fisiologi tumbuhan mkk 414/3 sks...

53
FISIOLOGI TUMBUHAN MKK 414/3 SKS (2-1) OLEH : PIENYANI ROSAWANTI PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN DAN KEHUTANAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALANGKARAYA 2017

Upload: dinhtruc

Post on 03-Mar-2019

226 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

FISIOLOGI TUMBUHAN

MKK 414/3 SKS (2-1)

OLEH :

PIENYANI ROSAWANTI

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN DAN KEHUTANAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALANGKARAYA

2017

Metabolisme adalah proses-proses kimia yang

terjadi di dalam tubuh makhluk hidup/sel

Metabolisme meliputi segala aktivitas hidup yang

bertujuan agar sel tersebut mampu untuk tetap

bertahan hidup, tumbuh, dan melakukan

reproduksi.

METABOLISME

Semua sel penyusun tubuh makhluk hidup

memerlukan energi agar proses kehidupan dapat

berlangsung.

Sel-sel menyimpan energi kimia dalam bentuk

makanan kemudian mengubahnya dalam bentuk

energi lain pada proses metabolisme.

METABOLISME

Metabolisme disebut juga reaksi

enzimatis, karena metabolisme terjadi

selalu menggunakan katalisator enzim.

METABOLISME

Metabolisme dibedakan atas:

1.Anabolisme

2.Katabolisme

METABOLISME

1.Anabolisme adalah pembentukan molekul-

molekul besar dari molekul-molekul kecil.

Misalnya pembentukan senyawa2: pati, selulosa,

lemak, protein dan asam nukleat.

Pada peristiwa anabolisme memerlukan

masukan energi.

2.Katabolisme adalah penguraian molekul-molekul

besar menjadi molekul-molekul kecil, dan

prosesnya melepaskan energi.

Contoh : respirasi, yaitu proses oksidasi gula

menjadi H2O dan CO2

Metabolisme pada makhluk hidup dapat

dibagi menjadi metabolisme primer dan

sekunder.

Metabolisme primer menghasilkan

metabolit primer sedangkan

metabolismsekundermenghasilkan

metabolit sekunder.

METABOLISME PRIMER DAN

SEKUNDER

Metabolit primer adalah senyawa-senyawa yang

diproduksi danterlibat pada jalur metabolisme

primer (contohnya glikolisis, siklus asam

sitrat/siklus Krebs, dan fotosintesis).

Contoh metabolit primer adalah protein,

karbohidrat, lipid, asam amino, nukleotida,

Metabolit sekunder tanaman merupakan

senyawa dengan berat molekul rendah yang

diproduksi tanaman sebagai respon terhadap

ancaman lingkungan dan patogen.

Hasil studi menunjukkan bahwa produk

metabolit sekunder merupakan senyawa yang

diturunkan dari metabolit primer, yaitu

karbohidrat, protein, lipid, dan asam nukleat.

Secara sederhana, metabolit sekunder tanaman

terbagi atas tiga golongan besar, yaitu fenolik,

senyawa bernitrogen, dan terpenoid

• Metabolit sekunder tidak digunakan untuk proses

pertumbuhan dan unik untuk setiap organisme.

• Pada umumnya senyawa metabolit sekunder

berfungsi sebagai mekanisme pertahanan diri,

misalnya sebagai pelindung (protectant) dari

gangguan hama untuk tumbuhan itu sendiri atau

lingkungannya.

• Selain sebagai pelindung, dapat juga berfungsi

sebagai penarik (attractan) atau penolak (repellant)

dari serangga atau herbivora.

• Contoh metabolit sekunder lainnya pada tumbuhan

adalah pigmen-pigmen, senyawa antibiotik, senyawa

bioaktif, dan senyawaa romatik

1. ATP

2. Enzim

Molekul-molekul yang terkait

dengan proses metabolisme

1. ATP

Merupakan molekul berenergi tinggi.

Molekul ini merupakan ikatan adenosin yang

mengikat tiga gugusan pospat, dengan ikatan

yang lemah/labil sehingga mudah melepaskan

ikatan pospatnya pada saat mengalami hidrolisis.

Reaksi metabolisme merupakan reaksi enzymatis yang

melibatkan enzim

2. Enzim

Adalah biokatalisator organik yang dihasilkan

organisme hidup di dalam protoplasma, yang terdiri

atas protein atau suatu senyawa yang berikatan

dengan protein.

Enzim mempunyai dua fungsi pokok sebagai

berikut.

• Mempercepat atau memperlambat reaksi kimia.

• Mengatur sejumlah reaksi yang berbeda-beda

dalam waktu yang sama.

• Enzim tersusun atas dua bagian.

• Apabila enzim dipisahkan satu sama lainnya

menyebabkan enzim tidak aktif.

• Keduanya dapat digabungkan menjadi satu, yang

disebut holoenzim.

• Kedua bagian enzim tersebut yaitu apoenzim dan

koenzim.

ENZIM

• Reaksi kimia yang terjadi dalam sistem biologis

selalu melibatkan katalis.

• Katalis ini dikenal sebagai katalis biologis

(biokatalisator) berupa protein yang sangat

spesifik yang disebut enzim.

ENZIM

• Enzim merupakan biokatalisator yang sangat

efektif yang akan meningkatkan kecepatan reaksi

kimia spesifik secara nyata, dimana reaksi ini

tanpa enzim akan berlangsung lambat.

• Sifat-sifat istimewa enzim adalah kapasitas

katalitik dan spesifisitasnya yang sangat tinggi

• Enzim mempunyai peran dalam transformasi

berbagai jenis energi

ENZIM

• Enzim merupakan senyawa protein yang dapat

mengkatalisis seluruh reaksi kimia dalam sistem

biologis.

• Semua enzim murni yang telah diamati sampai

saat ini adalah protein.

• Aktivitas katalitiknya bergantung kepada

integritas strukturnya sebagai protein.

• Enzim dapat mempercepat reaksi biologis, dari

reaksi yang sederhana, sampai ke reaksi yang

sangat rumit.

ENZIM

• Enzim bekerja dengan cara menempel pada

permukaan molekul zat-zat yang bereaksi

sehingga mempercepat proses reaksi.

• Percepatan reaksi terjadi karena enzim

menurunkan energi pengaktifan yang dengan

sendirinya akan mempermudah terjadinya reaksi.

• Enzim mengikat molekul substrat membentuk

kompleks enzim substrat yang bersifat sementara

dan lalu terurai membentuk enzim bebas dan

produknya

ENZIM

• Aktivitas yang tinggi, efektif, spesifik dan ramah

lingkungan

• Enzim memiliki sifat yang khas, yaitu sangat aktif

walaupun konsentrasinya amat rendah, sangat

selektif dan bekerja pada kondisi yang ramah

(mild), yaitu tanpa temperatur atau tekanan tinggi

dan tanpa logam yang umumnya beracun.

KEUNGGULAN SIFAT ENZIM

• Enzim mempunyai kekhususan aktivitas, yaitu

peranannya sebagai katalis hanya terhadap satu

reaksi atau beberapa reaksi yang sejenis saja.

Jadi dapat melibatkan beberapa jenis substrat

• Sifat spesifik (spesifisitas enzim) didefinisikan

sebagai kemampuan suatu enzim untuk

mendiskriminasikan substratnya berdasarkan

perbedaan afinitas substrat-substrat untuk

mencapai sisi aktif enzim

1. Sifat Enzim

a. Enzim adalah protein

b. Bekerja secara khusus/spesifik

c. Berfungsi sebagai katalis

d. Diperlukan dalam jumlah sedikit

e. Bekerja bolak-balik

SIFAT DAN STRUKTUR ENZIM

1. Sifat Enzim

a. Enzim adalah Protein

Sebagai protein enzim memiliki sifat seperti

protein, yaitu sangat dipengaruhi oleh kondisi

lingkungan, seperti suhu, pH, konsentrasi

substrat). Jika lingkungannya tidak sesuai, maka

enzim akan rusak atau tidak dapat bekerja

dengan baik.

b. Bekerja secara khusus/spesifik

Setiap enzim memiliki sisi aktif yang sesuai

hanya dengan satu jenis substrat, artinya setiap

enzim hanya dapat bekerja pada satu substrat

yang cocok dengan sisi aktifnya.

c. Berfungsi sebagai katalis

Meningkatkan kecepatan reaksi kimia tanpa

merubah produk yang diharapkan tanpa ikut

bereaksi dengan substratnya, dengan demikian

energi yang dibutuhkan untuk menguraikan

suatu substrat menjadi lebih sedikit.

d. Diperlukan dalam jumlah sedikit

Reaksi enzimatis dalam metabolisme hanya

membutuhkan sedikit sekali enzim untuk setiap

kali reaksi.

e. Bekerja bolak-balik

Enzim tidak mempengaruhi arah reaksi,

sehingga dapat bekerja dua arah (bolak-balik).

Artinya enzim dapat menguraikan substrat

menjadi senyawsederhana, dan sebaliknya

enzim juga dapat menyusun senyawa-senyawa

menjadi senyawa tertentu.

a. Susunan Kimia Enzim

b. Gugus prostetik, koenzim dan vitamin

STRUKTUR ENZIM

a. Susunan Kimia Enzim

Protein merupakan bagian utama dari struktur

setiap enzim, dan banyak enzim yang hanya

mengandung protein saja, tetapi beberapa

protein tidak mempunyai fungsi katalis dan

tidak digolongkan sebagai enzim.

Protein lain, misalnya sitokrom yang

mengangkut elektron selama fotosintesis dan

respirasi, yang bukan berfungsi sebagai katalis

tetapi berfungsi sebagai pembawa elektron,

selanjutnya beberapa protein dalam biji juga

tidak memiliki fungsi seperti enzim, melainkan

berperan sebagai cadangan asam amino untuk

bibit setelah berkecambah.

Protein terdiri atas satu atau lebih rantai

polipeptida yang masing-masing tersusun atas

asam amino, komposisi dan ukuran tiap

protein bergantung pada jenis dan jumlah sub

unit asam aminonya. Umumnya terdapat 18

sampai 20 jenis asam amino yang berbeda dan

sebagian protein mempunyai secara lengkap

20 asam amino. Jumlah total sub unit asam

amino sangat beragam pada protein yang

berbeda sehingga bobot molekul protein juga

beragam.

b. Gugus prostetik, koenzim dan vitamin

Gugus Prostetik

Disamping bagian protein, enzim juga

mengandung dalam jumlah yang jauh lebih

sedikit bagian bukan protein organik yang

disebut gugus prostetik. Gugus prostetik sangat

penting dalam aktivitas katalisis. Biasanya

gugus ini menempel secara kuat pada protein

dengan ikatan kovalen.

Protein lainya adalah glikoprotein mengandung

gugus gula yang menempel pada protein.

Penempelan karbohidrat seperti ini membantu

kerja enzim atau melindungi enzim dari suhu

yang ekstrem, bahan perusak internal

(protease) dan juga mungkin terhadap patogen

dan herbivora

Enzim

Banyak enzim tidak memiliki gugus prostetik dan

untuk melakukan aktivitasnya mereka

memerlukan keikutsertaan senyawa organik atau

ion-ion logam lain atau keduanya. Kedua bahan

tersebut disebut koenzim. Walaupun ion logam

sebagai ion pengaktif. Koenzim dan logam

pengaktif pada umumnya tidak menempel secara

kuat pada enzim

Vitamin

Beberapa vitamin yang disintesis oleh tumbuhan

membentuk bagian koenzim atau gugus prostetik

yang diperlukan oleh enzim pada tumbuhan dan

hewan dan ini menjelaskan pentingnya vitamin

bagi kehidupan. Contoh dari ion pengaktif adalah

magnesium (mg), yang bertindak sebagai logam

pengaktif bagi sebagian besar enzim yang

menggunakan ATP atau Nukleotida di- atau tri

phospat lain sebagai substrat.

e. Bekerja bolak-balik

Enzim tidak mempengaruhi arah reaksi,

sehingga dapat bekerja dua arah (bolak-balik).

Artinya enzim dapat menguraikan substrat

menjadi senyawsederhana, dan sebaliknya

enzim juga dapat menyusun senyawa-senyawa

menjadi senyawa tertentu.

Enzim tidak tersebar merata di dalam sel.

Enzim yang berfungsi dalam fotosintesis berada di

dalam kloroplas, banyak enzim yang bereran dalam

respirasi aerobik berada hanya di mitokondra,

sedangkan enzim respirasi lainya terdapat di sitosol.

Sebagian besar enzim yang harus ada untuk

mensisntesis DNA dan RNA serta untuk mitosis,

berada di inti sel atau nukleus.

PENYEBARAN ENZIM DALAM

SEL

• Enzim yang mengatur langkah dalam lintasaan

metabolik kadang disusun sedemikian rupa

sehingga terjadi suatu proses produksi jalur

rakitan, hasil suatu reaksi dilepaskan didaerah

tempat senyawa tersebut akan diubah secepatnya

menjadi senyawa lain oleh enzim berikutnya yang

terlibat dalam lintasan, demikian seterusnya ,

sampai lintasan metabolik selesai dan senyawa

yang sangat berbeda terbentuk.

PENYEBARAN ENZIM DALAM

SEL

Enzim mengkatalis reaksi dengan cara

meningkatkan laju reaksi. Enzim meningkatkan laju

reaksi dengan cara menurunkan energi aktivasi

(energi yang diperlukan untuk reaksi)

Penurunan energi aktivasi dilakukan dengan

membentuk kompleks dengan substrat. Setelah

produk dihasilkan, kemudian enzim dilepaskan.

Enzim bebas untuk membentuk kompleks baru

dengan substrat yang lain.

MEKANISME KERJA ENZIM

• Enzim mengkatalis reaksi dengan cara

meningkatkan laju reaksi.

• Enzim memiliki sisi aktif, yaitu bagian enzim yang

berfungsi sebagai katalis. Pada sisi ini, terdapat

gugus prostetik yang diduga berfungsi sebagai zat

elektrofilik sehingga dapat mengkatalis reaksi

yang diinginkan. Bentuk sisi aktif sangat spesifik

sehingga diperlukan enzim yang spesifik pula.

Hanya molekul dengan bentuk tertentu yang dapat

menjadi substrat bagi enzim. Agar dapat bereaksi,

enzim dan substrat harus saling komplementer.

MEKANISME KERJA ENZIM

1. Model Fischer (model kaku)/ (Lock and key

theory)

• Teori ini menyatakan bahwa enzim akan mengikat

substrat jika ukuran dan bentuknya sama dengan

active site enzyme. Enzim bersifat kaku. Enzim

dan substrat bergabung bersama membentuk

kompleks, seperti kunci yang masuk dalam

gembok. Di dalam kompleks, substrat dapat

bereaksi dengan energi aktivasi yang rendah.

Setelah bereaksi, kompleks lepas dan

melepaskan produk serta membebaskan enzim.

MEKANISME KERJA ENZIM

1. Model Fischer (model kaku)/ (Lock and key theory)

2. Model Koschland/ketepatan induksi (Induced

fit theory)

Menurut teori kecocokan yang terinduksi, sisi aktif

enzim merupakan bentuk yang fleksibel. Ketika

substrat memasuki sisi aktif enzim, bentuk sisi aktif

termodifikasi melingkupi substrat membentuk

kompleks. Ketika produk sudah terlepas dari

kompleks, enzim tidak aktif menjadi bentuk yang

lepas. Sehingga, substrat yang lain kembali bereaksi

dengan enzim tersebut.

MEKANISME KERJA ENZIM

2. Model Koschland/ketepatan induksi (Induced fit

theory)

1. SUHU

2. DERAJAT KEASAMAN (PH)

3. INHIBITOR

4. KONSENTRASI SUBSTRAT

FAKTOR-FAKTOR YANG

MEMPENGARUHI KERJA ENZIM

1. Suhu

Enzim terdiri atas molekul-molekul protein. Oleh

karena itu, enzim masih tetap mempuyai sifat protein

yang kerjanyas dipengaruhi oleh suhu. Enzim dapat

bekerja optimum pada kisaran suhu tertentu, yaitu

sekitar suhu 40°C. Pada suhu 0°C, enzim tidak aktif.

Jika suhunya dinaikkan, enzim akan mulai aktif. Jika

suhunya dinaikkan lebih tinggi lagi sampai batas

sekitar 40 – 50°C, enzim akan bekerja lebih aktif

lagi.

SUHU

Pemanasan lebih lanjut membuat enzim akan terurai

atau terdenaturasi seperti halnya protein lainnya.

• Pada keadaan ini enzim tidak dapat bekerja.

• Enzim tidak aktif pada suhu kurang daripada 0oC.

• Kadar tindak balas enzim meningkat dua kali

ganda bagi setiap kenaikan suhu 10oC.

• Kadar tindak balas enzim paling optimum pada

suhu 37oC. Enzim terdenaturasi pada suhu tinggi

yaitu lebih dari 50oC.

SUHU

Enzim bekerja pada pH tertentu, umumnya pada

netral, kecuali beberapa jenis enjim yang bekerja

pada suasana asam atau suasana basa. Jika enzim

yang bekerja optimum pada suasana netral

ditempatkan pada suasana basa ataupun asam,

enzim tersebut tidak akan bekerja atau bahkan

rusak. Begitu juga sebaliknya, jika suatu enzim

bekerja optimal pada suasana basa atau asam

tetapi ditempatkan pada keadaan asam atau basa,

enzim tersebut akan rusak. Contohnya, enzim

pepsin yang terdpat di dalam lambung, efektif

bekerja pada pH rendah.

DERAJAT KEASAMAN (pH)

• Setiap enzim bertindak paling baik pada nilai pH

tertentu yang disebut sebagai pH optimum.

• pH optimum bagi kebanyakan enzim ialah pH 7.

• Terdapat beberapa pengecualian, misalnya enzim

pepsin di dalam perut bertindak balas paling baik

pada pH 2, sementara enzim tripsin di dalam usus

kecil bertindak paling baik pada pH 8.

DERAJAT KEASAMAN (pH)

Hal lain yang mempengaruhi kerja enzim adalah

feed back inhibitor.

Feed back inhibitor adalah keadaan pada saat

substansi hasil (produk) kerja enzim yang

terakumulasi dalam jumlah yang berlebihan akan

menghambat kerja enzim yang bersangkutan.

a. Inhibitor Kompetitif

b. Inhibitor Non-kompetitif

INHIBITOR

Mekanisme kerja enzim juga ditentukan oleh jumlah

atau konsentrasi substrat yang tersedia. Jika jumlah

substratnya sedikit, kecepatan kerja enzim juga

rendah.

Sebaliknya, jika jumlah substrat yang tersedia

banyak, kerja enzim juga cepat. Pada keadaan

substrat berlebih, kerja enzim tidak sampai menurun

tetapi konstan.

KONSENTRASI SUBSTRAT

TERIMAKASIH