fistum terong

19
Asam giberelin atau yang biasa disebut GA 3 merupakan salah satu zat pengatur tumbuh tumbuhan yang sangatberpengaruh terhadap sifat genetik, pembungaan, penyinaran, mobilisasi karbohidrat selama perkecambahan (germination) dan aspek fisiologi lainnya (Fadlilah & Irwan, 2014) Giberelin pertama kali ditemukan di Jepang pada 1930 dari kajian terhadap tanaman padi yang sakit.Padi yang terserang jamur Gibberella fujikuroi tersebut tumbuh terlalu tinggi.Para ilmuwan Jepang mengisolasi zat dari biakan jamur tersebut.Zat ini dinamakan giberelin.Bentuk-bentuk giberelin diantaranya adalah GA3, GA1, GA4, GA5, GA19, GA20, GA37, dan GA38.Giberelin diproduksi oleh jamur dan tumbuhan tinggi. Giberelin disintesis di hampir semua bagian tanaman, seperti biji, daun muda, dan akar. Giberelin memiliki beberapa peranan, antara lain: 1) Memacu perpanjangan secara abnormal batang utuh. 2) Perkecambahan biji dan mobilisasi cadangan makanan dari endosperm untuk pertumbuhan embrio. 3) Perkembangan bunga dan buah. 4) Menghilangkan sifat kerdil secara genetik pada tumbuhan. 5) Merangsang pembelahan dan pemanjangan sel.

Upload: anis

Post on 23-Jan-2016

17 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

laporan

TRANSCRIPT

Page 1: fistum terong

Asam giberelin atau yang biasa disebut GA3merupakan salah satu zat pengatur tumbuh

tumbuhan yang sangatberpengaruh terhadap sifat genetik, pembungaan, penyinaran,

mobilisasi karbohidrat selama perkecambahan (germination) dan aspek fisiologi lainnya

(Fadlilah & Irwan, 2014)

Giberelin pertama kali ditemukan di Jepang pada 1930 dari kajian terhadap tanaman padi

yang sakit.Padi yang terserang jamur Gibberella fujikuroi tersebut tumbuh terlalu

tinggi.Para ilmuwan Jepang mengisolasi zat dari biakan jamur tersebut.Zat ini dinamakan

giberelin.Bentuk-bentuk giberelin diantaranya adalah GA3, GA1, GA4, GA5, GA19, GA20,

GA37, dan GA38.Giberelin diproduksi oleh jamur dan tumbuhan tinggi.

Giberelin disintesis di hampir semua bagian tanaman, seperti biji, daun muda, dan akar.

Giberelin memiliki beberapa peranan, antara lain:

1) Memacu perpanjangan secara abnormal batang utuh.

2) Perkecambahan biji dan mobilisasi cadangan makanan dari endosperm untuk

pertumbuhan embrio.

3) Perkembangan bunga dan buah.

4) Menghilangkan sifat kerdil secara genetik pada tumbuhan.

5) Merangsang pembelahan dan pemanjangan sel.

B. Pembahasan

Giberelin merupakan hormon pertumbuhan yang terdapat pada organ-organ tanaman yaitu

pada akar, batang, tunas, daun, bintil akar, buah, dan jaringan halus.Giberelin dapat

merangsang pertumbuhan batang dan juga dapat meningkatkan besarnya daun pada

beberapa jenis tumbuhan.Giberelin dapat pula menggantikan perlakuan suhu rendah (20º-

40ºC) pada tanaman yang membutuhkan perlakuan tersebut bagi pembungaan (Heddy,

1986).Asam giberelat (GA3) telah digunakan untuk meningkatkan panjang atau tinggi

Page 2: fistum terong

tanaman, meningkatkan jumlah bunga dan menginduksi pembungaan (Vieira et al,

2011).Giberelin mempercepat munculnya tunas di permukaan tanah. Hal ini disebabkan

karena GA3 memacu aktivitas enzim–enzim hidrolitik khususnya α amilase yang

menghidrolisis cadangan pati sehingga tersedia nutrisi yang cukup untuk tunas supaya bisa

tumbuh lebih cepat (Jacobsen et al., 1995). Tinggi tanaman tidak dipengaruhi oleh giberelin.

Hal ini karena giberelin diberikan pada umbi bibit sebelum ditanam sehingga pengaruhnya

hanya pada fase awal pertumbuhan yaitu berupa pemacuan pertumbuhan tunas lateral.

Pengaruh tersebut tidak terbawa ke fase pertumbuhan selanjutnya sehingga tinggi

tanaman tidak terpengaruh (Ni Luh Arpiwi, 2007).

Efek yang ditimbulkan oleh giberelin umumnya bertitik berat pada pola pertumbuhan

normal. Giberelin alami ada lebih dari 30 macam, semuanya memiliki konfigurasi kimia yang

khusus tetapi yang paling sering digunakan adalah Asam giberelat (GA3) dan efek fisiologi

giberelin kebanyakan dianggap hanya dari senyawa ini. Giberelin bekerja pada gen dengan

menyebabkan aktivasi gen-gen tertentu. Gen-gen yang diaktifkan akan membentuk enzim-

enzim baru yang menyebabkan terjadinya perubahan morfogenetic

(penampilan/kenampakan tanaman) (Rukmana, 1997). Beberapa fungsi giberelin pada

tumbuhan sebagai berikut:

Mematahkan dormansi atau hambatan pertumbuhan tanaman sehingga

tanaman dapat tumbuh normal (tidak kerdil) dengan cara mempercepat proses

pembelahan sel.

Meningkatkan pembungaan.

Memacu proses perkecambahan biji. Salah satu efek giberelin adalah mendorong terjadinya

sintesis enzim dalam biji seperti amilase, protease dan lipase dimana enzim tersebut akan

merombak dinding sel endosperm biji dan menghidrolisis pati dan protein yang akan

memberikan energi bagi perkembangan embrio diantaranya adalah radikula yang akan

mendobrak endosperm, kulit biji atau kulit buah yang membatasi

pertumbuhan/perkecambahan biji sehingga biji berkecambah.

Pemanjangan sel (Fernie and Willmitzer, 2001).

Giberelin adalah turunan dari asam giberelat, merupakan hormon tumbuhan alami yang

merangsang pembungaan, pemanjangan batang dan membuka benih yang masih

dorman.Giberelin adalah zat kimia yang dikelompokan ke dalam terpinoid.Semua kelompok

terpinoid terbentuk dari unit isoprene yang terdiri dari 5 atom karbon. Berdasarkan proses

biosintesis telah diketemukan zat penghambat (growth retardant) di dalam aktivitas ini.

Hormon tumbuh ada yang bersifat alami dan ada yang bersifat sintesis.Giberelin

merupakan hormon tumbuh pada tanaman yang bersifat sintesis dan berperan

Page 3: fistum terong

mempercepat perkecambahan (Heddy, 1986).Giberelin dapat mendorong perkembangan

biji, perkembangan kuncup, pemanjangan batang dan pertumbuhan daun, mendorong

pembungaan dan perkembangan buah, mempengaruhi pertumbuhan dan differensiasi akar

(Kusumo, 1990).

Efek giberelin dapat mendorong perpanjangan batang, tetapi juga terlibat dalam proses

regulasi perkembangan tumbuhan seperti halnya auksin. Beberapa tanaman yang diberi GA

bisa memacu pembungaan dan mematahkan dormansi tunas-tunas serta biji.Disintesis

pada ujung batang dan akar, giberelin menghasilkan pengaruh yang cukup luas.Salah satu

efek utamanya adalah mendorong pemanjangan batang dan daun. Pengaruh GA umumnya

meningkatkan kerja auksin, walaupun mekanisme interaksi kedua ZPT tersebut belum

diketahui secara pasti, demikian juga jika dikombinasikan dengan auksin, giberelin akan

mempengaruhi perkembangan buah misalnya menyebabkan tanaman kedelai, jagung

menghasilkan buah walaupun tanpa fertilisasi. Diketahui giberelin digunakan secara luas

untuk menghasilkan buah.Giberelin juga menyebabkan ukuran buah lebih besar dengan

jarak antar buah yang lebih renggang di dalam satu gerombol.Giberelin juga berperan

penting dalam perkecambahan biji pada banyak tanaman. Diduga giberelin yang terdapat di

dalam biji merupakan penghubung antara isyarat lingkungan dan proses metabolik yang

menyebabkan pertumbuhan embrio. Berdasarkan beberapa tanaman, giberelin

menunjukkan interaksi antagonis dengan ZPT lainnya misalnya dengan asam absisat yang

menyebabkan dormansi biji (Wuryaningsih et al., 2004).

Berdasarkan hasil praktikum, didapatkan hasil bahwa perlakuan giberelin terhadap

tanaman adalah nonsignifikan yang artinya perlakuan yang diberikan tidak mempengaruhi

pertumbuhan batang tanaman secara langsung, walaupun demikian dapat dilihat pada

table bahwa perlakuan yang mempengaruhi tanaman adalah pada perlakuan GA 30 ppm.

Hal ini berlawanan dengan pernyataan Dewi (2008) bahwa batang yang telah diinduksi oleh

giberelin akan mengalami pemanjangan yang tiba-tiba yang disebut bolting yang terjadi

ketika tumbuhan sedang dalam fase reproduktif, dimana terjadi ledakan konsentrasi

giberelin yang menginduksi internodus untuk tumbuh memanjang lebih cepat. Hasil

tersebut juga tidak sesuai dengan pernyataan Abidin (1985) bahwa Giberelin sebagai

hormon tumbuh pada tanaman sangat berpengaruh pada sifat genetik (genetic dwarfism),

pembuangan, penyinaran, partenokarpi, mobilisasi karbohidrat selama perkecambahan

(germination) dan aspek fisiologi lainnya. Giberelin mempunyai peranan dalam mendukung

perpanjangan sel (cell elongation), aktivitas kambium dan mendukung pembentukan RNA

baru serta sintesa protein.

Page 4: fistum terong

Menurut Abidin (1985) penggunaan giberelin akan mendukung pembentukan enzim

protolitik yang akan membebaskan tryptophan sebagai asal bentuk dari auksin. Hal ini

berarti bahwa kehadiran giberelin tersebut akan meningkatkan kandungan auksin.

Mekanisme lain menerangkan bahwa giberelin akan menstimulasi cell elongation, karena

adanya hidrolisa pati yang dihasilkan dari giberelin, akan mendukung terbentuknya amilase.

Sebagai akibat dari proses tersebut, maka konsentrasi gula meningkat yang mengakibatkan

tekanan osmotik di dalam sel menjadi naik, sehingga ada kecenderungan sel tersebut

berkembang.

IV. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil dan pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa:

Giberelin merupakan hormon pertumbuhan yang terdapat pada organ-organ tanaman yaitu

pada akar, batang, tunas, daun, bintil akar, buah, dan jaringan halus.Giberelin dapat

merangsang pertumbuhan batang dan juga dapat meningkatkan besarnya daun pada

beberapa jenis tumbuhan.

Hasil dari praktikum yang dilakukan adalah perlakuan giberelin terhadap tanaman adalah

nonsignifikan yang artinya perlakuan yang diberikan tidak mempengaruhi pertumbuhan

batang tanaman secara langsung, namun dapat dilihat pada table bahwa perlakuan yang

mempengaruhi tanaman adalah pada perlakuan GA 30 ppm.

Page 5: fistum terong

DAFTAR REFFERENSI

Abidin, Z. 1985. Dasar-Dasar Pengetahuan Tentang Zat Pengatur Tumbuh. Angkasa,

Bandung.

Adisarwanto. 2006. Kedelai. Penebar Swadaya. Jakarta

Dewi, Intan Ratna. 2008. Makalah Peranan dan Fungsi Fitohormon bagi Pertumbuhan

Tanaman. Fakultas Pertanian Universitas Padjajaran, Bandung.

Fernie, A.R. and L. Willmitzer. 2001. Molecular and Biochemical Triggers of Potato Tuber

Development. Plant Physiology 127: 1459-1465.

Heddy, S. 1986. Hormon Tumbuhan. Rajawali Press, Jakarta.

Jacobsen, J.V., F. Gubler and P.M. Chandler. 1995. Gibberellin action in germinated cereal

grains. In 'Plant hormones physiology, biochemistry and molecular biology'.(Ed PJ Davies)

pp. 246-271.

Kusumo, S. 1990. Zat Pengatur Tumbuh Tumbuhan. CV Yasoguna, Bogor.

Ni Luh Arpiwi.2007. Pengaruh Konsentrasi Giberelin Terhadap Produksi Bibit Kentang

(Solanum tuberosum L. cv. GRANOLA) Ukuran M (31 - 60 gram).Jurusan Biologi FMIPA

Universitas Udayana.

Rukmana, R. 1997. Kentang Budidaya dan Pascapanen.Penerbit Kanisius Yogyakarta.

Vieira M. R. dS., Giuseppina P. P. L., Angela V. dS., Paula N. C., Caio M. G. S., Leonardo dS. A.

And Nelson G. O. 2011. Effect of gibberellic acid on the quality of chrysanthemum

(Dendranthema grandiflora L.) cv. Faroe. African Journal of Biotechnology Vol. 10(71)

Wuryaningsih, S., S. Soedjono, D. S. Badriah dan A. Abdurachman. 2004. Peran Giberelin,

Pupuk, dan Paklobutrazol pada Pembesaran Subang Gladiol Asal Biji. J. Hortikultura Volume

14 (Ed. Khusus) : 368 – 373. ISSN : 0853 – 7097

Page 6: fistum terong

PENGARUH GIBERELIN TERHADAP PERPANJANGAN BATANG TERONG

(Solanum melongena)

Oleh :

Anis Khotimah B1J013181Mung Faridah B1J013139Rombongan : VIIKelompok : 1

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN II

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANUNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS BIOLOGIPURWOKERTO

2015

Page 7: fistum terong

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Meristem adalah jaringan yang sel-selnya tetap bersifat embrional artinya mampu

terus menerus membelah diri tak terbatas untuk menambah jumlah sel tubuh.Sel penyusun

meristem biasanya isodioometrik dan berdinding tipis serta realtif lebih kaya protoplas

dibandingkan dengan sel-sel jaringan dewasa walaupun tidak menemukan kriteria umum

secara morfologis untuk membedakan sel meristem dan sel jaringan dewasa yang belum

mengalami spesialisasi.Kemungkinan sl-sel meristematik yang besar atau suatu sel inisiasi,

atau sel yang dekat dengan sel inisial makin besar makin banyak vakuolanya (Wilkins,

1989).

Zat pengatur tumbuh adalah senyawa organik kompleks alami yang di sintesis oleh

tanaman tigkat tinggi, yang berpengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan tanaman.

Dalam kultur jaringan, ada dua golongan zat pengatur tumbuh yang sangat penting adalah

sitokinin dan auksin. Zat pengatur tumbuh ini mempengaruhi pertumbuhan dan

morfogenesis dalam kultur sel, jaringan dan organ. Interaksi dan perimbangan antara zat

pengatur tumbuh yang diberikan dalam media dan yang diproduksi oleh sel secara

endogen, menentukan arah perkembangan suatu kultur (Kusumo, 1990).

Terong merupakan tanaman jenis perdu yang umumnya setahun (annual). Terong

yang merupakan famili solanaceae atau nama latinnya solanum melongena. Terong dapat

tumbuh dengan baik pada ketinggian hingga 1.200 meter di atas permukaan laut. Tinggi

pohon terung 40-150 cm, memiliki daun dengan ukuran panjang 10- 20 cm dan lebar 5-10

cm, bunga berwarna putih hingga ungu dengan lima mahkota bunga. Berbagai varietas

terong tersebar luas di dunai, perbedaannya terletak pada bentuk, ukuran, dan

warnanya.Terong merupakan jenis tanaman yang memiliki kedekatan dengan tanaman

kentang, tomat, dan paprika.Buahnya biasanya dijadikan sayur-sayuran yang bernilai gizi

tinggi (Foodreference, 2010).

B. Tujuan

Tujuan dari praktikum pengaruh giberelin terhadap perpanjangan batang terong

(Solanum melongena) kali ini adalahuntukmengetahui konsentrasi giberelin yang efektif

dalam merangsang pertumbuhan tanaman, khususnya terhadap perpanjangan batang.

Page 8: fistum terong

II. TINJAUAN PUSTAKA

Zat pengatur tumbuh adalah senyawa organik kompleks alami yang di sintesis oleh

tanaman tigkat tinggi, yang berpengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan tanaman.

Dalam kultur jaringan, ada dua golongan zat pengatur tumbuh yang sangat penting adalah

sitokinin dan auksin. Zat pengatur tumbuh ini mempengaruhi pertumbuhan dan

morfogenesis dalam kultur sel, jaringan dan organ. Interaksi dan perimbangan antara zat

pengatur tumbuh yang diberikan dalam media dan yang diproduksi oleh sel secara

endogen, menentukan arah perkembangan suatu kultur (Kusumo, 1990).

Hormon tumbuh ada yang bersifat alami dan ada yang bersifat sintesis.Giberelin

merupakan hormon tumbuh pada tanaman yang bersifat sintesis dan berperan

mempercepat perkecambahan.Giberelinmerupakan hormon pertumbuhan yang terdapat

pada organ-organ tanaman yaitu pada akar, batang, tunas, daun, bintil akar, buah, dan

jaringan khusus. Penggunaan giberelin untuk mempercepat perkecambahan telah banyak

dilakukan. Giberelin merupakan senyawa organik yang berperan penting dalam proses

perkecambahan, karena dapat mengaktifkan reaksi enzimatik di dalam benih (Wilkins,

1989).

Giberelin adalah turunan dari asam giberelat, merupakan hormon tumbuhan alami

yang merangsang pembungaan, pemanjangan batang dan membuka benih yang masih

dorman.Giberelin adalah zat kimia yang dikelompokan ke dalam terpinoid.Semua kelompok

terpinoid terbentuk dari unit isoprene yang terdiri dari 5 atom karbon. Berdasarkan proses

biosintesis telah diketemukan zat penghambat (growth retardant) di dalam aktivitas ini.

Hormon tumbuh ada yang bersifat alami dan ada yang bersifat sintesis.Giberelin

merupakan hormon tumbuh pada tanaman yang bersifat sintesis dan berperan

mempercepat perkecambahan (Heddy, 1986).Giberelin dapat mendorong perkembangan

biji, perkembangan kuncup, pemanjangan batang dan pertumbuhan daun, mendorong

pembungaan dan perkembangan buah, mempengaruhi pertumbuhan dan differensiasi akar

(Kusumo, 1990).

Asam giberelin atau yang biasa disebut GA3 merupakan salah satu zat pengatur

tumbuh tumbuhan yang sangat berpengaruh terhadap sifat genetik, pembungaan,

penyinaran, mobilisasi karbohidrat selama perkecambahan (germination) dan aspek

fisiologi lainnya (Fadlilah & Irwan, 2014)

Page 9: fistum terong

III. MATERI DAN METODE

A. Materi

Bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah tanaman terong (Solanum

melongena) dan zat pengatur tumbuh GA dengan konsentrasi 10, 20 dan 30 ppm.

Alat yang digunakan adalah tabung erlenmeyer, penggaris, sprayer, kamera dan

kertas label.

B. Metode

Metode yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah sebagai berikut :

1. Alat dan bahan disiapkan.

2. Tinggi tanaman kedelai diukur dan diberi label.

3. Tanaman disemprot dengan larutan GA 10, 20 dan 30 ppm. Penyemprotan dilakukan

setiap 2 hari sekali selama 2 minggu.

4. Setiap minggu tinggi tanaman diukur selama 2 minggu.

5. Data dimasukkan ke dalam tabel pengamatan.

Page 10: fistum terong

B. Pembahasan

Berdasarkan hasil praktikum dapat diketahui bahwa pemberian giberelin

memberikan efek nonsignifikan terhadap perpanjangan batang tanaman kedelai. Tinggi

tanaman kedelai yang diberi perlakuan giberelin dengan konsentrasi tertentu

menghasilkan Fhit >Ftab, yaitu Fhit = 2, 781161, Ftab(0,05) 4,06dan Ftab(0,01) 7,59. Hal ini sesuai

dengan pernyataan Krishnamoorthy (1981), yang menyatakan bahwa penggunan hormon

giberelin dapat meningkatkan pertambahan tinggi tanaman.Giberelin dapat merangsang

pertumbuhan batang dan juga dapat meningkatkan besarnya daun pada beberapa jenis

tumbuhan.

Giberelin merupakan hormon pertumbuhan yang terdapat pada organ-organ

tanaman yaitu pada akar, batang, tunas, daun, bintil akar, buah, dan jaringan

halus.Giberelin dapat merangsang pertumbuhan batang dan juga dapat meningkatkan

besarnya daun pada beberapa jenis tumbuhan.Giberelin dapat pula menggantikan

perlakuan suhu rendah (20º-40ºC) pada tanaman yang membutuhkan perlakuan tersebut

bagi pembungaan (Heddy, 1986).Asam giberelat (GA3) telah digunakan untuk

meningkatkan panjang atau tinggi tanaman, meningkatkan jumlah bunga dan menginduksi

pembungaan (Vieira et al, 2011).Giberelin mempercepat munculnya tunas di permukaan

tanah. Hal ini disebabkan karena GA3 memacu aktivitas enzim–enzim hidrolitik khususnya

α amilase yang menghidrolisis cadangan pati sehingga tersedia nutrisi yang cukup untuk

tunas supaya bisa tumbuh lebih cepat (Jacobsen et al., 1995). Tinggi tanaman tidak

dipengaruhi oleh giberelin.Asam giberelatmempunyai nama kimia2,4,7-trihidroksi-1-metil-

8methylenegib-3-ena-1,10-dikarboksilat1,4asama-lakton yang sering dimanfaatkan dalam

tanaman padi. GA3merupakan promotor pertumbuhantanamanyang umumdigunakanpada

tanaman.Senyawaasam karboksilatyang diproduksi olehGA3 dapat dihasilkan dari

fermentasijamurGibberellafujikuroiyang terendam atau dalam bentuk substrat padat

(Syahputra et al., 2013).Hal ini karena giberelin diberikan pada umbi bibit sebelum

ditanam sehingga pengaruhnya hanya pada fase awal pertumbuhan yaitu berupa

pemacuan pertumbuhan tunas lateral. Pengaruh tersebut tidak terbawa ke fase

pertumbuhan selanjutnya sehingga tinggi tanaman tidak terpengaruh (Ni Luh Arpiwi,

2007).

Menurut Salisbury (1992), beberapa fungsi giberelin pada tumbuhan yaitu

sebagai berikut :

1. Mematahkan dormansi atau hambatan pertumbuhan tanaman sehingga tanaman

dapat tumbuh normal (tidak kerdil) dengan cara mempercepat proses pembelahan sel.

2. Meningkatkan pembungaan.

Page 11: fistum terong

3. Memacu proses perkecambahan biji.

4. Berperan pada pemanjangan sel.

5. Berperan pada proses partenokarpi, yaitu proses pembentukan buah yang terjadi tanpa

adanya fertilisasi atau pembuahan.

Menurut Fernie&Willmitzer (2001),giberelin berfungsi dalam proses pemanjangan

batang. Pemberian giberelin dengan konsentrasi yang semakin tinggi akan mempercepat

proses pemanjangan batang. Pemberian Giberelin dalam jangka waktu yang periodik dapat

mempertahankan laju pertumbuhan optimum. Namun, hal ini sangat bergantung pula

dengan pengaruh genetis. Tumbuhan yang sudah bersifat tinggi sangat sulit untuk

memberikan efek giberelin, begitupun sebaliknya. Laju pertumbuhan yang kurang optimum

pasca pemberian giberelin sangat dipengaruhi oleh faktor genetis dan lingkungan seperti

penyiraman, pH tanah, suhu dan hara. Penyiraman dianggap faktor lingkungan

berpengaruh, karena sistem pengangkutangiberelinsecara vasikuler dan parenkim sehingga

air disini sangat perlu untuk membuka atau melonggarkan ikatan vaskuler dan dinding sel

target, sedangkanpenyiraman dan air hujan yang langsung menetes kebagian yang diberi

giberelin akan melindihkan hormon sehingga akan terdegradasi dan terbawa air ke tanah.

pH dan suhu serta hara berpengaruh terhadap proses fotosintesis dan respirasi yang secara

langsung akan menghasilkan energi guna mentransport giberelin ke sel-sel target.

Mekanisme pemberian zat pengatur tumbuh giberelin terhadap perpanjangan sel

melalui peningkatan kadar auksin yaitu giberelin akan memacu pembentukan enzim yang

melunakkan dinding sel terutama enzim proteolitik yang akan melepaskan amino triptofan

(prekusor atau pembentuk auksin) sehingga kadar auksin meningkat. Giberelin merangsang

pembentukkan polihidroksi asam sinamat yaitu senyawa yang menghambat kerja dari

enzim IAA oksidase dimana enzim ini merupakan enzim perusak auksin. Giberelin

merangsang terbentuknya enzim α-amilase dimana enzim ini akan menghidrolisis pati

sehingga kadar gula dalam sel akan naik yang akan menyebabkan air lebih banyak lagi

masuk ke sel sehingga sel memanjang (Sukamto, 2011). Giberelin bekerja pada gen dengan

menyebabkan aktivasi gen-gen tertentu. Gen-gen yang diaktifkan akan membentuk enzim-

enzim baru yang menyebabkan terjadinya perubahan morphogenetik (penampilan atau

kenampakan tanaman). Giberelin pada dasarnya mendorong pembelahan sel, terutama di

bagian meristem pucuk, sedangkan IAA mendorong diferensiasi sel. Zat pengatur tumbuh

tersebut mendorong pembentukan jaringan kayu, tetapi kegiatan secara kualitatif berbeda

dan kuantitatif keduanya mendorong pertumbuhan maksimum (Salisbury, 1992).

Tanaman yang digunakan dalam praktikum kali ini terong.Terong merupakan

tanaman jenis perdu yang umumnya setahun (annual). Terong yang merupakan famili

Page 12: fistum terong

solanaceae atau nama latinnya solanum melongena. Terong dapat tumbuh dengan baik

pada ketinggian hingga 1.200 meter di atas permukaan laut. Tinggi pohon terung 40-150

cm, memiliki daun dengan ukuran panjang 10- 20 cm dan lebar 5-10 cm, bunga berwarna

putih hingga ungu dengan lima mahkota bunga. Berbagai varietas terong tersebar luas di

dunai, perbedaannya terletak pada bentuk, ukuran, dan warnanya.Terong merupakan jenis

tanaman yang memiliki kedekatan dengan tanaman kentang, tomat, dan paprika.Buahnya

biasanya dijadikan sayur-sayuran yang bernilai gizi tinggi (Foodreference, 2010).

Warna bunganya antara putih hingga ungu.Batang berkayu, berbentuk silindris,

percabangan simpodial, batang muda berambut halus berwarna ungu.Arah tumbuh batang

tegak lurus, arah tumbuh cabang condong ke atas. Daun tunggal, bertangkai silindris

(panjangnya 0,5-2,5 cm), letak tersebar. Helaian daun bentuknya bulat telur, ujung tumpul,

pangkal membulat, tepi rata, pertulangan menyirip, panjang 1,5-12 cm, lebar 1-5 cm,

berwarna hijau. daging daun papyraceus.

V. SIMPULAN DAN SARAN

Page 13: fistum terong

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan, diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Giberelin merangsang pertumbuhan batang dan juga dapat meningkatkan besarnya

daun pada beberapa jenis tumbuhan.

2. Semakin tinggi konsentrasi GA (Giberelic acid) yang diberikan pada tanaman

makapertumbuhannya semakin cepat.

3. Hasil praktikum menunjukkan bahwa pemberian giberelin memberikan efeksignifikan

terhadap pemanjangan batang tanaman kedelai (Fhit >Ftab). Hal ini sesuai dengan pustaka.

B. Saran

Data control rombongan sulit didapat karena tidak jelas berada pada kelompok dan

rombongan berapa

DAFTAR REFERENSI