fiqh mawaris

15
FIQH MAWARIS KONSENTRASI: PERADILAN AGAMA & PERBANDINGAN MAZHAB FIQH Oleh: DRA. MASKUFA, MA 2013

Upload: ranchoddas-alfian

Post on 24-Oct-2015

29 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: FIQH MAWARIS

FIQH MAWARIS

KONSENTRASI:

PERADILAN AGAMA&

PERBANDINGAN MAZHAB FIQH

Oleh:

DRA. MASKUFA, MA

2013

Page 2: FIQH MAWARIS

Pengertian Adalah hukum yang mengatur ttg pemindahan hak pemilikan harta peninggalan (tirkah) pewaris, menentukan siapa2 yang berhak menjadi ahli waris & berapa bagiannya masing2Almawaris ﴿المواريث adalah disiplin ilmu ﴾islam yang mengatur pembagian harta warisan kepada orang-orang yang berhak mendapatkannya; Mawaris dinamakan juga Ilmu Faraidh ( الفرائض .(علم

Page 3: FIQH MAWARIS

Sejarah

Sebab mempusakai masa pra Islam.

1. Pertalian kerabat (qarabah): dewasa, laki2 anak lk2, sdr lk2, paman dan anak paman.

2. Janji setia (Mukhalafah)3. Adopsi (tabanni) Sebab mempusakai pada

masa awal Islam:1. Adopsi2. Hijrah dari Mekkah ke

Madinah dan persaudaraan Muhajirin dan Anshar (muakhoh)

• Keistimewaan aturan kewarisan islam

1. Tidak boleh berwasiat lebih dari 1/3 harta

2. Bapak/kakek, suami/istri berhak mendapat pusaka

3. Anak berapapun besar/kecil berhak mendapat pusaka

4. Perempuan berhak5. Adopsi dan janji setia tidak

lagi berhak mendapat pusaka.

Page 4: FIQH MAWARIS

Dasar HukumQS. al-nisa ayat 7, 11, 12 & 176, al-Anfal ayat 75

Bagi laki-laki ada hak bagian dari harta peninggalan ibu-bapa dan kerabatnya, dan bagi wanita ada hak bagian (pula) dari harta peninggalan ibu-bapa dan kerabatnya, baik sedikit atau banyak menurut bahagian yang telah ditetapkan (An-Nisa, 7)

Page 5: FIQH MAWARIS

"Allah mensyariatkan bagimu tentang (pembagian pusaka untuk) anak-anakmu. Yaitu, bagian seorang anak laki-laki sama dengan bagian dua orang anak perempuan; dan jika anak itu semuanya perempuan lebih dari dua, maka bagi mereka dua pertiga dari harta yang ditinggalkan; jika anak perempuan itu seorang saja, maka ia memperoleh seperdua (dari) harta (yang ditinggalkannya). Dan untuk dua orang ibu-bapak bagi masing-masingnya seperenam dari harta yang ditinggalkan, jika yang meninggal itu mempunyai anak; jika orang yang meninggal tidak mempunyai anak dan ia diwarisi oleh ibu-bapaknya (saja), maka ibunya mendapat sepertiga; jika yang meninggal itu mempunyai beberapa saudara, maka ibunya mendapat seperenam. (Pembagian-pembagian tersebut di atas) sesudah dipenuhi wasiat yang ia buat atau (dan) sesudah dibayar utangnya. (Tentang) orang tuamu dan anak-anakmu, kamu tidak mengetahui siapa diantara mereka yang lebih dekat (banyak) manfaatnya bagimu. Ini adalah ketetapan dari Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana." (Q.S. an-Nisaa' - 11)

Page 6: FIQH MAWARIS

-         "Dan bagimu (suami-suami) seperdua dari harta yang ditinggalkan oleh istri-istrimu, jika mereka tidak mempunyai anak. Jika istri-istrimu itu mempunyai anak, maka kamu mendapat seperempat dari harta yang ditinggalkannya sesudah dipenuhi wasiat yang mereka buat atau (dan) sesudah dibayar utangnya. Para istri memperoleh seperempat harta yang kamu tinggalkan jika kamu tidak mempunyai anak. Jika kamu mempunyai anak, maka para istri memperoleh seperdelapan dari harta yang kamu tinggalkan sesudah dipenuhi wasiat yang kamu buat atau (dan) sesudah dibayar utang-utangmu. Jika seseorang mati, baik laki-laki maupun perempuan, yang tidak meninggalkan ayah dan tidak meninggalkan anak, tetapi mempunyai seorang saudara laki-laki (seibu saja) atau seorang saudara perempuan (seibu saja), maka bagi masing-masing dari kedua jenis saudara itu seperenam harta. Tetapi jika saudara-saudara seibu itu lebih dari seorang, maka mereka bersekutu dalam yang sepertiga itu, sesudah dipenuhi wasiat yang dibuat olehnya atau sesudah dibayar utangnya dengan tidak memberi mudarat (kepada ahli waris). (Allah menetapkan yang demikian itu sebagai) syariat yang benar-benar dari Allah, dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Penyantun." (Q.S. an-Nisaa' - 12) 

Page 7: FIQH MAWARIS

"Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah: Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu): jika seorang meningal dunia, dan ia tidak mempunyai anak dan mempunyai saudara perempuan, maka bagi saudaranya yang perempuan itu seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mempusakai (seluruh harta saudara perempuan), jika ia tidak mempunyai anak; tetapi jika saudara

perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan oleh yang meninggal. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara laki-laki dan

perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sebanyak bagian dua orang saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, supaya kamu tidak sesat. Dan

Allah Maha Mengetahui segala sesuatu." (Q.S. an-Nisaa' - 176)

Page 8: FIQH MAWARIS

Dan orang-orang yang beriman sesudah itu, serta berhijrah dan berpegang bersamamu

maka orang-orang itu termasuk golonganmu. Orang-orang yang mempunyai pertalian darah kerabat itu sebagiannya lebih berhak terhadap

sesamanya (daripada yang bukan kerabat) menurut ketentuan kitab Allah. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui segala sesuatu. (QS.

Al-Anfal,8:75)

Page 9: FIQH MAWARIS

diagram hubungan antara pewaris dan ahli waris

dalam Al-Qur’an

Page 10: FIQH MAWARIS

Hadis, ijma dan ijtihad:٦٢٣٥صحيح البخاري •

@ا • @َن َّدCَث @EEيَل@ َحHَم@اِع KEEْسH KُنN ِإ ى ْب @EEوْسNا ُم@ @َن َح@َّدCَث HِهEEيH ْب

@ اُوNٍسV ِع@ُنK َأ @EEَط NُنK @ا اEْب @َن َّدCَث @EEَح ZٌبK ُوNEَه@يا @EEَمNُهK ِهN ِع@َن CEEَي@ الَّل HEEِض اٍسVE ر@ CEEِع@ب HُنK ِعE@ُنK اْب

Cَم@ َّل @EEُو@ْس Hِه KEEي@ ِهE Nِع@َّل CEEى الَّلCEَّل @EEص bَيH Cب ِع@ُنKE الَنا @Eا َف@َم @EُهH َهKَّل

@ Hَأ Eَض@ ْبH اِئ َر@ @EَفK وا ال NEُقHحK @ل اَل@ َأ @EَقVَر@ ُجNَلV َذ@َك @ى ر@ EلKُو

@ Hو@ َأِلNَي@ َف@ُهHُق@ Eْب

• Shahih Bukhari 6235: Telah menceritakan kepada kami Musa bin Isma'il telah menceritakan kepada kami Wuhaib telah menceritakan kepada kami Ibnu Thawus dari ayahnya dari Ibnu 'Abbas radliallahu 'anhuma, dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Berikanlah bagian fara`idh (warisan yang telah ditetapkan) kepada yang berhak, maka bagian yang tersisa bagi pewaris lelaki yang paling dekat (nasabnya)."

• Ijma & ijtihad1. Status

saudara yang mewarisi bersama kakek

2. Status cucu yang ayahnya lebih dulu wafat

Page 11: FIQH MAWARIS
Page 12: FIQH MAWARIS

1. Perkawinan: sah menurut syariah dan ikatan perkawinan mash dianggap utuh/masih utuh.

2. Kekerabatan: garis kekerabatan: ushul, furu’ dan hawasyipenerimaan saham: (ashab furud, ashabah, fard + ashabah dan dzawil arham)

3. Wala: kekerabatan krn membebaskan budak

Page 13: FIQH MAWARIS

Istilah yang terkait dengan kewarisan

• Pewaris atau Almūwârris (المورث) : orang yang pada saat meninggalnya/yg dinyatakan meninggal oleh putusan pengadilan beragama Islam, meninggalkan ahli waris & harta peninggalan yaitu si mayit yang meninggalkan harta.

• Ahli waris atau Alwââris (وارثEال) yaitu mereka yang mempunyai hak mendapatkan harta waris, mempunyai hubungan darah/hubungan perkawinan dg pewaris, beragama Islam & tidak terhalang karena hukum menjadi ahli waris

• Harta peninggalan atau Almâūrūs (الَمورُوث) : harta yang ditinggalkan oleh pewaris baik yang berupa harta benda yang menjadi miliknya maupun hak-haknya.

• Harta warisan: harta bawaan ditambah harta bersama setelah digunakan untuk keperluan pewaris selama sakit, biaya pengurusan jenazah (tajhiz), pembayaran utang dan pemberian untuk kerabat

• Wasiat: pemberian suatu benda kepada orang lain/lembaga yang akan berlaku setelah pewaris meninggal dunia

• Hibah: pemberian suatu benda secara sukarela dan tanpa imbalan dari seseorang kepada orang lain yang masih hidup untuk dimiliki

• Fard, dzawil furudh, dzawil arham, ashobah, aul, radd dll.

Page 14: FIQH MAWARIS

Pembagian harta pusaka dapat dilaksanakan apabila memenuhi syarat berikut:1. Mâutūl Muwârrîs yaitu kepastian meninggalnya si mayit baik hîqiqâh (َحُقيُقة) seperti

langsung semuanya menyaksikan secara seksama bahwasanya yang dimaksud telah tiada atau meninggal secara hukum (َحكَما) seperti orang yang hilang karena terlalu lama

kemudian pengadilan memberi keputan bahwasanya yang dimaksud telah tiada atau tâqdir (تُقَّديَرا) seperti orang yang sudah pikun dan sangat tua sekali umurnya melampaui

batas kewajaran tidak ada orang yang masih hidup sampai seumurnya. 2. Tâhqiq Hâyâtul Alwââris yaitu memastikan adanya ahli waris yang akan mewarisi harta

simayit tadi.3. Alîlm Bî Asbâb Alîrs yaitu mengetahui sebab-sebab adanya waris, mengetahui siapa saja mereka yang mendapatkan waris dan siapa saja mereka yang tidak mendapatkan

waris. (Akan kita bahas nanti Insya Allah)

Page 15: FIQH MAWARIS

Kewarisan akan terjadi apabila terpenuhinya rukun:1. Almūwârris (المورث) yaitu si mayit yang meninggalkan harta.2. Alwââris (وارثEال) yaitu mereka yang mempunyai hak mendapatkan waris.3. Almâūrūs (الَمورُوث) yaitu barang peninggalan si mayit baik berupa harta ataupun benda