makalah fistum kelompok 4
DESCRIPTION
fisiologi tumbuhanTRANSCRIPT
MAKALAH FISIOLOGI TUMBUHAN
“TUMBUHAN CAM”
OLEH :
KELOMPOK IV
DWI AYUNINGRUM IRA RABIAH
PUBI INDASARI NURLINA
UMMU SYAUQAH A.M NUR SAKINAH
A. VERAWATI ANDRE
WIWIK ASPIANTI T. SUCI ALFIAH
PARAMITHA SARI LILIS DYA NENGSIH
LILI NUR ENDA RITA TOSANG
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2013
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berdasarkan tipe fotosintesis, tumbuhan dibagi ke dalam tiga kelompok besar,
yaitu C3, C4 dan CAM (crassulacean acid metabolism). Sekitar 80% tumbuhan
menggunakan cara sintesis C3 untuk membentuk glukosa, misalnya tumbuhan
leguminosaea, gandum, dan padi. Untuk tanaman C4 contohnya yaitu tanaman tebu,
jagung, sorgum, dan berbagai jenis rumput pakan ternak. Struktur daun pada tanaman C4
dikenal juga sebagai daun dengan anatomi kranz. Jalur fotosintesis pada tanaman C4
juga dikenal dengan jalur Hatch-Slack. CAM terjadi pada tumbuhan jenis sukulen seperti
kaktus, nanas, bunga lili, dan beberapa jenis anggrek.
Ada beberapa perbedaan dalam fotosintesis tumbuhan C3, C4 dan CAM. Jalur
CAM serupa dengan jalur C4 dalam hal karbon dioksida terlebih dahulu dimasukkan
kedalam senyawa organic intermediet sebelum karbon dioksida ini memasuki siklus
Calvin. Perbedaannya ialah bahwa pada tumbuhan C4, kedua langkah ini terjadi pada
ruang yang terpisah. Langkah ini terpisahkan pada dua jenis sel. Pada tumbuhan CAM,
kedua langkah dipisahkan untuk sementara. Fiksasi karbon terjadi pada malam hari, dan
siklus calvin berlangsung selama siang hari. Untuk lebih jelasnya, maka akan dibahas
dalam pembahasan berikut.
B. Tujuan
Untuk mengetahui pengertian, karakteristik, mekanisme serta identifikasi lain
mengenai tanaman CAM (Crassulation Acid Metabolism Plants).
BAB II
PEMBAHASAN
Tanaman adalah makhluk hidup yang dapat menghasilkan makanannya sendiri
dengan fotosintesis. Ada 3 jenis tanaman dilihat dari cara berfotosintesis dan gula yang
dihasilkan. Tipe pertama adalah C3. C adalah lambang kimia untuk karbon, yang berarti
tanaman tersebut menghasilkan gula berkarbon 3. Sekitar 80% tanaman didunia
menggunakan proses ini. Mereka mengambil CO2 saat siang hari. Jenis kedua adalah C4,
sesuai dengan tipenya, tanaman ini menghasilkan gula berkarbon 4. Tipe C4 ini juga
mengambil CO2 pada siang hari. Ada kurang lebih 15% tanaman yang menggunakan tipe ini
(Budiarti,2008).
Tipe crassulacean acid metabolism (CAM) merupakan tipe yang terakhir. Tanaman
ini mengambil CO2 pada malam hari dan menggunakannya untuk fotosintesis pada siang
harinya. Meski tidak mengeluarkan oksigen pada malam hari, namun dengan memakan CO2
yang beredar, tanaman ini telah membantu kita semua menghirup udara bersih, lebih sehat,
menyejukkan dan menyegarkan bumi, tempat tinggal dan ruangan. Tumbuhan CAM yang
dapat dengan mudah ditemukan adalah nanas, kaktus dan bunga lili ( Budiarti, 2008).
Fotosintesis merupakan cara atau proses tumbuhan dalam menghasilkan energi yang
digunakan untuk pertumbuhan dan perkembangannya. Mengapa bisa untuk pertumbuhan dan
perkembangan ? karena dalam fotosintesis terjadi perubahan energi cahaya menjadi energi
kimia yang terekam dalam senyawa organik glukosa ( amilum/ Karbohidrat). Fotosintesis
diperlukan Air ( H2O) dari tanah melalui xylem dan CO2 dari udara lewat stomata pada
daun . Keduanya yang berupa bahan an organik itu diolah menjadi bahan organik yang
berguna bagi semua kehidupan. Maka tumbuhan disusukkan di bumi sebagai produsen yang
mampu membuat bahan makanan / organik untuk kehidupan laiinya atau lebih dikenal
dengan sebutan Autotrop. Setiap tumbuhan memiliki cara atau daur fotosintesi yang berbeda-
beda
A. Pengertian Tanaman CAM
a. Tanaman CAM adalah tanaman yang dapat berubah seperti tanaman C3 padasaat
pagi hari (suhu rendah) dan dapat berubah seperti tanaman C4 pada sianghari dan
malam hari (Gardner, 1991)
b. Tanaman CAM adalah tanaman yang tumbuh di kawasan gurun dan mengambil
CO2 di atmosfer dan membentuk sebagian 4 karbon juga (Bidwell, 1974).
c. Tumbuhan CAM adalah golongan tumbuhan sukulen yang bagian mesofi atau
daging daunnya tebal seperti nanans , kaktus dan lainnya. Nama sukulen berasal
dari bahasa Latin, succos, yang berarti juice. Kaktus dan lidah buaya termasuk
dalam tanaman sukulen. Sesuai namanya, tanaman ini sanggup menyimpan
makanan atau air di dalam tubuhnya sebagai cadangan. Makanan tersebut
disimpan di dalam akar (misalnya pada Ceropegia), batang (pada kebanyakan
kaktus), atau daun (pada tanaman Haworthia, Lithops) (Sri Lestari, 2007).
B. Karakteristik Tanaman CAMCiri-ciri tanaman CAM yaitu :
- Fotosintesis terjadi pada mesofil
- Fiksasi CO2 terjadi pada malam hari
- Siklus calvin (reaksi gelap) terjadi pada siang hari
- Biasanya tumbuh di daerah gurun
- Stomata membuka pada malam hari dan menutup pada siang hari
- Membentuk senyawa 4-carbon (oksaloasetat) untuk menyimpan CO2
Tanaman CAM (Crassulation Acid Metabolism Plants) pada dasarnya adalah
tanaman sukulen yaitu tanaman yang berdaun atau berbatang tebal yang bertranspirasi
rendah. Dalam kondisi kering, stomata pada malam hari akan terbuka untuk
mengabsorbsi CO2 dan menutup pada siang hari untuk mengurangi transpirasi.
Fiksasi CO2 tanaman CAM sama seperti tanaman C4, hanya saja terjadinya pada
malam hari dan energi yang dibutuhkan diperoleh dari glikolisis. Namun dalam
kondisi cukup lemah, banyak spesies CAM merubah fungsi stomata dan karboksilasi
seperti tanaman C3. Tanaman CAM juga mempunyai metode fisiologis untuk
mereduksi kehilangan air dan menghindari kekeringan (Salisburry,1998). Oleh karena
itu, tanaman CAM lebih adaptif di daerah panas dan kering. Selain itu, pada malam
hari asam malat tinggi, pada siang hari malat rendah Lintasan, tidak mengikat karbon
dioksida secara langsung, Umumnya tumbuhan yang beradaptasi pada keadaan kering
seperti kaktus, anggrek dan nenas, dan reduksi karbon melalui lintasan C4 dan C3
dalam sel mesofil tetapi waktunya berbeda.
Tumbuhan memiliki kebiasaan saat siang hari mereka tidak membuka
stomatanya secara penuh untuk mengurangi kehilangan air melalui
evaporasi/transpirasi.
Tidak membukanya stomata itu membuat CO2 tidak bisa masuk dan tentu air
tidak bisa keluar sehingga bertahan ditubuh agar tidak dehidrasi , kasus ini terjadi
pada tanaman CAM yang ada di gurun ataupun tanaman lain yang sangat terik
Tipe crassulacean acid metabolism ( CAM) merupakan tipe tanaman yang
mengambil CO2 pada malam hari, karena stomata tertutup ketika siang hari dan
mengunakannya untuk fotosistensis pada siang harinya.
Tumbuhan-tumbuhan ini membuka stomatanya pada malam hari dan
menutupnya pada siang hari, yang merupakan seperti kebalikan perilaku tumbuhan
lain. Menutup stomata selama siang hari membantu tumbuhan gurun menghemat air,
tetapi juga mencegah CO2 memasuki daunnya. Selama malam hari, ketika stomata
tumbuhan itu terbuka, tumbuhan ini mengambil CO2 dan memasukannya ke dalam
berbagai asam organik. Cara fiksasi karbon ini disebut metabolisme asam krasulase,
atau crassulacean acid metabolism (CAM) (Campbell, N. A, 2000).
Sel mesofil tumbuhan CAM menyimpan asam organik yang dibuatnya selama
malam hari di dalam vakoulanya hingga pagi, ketika stomata tertutup. Pada siang hari,
ketika reaksi terang dapat memasok ATP dan NADPH untuk siklus Calvin, CO2
dilepas dari asam organik yang dibuat pada malam hari itu sebelum dimasukkan ke
dalam gula dalam kloroplas (Campbell, N. A, 2000).
Stomata tumbuhan pada umumnya membuka saat matahari terbit dan menutup
saat hari gelap, sehingga memungkinkan masuknya CO2 yang diperlukan untuk
fotosintesis pada siang hari. Umumnya, proses pembukaan memerlukan waktu sekitar
1 jam, dan penutupan berlangsung secara bertahap sepanjang sore. Stomata menutup
lebih cepat jika tumbuhan ditempatkan dalam gelap secara tiba-tiba. Tingkat cahaya
yang tinggi mengakibatkan stomata membuka lebih besar (Salisbury, F. B & Ross, C.
W, 1995).
Perilaku stomata yang unik akan mempengaruhi metabolisme CO2 yang
berlangsung pada tumbuhan ini, metabolisme yang unik ini pertama kali diteliti pada
tumbuhan dari familia Crassulaceae, maka metabolisme CO2 ini sering disebut
sebagai Metabolisme Asam Crassulacean (Crassulacean Acid Metabolism). Pada saat
sekarang telah diketahui bahwa metabolisme ini juga ditemui pada beberapa anggota
dari 20 famili tumbuhan, termasuk Cactaceae, Orchidaceae, Bromeliaceae, liliaceae,
dan Euphorbiaceae (Lakitan. B, 2004).
Berbagai spesies yang hidup di iklim kering, mempunyai daun tebal dengan
nisbah permukaan terhadap volume yang cukup rendah, kutikula tebal, dan disertai
laju transpirasi yang rendah. Spesies seperti ini sering digolongkan sebagai sukulen.
Selain itu terdapat ciri-ciri yang lebih khusus terhadap tanaman sukulen, yaitu :
1. Tidak mempunyai lapisan sel palisade yang telah berkembang sempurna.
2. Sebagian besar sel fotosintesis daun atau batang adalah mesofil bunga karang
(spongy).
3. Sel-selnya mempunyai vakuola yang cukup besar dibandingkan dengan lapisan
tipis sitoplasma.
4. Terdapat sel bundle sheath tetapi sel tersebut tidak banyak berbeda dengan sel
mesofil.
5. Terdapat sel seludang berkas tapi tidak jelas.
(Salisbury, F. B & Ross, C. W, 1995).
Perlu ditekankan bahwa tidak semua tumbuhan CAM adalah tumbuhan
sukulen, sebaliknya juga tidak semua tumbuhan sukulen merupakan tumbuhan CAM.
Kebanyakan tumbuhan halofita (tumbuhan yang beradaptasi pada tempat dengan
salinitas tinggi) bukan merupakan tumbuhan CAM (Salisbury, F. B & Ross, C. W,
1995).
Tumbuhan CAM yang dapat mudah ditemukan adalah nanas, kaktus, dan lidah buaya,
yaitu :
1. Kaktus
Kaktus merupakan tumbuhan berduri dengan adaptasi tinggi. Tumbuhan
berduri kaktus berasal dari kata Yunani kaktos. Artinya, tanaman berduri adalah
Linneaus, ahli botani yang membuat klasifikasi tanaman, yang memasukkan
kaktus ke dalam kelompok tumbuhan berduri atau Cactaceae. Kaktus merupakan
tanaman sekulen, atau tanaman yang mampu menyimpan air pada batangnya
(Yulianti, 2008).
Kaktus mudah melakukan penyesuaian dan bentuk-bentuk adaptasi pada
tubuhnya. Contoh adaptasi ini bisa dilihat dengan jelas. Bila kondisi alamnya
tidak sesuai, ukuran daun kaktus akan mengecil atau malah sama sekali tidak
keluar daun. Perakarannya menyempit dan batang dijadikan tempat penyimpanan
air. Batang kaktus dilapisi jaringan lilin yang dapat mengurangi penguapan,
kondisi ini menjadikan kaktus mampu menyimpan air dan tahan kekeringan.
Meski begitu, kaktus tetap perlu air untuk bertahan hidup (Yulianti, 2008).
Saat berada di daerah yang bersuhu panas dan tanah gersang, kaktus
beradaptasi dengan cara membentuk kulit tubuh yang tebal dan berlapis lilin.
Kaktus memiliki daun yang berubah bentuk menjadi duri sehingga dapat
mengurangi penguapan air lewat daun. Tak ketinggalan, tumbuh bulu-bulu halus
atau duri-duri yang tajam. Fungsinya jelas, mengurangi pengeluaran air dari
(Yulianti, 2008).
2. Nanas
Tumbuhan nanas termasuk tumbuhan kering yang menyimpan air. Ananas
comosus termasuk tumbuhan CAM. Pada pemasukan pendahuluan CO2 kedalam
asam organic, yang diikuti oleh transfer CO2 kedalam siklus Calvin hanya
dipisahkan sementara. Dan fiksasi carbon ke dalam asam organic terjadi pada
malam hari dan sering disebut metabolisme asam krasulase sedangkan siklus
Calvin pada siang hari. Tumbuhan seperti nanas ini membuka stomata malam hari
dan menutup stomatanya siang hari dan pada. Sel mesofilnya menyimpan asam
organik yang dibuatnya didalam vakuola saat malam hari sampai pagi (Yulianti,
2008).
3. Lidah Buaya
Lidah buaya tergolong tanaman holtilultura. Tanaman ini merupakan tanaman
dengan batang yang pendek sekali, dengan tinggi sekitar 50 cm. Batang ini
dikelilingi oleh daun-daun tebal berbentuk pedang dengan ujung-ujung runcing
yang mengarah ke atas. Meskipun penampakannya seperti kaktus, tanaman ini
tergolong tanaman sukulen, yaitu tanaman yang berdaun dan bergetah dari suku
Liliaceae (Sri Lestari, 2007).
Selain perilaku stomata yang unik mempengaruhi metabolisme CO2 yang
berlangsung pada tumbuhan ini , terdapat pula sifat metabolik yang istimewa dan
keunikan dari CAM adalah pembentukan asam malat yang berlangsung pada
malam hari dan penguraiannya pada siang hari. Pembentukan asam malat pada
malam hari terlacak melalui rasa masam, diikuti dengan penguraian gula, pati,
atau polimer glukosa yang mirip dengan pati (Salisbury, F. B & Ross, C. W,
1995).
Asam yang paling banyak terdapat pada tumbuhan CAM adalah asam malat,
tapi asam sitrat dan asam isositrat yang disintesis dari asam malat terhimpun
dengan jumlah yang lebih sedikit pada beberapa spesies. Walaupun demikian,
asam sitrat dan asam isositrat biasanya hanya mengalami sedikit perubahan
konsentrasi pada siang dan malam hari (Lakitan. B, 2004).
PEP karboksilase di sitosol tumbuhan CAM merupakan enzim yang berperan
dalam penambatan C02 menjadi malat pada malam hari (berlawanan dengan
aktivitasnya yang rendah pada tumbuhan C-4 pada saat gelap), tapi rubisko
menjadi aktif pada siang hari, seperti pada tumbuhan C-3 dan C-4. Peranan
rubisko serupa dengan fungsinya di seludang berkas tumbuhan C-4, yaitu
menambat kembali C02 yang hilang dari asam organik, seperti misalnya asam
malat (Salisbury, F. B & Ross, C. W, 1995).
Metabolisme CO2 pada tumbuhan sukulen tidak seperti lazimnya dan karena
pertama kali diteliti pada anggota Crassulaceae yang disebut dengan CAM
crassulacean acid metabolism) (Salisbury, F. B & Ross, C. W, 1995).
Sebuah model yang sesuai dengan pemahaman kita tentang penambatan CO2 pada
tumbuhan CAM dapat dilihat pada gambar . Dengan penjelasan bahwa pada saat
gelap (malam hari), pati dirombak melalui reaksi glikolisis sampai PEP terbentuk.
C02 (lebih tepatnya HC03-) bereaksi dengan PEP membentuk asam oksaloasetat
dengan bantuan enzim PEP karboksilase, yang kemudian direduksi menjadi asam
malat oeh bantuan enxim malat dehidroginase yang bergantung pada NADH. Ion
H+ dari asam malat diangkut ke vakuola pusat (dalam) yang besar oleh ATPase
dan pompa pirofosfatase dan ion malat mengikuti H+ ke dalam vakuola. Disini,
asam malat terhimpun kadangkala bahkan mencapai konsentrasi 0,3 M atau lebih,
sampai fajar tiba (Salisbury, F. B & Ross, C. W, 1995).
Selama siang hari, asam malat berdifusi secara pasif keluar dari vakuola dan di
dalam sitosol asam malat didekarboksilasi untuk membebaskan kembali CO2 oleh
salah satu atau lebih dari tiga mekanisme yang juga terdapat pada seludang berkas
tumbuhan C-4. Mekanismenya bergantung terutama pada spesies tumbuhan CO2
yang dilepaskan menjadi sangat terkonsentrasi di dalam sel dan difiksasi kembali
(tanpa fotorespirasi) oleh rubisiko menjadi 3-PGA pada daur Calvin yang kemudian
mengarah kepada pembentukan sukrosa, pati, dan produk fotosintesis lainnya
(Salisbury, F. B & Ross, C. W, 1995).
Jadi, tumbuhan CAM, seperti tumbuhan C-4, mula-mula menggunakan PEP
karboksilase dan NADPH-malat dehidroginase untuk membentuk asam malat,
kemudian mendekarboksilasi asam tersebut untuk melepaskan CO2 dengan salah satu
dari tiga mekanisme, lalu menambat kembali CO2 menjadi produk daur Calvin
dengan bantuan rubisko. Pada tumbuhan CAM, kedua proses tersebut terjadi pada sel
yang sama, satu proses terjadi pada malam hari, sedangkan lainnya pada siang hari.
Vakuola pusat yang besar menyimpan asam malat, kalau tidak akan menyebabkan pH
sitoplasma terlalu rendah pada malah hari. Permeabilitas tonoplas yang rendah
terhadap H+ hasil ionisasi asam malat di vakuola pastilah sangat penting, khususnya
pada tumbuhan CAM, sebab pH vakuola sering mencapai 4 pada malam hari
(Salisbury, F. B & Ross, C. W, 1995).
Laju fotosintesis berbagai spesies tumbuhan yang tumbuh pada berbagai
daerah yang berbeda seperti gurun kering, puncak gunung, dan hujan tropika sangat
berbeda. Perbedaan ini sebagian disebabkan oleh adanya keragaman air, tapi tiap
spesies menunjukkan perbedaan yang besar pada kondisi khusus yang optimum bagi
mereka (Salisbury, F. B & Ross, C. W, 1995).
Spesies yang tumbuh pada lingkungan yang kaya sumberdaya mempunyai
kapasitas fotosintesis yang jauh lebih tinggi daripada spesies yang tumbuh pada
lingkungan dengan persediaan air, hara, dan cahaya yang terbatas. Kapasitas tertinggi
ditemukan pada tumbuhan gurun setahun dan rumputan gurun bila air tersedia.
Tumbuhan sukulen gurun yang tumbuh lambat dan menganut metabolisme asam
crassulaceae (CAM) termasuk yang paling lambat laju fotosintesisnya (Salisbury, F. B
& Ross, C. W, 1995).
Faktor yang mempengaruhi laju fotosintesis terbagi dua, yaitu :
1. Faktor Genetik
2. Faktor Lingkungan (Lakitan. B, 2004).
Terdapat perbedaan-perbedaan yang terjadi dalam fiksasi CO2 antara spesies
tumbuhan. Berdasarkan perbedaan tersebut, tumbuhan dikelompokkan menjadi
tumbuhan C-3, C-4, dan CAM. Perbedaan tersebut juga akan mempengaruhi
kemampuan atau efisiensi tumbuhan dalam mensintesis karbohidrat. Perbedaan antara
spesies, yaitu tumbuhan secara C-4 secara umum mempunyai laju fotosintesis yang
tertinggi, sementara tumbuhan CAM memiliki laju fotosintesis yang terendah,
sedangkan tumbuhan C-3 berada di antara kedua ekstrim tersebut (Lakitan. B, 2004).
Walaupun tumbuhan CAM ditentukan secara genetik, kemampuan ini dapat juga
mempengaruhi lingkungan. Pada umumnya, CAM lebih diuntungkan pada hari yang
panas dengan tingkat cahaya tinggi, malam yang dingin, dan tanah yang kering, suatu
keadaan yang umum terdapat di gurun. Konsentrasi garam yang tinggi di dalam tanah,
yang menyebabkan kekeringan osmotik, juga menguntungkan CAM (Salisbury, F. B
& Ross, C. W, 1995).
Beberapa spesies (khususnya kaktus) dapat tetap bertahan pada keadaan
kekeringan selama beberapa minggu dengan stomata tertutup, tanpa memperoleh atau
kehilangan banyak CO2, tapi tetap menggunakan energi cahaya untuk fosforilasi pada
siang hari. Yang lebih umum, tumbuhan CAM termasuk tumbuhan C-3 fakultatif, dan
beralih ke penambatan CO2 lebih tinggi dengan cara fotosintesis C-3 setelah terjadi
hujan badai pada siang hari, atau bila suhu malam tinggi. Dengan demikian, stomata
tetap terbuka lebih lama pada siang hari (Salisbury, F. B & Ross, C. W, 1995).
a. Pada tebu (C4) pemisahan langkah-langkah secara spasial yakni fiksasi karbon
dan siklus Calvin terjadi dalam tipe sel yang berbeda.
b. Pada Nenas (CAM) pemisahan langkah-langkah secara temporal yakni fiksasi
karbon dan siklus Calvin terjadi dalam sel yang sama pada saat yang berbeda.
Perhatikan pada gambar di atas bahwa jalur CAM serupa dengan jalur C4
karena pada keduanya karbon dioksida pertama-tama digabungkan ke dalam
intermediat-intermediat organik sebelum memasuki siklus Calvin. Perbedaannya
adalah bahwa dalam tumbuhan C4, langkah-langkah awal fiksasi karbon terpisah
secara struktural dari siklus Calvin, sedangkan dalam tumbuhan CAM, kedua langkah
terjadi pada saat yang berbeda, namun di dalam sel yang sama. (Ingatlah bahwa
tumbuhan CAM, C4, maupun C3 pada akhirnya menggunakan siklus Calvin untuk
membuat gula dari karbon dioksida).
Jadi tanaman CAM adalah tanaman yang dapat berubah seperti tanaman C3
pada saat pagi hari (suhu rendah) dan dapat berubah seperti tanaman C4 pada siang
hari dan malam hari.
Tanaman CAM adalah tanaman yang membuka pada malam hari dan menutup
pada siang hari, memiliki laju fotosintesis yang rendah bila dibandingkan dengan
tanaman C3 dan C4.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil data atau informasi yang telah diperoleh baik itu berdasarkan
kepustakaan yang telah dilakukan dalam makalah ini, penulis dapat menarik kesimpulan
sebagai berikut :
1. Tumbuhan CAM umumnya adalah tumbuhan sukulen yang sangat efisien terhadap
penguapan air pada tubuhnya, dan mengambil CO2 hanya pada malam hari.
2. Pada tumbuhan CAM terdapat sifat metabolik yang istimewa berupa pembentukan
asam malat yang berlangsung pada malam hari dan penguraiannya pada siang hari.
3. Tumbuhan yang tumbuh pada lingkungan yang kaya sumberdaya mempunyai
kapasitas fotosintesis yang jauh lebih tinggi daripada tumbuhan yang tumbuh pada
lingkungan dengan persediaan air, hara, dan cahaya yang terbatas.
4. Tumbuhan CAM memiliki laju fotosintesis yang terendah daripada tumbuhan C3 dan
C4.
DAFTAR PUSTAKA
Budiarti. 2008. Tumbuhan Berduri dengan Adaptasi Tinggi. http://www.sinarharapan.co.id, Diakses tanggal 10 Februari 2009.
Campbell, N. A; dkk. 2000. Biologi Edisi Kelima-Jilid 1. Erlangga. Jakarta.
Fella Sumendap. 2008. Kiat Sukses Berkebun Kaktus.http://www.indosiar.com. Diakses tanggal 10 Februari 2009.
Lakitan Benyamin. 2004. Dasar-Dasar Fistum. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Salisbury, F. B & Ross, C. W, 1995. 1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid 1. Penerbit ITB. Bandung.
Salisbury, F. B & Ross, C. W, 1995. 1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid 2. Penerbit ITB. Bandung.
Yulianti. 2008. Tanaman Sukulen Cantik di Taman Kering.http://www.tabloidnova.com. Diakses tanggal 10 Februari 2009.
http://biologigonz.blogspot.com/2010/12/asimilasi-tumbuhan-cam.html