fisika alat2 lab

22
URAIAN MATERI PEMBELAJARAN ”PENGUKURAN FISIKA” I. Alat Ukur Panjang Untuk mengukur panjang suatu benda, anda dapat menggunakan mistar, rolmeter, jangka sorong, dan mikrometer skrup. Dalam mengukur panjang suatu benda, selain memperhatikan ketelitian alat ukurnya, juga memperhatikan jenis dan macam benda yang akan diukur. A. Penggaris / Mistar Mistar adalah salah satu alat ukur panjang yang paling sering anda gunakan pada kehidupan sehari.hari. Skala terkecil dari mistar adalah 1 mm atau 0,1 cm. Ketelitian mistar adalah ½ x skala terkecil = 0,05 cm. Dengan ketelitian 0,05 cm ini maka mistar dapat anda gunakan untuk mengukur panjang sebuah buku atau pensil. Untuk menggunakan mistar dapat anda lakukan dengan cara menempatkan mistar tersebut diatas benda yang akan diukur panjangnya, pastikan bahwa titik nol skala mistar tepat berimpit dengan salah satu ujung benda yang akan diukur. Langkah-langkah yang ditempuh untuk membaca hasil pengukran dengan mistar adalah : 1. Pastikan bahwa titik nol skala mistar telah berimpit dengan salah satu ujung benda yang diukur panjangnya. 2. Baca skala yang ditunjukkan oleh ujung benda yang satunya. Uraian Materi Pembelajaran “Pengukuran” 1

Upload: ratih-purbaningsih-widarmayanti

Post on 14-Aug-2015

23 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Fisika Alat2 Lab

URAIAN MATERI PEMBELAJARAN”PENGUKURAN FISIKA”

I. Alat Ukur Panjang

Untuk mengukur panjang suatu benda, anda dapat menggunakan mistar, rolmeter,

jangka sorong, dan mikrometer skrup.

Dalam mengukur panjang suatu benda, selain memperhatikan ketelitian alat ukurnya,

juga memperhatikan jenis dan macam benda yang akan diukur.

A. Penggaris / Mistar

Mistar adalah salah satu alat ukur panjang yang paling sering anda gunakan pada

kehidupan sehari.hari. Skala terkecil dari mistar adalah 1 mm atau 0,1 cm.

Ketelitian mistar adalah ½ x skala terkecil = 0,05 cm.

Dengan ketelitian 0,05 cm ini maka mistar dapat anda gunakan untuk mengukur

panjang sebuah buku atau pensil.

Untuk menggunakan mistar dapat anda lakukan dengan cara menempatkan mistar

tersebut diatas benda yang akan diukur panjangnya, pastikan bahwa titik nol skala

mistar tepat berimpit dengan salah satu ujung benda yang akan diukur.

Langkah-langkah yang ditempuh untuk membaca hasil pengukran dengan mistar

adalah :

1. Pastikan bahwa titik nol skala mistar telah berimpit dengan salah satu ujung

benda yang diukur panjangnya.

2. Baca skala yang ditunjukkan oleh ujung benda yang satunya.

3. Nyatakan hasil pengukuran yang anda peroleh dalam 2 desimal sesuai

tingkat ketelitian mistar.

Hasil pengukuran dengan menggunakan suatu alat ukur dapat dinyatakan dengan

format sebagai berikut :

Hasil pengukuran = xo + x

Dengan xo = hasil pembacaan pengukuran dengan alat ukur dan

x = ketidakpastian alat ukur

Untuk mistar karena ketelitiannya atau ketidakpastiannya = 0,05 cm (2 desimal)

maka xo harus dinyatakan dalam 2 desimal pula.

Misalnya L = (4,95 + 0,05) cm

Uraian Materi Pembelajaran “Pengukuran” 1

Page 2: Fisika Alat2 Lab

B. Jangka sorong

Jangka sorong adalah suatu alat ukur panjang yang dapat dipergunakan untuk

mengukur panjang suatu benda dengan ketelitian hingga 0,1 mm. keuntungan

penggunaan jangka sorong adalah dapat dipergunakan untuk mengukur diameter

sebuah kelereng, diameter dalam sebuah tabung atau cincin, maupun kedalam

sebuah tabung.

Pada gambar disamping ditunjukkan bagian-bagian dari jangka sorong. (sorot

masing-masing bagian dari jangka sorong tersebut untuk mengetahui nama setiap

bagian).

Secara umum, jangka sorong terdiri atas 2 bagian yaitu rahang tetap dan rahang

geser. Jangka sorong juga terdiri atas 2 bagian yaitu skala utama yang terdapat pada

rahang tetap dan skala nonius (vernier) yang terdapat pada rahang geser.

Sepuluh skala utama memiliki panjang 1 cm, dengan kata lain jarak 2 skala utama

yang saling berdekatan adalah 0,1 cm. Sedangkan sepuluh skala nonius memiliki

panjang 0,9 cm, dengan kata lain jarak 2 skala nonius yang saling berdekatan

adalah 0,09 cm. Jadi beda satu skala utama dengan satu skala nonius adalah 0,1 cm

– 0,09 cm = 0,01 cm atau 0,1 mm. Sehingga skala terkecil dari jangka sorong

adalah 0,1 mm atau 0,01 cm.

Ketelitian dari jangka sorong adalah setengah dari skala terkecil. Jadi ketelitian

jangka sorong adalah : x = ½ x 0,01 cm = 0,005 cm

Dengan ketelitian 0,005 cm, maka jangka sorong dapat dipergunakan untuk

mengukur diameter sebuah kelereng atau cincin dengan lebih teliti (akurat).

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa jangka sorong dapat

dipergunakan untuk mengukur diameter luar sebuah kelereng, diameter dalam

sebuah tabung atau cincin maupun untuk mengukur kedalaman sebuah tabung.

Berikut akan dijelaskan langkah-langkah menggunakan jangka sorong untuk

keperluan tersebut

a. Mengukur diameter luar

Untuk mengukur diameter luar sebuah benda (misalnya kelereng) dapat

dilakukan dengan langkah sebagai berikut

Geserlah rahang geser jangka sorong kekanan sehingga

benda yang diukur dapat masuk diantara kedua rahang (antara rahang geser

dan rahang tetap)

Uraian Materi Pembelajaran “Pengukuran” 2

Page 3: Fisika Alat2 Lab

Letakkan benda yang akan diukur diantara kedua rahang.

Geserlah rahang geser kekiri sedemikian sehingga benda

yang diukur terjepit oleh kedua rahang

Catatlah hasil pengukuran anda

b. Mengukur diameter dalam

Untuk mengukur diameter dalam sebuah benda (misalnya diameter dalam

sebuah cincin) dapat dilakukan dengan langkah sebagai berikut :

Geserlah rahang geser jangka sorong sedikit kekanan.

Letakkan benda/cincin yang akan diukur sedemikian sehingga kedua

rahang jangka sorong masuk ke dalam benda/cincin tersebut

Geserlah rahang geser kekanan sedemikian sehingga kedua rahang

jangka sorong menyentuh kedua dinding dalam benda/cincin yang diukur

Catatlah hasil pengukuran anda

c. Mengukur kedalaman

Untuk mengukur kedalaman sebuah benda/tabung dapat dilakukan dengan

langkah sebagai berikut :

Letakkan tabung yang akan diukur dalam posisi berdiri tegak.

Putar jangka (posisi tegak) kemudian letakkan ujung jangka

sorong ke permukaan tabung yang akan diukur dalamnya.

Geserlah rahang geser kebawah sehingga ujung batang pada

jangka sorong menyentuh dasar tabung.

Catatlah hasil pengukuran anda.

Untuk membaca hasil pengukuran menggunakan jangka sorong dapat dilakukan

dengan langkah sebagai berikut :

Bacalah skala utama yang berimpit atau skala terdekat tepat didepan titik

nol skala nonis.

Bacalah skala nonius yang tepat berimpit dengan skala utama.

Hasil pengukuran dinyatakan dengan persamaan :

Hasil = Skala Utama + (skala nonius yang berimpit x skala terkecil jangka

sorong) = Skala Utama + (skala nonius yang berimpit x 0,01 cm)

Karena x = 0,005 cm (tiga desimal), maka hasil pembacaan pengukuran (xo)

harus juga dinyatakan dalam 3 desimal. Tidak seperti mistar, pada jangka sorong

yang memiliki skala nonius, Anda tidak pernah menaksir angka terakhir (desimal

Uraian Materi Pembelajaran “Pengukuran” 3

Page 4: Fisika Alat2 Lab

ke-3) sehingga anda cukup berikan nilai 0 untuk desimal ke-3. sehingga hasil

pengukuran menggunakan jangka sorong dapat anda laporkan sebagai :

Panjang L = xo + x

Misalnya L = (4,990 + 0,005) cm

C. Mikrometer Skrup

Mikrometer skrup merupakan alat ukur panjang yang memiliki tingkat ketelitian

yang tinggi. Mikrometer skrup dapat dipergunakan untuk mengukur tebal kertas,

diameter kawat tipis, tebal plat tipis yang memerlukan tingkat ketelitian yang

tinggi.

Seperti halnya jangka sorong, mikrometer skrup terdiri atas :

Rahang tetap yang berisi skala utama yang dinyatakan dalam satuan mm.

Panjang skala utama mikrometer pada umumnya mencapai 25 mm. jarak antara

2 skala utama yang saling berdekatan adalah 0,5 mm.

Poros berulir yang dipasang pada silinder pemutar (bidal). Pada ujung bidal

terdapat garis skala yang membagi menjadi 50 bagian yang sama yang disebut

skala nonius.

Rahang geser yang dihubungkan dengan bidal, yang digunakan untuk

memegang benda yang akan diukur bersama dengan rahang tetap.

Jika bidal digerakkan 1 putaran penuh maka poros akan maju/mundur 0,5 mm.

karena selubung luar memiliki 50 skala, maka skala terkecil mikrometer skrup

adalah 0,5 mm/ 50 = 0,01 mm.

Ketelitian dari mikrometer skrup adalah setengah dari skala terkecil. Jadi ketelitian

mikrometer skrup adalah :

x = ½ x 0,01 mm = 0,005 mm

Dengan ketelitian 0,005 mm, maka mikrometer skrup dapat dipergunakan untuk

mengukur tebal kertas atau diameter kawat tipis dengan lebih teliti (akurat).

Untuk menggunakan mikrometer skrup dapat dilakukan dengan langkah-langkah

sebagai berikut:

Putar bidal (pemutar besar) berlawanan arah jarum jam sehingga ruang

antara rahang tetap dengan rahang geser cukup untuk menempatkan benda yang

akan diukur.

Letakkan benda yang akan diukur diantara rahang tetap dan rahang geser.

Kemudian putar bidal (pemutar besar) searah jarum jam sehingga benda

yang diukur terjepit oleh rahang tetap dan rahang geser.

Uraian Materi Pembelajaran “Pengukuran” 4

Page 5: Fisika Alat2 Lab

Putar pemutar kecil (roda bergerigi) searah jarum jam sehingga skala nonius

pada pemutar besar tidak bergeser lagi.

Baca hasil pengukuan yang diperoleh.

Untuk membaca hasil pengukuran menggunakan mikrometer skrup dapat dilakukan

dengan langkah sebagai berikut :

Tentukan nilai skala utama yang terdekat dengan selubung silinder (bidal)

dari rahang geser (atau skala utama yang berada tepat didepan/berimpit dengan

selubung silinder luar rahang geser)

Tentukan nilai skala nonius yang yang berimpit dengan garis mendatar pada

skala utama

Hasil pengukuran dinyatakan dengan persamaan :

Hasil = Skala Utama + (skala nonius yang berimpit x skala terkecil

mikrometer skrup)

= Skala Utama + (skala nonius yang berimpit x 0,01 mm)

Karena x = 0,005 mm (tiga desimal), maka hasil pembacaan pengukuran (xo)

harus juga dinyatakan dalam 3 desimal. Karena kita tidak perlu menaksir angka

terakhir (desimal ke-3) maka kita cukup berikan nilai 0 untuk desimal ke-3.

sehingga hasil pengukuran menggunakan Mikrometer skrup dapat anda

laporkan sebagai :

Panjang L = (Xo + X)

Misalnya L = (3,250 + 0,005) mm

II. Alat Ukur Massa

Untuk mengukur massa suatu benda digunakan neraca. Dari segi bentuk, alat ukur

massa dalam fisika sangat berbeda dengan alat ukur massa yang sering kita jumpai di

dalam kehidupan kita sehari-hari. Dalam kehidupan sehari-hari kita kenal neraca sama

lengan yang biasa kita jumpai di toko mas, neraca"dacin" gabah, ada pula neraca pasar

yang biasa digunakan untuk menimbang sayuran dan bahan pokok dipasar, dan bahkan

ada neraca pegas yang sering digunakan ibu-ibu untuk menimbang bahan-bahan kue.

Dari sekian banyak bentuk neraca, neraca yang paling sering digunakan dilabolatorium

adalah neraca lengan, neraca pelat datar dan neraca inersia, tetapi neraca ini mungkin

sangat sulit ditemukan dalam kehidupan sehari-hari.

Prinsip kerja neraca ada 4 macam yaitu prinsip kesetimbangan gaya gravitasi

(contohnya : neraca sama lengan), prinsip kesetimbangan momen gaya (contohnya:

Uraian Materi Pembelajaran “Pengukuran” 5

Page 6: Fisika Alat2 Lab

neraca dacin), prinsip kesetimbangan gaya elastis dengan gaya gravitasi (contohnya :

neraca pegas), dan prinsip inersia/kelembaman.

A. Neraca 3 Lengan

Neraca adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur massa suatu benda.

Dalam Pembelajaran ini kita akan membahas neraca 3 lengan sebagai salah satu

alat ukur massa yang paling banyak ditemui di labolatorium.Pada umumnya neraca

3 lengan (sering disebut sebagai neraca Ohause) memiliki batas ukur hingga 600

gram.

Neraca 3 lengan terdiri atas :

Penyangga beban yang digunakan untuk

menempatkan benda yang akan diukur.

Lengan neraca yang terdiri atas 3 lengan yaitu lengan

paling belakang yang memiliki skala dari 0-100gram dengan jarak antar skala

10 gram. Lengan yang terletak di tengah-tengah yang memiliki skala dari 0-

500gram dengan jarak antar skala adalah 100 gram. dan lengan paling depan

yang memiliki skala dari 0-10 dengan jarak antar skala 0,1 gram.

Pemberat (anting) yang diletakkan pada masing-

masing lengan yang dapat digeser-geser dan sebagai penunjuk hasil

pengukuran.

Titik 0, yang digunakan untuk menentukan titik

kesetimbangan.

Skala terkecil dari neraca tersebut adalah 0,1 gram (yaitu jarak antar skala pada

lengan yang paling depan)

Ketelitian dari neraca adalah setengah dari skala terkecil. Jadi ketelitian neraca

adalah :

x = ½ x 0,1 gram = 0,05 gram

Dengan ketelitian 0,05 gram, maka neraca 3 lengan dapat dipergunakan untuk

mengukur massa sebuah benda dengan lebih teliti (akurat).

Untuk mengukur massa suatu benda dengan menggunakan neraca 3 lengan dapat

dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :

Siapkan benda yang massanya mau diukur, kemudian tempatkan benda

tersebut diatas penyangga beban (bagian neraca untuk menempatkan benda

yang akan diukur).

Uraian Materi Pembelajaran “Pengukuran” 6

Page 7: Fisika Alat2 Lab

Geser anting (pemberat) pada masing-masing lengan dimulai dari pemberat

paling besar hingga pemberat paling kecil sedemikian sehingga lengan neraca

dalam keadaan setimbang (horizontal) yang ditandai dengan berimpitnya garis

mendatar pada ujung lengan dengan titik 0 (nol).

Setelah posisi lengan setimbang, maka bacalah hasil pengukuran yang anda

peroleh.

Untuk membaca hasil pengukuran menggunakan Neraca 3 lengan dapat dilakukan

dengan langkah sebagai berikut :

Bacalah Skala yang ditunjukkan oleh anting (pemberat) pada masing-

masing lengan neraca.

Hasil pengukuran dinyatakan dengan persamaan :

Hasil = Pembacaan skala pada lengan tengah + Pembacaan skala pada lengan

Belakang + Pembacaan skala pada lengan depan

Karena x = 0,05 gram (dua desimal), maka hasil pembacaan pengukuran (xo)

harus juga dinyatakan dalam 2 desimal.

Seperti halnya pada lat ukur panjang, hasil pengukuran menggunakan neraca dapat

anda laporkan sebagai :

Massa M = xo + x

Misalnya M = ( 322,75 + 0,05) gram

III.Alat Ukur Waktu

Dalam kehidupan sehari-hari anda pasti pernah menyusun sebuah jadwal kegiatan.

Dalam jadwal tersebut anda pansi mencantumkan waktu berlangsungnya kegiatan.

misalnya dalam penyusunan jadwal pelajaran, pelajaran pertama adalah Fisika yaitu

mulai pukul 07.30 - 08.15 wita kemudian istirahat 15 menit.

Alat ukur waktu yang sering anda temukan dalam kehidupan sehari-hari adalah jam

(jam dinding, jam bandul, jam tangan).

Selain jam, alat ukur waktu yang paling sering digunakan dilabolatorium adalah

stopwatch.

Dari segi tampilan penunjuk waktu terdapat 2 jenis alat ukur waktu yaitu digital dan

analog.

Uraian Materi Pembelajaran “Pengukuran” 7

Page 8: Fisika Alat2 Lab

Pada pembelajaran ini, alat ukur waktu yang akan dibahas adalah stopwatch khususnya

stopwatch analog, karena penggunaan alat ukur ini perlu sedikit keterampilan baik

dalam pembacaan hasil pengukuran maupun penggunaannya.

A. Stopwatch

Stopwatch merupakan alat ukur waktu yang paling sering ditemui dilabolatorium.

Terdapat 2 jenis stopwatch yaitu stopwatch digital dan stopwatch analog.

Penggunaan stopwatch digital lebih mudah dibandingkan dengan stopwatch analog

karena pada stopwatch digital hasil pengukuran dapat dibaca langsung dalam

bentuk angka.

Secara umum stopwatch analog terdiri atas :

Tombol Start, Stop dan reset yang dipergunakan untuk memulai,

menghentikan maupun mengulang pengukuran waktu.

Skala dalam detik, skala ini disusun melingkar dibagian pinggir dengan

jarak antar skala 0,2 detik.

Jarum panjang, yang berfungsi sebagai penunjuk hasil pengukuran dalam

detik.

Skala dalam menit, skala ini disusun melingkar dengan jarak antar skala 1

menit.

Jarum pendek, yang berfungsi sebagai penunjuk waktu dalam menit.

Ketika jarum panjang bergerak 1 putaran penuh, maka jarum pendek akan bergerak

1 skala. karena 1 putaran jarum panjang = 60 detik, maka 1 menit = 60 detik

Telah disebutkan sebelumnya bahwa skala terkecil dari tersebut adalah 0,2 detik

(yaitu jarak antar skala pada skala detik )

Ketelitian dari stopwatch adalah setengah dari skala terkecil. Jadi ketelitian

stopwatch adalah :x = ½ x 0,2 detik = 0,1 detik

Dengan ketelitian 0,1 detik, maka stopwatch dapat dipergunakan untuk mengukur

waktu dengan lebih teliti (akurat) bila dibandingkan dengan jam (arloji).

Untuk mengukur waktu dengan menggunakan stopwatch dapat dilakukan dengan

langkah-langkah sebagai berikut :

Siapkan benda yang akan diukur waktunya, misalnya anda ingin mengukur

periode ayunan bandul..

Tekan tombol start untuk memulai pengukuran.

Jika ingin menghentikan pengukuran klik tombol stop (tombol ini menjadi

satu dengan tombol start).

Uraian Materi Pembelajaran “Pengukuran” 8

Page 9: Fisika Alat2 Lab

Selanjutnya baca hasil pengukuran yang anda peroleh, nyatakan hasilnya

dalam detik. ( ingat 1 menit = 60 detik)

Jika ingin mengulang (memposisikan jarum stopwatch ke titik 0) maka

tekan tombol reset (tombol ini juga menjadi satu dengan start maupun stop)

Untuk membaca hasil pengukuran menggunakan Stopwatch dapat dilakukan

dengan langkah sebagai berikut :

Bacalah Skala yang ditunjukkan oleh jarum panjang (ini merupakan hasil

pengukuran dalam detik).

Bacalah Skala yang ditunjukkan oleh jarum pendek (ini merupakan hasil

pengukuran dalam menit).

Hasil pengukuran dinyatakan dengan persamaan :

Hasil = Pembacaan skala oleh jarum panjang + Pembacaan skala oleh jarum

pendek

karena 1 menit = 60 detik, maka, hasil pengukuran dapat dinyatakan sebagai :

Hasil = {skala pada jarum panjang + (60 x skala pada jarum pendek)} detik.

Karena x = 0,1 detik (1 desimal), maka hasil pembacaan pengukuran (xo) harus

juga dinyatakan dalam 1 desimal.

Seperti halnya pada alat ukur panjang, hasil pengukuran menggunakan stopwatch

dapat anda laporkan sebagai :

Waktu t = xo + x

Misalnya t = (160,8 + 0,1) detik

IV. Alat Ukur Suhu

Alat ukur suhu disebut sebagai termometer. Terdapat banyak jenis termometer. Bila

ditinjau dari jenis skalanya, kita mengenal 3 macam termometer yaitu Celcius,

Fahrenheit dan reamur. Ketiga termometer ini memiliki skala yang berbeda, namun

ketiga termometer tersebut dapat dikonversi sebagai berikut :

Bila ditinjau dari bahan termometrik yang digunakan, kita mengenal 3 macam

termometer yaitu termometer gas, termometer zat cair dan termometer zat padat

(termokopel dan hambatan platina).

Uraian Materi Pembelajaran “Pengukuran” 9

Page 10: Fisika Alat2 Lab

Termometer gas yang kita kenal adalah termometer gas volume tetap. Pada termometer

gas volume tetap, ukuran termometriknya adalah tekanan gas. Nilai tekanan gas di

dalam tabung dapat dikonversi menjadi nilai suhu benda yang sedang diukur.

Termometer zat cair menggunakan ukuran termometrik berupa volume kolom zat cair

tersebut. tinggi rendahnya kolom zat cair tersebut selanjutnya dikalibrasi sedemikian

rupa sehingga penunjukkan tinggi kolom zat cair itu langsung menunjukkan suhu

benda yang sedang diukur.

Termometer zat padat ada 2 macam yaitu termometer termokopel dan termometer

hambatan (platina). Pada termometer termokopel, ukuran termimetriknya adalah nilai

beda potensial . Pada saat termokopel disentuhkan pada suatu benda, termokopel

tersebut akan menghasilkan beda potensial yang nilainya sebanding dengan suhu benda

tersebut.

Dalam Pembelajaran ini kita akan membahas termometer zat cair sebagai salah satu

alat ukur suhu yang paling banyak ditemui di labolatorium. Pada umumnya termometer

zat zair (misalnya termometer raksa) terdiri atas :

Tendon zat cair ( raksa/alkohol) yang terletak di salah satu ujung termometer

yang akan disentuhkan pada zat/benda yang akan diukur suhunya.

Zat cair (raksa / alkohol) sebagai zat termometrik yang dapat memuai akibat

perubahan suhu. Ujung zat cair ini nantinya dapat dipergunakan untuk

menunjukkan skala hasil pengukuran suhu suatu zat/benda.

Skala termometer, yang digambarkan pada tabung termometer. jarak antar skala

ini adalah 10

Ketelitian dari termometer adalah setengah dari skala terkecil. Karena skala terkecil

termometer tersebut adalah 10. Maka ketelitian termometer adalah :

x = ½ x 10 = 0,050

Satuan dari termometer adalah sesuai dengan skala termometer yang digunakan,

misalnya jika termometer yang dipergunakan adalah termometer celcius maka

satuannya adalah C, sehingga sekala terkecilnya 10C dan x = 0,50C

Untuk mengukur suhu suatu benda dengan menggunakan termometer dapat dilakukan

dengan langkah-langkah sebagai berikut :

Siapkan benda yang akan diukur suhunya, kemudian masukkan termometer

tersebut kedalam benda/zat yang akan diukur suhunya.

Uraian Materi Pembelajaran “Pengukuran” 1

Page 11: Fisika Alat2 Lab

Tunggu beberapa saat, sehingga zat zair pada termometer tersebut dalam

keadaan setimbang ( zat zair dalam termometer tidak memuai lagi/ ujung zat cair

tidak bergerak lagi).

Bacalah hasil pengukuran yang anda peroleh.

Untuk membaca hasil pengukuran menggunakan termometer dapat dilakukan dengan

langkah sebagai berikut :

Pastikan bahwa ujung zat cair dalam termometer tersebut tidak bergerak lagi

(tidak memuai).

Selanjutnya baca skala yang ditunjukkan oleh ujung zat cair dalam termometer

tersebut.

Karena x = 0,50C(satu desimal), maka hasil pembacaan pengukuran (xo) harus juga

dinyatakan dalam 1 desimal.

Seperti halnya pada lat ukur panjang, hasil pengukuran menggunakan termometer

dapat anda laporkan sebagai :

Suhu T = xo + x

V. Alat Ukur Listrik

Alat ukur listrik terdiri atas beberapa macam, bergantung pada jenis besaran listrik

yang akan diukur. Sebagai contoh :

Untuk mengukur kuat arus listrik anda harus menggunakan amperemeter.

Untuk pengukuran arus listrik yang lebih kecil biasa digunakan miliamperemeter,

mikroamperemeter atau bahkan galvanometer, sesuai dengan batas ketelitian yang

diinginkan.

Untuk mengukur tegangan listrik (beda potensial) anda harus menggunakan

voltmeter. Untuk pengukuran tegangan listrik yang lebih kecil biasa digunakan

millivoltmeter, mikrovoltmeter atau bahkan nanovoltmeter, sesuai dengan batas

ketelitian yang diinginkan.

Untuk pengukuran daya listrik anda harus menggunakan wattmeter. Sebetulnya

wattmeter merupakan gabungan antara voltmeter dan ampermeter, tetapi dirancang

sedemikian rupa sehingga penunjukkannya menunjukkan nilai daya yang terpakai

Alat ukur energi listrik adalah wattjam atau kWh. Sebetulnya alat ukur listrik

yang terpasang di setiap rumah adalah alat ukur energi listrik, bukan alat ukur daya

listrik seperti apa yang dipahami masyarakat awam.

Uraian Materi Pembelajaran “Pengukuran” 1

Page 12: Fisika Alat2 Lab

Untuk pengukuran hambatan listrik biasa digunakan ohmmeter. Selain

ohmmeter ada juga alat ukur hambatan listrik yang lebih teliti dari ohmmeter biasa

yaitu jembatan wheatstone.

Selain itu, ada pula alat ukur listrik yang dapat digunakan untuk mengukur

hambatan listrik, tegangan, maupun arus listrik baik AC maupun DC. Alat ukur ini

sering disebut dengan multimeter.

A. Amperemeter

Amperemeter adalah alat yang dipergunakan untuk mengukur kuat arus listrik. Alat

ini sering digunakan oleh para teknisi elektronik yang biasanya menjadi satu

dengan multitester atau Avometer. Amperemeter yang sering digunakan

dilabolatorium sekolah pada umumnya memiliki kemampuan pengukuran yang

terbatas sesuai dengan nilai maksimum yang tertera pada alat ukur tersebut,

misalnya 5A, 10A dan 20 A.

Secara umum sebuah amperemeter terdiri atas :

Jarum penunjuk skala, yang berfungsi untuk menunjukkan skala hasil

pengukuran kuat arus.

Skala amperemeter yang telah dikalibrasi agar angka yang ditunjukkan

sesuai dengan besarnya arus listrik yang diukur.

Batas ukur amperemeter yang menyatakan nilai maksimum pengukuran

kuat arus yang mampu diukur oleh alat tersebut.

Ketelitian dari amperemeter adalah 1/2 kali skala terkecil. sedangkan skala terkecil

amperemeter adalah nilai dari jarak antara 2 kala yang saling berdekatan yang

dinyatakan dengan persamaan :

, Dengan demikian, ketidakpastian hasil

pengukuran dengan menggunakan amperemeter adalah :

Untuk mengukur kuat arus listrik menggunakan amperemeter dapat dilakukan

dengan langkah sebagai berikut :

1. Siapkan rangkaian yang akan diukur kuat

arus listriknya

2. Hubungkan amperemeter secara seri dengan

rangkaian yang akan diukur kuat arusnya.

Uraian Materi Pembelajaran “Pengukuran” 1

Page 13: Fisika Alat2 Lab

3. Pilih salah satu batas ukur yang akan

digunakan untuk mengukur kuat arus tersebut. mulailah dari batas ukur yang

paling tinggi.

4. Baca hasil pengukuran yang anda peroleh

Langkah-langkah yang ditempuh untuk membaca hasil pengukran dengan

amperemeter adalah :

Bacalah batas ukur amperemeter yang

digunakan.

Baca skala yang ditunjukkan oleh

jarum amperemeter

Baca pula skala maksimum dari

amperemeter tersebut

Hasil pengukuran dinyatakan dengan

persamaan :

Nyatakan hasil pengukuran anda

dengan jumlah desimal sesuai dengan ketelitian alat ukur.

Seperti halnya alat ukur panjang, massa, dan waktu, hasil pengukuran

menggunakan amperemeter dapat anda laporkan sebagai berikut :

Hasil pengukuran kuat arus = xo + x

Misalnya I = (3,25 + 0.01) mA

B. Voltmeter

Voltmeter adalah alat yang dipergunakan untuk mengukur beda potensial

(tegangan) listrik. Alat ini juga sering digunakan oleh para teknisi elektronik yang

biasanya menjadi satu dengan multitester atau Avometer. Voltmeter yang sering

digunakan dilabolatorium sekolah pada umumnya memiliki kemampuan

pengukuran yang terbatas sesuai dengan nilai maksimum yang tertera pada alat

ukur tersebut, misalnya 1V, 5V dan 10 V, dan seterusnya.

Secara umum sebuah Voltmeter terdiri atas :

Jarum penunjuk skala, yang berfungsi

untuk menunjukkan skala hasil pengukuran tegangan/beda potensial listrik.

Uraian Materi Pembelajaran “Pengukuran” 1

Page 14: Fisika Alat2 Lab

Skala voltmeter yang telah dikalibrasi

agar angka yang ditunjukkan sesuai dengan besarnya tegangan listrik yang

diukur.

Batas ukur voltmeter yang

menyatakan nilai maksimum pengukuran tegangan listrik yang mampu diukur

oleh alat tersebut.

Ketelitian dari voltmeter adalah 1/2 kali skala terkecil. sedangkan skala terkecil

voltmeter adalah nilai dari jarak antara 2 kala yang saling berdekatan yang

dinyatakan dengan persamaan :

, Dengan demikian, ketidakpastian hasil

pengukuran dengan menggunakan voltmeter adalah :

Untuk mengukur kuat arus listrik menggunakan amperemeter dapat dilakukan

dengan langkah sebagai berikut :

1. Siapkan rangkaian yang akan diukur tegangan listriknya

2. Hubungkan voltmeter secara paralel dengan rangkaian yang akan diukur

tegangannya.

3. Pilih salah satu batas ukur yang akan digunakan untuk mengukur tegangan

tersebut. mulailah dari batas ukur yang paling tinggi.

4. Baca hasil pengukuran yang anda peroleh

Langkah-langkah yang ditempuh untuk membaca hasil pengukran dengan

voltmeter adalah :

Bacalah batas ukur voltmeter yang digunakan.

Baca skala yang ditunjukkan oleh jarum voltmeter

Baca pula skala maksimum dari voltmeter tersebut

Hasil pengukuran dinyatakan dengan persamaan :

Nyatakan hasil pengukuran anda

dengan jumlah desimal sesuai dengan ketelitian alat ukur.

Seperti halnya alat ukur panjang, massa, dan waktu, hasil pengukuran

menggunakan voltmeter dapat anda laporkan sebagai berikut :

Hasil pengukuran tegangan = xo + x

Uraian Materi Pembelajaran “Pengukuran” 1

Page 15: Fisika Alat2 Lab

Misalnya V = (3,0 + 0.5) V

Uraian Materi Pembelajaran “Pengukuran” 1