fisiologi menstruasi2

Upload: abdus-salam

Post on 03-Mar-2016

216 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

PMS

TRANSCRIPT

Fisiologi Menstruasi

1.1

MenstruasiMenstruasi atau haid atau datang bulan adalah perubahanfisiologisdalam tubuhwanitayang terjadi secara berkala dan dipengaruhi olehhormon reproduksi. Periode ini penting dalam halreproduksi. Padamanusia, hal ini biasanya terjadi setiap bulan antara usiaremajasampaimenopause. Selain manusia, periode ini hanya terjadi padaprimata-primatabesar, sementarabinatang-binatang menyusuilainnya mengalamisiklus estrus.Pada wanita siklus menstruasi rata-rata terjadi sekitar 28 hari, walaupun hal ini berlaku umum, tetapi tidak semua wanita memiliki siklus menstruasi yang sama, kadang-kadang siklus terjadi setiap 21 hari hingga 30 hari. Biasanya, menstruasi rata-rata terjadi 5 hari, kadang-kadang menstruasi juga dapat terjadi sekitar 2 hari sampai 7 hari. Umumnyadarahyang hilang akibat menstruasi adalah 10mL hingga 80mL per hari tetapi biasanya dengan rata-rata 35mL per harinya.Biasanya pada saat menstruasi wanita memakaipembalutuntuk menampung darah yang keluar saat beraktivitas terutama saat tidur agarbokongdan celana tidak basah dan tetap nyaman. Pembalut harus diganti minimal dua kali sehari untuk mencegah agar tidak terjadi infeksi padavaginaatau gangguan-gangguan lainnya. Gunakanlah pembalut yang anti-bakteridan mempunyai siklusudarayang lancar.Menstruasi atau haid mengacu kepada pengeluaran secara periodik darah dan sel-sel tubuh dari vagina yang berasal dari dinding rahim wanita. Menstruasi dimulai saat pubertas dan menandai kemampuan seorang wanita untuk mengandung anak, walaupun mungkin faktor-faktor kesehatan lain dapat membatasi kapasitas ini. Menstruasi biasanya dimulai antara umur 10 dan 16 tahun, tergantung pada berbagai faktor, termasuk kesehatan wanita, status nutrisi, dan berat tubuh relatif terhadap tinggi tubuh. Menstruasi berlangsung kira-kira sekali sebulan sampai wanita mencapai usia 45 - 50 tahun, sekali lagi tergantung pada kesehatan dan pengaruh-pengaruh lainnya. Akhir dari kemampuan wanita untuk bermenstruasi disebut menopause dan menandai akhir dari masa-masa kehamilan seorang wanita. Panjang rata-rata daur menstruasi adalah 28 hari, namun berkisar antara 21 hingga 40 hari. Panjang daur dapat bervariasi pada satu wanita selama saat-saat yang berbeda dalam hidupnya, dan bahkan dari bulan ke bulan tergantung pada berbagai hal, termasuk kesehatan fisik, emosi, dan nutrisi wanita tersebut.Menstruasi merupakan bagian dari proses reguler yang mempersiapkan tubuh wanita setiap bulannya untuk kehamilan. Daur ini melibatkan beberapa tahap yang dikendalikan oleh interaksi hormon yang dikeluarkan oleh hipotalamus, kelenjar dibawah otak depan, dan indung telur. Pada permulaan daur, lapisan sel rahim mulai berkembang dan menebal. Lapisan ini berperan sebagai penyokong bagi janin yang sedang tumbuh bila wanita tersebut hamil. Hormon memberi sinyal pada telur di dalam indung telur untuk mulai berkembang. Tak lama kemudian, sebuah telur dilepaskan dari indung telur wanita dan mulai bergerak menuju tuba Falopii terus ke rahim. Bila telur tidak dibuahi oleh sperma pada saat berhubungan intim (atau saat inseminasi buatan), lapisan rahim akan berpisah dari dinding uterus dan mulai luruh serta akan dikeluarkan melalui vagina. Periode pengeluaran darah, dikenal sebagai periode menstruasi (atau mens, atau haid), berlangsung selama tiga hingga tujuh hari. Bila seorang wanita menjadi hamil, menstruasi bulanannya akan berhenti. Oleh karena itu, menghilangnya menstruasi bulanan merupakan tanda (walaupun tidak selalu) bahwa seorang wanita sedang hamil. Kehamilan dapat di konfirmasi dengan pemeriksaan darah sederhana.

Fase dalam siklus MenstruasiProses menstruasi pada wanita dalam setiap siklusnya terdapat empatfaseatau kejadian yang harus dilewati. Adapun urut-urutannya adalah sebagai berikut :1.Fase folikelFase ini terjadi pada setiap akhir satu siklus menstruasi. Dari salah satu bagian tubuh akan mengeluarkan hormon yang dinamakan gonadotropin. Yaitu hormon yang bisa memberi rangsangan untuk melepas hormon lain yang mendorong terjadinya pertumbuhan folikel. Kemudian pada hari ke satu sampai empat belas folikel terus tumbuh di dalam ruang ovarium dan bila sudah matang akan menghasilkan hormon lain yang akan membuat tumbuh endometrium pada dinding dirahim.2.Fase EstrusYaitu peristiwa naiknya estrogen dengan tujuan membuat pertahanan terhadap petumbuhan sekaligus memberi rangsangan agar terjadi pembelahan terhadap endometrium di uterus. Peran lain dari kerjadian ini adalah memperlambat terjadinya pembentukanzatyang menghasilkan suatu hormon lain yang berfungsi untuk memberi rangsangan folike yang sudah matang dan melaksanakan ovulasi di rahim. Hal ini biasanya berlangsung di hari keempat belas dari dan dalam satu ovulasi bisa menghasilkan satu osit.3.Fase LutealSetelah folikel mendapat rangsangan dan membuat korpus atau badan kuning, maka akan dihasilkan progestron yang dapat membuat endometrium bisa menjadi tebal namun lembut. Dalam jangka waktu sepuluh hari, uterus sudah siap untuk dibuahi. Dan bila memang ada pembuahan, maka terjadilah kehamilan. Maka menstruasi tidak akan terjadi.

4.Fase menstruasi atau pendarahanBila tidak terjadi pembuahan, maka kehamilan juga tidak akan terjadi. Selanjutnya progeterone akan mengalami masa penurunan produksi pada hari yang ke duapuluh enam. Kejadian selanjutnya adalah badan kuning tidak akan melakukan produksi lagi dan lapisan di uterus dengan dinding yang berada di rahim menjadi lepas di hari yang ke duapuluh delapan.Saat itulah terjadi pendarahan dari dalam rahim yang dikenal dengan nama manstruasi atau haid. Sedangkan darah yang keluar ini dinamakan darah menstruasi atau disingkat darahmens.

Gambar I

Sistem hormonal yang mempengaruhi siklus menstruasi adalah:1. FSH-RH (follicle stimulating hormone releasing hormone) yang dikeluarkan hipotalamus untuk merangsang hipofisis mengeluarkan FSH2. LH-RH (luteinizing hormone releasing hormone) yang dikeluarkan hipotalamus untuk merangsang hipofisis mengeluarkan LH3. PIH (prolactine inhibiting hormone) yang menghambat hipofisis untuk mengeluarkan prolaktin

Gambar 2. Siklus Hormonal

Pada setiap siklus menstruasi, FSH yang dikeluarkan oleh hipofisis merangsang perkembangan folikel-folikel di dalam ovarium (indung telur). Pada umumnya hanya 1 folikel yang terangsang namun dapat perkembangan dapat menjadi lebih dari 1, dan folikel tersebut berkembang menjadi folikel de graaf yang membuat estrogen.Estrogen ini menekan produksi FSH, sehingga hipofisis mengeluarkan hormon yang kedua yaitu LH. Produksi hormon LH maupun FSH berada di bawah pengaruh releasing hormones yang disalurkan hipotalamus ke hipofisis.Penyaluran RH dipengaruhi oleh mekanisme umpan balik estrogen terhadap hipotalamus. Produksi hormon gonadotropin (FSH dan LH) yang baik akan menyebabkan pematangan dari folikel de graaf yang mengandung estrogen.Estrogen mempengaruhi pertumbuhan dari endometrium. Di bawah pengaruh LH, folikel de graaf menjadi matang sampai terjadi ovulasi. Setelah ovulasi terjadi, dibentuklah korpus rubrum yang akan menjadi korpus luteum, di bawah pengaruh hormon LH dan LTH (luteotrophic hormones, suatu hormon gonadotropik).Korpus luteum menghasilkan progesteron yang dapat mempengaruhi pertumbuhan kelenjar endometrium. Bila tidak ada pembuahan maka korpus luteum berdegenerasi dan mengakibatkan penurunan kadar estrogen dan progesteron. Penurunan kadar hormon ini menyebabkan degenerasi, perdarahan, dan pelepasan dari endometrium. Proses ini disebut haid atau menstruasi. Apabila terdapat pembuahan dalam masa ovulasi, maka korpus luteum tersebut dipertahankan.

Siklus hormonal dan hubungannya dengan siklus ovarium serta uterus di dalam siklus menstruasi normal:1. Setiap permulaan siklus menstruasi, kadar hormon gonadotropin (FSH, LH) berada pada level yang rendah dan sudah menurun sejak akhir dari fase luteal siklus sebelumnya2. Hormon FSH dari hipotalamus perlahan mengalami peningkatan setelah akhir dari korpus luteum dan pertumbuhan folikel dimulai pada fase folikular. Hal ini merupakan pemicu untuk pertumbuhan lapisan endometrium3. Peningkatan level estrogen menyebabkan feedback negatif pada pengeluaran FSH hipofisis. Hormon LH kemudian menurun sebagai akibat dari peningkatan level estradiol, tetapi pada akhir dari fase folikular level hormon LH meningkat drastis (respon bifasik)4. Pada akhir fase folikular, hormon FSH merangsang reseptor (penerima) hormon LH yang terdapat pada sel granulosa, dan dengan rangsangan dari hormon LH, keluarlah hormon progesteron5. Setelah perangsangan oleh hormon estrogen, hipofisis LH terpicu yang menyebabkan terjadinya ovulasi yang muncul 24-36 jam kemudian. Ovulasi adalah penanda fase transisi dari fase proliferasi ke sekresi, dari folikular ke luteal6. Kedar estrogen menurun pada awal fase luteal dari sesaat sebelum ovulasi sampai fase pertengahan, dan kemudian meningkat kembali karena sekresi dari korpus luteum7. Progesteron meningkat setelah ovulasi dan dapat merupakan penanda bahwa sudah terjadi ovulasi8. Kedua hormon estrogen dan progesteron meningkat selama masa hidup korpus luteum dan kemuadian menurun