fisika farmasi

18

Click here to load reader

Upload: marhamah-amah

Post on 28-Nov-2015

135 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: FISIKA FARMASI

FISIKA FARMASI“SEDIAAN CAIR (SIRUP PARASETAMOL)”

Untuk memenuhi tugas akhir dalam menempuh Mata Kuliah Fisika Farmasi yang dibina oleh Bapak Masruhen

Oleh :CITA DIYA NINGSIH                    10.016

                                          AKADEMI FARMASI PUTRA INDONESIA MALANG     JULI 2011

BAB I

PENDAHULUAN

1.1              Latar BelakangSuatu zat cair memiliki kemampuan tertentu sehingga suatu padatan yang dimasukan

kedalammya mendapat gaya tahanan yang diakibatkan peristiwa gesekan antara permukaan

padatan tersebut dengan zat cair, salah satunya adalah sirup.

Sirup adalah salah satu bentuk sediaan cair yang dalam dunia farmasi yang dikenal luas

oleh masyarakat. Saat ini, banyak sediaan sirup yang beredar di pasaran dari berbagai macam

merk, baik yang generik maupun yang paten. Biasanya, orang-orang mengunakan sediaan sirup

karena disamping mudah penggunaannya, sirup juga mempunyai rasa yang manis dan aroma

yang harum serta warna yang menarik sehingga disukai oleh berbagai kalangan, terutama anak-

anak dan orang yang susah menelan obat dalam bentuk sediaan oral lainnya.

Sirup didefinisikan sebagai sediaan cair yang mengandung sukrosa, kecuali dinyatakan

lain, kadar sakarosa tidak kurang dari 64% dan tidak lebih dari 66%. Secara umum, sirup dibagi

Page 2: FISIKA FARMASI

menjadi 2 macam yaitu Non Medicated Syrup/Flavored Vehicle Syrup (seperti: cherry syrup,

cocoa syrup, orange syrup) dan Medicated Syrup atau sirup obat (seperti: sirup piperazina sitrat,

sirup isoniazid). Sedangkan. dalam menguji sediaan sirup ada beberapa parameter yang harus

dilakukan, antara lain: bobot jenis, viskositas dan volume terpindahkan.

Bobot jenis zat cair adalah suatu besaran yang menyatakan perbandingan antara massa

(g) dengan volume (ml), satuan bobot jenis adalah g/ml. viskositas atau kekentalan adalah suatu

sifat cairan yang berhubungan erat dengan hambatan untuk mengalir. Selanjutnya, volume

terpindahkan adalah uji yang dirancang sebagai jaminan bahwa larutan oral yang dikemas dalam

wadah dosis ganda, dengan volume yang tertera pada etiket tidak lebih dari 250 ml yang tersedia

dalam bentuk sediaan cair yang dikontitusi dari bentuk padat dengan penambahan bahan

pembawa tertentu dengan volume yang ditentukan.

Cara penentuan bobot jenis sangat penting diketahui oleh seorang calon pharmacist,

karena dengan mengetahui bobot jenis kita dapat mengetahui kemurnian dari suatu sediaan,

khususnya yang berbentuk larutan. Disamping itu, dengan mengetahui bobot jenis dan viskosita

suatu zat, maka akan mempermudah dalam memformulasi obat, karena dengan mengetahui

bobot jenis dan viskositas maka kita dapat menentukan apakah suatu zat dapat bercampur atau

tidak dengan zat yang lainnya. Dengan mengetahui banyaknya manfaat dari penentuan bobot

jenis maka percobaan ini dilakukan.

1.2              Rumusan Masalah

a.       Sifat fisika apa saja yang ada pada sediaan cair(sirup)?

b.      Apa perbedaan antara bobot jenis, viskositas dan volume terpindahkan?

c.       Apa saja yang mempengaruhi ketiga parameter tersebut?

d.      Bagaimana cara yang baik untuk menguji sediaan cair(sirup) tersebut?

1.3              Tujuan

a.       Untuk mengetahui bobot jenis, viskositas, serta volume terpindahkan dari sediaan cair (sirup).

b.      Untuk mengetahui cara pengujian yang baik pada sediaan cair(sirup).

1.4              Manfaat

a.       Mengetahui jumlah bobot jenis, viskositas serta volume terpindahkan dari sediaan cair (sirup).

b.      Memahami cara pengujian yang baik pada sediaan cair (sirup).

Page 3: FISIKA FARMASI

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1       Teori Sifat Fisika

2.1.1    Bobot Jenis

Bobot jenis suatu zat adalah perbandingan antara bobot zat dibanding dengan volume zat

pada suhu tetentu  (Biasanya 25oC). Bobot jenis adalah konstanta/tetapan bahan tergantung pada

suhu untuk tubuh padat, cair dan bentuk gas yang homogen. Didefenisikan sebagai hubungan

dari massa (m) suatu bahan terhadap volume (v). Sedangkan, yang dimaksud dengan berat jenis

adalah perbandingan relatif antara massa jenis sebuah zat dengan massa jenis air murni.

Bobot jenis permililiter zat cair adalah bobot dalam gram permililiter zat cair pada suhu

200 C yang ditimbang di udara. Bobot permililiter zat cair dalam gram dihitung dengan membagi

bobot zat cair dalam gram yang mengisi piknometer pada suhu 200 C dengan kapasitas

piknometer  dalam (ml), pada suhu 200 C adalah 997,18 gram. Jika ditimbang di udara, untuk

harga bobot per ml dinyatakan dalam farmakope “penyimpanan kerapatan udara boleh diabaikan.

Suhu Bobot perliter air (gram)

200 997,18250 996,02300 994,62

Angka bobot jenis menggambarkan suatu angka hubungan tanpa dimensi, yang ditarik

dari bobot jenis air pada 4oC (= 1,000 graml-1).

Bobot jenis relative dari farmakope-farmakope adalah sebaliknya suatu besaran ditarik

dari bobot dan menggambarkan hubungan berat dengan bagian volume yang sama dari zat yang

diteliti dengan air, keduanya diukur dalam udara dan pada 200C .

Penentuan bobot jenis zat cair

Ada 3 metode yang digunakan untuk menguji bobot jenis zat cair, antara lain:

1.      Metode Piknometer

Page 4: FISIKA FARMASI

Pinsip metode ini didasarkan atas penentuan massa cairan dan penentuan rungan yang

ditempati cairan ini. Ruang piknometer dilakukan dengan menimbang air. Menurut peraturan

apotek, harus digunakan piknometer yang sudah ditera, dengan isi ruang dalam ml dan suhu

tetentu (20oC). Ketelitian metode piknometer akan bertambah sampai suatu optimum tertentu

dengan bertambahnya volume piknometer. Optimun ini terletak sekitar isi ruang 30 ml. Ada dua

tipe piknometer, yaitu tipe botol dengan tipe pipet.

2.      Neraca Mohr Westphal

Dipakai untuk mengukur bobot jenis zat cair. Terdiri atas tua dengan 10 buah lekuk untuk

menggantungkan anting, pada ujung lekuk yang ke 10 tergantung sebuah benda celup C terbuat

dari gelas (kaca) pejal (tidak berongga), ada yang dalam benda celup dilengkapi dengan sebuah

thermometer kecil untuk mengetahui susu cairan yang diukur massa jenisnya, neraca seimbang

jika ujum jarum D tepat pada jarum T.

3.      Densimeter

Merupakan alat untuk mengukur massa jenis (densitas) zat cair secara langsung. Angka-

angka yang tertera pada tangkai berskala secara langsung menyatakan massa jenis zat cair yang

permukaannya tepat pada angka yang tertera.

2.1.2    Viskositas

Viskositas adalah Kekentalan adalah suatu sifat cairan yang berhubungan erat dengan

hambatan untuk mengalir. Kekentalan didefinisikan sebagai gaya yang diperlukan untuk

menggerakkan secara berkesinambungan suatu permukaan datar melewati permukaan datar lain

dalam kondisi dengan cairan yang akan ditentukan kekentalannya.

a.       Dalam formulasi dan analisa sediaan farmasi , viskositas digunakan untuk:

1.         Stabilitas fisika

2.         Produksi (saat pencampuran dan aliran bahan obat)

3.         Pengambilan dalam wadah

4.         Pemeliharaan dan processing

b.      Hubungan viskositas dan temperature:

1.         Viskositas gas meningkat dengan kenaikan temperature.

2.         Viskositas zat cair menurun dengan kenaikan temperature.

Page 5: FISIKA FARMASI

c.       Macam-macam viskositas:

1.      Viskositas Dinamik

Dinyatakan dalam satuan poise yaitu hambatan cairan jika permukaan bidang seluas 1

cm2 kekuatan diukur dengan menggunakan viskositas kapiler.

 

2.      Viskositas Kinoenmatik

Kekentalan dinamik dibagi menjadi kecepatan cairan pada suhu sama. Kekentalan ini

dinyatakan dalam hukum strokes.

  3.      Viskositas Intrinsik

Untuk larutan yang memiliki berat

molekul tinggi rantai panjang.

2.2       Kerangka Teori

A.        Definisi

Menurut Farmakope edisi III, sirup adalah sediaan cair berupa larutan yang mengandung

sukrosa. Kadar sukrosa tidak kurang dari 64% dan tidak lebih dari 66%. Sirup adalah larutan oral

yang mengandung sukrosa atau gula lain dalam kadar tinggi (Anonim, 1995). Secara umum,

sirup merupakan larutan pekat dari gula yang ditambah obat atau zat pewangi dan merupakan

larutan jernih berasa manis. Sirup adalah sediaan cair kental yang minimal mengandung 50%

sukrosa (Ansel et al, 20005).

Dalam perkembangannya, banyak sekali pengertian mengenai sirup. Sirup adalah sediaan

cair berupa larutan yang mengandung sukrosa (Anonim, 1979). Sirup adalah sediaan cairan

kental untuk pemakaian dalam, yang minimal mengandung 90% sukrosa (Voigt, 1984).

Page 6: FISIKA FARMASI

B.        Komponen Sirup

1.         Pemanis

Pemanis berfungsi untuk memperbaiki rasa dari sediaan. Dilihat dari kalori yang

dihasilkan dibagi menjadi pemanis berkalori tinggi dan pemanis berkalori rendah. Adapun

pemanis berkalori tinggi, misalnya: sorbitol, sakarin dan sukrosa, sedangkan yang berkalori

rendah seperti laktosa.

2.                  Pengawet Antimikroba

Digunakan untuk menjaga kestabilan obat dalam penyimpanan agar dapat bertahan lebih

lama dan tidak ditumbuhi oleh mikroba atau jamur.

3.                  Perasa dan Pengaroma

Hampir semua sirup disedapkan dengan pemberi rasa buatan atau bahan-bahan yang

berasal dari alam untuk membuat sirup mempunyai rasa yang enak. Karena sirup adalah sediaan

cair, pemberi rasa ini harus mempunyai kelarutan dalam air yang cukup. Pengaroma

ditambahkan ke dalam sirup untuk memberikan aroma yang enak dan wangi. Pemberian

pengaroma harus sesuai dengan rasa sediaan sirup, misalnya sirup dengan rasa jeruk diberi

aroma citrus.

4.                  Pewarna

Pewarna yang digunakan umumnya larut dalam air dan tidak bereaksi dengan komponen

lain dalam sirup dan warnanya stabil dalam kisaran pH selama penyimpanan. Penampilan

keseluruhan dari sediaan cair terutama tergantung pada warna dan kejernihan. Pemilihan warna

biasanya dibuat konsisten dengan rasa.

Juga banyak sediaan sirup, terutama yang dibuat dalam perdagangan mengandung

pelarut-pelarut khusus, pembantu kelarutan, pengental dan stabilisator.

C.        Pembuatan Sirup

            Kecuali dinyatakan lain, sirup dibuat dengan cara sebagai berikut: Buat cairan untuk

sirup, dipanaskan, lalu ditambahkan gula. Jika perlu didihkan hingga larut. Tambahkan air

mendidih secukupnya hingga diperoleh bobot yang dikehendaki. Busa yang terjadi, serkai

dibuang. Pada pembuatan sirup dari simplisia yang mengandung glukosida antrakinon,

ditambahkan natrium karbonat sejumlah 10% bobot simplisia.pada pembuatan sirop simplisia

Page 7: FISIKA FARMASI

untuk persediaan di tambahkan Nipagin 0,25% b/v atau pengawet yang cocok.sirop disimpan

dalam wadah tertutup rapar,dan di tempat yang sejuk.

D.        Kestabilan Sirup dalam Penyimpanan

1.         Cara memasukkan sirup dalam botol

            Cara memasukkan sirup ke dalam botol penting untuk kestabilan sirup dalam

penyimpanan, supaya awet (tidak berjamur). Sebaiknya sirup disimpan dengan cara :

a.       Sirup yang sudah dingin disimpan dalam wadah yang kering. Tetapi pada pendinginan ada

kemungkinan terjadinya cemaran sehingga terjadi penjamuran.

b.      Mengisikan sirup panas-panas kedalam botol panas ( karena sterilisasi ) sampai penuh sekali

sehingga ketika disumbat dengan gabus terjadi sterilisasi sebagian gabusnya, lalu sumbat gabus

dicelup dalam lelehan paraffin sodium yang menyebabkan sirup terlindung dari pengotoran

udara luar.

c.       Sterilisasi sirup, disini harus diperhitungkan pemanasan 30 menit, apakah tidak berakibat

terjadinya gula invert.Sterilisasi sirup, disini harus diperhitungkan pemanasan 30 menit, apakah

tidak berakibat terjadinya gula invert.

d.      Dari ketiga cara memasukkan sirup ke dalam botol yang terbaik adlah cara ketiga. Dalam ilmu

farmasi sirup banyak digunakan karena dapat berfungsi sebagai:

1.      Obat, misalnya : chlorfeniramini maleatis sirupus.

2.      Corigensia saporis

Corigensia odoris

Corigensia colouris

3.      Pengawet, misalnya : sediaan dengan bahan pembawa sirup karena konsentrasi gula yang tinggi

mencegah pertumbuhan bakteri.

E.         Penyimpanan

                        Dalam wadah tertutup rapat dan diletakkan di tempat sejuk.

F.         Contoh-contoh sediaan sirup

1.   Ferrosi Iodidi Sirupus

Cara Pembuatan: 20 bagian ferrum pulveratum dicampur dengan 60 bagian air, tambahkan

41 bagian Iodium sedikit demi sedikit sambil digerus. Setelah warna coklat hilang maka larutan

disaring, dimasukkan kedalam larutan ½ bagian acidum citricum dan 600 bagian sakarosa dalam

Page 8: FISIKA FARMASI

200 bagian air panas. Untuk mencegah terjadinya oksidasi dari ferro Iodida maka ujung corong

masuk kedalam larutan sakarosa. Sisa serbuk besi pada kertas saring dicuci dengan air sampai

diperoleh 1000 bagian sirup.

2.      Sirupus Simplex = Sirup Gula

Cara Pembuatan : larutkan 65 bagian sakarosa dalam larutan metil paraben 0,25 %

secukupnya hingga diperoleh 100 bagian sirup

Pemerian : cairan jernih, tidak berwarna

Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat, di tempat sejuk

3.      Auranthii Sirupi = Sirup Jeruk Manis

Cara Pembuatan : campur 10 bagian kulit buah jeruk manis yang telah dipotong kecil-kecil

dengan 20 bagian larutan metil paraben 0,25%. Biarkan dalam tempat tertutup selama 12 jam.

Pindahkan ke dalam perkolator, perkolasi dengan larutan metil paraben 0,25% secukupnya

hingga diperoleh 37 bagian perkolat. Tambahkan 63 bagian gula pada suhu kamar atau pada

pemanasan perlahan-lahan dalam tempat tertutup hingga diperoleh 100 bagian sirup

Pemerian : cairan kental, jernih, warna coklat, bau khas aromatik.

4.   Sirrupus Thymi

Cara pembuatan : campurlah 15 bagian herba timi dengan air sesukupnya dan diamkan 12

jam dalam bejana tertutup. Masukan dalam perkolatordan sari dengan air, perkolat dipanasi

sampai 90 0C dan diserkai hingga diperoleh 36 bagian hasil perkolat. Masukan dalam bejana

tertutup dan tambahkan 64 bagian gula panaskan dengan pemanasan lemah hingga diperoleh 100

bagian sirup.

Pemerian : sirup warna coklat, bau dan rasa seperti thymi.

- Sirup-sirup yang tercantum dalam FI edisi III

1. Chlorpheniramini maleatis sirupus

2. Cyproheptadini hydrochloridi sirupus

3. Dextrometorphani hydrobromidi sirupus

Page 9: FISIKA FARMASI

4. Piperazini citratis sirupus

5. Prometazini hydrochloridi sirupus

6. Methidilazini hydrochloridi sirupus

7. Sirupus simplex yang dibuat dengan melarutkan 65 bagian sacharosa dalam larutan metil

paraben secukupnya hingga diperoleh 100 bagian sirup.

Dalam perdagangan dikenal “dry syrup” yaitu syrup berbentuk kering yang kalau akan

dipakai ditambahkan sejumlah pelarut tertentu atau aqua destilata, biasanya berisi zat yang tidak

stabil dalam suasana berair.

G.        Keuntungan dan Kerugian Sediaan Sirup

  Keuntungannya, antara lain :

1.      Merupakan campuran yang homogen.

2.       Dosis dapat diubah-ubah dalam pembuatan.

3.      Obat lebih mudah diabsorbsi.

4.      Mempunyai rasa manis.

5.      Mudah diberi bau-bauan dan warna sehingga menimbulkan daya tarik untuk anak.

6.      Membantu pasien yang mendapat kesulitan dalam menelan obat.

. Kerugiannya, antara lain:

1.      Ada obat yang tidak stabil dalam larutan.

2.      Volume dan bentuk larutan lebih besar.

3.      Ada yang sukar ditutupi rasa dan baunya dalam sirup.

BAB IIIMETODOLOGI

3.1       Alat dan Bahan

3.1.1    Alat-alat yang digunakan:                                           3.1.2    Bahan:

1.      Piknometer                                                            1. Sirup parasetamol

Page 10: FISIKA FARMASI

2.      Viskometer Ostwald

3.      Gelas ukur

4.      Pompa hisap

5.      Klem dan statif

6.      Botol semprot

7.      Termometer

8.      Stopwatch

9.      Beaker glass

3.2       Prosedur Percobaan

a). Bobot Jenis

1.      Menggunakan piknometer yang kering dan bersih.

2.      Menimbang piknometer kosong di timbangan analitik.

3.      Aquadest dimasukkan kedalam pikometer dan ditimbang.

4.      Zat cair (sirup) dimasukkan ke dalam piknometer.

5.      Kelebihan zat uji ditimbang dan dibuang.

6.      Bobot piknometer kosong dikurangkan dari bobot piknometer yang telah diisi.

b). Viskositas

1.      Viskometer diisi dengan zat cair (sirup) melalui pipa sebelah kanan.

2.      Diusahakan permukaan lebih rendah dari tanda B.

3.      Viskometer ostwald dimasukkan kedalam penangas air yang dilengkapi dengan termometer

untuk mengukur suhunya.

4.      Menghisap zat cair melalui pipa kiri agar zat cair masuk kedalam B pada suhu yang  ditetapkan

dalam percobaan.

5.      Zat cair dibiarkan mengalir melalui pipa kapiler kembali ke A.

6.      Mencatat waktu yang diperlukan untuk mengalir.

7.      Menghitung koefisien zat cair dengan rumus:

η1   = ρ1t1

η2     ρ1t1

3.3          Analisis Data

a.       Bobot Jenis

Page 11: FISIKA FARMASI

-          Suhu aquadest 25°C.

-          Berat kertas perkamen = 0,2899

-          Piknometer kosong = 15, 3180 g - 0, 2899 g = 15, 0281 g.

-          Piknometer+aquadest = 40, 3138 g – 0, 2899 g = 40, 0239 g.

-          Piknometer+zat = 43, 0183 g – 0, 2899 g = 42, 7284 g.

  Berat air = 40, 3138 – 15, 3180 = 24, 9958 g.

                                                                            = 25, 0956 g/ml.

                       Jadi, V air = m / massa jenis air

                                        = 24, 9958 / 0,99602

                                        = 25, 0956 g/ml

                       massa jenis zat = massa/volume

                                              = 42, 7284 / 25, 0956

                                              = 1, 702 g/cm3 

                            

b.      Viskositas (25°C)

Viskositas ke- Aquadest Zat Cair (sirup)

I 1,1 2,13

II 1,2 2,57

III 1,1 2,23

Rata-rata 1,13 2,31

η aquadest = 25°C-20°C  = x - 1,0056            

                     30°C-20°C     0, 8007 – 1, 0056

                        5               = x – 1, 0056

                        10                -0, 92553

            10x – 10,056        = -4, 52765

                            10x      = 10,056 – 4, 52765

                            10x      = 5, 42835

                                                10

Page 12: FISIKA FARMASI

                                    x  = 0,5428

η zat    = t zat x ρ air x η air

                    t air x ρ air

            = 2, 31 x 1,702 x 0, 5428

                     1, 13 x 0, 99602

            = 2, 1340833

               1, 1255026

            = 1, 8961 cp.

BAB IV

HASIL PRAKTIKUM DAN PEMBAHASAN

4.1          Hasil Pengamatan Praktikum

               Berdasarkan pengujian tentang sediaan cair (sirup) yang ada pada literatur mengenai uji

bobot jenis dan uji viskositas, dapat diketahui bahwa dalam pengujian bobot jenis dalam

penimbangan harus lebih teliti. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi bobot jenis suatu zat

antara lain: temperatur, massa zat, volume zat, dan viskositas atau kekentalan suatu zat.

               Sedangkan, dalam menentukan viskositas cairan semakin besar nilai viskositas suatu

cairan maka semakin besar pula kekentalan cairan tersebut. Secara umum viskositas terdapat

pada zat alir(fluida) seperti zat cair dan gas. Alat pengukur viskositas suatu cairan disebut

viskosimeter (viskometer). Pengukuran viskositas lebih banyak digunakan untuk zat cair

daripada zat gas. , seperti viskositas oli pelumas mesin, produk susu, cat, air minum, darah,

minyak goreng, sirup, dan sangat jarang di gunakan zat gas. Ini berarti tidak sedikit bidang

profesi yang membutuhkan data viskositas diantaranya kimiawan, analis kimia, industri, kimia

farmasi, kimia lingkungan, perminyakan, biokimia, dan sebagainya.

Page 13: FISIKA FARMASI

BAB VPENUTUP

5.1       Kesimpulan

Berdasarkan hasil praktikum yang dilakukan dapat diperoleh hasil bahwa:

1.      Bobot jenis dari sirup paracetamol adalah 1, 702 g/cm3.

2.      Viskositasnya adalah 1, 8961 cp.

3.      Dalam pembuatan sirup harus diperhatikan berbagai aspek yang dapat mempengaruhi hasil akhir

dari sediaan yang dihasilkan.

4.      Dari semua data yang diperoleh, hasilnya sesuai dengan yang ada pada literatur.

5.2       Saran

1. Dalam setiap pelaksanaan praktikum fisika farmasi tentang bobot jenis dan viskositas    zat cair

sebaiknya praktikan lebih memperhatikan secara teliti dalam menganalisis dan  mengolah data.