fiqih - kontes kecantikan

13
MAKALAH KONTES KECANTIKAN Tugas Mata Kuliah Masailul Fiqih Dosen : Sofia Gusovi, M.Ag. Disusun oleh: Eka L. Koncara Semester 6 Jurusan Pendidikan Agama Islam Sekolah Tinggi Agama Islam DR. KHEZ. Muttaqien Purwakata 2 0 0 8

Upload: eka-l-koncara

Post on 10-Jun-2015

1.836 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

makalah ini penulis berusaha untuk mengupas tentang bagaimana Islam dan masyarakat Indonesia menilai gerakan-gerakan yang mengumbar dan mengeksplorasi wanita hanya dari sisi kecantikan dan kemolekan tubuhnya saja, serta apa saja dampak yang ditimbulkannya.Bagi yang butuh unduhan file ini, baik dalam bentuk ‘.doc’, ‘.docx’, ‘.rtf’, atau ‘.pdf’, dapat menghubungi alamat berikut:[email protected]

TRANSCRIPT

Page 1: Fiqih - Kontes Kecantikan

MAKALAH KONTES KECANTIKAN

Tugas Mata Kuliah Masailul Fiqih

Dosen : Sofia Gusovi, M.Ag.

Disusun oleh:

Eka L. Koncara

Semester 6 Jurusan Pendidikan Agama Islam

Sekolah Tinggi Agama Islam DR. KHEZ. Muttaqien

Purwakata

2 0 0 8

Page 2: Fiqih - Kontes Kecantikan

i

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT,

akhirnya kami bisa menyelesaikan makalah yang berjudul “Kontes

Kecantikan” ini, guna memenuhi salah satu tugas mata kuliah Matsailul

Fiqh.

Sebagaimana telah disebutkan di atas, bahwa pada makalah ini

penulis berusaha untuk mengupas tentang bagaimana Islam dan

masyarakat Indonesia menilai gerakan-gerakan yang mengumbar dan

mengeksplorasi wanita hanya dari sisi kecantikan dan kemolekan

tubuhnya saja, serta apa saja dampak yang ditimbulkannya.

Terima kasih banyak kami haturkan kepada semua pihak yang

telah berpartisipasi hingga rampungnya penyusunan makalah ini.

Semoga bermanfaat.

Penyusun

Purwakarta, Mei 2008

Page 3: Fiqih - Kontes Kecantikan

ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................. i

DAFTAR ISI ....................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ..................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN ...................................................... 2

Curhat Mantan Puteri Indonesia .......................................... 3

Pelecehan Terhadap Wanita .............................................. 4

Catatan Untuk Remaja Puteri Islam ..................................... 5

Ketika Wanita Menggoda .................................................. 6

BAB III PENUTUP ........................................................... 9

DAFTAR PUSTAKA ............................................................... 10

Page 4: Fiqih - Kontes Kecantikan

1

BAB I

PENDAHULUAN

Allah ta‟ala telah menganugerahkan kepada kaum wanita

keindahan yang membuat kaum lelaki tertarik kepada mereka. Namun

syariat yang suci ini tidak memperkenankan keindahan itu diobral seperti

layaknya barang dagangan di etalase atau di emperan toko. Tapi

kenyataan yang kita jumpai sekarang ini wanita justru menjadi sumber

fitnah bagi laki-laki. Di jalan-jalan, di acara TV atau di VCD para wanita

mengumbar aurat seenaknya bak kontes kecantikan yang melombakan

keindahan tubuh, sehingga seolah-olah tidak ada siksa dan tidak kenal

apa itu dosa. Benarlah sabda Rasulullah yang mulia dalam hadits yang

diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim, di mana beliau bersabda,

“Tidak pernah kutinggalkan sepeninggalku godaan yang lebih besar bagi

kaum lelaki daripada wanita.” (HR. Bukhari Muslim)

Ya, begitulah realitasnya, wanita menjadi sumber godaan yang

telah banyak membuat lelaki bertekuk lutut dan terbenam dalam lumpur

yang dibuat oleh syaitan untuk menenggelamkannya. Usaha-usaha untuk

menggoda bisa secara halus, baik disadari maupun tidak, secara terang-

terangan maupun berkedok seni.

Page 5: Fiqih - Kontes Kecantikan

2

BAB II

PEMBAHASAN

Acara Pemilihan Puteri Indonesia selalu berlangsung meriah. Ajang

yang mengusung prinsip brain, behavior, and beauty seperti biasa digelar

dengan kemasan mewah. Para finalis biasanya dites macam-macam.

Utamanya soal tiga kriteria tadi; kecerdasan, tingkah laku, dan

kecantikan.

Meski hampir semua orang TST, alias Tahu Sama Tahu kalau ajang

tersebut secara tidak langsung cenderung 'hanya' menonjolkan unsur

beauty-nya saja. Bahkan 'sinisme' lebih tajam, menyebutkan bahwa

ajang itu lebih mengarah kepada fetisme, alias pemberhalaan

penampilan.

Coba kita lihat, yang ikut bersaing untuk jadi "Puteri Indonesia"

biasanya punya tampang dan bodi yang oke menurut kesepakatan hampir

semua orang. Jadi, yang 'setting' wajahnya agak amburadul, harap tahu

diri. Atau yang penampilannya kurang full pressed body harap dengan

sukarela minggir dari ajang tersebut. Walhasil, memang itu sudah hasil

seleksi yang ketat banget. Yang dipilih yang oke punya.

Seperti disebutkan dalam harian Kompas, 14 Juli 2002, bahwa

dalam lomba kecantikan tersebut selalu saja ada kontroversi. Lucunya,

pada puncak acara Pemilihan Puteri Indonesia sebagian besar penonton

barangkali tersenyum kecut. Kenapa? Katanya brain, behavior, and

beauty tapi tak tahu chauvinisme?

Pada salah satu kesempatan, ada pertanyaan "pengetahuan

politik" yang disampaikan salah seorang juri: Jean Louis Ripoche,

Manajer Hotel Le Meridien, Jakarta, tentang apakah peserta setuju pada

chauvinisme. Sebagaimana bisa disaksikan di layar televisi oleh jutaan

pemirsa, si peserta spontan bertanya balik kepada pembawa acara

Tantowi Yahya: apa itu chauvinisme.

Ketika Tantowi menjawab balik sekenanya bahwa itu artinya

nasionalisme, peserta sambil memasang senyum dengan antusias

Page 6: Fiqih - Kontes Kecantikan

3

mendekatkan mikrofon ke mulutnya, lalu menjawab, "Ya, saya setuju

sekali dengan chauvinisme."

Chauvinisme adalah perasaan cinta yang berlebihan kepada tanah

airnya, dengan mengabaikan sifat-sifat baik dari bangsa lain. Nah, tahu

sendiri kan bagaimana orang yang lihat pada tersenyum kecut?

Memang hal ini tidak menimpa semua peserta. Tapi kan paling

tidak bisa dijadikan sampel. Yang tembus ke final saja tidak tahu apa-

apa. Bagaimana yang tidak tembus. Barangkali lebih kacau lagi. Malah

jadinya kita kepikiran; jangan-jangan memang yang dinilai pertama kali

adalah penampilannya. Bukan brain. Bisa jadi kan?

Curhat Mantan "Puteri Indonesia"

Konon kabarnya, dari kabar yang belum tentu kabur juga, tulisan

Angeline Patricia Pingkan Sondakh dalam sebuah bukunya, "Kecantikan

Bukan Modal Utama Saya" membuat "sewot" beberapa kalangan di

Yayasan Puteri Indonesia sebagai lembaga penyelenggara ajang tersebut.

Buku itu membuka informasi dari sudut pandang yang intim dari tidak

saja pengalaman, juga perenungan seorang Puteri Indonesia tentang

bagaimana ia memahami posisinya. Dengan begitu, pembaca dapat info

jujur karena buku itu berasal dari catatan harian, catatan pribadi Angie-

nama panggilannya--kepada seorang teman khayali bernama "Rasa".

Angie menuliskan curahan hatinya dalam bukunya tersebut, "Saya

sangat bersyukur pernah menyandang gelar Puteri Indonesia dan saya

menjalankan semua tugas saya selama ini dengan senang hati. Meskipun

ada yang "disayangkan", saya lebih banyak tampil untuk demo kecantikan

dan berbicara tak jauh dari topik kecantikan. Saya sama sekali tidak

keberatan, asalkan diimbangi dengan kegiatan yang menonjolkan kriteria

yang lain, yaitu kecerdasan intelektual."

Pada kesempatan lain, Angie mengeluh (catatan 13 Desember

2001): "Dan memang tidak bisa dipungkiri selama masih di dunia

entertainment, phisical appearance will be top of the list. Kadang hal

Page 7: Fiqih - Kontes Kecantikan

4

itu memberatkan. Harus memikirkan masalah berat badan, jerawat,

kehalusan kulit dan semua yang berhubungan dengan penampilan.”

"Lewat tulisan ini, saya ingin mendidik calon peserta Puteri

Indonesia dan kebanyakan remsaja puteri, bagaimana memahami makna

kecantikan. Dan, bagaimana nilai diri tidak semata ditentukan oleh

kecantikan, tidak jadi hamba terhadap usaha menjadi cantik," tutur

Angie yang mendapat permintaan terjemahan bukunya ke bahasa Inggris

oleh dua lembaga di AS dan Australia.

Rasanya cukup memberikan gambaran yang jelas dan utuh tentang

sosok Puteri Indonesia. Paling tidak, karena yang melukiskan adalah

penyandang gelarnya langsung. Tak banyak memang yang berpikir seperti

itu. Yang mau berpikir lebih bijak dan dewasa. Sebab, yang kita saksikan

sekarang, teman remsaja puteri sepertinya sangat kuat keinginannya

untuk menjadi yang tercantik penampilannya.

Pelecehan Terhadap wanita

Sebetulnya, kalau mau merenung dalam-dalam, ajang tersebut,

atau ajang sejenisnya, secara tidak langsung merupakan pelecehan

terhadap harga diri seorang wanita. Bagaimana tidak, teman remaja

puteri dituntut untuk tampil lebih pol-polan dalam urusan penampilan

tubuh. Sebab, konon kabarnya itu adalah daya tarik seorang wanita di

mata pria. Benarkah? Tak sepenuhnya salah memang. Tapi tentunya

amat rendah bila wanita hanya dinilai dari sudut penampilannya saja.

Sayangnya, tidak banyak teman remaja puteri yang mau berpikir

menggunakan akal sehatnya. Celakanya, justru mereka kian berani untuk

berlomba memamerkan apa yang menjadi 'aset nasionalnya'.

Terus terang kita prihatin melihat kondisi ini. Bagaimana tidak,

teman remsaja puteri yang terjun ke dunia seperti itu lebih disebabkan

karena mereka mengejar karir dan juga popularitas, yang ujungnya

memang urusan duit. Tapi untuk itu mereka rela mengorbankan

kehormatan dan kesucian dirinya.

Page 8: Fiqih - Kontes Kecantikan

5

Buktinya? Bisa kita simak bagaimana penuturannya Angie di atas.

Ia selama mengenakan mahkota "Puteri Indonesia" seperti dibelenggu.

Harus inilah, harus itulah, yang intinya bagaimana harus jaim, alias jaga

imej.

Catatan Untuk Remaja Puteri Islam

Sangat menarik untuk disimak dari kontes Puteri Indonesia adalah

prinsip 3B; brain, behavior, and beauty. Harus ada standar yang pasti

yang bisa menunjukkan bahwa kepribadian seseorang bukan perkara

penampilannya saja, tapi juga tingkah lakunya, alias isi juga jadi ukuran.

Persoalannya, apakah dalam kriteria yang ditetapkan di ajang

pemilihan Puteri Indonesia sesuai dengan syariat Islam, rasanya semua

orang pasti sudah tahu jawabannya. Sebab, dalam masalah kepribadian

saja, lebih menitikberatkan kepada tingkah laku. Celakanya, tingkah laku

yang diinginkan harus sesuai dengan kondisi yang ada di masyarakat

sekarang. Jadi harus sesuai dengan aturan kehidupan dari sistem sekular

yang diterapkan selama ini.

Kecantikan dan kecerdasan bukanlah segalanya. Sebab, rasanya

percuma saja punya wajah cantik, penampilan tubuh aduhai, dan

memiliki tingkat kecerdasan yang lumayan, kalau tidak punya keimanan.

Sebab, dalam pandangan Allah, manusia itu dinilai dari ketakwaannya,

bukan dari yang lain. Penampilan fisik bisa disulap. Sangat boleh jadi

orang-orang akan berdecak kagum melihat penampilan kita yang nyaris

sempurna. Kita bisa mempermak wajah asli kita menjadi sangat lain.

Tepatnya, bisa menipu pandangan orang lain tentang siapa kita. Itu bisa

membuat kita menutupi jati diri kita yang sesungguhnya. Tapi kalau soal

ketakwaan, tidak bisa dinilai hanya karena orang tersebut mengenakan

embel-embel tertentu. Selintas mungkin iya, tapi itu tidak hakiki. Yang

dia lihat adalah hasilnya, yakni bagaimana ia wujudkan dalam kehidupan

sehari-harinya sebagai seorang muslim dan mukmin sejati.

Firman Allah SWT: “Sesungguhnya orang yang paling mulia di

antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara

Page 9: Fiqih - Kontes Kecantikan

6

kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS.

Al-Hujurat [49]: 13)

Sudah ada aturan mainnya dalam menutup aurat. Artinya,

muslimah tidak bisa seenaknya ngobral tubuh kepada siapapun yang

bukan mahram kamu. Lagi pula, sudah jadi rahasia umum kalau ajang

pemilihan 'ratu-ratuan' atau sejenisnya itu seringkali kali digunakan

untuk jajal kemampuan yang mereka miliki. Pamer aurat pun tidak

masalah. Celaka! Firman Allah Swt: "Hai Nabi katakanlah kepada isteri-

isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin:

‘Hendaklah mereka mengulurkan jilbab-nya ke seluruh tubuh mereka’.

Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu

mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha pengampun lagi Maha

penyayang." (QS. al-Ahzab [33]: 59).

Sabda Rasulullah saw.:"Wanita yang berpakaian tapi telanjang,

mereka melenggak-lenggokkan tubuhnya dan kepalanya bagai punuk

unta yang miring, mereka tidak akan masuk surga dan tidak akan

mendapatkan keharumannya, meskipun harum surga itu dapat dicium

dari jarak sekian dan sekian."(HR Muslim)

Sayangnya ajang seperti ini sepertinya akan terus diadakan. Salah

satu alasannya karena masalah perbedaan persepsi. Maklum, dalam

kehidupan yang sudah jauh sekali dari nilai luhur ajaran Islam,

masyarakat cenderung bebas berbuat. Prinsipnya, selama hal itu

menguntungkan dan mendatangkan manfaat, maka akan dikejar terus.

Tidak peduli halal atawa haram.

Ketika Wanita Menggoda

Allah ta‟ala telah menganugerahkan kepada kaum wanita

keindahan yang membuat kaum lelaki tertarik kepada mereka. Namun

syariat yang suci ini tidak memperkenankan keindahan itu diobral seperti

layaknya barang dagangan di etalase atau di emperan toko. Tapi

kenyataan yang kita jumpai sekarang ini wanita justru menjadi sumber

fitnah bagi laki-laki. Di jalan-jalan, di acara TV atau di VCD para wanita

Page 10: Fiqih - Kontes Kecantikan

7

mengumbar aurat seenaknya bak kontes kecantikan yang melombakan

keindahan tubuh, sehingga seolah-olah tidak ada siksa dan tidak kenal

apa itu dosa. Benarlah sabda Rasulullah yang mulia dalam hadits yang

diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim, di mana beliau bersabda,

“Tidak pernah kutinggalkan sepeninggalku godaan yang lebih besar bagi

kaum lelaki daripada wanita.” (HR. Bukhari Muslim)

Ya, begitulah realitasnya, wanita menjadi sumber godaan yang

telah banyak membuat lelaki bertekuk lutut dan terbenam dalam lumpur

yang dibuat oleh syaitan untuk menenggelamkannya. Usaha-usaha untuk

menggoda bisa secara halus, baik disadari maupun tidak, secara terang-

terangan maupun berkedok seni. Tengoklah kisah Nabi Allah Yusuf

„alaihis salam tatkala istri pembesar Mesir secara terang-terangan

menggoda Beliau untuk diajak melakukan tindakan tidak pantas. Nabi

Yusuf pun menolak dan berkata, “Aku berlindung kepada Allah, sungguh

tuanku telah memperlakukanku dengan baik.” (QS. Yusuf: 23)

Muhammad bin Ishaq menceritakan, As-Sirri pernah lewat di

sebuah jalan di kota Mesir. Karena tahu dirinya menarik, wanita ini

berkata, “Aku akan menggoda lelaki ini.” Maka wanita itu membuka

wajahnya dan memperlihatkan dirinya di hadapan As-Sirri. Beliau lantas

bertanya, “Ada apa denganmu?” Wanita itu berkata, “Maukah anda

merasakan kasur yang empuk dan kehidupan yang nikmat?” Beliau malah

kemudian melantunkan syair,”Berapa banyak pencandu kemaksiatan

yang mereguk kenikmatan dari wanita-wanita itu, namun akhirnya ia

mati meninggalkan mereka untuk merasakan siksa yang nyata. Mereka

menikmati kemaksiatan yang hanya sesaat, untuk merasakan bekas-

bekasnya yang tak kunjung sirna. Wahai kejahatan, sesungguhnya Allah

melihat dan mendengar hamba-Nya, dengan kehendak Dia pulalah

kemaksiatan itu tertutupi jua.” (Roudhotul Muhibbin wa Nuzhatul

Musytaqin, karya Ibnul Qayyim)

Perhatikanlah bagaimana Rasulullah telah mewanti-wanti kepada

kita sekalian lewat sabda beliau, “Hati-hatilah pada dunia dan hati-

hatilah pada wanita karena fitnah pertama bagi Bani Isroil adalah karena

Page 11: Fiqih - Kontes Kecantikan

8

wanita.” (HR. Muslim) Kini, di era globalisasi, ketika arus informasi

begitu deras mengalir, godaan begitu gampang masuk ke rumah-rumah

kita. Cukup dengan membuka surat kabar dan majalah, atau dengan

mengklik tombol remote control, godaan pun hadir di tengah-tengah kita

tanpa permisi, menampilkan wanita-wanita yang berpakaian tapi

telanjang, berlenggak-lenggok memamerkan aurat yang semestinya

dijaga.

Page 12: Fiqih - Kontes Kecantikan

9

BAB III

PENUTUP

Sebagai penutup, kita perlu merenungkan dua bait syair yang

diucapkan oleh Sufyan Ats-Tsauri: “Kelezatan-kelezatan yang didapati

seseorang dari yang haram, toh akan hilang juga, yang tinggal hanyalah

aib dan kehinaan, segala kejahatan akan meninggalkan bekas-bekas

buruk, sungguh tak ada kebaikan dalam kelezatan yang berakhir dengan

siksaan dalam neraka.”

Seorang ulama yang masyhur, Ibnul Qayyim pun memberikan

nasihat yang sangat berharga: “Allah Subhanahu wa ta‟ala telah

menjadikan mata itu sebagai cerminan hati. Apabila seorang hamba

telah mampu meredam pandangan matanya, berarti hatinya telah

mampu meredam gejolak syahwat dan ambisinya. Apabila matanya

jelalatan, hatinya juga akan liar mengumbar syahwat…”

Page 13: Fiqih - Kontes Kecantikan

10

DAFTAR PUSTAKA

Sholihin, 2002, Balada Putri Indonesia, http://www.dudung.net/

Aminudin, Abu Harun, 2008, Katika Wanita Menggoda,

http://www.sholat.net/