[fix] upaya peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa sma kelas x sma x kota x dengan pendekatan...
TRANSCRIPT
-
7/29/2019 [Fix] Upaya Peningkatan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Sma Kelas x Sma x Kota x Dengan Pendekatan Cooper
1/27
UPAYA PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA SMA
KELAS X SMA x Kota x DENGAN PENDEKATAN COOPERATIVE LEARNING
MODEL GROUP INVESTIGATI ONUNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN
TENTANG LISTRIK DINAMIS
Disampaikan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Menempuh Mata Kuliah Metodologi Penelitian
Dosen Pengampu : Dr. Eko Swistoro, M.Pd
Semester VI Tahun Ajaran 2011/2012
Oleh
Rizka Maulia
NPM. A1E009028
Semester : VI (Enam)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS BEGKULU
2012
-
7/29/2019 [Fix] Upaya Peningkatan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Sma Kelas x Sma x Kota x Dengan Pendekatan Cooper
2/27
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar BelakangPendidikan merupakan masalah yang penting bagi kehidupan bangsa,
terlebih lagi bangsa yang sedang berkembang seperti Indonesia. Dalam
mewujudkan pembangunan nasional, bidang pendidikan dituntut untuk selalu
mengalami dinamisitas, baik dalam peningkatan maupun penyempurnaan mutu
pendidikan yang sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Faktor pendidikan merupakan media utama dalam peningkatan manusia Indonesia
yang berkualitas, sehingga kegiatan-kegiatan sekolah yang bersifat membangun
pemahaman, ketrampilan maupun mentalitas siswa perlu adanya mengkaji dan
peningkatan, yang akhirnya dapat meningkatkan kualitas dan daya saing.
(Depdiknas, 2003)
Fisika (bahasa Yunani: (fysiks), "alamiah", dan (fsis),
"alam") adalah sains atau ilmu tentang alam dalam makna yang terluas. Fisika
mempelajari gejala alam yang tidak hidup atau materi dalam
lingkup ruang dan waktu. Para fisikawan atau ahli fisika mempelajari perilaku dan
sifat materi dalam bidang yang sangat beragam, mulai dari partikel
submikroskopis yang membentuk segala materi (fisika partikel) hingga perilaku
materi alam semesta sebagai satu kesatuan kosmos.
(http://id.wikipedia.org/wiki/Fisika)
Fisika kerap dianggap mata pelajaran yang sulit dipahami, karena mata
pelajaran fisika banyak mengandung teori dan hitungan. Oleh sebab itu siswa
sering merasa takut terhadap pelajaran fisika sehingga hal ini mempengaruhidalam mendalami ilmu fisika. Tinggi rendahnya hasil belajar fisika berkaiatan erat
dengan kemampuan dan keterampilan guru dalam mengelola kelas pada saat
proses belajar mengajar. Salah satu faktor penyebab rendahnya hasil belajar siswa
adalah pandangan yang keliru terhadap peran guru. Pada umumnya guru
mendominasi jalannya proses pembelajaran fisika di Sekolah. Selain itu, murid
hanya bersifat pasif dalam proses pembelajaran sehingga penguasaan konsep-
konsep dan prinsip-prinsip fisika di kelal sangat rendah disertai dengan sikap
http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Yunanihttp://id.wikipedia.org/wiki/Alamhttp://id.wikipedia.org/wiki/Materihttp://id.wikipedia.org/wiki/Ruanghttp://id.wikipedia.org/wiki/Waktuhttp://id.wikipedia.org/wiki/Kosmoshttp://id.wikipedia.org/wiki/Fisikahttp://id.wikipedia.org/wiki/Fisikahttp://id.wikipedia.org/wiki/Fisikahttp://id.wikipedia.org/wiki/Fisikahttp://id.wikipedia.org/wiki/Kosmoshttp://id.wikipedia.org/wiki/Waktuhttp://id.wikipedia.org/wiki/Ruanghttp://id.wikipedia.org/wiki/Materihttp://id.wikipedia.org/wiki/Alamhttp://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Yunani -
7/29/2019 [Fix] Upaya Peningkatan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Sma Kelas x Sma x Kota x Dengan Pendekatan Cooper
3/27
negatif terhadap pelajaran fisika, sulit diharapkan siswa akan berhasil dengan baik
dalam pembelajaran di kelas-kelas selanjutnya, salah satunya seperti pada materi
Listrik Dinamis.
Melihat sulitnya pemahaman terhadap materi Listrik Dinamis di tingkat
SMA, maka peneliti memutuskan mengambil pokok bahasan Listrik Dinamis
dalam menerapkan pendekatan Cooperative Learningmodel Group Investigation.
Hal ini bertujuan agar pada proses pembelajaran tidak lagi berpusat pada guru,
tetapi berpusat pada siswa sehingga diharapkan pada pokok bahasan Listrik
Dinamis dapat mencapai ketuntasan dalam balajar.
1.2Rumusan masalahBerdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka permasalahan
yang diangkat dalam penelitian ini adalah :
a. Apakah pendekatan Cooperative Learning model Group Investigationdalam pembelajaran fisika dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas X
SMA X Kota X dalam pokok bahasan Listrik Dinamis?
b. Bagaimanakah hasil belajar siswa kelas X SMA X Kota X pada pokokbahasan Listrik Dinamis dengan menggunakan pendekatan Cooperative
Learningmodel Group Investigation ?
1.3Batasan masalah1. Penelitian ini dilakukan di kelas X pada semester Genap di Sekolah
Menengah Atas X Kota X tahun ajaran 2011/2012
2. Model belajar yang diteliti adalah pendekatan Cooperative Learningmodel Group Investigation.
3. Penelitian ini dilakukan pada pokok bahasan Listrik Dinamis.1.4
Tujuan PenelitianPenelitian ini bertujuan untuk :
Mengetahui apakah penerapan pendekatan Cooperative Learning model
Group Investigation dapat meningkatkan hasil belajar kimia siswa pada pokok
bahasan Listrik Dinamis.
1.5Manfaat PenelitianHasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :
1. Siswa
-
7/29/2019 [Fix] Upaya Peningkatan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Sma Kelas x Sma x Kota x Dengan Pendekatan Cooper
4/27
Penelitian ini diharapkan dapat membantu siswa dalam memecahkan
masalah untuk memahami konsep-konsep fisika, sehingga hasil
belajar siswa dalam belajar dapat meningkat
2. GuruMemberikan sumbangan wawasan pengetahuan mengenai perbaikan
pembelajaran fisika SMA dengan penerapan pendekatan Cooperative
Learningmodel Group Investigation.
3. SekolahSebagai bahan masukan dalam rangka perbaikan sistem pembelajaran
yang ada di sekolah tempat penelitian dilaksanakan.
4. PenelitiSebagai bahan perbandingan dalam menerapkan model mengajar yang
tepat.
-
7/29/2019 [Fix] Upaya Peningkatan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Sma Kelas x Sma x Kota x Dengan Pendekatan Cooper
5/27
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1Model Cooperative Learn ing(CL)Pembelajaran kooperatif telah dikembangkan secara intensif melalui
berbagai penelitian, tujuannya untuk meningkatkan kerjasama akademik antar
mahasiswa, membentuk hubungan positif, mengembangkan rasa percaya diri,
serta meningkatkan kemampuan akademik melalui aktivitas kelompok. Dalam
pembelajaran kooperatif terdapat saling ketergantungan positif di antara
mahasiswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Setiap mahasiswa mempunyai
kesempatan yang sama untuk sukses. Aktivitas belajar berpusat pada mahasiswa
dalam bentuk diskusi, mengerjakan tugas bersama, saling membantu dan saling
mendukung dalam memecahkan masalah. Melalui interaksi belajar yang efektif
mahasiswa lebih termotivasi, percaya diri, mampu menggunakan strategi berpikir
tingkat tinggi, serta mampu membangun hubungan interpersonal.
Model pembelajaran kooperatif memungkinkan semua mahasiswa dapat
menguasai materi pada tingkat penguasaan yang relatif sama atau sejajar.
Ada 4 macam model pembelajaran kooperatif yang dikemukakan oleh
Arends (2001), yaitu; (1) Student Teams Achievement Division (STAD), (2)
Group Investigation, (3) Jigsaw, dan (4) Structural Approach.
Ciri-ciri model pembelajaran kooperatif adalah; (1) belajar bersama
dengan teman, (2) selama proses belajar terjadi tatap muka antar teman, (3) saling
mendengarkan pendapat di antara anggota kelompok, (4) belajar dari teman
sendiri dalam kelompok, (5) belajar dalam kelompok kecil, (6) produktif berbicara
atau saling mengemukakan pendapat, (7) keputusan tergantung pada mahasiswasendiri, (8) mahasiswa aktif
Senada dengan ciri-ciri tersebut, Johnson dan Johnson (1984) serta Hilke
(1990) mengemukakan ciri-ciri pembelajaran kooperatif adalah; (1) terdapat
saling ketergantungan yang positif di antar anggota kelompok, (2) dapat
dipertanggungjawabkan secara individu, (3) heterogen, (4) berbagi
kepemimpinan, (5) berbagi tanggung jawab, (6) menekankan pada tugas dan
kebersamaan, (7) membentuk keterampilan sosial, (8) peran guru/dosen
-
7/29/2019 [Fix] Upaya Peningkatan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Sma Kelas x Sma x Kota x Dengan Pendekatan Cooper
6/27
mengamati proses belajar mahasiswa, (9) efektivitas belajar tergantung pada
kelompok. Proses belajar terjadi dalam kelompok-kelompok kecil (3-4 orang
anggota), bersifat heterogen tanpa memperhatikan perbedaan kemampuan
akademik, jender, suku, maupun lainnya.
(http://www.ditnaga-dikti.org/ditnaga/files/PIP/kooperatif.pdf.)
Tiga konsep sentral yang menjadi karakteristik pembelajaran kooperatif
sebagaimana dikemukakan oleh Slavin (1995), yaitu penghargaan kelompok,
pertanggungjawaban individu, dan kesempatan yang sama untuk berhasil.
a. Penghargaan kelompok
Pembelajaran kooperatif menggunakan tujuan-tujuan kelompok untuk
memperoleh penghargaan kelompok. Penghargaan kelompok diperoleh jika
kelompok mencapai skor di atas kriteria yang ditentukan. Keberhasilan kelompok
didasarkan pada penampilan individu sebagai anggota kelompok dalam
menciptakan hubungan antar personal yang saling mendukung, saling membantu,
dan saling peduli.
b. Pertanggungjawaban individu
Keberhasilan kelompok tergantung dari pembelajaran individu dari semua
anggota kelompok. Pertanggungjawaban tersebut menitikberatkan pada aktivitas
anggota kelompok yang saling membantu dalam belajar. Adanya
pertanggungjawaban secara individu juga menjadikan setiap anggota siap untuk
menghadapi tes dan tugas-tugas lainnya secara mandiri tanpa bantuan teman
sekelompoknya.
c. Kesempatan yang sama untuk mencapai keberhasilan
Pembelajaran kooperatif menggunakan metode skoring yang mencakup
nilai perkembangan berdasarkan peningkatan prestasi yang diperoleh siswa dariyang terdahulu. Dengan menggunakan metode skoring ini setiap siswa baik yang
berprestasi rendah, sedang, atau tinggi sama-sama memperoleh kesempatan untuk
berhasil dan melakukan yang terbaik bagi kelompoknya.
Tujuan pembelajaran kooperatif berbeda dengan kelompok tradisional
yang menerapkan sistem kompetisi, di mana keberhasilan individu diorientasikan
pada kegagalan orang lain. Sedangkan tujuan dari pembelajaran kooperatif adalah
http://www.ditnaga-dikti.org/ditnaga/files/PIP/kooperatif.pdfhttp://www.ditnaga-dikti.org/ditnaga/files/PIP/kooperatif.pdfhttp://www.ditnaga-dikti.org/ditnaga/files/PIP/kooperatif.pdfhttp://www.ditnaga-dikti.org/ditnaga/files/PIP/kooperatif.pdf -
7/29/2019 [Fix] Upaya Peningkatan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Sma Kelas x Sma x Kota x Dengan Pendekatan Cooper
7/27
menciptakan situasi di mana keberhasilan individu ditentukan atau dipengaruhi
oleh keberhasilan kelompoknya (Slavin, 1994).
Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai stidak-
tidaknya tiga tujuan pembelajaran penting yang dirangkum oleh Ibrahim, et al.
(2000), yaitu:
a. Hasil belajar akademik
Dalam belajar kooperatif meskipun mencakup beragam tujuan sosial, juga
memperbaiki prestasi siswa atau tugas-tugas akademis penting lainnya. Beberapa
ahli berpendapat bahwa model ini unggul dalam membantu siswa memahami
konsep-konsep sulit. Para pengembang model ini telah menunjukkan bahwa
model struktur penghargaan kooperatif telah dapat meningkatkan nilai siswa pada
belajar akademik dan perubahan norma yang berhubungan dengan hasil belajar.
Di samping mengubah norma yang berhubungan dengan hasil belajar,
pembelajaran kooperatif dapat memberi keuntungan baik pada siswa kelompok
bawah maupun kelompok atas yang bekerja bersama menyelesaikan tugas-tugas
akademik.
b. Penerimaan terhadap perbedaan individu
Tujuan lain model pembelajaran kooperatif adalah penerimaan secara luas
dari orang-orang yang berbeda berdasarkan ras, budaya, kelas sosial, kemampuan,
dan ketidakmampuannya. Pembelajaran kooperatif memberi peluang bagi siswa
dari berbagai latar belakang dan kondisi untuk bekerja dengan saling bergantung
pada tugas-tugas akademik dan melalui struktur penghargaan kooperatif akan
belajar saling menghargai satu sama lain.
c. Pengembangan keterampilan sosial
Tujuan penting ketiga pembelajaran kooperatif adalah, mengajarkankepada siswa keterampilan bekerja sama dan kolaborasi. Keterampilan-
keterampilan sosial, penting dimiliki oleh siswa sebab saat ini banyak anak muda
masih kurang dalam keterampilan sosial.
Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif
Urutan langkah-langkah prilaku guru menurut model pembelajaran
kooperatif yang diuraiakan oleh Arends (1997) adalah sebagaimana terlihat
pada tabel 2.1
-
7/29/2019 [Fix] Upaya Peningkatan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Sma Kelas x Sma x Kota x Dengan Pendekatan Cooper
8/27
Sintaks Pembelajaran Kooperatif
Fase Tingkahlaku Guru
Fase 1:
Menyampaikan tujuan dan memotivasi
siswa
Guru
menyampaikan semua tujuan pelajaran
yang ingin dicapai pada pelajaran
tersebut dan memotivasi siswa belajar.
Fase 2:
Menyajikan informasi
Menyajikan informasi
Guru menyajikan informasi kepada
siswa dengan jalan demonstrasi atau
lewat bahan
bacaan.
Fase 3:
Mengorganisasikan siswa ke dalam
kelompok-kelompok belajar
Guru menjelaskan kepada siswa
bagaimana
caranya membentuk kelompok belajar
dan
membantu setiap kelompok agar
melakukan
transisi secara efisien.
Fase 4:
Membimbing kelompok bekerja
dan belajar
Guru membimbing kelompok-
kelompok
belajar pada saat mereka mengerjakan
tugas
mereka.
Fase 5:Evaluasi
Guru mengevaluasi hasil belajartentang
materi yang telah dipelajari atau
masing-
masing kelompok mempresentasikan
hasil
kerjanya.
Fase 6: Guru mencari cara-cara untuk
-
7/29/2019 [Fix] Upaya Peningkatan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Sma Kelas x Sma x Kota x Dengan Pendekatan Cooper
9/27
Memberikan penghargaan menghargai
baik upaya maupun hasil belajar
individu
dan kelompok
(http://www.damandiri.or.id/file/yusufunsbab2.pdf)
Salah satu metode dalam paradigma kontsruktivis adalah belajar kooperatif.
Belajar kooperatif adalah kegiatan yang berlangsung dalam lingkungan belajar
berbentuk kelompok kecil, sehingga siswa dapat saling berbagi ide dan bekerja
secara kolaboratif untuk menyelesaikan tugas akademik (Davidson & Kroll,
1991:262). Belajar kooperatif sesuai dengan paradigma bahwa disamping sebagai
makhluk individual, manusia juga adalah makhluk sosial yaitu makhluk yang
tidak bisa berdiri sendiri, namun selalu membutuhkan kerja sama dengan orang
lain. Jelasnya belajar kooperatif tidak hanya bertujuan memahamkan siswa
terhadap materi yang akan dipelajari namun lebih menekankan pada melatih siswa
untuk mempunyai kemampuan sosial, yaitu kemampuan untuk saling
bekerjasama, saling memahami, saling berbagi informasi, saling membantu antar
teman kelompok, dan bertanggung jawab terhadap sesama teman kelompok untuk
mencapai tujuan umum kelompok.
Dalam belajar kooperatif tidak hanya dituntut keberhasilan individu
namun juga keberhasilan kelompok. Dari pemikiran itulah dalam belajar
kooperatif, siswa belajar dalam kelompok kecil yang bersifat heterogen dari segi
gender, etnis, dan kemampuan akademik untuk saling membantu satu sama lain
dalam mencapai tujuan bersama (Slavin, 1994:2).
Sampai saat ini banyak metode belajar kooperatif yang dapat digunakan.Beberapa metode belajar kooperatif yang diteliti secara ekstensif adalah Student
Team Learning (STL), Student Team-Achivement Division (STAD), Team-
Games-Tournament (TGT), Team Accelerated Intruction (TAI), Jigsaw,
Cooperative Integrated Reading dan Composition (CIRC), Group Investigation
(GI), Learning Together (LT), Complex Instruction (CI), dan Structured Dyadic
Method (SDM). Khusus untuk Model Group Investigation, menurut Ibrahim
(2000:23), mungkin merupakan model belajar kooperatif yang paling kompleks
http://www.damandiri.or.id/file/yusufunsbab2.pdfhttp://www.damandiri.or.id/file/yusufunsbab2.pdfhttp://www.damandiri.or.id/file/yusufunsbab2.pdfhttp://www.damandiri.or.id/file/yusufunsbab2.pdf -
7/29/2019 [Fix] Upaya Peningkatan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Sma Kelas x Sma x Kota x Dengan Pendekatan Cooper
10/27
dan jarang diterapkan, termasuk dalam pembelajaran matematika. Investigasi
Kelompok dikembangkan oleh Sholomo dan Sharon di Universitas Tel Aviv
(Slavin, 1994:11).
2.2 Model Group I vestigation
Investigasi Kelompok (group investigation) adalah strategi belajar kooperatif
yang menempatkan siswa ke dalam kelompok secara heterogen dilihat dari
kemampuan dan latar belakang, baik dari segi jenis kelamin, suku, dan agama,
untuk melakukan investigasi terhadap suatu topik (Eggen & Kauchak, 1998:305).
Sedangkan menurut Sharan dan Sharan (1992) (dalam Slavin, 1995:11)
Investigasi Kelompok merupakan suatu perencanaan pengorganisasian kelas
secara umum dimana siswa bekerja dalam kelompok kecil menggunakan inkuiri
kooperatif, diskusi kelompok, dan perencanaan kooperatif dan proyek. Dalam
metode ini, guru membentuk kelompok siswa yang terdiri dari dua sampai enam
anak. Langkah selanjutnya adalah membagi tugas-tugas menjadi tugas individu
yang berbeda, dan melakukan kegiatan yang diperlukan untuk mempersiap kan
laporan kelompok. Masing-masing kelompok kemudian mempresentasikan
penemuannya di depan kelas. Walaupun agak sulit dilakukan, cooperative
learning model group investigation ini perlu diterapkan. (Hobri, 2006: 75-76)
2.2 Pengertian BelajarBelajar merupakan proses dasar dari perkembangan hidup manusia.
Dengan mengajar, manusia melakukan perubahan-perubahan kualitatif individu
sehingga tingkah lakunya berkembang. Semua aktivitas dan prestasi hidup
manusia tidak lain adalah hasil dari belajar. Kita pun hidup menurut hidup danbekerja menurut apa yang telah kita pelajari. Belajar itu bukan sekedar
pengalaman. Belajar adalah suatu proses, dan bukan suatu hasil. Karena itu belajar
berlangsung secara aktif dan integratif dengan menggunakan berbagai bentuk
perbuatan untuk mencapai suatu tujuan.
Proses belajar itu berbeda dengan proses kematangan. Kematangan adalah
proses dimana tingkah laku dimodifikasi sebagai akibat dari pertunbuhan dan
-
7/29/2019 [Fix] Upaya Peningkatan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Sma Kelas x Sma x Kota x Dengan Pendekatan Cooper
11/27
perkembangan struktur serta fungsi-fungsi jasmani. Dengan demikian, tidak setiap
perubahan tingkah laku pada diri individu adalah merupakan hasil belajar.
Meskipun tidak seorang pun yang mengajar seseorang, namun orang itu
dapat belajar. Guru atau orang lain dapat mengarahkan belajar, dapat
menunjukkan sumber pengalaman belajar, menyajikan bahan belajar, dan dapat
mendorong seseorang untuk belajar. Apakah seseorang belajar atau tidak atau
apakah yang dipelajari oleh seseorang tergantung kepada orang itu sendiri, yaitu
apa yang ia kerjakan? Apa yang ia kerjakan akan sangat tergantung kepada
kebutuhan dan motivasinya. Kebutuhan dan motivasi seseorang dalam belajar.
Dengan demikian, belajar itu berorientasi kepada tujuan si pelajar. (Wasty
Soemanto, 1998 : 104-105)
Tahap-tahap Pembelajaran Kooperatif tipe GroupInvertigation menurut
Slavin (2008) yaitu:
1. Identifikasi topik dan mengatur siswa ke dalam kelompok
2. Merencanakan tugas belajar
3. Melakasanakan tugas investigasi
4. Mempersiapkan laporan akhir
5. Menyajikan laporan akhir
6. Evaluasi
Slavin mengemukaakn tahapan-tahapan daam menerapkan pembelajaran
kooperatif tipe Group Investigation adalah sebagai berikut:
a. Tahap Pengelompokkan (Grouping)Yaitu tahap mengidentifikasi topik yang akan diinvestigasi serta
membentuk kelompok investigasi, dengan anggota tiap kelompok 4 sampai 5
orang. Pada ahap ini: 1) siswa mengamati sumber, memilih topik, danmenentukan kategori topik permasalahan. 2) siswa bergabung pada kelompok-
kelompok beajar berdasarkan topik yang mereka pilih atau menarik untuk
diselidiki. 3) guru membatasi jumlah anggota masing-masing kelompok 4 atau
5 orang berdasarkan keterampilan heterogen.
Setelah penyampaian topik yang akan diinvestigasi : a) guru memberikan
kesempatan kepada siswa untuk memilih topik yang menarik untuk dipilih dan
membentuk kelompok berdasarkan topik yang mereka pilih atau menarik
-
7/29/2019 [Fix] Upaya Peningkatan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Sma Kelas x Sma x Kota x Dengan Pendekatan Cooper
12/27
untuk diselidiki. b) Guru membatasi angota kelompok 4 sampai 5 orang
dengan cara mengarahkan siswa dan memberikan suatu motiasi kepada siswa
supaya bersedia membentuk kelompok baru dan memilih topik.
b. Tahap Perencanaan (Planning)Pada tahap ini siswa bersama-sama merencanakan 1) Apa yang akan
mereka pelajari? 2) Bagaimana mereka belajar? 3) Siapa dan melakukan apa?
4) untuk tujuan apa mereka menyelidiki topik tersebut?
Pada tahap ini 1) siswa mempeajari materi, 2) siswa belajar degan
menggali informasi, 3) siswa membagi tugas untuk memecahkan masalah
topik tersebut, megumpulkan informasi, meyimpulkan hasil investigasi dan
mempresentasikan di kelas, 4) siswa belajar untuk mengetahui materi.
c. Tahap Penyelidikan (Investigation)Merupakan tahap pelaksaan proyek investigasi siswa. Pada tahap ini,
siswa melakukan kegiatan sebagai berikut 1) siswa mengumpulkan informasi,
menganalisis data dan membuat simpulan terkait dengan permasalahan-
permasalahan yang diselidiki, 2) masing-masing anggota kelompok
memberikan masukan pada setiap kegiatan kelompok, 3) siswa saling
bertukar, berdiskusi, mengklarifikasi dan mempesatukan ide dan pendapat.
Pada tahap ini, 1) siswa menemukan cara-cara pembuktian masalah
pada suatu materi, 2) siswa mecoba cara-cara yang ditemukan dari hasil
pengumpulan informasi terkait dengan topik bahasan yang diselidiki, dan 3)
siswa berdiskusi mengklarifikasi tiap cara atau langkah dalam pemecahan
masalah tentang topik bahsan yang akan diselidiki.
d. Tahap Pengorganisasian (Organizing)Yaitu tahap persiapan laporan akhir. Pada tahap ini kegiatan siswa
sebagai berikut: 1) angota kelompok menentukan pesan-pesan penting dalam
hasil penelitiannya masing-masing, 2) anggota kelompok merencanakan apa
yang akan mereka laporkan dan bagaimana mempresentasikannya, 3) wakil
dari masing-masing kelompok membentuk panitia diskusi kelas dalam
presentasi investigasi.
-
7/29/2019 [Fix] Upaya Peningkatan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Sma Kelas x Sma x Kota x Dengan Pendekatan Cooper
13/27
Pada tahap ini: 1) siswa menemukan hubungan dari yang ditemukan
dalam investigasi dengan konsep yang sudah asa, 2) siswa membagi tugas
sebagai pemimpin, moderator, notulis dalam presentasi investigasi.
e. Tahap Presentasi (Pesenting)Merupakan tahap penyajian laporan akhir. Kegiatan pembelajaran di
kelas pada tahap ini adalah sebagai berikut: 1) penyajian kelompok pada
keseluruhan kelas dalam berbagai variasi bentuk penyajian, 2) kelompok yang
tidak sebagai penyaji terlibat secara aktif sebagai pendengar, 3) pendengar
mengevaluasi, mengklarifikasi, dan mengajukan pertanyaan atau tanggapan
terhadap topik yang disajikan. Misalnya 1) siswa yang bertugas mewakili
kelompok menyajikan hasil atau simpulan dari investigasi yang telah
dilaksanakan, 2) siswa yang tidak sebagai penyaji, mengajukan pertanyaan,
saran tentang topik yang disajikan, 3) siswa mencatat topik yang disajikan
oleh penyaji.
f. Tahap Evaluasi (Evaluating)Merupaka proses penilaian darihasil proyek siswa. Pada tahap ini,
kegiatan guru atau siswa dalam pembelajaran sebagai berikut 1) siswa
menggabungkan masukan-masukan tentang topiknya, pekerjaan yang telah
mereka lakukan dan tentang pegalaman-pengalaman efektifnya, 2) guru dan
siswa mengkolaborasi, mengevaluasi tentang pembelajaran yang telah
dilaksanakan, 3) penilaian hasil belajar haruslah mengevaluasi tingkat
pemahaman siswa, Misalnya 1) siswa merangkum dan mencatat setiap topik
yang disajikan, 2) siswa menggabungkan tiap topik yang diinvestigasi daam
kelompoknya dan kelompok yang lain, 3) guru mengevaluasi dengan
memberikan tes uraian pada akhir siklus.
2.3 Hasil BelajarHasil belajar merupakan tolak ukur yang digunakan untuk menentukan
keberhasilan siswa dalam memahami suatu mata pelajaran, dimana hasi belajar
dapat berupa keterampilan, nilai, dan sikap setelah siswa mengalami proses
belajar. Menurut Sudjana (1989 : 22), hasil belajar adalah kemampuan-
kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajar. Hasil
-
7/29/2019 [Fix] Upaya Peningkatan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Sma Kelas x Sma x Kota x Dengan Pendekatan Cooper
14/27
belajar yang dicapai siswa itu dan faktor yang datang dari luar diri siswa atau
faktor lingkungan, faktor yang datang dari diri siswa terutama kemampuan yang
dimilikinya. Faktor kemampuan siawa besar sekali pengaruhnya terhadap hasil
belajar yang dicapai. Hasil belajar yang dicapai juga bergantung dari lingkungan
artinya ada faktor yang berada di luar dirinya yang dapat menentukan atau
mempengaruhi hasil yang dicapai. Salah satu lingkungan belajar yang paling
dominan mempengaruhi hasil belajar di sekolah ialah kualitas pengajaran yang
dimaksud dengan kualitas pengajaran ialah tinggi rendahnya atau efektif tidaknya
proses belajar mengajar dalam mencapai tujuan pengajaran oleh sebab itu hasil
belajar siswa di sekolah dipengaruhi oleh kemampuan siswa dan kualitas
pengajaran. (Sudjana. 1989, 39-40)
Menurut Ibrahim (2000 : 16-17) teknik-teknik pembelajaran kooperatif
lebih unggul dalam meningkatkan hasil belajar dibandingkan dengan pengalaman-
pengalaman belajar individual atau kompetitif. Peningkatan belajar terjadi tidak
tergantung pada siswa, mata pelajaran atau aktivitas belajar. Tugas-tugas belajar
yang kompleks seperti pemecahan masalah, berpikir kritis dan pembelajaran
konseptual meningkat secara nyata pada saat digunakan strategi-strategi
kooperatif. Siswa lebih memiliki kemungkinan menggunakan tingkat berpikir
yang lebih tinggi selama dan setelah diskusi dalam kelompok kooperatif daripada
mereka bekerja secara individual atau kompetitif jadi materi yang dipelajari siswa
akan melekat untuk periode waktu yang lama.
Kekurangan dan kelebihan tipe Group Investigation:
Kelebihan
a. Mamou menciptakan cara belajar siswa aktifb.
Menumbuhkan motivasi belajar mandiri dalam diri siswa
c. Dapat menumbuhkan minat da kreativitas siswad. Lebih memupuk cara berpikir analitis dan divergene. Dapat meningkatkan kepedulian antar anggota dalam belajar
Kekuragan
a. Tidak semua materi dalam fisika dapat disampaikan dengan menggunakanmodel tipe ini.
b. Bahan ajar yang banyak tetapi waktu yang disediakan sedikit
-
7/29/2019 [Fix] Upaya Peningkatan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Sma Kelas x Sma x Kota x Dengan Pendekatan Cooper
15/27
c. Siswa yang malas akan memiliki kesempatan untuk tetap pasif dalamkelompoknya sehingga usaha kelompok tersebut gagal.
2.4 Listrik DinamisListrik Dinamis adalah listrik yang dapat bergerak. cara mengukur kuat
arus pada listrik dinamis adalah muatan listrik dibagai waktu dengan satuan
muatan listrik adalah coulumb dan satuan waktu adalah detik. kuat arus pada
rangkaian bercabang sama dengan kuata arus yang masuk sama dengan kuat arus
yang keluar. sedangkan pada rangkaian seri kuat arus tetap sama disetiap ujung-
ujung hambatan. Sebaliknya tegangan berbeda pada hambatan. pada rangkaian
seri tegangan sangat tergantung pada hambatan, tetapi pada rangkaian bercabang
tegangan tidak berpengaruh pada hambatan. semua itu telah dikemukakan oleh
hukum kirchoff yang berbunyi "jumlah kuat arus listrik yang masuk sama dengan
jumlah kuat arus listrik yang keluar". berdasarkan hukum ohm dapat disimpulkan
cara mengukur tegangan listrik adalah kuat arus hambatan. Hambatan nilainya
selalu sama karena tegangan sebanding dengan kuat arus. tegangan memiliki
satuan volt(V) dan kuat arus adalah ampere (A) serta hambatan adalah ohm.
(http://www.crayonpedia.org/mw/Listrik_Dinamis_9.1)
2.5 Kerangka Berpikir
Input
Siswa
PROSES
Langkah-langkah
1.Tahap Pengelompokan (Grouping)
2.Tahap Perencanaan (Planning)
3.Tahap Penyelidikan (Investigation)
4.Tahap Pengorganisasian
(Organizing)
5.Tahap Presentasi (Presenting)
Output :
Hasil belajar
dan aktivitas
belajar
http://www.crayonpedia.org/mw/Listrik_Dinamis_9.1http://www.crayonpedia.org/mw/Listrik_Dinamis_9.1http://www.crayonpedia.org/mw/Listrik_Dinamis_9.1http://www.crayonpedia.org/mw/Listrik_Dinamis_9.1 -
7/29/2019 [Fix] Upaya Peningkatan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Sma Kelas x Sma x Kota x Dengan Pendekatan Cooper
16/27
BAB III
METODOLOGI
Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK).
Menurut Wardani (2002) penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang
dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan
untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi
meningkat.
Dikarenakan tindakan tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan hasil
belajar siswa, maka harus berkaitan dengan pembelajaran. Dengan kata lain,
penelitian tindakan kelas ini harus menyangkut upaya guru dalam bentuk proses
pembelajaran. Namun demikian, ada hal yang sangat perlu dipahami bahwa
penelitian tindakan kelas bukan sekedar mengajar seperti biasanya, tetapi harus
mengandung satu pengertian, bahwa tindakan yang dilakukan didasarkan atas
upaya meningkatkan hasil, yaitu lebih baik dari sebelumnya. Ide yang dicobakan
dalam penelitian tindakan kelas harus cemerlang dan guru sangat yakin bahwa
hasilnya akan lebih baik dari biasanya. (Suharsini Arikunto, 2006 : 2)
Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X semester II SMA X
Kota X tahun ajaran 2011/2012. Siswa kelas X berjumlah X orang.
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada pertengahan bulan X di kelas XD SMA
X Kota X
Prosedur PenelitianPenelitian ini dilaksanakan dalam 3 siklus, dimana tiap siklus terdiri dari
beberapa tahap, yaitu : tahap perencanaan (planning), pelaksanaan tindakan kelas
(action), observasi (observation), dan refleksi (reflection). Rancangan dari
penelitian ini adalah
-
7/29/2019 [Fix] Upaya Peningkatan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Sma Kelas x Sma x Kota x Dengan Pendekatan Cooper
17/27
1. Refleksi AwalRefleksi awal bertujuan untuk mengetahui masalah-masalah yang terkait dengan
kegiatan pembelajaran yang terjadi di kelas X SMA X Kota X dalam rangka
menetukan tindakan yang akan dilakukan pada tahap selanjutnya.
2. Pelaksanaan KegiatanSiklus I
Dalam tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah :
a). Perencanaan
Membuat perangkat pengajaran seperti silabus dan rencana pelaksanaanpembelajaran (RPP)
Menyiapkan lembar observasi guru dan siswa Menyiapkan bahan ajar sebagai lembar penyelidikan siswa Mendesain alat evaluasi yang berupa tes Menyiapkan tugas rumah
b). Pelaksanaan Tindakan (action)
Melaksanakan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)Adapun langkah-langkahnya adalah :
Fase Tindakan
Fase 1:
Menyampaikan tujuan dan memotivasi
siswa
Guru
menyampaikan semua tujuan pelajaran
yang ingin dicapai pada pelajaran
tersebut dan memotivasi siswa belajar.
Fase 2:
Menyajikan informasi
Terdiri dari tahap
Menyajikan informasi
Guru menyajikan informasi kepada
siswa dengan jalan demonstrasi atau
lewat bahanbacaan.
Tahap Penglompokkan a) guru memberikan kesempatan
kepada siswa untuk memilih topik yang
menarik untuk dipilih dan membentuk
kelompok berdasarkan topik yang
mereka pilih atau menarik untuk
diselidiki.
b) Guru membatasi angota kelompok 4
sampai 5 orang dengan cara
-
7/29/2019 [Fix] Upaya Peningkatan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Sma Kelas x Sma x Kota x Dengan Pendekatan Cooper
18/27
mengarahkan siswa dan memberikan
suatu motiasi kepada siswa supaya
bersedia membentuk kelompok baru
dan memilih topik.
Tahap Perencanaan Pada tahap ini 1) siswa mempeajari
materi, 2) siswa belajar dengan
menggali informasi, 3) siswa membagi
tugas untuk memecahkan masalah topik
tersebut, megumpulkan informasi,
meyimpulkan hasil investigasi dan
mempresentasikan di kelas, 4) siswa
belajar untuk mengetahui materi
Fase 3:
Mengorganisasikan siswa ke dalam
kelompok-kelompok belajar
Guru menjelaskan kepada siswa
bagaimana
caranya membentuk kelompok belajar
dan
membantu setiap kelompok agar
melakukan
transisi secara efisien.
Fase 4:
Membimbing kelompok bekerjadan belajar
Guru membimbing kelompok-
kelompokbelajar pada saat mereka mengerjakan
tugas
mereka.
Tahap penyelidikan 1) siswa mengumpulkan informasi,
menganalisis data dan membuat
simpulan terkait dengan permasalahan-
permasalahan yang diselidiki, 2)
masing-masing anggota kelompok
memberikan masukan pada setiapkegiatan kelompok, 3) siswa saling
bertukar, berdiskusi, mengklarifikasi
dan mempesatukan ide dan pendapat.
Tahap Pengorganisasian 1) siswa menemukan hubungan dari
yang ditemukan dalam investigasi
dengan konsep yang sudah asa, 2)
siswa membagi tugas sebagai
pemimpin, moderator, notulis dalam
-
7/29/2019 [Fix] Upaya Peningkatan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Sma Kelas x Sma x Kota x Dengan Pendekatan Cooper
19/27
presentasi investigasi.
Tahap Presentasi 1) penyajian kelompok pada
keseluruhan kelas dalam berbagai
variasi bentuk penyajian, 2) kelompok
yang tidak sebagai penyaji terlibat
secara aktif sebagai pendengar, 3)
pendengar mengevaluasi,
mengklarifikasi, dan mengajukan
pertanyaan atau tanggapan terhadap
topik yang disajikan.
Fase 5:
Evaluasi
Guru mengevaluasi hasil belajar
tentang
materi yang telah dipelajari atau
masing-
masing kelompok mempresentasikan
hasil
kerjanya.
Tahap Evaluasi 1) siswa merangkum dan mencatat
setiap topik yang disajikan, 2) siswa
menggabungkan tiap topik yangdiinvestigasi daam kelompoknya dan
kelompok yang lain, 3) guru
mengevaluasi dengan memberikan tes
uraian pada akhir siklus.
Fase 6:
Memberikan penghargaan
Guru mencari cara-cara untuk
menghargai
baik upaya maupun hasil belajar
individu
dan kelompok
c). Pengamatan (Observation)
Pada tahap ini dilakukan observasi terhadap pelaksanaan tindakan yang dilakukan
guru dan siswa selama kegiatan belajarmengajar di kelas dengan menggunakan
lembar observasi guru dan siswa. Selain itu, dilakukan juga observasi mengenai
butir butir soal
d). Refleksi (reflection)
-
7/29/2019 [Fix] Upaya Peningkatan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Sma Kelas x Sma x Kota x Dengan Pendekatan Cooper
20/27
Pada tahap ini dilakukan evaluasi terhadap hasil observasi dan hasil tes siklus I,
kemudian dipelajari dan dianalisa untuk digunakan sebagai racun pelaksanaan
siklus selanjutnya.
Siklus II
Pelaksanaan siklus II berdasarkan hasil refleksi dari siklus I, dengan
disertai perubahan perubahan pada siklus I untuk menentukan tindakan yang
tepat pada siklus II.
Siklus III
Pada pelaksanaan siklus III ini, tindakan yang dilakukan adalah perbaikan
perbaikan pada siklus II untuk mencapai halhal yang belum berhasil pada siklus
II.
3.5 Instrumen Penelitian
3.5.1 Intrumen non tes
Untuk memperoleh data dalam penelitian ini menggunakan beberapa
macam instrumen yaitu : tes, lembar observasi dan angket
3.5.1.1 Tes
Tes merupakan serangkaian pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk
mangukur keterampilan pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang
dimiliki oleh individu atau kelompok (Ridwan, 2002 dalam Rianti Rahmadania)
Tes digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa. Tes diberikan di awal
pembelajaran untuk mengetahui pengetahuan dasar siswa dan setelah akhir
tindakan sebagai evaluasi dari proses pembelajaran.
3.5.1.2 Lembar Observasi
Lembar observasi terdiri dari dua yaitu : a. Lembar observasi aktivitasguru, digunakan untuk mengetahui kekurangan-kekurangan yang dilakukan guru
pada saat mengajar dan untuk mengamati aktivitas guru tahap pendahuluan, inti
dan penutup. Lembar observasi aktivitas siswa digunakan untuk mengetahui
sejauh mana keaktifan dan keikutsertaan siswa dalam mengikuti proses belajar
mengajar dari tahap pendahuluan, inti, penutup. Hasil onservasi dijadikan
pedoman untuk perbaikan peoses belajar mengajar pada siklus selanjutnya.
3.5.1.3 Angket
-
7/29/2019 [Fix] Upaya Peningkatan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Sma Kelas x Sma x Kota x Dengan Pendekatan Cooper
21/27
Angket adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang yang
bersedia memberikan respon (responden) dengan permintaan pengguna.
(Riduan,2002 dalam Riduan Rahmadania). Pemberian angket ini bertujuan
mengetahui tanggapan dan respon siswa terhadap pembelajaran fisika dengan
pendekatan Cooperative Learningtipe Group Investigation.
3.6 Teknik Pengumpulan Data
Data dikumpulkan dengan menggunakan beberapa instrumen, diantaranya
adalah :
1. WawancaraWawancara digunakan untuk memperoleh informasi yang berkenaan
dengan pendapat, aspirasi, harapan, persepsi, keyakinan dan lain-lain
dari individu atau responden (Sudjana, 1989). Wawancara
dilaksanakan sebelum dilakukan penelitian untuk mengetahui kesiapan
serta kemampuan siswa terhadap materi yang dipelajari serta masalah
dan kendala apa saja yang dihadapi oleh siswa dan guru dalam proses
belajar mengajar di kelas.
2. Lembar ObservasiLembar observasi digunakan untuk melihat aktivitas guru dan siswa
dalam proses belajar mengjar. Lembar observasi disusun berdasarkan
skala penelitian yang diberi rentangan nilai dari yang tertinggi sampai
yang terendah dalam bentuk angka atau rentangan katagori baik,
asedangkan atau kurang (Sudjana, 1989).
3. Lembar TesTes digunakan untuk mengukur tingkat pemahaman siswa, sekaligus
mengukur prestasi belajar siswa yang dilakukan pada setiap akhirsiklus. Tes dilaksanakan dalam penelitian ini adalah berupa Prae Test
dan Post Tes. Proses dilakukan setelah diterapkan pendekatan
Cooperative Learning tipe Group Investigation. Penyusunan tes
berdasarkan kisi-kisi soal yang dibuat sesuai dengan tujuan
instruksional dari setiap kegiatan proses belajar
4. Tugas Rumah
-
7/29/2019 [Fix] Upaya Peningkatan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Sma Kelas x Sma x Kota x Dengan Pendekatan Cooper
22/27
Tugas rumah digunakan untuk mengetahui penerapan pendekatan
Cooperative Learningtipe Group Investigation
3.7 Teknik Analisa Data
Teknik analisa data yang digunakan adalah teknik analisa data deskriptif, yaitu
mendeskripsikan data dari sumber data melalui lembar observasi dan hasil belajar.
Hasil belajar merupakan penggabungan dari nilai tugas rumah dan tes siklus,
dengan rumus :
Nilai Hasil Belajar = 25% nilai tugas rumah + 75% nilai tes siklus
3.7.1 Menganalisis Data Observasi
Rata-rata skor :observasijumlah
skorjumlah
Skor tertinggi :jumlah butir observasi x skor tertinggi keseluruhan Kisaran nilai untuk setiap pengamat : Skor tertinggi keseluruhan
Skor tetinggi tiap butir
Keterangan :
K = kurang, skor nilai 1
C = cukup, skor nilai 2
B = baik, skor nilai 3 ( Sudjana dalam Lia Novitasari,
2008)
3.7.1.1Lembar Observasi GuruSkor tertinggi =jumlah butir observasi x skor tertinggi tiap butir
= 14 x 3 = 42
Kisaran nilai untuk setiap pengamatan =
butirtiaptertinggiskor
nkeseluruhatertinggiSkor
= 143
42
Tabel 3.1 Interval Kategori Penilaian Aktivitas Guru
No. Rentangan Nilai Kriteria
1 114 Kurang
2 1528 Cukup
3 2942 Baik
-
7/29/2019 [Fix] Upaya Peningkatan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Sma Kelas x Sma x Kota x Dengan Pendekatan Cooper
23/27
3.7.1.2 Lembar Observasi Aktivitas Siswa
Skor tertinggi =jumlah butir observasi x skor tertinggi tiap butir
= 12 x 3 = 36
Kisaran nilai untuk setiap pengamatan =butirtiaptertinggiskor
nkeseluruhatertinggiskor
= 123
36
Tabel 3.2 Interval Kategori Penilaian Aktivitas Siswa
No. Rentangan Nilai Kriteria
1 112 Kurang
2 1324 Cukup
3 2536 Baik
3.7.1.3Menganalisis Hasil Belajara. Nilai rata-rata siswa
N
XX
Keterangan : X = jumlah nilai
N = jumlah siswa (Sudjana, 2001)
b. Daya Serap Klasikal%100
)(
maksimumidealskorjumlahsiswajumlah
siswadicapaiyangtertinggiskorjumlahDS
c. Persentase Ketuntasan Belajar
%100 N
N
KBs
Keterangan : KB = Ketuntasan Belajar
Ns = Nilai siswa lebih dari atau sama dengan 6,5
N = Jumlah siswa (depdikbud dalam lia
novitasari, 2008)
d. data Hasil Angket
Kriteria data yang diambil melalui angket adalah data yang
berhubungan dengan respon siswa selama proses pembelajaran kimia
-
7/29/2019 [Fix] Upaya Peningkatan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Sma Kelas x Sma x Kota x Dengan Pendekatan Cooper
24/27
dengan modelLearning Cycle (LC) 5E dan Cooperatif Learning(CL) tipe
Jigsaw. Data angket untuk setiap pernyataan diolah dengan ketentuan
pemberian skor seperti pada tabel berikut :
Tabel Skor jawaban setian item pertanyaan anket
Jawaban Skor
Ya 1
Tidak 0
Interval Kategori penilaian angket seperti tabel berikut :
Interval Respon siswa
1-7 Negatif
8-14 Positif
Presentasi siswa yang memiliki yang memiliki respon positif adalah :
= %100siswaseluruhjumlah
positifresponmemilikiyangsiswajumlah
Presentasi siswa yang memiliki respon negatif adalah :
= %100siswaseluruhjumlah
negatifresponmemilikiyangsiswajumlah
3.7.1.4 Uji Validitas, Reliabilitas, dan Taraf Kesukaran
1) Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan suatu
instrument. Penentuan validitas instrumen menggunakan rumus:
2222
rxy
Keterangan:
rxy = Koefisien korelasi antara variable x dan variable y
x = Skor perolehan butir tes
y = Skor total
N = Jumlah siswa
2) Reliabelitas
Reliabilitas merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat
pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Untuk mengetahui apakah soal
-
7/29/2019 [Fix] Upaya Peningkatan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Sma Kelas x Sma x Kota x Dengan Pendekatan Cooper
25/27
yang diberikan kepada siswa tersebut reliable, maka dapat digunakan patokan
sebagai berikut :
0,20 = derajat reabilitas sangat rendah
0,20r110,40 = derajat reabilitas rendah
0,40r110,60 = derajat reabilitas cukup
0,60r110,80 = derajat reabilitas tinggi
0,80r111,00 = derajat reabilitas sangat tinggi (sempurna)
Untuk uji reabilitasnya maka digunakan rumus KR-20
r11 =
2
2
1 S
pqS
n
n
St2 =
1
22
nn
YYN
Keterangan :
r11 = reabilitas yang dicari
n = banyaknya butir soal
p = proporsi soal yang dijawab benar
q = roporsi soal yang dijawab salah
St= varian total
3) Taraf KesukaranTaraf kesukaran digunakan untuk menunjukkan bahwa soal yang
digunakan dalam tes hasil belajar tersebut sukar atau mudah dikerjakan oleh
peserta tes. Derajat kesukaran ditentukan dengan rumus:
T
BP
Keterangan:
P = Taraf kesukaran
B = Jumlah jawaban benar dari peserta tes
T = Jumlah siswa yang mengerjakan soal
Jika taraf kesekuran yang didapati antara 0,225 sampai 0,775 maka soal
dapat dikatakan baik dan dapat digunakan.
3.8 Indikator KerjaIndikator kerja dalam penelitian ini adalah :
-
7/29/2019 [Fix] Upaya Peningkatan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Sma Kelas x Sma x Kota x Dengan Pendekatan Cooper
26/27
a. Daya Serap (DS)Daya serap dikatakan meningkat bila daya serap siswa pada siklus II
lebih baik dari siklus I dan daya serap siswa siklus III lebih baik dari
siklus II dan siklus I (DS I < DS II < DS III).
b. Ketuntasan BelajarHasil belajar ketuntasan belajar dikatakan tuntas berdasarkan urutan
sebagai berikut :
1. Untuk Individu : jika siswa mendapat nilai 6,52. Untuk kelompok : jika 85% siswa mendapat nilai 6,5
( Depdikbud dalam Lia Novitasari, 2008)
c. Aktivitas guru dan siswa yang diamati dalam lembar observasimencapai katagori baik.
d. Nilai evaluasi akhir dan nilai tugas dikatakan baik jika mendapatnilai 6,5
e. Hasil belajar dikatakan meningkat bila nilai rata-rata siswa padasiklus II lebih baik dari siklus I dan nilai rata-rata siswa siklus III
lebih baik dari siklus II dasn siklus I (X I < X II < X III)
-
7/29/2019 [Fix] Upaya Peningkatan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Sma Kelas x Sma x Kota x Dengan Pendekatan Cooper
27/27
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2012. Fisika. Dari laman Wikipedia Bahasa Indonesia, Ensiklopedia
bebas.http://id.wikipedia.org/wiki/Fisika.Diakses pada 10 Juni 2012
Anonim. 2008.Listrik Dinamis 9.1. Dari laman Crayonpedia, artikel, Listrik Dinamis 9.1.
http://www.crayonpedia.org/mw/Listrik_Dinamis_9.1. Diakses pada 10 Juni
2012
Ardiyanti, Eka. 2009. UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS
X SMA NEGERI 1 KOTA MANNA DENGAN MODEL LEARNING
CYCLE (LC) 5E DAN COOPERATIVE LEARNING (CL) TIPE JIGSAW
PADA POKOK BAHASAN HIDROKARBON. Skripsi.Departemen Pendidikan Nasional. 2003. Undang-Undang Sisdiknas. Jakarta :
Diknas
Hobri, dan Susanto. 2006. PENERAPAN PENDEKATAN COOPERATIVE
LEARNING MODEL GROUP INVESTIGATION UNTUK
MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA KELAS III SLTPN 8 JEMBER
TENTANG VOLUME TABUNG. Jurnal Pendidikan Dasar, Vol.7, No.2.
Ibrahim, Muslimin dkk. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Universitas Negeri
Surabaya University press : Surabaya
Slavin, Robert E. 2008. Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik. Nusa
Media : Bandung
Soemanto, Wasty. 1998.Psikologi Pendidikan Landasan Kerja Pemimpin
Pendidikan. PT. Rineka Cipta : Jakarta
Sudjana, N. 1989.Penelitian Hasil Proses Belajar Mengajar. PT Remaja
Rosdakarya : Bandung
Yusuf.BAB II.http://www.damandiri.or.id/file/yusufunsbab2.pdf
http://id.wikipedia.org/wiki/Fisikahttp://id.wikipedia.org/wiki/Fisikahttp://id.wikipedia.org/wiki/Fisikahttp://www.crayonpedia.org/mw/Listrik_Dinamis_9.1http://www.crayonpedia.org/mw/Listrik_Dinamis_9.1http://www.damandiri.or.id/file/yusufunsbab2.pdfhttp://www.damandiri.or.id/file/yusufunsbab2.pdfhttp://www.damandiri.or.id/file/yusufunsbab2.pdfhttp://www.damandiri.or.id/file/yusufunsbab2.pdfhttp://www.crayonpedia.org/mw/Listrik_Dinamis_9.1http://id.wikipedia.org/wiki/Fisika