fiqih muamalah 1

8
 FIQIH MUAMALAH BAB I : Jual-beli (Al-Bai’) Pengertian : Al-bai’ menurut bahasa artinya memberikan sesuatu dengan imbalan sesuatu atau menukarkan sesuatu dengan sesuatu yang lain. Sedangkan menurut syara' adalah menukarkan suatu harta benda dengan alat oembelian yang sah atau deng an hart a bend a yang lain dan keduanya meneri ma untu k dibe lanjak an deng an ijab dan qabul menurut cara yang diatur oleh syara' Hukum : Mubah Rukun : -Penjual -Pembeli -Barang yang diperjualbelikan -Alat untuk menukar dalam kegiatan jual beli (harga) -Aqad, yaitu ijab dan qabul antara penjual dan pembeli Syarat :a. baligh  b. berakal sehat c. tidak ada pemborosan d. Suka sama suka e. barang yan diperjual belikan suci, bermanfaat, jelas dan milik sendiri BAB II : AL – QORDHU Pengertian : Menyerahkan sesuatu kepada orang yg bisa memanfaatkannya, kemudian meminta pengembalian sebesar uang tsb. Hukum : sunnah bagi muqridh (pemberi pinjaman/kreditur). Syarat : 1.  Besarnya harus diketahui dgn takaran, timbangan,atau  jumlahnya. 2. Sif at dan usianya harus dike tahu i jika da lam be ntuk hewan. 3. Pinj ama n bera sal dr orang yg layak di mint ai pinjaman.

Upload: sri-hartatik

Post on 17-Jul-2015

89 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: FIQIH MUAMALAH 1

5/14/2018 FIQIH MUAMALAH 1 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/fiqih-muamalah-1 1/8

FIQIH MUAMALAH

BAB I : Jual-beli (Al-Bai’)

• Pengertian : Al-bai’ menurut bahasa artinya memberikan sesuatu dengan imbalan

sesuatu atau menukarkan sesuatu dengan sesuatu yang lain. Sedangkan menurut

syara' adalah menukarkan suatu harta benda dengan alat oembelian yang sah atau

dengan harta benda yang lain dan keduanya menerima untuk dibelanjakan dengan

ijab dan qabul menurut cara yang diatur oleh syara'

• Hukum : Mubah

• Rukun : -Penjual

-Pembeli

-Barang yang diperjualbelikan

-Alat untuk menukar dalam kegiatan jual beli (harga)-Aqad, yaitu ijab dan qabul antara penjual dan pembeli

• Syarat :a. baligh

 b. berakal sehat

c. tidak ada pemborosan

d. Suka sama suka

e. barang yan diperjual belikan suci, bermanfaat, jelas dan milik

sendiri

BAB II : AL – QORDHU

• Pengertian : Menyerahkan sesuatu kepada orang yg bisa memanfaatkannya,

kemudian meminta pengembalian sebesar uang tsb.

• Hukum : sunnah bagi muqridh (pemberi pinjaman/kreditur).

• Syarat : 1. Besarnya harus diketahui dgn takaran, timbangan,atau

 jumlahnya.

2. Sifat dan usianya harus diketahui jika dalam bentuk hewan.

3. Pinjaman berasal dr orang yg layak dimintai pinjaman.

Page 2: FIQIH MUAMALAH 1

5/14/2018 FIQIH MUAMALAH 1 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/fiqih-muamalah-1 2/8

BAB III : RIBA

• Pngertian: Menurut Bahasa : Az ziyadah (tambahan), An numuw (berkembang), Al Irtifa’

(meningkat), Al Uluw (membesar). Menurut Ulama : Riba adalah kelebihan harta dalam suatu

muamalah dengan tidak ada imbalan/gantinya.

• Hukum : haram

• Jenis Riba : -Riba jual beli 

-Riba An Nasiah (Timbul akibat utang piutang yg tidak

memenuhi kriteria untung muncul bersama resiko )

-Riba Fadli (Pertukaran barang sejenis yg tidak memenuhi

kriteria sama kualitasnya)

BAB IV : AL – RAHN

• Pengertian : Menjamin hutang dgn barang dimana hutang dimungkinkan bisa dibayar 

dengannya, atau dari hasil penjualannya.

• Hukum : Boleh

• Rukun gadai :

1. Orang yang menggadaikan atau yang menyerahkan jaminan.

2. Orang yang memberi hutang atau yang menerima jaminan.

Kedua orang ini disyaratkan orang yang berhak

membelanjakan hartanya.

3. Barang yang menjadi jaminan disyaratkan tidak rusak

sebelum sampai kepada pembayaran hutang.

4. Hutang atau sesuatu yang menjadikan adanya gadai.

5. Aqad (ijab dan qabul).

• Syarat :-kedua belah pihak harus berakal dan mumaiyid

Page 3: FIQIH MUAMALAH 1

5/14/2018 FIQIH MUAMALAH 1 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/fiqih-muamalah-1 3/8

 -Marhin bih hendaklah barang yang wajib diserahkan.

-Marhun bih memungkinkan dapat dibayarkan.

- Hak atas marhun bih harus jelas.

- dll

BAB V : AL –ARIYYAH

• Pengertian : Al-'ariyah menurut bahasa artinya sama dengan pinjaman, sedangkan

menurut istilah syara' aialah aqad berupa pemberian manfaat suatu benda halal dari seseorang

kepada orang lain tanpa ada imbalan dengan tidak mengurangi atau merusak benda itu dan

dikembalikannya setelah diambil manfaatnya.

• Hukum : Sunnah

• Rukun :

1. Orang yang meminjamkan syaratnya :

a. Berhak berbuat kebaikan tanpa ada yang menghalangi. Orang yang dipaksa atau

anak kecil tidak sah meminjamkan.

 b. Barang yang dipinjamkan itu milik sendiri atau menjadi tanggung jawab orang

yang meminjamkan.

2. Orang yang meminjam syaratnya :

a. Berhak menerima kebaikan. Oleh sebab itu orang gila atau anak kecil tidak sah

meminjam karena keduanya tidak berhak menerima kebaikan.

 b. Hanya mengambil manfaat dari barang yang dipinjam.

3. Barang yang dipinjam syaratnya :

a. Ada manfaatnya.

 b. Barang itu kekal (tidak habis setelah diambil manfaatnya). Oleh sebab itu

makanan yang setelah diambil manfaatnya menjadi habis atau berkurang zatnya

tidak sah dipinjamkan.

4. Aqad, yaitu ijab qabul.

Page 4: FIQIH MUAMALAH 1

5/14/2018 FIQIH MUAMALAH 1 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/fiqih-muamalah-1 4/8

• Syarat :

a) Mu’ir berakal sehat, dengan demikian, orang gila dan anak kecil yang tidak 

 berakal tidak akan dapat meminjamkan barang.

 b) Pemegang barang oleh peminjam ariyah adalah transaksi dalam berbuat kebaikan,

yang dianggap sah memegang barang adalah peminjam, seperti halnya dalam

hibah.

c) Barang (musta’ar) dapat dimamfaatkan tampa merusak zatnya, jika must’ar tidak 

dapat dimamfaatkan, akad tidak syah .

BAB VI : AL IJARAAH

• Pengertian : Kata "al-ijaarah" menurut bahasa artinya upah atau sewa, sedangkan

menurut istilah syara' ialah memberkan sesuatu benda kepada orang lain untuk diambil

manfaatnya dengan ketentuan orang yang menerima benda itu memberikan imbalan

sebagai bayaran penggunaan manfaat barang yang dipergunakan.

• Hukum : mubah (boleh)

• Rukun Sewa-menyewa

1. Orang yang menyewa.

2. Orang yang menyewakan.

3. Benda yang disewakan.

4. Upah (bayaran) sewa-menyewa.5. Aqad.

• Syarat Sewa-menyewa 

1. Orang yang menyewa dan yang menyewakan disyaratkan :

a. Baligh (dewasa)

b. Berakal (orang gila tidak sah melakukan sewa-menyewa)

c. Dengan kehendak sendiri (tidak dipaksa)

2. Benda yang disewakan disyaratkan :

a. Benda itu dapat diambil manfaatnya

b. Benda itu diketahui jenisnya, kadarnya, sifatnya, dam jangka waktu

disewanya

Page 5: FIQIH MUAMALAH 1

5/14/2018 FIQIH MUAMALAH 1 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/fiqih-muamalah-1 5/8

3. Sewa (upah) harus diketahui secara jelas kadarnya.

BAB VII : AL QI-RADH

• Pengertian : al-qiradh" ialah menyerahkan harta milik, baik berupa uang, emas

atau bentuk lain kepada seseorang sebagai modal usaha kerja dengan harapan akan

mendapatkan keuntungan dan keuntungan tersebut dibagi dua menurut perjanjian

ketika aqad.

• Hokum : Qiradh hukumnya mubah atau

• Rukun Qiradh :

1. Modal berupa uang tunai atau emas atau benda erharga lainnya yang dapat diketahui

 jumlah dan nilainya.

2. Pemilik modal dan yang menjalankan modal hendaknya orang yang sudah baligh,

 berakal sehat dan merdeka.

3. Lapangan kerja, yaitu pekerjaan berdagang yang tidak dibatasi waktu, tempat usaha

ataupun barang-barang yang diperdagangkan.

4. Keuntungan ditentukan terlebih dahulu pada waktu mengadakan perjanjian.

5. Ijab/qabul (aqad qiradh).

BAB VIII : AS-SYIRKHAH

• Pengertian : Musyarakah kepemilikan (misal, krn waris)

• Hokum : boleh

• Rukun : - para pihak yang bersyirkhah

- porsi kerja sama

-Proyek usaha

-ijab-qobul

-nisbah

• Syarat : 1. Merupakan transaksi yang bias diwakilkan

  2. persentase pembagian hasil jelas

3. keuntungan diambil dari hjasil laba

BAB IX : AL –LUQHATAH

• Pengertian : Al-luqathah" menurut bahasa artinya barang temuan, sedangkan

Page 6: FIQIH MUAMALAH 1

5/14/2018 FIQIH MUAMALAH 1 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/fiqih-muamalah-1 6/8

menurut istilah syara' ialah barang yang ditemukan di suatu tempat dan tidak diketahui siapa

 pemiliknya.

• Hukum luqathah :

1. Wajib (mengambil barang itu), apabila menurut keyakinan yang menemukan barang itu, jika tidak diambil akan sia-sia.

2. Sunnah, apabila yang menemukan barang itu sanggup memeliharanya, dan sanggup

mengumumkan kepada masyarakat selama satu tahun.

3. Makruh apabila yang menemukan barang itu tidak percaya pada dirinya untuk 

melaksanakan amanah barang temuan itu dan khawatir ia akan khianat terhadap barang itu.

BAB X : AL-WAKALAH

• Pengertian : wakalah adalah suatu ungkapan yang mengandung suatu

pendelegasian sesuatu oleh seseorang kepada orang lain supaya orang lain itu

melaksanakan apa yang boleh dikuasakan atas nama pemberi kuasa.

• Hokum : boleh

• Syarat & rukun :

 Orang yang mewakilkan ( Al-Muwakkil )

i.Seseoarang yang mewakilkan, pemberi kuasa, disyaratkan memiliki hak 

untuk bertasharruf pada bidang-bidang yang didelegasikannya.

ii.Pemberi kuasa mempunyai hak atas sesuatu yang dikuasakannya, disisi lain

  juga dituntut supaya pemberi kuasa itu sudah cakap bertindak atau

mukallaf. Tidak boleh seorang pemberi kuasa itu masih belum dewasa yang

cukup akal serta pula tidak boleh seorang yang gila.

Orang yang diwakilkan. ( Al-Wakil )

i.Penerima kuasa pun perlu memiliki kecakapan akan

suatu aturan-aturan yang mengatur proses akad

wakalah ini.

ii.Seseorang yang menerima kuasa

Page 7: FIQIH MUAMALAH 1

5/14/2018 FIQIH MUAMALAH 1 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/fiqih-muamalah-1 7/8

ini, perlu memiliki kemampuan

untuk menjalankan amanahnya

yang diberikan oleh pemberi

kuasa. ini berarti bahwa ia tidak 

diwajibkan menjamin sesuatu

yang diluar batas, kecuali atas

kesengajaanya,

Obyek yang diwakilkan.

i.Obyek mestilah sesuatu yang bisa diwakilkan kepada orang lain

ii.Para ulama berpendapat bahwa tidak boleh menguasakan sesuatu yang bersifat

ibadah badaniyah, seperti shalat, dan boleh menguasakan sesuatu yang bersifat

ibadah maliyah seperti membayar zakat, sedekah, dan sejenisnya. Selain itu hal-

hal yang diwakilkan itu tidak ada campur tangan pihak yang diwakilkan.

iii.  Tidak semua hal dapat diwakilkan kepada orang lain. Sehingga obyek yang

akan diwakilkan pun tidak diperbolehkan bila melanggar Syari’ah Islam.

Shighat

i.  Dirumuskannya suatu perjanjian antara pemberi kuasa dengan penerima kuasa.

Dari mulai aturan memulai akad wakalah ini, proses akad, serta aturan yang

mengatur berakhirnya akad wakalah ini.ii.  Isi dari perjanjian ini berupa pendelegasian dari pemberi kuasa kepada

 penerima kuasa

iii.  Tugas penerima kuasa oleh pemberi kuasa perlu dijelaskan untuk dan atas

 pemberi kuasa melakukan sesuatu tindakan tertentu.

 

BAB IX : MUZARA’AH

• Pengertian : Muzara'ah ialah suatu aqad yang terjadi antara pemilik tanah dan

pengelola tanah untuk digarap dengan ketentuan bahwa benih yang akan ditanam

adalah dari pemilik tanah tersebut.

• Hokum : boleh

• Rukun : -pemilik tanah

Page 8: FIQIH MUAMALAH 1

5/14/2018 FIQIH MUAMALAH 1 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/fiqih-muamalah-1 8/8

-penggarap tanah

-objek tanah

-ijab-qobul

• Syarat : -berakal, baligh, tanah yang digarap jelas dll