final.docx

21
Defisiensi Hormon Pertumbuhan Asty Selevani (102011348) Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jl. Arjuna Utara No.6, Jakarta 11510 [email protected] Pendahuluan Pada anak-anak dengan perawakan pendek dapat terjadi oleh karena berbagai factor. Untuk mendiagnosis gangguan tersebut berdasarkan keluhan maka perlu juga diperhatikan factor-faktor predisposisi yang dapat menyebabkannya. Seperti defisiensi hormon pertumbuhan, genetic, asupan makanan, penyakit yang diderita, bahkan sampai obat-obatan apa yang sedang dikonsumsi. Pada defisiensi hormon pertumbuhan akan dibahas apa etiologi yang mendasarinya, dan pagaiman patofisiologi, gejala klinis, serta penanganannya. Perlu juga diperhatikan kelainan lain seperti Constitutional Growth Delay dan Familial Short Stature. Anamnesis Anamnesis dan pemeriksaan fisis yang cermat merupakan modal bagi seorang dokter dalam melakukan pendekatan diagnosis suatu kelainanan dibidang metabolic endokrinologi. Manifestasi yang disebabkan oleh gangguan endokrin dapat tumpang tindih dengan Page 1

Upload: asty-selevani

Post on 21-Nov-2015

11 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Defisiensi Hormon PertumbuhanAsty Selevani (102011348)Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida WacanaJl. Arjuna Utara No.6, Jakarta [email protected]

PendahuluanPada anak-anak dengan perawakan pendek dapat terjadi oleh karena berbagai factor. Untuk mendiagnosis gangguan tersebut berdasarkan keluhan maka perlu juga diperhatikan factor-faktor predisposisi yang dapat menyebabkannya. Seperti defisiensi hormon pertumbuhan, genetic, asupan makanan, penyakit yang diderita, bahkan sampai obat-obatan apa yang sedang dikonsumsi. Pada defisiensi hormon pertumbuhan akan dibahas apa etiologi yang mendasarinya, dan pagaiman patofisiologi, gejala klinis, serta penanganannya. Perlu juga diperhatikan kelainan lain seperti Constitutional Growth Delay dan Familial Short Stature.

AnamnesisAnamnesis dan pemeriksaan fisis yang cermat merupakan modal bagi seorang dokter dalam melakukan pendekatan diagnosis suatu kelainanan dibidang metabolic endokrinologi. Manifestasi yang disebabkan oleh gangguan endokrin dapat tumpang tindih dengan keadaan normal dan patologi akibat kondisi lain, sehingga tidak ada anamnesis dan pemeriksaan fisis yang baku. Selain itu, hormon yang dihasilkan kelenjar endokrin memiliki efek yang lokasinya jauh dari kelenjar yang memproduksinya, sehingga kelainan pada system endokrin jarang memberikan gejala dekat kelenjar asal, kecuali pada beberapa keadaan seperti tiroiditis subakut dan tumor pituitary yang besar.1Penilaian secara klinis yang menyeluruh meliputi keluhan, gejala, riwayat penyakit dahulu, riwayat penyakit keluarga dan social, serta pajanan obat yang dapat memengaruhi system endokrin ditambah dengan pengetahuan mengenai prevalensi dan patofisiologi penyakit diharapkan dapat menuntun rencana pemeriksaan penunjang berikutnya, seperti pemeriksaan laboratorium dan radiologi.Perawakan pendek merupakan keluhan yang tidak jarang dijumpai. Dikatakan perawakan pendek bila tinggi badan dibawah 3 simpang baku rerata tinggi badan anak seusianya atau terjadi penurunan kecepatan pertumbuhan. Kebanyakan, keluhan tersebut merupakan kondisi normal, jarang suatu kondisi patologis, sehingga penting untuk membedakan apakah keluhan tersebut merupakan kondisi patologis atau normal. Riwayat pertumbuhan (kurva pertumbuhan), asupan makanan, riwayat sakit kronis, tinggi bdan kedua orang tua, dan penggunaan obat-obatan sangat penting ditanyakan.1Anamnesis untuk mengetahui bagaimana keadaan keluarga penderita (misal pendek), apakah ada penyakit keturunan dan sebagainya. Juga perlu diketahui bagaimana keadaan penderita waktu lahir yaitu apakah berat badan lahir rendah, kecil untuk masa kehamilannya, normal dan sebagainya.2

Pemeriksaan fisik3 Pengukuran anthopometri (TB, BB, Lingkaran kepala, Lingkaran dada, panjang lengan, panjang kaki) Plot TB dan BB pada kurwa pertumbuhan, dinilai menurut persentil yang sesuai Ukur TB dan BB ayah, ibu, dan sauda-saudaranya Menghitung kecepatan tumbuh tinggi badan (growth velocity) pada pengukuran ulang sedikitnya 3 bulan setelah pengukuran pertama. Kelainan congenital, kelainana saluran cerna, paru, kardiovaskuler, leher (webbed neck) kelenjar tyroid, pertumbuhan gigi. Tanda-tanda pubertas menggunakan pedoman (standard) dari Tanner Mata : Funduskopi, lapang pandang (visual field) Pertumbuhan gigi : Untuk pertumbuhan gigi diperlukan hormon. Seorang anak dengan pertumbuhan gigi yang normal sangat mungkin tidak mempunyai kelainan hormonal, sedangkan seorang bayi yang pertumbuhan giginya terlambat mungkin menderita kelainan endokrin.2Gigi pertama tumbuh pada umur 6-8 bulan dan lengkap pada umur sekitar 2 tahun. Pada saat itu anak sudah mempunyai 20 buah gigi, 5 pada triap kuadran. Sejak umur 5 tahun tumbuh gigi permanen. Gigi graham permanen pertama tumbuh umur 6 tahun, sehingga pada umur itu anak mempunyai 24 buah gigi., 6 pada tiap kuadran. Pada umur 7 tahun gigi graham kedua tumbuh sehingga anak mempunya 28 buah gigi, 7 pada tiap kuadran.Bila pada umur ini gigi anak telah lengkap 28 buah, maka dapat dikatakan anak tidak mungkin menderita kelainan hormon yang telah berlangsung lama. Seorang anak berumur 14 atau 15 tahun dengan kekurangan gigi graham mungkin menderita hipopituitarisme, hypothyroidisme atau pubertas yang terlambat. Pengukuran : Tinggi badan, span (jarak antara dua ujung tangan yang terbentang), upper-lower ratio (diukur darii simfisis), lingkaran kepala. Ukuran harus dibandingkan dengan ukuran anak yang normal.2 Laju pertumbuhan : Bila pertumbuhan kira-kira 4cm/tahun (normal) maka sangat mungkin tidak ada gangguan hormonal2

Pemeriksaan penunjang2,3 X-ray: Bone age (Bila bone age sesuai dengan chronological age, kecuali kemungkinan terdapatnya kelainan hormonal, karena bila ada kelainan hormonal, maka bone age akan terlambat atau terlalu cepat dengan selisih 2 tahun.), tengkorak kepala/sella tursica, bila perlu CT scan atau MRI Laboratoriumm : darah lengkap rutin, sterologik urea dan elektrolit, calcium, fosfatase, dan alkali fosfatase, T4 dan TSH, GH (growth hormon) atas indikasi. Analisa khromosom Endoskopi/biopsy usus Pemeriksaan psikologik/ psikiatrikDiagnosis KerjaDefisiensi Hormon PertumbuhanDefisiensi hormon pertumbuhan adalah penurunan kadar GH yang bersirkulasi. Sebagian besar sel tubuh akan terpengaruh. Defisiensi GH biasanya diidentifikasi secara klinis hanya pada anak-anak. Defisiensi hormon pertumbuhan biasanya disebabkan oleh adenoma hipofisis dari jenis sel penghasil hormon hipofisis anterior lainnya.4Defisiensi GH juga dapat terjadi akibat nekrosis hipoksik (kematian akibat kekurangan oksigen) dan inflamasi hipofisis. Penyebab defisiensi GH juga dapat berada di tingkat hipotalamus, yang terjadi akibat malnutrisi, deprivasi tidur, atau stimulasi somatostatin yang dilepaskan selama periode stress fisik atau emosi yang berkepanjangan. Defisiensi GH juga dapat terjadi akibat abnormalitas genetic, akibat defek otak yang terjadi secara congenital atau setelah infeksi atau trauma, atau akibat iradiasi cranial yang digunakan dalam terapi untuk tumor otak atau untuk profilaksis leukemia.Penyakit defisiensi hormon pertumbuhan:4 Kekerdilan Penurunan potensi pertumbuhan dapat terjadi pada anak-anak Perubahan dungsi metabolic, termasuk resistensi insulin dan profil lipid abnormal, dapat terjadi pada anak-anak dan dewasa.Defisiensi GH congenital atau idiopatik klasik terjadi pada sekitar 1:4000 anak. Defisiensi GH idiopatik merupakan penyakit hipotalamus berupa GFR yang tidak adekuat; kelenjar hipofisis memproduksi GH, tetapi tidak menyekresikannya. Defisiensi GH lebih jarang disebabkan oleh defek anatomis kelenjar hipofisis; atau dalam bentuk genetic, sebagian gen GH menghilang. Defisensi GH klasik pada dasarnya menunjukkan ketidakadaan sekresi GH, tetapi bentuk intermedia dari penurunan sekresi GH dapat terjadi (defisiensi GH parsial atau gangguan neurosekretori) defisiensi GH didapat yang menyebabkanke gagalan pertumbuhan dengan onset lambat member kesan adanya tumor.5

Perawakan Pendek yang Disebakan Defisiensi Hormon Pertumbuhan5Diagnosis. Jika riwayat keluarga atau medis lain tidak memberikan kemungkinan diagnosis, uji skrining harus meliputi panel metabolic untuk mengefaluasi fungsi ginjal dan hati, hitung darah lengkap untuk menggambarkan status nutrisi, dan celiac panel serta kadar karoten dan folat untuk menyingkirkan kemungkinan celiac disease dan malabsorbsi. Analisis urin akan membantu mengevaluasi fungsi ginjal, dan pH urin serta bikarbonat serum dapat menunjukkan ada tidaknya asidosis tubulus renalis. Sesudah kemungkinan penyakit kronik atau perawakan pendek familial disingkirkan dan uji laboratorium rutin dilengkapi dan normal (tabel 1). Uji Gh harus ditawarkan pada pasien yang pendek ( dibawah presentil ke-5 dan biasanya lebih daripada 3,5SD dibawah nilai rerata), dengan pertumbuhan yang kurang (dibawah presentil ke-5 laju pertumbuhan atau usia), atau pasien yang berada dibawahtinggi badan sasaran bila dikoreksi menurut tinggi keluarga.UjiRasional

CBCAnemia: nutrisi, penyakit kronik, keganasan.Leukositosis: inflamasi, infeksiLeukopenia: sindrom gagal sumsum tulangTrombositopenia: keganasan, infeksi

LED,CRPInflamasi infeksi, penyakit inflamatorik, keganasan

Panel metabolic (elektrolit, enzim hati, BUN)Tanda disfungsi hati, ginjal, adrenal akut atau kronik;hidrasi atau status asam basa

Karoten,folat, waktu protrombin; panel celiacMenilai malabsorpsi; mendeteksi dan celiac disease

Analisis urin dengan pHTanda-tanda disfungsi ginjal, hidrasi, homeostasis air dan garam,; asidosis tubulus renalis.

KariotipeMenentukan sindrom Turner (XO) atau sindrom lain

Pencitraan cranium (MRI)Menilai tumor hipotalamus hipofisis (kraniofaringioma, glioma, germinoma) atau defek congenital linea mediana

Usia tulangBandingkan dengan tinggi menurut usia, dan evaluasi tinggi potensial

IGF1, IGF BP3Menggambarkan status hormon pertumbuhan atau nutrisi

Tiroksin bebasMenditeksi panhipopituitarisme atau hipotiroidisme murni

ProlaktinMeningkat pada disfungsi atau destruksi hipotalamus, tersupresi pada penyakit hipofisis.

Tabel 1. Kegagalan Pertumbuhan: Uji Skrining5Pasien dengan defisiensi GH klasik tidak menunjukkan peningkatan pada kadar GH serum sesudah stimulasi dengan berbagai sekretagogue, tetapi beberapa pasien melepaskan GH sebagai repon terhadap uji sekretagogue, tetapi tidak secara spontan melepaskan GH selama hari tersebut. Pengukuran IGF1 serum dan protein pengikat yang dependen hormon pertumbuhan (IGF BP3) membantu, tetapi dak sempurna. Dengan demikian, uji untuk defisiensi hormon pertumbuhan tidak sempurna, dan pada kasus yang sulit, defisiensi operasional defisiensi GH dapat berupa keadaan ketika seorang pasien yang memerlukan GH akan tumbuh lebih cepat secara bermakna bila diberikan dosis normal GH ketimbang sebelum pengobatan.5

Diagnosis BandingPenyebab kelainan pertumbuhan adalah banyak; keadaan-keadaan sistemik seperti penyakit radang usus, penyakit ginjal tersembunyi, dan sindrom Turner harus selalu dipikirkan. Banyak defek teoritis struktur molekuler yang mengakibatkan kemungkinan GH bionaktif, tetapi tidak ada yang telah didokumentasikan pada tingkat genetic. Sedikit anak normal adalah pendek (yaitu >3SD dibawah mean menurut usia) dan pertumbuhan 5cm/tahun atau kurang tetapi memiliki kadar GH normal pada uji profokatif dan sekresi episodikk spontan yang normal. Kebanyakan dari anak ini menunjukkan adanya kenaikan kecepatan pertumbuhan bila diobati dengan GH dalam dosis yang sama dengan GH yang digunakan pada anak hipopituitarisme. Kadar IGF1 plasma pada penderita ini dapat normal atau rendah. Beberapa kelompok anak yang telah diobati mencapai tinggi orang dewasa final atau hamper final. Rata-rata mereka tidak melebihi tinggi dari ketinggian dan usia tulang yang diperkirakan pada permulaan pengobata. Tidak ada metode yang dapat meramalkan dengan tepat yang mana dari anak-anak ini yang akan menjadi lebih tinggi ketika dewasa dan yang mana yang akan mengalami ketinggian orang dewasa yang terganggu sebagai akibat pengobatan GH.6Keterlambatan pertumbuhan konstitusional merupakan salah satu dari varian pertumbuhan normal yang biasa dijumpai. Ukuran panjang dan berat badan anak yang terkena adalah normal pada saat lahir, dan pertumbuhan normal pada saat umur 4-12 bulan pertama. Pertumbuhan kemudian melambat sampai dekat atau dibawah persentil ketiga untuk tinggi dan berat badan. Pada usia 2-3 tahun, pertumbuhan berlanjut dengan 5cm/tahun atau lebih. Pemeriksaan sekresi GH dan pemeriksaan lainnya ada dalam batas normal. Usia tulang lebih mendekati usia ketinggian daripada usia kronologis. Pertanyaan yang rinci sering menunjukkan anggota keluarga lain dengan riwayat perawakan pendek pada masa kanak-kanak, pubertas yang lambat, dan akhirnya perawakan normal. Prognosis anak ini untuk mencapai ketinggian dewasa normal adalah baik. Anak laki-laki dengan tingkat pubertas yang sangat lambat dapat mendapat manfaat dari pemberian terapi tetosteron jangka pendek untuk mempercepat pubertas setelah berusia 14 tahun. Penyebab varian pertumbuhan normal ini diduga karena persistensi secara relative status hipogonadotropik pada masa anak.6Constitutional growth delay (CGD). Maturasi tulang terlambat disbanding usia kronologik sama, relative pendek. Ketertinggalan ini paling menonjol pada masa prapubertas, teman sebayanya sudah memasuki pubertas dan mengalami tumbuh kejar pubertas, anak ini masih dalam kecepatan pertumbuhan prapubertas yang lambat. Pada kasus yang lebih parah terjadi sediket deselerasi pertumbuhahn sebelum timbul pubertas. Akan tetapi, pada saat teman lainnya telah selesai pubertas dan lempeng pertumbuhannya telah menutup, anak ini terus tumbuh dan mencapai tinggi badan dewasa sesuai dengan tinggi badan midparental. Kadang CGD tumpang tindih dengan FSS sehingga anak ini tinggi badannya tetap pendek.3Keterlambatan pertumbuhan konstitusional dapat dibedakan dari perawakan pendek genetic oleh tingkat kematangan skleton, yang sesuai dengan usia kronologis pada keadaan yang terakhir. Perawakan pendek genetic biasanya ditemukan pada anggota keluarga lain. Namun hasil penelitian hormon yang terkait dengan pertumbuhan adalah normal.6Faktor keturunan. Familial Short Stature (FSS), perawakan pendek disebabkan factor keturunan. Anak mengikuti kurva pertumbuhan pendek tetapi mempunyai kecepatan pertumbuhan normal dan umur tulang normal; kurva pertumbuhannya sejajar dengan kurva normal dan tinggi badan akhir sesuai dengan tinggi mid parenteral. Pemeriksaan laboratorium semuanya dalam batas normal.3Hipotiroidisme primer biasanya dengan mudah didiagnosis atas dasar klinis. Respon terhadap uji provokatif GH dapat subnormal, dan pembesaran sella mungkin ada. T4 rendah dan kadar TSH yang meningkat dengan jelas menegakkan diagnosis. Hyperplasia kelenjar pituitaria nenyusut selama pengobatan dengan hormon tiroid. Karena hormon tiroid merupakan prasyarat yang diperlukan untuk sintesis GH normal, kadarnya harus selalu diukur sebelum pemeriksaan GH.

Etiologi5Pertumbuhan normal merupakan jalur umum terakhir pada banyak factor, termasuk endokrin, lingkungan, nutrisi, dan genetic pemeliharaanpola pertumbuhan linier normal imerupakan pertanda baik untuk kesehatan menyeluruh dan dapat dianggap sebagai bioassay untuk kondisi seluruh anak. Efek hormon tertentu terhadap pertumbuhan dan tinggi akhir dicantumkan pada tabel 2. Seperti berbagai factor yang memengaruhi status psikologis, social, dan kemungkinan status ekonomi. Keprihatinan orang tua mengenai konsekuensi psikologis dari perawakan yang abnormal merupakan factor umum yang menyebabkan keluarga mencari pertolongan medis.HormonUsia TulangLaju PertumbuhanTinggi Dewasa*

Kelebihan androgenKekurangan androgenAdvanceNormal atau delayedMeningkatNormal atau menurunMenurunSedikit meningkat atau normal

Kebelihan tiroksinDefisiensi tiroksinAdvanceRetardedMeningkatMenurunNormal atau menurunBerkurang

Kelebihan hormon pertumbuhanDefisiensi hormon pertumbuhanNormal atau Advance

RetardedMeningkat

MenurunBerlebihan

Berkurang

Kelebihan kortisolDefisiensi kortisolRetardedNormalMenurunNoormalBerkurangNormal

*Efek pada kebanyakan pasien dengan pengobatanTabel 2. Pengaruh Hormon Terhadap Pertumbuhan5Faktor-faktor Endokrin yang Mempengaruhi PertumbuhanHormon pertumbuhan (GH), somatotropin, adalah protein asam amino-191 yang disekresikan oleh kelenjar hipofisis dibawah pengendalian GFR dan SIRF. Sekresi GH diperkuat oleh stimulasi alfa-adrenergis, hipoglikemia, kelaparan, aktivitas fisik, stadium awal tidur, dan stress. Sekresi GH dihambat oleh rangsangan beta adrenergic, hiperglikemia, dan pengobatan dengan GH sendiri. GH mempunyai efek langsung (seperti aktivitas diabetogenik) dan efek tidak langsung (banyak aspek pertumbuhan ) yang dimediasi oleh IGF. Kaadar GH serum tetap rendah sepanjang hari, kecuali puncak kadar yang terkadang timbul dalam periode 24 jam. Dengan demikian penentuan kadar GH secara acak tidak berguna kecuali jika sampel diperoleh selama episode singkat sekresi. Sekresi GH yang tidak adekuat ditentukan dengan uji stimulasi untuk mengukur sekresi puncak GH.

Patofisiologi4Kontrol sekresi GH bersifat rumit, dengan dua hormon hipofisiotropik hipotalamus berperan kunci. Dua hormon regulatorik dari hotalamus yang bekerja berlawanan berperan dalam kontrol sekresi hormon pertumbuhan: growth hormon-releasing hormon (GHRH), yang bersifat merangsang, dan growth hormone-inhibiting hormone (GHIH atau somatostatin), yang bersifat menghambat (gambar 1). (perhatikan perbedaan antara somatotropin, atau hormon pertumbuhan; somatomedin, suatu hormon hati yang secara langsung memerantarai efek GH; dan somatostatin, yang menghambat sekresi GH). Setiap factor yang meningkatkan sekresi GH secara teoritis dapat melakukannya dengan merangsang pelepasan GHRH atau menghambat pelepasan GHIH. Para pakar endokrinologi belum mengetahui jalur apa yang digunakan pada setiap kasus spesifik.Seperti bumbu hipotalamus-hipofisis anterior lainnya, sekresi GH diatur oleh lengkung umpan balik negative. GH dan somatomedin menghambat sekresi GH secara oleh hipofisis, mungkin dengan merangsang pelepasan GHIH dari hipotalamus. Somatomedin juga dapat secara langsung mempengaruhi hipofisis anterior untuk menghambat efek GHRH pada pelepasan GH.

Gambar 1. Kontrol Sekresi Hormon Pertumbuhan

Manifestasi KlinisBayi dengan defisiensi GH congenital mencapai panjang badan dan berat badan lahir normal pada cukup bulan, tetapi laju pertumbuhan melambat sesudah lahir., dan mereka secare progresif menjadi lebih pendek menurut usia. Mereka juga cenderung mengalami peningkatan berat badan menurut tinggi dan tampak montok dan pendek. Pemeriksaan yang teliti pada usia tahun pertama dapat menunjukkan diagnosis, tetapi kebanyakn pasien tidak didiagnosis samapai usia beberapa tahun karena pengukuran tinggi yang tidak akurat dan kurangnya kecurigaan. Pasien dengan defisiensi GH klasik mempunyai penampakkan polos (penampakan montok, immature), dengan suara bernada tinggi akibat laring yang imatur. Jika tidak terjadi hipoglikemia berat atau disrafisme (defek linea mediana) kepala termasuk defek SSP yang mempengaruhi kegiatan mental, subjek akan mengalami pertumbuhan intelektual dan bicara yang normal sesuai usia. Neonates laki-laki dengan defisiensi GH murni dengan atau tapa defisiensi gonadotropin dapat menderita mikrofalus (panjang penis yang teregang kurang dari 2cm). Hipoglikemia puasa berat menyebabkan kejang pada bayi baru lahir yang terjadi akibat penurunan glukoneogenesis. Pasien yang kekurangan hormon adenokortikotropik (ACTH) selain GH dapat menderita hipoglikemia lebih berat karena kortisol merupakan hormon lain yang merangsang glukoneogenesis.Resistensi hormon pertumbuhan disebabkan oleh kelainan jumlah atau fungsi reseptor GH atau defek pascareseptor. Pasien dengan sindrom Laron autosomal mempunyai dahi yang menonjol, sclera biru, maturasi gigi dan tulang yang terhamabat, dan kadar gula darah yang rendah. Mereka mengalami peningkatan kadar GH serum, walaupun kadar IGF1 dan IGF BP3 serum rendah. Pasien tidak berespon terhadap pemberian hormon pertumbuhan dalam bentuk peningkatan pertumbuhan atau kenaikan kadar serum IGF1 atau IGF BP3. Penurunan yang khas pada jumlah reseptor GH tercermin dari penurunan kadar protein pengikat hormon pertumbuhan dalam serum. Malnutrisi atau penyakit hati berat dapat menyebabkan resistensi GH didapat karena GH serum meningkat dan IGF1 menurun.5Pada anak, defisiensi GH menyebabkan tubuh pendek yang proporsional (dibawah persentil ketiga untuk usia mereka). Anak yang bersangkutan mengalami penurunan massa otot dan peningkatan simpanan lemak subkutan. Secara mental mereka biasanya cerdas.Tubuh pendek yang berbeda dari yan diperkirakan berdasarkan pola keluarga dapat diamati apabila terjadi penurunan potensi pertumbuhan. Keterlambatan awitan pubertas dapat menyertai defisiensi GH, terutama apabila abnormalitas pada gonadotropin terjadi secara bersamaan.Defisensi GH awitan dewasa dapat menyebabkanperubahan non-spesifik fungsi, termasuk perubahan kesehatan fisik dan mental fungsi jantung, dan parameter metabolic. Individu dewasa yang mengalami defisiensi GH dapat mengalami tingkat energi dan libido yang rendah.4

PengobatanPenanganan anak dengan defisiensi GH klasik harus mulai seawall mungkin. Anak yang lebih muda berespon lebih baik daripada yang lebih tua, dan harapan jangka panjang lebih baik. Dosis hGH yang direkomendasikan adalah 0,18-0,3 mg/kg/minggu. Diberikan secara subkutan dalam enam atau tujuh dosis terbagi. Terapi harus terus-menerus sampai tidak ada lagi respons, saat yang biasanya bersamaan dengan penutupan epifisis. Jika pengaruh terapi secara bertahap mengurang ketaatan harus dievaluasi sebelum dosisnya dinaikkan. Beberapa penderita yang diobati dengan GH selanjutnya berkembang leukemia. Resiko leukemia pada oenderita yang diobati mungkin dua kali resiko pada populasi umum, tetapi hal ini masih dalam penyelidikan. Efek samping lain yang dilaporkan meliputi pseudotumor otak, epifisis kaput femoris tergelincir (slipped), dan pemburukan skoliosis. Ada kenaikan total cairan tubuh selama 1-2 minggu pertama pengobatan.6Respon maksimal terhadap GH terjadi pada tahun-tahun pertama pengobatan. Dengan pengobatan berturut-turut setiap tahun, respon cenderung menurun. Beberapa penderita yang sedang mendapat GH berkembang hipotiroidisme reversible karena konversi T4 menjadi T3 yang meningkat dan kadar TSH yang menurun.evaluasi periodic terindikasi untuk semua penderita yang diobati dengan GH. Dosis GH yang digunakan untuk mengobati anak dengan defisiensi GH klasik biasanya meningkatkan pertumbuhan banyak anak dengan defisiensi non-Gh juga. Anak dengan retardasi pertumbuhan intrauterine, gagal ginjal kronis, sindrom Noonan, sindrom Turner dan pengalaman lain yang meningkatkan kecepatan pertumbuhan bila diobati dengan GH. Pada anak dengan perawakan pendek karena sebab lain, belum diketahui apakah pengobatan dengan GH meningkatkan ketinggian akhir mereka. Penggantian harus juga disarankan pada defisiensi hormon lain. Pada subjek defisiensi TSH, hormon tiroid diberikan untuk penggantian penuh. Pada penderita defisiensi ACTH, dosis optimum hidrokortison tidak boleh melebihi 10mg/m2/24 jam. Pada penderita dengan defisiensi gonadotropin, steroid gonad diberikan bila usia tulang mencapai usia ketika pubertas biasanya terjadi.6Defisiensi GH diobati dengan GH berasal dari DNA rekombinan biosintesis; preparat berbeda berdasarkan bentuk (bubuk yang memerlukan pelarut versus preparat yang telah tercampur sebelumnya), alat suntik (spuit, alat pen), dan frekuensi pemberian (setiap hari 6 kali perminggu, atau bahkan setiap 2-4 minggu). Dosis juga dititrasi sesuai laju pertumbuhan pengobatan dengan GH membawa resiko peningkatan insidens pergeseran epifisis kaput femoris dan pseudomotor serebri. GH hipofisis yang berasal dari cadaver manusia tidak lagi digunakan karena resiko terjadinya kontaminasi dengan agen neurodegenerative infeksius Jakob-Creutzfeld atau prion.5Pemberian GH pada pasien dengan reseptor GH normal terhadap sekretagogue adalah controversial, tetapi seperti dibahas di atas, uji diagnostic memiliki kelemahan; jika paasien tumbuh sangat lambat tanpa penjelasan alternative, tetapi dengan hormon pertumbuhan terkadang digunakan. Sebenarnya GH efektif dalam meningkatkan laju pertumbuhan dan tinggi akhir pada sindrom Turner dan pada gagal ginjal kronik.; hormon pertumbuhan juga digunakan untuk pengobatan perawakan pendek dan kelemahan otot pada sindrom Prader-Willi.Dukungan psikologis pada anak dengan perawakan pendek yang berat adalah hal yang penting karena mereka dapat menjadi objek ejekan teman sekelas. Walaupun terdapat kontroversi, status perkawinan, kepuasan dalam kehidupan, dan pencapaian akademis dapat menurun pada anak dengan perawakan pendek yang tidak diberi dukungan.5Terapi defisiensi GH pada anak adalah injeksisubkutan GH rekombinan beberapa kali tiap minggu selama usia pubertas atau sebelumnya. Keberhasilan lebih besar pada anak yang diobati secara dini. Defisiensi GH pada individu dewasa juga dapat diobati dengan injeksi GH.4

KesimpulanDefisiensi GH dapat disebabkan oleh defek hipofisis (ketiadaan GH) atau sekunder karena disfungsi hipotalamus (ketiadaan GHRH). Hiposekresi GH pada anak adalah salah satu penyebab duwarfism (cebol). Gambaran utama adalah tubuh pendek karena pertumbuhan tulang yang terlambat. Karakteristik yang relative kurang tampak adalah otot yang kurang berkembang (berkurangnya sintesis protein otot) dan lemak subkutis yang berlebihan (mobilisasi lemak yang kurang).

Daftar Pustaka1. Siregar P, Hustrini NM. Pemeriksaan fisis system traktus urinarius. Dalam: Setiati S, Nafrialdi, Alwi I, Syam AF, Simadibrata M. Anamnesis dan pemeriksaan fisis komprehensif. Jakarta:Interna Publishing. 2013. Hlm 249-782. Hassan R, Alatas H. Ilmu kesehatan anak. Volum 1. Cetakan 11. Jakarta: Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2007. Hlm 4173. Corwin EJ. Buku saku patofisiologi. Edisi 3. Jakarta: EGC; 2009. Hlm 305-64. Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke system. Edisi 6. Jakarta:EGC. 2011. Hlm.744-65. Styne DM, Glaser NS. Endokrinologi. Dalam: Behrman RE, Kliegman MR. Nelson esensi pediatric. Edisi 4. Jakarta:EGC. 2010. Hlm 764-766. DiGeorge AM, Parks JS. Hipopituitarisme. Dalam: Behrman RE, Kliegman R, Arvin AM. Nelson ilmu kesehatan anak. Volume 3. Edisi 15. Jakarta:EGC. 2002. Hlm 1915-8

Page 14