fitria adi mustika (06111381320008) supervisi pendidikan

Upload: veronika

Post on 10-Jan-2016

7 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

kkkkkkkkkkkkkkkkkk

TRANSCRIPT

Makalah Profesi KependidikanSupervisi Pendidikan

Dosen Pengampu : Taufiq, S.Pd., M.Pd.

Oleh : Fitria Adi MustikaNim : 06111381320008

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANPROGRAN STUDI PENDIDIKAN FISIKAUNIVERSITAS SRIWIJAYA2015

Kata Pengantar

Puji syukur senantiasa tercurahkan kehadirat Allah swt, yang selalu menunjukan kekuasaanNya berupa kenikmatan sehat dan umur panjang. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi kita, Nabi besar Muhammad SAW sebagai utusan terakhir pembawa cahaya islam.Makalah ini untuk memenuhi salah satu tugas individu mata kuliah Profesi Kependidikan dengan Dosen Pengampu Bapak Taufiq, S.Pd., M.Pd yang berjudul Supervisi Pendidikan.Saya sebagai penyusun dan penulis makalah sangat menyadari bahwa makalah yang saya sajikan masih banyak kekurangan dan belum sempurna, baik dari segi penulisan atau materi yang saya sajikan. Oleh karena itu kritik dan saran pembaca sangat saya harapkan guna untuk memperbaiki makalah ini. Mudah-mudahan makalah ini bermanfaat bagi kita semua.

Palembang, Mei 2015 Penulis

Daftar IsiCover Kata PengantariDaftar IsiiiBab I Pendahuluan1.1 Latar Belakang11.2 Rumusan Masalah 11.3 Tujuan1Bab II Pembahasan2.1 Pengertian, Fungsi, dan Peran Supervisi Pendidikan22.2 Pelaksanaan Supervisi Pendidikan62.3 Teknik Supervisi Pendidikan8Bab III Penutup3.1 Kesimpulan20Daftar Pustaka

BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar Belakang

Kualitas belajar-mengajar sangat dipengaruhi oleh kualitas kinerja guru. Oleh karena itu, usaha meningkatkan kemampuan guru dalam melaksanakan proses belajar-mengajar, perlu secara terus-menerus mendapatkan perhatian dari penanggung jawab sistem pendidikan. Peningkatan ini akan lebih berhasil apabila dilakukan oleh guru dengan kemauan dan usaha mereka sendiri. Namun ia belum mengetahui atau belum memahami jenis, prosedur, dan mekanisme memperoleh berbagai sumber yang sangat diperlukan dalam usaha meningkatkan kemampuan mereka. Pengetahuan tentang supervisi memberikan bantuan kepada guru dalam merencanakan dan melaksanakan peningkatan professional mereka dengan memafaatkan sumber yang tersedia.

1.2 Rumusan Masalah1. Apakah pengertian, fungsi, dan peran Supervisi Pendidikan?2. Bagaimana Pelaksanaan Supervisi Pendidikan?3. Bagaimana Teknik Supervisi Pendidikan?

1.3 Tujuan 1. Untuk mengetahui pengertian, fungsi, dan peran supervisi pendidikan.2. Untuk mengetahui pelaksanaan supervisi pendidikan.3. Untukmengetahui teknik dalam supervisi pendidikan.4.

BAB IIPEMBAHASAN

2.1 Pengertian, Fungsi, dan Peran SupervisiA. Pengertian SupervisiSebelum supervisi dibahas secara lebih rinci, terlebih dahulu perlu diterangkan beberapa istilah yang dijumpai di dalam praktik, yang isi kegiatannya mirip dengan supervisi. Istilah-istilah dimaksud adalah: inspeksi, penilikan, pengawasan, monitoring, dan penilaian atau evaluasi.Inspeksi berasal dari bahasa Belanda inspectie. Di dalam bahasa Inggris, inspection. Kedua kata tersebut berarti pengawasan, yang terbatas kepada pengertian mengawasi apakah bawahan (dalam hal ini guru) menjalankan apa yang telah diinstruksikan oleh atasannya, dan bukan berusaha membantu guru itu (Ngalim Purwanto, 1990). Pelakunya disebut inspektur. Seringkali kedatangan seorang inspektur ke sekolah lebih banyak dirasakan oleh guru sebagai kedatangan seorang petugas yang ingin mencari kesalahan. Dengan kesan seperti itu, apabila ada seorang inspektur datang, kepala sekolah maupun guru cenderung merasa takut karena merasa akan dicari kesalahannya. Inspektur pendidikan bertugas untuk melakukan pengawasan terhadap semua kegiatan sekolah, mulai dari keberhasilan sekolah, masalah ketatausahaan, masalah kemuridan, keuangan, sampai kepada proses belajar-mengajar.Dalam perkembangan supervisi selanjutnya dikenal istilah penilikan dan pengawasan. Berbeda dengan inspeksi, penilikan dan pengawasan mempunyai pengertian suatu kegiatan yang bukan hanya mencari kesalahan objek pengawasan itu semata-mata, tetapi juga mencari hal-hal yang sudah baik, untuk dikembangkan lebih lanjut. Pengawas bertugas untuk melakukan pengawasan, dengan semua komponen sistem sekolah dan peristiwa yang terjadi di sekolah. Hal-hal yang kurang baik dicatat dan disampaikan kepada kepala sekolah atau guru untuk mendapatkan perhatian penyempurnaannya, sedang untuk hal-hal yang sudah baik perlu dipertahankan atau ditingkatkan lebih lanjut.Istilah penilik dan pengawas dilihat dari kegiatannya mempunyai pengertian yang sama, oleh karena itu dapat saling dipertukarkan.Di dalam Peraturan Pemerintah nomor 38 Tahun 1992, Pasal 20 dibedakan istilah pengawas (yang dipakai untuk menunjukkan tugasnya pada jalur pendidikan sekolah) dan penilik (yang dipakai untukmenunjukkan tugasnya pada jalur pendidikan luar sekolah).Monitoring sering kali diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dengan pemantauan. Monitoring berarti kegiatan pengumpulan data tentang suatu kegiatan sebagai bahan untuk melaksanakan penilaian. Dengan kalimat lain, monitoring merupakan kegiatan yang ditunjukkan untuk mengetahui apa adanya tentang suatu kegiatan. Di dalam monitoring seseorang hanya mengumpulkan data tanpa membandingkan data tersebut dengan kriteria tertentu. Kegiatan penilaian, yang juga disebut evaluasi, merupakan suatu proses membandingkan keadaan kuantitatif atau kualitatif suatu objek dengan criteria tertentu yang sudah ditetapkan sebelumnya. Evaluasi dimaksudkan untuk melihat apakah dengan sumber yang tersedia, sesuatu kegiatan telah mengikuti proses yang ditetapkan sertamencapai hasil yang diinginkan. Penilaian dengan membandingkan antara apa yang dicapai dengan berapa banyak sumber yang dikorbankan untuk itu disebut dengan penilaian tentang efisiensi. Apabila inspeksi, penilikan, atau pengawasan,monitoring, serta penilaian masih dalam tahapan usaha mengetahui status suatu komponen atau kegiatan sistem serta memahami kekurangan dan atau kekuatannya, maka supervisi telah mengandung pengertian tindakan. Pengertian supervisi mencakup arti yang terkandung dalam istilah-istilah yang sudah diterangkan itu. Disamping itu, supervisi mempunyai arti yang lebih luas, yaitu pengertian bantuan dan perbaikan.Daresh (1989), misalnya mendefinisikan supervisi sebagai suatu proses mengawasi kemampuan seseorang untuk mencapai tujuan organisasi. Wiles (1955) mendefinisikannya sebagai bantuan dalam pengembangan situasi belajar-mengajar. Lucio dan McNeil (1978) mendefinisikan tugas supervisi, yang meliputi :

(a) Tugas perencanaan, yakni untuk menetapkan kebijaksanaan dan program.(b) Tugas administrasi, yaitu pengambilan keputusan serta pengkoordinadian melalui konferensi dan konsultasi yang dilakukan dalam usaha mencari perbaikan kualitas pengajaran.(c) Partisipasi secara langsung dalam pengembangan kurikulum, yaitu dalam kegiatan merumuskan tujuan, membuat penuntun belajar bagi guru, dan memilih isi pengalaman belajar.(d) Melaksanakan demonstrasi mengajar untuk guru-guru, serta (e) Melaksanakan penelitian. Sergiovanni dan Starratt (1979) berpendapat bahwa tugas utama supervisi adalah perbaikan situasi pengajaran. Secara sederhana supervisi yaitu semua usaha yang dilakukan oleh supervisor untuk memberikan bantuan kepada guru dalam memperbaiki pengajaran. Kegiatan supervisi bertujuan untuk memperbaiki proses dan hasil belajar-mengajar. Kegiatan utamanya adalah membantu guru, tetapi dalam konteksnya yang luas menyangkut komponen tata usaha, sarana, lingkungan sekolah, dan lain-lain. Sasaran supervisi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu yang berhubungan langsung dengan pengajaran dan yang berhubungan dengan pendukung pengajaran. Himpunan Sarjana Administrasi Pendidikan Indonesia (HISAPIN) pada tahun 1992, menyarankan agar dibedakan antara supervisi satuan pendidikan dengan supervisi bidang studi atau, jika di sekolah dasar,dengan supervisi kelas. Supervisi satuan pendidikan adalah fungsi langsung dari menejemen pendidikan. Sedangkan supervisi kelas atau bidang studi secara khusus terfokus kepada proses belajar-mengajar. Supervisi pengajaran berbeda dengan administrasi pendidikan. Administrasi pendidikan merupakan proses dan bentuk kerjasama antara dua orang atau lebih untuk mencapai tujuan pendidikan, perencanaan untuk mencapai tujuan, pengontrolan kegiatan, sampai kepada evaluasi untuk melihat apakah pekerjaan itu berhasil atau tidak. Administrasi pendidikan menyangkut semua aspek kerjasama baik yang menyangkut aspek manusia maupun aspek non-manusia. Dengan demikian supervisi pengajaran merupakan bagian dari kegiatan administrasi pendidikan.B. Fungsi dan Peran Supervisi Supervisi pengajaran seharusnya dilakukan oleh seseorang yang dididik khusus dan atau ditugaskan untuk melakukan pekerjaan itu, dengan menggunakan keahlian khusus. Tidak semua orang dapat melakukan supervisi. Oleh karena itu, dikatakan bahwa supervisi merupakan pekerjaan professional. Di dalam Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 1992 telah terlihat arah profesionalisasi, meskipun belum tegas. Pasal 20 Ayat (3) peraturan tersebut mengatakan bahwa untuk menjadi pengawas perlu adanya pendidikan khusus. Tugas seorang supervisor bukanlah untuk mengadili tetapi untuk membantu, mendorong, dan memberikan keyakinan kepada guru, bahwa proses belajar-mengajar dapat dan harus diperbaiki. Pengembangan berbagai pengalaman, pengetahuan, sikap, dan keterampilan guru harus dibantu secara professional sehingga guru tersebut dapat berkembang dalam pekerjaannya. Perubahan merupakan suatu kejadian yang tidak dapat dilakukan, baik karena tuntutan dari dalam kegiatan proses belajar-mengajar itu sendiri, maupun adanya tuntutan lingkungan yang selalu berubah pula. Ada dua jenis supervisi dilihat dari peranannya dalam perubahan itu, yaitu:1) Supervisi traktif, artinya supervisi yang hanya berusaha melakukan perubahan kecil karena menjaga kontinuitas. Supervisi traktif ini misalnya dapat dilihat dari kegiatan rutin seperti pertemuan rutin dengan guru-guru untuk membicarakan kesulitan-kesulitan kecil, memberikan informasi tentang prosedur yang telah disepakati dan memberikan arahan dalam prosedur standar operasi (PSO) dalam suatu kegiatan.2) Supervisi dinamik, yaitu supervisi yang diarahkan untuk mengubah secara lebih intensif praktik-praktik pengajaran tertentu. Tekanan dalam perubahan ini diletakkan kepada diskontinuitas, gangguan terhadap praktek yang ada sekarang untuk diganti dengan yang mempengaruhi perilaku murid, guru, dan semua personel sekolah.

2.2 Pelaksanaan Supervisi

Untuk melaksanakan fungsi dan peranan supervisi pengajaran di sekolah, perlu pemahaman tentang landasan dan siapa yang melaksanakan supervisi.Dalam usaha mempertinggi efisiensi dan efektivitas proses pelaksanaan supervisi pendidikan, kegiatan supervisi tersebut perlu dilandasi hal-hal sebagai berikut:a) Kegiatan supervisi pendidikan harus dilandaskan atas filsafat Pancasila. Ini berarti bahwa dalam melaksanakan bantuan untuk perbaikan proses belajar-mengajar, supervisor harus dijiwai oleh penghayatan terhadap nilai-nilai Pancasila.b) Pemecahan masalah supervisi harus dilandaskan kepada pendekatan ilmiah dan dilakukan secara kreatif. Ini antara lain berarti bahwa di dalam memecahkan masalah harus digunakan kaidah ilmiah sseperti berpikir loigis, objektif, berdasarkan data yang dapat diverifikasi, dan terbuka terhadap kritik.c) Keberhasilan supervisi harus dinilai dari sejauhmana kegiatan tersebut menunjang prestasi belajar siswa dalam proses belajar-mengajar.d) Supervisi harus dapat menjamin kontinuitas perbaikan dan perubahan program pengajaran. Jika supervisi dilaksanakan, maka hasilnya harus merupakan suatu peningkatan proses dan hasil belajar siswa.e) Supervisi bertujuan mengembangkan keadaan yang favorable untuk terjadinya proses belajar-mengajar yang efektif. Proses belajar-mengajar yang efektif dan efisien hanya akan terjadi jika lingkungan proses itu mendukungnya. Oleh karena itu, perlu diupayakan agar lingkungan memberikan tantangan kepada siswa untuk belajar lebih baik.Pada bagian ini akan diuraikan tugas supervisor dan wewenang supervisor dalam pengajaran. Seperti telah dikemukakan sebelumnya, supervisi pendidikan meliputi supervisi terhadap pengajaran maupun komponen pendukungnya. Supervisi pengajaran merupakan kegiatan yang berhubungan langsung dengan pengajaran tetapi tidak langsung dengan siswa. Supervisi merupakan bantuan kepada guru dalam perbaikan situasi pengajaran. Dalam kaitannya dengan perbaikan situasi belajar-mengajar ini, tugas seorang supervisor (Harris, 1975) adalah membantu guru dalam hal:a) Pengembangan kurikulum. Kurikulum perlu diperbaiki dan dikembangkan secara terus-menerus. Dalam hal kurikulum dirancang secara terpusat seperti sekarang, maka tugas supervisor adalah membantu guru dalam melaksanakan penyesuaian dan perancangan pengalaman belajar dengan keadaan lingkungan dan siswa.b) Pengorganisasian pengajaran. Supervisor bertugas membantu pelaksanaan pengajaran sehingga siswa, guru, tempat, dan bahan pengajaran sesuai dengan waktu yang disediakan serta tujuan instruksional yang ditetapkan. Mengelompokkan siswa, merencanakan jadwal pertemuan, mengatur ruangan, mengalokasikan waktu pengajaran, merencanakan tim mengajar merupakan contoh-contoh tugas dalam mengorganisasikan pengajaran ini.c) Pemenuhan fasilitas sesuai dengan rancangan proses belajar-mengajar. Pengembangan ruang serta peralatan, misalnya, harus didasarkan atas pertimbangan sampai seberapa jauh sumbangannya terhadap pencapaian tujuan pengajaran.d) Perancangan dan perolehan bahan pengajaran sesuai dengan rancangan kurikulum. Guru harus selalu melakukan titik ulang, evaluasi, dan perubahan tentang bahan pengajaran agar lebih besar sumbangannya terhadap tercapainya tujuan pengajaran.e) Perencanaan dan implementasi dalam meningkatkan pengalaman belajar dan unjuk kerja guru dalam melaksanakan pengajaran. Kegiatan ini meliputi bantuan dalam menyelenggarakan work-shop, konsultasi, wisata karya, serta berbagaimacam latihan dalam jabatan.f) Pelaksanaan orientasi tentang suatu tugas atau cara baru dalam proses belajar-mengajar. Guru perlu dilengkapi dengan informai yang relevan dengan tugas dan tanggungjawabnya.g) Pengkoordinasian antara kegiatan belajar-mengajar dengan kegiatan lain yang diberikan sekolah/lembaga pendidikan kepadasiswa. Hal ini antara lain meliputi kegiatan mengembangkan kebijaksanaan sertamenetaokan tata aliran kerja antara berbagai bagian yang memberikan layanan untuk mencapai tujuan instruksional.h) Pengembangan hubungan dengan masyarakat dengan mengusahakan lalulintas informasi yang bebas tentang hal yang berhubungan dengan kegiatan pengajaran.i) Pelaksanaan evaluasi pengajaran, terutama dalam perencanaan pembuatan instrument, pengorganisasian, dan penetapan prosedur untuk pengumpulan data, analisis dan interpretasi hasil pengumpulan data, serta pembuatan keputusan untuk perbaikan proses pengajaran.Supervisor mempunyai wewenang tertentu sesuai dengan tugas yang dilaksanakan. Wewenang yang dimaksud adalah melaksanakan koreksi, memperbaiki, dan membina proses belajar-mengajar bersama guru, sehingga proses itu mencapai hasil maksimal. Hendaknya atasan supervisor bertindak tutwuri handayani dalam usaha peningkatan proses belajar-mengajar.2.3 Teknik Supervisi Mempelajari berbagai pendekatan dalam supervisi memungkinkan guru untuk mempunyai wawasan yang lebih luas tentang kegiatan supervisi. Pendekatan itu antara lain adalah (1) pendekatan humanistik (2) pendekatan kompetensi (3) pendekatan klinis, dan (4) pendekatan profesional. Seorang guru yang mendapat layanan supervisi akan mengalami proses belajar. Ia akan melakukan refleksi dari pengalaman mengajarnya dan dengan bantuan supervisor berusaha untuk memperbaiki perilaku mengajarnya. Di bawah ini diuraikan satu per satu pendekatan dan teknik dalam supervisi yang didasarkan atas aliran-aliran psikologi yang menjelaskan tentang proses belajar.1. Pendekatan HumanistikPendekatan humanistik timbul dari keyakinan bahwa guru tidak dapat diperlakukan sebagai alat semata-mata untuk meningkatkan kualitas belajar-mengajar. Dalam proses pembinaan, guru mengalami perkembangan secara terus-menerus, dan proses supervisi harus dirancang untuk mengikuti pola perkembangan itu. Tugas supervisor adalah membimbing sehingga makin lama guru makin dapat berdiri sendiri dan berkembang dalam jabatannya dengan usaha sendiri. Jika tahapan supervisi dibagi menjadi tiga bagian (pembicaraan awal), observasi, analisis dan interpretasi serta (pembicaraan akhir) maka supervisi dilakukan sebagai berikut:1) Pembicaraan awal. Dalam pembicaraan awal supervisor, memancing apakah dalam mengajar guru menemui kesulitan. Pembicaraan ini dilakukan secara informal. Jika dalam pembicaraan ini guru tidak minta dibantu, maka proses supervisi akan berhenti. Ini disebut dengan titik lanjutan atau berhenti (go-or-no-point).2) Observasi. Jika guru perlu bantuan, supervisor mengadakan observasi kelas. Dalam observasi, supervisor masuk kelas dan duduk di belakang tanpa mengambil catatan. Ia mengamatikeadaan kelas.3) Analisis dan interpretasi. Sesudah melakukan obervasi, supervisor kembali ke kantor memikirkan kemungkinan kekeliruan guru dalam kelaksanakan proses belajar-mengajar. Jika menurut supervisor, guru telah menemukan jawaban maka supervisor tidak akan memberikan nasihat kalau tidak diminta. Apabila diminta nasihat oleh guru, supervisor hanya akan melukiskan keadaankelas tanpa memberikan penilaian. Kemudian menanyakan apakah yang dapat dilakukan oleh guru tersebut untuk memperbaiki situasi itu. Kalau diminta sarannya, supervisor akan memberikan kesempatan kepada guru untuk mencoba cara lain yang kiranya tepat dalam upaya mengatasi kesulitannya.4) Pembicaraan akhir. Jika perbaikan telah dilakukan,pada periode tertentu guru supervisor mengadakan pembicaran akhir. Supervisor berusaha membicarakan apa yang sudah dicapai guru danmenjawab kalau ada pertanyaan dan menanyakan kalau-kalau guru perlu bantuan lagi.5) Laporan. laporan disampaikan secara deskriptif dengan interpretasi berdasarkan judgment supervisor. Laporan ini ditulis untuk guru, kepala sekolah untuk bahan perbaikan selanjutnya.2. Pendekatan Kompetensi Pendekatan ini mempunyai makna bahwa guru harus mempunyai kompetensi tertentu untuk melaksanakan tugasnya. Pendekatan kompetensi didasarkan atas asumsi, bahwa tujuan supervisi adalah membentuk kompetensi minimal yang harus dikuasai guru. Tugas supervisor adalah menciptakan lingkungan yang sangat terstruktur sehingga secara bertahap guru dapat menguasai kompetensi yang dituntut dalam mengajar. Situasi yang terstruktur ini antara lain meliputi adanya: 1) definisi tentang tujuan kegiatan supervisi yang dilaksanakan untuk tiap kegiatan 2) penilaian kemampuan mula guru 3) program supervisi yang dilakukan dengan segala rencana terinci tentang pelaksanaannya, dan 4) monitoring kemajuan guru dan penilaian untukmengetahui apakah [rogram itu berhasil atau tidak.Teknik supervisi yang menggunakan pendekatan kompetensi adalah sebagai berikut:1) Menetapkan criteria unjuk kerja yang dikehedaki. Tugas serta tanggungjawab yang diberikan untuk melakukan unjuk kerja mengajar tertentu, harus dispesifikasikan sedemikian rupa, sehingga tugas-tugas tersebut menjadi cukup rinci dan menjadi lebih jelas bagi guru yang bersangkutan. Tugas ini dapat diklasifikasikan menjadi komponen-komponen. Misalnya kompetensi untuk mengajarkan sejarah dapat duraikan ke dalam kompetensi yang lebih rinci seperti kompetensi dalam membuat persiapan mengajar dengan memakai lebih dari satu sumber, keterampilan mengelola kelas dimana digunakan metode diskusi, atau keterampilan melakukan evaluasi tentang reaksi siswa dalam belajar sejarahdan sebagainya. Supervisor dan guru kemudian menilainya untukmenetapkan kemampuan guru dalammelaksanakan tugas tersebut pada waktu itu. Pengetahuan ini dipakai untuk menentukan target supervisi yang akan datang. 2) Menetapkan target unjuk kerja. Dari komponen dan analisis kemampuan, supervisor dan guru menentukan target yang akan dicapai. Target ini harus dinyatakan dalam bentuk tujuan yang dapat diamati dan dapat diukur. Dalam tahap ini pula telah disepakati secara garis besar bagaimana pengukuran prestasi guru itu dilakukan.3) Menentukan aktivitas unjuk kerja. Pada waktu tujuan unjuk kerja disetujui,maka langkah berikutnya adalah mendiskusikan cara untuk mencapai tujuan itu. Misalnya, apabila tujuan supervisi itu adalah untuk mengubah aspek perilaku guru, maka harus dinyatakan secara jelas perubahan apa yang dikehendakinya dan kegiatan apa yang digunakan untuk mencapai perubahan itu. Dalam kegiatan ini, harus jelas jenis, jadwal, dan sumber yang perlu digunakan. Memonitor kegiatan untuk mengetahui unjuk kerja. Dalam monitoring ini supervisor mengumpulkan dan mengolah data menjadi informasi tentang seberapa jauh pencapaian target yang telah disetujui. Dalam hal ini supervisor dan guru harus sepakat tentang data apa yang akan dikumpulkan,kapan dikumpulkan, dan bagaimana data itu dikumpulkan. Melakukan penilaian terhadap hasil monitoring. Menilai berarti menafsirkan informasi yang telah diperoleh untuk menetapkan sampai dimana target yang telah ditetapkan tercapai. Dalam hal ini perlu penilaian diri sendiri oleh guru dan kemudian dibandingkan dengan penilaian supervisor terhadap unjuk kerja guru. Pembicaraan akhir. Pembicaraan tentang hasil evaluasi merupakan langkah yang penting. Pembicaraan ini menyangkut diskusi secara intensif tentang pencapaian target, supervisor harus memutuskan perhatiannya untukmembantu guru melihat secara positif hasil penilaian itu. Dalam pembicaraan akhir ini harus dirumuskan tindak lanjut yang perlu dilakukan untuk meningkatkan unjuk kerja yang menjadi tanggungjawab guru.Instrument supervisi yang digunakan dalam pendekatan ini adalah format-format yang berisi: 1) tujuan supervisi, 2) target yang akan dicapai, 3) tugas supervisor dan guru untuk memperbaiki unjuk kerja guru, 4) criteria pencapaian target, 5) pengumpulan data monitoring,dan 6) evaluasi dan tindak lanjut.Analisis dilakukan secara bersama-sama antara supervisor dan guru, sehingga dicapai kesepakatan tentang status kompetensi guru setelah pelaksanaan supervisi. Kesepakatan ini dilakukan melalui pembicaraan akhir.3. Pendekatan KlinisAsumsi dasar pendekatan ini adalah bahwa proses belajar guru untuk berkembang dalam jabatannya tidak dapat dipisahkan dari proses belajar yang dilakukan guru itu. Belajar bersifat individual. Oleh karena itu proses sosialisasi harus dilakukan dengan membantu guru secara tatap muka dan individual. Pendekatan ini mengombinasikan target yang terstruktur dan perkembangan pribadi.a. Pengertian Supervisi KlinisSupervisi klinis adalah suatu proses tatapmuka antara supervisor dengan guru yang membicarakan hal mengajar dan yang ada hubungannya denagn itu. Pembicaraan ini bertujuan untuk membantu pengembangan professional guru dan sekaligus untuk perbikan proses pengajaran itu sendiri. Pembicaraan ini biasanya dipusatkan kepada penampilan mengajar guru berdasarkan hasilobservasi. Goldhammer, Anderson, dan Krajewski (1980) mengemukakan Sembilan karakteristik supervisi klinis, yaitu:a) Merupakan teknologi dalammemperbaiki pengajaranb) Merupakan intervensi secara sengaja ke dalam proses pengajaranc) Berorientasi kepada tujuan, mengombinasikan tujuan sekolah, dan mengembangkan kebutuhan pribadi.d) Mengandung pengertian hubungan kerja antara guru dan supervisor e) Memerlukan saling kepercayaan yang dicerminkan dalam pengertian, dukungan, komitmen untuk berkembangf) Suatu usaha yang sistematik, namun memerlukan keluwesan dan perubahan metodelogi yang terus-menerus.g) Menciptakan ketegangan yang kreatif untuk menjembatani kesenjangan antara keadaan real dan ideal.h) Mengasumsikan bahwa supervisor mengetahui lebih banyak dibandingkan dengan guru.i) Memerlukan latihan untuk supervisor. Sasaran supervisi klinis adalah perbaikan pengajaran dan bukan perbaikan guru. Untuk ini supervisor diharapkan untuk mengajarkan berbagai keterampilan kepada guru yang meliputi antara lain: a) keterampilan mengamati dan memahami (mempersepsi) b) keterampilan menganalisi proses pengajaran secara rasional berdasarkan bukti-bukti pengamatan yang jelas dan tepat, c) keterampilan dalam pembaruan kurikulum, pelaksanaan, serta pencobaannya, dan d) keterampilan dalam mengajar.Seperti telah disebutkan, sasaran supervisi klinis adalah perbaikan cara mengajar dan bukan pengubahan kepribadian guru. Dalam supervisi klinis, supervisor dan guru merupakan teman sejawat dalam memecahkan masalah-masalah pengajaran di kelas. Sasaran supervisi klinis, seringkali dipusatkan pada: (a) kesadaran dan kepercayaan diri dalam melaksanakan tugas mengajar, (b) keterampilan-keterampilan dasar yang diperlukan dalam mengajar (generic skill), yang meliputi: (a) keterampilan dalam menggunakan variasi dalam mengajar dan menggunakan stimulasi, (b) keterampilan melibatkan siswa dalam proses belajar, serta (c) keterampilan dalam mengelola kelas dan disiplin kelas.Terdapat lima langkah dalam melaksanakan supervisi klinis, yaitu: (a) pembicaraan pra-observasi, (b) melaksanakan observasi, (c) melakukan analisis dan menentukan strategi, (d) melakukan pembicaraan tentang hasil supervisi, serta (e) melakukan analisis setelah pembicaraan.a. Tahap Pembicaraan Pra-ObservasiTahap ini disebut pula dengan pembicaraan pendahuluan. Dalam tahap ini supervisor dan guru bersama-sama membicarakan rencana keterampilan yang akan diobservasi atau dicatat. Tahap ini memberikan kesempatan kepada guru dan supervisor untuk mengidentifikasi keterampilan mana yang memerlukan perbaikan. Keterampilan yang dipilih kemudian dioperasionalkan dalam bentuk rumusan tingkah laku yang dapat diamati. Dalam pertemuan ini pula dibicarakan dan ditentukan jenis data yang akan dicatat selama pelajaran berlangsung. Pelaksanaan tahapan ini memerlukan komunikasi terbuka, sehingga tercipta ikatan kolegial antara supervisor dan guru dalam suasana kerjasama yang harmonis. Secara teknis diperlukan lima langkah dalam pelaksanaan pendahuluan: (1) menciptakan suasana akrab antara supervisor dengan guru (2) melakukan titik ulang rencana pelajaran serta tujuan pelajaran (3) melakukan titik ulang komponen keterampilan yang akan dilatih dan diamati, (4) memilih atau mengembangkan instrument observas, dan (5) membicarakan bersama untuk mendapatkan kesepakatan tentang instrument observasi yang dipilih atau yang dikembangkan.b. Tahap ObservasiPada tahap ini guru melakukan latihan dalam tingkah laku mengajar yang dipilih dan disepakati dalam pertemuan pendahuluan. Sementara guru berlatih, supervisor mengamati dan mencatat atau merekamnya. Supervisor dapat juga mengadakan observasi dan mencatat tingkah laku siswa di kelas serta interaksi antara guru dan siswa.c. Tahap Analisis dan Penetapan StrategiSupervisor mengadakan analisis tentang hasil rekaman observasi. Tujuan tahap ini adalah mengartikan data yang diperoleh dan merencanakan manajemen pertemuan yang akan diadakan dengan guru. Strategi menejemen itu meliputi isu apa yang akan mendapatkan perhatian, data mana yang dipakai dalam pembicaraan , apa tujuan pembicaraan, dari mana mulainya, dan siapa yang harus melakukannya. Dalam melakukan analisis, supervisor harus menggunakan kategorisase perilaku mengajar dan melihat data yang dikumpulkan itu atas kategori yang ditetapkan.d. Pembicaraan Tentang HasilTujuan pertemuan atau pembicaraan ini adalah untuk meberikan balikan kepada guru dalam memperbaiki perilaku mengajarnya, memberikan imbalan dan perasaan puas, mendefinisikan isu dalam mengajar, memberikan bantuan kepada guru dalam memperbaiki teknik mengajar dan teknik mengembangkan diri sendiri. Langkah utama dalam tahap ini adalah (Bolla, 1985): (1) menanyakan perasaan guru secara umum atau kesan umum guru ketika ia mengajar serta member penguatan, (2) melakukan tilik ulang tujuan pelajaran, (3) melakukan tilik ulang target keterampilan serta perhatian utama guru, (4) menannyakan perasaan guru tentang jalannya pengajaran berdasarkan target dan perhatian utamanya, (5) menunjukkan data hasil rekaman dan member kesempatan kepada guru menafsirkan data tersebut, (6) menginterpretaikan data rekaman secara bersama, (7) menanyakan perasaan guru setelah melihat rekaman data tersebut,(8) menyimpulkan hasil dengan melihat apa yang sebenarnya merupakan keinginan atau target guru dan apa yang sebenarnya telah terjai atau tercapai, dan (9) menentukan bersama-sama dan mendorong guru untuk merencanakan hal-hal yang perlu dilatih atau diperhatikan pada kesempatan berikutnya.e. Analisis Sesudah Pembicaraan (post- conference)Supervisi merupakan pekerjaan professional. Oleh karena itu pengalaman supervisor dalam melaksanakan supervise harus dapat dimnfaatkan untuk pertumbuhan jabatannya sendiri. Dalam analisis seudah pembicaraan ini, supervisor harus menilik ulang tentang apa yang telah dilakukan dalam menetapkan perilaku mengajar yang ditetapkan dalam pra-observasi dan kriteria yang dipakai supervisor dalam menentukan observasi. Di samping itu, perlu dibicarakan hasil evaluasi diri-sendiri tentang keberhasilan supervisor dalam membantu guru. Kegiatan ini akan mudah di;lakukan apabila supervisor mempunyai catatan yang lengkap tentang proses kegiatan yang dilakukan, kalau mungkin kegiatan direkam dengan video tape.4. Pendekatan ProfesionalKata professional menunjuk pada fungsi utama guru yang melaksanakanpengajaran secara professional.Asumsi dasar pendekatan ini adalah bahwa karena tugas utama profesi guru itu adalah mengajar maka sasaran supervisi juga harus mengarahkan agar hal-hal yang menyangkut tugas mengajar itu, dan bukan tugas guru yang sifatnya administrative.Dari penelitian terbatas tetapi mendalam (illuminative indepth study) yang dilakukan oleh badan penelitian dan pengembangan departemen P dan K pada awal tahun 1979 diketahui bahwa terdapat kelemahan diberbagai segi pengajaran, antara lain:1) Guru mengalami kesulitan di dalam menyusun persiapan mengajar, melaksanakan pengajaran di kelas, mengelola kelas, dan mengelola peserta didik. Kelemahan ini menyebabkan kegiatan belajar-mengajar yang diselenggarakan guru di kelas belum dapat menghasilkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap siswa sesuai dengan apa yang telah dirumuskan dalam tujuan belajar.2) Terdapat kecenderungan bahwa pengajaran menekankan pada pengembangan aspek kognitif rendah (recall) sehingga tidak atau kurang mengembngkan proses berpikir divergen.3) Kurang diperhatikannya perbedaan individual peserta didik sehingga mereka yang lambat belajar tidak dapat mengikuti pelajaran, sedangkan mereka yang berkemampuan lebih tinggii tidak dapat mencapai hasil optimal.Melihat hasil penelitian tersebut, badan penelitian dan pengembangan departemen P dan K dalam hal ini pusat pengembangankurikulum dan sarana pendidikan berniat untuk meningkatkan kualitas pendidikan dasar melalui sebuah kegiatan ujicoba. Di bawah ini dikemukakan teknik supervisi professional sebagai berikut:1. Penataran yang diberikan kepada guru harus diberikan bersama dengan kepala sekolah (dan pengawas). Untuk dapat menyelesaikan penataran bagi banyak sekolah dalamwaktu singkat, dipilih inkblot system, yaitu proses dimana beberapa sekolah ditatar secara langsung, dan sekolah itu kenudian menyebarkan hasil paparannya kepada sekolah-sekolah lain yang terdekat. Sekolah yang diberi penataran langsung disebut sekolah inti, dan sekolah yang mendapat penataran dari sekolah inti disebut sekolah imbas. Isi penataran bersama ini meliputi:a) Metode umum tentang: Pemanfaatan waktu belajar, perbedaan individual siswa, belajar aktif, belajar berkelompok, teknik bertanya dan umpan balik.b) Metode khusus IPA, matematika, IPS, dan bahasa.c) Pengalaman lapangan para petatar dalam menerapkan metode umum dan metode khusus, serta d) Pembinaan professional2. Penggugusan merupakan teknik pembinaan di dalammasing-masing sekolah maupun di dalam kelompok sekolah yang berdekatan. Penggugusan ini merupakan kelanjutan dari sistem penataran tersebut, sehingga di dalam suatu gugus terdapat sekolah inti dan nbeberapa sekolah imbas yang jumlah keseluruhannya berkisaran antara 5-8 buah.3. KKG, KKKS, KKPS, dan PKG, dipergunkan sebagai wadah pengorganisasian dan pembinaan guru, kepala sekolah, dan pengawas sekolah untuk melakukan kegiatan peningkatan kualitas pengajaran.KKG singkatan dari kelompok kerja guru, berfungsi sebagai wadah untuk melakukan berbagai kegiatan penunjang kegiatan belajar mengajar, antara lainmerencanakan strategi belajar mengajar, membuat alat pelajaran, membuat lembar kerja atau lembar tuga, dan mendiskusikan masalah-masalah yang dijumpai di kelas masing-masing guru.KKKS, singkatan dari kelompok kerja kepala sekolah, berfungsi sebagai wadah koordinasi dalam upaya pembinaan matapelajaran, proses belajar mengajar, dan hal-hal lain yang berkenaan dengan pengelolaan sekolah umumnya dan pembinaan professional khususnya.KKPS singkatan dari kelompok kerja pengawas sekolah, berfungsi sebagai wadah diskusi, tukar menukar informasi dan pengalaman, mencari dan menemukan alternative penyelesaian masalah yang dijumpai di sekolah, serta menetapkan keseragaman tindakan pembinaan.PKG singkatan dari Pusat Kegiatan Guru. Jika KKG, KKKS, dan KKPS menunjukkan pada kegiatan, maka PKG merupakan tempat berlangsungnya KKG, KKKS, maupun KKPS.Melalui pengggugusan, KKG dan PKG maka langkah-langkah kegiatan pembinaan sebagai berikut:1) Tahap prapertemuan. Dalam tahap ini guru mengumpulkan data mengenai kesulitan pelaksanaan pengajaran dan dicatat sebagai masalah yang akan dibahas dalam pertemuan sejawat.2) Tahap pengajuan masalah. Dalam tahap ini masing-masing guru peserta diskusi kelompok KKG mengajukan permasalahan yang sudah dituliskan di rumah atau di sekolah.3) Tahap pembahasan. Satu demi satu masalah yang diajukan oleh guru dibahas bersama-sama. Untuk permasalahan yang sifatnya umum, biasanya dirumuskan dalam kesepakatan pemecahan masalah. Apabila perlu, mereka membuat panduan bersama.4) Tahap implementasi. Setelah mendapat alternative pemecahan masalah dari kelompok diskusi sejawat, guru mencoba menerapkan alternative tersebut di dalam praktek.5) Tahap pengumpulan Balikan. Pengalaman dalam megimplementasikan alternative pemecahan masalah tersebut, dicatat oleh guru dalam buku tersendiri. Untuk alternative yang sudah cocok dengan sasaran, dilaporkan dalam kesempatan diskusi kelompok berikutnya. Untuk alternative yang belum cocok dengan sasaran, diajukan lagi dalam pertemuan untuk disempurnakan atau dicari penggantinya.Untuk menunjang kegiatan-kegiatan tersebut guru melengkapi dirinya dengan instrument berupa angket untuk siswa, check list untuk mengamati perilaku dan keberhasilan siswa, serta catatan-catatan singkat untuk permasalahan, alternative pemecahan, dan umpan balik.

BAB IIIPENUTUP

3.1 Kesimpulan

Jabatan professional harus terus dikembangkan sesuai dengan tuntutan pekerjaan. Pengembangan ini seharusnya datang dari kemauan dan kemampuan pribadi masing-masing tenaga professional itu.Dalam kenyataannya professional itu memerlukan bantuan dari luar, baik yang menyangkut substansi maupun pemanfaatan sumber daya yang mendukung perkembangan itu. Orang yang bertanggungjawab membantu professional guru adalah supervisor. Supervisor itu sendiri juga merupakan jabatan professional, yang sangat mementingkan kemampuan untuk menetapkan bantuan apa dan sampai seberapa jauh bantuan yang dipergunakan guru.Dalam menjalankan tugasnya supervisor dapat menggunakan satu atau lebih pendekatan yang dirasa cocok untuk memberikan layanan terhadap guru. Pendekatan ini antara lain, pendekatan humanistic, pendekatan kompetensi, pendekatan klinis, dan pendekatan professional.Guru sebagai subjek supervisi juga harus berperan aktif dalam pelaksanaan supervisi.

Daftar Pustaka

Bolla, John I.. 1984. Supervisi Klinis. Jakarta: Depdikbud.Depdikbud RI. 1976. Kurikulum Sekolah 1975, Garis-Garis Besar dan Program Pengajaran. Buku III D, pedoman administrasi dan supervisi. Jakarta: Balai Pustaka. 1984. Pedoman Pembinaan Guru Mata Pelajaran Pendidikan Sejarah PerjuanganBangsa. Jakarta: Balitbang Dikbud.Goldhammer, Robert; Anderson, Robeth H,; krajewski Robert J.. 1980. Clinical supervision: Special Methods For The Supervision Of Teachers. New York: Holt, Rinehart and Winston.Harris, Ben M.. 1975. Supervisory Behavior in Education. New Jersey: Prentice Hall, Inc.Himpunan Sarjana Administrasi Pendidikan Indonesia (HISAPIN).1992 Hasil Sarasehan Nasional di Lembang, tanggal 22 s.d 25 November 1992. Bandung.Sotjipto, dkk. 1988. Supervisi, Materi Pemantapan Kerja Pengawas, KepalaSMPTP/SMTA, Pengawas TK/Sekolah dan Tenaga Potensial Lainnya. Padang: Kanwil Depdikbud Sumatera Barat.Udai Pareek. 1981. Beyond Management. New Delhi: Mohan Primlani, Oxford & IBH Publishing Co.

24