    peserta tes. Derajat kesukaran ditentukan dengan rumus:

    T

    BP

    Keterangan:

    P = Taraf kesukaran

    B = Jumlah jawaban benar dari peserta tes

    T = Jumlah siswa yang mengerjakan soal

    Jika taraf kesekuran yang didapati antara 0,225 sampai 0,775 maka soal

    dapat dikatakan baik dan dapat digunakan.

    3.8 Indikator KerjaIndikator kerja dalam penelitian ini adalah :

  • 7/29/2019 [Fix] Upaya Peningkatan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Sma Kelas x Sma x Kota x Dengan Pendekatan Cooper

    26/27

    a. Daya Serap (DS)Daya serap dikatakan meningkat bila daya serap siswa pada siklus II

    lebih baik dari siklus I dan daya serap siswa siklus III lebih baik dari

    siklus II dan siklus I (DS I < DS II < DS III).

    b. Ketuntasan BelajarHasil belajar ketuntasan belajar dikatakan tuntas berdasarkan urutan

    sebagai berikut :

    1. Untuk Individu : jika siswa mendapat nilai 6,52. Untuk kelompok : jika 85% siswa mendapat nilai 6,5

    ( Depdikbud dalam Lia Novitasari, 2008)

    c. Aktivitas guru dan siswa yang diamati dalam lembar observasimencapai katagori baik.

    d. Nilai evaluasi akhir dan nilai tugas dikatakan baik jika mendapatnilai 6,5

    e. Hasil belajar dikatakan meningkat bila nilai rata-rata siswa padasiklus II lebih baik dari siklus I dan nilai rata-rata siswa siklus III

    lebih baik dari siklus II dasn siklus I (X I < X II < X III)

  • 7/29/2019 [Fix] Upaya Peningkatan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Sma Kelas x Sma x Kota x Dengan Pendekatan Cooper

    27/27

    DAFTAR PUSTAKA

    Anonim. 2012. Fisika. Dari laman Wikipedia Bahasa Indonesia, Ensiklopedia

    bebas.http://id.wikipedia.org/wiki/Fisika.Diakses pada 10 Juni 2012

    Anonim. 2008.Listrik Dinamis 9.1. Dari laman Crayonpedia, artikel, Listrik Dinamis 9.1.

    http://www.crayonpedia.org/mw/Listrik_Dinamis_9.1. Diakses pada 10 Juni

    2012

    Ardiyanti, Eka. 2009. UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS

    X SMA NEGERI 1 KOTA MANNA DENGAN MODEL LEARNING

    CYCLE (LC) 5E DAN COOPERATIVE LEARNING (CL) TIPE JIGSAW

    PADA POKOK BAHASAN HIDROKARBON. Skripsi.Departemen Pendidikan Nasional. 2003. Undang-Undang Sisdiknas. Jakarta :

    Diknas

    Hobri, dan Susanto. 2006. PENERAPAN PENDEKATAN COOPERATIVE

    LEARNING MODEL GROUP INVESTIGATION UNTUK

    MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA KELAS III SLTPN 8 JEMBER

    TENTANG VOLUME TABUNG. Jurnal Pendidikan Dasar, Vol.7, No.2.

    Ibrahim, Muslimin dkk. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Universitas Negeri

    Surabaya University press : Surabaya

    Slavin, Robert E. 2008. Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik. Nusa

    Media : Bandung

    Soemanto, Wasty. 1998.Psikologi Pendidikan Landasan Kerja Pemimpin

    Pendidikan. PT. Rineka Cipta : Jakarta

    Sudjana, N. 1989.Penelitian Hasil Proses Belajar Mengajar. PT Remaja

    Rosdakarya : Bandung

    Yusuf.BAB II.http://www.damandiri.or.id/file/yusufunsbab2.pdf

    http://id.wikipedia.org/wiki/Fisikahttp://id.wikipedia.org/wiki/Fisikahttp://id.wikipedia.org/wiki/Fisikahttp://www.crayonpedia.org/mw/Listrik_Dinamis_9.1http://www.crayonpedia.org/mw/Listrik_Dinamis_9.1http://www.damandiri.or.id/file/yusufunsbab2.pdfhttp://www.damandiri.or.id/file/yusufunsbab2.pdfhttp://www.damandiri.or.id/file/yusufunsbab2.pdfhttp://www.damandiri.or.id/file/yusufunsbab2.pdfhttp://www.crayonpedia.org/mw/Listrik_Dinamis_9.1http://id.wikipedia.org/wiki/Fisika