fisiologi sistem endokrin kbk

73
Fisiologi Sistem Endokrin

Upload: refkyjuliandri

Post on 30-Nov-2015

172 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

fisiologi sistem endokrin. file dalam bentuk pdf

TRANSCRIPT

Fisiologi Sistem Endokrin

2 sistem

yang berperan

dalam

koordinasi

dan

kontrol

fungsi organ : sistem

endokrin

dan

sistem

saraf

papirus

bangsa

Mesir

±

1.500 SM : urine manis•

Aretaeus

dari

Cappadocia : “daging

tubuh

yang larut

dalam

air seni”

1921, ahli

fisiologi

Kanada, Sir Frederick Grant Banting dan

Charles Herbert Best menemukan

hubungan

antara

kekurangan

insulin dan

Diabetes mellitus

pengertian

yang lebih

baik

akan

sistem

endokrin

akan mengarah

ke

penatalaksanaan

yang lebih

baik

pula untuk

kelainan-kelainan

hormonal.

Endokrinologi : ilmu

yang mempelajari

penyesuaian homeostasis kimiawi

dan

aktivitas-aktivitas

lain yang

dilaksanakan

oleh

hormon

Sistem endokrin terdiri

dari

kelenjar-kelenjar

endokrin

tanpa saluran

(duktus) khusus

yang tersebar

di

seluruh

tubuh

Kelenjar

endokrin

→ mensekresikan

hormon

ke

cairan interstisial

→ berdifusi

ke

aliran

darah

menuju

seluruh

tubuh

→ bekerja

pada

sel

target (sel

sasaran) spesifik dengan

reseptor

yang sesuai

Hormon

→ zat

perantara

kimiawi

jarak

jauh

Fungsi Sistem Endokrin•

Mengatur

metabolisme

organik

dan

H2

O serta keseimbangan

elektrolit.

• Menyebabkan

perubahan

adaptasi

untuk

membantu

tubuh

menghadapi

tekanan

stress.•

Mengatur

perkembangan

dan

pertumbuhan

tubuh.

• Mengontrol

reproduksi.

• Mengatur

produksi

sel

darah

merah

• Bersama

dengan

sistem

saraf

otonom, mengontrol

dan

menyatukan

baik

sirkulasi

dan

pencernaan

serta absorpsi

makanan.

Suatu

zat

dapat

disebut

hormon

bila

zat

tersebut

: (definisi klasik

hormon) :

• dihasilkan

oleh

kelenjar

endokrin

atau

sel-sel

khusus

• disekresikan

langsung

ke

dalam

aliran

darah

• ditransportasi

ke

seluruh

tubuh

• mempengaruhi

kegiatan

sel

jaringan

/ organ sasaran

yang letaknya

jauh

dari

asal

tempat

pembentukkannya.

Beberapa

hormon

mempengaruhi

hampir

semua

sel

tubuh, Growth hormone → pertumbuhan

pada

hampir

semua

bagian

tubuhtiroksin

→ meningkatkan

laju

dari

banyak

reaksi

kimiawi

di

dalam

tubuh.

Beberapa

hormon

hanya

memberikan

pengaruhnya

pada jaringan

yang spesifik

(jaringan

target) karena

hanya

jaringan

inilah

yang mempunyai

reseptor

terhadap

hormon tersebut.

ACTH (adrenocorticotropic hormone) menstimulasi

korteks kelenjar

adrenal, memyebabkannya

untuk

mensekresikan

hormon

adrenokortikal

dalam

mempertahankan

homeostasis tubuh, sistem

endokrin dan

sistem

saraf

berinteraksi

satu

sama

lain.

Sebagai

contoh, medulla kelenjar

adrenal dan

kelenjar hipofisis

dalam

mensekresikan

hormonnya

secara

primer

tergantung

pada

respon

terhadap

stimulasi

neural.

Perbandingan antara Sistem Saraf dan Sistem Endokrin

Sistem Saraf Sistem EndokrinSelSignal kimiawiSpesifisitas

kerjaKecepatan onset

Durasi kerja

NeuronNeurotransmitterReceptor pada

sel

postsynapticsBeberapa

detik

Sangat

singkat

kecuali

aktivitas

neural berlanjut

Ephitelium

glandularHormonReseptor

pada

sel

targetBeberapa

detik

sampai

jamDapat singkat atau dapat bertahan selama beberapa hari bahkan ketika sekresi dihentikan

Hormon Tropik adalah

hormon

yang mengatur

produksi dan

sekresi

dari

hormon

yang lain. Contoh

: TSH (Thyroid -

Stimulating Hormone)•

Kelenjar Parakrin mengeluarkan

sekretnya

melalui

proses

difusi

sederhana

ke

dalam

cairan

interstisial

dan

hanya memberikan

efek

pada

sel-sel

di

dekatnya. Contoh

histamin

yang dibebaskan

oleh

sel

mast selama

proses peradangan

. Histamin

bekerja

pada

arteriol

di

sekitarnya

untuk

menimbulkan

vasodilatasi

lokal

yang kemudian diikuti

oleh

peningkatan

aliran

darah

yang diperlukan

untuk

menambah

perangkat

pertahanan

tubuh

ke

tempat

yang terkena.

Kelenjar Autokrin hanya

memberikan

efek

pada

sel sekresinya

itu

sendiri

dengan

berikatan

pada

reseptor

di

permukaan

sel.•

Kedua

kelenjar

tersebut, kelenjar

parakrin

dan

autokrin,

mensekresikan

zatnya

ke

dalam

lingkungan

internal, dan walaupun

mereka

bukanlah

hormon

menurut

definisi

tradisional, keduanya

mempunyai

fungsi

yang sama

yaitu sebagai

“molekul

messenger”, dan

kadang-kadang

disebut

hormon

lokal.

Kelenjar

Eksokrin

mempunyai

sekret

yang keluar

melalui saluran

atau

duktus

menuju

permukaan

tubuh, sebagai

contoh

kelenjar

keringat.

Neurotransmitter : zat

perantara

kimiawi

yang jarak jangkauannya

sangat

pendek, digunakan

oleh

neuron

untuk

berkomunikasi

dengan

sel

yang dipersarafi

(neuron, otot

atau

kelenjar)

Neurohormon

: hormon

yang dikeluarkan

ke

dalam

darah secara

spesifik

oleh

neuron neurosekretorik.

Neuron neurosekretorik

dianggap

termasuk

sistem endokrin, dan

sistem

tersebut

disebut

neuroendokrin.

Neuron neurosekretorik

mengeluarkan

zat

perantara kimiawi

(chemical messenger) melalui

darah, sedangkan

neuron biasa

mengeluarkan

neurotransmiter

ke

dalam ruang

tertutup.

Neuromodulator

: zat

perantara

yang bekerja

pada

neuron untuk

menimbulkan

perubahan

biokimiawi

jangka

panjang

di

sel

saraf.

Kelenjar

jukstakrin

(kelenjar

yang langsung

mengeluarkan sekretnya

ke

sel

tetangganya

melalui

suatu

hubungan

juksta)•

Kelenjar

intrakrin

(kelenjar

yang hasil

sekresinya

bekerja

pada

sel

itu

sendiri, tanpa

hasil

sekresinya

itu

keluar

ke cairan

interstisial. Jadi

langsung

setelah

disekresikan

oleh

suatu

organel

sel, kemudian

melintasi

sitoplasma

untuk bekerja

pada

bagian

sel

yang lain pada

satu

sel

yang

sama).

Kelenjar

endokrin

sentral

termasuk

kelenjar

pineal, hipotalamus

dan

hipofisis. Kelenjar

Pineal adalah

bagian

dari

otak

yang mensekresikan

hormon, yang penting

di dalam

menjaga

irama

biologi

tubuh

(Melatonin).

Kelenjar

endokrin

perifer, termasuk

:Kelenjar

Tiroid

(hormon

tiroid), Medula

dan

Korteks

Adrenal (Hormon

Adrenokortikal), Pankreas

(Hormon Insulin, Glucagon), Hormon

Paratiroid, Kalsitonin

(Kontrol

Hormon

terhadap

Metabolisme

Kalsium

dan

Fisiologi Tulang)

Fungsi Kelenjar Endokrin yang Kompleks•

Satu kelenjar endokrin dapat menghasilkan bermacam hormon. Kelenjar

hipofisis

anterior, sebagai

contoh,

menghasilkan

enam

macam

hormon

yang berbeda, masing

-

masing

mempunyai

mekanisme

kontrol

yang

berbeda

dan

mempunyai

fungsi

yang berbeda

pula.•

Satu macam hormon dapat disekresikan oleh lebih dari satu kelenjar endokrin. Contohnya, baik

hipotalamus

maupun

pankreas

sama

-

sama

mensekresikan

hormon somatostatin.

Seringkali, satu macam hormon mempunyai lebih dari satu tipe sel target, dan

oleh

karena

itu

dapat

menimbulkan

lebih

dari

satu

macam

efek. Contohnya, Vasopresin

menimbulkan

reabsorpsi

H2O oleh

tubulus

ginjal, begitu

juga

vasokonstriksi

pembuluh

darah

seluruh tubuh.

Laju sekresi dari beberapa hormon berbeda secara bermakna selama tenggang waktu tertentu dalam pola siklus. Karena

itu, sistem

endokrin

juga

mengatur

fungsi

koordinasi

temporal (time ; waktu). Hal ini

terlihat

jelas pada

kontrol

endokrin

atas

siklus

reproduksi, seperti

siklus

menstruasi, yang fungsi

normalnya

membutuhkan perubahan

pola

yang sangat

spesifik

dari

sekresi

berbagai

macam

hormon.•

Sebuah sel target tunggal dapat dipengaruhi oleh lebih dari satu hormon.Contohnya, insulin mengatur

perubahan

glukosa

menjadi

glikogen

di

dalam

sel

hati

dengan

menstimulasi

satu

enzim hepar

spesifik, sedangkan

hormon

yang lain, glukagon,

mengaktifkan

enzim

hati

yang lain menimbulkan

degradasi glikogen

menjadi

glukosa

di

dalam

sel

hati.

Perantara

kimiawi

(chemical messenger) yang sama

dapat berupa

hormon

atau

neurotransmiter

tergantung

pada

asal

dan

cara

pengantarannya

/ transportasinya

ke

sel

target.Norepinefrin

yang disekresikan

sebagai

hormon

oleh

medulla adrenal dan

dilepaskan

sebagai

neurotransmiter dari

serat

saraf

postganglionik

simpatik

adalah

contoh

utama.•

Beberapa

organ secara

khusus

mempunyai

fungsi

endokrin

(khusus

mensekresikan

hormon

saja, contohnya kelenjar

hipofisis

anterior). Sedang

organ yang lain dari

sistem

endokrin

juga

melaksanakan

fungsi

non -

endokrin, contohnya

testis selain

memproduksi

sperma

juga

mensekresikan

hormon

seks

pria, testosteron.

Tinjauan kimiawi hormon•

Secara

kimiawi, hormon

dapat

dibagi

menjadi

hormon

steroid dan

hormon

non-steroid.

Hormon

steroid terbuat

dari

kolesterol, dengan

struktur kimia

yang mirip

pula dengan

kolesterol.

perubahan

dari

kolesterol

menjadi

hormon

steroid spesifik membutuhkan

adanya

sejumlah

enzim, yang hanya

terdapat

pada

organ steroidogenik

(penghasil

steroid) spesifik.

Hormon

steroid tidak

disimpan

seperti

hormon

non-steroid

Hormon

non-steroid termasuk

hormon

amina, peptida, dan protein atau

glikoprotein

yang terbuat

dari

asam

amino.

Hormon

amina

adalah

hormon

yang diturunkan

(derivat) dari

asam

amino tirosin, termasuk

norepinefrin

dan

epinefrin

(medulla kelenjar

adrenal) serta

tiroksin

dan triiodotironin

(kelenjar

tiroid).

Hormon

peptida

terdiri

dari

rantai

pendek

asam

amino (kurang

dari

100 asam

amino)

Hormon

protein terbuat

dari

rantai

panjang

asam

amino (lebih

dari

100 asam

amino)

hormon

non-steroid disimpan

sampai

mereka

disekresikan.

Dengan

menyimpan

hormon

peptida

di

dalam

bentuk

yang telah

siap

dilepaskan, kelenjar

dapat

merespons

secara

cepat

terhadap

setiap

permintaan

untuk

peningkatan sekresi

tanpa

perlu

terlebih

dahulu

meningkatkan

sintesis

hormon. Berbeda

dengan

hormon

steroid, yang laju sekresinya

diatur

secara

penuh

oleh

laju

sintesis

hormon.

Jenis

kimiawi

hormon

Jenis zat Terbuat dari Contoh

AminaPeptidaProteinGlikoproteinSteroid

Asam

aminoAsam

aminoAsam

aminoProtein dan

karbohidratKolesterol

Norepinefrin, EpinefrinADH, OT, TRH, SS, GnRHPTH, GH, PRLFSH, LH, TSHEstrogen, Testosteron, Aldosteron, Kortisol

Perbedaan

kecil

pada

struktur

kimia

di

antara

hormon

pada setiap

kategori

seringkali

mengakibatkan

perbedaan

besar

dalam

respons

biologis-nya.

Perbedaan

dalam

struktur

kimia

juga

mempunyai

akibat perbedaan

dalam

daya

larut

hormon. Tingkat daya

larut

suatu

hormon

akan

menentukan

bagaimana

: (1) hormon diproses

oleh

sel

endokrin, (2) cara

bagaimana

hormon

diangkut

di

dalam

darah, dan

(3) mekanisme

bagaimana hormon

melaksanakan

efeknya

pada

sel

target. Berikut

adalah

perbedaan

dalam

tingkat

daya

larut

dari

berbagai macam

kelas

hormon

:

Semua

hormon

peptida

dan

katekolamin

adalah

hidrofilik (menyukai

air) dan

lipofobik

(takut

akan

lemak); karena

itu

mereka

sangat

larut

di

dalam

air dan

mempunyai

daya larut

dalam

lemak

yang sangat

rendah

Semua

hormon

steroid dan

hormon

tiroid

adalah

lipofilik (menyukai

lipid) dan

hidrofobik

(takut

akan

air); karena

itu

mereka

mempunyai

tingkat

larut

yang tinggi

di

dalam lemak

dan

sebaliknya, daya

larutnya

rendah

di

dalam

air.

Onset dan Durasi Kerja HormonONSET•

Hormon

yang bekerja

melalui

sistem

second messenger

untuk

mengubah

aktivitas

enzim

yang telah

ada

hanya membutuhkan

waktu

beberapa

menit

untuk

menjalankan

efeknya

secara

penuh.Co. epinefrin

dan

norepinefrin, disekresikan

dalam

waktu

beberapa

detik

setelah

stimulasi, dan

dapat

segera melakukan

fungsi

kerjanya

secara

penuh

dalam

waktu

beberapa

detik

sampai

beberapa

menit•

Hormon

yang bekerja

melalui

pembentukkan

protein baru,

membutuhkan

waktu

lebih

lama sampai

beberapa

jam, sebelum

efeknya

mulai

dilangsungkan.

Co. tiroksin

atau

growth hormon

membutuhkan

beberapa bulan

untuk

menimbulkan

efeknya

secara

penuh.

DURASI KERJA•

Bila

dibandingkan

secara

kontras

dengan

respons

neural

yang secara

cepat

dihentikan

begitu

signal pemicunya dihentikan

pula, respons

hormonal dapat

tetap

ada

(persisten) untuk

selama

beberapa

waktu

setelah

hormon tidak

lagi

berikatan

dengan

reseptornya.

Efek

hormon

biasanya

akan

tetap

ada

selama

beberapa waktu

setelah

withdrawal hormon

itu

sendiri.

Respons

yang tergantung

pada

sintesis

protein berlangsung

lebih

lama daripada

yang kerjanya

melaui

aktivasi

enzim.•

Hormon

lipofilik

sendiri

akan

lebih

lama kehadirannya

sebelum

di

non-aktifkan

bila

dibandingkan

dengan

hormon hidrofilik.

Konsentrasi

hormon

yang dibutuhkan

untuk

mengontrol metabolik

dan

fungsi

endokrin

adalah

sangat

kecil, berkisar

antara

1 picogram

( satu

per sejuta

per sejuta

dari

satu gram) dalam

setiap

mililiter

darah

sampai

beberapa

mikrogram

(per juta

dari

satu

gram) per mililiter

darah.

Laju

sekresi

dari

hormon

jugalah

sangat

kecil. Biasanya diukur

dalam

mikrogram

atau

miligram

per hari.

Kelenjar

endokrin

tidak

mensekresikan

hormonnya

dalam laju

yang konstan

(tetap). Laju

sekresi

tersebut

diatur

oleh

kombinasi

beberapa

mekanisme

yang kompleks. Mekanisme

umum

dalam

pengontrolan

laju

sekresi

tersebut

adalah

: sistem

umpan

balik

negatif, refleks neuroendokrin

,dan

irama

diurnal (sirkadian).

Transport Hormon di dalam darah•

Hormon

yang larut

dalam

air (peptida

dan

katekolamin)

larut

di

dalam

plasma•

Hormon

steroid bersirkulasi

di

dalam

darah

dengan

terikat

pada

protein plasma. Biasanya

kurang

dari

10 persen berada

dalam

keadaan

bebas

tanpa

terikat

dengan

protein

plasma.

Hormon

katekolamin

bersirkulasi

sebagai

hormon

bebas dalam

jumlah

sekitar

50% ; sedangkan

50% yang lain

terikat

secara

lemah

pada

protein plasma albumin. Karena hormon

katekolamin

larut

di

dalam

air, kepentingan

dan

tujuan

ikatan

dengan

protein plasma ini

masih

belum diketahui

dengan

jelas.

Enzim

pencerna

tidak

dapat

mengurai

hormon

steroid dan tiroid, sehinnga

dapat

dimasukkan

ke

dalam

tubuh

secara

oral•

Insulin harus

injeksi

Metabolisme Hormon•

Hati

merupakan

tempat

utama

untuk

me-non-aktifkan

hormon

metabolik, beberapa

hormon

juga

dimetabolisme di

ginjal, darah, atau

sel

target.

Cara utama

di

dalam

melakukan

bersihan

hormon

dan metabolitnya

dari

dalam

darah

adalah

melalui

eksresi

urin

→ cara

non-invasif

untuk

menilai

fungsi

endokrin, karena laju

sekresi

hormon

dan

metabolitnya

di

dalam

urin

merefleksikan

laju

sekresi

oleh

kelenjar

endokrin.

Hormon

peptida

hidrofilik

dan

katekolamin

hanya

berada

di dalam

darah

untuk

waktu

yang singkat

(beberapa

menit

sampai

beberapa

jam), sebelum

mulai

di-non-aktifasikan

Pada

insulin, sel

target-nya

sendiri

menghilangkan

ikatan dengan

hormon

dengan

cara

endositosis

dan

mendegradasikan-nya

intraselular.

Ikatan

hormon

lipofilik

dengan

protein plasma membuat mereka

bertahan

lebih

lama terhadap

non-aktifasi

hormon-

nya. Hormon

lipofilik

dapat

tetap

ada

di

dalam

darah

untuk beberapa

jam (steroid) sampai

mencapai

waktu

seminggu

(hormon

tiroid).

Klirens Hormon•

Terdapat

dua

faktor

yang dapat

meningkatkan

atau

menurunkan

konsentrasi

hormon

di

dalam

darah. Pertama adalah

laju

sekresi

hormon

ke

dalam

darah. Yang kedua

adalah

laju

bersihan

hormon

dari

dalam

darah, yang disebut

laju

klirens

metabolik

(metabolic clearance rate).

Biasanya

diekspresikan

sebagai

jumlah

mililiter

plasma yang di

’bersih’

kan

dari

hormon

per menit.

Untuk

menghitung

laju

klirens

ini, harus

dihitung

(1) laju menghilangnya

hormon

dari

plasma per menit, dan

(2)

konsentrasi

dari

hormon

dalam

setiap

mililiter

plasma.

Laju

Klirens

Metabolik

= Laju

menghilangnya

hormon

dari dalam

plasma / Konsentrasi

hormon

dalam

setiap

mililiter

plasma

Hormon

dibersihkan

dari

plasma dengan

berbagai

cara(1) destruksi

metabolik

oleh

jaringan

(2) ikatan

dengan

jaringan(3) eksresi

oleh

hati

ke

dalam

cairan

empedu

(4) eksresi

oleh

ginjal

ke

dalam

urin.

Reseptor Hormon•

Hormon

dapat

menuju

ke

semua

sel, tetapi

hanya

berpengaruh

pada

sel

yang mempunyai

reseptor

yang sesuai.

Reseptor

hormon

adalah

molekul

protein atau

glikoprotein yang mempunyai

binding site untuk

hormon

yang spesifik

Setiap

target sel

mempunyai

2.000 sampai

100.000 reseptor

Semakin

banyak

reseptor

yang terikat

dengan

hormon, semakin

besar

respons

yang ditimbulkan.

Lokasi

dari

reseptor

tiap

tipe

hormon

adalah

sebagai

berikut

:•

Di dalam atau di atas permukaan membran sel.Reseptor

membran

spesifik

untuk

sebagian

besar

hormon

protein, peptida, dan

hormon

katekolamin.•

Di dalam sitoplasma sel.Reseptor

untuk

beberapa

hormon

steroid ditemukan

sebagian

besar

pada

sitoplasma.•

Di dalam nukleus sel.Reseptor

untuk

hormon

steroid dan

hormon

tiroid

ditemukan

di

dalam

nukleus

dan

dipercaya

berhubungan secara

langsung

dengan

satu

atau

beberapa

kromosom.

Perbedaan

kerja

antara

hormon

yang mempunyai

reseptor

di permukaan

membran

sel

dan

yang mempunyai

reseptor

di

sitosol

Jumlah

reseptor

pada

target sel

biasanya

tidak

tetap konstan

dari

hari

ke

hari, atau

bahkan

dari

menit

ke

menit.

Down Regulation : penurunan

jumlah

reseptor

aktif

yang akan

menurunkan

responsifitas

jaringan

target terhadap

hormon.Hal ini

kemudian

akan

menurunkan

sensitifitas

(desensitisasi) sel

target terhadap

peningkatan

konsentrasi hormon

Up Regulation : pembentukkan

lebih

banyak

molekul reseptor

oleh

target sel, melebihi

keadaan

normal,

menyebabkan

jaringan

target menjadi

lebih

sensitif terhadap

efek

stimulasi

hormon.

KelenjarEndokrin

Hormon

Berikatan denganreseptor

SEL TARGET)Ikatan hormon dengan reseptornya memicu salah satu darikejadian intraselular di bawah ini :1. Mengubah permeabilitas saluran (channel) dengan bekerja pada protein

pembentuk-saluran yang telah ada.Atau

2. Bekerja memalui sistem second messenger untuk mengubah aktivitasdari protein yang telah ada,

Atau3. Mengaktifkan gen spesifik menyebabkan pembentukan protein baru.

ResponsFisiologis

Mekanisme Kerja HormonTiga cara utama hormon melangsungkan respon biologi-nya :

Hormon Lipofilik (Hormon Steroid dan Hormon Tiroid)Urutan Kerja Hormon Lipofilik•

Kelenjar

hormon

mensekresikan

hormon

lipofilik.

• Hormon

lipofilik

berdifusi

melalui

membran

sel

target.

• Hormon

bergabung

dengan

molekul

reseptor

spesifik

pada

nukleus

atau

pada

sitoplasma

sel

target.•

Kompleks

hormon-reseptor

berdifusi

masuk

atau

ditransportasikan

ke

dalam

nukleus.•

Kompleks

hormon-reseptor

berikatan

pada

daerah

yang

khusus

dari

DNA di

kromosom

(hormone response element / HRE), yang mengaktifkan

proses

transkripsi

gen

spesifik

untuk

membentuk

RNA messenger.•

RNA messenger memasuki

sitoplasma

dan

mengarahkan

ribosom

melaksanakan

sintesis

protein.•

Protein yang baru

terbentuk

memproduksi

efek

spesifik

hormon.

Hormon Hidrofilik (Hormon Non – Steroid)Urutan Kerja Hormon Nonsteroid•

Kelenjar

hormon

mensekresikan

hormon

nonsteroid.

• Cairan

tubuh

membawa

hormon

ke

target sel.

• Hormon

bergabung

dengan

situs

reseptor

pada

membran

dari

sel

target, mengaktifkan

protein G.•

Molekul

Adenylate

cyclase

diaktifkan

di

dalam

mebran

sel

target.•

Adenylate

cyclase

mengubah

ATP menjadi

cyclic AMP.

• Cyclic AMP mengaktifkan

protein kinases.

• Enzim

enzim

ini

mengaktifkan

substrat

protein di

dalam

sel

yang mengubah

proses

metabolik.•

Perubahan

selular

menimbulkan

efek

dari

hormon.

sistem

second messenger yang lain : Fosfolipase

C & Kalsium –

Kalmodulin

Kontrol

terhadap

sistem

endokrin

terjadi

dalam

3 jalur

: (a) hipotalamus

dan

pituitari

anterior, (b) sistem

saraf

secara

langsung, dan

(c) kelenjar

yang merespon

secara

langsung terhadap

perubahan

di

lingkungan

internal. Penghambatan

Negative Feedback dilambangkan

dengan

.

Hypotalamus

Pituitari Anterior

Kelenjar endokrin perifer

Sel Target

-

Kerja Hormon

-

Sistem Saraf

Kelenjar Endokrin

Sel Target

Kerja Hormon

-

Sel Target

Kerja Hormon

Kelenjar Endokrin

Perubahan jumlahdi dalamplasma-

a b c

-

Kontrol terhadap Sekresi HormonSistem Umpan Balik

1.

Hipotalamus

mengatur

pelepasan

hormon

tropik

oleh kelenjar

pituitari

anterior, yang merupakan

hormon

penstimulasi

kelenjar

endokrin

lain untuk

melepaskan hormon. Hipotalamus

secara

teratur

menerima

informasi

tentang

lingkungan

internal dari

hubungan

saraf

dan cairan

serebrospinal.

2.

Sistem

saraf

menstimulasi

beberapa

kelenjar

secara langsung. Sebagai

contoh, medulla adrenal

mensekresikan

hormonnya

(epinefrin

dan

norepinefrin) sebagai

respons

terhadap

impuls

saraf

preganglionik

simpatik.3.

Grup

kelenjar

endokrin

yang lain merespons

secara

langsung

terhadap

perubahan

dari

lingkungan

internal. Sebagai

contoh, ketika

kadar

glukosa

darah

meningkat,

pankreas

mensekresikan

insulin, dan

ketika

kadar

glukosa darah

turun, sebaliknya

pankreas

mensekresikan

glukagon.

Mekanisme umpan balik negatif pengaturan sekresi hormon tiroksin

: menghambat: merangsang

Hipotalamus

Udara

dingin

Adenohipofisis

TRH

TSH

Tiroksin

Kelenjar

Tiroid

umpan balik positif → pengendalian sekresi hormon bersifat saling menguatkan.

Terjadi ketika kerja biologis hormon di jaringan target membutuhkan tambahan sekresi dari hormon.

Contoh sekresi Luteinizing Hormone (LH) yang terjadi sebagai akibat efek stimulasi estrogen ke kelenjar hipofisis anterior sebelum ovulasi.LH → bekerja pada ovarium→ menstimulasi tambahan sekresi estrogen → menyebabkan lebih banyak lagi sekresi LH.

Ketika kadar konsentrasi LH mencapai tingkat yang cukup memadai → kontrol umpan balik negatif akan terjadi.

Umpan Balik Positif

Persalinan → hormon oksitosin dihasilkan oleh hipotalamus → merangsang kontraksi uterus →

merangsang serviks uteri untuk meregang.•

Regangan serviks uteri ini menimbulkan impuls yang merangsang hipotalamus untuk mensekresi oksitosin yang lebih banyak lagi.

Demikian proses ini semakin kuat dan baru berhenti bila bayi sudah dilahirkan.

Refleks Neuroendokrin•

di dalamnya termasuk komponen saraf dan komponen endokrin.

Tujuan → menghasilkan peningkatan mendadak di dalam sekresi hormon sebagai respons terhadap stimulus spesifik.

Contoh, sekresi epinefrin oleh medulla adrenal secara tunggal diatur oleh sistem saraf simpatik. Beberapa sistem kontrol endokrin yang lain, mengandung baik sistem umpan balik (mempertahankan jumlah basal yang konstan dari hormon) maupun refleks neuroendokrin (menyebabkan sekresi mendadak sebagai respons terhadap kebutuhan yang mendadak pula terhadap hormon). Contohnya adalah peningkatan sekresi hormon kortisol, “hormon stress”, oleh korteks adrenal sebagai respons terhadap stress.

Irama Diurnal (Sirkadian)•

irama

diurnal (siang-malam

; day-night)

irama

sirkadian

(dalam

waktu/selama

sehari

; around a day)

Irama

endokrin

“terkunci”

terhadap

petunjuk

dari

luar tubuh, seperti

siklus

terang

dan

gelap. Puncak pasang dan

surut dari siklus 24 jam sekresi hormon diatur sesuai dengan siklus terang dan gelap.

Beberapa siklus endokrin ber-operasi pada skala waktu selain irama sirkadian, ontoh siklus menstruasi bulanan.

Hal-hal yang dapat menyebabkan kelainan endokrin terjadi

Aktivitas Hormon Terlalu Sedikit

Aktivitas Hormon Terlalu Banyak

• Kelenjar endokrin terlalu sedikit mensekresikan hormon (hiposekresi) *

• Peningkatan bersihan hormon dari darah

• Tingkat responsitifitas jaringan yang abnormal terhadap hormon

• Kekurangan reseptor sel target• Kekurangan enzim yang

esensial untuk respons sel target

• Kelenjar endokrin terlalu banyak mensekresikan hormon (hipersekresi) *

• Penurunan jumlah protein plasma pengikat hormon (terlalu banyak hormon bebas yang aktif secara biologis)

• Penurunan bersihan hormon dari darah• Penurunan non-aktifasi• Penurunan eksresi

* penyebab

terbanyak

disfungsi

endokrin

Hiposekresi (dapat

primer atau

sekunder)1.

genetik

(kelainan

sejak

lahir

dimana

tidak

adanya

kehadiran

enzim

yang dibituhkan

untuk

mengkatalisa sintesis

dari

hormon)

2.

diet (kekurangan

yodium, yang dibutuhkan

untuk

sintesis hormon

tiroid)

3.

zat

kimia

atau

zat

toksik

(beberapa

residu

insektisida dapat

menghancurkan

korteks

adrenal)

4.

imunologi

(antibodi

autoimun

dapat

menghancurkan jaringan

tiroid

tubuh

sendiri)

5.

proses

penyakit

lainnya

(kanker

atau

tuberkulosis mungkin

dapat

menghancurkan

kelenjar

endokrin)

6.

iatrogenik

(operasi

pengangkatan

kelenjar

tiroid

yang terkena

kanker)

7.

idiopatik

(mempunyai

arti

penyebabnya

belum

diketahui).

Hipersekresi dapat

terjadi

karena

:1.

tumor yang mengabaikan

sinyal

masukan

pengatur

normal (normal regulating input) dan

secara

terus- menerus

mensekresikan

hormon

secara

berlebihan

2.

faktor

imunologi, seperti

stimulasi

berlebihan

terhadap kelenjar

tiroid

oleh

antibodi

abnormal yang meyerupai

kerja

dari

TSH, hormon

tropik

tiroid.

Permisifitas, Sinergisme, dan AntagonismeHormon seringkali mempengaruhi reseptor dari hormon yang

lain sebagai bagian dari aktivitas fisiologis normal-nya. Sebuah hormon dapat mempengaruhi aktivitas hormon yang lain pada sel targetnya melalui satu dari tiga jalur berikut ini :

Permisifitas : suatu hormon harus ada dalam jumlah yang adekuat agar efek hormon lain dapat bekerja secara penuh. Hormon yang pertama meningkatkan responsitifitas sel target terhadap hormon lain. Contohnya, hormon tiroid meningkatkan jumlah reseptor untuk epinefrin pada sel target epinefrin, meningkatkan tingkat efektifitas dari epinefrin itu sendiri.

Sinergisme : kerja

dari

beberapa

hormon

saling melengkapi

dan

efek

kombinasinya

lebih

besar

dibandingkan

dengan

gabungan

jumlah

dari

efek

hormon- hormon

itu

sendiri

masing-masing

secara

terpisah.

Contohnya

adalah

sinergisme

kerja

antara

Follicle- stimulating hormone (FSH) dengan

testosteron, yang

keduanya

dibutuhkan

untuk

mempertahankan

laju

produksi normal dari

sperma.

Antagonisme : satu

hormon

menyebabkan

hilangnya reseptor

hormon

yang lain, menurunkan

efekitivitas

hormon

yang lain itu. Contohnya, progesteron

(hormon yang disekresikan

selama

kehamilan

yang menurunkan

kontraksi

uterus) menghambat

responsitifitas

uterus terhadap

estrogen (hormon

yang disekresikan

selama

kehamilan

yang meningkatkan

kontraksi

uterus). Dengan menyebabkan

hilangnya

reseptor

estrogen pada

otot

polos

uterus, progesteron

mencegah

uterus untuk melangsungkan

efeknya

selama

kehamilan

,sehingga

menjaga

uterus sebagai

lingkungan

yang tenang

(tidak berkontraksi) yang cocok

untuk

perkembangan

fetus.

Pengukuran Konsentrasi Hormon di dalam DarahKebanyakan hormon berada di dalam darah dalam jumlah

yang sangat kecil, dapat mencapai 1 picogram (satu per trilyun dari satu miligram) per mililiter darah.

RadioimmunoasayPrinsip :I.

diproduksi antibodi yang sangat spesifik terhadap hormon yang akan diukur.

II. sejumlah kecil dari antibodi ini (1) dicampurkan dengan sejumlah cairan tubuh dari binatang yang mengandung hormon yang akan diukur, dan (2) dicampur secara bersamaan dengan sejumlah hormon standar yang telah dimurnikan, yang telah ditandai dengan isotop radioaktif.

Kondisi spesifik yang dipenuhi : harus ada jumlah antibodi yang sangat kecil yang berikatan seluruhnya dengan keduanya, hormon yang telah ditandai dengan radioaktif dan hormon standar di dalam cairan tubuh yang akan diukur.

Hormon alami dan hormon ter-radioaktif akan berkompetisi menuju ‘binding site’

(tempat lekat) dari

antibodi. •

Dalam kompetisi tersebut, kedua hormon yang berikatan dengan reseptor, alami dan yang ter-radioaktif, proporsional dengan konsentrasinya di dalam cairan yang akan diukur.

III. setelah pengikatan drengan reseptor mencapai keadaan seimbang, kompleks antibodi –

hormon

dipisahkan dari sisa cairan solusio, jumlah dari hormon ter-radioaktif yang terikat dengan kompleks ini diukur dengan teknik penghitungan radioaktif.

Jika sejumlah besar hormon ter-radioaktif berikatan dengan antibodi, jelaslah bahwa hanya ada sejumlah kecil dari hormon alami yang berkompetisi dengan hormon ter-radioaktif, dan karena itu jumlah hormon alami di dalam cairan tubuh yang diukur adalah kecil. Sebaliknya, jika hanya sejumlah kecil hormon ter-

radioaktif yang terikat dengan antibodi, maka terdapat jumlah yang besar dari hormon alami.

IV. Untuk membuat penghitungan menjadi sangat kuantitatif, prosedur radioimmunoassay juga dilakukan pada cairan solusio ‘‘standar’’

mengandung hormon

yang belum ditandai dengan radioaktif pada beberapa tingkat konsentrasi. Kemudian sebuah “kurva standar”

dibuat.

Tingkat kesalahan 10 sampai 15 persen.

Penggunaan hormon untuk meningkatkan kemampuan atlet.

Growth Hormone (HGH) → memperbesar massa otot•

Steroid → menguatkan otot

Eritropoetin → meningkatkan jumlah eritrosit → meningkatkan pengiriman oksigen ke otot → meningkatkan

ketahanan1987 menyebabkan serangan jantung dan kematian pada lebih dari dua lusin atlet balap sepeda Belanda