fisiologi siklus haid
TRANSCRIPT
-
7/27/2019 Fisiologi Siklus Haid
1/3
Fisiologi siklus haidSiklus Ovarium
o Fase folikulerPada awal siklus sekresi gonadotropin (FSH,LH) meningkat perlahan, dengan
sekresi FSH lebih dominan disbanding LH. Sekresi gonadotropin yang meningkatini memicu beberapa perubahan di ovarium. Pada awal siklus didapatkan
beberapa folikel kecil, folikel pada tahap antral yang sedang tumbuh. Pada
folikel didapatkan dua macam sel yaitu sel teka dan sel granulose yang
melingkari telur, oosit.
Pada awal fase folikuler) reseptor LH hanya dijumpai pada sel teka sedangkan
reseptor FSH hanya ada di sel granulose. LH memicu sel teka untuk
menghasilkan hormon androgen, selanjutnya hormone androgen memasuki sel
granulose. FSH dengan bantuan enzim aromatase mengubah androgen menjadi
estrogen.
Stmulus FSH tersebut menyebabkan pertumbuhan beberapa folikel antral
menjadi lebih besar, dan sekresi estrogen terus meningkat. Pada hari 5-7 siklus
kadar estrogen dan inhibin B sudah cukup tinggi, secara bersama keduanya
menekan sekresi FSH, tetapi tidak menekan sekresi LH. Sekresi FSH yang
menurun tersebut mengakibatkan hanya satu folikel yang paling siap, dengan
penampang paling besar dan mempunyai sel granulose paling banyak, tetap
terus tumbuh (folikel dominan). Pada kadar estrogen 200 pg/ml yang terjadi
sekitar hari ke-12, dan bertahan lebih dari 50 jam,akan memicu sekresi LH,
sehingga terjadi lonjakan sekresi LH pada akhir masa siklus folikuler
(pertengahan siklus haid). Pada pertengahan siklus haid reseptor LH mulai
didapatkan juga di sel granulosa.
o Fase lutealSekitar 36-48 jam dari awal lonjakan LH, oosit keluar dari folikel yang dikenal
sebagai ovulasi. Pasca ovulasi oosit mempunyai usia yang tidak terlalu lama.
Pascaovulasi, luteinisasi sel granulosa menjadi sempurna, sekresi progesteron
meningkat tajam, memasuki fase luteal. Selama 3 hari pasca sel granulose terus
membesar membentuk korpus luteum bersama sel teka dan jaringan stroma
disekitarnya. Pada fase luteal, kadar estrogen dan progesteron (lebih dominan)
meningkat, mencapai puncaknya pada 7 hari pascaovulasi, pada pertengahan
fase luteal, kemudian menurun perlahan, bila tidak terjadi pembuahan. Sebab,pada siklus haid normal, korpus luteum akan mengalami regresi 9-11 hari
pascaovulasi. Bila terjadi pembuahan, sekresi progesterone di korpus luteum
tidak menurun karena adanya stimulus dari human Chorionic Gonadotropin
(Hcg), yang dihasilkan oleh sel trofoblas buah kehamilan . Kurang lebih 14 hari
pascaovulasi kadar progesterone dan estrogen cukup rendah, mengakibatkan
sekresi gonadotropin meningkat kembali, dengan FSH lebih dominan
dibandingkan LH, memasuki siklus baru berikutnya.
Siklus uterus (endometrium)
o
Fase proliferasi
-
7/27/2019 Fisiologi Siklus Haid
2/3
Pada fase folikuler, folikulogenesis menghasilkan estrogen. Kemudian estrogen
memicu pertumbuhan endometrium untuk menebal kembali, sembuh dari
perlukaan akibat haid sebelumnya. Proliferasi endometrium tampak jelas pada
lapisan fungsional, di dua pertiga atas korpus uteri, tempat sebagian besar
implantasi blastosis. Pada fase proliferasi peran estrogen sangat menonjol.
Estrogen memacu terbentuknya komponen jaringan, ion, air, dan asam amino.
Stroma endometrium yang kolaps/kempis pada saat haid, mengembang
kembali, dan merupakan komponen pokok pertumbuhan/penebalan kembali
endometrium. Pada awal fase proliferasi, tebal endometrium hanya sekitar 0,5
mm kemudian tumbuh menjadi sekitar 3,5-5 mm.
o Fase sekresiPascaovulasi memasuki fase luteal dan korpus lutuem yang terbentuk
menghasilkan steroid seks di antaranya estrogen dan progesterone. Kemudian,
estrogen dan progesteron tersebut mempengaruhi pertumbuhan endometrium
dari fase proliferasi mnjadi fase sekresi. Proliferasi epitel berhenti 3 haripascaovulasi, akibat dampak antiestrogen dari progesteron. Tampak aktivitas
sekresi di dalam sel kelenjar, didapatkan pergerakan vakuol dari intraselular
menuju intraluminal. Aktivitas sekresi tersebut dapat diamati dengan jelas
dalam kurun waktu 7 hari pascaovulasi. Pada fase sekresi kelenjar secara aktif
mengeluarkan glikoprotein dan peptide ke dalam kavum uteri/endometrium.
Didalam sekresi endometrium juga dapat dijumpai transudasi plasma. Fase
sekresi endometrium yang selaras dengan fase luteal ovarium mempunyai
durasi durasi kurang lebih tetap berkisar antara 12-14 hari.
o Fase implantasiPada 7-13 hari pascaovulasi, atau pasca melewati pertengahan fase luteal
sampai menjelang siklus berikutnya, tampak beberapa perubahan pada
endometrium. Kelenjar tampak sangat berliku dan menggembung, kelenjar
mengisi hamper seluruh ruangan dan hanya sekidit yang terisi stroma. Pada 7
hari pascaovulasi atau hari ke 21-22 siklus, sesuai dengan pertengahan fase
luteal, saat puncak kadar estrogen dan progesterone yang bertepatan dengan
saat implantasi, stroma endometrium mengalami edema hebat. Kadar estrogen
dan progesteron yang tinggi pada hari ke-7 pascaovulasi menyebabkan hal-hal
berikut:
- Memicu sintesa prostaglandin endometrium. Sintesa/sekresi prostaglandinyang meningkat menyebabkan permeabilitas pembuluh darah kapiler
meningkat, sehingga terjadi edema stroma.
- Proliferasi pembuluh darah spiralis.Pada hari ke-22-23 siklus mulai terjadi desidualisasi endometrium, tampak sel
progesteron sekitar pembuluh darah, inti sel membesar, aktivitas mitosis
meningkat, dan membentuk membran basal. Desidua merupakan derivate sel
stroma yang mempunyai peran yang sangat penting pada masa kehamilan. Sel
desidua mengendalikan penyusupan atau invasi trofoblas, dan menghasilkan
hormone yang berperan sebagai otokrin dan parakrin untuk jaringan fetal
ataupun maternal. Sel desidua sangat berperan untuk homeostasis baik padaproses implantasi/kehamilan maupun proses perdarahan endometrium saat
-
7/27/2019 Fisiologi Siklus Haid
3/3
haid. Implantasi membutuhkan endometrium yang tidak mudah berdarah, dan
uterus maternal tahan terhadap invasi.
o Fase deskuamasiPada hari ke-25 siklus, 3 hari menjelang haid, predesidual membentuk lapisan
kompaktum pada bagian atas lapisan fungsionalis endometrium. Bila tidak
terjadi kehamilan usia korpus luteum berakhir, diikuti kadar estrogen dan
progesterone semakin berkurang. Kadar estrogen dan progesterone yang sangat
rendah akan menyebabkan beberapa rangkaian peristiwa di endometrium
seperti reaksi vasomotor, apoptosis, pelepasan jaringan endometrium, dan
diakhiri haid. Perdarahan yag terjadi saat haid berhenti karena :
- Kolaps jaringan. Pelepasan endometirum terjadi secara serentak padaseluruh kavum uteri, sehingga penyembuhannya juga terjadi secara
serentak.
- Vasokonstriksi arteria radialis dan spiralis distratum basalis, yang semakinlama.
- Stasis vaskuler. Stasis vaskuler merupakan hasil keseimbangan antara prosespembekuan dan fibrinolisis.
- Estrogen siklus berikutnya yang mulai meningkat memicu penyembuhanendometrium