fisdas_ketidakastian pada percobaan.docx

11
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR MODUL 1 DASAR PENGUKURAN DAN KETIDAKPASTIAN PADA PERCOBAAN NAMA : Bobby A. Palem NPM : 240110090033 TANGGAL/JAM : 16 Oktober 2009/13.00-15.00 wib ASISTEN : Jeihan V. Alliso JURUSAN : Teknik dan Manajemen Industri Pertanian FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN UNIVERSITAS PADJAJARAN 2009

Upload: bobby-a-palem

Post on 20-Oct-2015

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

LAPORAN PRAKTIKUMFISIKA DASARMODUL 1DASAR PENGUKURAN DAN KETIDAKPASTIAN PADA PERCOBAAN

NAMA: Bobby A. PalemNPM: 240110090033TANGGAL/JAM : 16 Oktober 2009/13.00-15.00 wibASISTEN: Jeihan V. AllisoJURUSAN: Teknik dan Manajemen Industri Pertanian

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIANUNIVERSITAS PADJAJARAN2009

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangDalam ilmu fisika, pengukuran dan besaran merupakan hal yang bersifat dasar. Dalam penggunaan ilmu fisika, memang berbagai aspek dalam ilmu ini tak dapat terpisah dari pengukuran dan besaran-besaran. Contohnya saja bila kita mau menghitung volume balok, kita pasti harus mengukur dulu untuk mengetahui berapa panjang, lebar dan tinggi balok dengan menggunakan penggaris. Setelah itu baru kita dapat menghitung volumenya. Ketelitian pengukuran sangat diperlukan dalam mendesain sebuah alat. Kekurangtelitian seringkali membuat alat tersebut tidak berfungsi secara optimal, atau bahkan tidak berfungsi sama sekali. Didasari oleh betapa pentingnya besaran dan pengukuran, maka dilakukanlah praktikum fisika yang berisi materi dasar-dasar pengukuran yang dapat membantu siswa memahami hal ini. Dan untuk melengkapi praktikum itu, maka disusunlah laporan praktikum ini, yang berisi laporan dari hasil praktikum yang telah dilakukan dan beberapa tinjauan materi yang menunjang. Adapun tujuan dari disusunnya laporan ini, selain untuk melengkapi praktikum, juga untuk memenuhi tugas dari mata kuliah fisika dasar.

1.2 TujuanAdapun tujuan dilakukannya praktikum ini adalah sebagai berikut:a. Mempelajari penggunaan alat-alat ukur dasar;b. Menuliskan dengan benar bilangan-bilangan berarti dan hasil pengukuran/perhitungan;c. Menghitung besaran lain berdasarkan ukuran-ukuran dasar.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

A. PengukuranUntuk mencapai suatu tujuan tertentu di dalam fisika, kita biasanya melakukan pengamatan yang diikuti dengan pengukuran. Pengamatan suatu gejala secara umum tidaklah lengkap bila tidak dilengkapi dengan data kuantitatif yang didapat dari hasil pengukuran. Lord Kelvin, seorang ahli fisika berkata, bila kita dapat mengukur apa yang sedang kita bicarakan dan menyatakannya dengan angka-angka, berarti kita menghetahui apa yang sedang kita bicarakan itu. Sedangkan arti dari pengukuran itu sendiri adalah membandingkan sesuatu yang sedang diukur dengan besaran sejenis yang ditetapkan sebagai satuan, misalnya bila kita mendapat data pengukuran panjang sebesar 5 meter, artinya benda tersebut panjangnya 5 kali panjang mistar yang memiliki panjang 1 meter. Dalam hal ini, angka 5 menunjukkan nilai dari besaran panjang, sedangkan meter menyatakan besaran dari satuan panjang. Dan pada umumnya, sesuatu yang dapat diukur memiliki satuan. Sesuatu yang dapat diukur dan dinyatakan dengan angka kita sebut besaran. Panjang, massa dan waktu termasuk pada besaran karena dapat kita ukur dan dapat kita nyatakan dengan angka-angka. Setiap alat ukur dalam pengukuran mempunyai ketelitian yang berbeda beda sesuai dengan seberapa besar benda yang diukur. Dalam percobaan ini kita membatasi pengukuran dengan menggunakan alat alat sebagai berikut:

A.1Jangka Sorong

Jangka sorong adalah suatu alat ukur panjang yang dapat dipergunakan untuk mengukur panjang suatu benda dengan ketelitian hingga 0,1 mm. keuntungan penggunaan jangka sorong adalah dapat dipergunakan untuk mengukur diameter sebuah kelereng, diameter dalam sebuah tabung atau cincin, maupun kedalam sebuah tabung.Jangka sorong mempunyai fungsi-fungsi pengukuran, yaitu: Pengukuran panjang bagian luar benda, pengukuran panjang rongga bagian dalam benda, dan pengukuran kedalaman lubang dalam benda. Jangka sorong sendiri mempunyai bagian-bagian sebagai berikut: Rahang yang tetap (biasa disebut rahang tetap), memiliki skala panjang yang disebut skala utama. Rahang yang dapat digeser-geser (disebut rahang geser), yang memiliki skala pendek yang disebut nonius atau vernier. Rahang tetap terdapat skala-skala utama dalam satuan cm dan mm. Sedangkan pada rahang geser terdapat skala pendek yang terbagi menjadi 10 bagian yang sama besar. Skala inilah yang disebut sebagai nonius atau vernier. Panjang 10 skala nonius itu adalah 9 mm, sehingga panjang 1 skala nonius adalah 0,9 mm. Jadi selisih antara skala nonius dan skala utama adalah 0,1 mm.atau 0,01 cm. Sehingga dapat ketelitian jangka sorong adalah 0,1 mm.

A.2Mikrometer Sekrup

Mikrometer adalah alat ukur yang dapat melihat dan mengukur benda dengan satuan ukur yang memiliki ketelitian sampai 0.01 mm. Mikrometer memiliki ketelitian sepuluh kali lebih teliti daripada jangka sorong. Bagian utama dari mikrometer sekrup adalah sebuah poros berulir yang dipasang pada silinder pemutar yang disebut bidal. Pada ujung silinder pemutar ini terdapat garis-garis skala yang membagi 50 bagian yang sama. Jika bidal digerakan satu putaran penuh, maka poros akan maju (atau mundur) sejauh 0,5 mm. Karena silinder pemutar mempunyai 50 skala disekelilingnya, maka kalau silinder pemutar bergerak satu skala, poros akan bergeser sebesar 0,5 mm/50 = 0,01 mm atau 0,001 cm. Sangat perlu diketahui, pada saat mengukur panjang benda dengan mikrometer sekrup, bidal diputar sehingga benda dapat diletakan diantara landasan dan poros. Ketika poros hampir menyentuh benda, pemutaran dilakukan dengan menggunakan roda bergigi agar poros tidak menekan benda. Dengan memutar roda berigi ini, putaran akan berhenti segera setelah poros menyentuh benda. Jika sampai menyentuh benda yang diukur, pengukuran menjadi tidak teliti.

B.Ketidakpastian dalam PengukuranSetiap pengukuran tidak ada yang mutlak tepat. Setiap pengukuran pasti memunculkan sebuah ketidakpastian pengukuran, yaitu perbedaan antara dua hasil pengukuran. Ketidakpastian juga disebut kesalahan, sebab menunjukkan perbedaan antara nilai yang diukur dan nilai sebenarnya. Hal ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor itu dibagi dalam 2 garis besar, yaitu: ketidakpastian bersistem dan ketidakpastian acak.1. Ketidakpastian Bersistem Kesalahan kalibrasiKesalahan dalam pemberian nilai pada skala waktu alat di produksiternyata kurang tepat. Kesalahan titik nolTitik nol skala alat ukur tidak berimpit dengan titik nol jarum penunjuk alat ukur. Kesalahan PegasSetelah sekian lama berfungsi, pegas melembek ataupunh mengeras dari keadaan semula. GesekanKesalahan yang timbul akibat gesekan pada bagian-bagian alat yang bergerak. ParalaksKesalahan dalam mengambil posisi arah pandang dalam hal membaca skala.

2. Ketidakpastian Acak Gerak Brown molekul udaraGerak ini dapat menggangu penunjuk jarum alat yang sangat halus. Fluktuasi Tegangan Jaringan listrikMenggangu oprasional alat-alat listrik. Bising Elektronik Berupa gangguan pada alat ukur elektronik.3. Keterbatasan keterampilan pengamat4. Adanya nilai skala terkecil

BAB IIIMETODE PRAKTIKUM

3.1Alat dan Bahana. Lempengan besi berbentuk persegib. Lempengan besi berbentuk persegi panjangc. Lempengan besi berbentuk bulatd. Jangka soronge. Mikrometer sekrupf. Kalkulator

3.2Prosedur PraktikumUkur panjang dan lebar lempengan persegi dan persegi panjang dengan jangka sorong dan tebal lempengan tersebut dengan mikrometer sekrup. Masing-masing pengukuran dilakukan sepuluh kali pada tempat yang berlainan. Ukur diameter lempengan silinder dengan jangka sorong dan tebal lempengan silinder dengan mikrometer sekrup. Masing-masing pengukuran dilakukan sepuluh kali pada tempat yang berlainan. Semua data yang didapat dicatat, lalu dicari rata-ratanya untuk kemudian dicari deviasinya. Kemudian data diolah.

DAFTAR PUSTAKA

Giancoli D.C. 2001. PHYSICS: Principles with application, Fifth Edition. Jakarta : Erlangga. Modul Praktikum Fisika Dasar, Jurusan Fisika, Universitas Padjadjaran, Bandung, 2000. Zaida, Drs., M.Si. Petunjuk Praktikum Fisika Dasar. Fakultas Teknik Industri Pertanian Universitas Padjadjaran. http://elektronika.unp.ac.id/?p=90 http://id.wikipedia.org/wiki/jangka_sorong http://kucinggeje.blogspot.com/2008/10/ketidakpastian-pengukuran.html http://romadhonssite.blogspot.com/2009/04/jangka-sorong.html