finally !

18
1 Mekanisme Sistem Perkemihan dan Pengaruh Pembesaran Kelenjar Prostat Ginatri Florinda Gultom 102011155 Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jl. Terusan Arjuna No. 6, Jakarta 11510 Email: [email protected] Pendahuluan Sistem perkemihan merupakan salah satu sistem dalam tubuh manusia yang sangat  penting untuk menjaga keseimbangan homeostasis tubuh. Sistem ini merupakan salah satu sistem yang kerja utamanya ialah sebagai tempat pembuangan zat-zat sisa metabolisme tubuh, yang tidak terpakai. Yang kalau tidak segera dibuang akan menjadi racun bagi tubuh manusia itu sendiri dan akan mengganggu homeostasis tubuh. Sistem ini melibatkan beberapa organ- organ tubuh dan juga memiliki mekanisme tersendiri. Sistem perkemihan dapat terganggu sistem kerjanya dikarenakan berbagai faktor. Seperti dalam skenario seorang bapak yang memiliki keluhan sering merasa ingin buang air kecil tetapi tidak tuntas dan dinyatakan bahwa kelenjar prostat bapak tersebut membesar. Oleh sebab itu melalui makalah ini akan dibahas mengenai mekanisme sistem perkemihan dan pengaruh pembesaran prostat pada sistem perkemihan. Sistem Perkemihan Sistem perkemihan merupakan suatu sistem dimana terjdinya proses penyaringan darah sehingga darah bebas dari zat-zat yang yang tidak dipergunakan oleh tubuh dan menyerap zat-zat yang masih dipergunakan oleh tubuh. Zat-zat yang tidak dipergunakan lagi oleh tubuh larut dlam air dan dikeluarkan berupa urin (air kemih). 1  Sistem perkemihan terdiri atas ginjal, ureter, kandung kemih dan uretra. Ginjal mengeluarkan sekret urin dan uretra mengeluarkan urin dari kandung kemih. Urin terdiri atas air, urea, dan natrium klorida. Ureum merupakan hasil akhir metabolisme protein dan berasal dari asam amino dalam hati yang mencapai ginjal. Kandungan ureum normal dalam darah sekitar 30-100cc, namun tergantung dari jumlah protein yang dimakan dan fungsi hati dalam  pembentukan ureum. 1  Rata-rata jumlah urin normal adalah 1-2 liter namun jumlah yang dikeluarkan berbeda setiap kalinya sesuai jumlah cairan yang masuk. Warna urin yang normal adalah bening

Upload: gina-florinda-gultom

Post on 09-Oct-2015

13 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

semoga berguna ya

TRANSCRIPT

Mekanisme Sistem Perkemihan dan Pengaruh Pembesaran Kelenjar ProstatGinatri Florinda Gultom102011155Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida WacanaJl. Terusan Arjuna No. 6, Jakarta 11510Email: [email protected]

PendahuluanSistem perkemihan merupakan salah satu sistem dalam tubuh manusia yang sangat penting untuk menjaga keseimbangan homeostasis tubuh. Sistem ini merupakan salah satu sistem yang kerja utamanya ialah sebagai tempat pembuangan zat-zat sisa metabolisme tubuh, yang tidak terpakai. Yang kalau tidak segera dibuang akan menjadi racun bagi tubuh manusia itu sendiri dan akan mengganggu homeostasis tubuh. Sistem ini melibatkan beberapa organ-organ tubuh dan juga memiliki mekanisme tersendiri. Sistem perkemihan dapat terganggu sistem kerjanya dikarenakan berbagai faktor. Seperti dalam skenario seorang bapak yang memiliki keluhan sering merasa ingin buang air kecil tetapi tidak tuntas dan dinyatakan bahwa kelenjar prostat bapak tersebut membesar. Oleh sebab itu melalui makalah ini akan dibahas mengenai mekanisme sistem perkemihan dan pengaruh pembesaran prostat pada sistem perkemihan.

Sistem PerkemihanSistem perkemihan merupakan suatu sistem dimana terjdinya proses penyaringan darah sehingga darah bebas dari zat-zat yang yang tidak dipergunakan oleh tubuh dan menyerap zat-zat yang masih dipergunakan oleh tubuh. Zat-zat yang tidak dipergunakan lagi oleh tubuh larut dlam air dan dikeluarkan berupa urin (air kemih).1 Sistem perkemihan terdiri atas ginjal, ureter, kandung kemih dan uretra. Ginjal mengeluarkan sekret urin dan uretra mengeluarkan urin dari kandung kemih. Urin terdiri atas air, urea, dan natrium klorida. Ureum merupakan hasil akhir metabolisme protein dan berasal dari asam amino dalam hati yang mencapai ginjal. Kandungan ureum normal dalam darah sekitar 30-100cc, namun tergantung dari jumlah protein yang dimakan dan fungsi hati dalam pembentukan ureum.1 Rata-rata jumlah urin normal adalah 1-2 liter namun jumlah yang dikeluarkan berbeda setiap kalinya sesuai jumlah cairan yang masuk. Warna urin yang normal adalah bening orange pucat tanpa endapan berbau tajam memiliki raksi sedikit asam dengan ph rata-rata 6 dan BJ berkisar antara 1010-1025.Dalam sistem perkemihan, terdapat organ-organ yang terlibat langsung dalam sistem tersebut. Satu kesatuan organ tersebut dapat kita sebut sebagai tractus urinarius. Berikut ini akan dibahas organ-organ tersebut secara makroskopis dan mikroskopis.

Struktur Makroskopis Tractus UrinariusTractus Urinarius adalah suatu saluran sistem tubuh untuk memproduksi urin yang merupakan suatu cara untuk membuang sisa sisa hasil metabolisme yang sudah tidak dapat dipakai lagi oleh tubuh. Komponen dari Tractus Urinarius adalah 2 buah/sepasang Ginjal, 2 buah/sepasang Ureter, Vesica Urinaria, dan Urethra.2

Gambar 1. Traktus Urinarius1Ginjal / RenGinjal adalah organ berbentuk seperti kacang, berwarna merah tua, panjangnya sekitar 12.5 cm dan tebalnya sekitar 2,5 cm. Ginjal memiliki bentuk seperti kacang dengan lekukan yang menghadap ke dalam. Di tiap ginjal terdapat bukaan yang disebut hilus yang menghubungkan arteri renal,vena renal, dan ureter.2 Terdapat 2 buah ginjal dalam satu tubuh manusia. Ginjal terletak di area yang cukup tinggi, yaitu pada dinding abdomen posterior yang berdekatan dengan 2 pasang iga terakhir. Ginjal kiri terletak pada costae 11/ lumbal 2-3, dan ginjal kanan terletak di costae 12/ lumbal 3-4. Organ ini terletak secara retroperitoneal dan di antara otototot punggung dan peritoneum rongga abdomen atas. Ginjal kiri letaknya lebih tinggi daripada ginjal kanan dikarenakan adanya Hepar pada sisi kanan tubuh. Setiap ginjal mempunyai kelenjar adrenal pada bagian atasnya. Bagian paling luar dari ginjal disebut korteks atau pembungkus ginjal. Pembungkus ginjal ini terdiri dari tiga bagian, yaitu: capsula fibrosa, capsula adiposa, dan fascia renalis.2 Capsula fibrosa merupakan bagian yang mudah dikupas dan merupakan pembungkus yang membungkus langsung ginjal, tetapi tidak ikut membungkus glandula supra renalis. Capsula adiposa merupakan pembungkus ginjal setelah kapsula fibrosa, mengandung banyak lemak dan ikut membungkus glandula supra renalis. Fascia renalis letaknya paling luar, lapisan depan disebut fascia prerenalis, dan lapisan belakang disebut fascia retro renalis. Kedua lembar fascia renalis ini ke kaudal tetap berpisah, namun di cranial menjadi satu. Bagian dalam ginjal yang terlihat jika ginjal kita dibelah antara lain ialah korteks ginjal, medulla ginjal yang masing-masing berbentuk seperti piramid, calyx minor dan mayor, lalu pelvis renalis, yang kemudian berlanjut ke ureter.2Arteri renalis berasal dari aorta abdominalis setinggi vertebrae lumbalis 1-2. Masing-masing arteri renalis yang masuk ke dalam hilus renale bercabang menjadi arteri segmentalis. Arteri ini mendarahi segmen-segmen atau area renalis yang berbeda. Arteri lobares berasal dari arteriae segmentalis, masing-masing satu buah untuk satu pyramid renalis. Sebelum masuk substansi renalis , setiap arteri interlobaris mempercabangkan dua atau tiga arteri interlobularis. Arteri interlobaris berjalan menuju cortex diantara pyramid renales. Pada perbatasan cortex dan medulla renalis, arteri interlobaris bercabang menjadi arteri arcuata yang melengkung diatas basis pyramid renales. Arteri arcuata mempercabangkan sejumlah arteri interlobularis yang berjalan ke atas di dalam cortex. Arteri afferent glomerolus merupakan cabang arteri interlobularis.2,3Sistem vena pada ginjal ini pun sama seperti pada system arterinya, hanya saja arahnya yang berbalik. Aliran limfe ginjal berasal dari noduli aortic lateralis disekitar pangkal arteria renalis. Persarafannya berasal dari serabut plexus renalis. Serabut-serabut afferent yang berjalan melalui plexus renalis masuk ke medulla spinalis melalui nervi thoracica 10,11,12.

Ureter Ureter adalah saluran perpanjangan tubular berpasangan dan berotot dari pelvis ginjal yang merentang hingga vesica urinaria. Ureter memiliki panjang antara 25 sampai 30 cm. Saluran ini menyempit di 3 tempat yaitu proksimal ureter, yaitu pada uretero pelvic junction. Tempat persilangan ureter dengan vassa illiaca yang biasa disebut flexura marginalis. Distal ureter, yaitu pada muara ureter ke dalam vesica urinaria. Arteri yang mendarahi ureter adalah ujung atas oleh arteriae renalis, kemudian bagian tengah oleh arteri testicularis atau arteri ovarica, dan didalam pelvis oleh arteri vesicalis superior. Darah vena dialirkan kedalam vena yang sesuai dengan arteri. Persarafan ureter oleh plexus hypogastricus inferior torakalis 11 lumbalis 2 melalui neuron simpatis. Serabut-serabut aferen berjalan bersama dengan saraf simpatis dan masuk ke dalam medulla spinalis setinggi segmen lumbalis I dan II. Biasanya, batu ginjal dapat menyangkut pada 3 tempat tersebut sehingga menyebabkan nyeri yang biasa disebut Colic Ginjal. Lapisan muscular memiliki aktivitas peristaltik intrinsik, mengalirkan urin menuju vesica urinaria untuk kemudian dikeluarkan dari tubuh.2,3

Vesica UrinariaVesica Urinaria adalah suatu organ yang berfungsi untuk menampung urin. Pada laki laki, organ ini terletak tepat dibelakang symphisis pubis dan di depan rektum. Pada perempuan, organ ini terletak agak dibawah uterus, di depan vagina. Vesica urinaria yang kosong berbentuk pyramid, mempunyai apex, basis, dan sebuah facies superior serta dua buah fascies inferolateralis, juga mempunyai collum. Saat kosong, berukuran kecil seperti buah kenari, dan terletak di pelvis. Sedangkan saat penuh berisi urine, tingginya dapat mencapai umbilicus dan berbentuk seperti buah pir.2,3 Vesica urinaria yang kosong pada orang dewasa seluruhnya terletak di dalam pelvis, bila vesica urinaria terisi, dinding atasnya terangkat sampai masuk region hypogastricum. Pada anak kecil, vesica urinaria yang kosong menonjol diatas aperture pelvis superior, kemudian bila cavitas pelvis membesar, vesica urinaria terbenam didalam pelvis untuk menempati posisi seperti pada orang dewasa. Bagian dalam vesica urinaria terdiri atas tunica mukosa sebagian besar berlipat-lipat pada vesica urinaria yang kosong dan lipatan-lipatan tersebut akan menghilang bila vesica urinaria terisi penuh. Area tunica mukosa yang meliputi permukaan dalam basis vesica urinaria dinamakan trigonum vesica liutaudi. Disini, tunica mucosa selalu licin, walaupun dalam keadaan kosong karena membran mukosa pada trigonum ini melekat dengan erat pada lapisan otot yang ada dibawahnya. Trigonum vesica dibatasi disebelah atas oleh rigi muscular yang berjalan dari muara ureter yang satu ke muara ureter lain dan disebut sebagai plica interureterica . Uvula vesica merupakan tonjolan kecil yang terletak tepat dibelakang ostium urethra yang disebabkan oleh lobus medius prostat yang ada dibawahnya. Tunica muscularis vesica urinaria terdiri atas otot polos yang tersusun dalam tiga lapisan yang saling berhubungan yang disebut sebagai musculus detrusor vesica. Pada collum vesica, komponen sirkuler dari lapisan otot ini menebal untuk membentuk musculus sphincter vesica. Pendarahan vesica urinaria berasal dari arteri vesicalis superior dan inferior, cabang arteri iliaca interna. Vena membentuk plexus venosus vesicalis, dibawah berhubungan dengan plexus venosus prostaticus dan bermuara ke vena iliaca interna. Pada system pembuluh limfe bermuara ke nodi iliaci interni dan externi. Persarafan vesica urinaria berasal dari plexus hypogastrica inferior. Serabut pasca ganglionik simpatis berasal dari ganglion lumbalis pertama dan kedua lalu berjalan kebawah turun ke vesica urinaria melalui plexus hypogastricus. Serabut preganglionik parasimpaticus yang muncul sebagai nervi spancnicipelvic berasal dari nervus sacrales.2,3

UrethraUrethra adalah saluran akhir dari tractus urinarius, yang mengalirkan urine ke luar tubuh. Pada pria, urethra memiliki panjang hingga 20 cm, dan selain berfungsi untuk mengeluarkan urine, juga berfungsi untuk membawa keluar semen, namun tidak pada saat yang bersamaan.Urethra pada pria dibagi menjadi 3 bagian, urethra pars prostatika, urethra pars membranosa, dan urethra pars cavernosa. Uretrha pars prostatika dikelilingi oleh kelenjar prostat, dan merupakan muara dari 2 buah duktus ejakulatorius. Juga merupakan muara dari beberapa duktus dari kelenjar prostat. Urethra pars membranosa bagian terpendek, berdinding tipis dan dikelilingi oleh otot rangka sfingter urethra eksterna. Urethra pars cavernosa merupakan bagian terpanjang. Menerima duktus dari kelenjar bulbourethralis dan bermuara pada ujung penis. Sebelum mulut penis, bagian ini membentuk suatu dilatasi kecil, yang disebut fossa navicularis. Bagian ini dikelilingi oleh korpus spongiosum yang merupakan suatu kerangka ruang vena yang besar, urethra pada wanita memiliki panjang yang jauh lebih pendek. Ujung mulut urethra pada wanita terletak dalam vestibulum, antara clitoris dan vagina. Perbedaan panjang dan letak anatomis dari urethra ini, mengakibatkan perbedaan resiko akan terjadinya infeksi saluran kemih. Pada wanita, lebih mudah terjadi infeksi karena pendeknya panjang urethra, dan dekatnya dengan vagina, yang memiliki banyak mikroorganisme sebagai flora normal, namun bersifat infeksius jika berpindah tempat.2,3

Struktur Mikroskopis Traktur UrinariusGinjal Irisan sagital ginjal menampakan bagian korteks yang lebih gelap di bagian luar, dan bagian medula yang lebih pucat di bagian dalam yang terdiri atas piramid renal berbentuk kerucut. Juluran menurun korteks di antara piramid membentuk kolumna renalis. Dasar setiap piramid, disebut papila renalis, dikelilingi calyx minor berbentuk corong. Calyx minor bergabung membentuk calyx major yang pada gilirannya bergabung membentuk pelvis renalis. Susunan fungsional ginjal disebut nefron. Ginjal tersusun atas banyak nefron, yang berfungsi untuk filtrasi dan pembentukan urin.4 Satu unit nefron terdiri dari glomerulus, tubulus kontortus proksimal, ansa henle, tubulus kontortus distal, dan ductus coligentus. Glomerulus merupakan suatu gulungan kapiler. Dikelilingi oleh sel-sel epitel lapis ganda atau biasa disebut kapsul bowman. Bertindak seperti saringan, menyaring darah yang datang dari arteriol afferen. Membentuk urin primer yang berupa cairan pekat, kental, dan masih seperti darah, tapi protein dan glukosa, sudah tidak ditemukan. Tubulus kontortus proksimal merupakan suatu saluran mikro yang amat berliku dan panjang. Mempunyai mikrovilus untuk memperluas area permukaan lumen. Ansa Henle adalah suatu saluran mikro yang melengkung dan berliku, terdiri dari bagian yang tipis dan yang tebal. Bagian tebal terdiri atas tubulus rectus proximal dan tubulus rectus distal. Pada bagian yang tipis, didominasi oleh reabsorpsi air. Sedangkan pada bagian yang tebal, didominasi oleh reabsorpsi elektrolit, seperti NaCl. Dan pada ansa henle ini lah nantinya akan terjadi mekanisme counter current, yaitu salah satu mekanisme dalam pembentukan urine. Tubulus kontortus distal adalah suatu saluram mikro yang juga panjang dan berliku. Disini, sedikit dilakukan reabsorpsi air. Ductus coligentus suatu saluran lurus dimana berkumpulnya hasil urin setelah melewati tubulus kontortus distal. Bermuara ke calyx minor renalis. Yang selanjutnya akan dibawa ke calyx mayor renalis, lalu ke pelvis renalis.4,5Nefron dapat dibagi-bagi lagi menjadi beberapa bagian antara lain berdasarkan letak korpuskel dalam korteks, yaitu kapsular atau superfisial dan korteks tengah atau Yukstamedular. Berdasarkan panjangnya ansa henle, yaitu nefron pendek (korteks) yang meluas sampai ke zona luar medula dan nefron panjang (yukstamedular) yang meluas sampai zona dalam medula, bahkan dekat puncak papila. Nefron pendek lebih banyak daripada nefron panjang. Berikut ini merupakan pembahasan secara mikroskopis sel-sel yang ada dalam nefron.Glomerolus, terdiri atas kutub vaskular dan kutub urinarius. Kutub vaskular adalah masuknya arteriol afferen dan keluarnya arteriol efferen, sedangkan kutub urinarius adalah mulainya tubulus kontortus proksimal. Lamina basal tebal bekerja sebagai barir filtrasi. Sel-sel mesangial melekat ke kapiler mempunyai fungsi makrofag untuk membersihkan lamina basal.Kapsula glomerulus, terdiri atas dua lapis epitel membran, lapisan parietal luar membentuk dinding korpuskel luar, lapisan parietal dalam melapisi kapiler-kapiler, lapisan viseral terdiri dari podosit, dan perluasan kaki-pedikel yang membentuk celah filtrasi/filtration slits.Apparatus jukstaglomerular terdiri atas di atas badan malpighi ada aparatus/kompleks juxtaglomerulus, terdiri dari sel-sel juxtaglomerulus guna menghasilkan renin, sel-sel mesangial ekstraglomerular/ sel polkisen/ sel lacis menghasilkan eritropoetin dan makula densa sebagai sensor osmolaritas cairan di dalam tubulus distal.Tubulus kontortus proximal terdiri atas epitel kuboid rendah, inti bulat, bersifat asidofil, inti sel dengan jarak berjauhan, lumen tidak jelas karena terdapat brush border. Tubulus kontortus distalis terdiri atas epitel selapis kuboid rendah, bersifat basofil, inti sel dengan jarak berdekatan,lumen jelas karena tidak terdapat brush border, lumennya lebih lebar daripada tubulus kontortus proximal, makula densa menempel di tubulus kontortus distal dekat glomerulus. Duktus Koligens berdiameter 40 um, dengan epitel kuboid/torak, menjadi lebih torak pada tubulus pengumpul distal (sampai diameter 200 um), sitoplasma pucat, batas selnya jelas. Duktus papilaris merupakan duktus koligens berjalan dalam berkas medula menuju ke medula. Di bagian medula yang ke tengah beberapa duktus koligens bersatu untuk membentuk duktus yang besar, bermuara ke apeks papila yang disebut duktus papilaris (bellini). Sawar ginjal memisahkan darah kapiler glomerulus dari filtrat dalam rongga kapsula bowman, sawar terdiri dari sel endotel bertingkap, lamina basal, pedikel podosit yang dihubungkan dengan membran celah. Lamina basal dianggap sebagai saringan utama yang mencegah masuknya molekul besar.4,5

UreterMukosa ureter sangat berlipat dan dilapisi epitel transisional tebal. Di bawahnya terdapat lamina propria jaringan ikat. Muskularis ureter mengandung dua lapisan otot polos, yaitu lapisan otot longitudinal dalam dan lapisan otot sirkular di tengah. Lapisan ketiga, longitudinal luar terdapat di dinding ureter sepertiga bawah. Di sekitar dinding ureter terdapat jaringan ikat adventisia. Di dalam adventisia dan sekitarnya juga terdapat banyak pembuluh darah dan jaringan lemak.Ureter yang tidak diregangkan memiliki lumen berkelok karena adanya lipatan memanjang. Dinding ureter terdiri atas mukosa, muskularis, dan adventisia. Mukosa terdiriatas epitel transisional dan lamina propria lebar. Epitel transisional terdiri atas beberapa lapis sel, lapisan terluar ditandai sel-sel kuboid besar. Sel-sel intermediate berbentuk polihedral karena sel-sel di basal berbentuk kuboid atau silinder rendah. Permukaan basal epitel ini licin, tanpa lekukan papil-papil jaringan ikat. Lamina propria terdiri atas jaringan ikat fibroelastis lebih padat di bawah epitel lebih padat dibandingkan dengan fibroblas di dekat muskularis yang lebih longgar. Jaringan limfoid difus dan kadang-kadang limfonodus kecil mungkin terlihat sekitar lamina propria.Pada ureter bagian atas, muskularis terdiri atas lapisan otot polos longitudinal dalam dansirkular luar. lapisan ini tidak selalu jelas. Lapisan longitudinal luar tambahan terdapat padasepertiga ureter bagian bawah. Adventisia menyatu dengan jaringan ikat fibroelastis dan jaringan lemak di sekitarnya yang mengandung banyak arteri, venula, dan saraf kecil.4,6

Vesica UrinariaLapisan otot polos dinding vesica urinaria serupa dengan lapisan otot di ureter, kecualiketebalannya. Dinding vesica urinaria terdiri atas mukosa, muskularis, dan serosa pada permukaan superior vesica urinaria, permukaan inferiornya ditutupi oleh adventisia yang menyatu dengan jaringan ikat struktur-struktur dekatnya. Mukosa vesika yang kosong tampak berlipat-lipat. Epitel transisional mengandung lebih banyak lapisan sel dan lamina propria lebih lebar daripada yang di ureter. Jaringan ikat didalamnya mengandung lebih banyak serat elastin. Muskularisnya tebal dan ketiga lapisan di bagian leher vesika urinaria tersusun dalam berkas yang saling beranastomosis dengan jaringan ikat longgar di antaranya. Pada vesika kosong, sel-sel superfisial epitel transisional berbentuk kuboid atau silindris rendah. Bila vesika penuh dan epitel transisionalnya diregangkan, sel-selnya menjadi gepeng. Membran permukaan asidofilik sel-sel superfisial tampak jelas.4

UrethraUretra pada pria terdapat pada prostat, urogenital diapraghma, dan penis. Uretra pria terdiri dari mukosa, muskularis, dan adventisia. Pada lapisan mukosa, teridir dari epitel transisional sampai berlapis gepeng. Sedangkan pada lapisan muskularisnya terdapat otot polos. Panjang urethra pria sekitar 20 cm. Pada utethra wanita tabungnya pendek dari vesika urinaria sampai pada orificium external, kira-kira panjangnya 3-4 cm.4

Mekanisme Pembentukan dan Pengeluaran UrineUrine yang keluar dari tubuh merupakan hasil proses penyaringan plasma darah oleh ginjal, yang melalui beberapa proses yang rumit. Kemudian hasil tersebut dikeluarkan oleh organ-organ pengeluaran urin atau bisa kita sebut tractus urinarius. Tiga proses dasar yang terlibat dalam pembentukan urin, filtrasi glomerulus, reabsopsi tubulus, dan sekresi tubulus. Untuk mempermudah visualisasi tentang hubungan antara proses-proses di ginjal ini.1

Filtrasi Filtrasi glomerulus, sewaktu darah mengalir melalui glomerulus, plasma bebas protein tersaring melalui kapiler glomerulus ke dalam kapsul bowman. Dalam keadaan normal, 20% plasma yang masuk ke glomerulus tersaring. Proses ini, dikenal sebagai filtrasi glomerulus, adalah langkah pertama dalam pembentukan urin. Secara rerata, 125 ml filtrat glomerulus (cairan yang difiltrasi) terbentuk secara kolektif dari seluruh glomerulus setiap menit. Jumlah ini sama dengan 180 liter (sekitar 47,5 galon) setiap hari. Dengan mempertimbangkan bahwa volume rerata plasma pada orang dewasa adalah 2,75 liter, maka hal ini berarti bahwa ginjal menyaring keseluruhan volume plasma sekitar 65 kali sehari. Jika semua yang difiltrasi keluar sebagai urin, semua plasma akan menjadi urin dalam waktu kurang dari setengah jam. Namun, hal ini tidak terjadi karena tubulus ginjal dan kapiler peritubulus berhubungan erat di seluruh panjangnya, sehingga bahan-bahan dapat dipertukarkan antara cairan di dalam tubulus dan darah di dalam kapiler peritubulus.1,5 Dinding kapiler glomerular membuat rintangan untuk pergerakan air dan solute menyebrangi kapiler glomerular. Tekanan hidrostatik darah di dalam kapiler dan tekanan onkotik dari cairan di dalam bowman space merupakan kekuatan untuk proses filtrasi. Normalnya tekanan onkotik di bowman space tidak ada karena molekul protein yang medium-besar tidak tersaring. Rintangan untuk filtrasi (filtration barrier) bersifat selektif permeable. Normalnya komponen seluler dan protein plasma tetap di dalam darah, sedangkan air dan larutan akan bebas tersaring.Pada umunya molekul dengan radius 4nm atau lebih tidak tersaring, sebaliknya molekul 2 nm atau kurang akan tersaring tanpa batasan. Bagaimanapun karakteristik juga mempengaruhi kemampuan dari komponen darah untuk menyebrangi filtrasi. Selain itu beban listrik (electric charged) dari setiap molekul juga mempengaruhi filtrasi. Kation (positive) lebih mudah tersaring dari pada anion. Bahan-bahan kecil yang dapat terlarut dalam plasma, seperti glukosa, asam amino, natrium, kalium, klorida, bikarbonat, garam lain, dan urea melewati saringan dan menjadi bagian dari endapan. Hasil penyaringan di glomerulus berupa filtrat glomerulus (urin primer) yang komposisinya serupa dengan darah tetapi tidak mengandung protein.1,5

Reabsorpsi Reabsorpsi tubulus, sewaktu filtrat mengalir melalui tubulus, bahan-bahan yang bermanfaat bagi tubuh dikembalikan ke plasma kapiler peritubulus. Perpindahan selektif bahan-bahan dari bagian dalam tubulus (lumen tubulus) ke dalam darah ini disebut reabsorpsi tubulus. Bahan-bahan yang direabsorpsi tidak keluar dari tubuh melalui urin tetapi dibawa oleh kapiler peritubulus ke sistem vena dan kemudian ke jantung untuk diresirkulasi. Dari 180 liter plasma yang disaring per hari, sekitar 178,5 liter direabsorpsi. Sisa 1,5 liter di tubulus mengalir kembali ke dalam pelvis ginjal untuk dikeluarkan sebagai urin. Secara umum, bahan-bahan yang perlu dihemat oleh tubuh secara selektif direabsorpsi, sementara bahan-bahan yang tidak dibutuhkan dan harus dikeluarkan tetap berada di urin.1,5,6Setelah terjadi reabsorbsi maka tubulus akan menghasilkan urin sekunder yang komposisinya sangat berbeda dengan urin primer. Pada urin sekunder, zat-zat yang masih diperlukan tidak akan ditemukan lagi. Sebaliknya, konsentrasi zat-zat sisa metabolisme yang bersifat racun bertambah, misalnya ureum dari 0,03 dalam urin primer dapat mencapai 2% dalam urin sekunder. Meresapnya zat pada tubulus ini melalui dua cara. Gula dan asam amino meresap melalui peristiwa difusi, sedangkan air melalui peristiwa osmosis. Reabsorbsi air terjadi pada tubulus proksimal dan tubulus distal.Reabsorpsi Tubulus ProksimalBanyak zat yang diperoleh melalui mikropunksi ternyata masa isoosmotik sampai ke ujung tubulus proksimal. Pada tubulus proksimal ini, air akan keluar dari tubulus secara pasif akibat perbedaaan osmotik yang dihasilkan oleh transport aktif zat terlarut sehingga keadaan isotonik bisa dipertahankan. Zat organik terlarut seperti glukosa, asam amino, dan bikarbonat, lebih banyak diabsorpsi daripada air, sehingga konsentrasi zat tersebut menurun secara nyata.Reabsorpsi Ansa HenleAnsa henle terdiri dari tiga segmen fungsional yang berbeda: segmen tipis desenden, segmen tipis desenden, dan segmen tebal asenden. Bagian desenden segmen tipis sangat permeabel terhadap air dan sedikit permeabel terhadap kebanyakan zat terlarut termasuk ureum dan natrium. Sekitar 20% dari air yang difiltrasi akan direabsorpsi di ansa henle, dan hampir semua terjadi di lengkung tipis desenden karena lengkung tipis dan tebal asenden tidak permeabel terhadap air. Segmen tebal ansa henle, yang mereabsorpsi secara aktif natrium, klorida, dan kalium. Segmen tipis lengkung asenden mempunyai kemampuan reabsorpsi yang lebih rendah daripada segmen tebal, dan lengkung tipis desenden tidak mereabsorpsi zat terlarut ini dalam jumlah bermakna.1,5,6Reabsorpsi tubulus distal Segmen tebal asenden ansa henle berlanjut ke dalam tubulus distal. Bagian tubulus ini mempunyai kesamaan aktivitas reabsorpsi seperti segmen tebal ansa henle, artinya mereabsorpsi natrium, klorida, dan kalium, tetapi tidak permeabel terhadap air dan ureum. Oleh karena itu, segmen ini disebut segmen pengencer.Reabsorpsi Duktus KoligensDuktus ini adalah bagian akhir dalam pemrosesan urin sehingga memainkan peranan penting dalam menentukan keluaran akhir dari air dan zat terlarut dari urin. Ciri-ciri khusus segmen tubulus adalah sebagai berikut, yang pertama permeabilitas duktus koligens bagian medula terhadap air dikontrol oleh kadar ADH. Dengan kadar ADH yang tinggi, air banyak direabsorpsi ke dalam interstisium medula. Dan yang kedua duktus koligens bagian medula bersifat permeabel terhadap ureum.Reabsorpsi glukosaGlukosa, asam amino, dan bikarbonat direabsorpsi bersama-sama dengan Na+ di bagian awal tubulus proksimal. Mendekati akhir tubulus, Na+ akan direabsorpsi bersama dengan Cl-. Glukosa merupakan contoh zat yang direabsorpsi melalui transport aktif sekunder. Ambang ginjal untuk glukosa ialah kadarnya di plasma yang pertama kali menyebabkan glukosa ditemukan di urin dalam jumlah melebihi jumlah kecil yang biasa diekskresi. Ambang ginjal untuk glukosa adalah 180% mg.1,5,6

Sekresi Sekresi tubulus merupakan proses ginjal ketiga, yaitu pemindahan selektif bahan-bahan dari kapiler peritubulus ke dalam lumen tubulus. Proses ini merupakan rute kedua bagi masuknya bahan ke dalam tubulus ginjal dari darah, sedangkan yang pertama adalah filtrasi glomerulus. Hanya sekitar 20 % dari plasma yang mengalir melalui kapiler glomerulus difiltrasi ke dalam kapsul bowman, sisa 80% mengalir melalui arteriol aferen ke dalam kapiler peritubulus. Sekresi tubulus merupakan mekanisme untuk mengeluarkan bahan dari plasma secara cepat dengan mengekstraksi sejumlah tertentu bahan dari 80% plasma yang tidak terfiltrasi di kapiler peritubulus dan memindahkannya ke bahan yang sudah ada di tubulus sebagai hasil filtrasi.1,5,6 Yang terakhir adalah ekskresi urin, yaitu pengeluaran bahan-bahan dari tubuh ke dalam urin. Ini bukan merupakan proses terpisah tetapi merupakan hasil dari tiga proses pertama di atas. Semua konstituen plasma yang terfiltrasi atau disekresikan tetapi tidak direabsorpsikan akan tetap di tubulus dan mengalir ke pelvis ginjal untuk diekskresikan sebagai urin dan dikeluarkan dari tubuh. Sekresi tubulus melibatkan transportasi transepitel seperti yang dilakukan epitel reabsorpsi tubulus, tetapi langkah-langkahnya berlawanan arah. Seperti reabsorpsi, sekresi tubulus dapat aktif dan pasif. Bahan yang paling penting disekresi adalah ion hidrogen dan ion kalium, anion dan kation organik, serta senyawa-senyawa asing bagi tubuh. Ion HidrogenSekresi H+ ginjal sangatlah penting dalam pengaturan keseimbangan asam basa tubuh. Ion hidrogen dapat ditambahkan ke cairan filtrasi melalui proses sekresi ditubulus proksimal, distal, dan koligens. Tingkat konsentrasi H+ bergantung pada keasaman tubuh.Ion KaliumIon kalium adalah zat yang secara selektif berpindah dengan arah berlawanan di berbagai bagian tubulus; zat ini secara aktif direabsorpsi di tubulus proksimal dan secara aktif disekresi di tubulus distal dan koligens. Sekresi ion kalium di tubulus distal dan pengumpul digabungkan dengan reabsorpsi Na+ melalui pompa Na+-K+ basolateral yang bergantung energi. Pompa ini tidak saja memindahkan Na+ ke luar ke ruangan lateral, tetapi juga memindahkan K+ ke dalam sel tubulus. Konsentrasi K+ intrasel yang meningkat mendorong difusi K+ dari sel ke dalam lumen tubulus. Perpindahan menembus membran luminal berlangsung secara pasif melalui sejumlah besar saluran K+ di sawar tersebut. Dengan menjaga konsentrasi K+ di cairan interstisium rendah, yaitu memindahkan K+ ke dalam sel tubulus. Dari cairan interstium di sekitarnya, pompa basolateral mendorong difusi pasif K+ keluar dari plasma kapiler peritubulus ke dalam cairan interstisium. Kalium yang keluar melalui cara ini kemudian dipompakan ke dalam sel, dan dari tempat ini kalium berdifusi kedalam lumen. Dengan cara ini, pompa basolateral secara aktif menginduksi sekresi netto K+ dari plasma kapiler peritubulus ke dalam lumen tubulus.Anion dan Kation Organik Tubulus proksimal mengandung dua jenis pembawa sekretorik yang terpisah, satu untuk sekresi anion organik dan suatu sistem terpisah untuk sekresi kation organik. Fungsi dari jalur sekresi ini, yaitu dengan menambahkan lebih banyak ion organik tertentu ke cairan tubulus yang sudah mengandung bahan yang bersangkutan melalui proses filtrasi, jalur sekretorik organik mempermudah ekskresi bahan-bahan tersebut. Kedua mempermudah eliminasi ion-ion organik yang tidak dapat difiltrasi dan yang ketiga adalah mengeliminasi senyawa asing dari tubuh.1,5,6Amonia (NH3), hasil pembongkaran/pemecahan protein, merupakan zat yang beracun bagi sel. Oleh karena itu, zat ini harus dikeluarkan dari tubuh. Namun demikian, jika untuk sementara disimpan dalam tubuh zat tersebut akan dirombak menjadi zat yang kurang beracun, yaitu dalam bentuk urea. Zat warna empedu adalah sisa hasil perombakan sel darah merah yang dilaksanakan oleh hati dan disimpan pada kantong empedu. Zat inilah yang akan dioksidasi jadi urobilinogen yang berguna memberi warna pada tinja dan urin. Asam urat merupakan sisa metabolisme yang mengandung nitrogen (sama dengan amonia) dan mempunyai daya racun lebih rendah dibandingkan amonia, karena daya larutnya di dalam air rendah.1,5,6

Sifat dan Komposisi UrinSifat-sifat urin dapat dilihat dari berbagai faktor, seperti volume, berat jenis, pH, warna urin, bau, dan kerjenihan urin. Volume urin pada orang dewasa biasanya sekitar 600-2500 ml, dimana volume urin tergantung dari intake air, temperatur lingkungan, makanan/diet, dan keadaan mental dan fisik. Volume urin yang kurang dari 600ml/24 jam disebut oliguria dan volume urin lebih dari 2500ml/ 24 jam disebut poliuria. Berat jenis urin normalnya sekitar 1.003-1030. Sedangkan pH urin dalam keadaan normal berkisar dari 4,7 8,0 dengan rata-rata kurang dari 6,0. Urin yang asam biasanya dikarenakan asidosis, demam, dan intake protein yang tinggi, dimana meningkatnya produksi fosfat dan sulfat hasil katabolisme protein. Jika urin alkalis dikarenakan alkalosis dan saat sesudah makan.1,5Urin normal berwarna jernih atau kuning muda seperti warna bir. Jika volume urin sedikit maka warna urin akan menjadi lebih tua. Pewarnaan urin oleh urochom (utama), urobilin dan hematoprofirin. Gangguan-gangguan organ tubuh dapat menyebabkan perubahan warna urin, seperti gangguan pada hati menyebabkan urin berwarna coklat, adanya Hb dalam urin menyebabkan urin berwarna merah/hitam. Urin memiliki bau yang khas. Normalnya tidak berbau pesing. Bau urin dapat dipengaruhi makanan, misalnya pete, jengkol, dan asparagus. Urin normal adalah jernih, jika urin tidak jernih melainkan keruh, diperkirakan urin mengandung fosfat.Komposisi urin normal terdiri dari zat padat yaitu urea sebanyak setengah dari total solid, mineral seperti NaCl seperempat dari total solid, dan seperempat lainnya adalah zat organik dan zat anorganik lain.Komposisi urin normal terdiri dari urea, kreatinin & kreatin, amoniak (NH3) dan garam ammonium, asam urat, asam amino, allantoin, klorida, sulfat, fosfat, oksalat, mineral, vitamin, hormon, dan enzim. Sedangkan komposisi urin abnormal terdiri dari protein, glukosa, gula lain, keton bodies, bilirubin, darah dan G hemoglobin, dan profirin. Unsur-unsur ini apabila berada di urin dalam komposisi kecil masih tergolong urin normal, kecuali bilirubin. Adanya bilirubin dalam urin menandakan urin tidak normal lagi.1,5,6

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembentukan UrinFaktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan urin, yaitu yang pertama vasopresin (ADH). Hormon ini memiliki peran dalam meningkatkan reabsorpsi air sehingga dapat mengendalikan keseimbangan air dalam tubuh. Hormon ini dibentuk oleh hipotalamus yang ada di hipofisis posterior yang mensekresi ADH dengan meningkatkan osmolaritas dan menurunkan cairan ekstrasel.1,5Aldosteron, hormon ini berfungsi pada absorbsi natrium yang disekresi oleh kelenjar adrenal ditubulus ginjal. Proses pengeluaran aldosteron ini diatur oleh adanya perubahan konsentrasi kalium, natrium, dan sistem angiotensin renin. Prostaglandin merupakan asam lemak yang ada pada jaringan yang berfungsi merespons radang, pengendalian tekanan darah, kontraksi uterus, dan pengaturan pergerakan gastrointestinal. Pada ginjal, asam lemak ini berperan dalam mengatur sirkulasi ginjal.Gukokortikoid, hormon ini berfungsi mengatur peningkatan reabsorpsi natrium dan air yang menyebabkan volume darah meningkat sehingga terjadi retensi natrium. Renin yang dihasilkan oleh sel-sel apparatus jukstaglomerularis pada berfungsi saat konstriksi arteri renalis (iskhemia ginjal), terdapat perdarahan (iskhemia ginjal), uncapsulated ren (ginjal dibungkus dengan karet atau sutra ), innervasi ginjal dihilangkan, transplantasi ginjal (iskhemia ginjal). Sel aparatus juxtaglomerularis merupakan regangan yang apabila regangannya turun akan mengeluarkan renin. Renin mengakibatkan hipertensi ginjal, sebab renin mengakibatkan aktifnya angiotensinogen menjadi angiotensin I, yang oleh enzim ACE diubah menjadi angiotensin II, dan ini efeknya menaikkan tekanan darah. Zat - zat diuretik banyak terdapat pada kopi, teh, alkohol. Akibatnya jika banyak mengkonsumsi zat diuretik ini maka akan menghambat proses reabsorpsi, sehingga volume urin bertambah. Suhu internal atau eksternal, jika suhu naik di atas normal, maka kecepatan respirasi meningkat dan mengurangi volume urin. Konsentrasi Darah, jika kita tidak minum air seharian, maka konsentrasi air dalam darah rendah. Reabsorpsi air di ginjal meningkat, volume urin menurun. Emosi tertentu dapat merangsang peningkatan dan penurunan volume urin.1,5

Pengeluaran Urin / MiksiPengeluaran urin dari luar tubuh atau biasa disebut miksi dimulai setelah urin selesai dibentuk oleh ginjal, urin lalu disalurkan melalui ureter ke kandung kemih (vesica urinaria). Kontraksi peristaltic otot polos di dalam ureter mendorong urin bergerak maju dari ginjal ke kandung kemih. Ureter menembus dinding kandung secara oblik, susunan anatomis seperti ini mencegah aliran balik urin dari kandung kemih ke ginjal apabila terjadi peningkatan tekanan di dinding kandung kemih.1,5,6 Dinding kandung kemih terdiri dari otot polos yang dilapisi sel epitel khusus. Otot polos kandung kemih dapat sangat meregang tanpa menyebabkan peningkatan ketegangan dinding kandung kemih. Otot polos kandung kemih mendapat banyak persarafan serat parasimpatis, yang apabila dirangsang akan menyebabkan kontraksi kandung kemih. Apabila saluran keluar melalui urethra terbuka, kontraksi kandung kemih menyebabkan pengosongan urin dari kandung kemih. Walaupun demikian, pintu keluar kandung kemih dijaga oleh dua sfingter. Sfingter urethra interna dan sfingter urethra eksterna. Sfingter urethra interna terdiri atas otot polos dan dibawah kontrol involunter. Dan sfingter urethra eksterna terdiri atas otot lurik dan dibawah kontrol volunter, sehingga dapat diatur sesuai keinginan kita. Kandung kemih dapat menampung 250 sampai 400 ml urine sebelum reseptor regang di dindingnya memulai refleks berkemih. Refleks ini menyebabkan pengosongan kandung kemih secara involunter dengan secara bersamaan menyebabkan kontraksi kandung kemih yang disertai pembukaan sfingter urethra interna dan eksterna. Berkemih dapat untuk beberapa saat dan dengan sengaja dicegah sampai waktu yang lebih tepat dengan pengencangan secara sengaja sfingter urethra eksterna dan diafragma pelvis sekitarnya.Berikut ini merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah urin yang dikeluarkan dalam sehari. Pertama faktor usia, pengeluaran urin usia balita lebih sering karena balita belum bisa mengendalikan rangsangan untuk miksi dan balita makanan balita lebih banyak berjenis cairan sehingga urin yang dihasilkan lebih banyak sedangkan pengeluaran urin pada lansia lebih sedikit karena setelah usia 40 tahun, jumlah nefron yang berfungsi biasanya menurun kira-kira 10% tiap tahun.1,5,6Kedua, jenis dan jumlah makanan dan minuman yang masuk ke dalam tubuh. Yang ketiga life style dan aktivitas seorang yang suka berolahraga, urin yang terbentuk akan lebih sedikit dan lebih pekat karena cairan lebih banyak digunakan untuk membentuk energy sehingga cairan yang dikeluarkan lebih banyak dalam bentuk keringat. Yang keempat status kesehatan, dimana orang yang dalam keadaan sehat produksi urinnya akan berbeda dengan orang sakit. Orang yang sakit mengeluarkan urin bisa lebih banyak ataupun sedikit bergantung pada penyakit yang dideritanya. Yang kelima psikologis orang yang cemas metabolismenya lebih cepat sehingga urin lebih cepat dikeluarkan. Yang keenam cuaca, bila cuaca panas cairan tubuh lebih banyak dikeluarkan dalam bentuk keringat sedangkan cuaca dingin cairan tubuh akan dikeluarkan dalam bentuk urin. Ketujuh adalah jumlah air yang diminum, akibat banyaknya air yang diminum, akan menurunkan konsentrasi protein yang dapat menyebabkan tekanan koloid protein menurun sehingga tekanan filtrasi kurang efektif. Hasilnya, urin yang diproduksi banyak. Yang kedelapan, saraf rangsangan pada saraf ginjal akan menyebabkan penyempitan duktus aferen sehingga aliran darah ke glomerulus berkurang. Akibatnya, filtrasi kurang efektif karena tekanan darah menurun. Dan yang kesembilan adalah banyak sedikitnya hormon insulin. Apabila hormon insulin kurang (penderita diabetes melitus), kadar gula dalam darah akan dikeluarkan lewat tubulus distal. Kelebihan kadar gula dalam tubulus distal mengganggu proses penyerapan air, sehingga orang akan sering mengeluarkan urin.1,5,6

Kelenjar ProstatKelenjar prostat merupakan suatu kelenjar eksokrin fibromuskular. Kelenjar prostat memiliki fungsi memproduksi cairan encer putih bersifat alkalis yang dapat menetralisir keasaman cairan vagina. Bentuk glandula prostata menyerupai limas terbalik dengan puncak di kaudal dengan panjang kurang lebih 3 cm. Kelenjar prostat dilapisi oleh selaput fibrotik dan di sebelah luar dilapisi oleh jaringan ikat lanjutan dari fascia pelvis. Kelenjar prostat dibedakan menjadi basis dan apex. Basis merupakan bagian atas dan depan, berada di sekitar collum vesica urinaria sedangkan apex terletak pada diapraghma urogenitale.2 Kelenjar prostat dibedakan menjadi lima lobus, yaitu lobus anterior, medius, posterior, dan dua lobus lateralis. Lobus anterior terletak di depan urethra pars prostatica dan tidak mengandung jaringan kelenjar. Lobus medius terletak di antara urethra dan ductus ejaculatorius. Lobus medius banyak mengandung jaringan kelenjar dan dapat berubah menjadi adenoma. Lobus posterior terletak di belakang urethra dan di caudal ductusejaculatorius. Lobus posterior mengandung jaringan kelenjar dan dapat berubah menjadi kanker primer. Lobus lateralis ada dua buah, terletak di sebelah kanan dan kiri urethra pars prostatica. Lobus lateralis banyak mengandung kelenjar dan sering mengalami hipertrofi prostat. Kelenjar prostat diperdarahi oleh cabang-cabang arteri vesicalis inferior, cabang-cabang arteri rectalis media, dan cabang-cabang arterti pudenda interna. Sedangkan aliran darah balik melalui plexus venosus prostatikus.Aliran getah bening kelenjar prostat dialirkan ke nnll.glandula prostata dan akhirnya bermuara ke nnll. iliaca interna. Kelenjar prostat dipersarafi oleh cabang-cabang plexus hypogastricus inferior.2Kelenjar prostat memiliki mukosa yang berlipat-lipat dilapisi oleh epitel selapis torak atau dapat pula bertingkat. Di dalam lamina propria terdapat serat otot polos. Biasanya di dalam lumen terdapat konkremen yang berwarna merah homogen. Terdapat juga lapisan otot polos dan lapisan adventisia yang merupakan jaringan ikat longgar.4

Hubungan KasusProstat adalah organ kelenjar yang sensitif terhadap pengaruh testosteron, hormon seks pria. Seiring bertambahnya usia, paparan testosteron terhadap prostat menjadi semakin hebat dan hal ini mengakibatkan kelenjar prostat membesar. Seiring dengan bertambahnya usia, kelenjar prostat akan terus membesar. Pada sebagian pria, pembesaran ini cukup signifikan sehingga menekan saluran kencing (urethra) yang diselubunginya. Akibatnya, diameter saluran kencing akan mengecil, atau bahkan tersumbat sama sekali. Hal inilah yang menjadi penyebab timbulnya gejala yang dirasakan penderita. Gejala-gejala tersebut antara lain, sulit untuk mulai berkemih, aliran kemih lemah dan kadang-kadang terhenti, kencing menetes sebelum dan setelah berkemih, sering merasa sangat ingin berkemih, sering bangun di malam hari untuk berkemih, rasa tidak puas setelah berkemih, terasa kandung kemih masih ada isinya tetapi sudah tidak bisa dikeluarkan lagi.8Pada skenario yang kita bahas, dinyatakan Bapak A yang berusia 60 tahun berobat ke puskesmas dengan keluhan sering merasa ingin buang air kecil, tetapi pada saat buang kecil keluarnya sedikit tidak tuntas. Oleh dokter dilakukan colok dubur dan dinyatakan bahwa kelenjar prostatnya membesar. Bapak A memiliki gejala dari akibat pembesaran kelenjar prostat yang telah disebutkan di atas. Gejala-gejala yang dialami Bapak A dikarenakan pembesaran kelenjar prostat ang menyebabkan tersumbatnya saluran berkemih Bapak A sehingga proses miksi terganggu.

KesimpulanSeorang pria yang berusia 60 tahun ke atas rentan terkena gangguan saluran kemih yang dikarenakan pembesaran kelenjar prostat, sehingga proses miksi terganggu. Daftar Pustaka1. Sherwood L. Fisiologi manusia: dari sel ke sistem. 6th ed. Jakarta: EGC. 2011.2. Syaifuddin. Struktur dan komponen tubuh manusia. Jakarta: Widya Medika. 2002.3. Wibowo DS. Anatomi tubuh manusia. Jakarta: Grasindo. 2005.4. Gunawijaya FA. Penuntun praktikum: kumpulan foto mikroskopik histologi. Jakarta: Universitar Trisakti. 2007.5. Guyton AC, Hall JE. Buku ajar fisiologi kedokteran. 11th ed. Jakarta: EGC. 2006.6. Unqueira, Luiz C. Histologi dasar : teks dan atlas. Jakarta: EGC. 2007.7. Ganong WF. Buku ajar fisiologi kedokteran. 22th ed. Jakarta: EGC. 2005.8. Tenggara JB. Kelenjar prostat dan gangguannya. September 15, 2010. Diunduh dari: http://duniafitnes.com/health/kelenjar-prostat-dan-gangguannya.html. September 23, 2012.

18