final - penelitian klaster 9 · iv pola pembiayaan budidaya itik talang benih dan modal kerja dalam...
TRANSCRIPT
POLA PEMBIAYAAN( )Lending Model
Budidaya Itik Talang Benih
di Kabupaten Rejang Lebong
POLA PEMBIAYAAN( )Lending Model
Budidaya Itik Talang Benih
di Kabupaten Rejang Lebong
POLA PEMBIAYAAN( )Lending Model
Budidaya Itik Talang Benih di
Kabupaten Rejang Lebong
i
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu
KATA PENGANTAR
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu melakukan
pembinan terhadap peternak itik Klaster Maju Bersama dan Klaster
Rukun Sejahtera di Kabupaten Rejang Lebong selama dua tahun sejak
tahun 2014. Pembinaan dilakukan dalam bentuk Bantuan Teknis
(Bantek) dan bantuan terkait Program Sosial Bank Indonesia (seperti
fasilitas kandang, mesin tetas, itik, mesin pakan, telur). Adapun Bantek
diberikan dalam bentuk pelatihan (soft skills dan hard skills),
pendampingan, dan studi banding. Klaster Itik Talang Benih Maju
Bersama dan Rukun Sejahtera menunjukkan perkembangan yang pesat
dibandingkan sebelum tahun 2014, sehingga perlu diarahkan menuju
pola usaha ternak yang berorientasi bisnis dan berskala besar. Dalam
upaya menuju pola beternak berorientasi bisnis dan skala besar, maka
perlu dilakukan Kajian Pola Pembiayaan (Lending Model) tentang
budidaya ternak Itik Talang Benih di Kabupaten Rejang Lebong.
Kajian Lending Model budidaya ternak itik dilakukan berdasarkan
data primer dan sekunder yang diperoleh dari Klaster Maju Bersama dan
Klaster Rukun Sejahtera. Hasil analisis berdasarkan asumsi-asumsi
tertentu menunjukkan bahwa pola pembiayaan (lending model)
budidaya ternak Itik Talang Benih di Kabupaten Rejang Lebong layak
(feasible) untuk dikembangkan dan dibiayai baik dengan modal sendiri
maupun melaui sumber pembiayaan bank atau non bank. Kelayakan
usaha ternak itik secara teknis ditunjukkan oleh nilai NPV yang positif,
nilai IRR di atas suku bunga bank yang berlaku, dan nilai B/C yang
positif, serta sudah menghitung simulasi resiko dengan analisis
sensitivitas. Selain itu, dari aspek pemasaran, terlihat bahwa potensi
pasar atau peluang pasar untuk produk itik seperti; telur, DOD (Day Old
Kantor Perwakilan Bank IndonesiaProvinsi Bengkulu
i
ii Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih
Duck) dan daging itik masih sangat terbuka lebar, mengingat masih
banyak permintaan daging itik bagi pedagang lesehan di Kota Curup
dan kota lainnya di Provinsi Bengkulu belum dapat terpenuhi. Demikian
juga halnya, dengan permintaan telur itik yang selalu habis terjual di
pasar tradisional di Curup. Hal yang sama juga terjadi terhadap
permintaan DOD, dimana permintaan DOD dari peternak di Kabupaten
Rejang Lebong dan daerah lain belum dapat dipenuhi. Selanjutnya,
kajian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada stakeholders
terutama kepada peternak itik, perbankan, lembaga pembiayaan, calon
investor dan akademisi dalam upaya mengembangkan usaha budidaya
ternak itik di Kabupaten Rejang Lebong.
Terima kasih kami sampaikan atas kerjasama dari berbagai pihak,
sehingga penulisan penelitian pola pembiayaan usaha pengolahan jeruk
kalamansi ini dapat diselesaikan. Harapan kami semoga penelitian ini
dapat memberikan informasi sesuai yang diharapkan. Selain itu, puji
syukur kita panjatkan atas rahmat-Nya penelitian ini dapat diselesaikan
dengan baik. Semoga Allah SWT meridhoi dan menjadikan apa yang kita
lakukan dalam penyusunan penelitian ini sebagai amal ibadah yang
berkah. Akhirnya, segala kritik dan saran kami harapkan, untuk
perbaikan dimasa mendatang.
Bengkulu, Oktober 2015
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu
Bambang Himawan Kepala Perwakilan
Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benihii
iii
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu
RINGKASAN EKSEKUTIF
Penelitian pola pembiayaan (lending model) budidaya Itik Talang
Benih dengan pola klaster menggunakan data primer dari Klaster Itik
Talang Benih Maju Bersama dan Rukun Sejahtera di Kabupaten Rejang
Lebong. Adapun data sekunder yang dihimpun diperoleh dari studi
literatur dan data stakeholders terkait. Analisis usaha dilakukan secara
kualitatif dan deskriptif terutama terkait dengan aspek pasar dan
pemasaran, produksi, ekonomi, sosial dan lingkungan. Untuk
mengetahui kelayakan usaha digunakan analisis keuangan seperti ; laba
rugi, cash flow, NPV, PBP, BEP, Net R/C ratio, IRR dan analisis sensitivitas.
Berdasarkan survei, pasar akan produk itik seperti daging itik, telur
itik, dan DOD (day old duck) masih terbuka luas dan bersifat lokal yakni
di sekitar wilayah Curup dan Kepahiyang. Permintaan produk itik seperti
daging itik dan telur itik masih terbatas untuk konsumsi rumah tangga
dan pedagang lesehan. Namun demikian, permintaan Itik Talang Benih
sebagai plasma nutfah Provinsi Bengkulu juga datang dari luar Provinsi
Bengkulu. Pola pemasaran telur itik dan daging itik menunjukkan bahwa
pasar produk tersebut bersifat lokal, yaitu dijual di pasar tradisional dan
masyarakat sekitar Klaster. Sedangkan untuk penjualan DOD, peternak
langsung menjual DOD kepada sesama peternak di Kabupaten Rejang
Lebong.
Budidaya ternak Itik Talang Benih layak untuk dikembangkan, hal
tersebut antara lain dapat dilihat dari prospek pasar yang masih terbuka
dan analisis keuangan yang menguntungkan. Analisis usaha dalam
penelitian ini menunjukkan bahwa budidaya ternak Itik Talang Benih
layak untuk dilaksanakan dalam skala besar sehingga dapat menjadi
sumber pendapatan utama bagi peternak. Kebutuhan dana investasi
Kantor Perwakilan Bank IndonesiaProvinsi Bengkulu
iii
iv Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih
dan modal kerja dalam menjalankan usaha ternak itik adalah
sebesar Rp.345.209.502,00 dengan rincian biaya investasi sebesar
Rp .206.250.000,00 dan modal kerja sebesar Rp.138.959.502,00.
Dengan besaran investasi seperti tersebut diatas, usaha ternak itik dapat
menghasilkan profit margin sebesar 40,31% (rata-rata selama 3 tahun).
Jika dilihat dari harga pokok usaha budidaya ternak itik
menunjukkan bahwa harga pokok telur itik per butir sebesar Rp.585,00,
sedangkan harga pokok DOD (day old duck) per ekor sebesar
Rp.4.366,00 dan harga pokok itik muda per ekor Rp.38.233,00. Semua
harga pokok produksi tersebut (telur, DOD, dan itik dara) berada di
bawah harga jual di tingkat peternak. Berdasarkan analisis laba rugi,
usaha budidaya Itik Talang Benih terlihat bahwa titik impas (break event
point/BEP) rata-rata selama tiga tahun (th 2015 – 2017) diperoleh nilai
sebesar Rp236.317.584,00 atau sama dengan jumlah telur itik sebanyak
118.159 butir. Jika dilihat dari jumlah itik yang dipelihara pada Klaster
Itik Talang Benih, diperoleh nilai titik impas (BEP) apabila memelihara
597 ekor itik dewasa.
Berdasarkan penelitian Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang
Benih, kelayakan usaha budidaya ternak Itik Talang Benih diperoleh
perhitungan sebagai berikut:
a. Nilai Net Present Value (NPV) yang positif ( > 0 ) yakni
Rp.301.169.266,00
b. Perhitungan nilai Internal Rate of Return (IRR) sebesar 87,92 %,
lebih tinggi dari tingkat suku bunga kredit yang berlaku.
c. Perhitungan Net Revenue Cost Ratio (Net R/C Ratio) sebesar 2,46
lebih besar dari satu (1), dengan masa pengembalian pinjaman
kredit (pay back period) selama 2,42 tahun.
d. Sedangkan nilai BEP (Break Even Point) rata-rata selama tiga tahun
Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benihiv
v
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu
senilai Rp 41.218.657, atau sebanyak 20.609 butir telur itik per
tahun.
Rekomendasi yang dapat disampaikan sebagai hasil dari kajian ini
adalah sebagai berikut:
1. Berdasarkan survei budidaya ternak itik disarankan agar peternak
lebih berkonsentrasi terhadap pengembangan galur murni jenis Itik
Talang Benih, mengingat prospek pasar telur dan DOD masih cukup
luas baik untuk memenuhi permintaan bibit di kabupaten Rejang
Lebong maupun permintaan dari Kabupaten lain di Provinsi
Bengkulu.
2. Sejalan dengan meningkatnya skala ekonomi usaha ternak Itik Talang
Benih dengan pola klaster disarankan agar Klaster Itik Talang Benih
mendirikan lembaga distribusi (lembaga pemasaran) yang dapat
mengkoordinasikan, menginformasikan, dan menghubungkan
peternak dengan konsumen, serta memasarkan produk klaster itik
tersebut.
3. Klaster Itik Talang Benih perlu meningkatkan penguatan sesama
anggota peserta klaster, penguatan kelembagaan dan tata kelola
klaster.
4. Disarankan agar Klaster Itik Talang Benih dapat mengembangkan
pasca panen yakni membuat berbagai jenis kuliner yakni berbagai
variasi makanan.
Kantor Perwakilan Bank IndonesiaProvinsi Bengkulu
v
vi Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih
Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benihvi
vii
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu
RINGKASAN KELAYAKAN USAHA BUDIDAYA ITIK TALANG BENIH
No Unsur Proyek Uraian
1 Jenis Usaha Budidaya Itik Talang Benih
2 Modal Investasi/Usaha Rp.206.250.000,00
3 Modal Kerja/Usaha Rp.138.959.502,00
4 Kelayakan Usaha NPV (DF 20%)= Rp.301.169.266,00
IRR = 87,92 %
Net B/C ratio = 2,46
PBP = 2,42 tahun
5 Analisis Sensitivitas - Pendapatan turun 35,60% dan
biaya tetap: IRR = 19,98%
- Biaya naik 91,97% dan
pendapatan tetap: IRR = 19,99%
- Biaya naik 25,67% dan
pendapatan turun 25,67%: IRR =
19,97%.
6 Skim Kredit - Kredit Investasi menggunakan
Tingkat sukubunga bank umum
Jangka Waktu di 3 tahun
- Kredit Modal Kerja Menggunakan
Tingkat sukubunga bank umum
Jangka Waktu di 1 tahun
Kantor Perwakilan Bank IndonesiaProvinsi Bengkulu
vii
viii Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih
Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benihviii
ix
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................... i
RINGKASAN EKSEKUTIF ................................................................... iii
RINGKASAN KELAYAKAN USAHA BUDIDAYA ITIK TALANG
BENIH…….… ................................................................................. vii
DAFTAR ISI ……. ............................................................................. ix
DAFTAR TABEL ................................................................................ xi
DAFTAR GAMBAR ......................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................... 1
1.1 LATAR BELAKANG ............................................................ 1
1.2 TUJUAN PENELITIAN ......................................................... 3
1.3 METODOLOGI PENELITIAN ................................................ 4
BAB II PROFIL USAHA DAN POLA PEMBIAYAAN ............................... 7
2.1 PROFIL KLASTER ITIK TALANG BENIH ................................. 7
2.2 PERIODE WAKTU PENGEMBANGAN KLASTER ................. 10
2.3 PROGRAM BANTEK DAN PSBI ......................................... 11
2.4 POLA PEMBIAYAAN KLASTER ......................................... 15
BAB III ASPEK TEKNIS DAN PRODUKSI ........................................... 19
3.1 LOKASI KLASTER ITIK TALANG BENIH .............................. 19
3.2 FASILITAS PRODUKSI KLASTER ITIK TALANG BENIH ......... 19
3.3 BAHAN BAKU PRODUKSI KLASTER ITIK ........................... 24
3.4 TENAGA KERJA ............................................................... 25
3.5 TEKNOLOGI PADA KLASTER ITIK ..................................... 25
3.6 PROSES PRODUKSI KLASTER ITIK ..................................... 26
3.7 JUMLAH DAN JENIS PRODUKSI ....................................... 33
3.8 PRODUKSI OPTIMUM ...................................................... 34
3.9 CRITICAL POINT .............................................................. 37
Kantor Perwakilan Bank IndonesiaProvinsi Bengkulu
ix
x Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih
BAB IV ASPEK PASAR DAN PEMASARAN ....................................... 39
4.1 ASPEK PASAR ................................................................. 39
4.2 ASPEK PEMASARAN ....................................................... 42
BAB V ASPEK KEUANGAN ............................................................. 49
5.1 PEMILIHAN POLA USAHA ................................................ 49
5.2 ASUMSI DAN PARAMETER PERHITUNGAN ...................... 50
5.3 BIAYA INVESTASI DAN BIAYA OPERSIONAL .................... 51
5.4 KEBUTUHAN INVESTASI, MODAL KERJA DAN KREDIT ..... 52
5.5 PRODUKSI DAN PENDAPATAN ........................................ 55
5.6 PROYEKSI RUGI LABA USAHA ......................................... 56
5.7 ANALISIS KELAYAKAN PROYEK ....................................... 58
5.8 ANALISIS SENSITIVITAS ................................................... 59
BAB VI ASPEK EKONOMI, SOSIAL DAN DAMPAK LINGKUNGAN .... 63
6.1 ASPEK EKONOMI DAN SOSIAL ........................................ 63
6.2 DAMPAK LINGKUNGAN ................................................. 65
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN ................................................ 67
7.1 KESIMPULAN .................................................................. 67
7.2 SARAN ........................................................................... 68
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................... 71
LAMPIRAN......... ........................................................................... 73
Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benihx
xi
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Identitas Klaster Itik Maju Bersama ............................... 7
Tabel 2.2. Klaster Itik Talang Benih Rukun Sejahtera .................... 8
Tabel 2.3. Jumlah Itik Pada Kondisi Awal Dalam Klaster Menurut
Kelompok .................................................................... 9
Tabel 2.4. Tabel 2.4. Sarana Prasarana Milik Klaster Itik Talang
Benih Menurut Nama Klaster ....................................... 9
Tabel 2.5. Bantuan PSBI Untuk Klaster Maju Bersama Tahun 2014
.................................................................................. 12
Tabel 2.6. Bantuan PSBI Untuk Klaster Maju Bersama Tahun 2015
.................................................................................. 13
Tabel 2.7. Bantuan PSBI Untuk Klaster Rukun Sejahtera Tahun
2014 .......................................................................... 14
Tabel 2.8. Bantuan PSBI Untuk Klaster Rukun Sejahtera Tahun
2015 .......................................................................... 14
Fasilitas Klaster Itik Benih Maju Bersama .................... 20 Tabel 3.1.
Lokasi Kandang Itik Klaster Maju Bersama .................. 21 Tabel 3.2.
Kondisi Penetasan Telur Itik Talang Benih Pada Klaster Tabel 3.3.
Itik Maju Bersama ...................................................... 22
Lokasi dan Ukuran Kandang Itik Klaster Rukun SejahteraTabel 3.4.
.................................................................................. 23
Tempat Lokasi Mesin Tetas dan Penetasan Klaster Rukun Tabel 3.5.
Sejahtera ................................................................... 23
Fasilitas Klaster Itik Rukun Sejahtera ......................... 24 Tabel 3.6.
Bahan Pakan Alternatif Itik Talang Benih .................... 31 Tabel 3.7.
Produksi Klaster Itik Talang Benih ............................... 34 Tabel 3.8.
Kebutuhan Nutrisi Ternak Itik dan Menurut Umur ...... 35 Tabel 3.9.
Kantor Perwakilan Bank IndonesiaProvinsi Bengkulu
xi
xii Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih
Kebutuhan Pakan Ternak Itik Anak (Stater), Muda Tabel 3.10.
(Grower) dan Dewasa (Layer) ..................................... 36
Kebutuhan Pakan Ternak Itik Menurut Umur .............. 36 Tabel 3.11.
Tabel 4.1. Populasi Itik Talang Benih di Provinsi Bengkulu ........... 40
Tabel 4.2. Produksi dan Penjualan Itik Klaster Maju Bersama
Kabupaten Rejang Lebong ......................................... 41
Tabel 4.3. Tingkat Harga Itik di Desa Talang Benih ..................... 42
Tabel 4.4. Harga Itik Pada Tingkat Rantai Pemasaran ................. 43
Tabel 5.1. Asumsi Teknis Usaha Budidaya Klaster Itik Talang Benih
.................................................................................. 50
Tabel 5.2. Biaya Investasi Budidaya Itik Klaster Talang Benih........ 51
Tabel 5.3. Komponen Biaya Produksi Klaster Itik Talang Benih .... 52
Tabel 5.4. Kebutuhan Dana Budidaya Klaster Itik Talang Benih ..
.................................................................................. 53
Tabel 5.5. Perhitungan Angsuran Kredit Investasi ........................ 54
Tabel 5.6. Perhitungan Angsuran Pokok dan Bunga Kredit Modal
Kerja .......................................................................... 54
Tabel 5.7. Perhitungan Jumlah Produksi dan Pendapatan ............ 56
Tabel 5.8. Laba Rugi Usaha Ternak Itik Klaster Itik Talang Benih .. 57
Tabel 5.9. Titik Impas Nilai Penjualan dan Produksi Telur Klaster Itik
Talang Benih .............................................................. 58
Tabel 5.10. Hasil Analisis Kelayakan Usaha Ternak Itik Klaster Itik
Talang Benih .............................................................. 58
Tabel 5.11. Hasil Analisis Sensitivitas Usaha Skenario 1 ................. 60
Tabel 5.12. Hasil Analisis Sensitivitas Usaha Skenario 2 ................. 60
Tabel 5.13. Hasil Analisis Sensitivitas Usaha Skenario 3 ................. 61
Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benihxii
xiii
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Itik Talang Benih Klaster Maju Bersama .................... 13
Gambar 2.2. Itik Talang Benih Klaster Rukun Sejahtera. ................ 15
Gambar 3.1. Penetasan Telur Itik Talang Benih ............................. 27
Gambar 3.2. DOD Itik Talang Benih dalam Kandang Khusus ......... 28
Gambar 3.3. Sekat Kandang Sesuai Umur Itik Talang Benih .......... 28
Gambar 3.4. Kandang Itik Talang Benih ........................................ 29
Gambar 3.5. Kolam Bermain Itik Talang Benih .............................. 29
Gambar 3.6. Kandang Itik Talang Benih Dewasa ........................... 29
Gambar 3.7. Produk Klaster Itik Talang Benih ............................... 33
Kantor Perwakilan Bank IndonesiaProvinsi Bengkulu
xiii
xiv Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Biaya Produksi Pakan Buatan untuk Itik Setelah Umur 1 (Satu) Bulan ............................................................. 74
Lampiran 2. Biaya Investasi ......................................................... 75 Lampiran 3. Analisa Sederhana Biaya Produksi Telur Itik Selama
Umur Ekonomis ....................................................... 76 Lampiran 4. Analisa Sederhana Biaya Produksi DOD Itik Selama 1
(Satu) Siklus ............................................................. 79 Lampiran 5. Analisa Sederhana Biaya Produksi Itik Muda/Dara ..... 81 Lampiran 6. Estimasi Produksi ..................................................... 83 Lampiran 7. Kebutuhan Dana ..................................................... 87 Lampiran 8. Anguran Pokok & Bunga Kredit Investasi .................. 88 Lampiran 9. Anguran Pokok & Bunga Kredit Modal Kerja ............ 90 Lampiran 10. Proyeksi Populasi, Biaya Operasional dan Nilai
Penjualan… ............................................................. 91 Lampiran 11. Proyeksi Rugi/Laba Usaha Itik Talang Benih (dalam
rupiah penuh) .......................................................... 92 Lampiran 12. Perhitungan BEP Usaha Budidaya Itik Talang Benih ... 93 Lampiran 13. Cashflow Budidaya Itik Talang Benih ........................ 94 Lampiran 14. Cashflow Budidaya Itik Talang Benih (Analisis
Sensitivitas Penjualan Turun) .................................... 95 Lampiran 15. Cashflow Budidaya Itik Talang Benih (Analisis
Sensitivitas Biaya Operasional Naik) .......................... 97 Lampiran 16. Cashflow Budidaya Itik Talang Benih (Analisis
Sensitivitas Penjualan Turun dan Biaya Operasional Naik) ....................................................................... 99
Lampiran 17. Rumus dan Cara Perhitungan Untuk Akses Keuangan. … .......................................................................... 101
Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benihxiv
1
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia Provinsi Bengkulu tahun
2014 melaksanakan Program Klaster Itik Talang Benih di Desa Talang
Benih, Curup. Program Klaster Itik Talang Benih tersebut merupakan
hasil koordinasi dengan Dinas Kesehatan Hewan Provinsi Bengkulu dan
Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Rejang Lebong. Sebagai
tindak lanjut dari koordinasi dengan Pemda tersebut, maka KPw. Bank
Indonesia Provinsi Bengkulu didampingi Dinas Peternakan dan Perikanan
Kabupaten Rejang Lebong melakukan observasi lapangan ke lokasi
Sentra Pertanian Desa Talang Benih Curup. Selanjutnya KPw. Bank
Indonesia Provinsi Bengkulu berdiskusi secara terfokus dan mendalam
dengan Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Rejang Lebong,
Dinas Kesehatan Hewan Provinsi Bengkulu, dan Bappeda Provinsi
Bengkulu. Observasi lapangan dan Fokus Grup Diskusi (FGD) dengan
Pemda tersebut menghasilkan kesimpulan sebagai berikut :
a. Bahwa pengembangan Itik Talang Benih merupakan Program
Prioritas Provinsi Bengkulu dibidang Unggas, dan Pemda Provinsi
Bengkulu akan mendukung program Klaster Itik Talang Benih dari
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu.
b. Pengembangan Itik Talang Benih yang terkonsentrasi di area Desa
Talang Benih (sentra pertanian) sudah dicanangkan Gubernur
Bengkulu untuk ditiingkatkan populasi dan sebarannya.
c. Survei di Kelurahan Talang Benih menunjukkan bahwa jumlah
peternak itik sudah mulai berkembang, baik yang berhimpun
kedalam kelompok yang dibina Dinas Petenakan Kabupaten Rejang
Kantor Perwakilan Bank IndonesiaProvinsi Bengkulu
11
2 Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih
Lebong maupun yang tidak berkelompok (104 peternak) yang
belum mendapat pembinaan.
d. Kelompok yang disurvei sebanyak 5 (lima) kelompok, yang
beranggotakan 10 – 11 orang per kelompok. Nama kelompok tani
peternak itik di Kelurahan Talang Benih tersebut adalah :
1. Kelompok Tani Ingin Maju
2. Kelompok Tani Pemuda Suka Karya
3. Kelompok Tani Sido Rukun
4. Kelompok Tani Lembur Benih
5. Kelompok Tani Dwi Makmur
e. Pasa daat survei, pembudidaya Itik Talang Benih masih sangat
lemah terutama pada aspek bibit (DOD), kandang, pakan, mesin
tetas dan kesehatan, serta seringnya pemadaman listik sehingga
terjadi kegagalan menetas yang tinggi (sebesar 35% sampai 40
%).
Mencermati antusias peternak peserta Klaster Itik Talang Benih
dalam mengembangkan Itik Talang Benih, telah mendorong Dinas
Peternakan dan Perikanan Kabupaten Rejang Lebong untuk membina
kelompok peternak Itik Talang Benih yang baru, yaitu Kelompok Ternak
Itik Talang Benih Saluyu berlokasi di Desa Rimbo Recap dan Kelompok
Ternak Itik Belibis Sakti di Kelurahan Tunas Harapan, Curup. Kelompok
ternak itik yang baru tersebut diusulkan kepada Kantor Perwakilan Bank
Indonesia Bengkulu untuk dijadikan Klaster Itik Talang Benih yang baru
sebagai pendukung Klaster Itik Talang Benih yang sudah ada di
Kelurahan Talang Benih. Berdasarkan usul Dinas Peternakan dan
Perikanan Rejang Lebong tersebut, Kantor Perwakilan Bank Indonesia
Bengkulu melakukan perluasan atau ekspansi terhadap Klaster Itik
Talang Benih dengan mengembangkan Klaster Itik Talang Benih di Desa
Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih2
3
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu
Rimbo Recap (kelompok ternak Saluyu) dan di Kelurahan Tunas Harapan
(Kelompok Belibis Sakti) pada akhir tahun 2014.
Pengembangan Itik Talang Benih dengan pola pendekatan klaster
dilaksanakan sesuai dengan pedoman pelaksanaan klaster Bank
Indonesia. Pendekatan Klaster memberi efek positif terhadap peternak
itik melalui efisiensi biaya, dimana biaya beternak itik menjadi lebih
murah dalam klaster dibandingkan dengan biaya memelihara ternak
sendiri-sendiri. Melalui program klaster akan tercipta rantai nilai
(produksi, pemasaran dan jaringan) yang terkait hulu-hilir di dalam
klaster, sehingga menumbuhkan persaingan yang sehat antar peternak
yang pada gilirannya akan mendorong perkembangan klaster itu sendiri.
Oleh sebab itu, program klaster itik Talang Benih menjadi sangat
penting untuk dilaksanakan.
1.2 TUJUAN PENELITIAN
Secara umum penelitian ini ditujukan untuk mengetahui pola
pembiayaan (Lending Model) usaha Budidaya Itik Talang Benih di
Provinsi Bengkulu. Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk :
1. Menyediakan rujukan bagi perbankan dalam rangka meningkatkan
pembiayaan terhadap UMKM.
2. Menyediakan bahan masukan untuk Sistem Informasi
Pengembangan Usaha Kecil (SIPUK), yang merupakan bagian dari
Info UMKM di website Bank Indonesia.
3. Menyediakan informasi dan pengetahuan bagi masyarakat luas,
khususnya UMKM/calon investor, yang bermaksud
mengembangkan usaha budidaya itik talang benih.
Kantor Perwakilan Bank IndonesiaProvinsi Bengkulu
33
5
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu
c. Metoda Analisis
(1) Analisis usaha yang dilakukan secara kualitatif atau deskriptif
untuk mengetahui aspek pasar dan pemasaran, produksi dari
usaha yang diteliti serta pengaruh usaha terhadap kondisi
ekonomi, sosial dan lingkungan.
(2) Analisis pembiayaan, untuk mengetahui bagaimana
pembiayaan Klaster Itik Talang Benih dan kelayakan usaha dilihat
dari aspek keuangan (laba rugi, cash flow, NPV, PBP, BEP, Net R/C
ratio, IRR dan analisis sensitivitas).
(3) Analisis kredit bank untuk mengetahui bagaimana proses
penilaian permohonan kredit oleh bank terhadap usaha yang
dibiayai.
(4) Critical point atau titik kritis dalam proses bisnis, baik secara
kualitatif maupun kuantitatif, untuk melihat risiko-risiko yang
timbul dari usaha yang bersangkutan, misalnya melihat risiko
pasar dengan menggunakan analisis historis.
Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih4
3
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu
Rimbo Recap (kelompok ternak Saluyu) dan di Kelurahan Tunas Harapan
(Kelompok Belibis Sakti) pada akhir tahun 2014.
Pengembangan Itik Talang Benih dengan pola pendekatan klaster
dilaksanakan sesuai dengan pedoman pelaksanaan klaster Bank
Indonesia. Pendekatan Klaster memberi efek positif terhadap peternak
itik melalui efisiensi biaya, dimana biaya beternak itik menjadi lebih
murah dalam klaster dibandingkan dengan biaya memelihara ternak
sendiri-sendiri. Melalui program klaster akan tercipta rantai nilai
(produksi, pemasaran dan jaringan) yang terkait hulu-hilir di dalam
klaster, sehingga menumbuhkan persaingan yang sehat antar peternak
yang pada gilirannya akan mendorong perkembangan klaster itu sendiri.
Oleh sebab itu, program klaster itik Talang Benih menjadi sangat
penting untuk dilaksanakan.
1.2 TUJUAN PENELITIAN
Secara umum penelitian ini ditujukan untuk mengetahui pola
pembiayaan (Lending Model) usaha Budidaya Itik Talang Benih di
Provinsi Bengkulu. Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk :
1. Menyediakan rujukan bagi perbankan dalam rangka meningkatkan
pembiayaan terhadap UMKM.
2. Menyediakan bahan masukan untuk Sistem Informasi
Pengembangan Usaha Kecil (SIPUK), yang merupakan bagian dari
Info UMKM di website Bank Indonesia.
3. Menyediakan informasi dan pengetahuan bagi masyarakat luas,
khususnya UMKM/calon investor, yang bermaksud
mengembangkan usaha budidaya itik talang benih.
Kantor Perwakilan Bank IndonesiaProvinsi Bengkulu
55
6 Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih
Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih6
7
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu
BAB II PROFIL USAHA DAN POLA PEMBIAYAAN
2.1 PROFIL KLASTER ITIK TALANG BENIH
a. Klaster Itik Talang Benih Maju Bersama
Surat Keputusan Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan
Kabupaten Rejang Lebong Nomor : 282/Tahun 2014 menetetapkan
bahwa Klaster Itik Talang Benih Maju Bersama terdiri dari :
i. Kelompok Tani Ingin Maju (11 orang)
ii. Kelompok Tani Pemuda Suka Karya (10 orang) dan
iii. Kelompok Wanita Tani Madani Mandiri (10 orang)
Tabel 2.1. Identitas Klaster Itik Maju Bersama
Nama : Klaster Itik Talang Benih “Maju Bersama”
Berdiri : 22 Mei 2014 (SK Nomor : 282/Tahun 2014)
Jumlah Anggota : 31 orangKetua : Nandang KosasihSekretaris : SugiantoLokasi/Alamat : Kelurahan Talang Benih – Curup,
Kabupaten Rejang Lebong
b. Klaster Itik Talang Benih Rukun Sejahtera
Klaster Itik Talang Benih Rukun Sejahtera (klaster tahap II)
berlokasi di Desa Rimbo Recap dan di Kelurahan Tunas Harapan,
merupakan Klaster Itik Talang Benih tambahan atau ekspansi dari Klaster
Maju Bersama. Klaster itik Rukun Sejahtera, berasal dari Kelompok
Ternak Belibis Sakti ( 10 orang) di Kelurahan Tunas Harapan dan dari
Kelompok Saluyu (13 orang) di Desa Rimbo Recap.
Kantor Perwakilan Bank IndonesiaProvinsi Bengkulu
77
Bab II Profil Usaha dan Pola Pembiayaan
8 Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih
Tabel 2.2. Klaster Itik Talang Benih Rukun Sejahtera
Nama : Klaster Itik Talang Benih Rukun Sejahtera”
Berdiri : 26 November 2014 (SK Nomor : 511/Tahun 2014)
Jumlah Anggota : 23 orangKetua : Amin SunaryaSekretaris : Ujang HarionoLokasi/Alamat : Desa Rimbo Recap - Curup,
c. Populasi, Sarana dan Prasarana Klaster
Pada awal penetapan Klaster Itik Maju Bersama memiliki itik
muda sebanyak 235 ekor, dan itik dewasa sebanyak 720 ekor,
ditambah dengan jumlah DOD (day old duck) sebanyak 360 ekor, maka
total Itik Talang Benih Klaster Maju Bersama berjumlah 1.315 ekor.
Sedangkan jumlah itik Talang Benih yang dimiliki oleh Klaster Rukun
Sejahtera berjumlah sebanyak 370 ekor terdiri dari 75 DOD, 65 itik
muda, dan 230 itik dewasa. Jumlah itik dan DOD pada Klaster Rukun
Sejahtera jauh lebih sedikit dibandingkan dengan Klaster Maju bersama.
Secara detail jumlah Itik Klaster Maju Bersama dan Rukun Sejahtera pada
kondisi awal disajikan pada Tabel 2.3. berikut ini.
Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih8
Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih
9
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu
Tabel 2.3. Jumlah Itik Pada Kondisi Awal Dalam Klaster Menurut Kelompok
No Nama Klaster DOD Muda Dewasa Jumlah
1 Maju Bersama 360 235 720 1.315 a. Tani Pemuda Karya 220 95 235 550 b. Tani Ingin Maju 120 95 350 565 c. Wanita Tani Madani Mandiri 20 45 135 200
2 Rukun Sejahtera 75 65 230 370 a. Belibis Sakti - - 75 75 b. Saluyu 75 65 155 295
Total 435 300 950 1.685
Pada tahap awal Klaster Maju Bersama dan Klaster Rukun
Sejahtera juga memiliki sarana dan prasarana yang berfungsi
menunjang budidaya itik dalam kelompok. Namun jumlah dan kondisi
sarana dan prasarana penunjang budidaya itik relatif tidak memadai.
Adapun sarana dan prasarana penunjang yang tersedia dalam kelompok
antara lain berupa kandang, mesin tetas, dan hand sprayer seperti
disajikan pada Tabel 2.4 di bawah ini.
Tabel 2.4. Sarana Prasarana Milik Klaster Itik Talang Benih Menurut Nama Klaster
No Nama Alat SatuanMaju
Bersama Rukun
Sejahtera Jml
1 Kandang Unit 3 2 52 Mesin Tetas Unit 15 2 173 Hand Sprayer Unit 3 - 34 Mesin Penepung Unit 3 - 3
Dalam upaya mengembangkan Itik Talang Benih, Klaster Maju
Bersama dan Klaster Rukun Sejahtera berkomitmen membudidayakan
itik Talang Benih secara sungguh-sungguh sesuai dengan sarana
prasarana yang dimiliki, mulai dari penangkaran, pengembangan DOD
(Day Old Duck), pakan, kandang dan produksi. Oleh sebab itu, kedua
Kantor Perwakilan Bank IndonesiaProvinsi Bengkulu
99
Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih
3
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu
Rimbo Recap (kelompok ternak Saluyu) dan di Kelurahan Tunas Harapan
(Kelompok Belibis Sakti) pada akhir tahun 2014.
Pengembangan Itik Talang Benih dengan pola pendekatan klaster
dilaksanakan sesuai dengan pedoman pelaksanaan klaster Bank
Indonesia. Pendekatan Klaster memberi efek positif terhadap peternak
itik melalui efisiensi biaya, dimana biaya beternak itik menjadi lebih
murah dalam klaster dibandingkan dengan biaya memelihara ternak
sendiri-sendiri. Melalui program klaster akan tercipta rantai nilai
(produksi, pemasaran dan jaringan) yang terkait hulu-hilir di dalam
klaster, sehingga menumbuhkan persaingan yang sehat antar peternak
yang pada gilirannya akan mendorong perkembangan klaster itu sendiri.
Oleh sebab itu, program klaster itik Talang Benih menjadi sangat
penting untuk dilaksanakan.
1.2 TUJUAN PENELITIAN
Secara umum penelitian ini ditujukan untuk mengetahui pola
pembiayaan (Lending Model) usaha Budidaya Itik Talang Benih di
Provinsi Bengkulu. Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk :
1. Menyediakan rujukan bagi perbankan dalam rangka meningkatkan
pembiayaan terhadap UMKM.
2. Menyediakan bahan masukan untuk Sistem Informasi
Pengembangan Usaha Kecil (SIPUK), yang merupakan bagian dari
Info UMKM di website Bank Indonesia.
3. Menyediakan informasi dan pengetahuan bagi masyarakat luas,
khususnya UMKM/calon investor, yang bermaksud
mengembangkan usaha budidaya itik talang benih.
Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih10
Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih
3
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu
Rimbo Recap (kelompok ternak Saluyu) dan di Kelurahan Tunas Harapan
(Kelompok Belibis Sakti) pada akhir tahun 2014.
Pengembangan Itik Talang Benih dengan pola pendekatan klaster
dilaksanakan sesuai dengan pedoman pelaksanaan klaster Bank
Indonesia. Pendekatan Klaster memberi efek positif terhadap peternak
itik melalui efisiensi biaya, dimana biaya beternak itik menjadi lebih
murah dalam klaster dibandingkan dengan biaya memelihara ternak
sendiri-sendiri. Melalui program klaster akan tercipta rantai nilai
(produksi, pemasaran dan jaringan) yang terkait hulu-hilir di dalam
klaster, sehingga menumbuhkan persaingan yang sehat antar peternak
yang pada gilirannya akan mendorong perkembangan klaster itu sendiri.
Oleh sebab itu, program klaster itik Talang Benih menjadi sangat
penting untuk dilaksanakan.
1.2 TUJUAN PENELITIAN
Secara umum penelitian ini ditujukan untuk mengetahui pola
pembiayaan (Lending Model) usaha Budidaya Itik Talang Benih di
Provinsi Bengkulu. Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk :
1. Menyediakan rujukan bagi perbankan dalam rangka meningkatkan
pembiayaan terhadap UMKM.
2. Menyediakan bahan masukan untuk Sistem Informasi
Pengembangan Usaha Kecil (SIPUK), yang merupakan bagian dari
Info UMKM di website Bank Indonesia.
3. Menyediakan informasi dan pengetahuan bagi masyarakat luas,
khususnya UMKM/calon investor, yang bermaksud
mengembangkan usaha budidaya itik talang benih.
Kantor Perwakilan Bank IndonesiaProvinsi Bengkulu
1111
Bab II Profil Usaha dan Pola Pembiayaan
12 Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih
3. Pelatihan Akses Perbankan.
4. Pendampingan Klaster
5. Pelatihan Pengolahan Hasil Produksi
6. Studi Banding ke Tegal, Brebes, dan Pemalang.
7. Monitoring dan Evaluasi Klaster Rukun Sejahtera
c. Program Bantuan PSBI
1. Program PSBI Klaster Maju Bersama
Program PSBI untuk Klaster Maju Bersama bermaksud
memberikan penguatan pada aspek sarana dan prasarana dalam
pengembangan populasi dan galur Itik Talang Benih. Oleh sebab itu,
bantuan PSBI diberikan dalam bentuk kandang, mesin tetas, itik dan
telur, sehingga populasi Itik Talang Benih dapat meningkat. Total
anggaran program PSBI dalam pengembangan Klaster Maju Bersama
tahun 2014 adalah sebesar Rp106.400.000,00,- yang secara rinci
disajikan pada Tabel 2.5 di bawah ini.
Tabel 2.5. Bantuan PSBI Untuk Klaster Maju Bersama Tahun 2014
No Bantuan PSBI Volume Satuan Harga (000)
Jml Dana(000)
1 Kandang 5 Unit 10.000 50.0002 Mesin Tetas 6 Unit 2,000 12.0003 Mesin Pakan 1 Unit 15.000 15.0004 Itik Betina 300 Ekor 40 12.0005 Itik Jantan 60 Ekor 40 2.4006 Telur Bibit 2400 Butir 2,5 6.0007 Pakan 1000 Kg 9 9.000
Jumlah 106.400
Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih12
Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih
13
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu
Gambar 2.1. Itik Talang Benih Klaster Maju Bersama
Bantuan PSBI kepada Klaster Maju Bersama Tahun 2015 sebesar
Rp97.896.000,00 sebagaimana Tabel 2.6.
Tabel 2.6. Bantuan PSBI Untuk Klaster Maju Bersama Tahun 2015
NO. Bantuan PSBI Volume Satuan Harga (000)
Jumlah (000)
1 Kandang 2 Unit 10.000 20.000
2 Warung Lesehan 1 Unit 15.826 15.826
3 Peralatan Lesehan 28 Unit 5.170 5.170
4 Gudang Pakan 1 Unit 20.000 20.000 5 Mesin Tetas 2 Unit 2.000 4.000 6 Mesin Jenset 5 Unit 2.200 11.000 7 Itik Jantan 20 Ekor 45 90008 Itik Betina 200 Ekor 45 9.000
9 Telur Bibit 800 Butir 2,5 2.000 10 Pakan 1000 Kilo 10 10.000
Jumlah 97.896
Kantor Perwakilan Bank IndonesiaProvinsi Bengkulu
1313
Bab II Profil Usaha dan Pola Pembiayaan
14 Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih
2. Program PSBI Klaster Rukun Sejahtera
Klaster Itik Talang Benih Rukun Sejahtera mendapat program PSBI
pertama pada akhir tahun 2014 dan dilanjutkan pada tahun 2015.
Bantuan PSBI untuk Klaster Rukun Sejahtera pada tahun 2014 disajikan
pada Tabel 2.7 berikut.
Tabel 2.7. Bantuan PSBI Untuk Klaster Rukun Sejahtera Tahun 2014
No Bantuan PSBI
Volume Satuan Harga(000)
Jmlh Dana (000)
1 Kandang 4 Unit 10.000 40.0002 Mesin Tetas 2 Unit 1.800 3.6003 Mesin Jenset 2 Unit 1.750 3.5004 Pompa air 2 Unit 950 1.9005 Itik Betina 800 Ekor 40 32.0006 Itik Jantan 160 Ekor 40 6.4007 Telur Bibit 1600 Butir 2 3.2008 Pakan 1000 Kg 9 9.000
Jumlah 99.600
Bantuan PSBI bagi Klaster Rukun Seahtera pada tahun 2015
berjumlah sebesar Rp. 103.945.000,00 dengan rincian detail disajikan
seperti Tabel 2.8 berikut.
Tabel 2.8. Bantuan PSBI Untuk Klaster Rukun Sejahtera Tahun 2015
NO Bantuan PSBI Volume Satuan Harga(000)
JUMLAH(000)
1 Kandang 2 Unit 10.000 20.000
2 Kandang DOD 8 Unit 495 3.960 3 Gudang Pakan 2 Unit 5.000 10.0004 Mesin Tetas 4 Unit 2.000 8.0005 Mesin Penepung 1 Unit 8.200 6 Mesin Pengaduk 1 Unit 16.1537 Itik Jantan 40 Ekor 45 1.8008 Itik Betina 200 Ekor 45 9.000
Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih14
Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih
15
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu
NO Bantuan PSBI Volume Satuan Harga(000)
JUMLAH(000)
9 Telur Bibit 800 Butir 2,5 2.00010 Pakan 1000 Kilo 10 10.000
Jumlah 103.945
Gambar 2.2. Itik Talang Benih Klaster Rukun Sejahtera.
2.4 POLA PEMBIAYAAN KLASTER
Dalam dunia usaha, modal sebagai salah satu faktor produksi,
menempati peran penting dalam menghasilkan output. Namun modal
tidak mudah untuk diakses dan juga tidak mudah untuk dikelola bagi
pengembangan usaha. Dalam dunia usaha, modal dapat bersumber dari
modal sendiri dan bersumber dari lembaga keuangan (perbankan).
Sedangkan dalam pembiayaan usaha dapat diklasifikasikan menjadi
pembiayaan langsung (direct finance) dan tidak langsung (indirect
finance). Pembiayaan langsung terlihat dari mengalirnya dana dari
pemilik modal kepada pengguna dana. Sementara pembiayaan tidak
langsung melibatkan lembaga keuangan seperti dana perbankan
mengalir kepada pelaku usaha.
Pada umumnya Usaha Mikro dan Kecil (UMK) menggunakan
pembiayaan langsung karena beberapa hal, antara lain:
Kantor Perwakilan Bank IndonesiaProvinsi Bengkulu
1515
Bab II Profil Usaha dan Pola Pembiayaan
16 Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih
a. Skala usaha kecil dan keterbatasan pasar, sehingga belum
membutuhkan tambahan modal.
b. Tata kelola usaha dan manajemen usaha masih belum baik serta
tidak memiliki agunan (not feasibel and bankable).
c. Kualitas mutu produksi yang rendah.
d. Harga yang relatif tinggi sehingga kalah bersaing.
Sebagaimana UMK pada umumnya, peternak itik di Kelurahan
Talang Benih secara umum menggunakan model pembiayaan langsung.
Pembiayaan langsung dimiliki peternak itik terkait dengan jumlah itik
yang dimiliki, kandang, mesin tetas, dan pakan itik. Namun setelah
menjadi Klaster Itik Talang Benih, sebagian pembiayaan Klaster Itik
Benih dibiayai dari Program Sosial Bank Indonesia (PSBI). Pembiayaan
untuk menjalankan usaha budidaya ternak itik pada Klaster Itik Talang
Benih antara lain bersumber :
1. Pembiayaan sendiri (modal sendiri),
2. Bantuan PSBI KPw. Bank Indonesia Provinsi Bengkulu
Dana yang digunakan peternak itik pada Klaster Itik Talang Benih
pada umumnya kombinasi dari modal sendiri dan bantuan PSBI KPw.
Bank Indonesia Provinsi Bengkulu. Besaran modal masing-masing klaster
berbeda satu dengan yang lain bergantung skala klasternya. Bantuan
dari pihak lain berasal dari Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten
Rejang Lebong dan Bank Indonesia. Bentuk bantuan berupa dana
program, untuk pembuatan kandang, mesin tetas, pembelian itik,
pembelian telur bibit, pembelian pakan, mesin disel, pompa air, dan
gudang pakan.
Pada umumnya usaha ternak itik ini diawali dengan modal sendiri,
kemudian setelah berjalan beberapa waktu, budidaya ternak itik ini
mendapat bimbingan dan penyuluhan dari Badan Penyuluh Pertanian,
Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih16
Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih
17
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu
Perikanan, Peternakan dan Perkebunan (BP4K) dan Dinas Peternakan
dan Perikanan Kabupaten Rejang Lebong. Setelah menjadi Klaster para
peternak pembudidaya itik mendapat bantuan dari Bank Indonesia
Provinsi Bengkulu (PSBI). Program Bantuan PSBI bagi Klaster Maju
Bersama berjumlah Rp.106.400.000,00 pada tahun 2014, dan sebesar
Rp.97.896.000,00 pada tahun 2015. Sementara Klaster Rukun Sejahtera
mendapat bantuan dana PSBI berjumlah Rp.99.600.000,00 pada tahun
2014, dan sebesar Rp.103.945.000,00 pada tahun 2015.
Kantor Perwakilan Bank IndonesiaProvinsi Bengkulu
1717
18 Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih
Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih18
19
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu
BAB III ASPEK TEKNIS DAN PRODUKSI
3.1 LOKASI KLASTER ITIK TALANG BENIH
Klaster Itik Talang Benih Maju Bersama yang berdiri tanggal 22
Mei 2014 (SK Nomor : 282/Tahun 2014) berlokasi di Kelurahan Talang
Benih, Curup. Sedangkan Klaster Itik Talang Benih Rukun Sejahtera,
berdiri tanggal 26 November 2014 (SK Nomor : 511/Tahun 2014)
berlokasi di dua kawasan yakni di Desa Rimbo Recap dan Kelurahan
Tunas Harapan, Curup. Letak lokasi Kelurahan Talang Benih dan Desa
Rimbo Recap saling berdekatan dan merupakan kawasan sentra
pertanian padi di Kabupaten Rejang Lebong. Oleh sebab itu, Kelurahan
Talang Benih dan Desa Rimbo Recap relatif ideal dijadikan sebagai
kawasan untuk berternak itik.
3.2 FASILITAS PRODUKSI KLASTER ITIK TALANG BENIH
3.2.1. Fasilitas Produksi Klaster Maju Bersama
Memasuki lokasi kawasan Klaster Itik Maju Bersama di Desa
Talang Benih terlihat beberapa kandang itik yang tersebar di beberapa
tempat anggota klaster. Kandang itik tersebut terbuat dari bahan yang
sama yakni kayu, seng, kawat dengan lantai tanah, namun memiliki
ukuran yang bervariasi antara satu kandang dengan kandang yang
lainnya. Selain kandang, fasilitas produksi yang dimiliki Klaster Itik Maju
Bersama setelah mendapat bantuan PSBI dari Bank Indonesia Provinsi
Bengkulu disajikan seperti pada Tabel 3.1. berikut.
Kantor Perwakilan Bank IndonesiaProvinsi Bengkulu
1919
Bab III Aspek Teknis dan Produksi
20 Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih
Fasilitas Klaster Itik Benih Maju Bersama Tabel 3.1.
No Sarana dan Prasarana
Satuan Jumlah Keterangan
1 Kandang unit 5 Desa Talang Benih2 Mesin Tetas unit 6 Kapasitas 200 butir
3 Mesin pakan (Copper) unit 1 Mesin pemotong
4 Itik Talang Benih
ekor 360 300 betina dan 60 Jantan
5 Telur Bibit butir 2.400 DOD6 Mesin Genset unit 5 Antisipasi listrik mati
7 Gudang Pakan
unit 1 Penyimpanan pakan
Fasilitas produksi Klaster Itik Talang Benih Maju Bersama berupa
kandang berjumlah sebanyak 5 (lima) unit dan mesin tetas berjumlah
sebanyak 6 (enam) unit. Lokasi tempat keberadaan kandang dan mesin
tetas milik Klaster Maju Bersama tersebut tersebar di 4 (empat) tempat,
lihat Tabel 3.2. di bawah. Demikian juga halnya dengan lokasi
penempatan itik, ditempatkan pada 4 (empat) lokasi yang disesuaikan
dengan penempatan lokasi kandang dan mesin tetas.
Kandang merupakan rumah bagi Itik Talang benih, berfungsi
sebagai tempat tinggal, makan, tidur, istirahat, besar dan tempat
bertelur. Dalam setiap kandang yang berukuran 32 m – 40 m dihuni
oleh 85 - 95 ekor Itik Talang benih. Luas setiap kandang milik Klaster
Maju Bersama sangat ideal untuk menampung 85 -95 ekor Itik Talang
Benih. Sehingga terlihat kandang Itik Talang Benih cukup bersih, kering,
dan sehat. Kondisi kandang seperti Klaster Maju Bersama tentu akan
berpengaruh terhadap besar atau berat fisik dari Itik Talang Benih,
termasuk produksi telurnya. Adapun jumlah dan luas setiap kandang
milik Klaster Itik Talang Benih Maju Bersama disajikan seperti Tabel 3.2
di bawah ini.
Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih20
Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih
21
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu
Lokasi Kandang Itik Klaster Maju Bersama Tabel 3.2.
No Lokasi Kandang Itik Talang Benih
Luas (m)Jumlah Itik
(Ekor) Keterangan
1 Sugianto 40 85 1,5 Unit2 Sumardi 32 85 1 Unit3 Nanang Kosasih 40 95 1,5 Unit4 Oman Sukardi 32 95 1 Unit
Jumlah 360 5 Unit
Sarana produksi yang tidak kalah pentingnya adalah mesin tetas.
Mesin tetas berfungsi memproduksi DOD dengan siklus 28 – 30 hari.
Keberhasilan mesin tetas dalam memproduksi DOD merupakan potensi
dalam meningkatkan jumlah populasi Itik Talang Benih, demikian
sebaliknya. Jumlah penetasan yang sudah dilakukan Klaster Maju
Bersama berjumlah 2.400 telur Itik Talang Benih selama 6 enam bulan
pada tahun 2015. Penetasan sebanyak 2.400 butir telur tersebut
dilakukan dua tahap, masing-masing 1.200 butir per tahap. Penetasan
telur sebanyak 2400 butir ternyata jumlah telur yang baik (fertile) hanya
sebanyak 1.834 (76,41%), dan rusak (non fertile) sebanyak 566
(23,58%). Dari jumlah telur yang baik (fertile), berhasil menetas menjadi
DOD sebanyak 1.782 DOD (97,16 %), dengan kata lain mengalami
kegagalan tetas sebesar 2,84%. Dengan kata lain, kegagalan 2,84 %
dalam penetasan lebih disebabkan oleh aspek mesin tetas. Namun jika
dilihat dari aspek kesalahan dalam menyeleksi telur ditambah aspek
mesin, maka kegagalan tetas total berjumlah 618 butir telur atau
25,75%, dengan kata lain yang berhasil menjadi DOD sebanyak 1.782
(74,25%), seperti disajikan pada Tabel 3.3. di bawah.
Kantor Perwakilan Bank IndonesiaProvinsi Bengkulu
2121
Bab III Aspek Teknis dan Produksi
22 Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih
Kondisi Penetasan Telur Itik Talang Benih Pada Klaster Tabel 3.3.Itik Maju Bersama
No Nama
Peternak Telur Rusak (%) Sisa DOD Hidup
1 Sugianto (Toto) 800 194 (24,25%) 606 5922 Mardi 400 96 (24,00%) 304 294
3 Endang Kosasih
800 187 (23.75%)
613 599
4 Oman 400 89 (22,25%) 311 297Jumlah DOD 2.400 566 (23,58%) 1.834 1.782
3.2.2. Fasilitas Produksi Klaster Rukun Sejahtera
Fasilitas produksi Klaster Itik Rukun Sejahtera berupa kandang
berjumlah sebanyak 4 (empat) unit dan mesin tetas berjumlah sebanyak
2 (dua) unit. Lokasi tempat keberadaan kandang milik Klaster Rukun
Sejahtera tersebut tersebar di 5 (lima) tempat, lihat Tabel 3.4. di bawah.
Mencermati luas kandang itik Klaster Rukun Sejahtera sedikit
berbeda dengan Klaster itik Maju Bersama. Ukuran kandang Klaster
Rukun Sejahtera bervariasi yakni ukuran 16 m - 64 m. Kandang itik
seluas 64 m, berlokasi di Desa Rimbo Recap merupakan bangunan dua
unit kandang yang disatukan. Sedangkan kandang itik seluas 16 m
terdapat di Kelurahan Tunas Harapan tersebar di empat tempat lokasi di
rumah anggota Klaster. Dalam setiap kandang yang berukuran 16 m
dihuni oleh 115 - 125 ekor. Sedangkan kandang seluas 64 m dihuni oleh
480 ekor itik. Luas kandang Klaster Rukun Sejahtera seluas 64 m
tersebut sangat ideal untuk menampung 480 ekor Itik Talang Benih.
Lebih detail lokasi dan ukuran kandang Itik Talang Benih disajikan seperti
Tabel 3.4. di bawah.
Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih22
Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih
23
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu
Lokasi dan Ukuran Kandang Itik Klaster Rukun Sejahtera Tabel 3.4.
No Lokasi Kandang Luas (m) Jumlah Itik Ket1 Amin Sunarya 64 480 2 Unit2 Sukemi 16 125 0,5 Unit3 Nurjanah 16 120 0,5 Unit4 Hendri 16 115 0,5 Unit5 Adel 16 120 0,5 Unit
Jumlah 960 4 Unit
Mengingat lokasi Klaster Rukun Sejahtera terdapat di Desa Rimbo
Recap dan Kelurahan Tunas Harapan, maka distribusi dua unit mesin
tetas Klaster Rukun Sejahtera terdistribusi satu unit di Desa Rimbo Recap
dan satu unit di Kelurahan Tunas Harapan. Jumlah telur yang ditetaskan
Klaster Rukun Sejahtera sebanyak 1.600 butir dengan rincian sebanyak
900 butir ditetaskan di Desa Rimbo Recap dan 700 butir ditetaskan di
Kelurahan Tunas Harapan. Penetasan telur itik pada Klaster Rukun
Sejahtera hanya berhasil sebanyak 56,38 %, dengan kata lain,
mengalami gagal tetas sebesar 43,62%, lebih detail disajikan pada
Tabel 3.5. di bawah. Kegagalan penetasan tertinggi terdapat Kelurahan
Tunas Harapan yakni sebesar 66,63 %. Hal ini terjadi mengingat
anggota klaster belum berpengalaman dalam penetasan dan ditambah
dengan seringnya pemadaman listrik dan gangguan lainnya.
Tempat Lokasi Mesin Tetas dan Penetasan Klaster Rukun Tabel 3.5.Sejahtera
NNo
Lokasi Mesin Tetas
Telur Rusak Netas Keteran
gan
1 Amin Sunarya
800 165 (20,62%)
635(79,38%)
Masih belajar
2 Sukemi 800 533
(66,63%) 267
(33,37%) Masih belajar
Jumlah 1600
698 (43,62%)
902(56,38%)
Kantor Perwakilan Bank IndonesiaProvinsi Bengkulu
2323
Bab III Aspek Teknis dan Produksi
24 Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih
Selain itu, Klaster Itik Talang Benih juga memiliki itik, telur, jenset,
dan pompa air. Lebih detail fasiltas produksi atau sarana dan prasarana
milik Klaster Rukun Sejahtera disajikan seperti pada Tabel 3.6. di bawah.
Fasilitas Klaster Itik Rukun Sejahtera Tabel 3.6.
No Sarana dan Prasarana
Satuan Jumlah Keterangan
1 Kandang unit 4 Rimbo Recap & Tunas Harapan
2 Mesin Tetas unit 2 Kapasitas 200 butir
3 Itik Talang Benih ekor 800 Betina/Muda4 Itik Talang Benih ekor 160 Jantan5 Telur butir 800 Bibit6 Jenset unit 2 Listrik Padam7 Pompa air unit 2
3.3 BAHAN BAKU PRODUKSI KLASTER ITIK
Bahan baku dalam usaha budidaya Itik Talang Benih baik pada
Klaster Maju Bersama maupun pada Klaster Rukun Sejahtera dapat
bersumber dari telur yang ditetaskan dan dapat bersumber dari DOD
(Day Old Duck) yang dibeli oleh peternak peserta Klaster. Bahan baku
berupa telur yang ditetaskan, diawali dengan seleksi telur yang baik
yakni telur yang dibuahi (fertile) dan tidak lebih dari lima hari untuk
dimasukkan kedalam mesin tetas. Pembudidaya itik juga harus
memahami prosedur dan teknik penetasan telur dengan benar dan baik
sehingga dapat memperkecil kegagalan tetas. Bahan baku Klaster Itik
Talang Benih juga dapat dilakukan dengan membeli DOD atau itik usia
dibawah satu bulan untuk dipelihara dan dibesarkan, sehingga
memperkecil resiko kematian.
Saat ini, Klaster Itik Talang Benih berorientasi untuk meningkatkan
jumlah populasi Itik Talang Benih. Oleh sebab itu, pembudidaya baik
Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih24
Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih
25
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu
pada Klaster Itik Maju Bersama maupun Klaster Rukun Sejahtera lebih
terfokus melakukan penambahan jumlah populasi dengan cara :
a Menetaskan sendiri telur itik menjadi DOD Itik Talang Benih.
b Menangkar sendiri agar menjaga kemurnian galur Itik Talang Benih.
c Membeli Itik Talang Benih muda dari UPTD Dinas Peternakan –
kesehatan Hewan Provinsi Bengkulu agar memperoleh Itik Talang
Benih yang lebih murni.
d. Menyeleksi dalam pembelian Itik Talang Benih dari masyarakat.
3.4 TENAGA KERJA
Tenaga kerja Klaster Itik Talang Benih masih menggunakan tenaga
kerja kelompok dan tenaga kerja keluarga. Tenaga kerja kelompok dan
tenaga kerja keluarga terdiri dari anggota kelompok dan atau anggota
keluarga dari masing-masing keluarga di dalam klaster tersebut. Dengan
kata lain, Klaster Itik Talang Benih tidak menggunakan tenaga kerja luar
yang dibayar setiap bulan secara nyata, namun jam kerja anggota klaster
atau anggota keluarga klaster dapat dinilai dengan uang. Pekerjaan
pokok dari tenaga kerja antara lain; membuka tutup kandang itik,
membersihkan kandang, memelihara itik, memberi makan itik,
menetaskan, dan menjaga kesehatan itik, dan lain sebagainya.
3.5 TEKNOLOGI PADA KLASTER ITIK
Penggunaan teknologi dalam usaha budidaya Klaster Itik Talang
Benih ditunjukkan oleh pengalaman yang dimiliki oleh para peternak.
Rata-rata peserta Klaster Itik Talang Benih sudah berpengalaman 5
tahun, kecuali beberapa anggota Klaster Rukun Sejahtera di Kelurahan
Tunas Harapan. Disamping itu, peternak peserta klaster itik juga sering
menambah pengetahuannya dengan mengikuti pelatihan,
pendampingan, dan penyuluhan dari Petugas Penyuluh Lapangan (PPL)
Kantor Perwakilan Bank IndonesiaProvinsi Bengkulu
2525
Bab III Aspek Teknis dan Produksi
26 Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih
dan mendapat pembinaan teknis dari Dinas Peternakan dan Perikanan
Kabupaten Rejang Lebong. Lebih jauh, peserta klaster itik Talang Benih
juga pernah mendapat tambahan pengetahuan dari luar Provinsi
Bengkulu seperti studi banding ke Tegal, Brebes, Pemalang, dan
Wonosobo (Jawa Tengah).
Usaha budidaya Klaster Itik Talang Benih pada umumnya
menggunakan teknologi sederhana dan ditunjang dengan mesin
pabrikan yang sederhana dan tatakelola yang baik. Teknologi yang
diterapkan peternak Klaster Itik Talang Benih mulai dari membuat
kandang, membuat mesin tetas sampai proses produksi dan panen
dilakukan secara sederhana dan manual, antara lain seperti :
a. Membuat kandang dilakukan secara manual yakni menggunakan
papan, kayu, kawat, paku, seng, tenaga kerja dan alat kerja.
b. Mesin tetas dibuat secara manual yakni menggunakan papan, kayu,
lampu, pengatur suhu dan alat kerja.
c. Mesin pakan, Jenset, dan Pompa air dibeli dari pabrikan.
3.6 PROSES PRODUKSI KLASTER ITIK
Proses produksi diawali dari seleksi telur untuk ditetaskan dengan
menggunakan mesin tetas. Telur yang menetas menjadi DOD dan
selanjutnya dipelihara sampai produksi atau sampai panen. Proses
produksi Itik Talang Benih dalam Klaster Maju Bersama dan Klaster
Rukun Sejahtera merupakan proses budidaya itik itu sendiri, yakni
penetasan, kandang, pemeliharaan, pakan, kesehatan dan penyakit
Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih26
Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih
27
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu
a. Penetasan Bibit Itik (DOD)
Gambar 3.1. Penetasan Telur Itik Talang Benih
Mesin tetas milik Klaster Itik Maju Bersama dan Klaster Rukun
Sejahtera memiliki kapasitas 200 butir per mesin. Telur bibit yang sudah
diseleksi dan baik yakni telur yang fertile dan kurang dari 5 hari sejak
ditelurkan, dimasukkan kedalam mesin untuk ditetaskan. Penetasan telur
itik berlangsung selama 28 – 30 hari dengan suhu tertentu. Suhu di
dalam mesin tetas dirancang otomatis sehingga lampu mesin tetas akan
mati secara otomatis jika suhu di dalam mesin melebihi kebutuhan. Jika
terjadi pemadaman listrik, mesin tetas akan menggunakan mesin jenset
sebagai sumber listrik. Selama penetasan, mesin tetas dan telur dalam
mesin tetas jangan sampai sering tergoyang dan harus jauh dari
jangkauan anak-anak atau gangguan lainnya. Penetasan harus dibiarkan
alami, menetas dengan sendiri tanpa perlu dibantu oleh peternak.
Kantor Perwakilan Bank IndonesiaProvinsi Bengkulu
2727
Bab III Aspek Teknis dan Produksi
28 Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih
b. Pemeliharaan Anak Itik Talang Benih
Gambar 3.2. DOD Itik Talang
Benih dalam Kandang Khusus
Gambar 3.3. Sekat Kandang Sesuai Umur Itik Talang Benih
Itik Talang Benih anakan memiliki kandang khusus ukuran 1 meter
x 1 meter, terbuat dari papan, bambu, dan kawat dengan beratap
seng/plastik transparan. Pemeliharaan Itik Talang Benih anakan (starter)
dilakukan sebagai berikut :
Jumlah itik anakan didalam kandang berjumlah sebanyak 40 ekor
(umur 1 bulan).
Kandang itik anakan diletakkan kira-kira 50-75 cm dari tanah.
Kandang itik anakan diletakkan dalam kandang itik dewasa,
sehingga terhindar dari hujan dan angin kencang.
Itik Talang Benih berumur 1 minggu diberi lampu/Brooder
(pemanas).
Itik Talang Benih starter diberi pakan konsentrat (pakan stater
dengan konsumsi/ekor/bl = ± 16 gr -30 gr.
Kemudian dilakukan seleksi (pengelompokan berdasarkan besar
badan).
Disediakan air, miniral dan diberi vitamin.
Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih28
Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih
29
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu
c. Pemeliharaan Itik Talang Benih Dewasa
Gambar 3.4. Kandang Itik Talang Benih
Gambar 3.5. Kolam Bermain Itik Talang Benih
Gambar 3.6. Kandang Itik Talang Benih Dewasa
Klaster Itik Talang Benih baik Klaster Maju Bersama maupun
Klaster Rukun Sejahtera memiliki kandang yang cukup besar dan relatif
sehat untuk memilihara itik muda dan itik dewasa (grower dan starter).
Rata-rata luas kandang Klaster Itik Talang Benih berukuran 4 x 8 m atau
4 x 16 meter. Pemeliharaan Itik Talang Benih muda dilakukan dengan
semi intensif, dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
Kondisi kandang Klaster Itik Talang Benih cukup baik dan sehat
dengan lantai sangat kering.
Jumlah itik dalam kandang bervariasi sesuai dengan luas kandang.
Kandang ukuran 4 x 8 jumlah itik muda sebanyak 85 – 95 ekor.
Kandang ukuran 4 x 16 jumlah itik muda sebanyak 480 ekor.
Kantor Perwakilan Bank IndonesiaProvinsi Bengkulu
2929
Bab III Aspek Teknis dan Produksi
30 Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih
Pengelompokan disesuaikan dengan besar badan (seleksi) dan
kelamin.
Itik Talang Benih juga diberi obat cacing, dan vaksin FB.
Itik Talang Benih juga diberikan penambahan Vitamin/mineral dalam
air minum.
Itik Talang Benih kadang-kadang juga diberi pakan konsentrat
(konsumsi 40-80 gr/ekor/hr sd umur 3 bl).
Kebersihan lingkungan (higiene sanitasi) sangat diperlukan untuk
menghindari dari berbagai penyakit.
Alas kandang ganti setiap 3 bulan (sekam padi)
Itik Talang Benih diberi pakan alternatif seperti dedak, jagling,
konsentrat/ tepung ikan atau keong mas, tepung hijuan/hijuan
dicincang ± 2 % dari total pakan.
d. Pakan Itik
Kebutuhan pakan Itik Talang Benih relatif besar, mencapai 70-
80% dari total biaya produksi. Jika pakan tidak sesuai dengan jumlah
dan kualitas yang dibutuhkan, maka Itik Talang Benih mengalami
pertumbuhan yang terhambat, sehingga akibatnya produksi yang
dihasilkan tidak sesuai dengan harapan. Itik Talang Benih baik muda
maupun itik dewasa saat ini menggunakan pakan lokal buatan sendiri
dan sedikit diberi pakan pabrikan. Pakan pabrikan secara khusus
diberikan untuk itik meri, umur kurang dari satu bulan. Pembuatan
pakan berbasis lokal sangat terbantu oleh keberadaan mesin pakan
bantuan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bengkulu
tahun 2014 dan bantuan PSBI tahun 2014. Para peternak iItik dapat
memanfaatkan sumber-sumber pakan lokal yang ada disekitar Kelurahan
Talang Benih. Sumber pakan lokal tersebut seperti keong mas (Pomacea
SP) yang diolah menjadi tepung keong mas, dengan kandungan nutrisi :
Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih30
Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih
31
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu
Protein kasar 40,25 %, Serat kasar 5,36%, Lemak 6,36% dan Energi
Termetabolis (ME) 3.010 Kkal/kg. Hasil Penelitian Oktalin (2003)
melaporkan bahwa pemberian tepung keong mas dalam ransum sampai
taraf 20% dapat mempertahankan konsumsi ransum dan meningkatkan
pertumbuhan Itik Talang Benih. Adapun bahan pakan lokal yang
terdapat disekitar Desa Talang Benih adalah sebagai berikut :
Bahan Pakan Alternatif Itik Talang Benih Tabel 3.7.
Dedak Polar Menir Tepung keong mas Jagung Limbah roti Bungkil kelapa Singkong (tepung) Udang segar Talas (tepung) Ikan rucah segar Cacing tanah (dibudidaya) Tepung ikan Ampas tahu Tepung bekicot Daun singkong/indigofera (5%) Sagu rumbia Ampas kelapa
Pakan alternatif lain adalah Enceng Gondok yang banyak tersedia
di daerah Kabupaten Rejang Lebong sebagai tanaman pengganggu
(hama bagi tanaman padi), dan belum banyak dimanfaatkan. Tanaman
ini disukai itik dalam bentuk segar, dengan dipotong-potong lebih
dahulu.
Teknik pemberian pakan lokal Itik Talang Benih dilakukan sebagai
berikut :
1. Pakan diberikan 2 kali sehari, pagi hari sekitar pkl 8 pagi dan sore
hari sekitar pkl 4 sore.
2. Untuk Itik muda diberikan sekitar 50 gr/ekor/untuk 1 kali
pemberian.
3. Untuk dewasa/petelur pemberian pakan sekitar 75 gr/ekor/untuk 1
kali pemberian.
Kantor Perwakilan Bank IndonesiaProvinsi Bengkulu
3131
Bab III Aspek Teknis dan Produksi
32 Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih
4. Air disediakan sepanjang waktu.
5. Untuk itik yang digembalakan seharian, maka peternak Klaster
memberikan hanya pada sore hari dengan jumlah yg disesuaikan.
e. Penyakit Itik
Peternak Itik Talang Benih juga melakukan antisipasi pencegahan
penyakit dan pengobatan terhadap itik yang sakit. Untuk pencegahan
penyakit, para peternak melakukan hal-hal sebagai berikut :
• Menjaga kebersihan kandang, kebersihan pakan, dan lingkungan
kandang, serta menjaga itik tetap sehat.
• Selalu memberikan makanan baik (tidak busuk/basi) kepada itik.
• Memberi vitamin, mineral dan memberi obat kepada itik yang sakit.
Beberapa penyakit iti antara lain: cacingan, berak kapur, flu burung,
snot, cocsidiosis, cacar, dsb.
f. Kandang Itik Talang Benih
Kondisi terkini kandang Itik Talang Benih saat ini disajikan sebagai
berikut:
a. Kandang cukup luas, 50 % berdinding papan dan 50 %
berdinding kawat, beratap seng dan berlantaikan sekam/dedak
padi.
b. Kandang cukup terang dan sehat karena sinar matahari masuk ke
kandang cukup baik.
c. Kandang memiliki tempat bermain disiang hari (halaman) dan
bermain di sawah atau di air.
d. Di areal/kawasan Kandang terdapat air dan kolam sawah tempat
itik berenang.
e. Klaster Memiliki kandang DOD.
f. Kandang dirawat dan dibersihkan secara reguler.
g. Lingkungan kandang cukup sehat.
Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih32
Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih
33
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu
3.7 JUMLAH DAN JENIS PRODUKSI
Gambar 3.7. Produk Klaster Itik Talang Benih
Budidaya Klaster Itik Talang Benih dapat mencakup beberapa jenis
produk seperti produksi telur untuk konsumsi, produksi bibit (DOD), dan
itik afkir. Itik Talang Benih yang sudah dewasa (usia 6-9 bulan)
menghasilkan produksi telur setiap hari, dengan waktu jedah 3,5 bulan
dalam setahun, dengan kata lain, jumlah waktu produksi sebanyak 255
hari per tahun. Sedangkan produksi DOD (Day Old Duck) sangat
bergantung dengan mesin tetas (kegagalan tetas), listrik dan keahlian
dalam penetasan. Jika kegagalan tetas kecil, maka produksi DOD akan
menjadi tinggi, demikian sebaliknya. Klaster Itik Talang Benih saat ini
memiliki keberhasilan tetas rata-rata 74,25%, dan gagal tetas sebesar
25,75%. Sementara Klaster Rukun Sejahtera memiliki keberhasilan
penetasan lebih rendah yakni sebesar 56,38 % atau gagal 43,62%.
Produksi itik muda/pedaging (afkir) mulai bisa dijual setelah usia 3
– 6 bulan, berat badan 1,6 – 2,0 kg (jantan) dan betina dengan berat 1,5
– 1,9 kg. Produksi itik afkir sangat bergantung dengan tingkat
Kantor Perwakilan Bank IndonesiaProvinsi Bengkulu
3333
Bab III Aspek Teknis dan Produksi
34 Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih
kemurnian dan proses penangkaran galur Itik Talang Benih. Jika
penangkaran dan pemurnian galur Itik Talang Benih semakin baik, maka
jumlah produksi itik afkir semakin kecil, demikian sebaliknya. Sementara,
produksi Itik Talang Benih muda dan jantan dijual jika terdapat
permintaan dari peternak lain untuk dibudidayakan. Produksi Itik Talang
Benih dan itik afkir secara umum dipelihara dalam kandang berukuran 6
m x 8 m, dengan kepadatan 5 ekor itik per meter. Sementara DOD dan
itik anakan ditempatkan dalam kandang berukuran 1 m x 1 m.
Pemeliharaan itik pada Klaster Maju Bersama dan Rukun Sejahtera
dilakukan dengan semi intensif guna efisiensi biaya. Produksi Klaster
Maju Bersama beruapa itik afkir, telur, dan DOD merupakan sumber
pendapatan bagi klaster karena produk tersebut akan dijual ke pasar
sesuai dengan harga yang berlaku. Secara detail produksi Klaster Maju
Bersama disajikan pada tabel 3.8 dibawah ini.
Produksi Klaster Itik Talang Benih Tabel 3.8.
Jenis Produksi Des-2014
Th. 2015
Th. 2016
Th. 2017
a. DOD 435 1.702 2.526 3.454 b. Itik muda 910 1.521 1.865 2.553
- Betina 400 608 746 1.021 - Jantan 510 913 1.119 1.532
c. Itik Dewasa 650 1.609 2.482 3.413
- Itik Betina 200 822 1.122 1.513
- Itik Jantan 450 787 1.360 1.900
Jumlah 1.995 4.832 6.874 9.420
3.8 PRODUKSI OPTIMUM
Dalam budidaya itik, pakan merupakan syarat penting untuk
memenuhi standar pertumbuhan dan kesehatan itik agar produksi itik
dapat meningkat. Pentingnya pakan terlihat dari besarnya komponen
Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih34
Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih
35
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu
biaya pakan dalam budidaya itik yakni mencapai 70-80% dari total biaya
produksi. Untuk menghasilkan produksi yang optimum perlu
memperhatikan bahan pakan yang memenuhi standar kesehatan itik.
Kebutuahn nutrisi pakan yang digunakan selama proses produksi
disajikan sebagai berikut:
Kebutuhan Nutrisi Ternak Itik dan Menurut Umur Tabel 3.9.
No Zat Makanan Klasifikasi itik
Stater Grower Layer 1 Protein (%) 21,41 18-20 16-18 2 Serat Kasar (%) 5,11 6-7 6-7 3 Energi
Termetabolis (Kcal/Kg)
2800-2900
2850 2700-2800
4 Lemak (%) 3-4 4-5 4-5 Sumber : Samosir (1993) Keterangan : Pakan itik, dibagi menjadi 3 fase pemeliharaan:
1. Pakan Starter/anak/DOD (umur 1 hari – 2 minggu) 2. Pakan Grower/muda (umur 2 minggu – 4 bl) 3. Pakan Layer/dewasa (umur 4 bulan – 2 th)
Dalam hal pemberian pakan agar itik dapat tumbuh sehat, maka
harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
a. Pakan Tidak beracun (mengandung pestisida, bahan kimia lainnya).
b. Tidak berpenyakit (tercemar bakteri, jamur dsb).
c. Mudah didapat (tersedia sepanjang waktu).
d. Mudah pengolahannya.
e. Harga murah dan bermanfaat bagi ternak/itik.
Dalam pemberian pakan, peternak sebaiknya memahami cara
pemberian pakan sebagai berikut :
a. Pakan diberikan 2 kali sehari, pagi hari sekitar pukul 8 pagi dan sore
hari sekitar pkl 4 sore.
Kantor Perwakilan Bank IndonesiaProvinsi Bengkulu
3535
Bab III Aspek Teknis dan Produksi
36 Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih
b. Untuk Itik muda dapat diberikan sekitar 50 gr/ekor/untuk 1 kali
pemberian.
c. Untuk dewasa/petelur pemberian pakan sekitar 75 gr/ekor/untuk 1
kali pemberian.
d. Air disediakan sepanjang waktu.
e. Untuk itik yang digembalakan seharian pemberian dilakukan hanya
sore hari dengan jumlah yg disesuaikan.
Kebutuhan Pakan Ternak Itik Anak (Stater), Muda Tabel 3.10.(Grower) dan Dewasa (Layer)
No Umur Pakan (gram/ekor/hari)1 1 – 7 hari 152 1 – 2 Minggu 413 2 – 3 Minggu 674 3 – 4 Minggu 935 4 – 5 Minggu 1086 5 – 6 Minggu 1157 6 – 7 Minggu 1158 7 – 8 Minggu 120
Kebutuhan Pakan Ternak Itik Menurut Umur Tabel 3.11.
No Tahap
Pertumbuhan Umur (Minggu)
Pakan (gram/ekor/hr)
1 Muda (grower) 8 – 9 130 9 – 15 145 15 – 20 1502 Dewasa (Layer) > 20 160 – 180
Aspek penting lain yang perlu mendapat perhatian serius dari
peternak Klaster Itik Talang Benih adalah masalah penyakit. Penyakit itik
dapat menular kepada yang lainnya dan dapat menimbulkan kematian
secara besar jika terlambat dalam penanganan dan pencegahan. Terkait
Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih36
Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih
37
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu
dengan penyakit, agar itik selalu tetap sehat, maka perlu dilakukan hal-
hal sebagai berikut :
a. Pencegahan lebih baik dari pengobatan.
b. Kebersihan kandang, pakan, dan lingkungan diperlukan untuk tetap
menjaga ternak itik sehat.
c. Jangan memberikan makanan busuk, basi kepada itik.
Penyakit pada itik yang sering menyerang antara lain adalah
cacingan, berak kapur, flu burung, snot, cocsidiosis, cacar, dsb.
3.9 CRITICAL POINT
Dalam usaha ternak itik ada beberapa aspek yang perlu
diperhatikan sehubungan dengan dampak terhadap kelangsungan hidup
klaster. Aspek-aspek dampak usaha dimaksud disebut juga sebagai
critical point yakni berhubungan dengan aspek tehnis, biologi, sosial dan
ekonomi. Aspek teknis yang menjadi resiko usaha budidaya itik
berkaitan dengan lingkungan adalah kualitas dan sanitasi kandang.
Perubahan kualitas kandang dan sanitasi kandang yang tidak sehat
dapat menimbulkan penyakit dan menyebabkan kamatian. Selain itu,
pemberian pakan yang berlebihan atau pemberian pakan yang salah dan
tidak proporsional akan dapat menganggu pertumbuhan itik dan
menyebabkan kematian. Jika ditinjau dari aspek biologi, usaha budidaya
itik (Itik Talang Benih) memiliki resiko sejak dari DOD sampai dewasa
yakni munculnya penyakit flu burung (avian influenza). Potensi
munculnya penyakit flu burung atau penyakit lainnya terutama pada
masa pemeliharaan yang bisa menyebabkan itik tidak tumbuh optimal,
bahkan bisa meyebabkan kematian. Namun sampai sejauh ini para
peternak Klaster Maju Bersama dan Klaster Rukun Sejahtera masih
optimis bahwa itik (Itik Talang Benih) akan tumbuh dengan baik. Secara
sosial, dampak yang ditimbulkan karena keberadaan usaha budidaya itik
Kantor Perwakilan Bank IndonesiaProvinsi Bengkulu
3737
Bab III Aspek Teknis dan Produksi
38 Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih
Talang Benih bagi masyarakat sekitar adalah bau yang tidak sedap
ditimbulkan oleh kotoran itik yang dapat menganggu rasa nyaman
masyarakat sekitar. Rasa bau kotoran kandang itik juga dapat memicu
protes warga sekitar terhadap kehadiran kandang milik Klaster Itik
Talang Benih, sehingga berpotensi menjadi ancaman bagi
keberlangsungan klaster. Lebih jauh, pada musim panas kotoran
kandang itik dapat menjadi debu yang berterbangan sehingga
berpotensi menjadi sumber penyakit bagi manusia. Dari aspek ekonomi,
resiko kelangsungan usaha budidaya itik sangat dipengaruhi oleh
perubahan harga pakan konsentrat untuk DOD. Jika harga pakan
konsentrat terlalu mahal tentu akan berpengaruh terhadap biaya
pemeliharaan itik anakan (starter), sehingga usaha budidaya itik menjadi
kurang atau tidak ekonomis lagi.
Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih38
39
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu
BAB IV ASPEK PASAR DAN PEMASARAN
4.1 ASPEK PASAR
4.1.1. Permintaan
Pemenuhan kebutuhan pokok seperti pangan selalu menjadi pusat
perhatian pemerintah. Salah satu kebutuhan pangan adalah kebutuhan
daging (hewani). Pemenuhan daging sapi yang relatif mahal saat ini
dapat disubstitusi dengan daging itik. Secara ekonomi harga daging itik
relatif murah bila dibanding dengan daging sapi, dan daging kambing.
Mengingat harga daging sapi dan kambing relatif mahal, maka
permintaan akan daging itik akan semakin terbuka luas. Saat ini, potensi
permintaan terhadap daging itik datang dari rumah tangga di wilayah
Kabupaten Rejang Lebong dan Kepahiyang, dari pedagang makanan
lesehan, dan dari peternak di Kabupaten Rejang Lebong dan kabupaten
tetangga. Faktor-faktor yang menjadi pendukung peningkatan
permintaan itik diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Meningkatnya jumlah penduduk terutama penduduk yang
mengkonsumsi itik.
2. Meningkatnya pendapatan per kapita masyarakat dan kesejahteraan
masyarakat.
3. Meningkatnya harga daging sapi dan daging kambing, sehingga
daging itik dapat menjadi pilihan masyarakat.
4. Membaiknya pendidikan dan kesadaran masyarakat akan kebutuhan
protein hewani.
Permintaan itik dari Desa Talang Benih masih bersifat lokal di
sekitar wilayah Curup dan Kepahiyang. Permintaan masih terbatas untuk
Kantor Perwakilan Bank IndonesiaProvinsi Bengkulu
3939
Bab IV Aspek Pasar dan Pemasaran
40 Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih
konsumsi rumah tangga dan pedagang lesehan. Namun permintaan
akan Itik Talang Benih sebagai plasma nutfah Provinsi Bengkulu
mencakup pasar dari luar provinsi. Permintaan Itik Talang Benih untuk
pembudidaya di Kabupaten Kepahiang, Kota Bengkulu, Kabupaten
Lebong, dan Kabupaten lain di Provinsi Bengkulu selama ini belum
terpenuhi, apalagi untuk memenuhi permintaan Itik Talang Benih dari
Provinsi lain seperti Jawa dan Sulawesi.
4.1.2. Penawaran
Pada saat ini populasi itik termasuk Itik Talang Benih terus
mengalami peningkatan, baik yang terkonsentrasi di Kabupaten Rejang
Lebong maupun yang ada di Kabupaten/Kota lainnya dalam Provinsi
Bengkulu. Khusus untuk Itik Talang Benih, saat ini, jumlah populasi lebih
dominan berada di Desa Talang Benih dan Desa Rimbo Recap, Rejang
Lebong (55,56%). Sedangkan di kabupaten/kota lainnya, populasi Itik
Talang Benih relatif sedikit, seperti disajikan pada Tabel 4.1 di bawah.
Tabel 4.1. Populasi Itik Talang Benih di Provinsi Bengkulu No Kabupaten/Kota Jumlah Ekor %
1 Kota Bengkulu 200 5,052 Rejang Lebong 2200 55,563 Kepahyang 460 11,624 Lebong 550 13,895 Bengkulu Utara 350 8,836 Bengkulu Selatan 200 5,05
Total 3.960 100Sumber : Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bengkulu 2011
Produksi itik pada Klaster Itik Talang Benih juga mengalami
peningkatan dari tahun 2014 sampai tahun 2015. Proyeksi produksi itik
dara dan itik dewasa meningkat pada tahun 2015 menjadi sebesar
7.514 dari produksi tahun 2014 sebesar 1.248, dan menjadi 17.048
pada tahun 2017. Demikian juga halnya dengan proyeksi produksi DOD
Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih40
Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih
41
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu
(Day Old Duck) dan telur itik, juga mengalami peningkatan dari tahun
2014 sampai tahun 2017. Peningkatan proyeksi produksi itik, DOD, dan
telur periode tahun 2014 sampai tahun 2017 dikarenakan terjadinya
penambahan investasi pada jumlah kandang dan investasi. Sehingga
peningkatan produksi tersebut membawa implikasi terhadap
meningkatnya penjualan. Lebih detail tentang proyeksi produksi dan
penjualan Klaster Itik Talang Benih disajikan pada Tabel 4.2 di berikut.
Tabel 4.2. Produksi dan Penjualan Itik Klaster Maju Bersama Kabupaten Rejang Lebong
No Uraian Tahun
2014* 2015** 2016** 2017**A. Produksi 1 Telur Itik 2.947 116.467 158.333 213.7372 DOD Itik 1.293 11.565 15.200 20.5193 Itik 1.248 7.514 12.227 17.048
- Itik Muda 728 3.418 5.322 7.326- Itik Dewasa 520 4.096 6.905 9.722
B. Penjualan
1 Telur Itik 2.653 93.174 126.666 170.9902 DOD Itik 453 4.048 5.320 7.1823 Itik
- Itik Muda 218 1.025 1.597 2.198- Itik Dewasa 65 512 863 1.215
Keterangan : * Posisi Desember 2014
** Proyeksi
Kantor Perwakilan Bank IndonesiaProvinsi Bengkulu
4141
Bab IV Aspek Pasar dan Pemasaran
42 Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih
4.2 ASPEK PEMASARAN
4.2.1. Harga
Penjualan itik dan DOD hasil Klaster Maju Bersama dijual dalam
satuan ekor, sedangkan penjualan telur dinyatakan dalam butir, dengan
harga per ekor dan per butir. Pada saat survei harga itik di tingkat
peternak menunjukkan variasi harga antara Rp.35.000 sampai
Rp.40.000 per ekor. Harga itik di tingkat petani di Desa Talang Benih
sangat bergantung dengan umur itik (muda – dewasa), dan juga
bergantung dengan kemurnian Itik Talang Benih tersebut. Sementara
itu, harga DOD di tingkat petani dipatok berkisar Rp 12.000 sampai Rp.
15.000 per ekor. Sedangkan harga telur di Desa Talang Benih ditetapkan
dengan Rp.2.000 – Rp.2.500 per butir. Tingkat harga dan
perkembangan harga, baik itik dan DOD maupun telur itik ditetapkan
oleh peternak itu sendiri melalui kesepakan Klaster. Dalam hal
penetapan harga produk, Klaster Itik Talang Benih memberi pengaruh
yang sangat kuat, sehingga terjadi keseragaman harga jual produk pada
tingkat peternak di Klaster. Untuk lebih jelasnya terkait harga produk
Klaster Maju Bersama, dibawah ini disajikan harga produk Klaster Itik
Talang Benih.
Tabel 4.3. Tingkat Harga Itik di Desa Talang Benih
No Jenis Produk Harga Keterangan 1 Telur Rp. 2.500 -2 DOD Rp. 12.000 2 Minggu3 Itik Muda Rp. 35.000 3 – 4 bulan4 Itik Dewasa Rp. 40.000 > 4 bulan
Harga itik pada Tabel 4.3 di atas merupakan harga kesepakatan
yang ditetapkan oleh Klaster Itik Maju Bersama. Namun dalam praktek
Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih42
Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih
43
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu
penjualan itik, DOD dan telur dikalangan para peternak lain yang
terdapat di Desa Talang Benih menunjukkan harga yang sedikit lebih
rendah dari harga Klaster Maju Bersama. Hal ini terjadi mengingat
produk itik dari Klaster Maju Bersama mempunyai ciri yang spesifik yakni
Itik Talang Benih atau mendekati galur murni Itik Talang Benih.
Tingkat harga itik seperti disajikan pada Tabel 4.3. di atas
merupakan harga yang berlaku antar sesama peternak non Klaster di
Desa Talang Benih dan tingkat harga pada penjualan terhadap
pedagang itik lesehan. Sedangkan harga itik yang berlaku pada tingkat
pengecer di pasar tradisional di kota Curup, sedikit lebih mahal
dibandingkan dengan harga pada tingkat peternak. Tingkat harga
eceran produksi itik di pasar tradisional di kota Curup disajikan pada
Tabel 4.4. berikut ini.
Tabel 4.4. Harga Itik Pada Tingkat Rantai Pemasaran
No Rantai Pemasaran Harga (Rp )
1 Antar Peternak 40.000
2 Pedagang Lesehan/ Rumah Makan 40.000
3 Pedagang Pengecer di Pasar 45.0004 Telur di tingkat Peternak 2.0005 Telur di Pasar Tradisional 2.500
Harga yang ada pada Tabel 4.4 merupakan harga itik non Itik
Talang Benih dan pada kondisi normal. Sedangkan khusus untuk jenis
Itik Talang Benih yang murni harganya sedikit lebih tinggi dari itik non
Talang Benih, demikian juga pada hari-hari besar nasional seperti
lebaran, natal, tahun baru harga produk itik mengalami kenaikan harga.
Kantor Perwakilan Bank IndonesiaProvinsi Bengkulu
4343
Bab IV Aspek Pasar dan Pemasaran
44 Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih
4.2.2. Analisis Persaingan dan Peluang Pasar
Berdasarkan survei, terlihat bahwa persaingan antar peternak itik
hampir tidak terjadi baik di dalam Klaster Maju Bersama maupun di luar
Klaster. Selain itu, tidak terjadinya persaingan antara peternak
mengingat setiap kali terjadi produksi dapat diserap oleh pasar. Sampai
saat ini, produksi itik baik dari Klaster Itik Talang Benih maupun dari
peternak non Klaster belum mendorong over supply, sehingga variasi
naik turunnya produksi belum menimbulkan persaingan harga sesama
peternak itik. Selain itu, kebijakan harga khusus bagi produk Klaster Itik
Talang Benih lebih dominan dipimpimpin (leading price dari Klaster Itik
Talang Benih), sehingga peternak non Klaster cenderung berpatokan
pada harga produk itik yang ditetapkan Klaster Itik Talang Benih.
Peningkatan pendapatan, penduduk dan program pemerintah
daerah yang menetapkan Itik Talang Benih sebagai sektor unggulan di
sektor unggas merupakan peluang pasar bagi pengembangan Klaster
Itik Talang Benih. Terkait dengan Itik Talang Benih sebagai program
unggulan daerah, maka pemasaran itik tersebut berpeluang untuk
menjangkau pasar lokal dalam Provinsi Bengkulu dan pasar antar
Provinsi, dan bahkan antar pulau. Selain itu, peluang pasar untuk Klaster
Itik Talang Benih masih terbuka lebar, hal tersebut terkait dengan
meningkatnya pendapatan masyarakat dan meningkatnya jumlah
penduduk. Meningkatnya jumlah penduduk akan membuka peluang
bagi meningkatnya selera masyarakat akan konsumsi itik yang pada
gilirannya dapat meningkatkan peluang pasar produk itik dari Klaster Itik
Talang Benih.
Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih44
Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih
45
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu
4.2.3. Jalur Pemasaran Produk
Jalur pemasaran produk berfungsi sebagai penghubung antara
peternak Klaster Itik Talang Benih dengan konsumen akhir. Konsumen
akhir produk ternak itik Klaster Maju Bersama adalah rumah tangga
yang membeli langsung dari pasar tradisional, atau membeli langsung
kepada peternak di Desa Talang Benih. Selain itu, produk itik dari Desa
Talang Benih juga menjadi bahan baku (input) bagi usaha makanan
lesehan di kota Curup. Jalur pemasaran produk itik tersebut merupakan
pola distribusi penyaluran produk ternak Itik Talang Benih. Sehingga
penyaluran produk usaha ternak itik dapat terjamin secara keberlanjutan
dan dapat menampung produk ternak itik secara berkelanjutan. Dengan
adanya jalur pemasaran seperti dijelaskan di atas, menjadikan peternak
itik dapat berusaha lebih pasti mengingat setiap kali periode produksi
sudah dapat terjual dan teralokasi sesuai pola pemasaran tersebut.
Terkait jalur pemasaran produksi itik berupa telur menunjukkan
bahwa pola pemasaran masih bersifat lokal (dalam kabupaten/kota)
yakni telur itik peternak dijual ke pedagang dipasar tradisional dan atau
langsung dijual kepada rumahtangga yang datang ke Desa Talang Benih.
Demikian juga halnya pola pemasaran untuk itik afkir (itik pedaging)
dimana itik afkir langsung dijual ke pasar tradisional dan atau dijual
kepada konsumen yang datang membeli itik afkir ke Desa Talang Benih.
Sedangkan untuk penjualan DOD, peternak klaster langsung menjual
DOD hanya kepada sesama peternak di Kota Curup dan sekitarnya saja,
belum menjangkau ke pasar luar.
Kantor Perwakilan Bank IndonesiaProvinsi Bengkulu
4545
Bab IV Aspek Pasar dan Pemasaran
46 Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih
Gambar 4.1. Jalur Pemasaran Klaster Itik Talang Benih
4.2.4. Kendala Pemasaran
Sampai sejauh ini, survei menjelaskan bahwa dalam memasarkan
produk itik dari Klaster Itik Talang Benih belum menghadapi kendala
yang berarti. Setiap anggota klaster masih melakukan penjualan masing-
masing, belum terorganisir secara klaster. Jika terjadi permintaan produk
itik dalam skala besar dari luar kota, maka Klaster Itik Talang Benih akan
menemukan kendala dalam pemasaran. Kendala pemasaran yang akan
dihadapi adalah belum memiliki penanggungjawab pemasaran produk
itik (Bussines Development Service Provider/BDSP) dari klaster. Dengan
kata lain, sebagai Klaster Itik Talang Benih belum memiliki lembaga
pemasaran misalnya sejenis koperasi atau lembaga pemasaran sejenis
lainnya.
Terkait dengan pengiriman produk itik seperti telur, DOD dan itik
afkir, pada saat ini, langsung dibawa ke pasar kabupaten, tidak melalui
pedagang pengumpul, dan langsung dijual ke konsumen akhir seperti
rumahtangga dan pedagang lesehan. Demikian juga halnya dengan
jarak lokasi Klaster Itik Talang Benih di Desa Talang Benih yang hanya
berjarak 3 km menuju pasar kabupaten. Sehingga memudahkan jalur
Pasar Kabupaten
Pedagang Lesehan atau Rumah
Tangga
Petrnak Itik (Klaster
ITB)
RumahTangga
Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih46
Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih
47
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu
pemasaran produk itik hasil Klaster. Kendala yang tak kalah penting
adalah kondisi jalan yang ada di Provinsi Bengkulu yang relatif kurang
bagus dan berkelok tajam, sehingga bisa membawa dampak terhadap
kenaikan harga jual dan pengiriman itik dan telur itik keluar dari klaster
menuju konsumen di kota Bengkulu maupun konsumen di luar
Bengkulu.
Kendala yang lain, berupa penurunan harga karet dan harga
tandan buah segar sawit (TBS) yang cenderung terus menurun pada
tahun 2015, dimana dua komoditi ini banyak menopang pendapatan
masyarakat sebagai konsumen produk itik. Sehingga pada gilirannya
dapat berdampak pada penurunan konsumsi produk itik.
Kantor Perwakilan Bank IndonesiaProvinsi Bengkulu
4747
48 Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih
Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih48
49
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu
BAB V ASPEK KEUANGAN
Analisis aspek keuangan usaha ternak itik dimaksudkan untuk
menganalisis kelayakan usaha ternak Klaster Itik Talang Benih di Desa
Talang Benih, Curup. Apakah tingkat pendapatan peternak dalam
klaster itik memperoleh pendapatan yang menguntungkan dan mampu
mengembalikan kredit yang diberikan pihak perbankan dalam jangka
waktu tertentu. Hasil kajian usaha itik dalam klaster juga dapat dijadikan
masukan bagi perbankan (bankable) dalam menilai permohonan kredit
yang diajukan peternak itik. Selain itu, analisis ini juga dapat bermanfaat
bagi pelaku usaha ternak itik dalam mengelola keuangan, dan
merencanakan dan mengembangkan usaha ternak itik.
5.1 PEMILIHAN POLA USAHA
Usaha budidaya itik saat ini mulai berkembang luas di Kabupaten
Rejang Lebong, dan Kabupaten Lebong, Provinsi Bengkulu, terutama di
daerah-daerah persawahan yang banyak air. Usaha budidaya ternak itik
yang dikaji di Desa Talang Benih ini dikembangkan dengan pola Klaster.
Budidaya itik dengan pola klaster membutuhkan lokasi usaha yang relatif
luas karena jumlah peternak dalam satu klaster relatif besar. Dengan
kata lain, jumlah ternak itik yang dipelihara dalam klaster juga relatif
banyak. Selain itu, budidaya Itik Talang Benih pada Klaster Maju Bersama
relatif lebih digemari oleh para peternak dalam klaster mengingat
pertumbuhan Itik Talang Benih relatif cepat, produktivitas telur lebih
tinggi (250 -300 butir per tahun), tidak terlalu rentan terhadap penyakit,
umur ekonomis Itik Talang Benih lebih panjang. Pola usaha yang akan
dijalankan dalam budidaya Klaster Itik Talang Benih adalah budidaya itik
Kantor Perwakilan Bank IndonesiaProvinsi Bengkulu
4949
Bab V Aspek Keuangan
50 Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih
dengan semi intensif, yakni itik digembalakan untuk mencari makan dan
kemudian dimasukkan kedalam kandang. Dengan pola budidaya semi
intensif, itik juga diberi makan tambahan lokal di dalam kandang.
5.2 ASUMSI DAN PARAMETER PERHITUNGAN
Dalam perhitungan kelayakan usaha antara lain tingkat
pendapatan dan biaya usaha budidaya Itik Talang Benih agar
layak secara ekonomis dan mampu membayar kredit perbankan,
diperlukan asumsi-asumsi. Dasar-dasar perhitungan dan asumsi-
asumsi tersebut berdasarkan hasil survei dan pengamatan yang
dilakukan di lapangan. Asumsi-asumsi yang digunakan dalam
perhitungan aspek keuangan ini disajikan pada Tabel 5.1.
Tabel 5.1. Asumsi Teknis Usaha Budidaya Klaster Itik Talang Benih
No. Uraian Satuan Keterangan
1 Periode proyek 3 Tahun 2 Tenaga kerja tetap 2 orang 3 UMR Rp.1.300.000 per bulan 4 Bunga Pinjaman Bank 20% per tahun 5 Produktifitas
a. Itik betina produktif 95% populasi itik betina dewasa
b. Produksi telur 250 per tahun c. Persentase telur rusak 5% produksi telur d. Telur ditetaskan 20% produksi telur e. Telur yang menetas 60% telur yang ditetaskan
6 Komposisi DOD/Itik Muda a. Betina 40% populasi DOD/itik muda b. Jantan 60% populasi DOD/itik muda
7 Jumlah Mortalitas a. DOD (0-14 hari) 20% DOD yang menetas. b. Itik Starter 20% DOD. c. Itik Muda (grower) 5% itik muda. d. Itik Dewasa (layer) 5% itik muda.
8 Tingkat Penjualan a. Telur (Unfertil & fertil) 80% produksi telur b. DOD 35% produksi DOD
Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih50
Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih
51
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu
No. Uraian Satuan Keterangan
c. Itik Muda afkir
(triwulanan) 30% populasi itik muda.
- Itik Muda Betina 40% populasi itik muda afkir. - Itik Muda Jantan 60% populasi itik muda afkir.
d. Itik Dewasa Afkir
(triwulanan) 13% populasi itik dewasa.
- Itik Muda Betina 5% populasi itik dewasa afkir. - Itik Muda Jantan 95% populasi itik dewasa afkir.
9 Harga pakan a. Pakan Buatan Sendiri 2.951 per kg b. Pakan Buatan Pabrik 9.000 per kg
5.3 BIAYA INVESTASI DAN BIAYA OPERSIONAL
5.3.1 Biaya Investasi
Biaya investasi adalah biaya tetap yang dikeluarkan pada saat
memulai suatu usaha. Biaya Biaya investasi budidaya ternak itik pada
Klaster Talang Benih meliputi konstruksi bangunan (kandang dan
gudang pakan), pompa air, Jenset, mesin tetas dan peralatan
pembantu lainnya seperti disajikan pada Tabel 5.2.
Tabel 5.2. Biaya Investasi Budidaya Itik Klaster Talang Benih
No.
Uraian Unit SatuanHarga per Unit (Rp) Nilai (Rp)
1 Kandang 11 unit 10.000.000 110.000.000 2 Gudang Pakan 1 unit 20.000.000 20.000.000
3 Mesin Pompa Air
5 unit 1.250.000 6.250.000
4 Mesin Pakan 1 unit 15.000.000 15.000.000 5 Genset 5 unit 2.200.000 11.000.000 6 Mesin Tetas 22 buah 2.000.000 44.000.000
Total 206.250.000
Kantor Perwakilan Bank IndonesiaProvinsi Bengkulu
5151
Bab V Aspek Keuangan
52 Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih
5.3.2 Biaya Operasional
Biaya operasional untuk budidaya ternak itik Klaster Itik Talang
Benih meliputi biaya tenaga kerja (gaji pengelola dan upah pekerja),
biaya bahan-bahan (pakan, biaya listrik dan biaya ). Rincian biaya
operasional budidaya itik pada Klaster Itik Talang Benih per tahun
selengkapnya disajikan pada Tabel 5.3.
Tabel 5.3. Komponen Biaya Produksi Klaster Itik Talang Benih
No Keterangan Jumlah (Rp) 1 Biaya Produksi Itik 114.374.787 - Bahan Baku 15.149.787 - Bahan Baku Penolong 9.625.000 - Tenaga kerja 72.800.000 - Biaya Umum Produksi 16.800.0002 Biaya Produksi Itik Muda 17.434.447 - Bahan Baku 9.034.447 - Biaya Umum 8.400.0003 Biaya Produksi DOD 2.095.693 - Bahan Baku 1.815.693 - Listrik, air, dll 280.0004 Biaya Satuan
- Biaya produksi telur per butir 585 - Biaya produksi DOD per ekor 4.366 - Biaya produksi Itik muda per ekor 38.233
Sedangkan harga pokok untuk telur itik per butir sebesar
Rp.585,00 dan biaya produksi per ekor DOD sebesar Rp.4.366,00 dan
Biaya produksi per ekor itik muda Rp.38.233,00.
5.4 KEBUTUHAN INVESTASI, MODAL KERJA DAN KREDIT
Kebutuhan dana untuk budidaya ternak itik dalam klaster di
Desa Talang Benih dapat dirinci atas dasar biaya investasi dan
Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih52
Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih
53
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu
biaya operasional. Peternak itik dalam Klaster dalam menjalankan
usaha ternak itik membutuhkan kredit yaitu untuk biaya investasi
dan biaya operasional. Besar dana untuk investasi dan modal kerja
pembukaan usaha ternak itik adalah sebesar Rp.345.209.502 dengan
rincian biaya investasi sebesar Rp .206.250.000 dan modal kerja
sebesar Rp.138.959.502. Sumber kebutuhan dana sebesar itu,
sebesar Rp.224.386.176 diperoleh dari perbankan, sedangkan
sisanya yaitu R p . 120.823.326 disediakan oleh peternak itik sendiri.
Besarnya dana usaha budidaya Itik Talang Benih secara rinci dapat
dilihat pada Tabel 5.4 berikut ini.
Tabel 5.4. Kebutuhan Dana Budidaya Klaster Itik Talang Benih
No. Rincian Biaya Proyek Jumlah (Rp)1 Kebutuhan Investasi 206.250.000 a. Bersumber Kredit 134.062.500 b. Bersumber Dana sendiri 72.187.500
2 Kebutuhan Modal Kerja 138.959.502 a. Bersumber Kredit 90.323.676 b. Bersumber Dana sendiri 48.635.826
3 Jumlah Kebutuhan Dana 345.209.502 a. Bersumber Kredit 224.386.176 b. Bersumber Dana sendiri 120.823.326
Sumber kredit pembiayaan usaha ternak itik pada Klaster Itik Talang
Benih adalah kredit dari perbankan. Berdasarkan penelitian diketahui
bahwa sebagian besar berasal dari Bank BRI dan umum lainnya. Pada
analisis ini pembudidaya itik melakukan peminjaman investasi sebesar
Rp.134.062.500,00 sebagai kredit investasi dengan jangka waktu
pengembalian 3 tahun. Sedangkan untuk kredit modal kerja adalah
sebesar Rp.90.323.676 dengan jangka waktu pengembalian 1 tahun.
Keduanya tanpa grace period dan dengan suku bunga 20%. Dengan
Kantor Perwakilan Bank IndonesiaProvinsi Bengkulu
5353
Bab V Aspek Keuangan
54 Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih
demikian untuk rincian angsuran per bulan (pokok dan bunga) untuk
kedua jenis kredit tersebut dapat dilihat pada Tabel 5.5 dan Tabel 5.6.
Tabel 5.5. Perhitungan Angsuran Kredit Investasi
Bln Ke Pokok Bunga Total Saldo Akhir1 3.723.958 2.234.375 5.958.333 130.338.54212 3.723.958 1.551.649 5.275.608 89.375.00024 3.723.958 806.858 4.530.816 44.687.50036 3.723.958 62.066 3.786.024 0
Jml 134.062.500 41.335.938 175.398.438 Keterangan :
a. Jumlah Kredit (Rp) Rp.134.062.500,00 b. Jangka Waktu Kredit (tahun) 3 c. Bunga per th % 20,00% d. Bunga per bln % 1,67% e. Jumlah Angsuran (bulan) 36 f. Sistem Perhitungan Bunga menurun
Tabel 5.6. Perhitungan Angsuran Pokok dan Bunga Kredit Modal Kerja
Bln Pokok Bunga Total Saldo Akhir1 7.526.973 0 7.526.973 82.796.703 2 7.526.973 1.379.945 8.906.918 75.269.730 3 7.526.973 1.254.496 8.781.469 67.742.757 4 7.526.973 1.129.046 8.656.019 60.215.784 5 7.526.973 1.003.596 8.530.569 52.688.811 6 7.526.973 878.147 8.405.120 45.161.838 7 7.526.973 752.697 8.279.670 37.634.865 8 7.526.973 627.248 8.154.221 30.107.892 9 7.526.973 501.798 8.028.771 22.580.919 10 7.526.973 376.349 7.903.322 15.053.946 11 7.526.973 250.899 7.777.872 7.526.973 12 7.526.973 125.450 7.652.423 0 Jml 90.323.676 8.279.670 98.603.347
Keterangan : a. Jumlah Kredit (Rp) Rp.90.323.676,00 b. Jangka Waktu Kredit (tahun) 1 c. Bunga per tahun % 20,00% d. Bunga per bulan % 1,67%
Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih54
Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih
55
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu
e. Jumlah Angsuran (bulan) 12 f. Sistem Perhitungan Bunga menurun
5.5 PRODUKSI DAN PENDAPATAN
Produksi Usaha ternak itik pada klaster Maju Bersama mempunyai
tiga jenis produk, yaitu berupa telur itik, DOD (day old duck), dan itik itu
sendiri (itik afkir). Jumlah itik milik klaster pada Desember tahun 2015
berjumlah sebanyak 7.514 ekor, diperkirakan akan meningkat menjadi
12.227 ekor pada tahun 2016, serta menjadi 17.048 pada tahun 2017.
Jumlah tersebut meliputi itik muda dan itik dewasa. Sementara jumlah
DOD pada tahun 2015 sebanyak 11.565 ekor dan menjadi sebanyak
15.200 ekor pada tahun 2016, dan menjadi sebanyak 20.519 ekor
pada tahun 2017. Sedangkan telur itik pada Desember tahun 2015
berjumlah sebanyak 116.467 butir dan menjadi 158.333 butir pada
tahun 2016, serta menjadi 213.737 butir pada tahun 2017.
Berdasarkan hasil penjualan baik itik afkir, telur, dan DOD dengan
harga jual seperti disajikan pada Tabel 5.7 di bawah, maka akan
diperoleh nilai penjualan secara keseluruhan produk senilai Rp.
291.289.091 pada tahun 2015, dan meningkat pada tahun 2016
menjadi sebesar Rp.407.580.259 dan pada tahun 2017 diperkirakan
menjadi sebeesar Rp.553.692.773. Secara lebih detail estimasi produksi
dan penjualan usaha Klaster Itik Talang Benih disajikan sebagaimana
terlihat pada Tabel 5.7.
Kantor Perwakilan Bank IndonesiaProvinsi Bengkulu
5555
Bab V Aspek Keuangan
56 Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih
Tabel 5.7. Perhitungan Jumlah Produksi dan Pendapatan
No Uraian 2015 2016 20171 Populasi/ Produksi a. Telur Itik 116.467 158.333 213.737 b. DOD Itik 11.565 15.200 20.519 c. Itik Muda 3.418 5.322 7.326 d. Itik Dewasa 4.096 6.905 9.7222 Penjualan a. Telur Itik 93.174 126.666 170.990 b. DOD Itik 4.048 5.320 7.182 c. Itik Muda 1.025 1.597 2.198 d. Itik Dewasa 512 863 1.2153 Harga Jual a. Telur Itik 2.000 2.000 2.000 b. DOD Itik 12.000 12.000 12.000 c. Itik Muda 35.000 35.000 35.000 d. Itik Dewasa 40.000 40.000 40.0004 Penjualan a. Telur Itik 186.347.491 253.332.604 341.979.510 b. DOC Itik 48.572.368 63.839.816 86.178.836 c. Itik Muda 35.888.028 55.884.522 76.923.684 d. Itik Dewasa 20.481.205 34.523.316 48.610.742
Nilai penjualan 291.289.091 407.580.259 553.692.773
5.6 PROYEKSI RUGI LABA USAHA
Keuntungan yang didapatkan dari usaha itik pada Klaster Itik
Talang Benih diproyeksikan sampai pada tahun ketiga. Usaha ternak itik
Klaster Itik Talang Benih dapat menghasilkan keuntungan sebesar Rp.
91.504.323 dengan profit margin sebesar 31,41% pada tahun pertama.
Pada tahun berikutnya (tahun 2016) usaha itik mengalami keuntungan
dan profit margin lebih tinggi lagi yaitu yakni sebesar
Rp.165.040.714,00 dengan profit margin 40,49%. Pada tahun ketiga
usaha budidaya itik mampu menghasilkan keuntungan yang terus
meningkat yakni sebesar Rp. 248.345.913,00 dengan profit margin yang
juga meningkat yakni sebesar 44,85 %. Lebih detail proyeksi rugi laba
Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih56
Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih
57
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu
usaha itik pada Klaster Itik Talang Benih dapat dilihat pada Tabel 5.8 di
bawah ini.
Tabel 5.8. Laba Rugi Usaha Ternak Itik Klaster Itik Talang Benih
No Uraian Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3
1 Pendapatan 291.289.091 407.580.259 553.692.773 2 Pengeluaran 183.636.946 213.414.713 261.521.110
a. Biaya operasional 111.391.130 158.386.067 215.429.965
b. Penyusutan 41.250.000 41.250.000 41.250.000 c. Biaya bunga 30.995.816 13.778.646 4.841.146
3 Laba sebelum pajak 107.652.145 194.165.546 292.171.662
4 Pajak 15% 16.147.822 29.124.832 43.825.749 5 Laba/rugi 91.504.323 165.040.714 248.345.913 6 Profit margin 31,41% 40,49% 44,85%
Lebih jauh mencermati analisis laba rugi pada usaha ternak pada
Klaster Itik Talang Benih, terlihat bahwa titik impas (break event
point/BEP) untuk produksi telur pada tahun 2015 diperoleh nilai sebesar
Rp.332.447.934,00, atau equivalent dengan produksi telur itik sebanyak
166.224 butir. Sedangkan break event point pada tahun 2016 dan
tahun 2017 mengalami penurunan seperti ditunjukkan pada Tabel 5.9
di bawah. Penurunan nilai BEP tersebut sejalan dengan miningkatnya
skala ekonomi budidaya ternak Klaster Itik Talang Benih. Adapun BEP
rata-rata selama tiga tahun (th 2015 – 2017) diperoleh nilai sebesar
Rp236.317.584,00 atau sama dengan jumlah telur itik sebanyak
118.159 butir. Jika dilihat dari jumlah itik yang dipelihara pada Klaster
Itik Talang Benih, maka diperoleh nilai titik impas (BEP) sebesar
Rp.400.000.000 atau equivalen sama dengan memelihara 597 ekor itik,
seperti disajikan pada Lampiran 12. Lebih detail Break Event Point (BEP)
usaha ternak itik Klaster Talang Benih disajikan pada Tabel 5.9. berikut.
Kantor Perwakilan Bank IndonesiaProvinsi Bengkulu
5757
Bab V Aspek Keuangan
58 Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih
Tabel 5.9. Titik Impas Nilai Penjualan dan Produksi Telur Klaster Itik Talang Benih
Uraian Tahun
2015 2016 2017
BEP Nilai Penjualan (Rp) 32.447.934 181.291.841 195.212.977BEP Produksi (butir telur) 166.224 90.646 97.606BEP Rata-rata : 1. Nilai penjualan (Rp) 236.317.5842. Jumlah Penjualan/produksi (butir telur)
118.159
5.7 ANALISIS KELAYAKAN PROYEK
Berdasarkan survei lapangan, usaha budidaya ternak itik pada
Klaster Itik Talang Benih secara ekonomis layak untuk dikembangkan.
Dasar perhitungan kelayakan kajian ekonomi tentang ternak itik
ditunjukkan oleh nilai Net Present Value (NPV) yang positif dan lebih
besar dari nol. Kriteria kelayakan usaha ternak itik tersebut juga dilihat
dari nilai Internal Rate of Return (IRR) yang harus dibandingkan dengan
tingkat suku bunga yang berlaku. Kriteria lain yang juga digunakan
adalah Net Revenue Cost Ratio (Net R/C Ratio) lebih besar dari satu (1),
dan Pay Back Period dibawah periode proyek ( 3 tahun). Hasil
perhitungan detai tentang kelayakan usaha itik dapat dilihat pada
Tabel 5.10.
Tabel 5.10. Hasil Analisis Kelayakan Usaha Ternak Itik Klaster Itik Talang Benih
Kriteria Kelayakan
Nilai Justifikasi Kelayakan
NPV Rp. 301.169.266,- > 0 (positif)IRR 87,92% > 20%
Net R /C Ratio 2,46 > 1
Pay Back Period 2,42
Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih58
Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih
59
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu
Nilai IRR sebesar 87,92 % mengindikasikan bahwa proyek ini layak
untuk dijalankan sampai tingkat suku bunga mencapai 87,92%, lebih
tinggi dari tingkat suku bunga kredit 20%. Net R/C Ratio memiliki nilai
2,46. lebih besar dari 1 dan Net Present Value juga bernilai positif, yaitu
Rp. 301.169.266,- sehingga proyek layak dilaksanakan secara ekonomi.
5.8 ANALISIS SENSITIVITAS
Dalam analisis kelayakan usaha ternak itik banyak asumsi yang
digunakan. Untuk menguji kepekaan ekonomis usaha (sensitivity)
terhadap perubahan asumsi pendapatan dan biaya operasional. Dalam
menganalisis sensitivitas usaha ternak itik dilakukan beberapa sekenario
sebagai berikut:
Skenario 1, usaha itik mengalami penurunan pendapatan
sedangkan biaya operasional dan komponen lain tetap. Penurunan
pendapatan dapat terjadi karena menurunnya hasil produksi dan
permintaan konsumen atau dapat juga terjadi penurunan harga jual
produk.
Skenario 2, usaha ternak itik mengalami kenaikan biaya
operasional sedangkan pendapatan dan komponen lain tetap/konstan.
Biaya operasional dapat meningkat jika terjadi kenaikan harga sarana
produksi, peralatan maupun komponen-komponen biaya operasional
lainnya.
Skenario 3, usaha mengalami penurunan pendapatan dan
kenaikan biaya operasional secara bersama-sama, yang mungkin terjadi
karena terjadi penurunan hasil produksi dan permintaan konsumen atau
penurunan harga jual produk dan diikuti oleh kenaikan biaya operasional
karena kenaikan harga sarana produksi, peralatan maupun komponen-
komponen biaya operasional lainnya.
Kantor Perwakilan Bank IndonesiaProvinsi Bengkulu
5959
Bab V Aspek Keuangan
60 Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih
Hasil analisis sensitivitas untuk skenario 1 secara lebih lengkap
dapat dilihat pada Tabel 5.11.
Tabel 5.11. Hasil Analisis Sensitivitas Usaha Skenario 1
Kriteria Kelayakan Tingkat Kritis Penjualan Turun
35,60% dan Biaya Tetap NPV 80.360,01IRR 19,98%Net R/C Ratio 0,9996PBP (Tahun) 4,96
Berdasarkan Tabel 5.11, dapat terlihat bahwa pada skenario
1 dengan asumsi terjadi penurunan pendapatan sampai di bawah
35,60%, usaha itik masih layak untuk dilaksanakan dengan nilai IRR
yang masih lebih besar dari pada tingkat suku bunga yaitu sebesar
20%, dan nilai NPV yang masih positif serta nilai Net R/C Ratio yang
masih positif. Dengan kata lain, bahwa usaha ternak pada Klaster
Itik Talang Benih tidak layak dilaksanakan pada tingkat penurunan
penerimaan lebih besar atau sama dengan 35,60%.
Hasil analisis sensitivitas untuk skenario 2 lebih detail dapat
dilihat pada Tabel 5.12.
Tabel 5.12. Hasil Analisis Sensitivitas Usaha Skenario 2
Kriteria Kelayakan Titik Kritis Kenaikan Biaya Operasional Naik 91,97%
NPV -19.962,03IRR 19,99% Net R/C Ratio 0,9999 PBP (Tahun) 4,98
Tabel 5.12 menunjukkan bahwa pada skenario 2 dengan
asumsi terjadi kenaikan biaya operasional sampai titik kritis di
bawah 91,97% atau tidak mencapai 91,97%, maka usaha itik ini
Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih60
Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih
61
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu
masih layak untuk dilaksanakan karena nilai IRR yang masih lebih
besar dari pada tingkat suku bunga berlaku dengan nilai NPV yang
masih positif serta nilai Net R/C Ratio yang masih positif. Dengan
kata lain bahwa usaha ternak itik tidak layak dilaksanakan
dengan asumsi kenaikan biaya operasional lebih besar atau
sama dengan 91,97%.
Sedangkan hasil analisis sensitivitas untuk Skenario 3 secara
rinci dapat dilihat pada Tabel 5.13.
Tabel 5.13. Hasil Analisis Sensitivitas Usaha Skenario 3
Kriteria Kelayakan Titik Kritis Pendapatan
Turun 25, 67% dan biaya naik 25,67
NPV -117.778,27 IRR 19,97% Net R/C Ratio 0,9994 PBP (tahun) 4,97
Pada skenario 3 terjadi penurunan pendapatan dan kenaikan
biaya operasional secara bersama-sama dengan persentase di
bawah 25,67% baik penurunan pendapatan maupun kenaikan
biaya. Dengan kata lain, j ika terjadi kenaikan biaya di bawah
25,67% dan penurunan pendapatan dibawah 25,67%, maka
usaha itik Klaster Talang Benih masih layak untuk dilaksanakan.
Hal ini dikarenakan nilai IRR yang masih lebih besar daripada
tingkat suku bunga yang berlaku dan nilai NPV yang masih positif
serta nilai Net R/C Ratio yang masih lebih juga positif.
Kantor Perwakilan Bank IndonesiaProvinsi Bengkulu
6161
62 Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih
Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih62
63
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu
BAB VI ASPEK EKONOMI, SOSIAL DAN DAMPAK
LINGKUNGAN
6.1 ASPEK EKONOMI DAN SOSIAL
Usaha budidaya ternak itik dengan pola klaster yang dilaksanakan
di Desa Talang Benih, Curup, pada dasarnya telah dapat memberikan
kontribusi terhadap peningkatan pendapatan rumah tangga peternak.
Disamping itu, usaha ternak itik dengan pola klaster dapat menjadi
katub pengaman ekonomi keluarga dalam keadaan mendesak. Pada
saat mendesak, rumah tangga peternak dapat menjual itik, telur dan
atau DOD untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga atau untuk
membantu pendidikan anak. Dengan kata lain, pada saat ini, usaha
ternak itik di Desa Talang Benih lebih berfungsi sebagai sumber
pendapatan tambahan bagi rumah tangga peternak. Walaupun sebagai
sumber pendapatan tambahan, usaha ternak itik dengan pola klaster
ternyata mampu menutupi dan menopang konsumsi harian, sehingga
dapat menguatkan ketahanan ekonomi rumah tangga peternak. Lebih
jauh, berdasarkan survei ini, mengindikasikan bahwa usaha ternak
Klaster Itik Talang Benih bisa menjadi sumber pendapatan utama bagi
peternak jika dikelola dalam skala relatif besar, karena secara ekonomis
usaha ternak itik dengan pola klaster ternyata memang layak untuk
dikembangkan secara ekonomis dan dapat menjadi sumber pendapatan
utama bagi peternak seperti dijelaskan pada Analisis Keuangan BAB IV di
depan.
Selain sebagai sumber pendapatan, budidaya ternak itik dengan
pola klaster juga menciptakan lapangan perkerjaan baru terutama
lapangan pekerjaan di sektor informal. Lapangan pekerjaan yang tercipta
Kantor Perwakilan Bank IndonesiaProvinsi Bengkulu
6363
Bab VI Aspek Ekonomi, Sosial dan Dampak Lingkungan
64 Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih
pada budidaya Klaster Itik Talang Benih adalah lapangan pekerjaan
bersifat kekeluargaan (tenaga kerja keluarga). Setidaknya, usaha ternak
itik dapat memberikan pekerjaan kepada peternak itu sendiri dan
kepada anggota keluarganya. Pada masa datang, sejalan dengan
berkembangnya skala usaha ternak itik dalam klaster, maka akan
semakin banyak pula jumlah tenaga kerja yang dapat terserap. Hal yang
lebih mendalam yang dapat dipetik dari budidaya ternak itik adalah
bahwa budidaya ternak itik dengan pola klaster dapat menanamkan jiwa
kewirausahaan (enterpreneurship), jiwa kebersamaan, dan jiwa
kepemimpinan kepada para anggota klaster baik pada tingkat budidaya
maupun pada tingkat pasca panen (pembuatan berbagai jenis kuliner
berbahan itik).
Usaha budidaya itik dengan pola klaster dapat mengurangi
kemiskinan dan pengangguran. Mengingat usaha ini dapat mendorong
dan menggairahkan peternak lain untuk membentuk kelompok ternak
itik. Sehingga dapat meningkatkan jumlah kelompok peternak itik atau
menambah jumlah klaster itik di Kabupaten Rejang Lebong, yang pada
gilirannya akan meningkatkan pendapatan peternak dan pendapatan
masyarakat serta meningkatkan peluang usaha baru termasuk
penyerapan tenaga kerja. Oleh sebab itu, usaha ternak itik dengan pola
klaster patut untuk dikembangkan dalam skala besar agar menjadi lebih
profesional (komersial), dengan kelembagaan klaster yang kuat.
Sehingga keberadaan klaster itik dalam kelompok pembudidaya itik di
Kabupaten Rejang Lebong dapat meningkatkan ketahanan sosial
ekonomi masyarakat, membantu mengurangi kemiskinan dan
pengangguran, dan memberikan lapangan pekerjaan baru serta
mendukung usaha pemberdayaan masyarakat desa.
Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih64
Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih
65
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu
6.2 DAMPAK LINGKUNGAN
Satu-satunya dampak lingkungan yang ditimbulkan oleh
keberadaan usaha ternak itik dengan pola klaster adalah timbulnya bau
yang tidak sedap (bau busuk) dari kandang itik tersebut. Aroma kotoran
ternak itik terasa lebih tajam jika lokasi kandang terlalu dekat dengan
kawasan pemukiman. Bau kotoran itik akan terasa menyengat jika
luasan area atau kepadatan jumlah kandang dalam satu lokasi sangat
padat, luas dan besar. Untuk menghindari pengaruh bau dari kotoran
kandang itik, perlu diupayakan pembuatan kandang itik yang relatif jauh
dari pemukiman warga dan dengan perlakuan lingkungan yang
memadai.
Berdasarkan survei lapangan, terindikasi bahwa pada saat ini,
keberadaan lokasi usaha ternak itik dengan pola klaster di Desa Talang
Benih belum memberikan pengaruh negatif (efek bau) yang berlebihan
terhadap lingkungan sekitar. Aroma bau kotoran itik baru tercium pada
jarak kurang dari 10 meter dari lokasi kandang, dengan kata lain, dalam
jarak lebih dari 10 meter dari kandang, bau kotoran itik belum tercium
sama sekali. Hal ini mengandung arti bahwa lokasi kandang usaha
ternak Itik Klaster Talang Benih dapat dikategorikan aman secara
lingkungan dan tidak menimbulkan pencemaran udara pada daerah
sekitar. Mengingat jumlah kandang dan kepadatan kandang pada area
klaster belum terlalu besar (luas) dan belum terlalu padat sehingga bau
dari kandang itik belum menganggu pemukinan di Desa Talang Benih
(belum mengeluarkan bau yang melewati ambang batas). Hasil survei
juga menunjukkan bahwa kondisi lingkungan di sekitar lokasi kandang
itik di Desa Talang Benih masih dalam kategori wajar seperti kondisi
lingkungan kandang ternak pada umumnya. Secara normal bahwa bau
kotoran itik tersebut baru terasa pada saat kita berada dalam kandang
Kantor Perwakilan Bank IndonesiaProvinsi Bengkulu
6565
Bab VI Aspek Ekonomi, Sosial dan Dampak Lingkungan
66 Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih
itik atau berada dekat dengan kandang itik tersebut. Sehingga secara
umum belum menganggu lingkungan pemukiman penduduk sekitar.
Namun demikian, tetap perlu diantisipasi jika semakin banyaknya
jumlah kandang dan semakin padatnya jumlah kandang di satu lokasi
yang dapat menimbulkan efek negatif terhadap lingkungan. Oleh sebab
itu perlu mengantisipasi hal-hal yang dapat mengganggu lingkungan
terkait dengan bau kotoran dari kandang. Hal yang perlu diperhatikan
untuk mengurangi pengaruh kotoran ternak itik dengan pola klaster
terhadap lingkungan adalah:
1. Memberikan penyuluhan pada peternak itik agar selalu
menambahkan pengetahuan tentang kesehatan dan manajemen
kandang.
2. Menghindari kepadatan jumlah kandang agar tidak terlalu besar
dan terlalu padat pada satu lokasi tertentu.
3. Menempatkan lokasi kandang itik agar tidak terlalu dekat dengan
lokasi pemukiman atu rumah warga.
4. Membersihkan kandang itik setiap hari, terutama membersihkan
lantai dan sanitasi lingkungan kandang serta menjaga kesehatan
kandang.
5. Menjaga kebersihan kandang secara berkelanjutan untuk
mengurangi bau kotoran itik.
6. Pemerintah Daerah diharapkan membuat peraturan Daerah terkait
lokasi dan luasan areal kandang itik.
Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih66
67
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN
7.1 KESIMPULAN
1. Usaha budidaya ternak itik dengan pola klaster di Desa Talang
Benih terbukti layak untuk dikembangkan dalam skala besar
sehingga menjadi sumber pendapatan utama bagi rumah tangga
peternak.
2. Kelayakan usaha budidaya ternak Itik Talang Benih Menunjukkan
bahwa harga pokok telur itik per butir perhitungan sebesar
Rp.585,00 dan harga pokok DOD (Day Old Duck) per ekor sebesar
Rp.4.366,00 dan Harga pokok produksi itik muda per ekor
Rp.38.233,00. Semua harga pokok produksi tersebut (telur, DOD,
dan itik muda) berada di bawah harga jual di tingkat peternak
3. Keuntungan yang diperoleh dari usaha ternak itik diproyeksikan
menghasilkan profit margin sebesar 40,31% (rata-rata selama 3
tahun proyek).
4. Berdasarkan kajian KPw. Bank Indonesia Provinsi Bengkulu
menunjukkan bahwa kelayakan usaha budidaya ternak itik di Desa
Talang Benih diperoleh atas dasar perhitungan :
a. Nilai Net Present Value (NPV) yang positif ( > 0 ) yakni
Rp.301.169.266.
b. Perhitungan nilai Internal Rate of Return (IRR) diperoleh sebesar
87,92 %, lebih tinggi dari tingkat suku bunga kredit yang
berlaku.
c. Perhitungan Net Revenue Cost Ratio (Net R/C Ratio) diperoleh
angka sebesar 2,46 lebih besar dari satu (1), dengan masa
pengembalian pinjaman kredit (pay back period) selama 2,42
Kantor Perwakilan Bank IndonesiaProvinsi Bengkulu
6767
Bab VII Kesimpulan dan Saran
68 Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih
tahun.
d. Sedangkan nilai BEP (Break Even Point) untuk penjualan rata-
rata senilai Rp 41.218.657, atau sebanyak 20.609 butir telur
itik, yaitu dengan membudidayakan sebanyak 597 ekor itik
dewasa.
5. Usaha budidaya ternak itik dengan pola klaster dapat meningkatkan
pendapatan peternak serta menciptakan lapangan pekerjaan bagi
rumah tangga peternak, dan menanamkan jiwa kewirausahaan
kepada peternak atau kelompok ternak lainnya. Kehadiran usaha
ternak itik dengan pola klaster juga dapat ikut membantu
mengurangi kemiskinan dan pengangguran di Kabupaten Rejang
Lebong.
7.2 SARAN
1. Berdasarkan survei terlihat bahwa usaha ternak Klaster Itik Talang
Benih disarankan lebih baik berkonsentrasi terhadap
pengembangan galur murni jenis Itik Talang Benih, mengingat
prospek pasar penjualan DOD khas Itik Talang Benih masih cukup
luas baik untuk memenuhi permintaan bibit di kabupaten Rejang
Lebong maupun permintaan dari Kabupaten lain di Provinsi
Bengkulu.
2. Sejalan dengan meningkatnya skala ekonomi usaha ternak itik
dengan pola klaster di Desa Talang Benih disarankan agar Klaster
itik Maju Bersama mendirikan lembaga distribusi (lembaga
pemasaran) yang dapat mengkoordinasikan, menginformasikan,
dan menghubungkan peternak dengan konsumen, serta
memasarkan produk klaster itik tersebut.
3. Klaster Itik Talang Benih yang bergerak dalam budidaya ternak itik
perlu meningkatkan kerjasama sesama anggota peserta klaster dan
Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih68
Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih
69
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu
melakukan penguatan kelembagaan klaster secara internal
terutama terkait peningkatan pengetahuan teknis budidaya, aspek
pasar, dan aspek manajemen.
4. Disarankan agar Klaster Itik Talang Benih dapat mengembangkan
pasca panen yakni membuat berbagai jenis kuliner yakni berbagai
variasi makanan berbasis daging itik sehingga dapat menjadi
sumber pendapatan baru bagi peternak.
Kantor Perwakilan Bank IndonesiaProvinsi Bengkulu
6969
70 Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih
Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih70
71
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu
DAFTAR PUSTAKA
Bank Indonesia. “Perhitungan Kelayakan Usaha”.www.bi.go.id. 2015
Klaster Itik Talang Benih. 2015. “Laporan Bulanan Klaster Maju Bersama
dan Klaster Rukun Sejahtera”. 2015.
L. Hardi Prasetyo, et al. Penyunting Dadang Sudarman. “Panduan
Budidaya dan Usaha Ternak Itik”. Balai Penelitian Ternak Ciawi
Bogor. Diunduh tanggal 18 November 2015.
Hasanuddin Maulana. “Beternak Itik Petelur: Kiat dan Sukses Dari
Peternak Itik”. AgroMedia Pustaka.2013
Freddy Rangkuti. “Studi Kelayakan Bisnis & Investasi”. Gramedia. 2015
Mulyadi Pudjosumarto. “Evaluasi Proyek: Uraian Singkat dan Soal
Jawab”. Liberty. Yogyakarta. 2002
Kantor Perwakilan Bank IndonesiaProvinsi Bengkulu
7171
72 Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih
Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih72
73
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu
LAMPIRAN
Kantor Perwakilan Bank IndonesiaProvinsi Bengkulu
7373
Lampiran
74 Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih
Lampiran 1. Biaya Produksi Pakan Buatan untuk Itik Setelah Umur 1 (Satu) Bulan
Sumber : Klaster Maju Bersama
No. Uraian Volume Share (%)
Harga per kg (Rp)
Nilai (Rp)
1 Dedak 70 kg 65,42 1.300 85.047 2 Kepala Ikan Teri 10 kg 9,35 5.000 46.729 3 Jagung 25 kg 23,36 5.417 126.558 4 Mineral 2 kg 1,87 8.000 14.953 5 Bensin 1 kg 10.000 10.000 6 Tranpostasi bahan baku 1 trip 20.000 20.000 7 Upah tenaga kerja 0,125 HK 100.000 12.500
Total 107 kg 100,00 315.787 Harga Pakan Buatan 2.951
Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih74
Lampiran
Lam
pir
an 2
. B
iaya
Inve
stas
i
No
. U
raia
n
Un
it
Satu
an
Har
ga
per
U
nit
(R
p)
Nila
i (R
p)
Um
ur
Eko
no
mis
(T
ahu
n)
Pen
yusu
tan
p
er t
ahu
n
Nila
i Sis
a (R
p)
1 K
anda
ng
11
unit
10.
000.
000
110.
000.
000
5 2
2.00
0.00
0
44.0
00.0
00
2 G
udan
g Pa
kan
1 un
it 2
0.00
0.00
0 20
.000
.000
5
4
.000
.000
8.
000.
000
3 M
esin
Pom
pa A
ir
5 un
it
1.2
50.0
00
6.25
0.00
0 5
1.25
0.00
0
2.50
0.00
0 4
Mes
in P
akan
1
unit
15.
000.
000
15.0
00.0
00
5 3.
000.
000
6.
000.
000
5 G
ense
t 5
unit
2
.200
.000
11
.000
.000
5
2
.200
.000
4.
400.
000
6 M
esin
Tet
as
22
buah
2.0
00.0
00
44.0
00.0
00
5
8.8
00.0
00
17.6
00.0
00
To
tal
206.
250.
000
41.2
50.0
00
82.5
00.0
00
Sum
ber
: Kla
ster
Maj
u Be
rsam
a
75
75
Lampiran
Lam
pir
an 3
. A
nal
isa
Sed
erh
ana
Bia
ya P
rod
uks
i Tel
ur
Itik
Sel
ama
Um
ur
Eko
no
mis
Keb
utu
han
U
nit
R
p /
U
nit
Ju
mla
h (
Rp
)
A. B
ahan
Bak
u
-
Telu
r Iti
k ya
ng a
kan
d
iteta
skan
( ek
or )
1.
000
2.50
0 2.
500.
000
- To
tal P
akan
Itik
**)
Keb
utuh
an
Ju
mla
h Pa
kan
Sa
ldo
Aw
al
Mor
tal
itas
Sisa
H
idup
a.
Pen
etas
an
1000
40
%
600
b.
Pak
an D
OD
0 -
14
hari
(S
tart
er)
0,01
6 pe
r ha
ri x
14
hari
x 13
4 K
g x
600
20%
48
0 9.
000
1.20
9.60
0
c.
Pak
an 1
5 ha
ri -
1 bu
lan
(Gro
wer
) 0,
03
per
hari
x 15
ha
ri x
216
Kg
x 48
0 5%
45
6 9.
000
1.94
4.00
0
d.
Pak
an 1
bul
an -
4 b
ulan
(G
row
er)
0,03
pe
r ha
ri x
90
hari
x 1.
231
Kg
x 45
6 5%
43
3,2
2.95
1 3.
633.
612
e.
Pak
an 4
bul
an -
2 t
ahun
4
bul
an (L
ayer
) 0,
05
per
hari
x 72
ha
ri x
1.56
0 K
g x
433
5%
412
2.95
1 4.
602.
575
- V
itam
in
1 pe
r ha
ri x
28
bln
x 30
sa
set
x 84
0
1.
500
1.26
0.00
0
- O
bat
1 pe
r ha
ri x
28
bln
x 1
sase
t x
28
2.00
0 56
.000
Su
b J
um
lah
3.
141
kg
4.80
9 15
.149
.787
B. B
ahan
Bak
u P
enol
ong
- Em
ber
Paka
n 5
unit
x 2
gant
i x
1 si
klus
(2
8 bl
)
75.0
00
750.
000
- Se
patu
5
unit
x 2
oran
g x
1 si
klus
(2
8 bl
)
75.0
00
750.
000
- Te
mpa
t m
inum
5
unit
x 3
kand
ang
x 1
sikl
us
(28
bl)
75
.000
1.
125.
000
76
Keb
utu
han
U
nit
Rp
/ U
nit
Jum
lah (R
p)
- Desinfektan, dll
5 unit
x 28
bln x
1 siklus (28 bl)
50.000
7.000.000
Sub
Jum
lah
9.625.000
C. Tenaga kerja
- Produksi 2
orang x
28 bln
x 1
siklus
1.300.000
72.800.000
Sub
Jum
lah
72.800.000
D. Biaya U
mum
Produksi
- K
andang
a. Listrik 5
kandang
x 28
bln x
1 siklus
50.000 7.000.000
b. Air
5 kanda
ng x
28 bln
x 1
siklus
10.000
1.400.000
- Penetasan
a. Listrik 5
kandang
x 28
bln x
1 siklus
50.000 7.000.000
b. Air
5 kanda
ng x
28 bln
x 1
siklus
10.000
1.400.000
- Transportasi 1
penjualan
x 28
bln x
1 siklus
300.00
0 8.400.000
Sub
Jum
lah
16.800.000
E. Total Biaya (A+
B+C
+D
)
114.374.787
F. Produksi itik selama m
asa ekonom
is **)
412 G
. Biaya produksi per ekor selam
a siklus
277.919
H. Produktifitas itik per tahun
250
I. Kerusakan telur pasca panen
(5%)
13
77
77
Lampira
n
Keb
utu
han
U
nit
Rp
/ U
nit
Jum
lah (R
p)
J. Biaya produksi per telur
585
Keterangan :
*) A
sumsi apabila dihitung dari pem
belian telur itik untuk bibit.
**) U
mur ekonom
is itik petelur 28 bulan (pembesaran 4 bulan +
2 tahun produksi telur)
78
Lamp
iran 4.
An
alisa Sederh
ana B
iaya Prod
uksi D
OD
Itik Selama 1 (Satu
) Siklus
fru
Un
it R
p/U
nit
Jum
lah
(Rp
)
A. B
ahan
Ba
ku
- Te
lur Itik ya
ng a
kan dite
taskan
( eko
r ) *)
1
.000
5
85
58
5.0
93
- To
tal P
akan Itik
K
eb
utuha
n
Jumlah
Pa
kan
Sa
ldo
A
wa
l M
orta
litas
Sisa
Hid
up
a. P
en
etasan
10
00 4
0%
6
00
b. P
aka
n DO
D 0
- 14 ha
ri ( kg ) 0
,02
pe
r ha
ri x
14
,00 h
ari
x 1
34
Kg
x 6
00
20
%
48
0 9
.000
1.2
09.60
0
- Vitam
in 1
p
er h
ari
x 0
,47
bln x
30
saset 1
4
1.5
00 2
1.00
0
- Ob
at
1
pe
r ha
ri x
0,4
7 bln
x 1
saset
0,4
7
2.0
00 9
33
Su
b Ju
mla
h
1
3 K
g 2
.614
1.8
15.69
3
B. B
ahan
Ba
ku P
eno
lon
g **)
Su
b Ju
mla
h
0
C. T
en
aga
kerja
**)
- Produksi
0
ora
ng
x 2
8,00
bln
x 1
siklus
1
.300
.000
0
Su
b Ju
mla
h
0
D. B
iaya
Um
um P
roduksi
- Ka
nda
ng **)
a. L
istrik 0
ka
nda
ng
x 2
8,00
bln
x 1
siklus
5
0.00
0 0
b. A
ir 0
ka
nda
ng
x 2
8,00
bln
x 1
siklus
1
0.00
0 0
- Pe
neta
san
a. L
istrik 5
ka
nda
ng
x 0
,47
bln
x 1
siklus
5
0.00
0 1
16
.667
b. A
ir 5
ka
nda
ng
x 0
,47
bln
x 1
siklus
1
0.00
0 2
3.33
3
- Tra
nsp
orta
si 1
p
en
juala
n x
0,4
7 b
ln x
1
siklus
30
0.0
00 1
40
.000
Su
b Ju
mla
h
2
80
.000
79
79
Lampira
n
E. T
ota
l Bia
ya (A
+B
+C
+D
)
2
.095
.693
F. P
rodu
ksi DO
D se
tela
h d
ikura
ngi kem
atian
(mo
rtalita
s)
4
80
G. B
iaya
prod
uksi pe
r eko
r DO
D
4.3
66
Ke
teran
gan
:
*) Me
nggu
na
kan
ha
sil bu
dida
ya se
nd
iri.
**) Pe
rala
tan
pe
ndu
kung, ka
nda
ng da
n te
naga
kerja
sudah
term
asuk d
alam
bia
ya p
rod
uksi telu
r.
80
Lamp
iran 5.
An
alisa Sederh
ana B
iaya Prod
uksi Itik M
ud
a/Dara
Keb
utu
han
U
nit
Rp
/Un
it Ju
mlah
(Rp
)
A. B
ahan
Ba
ku
- Te
lur D
OD
( eko
r ) *)
1
.000
5
85
58
5.0
93
- To
tal P
akan Itik
K
eb
utuha
n
Jum
lah
Pa
kan
Sa
ldo
Aw
al
Mo
rtalita
s S
isa H
idu
p
a. P
en
etasan
10
00
1.0
00
b. P
aka
n DO
D 0
- 14 ha
ri ( kg ) 0
,016
pe
r ha
ri x
14
hari x
22
4 K
g x
1.0
00 4
0%
6
00
9.0
00 2
.016
.000
c. Pa
kan
15
ha
ri - 1 b
ulan
(Itik Sta
rter) ( kg )
0,0
3 p
er h
ari
x 1
5 hari
x 2
70
Kg
x 6
00
20
%
48
0 9
.000
2.4
30.00
0
d. P
aka
n 1 bu
lan - 4
bula
n (G
row
er) ( kg )
0,0
3 p
er h
ari
x 9
0 hari
x 1
.296
Kg
x 4
80
5%
4
56
2.9
51 3
.824
.855
e. P
aka
n 4 bu
lan - 2
tah
un 4
bu
lan ( kg )
0,0
5 p
er h
ari
x 7
2 hari
x 0
K
g x
- Vitam
in 1
p
er h
ari
x 3
,97
bln x
30
saset 1
19
1
.500
17
8.5
00
- Ob
at
1
pe
r ha
ri x
3,9
7 bln
x 1
saset
4
2
.000
7.9
33
Su
b Ju
mla
h
1
.790
Kg
4.1
99
9
.034
.447
B. B
ahan
Ba
ku P
eno
lon
g **)
Su
b Ju
mla
h
0
C. T
en
aga
kerja
**)
Su
b Ju
mla
h
0
D. B
iaya
Um
um P
roduksi
- Ka
nda
ng
a. L
istrik 5
ka
nda
ng
x 3
,97
bln
x 1
siklus
5
0.00
0 9
91
.667
b. A
ir 5
ka
nda
ng
x 3
,97
bln
x 1
siklus
1
0.00
0 1
98
.333
- Pe
neta
san **)
a. L
istrik 0
ka
nda
ng
x 2
8 b
ln x
1
siklus
50
.000
0
8181
Lampira
n
Keb
utu
han
U
nit
Rp
/Un
it Ju
mlah
(Rp
)
b. A
ir 0
ka
nda
ng
x 2
8 b
ln x
1
siklus
10
.000
0
- Tra
nsp
orta
si 1
p
en
juala
n x
28
bln
x 1
siklus
3
00
.000
8.4
00.00
0
Su
b Ju
mla
h
8
.400
.000
E. T
ota
l Bia
ya (A
+B
+C
+D
) 1
7.43
4.4
47
E. P
rodu
ksi itik dara
setela
h d
ikura
ngi kem
atian
(mo
rtalita
s) 4
56
G. B
iaya
prod
uksi pe
r eko
r itik da
ra 3
8.23
3
Ke
teran
gan
:
*) Me
nggu
na
kan
ha
sil bu
dida
ya se
nd
iri.
**) Pe
rala
tan
pe
ndu
kung, p
ene
tasa
n d
an tena
ga ke
rja sud
ah te
rmasu
k da
lam
bia
ya p
roduksi te
lur.
82
Lamp
iran 6.
Estimasi Pro
du
ksi
No
Jen
is Pro
du
ksi A
su
ms
i T
H 2
01
4 T
AH
UN
20
15
TA
HU
N 2
01
6 T
AH
UN
20
17
De
s T
w-1
Tw
-2 T
w-3
Tw
-4 T
w-1
Tw
-2 T
w-3
Tw
-4 T
w-1
Tw
-2 T
w-3
Tw
-4
A.
Po
pu
lasi
1
Po
pu
lasi A
wa
l B
ula
n
1
.635
2.1
53 3
.708
4.5
92 4
.832
5.2
91 5
.890
6.3
69 6
.874
7.4
68 8
.079
8.7
18 9
.420
a
. DO
D (A
wa
l B
ula
n)
43
5 8
41
1.8
88 1
.901
1.7
02 2
.025
2.2
57 2
.332
2.5
26 2
.765
2.9
65 3
.191
3.4
54
b
. Itik dara
55
0 3
48
67
3 1
.511
1.5
21 1
.362
1.6
20 1
.806
1.8
65 2
.021
2.2
12 2
.372
2.5
53
1). Itik D
ara
Be
tina
( G
row
er A
wa
l B
ula
n)
40
%
da
ri A
.5.a
. 1
00
13
9 2
69
60
4 6
08
54
5 6
48
72
2 7
46
80
8 8
85
94
9 1
.021
2). Itik Dara
Ja
ntan
(G
row
er A
wa
l B
ula
n)
60
%
da
ri A
.5.a
. 4
50
20
9 4
04
90
6 9
13
81
7 9
72
1.0
83 1
.119
1.2
13 1
.327
1.4
23 1
.532
c. Itik D
ewa
sa
6
50
96
5 1
.147
1.1
80 1
.609
1.9
04 2
.013
2.2
32 2
.482
2.6
82 2
.902
3.1
55 3
.413
1). Itik Be
tina (L
aye
r Aw
al
Bu
lan
)
2
00
38
9 6
82
69
1 8
22
91
6 9
46
1.0
25 1
.122
1.2
03 1
.295
1.4
02 1
.513
2). Itik Jantan
(La
yer A
wa
l B
ula
n)
45
0 5
75
46
5 4
89
78
7 9
88
1.0
67 1
.207
1.3
60 1
.479
1.6
07 1
.753
1.9
00
2
Jum
lah P
em
be
lian
Itik Da
ra (G
row
er)
36
0 2
20
a. P
em
be
lian Itik
Da
ra B
etin
a
(Gro
we
r)
3
00
20
0
b. P
em
be
lian Itik
Da
ra Ja
nta
n
(Gro
we
r)
6
0 2
0
3
Jum
lah P
op
ula
si Itik (1
+2
)
1
.995
2.5
93 3
.708
4.5
92 4
.832
5.2
91 5
.890
6.3
69 6
.874
7.4
68 8
.079
8.7
18 9
.420
a
. DO
D
43
5 8
41
1.8
88 1
.901
1.7
02 2
.025
2.2
57 2
.332
2.5
26 2
.765
2.9
65 3
.191
3.4
54
8383
Lampira
n
No
Jen
is Pro
du
ksi A
su
ms
i T
H 2
01
4 T
AH
UN
20
15
TA
HU
N 2
01
6 T
AH
UN
20
17
De
s T
w-1
Tw
-2 T
w-3
Tw
-4 T
w-1
Tw
-2 T
w-3
Tw
-4 T
w-1
Tw
-2 T
w-3
Tw
-4
b
. Itik dara
91
0 5
68
67
3 1
.511
1.5
21 1
.362
1.6
20 1
.806
1.8
65 2
.021
2.2
12 2
.372
2.5
53
1
). Itik Da
ra B
etin
a
( Gro
we
r)
4
00
33
9 2
69
60
4 6
08
54
5 6
48
72
2 7
46
80
8 8
85
94
9 1
.021
2). Itik Dara
Ja
ntan
(G
row
er)
51
0 2
29
40
4 9
06
91
3 8
17
97
2 1
.083
1.1
19 1
.213
1.3
27 1
.423
1.5
32
c. Itik D
ewa
sa
6
50
1.1
85 1
.147
1.1
80 1
.609
1.9
04 2
.013
2.2
32 2
.482
2.6
82 2
.902
3.1
55 3
.413
1). Itik B
etina
20
0 5
89
68
2 6
91
82
2 9
16
94
6 1
.025
1.1
22 1
.203
1.2
95 1
.402
1.5
13
2). Itik Jantan
45
0 5
95
46
5 4
89
78
7 9
88
1.0
67 1
.207
1.3
60 1
.479
1.6
07 1
.753
1.9
00
4
Jum
lah M
orta
litas
39
9 5
19
74
2 9
18
96
6 1
.058
1.1
78 1
.274
1.3
75 1
.494
1.6
16 1
.744
1.8
84
a
. DO
D
20
%
da
ri 3
.a.
87
16
8 3
78
38
0 3
40
40
5 4
51
46
6 5
05
55
3 5
93
63
8 6
91
b
. Itik da
ra 5
%
da
ri 3
.b.
18
2 1
14
13
5 3
02
30
4 2
72
32
4 3
61
37
3 4
04
44
2 4
74
51
1
1
). Itik Da
ra B
etin
a
( Gro
we
r) 5
%
8
0 6
8 5
4 1
21
12
2 1
09
13
0 1
44
14
9 1
62
17
7 1
90
20
4
2). Itik Dara
Ja
ntan
(G
row
er)
5%
10
2 4
6 8
1 1
81
18
3 1
63
19
4 2
17
22
4 2
43
26
5 2
85
30
6
c. Itik D
ewa
sa 5%
d
ari
3.c. 1
30
23
7 2
29
23
6 3
22
38
1 4
03
44
6 4
96
53
6 5
80
63
1 6
83
1). Itik B
etina
5%
4
0 1
18
13
6 1
38
16
4 1
83
18
9 2
05
22
4 2
41
25
9 2
80
30
3
2). Itik Jantan
5%
9
0 1
19
93
98
15
7 1
98
21
3 2
41
27
2 2
96
32
1 3
51
38
0
5
Jum
lah P
op
ula
si Itik (3
-4)
1.5
96 2
.075
2.9
67 3
.673
3.8
66 4
.233
4.7
12 5
.095
5.4
99 5
.975
6.4
63 6
.975
7.5
36
a
. DO
D
34
8 6
73
1.5
11 1
.521
1.3
62 1
.620
1.8
06 1
.865
2.0
21 2
.212
2.3
72 2
.553
2.7
63
b
. Itik dara
72
8 4
54
53
8 1
.209
1.2
17 1
.089
1.2
96 1
.445
1.4
92 1
.617
1.7
70 1
.898
2.0
42
1
). Itik Da
ra B
etin
a
(Gro
we
r)
3
20
27
1 2
15
48
3 4
87
43
6 5
18
57
8 5
97
64
7 7
08
75
9 8
17
84
No
Jen
is Pro
du
ksi A
su
ms
i T
H 2
01
4 T
AH
UN
20
15
TA
HU
N 2
01
6 T
AH
UN
20
17
De
s T
w-1
Tw
-2 T
w-3
Tw
-4 T
w-1
Tw
-2 T
w-3
Tw
-4 T
w-1
Tw
-2 T
w-3
Tw
-4
2). Itik Dara
Ja
ntan
(G
row
er)
40
8 1
83
32
3 7
25
73
0 6
54
77
8 8
67
89
5 9
70
1.0
62 1
.139
1.2
25
c. Itik D
ewa
sa
5
20
94
8 9
18
94
4 1
.287
1.5
23 1
.610
1.7
86 1
.986
2.1
46 2
.322
2.5
24 2
.730
1). Itik B
etina
16
0 4
72
54
6 5
53
65
8 7
33
75
7 8
20
89
8 9
63
1.0
36 1
.122
1.2
10
2). Itik Jantan
36
0 4
76
37
2 3
91
62
9 7
90
85
3 9
65
1.0
88 1
.183
1.2
86 1
.403
1.5
20
B.
Pen
jualan
Itik
1
Pe
njua
lan
Itik D
ara
afkir 3
0%
21
8 1
36
16
1 3
63
36
5 3
27
38
9 4
33
44
8 4
85
53
1 5
69
61
3
1
). Itik Da
ra B
etin
a 4
0%
87
55
65
14
5 1
46
13
1 1
56
17
3 1
79
19
4 2
12
22
8 2
45
2). Itik D
ara
Jan
tan 6
0%
13
1 8
2 9
7 2
18
21
9 1
96
23
3 2
60
26
9 2
91
31
9 3
42
36
8
2
Pe
njua
lan
Itik D
ewa
sa afkir 1
3%
65
11
8 1
15
11
8 1
61
19
0 2
01
22
3 2
48
26
8 2
90
31
6 3
41
1
). Itik Da
ra B
etin
a 5
%
3
6
6
6
9 8
2 9
2 9
5 1
03
11
2 1
20
13
0 1
40
15
1
2). Itik D
ara
Jan
tan 9
5%
62
11
3 1
09
11
2 1
53
18
1 1
91
21
2 2
36
25
5 2
76
30
0 3
24
3
Jumlah
Itik Dara
S
ete
lah D
ijua
l
5
10
31
8 3
77
84
6 8
52
76
3 9
07
1.0
11 1
.045
1.1
32 1
.239
1.3
28 1
.429
a. Jum
lah Itik
Da
ra B
etin
a
2
33
21
7 1
51
33
8 3
41
30
5 3
63
40
4 4
18
45
3 4
95
53
1 5
72
b. Jum
lah Itik
Da
ra Ja
nta
n
2
77
10
1 2
26
50
8 5
11
45
8 5
44
60
7 6
27
67
9 7
43
79
7 8
58
4
Jumlah
Itik D
ew
asa
Se
telah
D
ijua
l
4
55
82
9 8
03
76
3 1
.052
1.2
50 1
.325
1.4
71 1
.638
1.7
71 1
.917
2.0
84 2
.255
a. Jum
lah Itik
Be
tina
15
7 4
66
54
0 4
84
57
5 6
41
66
2 7
18
78
6 8
42
90
7 9
81
1.0
59
b. Jum
lah Itik
Jan
tan
2
98
36
4 2
63
27
9 4
76
60
9 6
62
75
3 8
52
92
8 1
.010
1.1
03 1
.196
8585
Lampira
n
No
Jen
is Pro
du
ksi A
su
ms
i T
H 2
01
4 T
AH
UN
20
15
TA
HU
N 2
01
6 T
AH
UN
20
17
De
s T
w-1
Tw
-2 T
w-3
Tw
-4 T
w-1
Tw
-2 T
w-3
Tw
-4 T
w-1
Tw
-2 T
w-3
Tw
-4
C.
Pro
du
ksi, P
emb
elian d
an
Pen
jualan
Telu
r
1
Pro
du
ksi Te
lur
a. Jumlah
Itik B
etin
a P
rod
uktif
95
%
1
49
44
2 5
13
45
9 5
47
60
9 6
29
68
2 7
46
80
0 8
61
93
2 1
.006
b
. Prod
uksi T
elu
r 2
1 p
er
bu
lan
3.1
02 2
7.64
4 3
2.07
4 2
8.71
4 3
4.16
4 3
8.07
6 3
9.33
1 4
2.61
6 4
6.64
3 5
0.01
5 5
3.82
6 5
8.27
2 6
2.87
3
c. T
elu
r yan
g rusak
5%
15
5 1
.382
1.6
04 1
.436
1.7
08 1
.904
1.9
67 2
.131
2.3
32 2
.501
2.6
91 2
.914
3.1
44
d
. Te
lur ya
ng b
aik
(b-c)
2.9
47 2
6.26
2 3
0.47
1 2
7.27
8 3
2.45
6 3
6.17
3 3
7.36
5 4
0.48
5 4
4.31
0 4
7.51
4 5
1.13
5 5
5.35
8 5
9.72
9
1). Jum
lah
Te
lur
Ya
ng d
ijua
l (U
nfe
rtil da
n fe
rtil)
80
%
2
.653
21
.010
24
.377
21
.823
25
.965
28
.938
29
.892
32
.388
35
.448
38
.012
40
.908
44
.287
47
.783
2). T
elu
r Ya
ng
dib
uah
i (P
ote
nsi D
OD
) 2
0%
29
5 5
.252
6.0
94 5
.456
6.4
91 7
.235
7.4
73 8
.097
8.8
62 9
.503
10
.227
11
.072
11
.946
e. P
em
be
lian te
lur
un
tuk
dite
taska
n
2
.400
80
0
f. Jumlah
Te
lur D
iteta
skan
{d.2
)+e
}
2
.695
6.0
52 6
.094
5.4
56 6
.491
7.2
35 7
.473
8.0
97 8
.862
9.5
03 1
0.22
7 1
1.07
2 1
1.94
6
2
Pro
du
ksi DO
D
a
. DO
D rea
l 6
0%
d
ari
C.1
.f. 1
.617
3.6
31 3
.656
3.2
73 3
.895
4.3
41 4
.484
4.8
58 5
.317
5.7
02 6
.136
6.6
43 7
.168
b
. DO
D M
ati
20
%
da
ri C
.2.a
. 3
23
72
6 7
31
65
5 7
79
86
8 8
97
97
2 1
.063
1.1
40 1
.227
1.3
29 1
.434
c. D
OD
Hid
up (a
-b
)
1
.293
2.9
05 2
.925
2.6
19 3
.116
3.4
73 3
.587
3.8
87 4
.254
4.5
61 4
.909
5.3
14 5
.734
d
. DO
D d
ijual
35
%
da
ri C
.2.c. 4
53
1.0
17 1
.024
91
7 1
.091
1.2
15 1
.255
1.3
60 1
.489
1.5
96 1
.718
1.8
60 2
.007
e
. DO
D d
ipe
liha
ra (c-d
)
8
41
1.8
88 1
.901
1.7
02 2
.025
2.2
57 2
.332
2.5
26 2
.765
2.9
65 3
.191
3.4
54 3
.727
86
Lampiran
87
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu
Lampiran 7. Kebutuhan Dana
No. Rincian Biaya Proyek Jumlah (Rp) 1 Sumber dana Investasi a. Kredit 134.062.500 b. Dana sendiri 72.187.500 Jumlah dana investasi 206.250.000 2 Sumber dana modal kerja a. Kredit 90.323.676 b. Dana sendiri 48.635.826 Jumlah dana modal kerja 138.959.502 3 Sumber Total dana a. Kredit 224.386.176 b. Dana sendiri 120.823.326 Jumlah dana 345.209.502
Kantor Perwakilan Bank IndonesiaProvinsi Bengkulu
8787
Lampiran
88 Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih
Lampiran 8. Anguran Pokok & Bunga Kredit Investasi
Jumlah Kredit (Rp) : 134.062.500 Jangka Waktu Kredit (tahun) : 3 Bunga per tahun % : 20,00% Bunga per bulan % : 1,67% Jumlah Angsuran (bulan) : 36 Sistem Perhitungan : Bunga menurun
Bulan Pokok Bunga Total Saldo Akhir 1 3.723.958 2.234.375 5.958.333 130.338.5422 3.723.958 2.172.309 5.896.267 126.614.5833 3.723.958 2.110.243 5.834.201 122.890.6254 3.723.958 2.048.177 5.772.135 119.166.6675 3.723.958 1.986.111 5.710.069 115.442.7086 3.723.958 1.924.045 5.648.003 111.718.7507 3.723.958 1.861.979 5.585.938 107.994.7928 3.723.958 1.799.913 5.523.872 104.270.8339 3.723.958 1.737.847 5.461.806 100.546.875
10 3.723.958 1.675.781 5.399.740 96.822.91711 3.723.958 1.613.715 5.337.674 93.098.95812 3.723.958 1.551.649 5.275.608 89.375.00013 3.723.958 1.489.583 5.213.542 85.651.04214 3.723.958 1.427.517 5.151.476 81.927.08315 3.723.958 1.365.451 5.089.410 78.203.12516 3.723.958 1.303.385 5.027.344 74.479.16717 3.723.958 1.241.319 4.965.278 70.755.20818 3.723.958 1.179.253 4.903.212 67.031.25019 3.723.958 1.117.188 4.841.146 63.307.29220 3.723.958 1.055.122 4.779.080 59.583.33321 3.723.958 993.056 4.717.014 55.859.37522 3.723.958 930.990 4.654.948 52.135.41723 3.723.958 868.924 4.592.882 48.411.45824 3.723.958 806.858 4.530.816 44.687.50025 3.723.958 744.792 4.468.750 40.963.54226 3.723.958 682.726 4.406.684 37.239.58327 3.723.958 620.660 4.344.618 33.515.62528 3.723.958 558.594 4.282.552 29.791.66729 3.723.958 496.528 4.220.486 26.067.70830 3.723.958 434.462 4.158.420 22.343.750 31 3.723.958 372.396 4.096.354 18.619.792
Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih88
89
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu
32 3.723.958 310.330 4.034.288 14.895.83333 3.723.958 248.264 3.972.222 11.171.87534 3.723.958 186.198 3.910.156 7.447.91735 3.723.958 124.132 3.848.090 3.723.95836 3.723.958 62.066 3.786.024 0
TOTAL 134.062.500 41.335.938 175.398.438
Kantor Perwakilan Bank IndonesiaProvinsi Bengkulu
8989
Lampiran
90 Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih
Lampiran 9. Anguran Pokok & Bunga Kredit Modal Kerja
Jumlah Kredit (Rp) : 90.323.676
Jangka Waktu Kredit (tahun) : 1
Bunga per tahun % : 20,00%
Bunga per bulan % : 1,67% Jumlah Angsuran (bulan) : 12 Sistem Perhitungan : Bunga menurun
Bulan Pokok Bunga Total Saldo Akhir
1 7.526.973 0 7.526.973 82.796.7032 7.526.973 1.379.945 8.906.918 75.269.7303 7.526.973 1.254.496 8.781.469 67.742.7574 7.526.973 1.129.046 8.656.019 60.215.7845 7.526.973 1.003.596 8.530.569 52.688.8116 7.526.973 878.147 8.405.120 45.161.8387 7.526.973 752.697 8.279.670 37.634.8658 7.526.973 627.248 8.154.221 30.107.8929 7.526.973 501.798 8.028.771 22.580.919
10 7.526.973 376.349 7.903.322 15.053.94611 7.526.973 250.899 7.777.872 7.526.97312 7.526.973 125.450 7.652.423 0
TOTAL 90.323.676 8.279.670 98.603.347
Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih90
Lampiran
91
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu
Lampiran 10. Proyeksi Populasi, Biaya Operasional dan Nilai Penjualan
No. Uraian Des-14 2015 2016 2017 Satuan
1 Jumlah Populasi/Produksi
a. Telur Itik 2.947 116.467 158.333 213.737 butir
b. DOD Itik 1.293 11.565 15.200 20.519 ekor
c. Itik Dara 728 3.418 5.322 7.326 ekor
d. Itik Dewasa 520 4.096 6.905 9.722 ekor
2 Penjualan
a. Telur Itik 2.653 93.174 126.666 170.990 butir
b. DOD Itik 453 4.048 5.320 7.182 ekor
c. Itik Dara 218 1.025 1.597 2.198 ekor
d. Itik Dewasa Afkir 65 512 863 1.215 ekor
3 HPP/Unit
a. Telur Itik 585 585 585 585 Rp/butir
b. DOD Itik 4.366 4.366 4.366 4.366 Rp/ekor
c. Itik Dara 38.233 38.233 38.233 38.233 Rp/ekor
d. Itik Dewasa Afkir 0 0 0 0 Rp/ekor
4 Harga Jual
a. Telur Itik 2.000 2.000 2.000 2.000 Rp/butir
b. DOD Itik 12.000 12.000 12.000 12.000 Rp/ekor
c. Itik Dara 35.000 35.000 35.000 35.000 Rp/ekor
d. Itik Dewasa Afkir 40.000 40.000 40.000 40.000 Rp/ekor
5 HPP/Operasional
a. Telur Itik 1.551.961 54.515.273 74.111.521 100.044.847 Rp/Tahun
b. DOD Itik 1.976.559 17.672.353 23.227.193 31.354.922 Rp/Tahun
c. Itik Dara 8.350.183 39.203.504 61.047.353 84.030.195 Rp/Tahun
d. Itik Dewasa Afkir 0 0 0 0 Rp/Tahun
Jumlah Biaya Operasional 11.878.702 111.391.130 158.386.067 215.429.965 Rp/tahun
6 Nilai penjualan
a. Telur Itik 5.305.008 186.347.491 253.332.604 341.979.510 Rp/Tahun
b. DOC Itik 5.432.561 48.572.368 63.839.816 86.178.836 Rp/Tahun
c. Itik Dara 7.644.000 35.888.028 55.884.522 76.923.684 Rp/Tahun
d. Itik Dewasa Afkir 2.600.000 20.481.205 34.523.316 48.610.742 Rp/Tahun
Jumlah Nilai penjualan 20.981.569 291.289.091 407.580.259 553.692.773 Rp/tahun
Kantor Perwakilan Bank IndonesiaProvinsi Bengkulu
9191
Lampiran
92 Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih
Lampiran 11. Proyeksi Rugi/Laba Usaha Itik Talang Benih (dalam rupiah penuh)
No Uraian Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Jumlah
1 Pendapatan 291.289.091 407.580.259 553.692.773 1.252.562.122
2 Pengeluaran
a. Biaya operasional 111.391.130 158.386.067 215.429.965 485.207.162
b. Penyusutan 41.250.000 41.250.000 41.250.000 123.750.000
c. Biaya bunga 30.995.816 13.778.646 4.841.146 49.615.608
Jumlah 183.636.946 213.414.713 261.521.110 658.572.770
3 Laba sebelum pajak 107.652.145 194.165.546 292.171.662 593.989.353
4 Pajak 15% 16.147.822 29.124.832 43.825.749 89.098.403
5 Laba/rugi 91.504.323 165.040.714 248.345.913 504.890.950
6 Profit margin 31,41% 40,49% 44,85% 40,31%
Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih92
93
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu
Lampiran 12. Perhitungan BEP Usaha Budidaya Itik Talang Benih
No.
Uraian Tahun
2015 2016 2017
1 Hasil Penjualan Produk
291.289.09
1 407.580.259
553.692.773
2 Biaya Variabel
a Bibit
- Telur Itik
5.894.453
- DOD Itik
15.521.603
- Itik Dara
25.480.000
- Itik Dewasa
20.800.000
b Pakan 68.226.563 114.145.388
158.874.364
c Pajak 16.147.822 29.124.832 43.825.749
Sub Jumlah
152.070.44
0 143.270.219
202.700.11
3
3 Biaya Tetap
a Tenaga kerja 31.200.000 31.200.000
31.200.000
b Produksi 11.964.567 13.040.680
25.355.601
c Biaya Penyusutan 41.250.000 41.250.000 41.250.000
d Bunga Kredit 30.995.816 13.778.646 4.841.146
Sub Jumlah
115.410.38
3 99.269.325
102.646.74
7
BEP Nilai Penjualan (Rp) 332.447.93
4 181.291.84
1 195.212.97
7
BEP Produksi (butir telur) *) 166.224 90.646 97.606
BEP Rata-rata :
1. Nilai penjualan (Rp)
236.317.584
2. Jumlah Penjualan/produksi (butir telur) *)
118.159
Kantor Perwakilan Bank IndonesiaProvinsi Bengkulu
9393
Lampiran
94 Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih
Lampiran 13. Cashflow Budidaya Itik Talang Benih
Uraian Tahun 0 tahun 1 tahun 2 tahun 3
Cash inflow
1. Penjualan 0 291.289.091 407.580.259 553.692.773
2. Kredit Investasi 134.062.500
3. Kredit Modal Kerja 90.323.676
4. Dana Sendiri 120.823.326
5. Nilai sisa 82.500.000
Total inflow 345.209.502 291.289.091 407.580.259 636.192.773
Total inflow untuk IRR 0 291.289.091 407.580.259 636.192.773
Cash outflow
1. Investasi 206.250.000
2. Modal Kerja 90.323.676
3. Biaya operasional 111.391.130 158.386.067 215.429.965
4. Angsuran pokok 135.011.176 44.687.500 44.687.500
5. Biaya bunga bank 30.995.816 13.778.646 4.841.146
6. Pajak 15% 16.147.822 29.124.832 43.825.749
Total outflow 296.573.676 293.545.944 245.977.045 308.784.360
Total outflow untuk IRR 206.250.000 127.538.952 187.510.899 259.255.714
Net cashflow 48.635.826 -2.256.853 161.603.214 327.408.413
Net cashflow Untuk IRR -206.250.000 163.750.139 220.069.360 376.937.059
Kumulatif net cashflow 48.635.826 46.378.973 207.982.187 535.390.599
DF 20% 1,0000 0,8333 0,6944 0,5787
Disc. net cashflow -206.250.000 136.458.450 152.825.944 218.134.872
Net B/C rasio 2,46
NPV (Rp) 301.169.266
IRR 87,92%
PBP (tahun) 2,42
Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih94
95
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu
Lampiran 14. Cashflow Budidaya Itik Talang Benih (Analisis Sensitivitas Penjualan Turun)
Penjualan Turun : 35,60% Menjadi : 64,40%
Biaya tetap : 100,00% Menjadi : 100,00%
Uraian Tahun 0 tahun 1 tahun 2 tahun 3
Cash inflow
1. Penjualan 0 187.590.175 262.481.687 356.578.146
2. Kredit Investasi 134.062.500
3. Kredit Modal Kerja 90.323.676
4. Dana Sendiri 120.823.326
5. Nilai sisa 82.500.000
Total inflow 345.209.502 187.590.175 262.481.687 439.078.146
Total inflow untuk IRR 0 187.590.175 262.481.687 439.078.146
Cash outflow
1. Investasi 206.250.000
2. Modal Kerja 90.323.676
3. Biaya operasional 111.391.130 158.386.067 215.429.965
4. Angsuran pokok 135.011.176 44.687.500 44.687.500
5. Biaya bunga bank 30.995.816 13.778.646 4.841.146
6. Pajak 15% 16.147.822 29.124.832 43.825.749
Total outflow 296.573.676 293.545.944 245.977.045 308.784.360
Total outflow untuk IRR 206.250.000 127.538.952 187.510.899 259.255.714
Net cashflow 48.635.826 -105.955.769 16.504.642 130.293.786
Net cashflow Untuk IRR -206.250.000 60.051.223 74.970.788 179.822.432
Kumulatif net cashflow 48.635.826 -57.319.944 -40.815.302 89.478.484
DF 20% 1,00 0,83 0,69 0,58
Disc. net cashflow -206.250.000 50.042.686 52.063.047 104.063.907
Net B/C rasio 0,9996
Kantor Perwakilan Bank IndonesiaProvinsi Bengkulu
9595
Lampiran
96 Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih
NPV (Rp) -80.360
IRR 19,98%
PBP (tahun) 4,96
Keterangan = 1. Setelah 3 Tahun inventaris dilaksanakan peremajaan.
2. Biaya operasional disiapkan sebelum proses produksi.
3. DF 20%
Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih96
Lampiran
97
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu
Lampiran 15. Cashflow Budidaya Itik Talang Benih (Analisis Sensitivitas Biaya Operasional Naik)
Penjualan Tetap : 100,00% Menjadi : 100,00%
Biaya Naik : 91,97% Menjadi : 191,97%
Uraian Tahun 0 tahun 1 tahun 2 tahun 3
Cash inflow
1. Penjualan 0 291.289.091 407.580.259 553.692.773
2. Kredit Investasi 134.062.500
3. Kredit Modal Kerja 90.323.676
4. Dana Sendiri 120.823.326
5. Nilai sisa 82.500.000
Total inflow 345.209.502 291.289.091 407.580.259 636.192.773
Total inflow untuk IRR 0 291.289.091 407.580.259 636.192.773
Cash outflow
1. Investasi 206.250.000
2. Modal Kerja 90.323.676
3. Biaya operasional 213.837.552 304.053.733 413.560.903
4. Angsuran pokok 135.011.176 44.687.500 44.687.500
5. Biaya bunga bank 30.995.816 13.778.646 4.841.146
6. Pajak 15% 16.147.822 29.124.832 43.825.749
Total outflow 296.573.676 395.992.366 391.644.711 506.915.298
Total outflow untuk IRR 206.250.000 229.985.374 333.178.565 457.386.652
Net cashflow 48.635.826 -104.703.275 15.935.548 129.277.474
Net cashflow Untuk IRR -206.250.000 61.303.717 74.401.694 178.806.120
Kumulatif net cashflow 48.635.826 -56.067.450 -40.131.901 89.145.573
DF 20% 1,00 0,83 0,69 0,58
Disc. net cashflow -206.250.000 51.086.431 51.667.843 103.475.764
Net B/C rasio 0,9999
Kantor Perwakilan Bank IndonesiaProvinsi Bengkulu
9797
Lampiran
98 Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih
NPV (Rp) -19.962
IRR 19,99%
PBP (tahun) 4,98
Keterangan = 1. Setelah 3 Tahun inventaris dilaksanakan peremajaan.
2. Biaya operasional disiapkan sebelum proses produksi.
3. DF : 20%
Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih98
Lampiran
99
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu
Lampiran 16. Cashflow Budidaya Itik Talang Benih (Analisis Sensitivitas Penjualan Turun dan Biaya Operasional Naik)
Penjualan Turun : 25,67% Menjadi : 74,33%
Biaya Naik : 25,67% Menjadi : 125,67%
Uraian Tahun 0 tahun 1 tahun 2 tahun 3
Cash inflow
1. Penjualan 0 216.515.181 302.954.406 411.559.838
2. Kredit Investasi 134.062.500
3. Kredit Modal Kerja 90.323.676
4. Dana Sendiri 120.823.326
5. Nilai sisa 82.500.000
Total inflow 345.209.502 216.515.181 302.954.406 494.059.838
Total inflow untuk IRR 0 216.515.181 302.954.406 494.059.838
Cash outflow
1. Investasi 206.250.000
2. Modal Kerja 90.323.676
3. Biaya operasional 139.985.233 199.043.770 270.730.837
4. Angsuran pokok 135.011.176 44.687.500 44.687.500
5. Biaya bunga bank 30.995.816 13.778.646 4.841.146
6. Pajak 15% 16.147.822 29.124.832 43.825.749
Total outflow 296.573.676 322.140.047 286.634.748 364.085.232
Total outflow untuk IRR 206.250.000 156.133.055 228.168.602 314.556.586
Net cashflow 48.635.826 -105.624.866 16.319.658 129.974.606
Net cashflow Untuk IRR -206.250.000 60.382.127 74.785.804 179.503.252
Kumulatif net cashflow 48.635.826 -56.989.040 -40.669.382 89.305.224
DF 20% 1,00 0,83 0,69 0,58
Disc. net cashflow -206.250.000 50.318.439 51.934.586 103.879.197
Kantor Perwakilan Bank IndonesiaProvinsi Bengkulu
9999
Lampiran
100 Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih
Net B/C rasio 0,9994
NPV (Rp) -117.778
IRR 19,97%
PBP (tahun) 4,97
Keterangan = 1. Setelah 3 Tahun inventaris dilaksanakan peremajaan.
2. Biaya operasional disiapkan sebelum proses produksi.
3. DF : 20%
Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih100
101
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu
Lampiran 17. Rumus dan Cara Perhitungan Untuk Akses Keuangan
1. Menghitung Jumlah Angsuran.
Angsuran kredit terdiri dari angsuran pokok ditambah dengan
pembayaran bunga pada periode angsuran. Jumlah angsuran pokok
tetap setiap bulannya. Periode angsuran (n) adalah adalah selama 36
bulan untuk kredit investasi dan 12 bulan untuk kredit modal kerja.
Cicilan pokok = Jumlah Pinjaman dibagi periode angsuran (n).
Bunga = i% x jumlah (sisa) pinjaman.
Jumlah angsuran = Cicilan Pokok + Bunga.
2. Menghitung Jumlah penyusutan/depresiasi dengan metode
garis lurus dengan nilai sisa 0 (nol)
Penyusutan = Nilai Investasi/Umur Ekonomis.
3. Menghitung Net Present Value (NPV).
NPV merupakan selisih antara present value dari revenue dan
present value dari biaya. Adapun rumus untuk menghitung NPV
adalah sebagai berikut:
NPVR1– Ct1 i t
Keterangan:
Rt = Revenue atau keuntungan proyek yang diperoleh pada tahun ke-
t
Ct = Biaya atau ongkos yang dikeluarkan dari adanya proyek pada
Kantor Perwakilan Bank IndonesiaProvinsi Bengkulu
101101
Lampiran
102 Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih
tahun ke-t. Tidak dilihat apakah biaya tersebut dianggap
merupakan modal atau dana rutin/operasional.
I = Tingkat suku bunga atau merupakan social opportunity cost of
capital.
n = Umur Proyek.
Untuk menginterpretasikan kelayakan suatu proyek, dapat dilihat dari hasil
perhitungan NPV sebagai berikut:
a. Apabila NPV > 0 berarti proyek layak untuk dilaksanakan secara finansial
b. Apabila NPV = nol, berarti proyel mengembalikan dananya perssis sama
besar dengan tingkat suku bunganya (bunganya (Social Opportunity of
Capital-nya).
c. Apabila NPV < 0, berarti proyek tidak layak untuk dilanjutkan karena
proyek tidak dapat menutupi social opportunity cost of capital yang
digunakan.
4. Menghitung Internal Rate of Return (IRR).
IRR merupakan nilai discount rate i yang membuat NPV dari proyek
sama dengan 0 (nol). IRR dapat juga dianggap sebagai tingkat
keuntungan atas investasi bersih dari suatu proyek, sepanjang setiap
benefit bersih yang diperoleh secara otomatis ditanamkan kembali
pada tahun berikutnya dan mendapatkan tingkat keuntungan i yang
sama dan diberi bunga selama sisa umur proyek. Cara perhitungan
IRR dapat didekati dengan rumus dibawah ini:
IRR
Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih102
103
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu
Keterangan:
IRR = Nilai Internal Rate of Return, dinyatakan dalam %.
= Net Present Value pertama pada DF terkecil
= Net Present Value kedua pada DF terbesar
= Tingkat suku bunga /discount rate pertama.
= Tingkat suku bunga /discount rate kedua.
Kelayakan suatu proyek dapat didekati dengan
mempertimbangkan nilai IRR sebagai berikut:
a. Apabila nilai IRR sama atau lebih besar dari nilai tingkat suku
bunganya maka proyek tersebut layak untuk dikerjakan.
b. Apabila nilai IRR lebih kecil atau kurang dari tingkat suku
bunganya maka proyek tersebut dinyatakan tidak layak untuk
dikerjakan.
5. Menghitung Net R/C.
Net revenue-cost ratio atau perbandingan manfaat dan biaya
bersih suatu proyek adalah perbandingan sedemikian rupa
sehingga pembilangnya terdiri atas present value total dari revenue
bersih dalam tahun di mana revenue bersih itu bersifat positif,
sedangkan penyebut terdiri atas present value total dari revenue
bersih dalam tahun di mana revenue itu bersifat negatif.
Cara menghitung Net R/C dapat menggunakan rumus dibawah ini:
Kantor Perwakilan Bank IndonesiaProvinsi Bengkulu
103103
Lampiran
104 Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih
NETR/C
Keterangan:
Net RC = Nilai revenue - cost ratio.
NPV R-C Positif = Net present value positif.
NPV R-C Negatif. = Net present value negatif.
Hasil perhitungan Net R/C dapat diterjemahkan sebagai berikut:
a. Apabila nilai Net R/C > 1, maka proyek layak dilaksanakan.
b. Apabila nilai Net R/C < 1, maka proyek tidak layak untuk
dilaksanakan.
6. Menghitung Titik Impas (Break Even Point).
Titik impas atau titik pulang pokok atau Break Even Point (BEP)
adalah suat keadaan dimana tingkat produksi atau besarnya
pendapatan sama dengan besarnya pengeluaran pada suatu
proyek, sehingga pada keadaan tersebut proyek tidak mendapatkan
keuntungan dan tidak mengalami kerugian. Terdapat beberapa
rumus untuk menghitung titik impas yang dapat dipilih, namun dalam
penelitian ini digunakan rumus pada huruf a, b dan c di bawah ini :
a. TitikImpas Rp / 1
b. TitikImpas Satuan
c. Jika biaya variabel dan biaya tetap tidak dipisahkan maka
pencarian titik impas dapat menggunakan prinsip total
pendapatan = total pengeluaran.
Total Pendapatan = Harga x Jumlah produk yang dihasilkan.
Total Pengeluaran = Jumlah semua biaya yang diperlukan proyek.
Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih104
105
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu
Jadi harga produk x jumlah produk yang dihasilkan = Total
Pengeluaran.
d. TitikImpas n
7. Menghitung PBP (Pay Back Period atau Lama Pengembalian
Modal)
PBP digunakan untuk memperkirakan lama waktu yang dibutuhkan
proyek untuk mengembalikan investasi dan modal kerja yang
ditanam.
Cara menterjemahkan PBP untuk menetapkan kelayakan suatu
proyek adalah sebagai berikut:
a. Apabila nilai PBP lebih pendek dari jangka waktu proyek yang
ditetapkan maka suatu proyek dinyatakan layak.
b. Apabila nilai PBP lebih lama dari jangka waktu proyek maka suatu
proyek dinyatakan tidak layak.
8. Menghitung Discount Factor (DF).
DF dapat didefinisikan sebagai: “Faktor yang dipergunakan untuk
memperhitungkan nilai sekarang dari suatu jumlah yang diterima
di masa dengan mempertimbangkan tingkat bunga yang berlaku
atau disebut juga“ faktor nilai sekarang (present worth factors)” DF
diperhitungkan apabila suatu proyek bersifat multi-period atau
periode lebih dari satu kali. Dalam hal ini periode lazim
diperhitungkan dengan semester atau tahun. Nilai dari DF berkisar dari
0 sampai dengan 1
Cara memperhitungkan DF adalah dengan rumus sebagai berikut:
Kantor Perwakilan Bank IndonesiaProvinsi Bengkulu
105105
Lampiran
106 Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih
RumusDFpertahun1
1,
r = suku bunga
n = tahun 0, 1, ……….. n ; sesuai dengan tahun proyek
Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih106