fix kegagalan foto rontgen

27
Factor penyebab kegagalan fotografi dental Hasil foto radiografis tang baik harus memenui syarat : 1. Kontras, detail dan ketajaman foto radiografis harus baik, setiap struktur anatomis dapat dibedakan dengan jelas, misalnya perbedaan email, dentin,kamar pulpa, saluiran akar, lamina dura dan tulang penyangga disekitarnya serta struktur anatomis oainnya yang penting untuk diinterprestasikan 2. Seluruh objek yang diperiksa dapat tampak secara keseluruhan dengan jelas pada film radigrafis yang dihasilkan. 3. Bentuk dan ukuran objek atau gigi tidak mengalami distorsi atau perubahan bentuk. Misalnya pada film radiografis intra oral proyeksi periapikal, tonjol bukal – palatal atau bukal – lingual terletak pada satu bidang (berhimpit) 4. Pada film radiografis intraoral proyeksi periapikal, daerah interdental,harus tampak jelas, kecuali pada kasus gigi berjejal. Pada pembuatan foto radiografis teknik intra oral atau ekstra oral ada beberapa factor yang harus diperhatikan untuk mendapat hasil foto radiografis yang baik. Factor penyebab kegagalan adalah :

Upload: apriko-merza

Post on 25-Oct-2015

175 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

Page 1: Fix Kegagalan Foto Rontgen

Factor penyebab kegagalan fotografi dental

Hasil foto radiografis tang baik harus memenui syarat :

1.      Kontras, detail dan ketajaman foto radiografis harus baik, setiap struktur anatomis dapat

dibedakan dengan jelas, misalnya perbedaan email, dentin,kamar pulpa, saluiran akar, lamina

dura dan tulang penyangga disekitarnya serta struktur anatomis oainnya yang penting untuk

diinterprestasikan

2.      Seluruh objek yang diperiksa dapat tampak secara keseluruhan dengan jelas pada film radigrafis

yang dihasilkan.

3.      Bentuk dan ukuran objek atau gigi tidak mengalami distorsi atau perubahan bentuk. Misalnya

pada film radiografis intra oral proyeksi periapikal, tonjol bukal – palatal atau bukal – lingual

terletak pada satu bidang (berhimpit)

4.      Pada film radiografis intraoral proyeksi periapikal, daerah interdental,harus tampak jelas, kecuali

pada kasus gigi berjejal.

Pada pembuatan foto radiografis teknik intra oral atau ekstra oral ada beberapa factor

yang harus diperhatikan untuk mendapat hasil foto radiografis yang baik. Factor penyebab

kegagalan adalah :

1.      Operator/ radiographer,pasien,dokter gigi           

a.       Dalam peraturan pemerintah no. 11 tahun 1975 tentang persyaratan suatu instalasi atom,

dikatakan bahwa suatu instalasi atom harus memiliki tenaga-tenaga yang cakap dan terlatih. Oleh

sebab itu operator/radiographer harus memiliki dan menguasai kemampuan teknik pemotretan

yang baik juga memperoleh pendidikan resmi dari Departemen kesehatan atau BATAN tentang

Keselamatan Kerja dan Proteksi Radiasi.

Page 2: Fix Kegagalan Foto Rontgen

Kesalahan yang disebabkan oleh Operator yang akan dibahas berikut ini terutama yang

disebabkan oleh kecerobohan operator pada waktu pemotretan dan teknik proses pencucian film

akan dibahas tersendiri.

Superimposed

Gambar radiografis tumpang tindih dengan gambaran selain gigi dan struktur anatomis

disekitarnya, karena kelalaian operator memeriksa kesiapan pasien sebelum melakukan

pemotretan. Gambaran tumpang tindih ini antara lain dapat berupa gambaran kacamata,

cengkraman gigi tiruan lepasan,gigi tiruan kerangka logam, atau kawat alat orthodonsi.

Pada teknik periapikal, pasien menahan film dengan jari apabila jari pasien pada daerahyang

terkena sinar- X primer selama pemotretan akan tampak gambaran radiografis tulang jari tangan.

Double expose :

Film yang telah dipakai, sebelum dicuci dipakai lagi untuk pemotretan pasien lain(film dipakai

dua kali pemotretan), sehingga akan tampak dua gambaran radiografis pasien yang berbeda pada

satu film.

Sidik jari tangan :

Gambaran sidik jari ini terjadi karena operator melakukan pencucian tanpa menggunakan clip

film langsung dipegang oleh operator. Sehingga pada waktu pencucian dalam developer,

gambaran sidik jari operator akan tercetak pada film radiografis yang dihasilkan.

b.      PENDERITA/ PASIEN

Pemotretan pada pasien anak kadang-kadang sulit dilakukan, karena ada rasa takut yang

berlebihan. Pasien sering bergerak atau merontah pada waktu pemotretan. Pasien lanjut usia juga

Page 3: Fix Kegagalan Foto Rontgen

kadang – kadang sulit dilakukan pemotretan, karena pasien tidak dapat diam atau tremor yang

mungkin terjadi. Pada pasien-pasien ini dapat terjadi double image.

Bentuk anatomis rahang sempit dan palatum dangkal dapat menyebabkan tidak seluruh struktur

yang akan diperiksa dapat terproyeksi dengan utuh (terpotong). Sedangkan gigi yang berjejal

atau pada gigi impaksi dapat terjadi tumpang tindih satu gigi dengan gigi geligi disekitarnya.

Pasien dengan reflex muntah tinggi juga dapat menyulitkan pemotretan. Terutama pemotretan

region posterior rahang atas dan rahang bawah.

c.       DOKTER GIGI

Pengetahuan, ketelitian dan keterampilan dokter gigi juga mempengaruhi foto radiografis yang

dihasilkan. Kelalaian dokter gigi pada waktu menulis surat rujukan , misalnya salah menulis

elemen gigi atau region, tidak menulis maksud tujuan pemeriksaan radiografis atau regio, tidak

menulis maksud tujuan pemeriksaan radiografis atau tidak menulis diagnose sementara

berdasarkan pemeriksaan radiografis sebelumnya menyebabkan hasil pemeriksaan radiografis

sebelumnya menyebabkan hasil pemeriksaan radiografis yang dihasilkan tidak sesuai dengan

yang dimaksud / diharapkan.

2.      BAHAN/ MATERIAL

Page 4: Fix Kegagalan Foto Rontgen

a.       Film

Beberapa hal yang harus diperharikan dalam melilai film radiografis adalah waktu kadaluarsa

serta kemasan pembungkus film. Hal ini  penting diperhatikan  karena apabila kedua hal tersebut 

sudah tidak memenuhi syarat lagi, hasil foto radiografisnya tidak dapat sebaik yang diharapkan.

b.      Bahan pencucian film

Developer dan fixed jenis powder yang penggunaanya harus dilarutkan terlebih dahulu, lebih

baik dari pada yang sudah tersedia dalam bentuk cairan. Developer dalam bentuk cairan sering

menyebabkan noda kuning pada hasil foto radiografis.

3.      TEKNIK PEMOTRETAN

a.       Pengaturan posisi kepala penderita

Kesalahan pengaturan posisi kepala penderita pada teknik intra oral (terlalu menunduk atau

menengadah) menyebabkan kesulitan menentukan posisi tube (penentuan sudut vertical dan

horizontal) atau menyebabkan tidak tercakupnya daerah yang akan diperiksa (terpotong) pada

foto radiografis yang dihasilkan.

Sedangkan pada teknik ekstra oral kesalahan pengaturan posisi kepala penderita dangat

berpengaruh  terhadap foto radiografis yang dihasilkan. Kesalahan berupa objek yang dituju

tumpang tindih dengan struktur anatomis lain sehingga tidak terproyeksi dengan baik atau terjadi

gambaran radiografis yang terpotong.

Page 5: Fix Kegagalan Foto Rontgen

b.      Peletakan film

Pada teknik intra oral peletakan film dalam rongga mulut harus sedemikian rupa sehingga objek

yang akan diperiksa terletak di pertengahan film, untuk itu perlu diperhatikan bahwa untuk letak

film di gigi anterior  film diletakkan vertical dan pada gigi posterior di letakkan horizontal.

Dengan demikian seluruh gigi sampai dengan daerah periapikal dapat tercakup semua dalam

film. Sisakan 2-3 mm antara jarak tepi permukaan gigi dengan permukaan oklusal atau insisal.

Sekalahan yang dapat terjadi apabila tidak diperhatikan hal-hal tersebut di atas adalah

terpotongnya gambar radiografis yang dihasilkan. Gambaran ini juga dapat terjadi akibat kondisi

anatomis pasien berupa palatum atau dasar mulut yang dangkal.

Kesalahan peletakan cassette pada teknik ekstra oral baik teknik pemotretan yang menggunakan

cassette holder atau tidak adalah terpotongnya gambaran radiografis yang dihasilkan.

C. CARA MENAHAN FILM

Pada teknik intraoral proyeksi periapikal yang benar adalah dengan menggunakan ibu jari

atau telunjuk didaerah pertemuan antara mahkota dan gusi (di daerah lehar gigi). Penekanan

yangh berlebihan dan menahan film pada daerah palatum, dapat menyebabkan film tertekuk

yang gambarannya akan tampak mirip kasus elongasi, ujung akar gigi tampak membengkok

sedankan mahkotanya tetap pada ukuran sebenarnya.

            Penekukan ini dapat pula terjadi karena gigig yang akan diperiksa terletak pada sudut

rahang yaitu gigi kaninus-premolaratas maupun bawah.

            Pada teknik ekstraoral,pemahaman film sehingga tidak berpengaruh pada foto radiografis

yang dihasilkan.

Page 6: Fix Kegagalan Foto Rontgen

D. PENENTUAN SUDUT PEMOTRETAN

Kesalahan penentuan vertical dapat berupa :

Elongasi yaitu pemanjangan gambaran radiografis gigi yang dihasilkan, akibat penentuan sudut

vertical terlalu besar.

Kesalahn penentuan sudut horizontal :

Horizontal overlapping yaitu gambaran radiografis yang tumpang tindih antara satu gigi dengan

gigig yang berdekatan, akibat sinar-X tidak sejajar dengan permukaan interproximal gigi atau

tidak tegak lupus dengan sumbu gigi yang diperiksa.

Cone cutting hádala terpotongnya sebagian gambaran radiografis gigi yang dihasilkan dengan

batas tepi berupa lengkungan, terjadi akibat sinar-X tidak tepat pada pertengahan film, sehingga

ada sebagian film yang tidak terkena sinar-X. Kesalahn penentuan sudut pemotretan pada teknik

ekstraoral dapat menyebabkan gambaran tumpang tindih (overlapping) antara objek yang

diperiksa dengan struktur anatomis disekitarnya.

E. PENENTUAN KONDISI SINAR-X

            Kondisi sinar-X yang dihasilkan oleh statu pesawat sinar-X adalah : kV, mA, & sec. Pada

umumnya pesawat sinar-X baik sudah mempunyai kV, dan mA yang sudah distandarisasi,

sehinggga pada waktu melakukan pemotretan hanya diubah waktunya saja.

            Overexposed adalah kondisi waktu pemotertannya yang terlalu lama sehinggga gambaran

radiografis yang dihasilkan akan tampak gelap/ hitam (radiolusen) secara keseluruhan.

            Underexposure terjadi bila waktu pemotretannya terlalu singkat dan gambaran

radiografisnya yang dihasilkan akan tampak putih (radiopak) secara keseluruhan.

Tidak ada gambaran sama sekali (film bening) tidak ada sinar-X yang mengenai film yang

disebabkan pesawat rontgen rusak dan tidak menghasilkan sinar-X atau salah melakukan

menekan tombol expose.

F. PROSESSING / PENCUCIAN FOTO RODIOGRAFIS

            Beberapa macam kesalahn dapat terjadi pada waktu proses pencucian film, baik intraoral

maupun dalam kamar gelap, yaitu :

Page 7: Fix Kegagalan Foto Rontgen

Overdeveloped adalah kondisi waktu pencucian dalam developer yang telalu lama sehingga

gambaran radiografis yang dihasilkan tampak hitam secara keseluruhan.

Underdevelope adalah kondisi waktu pencucian dalam developer yang terlalu cepat.

PROTEKSI RADIASI RADIOLOGI

Usaha proteksi terhadap masyarakat disekitar instalasi radiasi merupakan satu hal yang

kompleks. Karena biasanya bagian radiologi merupakan bagian dari suatu gedung, yang akan

berdampingan dengan bagian-bagian lain. Ada dua hal yang perlu diperhatikan untuk mengurang

radiasi terhadap masyarakat dan lingkungan disekitar instalasi radiasi:

1. pembatasan penggunaan sumber-sumber radiasi untuk tujuan survey kesehatan

masyarakat, kecuali bila ada kemungkinan ditemukan suatu penyakit secara pasti.

2. pengawasan ketat dan persyaratan perizinan yang mutlak bagi pemakaian sumber radiasi,

dan dilaksanakan dengan baik serta penjualan alat-alat yang memenuhi persyaratan.

Khusus untuk bidang kedokteran gigi usaha-usaha proteksi yang dilakukan terhadap masyarakat

adalah sebagai berikut :

A.    Perencanaan Pembangunan

1.      Lokasi, tata letak dan orientasi. Bagian radiologi yang berada di dalam atau merupakan bagian

dari suatu rumah sakit harus direncanakan sebaik mungkin, baik mengenai lokasi maupun tata

letaknya. Sedapat mungkin, lokasi tidak bersebelahan langsung dengan bagian – bagian lain

(tersendiri). Selain itu pengaturan arah bekas sinar X primer diutamakan ke daerah – daerah yang

kosong.

2.      Beberapa fasilitas lain yang juga sangat penting untuk diperhatikan dan sifatnya mudah

pengontrolannya adalah

-          Instalasi listrik

-          Instalasi air

Page 8: Fix Kegagalan Foto Rontgen

-          Saluran pembuangan

B.     Bahan Proteksi

1.      Timbal (Pb) adalah bahan proteksi radiasi utama yang paling umum dipakai. Biasanya dibuat

dalam bentuk apron, sarung tangan atau penutup gonad. Dapat juga dipakai sebagai bahan untuk

melapisi dinding, lantai dan langit - langit.

2.      Konstruksi dinding dari beton dapat juga digunakan sebagai bahan proteksi radiasi

3.      Bahan bangunan biasa, dapat juga dipakai sebagai bahan proteksi radiasi. Nilai kesetaraannya

adalah sebagai berikut :

Tebal beton equivalen = (tebal bahan x densitas) / 2,35

4.      Bahan – bahan lain seperti baja, barium plaster, batu, keramik, bata atau kaca juga memiliki

kemampuan menyerap radiasi yang dapat dihitung nilai kesetaraannya dengan Pb.

Usaha – usaha lain yang dpat dilakukan adalah:

1.      Pemberian tanda khusus berupa symbol radiasi di daerah sumber – sumber radiasi termasuk di

ruangan pesawat radiodiagnostik.

2.      Pemeriksaan yang menggunaka sinar X di rimah sakit atau poliklinik, harus dilakukan di bagian

Radiologi kecuali bila keadaan pasien tidak memungkinkan.

3.      Orang tua atau orang lain yang mengantar pasien harus berada jauh dari ruangan sinar X atau

memakai pelindung bila berada di dalam ruangan.

4.      Pemakaian bahan proteksi pada dinding, lantai dan langit – langit.

5.      Penggunaan pesawat sinar X dengan kualutas terbaik, telah mendapat izin dari Departemen

Kesehatan.

Page 9: Fix Kegagalan Foto Rontgen

6.      Pemeriksaan periodik tentang kebocoran radiasi pada pesawat sinar X.

7.      Gunakan alat pengukur radiasi di ruangan, misalnya dengan survey meter.

C.     Proteksi Radiasi terhadap Pasien

Usaha – usaha proteksi terhadap pasien dapat dilakukan secara langsung maupun tidak langsung.

Ada dua hal yang perlu diperhatikan :

1.      Tidak boleh melakukan penyinaran tanpa adanya keuntungan yang jelas

2.      Pemeriksaan diagnostic dengan sinar X baru dilakukan bila pemeriksaan klinis mengarah pada

kelainan pada struktur di daerah yang tidak dapat dilihat secara klinis.

Usaha – usaha proteksi terhadap pasien dapat diuraikan sebagai berikut :

1.      Hilangkan tata kerja yang tidak perlu atau berlebihan

2.      Operator harus terlebih dahulu memeriksa identitas pasien

3.      Tanyakan apakah penderita pernah menerima radiasi (kapan?)

4.      Kurangi pemeriksaan radiografi dengan seleksi kasus

5.      Untuk semua wanita pada masa subur, pemeriksaan radiografi terutama rahang atas harus

ditunda.

6.      Teknik pemotretan radiografis dan penentuan kondisi sinar X, harus betul – betul telah

direncanakan dengan baik

Teknik pemotretan bite wing dapat memperlihatkan gigi – gigi rahang atas dan bawah terlihat

pada satu film. Dengan demikian dapat mengurangi pemotretan radiografis yang dilakukan,

sehingga dapat mengurangi radiasi yang diterima oleh pasien.

Page 10: Fix Kegagalan Foto Rontgen

Teknik ini juga sebaiknya dipakai untuk pemotretan anak – anak. Untuk pemeriksaan

menyeluruh, film yang digunakan untuk teknik bite wing hanya 4 fil sedangkan pada teknik

biseksi 6-8 film.

7.      Pengurangan film tipe high speed (sangat peka) dengan mutu terbaik. Gunakan cassette yang

dilengkapi intensifying screen tipe high speed untuk mengurangi radiasi.

8.      Penggunaan pesawat sinar X sebaiknya menggunakan filter :

Filter yang tepat, untuk menyaring radiasi tidak berguna. Filter adalah materi menyerap,

biasanya lempengan aluminium (Al) yang ditempatkan di dalam tabung sinar X dan dilewati

oleh berkas sinar X, berguna untuk meneyerap dan menyaring sinar X berenergi rendah yang

tidak berguna dalam pembentukan gambar radiografis.

Sehingga sinar X yang mencapai film lebih homogen panjang gelombangnya, dengan demikian

proses ionisasi AgBr pada film akan lebih merata, dan akan memperoleh gambaran radiografis

yang lebih kontras. Selain itu dosis radiasi yang diterima pasien juga akan berkurang.

Tebal filter minimum, ditentukan oleh tegangan maksimal pada pesawat sinar-X. Filter untuk

pesawat sinar-X diagnostic biasa, termasuk pesawat sinar-X dental harus setara dengan :

         1,5 mm Al untuk pesawat sinar-X dengan tegangan sampai dengan 75 kV

         2 mm Al untuk pesawat sinar-X dengan tegangan 75-100 kV

         2,5 mm Al untuk pesawat sinar-X dengan tegangan di atas 100 kV

9.      Penggunaan pesawat sinar-X yang menggunakan :

         Cone dari logam

         Cone yang panjang

         Cone yang ujungnya terbuka

Page 11: Fix Kegagalan Foto Rontgen

10.  Penggunaan diafragma/ collimeter/ shutter yang tepat untuk mebatasi ukuran lapangan (lebar

berkas) penyinaran.

11.  Waktu pemotretan yang sesingkat-singkatnya, tetapi memberikan hasil gambaran radiografis

yang terbaik.

12.  Pasien menggunakan apron proteksi dan gonad proteksi selama penyinaran.

13.  Passion harus mengikuti instruksi operator.

D. Proteksi radiasi terhadap operator

Pada umumnya pengurangan dosis kepada penderita akan mengakibatkan pengurangan dosis

terhadap operator dan personil lainnya. Hal penting yang diperhatikan juga adalah operator harus

berdiri dibelakang sinar-X primer.

1.      Jarak berdiri operator

Besarnya radiasi yang diterima seseorang, berbanding terbalik dengan besarnya jarak antara

orang tersebut berdiri dengan sinar-X. hal ini dapat dibuktikan dengan hokum bidang (inverse

law). Hokum ini menunjukkan hubungan antara besarnya radiasi yang diterima seseorang dengan

besarnya jarak antara orang tersebut berdiri dan sumber sinar-X.

Radiasi yang diterima operator bila berdiri pada jarak  4 feet dari sumber sinar-X dibandingkan

bila berdiri pada jarak 2 feet dari sumber sinar-X adaah (1/2) : 2= ¼ (seperempat) kali jumlah

yang diterima pada jarak 2 feet.

Hal ini menggambarkan dengan jelas, pentingnya operator berdiri pada jarak sejauh-jauhnya dari

sinar-X. untuk penggunaan pesawat sinar-x diagnostic, dianjurkan operator berdiri minimal 6

feet dari sumber sinar-X. sselain itu operator perlu memperhatikan untuk :

1.        Tidak memegang film di dalam mulut penderita

2.        Tidak memegang kaca mulut di dalam mulut penderita selama pemotretan

Page 12: Fix Kegagalan Foto Rontgen

3.        Tiba memegang cone atau tube selama pemotretan

4.        Selalu menggunakan apron proteksi dan gonad proteksi

5.        Selalu menggunakan monitor radiasi berupa :

          film badge

          pocket dose meter

          cara pemeriksaan apron dan sarung tangan Pb

Apron dan sarung tangan Pb harus mempunyai ketebalan minimum 0,25 mm, untuk

pesawat dengan 150 kV. Sarung tangan dan apron Pb harus di periksa setahun sekali.

Caranya : pada apron dan sarung tangan Pb dilakukan penyinaran dengan sinar-X pada

kondisi 80 kV dengan mAs tertentu dengan jarak 1 meter. Untuk ketebalan 0,25 mm Pb dipakai

mAs = 10, pada penyinaran ini apron dan sarung tangan Pb harus kedap/ tidak dapat dilewati

sinar-X.

2.      Posisi berdiri operator

Perlu ditekankan bahwa selama melakukan pemotretan radiografis operator juga mendapat

radiasi. Oleh karena itu operator tidak diperbolehkan berdiri didaerah radiasi sinar-X primer.

Untuk mengurangi dosis radiasi yang diterimanya, sebaiknya operator juga berdiri pada tempat

yang aman yaitu dibalik dinding pelindung berlapis Pb dan berjarak cukup jauh dari sumber

sinar-X selama melakukan pemotretan radiografis.

Umumnya operator berdiri pada posisi yang membentuk sudut antara 90 dan 135 terhadap sinar-

X pusat. Akan tetapi yang terbaik adalah jauh di belakang sumber sinar-X atau berlawanan arah

dengan sinar-X pusat. Untuk pemotretan radiografis dental region :

1.      Gigi anterior, operator berdiri pada sebelah depan kanan atau sebelah depan kiri pasien.

Page 13: Fix Kegagalan Foto Rontgen

2.      Gigi posterior, operator lebih baik berdiri di sebelah belakang pasien daripada sebelah depan

pasien.

Ada pembagian 3 daerah radiasi beserta penggolongan orang yang berada di sekitarnya :

1.      “Controlled area” (daerah I), yang berada di daerah ini termasuk :

Orang-orang yang langsung menggunakan pesawat sinar-X (operator)

E. Proteksi Radiasi terhadap bahaya radiasi bocor

            Persyaratan sarana dan fasilitas proteksi radiasi termasuk juga proteksi terhadap adanya

radiasi bocor. Untuk mengetahui ada tidaknya atau besarnya radiasi bocor,perlu dilakukan

pengetesan pada pesawat dengan cara mengaktifkan pesawat dalam beberapa saat. Kemudian

dihitung dalam satuan R/jam. Radiasi bocor adalah radiasi yang dihasilkan dan dikeluarkan dari

kepala tabung sinar-X yang tidak melalui Cone:

1. untuk pesawat diagnostik, radisai bocor yang diperbolehkan maksimum 100mR/jam pada

jarak 1 meter dari tabung sinar-X, pada waktu pesawat dalam kondisi katif penuh.

2. untuk pesawat terapi, radiasi bocor yang diperbolehkan sebesar 100 mR/jam pada jarak 1

meter dari tabung sinar-X dan 100mR/menit pada setiap titik diatas tube housing.

3. untuk pesawat telegama, “sourhead” dan peralatan kolimasi harus dibuat sedemikian rupa

sehingga pada jarak 1 meter dalam setiap arah dari sumber sinar dalam keadaan

“tertutup”. Radiasi maksimum tidak boleh lebih dari 10 mR/jam dan radiasi rata-rata

tidak lebih dari 2 mR/jam.

PERSYARATAN PEKERJA INSTALASI RADIASI

            Persyaratan pekerja instalasi radiasi dalam hal ini tenaga operator merupakan masalah

yang sangat penting, karena berhubungan secara langsung dengan mutu hasil foto radiografis.

Page 14: Fix Kegagalan Foto Rontgen

Selain memiliki keterampilan yang memenuhi syarat, pekerja instalasi radiasi juga memiliki dan

harus memperhatikan semua faktor-faktor mengenai proteksi radiasi. Persyaratn tersebut

meliputi :

1. usia pekerja. Tidak semua orang dapat bekerja di daerah radiasi. Orang-oramg yang

berusia di bawah 18 tahun, tidak diperbolehkan bekerja di daerah radiasi.

2. operator harus mempunyai pengetahuan yang baik tentang pesawar dan teknik

penggunaannya. Untuk instalasi radioterapi operator juga harus memiliki pengetahuan

tentang bahan-bahan radioaktif, kegunaan, aturan pemakaian, serta bahaya radiasi yang

dapat ditimbulkan.

3. operator harus terampil, memiliki pengetahuan dan menguasai pemotretan dengan baik.

Termasuk juga penggunaan film yang baik, memilih ukuran film yang sesuai dengan

kebutuhan pemotretan radiografis serta cara memberikan instruksi yang penting bagi

pasien.

4. di bagian Radiologi Kedokteran Gigi, operator harus menguasai teknik oral maupun

ekstra oral dengan baik.

5. menguasai teknik pencucian foto radiografis dengan baik. Selain itu, memahami cara

penyimpanan film radiografis yang baik dan aman terhadap kontaminasi sinar-X dan

cahaya lainnya.

6. operator di bagian Radiologi Kedokteran Gigi, harus memahami struktur anatomis daerah

rongga mulut, khususnya anatomi gigi dan mulut, baik pada anak-anak maupun orang

dewasa.

Page 15: Fix Kegagalan Foto Rontgen

7. mengetahui penyebab kegagalan pembuatan foto radiografis dan mengetahui semua

faktor-faktor penyebabnya.

8. dalam melakukan tugasnya sehari-hari, operator harus dapat memilih pola kerja yang

sistematis, teliti dan hati-hati, untuk dapat menghindari kesalahan.

9. ketelitian operator biasanya diperlukan pada waktu membaca surat konsul, terutama

dalam hal region gigi yang akan diperiksa dan tujuan pembuatan foto radiografis tersebut.

Standar Proteksi Radiasi

Dalam implementasi optimisasi seperti yang direkomendasikan oleh International At

mic Energy Agency maka pelaksanaan Tingkat Panduan Dosis atau Guidance Level 

bagi pasien mau tidak mau harus dilaksanakan agar pasien terlindung dari pemberian dosis yayan

g   tidak   perlu.   Untuk   mencapai   hal   ini   maka   perlu   diperhatikan   Peralatan  

yang dipergunakan apakah handal dan teruji dan Tenaga kerjanya terkualifikasi atau tidak. 

1. Peralatan yang handal.

Agar supaya dosis pasien yang dikehendaki dapat tercapai maka hal pertama yang harus diperhat

ikan   adalah   kemampuan   pesawat   sinarX.   Untuk   meyakinkan

bahwa kemampuannya masih dapat dipercaya maka perlu dilakukan uji fungsi terhadap pesawat 

sinarX   secara   periodik   sesuai   dengan   peraturan   yang   berlaku.

Kalauperaturan mengharuskan dilakukan uji kesesuaian sekali dalam setahun maka harus dilakuk

an. Permasalahan adalah siapa yang dapat melakukan uji kesesuaian yang

sesuai dengan standar internasional.Menurut peraturan perundangan yang berlaku maka instansi 

atau lembaga yang dapat melakukan   uji   kesesuaian   boleh   siapa   saja   asalkan   sudah  

Page 16: Fix Kegagalan Foto Rontgen

diakreditasi   oleh   Komite Akreditasi   Nasional     (KAN)   yang   berada   di   dalam  

organisasi   Badan  

Standardisasi Nasional (BSN). Secara internasional KAN diakui sebagai satusatunya 

instansi yang dapat   melaksanakan   akreditasi   terhadap   instansi   yang  

melaksanakasertifikasi jasa maupun produk. Oleh karena itu semua lembaga di Indonesia yang a

kan melaksanakansertifikasi harus terlebih dahulu mendapat akreditasi dari KAN. Sertifikat pesa

wat sinarXakan menjadi syarat utama untuk mengajukan permohonan izin penggunaan pesawat s

inarX.

2.  Tenaga yang  terkualifikasi

Untuk mencapai dosis pasien yang diharapkan tidak cukup hanya menguji peralatan akan tetapi  

kualifikasi   personil   yang   mengoperasikan   alat   juga   harus   mendapat   perhatian. Personil

tersebut   harus   memiliki   pendidikan   yang   standar   sesuai   dengan  

yang dipersyaratkan untuk mengoperasikan pesawat sinarX. Untuk operator  pesawat sinarX pers

yaratan   minimum   harus   berpendidikan   Diploma   D3   atau   setara   dengan  

akademi yang khusus untuk pesawat sinarX diagnostik. Dengan latar belakang pendidikan ini ma

ka pemberian paparan radiasi pada pasien  akan mendapatkan citra yang diharapkan serta   dosis

pasien   yang   sesuai   dengan   tingkat   panduan   dosis   pada   setiap   jenis pemeriksaan   yang

dimintakan   dokter.   Sedangkan   untuk   pemeriksaan   angiografi, mammografi,   dan   CT  

Scan,   disamping   tenaga   operator   yang   terkualifikasi  

juga diopersyaratkan adanya tenaga  Fisika Medik

Page 17: Fix Kegagalan Foto Rontgen

BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Penggunaan sinar Rontgen telah lama di kenal sebagai suatu alat dalam bidang

kedokteran umum dan kedokteran gigi yang sangat membantu dalam menegakkan diagnosa dan

untuk menentukan rencana perawatan. Ada dua teknik yang digunakan pada radiografi

kedokteran gigi, yaitu teknik intra oral dan teknik ekstra oral. Kegagalan pada radiografi

kedokteran gigi bias pula terjadi,hal ini bias disebabkan oleh dokter gigi, pasien, bahan material

dan teknik yang salah saat pengambilan gl gambar.

Radiasi yang ditimbulkkan oleh X-ray saat pengambilan gambar harus diantisipasi,karena

dapat berbahaya bagi tubuh kita. Untuk itu harus dilakukan proteksi baik pada alat,operator,

maupun pasien saat melakukan foto X-ray, terutama bila harus terus berhubungan dengan

ruangan radiologi.

SARAN

Proteksi radiasi   dalam   bidang   kesehatan   yang   selama   ini   lebih   difokuskan  

pada keselamatan pekerja, masyarakat, dan lingkungan hidup.Untuk masa yang akan datang 

proteksi radiasi harus juga lebih mementingkan keselamatan pasien. Oleh karena itu diperlukan t

Page 18: Fix Kegagalan Foto Rontgen

enaga yang cakap dan terlatih baik serta memenuhi standar keselamatan dan kompetensi.  Sedan

gkan pesawat sinarX harus diuji oleh lembaga atau instansi yang telah mendapat akreditasi   dari

KAN. Dengan memberlakukan   peraturan   yang   sesuai dengan standar  internasional   maka  

penggunaan   pesawat   sinarX   akan

memberikan jaminan dan manfaat kepada pasien, pekerja, masyarakat, dan lingkungan.

DAFTAR PUSKATA

IAEA Safety Series, International  Basic Safety Standard  No. 115 on  Protection against ionizing radiation and safety of radioactive sources

Boel,Trelia.2000.Dental Radiologi;prinsip dan teknik.Medan

Langland., O.E. and R. P. Langlais., 2002. Principles of Dental Imaging.,Philadelphia., Williams & Willins

Diktat dental radiologi