fistum terong
DESCRIPTION
laporanTRANSCRIPT
Asam giberelin atau yang biasa disebut GA3merupakan salah satu zat pengatur tumbuh
tumbuhan yang sangatberpengaruh terhadap sifat genetik, pembungaan, penyinaran,
mobilisasi karbohidrat selama perkecambahan (germination) dan aspek fisiologi lainnya
(Fadlilah & Irwan, 2014)
Giberelin pertama kali ditemukan di Jepang pada 1930 dari kajian terhadap tanaman padi
yang sakit.Padi yang terserang jamur Gibberella fujikuroi tersebut tumbuh terlalu
tinggi.Para ilmuwan Jepang mengisolasi zat dari biakan jamur tersebut.Zat ini dinamakan
giberelin.Bentuk-bentuk giberelin diantaranya adalah GA3, GA1, GA4, GA5, GA19, GA20,
GA37, dan GA38.Giberelin diproduksi oleh jamur dan tumbuhan tinggi.
Giberelin disintesis di hampir semua bagian tanaman, seperti biji, daun muda, dan akar.
Giberelin memiliki beberapa peranan, antara lain:
1) Memacu perpanjangan secara abnormal batang utuh.
2) Perkecambahan biji dan mobilisasi cadangan makanan dari endosperm untuk
pertumbuhan embrio.
3) Perkembangan bunga dan buah.
4) Menghilangkan sifat kerdil secara genetik pada tumbuhan.
5) Merangsang pembelahan dan pemanjangan sel.
B. Pembahasan
Giberelin merupakan hormon pertumbuhan yang terdapat pada organ-organ tanaman yaitu
pada akar, batang, tunas, daun, bintil akar, buah, dan jaringan halus.Giberelin dapat
merangsang pertumbuhan batang dan juga dapat meningkatkan besarnya daun pada
beberapa jenis tumbuhan.Giberelin dapat pula menggantikan perlakuan suhu rendah (20º-
40ºC) pada tanaman yang membutuhkan perlakuan tersebut bagi pembungaan (Heddy,
1986).Asam giberelat (GA3) telah digunakan untuk meningkatkan panjang atau tinggi
tanaman, meningkatkan jumlah bunga dan menginduksi pembungaan (Vieira et al,
2011).Giberelin mempercepat munculnya tunas di permukaan tanah. Hal ini disebabkan
karena GA3 memacu aktivitas enzim–enzim hidrolitik khususnya α amilase yang
menghidrolisis cadangan pati sehingga tersedia nutrisi yang cukup untuk tunas supaya bisa
tumbuh lebih cepat (Jacobsen et al., 1995). Tinggi tanaman tidak dipengaruhi oleh giberelin.
Hal ini karena giberelin diberikan pada umbi bibit sebelum ditanam sehingga pengaruhnya
hanya pada fase awal pertumbuhan yaitu berupa pemacuan pertumbuhan tunas lateral.
Pengaruh tersebut tidak terbawa ke fase pertumbuhan selanjutnya sehingga tinggi
tanaman tidak terpengaruh (Ni Luh Arpiwi, 2007).
Efek yang ditimbulkan oleh giberelin umumnya bertitik berat pada pola pertumbuhan
normal. Giberelin alami ada lebih dari 30 macam, semuanya memiliki konfigurasi kimia yang
khusus tetapi yang paling sering digunakan adalah Asam giberelat (GA3) dan efek fisiologi
giberelin kebanyakan dianggap hanya dari senyawa ini. Giberelin bekerja pada gen dengan
menyebabkan aktivasi gen-gen tertentu. Gen-gen yang diaktifkan akan membentuk enzim-
enzim baru yang menyebabkan terjadinya perubahan morfogenetic
(penampilan/kenampakan tanaman) (Rukmana, 1997). Beberapa fungsi giberelin pada
tumbuhan sebagai berikut:
Mematahkan dormansi atau hambatan pertumbuhan tanaman sehingga
tanaman dapat tumbuh normal (tidak kerdil) dengan cara mempercepat proses
pembelahan sel.
Meningkatkan pembungaan.
Memacu proses perkecambahan biji. Salah satu efek giberelin adalah mendorong terjadinya
sintesis enzim dalam biji seperti amilase, protease dan lipase dimana enzim tersebut akan
merombak dinding sel endosperm biji dan menghidrolisis pati dan protein yang akan
memberikan energi bagi perkembangan embrio diantaranya adalah radikula yang akan
mendobrak endosperm, kulit biji atau kulit buah yang membatasi
pertumbuhan/perkecambahan biji sehingga biji berkecambah.
Pemanjangan sel (Fernie and Willmitzer, 2001).
Giberelin adalah turunan dari asam giberelat, merupakan hormon tumbuhan alami yang
merangsang pembungaan, pemanjangan batang dan membuka benih yang masih
dorman.Giberelin adalah zat kimia yang dikelompokan ke dalam terpinoid.Semua kelompok
terpinoid terbentuk dari unit isoprene yang terdiri dari 5 atom karbon. Berdasarkan proses
biosintesis telah diketemukan zat penghambat (growth retardant) di dalam aktivitas ini.
Hormon tumbuh ada yang bersifat alami dan ada yang bersifat sintesis.Giberelin
merupakan hormon tumbuh pada tanaman yang bersifat sintesis dan berperan
mempercepat perkecambahan (Heddy, 1986).Giberelin dapat mendorong perkembangan
biji, perkembangan kuncup, pemanjangan batang dan pertumbuhan daun, mendorong
pembungaan dan perkembangan buah, mempengaruhi pertumbuhan dan differensiasi akar
(Kusumo, 1990).
Efek giberelin dapat mendorong perpanjangan batang, tetapi juga terlibat dalam proses
regulasi perkembangan tumbuhan seperti halnya auksin. Beberapa tanaman yang diberi GA
bisa memacu pembungaan dan mematahkan dormansi tunas-tunas serta biji.Disintesis
pada ujung batang dan akar, giberelin menghasilkan pengaruh yang cukup luas.Salah satu
efek utamanya adalah mendorong pemanjangan batang dan daun. Pengaruh GA umumnya
meningkatkan kerja auksin, walaupun mekanisme interaksi kedua ZPT tersebut belum
diketahui secara pasti, demikian juga jika dikombinasikan dengan auksin, giberelin akan
mempengaruhi perkembangan buah misalnya menyebabkan tanaman kedelai, jagung
menghasilkan buah walaupun tanpa fertilisasi. Diketahui giberelin digunakan secara luas
untuk menghasilkan buah.Giberelin juga menyebabkan ukuran buah lebih besar dengan
jarak antar buah yang lebih renggang di dalam satu gerombol.Giberelin juga berperan
penting dalam perkecambahan biji pada banyak tanaman. Diduga giberelin yang terdapat di
dalam biji merupakan penghubung antara isyarat lingkungan dan proses metabolik yang
menyebabkan pertumbuhan embrio. Berdasarkan beberapa tanaman, giberelin
menunjukkan interaksi antagonis dengan ZPT lainnya misalnya dengan asam absisat yang
menyebabkan dormansi biji (Wuryaningsih et al., 2004).
Berdasarkan hasil praktikum, didapatkan hasil bahwa perlakuan giberelin terhadap
tanaman adalah nonsignifikan yang artinya perlakuan yang diberikan tidak mempengaruhi
pertumbuhan batang tanaman secara langsung, walaupun demikian dapat dilihat pada
table bahwa perlakuan yang mempengaruhi tanaman adalah pada perlakuan GA 30 ppm.
Hal ini berlawanan dengan pernyataan Dewi (2008) bahwa batang yang telah diinduksi oleh
giberelin akan mengalami pemanjangan yang tiba-tiba yang disebut bolting yang terjadi
ketika tumbuhan sedang dalam fase reproduktif, dimana terjadi ledakan konsentrasi
giberelin yang menginduksi internodus untuk tumbuh memanjang lebih cepat. Hasil
tersebut juga tidak sesuai dengan pernyataan Abidin (1985) bahwa Giberelin sebagai
hormon tumbuh pada tanaman sangat berpengaruh pada sifat genetik (genetic dwarfism),
pembuangan, penyinaran, partenokarpi, mobilisasi karbohidrat selama perkecambahan
(germination) dan aspek fisiologi lainnya. Giberelin mempunyai peranan dalam mendukung
perpanjangan sel (cell elongation), aktivitas kambium dan mendukung pembentukan RNA
baru serta sintesa protein.
Menurut Abidin (1985) penggunaan giberelin akan mendukung pembentukan enzim
protolitik yang akan membebaskan tryptophan sebagai asal bentuk dari auksin. Hal ini
berarti bahwa kehadiran giberelin tersebut akan meningkatkan kandungan auksin.
Mekanisme lain menerangkan bahwa giberelin akan menstimulasi cell elongation, karena
adanya hidrolisa pati yang dihasilkan dari giberelin, akan mendukung terbentuknya amilase.
Sebagai akibat dari proses tersebut, maka konsentrasi gula meningkat yang mengakibatkan
tekanan osmotik di dalam sel menjadi naik, sehingga ada kecenderungan sel tersebut
berkembang.
IV. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil dan pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa:
Giberelin merupakan hormon pertumbuhan yang terdapat pada organ-organ tanaman yaitu
pada akar, batang, tunas, daun, bintil akar, buah, dan jaringan halus.Giberelin dapat
merangsang pertumbuhan batang dan juga dapat meningkatkan besarnya daun pada
beberapa jenis tumbuhan.
Hasil dari praktikum yang dilakukan adalah perlakuan giberelin terhadap tanaman adalah
nonsignifikan yang artinya perlakuan yang diberikan tidak mempengaruhi pertumbuhan
batang tanaman secara langsung, namun dapat dilihat pada table bahwa perlakuan yang
mempengaruhi tanaman adalah pada perlakuan GA 30 ppm.
DAFTAR REFFERENSI
Abidin, Z. 1985. Dasar-Dasar Pengetahuan Tentang Zat Pengatur Tumbuh. Angkasa,
Bandung.
Adisarwanto. 2006. Kedelai. Penebar Swadaya. Jakarta
Dewi, Intan Ratna. 2008. Makalah Peranan dan Fungsi Fitohormon bagi Pertumbuhan
Tanaman. Fakultas Pertanian Universitas Padjajaran, Bandung.
Fernie, A.R. and L. Willmitzer. 2001. Molecular and Biochemical Triggers of Potato Tuber
Development. Plant Physiology 127: 1459-1465.
Heddy, S. 1986. Hormon Tumbuhan. Rajawali Press, Jakarta.
Jacobsen, J.V., F. Gubler and P.M. Chandler. 1995. Gibberellin action in germinated cereal
grains. In 'Plant hormones physiology, biochemistry and molecular biology'.(Ed PJ Davies)
pp. 246-271.
Kusumo, S. 1990. Zat Pengatur Tumbuh Tumbuhan. CV Yasoguna, Bogor.
Ni Luh Arpiwi.2007. Pengaruh Konsentrasi Giberelin Terhadap Produksi Bibit Kentang
(Solanum tuberosum L. cv. GRANOLA) Ukuran M (31 - 60 gram).Jurusan Biologi FMIPA
Universitas Udayana.
Rukmana, R. 1997. Kentang Budidaya dan Pascapanen.Penerbit Kanisius Yogyakarta.
Vieira M. R. dS., Giuseppina P. P. L., Angela V. dS., Paula N. C., Caio M. G. S., Leonardo dS. A.
And Nelson G. O. 2011. Effect of gibberellic acid on the quality of chrysanthemum
(Dendranthema grandiflora L.) cv. Faroe. African Journal of Biotechnology Vol. 10(71)
Wuryaningsih, S., S. Soedjono, D. S. Badriah dan A. Abdurachman. 2004. Peran Giberelin,
Pupuk, dan Paklobutrazol pada Pembesaran Subang Gladiol Asal Biji. J. Hortikultura Volume
14 (Ed. Khusus) : 368 – 373. ISSN : 0853 – 7097
PENGARUH GIBERELIN TERHADAP PERPANJANGAN BATANG TERONG
(Solanum melongena)
Oleh :
Anis Khotimah B1J013181Mung Faridah B1J013139Rombongan : VIIKelompok : 1
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN II
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANUNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS BIOLOGIPURWOKERTO
2015
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Meristem adalah jaringan yang sel-selnya tetap bersifat embrional artinya mampu
terus menerus membelah diri tak terbatas untuk menambah jumlah sel tubuh.Sel penyusun
meristem biasanya isodioometrik dan berdinding tipis serta realtif lebih kaya protoplas
dibandingkan dengan sel-sel jaringan dewasa walaupun tidak menemukan kriteria umum
secara morfologis untuk membedakan sel meristem dan sel jaringan dewasa yang belum
mengalami spesialisasi.Kemungkinan sl-sel meristematik yang besar atau suatu sel inisiasi,
atau sel yang dekat dengan sel inisial makin besar makin banyak vakuolanya (Wilkins,
1989).
Zat pengatur tumbuh adalah senyawa organik kompleks alami yang di sintesis oleh
tanaman tigkat tinggi, yang berpengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
Dalam kultur jaringan, ada dua golongan zat pengatur tumbuh yang sangat penting adalah
sitokinin dan auksin. Zat pengatur tumbuh ini mempengaruhi pertumbuhan dan
morfogenesis dalam kultur sel, jaringan dan organ. Interaksi dan perimbangan antara zat
pengatur tumbuh yang diberikan dalam media dan yang diproduksi oleh sel secara
endogen, menentukan arah perkembangan suatu kultur (Kusumo, 1990).
Terong merupakan tanaman jenis perdu yang umumnya setahun (annual). Terong
yang merupakan famili solanaceae atau nama latinnya solanum melongena. Terong dapat
tumbuh dengan baik pada ketinggian hingga 1.200 meter di atas permukaan laut. Tinggi
pohon terung 40-150 cm, memiliki daun dengan ukuran panjang 10- 20 cm dan lebar 5-10
cm, bunga berwarna putih hingga ungu dengan lima mahkota bunga. Berbagai varietas
terong tersebar luas di dunai, perbedaannya terletak pada bentuk, ukuran, dan
warnanya.Terong merupakan jenis tanaman yang memiliki kedekatan dengan tanaman
kentang, tomat, dan paprika.Buahnya biasanya dijadikan sayur-sayuran yang bernilai gizi
tinggi (Foodreference, 2010).
B. Tujuan
Tujuan dari praktikum pengaruh giberelin terhadap perpanjangan batang terong
(Solanum melongena) kali ini adalahuntukmengetahui konsentrasi giberelin yang efektif
dalam merangsang pertumbuhan tanaman, khususnya terhadap perpanjangan batang.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Zat pengatur tumbuh adalah senyawa organik kompleks alami yang di sintesis oleh
tanaman tigkat tinggi, yang berpengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
Dalam kultur jaringan, ada dua golongan zat pengatur tumbuh yang sangat penting adalah
sitokinin dan auksin. Zat pengatur tumbuh ini mempengaruhi pertumbuhan dan
morfogenesis dalam kultur sel, jaringan dan organ. Interaksi dan perimbangan antara zat
pengatur tumbuh yang diberikan dalam media dan yang diproduksi oleh sel secara
endogen, menentukan arah perkembangan suatu kultur (Kusumo, 1990).
Hormon tumbuh ada yang bersifat alami dan ada yang bersifat sintesis.Giberelin
merupakan hormon tumbuh pada tanaman yang bersifat sintesis dan berperan
mempercepat perkecambahan.Giberelinmerupakan hormon pertumbuhan yang terdapat
pada organ-organ tanaman yaitu pada akar, batang, tunas, daun, bintil akar, buah, dan
jaringan khusus. Penggunaan giberelin untuk mempercepat perkecambahan telah banyak
dilakukan. Giberelin merupakan senyawa organik yang berperan penting dalam proses
perkecambahan, karena dapat mengaktifkan reaksi enzimatik di dalam benih (Wilkins,
1989).
Giberelin adalah turunan dari asam giberelat, merupakan hormon tumbuhan alami
yang merangsang pembungaan, pemanjangan batang dan membuka benih yang masih
dorman.Giberelin adalah zat kimia yang dikelompokan ke dalam terpinoid.Semua kelompok
terpinoid terbentuk dari unit isoprene yang terdiri dari 5 atom karbon. Berdasarkan proses
biosintesis telah diketemukan zat penghambat (growth retardant) di dalam aktivitas ini.
Hormon tumbuh ada yang bersifat alami dan ada yang bersifat sintesis.Giberelin
merupakan hormon tumbuh pada tanaman yang bersifat sintesis dan berperan
mempercepat perkecambahan (Heddy, 1986).Giberelin dapat mendorong perkembangan
biji, perkembangan kuncup, pemanjangan batang dan pertumbuhan daun, mendorong
pembungaan dan perkembangan buah, mempengaruhi pertumbuhan dan differensiasi akar
(Kusumo, 1990).
Asam giberelin atau yang biasa disebut GA3 merupakan salah satu zat pengatur
tumbuh tumbuhan yang sangat berpengaruh terhadap sifat genetik, pembungaan,
penyinaran, mobilisasi karbohidrat selama perkecambahan (germination) dan aspek
fisiologi lainnya (Fadlilah & Irwan, 2014)
III. MATERI DAN METODE
A. Materi
Bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah tanaman terong (Solanum
melongena) dan zat pengatur tumbuh GA dengan konsentrasi 10, 20 dan 30 ppm.
Alat yang digunakan adalah tabung erlenmeyer, penggaris, sprayer, kamera dan
kertas label.
B. Metode
Metode yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah sebagai berikut :
1. Alat dan bahan disiapkan.
2. Tinggi tanaman kedelai diukur dan diberi label.
3. Tanaman disemprot dengan larutan GA 10, 20 dan 30 ppm. Penyemprotan dilakukan
setiap 2 hari sekali selama 2 minggu.
4. Setiap minggu tinggi tanaman diukur selama 2 minggu.
5. Data dimasukkan ke dalam tabel pengamatan.
B. Pembahasan
Berdasarkan hasil praktikum dapat diketahui bahwa pemberian giberelin
memberikan efek nonsignifikan terhadap perpanjangan batang tanaman kedelai. Tinggi
tanaman kedelai yang diberi perlakuan giberelin dengan konsentrasi tertentu
menghasilkan Fhit >Ftab, yaitu Fhit = 2, 781161, Ftab(0,05) 4,06dan Ftab(0,01) 7,59. Hal ini sesuai
dengan pernyataan Krishnamoorthy (1981), yang menyatakan bahwa penggunan hormon
giberelin dapat meningkatkan pertambahan tinggi tanaman.Giberelin dapat merangsang
pertumbuhan batang dan juga dapat meningkatkan besarnya daun pada beberapa jenis
tumbuhan.
Giberelin merupakan hormon pertumbuhan yang terdapat pada organ-organ
tanaman yaitu pada akar, batang, tunas, daun, bintil akar, buah, dan jaringan
halus.Giberelin dapat merangsang pertumbuhan batang dan juga dapat meningkatkan
besarnya daun pada beberapa jenis tumbuhan.Giberelin dapat pula menggantikan
perlakuan suhu rendah (20º-40ºC) pada tanaman yang membutuhkan perlakuan tersebut
bagi pembungaan (Heddy, 1986).Asam giberelat (GA3) telah digunakan untuk
meningkatkan panjang atau tinggi tanaman, meningkatkan jumlah bunga dan menginduksi
pembungaan (Vieira et al, 2011).Giberelin mempercepat munculnya tunas di permukaan
tanah. Hal ini disebabkan karena GA3 memacu aktivitas enzim–enzim hidrolitik khususnya
α amilase yang menghidrolisis cadangan pati sehingga tersedia nutrisi yang cukup untuk
tunas supaya bisa tumbuh lebih cepat (Jacobsen et al., 1995). Tinggi tanaman tidak
dipengaruhi oleh giberelin.Asam giberelatmempunyai nama kimia2,4,7-trihidroksi-1-metil-
8methylenegib-3-ena-1,10-dikarboksilat1,4asama-lakton yang sering dimanfaatkan dalam
tanaman padi. GA3merupakan promotor pertumbuhantanamanyang umumdigunakanpada
tanaman.Senyawaasam karboksilatyang diproduksi olehGA3 dapat dihasilkan dari
fermentasijamurGibberellafujikuroiyang terendam atau dalam bentuk substrat padat
(Syahputra et al., 2013).Hal ini karena giberelin diberikan pada umbi bibit sebelum
ditanam sehingga pengaruhnya hanya pada fase awal pertumbuhan yaitu berupa
pemacuan pertumbuhan tunas lateral. Pengaruh tersebut tidak terbawa ke fase
pertumbuhan selanjutnya sehingga tinggi tanaman tidak terpengaruh (Ni Luh Arpiwi,
2007).
Menurut Salisbury (1992), beberapa fungsi giberelin pada tumbuhan yaitu
sebagai berikut :
1. Mematahkan dormansi atau hambatan pertumbuhan tanaman sehingga tanaman
dapat tumbuh normal (tidak kerdil) dengan cara mempercepat proses pembelahan sel.
2. Meningkatkan pembungaan.
3. Memacu proses perkecambahan biji.
4. Berperan pada pemanjangan sel.
5. Berperan pada proses partenokarpi, yaitu proses pembentukan buah yang terjadi tanpa
adanya fertilisasi atau pembuahan.
Menurut Fernie&Willmitzer (2001),giberelin berfungsi dalam proses pemanjangan
batang. Pemberian giberelin dengan konsentrasi yang semakin tinggi akan mempercepat
proses pemanjangan batang. Pemberian Giberelin dalam jangka waktu yang periodik dapat
mempertahankan laju pertumbuhan optimum. Namun, hal ini sangat bergantung pula
dengan pengaruh genetis. Tumbuhan yang sudah bersifat tinggi sangat sulit untuk
memberikan efek giberelin, begitupun sebaliknya. Laju pertumbuhan yang kurang optimum
pasca pemberian giberelin sangat dipengaruhi oleh faktor genetis dan lingkungan seperti
penyiraman, pH tanah, suhu dan hara. Penyiraman dianggap faktor lingkungan
berpengaruh, karena sistem pengangkutangiberelinsecara vasikuler dan parenkim sehingga
air disini sangat perlu untuk membuka atau melonggarkan ikatan vaskuler dan dinding sel
target, sedangkanpenyiraman dan air hujan yang langsung menetes kebagian yang diberi
giberelin akan melindihkan hormon sehingga akan terdegradasi dan terbawa air ke tanah.
pH dan suhu serta hara berpengaruh terhadap proses fotosintesis dan respirasi yang secara
langsung akan menghasilkan energi guna mentransport giberelin ke sel-sel target.
Mekanisme pemberian zat pengatur tumbuh giberelin terhadap perpanjangan sel
melalui peningkatan kadar auksin yaitu giberelin akan memacu pembentukan enzim yang
melunakkan dinding sel terutama enzim proteolitik yang akan melepaskan amino triptofan
(prekusor atau pembentuk auksin) sehingga kadar auksin meningkat. Giberelin merangsang
pembentukkan polihidroksi asam sinamat yaitu senyawa yang menghambat kerja dari
enzim IAA oksidase dimana enzim ini merupakan enzim perusak auksin. Giberelin
merangsang terbentuknya enzim α-amilase dimana enzim ini akan menghidrolisis pati
sehingga kadar gula dalam sel akan naik yang akan menyebabkan air lebih banyak lagi
masuk ke sel sehingga sel memanjang (Sukamto, 2011). Giberelin bekerja pada gen dengan
menyebabkan aktivasi gen-gen tertentu. Gen-gen yang diaktifkan akan membentuk enzim-
enzim baru yang menyebabkan terjadinya perubahan morphogenetik (penampilan atau
kenampakan tanaman). Giberelin pada dasarnya mendorong pembelahan sel, terutama di
bagian meristem pucuk, sedangkan IAA mendorong diferensiasi sel. Zat pengatur tumbuh
tersebut mendorong pembentukan jaringan kayu, tetapi kegiatan secara kualitatif berbeda
dan kuantitatif keduanya mendorong pertumbuhan maksimum (Salisbury, 1992).
Tanaman yang digunakan dalam praktikum kali ini terong.Terong merupakan
tanaman jenis perdu yang umumnya setahun (annual). Terong yang merupakan famili
solanaceae atau nama latinnya solanum melongena. Terong dapat tumbuh dengan baik
pada ketinggian hingga 1.200 meter di atas permukaan laut. Tinggi pohon terung 40-150
cm, memiliki daun dengan ukuran panjang 10- 20 cm dan lebar 5-10 cm, bunga berwarna
putih hingga ungu dengan lima mahkota bunga. Berbagai varietas terong tersebar luas di
dunai, perbedaannya terletak pada bentuk, ukuran, dan warnanya.Terong merupakan jenis
tanaman yang memiliki kedekatan dengan tanaman kentang, tomat, dan paprika.Buahnya
biasanya dijadikan sayur-sayuran yang bernilai gizi tinggi (Foodreference, 2010).
Warna bunganya antara putih hingga ungu.Batang berkayu, berbentuk silindris,
percabangan simpodial, batang muda berambut halus berwarna ungu.Arah tumbuh batang
tegak lurus, arah tumbuh cabang condong ke atas. Daun tunggal, bertangkai silindris
(panjangnya 0,5-2,5 cm), letak tersebar. Helaian daun bentuknya bulat telur, ujung tumpul,
pangkal membulat, tepi rata, pertulangan menyirip, panjang 1,5-12 cm, lebar 1-5 cm,
berwarna hijau. daging daun papyraceus.
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan, diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1. Giberelin merangsang pertumbuhan batang dan juga dapat meningkatkan besarnya
daun pada beberapa jenis tumbuhan.
2. Semakin tinggi konsentrasi GA (Giberelic acid) yang diberikan pada tanaman
makapertumbuhannya semakin cepat.
3. Hasil praktikum menunjukkan bahwa pemberian giberelin memberikan efeksignifikan
terhadap pemanjangan batang tanaman kedelai (Fhit >Ftab). Hal ini sesuai dengan pustaka.
B. Saran
Data control rombongan sulit didapat karena tidak jelas berada pada kelompok dan
rombongan berapa
DAFTAR REFERENSI