final - penelitian klaster 9 · iv pola pembiayaan budidaya itik talang benih dan modal kerja dalam...

124
POLA PEMBIAYAAN ( ) Lending Model Budidaya Itik Talang Benih di Kabupaten Rejang Lebong POLA PEMBIAYAAN ( ) Lending Model Budidaya Itik Talang Benih di Kabupaten Rejang Lebong

Upload: ngoanh

Post on 10-Mar-2019

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Final - Penelitian Klaster 9 · iv Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih dan modal kerja dalam menjalankan usaha ternak itik adalah sebesar Rp.345.209.502,00 dengan rincian biaya

POLA PEMBIAYAAN( )Lending Model

Budidaya Itik Talang Benih

di Kabupaten Rejang Lebong

POLA PEMBIAYAAN( )Lending Model

Budidaya Itik Talang Benih

di Kabupaten Rejang Lebong

Page 2: Final - Penelitian Klaster 9 · iv Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih dan modal kerja dalam menjalankan usaha ternak itik adalah sebesar Rp.345.209.502,00 dengan rincian biaya

POLA PEMBIAYAAN( )Lending Model

Budidaya Itik Talang Benih di

Kabupaten Rejang Lebong

Page 3: Final - Penelitian Klaster 9 · iv Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih dan modal kerja dalam menjalankan usaha ternak itik adalah sebesar Rp.345.209.502,00 dengan rincian biaya
Page 4: Final - Penelitian Klaster 9 · iv Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih dan modal kerja dalam menjalankan usaha ternak itik adalah sebesar Rp.345.209.502,00 dengan rincian biaya

                  i 

 

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu 

KATA PENGANTAR

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu melakukan

pembinan terhadap peternak itik Klaster Maju Bersama dan Klaster

Rukun Sejahtera di Kabupaten Rejang Lebong selama dua tahun sejak

tahun 2014. Pembinaan dilakukan dalam bentuk Bantuan Teknis

(Bantek) dan bantuan terkait Program Sosial Bank Indonesia (seperti

fasilitas kandang, mesin tetas, itik, mesin pakan, telur). Adapun Bantek

diberikan dalam bentuk pelatihan (soft skills dan hard skills),

pendampingan, dan studi banding. Klaster Itik Talang Benih Maju

Bersama dan Rukun Sejahtera menunjukkan perkembangan yang pesat

dibandingkan sebelum tahun 2014, sehingga perlu diarahkan menuju

pola usaha ternak yang berorientasi bisnis dan berskala besar. Dalam

upaya menuju pola beternak berorientasi bisnis dan skala besar, maka

perlu dilakukan Kajian Pola Pembiayaan (Lending Model) tentang

budidaya ternak Itik Talang Benih di Kabupaten Rejang Lebong.

Kajian Lending Model budidaya ternak itik dilakukan berdasarkan

data primer dan sekunder yang diperoleh dari Klaster Maju Bersama dan

Klaster Rukun Sejahtera. Hasil analisis berdasarkan asumsi-asumsi

tertentu menunjukkan bahwa pola pembiayaan (lending model)

budidaya ternak Itik Talang Benih di Kabupaten Rejang Lebong layak

(feasible) untuk dikembangkan dan dibiayai baik dengan modal sendiri

maupun melaui sumber pembiayaan bank atau non bank. Kelayakan

usaha ternak itik secara teknis ditunjukkan oleh nilai NPV yang positif,

nilai IRR di atas suku bunga bank yang berlaku, dan nilai B/C yang

positif, serta sudah menghitung simulasi resiko dengan analisis

sensitivitas. Selain itu, dari aspek pemasaran, terlihat bahwa potensi

pasar atau peluang pasar untuk produk itik seperti; telur, DOD (Day Old

Kantor Perwakilan Bank IndonesiaProvinsi Bengkulu

i

Page 5: Final - Penelitian Klaster 9 · iv Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih dan modal kerja dalam menjalankan usaha ternak itik adalah sebesar Rp.345.209.502,00 dengan rincian biaya

ii  Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih

 

Duck) dan daging itik masih sangat terbuka lebar, mengingat masih

banyak permintaan daging itik bagi pedagang lesehan di Kota Curup

dan kota lainnya di Provinsi Bengkulu belum dapat terpenuhi. Demikian

juga halnya, dengan permintaan telur itik yang selalu habis terjual di

pasar tradisional di Curup. Hal yang sama juga terjadi terhadap

permintaan DOD, dimana permintaan DOD dari peternak di Kabupaten

Rejang Lebong dan daerah lain belum dapat dipenuhi. Selanjutnya,

kajian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada stakeholders

terutama kepada peternak itik, perbankan, lembaga pembiayaan, calon

investor dan akademisi dalam upaya mengembangkan usaha budidaya

ternak itik di Kabupaten Rejang Lebong.

Terima kasih kami sampaikan atas kerjasama dari berbagai pihak,

sehingga penulisan penelitian pola pembiayaan usaha pengolahan jeruk

kalamansi ini dapat diselesaikan. Harapan kami semoga penelitian ini

dapat memberikan informasi sesuai yang diharapkan. Selain itu, puji

syukur kita panjatkan atas rahmat-Nya penelitian ini dapat diselesaikan

dengan baik. Semoga Allah SWT meridhoi dan menjadikan apa yang kita

lakukan dalam penyusunan penelitian ini sebagai amal ibadah yang

berkah. Akhirnya, segala kritik dan saran kami harapkan, untuk

perbaikan dimasa mendatang.

Bengkulu, Oktober 2015

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu

Bambang Himawan Kepala Perwakilan

Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benihii

Page 6: Final - Penelitian Klaster 9 · iv Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih dan modal kerja dalam menjalankan usaha ternak itik adalah sebesar Rp.345.209.502,00 dengan rincian biaya

                  iii 

 

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu 

RINGKASAN EKSEKUTIF

Penelitian pola pembiayaan (lending model) budidaya Itik Talang

Benih dengan pola klaster menggunakan data primer dari Klaster Itik

Talang Benih Maju Bersama dan Rukun Sejahtera di Kabupaten Rejang

Lebong. Adapun data sekunder yang dihimpun diperoleh dari studi

literatur dan data stakeholders terkait. Analisis usaha dilakukan secara

kualitatif dan deskriptif terutama terkait dengan aspek pasar dan

pemasaran, produksi, ekonomi, sosial dan lingkungan. Untuk

mengetahui kelayakan usaha digunakan analisis keuangan seperti ; laba

rugi, cash flow, NPV, PBP, BEP, Net R/C ratio, IRR dan analisis sensitivitas.

Berdasarkan survei, pasar akan produk itik seperti daging itik, telur

itik, dan DOD (day old duck) masih terbuka luas dan bersifat lokal yakni

di sekitar wilayah Curup dan Kepahiyang. Permintaan produk itik seperti

daging itik dan telur itik masih terbatas untuk konsumsi rumah tangga

dan pedagang lesehan. Namun demikian, permintaan Itik Talang Benih

sebagai plasma nutfah Provinsi Bengkulu juga datang dari luar Provinsi

Bengkulu. Pola pemasaran telur itik dan daging itik menunjukkan bahwa

pasar produk tersebut bersifat lokal, yaitu dijual di pasar tradisional dan

masyarakat sekitar Klaster. Sedangkan untuk penjualan DOD, peternak

langsung menjual DOD kepada sesama peternak di Kabupaten Rejang

Lebong.

Budidaya ternak Itik Talang Benih layak untuk dikembangkan, hal

tersebut antara lain dapat dilihat dari prospek pasar yang masih terbuka

dan analisis keuangan yang menguntungkan. Analisis usaha dalam

penelitian ini menunjukkan bahwa budidaya ternak Itik Talang Benih

layak untuk dilaksanakan dalam skala besar sehingga dapat menjadi

sumber pendapatan utama bagi peternak. Kebutuhan dana investasi

Kantor Perwakilan Bank IndonesiaProvinsi Bengkulu

iii

Page 7: Final - Penelitian Klaster 9 · iv Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih dan modal kerja dalam menjalankan usaha ternak itik adalah sebesar Rp.345.209.502,00 dengan rincian biaya

iv  Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih

 

dan modal kerja dalam menjalankan usaha ternak itik adalah

sebesar Rp.345.209.502,00 dengan rincian biaya investasi sebesar

Rp .206.250.000,00 dan modal kerja sebesar Rp.138.959.502,00.

Dengan besaran investasi seperti tersebut diatas, usaha ternak itik dapat

menghasilkan profit margin sebesar 40,31% (rata-rata selama 3 tahun).

Jika dilihat dari harga pokok usaha budidaya ternak itik

menunjukkan bahwa harga pokok telur itik per butir sebesar Rp.585,00,

sedangkan harga pokok DOD (day old duck) per ekor sebesar

Rp.4.366,00 dan harga pokok itik muda per ekor Rp.38.233,00. Semua

harga pokok produksi tersebut (telur, DOD, dan itik dara) berada di

bawah harga jual di tingkat peternak. Berdasarkan analisis laba rugi,

usaha budidaya Itik Talang Benih terlihat bahwa titik impas (break event

point/BEP) rata-rata selama tiga tahun (th 2015 – 2017) diperoleh nilai

sebesar Rp236.317.584,00 atau sama dengan jumlah telur itik sebanyak

118.159 butir. Jika dilihat dari jumlah itik yang dipelihara pada Klaster

Itik Talang Benih, diperoleh nilai titik impas (BEP) apabila memelihara

597 ekor itik dewasa.

Berdasarkan penelitian Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang

Benih, kelayakan usaha budidaya ternak Itik Talang Benih diperoleh

perhitungan sebagai berikut:

a. Nilai Net Present Value (NPV) yang positif ( > 0 ) yakni

Rp.301.169.266,00

b. Perhitungan nilai Internal Rate of Return (IRR) sebesar 87,92 %,

lebih tinggi dari tingkat suku bunga kredit yang berlaku.

c. Perhitungan Net Revenue Cost Ratio (Net R/C Ratio) sebesar 2,46

lebih besar dari satu (1), dengan masa pengembalian pinjaman

kredit (pay back period) selama 2,42 tahun.

d. Sedangkan nilai BEP (Break Even Point) rata-rata selama tiga tahun

Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benihiv

Page 8: Final - Penelitian Klaster 9 · iv Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih dan modal kerja dalam menjalankan usaha ternak itik adalah sebesar Rp.345.209.502,00 dengan rincian biaya

                  v 

 

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu 

senilai Rp 41.218.657, atau sebanyak 20.609 butir telur itik per

tahun.

Rekomendasi yang dapat disampaikan sebagai hasil dari kajian ini

adalah sebagai berikut:

1. Berdasarkan survei budidaya ternak itik disarankan agar peternak

lebih berkonsentrasi terhadap pengembangan galur murni jenis Itik

Talang Benih, mengingat prospek pasar telur dan DOD masih cukup

luas baik untuk memenuhi permintaan bibit di kabupaten Rejang

Lebong maupun permintaan dari Kabupaten lain di Provinsi

Bengkulu.

2. Sejalan dengan meningkatnya skala ekonomi usaha ternak Itik Talang

Benih dengan pola klaster disarankan agar Klaster Itik Talang Benih

mendirikan lembaga distribusi (lembaga pemasaran) yang dapat

mengkoordinasikan, menginformasikan, dan menghubungkan

peternak dengan konsumen, serta memasarkan produk klaster itik

tersebut.

3. Klaster Itik Talang Benih perlu meningkatkan penguatan sesama

anggota peserta klaster, penguatan kelembagaan dan tata kelola

klaster.

4. Disarankan agar Klaster Itik Talang Benih dapat mengembangkan

pasca panen yakni membuat berbagai jenis kuliner yakni berbagai

variasi makanan.

Kantor Perwakilan Bank IndonesiaProvinsi Bengkulu

v

Page 9: Final - Penelitian Klaster 9 · iv Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih dan modal kerja dalam menjalankan usaha ternak itik adalah sebesar Rp.345.209.502,00 dengan rincian biaya

vi  Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih

 Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benihvi

Page 10: Final - Penelitian Klaster 9 · iv Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih dan modal kerja dalam menjalankan usaha ternak itik adalah sebesar Rp.345.209.502,00 dengan rincian biaya

                  vii 

 

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu 

RINGKASAN KELAYAKAN USAHA BUDIDAYA ITIK TALANG BENIH

No Unsur Proyek Uraian

1 Jenis Usaha Budidaya Itik Talang Benih

2 Modal Investasi/Usaha Rp.206.250.000,00

3 Modal Kerja/Usaha Rp.138.959.502,00

4 Kelayakan Usaha NPV (DF 20%)= Rp.301.169.266,00

IRR = 87,92 %

Net B/C ratio = 2,46

PBP = 2,42 tahun

5 Analisis Sensitivitas - Pendapatan turun 35,60% dan

biaya tetap: IRR = 19,98%

- Biaya naik 91,97% dan

pendapatan tetap: IRR = 19,99%

- Biaya naik 25,67% dan

pendapatan turun 25,67%: IRR =

19,97%.

6 Skim Kredit - Kredit Investasi menggunakan

Tingkat sukubunga bank umum

Jangka Waktu di 3 tahun

- Kredit Modal Kerja Menggunakan

Tingkat sukubunga bank umum

Jangka Waktu di 1 tahun

Kantor Perwakilan Bank IndonesiaProvinsi Bengkulu

vii

Page 11: Final - Penelitian Klaster 9 · iv Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih dan modal kerja dalam menjalankan usaha ternak itik adalah sebesar Rp.345.209.502,00 dengan rincian biaya

viii  Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih

 

Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benihviii

Page 12: Final - Penelitian Klaster 9 · iv Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih dan modal kerja dalam menjalankan usaha ternak itik adalah sebesar Rp.345.209.502,00 dengan rincian biaya

                  ix 

 

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu 

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................... i

RINGKASAN EKSEKUTIF ................................................................... iii

RINGKASAN KELAYAKAN USAHA BUDIDAYA ITIK TALANG

BENIH…….… ................................................................................. vii

DAFTAR ISI ……. ............................................................................. ix

DAFTAR TABEL ................................................................................ xi

DAFTAR GAMBAR ......................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................... 1

1.1 LATAR BELAKANG ............................................................ 1

1.2 TUJUAN PENELITIAN ......................................................... 3

1.3 METODOLOGI PENELITIAN ................................................ 4

BAB II PROFIL USAHA DAN POLA PEMBIAYAAN ............................... 7

2.1 PROFIL KLASTER ITIK TALANG BENIH ................................. 7

2.2 PERIODE WAKTU PENGEMBANGAN KLASTER ................. 10

2.3 PROGRAM BANTEK DAN PSBI ......................................... 11

2.4 POLA PEMBIAYAAN KLASTER ......................................... 15

BAB III ASPEK TEKNIS DAN PRODUKSI ........................................... 19

3.1 LOKASI KLASTER ITIK TALANG BENIH .............................. 19

3.2 FASILITAS PRODUKSI KLASTER ITIK TALANG BENIH ......... 19

3.3 BAHAN BAKU PRODUKSI KLASTER ITIK ........................... 24

3.4 TENAGA KERJA ............................................................... 25

3.5 TEKNOLOGI PADA KLASTER ITIK ..................................... 25

3.6 PROSES PRODUKSI KLASTER ITIK ..................................... 26

3.7 JUMLAH DAN JENIS PRODUKSI ....................................... 33

3.8 PRODUKSI OPTIMUM ...................................................... 34

3.9 CRITICAL POINT .............................................................. 37

Kantor Perwakilan Bank IndonesiaProvinsi Bengkulu

ix

Page 13: Final - Penelitian Klaster 9 · iv Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih dan modal kerja dalam menjalankan usaha ternak itik adalah sebesar Rp.345.209.502,00 dengan rincian biaya

x  Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih

 

BAB IV ASPEK PASAR DAN PEMASARAN ....................................... 39

4.1 ASPEK PASAR ................................................................. 39

4.2 ASPEK PEMASARAN ....................................................... 42

BAB V ASPEK KEUANGAN ............................................................. 49

5.1 PEMILIHAN POLA USAHA ................................................ 49

5.2 ASUMSI DAN PARAMETER PERHITUNGAN ...................... 50

5.3 BIAYA INVESTASI DAN BIAYA OPERSIONAL .................... 51

5.4 KEBUTUHAN INVESTASI, MODAL KERJA DAN KREDIT ..... 52

5.5 PRODUKSI DAN PENDAPATAN ........................................ 55

5.6 PROYEKSI RUGI LABA USAHA ......................................... 56

5.7 ANALISIS KELAYAKAN PROYEK ....................................... 58

5.8 ANALISIS SENSITIVITAS ................................................... 59

BAB VI ASPEK EKONOMI, SOSIAL DAN DAMPAK LINGKUNGAN .... 63

6.1 ASPEK EKONOMI DAN SOSIAL ........................................ 63

6.2 DAMPAK LINGKUNGAN ................................................. 65

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN ................................................ 67

7.1 KESIMPULAN .................................................................. 67

7.2 SARAN ........................................................................... 68

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................... 71

LAMPIRAN......... ........................................................................... 73

Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benihx

Page 14: Final - Penelitian Klaster 9 · iv Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih dan modal kerja dalam menjalankan usaha ternak itik adalah sebesar Rp.345.209.502,00 dengan rincian biaya

                  xi 

 

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu 

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1.  Identitas Klaster Itik Maju Bersama ............................... 7 

Tabel 2.2.  Klaster Itik Talang Benih Rukun Sejahtera .................... 8 

Tabel 2.3.  Jumlah Itik Pada Kondisi Awal Dalam Klaster Menurut

Kelompok .................................................................... 9 

Tabel 2.4.  Tabel 2.4. Sarana Prasarana Milik Klaster Itik Talang

Benih Menurut Nama Klaster ....................................... 9 

Tabel 2.5.  Bantuan PSBI Untuk Klaster Maju Bersama Tahun 2014

.................................................................................. 12 

Tabel 2.6.  Bantuan PSBI Untuk Klaster Maju Bersama Tahun 2015

.................................................................................. 13 

Tabel 2.7.  Bantuan PSBI Untuk Klaster Rukun Sejahtera Tahun

2014 .......................................................................... 14 

Tabel 2.8.  Bantuan PSBI Untuk Klaster Rukun Sejahtera Tahun

2015 .......................................................................... 14 

  Fasilitas Klaster Itik Benih Maju Bersama .................... 20 Tabel 3.1.

  Lokasi Kandang Itik Klaster Maju Bersama .................. 21 Tabel 3.2.

  Kondisi Penetasan Telur Itik Talang Benih Pada Klaster Tabel 3.3.

Itik Maju Bersama ...................................................... 22 

  Lokasi dan Ukuran Kandang Itik Klaster Rukun SejahteraTabel 3.4.

.................................................................................. 23 

  Tempat Lokasi Mesin Tetas dan Penetasan Klaster Rukun Tabel 3.5.

Sejahtera ................................................................... 23 

  Fasilitas Klaster Itik Rukun Sejahtera ......................... 24 Tabel 3.6.

  Bahan Pakan Alternatif Itik Talang Benih .................... 31 Tabel 3.7.

  Produksi Klaster Itik Talang Benih ............................... 34 Tabel 3.8.

  Kebutuhan Nutrisi Ternak Itik dan Menurut Umur ...... 35 Tabel 3.9.

Kantor Perwakilan Bank IndonesiaProvinsi Bengkulu

xi

Page 15: Final - Penelitian Klaster 9 · iv Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih dan modal kerja dalam menjalankan usaha ternak itik adalah sebesar Rp.345.209.502,00 dengan rincian biaya

xii  Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih

 

  Kebutuhan Pakan Ternak Itik Anak (Stater), Muda Tabel 3.10.

(Grower) dan Dewasa (Layer) ..................................... 36 

  Kebutuhan Pakan Ternak Itik Menurut Umur .............. 36 Tabel 3.11.

Tabel 4.1.  Populasi Itik Talang Benih di Provinsi Bengkulu ........... 40 

Tabel 4.2.  Produksi dan Penjualan Itik Klaster Maju Bersama

Kabupaten Rejang Lebong ......................................... 41 

Tabel 4.3.  Tingkat Harga Itik di Desa Talang Benih ..................... 42 

Tabel 4.4.  Harga Itik Pada Tingkat Rantai Pemasaran ................. 43 

Tabel 5.1.  Asumsi Teknis Usaha Budidaya Klaster Itik Talang Benih

.................................................................................. 50 

Tabel 5.2.  Biaya Investasi Budidaya Itik Klaster Talang Benih........ 51 

Tabel 5.3.  Komponen Biaya Produksi Klaster Itik Talang Benih .... 52 

Tabel 5.4.  Kebutuhan Dana Budidaya Klaster Itik Talang Benih ..

.................................................................................. 53 

Tabel 5.5.  Perhitungan Angsuran Kredit Investasi ........................ 54 

Tabel 5.6.  Perhitungan Angsuran Pokok dan Bunga Kredit Modal

Kerja .......................................................................... 54 

Tabel 5.7.  Perhitungan Jumlah Produksi dan Pendapatan ............ 56 

Tabel 5.8.  Laba Rugi Usaha Ternak Itik Klaster Itik Talang Benih .. 57 

Tabel 5.9.  Titik Impas Nilai Penjualan dan Produksi Telur Klaster Itik

Talang Benih .............................................................. 58 

Tabel 5.10.  Hasil Analisis Kelayakan Usaha Ternak Itik Klaster Itik

Talang Benih .............................................................. 58 

Tabel 5.11.  Hasil Analisis Sensitivitas Usaha Skenario 1 ................. 60 

Tabel 5.12.  Hasil Analisis Sensitivitas Usaha Skenario 2 ................. 60 

Tabel 5.13.  Hasil Analisis Sensitivitas Usaha Skenario 3 ................. 61 

Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benihxii

Page 16: Final - Penelitian Klaster 9 · iv Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih dan modal kerja dalam menjalankan usaha ternak itik adalah sebesar Rp.345.209.502,00 dengan rincian biaya

                  xiii 

 

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu 

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Itik Talang Benih Klaster Maju Bersama .................... 13

Gambar 2.2. Itik Talang Benih Klaster Rukun Sejahtera. ................ 15

Gambar 3.1. Penetasan Telur Itik Talang Benih ............................. 27

Gambar 3.2. DOD Itik Talang Benih dalam Kandang Khusus ......... 28

Gambar 3.3. Sekat Kandang Sesuai Umur Itik Talang Benih .......... 28

Gambar 3.4. Kandang Itik Talang Benih ........................................ 29

Gambar 3.5. Kolam Bermain Itik Talang Benih .............................. 29

Gambar 3.6. Kandang Itik Talang Benih Dewasa ........................... 29

Gambar 3.7. Produk Klaster Itik Talang Benih ............................... 33

Kantor Perwakilan Bank IndonesiaProvinsi Bengkulu

xiii

Page 17: Final - Penelitian Klaster 9 · iv Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih dan modal kerja dalam menjalankan usaha ternak itik adalah sebesar Rp.345.209.502,00 dengan rincian biaya

xiv  Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih

 

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1.  Biaya Produksi Pakan Buatan untuk Itik Setelah Umur 1 (Satu) Bulan ............................................................. 74 

Lampiran 2.  Biaya Investasi ......................................................... 75 Lampiran 3.  Analisa Sederhana Biaya Produksi Telur Itik Selama

Umur Ekonomis ....................................................... 76 Lampiran 4.  Analisa Sederhana Biaya Produksi DOD Itik Selama 1

(Satu) Siklus ............................................................. 79 Lampiran 5.  Analisa Sederhana Biaya Produksi Itik Muda/Dara ..... 81 Lampiran 6.  Estimasi Produksi ..................................................... 83 Lampiran 7.  Kebutuhan Dana ..................................................... 87 Lampiran 8.  Anguran Pokok & Bunga Kredit Investasi .................. 88 Lampiran 9.  Anguran Pokok & Bunga Kredit Modal Kerja ............ 90 Lampiran 10.  Proyeksi Populasi, Biaya Operasional dan Nilai

Penjualan… ............................................................. 91 Lampiran 11.  Proyeksi Rugi/Laba Usaha Itik Talang Benih (dalam

rupiah penuh) .......................................................... 92 Lampiran 12.  Perhitungan BEP Usaha Budidaya Itik Talang Benih ... 93 Lampiran 13.  Cashflow Budidaya Itik Talang Benih ........................ 94 Lampiran 14.  Cashflow Budidaya Itik Talang Benih (Analisis

Sensitivitas Penjualan Turun) .................................... 95 Lampiran 15.  Cashflow Budidaya Itik Talang Benih (Analisis

Sensitivitas Biaya Operasional Naik) .......................... 97 Lampiran 16.  Cashflow Budidaya Itik Talang Benih (Analisis

Sensitivitas Penjualan Turun dan Biaya Operasional Naik) ....................................................................... 99 

Lampiran 17.  Rumus dan Cara Perhitungan Untuk Akses Keuangan. … .......................................................................... 101 

Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benihxiv

Page 18: Final - Penelitian Klaster 9 · iv Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih dan modal kerja dalam menjalankan usaha ternak itik adalah sebesar Rp.345.209.502,00 dengan rincian biaya

   

                  1 

 

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu 

BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia Provinsi Bengkulu tahun

2014 melaksanakan Program Klaster Itik Talang Benih di Desa Talang

Benih, Curup. Program Klaster Itik Talang Benih tersebut merupakan

hasil koordinasi dengan Dinas Kesehatan Hewan Provinsi Bengkulu dan

Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Rejang Lebong. Sebagai

tindak lanjut dari koordinasi dengan Pemda tersebut, maka KPw. Bank

Indonesia Provinsi Bengkulu didampingi Dinas Peternakan dan Perikanan

Kabupaten Rejang Lebong melakukan observasi lapangan ke lokasi

Sentra Pertanian Desa Talang Benih Curup. Selanjutnya KPw. Bank

Indonesia Provinsi Bengkulu berdiskusi secara terfokus dan mendalam

dengan Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Rejang Lebong,

Dinas Kesehatan Hewan Provinsi Bengkulu, dan Bappeda Provinsi

Bengkulu. Observasi lapangan dan Fokus Grup Diskusi (FGD) dengan

Pemda tersebut menghasilkan kesimpulan sebagai berikut :

a. Bahwa pengembangan Itik Talang Benih merupakan Program

Prioritas Provinsi Bengkulu dibidang Unggas, dan Pemda Provinsi

Bengkulu akan mendukung program Klaster Itik Talang Benih dari

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu.

b. Pengembangan Itik Talang Benih yang terkonsentrasi di area Desa

Talang Benih (sentra pertanian) sudah dicanangkan Gubernur

Bengkulu untuk ditiingkatkan populasi dan sebarannya.

c. Survei di Kelurahan Talang Benih menunjukkan bahwa jumlah

peternak itik sudah mulai berkembang, baik yang berhimpun

kedalam kelompok yang dibina Dinas Petenakan Kabupaten Rejang

Kantor Perwakilan Bank IndonesiaProvinsi Bengkulu

11

Page 19: Final - Penelitian Klaster 9 · iv Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih dan modal kerja dalam menjalankan usaha ternak itik adalah sebesar Rp.345.209.502,00 dengan rincian biaya

2  Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih

 

Lebong maupun yang tidak berkelompok (104 peternak) yang

belum mendapat pembinaan.

d. Kelompok yang disurvei sebanyak 5 (lima) kelompok, yang

beranggotakan 10 – 11 orang per kelompok. Nama kelompok tani

peternak itik di Kelurahan Talang Benih tersebut adalah :

1. Kelompok Tani Ingin Maju

2. Kelompok Tani Pemuda Suka Karya

3. Kelompok Tani Sido Rukun

4. Kelompok Tani Lembur Benih

5. Kelompok Tani Dwi Makmur

e. Pasa daat survei, pembudidaya Itik Talang Benih masih sangat

lemah terutama pada aspek bibit (DOD), kandang, pakan, mesin

tetas dan kesehatan, serta seringnya pemadaman listik sehingga

terjadi kegagalan menetas yang tinggi (sebesar 35% sampai 40

%).

Mencermati antusias peternak peserta Klaster Itik Talang Benih

dalam mengembangkan Itik Talang Benih, telah mendorong Dinas

Peternakan dan Perikanan Kabupaten Rejang Lebong untuk membina

kelompok peternak Itik Talang Benih yang baru, yaitu Kelompok Ternak

Itik Talang Benih Saluyu berlokasi di Desa Rimbo Recap dan Kelompok

Ternak Itik Belibis Sakti di Kelurahan Tunas Harapan, Curup. Kelompok

ternak itik yang baru tersebut diusulkan kepada Kantor Perwakilan Bank

Indonesia Bengkulu untuk dijadikan Klaster Itik Talang Benih yang baru

sebagai pendukung Klaster Itik Talang Benih yang sudah ada di

Kelurahan Talang Benih. Berdasarkan usul Dinas Peternakan dan

Perikanan Rejang Lebong tersebut, Kantor Perwakilan Bank Indonesia

Bengkulu melakukan perluasan atau ekspansi terhadap Klaster Itik

Talang Benih dengan mengembangkan Klaster Itik Talang Benih di Desa

Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih2

Page 20: Final - Penelitian Klaster 9 · iv Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih dan modal kerja dalam menjalankan usaha ternak itik adalah sebesar Rp.345.209.502,00 dengan rincian biaya

 

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu 

Rimbo Recap (kelompok ternak Saluyu) dan di Kelurahan Tunas Harapan

(Kelompok Belibis Sakti) pada akhir tahun 2014.

Pengembangan Itik Talang Benih dengan pola pendekatan klaster

dilaksanakan sesuai dengan pedoman pelaksanaan klaster Bank

Indonesia. Pendekatan Klaster memberi efek positif terhadap peternak

itik melalui efisiensi biaya, dimana biaya beternak itik menjadi lebih

murah dalam klaster dibandingkan dengan biaya memelihara ternak

sendiri-sendiri. Melalui program klaster akan tercipta rantai nilai

(produksi, pemasaran dan jaringan) yang terkait hulu-hilir di dalam

klaster, sehingga menumbuhkan persaingan yang sehat antar peternak

yang pada gilirannya akan mendorong perkembangan klaster itu sendiri.

Oleh sebab itu, program klaster itik Talang Benih menjadi sangat

penting untuk dilaksanakan.

1.2 TUJUAN PENELITIAN

Secara umum penelitian ini ditujukan untuk mengetahui pola

pembiayaan (Lending Model) usaha Budidaya Itik Talang Benih di

Provinsi Bengkulu. Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk :

1. Menyediakan rujukan bagi perbankan dalam rangka meningkatkan

pembiayaan terhadap UMKM.

2. Menyediakan bahan masukan untuk Sistem Informasi

Pengembangan Usaha Kecil (SIPUK), yang merupakan bagian dari

Info UMKM di website Bank Indonesia.

3. Menyediakan informasi dan pengetahuan bagi masyarakat luas,

khususnya UMKM/calon investor, yang bermaksud

mengembangkan usaha budidaya itik talang benih.

Kantor Perwakilan Bank IndonesiaProvinsi Bengkulu

33

Page 21: Final - Penelitian Klaster 9 · iv Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih dan modal kerja dalam menjalankan usaha ternak itik adalah sebesar Rp.345.209.502,00 dengan rincian biaya

 

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu 

c. Metoda Analisis

(1) Analisis usaha yang dilakukan secara kualitatif atau deskriptif

untuk mengetahui aspek pasar dan pemasaran, produksi dari

usaha yang diteliti serta pengaruh usaha terhadap kondisi

ekonomi, sosial dan lingkungan.

(2) Analisis pembiayaan, untuk mengetahui bagaimana

pembiayaan Klaster Itik Talang Benih dan kelayakan usaha dilihat

dari aspek keuangan (laba rugi, cash flow, NPV, PBP, BEP, Net R/C

ratio, IRR dan analisis sensitivitas).

(3) Analisis kredit bank untuk mengetahui bagaimana proses

penilaian permohonan kredit oleh bank terhadap usaha yang

dibiayai.

(4) Critical point atau titik kritis dalam proses bisnis, baik secara

kualitatif maupun kuantitatif, untuk melihat risiko-risiko yang

timbul dari usaha yang bersangkutan, misalnya melihat risiko

pasar dengan menggunakan analisis historis.

Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih4

Page 22: Final - Penelitian Klaster 9 · iv Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih dan modal kerja dalam menjalankan usaha ternak itik adalah sebesar Rp.345.209.502,00 dengan rincian biaya

 

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu 

Rimbo Recap (kelompok ternak Saluyu) dan di Kelurahan Tunas Harapan

(Kelompok Belibis Sakti) pada akhir tahun 2014.

Pengembangan Itik Talang Benih dengan pola pendekatan klaster

dilaksanakan sesuai dengan pedoman pelaksanaan klaster Bank

Indonesia. Pendekatan Klaster memberi efek positif terhadap peternak

itik melalui efisiensi biaya, dimana biaya beternak itik menjadi lebih

murah dalam klaster dibandingkan dengan biaya memelihara ternak

sendiri-sendiri. Melalui program klaster akan tercipta rantai nilai

(produksi, pemasaran dan jaringan) yang terkait hulu-hilir di dalam

klaster, sehingga menumbuhkan persaingan yang sehat antar peternak

yang pada gilirannya akan mendorong perkembangan klaster itu sendiri.

Oleh sebab itu, program klaster itik Talang Benih menjadi sangat

penting untuk dilaksanakan.

1.2 TUJUAN PENELITIAN

Secara umum penelitian ini ditujukan untuk mengetahui pola

pembiayaan (Lending Model) usaha Budidaya Itik Talang Benih di

Provinsi Bengkulu. Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk :

1. Menyediakan rujukan bagi perbankan dalam rangka meningkatkan

pembiayaan terhadap UMKM.

2. Menyediakan bahan masukan untuk Sistem Informasi

Pengembangan Usaha Kecil (SIPUK), yang merupakan bagian dari

Info UMKM di website Bank Indonesia.

3. Menyediakan informasi dan pengetahuan bagi masyarakat luas,

khususnya UMKM/calon investor, yang bermaksud

mengembangkan usaha budidaya itik talang benih.

Kantor Perwakilan Bank IndonesiaProvinsi Bengkulu

55

Page 23: Final - Penelitian Klaster 9 · iv Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih dan modal kerja dalam menjalankan usaha ternak itik adalah sebesar Rp.345.209.502,00 dengan rincian biaya

 

6  Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih

 Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih6

Page 24: Final - Penelitian Klaster 9 · iv Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih dan modal kerja dalam menjalankan usaha ternak itik adalah sebesar Rp.345.209.502,00 dengan rincian biaya

 

   

                  7 

 

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu 

BAB II PROFIL USAHA DAN POLA PEMBIAYAAN

2.1 PROFIL KLASTER ITIK TALANG BENIH

a. Klaster Itik Talang Benih Maju Bersama

Surat Keputusan Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan

Kabupaten Rejang Lebong Nomor : 282/Tahun 2014 menetetapkan

bahwa Klaster Itik Talang Benih Maju Bersama terdiri dari :

i. Kelompok Tani Ingin Maju (11 orang)

ii. Kelompok Tani Pemuda Suka Karya (10 orang) dan

iii. Kelompok Wanita Tani Madani Mandiri (10 orang)

Tabel 2.1. Identitas Klaster Itik Maju Bersama

Nama : Klaster Itik Talang Benih “Maju Bersama”

Berdiri : 22 Mei 2014 (SK Nomor : 282/Tahun 2014)

Jumlah Anggota : 31 orangKetua : Nandang KosasihSekretaris : SugiantoLokasi/Alamat : Kelurahan Talang Benih – Curup,

Kabupaten Rejang Lebong

b. Klaster Itik Talang Benih Rukun Sejahtera

Klaster Itik Talang Benih Rukun Sejahtera (klaster tahap II)

berlokasi di Desa Rimbo Recap dan di Kelurahan Tunas Harapan,

merupakan Klaster Itik Talang Benih tambahan atau ekspansi dari Klaster

Maju Bersama. Klaster itik Rukun Sejahtera, berasal dari Kelompok

Ternak Belibis Sakti ( 10 orang) di Kelurahan Tunas Harapan dan dari

Kelompok Saluyu (13 orang) di Desa Rimbo Recap.

Kantor Perwakilan Bank IndonesiaProvinsi Bengkulu

77

Page 25: Final - Penelitian Klaster 9 · iv Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih dan modal kerja dalam menjalankan usaha ternak itik adalah sebesar Rp.345.209.502,00 dengan rincian biaya

Bab II Profil Usaha dan Pola Pembiayaan

8  Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih

 

Tabel 2.2. Klaster Itik Talang Benih Rukun Sejahtera

Nama : Klaster Itik Talang Benih Rukun Sejahtera”

Berdiri : 26 November 2014 (SK Nomor : 511/Tahun 2014)

Jumlah Anggota : 23 orangKetua : Amin SunaryaSekretaris : Ujang HarionoLokasi/Alamat : Desa Rimbo Recap - Curup,

c. Populasi, Sarana dan Prasarana Klaster

Pada awal penetapan Klaster Itik Maju Bersama memiliki itik

muda sebanyak 235 ekor, dan itik dewasa sebanyak 720 ekor,

ditambah dengan jumlah DOD (day old duck) sebanyak 360 ekor, maka

total Itik Talang Benih Klaster Maju Bersama berjumlah 1.315 ekor.

Sedangkan jumlah itik Talang Benih yang dimiliki oleh Klaster Rukun

Sejahtera berjumlah sebanyak 370 ekor terdiri dari 75 DOD, 65 itik

muda, dan 230 itik dewasa. Jumlah itik dan DOD pada Klaster Rukun

Sejahtera jauh lebih sedikit dibandingkan dengan Klaster Maju bersama.

Secara detail jumlah Itik Klaster Maju Bersama dan Rukun Sejahtera pada

kondisi awal disajikan pada Tabel 2.3. berikut ini.

Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih8

Page 26: Final - Penelitian Klaster 9 · iv Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih dan modal kerja dalam menjalankan usaha ternak itik adalah sebesar Rp.345.209.502,00 dengan rincian biaya

Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih

                  9 

 

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu 

Tabel 2.3. Jumlah Itik Pada Kondisi Awal Dalam Klaster Menurut Kelompok

No Nama Klaster DOD Muda Dewasa Jumlah

1 Maju Bersama 360 235 720 1.315 a. Tani Pemuda Karya 220 95 235 550 b. Tani Ingin Maju 120 95 350 565 c. Wanita Tani Madani Mandiri 20 45 135 200

2 Rukun Sejahtera 75 65 230 370 a. Belibis Sakti - - 75 75 b. Saluyu 75 65 155 295

Total 435 300 950 1.685

Pada tahap awal Klaster Maju Bersama dan Klaster Rukun

Sejahtera juga memiliki sarana dan prasarana yang berfungsi

menunjang budidaya itik dalam kelompok. Namun jumlah dan kondisi

sarana dan prasarana penunjang budidaya itik relatif tidak memadai.

Adapun sarana dan prasarana penunjang yang tersedia dalam kelompok

antara lain berupa kandang, mesin tetas, dan hand sprayer seperti

disajikan pada Tabel 2.4 di bawah ini.

Tabel 2.4. Sarana Prasarana Milik Klaster Itik Talang Benih Menurut Nama Klaster

No Nama Alat SatuanMaju

Bersama Rukun

Sejahtera Jml

1 Kandang Unit 3 2 52 Mesin Tetas Unit 15 2 173 Hand Sprayer Unit 3 - 34 Mesin Penepung Unit 3 - 3

Dalam upaya mengembangkan Itik Talang Benih, Klaster Maju

Bersama dan Klaster Rukun Sejahtera berkomitmen membudidayakan

itik Talang Benih secara sungguh-sungguh sesuai dengan sarana

prasarana yang dimiliki, mulai dari penangkaran, pengembangan DOD

(Day Old Duck), pakan, kandang dan produksi. Oleh sebab itu, kedua

Kantor Perwakilan Bank IndonesiaProvinsi Bengkulu

99

Page 27: Final - Penelitian Klaster 9 · iv Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih dan modal kerja dalam menjalankan usaha ternak itik adalah sebesar Rp.345.209.502,00 dengan rincian biaya

Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih

                  3 

 

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu 

Rimbo Recap (kelompok ternak Saluyu) dan di Kelurahan Tunas Harapan

(Kelompok Belibis Sakti) pada akhir tahun 2014.

Pengembangan Itik Talang Benih dengan pola pendekatan klaster

dilaksanakan sesuai dengan pedoman pelaksanaan klaster Bank

Indonesia. Pendekatan Klaster memberi efek positif terhadap peternak

itik melalui efisiensi biaya, dimana biaya beternak itik menjadi lebih

murah dalam klaster dibandingkan dengan biaya memelihara ternak

sendiri-sendiri. Melalui program klaster akan tercipta rantai nilai

(produksi, pemasaran dan jaringan) yang terkait hulu-hilir di dalam

klaster, sehingga menumbuhkan persaingan yang sehat antar peternak

yang pada gilirannya akan mendorong perkembangan klaster itu sendiri.

Oleh sebab itu, program klaster itik Talang Benih menjadi sangat

penting untuk dilaksanakan.

1.2 TUJUAN PENELITIAN

Secara umum penelitian ini ditujukan untuk mengetahui pola

pembiayaan (Lending Model) usaha Budidaya Itik Talang Benih di

Provinsi Bengkulu. Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk :

1. Menyediakan rujukan bagi perbankan dalam rangka meningkatkan

pembiayaan terhadap UMKM.

2. Menyediakan bahan masukan untuk Sistem Informasi

Pengembangan Usaha Kecil (SIPUK), yang merupakan bagian dari

Info UMKM di website Bank Indonesia.

3. Menyediakan informasi dan pengetahuan bagi masyarakat luas,

khususnya UMKM/calon investor, yang bermaksud

mengembangkan usaha budidaya itik talang benih.

Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih10

Page 28: Final - Penelitian Klaster 9 · iv Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih dan modal kerja dalam menjalankan usaha ternak itik adalah sebesar Rp.345.209.502,00 dengan rincian biaya

Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih

                  3 

 

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu 

Rimbo Recap (kelompok ternak Saluyu) dan di Kelurahan Tunas Harapan

(Kelompok Belibis Sakti) pada akhir tahun 2014.

Pengembangan Itik Talang Benih dengan pola pendekatan klaster

dilaksanakan sesuai dengan pedoman pelaksanaan klaster Bank

Indonesia. Pendekatan Klaster memberi efek positif terhadap peternak

itik melalui efisiensi biaya, dimana biaya beternak itik menjadi lebih

murah dalam klaster dibandingkan dengan biaya memelihara ternak

sendiri-sendiri. Melalui program klaster akan tercipta rantai nilai

(produksi, pemasaran dan jaringan) yang terkait hulu-hilir di dalam

klaster, sehingga menumbuhkan persaingan yang sehat antar peternak

yang pada gilirannya akan mendorong perkembangan klaster itu sendiri.

Oleh sebab itu, program klaster itik Talang Benih menjadi sangat

penting untuk dilaksanakan.

1.2 TUJUAN PENELITIAN

Secara umum penelitian ini ditujukan untuk mengetahui pola

pembiayaan (Lending Model) usaha Budidaya Itik Talang Benih di

Provinsi Bengkulu. Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk :

1. Menyediakan rujukan bagi perbankan dalam rangka meningkatkan

pembiayaan terhadap UMKM.

2. Menyediakan bahan masukan untuk Sistem Informasi

Pengembangan Usaha Kecil (SIPUK), yang merupakan bagian dari

Info UMKM di website Bank Indonesia.

3. Menyediakan informasi dan pengetahuan bagi masyarakat luas,

khususnya UMKM/calon investor, yang bermaksud

mengembangkan usaha budidaya itik talang benih.

Kantor Perwakilan Bank IndonesiaProvinsi Bengkulu

1111

Page 29: Final - Penelitian Klaster 9 · iv Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih dan modal kerja dalam menjalankan usaha ternak itik adalah sebesar Rp.345.209.502,00 dengan rincian biaya

Bab II Profil Usaha dan Pola Pembiayaan

12  Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih

 

3. Pelatihan Akses Perbankan.

4. Pendampingan Klaster

5. Pelatihan Pengolahan Hasil Produksi

6. Studi Banding ke Tegal, Brebes, dan Pemalang.

7. Monitoring dan Evaluasi Klaster Rukun Sejahtera

c. Program Bantuan PSBI

1. Program PSBI Klaster Maju Bersama

Program PSBI untuk Klaster Maju Bersama bermaksud

memberikan penguatan pada aspek sarana dan prasarana dalam

pengembangan populasi dan galur Itik Talang Benih. Oleh sebab itu,

bantuan PSBI diberikan dalam bentuk kandang, mesin tetas, itik dan

telur, sehingga populasi Itik Talang Benih dapat meningkat. Total

anggaran program PSBI dalam pengembangan Klaster Maju Bersama

tahun 2014 adalah sebesar Rp106.400.000,00,- yang secara rinci

disajikan pada Tabel 2.5 di bawah ini.

Tabel 2.5. Bantuan PSBI Untuk Klaster Maju Bersama Tahun 2014

No Bantuan PSBI Volume Satuan Harga (000)

Jml Dana(000)

1 Kandang 5 Unit 10.000 50.0002 Mesin Tetas 6 Unit 2,000 12.0003 Mesin Pakan 1 Unit 15.000 15.0004 Itik Betina 300 Ekor 40 12.0005 Itik Jantan 60 Ekor 40 2.4006 Telur Bibit 2400 Butir 2,5 6.0007 Pakan 1000 Kg 9 9.000

Jumlah 106.400

Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih12

Page 30: Final - Penelitian Klaster 9 · iv Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih dan modal kerja dalam menjalankan usaha ternak itik adalah sebesar Rp.345.209.502,00 dengan rincian biaya

Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih

                  13 

 

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu 

Gambar 2.1. Itik Talang Benih Klaster Maju Bersama

Bantuan PSBI kepada Klaster Maju Bersama Tahun 2015 sebesar

Rp97.896.000,00 sebagaimana Tabel 2.6.

Tabel 2.6. Bantuan PSBI Untuk Klaster Maju Bersama Tahun 2015

NO. Bantuan PSBI Volume Satuan Harga (000)

Jumlah (000)

1 Kandang 2 Unit 10.000 20.000

2 Warung Lesehan 1 Unit 15.826 15.826

3 Peralatan Lesehan 28 Unit 5.170 5.170

4 Gudang Pakan 1 Unit 20.000 20.000 5 Mesin Tetas 2 Unit 2.000 4.000 6 Mesin Jenset 5 Unit 2.200 11.000 7 Itik Jantan 20 Ekor 45 90008 Itik Betina 200 Ekor 45 9.000

9 Telur Bibit 800 Butir 2,5 2.000 10 Pakan 1000 Kilo 10 10.000

Jumlah 97.896

Kantor Perwakilan Bank IndonesiaProvinsi Bengkulu

1313

Page 31: Final - Penelitian Klaster 9 · iv Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih dan modal kerja dalam menjalankan usaha ternak itik adalah sebesar Rp.345.209.502,00 dengan rincian biaya

Bab II Profil Usaha dan Pola Pembiayaan

14  Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih

 

2. Program PSBI Klaster Rukun Sejahtera

Klaster Itik Talang Benih Rukun Sejahtera mendapat program PSBI

pertama pada akhir tahun 2014 dan dilanjutkan pada tahun 2015.

Bantuan PSBI untuk Klaster Rukun Sejahtera pada tahun 2014 disajikan

pada Tabel 2.7 berikut.

Tabel 2.7. Bantuan PSBI Untuk Klaster Rukun Sejahtera Tahun 2014

No Bantuan PSBI

Volume Satuan Harga(000)

Jmlh Dana (000)

1 Kandang 4 Unit 10.000 40.0002 Mesin Tetas 2 Unit 1.800 3.6003 Mesin Jenset 2 Unit 1.750 3.5004 Pompa air 2 Unit 950 1.9005 Itik Betina 800 Ekor 40 32.0006 Itik Jantan 160 Ekor 40 6.4007 Telur Bibit 1600 Butir 2 3.2008 Pakan 1000 Kg 9 9.000

Jumlah 99.600

Bantuan PSBI bagi Klaster Rukun Seahtera pada tahun 2015

berjumlah sebesar Rp. 103.945.000,00 dengan rincian detail disajikan

seperti Tabel 2.8 berikut.

Tabel 2.8. Bantuan PSBI Untuk Klaster Rukun Sejahtera Tahun 2015

NO Bantuan PSBI Volume Satuan Harga(000)

JUMLAH(000)

1 Kandang 2 Unit 10.000 20.000

2 Kandang DOD 8 Unit 495 3.960 3 Gudang Pakan 2 Unit 5.000 10.0004 Mesin Tetas 4 Unit 2.000 8.0005 Mesin Penepung 1 Unit 8.200 6 Mesin Pengaduk 1 Unit 16.1537 Itik Jantan 40 Ekor 45 1.8008 Itik Betina 200 Ekor 45 9.000

Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih14

Page 32: Final - Penelitian Klaster 9 · iv Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih dan modal kerja dalam menjalankan usaha ternak itik adalah sebesar Rp.345.209.502,00 dengan rincian biaya

Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih

                  15 

 

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu 

NO Bantuan PSBI Volume Satuan Harga(000)

JUMLAH(000)

9 Telur Bibit 800 Butir 2,5 2.00010 Pakan 1000 Kilo 10 10.000

Jumlah 103.945

Gambar 2.2. Itik Talang Benih Klaster Rukun Sejahtera.

2.4 POLA PEMBIAYAAN KLASTER

Dalam dunia usaha, modal sebagai salah satu faktor produksi,

menempati peran penting dalam menghasilkan output. Namun modal

tidak mudah untuk diakses dan juga tidak mudah untuk dikelola bagi

pengembangan usaha. Dalam dunia usaha, modal dapat bersumber dari

modal sendiri dan bersumber dari lembaga keuangan (perbankan).

Sedangkan dalam pembiayaan usaha dapat diklasifikasikan menjadi

pembiayaan langsung (direct finance) dan tidak langsung (indirect

finance). Pembiayaan langsung terlihat dari mengalirnya dana dari

pemilik modal kepada pengguna dana. Sementara pembiayaan tidak

langsung melibatkan lembaga keuangan seperti dana perbankan

mengalir kepada pelaku usaha.

Pada umumnya Usaha Mikro dan Kecil (UMK) menggunakan

pembiayaan langsung karena beberapa hal, antara lain:

Kantor Perwakilan Bank IndonesiaProvinsi Bengkulu

1515

Page 33: Final - Penelitian Klaster 9 · iv Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih dan modal kerja dalam menjalankan usaha ternak itik adalah sebesar Rp.345.209.502,00 dengan rincian biaya

Bab II Profil Usaha dan Pola Pembiayaan

16  Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih

 

a. Skala usaha kecil dan keterbatasan pasar, sehingga belum

membutuhkan tambahan modal.

b. Tata kelola usaha dan manajemen usaha masih belum baik serta

tidak memiliki agunan (not feasibel and bankable).

c. Kualitas mutu produksi yang rendah.

d. Harga yang relatif tinggi sehingga kalah bersaing.

Sebagaimana UMK pada umumnya, peternak itik di Kelurahan

Talang Benih secara umum menggunakan model pembiayaan langsung.

Pembiayaan langsung dimiliki peternak itik terkait dengan jumlah itik

yang dimiliki, kandang, mesin tetas, dan pakan itik. Namun setelah

menjadi Klaster Itik Talang Benih, sebagian pembiayaan Klaster Itik

Benih dibiayai dari Program Sosial Bank Indonesia (PSBI). Pembiayaan

untuk menjalankan usaha budidaya ternak itik pada Klaster Itik Talang

Benih antara lain bersumber :

1. Pembiayaan sendiri (modal sendiri),

2. Bantuan PSBI KPw. Bank Indonesia Provinsi Bengkulu

Dana yang digunakan peternak itik pada Klaster Itik Talang Benih

pada umumnya kombinasi dari modal sendiri dan bantuan PSBI KPw.

Bank Indonesia Provinsi Bengkulu. Besaran modal masing-masing klaster

berbeda satu dengan yang lain bergantung skala klasternya. Bantuan

dari pihak lain berasal dari Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten

Rejang Lebong dan Bank Indonesia. Bentuk bantuan berupa dana

program, untuk pembuatan kandang, mesin tetas, pembelian itik,

pembelian telur bibit, pembelian pakan, mesin disel, pompa air, dan

gudang pakan.

Pada umumnya usaha ternak itik ini diawali dengan modal sendiri,

kemudian setelah berjalan beberapa waktu, budidaya ternak itik ini

mendapat bimbingan dan penyuluhan dari Badan Penyuluh Pertanian,

Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih16

Page 34: Final - Penelitian Klaster 9 · iv Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih dan modal kerja dalam menjalankan usaha ternak itik adalah sebesar Rp.345.209.502,00 dengan rincian biaya

Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih

                  17 

 

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu 

Perikanan, Peternakan dan Perkebunan (BP4K) dan Dinas Peternakan

dan Perikanan Kabupaten Rejang Lebong. Setelah menjadi Klaster para

peternak pembudidaya itik mendapat bantuan dari Bank Indonesia

Provinsi Bengkulu (PSBI). Program Bantuan PSBI bagi Klaster Maju

Bersama berjumlah Rp.106.400.000,00 pada tahun 2014, dan sebesar

Rp.97.896.000,00 pada tahun 2015. Sementara Klaster Rukun Sejahtera

mendapat bantuan dana PSBI berjumlah Rp.99.600.000,00 pada tahun

2014, dan sebesar Rp.103.945.000,00 pada tahun 2015.

Kantor Perwakilan Bank IndonesiaProvinsi Bengkulu

1717

Page 35: Final - Penelitian Klaster 9 · iv Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih dan modal kerja dalam menjalankan usaha ternak itik adalah sebesar Rp.345.209.502,00 dengan rincian biaya

 

18  Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih

 Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih18

Page 36: Final - Penelitian Klaster 9 · iv Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih dan modal kerja dalam menjalankan usaha ternak itik adalah sebesar Rp.345.209.502,00 dengan rincian biaya

 

   

                  19 

 

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu 

BAB III ASPEK TEKNIS DAN PRODUKSI

3.1 LOKASI KLASTER ITIK TALANG BENIH

Klaster Itik Talang Benih Maju Bersama yang berdiri tanggal 22

Mei 2014 (SK Nomor : 282/Tahun 2014) berlokasi di Kelurahan Talang

Benih, Curup. Sedangkan Klaster Itik Talang Benih Rukun Sejahtera,

berdiri tanggal 26 November 2014 (SK Nomor : 511/Tahun 2014)

berlokasi di dua kawasan yakni di Desa Rimbo Recap dan Kelurahan

Tunas Harapan, Curup. Letak lokasi Kelurahan Talang Benih dan Desa

Rimbo Recap saling berdekatan dan merupakan kawasan sentra

pertanian padi di Kabupaten Rejang Lebong. Oleh sebab itu, Kelurahan

Talang Benih dan Desa Rimbo Recap relatif ideal dijadikan sebagai

kawasan untuk berternak itik.

3.2 FASILITAS PRODUKSI KLASTER ITIK TALANG BENIH

3.2.1. Fasilitas Produksi Klaster Maju Bersama

Memasuki lokasi kawasan Klaster Itik Maju Bersama di Desa

Talang Benih terlihat beberapa kandang itik yang tersebar di beberapa

tempat anggota klaster. Kandang itik tersebut terbuat dari bahan yang

sama yakni kayu, seng, kawat dengan lantai tanah, namun memiliki

ukuran yang bervariasi antara satu kandang dengan kandang yang

lainnya. Selain kandang, fasilitas produksi yang dimiliki Klaster Itik Maju

Bersama setelah mendapat bantuan PSBI dari Bank Indonesia Provinsi

Bengkulu disajikan seperti pada Tabel 3.1. berikut.

Kantor Perwakilan Bank IndonesiaProvinsi Bengkulu

1919

Page 37: Final - Penelitian Klaster 9 · iv Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih dan modal kerja dalam menjalankan usaha ternak itik adalah sebesar Rp.345.209.502,00 dengan rincian biaya

Bab III Aspek Teknis dan Produksi

20  Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih

 

Fasilitas Klaster Itik Benih Maju Bersama Tabel 3.1.

No Sarana dan Prasarana

Satuan Jumlah Keterangan

1 Kandang unit 5 Desa Talang Benih2 Mesin Tetas unit 6 Kapasitas 200 butir

3 Mesin pakan (Copper) unit 1 Mesin pemotong

4 Itik Talang Benih

ekor 360 300 betina dan 60 Jantan

5 Telur Bibit butir 2.400 DOD6 Mesin Genset unit 5 Antisipasi listrik mati

7 Gudang Pakan

unit 1 Penyimpanan pakan

Fasilitas produksi Klaster Itik Talang Benih Maju Bersama berupa

kandang berjumlah sebanyak 5 (lima) unit dan mesin tetas berjumlah

sebanyak 6 (enam) unit. Lokasi tempat keberadaan kandang dan mesin

tetas milik Klaster Maju Bersama tersebut tersebar di 4 (empat) tempat,

lihat Tabel 3.2. di bawah. Demikian juga halnya dengan lokasi

penempatan itik, ditempatkan pada 4 (empat) lokasi yang disesuaikan

dengan penempatan lokasi kandang dan mesin tetas.

Kandang merupakan rumah bagi Itik Talang benih, berfungsi

sebagai tempat tinggal, makan, tidur, istirahat, besar dan tempat

bertelur. Dalam setiap kandang yang berukuran 32 m – 40 m dihuni

oleh 85 - 95 ekor Itik Talang benih. Luas setiap kandang milik Klaster

Maju Bersama sangat ideal untuk menampung 85 -95 ekor Itik Talang

Benih. Sehingga terlihat kandang Itik Talang Benih cukup bersih, kering,

dan sehat. Kondisi kandang seperti Klaster Maju Bersama tentu akan

berpengaruh terhadap besar atau berat fisik dari Itik Talang Benih,

termasuk produksi telurnya. Adapun jumlah dan luas setiap kandang

milik Klaster Itik Talang Benih Maju Bersama disajikan seperti Tabel 3.2

di bawah ini.

Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih20

Page 38: Final - Penelitian Klaster 9 · iv Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih dan modal kerja dalam menjalankan usaha ternak itik adalah sebesar Rp.345.209.502,00 dengan rincian biaya

Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih

                  21 

 

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu 

Lokasi Kandang Itik Klaster Maju Bersama Tabel 3.2.

No Lokasi Kandang Itik Talang Benih

Luas (m)Jumlah Itik

(Ekor) Keterangan

1 Sugianto 40 85 1,5 Unit2 Sumardi 32 85 1 Unit3 Nanang Kosasih 40 95 1,5 Unit4 Oman Sukardi 32 95 1 Unit

Jumlah 360 5 Unit

Sarana produksi yang tidak kalah pentingnya adalah mesin tetas.

Mesin tetas berfungsi memproduksi DOD dengan siklus 28 – 30 hari.

Keberhasilan mesin tetas dalam memproduksi DOD merupakan potensi

dalam meningkatkan jumlah populasi Itik Talang Benih, demikian

sebaliknya. Jumlah penetasan yang sudah dilakukan Klaster Maju

Bersama berjumlah 2.400 telur Itik Talang Benih selama 6 enam bulan

pada tahun 2015. Penetasan sebanyak 2.400 butir telur tersebut

dilakukan dua tahap, masing-masing 1.200 butir per tahap. Penetasan

telur sebanyak 2400 butir ternyata jumlah telur yang baik (fertile) hanya

sebanyak 1.834 (76,41%), dan rusak (non fertile) sebanyak 566

(23,58%). Dari jumlah telur yang baik (fertile), berhasil menetas menjadi

DOD sebanyak 1.782 DOD (97,16 %), dengan kata lain mengalami

kegagalan tetas sebesar 2,84%. Dengan kata lain, kegagalan 2,84 %

dalam penetasan lebih disebabkan oleh aspek mesin tetas. Namun jika

dilihat dari aspek kesalahan dalam menyeleksi telur ditambah aspek

mesin, maka kegagalan tetas total berjumlah 618 butir telur atau

25,75%, dengan kata lain yang berhasil menjadi DOD sebanyak 1.782

(74,25%), seperti disajikan pada Tabel 3.3. di bawah.

Kantor Perwakilan Bank IndonesiaProvinsi Bengkulu

2121

Page 39: Final - Penelitian Klaster 9 · iv Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih dan modal kerja dalam menjalankan usaha ternak itik adalah sebesar Rp.345.209.502,00 dengan rincian biaya

Bab III Aspek Teknis dan Produksi

22  Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih

 

Kondisi Penetasan Telur Itik Talang Benih Pada Klaster Tabel 3.3.Itik Maju Bersama

No Nama

Peternak Telur Rusak (%) Sisa DOD Hidup

1 Sugianto (Toto) 800 194 (24,25%) 606 5922 Mardi 400 96 (24,00%) 304 294

3 Endang Kosasih

800 187 (23.75%)

613 599

4 Oman 400 89 (22,25%) 311 297Jumlah DOD 2.400 566 (23,58%) 1.834 1.782

3.2.2. Fasilitas Produksi Klaster Rukun Sejahtera

Fasilitas produksi Klaster Itik Rukun Sejahtera berupa kandang

berjumlah sebanyak 4 (empat) unit dan mesin tetas berjumlah sebanyak

2 (dua) unit. Lokasi tempat keberadaan kandang milik Klaster Rukun

Sejahtera tersebut tersebar di 5 (lima) tempat, lihat Tabel 3.4. di bawah.

Mencermati luas kandang itik Klaster Rukun Sejahtera sedikit

berbeda dengan Klaster itik Maju Bersama. Ukuran kandang Klaster

Rukun Sejahtera bervariasi yakni ukuran 16 m - 64 m. Kandang itik

seluas 64 m, berlokasi di Desa Rimbo Recap merupakan bangunan dua

unit kandang yang disatukan. Sedangkan kandang itik seluas 16 m

terdapat di Kelurahan Tunas Harapan tersebar di empat tempat lokasi di

rumah anggota Klaster. Dalam setiap kandang yang berukuran 16 m

dihuni oleh 115 - 125 ekor. Sedangkan kandang seluas 64 m dihuni oleh

480 ekor itik. Luas kandang Klaster Rukun Sejahtera seluas 64 m

tersebut sangat ideal untuk menampung 480 ekor Itik Talang Benih.

Lebih detail lokasi dan ukuran kandang Itik Talang Benih disajikan seperti

Tabel 3.4. di bawah.

Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih22

Page 40: Final - Penelitian Klaster 9 · iv Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih dan modal kerja dalam menjalankan usaha ternak itik adalah sebesar Rp.345.209.502,00 dengan rincian biaya

Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih

                  23 

 

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu 

Lokasi dan Ukuran Kandang Itik Klaster Rukun Sejahtera Tabel 3.4.

No Lokasi Kandang Luas (m) Jumlah Itik Ket1 Amin Sunarya 64 480 2 Unit2 Sukemi 16 125 0,5 Unit3 Nurjanah 16 120 0,5 Unit4 Hendri 16 115 0,5 Unit5 Adel 16 120 0,5 Unit

Jumlah 960 4 Unit

Mengingat lokasi Klaster Rukun Sejahtera terdapat di Desa Rimbo

Recap dan Kelurahan Tunas Harapan, maka distribusi dua unit mesin

tetas Klaster Rukun Sejahtera terdistribusi satu unit di Desa Rimbo Recap

dan satu unit di Kelurahan Tunas Harapan. Jumlah telur yang ditetaskan

Klaster Rukun Sejahtera sebanyak 1.600 butir dengan rincian sebanyak

900 butir ditetaskan di Desa Rimbo Recap dan 700 butir ditetaskan di

Kelurahan Tunas Harapan. Penetasan telur itik pada Klaster Rukun

Sejahtera hanya berhasil sebanyak 56,38 %, dengan kata lain,

mengalami gagal tetas sebesar 43,62%, lebih detail disajikan pada

Tabel 3.5. di bawah. Kegagalan penetasan tertinggi terdapat Kelurahan

Tunas Harapan yakni sebesar 66,63 %. Hal ini terjadi mengingat

anggota klaster belum berpengalaman dalam penetasan dan ditambah

dengan seringnya pemadaman listrik dan gangguan lainnya.

Tempat Lokasi Mesin Tetas dan Penetasan Klaster Rukun Tabel 3.5.Sejahtera

NNo

Lokasi Mesin Tetas

Telur Rusak Netas Keteran

gan

1 Amin Sunarya

800 165 (20,62%)

635(79,38%)

Masih belajar

2 Sukemi 800 533

(66,63%) 267

(33,37%) Masih belajar

Jumlah 1600

698 (43,62%)

902(56,38%)

Kantor Perwakilan Bank IndonesiaProvinsi Bengkulu

2323

Page 41: Final - Penelitian Klaster 9 · iv Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih dan modal kerja dalam menjalankan usaha ternak itik adalah sebesar Rp.345.209.502,00 dengan rincian biaya

Bab III Aspek Teknis dan Produksi

24  Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih

 

Selain itu, Klaster Itik Talang Benih juga memiliki itik, telur, jenset,

dan pompa air. Lebih detail fasiltas produksi atau sarana dan prasarana

milik Klaster Rukun Sejahtera disajikan seperti pada Tabel 3.6. di bawah.

Fasilitas Klaster Itik Rukun Sejahtera Tabel 3.6.

No Sarana dan Prasarana

Satuan Jumlah Keterangan

1 Kandang unit 4 Rimbo Recap & Tunas Harapan

2 Mesin Tetas unit 2 Kapasitas 200 butir

3 Itik Talang Benih ekor 800 Betina/Muda4 Itik Talang Benih ekor 160 Jantan5 Telur butir 800 Bibit6 Jenset unit 2 Listrik Padam7 Pompa air unit 2

3.3 BAHAN BAKU PRODUKSI KLASTER ITIK

Bahan baku dalam usaha budidaya Itik Talang Benih baik pada

Klaster Maju Bersama maupun pada Klaster Rukun Sejahtera dapat

bersumber dari telur yang ditetaskan dan dapat bersumber dari DOD

(Day Old Duck) yang dibeli oleh peternak peserta Klaster. Bahan baku

berupa telur yang ditetaskan, diawali dengan seleksi telur yang baik

yakni telur yang dibuahi (fertile) dan tidak lebih dari lima hari untuk

dimasukkan kedalam mesin tetas. Pembudidaya itik juga harus

memahami prosedur dan teknik penetasan telur dengan benar dan baik

sehingga dapat memperkecil kegagalan tetas. Bahan baku Klaster Itik

Talang Benih juga dapat dilakukan dengan membeli DOD atau itik usia

dibawah satu bulan untuk dipelihara dan dibesarkan, sehingga

memperkecil resiko kematian.

Saat ini, Klaster Itik Talang Benih berorientasi untuk meningkatkan

jumlah populasi Itik Talang Benih. Oleh sebab itu, pembudidaya baik

Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih24

Page 42: Final - Penelitian Klaster 9 · iv Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih dan modal kerja dalam menjalankan usaha ternak itik adalah sebesar Rp.345.209.502,00 dengan rincian biaya

Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih

                  25 

 

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu 

pada Klaster Itik Maju Bersama maupun Klaster Rukun Sejahtera lebih

terfokus melakukan penambahan jumlah populasi dengan cara :

a Menetaskan sendiri telur itik menjadi DOD Itik Talang Benih.

b Menangkar sendiri agar menjaga kemurnian galur Itik Talang Benih.

c Membeli Itik Talang Benih muda dari UPTD Dinas Peternakan –

kesehatan Hewan Provinsi Bengkulu agar memperoleh Itik Talang

Benih yang lebih murni.

d. Menyeleksi dalam pembelian Itik Talang Benih dari masyarakat.

3.4 TENAGA KERJA

Tenaga kerja Klaster Itik Talang Benih masih menggunakan tenaga

kerja kelompok dan tenaga kerja keluarga. Tenaga kerja kelompok dan

tenaga kerja keluarga terdiri dari anggota kelompok dan atau anggota

keluarga dari masing-masing keluarga di dalam klaster tersebut. Dengan

kata lain, Klaster Itik Talang Benih tidak menggunakan tenaga kerja luar

yang dibayar setiap bulan secara nyata, namun jam kerja anggota klaster

atau anggota keluarga klaster dapat dinilai dengan uang. Pekerjaan

pokok dari tenaga kerja antara lain; membuka tutup kandang itik,

membersihkan kandang, memelihara itik, memberi makan itik,

menetaskan, dan menjaga kesehatan itik, dan lain sebagainya.

3.5 TEKNOLOGI PADA KLASTER ITIK

Penggunaan teknologi dalam usaha budidaya Klaster Itik Talang

Benih ditunjukkan oleh pengalaman yang dimiliki oleh para peternak.

Rata-rata peserta Klaster Itik Talang Benih sudah berpengalaman 5

tahun, kecuali beberapa anggota Klaster Rukun Sejahtera di Kelurahan

Tunas Harapan. Disamping itu, peternak peserta klaster itik juga sering

menambah pengetahuannya dengan mengikuti pelatihan,

pendampingan, dan penyuluhan dari Petugas Penyuluh Lapangan (PPL)

Kantor Perwakilan Bank IndonesiaProvinsi Bengkulu

2525

Page 43: Final - Penelitian Klaster 9 · iv Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih dan modal kerja dalam menjalankan usaha ternak itik adalah sebesar Rp.345.209.502,00 dengan rincian biaya

Bab III Aspek Teknis dan Produksi

26  Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih

 

dan mendapat pembinaan teknis dari Dinas Peternakan dan Perikanan

Kabupaten Rejang Lebong. Lebih jauh, peserta klaster itik Talang Benih

juga pernah mendapat tambahan pengetahuan dari luar Provinsi

Bengkulu seperti studi banding ke Tegal, Brebes, Pemalang, dan

Wonosobo (Jawa Tengah).

Usaha budidaya Klaster Itik Talang Benih pada umumnya

menggunakan teknologi sederhana dan ditunjang dengan mesin

pabrikan yang sederhana dan tatakelola yang baik. Teknologi yang

diterapkan peternak Klaster Itik Talang Benih mulai dari membuat

kandang, membuat mesin tetas sampai proses produksi dan panen

dilakukan secara sederhana dan manual, antara lain seperti :

a. Membuat kandang dilakukan secara manual yakni menggunakan

papan, kayu, kawat, paku, seng, tenaga kerja dan alat kerja.

b. Mesin tetas dibuat secara manual yakni menggunakan papan, kayu,

lampu, pengatur suhu dan alat kerja.

c. Mesin pakan, Jenset, dan Pompa air dibeli dari pabrikan.

3.6 PROSES PRODUKSI KLASTER ITIK

Proses produksi diawali dari seleksi telur untuk ditetaskan dengan

menggunakan mesin tetas. Telur yang menetas menjadi DOD dan

selanjutnya dipelihara sampai produksi atau sampai panen. Proses

produksi Itik Talang Benih dalam Klaster Maju Bersama dan Klaster

Rukun Sejahtera merupakan proses budidaya itik itu sendiri, yakni

penetasan, kandang, pemeliharaan, pakan, kesehatan dan penyakit

Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih26

Page 44: Final - Penelitian Klaster 9 · iv Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih dan modal kerja dalam menjalankan usaha ternak itik adalah sebesar Rp.345.209.502,00 dengan rincian biaya

Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih

                  27 

 

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu 

a. Penetasan Bibit Itik (DOD)

Gambar 3.1. Penetasan Telur Itik Talang Benih

Mesin tetas milik Klaster Itik Maju Bersama dan Klaster Rukun

Sejahtera memiliki kapasitas 200 butir per mesin. Telur bibit yang sudah

diseleksi dan baik yakni telur yang fertile dan kurang dari 5 hari sejak

ditelurkan, dimasukkan kedalam mesin untuk ditetaskan. Penetasan telur

itik berlangsung selama 28 – 30 hari dengan suhu tertentu. Suhu di

dalam mesin tetas dirancang otomatis sehingga lampu mesin tetas akan

mati secara otomatis jika suhu di dalam mesin melebihi kebutuhan. Jika

terjadi pemadaman listrik, mesin tetas akan menggunakan mesin jenset

sebagai sumber listrik. Selama penetasan, mesin tetas dan telur dalam

mesin tetas jangan sampai sering tergoyang dan harus jauh dari

jangkauan anak-anak atau gangguan lainnya. Penetasan harus dibiarkan

alami, menetas dengan sendiri tanpa perlu dibantu oleh peternak.

Kantor Perwakilan Bank IndonesiaProvinsi Bengkulu

2727

Page 45: Final - Penelitian Klaster 9 · iv Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih dan modal kerja dalam menjalankan usaha ternak itik adalah sebesar Rp.345.209.502,00 dengan rincian biaya

Bab III Aspek Teknis dan Produksi

28  Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih

 

b. Pemeliharaan Anak Itik Talang Benih

Gambar 3.2. DOD Itik Talang

Benih dalam Kandang Khusus

Gambar 3.3. Sekat Kandang Sesuai Umur Itik Talang Benih

Itik Talang Benih anakan memiliki kandang khusus ukuran 1 meter

x 1 meter, terbuat dari papan, bambu, dan kawat dengan beratap

seng/plastik transparan. Pemeliharaan Itik Talang Benih anakan (starter)

dilakukan sebagai berikut :

Jumlah itik anakan didalam kandang berjumlah sebanyak 40 ekor

(umur 1 bulan).

Kandang itik anakan diletakkan kira-kira 50-75 cm dari tanah.

Kandang itik anakan diletakkan dalam kandang itik dewasa,

sehingga terhindar dari hujan dan angin kencang.

Itik Talang Benih berumur 1 minggu diberi lampu/Brooder

(pemanas).

Itik Talang Benih starter diberi pakan konsentrat (pakan stater

dengan konsumsi/ekor/bl = ± 16 gr -30 gr.

Kemudian dilakukan seleksi (pengelompokan berdasarkan besar

badan).

Disediakan air, miniral dan diberi vitamin.

Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih28

Page 46: Final - Penelitian Klaster 9 · iv Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih dan modal kerja dalam menjalankan usaha ternak itik adalah sebesar Rp.345.209.502,00 dengan rincian biaya

Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih

                  29 

 

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu 

c. Pemeliharaan Itik Talang Benih Dewasa

Gambar 3.4. Kandang Itik Talang Benih

Gambar 3.5. Kolam Bermain Itik Talang Benih

Gambar 3.6. Kandang Itik Talang Benih Dewasa

Klaster Itik Talang Benih baik Klaster Maju Bersama maupun

Klaster Rukun Sejahtera memiliki kandang yang cukup besar dan relatif

sehat untuk memilihara itik muda dan itik dewasa (grower dan starter).

Rata-rata luas kandang Klaster Itik Talang Benih berukuran 4 x 8 m atau

4 x 16 meter. Pemeliharaan Itik Talang Benih muda dilakukan dengan

semi intensif, dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

Kondisi kandang Klaster Itik Talang Benih cukup baik dan sehat

dengan lantai sangat kering.

Jumlah itik dalam kandang bervariasi sesuai dengan luas kandang.

Kandang ukuran 4 x 8 jumlah itik muda sebanyak 85 – 95 ekor.

Kandang ukuran 4 x 16 jumlah itik muda sebanyak 480 ekor.

Kantor Perwakilan Bank IndonesiaProvinsi Bengkulu

2929

Page 47: Final - Penelitian Klaster 9 · iv Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih dan modal kerja dalam menjalankan usaha ternak itik adalah sebesar Rp.345.209.502,00 dengan rincian biaya

Bab III Aspek Teknis dan Produksi

30  Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih

 

Pengelompokan disesuaikan dengan besar badan (seleksi) dan

kelamin.

Itik Talang Benih juga diberi obat cacing, dan vaksin FB.

Itik Talang Benih juga diberikan penambahan Vitamin/mineral dalam

air minum.

Itik Talang Benih kadang-kadang juga diberi pakan konsentrat

(konsumsi 40-80 gr/ekor/hr sd umur 3 bl).

Kebersihan lingkungan (higiene sanitasi) sangat diperlukan untuk

menghindari dari berbagai penyakit.

Alas kandang ganti setiap 3 bulan (sekam padi)

Itik Talang Benih diberi pakan alternatif seperti dedak, jagling,

konsentrat/ tepung ikan atau keong mas, tepung hijuan/hijuan

dicincang ± 2 % dari total pakan.

d. Pakan Itik

Kebutuhan pakan Itik Talang Benih relatif besar, mencapai 70-

80% dari total biaya produksi. Jika pakan tidak sesuai dengan jumlah

dan kualitas yang dibutuhkan, maka Itik Talang Benih mengalami

pertumbuhan yang terhambat, sehingga akibatnya produksi yang

dihasilkan tidak sesuai dengan harapan. Itik Talang Benih baik muda

maupun itik dewasa saat ini menggunakan pakan lokal buatan sendiri

dan sedikit diberi pakan pabrikan. Pakan pabrikan secara khusus

diberikan untuk itik meri, umur kurang dari satu bulan. Pembuatan

pakan berbasis lokal sangat terbantu oleh keberadaan mesin pakan

bantuan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bengkulu

tahun 2014 dan bantuan PSBI tahun 2014. Para peternak iItik dapat

memanfaatkan sumber-sumber pakan lokal yang ada disekitar Kelurahan

Talang Benih. Sumber pakan lokal tersebut seperti keong mas (Pomacea

SP) yang diolah menjadi tepung keong mas, dengan kandungan nutrisi :

Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih30

Page 48: Final - Penelitian Klaster 9 · iv Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih dan modal kerja dalam menjalankan usaha ternak itik adalah sebesar Rp.345.209.502,00 dengan rincian biaya

Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih

                  31 

 

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu 

Protein kasar 40,25 %, Serat kasar 5,36%, Lemak 6,36% dan Energi

Termetabolis (ME) 3.010 Kkal/kg. Hasil Penelitian Oktalin (2003)

melaporkan bahwa pemberian tepung keong mas dalam ransum sampai

taraf 20% dapat mempertahankan konsumsi ransum dan meningkatkan

pertumbuhan Itik Talang Benih. Adapun bahan pakan lokal yang

terdapat disekitar Desa Talang Benih adalah sebagai berikut :

Bahan Pakan Alternatif Itik Talang Benih Tabel 3.7.

Dedak Polar Menir Tepung keong mas Jagung Limbah roti Bungkil kelapa Singkong (tepung) Udang segar Talas (tepung) Ikan rucah segar Cacing tanah (dibudidaya) Tepung ikan Ampas tahu Tepung bekicot Daun singkong/indigofera (5%) Sagu rumbia Ampas kelapa

Pakan alternatif lain adalah Enceng Gondok yang banyak tersedia

di daerah Kabupaten Rejang Lebong sebagai tanaman pengganggu

(hama bagi tanaman padi), dan belum banyak dimanfaatkan. Tanaman

ini disukai itik dalam bentuk segar, dengan dipotong-potong lebih

dahulu.

Teknik pemberian pakan lokal Itik Talang Benih dilakukan sebagai

berikut :

1. Pakan diberikan 2 kali sehari, pagi hari sekitar pkl 8 pagi dan sore

hari sekitar pkl 4 sore.

2. Untuk Itik muda diberikan sekitar 50 gr/ekor/untuk 1 kali

pemberian.

3. Untuk dewasa/petelur pemberian pakan sekitar 75 gr/ekor/untuk 1

kali pemberian.

Kantor Perwakilan Bank IndonesiaProvinsi Bengkulu

3131

Page 49: Final - Penelitian Klaster 9 · iv Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih dan modal kerja dalam menjalankan usaha ternak itik adalah sebesar Rp.345.209.502,00 dengan rincian biaya

Bab III Aspek Teknis dan Produksi

32  Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih

 

4. Air disediakan sepanjang waktu.

5. Untuk itik yang digembalakan seharian, maka peternak Klaster

memberikan hanya pada sore hari dengan jumlah yg disesuaikan.

e. Penyakit Itik

Peternak Itik Talang Benih juga melakukan antisipasi pencegahan

penyakit dan pengobatan terhadap itik yang sakit. Untuk pencegahan

penyakit, para peternak melakukan hal-hal sebagai berikut :

• Menjaga kebersihan kandang, kebersihan pakan, dan lingkungan

kandang, serta menjaga itik tetap sehat.

• Selalu memberikan makanan baik (tidak busuk/basi) kepada itik.

• Memberi vitamin, mineral dan memberi obat kepada itik yang sakit.

Beberapa penyakit iti antara lain: cacingan, berak kapur, flu burung,

snot, cocsidiosis, cacar, dsb.

f. Kandang Itik Talang Benih

Kondisi terkini kandang Itik Talang Benih saat ini disajikan sebagai

berikut:

a. Kandang cukup luas, 50 % berdinding papan dan 50 %

berdinding kawat, beratap seng dan berlantaikan sekam/dedak

padi.

b. Kandang cukup terang dan sehat karena sinar matahari masuk ke

kandang cukup baik.

c. Kandang memiliki tempat bermain disiang hari (halaman) dan

bermain di sawah atau di air.

d. Di areal/kawasan Kandang terdapat air dan kolam sawah tempat

itik berenang.

e. Klaster Memiliki kandang DOD.

f. Kandang dirawat dan dibersihkan secara reguler.

g. Lingkungan kandang cukup sehat.

Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih32

Page 50: Final - Penelitian Klaster 9 · iv Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih dan modal kerja dalam menjalankan usaha ternak itik adalah sebesar Rp.345.209.502,00 dengan rincian biaya

Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih

                  33 

 

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu 

3.7 JUMLAH DAN JENIS PRODUKSI

 

Gambar 3.7. Produk Klaster Itik Talang Benih

Budidaya Klaster Itik Talang Benih dapat mencakup beberapa jenis

produk seperti produksi telur untuk konsumsi, produksi bibit (DOD), dan

itik afkir. Itik Talang Benih yang sudah dewasa (usia 6-9 bulan)

menghasilkan produksi telur setiap hari, dengan waktu jedah 3,5 bulan

dalam setahun, dengan kata lain, jumlah waktu produksi sebanyak 255

hari per tahun. Sedangkan produksi DOD (Day Old Duck) sangat

bergantung dengan mesin tetas (kegagalan tetas), listrik dan keahlian

dalam penetasan. Jika kegagalan tetas kecil, maka produksi DOD akan

menjadi tinggi, demikian sebaliknya. Klaster Itik Talang Benih saat ini

memiliki keberhasilan tetas rata-rata 74,25%, dan gagal tetas sebesar

25,75%. Sementara Klaster Rukun Sejahtera memiliki keberhasilan

penetasan lebih rendah yakni sebesar 56,38 % atau gagal 43,62%.

Produksi itik muda/pedaging (afkir) mulai bisa dijual setelah usia 3

– 6 bulan, berat badan 1,6 – 2,0 kg (jantan) dan betina dengan berat 1,5

– 1,9 kg. Produksi itik afkir sangat bergantung dengan tingkat

Kantor Perwakilan Bank IndonesiaProvinsi Bengkulu

3333

Page 51: Final - Penelitian Klaster 9 · iv Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih dan modal kerja dalam menjalankan usaha ternak itik adalah sebesar Rp.345.209.502,00 dengan rincian biaya

Bab III Aspek Teknis dan Produksi

34  Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih

 

kemurnian dan proses penangkaran galur Itik Talang Benih. Jika

penangkaran dan pemurnian galur Itik Talang Benih semakin baik, maka

jumlah produksi itik afkir semakin kecil, demikian sebaliknya. Sementara,

produksi Itik Talang Benih muda dan jantan dijual jika terdapat

permintaan dari peternak lain untuk dibudidayakan. Produksi Itik Talang

Benih dan itik afkir secara umum dipelihara dalam kandang berukuran 6

m x 8 m, dengan kepadatan 5 ekor itik per meter. Sementara DOD dan

itik anakan ditempatkan dalam kandang berukuran 1 m x 1 m.

Pemeliharaan itik pada Klaster Maju Bersama dan Rukun Sejahtera

dilakukan dengan semi intensif guna efisiensi biaya. Produksi Klaster

Maju Bersama beruapa itik afkir, telur, dan DOD merupakan sumber

pendapatan bagi klaster karena produk tersebut akan dijual ke pasar

sesuai dengan harga yang berlaku. Secara detail produksi Klaster Maju

Bersama disajikan pada tabel 3.8 dibawah ini.

Produksi Klaster Itik Talang Benih Tabel 3.8.

Jenis Produksi Des-2014

Th. 2015

Th. 2016

Th. 2017

a. DOD 435 1.702 2.526 3.454 b. Itik muda 910 1.521 1.865 2.553

- Betina 400 608 746 1.021 - Jantan 510 913 1.119 1.532

c. Itik Dewasa 650 1.609 2.482 3.413

- Itik Betina 200 822 1.122 1.513

- Itik Jantan 450 787 1.360 1.900

Jumlah 1.995 4.832 6.874 9.420

3.8 PRODUKSI OPTIMUM

Dalam budidaya itik, pakan merupakan syarat penting untuk

memenuhi standar pertumbuhan dan kesehatan itik agar produksi itik

dapat meningkat. Pentingnya pakan terlihat dari besarnya komponen

Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih34

Page 52: Final - Penelitian Klaster 9 · iv Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih dan modal kerja dalam menjalankan usaha ternak itik adalah sebesar Rp.345.209.502,00 dengan rincian biaya

Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih

                  35 

 

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu 

biaya pakan dalam budidaya itik yakni mencapai 70-80% dari total biaya

produksi. Untuk menghasilkan produksi yang optimum perlu

memperhatikan bahan pakan yang memenuhi standar kesehatan itik.

Kebutuahn nutrisi pakan yang digunakan selama proses produksi

disajikan sebagai berikut:

Kebutuhan Nutrisi Ternak Itik dan Menurut Umur Tabel 3.9.

No Zat Makanan Klasifikasi itik

Stater Grower Layer 1 Protein (%) 21,41 18-20 16-18 2 Serat Kasar (%) 5,11 6-7 6-7 3 Energi

Termetabolis (Kcal/Kg)

2800-2900

2850 2700-2800

4 Lemak (%) 3-4 4-5 4-5 Sumber : Samosir (1993) Keterangan : Pakan itik, dibagi menjadi 3 fase pemeliharaan:

1. Pakan Starter/anak/DOD (umur 1 hari – 2 minggu) 2. Pakan Grower/muda (umur 2 minggu – 4 bl) 3. Pakan Layer/dewasa (umur 4 bulan – 2 th)

Dalam hal pemberian pakan agar itik dapat tumbuh sehat, maka

harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut :

a. Pakan Tidak beracun (mengandung pestisida, bahan kimia lainnya).

b. Tidak berpenyakit (tercemar bakteri, jamur dsb).

c. Mudah didapat (tersedia sepanjang waktu).

d. Mudah pengolahannya.

e. Harga murah dan bermanfaat bagi ternak/itik.

Dalam pemberian pakan, peternak sebaiknya memahami cara

pemberian pakan sebagai berikut :

a. Pakan diberikan 2 kali sehari, pagi hari sekitar pukul 8 pagi dan sore

hari sekitar pkl 4 sore.

Kantor Perwakilan Bank IndonesiaProvinsi Bengkulu

3535

Page 53: Final - Penelitian Klaster 9 · iv Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih dan modal kerja dalam menjalankan usaha ternak itik adalah sebesar Rp.345.209.502,00 dengan rincian biaya

Bab III Aspek Teknis dan Produksi

36  Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih

 

b. Untuk Itik muda dapat diberikan sekitar 50 gr/ekor/untuk 1 kali

pemberian.

c. Untuk dewasa/petelur pemberian pakan sekitar 75 gr/ekor/untuk 1

kali pemberian.

d. Air disediakan sepanjang waktu.

e. Untuk itik yang digembalakan seharian pemberian dilakukan hanya

sore hari dengan jumlah yg disesuaikan.

Kebutuhan Pakan Ternak Itik Anak (Stater), Muda Tabel 3.10.(Grower) dan Dewasa (Layer)

No Umur Pakan (gram/ekor/hari)1 1 – 7 hari 152 1 – 2 Minggu 413 2 – 3 Minggu 674 3 – 4 Minggu 935 4 – 5 Minggu 1086 5 – 6 Minggu 1157 6 – 7 Minggu 1158 7 – 8 Minggu 120

Kebutuhan Pakan Ternak Itik Menurut Umur Tabel 3.11.

No Tahap

Pertumbuhan Umur (Minggu)

Pakan (gram/ekor/hr)

1 Muda (grower) 8 – 9 130 9 – 15 145 15 – 20 1502 Dewasa (Layer) > 20 160 – 180

Aspek penting lain yang perlu mendapat perhatian serius dari

peternak Klaster Itik Talang Benih adalah masalah penyakit. Penyakit itik

dapat menular kepada yang lainnya dan dapat menimbulkan kematian

secara besar jika terlambat dalam penanganan dan pencegahan. Terkait

Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih36

Page 54: Final - Penelitian Klaster 9 · iv Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih dan modal kerja dalam menjalankan usaha ternak itik adalah sebesar Rp.345.209.502,00 dengan rincian biaya

Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih

                  37 

 

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu 

dengan penyakit, agar itik selalu tetap sehat, maka perlu dilakukan hal-

hal sebagai berikut :

a. Pencegahan lebih baik dari pengobatan.

b. Kebersihan kandang, pakan, dan lingkungan diperlukan untuk tetap

menjaga ternak itik sehat.

c. Jangan memberikan makanan busuk, basi kepada itik.

Penyakit pada itik yang sering menyerang antara lain adalah

cacingan, berak kapur, flu burung, snot, cocsidiosis, cacar, dsb.

3.9 CRITICAL POINT

Dalam usaha ternak itik ada beberapa aspek yang perlu

diperhatikan sehubungan dengan dampak terhadap kelangsungan hidup

klaster. Aspek-aspek dampak usaha dimaksud disebut juga sebagai

critical point yakni berhubungan dengan aspek tehnis, biologi, sosial dan

ekonomi. Aspek teknis yang menjadi resiko usaha budidaya itik

berkaitan dengan lingkungan adalah kualitas dan sanitasi kandang.

Perubahan kualitas kandang dan sanitasi kandang yang tidak sehat

dapat menimbulkan penyakit dan menyebabkan kamatian. Selain itu,

pemberian pakan yang berlebihan atau pemberian pakan yang salah dan

tidak proporsional akan dapat menganggu pertumbuhan itik dan

menyebabkan kematian. Jika ditinjau dari aspek biologi, usaha budidaya

itik (Itik Talang Benih) memiliki resiko sejak dari DOD sampai dewasa

yakni munculnya penyakit flu burung (avian influenza). Potensi

munculnya penyakit flu burung atau penyakit lainnya terutama pada

masa pemeliharaan yang bisa menyebabkan itik tidak tumbuh optimal,

bahkan bisa meyebabkan kematian. Namun sampai sejauh ini para

peternak Klaster Maju Bersama dan Klaster Rukun Sejahtera masih

optimis bahwa itik (Itik Talang Benih) akan tumbuh dengan baik. Secara

sosial, dampak yang ditimbulkan karena keberadaan usaha budidaya itik

Kantor Perwakilan Bank IndonesiaProvinsi Bengkulu

3737

Page 55: Final - Penelitian Klaster 9 · iv Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih dan modal kerja dalam menjalankan usaha ternak itik adalah sebesar Rp.345.209.502,00 dengan rincian biaya

Bab III Aspek Teknis dan Produksi

38  Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih

 

Talang Benih bagi masyarakat sekitar adalah bau yang tidak sedap

ditimbulkan oleh kotoran itik yang dapat menganggu rasa nyaman

masyarakat sekitar. Rasa bau kotoran kandang itik juga dapat memicu

protes warga sekitar terhadap kehadiran kandang milik Klaster Itik

Talang Benih, sehingga berpotensi menjadi ancaman bagi

keberlangsungan klaster. Lebih jauh, pada musim panas kotoran

kandang itik dapat menjadi debu yang berterbangan sehingga

berpotensi menjadi sumber penyakit bagi manusia. Dari aspek ekonomi,

resiko kelangsungan usaha budidaya itik sangat dipengaruhi oleh

perubahan harga pakan konsentrat untuk DOD. Jika harga pakan

konsentrat terlalu mahal tentu akan berpengaruh terhadap biaya

pemeliharaan itik anakan (starter), sehingga usaha budidaya itik menjadi

kurang atau tidak ekonomis lagi.  

Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih38

Page 56: Final - Penelitian Klaster 9 · iv Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih dan modal kerja dalam menjalankan usaha ternak itik adalah sebesar Rp.345.209.502,00 dengan rincian biaya

 

   

                  39 

 

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu 

BAB IV ASPEK PASAR DAN PEMASARAN

4.1 ASPEK PASAR

4.1.1. Permintaan

Pemenuhan kebutuhan pokok seperti pangan selalu menjadi pusat

perhatian pemerintah. Salah satu kebutuhan pangan adalah kebutuhan

daging (hewani). Pemenuhan daging sapi yang relatif mahal saat ini

dapat disubstitusi dengan daging itik. Secara ekonomi harga daging itik

relatif murah bila dibanding dengan daging sapi, dan daging kambing.

Mengingat harga daging sapi dan kambing relatif mahal, maka

permintaan akan daging itik akan semakin terbuka luas. Saat ini, potensi

permintaan terhadap daging itik datang dari rumah tangga di wilayah

Kabupaten Rejang Lebong dan Kepahiyang, dari pedagang makanan

lesehan, dan dari peternak di Kabupaten Rejang Lebong dan kabupaten

tetangga. Faktor-faktor yang menjadi pendukung peningkatan

permintaan itik diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Meningkatnya jumlah penduduk terutama penduduk yang

mengkonsumsi itik.

2. Meningkatnya pendapatan per kapita masyarakat dan kesejahteraan

masyarakat.

3. Meningkatnya harga daging sapi dan daging kambing, sehingga

daging itik dapat menjadi pilihan masyarakat.

4. Membaiknya pendidikan dan kesadaran masyarakat akan kebutuhan

protein hewani.

Permintaan itik dari Desa Talang Benih masih bersifat lokal di

sekitar wilayah Curup dan Kepahiyang. Permintaan masih terbatas untuk

Kantor Perwakilan Bank IndonesiaProvinsi Bengkulu

3939

Page 57: Final - Penelitian Klaster 9 · iv Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih dan modal kerja dalam menjalankan usaha ternak itik adalah sebesar Rp.345.209.502,00 dengan rincian biaya

Bab IV Aspek Pasar dan Pemasaran 

40  Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih

 

konsumsi rumah tangga dan pedagang lesehan. Namun permintaan

akan Itik Talang Benih sebagai plasma nutfah Provinsi Bengkulu

mencakup pasar dari luar provinsi. Permintaan Itik Talang Benih untuk

pembudidaya di Kabupaten Kepahiang, Kota Bengkulu, Kabupaten

Lebong, dan Kabupaten lain di Provinsi Bengkulu selama ini belum

terpenuhi, apalagi untuk memenuhi permintaan Itik Talang Benih dari

Provinsi lain seperti Jawa dan Sulawesi.

4.1.2. Penawaran

Pada saat ini populasi itik termasuk Itik Talang Benih terus

mengalami peningkatan, baik yang terkonsentrasi di Kabupaten Rejang

Lebong maupun yang ada di Kabupaten/Kota lainnya dalam Provinsi

Bengkulu. Khusus untuk Itik Talang Benih, saat ini, jumlah populasi lebih

dominan berada di Desa Talang Benih dan Desa Rimbo Recap, Rejang

Lebong (55,56%). Sedangkan di kabupaten/kota lainnya, populasi Itik

Talang Benih relatif sedikit, seperti disajikan pada Tabel 4.1 di bawah.

Tabel 4.1. Populasi Itik Talang Benih di Provinsi Bengkulu No Kabupaten/Kota Jumlah Ekor %

1 Kota Bengkulu 200 5,052 Rejang Lebong 2200 55,563 Kepahyang 460 11,624 Lebong 550 13,895 Bengkulu Utara 350 8,836 Bengkulu Selatan 200 5,05

Total 3.960 100Sumber : Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bengkulu 2011

Produksi itik pada Klaster Itik Talang Benih juga mengalami

peningkatan dari tahun 2014 sampai tahun 2015. Proyeksi produksi itik

dara dan itik dewasa meningkat pada tahun 2015 menjadi sebesar

7.514 dari produksi tahun 2014 sebesar 1.248, dan menjadi 17.048

pada tahun 2017. Demikian juga halnya dengan proyeksi produksi DOD

Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih40

Page 58: Final - Penelitian Klaster 9 · iv Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih dan modal kerja dalam menjalankan usaha ternak itik adalah sebesar Rp.345.209.502,00 dengan rincian biaya

Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih

                  41 

 

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu 

(Day Old Duck) dan telur itik, juga mengalami peningkatan dari tahun

2014 sampai tahun 2017. Peningkatan proyeksi produksi itik, DOD, dan

telur periode tahun 2014 sampai tahun 2017 dikarenakan terjadinya

penambahan investasi pada jumlah kandang dan investasi. Sehingga

peningkatan produksi tersebut membawa implikasi terhadap

meningkatnya penjualan. Lebih detail tentang proyeksi produksi dan

penjualan Klaster Itik Talang Benih disajikan pada Tabel 4.2 di berikut.

Tabel 4.2. Produksi dan Penjualan Itik Klaster Maju Bersama Kabupaten Rejang Lebong

No Uraian Tahun

2014* 2015** 2016** 2017**A. Produksi 1 Telur Itik 2.947 116.467 158.333 213.7372 DOD Itik 1.293 11.565 15.200 20.5193 Itik 1.248 7.514 12.227 17.048

- Itik Muda 728 3.418 5.322 7.326- Itik Dewasa 520 4.096 6.905 9.722

B. Penjualan

1 Telur Itik 2.653 93.174 126.666 170.9902 DOD Itik 453 4.048 5.320 7.1823 Itik

- Itik Muda 218 1.025 1.597 2.198- Itik Dewasa 65 512 863 1.215

Keterangan : * Posisi Desember 2014

** Proyeksi

 

Kantor Perwakilan Bank IndonesiaProvinsi Bengkulu

4141

Page 59: Final - Penelitian Klaster 9 · iv Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih dan modal kerja dalam menjalankan usaha ternak itik adalah sebesar Rp.345.209.502,00 dengan rincian biaya

Bab IV Aspek Pasar dan Pemasaran 

42  Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih

 

4.2 ASPEK PEMASARAN

4.2.1. Harga

Penjualan itik dan DOD hasil Klaster Maju Bersama dijual dalam

satuan ekor, sedangkan penjualan telur dinyatakan dalam butir, dengan

harga per ekor dan per butir. Pada saat survei harga itik di tingkat

peternak menunjukkan variasi harga antara Rp.35.000 sampai

Rp.40.000 per ekor. Harga itik di tingkat petani di Desa Talang Benih

sangat bergantung dengan umur itik (muda – dewasa), dan juga

bergantung dengan kemurnian Itik Talang Benih tersebut. Sementara

itu, harga DOD di tingkat petani dipatok berkisar Rp 12.000 sampai Rp.

15.000 per ekor. Sedangkan harga telur di Desa Talang Benih ditetapkan

dengan Rp.2.000 – Rp.2.500 per butir. Tingkat harga dan

perkembangan harga, baik itik dan DOD maupun telur itik ditetapkan

oleh peternak itu sendiri melalui kesepakan Klaster. Dalam hal

penetapan harga produk, Klaster Itik Talang Benih memberi pengaruh

yang sangat kuat, sehingga terjadi keseragaman harga jual produk pada

tingkat peternak di Klaster. Untuk lebih jelasnya terkait harga produk

Klaster Maju Bersama, dibawah ini disajikan harga produk Klaster Itik

Talang Benih.

Tabel 4.3. Tingkat Harga Itik di Desa Talang Benih

No Jenis Produk Harga Keterangan 1 Telur Rp. 2.500 -2 DOD Rp. 12.000 2 Minggu3 Itik Muda Rp. 35.000 3 – 4 bulan4 Itik Dewasa Rp. 40.000 > 4 bulan

Harga itik pada Tabel 4.3 di atas merupakan harga kesepakatan

yang ditetapkan oleh Klaster Itik Maju Bersama. Namun dalam praktek

Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih42

Page 60: Final - Penelitian Klaster 9 · iv Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih dan modal kerja dalam menjalankan usaha ternak itik adalah sebesar Rp.345.209.502,00 dengan rincian biaya

Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih

                  43 

 

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu 

penjualan itik, DOD dan telur dikalangan para peternak lain yang

terdapat di Desa Talang Benih menunjukkan harga yang sedikit lebih

rendah dari harga Klaster Maju Bersama. Hal ini terjadi mengingat

produk itik dari Klaster Maju Bersama mempunyai ciri yang spesifik yakni

Itik Talang Benih atau mendekati galur murni Itik Talang Benih.

Tingkat harga itik seperti disajikan pada Tabel 4.3. di atas

merupakan harga yang berlaku antar sesama peternak non Klaster di

Desa Talang Benih dan tingkat harga pada penjualan terhadap

pedagang itik lesehan. Sedangkan harga itik yang berlaku pada tingkat

pengecer di pasar tradisional di kota Curup, sedikit lebih mahal

dibandingkan dengan harga pada tingkat peternak. Tingkat harga

eceran produksi itik di pasar tradisional di kota Curup disajikan pada

Tabel 4.4. berikut ini.

Tabel 4.4. Harga Itik Pada Tingkat Rantai Pemasaran

No Rantai Pemasaran Harga (Rp )

1 Antar Peternak 40.000

2 Pedagang Lesehan/ Rumah Makan 40.000

3 Pedagang Pengecer di Pasar 45.0004 Telur di tingkat Peternak 2.0005 Telur di Pasar Tradisional 2.500

Harga yang ada pada Tabel 4.4 merupakan harga itik non Itik

Talang Benih dan pada kondisi normal. Sedangkan khusus untuk jenis

Itik Talang Benih yang murni harganya sedikit lebih tinggi dari itik non

Talang Benih, demikian juga pada hari-hari besar nasional seperti

lebaran, natal, tahun baru harga produk itik mengalami kenaikan harga.

Kantor Perwakilan Bank IndonesiaProvinsi Bengkulu

4343

Page 61: Final - Penelitian Klaster 9 · iv Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih dan modal kerja dalam menjalankan usaha ternak itik adalah sebesar Rp.345.209.502,00 dengan rincian biaya

Bab IV Aspek Pasar dan Pemasaran 

44  Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih

 

4.2.2. Analisis Persaingan dan Peluang Pasar

Berdasarkan survei, terlihat bahwa persaingan antar peternak itik

hampir tidak terjadi baik di dalam Klaster Maju Bersama maupun di luar

Klaster. Selain itu, tidak terjadinya persaingan antara peternak

mengingat setiap kali terjadi produksi dapat diserap oleh pasar. Sampai

saat ini, produksi itik baik dari Klaster Itik Talang Benih maupun dari

peternak non Klaster belum mendorong over supply, sehingga variasi

naik turunnya produksi belum menimbulkan persaingan harga sesama

peternak itik. Selain itu, kebijakan harga khusus bagi produk Klaster Itik

Talang Benih lebih dominan dipimpimpin (leading price dari Klaster Itik

Talang Benih), sehingga peternak non Klaster cenderung berpatokan

pada harga produk itik yang ditetapkan Klaster Itik Talang Benih.

Peningkatan pendapatan, penduduk dan program pemerintah

daerah yang menetapkan Itik Talang Benih sebagai sektor unggulan di

sektor unggas merupakan peluang pasar bagi pengembangan Klaster

Itik Talang Benih. Terkait dengan Itik Talang Benih sebagai program

unggulan daerah, maka pemasaran itik tersebut berpeluang untuk

menjangkau pasar lokal dalam Provinsi Bengkulu dan pasar antar

Provinsi, dan bahkan antar pulau. Selain itu, peluang pasar untuk Klaster

Itik Talang Benih masih terbuka lebar, hal tersebut terkait dengan

meningkatnya pendapatan masyarakat dan meningkatnya jumlah

penduduk. Meningkatnya jumlah penduduk akan membuka peluang

bagi meningkatnya selera masyarakat akan konsumsi itik yang pada

gilirannya dapat meningkatkan peluang pasar produk itik dari Klaster Itik

Talang Benih.

Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih44

Page 62: Final - Penelitian Klaster 9 · iv Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih dan modal kerja dalam menjalankan usaha ternak itik adalah sebesar Rp.345.209.502,00 dengan rincian biaya

Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih

                  45 

 

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu 

4.2.3. Jalur Pemasaran Produk

Jalur pemasaran produk berfungsi sebagai penghubung antara

peternak Klaster Itik Talang Benih dengan konsumen akhir. Konsumen

akhir produk ternak itik Klaster Maju Bersama adalah rumah tangga

yang membeli langsung dari pasar tradisional, atau membeli langsung

kepada peternak di Desa Talang Benih. Selain itu, produk itik dari Desa

Talang Benih juga menjadi bahan baku (input) bagi usaha makanan

lesehan di kota Curup. Jalur pemasaran produk itik tersebut merupakan

pola distribusi penyaluran produk ternak Itik Talang Benih. Sehingga

penyaluran produk usaha ternak itik dapat terjamin secara keberlanjutan

dan dapat menampung produk ternak itik secara berkelanjutan. Dengan

adanya jalur pemasaran seperti dijelaskan di atas, menjadikan peternak

itik dapat berusaha lebih pasti mengingat setiap kali periode produksi

sudah dapat terjual dan teralokasi sesuai pola pemasaran tersebut.

Terkait jalur pemasaran produksi itik berupa telur menunjukkan

bahwa pola pemasaran masih bersifat lokal (dalam kabupaten/kota)

yakni telur itik peternak dijual ke pedagang dipasar tradisional dan atau

langsung dijual kepada rumahtangga yang datang ke Desa Talang Benih.

Demikian juga halnya pola pemasaran untuk itik afkir (itik pedaging)

dimana itik afkir langsung dijual ke pasar tradisional dan atau dijual

kepada konsumen yang datang membeli itik afkir ke Desa Talang Benih.

Sedangkan untuk penjualan DOD, peternak klaster langsung menjual

DOD hanya kepada sesama peternak di Kota Curup dan sekitarnya saja,

belum menjangkau ke pasar luar.

Kantor Perwakilan Bank IndonesiaProvinsi Bengkulu

4545

Page 63: Final - Penelitian Klaster 9 · iv Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih dan modal kerja dalam menjalankan usaha ternak itik adalah sebesar Rp.345.209.502,00 dengan rincian biaya

Bab IV Aspek Pasar dan Pemasaran 

46  Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih

 

Gambar 4.1. Jalur Pemasaran Klaster Itik Talang Benih

4.2.4. Kendala Pemasaran

Sampai sejauh ini, survei menjelaskan bahwa dalam memasarkan

produk itik dari Klaster Itik Talang Benih belum menghadapi kendala

yang berarti. Setiap anggota klaster masih melakukan penjualan masing-

masing, belum terorganisir secara klaster. Jika terjadi permintaan produk

itik dalam skala besar dari luar kota, maka Klaster Itik Talang Benih akan

menemukan kendala dalam pemasaran. Kendala pemasaran yang akan

dihadapi adalah belum memiliki penanggungjawab pemasaran produk

itik (Bussines Development Service Provider/BDSP) dari klaster. Dengan

kata lain, sebagai Klaster Itik Talang Benih belum memiliki lembaga

pemasaran misalnya sejenis koperasi atau lembaga pemasaran sejenis

lainnya.

Terkait dengan pengiriman produk itik seperti telur, DOD dan itik

afkir, pada saat ini, langsung dibawa ke pasar kabupaten, tidak melalui

pedagang pengumpul, dan langsung dijual ke konsumen akhir seperti

rumahtangga dan pedagang lesehan. Demikian juga halnya dengan

jarak lokasi Klaster Itik Talang Benih di Desa Talang Benih yang hanya

berjarak 3 km menuju pasar kabupaten. Sehingga memudahkan jalur

Pasar Kabupaten

Pedagang Lesehan atau Rumah

Tangga

Petrnak Itik (Klaster

ITB)

RumahTangga

Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih46

Page 64: Final - Penelitian Klaster 9 · iv Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih dan modal kerja dalam menjalankan usaha ternak itik adalah sebesar Rp.345.209.502,00 dengan rincian biaya

Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih

                  47 

 

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu 

pemasaran produk itik hasil Klaster. Kendala yang tak kalah penting

adalah kondisi jalan yang ada di Provinsi Bengkulu yang relatif kurang

bagus dan berkelok tajam, sehingga bisa membawa dampak terhadap

kenaikan harga jual dan pengiriman itik dan telur itik keluar dari klaster

menuju konsumen di kota Bengkulu maupun konsumen di luar

Bengkulu.

Kendala yang lain, berupa penurunan harga karet dan harga

tandan buah segar sawit (TBS) yang cenderung terus menurun pada

tahun 2015, dimana dua komoditi ini banyak menopang pendapatan

masyarakat sebagai konsumen produk itik. Sehingga pada gilirannya

dapat berdampak pada penurunan konsumsi produk itik.

Kantor Perwakilan Bank IndonesiaProvinsi Bengkulu

4747

Page 65: Final - Penelitian Klaster 9 · iv Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih dan modal kerja dalam menjalankan usaha ternak itik adalah sebesar Rp.345.209.502,00 dengan rincian biaya

 

   

48  Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih

 Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih48

Page 66: Final - Penelitian Klaster 9 · iv Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih dan modal kerja dalam menjalankan usaha ternak itik adalah sebesar Rp.345.209.502,00 dengan rincian biaya

 

   

                  49 

 

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu 

BAB V ASPEK KEUANGAN

Analisis aspek keuangan usaha ternak itik dimaksudkan untuk

menganalisis kelayakan usaha ternak Klaster Itik Talang Benih di Desa

Talang Benih, Curup. Apakah tingkat pendapatan peternak dalam

klaster itik memperoleh pendapatan yang menguntungkan dan mampu

mengembalikan kredit yang diberikan pihak perbankan dalam jangka

waktu tertentu. Hasil kajian usaha itik dalam klaster juga dapat dijadikan

masukan bagi perbankan (bankable) dalam menilai permohonan kredit

yang diajukan peternak itik. Selain itu, analisis ini juga dapat bermanfaat

bagi pelaku usaha ternak itik dalam mengelola keuangan, dan

merencanakan dan mengembangkan usaha ternak itik.

5.1 PEMILIHAN POLA USAHA

Usaha budidaya itik saat ini mulai berkembang luas di Kabupaten

Rejang Lebong, dan Kabupaten Lebong, Provinsi Bengkulu, terutama di

daerah-daerah persawahan yang banyak air. Usaha budidaya ternak itik

yang dikaji di Desa Talang Benih ini dikembangkan dengan pola Klaster.

Budidaya itik dengan pola klaster membutuhkan lokasi usaha yang relatif

luas karena jumlah peternak dalam satu klaster relatif besar. Dengan

kata lain, jumlah ternak itik yang dipelihara dalam klaster juga relatif

banyak. Selain itu, budidaya Itik Talang Benih pada Klaster Maju Bersama

relatif lebih digemari oleh para peternak dalam klaster mengingat

pertumbuhan Itik Talang Benih relatif cepat, produktivitas telur lebih

tinggi (250 -300 butir per tahun), tidak terlalu rentan terhadap penyakit,

umur ekonomis Itik Talang Benih lebih panjang. Pola usaha yang akan

dijalankan dalam budidaya Klaster Itik Talang Benih adalah budidaya itik

Kantor Perwakilan Bank IndonesiaProvinsi Bengkulu

4949

Page 67: Final - Penelitian Klaster 9 · iv Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih dan modal kerja dalam menjalankan usaha ternak itik adalah sebesar Rp.345.209.502,00 dengan rincian biaya

Bab V Aspek Keuangan 

50  Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih

 

dengan semi intensif, yakni itik digembalakan untuk mencari makan dan

kemudian dimasukkan kedalam kandang. Dengan pola budidaya semi

intensif, itik juga diberi makan tambahan lokal di dalam kandang.

5.2 ASUMSI DAN PARAMETER PERHITUNGAN

Dalam perhitungan kelayakan usaha antara lain tingkat

pendapatan dan biaya usaha budidaya Itik Talang Benih agar

layak secara ekonomis dan mampu membayar kredit perbankan,

diperlukan asumsi-asumsi. Dasar-dasar perhitungan dan asumsi-

asumsi tersebut berdasarkan hasil survei dan pengamatan yang

dilakukan di lapangan. Asumsi-asumsi yang digunakan dalam

perhitungan aspek keuangan ini disajikan pada Tabel 5.1.

Tabel 5.1. Asumsi Teknis Usaha Budidaya Klaster Itik Talang Benih

No. Uraian Satuan Keterangan

1 Periode proyek 3 Tahun 2 Tenaga kerja tetap 2 orang 3 UMR Rp.1.300.000 per bulan 4 Bunga Pinjaman Bank 20% per tahun 5 Produktifitas

a. Itik betina produktif 95% populasi itik betina dewasa

b. Produksi telur 250 per tahun c. Persentase telur rusak 5% produksi telur d. Telur ditetaskan 20% produksi telur e. Telur yang menetas 60% telur yang ditetaskan

6 Komposisi DOD/Itik Muda a. Betina 40% populasi DOD/itik muda b. Jantan 60% populasi DOD/itik muda

7 Jumlah Mortalitas a. DOD (0-14 hari) 20% DOD yang menetas. b. Itik Starter 20% DOD. c. Itik Muda (grower) 5% itik muda. d. Itik Dewasa (layer) 5% itik muda.

8 Tingkat Penjualan a. Telur (Unfertil & fertil) 80% produksi telur b. DOD 35% produksi DOD

Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih50

Page 68: Final - Penelitian Klaster 9 · iv Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih dan modal kerja dalam menjalankan usaha ternak itik adalah sebesar Rp.345.209.502,00 dengan rincian biaya

Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih

                  51 

 

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu 

No. Uraian Satuan Keterangan

c. Itik Muda afkir

(triwulanan) 30% populasi itik muda.

- Itik Muda Betina 40% populasi itik muda afkir. - Itik Muda Jantan 60% populasi itik muda afkir.

d. Itik Dewasa Afkir

(triwulanan) 13% populasi itik dewasa.

- Itik Muda Betina 5% populasi itik dewasa afkir. - Itik Muda Jantan 95% populasi itik dewasa afkir.

9 Harga pakan a. Pakan Buatan Sendiri 2.951 per kg b. Pakan Buatan Pabrik 9.000 per kg

5.3 BIAYA INVESTASI DAN BIAYA OPERSIONAL

5.3.1 Biaya Investasi

Biaya investasi adalah biaya tetap yang dikeluarkan pada saat

memulai suatu usaha. Biaya Biaya investasi budidaya ternak itik pada

Klaster Talang Benih meliputi konstruksi bangunan (kandang dan

gudang pakan), pompa air, Jenset, mesin tetas dan peralatan

pembantu lainnya seperti disajikan pada Tabel 5.2.

Tabel 5.2. Biaya Investasi Budidaya Itik Klaster Talang Benih

No.

Uraian Unit SatuanHarga per Unit (Rp) Nilai (Rp)

1 Kandang 11 unit 10.000.000 110.000.000 2 Gudang Pakan 1 unit 20.000.000 20.000.000

3 Mesin Pompa Air

5 unit 1.250.000 6.250.000

4 Mesin Pakan 1 unit 15.000.000 15.000.000 5 Genset 5 unit 2.200.000 11.000.000 6 Mesin Tetas 22 buah 2.000.000 44.000.000

Total 206.250.000

Kantor Perwakilan Bank IndonesiaProvinsi Bengkulu

5151

Page 69: Final - Penelitian Klaster 9 · iv Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih dan modal kerja dalam menjalankan usaha ternak itik adalah sebesar Rp.345.209.502,00 dengan rincian biaya

Bab V Aspek Keuangan 

52  Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih

 

5.3.2 Biaya Operasional

Biaya operasional untuk budidaya ternak itik Klaster Itik Talang

Benih meliputi biaya tenaga kerja (gaji pengelola dan upah pekerja),

biaya bahan-bahan (pakan, biaya listrik dan biaya ). Rincian biaya

operasional budidaya itik pada Klaster Itik Talang Benih per tahun

selengkapnya disajikan pada Tabel 5.3.

Tabel 5.3. Komponen Biaya Produksi Klaster Itik Talang Benih

No Keterangan Jumlah (Rp) 1 Biaya Produksi Itik 114.374.787 - Bahan Baku 15.149.787 - Bahan Baku Penolong 9.625.000 - Tenaga kerja 72.800.000 - Biaya Umum Produksi 16.800.0002 Biaya Produksi Itik Muda 17.434.447 - Bahan Baku 9.034.447 - Biaya Umum 8.400.0003 Biaya Produksi DOD 2.095.693 - Bahan Baku 1.815.693 - Listrik, air, dll 280.0004 Biaya Satuan

- Biaya produksi telur per butir 585 - Biaya produksi DOD per ekor 4.366 - Biaya produksi Itik muda per ekor 38.233

Sedangkan harga pokok untuk telur itik per butir sebesar

Rp.585,00 dan biaya produksi per ekor DOD sebesar Rp.4.366,00 dan

Biaya produksi per ekor itik muda Rp.38.233,00.

5.4 KEBUTUHAN INVESTASI, MODAL KERJA DAN KREDIT

Kebutuhan dana untuk budidaya ternak itik dalam klaster di

Desa Talang Benih dapat dirinci atas dasar biaya investasi dan

Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih52

Page 70: Final - Penelitian Klaster 9 · iv Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih dan modal kerja dalam menjalankan usaha ternak itik adalah sebesar Rp.345.209.502,00 dengan rincian biaya

Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih

                  53 

 

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu 

biaya operasional. Peternak itik dalam Klaster dalam menjalankan

usaha ternak itik membutuhkan kredit yaitu untuk biaya investasi

dan biaya operasional. Besar dana untuk investasi dan modal kerja

pembukaan usaha ternak itik adalah sebesar Rp.345.209.502 dengan

rincian biaya investasi sebesar Rp .206.250.000 dan modal kerja

sebesar Rp.138.959.502. Sumber kebutuhan dana sebesar itu,

sebesar Rp.224.386.176 diperoleh dari perbankan, sedangkan

sisanya yaitu R p . 120.823.326 disediakan oleh peternak itik sendiri.

Besarnya dana usaha budidaya Itik Talang Benih secara rinci dapat

dilihat pada Tabel 5.4 berikut ini.

Tabel 5.4. Kebutuhan Dana Budidaya Klaster Itik Talang Benih

No. Rincian Biaya Proyek Jumlah (Rp)1 Kebutuhan Investasi 206.250.000 a. Bersumber Kredit 134.062.500 b. Bersumber Dana sendiri 72.187.500

2 Kebutuhan Modal Kerja 138.959.502 a. Bersumber Kredit 90.323.676 b. Bersumber Dana sendiri 48.635.826

3 Jumlah Kebutuhan Dana 345.209.502 a. Bersumber Kredit 224.386.176 b. Bersumber Dana sendiri 120.823.326

Sumber kredit pembiayaan usaha ternak itik pada Klaster Itik Talang

Benih adalah kredit dari perbankan. Berdasarkan penelitian diketahui

bahwa sebagian besar berasal dari Bank BRI dan umum lainnya. Pada

analisis ini pembudidaya itik melakukan peminjaman investasi sebesar

Rp.134.062.500,00 sebagai kredit investasi dengan jangka waktu

pengembalian 3 tahun. Sedangkan untuk kredit modal kerja adalah

sebesar Rp.90.323.676 dengan jangka waktu pengembalian 1 tahun.

Keduanya tanpa grace period dan dengan suku bunga 20%. Dengan

Kantor Perwakilan Bank IndonesiaProvinsi Bengkulu

5353

Page 71: Final - Penelitian Klaster 9 · iv Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih dan modal kerja dalam menjalankan usaha ternak itik adalah sebesar Rp.345.209.502,00 dengan rincian biaya

Bab V Aspek Keuangan 

54  Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih

 

demikian untuk rincian angsuran per bulan (pokok dan bunga) untuk

kedua jenis kredit tersebut dapat dilihat pada Tabel 5.5 dan Tabel 5.6.

Tabel 5.5. Perhitungan Angsuran Kredit Investasi

Bln Ke Pokok Bunga Total Saldo Akhir1 3.723.958 2.234.375 5.958.333 130.338.54212 3.723.958 1.551.649 5.275.608 89.375.00024 3.723.958 806.858 4.530.816 44.687.50036 3.723.958 62.066 3.786.024 0

Jml 134.062.500 41.335.938 175.398.438 Keterangan :

a. Jumlah Kredit (Rp) Rp.134.062.500,00 b. Jangka Waktu Kredit (tahun) 3 c. Bunga per th % 20,00% d. Bunga per bln % 1,67% e. Jumlah Angsuran (bulan) 36 f. Sistem Perhitungan Bunga menurun

Tabel 5.6. Perhitungan Angsuran Pokok dan Bunga Kredit Modal Kerja

Bln Pokok Bunga Total Saldo Akhir1 7.526.973 0 7.526.973 82.796.703 2 7.526.973 1.379.945 8.906.918 75.269.730 3 7.526.973 1.254.496 8.781.469 67.742.757 4 7.526.973 1.129.046 8.656.019 60.215.784 5 7.526.973 1.003.596 8.530.569 52.688.811 6 7.526.973 878.147 8.405.120 45.161.838 7 7.526.973 752.697 8.279.670 37.634.865 8 7.526.973 627.248 8.154.221 30.107.892 9 7.526.973 501.798 8.028.771 22.580.919 10 7.526.973 376.349 7.903.322 15.053.946 11 7.526.973 250.899 7.777.872 7.526.973 12 7.526.973 125.450 7.652.423 0 Jml 90.323.676 8.279.670 98.603.347

Keterangan : a. Jumlah Kredit (Rp) Rp.90.323.676,00 b. Jangka Waktu Kredit (tahun) 1 c. Bunga per tahun % 20,00% d. Bunga per bulan % 1,67%

Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih54

Page 72: Final - Penelitian Klaster 9 · iv Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih dan modal kerja dalam menjalankan usaha ternak itik adalah sebesar Rp.345.209.502,00 dengan rincian biaya

Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih

                  55 

 

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu 

e. Jumlah Angsuran (bulan) 12 f. Sistem Perhitungan Bunga menurun

5.5 PRODUKSI DAN PENDAPATAN

Produksi Usaha ternak itik pada klaster Maju Bersama mempunyai

tiga jenis produk, yaitu berupa telur itik, DOD (day old duck), dan itik itu

sendiri (itik afkir). Jumlah itik milik klaster pada Desember tahun 2015

berjumlah sebanyak 7.514 ekor, diperkirakan akan meningkat menjadi

12.227 ekor pada tahun 2016, serta menjadi 17.048 pada tahun 2017.

Jumlah tersebut meliputi itik muda dan itik dewasa. Sementara jumlah

DOD pada tahun 2015 sebanyak 11.565 ekor dan menjadi sebanyak

15.200 ekor pada tahun 2016, dan menjadi sebanyak 20.519 ekor

pada tahun 2017. Sedangkan telur itik pada Desember tahun 2015

berjumlah sebanyak 116.467 butir dan menjadi 158.333 butir pada

tahun 2016, serta menjadi 213.737 butir pada tahun 2017.

Berdasarkan hasil penjualan baik itik afkir, telur, dan DOD dengan

harga jual seperti disajikan pada Tabel 5.7 di bawah, maka akan

diperoleh nilai penjualan secara keseluruhan produk senilai Rp.

291.289.091 pada tahun 2015, dan meningkat pada tahun 2016

menjadi sebesar Rp.407.580.259 dan pada tahun 2017 diperkirakan

menjadi sebeesar Rp.553.692.773. Secara lebih detail estimasi produksi

dan penjualan usaha Klaster Itik Talang Benih disajikan sebagaimana

terlihat pada Tabel 5.7.

Kantor Perwakilan Bank IndonesiaProvinsi Bengkulu

5555

Page 73: Final - Penelitian Klaster 9 · iv Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih dan modal kerja dalam menjalankan usaha ternak itik adalah sebesar Rp.345.209.502,00 dengan rincian biaya

Bab V Aspek Keuangan 

56  Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih

 

Tabel 5.7. Perhitungan Jumlah Produksi dan Pendapatan

No Uraian 2015 2016 20171 Populasi/ Produksi a. Telur Itik 116.467 158.333 213.737 b. DOD Itik 11.565 15.200 20.519 c. Itik Muda 3.418 5.322 7.326 d. Itik Dewasa 4.096 6.905 9.7222 Penjualan a. Telur Itik 93.174 126.666 170.990 b. DOD Itik 4.048 5.320 7.182 c. Itik Muda 1.025 1.597 2.198 d. Itik Dewasa 512 863 1.2153 Harga Jual a. Telur Itik 2.000 2.000 2.000 b. DOD Itik 12.000 12.000 12.000 c. Itik Muda 35.000 35.000 35.000 d. Itik Dewasa 40.000 40.000 40.0004 Penjualan a. Telur Itik 186.347.491 253.332.604 341.979.510 b. DOC Itik 48.572.368 63.839.816 86.178.836 c. Itik Muda 35.888.028 55.884.522 76.923.684 d. Itik Dewasa 20.481.205 34.523.316 48.610.742

Nilai penjualan 291.289.091 407.580.259 553.692.773

5.6 PROYEKSI RUGI LABA USAHA

Keuntungan yang didapatkan dari usaha itik pada Klaster Itik

Talang Benih diproyeksikan sampai pada tahun ketiga. Usaha ternak itik

Klaster Itik Talang Benih dapat menghasilkan keuntungan sebesar Rp.

91.504.323 dengan profit margin sebesar 31,41% pada tahun pertama.

Pada tahun berikutnya (tahun 2016) usaha itik mengalami keuntungan

dan profit margin lebih tinggi lagi yaitu yakni sebesar

Rp.165.040.714,00 dengan profit margin 40,49%.  Pada tahun ketiga

usaha budidaya itik mampu menghasilkan keuntungan yang terus

meningkat yakni sebesar Rp. 248.345.913,00 dengan profit margin yang

juga meningkat yakni sebesar 44,85 %. Lebih detail proyeksi rugi laba

Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih56

Page 74: Final - Penelitian Klaster 9 · iv Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih dan modal kerja dalam menjalankan usaha ternak itik adalah sebesar Rp.345.209.502,00 dengan rincian biaya

Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih

                  57 

 

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu 

usaha itik pada Klaster Itik Talang Benih dapat dilihat pada Tabel 5.8 di

bawah ini.

Tabel 5.8. Laba Rugi Usaha Ternak Itik Klaster Itik Talang Benih

No Uraian Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3

1 Pendapatan 291.289.091 407.580.259 553.692.773 2 Pengeluaran 183.636.946 213.414.713 261.521.110

a. Biaya operasional 111.391.130 158.386.067 215.429.965

b. Penyusutan 41.250.000 41.250.000 41.250.000 c. Biaya bunga 30.995.816 13.778.646 4.841.146

3 Laba sebelum pajak 107.652.145 194.165.546 292.171.662

4 Pajak 15% 16.147.822 29.124.832 43.825.749 5 Laba/rugi 91.504.323 165.040.714 248.345.913 6 Profit margin 31,41% 40,49% 44,85%

Lebih jauh mencermati analisis laba rugi pada usaha ternak pada

Klaster Itik Talang Benih, terlihat bahwa titik impas (break event

point/BEP) untuk produksi telur pada tahun 2015 diperoleh nilai sebesar

Rp.332.447.934,00, atau equivalent dengan produksi telur itik sebanyak

166.224 butir. Sedangkan break event point pada tahun 2016 dan

tahun 2017 mengalami penurunan seperti ditunjukkan pada Tabel 5.9

di bawah. Penurunan nilai BEP tersebut sejalan dengan miningkatnya

skala ekonomi budidaya ternak Klaster Itik Talang Benih. Adapun BEP

rata-rata selama tiga tahun (th 2015 – 2017) diperoleh nilai sebesar

Rp236.317.584,00 atau sama dengan jumlah telur itik sebanyak

118.159 butir. Jika dilihat dari jumlah itik yang dipelihara pada Klaster

Itik Talang Benih, maka diperoleh nilai titik impas (BEP) sebesar

Rp.400.000.000 atau equivalen sama dengan memelihara 597 ekor itik,

seperti disajikan pada Lampiran 12. Lebih detail Break Event Point (BEP)

usaha ternak itik Klaster Talang Benih disajikan pada Tabel 5.9. berikut.

Kantor Perwakilan Bank IndonesiaProvinsi Bengkulu

5757

Page 75: Final - Penelitian Klaster 9 · iv Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih dan modal kerja dalam menjalankan usaha ternak itik adalah sebesar Rp.345.209.502,00 dengan rincian biaya

Bab V Aspek Keuangan 

58  Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih

 

Tabel 5.9. Titik Impas Nilai Penjualan dan Produksi Telur Klaster Itik Talang Benih

Uraian Tahun

2015 2016 2017

BEP Nilai Penjualan (Rp) 32.447.934 181.291.841 195.212.977BEP Produksi (butir telur) 166.224 90.646 97.606BEP Rata-rata : 1. Nilai penjualan (Rp) 236.317.5842. Jumlah Penjualan/produksi (butir telur)

118.159

5.7 ANALISIS KELAYAKAN PROYEK

Berdasarkan survei lapangan, usaha budidaya ternak itik pada

Klaster Itik Talang Benih secara ekonomis layak untuk dikembangkan.

Dasar perhitungan kelayakan kajian ekonomi tentang ternak itik

ditunjukkan oleh nilai Net Present Value (NPV) yang positif dan lebih

besar dari nol. Kriteria kelayakan usaha ternak itik tersebut juga dilihat

dari nilai Internal Rate of Return (IRR) yang harus dibandingkan dengan

tingkat suku bunga yang berlaku. Kriteria lain yang juga digunakan

adalah Net Revenue Cost Ratio (Net R/C Ratio) lebih besar dari satu (1),

dan Pay Back Period dibawah periode proyek ( 3 tahun). Hasil

perhitungan detai tentang kelayakan usaha itik dapat dilihat pada

Tabel 5.10.

Tabel 5.10. Hasil Analisis Kelayakan Usaha Ternak Itik Klaster Itik Talang Benih

Kriteria Kelayakan

Nilai Justifikasi Kelayakan

NPV Rp. 301.169.266,- > 0 (positif)IRR 87,92% > 20%

Net R /C Ratio 2,46 > 1

Pay Back Period 2,42

Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih58

Page 76: Final - Penelitian Klaster 9 · iv Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih dan modal kerja dalam menjalankan usaha ternak itik adalah sebesar Rp.345.209.502,00 dengan rincian biaya

Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih

                  59 

 

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu 

Nilai IRR sebesar 87,92 % mengindikasikan bahwa proyek ini layak

untuk dijalankan sampai tingkat suku bunga mencapai 87,92%, lebih

tinggi dari tingkat suku bunga kredit 20%. Net R/C Ratio memiliki nilai

2,46. lebih besar dari 1 dan Net Present Value juga bernilai positif, yaitu

Rp. 301.169.266,- sehingga proyek layak dilaksanakan secara ekonomi.

5.8 ANALISIS SENSITIVITAS

Dalam analisis kelayakan usaha ternak itik banyak asumsi yang

digunakan. Untuk menguji kepekaan ekonomis usaha (sensitivity)

terhadap perubahan asumsi pendapatan dan biaya operasional. Dalam

menganalisis sensitivitas usaha ternak itik dilakukan beberapa sekenario

sebagai berikut:

Skenario 1, usaha itik mengalami penurunan pendapatan

sedangkan biaya operasional dan komponen lain tetap. Penurunan

pendapatan dapat terjadi karena menurunnya hasil produksi dan

permintaan konsumen atau dapat juga terjadi penurunan harga jual

produk.

Skenario 2, usaha ternak itik mengalami kenaikan biaya

operasional sedangkan pendapatan dan komponen lain tetap/konstan.

Biaya operasional dapat meningkat jika terjadi kenaikan harga sarana

produksi, peralatan maupun komponen-komponen biaya operasional

lainnya.

Skenario 3, usaha mengalami penurunan pendapatan dan

kenaikan biaya operasional secara bersama-sama, yang mungkin terjadi

karena terjadi penurunan hasil produksi dan permintaan konsumen atau

penurunan harga jual produk dan diikuti oleh kenaikan biaya operasional

karena kenaikan harga sarana produksi, peralatan maupun komponen-

komponen biaya operasional lainnya.

Kantor Perwakilan Bank IndonesiaProvinsi Bengkulu

5959

Page 77: Final - Penelitian Klaster 9 · iv Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih dan modal kerja dalam menjalankan usaha ternak itik adalah sebesar Rp.345.209.502,00 dengan rincian biaya

Bab V Aspek Keuangan 

60  Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih

 

Hasil analisis sensitivitas untuk skenario 1 secara lebih lengkap

dapat dilihat pada Tabel 5.11.

Tabel 5.11. Hasil Analisis Sensitivitas Usaha Skenario 1

Kriteria Kelayakan Tingkat Kritis Penjualan Turun

35,60% dan Biaya Tetap NPV 80.360,01IRR 19,98%Net R/C Ratio 0,9996PBP (Tahun) 4,96

Berdasarkan Tabel 5.11, dapat terlihat bahwa pada skenario

1 dengan asumsi terjadi penurunan pendapatan sampai di bawah

35,60%, usaha itik masih layak untuk dilaksanakan dengan nilai IRR

yang masih lebih besar dari pada tingkat suku bunga yaitu sebesar

20%, dan nilai NPV yang masih positif serta nilai Net R/C Ratio yang

masih positif. Dengan kata lain, bahwa usaha ternak pada Klaster

Itik Talang Benih tidak layak dilaksanakan pada tingkat penurunan

penerimaan lebih besar atau sama dengan 35,60%.

Hasil analisis sensitivitas untuk skenario 2 lebih detail dapat

dilihat pada Tabel 5.12.

Tabel 5.12. Hasil Analisis Sensitivitas Usaha Skenario 2

Kriteria Kelayakan Titik Kritis Kenaikan Biaya Operasional Naik 91,97%

NPV -19.962,03IRR 19,99% Net R/C Ratio 0,9999 PBP (Tahun) 4,98

Tabel 5.12 menunjukkan bahwa pada skenario 2 dengan

asumsi terjadi kenaikan biaya operasional sampai titik kritis di

bawah 91,97% atau tidak mencapai 91,97%, maka usaha itik ini

Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih60

Page 78: Final - Penelitian Klaster 9 · iv Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih dan modal kerja dalam menjalankan usaha ternak itik adalah sebesar Rp.345.209.502,00 dengan rincian biaya

Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih

                  61 

 

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu 

masih layak untuk dilaksanakan karena nilai IRR yang masih lebih

besar dari pada tingkat suku bunga berlaku dengan nilai NPV yang

masih positif serta nilai Net R/C Ratio yang masih positif. Dengan

kata lain bahwa usaha ternak itik tidak layak dilaksanakan

dengan asumsi kenaikan biaya operasional lebih besar atau

sama dengan 91,97%.

Sedangkan hasil analisis sensitivitas untuk Skenario 3 secara

rinci dapat dilihat pada Tabel 5.13.

Tabel 5.13. Hasil Analisis Sensitivitas Usaha Skenario 3

Kriteria Kelayakan Titik Kritis Pendapatan

Turun 25, 67% dan biaya naik 25,67

NPV -117.778,27 IRR 19,97% Net R/C Ratio 0,9994 PBP (tahun) 4,97

Pada skenario 3 terjadi penurunan pendapatan dan kenaikan

biaya operasional secara bersama-sama dengan persentase di

bawah 25,67% baik penurunan pendapatan maupun kenaikan

biaya. Dengan kata lain, j ika terjadi kenaikan biaya di bawah

25,67% dan penurunan pendapatan dibawah 25,67%, maka

usaha itik Klaster Talang Benih masih layak untuk dilaksanakan.

Hal ini dikarenakan nilai IRR yang masih lebih besar daripada

tingkat suku bunga yang berlaku dan nilai NPV yang masih positif

serta nilai Net R/C Ratio yang masih lebih juga positif.

Kantor Perwakilan Bank IndonesiaProvinsi Bengkulu

6161

Page 79: Final - Penelitian Klaster 9 · iv Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih dan modal kerja dalam menjalankan usaha ternak itik adalah sebesar Rp.345.209.502,00 dengan rincian biaya

 

   

62  Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih

 Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih62

Page 80: Final - Penelitian Klaster 9 · iv Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih dan modal kerja dalam menjalankan usaha ternak itik adalah sebesar Rp.345.209.502,00 dengan rincian biaya

 

   

                  63 

 

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu 

BAB VI ASPEK EKONOMI, SOSIAL DAN DAMPAK

LINGKUNGAN  

6.1 ASPEK EKONOMI DAN SOSIAL

Usaha budidaya ternak itik dengan pola klaster yang dilaksanakan

di Desa Talang Benih, Curup, pada dasarnya telah dapat memberikan

kontribusi terhadap peningkatan pendapatan rumah tangga peternak.

Disamping itu, usaha ternak itik dengan pola klaster dapat menjadi

katub pengaman ekonomi keluarga dalam keadaan mendesak. Pada

saat mendesak, rumah tangga peternak dapat menjual itik, telur dan

atau DOD untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga atau untuk

membantu pendidikan anak. Dengan kata lain, pada saat ini, usaha

ternak itik di Desa Talang Benih lebih berfungsi sebagai sumber

pendapatan tambahan bagi rumah tangga peternak. Walaupun sebagai

sumber pendapatan tambahan, usaha ternak itik dengan pola klaster

ternyata mampu menutupi dan menopang konsumsi harian, sehingga

dapat menguatkan ketahanan ekonomi rumah tangga peternak. Lebih

jauh, berdasarkan survei ini, mengindikasikan bahwa usaha ternak

Klaster Itik Talang Benih bisa menjadi sumber pendapatan utama bagi

peternak jika dikelola dalam skala relatif besar, karena secara ekonomis

usaha ternak itik dengan pola klaster ternyata memang layak untuk

dikembangkan secara ekonomis dan dapat menjadi sumber pendapatan

utama bagi peternak seperti dijelaskan pada Analisis Keuangan BAB IV di

depan.

Selain sebagai sumber pendapatan, budidaya ternak itik dengan

pola klaster juga menciptakan lapangan perkerjaan baru terutama

lapangan pekerjaan di sektor informal. Lapangan pekerjaan yang tercipta

Kantor Perwakilan Bank IndonesiaProvinsi Bengkulu

6363

Page 81: Final - Penelitian Klaster 9 · iv Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih dan modal kerja dalam menjalankan usaha ternak itik adalah sebesar Rp.345.209.502,00 dengan rincian biaya

Bab VI Aspek Ekonomi, Sosial dan Dampak Lingkungan 

64  Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih

 

pada budidaya Klaster Itik Talang Benih adalah lapangan pekerjaan

bersifat kekeluargaan (tenaga kerja keluarga). Setidaknya, usaha ternak

itik dapat memberikan pekerjaan kepada peternak itu sendiri dan

kepada anggota keluarganya. Pada masa datang, sejalan dengan

berkembangnya skala usaha ternak itik dalam klaster, maka akan

semakin banyak pula jumlah tenaga kerja yang dapat terserap. Hal yang

lebih mendalam yang dapat dipetik dari budidaya ternak itik adalah

bahwa budidaya ternak itik dengan pola klaster dapat menanamkan jiwa

kewirausahaan (enterpreneurship), jiwa kebersamaan, dan jiwa

kepemimpinan kepada para anggota klaster baik pada tingkat budidaya

maupun pada tingkat pasca panen (pembuatan berbagai jenis kuliner

berbahan itik).

Usaha budidaya itik dengan pola klaster dapat mengurangi

kemiskinan dan pengangguran. Mengingat usaha ini dapat mendorong

dan menggairahkan peternak lain untuk membentuk kelompok ternak

itik. Sehingga dapat meningkatkan jumlah kelompok peternak itik atau

menambah jumlah klaster itik di Kabupaten Rejang Lebong, yang pada

gilirannya akan meningkatkan pendapatan peternak dan pendapatan

masyarakat serta meningkatkan peluang usaha baru termasuk

penyerapan tenaga kerja. Oleh sebab itu, usaha ternak itik dengan pola

klaster patut untuk dikembangkan dalam skala besar agar menjadi lebih

profesional (komersial), dengan kelembagaan klaster yang kuat.

Sehingga keberadaan klaster itik dalam kelompok pembudidaya itik di

Kabupaten Rejang Lebong dapat meningkatkan ketahanan sosial

ekonomi masyarakat, membantu mengurangi kemiskinan dan

pengangguran, dan memberikan lapangan pekerjaan baru serta

mendukung usaha pemberdayaan masyarakat desa.

Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih64

Page 82: Final - Penelitian Klaster 9 · iv Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih dan modal kerja dalam menjalankan usaha ternak itik adalah sebesar Rp.345.209.502,00 dengan rincian biaya

Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih

                  65 

 

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu 

6.2 DAMPAK LINGKUNGAN

Satu-satunya dampak lingkungan yang ditimbulkan oleh

keberadaan usaha ternak itik dengan pola klaster adalah timbulnya bau

yang tidak sedap (bau busuk) dari kandang itik tersebut. Aroma kotoran

ternak itik terasa lebih tajam jika lokasi kandang terlalu dekat dengan

kawasan pemukiman. Bau kotoran itik akan terasa menyengat jika

luasan area atau kepadatan jumlah kandang dalam satu lokasi sangat

padat, luas dan besar. Untuk menghindari pengaruh bau dari kotoran

kandang itik, perlu diupayakan pembuatan kandang itik yang relatif jauh

dari pemukiman warga dan dengan perlakuan lingkungan yang

memadai.

Berdasarkan survei lapangan, terindikasi bahwa pada saat ini,

keberadaan lokasi usaha ternak itik dengan pola klaster di Desa Talang

Benih belum memberikan pengaruh negatif (efek bau) yang berlebihan

terhadap lingkungan sekitar. Aroma bau kotoran itik baru tercium pada

jarak kurang dari 10 meter dari lokasi kandang, dengan kata lain, dalam

jarak lebih dari 10 meter dari kandang, bau kotoran itik belum tercium

sama sekali. Hal ini mengandung arti bahwa lokasi kandang usaha

ternak Itik Klaster Talang Benih dapat dikategorikan aman secara

lingkungan dan tidak menimbulkan pencemaran udara pada daerah

sekitar. Mengingat jumlah kandang dan kepadatan kandang pada area

klaster belum terlalu besar (luas) dan belum terlalu padat sehingga bau

dari kandang itik belum menganggu pemukinan di Desa Talang Benih

(belum mengeluarkan bau yang melewati ambang batas). Hasil survei

juga menunjukkan bahwa kondisi lingkungan di sekitar lokasi kandang

itik di Desa Talang Benih masih dalam kategori wajar seperti kondisi

lingkungan kandang ternak pada umumnya. Secara normal bahwa bau

kotoran itik tersebut baru terasa pada saat kita berada dalam kandang

Kantor Perwakilan Bank IndonesiaProvinsi Bengkulu

6565

Page 83: Final - Penelitian Klaster 9 · iv Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih dan modal kerja dalam menjalankan usaha ternak itik adalah sebesar Rp.345.209.502,00 dengan rincian biaya

Bab VI Aspek Ekonomi, Sosial dan Dampak Lingkungan 

66  Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih

 

itik atau berada dekat dengan kandang itik tersebut. Sehingga secara

umum belum menganggu lingkungan pemukiman penduduk sekitar.

Namun demikian, tetap perlu diantisipasi jika semakin banyaknya

jumlah kandang dan semakin padatnya jumlah kandang di satu lokasi

yang dapat menimbulkan efek negatif terhadap lingkungan. Oleh sebab

itu perlu mengantisipasi hal-hal yang dapat mengganggu lingkungan

terkait dengan bau kotoran dari kandang. Hal yang perlu diperhatikan

untuk mengurangi pengaruh kotoran ternak itik dengan pola klaster

terhadap lingkungan adalah:

1. Memberikan penyuluhan pada peternak itik agar selalu

menambahkan pengetahuan tentang kesehatan dan manajemen

kandang.

2. Menghindari kepadatan jumlah kandang agar tidak terlalu besar

dan terlalu padat pada satu lokasi tertentu.

3. Menempatkan lokasi kandang itik agar tidak terlalu dekat dengan

lokasi pemukiman atu rumah warga.

4. Membersihkan kandang itik setiap hari, terutama membersihkan

lantai dan sanitasi lingkungan kandang serta menjaga kesehatan

kandang.

5. Menjaga kebersihan kandang secara berkelanjutan untuk

mengurangi bau kotoran itik.

6. Pemerintah Daerah diharapkan membuat peraturan Daerah terkait

lokasi dan luasan areal kandang itik.

Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih66

Page 84: Final - Penelitian Klaster 9 · iv Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih dan modal kerja dalam menjalankan usaha ternak itik adalah sebesar Rp.345.209.502,00 dengan rincian biaya

 

   

                  67 

 

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu 

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

7.1 KESIMPULAN

1. Usaha budidaya ternak itik dengan pola klaster di Desa Talang

Benih terbukti layak untuk dikembangkan dalam skala besar

sehingga menjadi sumber pendapatan utama bagi rumah tangga

peternak.

2. Kelayakan usaha budidaya ternak Itik Talang Benih Menunjukkan

bahwa harga pokok telur itik per butir perhitungan sebesar

Rp.585,00 dan harga pokok DOD (Day Old Duck) per ekor sebesar

Rp.4.366,00 dan Harga pokok produksi itik muda per ekor

Rp.38.233,00. Semua harga pokok produksi tersebut (telur, DOD,

dan itik muda) berada di bawah harga jual di tingkat peternak

3. Keuntungan yang diperoleh dari usaha ternak itik diproyeksikan

menghasilkan profit margin sebesar 40,31% (rata-rata selama 3

tahun proyek).

4. Berdasarkan kajian KPw. Bank Indonesia Provinsi Bengkulu

menunjukkan bahwa kelayakan usaha budidaya ternak itik di Desa

Talang Benih diperoleh atas dasar perhitungan :

a. Nilai Net Present Value (NPV) yang positif ( > 0 ) yakni

Rp.301.169.266.

b. Perhitungan nilai Internal Rate of Return (IRR) diperoleh sebesar

87,92 %, lebih tinggi dari tingkat suku bunga kredit yang

berlaku.

c. Perhitungan Net Revenue Cost Ratio (Net R/C Ratio) diperoleh

angka sebesar 2,46 lebih besar dari satu (1), dengan masa

pengembalian pinjaman kredit (pay back period) selama 2,42

Kantor Perwakilan Bank IndonesiaProvinsi Bengkulu

6767

Page 85: Final - Penelitian Klaster 9 · iv Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih dan modal kerja dalam menjalankan usaha ternak itik adalah sebesar Rp.345.209.502,00 dengan rincian biaya

Bab VII Kesimpulan dan Saran 

68  Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih

 

tahun.

d. Sedangkan nilai BEP (Break Even Point) untuk penjualan rata-

rata senilai Rp 41.218.657, atau sebanyak 20.609 butir telur

itik, yaitu dengan membudidayakan sebanyak 597 ekor itik

dewasa.

5. Usaha budidaya ternak itik dengan pola klaster dapat meningkatkan

pendapatan peternak serta menciptakan lapangan pekerjaan bagi

rumah tangga peternak, dan menanamkan jiwa kewirausahaan

kepada peternak atau kelompok ternak lainnya. Kehadiran usaha

ternak itik dengan pola klaster juga dapat ikut membantu

mengurangi kemiskinan dan pengangguran di Kabupaten Rejang

Lebong.

7.2 SARAN

1. Berdasarkan survei terlihat bahwa usaha ternak Klaster Itik Talang

Benih disarankan lebih baik berkonsentrasi terhadap

pengembangan galur murni jenis Itik Talang Benih, mengingat

prospek pasar penjualan DOD khas Itik Talang Benih masih cukup

luas baik untuk memenuhi permintaan bibit di kabupaten Rejang

Lebong maupun permintaan dari Kabupaten lain di Provinsi

Bengkulu.

2. Sejalan dengan meningkatnya skala ekonomi usaha ternak itik

dengan pola klaster di Desa Talang Benih disarankan agar Klaster

itik Maju Bersama mendirikan lembaga distribusi (lembaga

pemasaran) yang dapat mengkoordinasikan, menginformasikan,

dan menghubungkan peternak dengan konsumen, serta

memasarkan produk klaster itik tersebut.

3. Klaster Itik Talang Benih yang bergerak dalam budidaya ternak itik

perlu meningkatkan kerjasama sesama anggota peserta klaster dan

Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih68

Page 86: Final - Penelitian Klaster 9 · iv Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih dan modal kerja dalam menjalankan usaha ternak itik adalah sebesar Rp.345.209.502,00 dengan rincian biaya

Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih

                  69 

 

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu 

melakukan penguatan kelembagaan klaster secara internal

terutama terkait peningkatan pengetahuan teknis budidaya, aspek

pasar, dan aspek manajemen.

4. Disarankan agar Klaster Itik Talang Benih dapat mengembangkan

pasca panen yakni membuat berbagai jenis kuliner yakni berbagai

variasi makanan berbasis daging itik sehingga dapat menjadi

sumber pendapatan baru bagi peternak.

Kantor Perwakilan Bank IndonesiaProvinsi Bengkulu

6969

Page 87: Final - Penelitian Klaster 9 · iv Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih dan modal kerja dalam menjalankan usaha ternak itik adalah sebesar Rp.345.209.502,00 dengan rincian biaya

 

   

70  Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih

 Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih70

Page 88: Final - Penelitian Klaster 9 · iv Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih dan modal kerja dalam menjalankan usaha ternak itik adalah sebesar Rp.345.209.502,00 dengan rincian biaya

 

   

                  71 

 

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu 

DAFTAR PUSTAKA

Bank Indonesia. “Perhitungan Kelayakan Usaha”.www.bi.go.id. 2015

Klaster Itik Talang Benih. 2015. “Laporan Bulanan Klaster Maju Bersama

dan Klaster Rukun Sejahtera”. 2015.

L. Hardi Prasetyo, et al. Penyunting Dadang Sudarman. “Panduan

Budidaya dan Usaha Ternak Itik”. Balai Penelitian Ternak Ciawi

Bogor. Diunduh tanggal 18 November 2015.

Hasanuddin Maulana. “Beternak Itik Petelur: Kiat dan Sukses Dari

Peternak Itik”. AgroMedia Pustaka.2013

Freddy Rangkuti. “Studi Kelayakan Bisnis & Investasi”. Gramedia. 2015

Mulyadi Pudjosumarto. “Evaluasi Proyek: Uraian Singkat dan Soal

Jawab”. Liberty. Yogyakarta. 2002

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Kantor Perwakilan Bank IndonesiaProvinsi Bengkulu

7171

Page 89: Final - Penelitian Klaster 9 · iv Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih dan modal kerja dalam menjalankan usaha ternak itik adalah sebesar Rp.345.209.502,00 dengan rincian biaya

 

72  Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih

 Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih72

Page 90: Final - Penelitian Klaster 9 · iv Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih dan modal kerja dalam menjalankan usaha ternak itik adalah sebesar Rp.345.209.502,00 dengan rincian biaya

 

                  73 

 

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu 

 

 

 

 

 

 

 

 

LAMPIRAN  

 

 

 

Kantor Perwakilan Bank IndonesiaProvinsi Bengkulu

7373

Page 91: Final - Penelitian Klaster 9 · iv Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih dan modal kerja dalam menjalankan usaha ternak itik adalah sebesar Rp.345.209.502,00 dengan rincian biaya

Lampiran

74  Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih

 

Lampiran 1. Biaya Produksi Pakan Buatan untuk Itik Setelah Umur 1 (Satu) Bulan

Sumber : Klaster Maju Bersama

No. Uraian Volume Share (%)

Harga per kg (Rp)

Nilai (Rp)

1 Dedak 70 kg 65,42 1.300 85.047 2 Kepala Ikan Teri 10 kg 9,35 5.000 46.729 3 Jagung 25 kg 23,36 5.417 126.558 4 Mineral 2 kg 1,87 8.000 14.953 5 Bensin 1 kg 10.000 10.000 6 Tranpostasi bahan baku 1 trip 20.000 20.000 7 Upah tenaga kerja 0,125 HK 100.000 12.500

Total 107 kg 100,00 315.787 Harga Pakan Buatan 2.951

Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih74

Page 92: Final - Penelitian Klaster 9 · iv Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih dan modal kerja dalam menjalankan usaha ternak itik adalah sebesar Rp.345.209.502,00 dengan rincian biaya

Lampiran

       

Lam

pir

an 2

. B

iaya

Inve

stas

i

No

. U

raia

n

Un

it

Satu

an

Har

ga

per

U

nit

(R

p)

Nila

i (R

p)

Um

ur

Eko

no

mis

(T

ahu

n)

Pen

yusu

tan

p

er t

ahu

n

Nila

i Sis

a (R

p)

1 K

anda

ng

11

unit

10.

000.

000

110.

000.

000

5 2

2.00

0.00

0

44.0

00.0

00

2 G

udan

g Pa

kan

1 un

it 2

0.00

0.00

0 20

.000

.000

5

4

.000

.000

8.

000.

000

3 M

esin

Pom

pa A

ir

5 un

it

1.2

50.0

00

6.25

0.00

0 5

1.25

0.00

0

2.50

0.00

0 4

Mes

in P

akan

1

unit

15.

000.

000

15.0

00.0

00

5 3.

000.

000

6.

000.

000

5 G

ense

t 5

unit

2

.200

.000

11

.000

.000

5

2

.200

.000

4.

400.

000

6 M

esin

Tet

as

22

buah

2.0

00.0

00

44.0

00.0

00

5

8.8

00.0

00

17.6

00.0

00

To

tal

206.

250.

000

41.2

50.0

00

82.5

00.0

00

Sum

ber

: Kla

ster

Maj

u Be

rsam

a

75

75

Page 93: Final - Penelitian Klaster 9 · iv Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih dan modal kerja dalam menjalankan usaha ternak itik adalah sebesar Rp.345.209.502,00 dengan rincian biaya

Lampiran

       Lam

pir

an 3

. A

nal

isa

Sed

erh

ana

Bia

ya P

rod

uks

i Tel

ur

Itik

Sel

ama

Um

ur

Eko

no

mis

Keb

utu

han

U

nit

R

p /

U

nit

Ju

mla

h (

Rp

)

A. B

ahan

Bak

u

-

Telu

r Iti

k ya

ng a

kan

d

iteta

skan

( ek

or )

1.

000

2.50

0 2.

500.

000

- To

tal P

akan

Itik

**)

Keb

utuh

an

Ju

mla

h Pa

kan

Sa

ldo

Aw

al

Mor

tal

itas

Sisa

H

idup

a.

Pen

etas

an

1000

40

%

600

b.

Pak

an D

OD

0 -

14

hari

(S

tart

er)

0,01

6 pe

r ha

ri x

14

hari

x 13

4 K

g x

600

20%

48

0 9.

000

1.20

9.60

0

c.

Pak

an 1

5 ha

ri -

1 bu

lan

(Gro

wer

) 0,

03

per

hari

x 15

ha

ri x

216

Kg

x 48

0 5%

45

6 9.

000

1.94

4.00

0

d.

Pak

an 1

bul

an -

4 b

ulan

(G

row

er)

0,03

pe

r ha

ri x

90

hari

x 1.

231

Kg

x 45

6 5%

43

3,2

2.95

1 3.

633.

612

e.

Pak

an 4

bul

an -

2 t

ahun

4

bul

an (L

ayer

) 0,

05

per

hari

x 72

ha

ri x

1.56

0 K

g x

433

5%

412

2.95

1 4.

602.

575

- V

itam

in

1 pe

r ha

ri x

28

bln

x 30

sa

set

x 84

0

1.

500

1.26

0.00

0

- O

bat

1 pe

r ha

ri x

28

bln

x 1

sase

t x

28

2.00

0 56

.000

Su

b J

um

lah

3.

141

kg

4.80

9 15

.149

.787

B. B

ahan

Bak

u P

enol

ong

- Em

ber

Paka

n 5

unit

x 2

gant

i x

1 si

klus

(2

8 bl

)

75.0

00

750.

000

- Se

patu

5

unit

x 2

oran

g x

1 si

klus

(2

8 bl

)

75.0

00

750.

000

- Te

mpa

t m

inum

5

unit

x 3

kand

ang

x 1

sikl

us

(28

bl)

75

.000

1.

125.

000

76

Page 94: Final - Penelitian Klaster 9 · iv Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih dan modal kerja dalam menjalankan usaha ternak itik adalah sebesar Rp.345.209.502,00 dengan rincian biaya

  

Keb

utu

han

U

nit

Rp

/ U

nit

Jum

lah (R

p)

- Desinfektan, dll

5 unit

x 28

bln x

1 siklus (28 bl)

50.000

7.000.000

Sub

Jum

lah

9.625.000

C. Tenaga kerja

- Produksi 2

orang x

28 bln

x 1

siklus

1.300.000

72.800.000

Sub

Jum

lah

72.800.000

D. Biaya U

mum

Produksi

- K

andang

a. Listrik 5

kandang

x 28

bln x

1 siklus

50.000 7.000.000

b. Air

5 kanda

ng x

28 bln

x 1

siklus

10.000

1.400.000

- Penetasan

a. Listrik 5

kandang

x 28

bln x

1 siklus

50.000 7.000.000

b. Air

5 kanda

ng x

28 bln

x 1

siklus

10.000

1.400.000

- Transportasi 1

penjualan

x 28

bln x

1 siklus

300.00

0 8.400.000

Sub

Jum

lah

16.800.000

E. Total Biaya (A+

B+C

+D

)

114.374.787

F. Produksi itik selama m

asa ekonom

is **)

412 G

. Biaya produksi per ekor selam

a siklus

277.919

H. Produktifitas itik per tahun

250

I. Kerusakan telur pasca panen

(5%)

13

77

77

Page 95: Final - Penelitian Klaster 9 · iv Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih dan modal kerja dalam menjalankan usaha ternak itik adalah sebesar Rp.345.209.502,00 dengan rincian biaya

Lampira

 

Keb

utu

han

U

nit

Rp

/ U

nit

Jum

lah (R

p)

J. Biaya produksi per telur

585

Keterangan :

*) A

sumsi apabila dihitung dari pem

belian telur itik untuk bibit.

**) U

mur ekonom

is itik petelur 28 bulan (pembesaran 4 bulan +

2 tahun produksi telur)

78

Page 96: Final - Penelitian Klaster 9 · iv Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih dan modal kerja dalam menjalankan usaha ternak itik adalah sebesar Rp.345.209.502,00 dengan rincian biaya

  

Lamp

iran 4.

An

alisa Sederh

ana B

iaya Prod

uksi D

OD

Itik Selama 1 (Satu

) Siklus

fru

Un

it R

p/U

nit

Jum

lah

(Rp

)

A. B

ahan

Ba

ku

- Te

lur Itik ya

ng a

kan dite

taskan

( eko

r ) *)

1

.000

5

85

58

5.0

93

- To

tal P

akan Itik

K

eb

utuha

n

Jumlah

Pa

kan

Sa

ldo

A

wa

l M

orta

litas

Sisa

Hid

up

a. P

en

etasan

10

00 4

0%

6

00

b. P

aka

n DO

D 0

- 14 ha

ri ( kg ) 0

,02

pe

r ha

ri x

14

,00 h

ari

x 1

34

Kg

x 6

00

20

%

48

0 9

.000

1.2

09.60

0

- Vitam

in 1

p

er h

ari

x 0

,47

bln x

30

saset 1

4

1.5

00 2

1.00

0

- Ob

at

1

pe

r ha

ri x

0,4

7 bln

x 1

saset

0,4

7

2.0

00 9

33

Su

b Ju

mla

h

1

3 K

g 2

.614

1.8

15.69

3

B. B

ahan

Ba

ku P

eno

lon

g **)

Su

b Ju

mla

h

0

C. T

en

aga

kerja

**)

- Produksi

0

ora

ng

x 2

8,00

bln

x 1

siklus

1

.300

.000

0

Su

b Ju

mla

h

0

D. B

iaya

Um

um P

roduksi

- Ka

nda

ng **)

a. L

istrik 0

ka

nda

ng

x 2

8,00

bln

x 1

siklus

5

0.00

0 0

b. A

ir 0

ka

nda

ng

x 2

8,00

bln

x 1

siklus

1

0.00

0 0

- Pe

neta

san

a. L

istrik 5

ka

nda

ng

x 0

,47

bln

x 1

siklus

5

0.00

0 1

16

.667

b. A

ir 5

ka

nda

ng

x 0

,47

bln

x 1

siklus

1

0.00

0 2

3.33

3

- Tra

nsp

orta

si 1

p

en

juala

n x

0,4

7 b

ln x

1

siklus

30

0.0

00 1

40

.000

Su

b Ju

mla

h

2

80

.000

79

79

Page 97: Final - Penelitian Klaster 9 · iv Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih dan modal kerja dalam menjalankan usaha ternak itik adalah sebesar Rp.345.209.502,00 dengan rincian biaya

Lampira

  E. T

ota

l Bia

ya (A

+B

+C

+D

)

2

.095

.693

F. P

rodu

ksi DO

D se

tela

h d

ikura

ngi kem

atian

(mo

rtalita

s)

4

80

G. B

iaya

prod

uksi pe

r eko

r DO

D

4.3

66

Ke

teran

gan

:

*) Me

nggu

na

kan

ha

sil bu

dida

ya se

nd

iri.

**) Pe

rala

tan

pe

ndu

kung, ka

nda

ng da

n te

naga

kerja

sudah

term

asuk d

alam

bia

ya p

rod

uksi telu

r.

80

Page 98: Final - Penelitian Klaster 9 · iv Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih dan modal kerja dalam menjalankan usaha ternak itik adalah sebesar Rp.345.209.502,00 dengan rincian biaya

  

Lamp

iran 5.

An

alisa Sederh

ana B

iaya Prod

uksi Itik M

ud

a/Dara

Keb

utu

han

U

nit

Rp

/Un

it Ju

mlah

(Rp

)

A. B

ahan

Ba

ku

- Te

lur D

OD

( eko

r ) *)

1

.000

5

85

58

5.0

93

- To

tal P

akan Itik

K

eb

utuha

n

Jum

lah

Pa

kan

Sa

ldo

Aw

al

Mo

rtalita

s S

isa H

idu

p

a. P

en

etasan

10

00

1.0

00

b. P

aka

n DO

D 0

- 14 ha

ri ( kg ) 0

,016

pe

r ha

ri x

14

hari x

22

4 K

g x

1.0

00 4

0%

6

00

9.0

00 2

.016

.000

c. Pa

kan

15

ha

ri - 1 b

ulan

(Itik Sta

rter) ( kg )

0,0

3 p

er h

ari

x 1

5 hari

x 2

70

Kg

x 6

00

20

%

48

0 9

.000

2.4

30.00

0

d. P

aka

n 1 bu

lan - 4

bula

n (G

row

er) ( kg )

0,0

3 p

er h

ari

x 9

0 hari

x 1

.296

Kg

x 4

80

5%

4

56

2.9

51 3

.824

.855

e. P

aka

n 4 bu

lan - 2

tah

un 4

bu

lan ( kg )

0,0

5 p

er h

ari

x 7

2 hari

x 0

K

g x

- Vitam

in 1

p

er h

ari

x 3

,97

bln x

30

saset 1

19

1

.500

17

8.5

00

- Ob

at

1

pe

r ha

ri x

3,9

7 bln

x 1

saset

4

2

.000

7.9

33

Su

b Ju

mla

h

1

.790

Kg

4.1

99

9

.034

.447

B. B

ahan

Ba

ku P

eno

lon

g **)

Su

b Ju

mla

h

0

C. T

en

aga

kerja

**)

Su

b Ju

mla

h

0

D. B

iaya

Um

um P

roduksi

- Ka

nda

ng

a. L

istrik 5

ka

nda

ng

x 3

,97

bln

x 1

siklus

5

0.00

0 9

91

.667

b. A

ir 5

ka

nda

ng

x 3

,97

bln

x 1

siklus

1

0.00

0 1

98

.333

- Pe

neta

san **)

a. L

istrik 0

ka

nda

ng

x 2

8 b

ln x

1

siklus

50

.000

0

8181

Page 99: Final - Penelitian Klaster 9 · iv Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih dan modal kerja dalam menjalankan usaha ternak itik adalah sebesar Rp.345.209.502,00 dengan rincian biaya

Lampira

 

Keb

utu

han

U

nit

Rp

/Un

it Ju

mlah

(Rp

)

b. A

ir 0

ka

nda

ng

x 2

8 b

ln x

1

siklus

10

.000

0

- Tra

nsp

orta

si 1

p

en

juala

n x

28

bln

x 1

siklus

3

00

.000

8.4

00.00

0

Su

b Ju

mla

h

8

.400

.000

E. T

ota

l Bia

ya (A

+B

+C

+D

) 1

7.43

4.4

47

E. P

rodu

ksi itik dara

setela

h d

ikura

ngi kem

atian

(mo

rtalita

s) 4

56

G. B

iaya

prod

uksi pe

r eko

r itik da

ra 3

8.23

3

Ke

teran

gan

:

*) Me

nggu

na

kan

ha

sil bu

dida

ya se

nd

iri.

**) Pe

rala

tan

pe

ndu

kung, p

ene

tasa

n d

an tena

ga ke

rja sud

ah te

rmasu

k da

lam

bia

ya p

roduksi te

lur.

82

Page 100: Final - Penelitian Klaster 9 · iv Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih dan modal kerja dalam menjalankan usaha ternak itik adalah sebesar Rp.345.209.502,00 dengan rincian biaya

  

Lamp

iran 6.

Estimasi Pro

du

ksi

No

Jen

is Pro

du

ksi A

su

ms

i T

H 2

01

4 T

AH

UN

20

15

TA

HU

N 2

01

6 T

AH

UN

20

17

De

s T

w-1

Tw

-2 T

w-3

Tw

-4 T

w-1

Tw

-2 T

w-3

Tw

-4 T

w-1

Tw

-2 T

w-3

Tw

-4

A.

Po

pu

lasi

1

Po

pu

lasi A

wa

l B

ula

n

1

.635

2.1

53 3

.708

4.5

92 4

.832

5.2

91 5

.890

6.3

69 6

.874

7.4

68 8

.079

8.7

18 9

.420

a

. DO

D (A

wa

l B

ula

n)

43

5 8

41

1.8

88 1

.901

1.7

02 2

.025

2.2

57 2

.332

2.5

26 2

.765

2.9

65 3

.191

3.4

54

b

. Itik dara

55

0 3

48

67

3 1

.511

1.5

21 1

.362

1.6

20 1

.806

1.8

65 2

.021

2.2

12 2

.372

2.5

53

1). Itik D

ara

Be

tina

( G

row

er A

wa

l B

ula

n)

40

%

da

ri A

.5.a

. 1

00

13

9 2

69

60

4 6

08

54

5 6

48

72

2 7

46

80

8 8

85

94

9 1

.021

2). Itik Dara

Ja

ntan

(G

row

er A

wa

l B

ula

n)

60

%

da

ri A

.5.a

. 4

50

20

9 4

04

90

6 9

13

81

7 9

72

1.0

83 1

.119

1.2

13 1

.327

1.4

23 1

.532

c. Itik D

ewa

sa

6

50

96

5 1

.147

1.1

80 1

.609

1.9

04 2

.013

2.2

32 2

.482

2.6

82 2

.902

3.1

55 3

.413

1). Itik Be

tina (L

aye

r Aw

al

Bu

lan

)

2

00

38

9 6

82

69

1 8

22

91

6 9

46

1.0

25 1

.122

1.2

03 1

.295

1.4

02 1

.513

2). Itik Jantan

(La

yer A

wa

l B

ula

n)

45

0 5

75

46

5 4

89

78

7 9

88

1.0

67 1

.207

1.3

60 1

.479

1.6

07 1

.753

1.9

00

2

Jum

lah P

em

be

lian

Itik Da

ra (G

row

er)

36

0 2

20

a. P

em

be

lian Itik

Da

ra B

etin

a

(Gro

we

r)

3

00

20

0

b. P

em

be

lian Itik

Da

ra Ja

nta

n

(Gro

we

r)

6

0 2

0

3

Jum

lah P

op

ula

si Itik (1

+2

)

1

.995

2.5

93 3

.708

4.5

92 4

.832

5.2

91 5

.890

6.3

69 6

.874

7.4

68 8

.079

8.7

18 9

.420

a

. DO

D

43

5 8

41

1.8

88 1

.901

1.7

02 2

.025

2.2

57 2

.332

2.5

26 2

.765

2.9

65 3

.191

3.4

54

8383

Page 101: Final - Penelitian Klaster 9 · iv Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih dan modal kerja dalam menjalankan usaha ternak itik adalah sebesar Rp.345.209.502,00 dengan rincian biaya

Lampira

  No

Jen

is Pro

du

ksi A

su

ms

i T

H 2

01

4 T

AH

UN

20

15

TA

HU

N 2

01

6 T

AH

UN

20

17

De

s T

w-1

Tw

-2 T

w-3

Tw

-4 T

w-1

Tw

-2 T

w-3

Tw

-4 T

w-1

Tw

-2 T

w-3

Tw

-4

b

. Itik dara

91

0 5

68

67

3 1

.511

1.5

21 1

.362

1.6

20 1

.806

1.8

65 2

.021

2.2

12 2

.372

2.5

53

1

). Itik Da

ra B

etin

a

( Gro

we

r)

4

00

33

9 2

69

60

4 6

08

54

5 6

48

72

2 7

46

80

8 8

85

94

9 1

.021

2). Itik Dara

Ja

ntan

(G

row

er)

51

0 2

29

40

4 9

06

91

3 8

17

97

2 1

.083

1.1

19 1

.213

1.3

27 1

.423

1.5

32

c. Itik D

ewa

sa

6

50

1.1

85 1

.147

1.1

80 1

.609

1.9

04 2

.013

2.2

32 2

.482

2.6

82 2

.902

3.1

55 3

.413

1). Itik B

etina

20

0 5

89

68

2 6

91

82

2 9

16

94

6 1

.025

1.1

22 1

.203

1.2

95 1

.402

1.5

13

2). Itik Jantan

45

0 5

95

46

5 4

89

78

7 9

88

1.0

67 1

.207

1.3

60 1

.479

1.6

07 1

.753

1.9

00

4

Jum

lah M

orta

litas

39

9 5

19

74

2 9

18

96

6 1

.058

1.1

78 1

.274

1.3

75 1

.494

1.6

16 1

.744

1.8

84

a

. DO

D

20

%

da

ri 3

.a.

87

16

8 3

78

38

0 3

40

40

5 4

51

46

6 5

05

55

3 5

93

63

8 6

91

b

. Itik da

ra 5

%

da

ri 3

.b.

18

2 1

14

13

5 3

02

30

4 2

72

32

4 3

61

37

3 4

04

44

2 4

74

51

1

1

). Itik Da

ra B

etin

a

( Gro

we

r) 5

%

8

0 6

8 5

4 1

21

12

2 1

09

13

0 1

44

14

9 1

62

17

7 1

90

20

4

2). Itik Dara

Ja

ntan

(G

row

er)

5%

10

2 4

6 8

1 1

81

18

3 1

63

19

4 2

17

22

4 2

43

26

5 2

85

30

6

c. Itik D

ewa

sa 5%

d

ari

3.c. 1

30

23

7 2

29

23

6 3

22

38

1 4

03

44

6 4

96

53

6 5

80

63

1 6

83

1). Itik B

etina

5%

4

0 1

18

13

6 1

38

16

4 1

83

18

9 2

05

22

4 2

41

25

9 2

80

30

3

2). Itik Jantan

5%

9

0 1

19

93

98

15

7 1

98

21

3 2

41

27

2 2

96

32

1 3

51

38

0

5

Jum

lah P

op

ula

si Itik (3

-4)

1.5

96 2

.075

2.9

67 3

.673

3.8

66 4

.233

4.7

12 5

.095

5.4

99 5

.975

6.4

63 6

.975

7.5

36

a

. DO

D

34

8 6

73

1.5

11 1

.521

1.3

62 1

.620

1.8

06 1

.865

2.0

21 2

.212

2.3

72 2

.553

2.7

63

b

. Itik dara

72

8 4

54

53

8 1

.209

1.2

17 1

.089

1.2

96 1

.445

1.4

92 1

.617

1.7

70 1

.898

2.0

42

1

). Itik Da

ra B

etin

a

(Gro

we

r)

3

20

27

1 2

15

48

3 4

87

43

6 5

18

57

8 5

97

64

7 7

08

75

9 8

17

84

Page 102: Final - Penelitian Klaster 9 · iv Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih dan modal kerja dalam menjalankan usaha ternak itik adalah sebesar Rp.345.209.502,00 dengan rincian biaya

  

No

Jen

is Pro

du

ksi A

su

ms

i T

H 2

01

4 T

AH

UN

20

15

TA

HU

N 2

01

6 T

AH

UN

20

17

De

s T

w-1

Tw

-2 T

w-3

Tw

-4 T

w-1

Tw

-2 T

w-3

Tw

-4 T

w-1

Tw

-2 T

w-3

Tw

-4

2). Itik Dara

Ja

ntan

(G

row

er)

40

8 1

83

32

3 7

25

73

0 6

54

77

8 8

67

89

5 9

70

1.0

62 1

.139

1.2

25

c. Itik D

ewa

sa

5

20

94

8 9

18

94

4 1

.287

1.5

23 1

.610

1.7

86 1

.986

2.1

46 2

.322

2.5

24 2

.730

1). Itik B

etina

16

0 4

72

54

6 5

53

65

8 7

33

75

7 8

20

89

8 9

63

1.0

36 1

.122

1.2

10

2). Itik Jantan

36

0 4

76

37

2 3

91

62

9 7

90

85

3 9

65

1.0

88 1

.183

1.2

86 1

.403

1.5

20

B.

Pen

jualan

Itik

1

Pe

njua

lan

Itik D

ara

afkir 3

0%

21

8 1

36

16

1 3

63

36

5 3

27

38

9 4

33

44

8 4

85

53

1 5

69

61

3

1

). Itik Da

ra B

etin

a 4

0%

87

55

65

14

5 1

46

13

1 1

56

17

3 1

79

19

4 2

12

22

8 2

45

2). Itik D

ara

Jan

tan 6

0%

13

1 8

2 9

7 2

18

21

9 1

96

23

3 2

60

26

9 2

91

31

9 3

42

36

8

2

Pe

njua

lan

Itik D

ewa

sa afkir 1

3%

65

11

8 1

15

11

8 1

61

19

0 2

01

22

3 2

48

26

8 2

90

31

6 3

41

1

). Itik Da

ra B

etin

a 5

%

3

6

6

6

9 8

2 9

2 9

5 1

03

11

2 1

20

13

0 1

40

15

1

2). Itik D

ara

Jan

tan 9

5%

62

11

3 1

09

11

2 1

53

18

1 1

91

21

2 2

36

25

5 2

76

30

0 3

24

3

Jumlah

Itik Dara

S

ete

lah D

ijua

l

5

10

31

8 3

77

84

6 8

52

76

3 9

07

1.0

11 1

.045

1.1

32 1

.239

1.3

28 1

.429

a. Jum

lah Itik

Da

ra B

etin

a

2

33

21

7 1

51

33

8 3

41

30

5 3

63

40

4 4

18

45

3 4

95

53

1 5

72

b. Jum

lah Itik

Da

ra Ja

nta

n

2

77

10

1 2

26

50

8 5

11

45

8 5

44

60

7 6

27

67

9 7

43

79

7 8

58

4

Jumlah

Itik D

ew

asa

Se

telah

D

ijua

l

4

55

82

9 8

03

76

3 1

.052

1.2

50 1

.325

1.4

71 1

.638

1.7

71 1

.917

2.0

84 2

.255

a. Jum

lah Itik

Be

tina

15

7 4

66

54

0 4

84

57

5 6

41

66

2 7

18

78

6 8

42

90

7 9

81

1.0

59

b. Jum

lah Itik

Jan

tan

2

98

36

4 2

63

27

9 4

76

60

9 6

62

75

3 8

52

92

8 1

.010

1.1

03 1

.196

8585

Page 103: Final - Penelitian Klaster 9 · iv Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih dan modal kerja dalam menjalankan usaha ternak itik adalah sebesar Rp.345.209.502,00 dengan rincian biaya

Lampira

  No

Jen

is Pro

du

ksi A

su

ms

i T

H 2

01

4 T

AH

UN

20

15

TA

HU

N 2

01

6 T

AH

UN

20

17

De

s T

w-1

Tw

-2 T

w-3

Tw

-4 T

w-1

Tw

-2 T

w-3

Tw

-4 T

w-1

Tw

-2 T

w-3

Tw

-4

C.

Pro

du

ksi, P

emb

elian d

an

Pen

jualan

Telu

r

1

Pro

du

ksi Te

lur

a. Jumlah

Itik B

etin

a P

rod

uktif

95

%

1

49

44

2 5

13

45

9 5

47

60

9 6

29

68

2 7

46

80

0 8

61

93

2 1

.006

b

. Prod

uksi T

elu

r 2

1 p

er

bu

lan

3.1

02 2

7.64

4 3

2.07

4 2

8.71

4 3

4.16

4 3

8.07

6 3

9.33

1 4

2.61

6 4

6.64

3 5

0.01

5 5

3.82

6 5

8.27

2 6

2.87

3

c. T

elu

r yan

g rusak

5%

15

5 1

.382

1.6

04 1

.436

1.7

08 1

.904

1.9

67 2

.131

2.3

32 2

.501

2.6

91 2

.914

3.1

44

d

. Te

lur ya

ng b

aik

(b-c)

2.9

47 2

6.26

2 3

0.47

1 2

7.27

8 3

2.45

6 3

6.17

3 3

7.36

5 4

0.48

5 4

4.31

0 4

7.51

4 5

1.13

5 5

5.35

8 5

9.72

9

1). Jum

lah

Te

lur

Ya

ng d

ijua

l (U

nfe

rtil da

n fe

rtil)

80

%

2

.653

21

.010

24

.377

21

.823

25

.965

28

.938

29

.892

32

.388

35

.448

38

.012

40

.908

44

.287

47

.783

2). T

elu

r Ya

ng

dib

uah

i (P

ote

nsi D

OD

) 2

0%

29

5 5

.252

6.0

94 5

.456

6.4

91 7

.235

7.4

73 8

.097

8.8

62 9

.503

10

.227

11

.072

11

.946

e. P

em

be

lian te

lur

un

tuk

dite

taska

n

2

.400

80

0

f. Jumlah

Te

lur D

iteta

skan

{d.2

)+e

}

2

.695

6.0

52 6

.094

5.4

56 6

.491

7.2

35 7

.473

8.0

97 8

.862

9.5

03 1

0.22

7 1

1.07

2 1

1.94

6

2

Pro

du

ksi DO

D

a

. DO

D rea

l 6

0%

d

ari

C.1

.f. 1

.617

3.6

31 3

.656

3.2

73 3

.895

4.3

41 4

.484

4.8

58 5

.317

5.7

02 6

.136

6.6

43 7

.168

b

. DO

D M

ati

20

%

da

ri C

.2.a

. 3

23

72

6 7

31

65

5 7

79

86

8 8

97

97

2 1

.063

1.1

40 1

.227

1.3

29 1

.434

c. D

OD

Hid

up (a

-b

)

1

.293

2.9

05 2

.925

2.6

19 3

.116

3.4

73 3

.587

3.8

87 4

.254

4.5

61 4

.909

5.3

14 5

.734

d

. DO

D d

ijual

35

%

da

ri C

.2.c. 4

53

1.0

17 1

.024

91

7 1

.091

1.2

15 1

.255

1.3

60 1

.489

1.5

96 1

.718

1.8

60 2

.007

e

. DO

D d

ipe

liha

ra (c-d

)

8

41

1.8

88 1

.901

1.7

02 2

.025

2.2

57 2

.332

2.5

26 2

.765

2.9

65 3

.191

3.4

54 3

.727

86

Page 104: Final - Penelitian Klaster 9 · iv Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih dan modal kerja dalam menjalankan usaha ternak itik adalah sebesar Rp.345.209.502,00 dengan rincian biaya

Lampiran

   

                  87 

 

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu 

Lampiran 7. Kebutuhan Dana

No. Rincian Biaya Proyek Jumlah (Rp) 1 Sumber dana Investasi a. Kredit 134.062.500 b. Dana sendiri 72.187.500 Jumlah dana investasi 206.250.000 2 Sumber dana modal kerja a. Kredit 90.323.676 b. Dana sendiri 48.635.826 Jumlah dana modal kerja 138.959.502 3 Sumber Total dana a. Kredit 224.386.176 b. Dana sendiri 120.823.326 Jumlah dana 345.209.502

Kantor Perwakilan Bank IndonesiaProvinsi Bengkulu

8787

Page 105: Final - Penelitian Klaster 9 · iv Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih dan modal kerja dalam menjalankan usaha ternak itik adalah sebesar Rp.345.209.502,00 dengan rincian biaya

Lampiran 

88  Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih

 

Lampiran 8. Anguran Pokok & Bunga Kredit Investasi

Jumlah Kredit (Rp) : 134.062.500 Jangka Waktu Kredit (tahun) : 3 Bunga per tahun % : 20,00% Bunga per bulan % : 1,67% Jumlah Angsuran (bulan) : 36 Sistem Perhitungan : Bunga menurun

Bulan Pokok Bunga Total Saldo Akhir 1 3.723.958 2.234.375 5.958.333 130.338.5422 3.723.958 2.172.309 5.896.267 126.614.5833 3.723.958 2.110.243 5.834.201 122.890.6254 3.723.958 2.048.177 5.772.135 119.166.6675 3.723.958 1.986.111 5.710.069 115.442.7086 3.723.958 1.924.045 5.648.003 111.718.7507 3.723.958 1.861.979 5.585.938 107.994.7928 3.723.958 1.799.913 5.523.872 104.270.8339 3.723.958 1.737.847 5.461.806 100.546.875

10 3.723.958 1.675.781 5.399.740 96.822.91711 3.723.958 1.613.715 5.337.674 93.098.95812 3.723.958 1.551.649 5.275.608 89.375.00013 3.723.958 1.489.583 5.213.542 85.651.04214 3.723.958 1.427.517 5.151.476 81.927.08315 3.723.958 1.365.451 5.089.410 78.203.12516 3.723.958 1.303.385 5.027.344 74.479.16717 3.723.958 1.241.319 4.965.278 70.755.20818 3.723.958 1.179.253 4.903.212 67.031.25019 3.723.958 1.117.188 4.841.146 63.307.29220 3.723.958 1.055.122 4.779.080 59.583.33321 3.723.958 993.056 4.717.014 55.859.37522 3.723.958 930.990 4.654.948 52.135.41723 3.723.958 868.924 4.592.882 48.411.45824 3.723.958 806.858 4.530.816 44.687.50025 3.723.958 744.792 4.468.750 40.963.54226 3.723.958 682.726 4.406.684 37.239.58327 3.723.958 620.660 4.344.618 33.515.62528 3.723.958 558.594 4.282.552 29.791.66729 3.723.958 496.528 4.220.486 26.067.70830 3.723.958 434.462 4.158.420 22.343.750 31 3.723.958 372.396 4.096.354 18.619.792

Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih88

Page 106: Final - Penelitian Klaster 9 · iv Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih dan modal kerja dalam menjalankan usaha ternak itik adalah sebesar Rp.345.209.502,00 dengan rincian biaya

 

                  89 

 

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu 

32 3.723.958 310.330 4.034.288 14.895.83333 3.723.958 248.264 3.972.222 11.171.87534 3.723.958 186.198 3.910.156 7.447.91735 3.723.958 124.132 3.848.090 3.723.95836 3.723.958 62.066 3.786.024 0

TOTAL 134.062.500 41.335.938 175.398.438

Kantor Perwakilan Bank IndonesiaProvinsi Bengkulu

8989

Page 107: Final - Penelitian Klaster 9 · iv Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih dan modal kerja dalam menjalankan usaha ternak itik adalah sebesar Rp.345.209.502,00 dengan rincian biaya

Lampiran 

90  Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih

 

Lampiran 9. Anguran Pokok & Bunga Kredit Modal Kerja

Jumlah Kredit (Rp) : 90.323.676

Jangka Waktu Kredit (tahun) : 1

Bunga per tahun % : 20,00%

Bunga per bulan % : 1,67% Jumlah Angsuran (bulan) : 12 Sistem Perhitungan : Bunga menurun

Bulan Pokok Bunga Total Saldo Akhir

1 7.526.973 0 7.526.973 82.796.7032 7.526.973 1.379.945 8.906.918 75.269.7303 7.526.973 1.254.496 8.781.469 67.742.7574 7.526.973 1.129.046 8.656.019 60.215.7845 7.526.973 1.003.596 8.530.569 52.688.8116 7.526.973 878.147 8.405.120 45.161.8387 7.526.973 752.697 8.279.670 37.634.8658 7.526.973 627.248 8.154.221 30.107.8929 7.526.973 501.798 8.028.771 22.580.919

10 7.526.973 376.349 7.903.322 15.053.94611 7.526.973 250.899 7.777.872 7.526.97312 7.526.973 125.450 7.652.423 0

TOTAL 90.323.676 8.279.670 98.603.347

Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih90

Page 108: Final - Penelitian Klaster 9 · iv Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih dan modal kerja dalam menjalankan usaha ternak itik adalah sebesar Rp.345.209.502,00 dengan rincian biaya

Lampiran

   

                  91 

 

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu 

Lampiran 10. Proyeksi Populasi, Biaya Operasional dan Nilai Penjualan

No. Uraian Des-14 2015 2016 2017 Satuan

1 Jumlah Populasi/Produksi

a. Telur Itik 2.947 116.467 158.333 213.737 butir

b. DOD Itik 1.293 11.565 15.200 20.519 ekor

c. Itik Dara 728 3.418 5.322 7.326 ekor

d. Itik Dewasa 520 4.096 6.905 9.722 ekor

2 Penjualan

a. Telur Itik 2.653 93.174 126.666 170.990 butir

b. DOD Itik 453 4.048 5.320 7.182 ekor

c. Itik Dara 218 1.025 1.597 2.198 ekor

d. Itik Dewasa Afkir 65 512 863 1.215 ekor

3 HPP/Unit

a. Telur Itik 585 585 585 585 Rp/butir

b. DOD Itik 4.366 4.366 4.366 4.366 Rp/ekor

c. Itik Dara 38.233 38.233 38.233 38.233 Rp/ekor

d. Itik Dewasa Afkir 0 0 0 0 Rp/ekor

4 Harga Jual

a. Telur Itik 2.000 2.000 2.000 2.000 Rp/butir

b. DOD Itik 12.000 12.000 12.000 12.000 Rp/ekor

c. Itik Dara 35.000 35.000 35.000 35.000 Rp/ekor

d. Itik Dewasa Afkir 40.000 40.000 40.000 40.000 Rp/ekor

5 HPP/Operasional

a. Telur Itik 1.551.961 54.515.273 74.111.521 100.044.847 Rp/Tahun

b. DOD Itik 1.976.559 17.672.353 23.227.193 31.354.922 Rp/Tahun

c. Itik Dara 8.350.183 39.203.504 61.047.353 84.030.195 Rp/Tahun

d. Itik Dewasa Afkir 0 0 0 0 Rp/Tahun

Jumlah Biaya Operasional 11.878.702 111.391.130 158.386.067 215.429.965 Rp/tahun

6 Nilai penjualan

a. Telur Itik 5.305.008 186.347.491 253.332.604 341.979.510 Rp/Tahun

b. DOC Itik 5.432.561 48.572.368 63.839.816 86.178.836 Rp/Tahun

c. Itik Dara 7.644.000 35.888.028 55.884.522 76.923.684 Rp/Tahun

d. Itik Dewasa Afkir 2.600.000 20.481.205 34.523.316 48.610.742 Rp/Tahun

Jumlah Nilai penjualan 20.981.569 291.289.091 407.580.259 553.692.773 Rp/tahun

Kantor Perwakilan Bank IndonesiaProvinsi Bengkulu

9191

Page 109: Final - Penelitian Klaster 9 · iv Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih dan modal kerja dalam menjalankan usaha ternak itik adalah sebesar Rp.345.209.502,00 dengan rincian biaya

Lampiran 

92  Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih

 

Lampiran 11. Proyeksi Rugi/Laba Usaha Itik Talang Benih (dalam rupiah penuh)

No Uraian Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Jumlah

1 Pendapatan 291.289.091 407.580.259 553.692.773 1.252.562.122

2 Pengeluaran

a. Biaya operasional 111.391.130 158.386.067 215.429.965 485.207.162

b. Penyusutan 41.250.000 41.250.000 41.250.000 123.750.000

c. Biaya bunga 30.995.816 13.778.646 4.841.146 49.615.608

Jumlah 183.636.946 213.414.713 261.521.110 658.572.770

3 Laba sebelum pajak 107.652.145 194.165.546 292.171.662 593.989.353

4 Pajak 15% 16.147.822 29.124.832 43.825.749 89.098.403

5 Laba/rugi 91.504.323 165.040.714 248.345.913 504.890.950

6 Profit margin 31,41% 40,49% 44,85% 40,31%

Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih92

Page 110: Final - Penelitian Klaster 9 · iv Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih dan modal kerja dalam menjalankan usaha ternak itik adalah sebesar Rp.345.209.502,00 dengan rincian biaya

 

                  93 

 

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu 

Lampiran 12. Perhitungan BEP Usaha Budidaya Itik Talang Benih

No.

Uraian Tahun

2015 2016 2017

1 Hasil Penjualan Produk

291.289.09

1 407.580.259

553.692.773

2 Biaya Variabel

a Bibit

- Telur Itik

5.894.453

- DOD Itik

15.521.603

- Itik Dara

25.480.000

- Itik Dewasa

20.800.000

b Pakan 68.226.563 114.145.388

158.874.364

c Pajak 16.147.822 29.124.832 43.825.749

Sub Jumlah

152.070.44

0 143.270.219

202.700.11

3

3 Biaya Tetap

a Tenaga kerja 31.200.000 31.200.000

31.200.000

b Produksi 11.964.567 13.040.680

25.355.601

c Biaya Penyusutan 41.250.000 41.250.000 41.250.000

d Bunga Kredit 30.995.816 13.778.646 4.841.146

Sub Jumlah

115.410.38

3 99.269.325

102.646.74

7

BEP Nilai Penjualan (Rp) 332.447.93

4 181.291.84

1 195.212.97

7

BEP Produksi (butir telur) *) 166.224 90.646 97.606

BEP Rata-rata :

1. Nilai penjualan (Rp)

236.317.584

2. Jumlah Penjualan/produksi (butir telur) *)

118.159

Kantor Perwakilan Bank IndonesiaProvinsi Bengkulu

9393

Page 111: Final - Penelitian Klaster 9 · iv Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih dan modal kerja dalam menjalankan usaha ternak itik adalah sebesar Rp.345.209.502,00 dengan rincian biaya

Lampiran

   

94  Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih

 

Lampiran 13. Cashflow Budidaya Itik Talang Benih

Uraian Tahun 0 tahun 1 tahun 2 tahun 3

Cash inflow

1. Penjualan 0 291.289.091 407.580.259 553.692.773

2. Kredit Investasi 134.062.500

3. Kredit Modal Kerja 90.323.676

4. Dana Sendiri 120.823.326

5. Nilai sisa 82.500.000

Total inflow 345.209.502 291.289.091 407.580.259 636.192.773

Total inflow untuk IRR 0 291.289.091 407.580.259 636.192.773

Cash outflow

1. Investasi 206.250.000

2. Modal Kerja 90.323.676

3. Biaya operasional 111.391.130 158.386.067 215.429.965

4. Angsuran pokok 135.011.176 44.687.500 44.687.500

5. Biaya bunga bank 30.995.816 13.778.646 4.841.146

6. Pajak 15% 16.147.822 29.124.832 43.825.749

Total outflow 296.573.676 293.545.944 245.977.045 308.784.360

Total outflow untuk IRR 206.250.000 127.538.952 187.510.899 259.255.714

Net cashflow 48.635.826 -2.256.853 161.603.214 327.408.413

Net cashflow Untuk IRR -206.250.000 163.750.139 220.069.360 376.937.059

Kumulatif net cashflow 48.635.826 46.378.973 207.982.187 535.390.599

DF 20% 1,0000 0,8333 0,6944 0,5787

Disc. net cashflow -206.250.000 136.458.450 152.825.944 218.134.872

Net B/C rasio 2,46

NPV (Rp) 301.169.266

IRR 87,92%

PBP (tahun) 2,42

Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih94

Page 112: Final - Penelitian Klaster 9 · iv Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih dan modal kerja dalam menjalankan usaha ternak itik adalah sebesar Rp.345.209.502,00 dengan rincian biaya

 

                  95 

 

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu 

Lampiran 14. Cashflow Budidaya Itik Talang Benih (Analisis Sensitivitas Penjualan Turun)

Penjualan Turun : 35,60% Menjadi : 64,40%

Biaya tetap : 100,00% Menjadi : 100,00%

Uraian Tahun 0 tahun 1 tahun 2 tahun 3

Cash inflow

1. Penjualan 0 187.590.175 262.481.687 356.578.146

2. Kredit Investasi 134.062.500

3. Kredit Modal Kerja 90.323.676

4. Dana Sendiri 120.823.326

5. Nilai sisa 82.500.000

Total inflow 345.209.502 187.590.175 262.481.687 439.078.146

Total inflow untuk IRR 0 187.590.175 262.481.687 439.078.146

Cash outflow

1. Investasi 206.250.000

2. Modal Kerja 90.323.676

3. Biaya operasional 111.391.130 158.386.067 215.429.965

4. Angsuran pokok 135.011.176 44.687.500 44.687.500

5. Biaya bunga bank 30.995.816 13.778.646 4.841.146

6. Pajak 15% 16.147.822 29.124.832 43.825.749

Total outflow 296.573.676 293.545.944 245.977.045 308.784.360

Total outflow untuk IRR 206.250.000 127.538.952 187.510.899 259.255.714

Net cashflow 48.635.826 -105.955.769 16.504.642 130.293.786

Net cashflow Untuk IRR -206.250.000 60.051.223 74.970.788 179.822.432

Kumulatif net cashflow 48.635.826 -57.319.944 -40.815.302 89.478.484

DF 20% 1,00 0,83 0,69 0,58

Disc. net cashflow -206.250.000 50.042.686 52.063.047 104.063.907

Net B/C rasio 0,9996

Kantor Perwakilan Bank IndonesiaProvinsi Bengkulu

9595

Page 113: Final - Penelitian Klaster 9 · iv Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih dan modal kerja dalam menjalankan usaha ternak itik adalah sebesar Rp.345.209.502,00 dengan rincian biaya

Lampiran 

96  Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih

 

NPV (Rp) -80.360

IRR 19,98%

PBP (tahun) 4,96

Keterangan = 1. Setelah 3 Tahun inventaris dilaksanakan peremajaan.

2. Biaya operasional disiapkan sebelum proses produksi.

3. DF 20%

Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih96

Page 114: Final - Penelitian Klaster 9 · iv Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih dan modal kerja dalam menjalankan usaha ternak itik adalah sebesar Rp.345.209.502,00 dengan rincian biaya

Lampiran

   

                  97 

 

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu 

Lampiran 15. Cashflow Budidaya Itik Talang Benih (Analisis Sensitivitas Biaya Operasional Naik)

Penjualan Tetap : 100,00% Menjadi : 100,00%

Biaya Naik : 91,97% Menjadi : 191,97%

Uraian Tahun 0 tahun 1 tahun 2 tahun 3

Cash inflow

1. Penjualan 0 291.289.091 407.580.259 553.692.773

2. Kredit Investasi 134.062.500

3. Kredit Modal Kerja 90.323.676

4. Dana Sendiri 120.823.326

5. Nilai sisa 82.500.000

Total inflow 345.209.502 291.289.091 407.580.259 636.192.773

Total inflow untuk IRR 0 291.289.091 407.580.259 636.192.773

Cash outflow

1. Investasi 206.250.000

2. Modal Kerja 90.323.676

3. Biaya operasional 213.837.552 304.053.733 413.560.903

4. Angsuran pokok 135.011.176 44.687.500 44.687.500

5. Biaya bunga bank 30.995.816 13.778.646 4.841.146

6. Pajak 15% 16.147.822 29.124.832 43.825.749

Total outflow 296.573.676 395.992.366 391.644.711 506.915.298

Total outflow untuk IRR 206.250.000 229.985.374 333.178.565 457.386.652

Net cashflow 48.635.826 -104.703.275 15.935.548 129.277.474

Net cashflow Untuk IRR -206.250.000 61.303.717 74.401.694 178.806.120

Kumulatif net cashflow 48.635.826 -56.067.450 -40.131.901 89.145.573

DF 20% 1,00 0,83 0,69 0,58

Disc. net cashflow -206.250.000 51.086.431 51.667.843 103.475.764

Net B/C rasio 0,9999

Kantor Perwakilan Bank IndonesiaProvinsi Bengkulu

9797

Page 115: Final - Penelitian Klaster 9 · iv Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih dan modal kerja dalam menjalankan usaha ternak itik adalah sebesar Rp.345.209.502,00 dengan rincian biaya

Lampiran 

98  Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih

 

NPV (Rp) -19.962

IRR 19,99%

PBP (tahun) 4,98

Keterangan = 1. Setelah 3 Tahun inventaris dilaksanakan peremajaan.

2. Biaya operasional disiapkan sebelum proses produksi.

3. DF : 20%

Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih98

Page 116: Final - Penelitian Klaster 9 · iv Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih dan modal kerja dalam menjalankan usaha ternak itik adalah sebesar Rp.345.209.502,00 dengan rincian biaya

Lampiran

   

                  99 

 

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu 

Lampiran 16. Cashflow Budidaya Itik Talang Benih (Analisis Sensitivitas Penjualan Turun dan Biaya Operasional Naik)

Penjualan Turun : 25,67% Menjadi : 74,33%

Biaya Naik : 25,67% Menjadi : 125,67%

Uraian Tahun 0 tahun 1 tahun 2 tahun 3

Cash inflow

1. Penjualan 0 216.515.181 302.954.406 411.559.838

2. Kredit Investasi 134.062.500

3. Kredit Modal Kerja 90.323.676

4. Dana Sendiri 120.823.326

5. Nilai sisa 82.500.000

Total inflow 345.209.502 216.515.181 302.954.406 494.059.838

Total inflow untuk IRR 0 216.515.181 302.954.406 494.059.838

Cash outflow

1. Investasi 206.250.000

2. Modal Kerja 90.323.676

3. Biaya operasional 139.985.233 199.043.770 270.730.837

4. Angsuran pokok 135.011.176 44.687.500 44.687.500

5. Biaya bunga bank 30.995.816 13.778.646 4.841.146

6. Pajak 15% 16.147.822 29.124.832 43.825.749

Total outflow 296.573.676 322.140.047 286.634.748 364.085.232

Total outflow untuk IRR 206.250.000 156.133.055 228.168.602 314.556.586

Net cashflow 48.635.826 -105.624.866 16.319.658 129.974.606

Net cashflow Untuk IRR -206.250.000 60.382.127 74.785.804 179.503.252

Kumulatif net cashflow 48.635.826 -56.989.040 -40.669.382 89.305.224

DF 20% 1,00 0,83 0,69 0,58

Disc. net cashflow -206.250.000 50.318.439 51.934.586 103.879.197

Kantor Perwakilan Bank IndonesiaProvinsi Bengkulu

9999

Page 117: Final - Penelitian Klaster 9 · iv Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih dan modal kerja dalam menjalankan usaha ternak itik adalah sebesar Rp.345.209.502,00 dengan rincian biaya

Lampiran 

100  Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih

 

Net B/C rasio 0,9994

NPV (Rp) -117.778

IRR 19,97%

PBP (tahun) 4,97

Keterangan = 1. Setelah 3 Tahun inventaris dilaksanakan peremajaan.

2. Biaya operasional disiapkan sebelum proses produksi.

3. DF : 20%

Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih100

Page 118: Final - Penelitian Klaster 9 · iv Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih dan modal kerja dalam menjalankan usaha ternak itik adalah sebesar Rp.345.209.502,00 dengan rincian biaya

 

                  101 

 

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu 

Lampiran 17. Rumus dan Cara Perhitungan Untuk Akses Keuangan

1. Menghitung Jumlah Angsuran.

Angsuran kredit terdiri dari angsuran pokok ditambah dengan

pembayaran bunga pada periode angsuran. Jumlah angsuran pokok

tetap setiap bulannya. Periode angsuran (n) adalah adalah selama 36

bulan untuk kredit investasi dan 12 bulan untuk kredit modal kerja.

Cicilan pokok = Jumlah Pinjaman dibagi periode angsuran (n).

Bunga = i% x jumlah (sisa) pinjaman.

Jumlah angsuran = Cicilan Pokok + Bunga.

2. Menghitung Jumlah penyusutan/depresiasi dengan metode

garis lurus dengan nilai sisa 0 (nol)

Penyusutan = Nilai Investasi/Umur Ekonomis.

3. Menghitung Net Present Value (NPV).

NPV merupakan selisih antara present value dari revenue dan

present value dari biaya. Adapun rumus untuk menghitung NPV

adalah sebagai berikut:

NPVR1– Ct1 i t

Keterangan:

Rt = Revenue atau keuntungan proyek yang diperoleh pada tahun ke-

t

Ct = Biaya atau ongkos yang dikeluarkan dari adanya proyek pada

Kantor Perwakilan Bank IndonesiaProvinsi Bengkulu

101101

Page 119: Final - Penelitian Klaster 9 · iv Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih dan modal kerja dalam menjalankan usaha ternak itik adalah sebesar Rp.345.209.502,00 dengan rincian biaya

Lampiran 

102  Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih

 

tahun ke-t. Tidak dilihat apakah biaya tersebut dianggap

merupakan modal atau dana rutin/operasional.

I = Tingkat suku bunga atau merupakan social opportunity cost of

capital.

n = Umur Proyek.

Untuk menginterpretasikan kelayakan suatu proyek, dapat dilihat dari hasil

perhitungan NPV sebagai berikut:

a. Apabila NPV > 0 berarti proyek layak untuk dilaksanakan secara finansial

b. Apabila NPV = nol, berarti proyel mengembalikan dananya perssis sama

besar dengan tingkat suku bunganya (bunganya (Social Opportunity of

Capital-nya).

c. Apabila NPV < 0, berarti proyek tidak layak untuk dilanjutkan karena

proyek tidak dapat menutupi social opportunity cost of capital yang

digunakan.

4. Menghitung Internal Rate of Return (IRR).

IRR merupakan nilai discount rate i yang membuat NPV dari proyek

sama dengan 0 (nol). IRR dapat juga dianggap sebagai tingkat

keuntungan atas investasi bersih dari suatu proyek, sepanjang setiap

benefit bersih yang diperoleh secara otomatis ditanamkan kembali

pada tahun berikutnya dan mendapatkan tingkat keuntungan i yang

sama dan diberi bunga selama sisa umur proyek. Cara perhitungan

IRR dapat didekati dengan rumus dibawah ini:

IRR

Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih102

Page 120: Final - Penelitian Klaster 9 · iv Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih dan modal kerja dalam menjalankan usaha ternak itik adalah sebesar Rp.345.209.502,00 dengan rincian biaya

 

                  103 

 

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu 

Keterangan:

IRR = Nilai Internal Rate of Return, dinyatakan dalam %.

= Net Present Value pertama pada DF terkecil

= Net Present Value kedua pada DF terbesar

= Tingkat suku bunga /discount rate pertama.

= Tingkat suku bunga /discount rate kedua.

Kelayakan suatu proyek dapat didekati dengan

mempertimbangkan nilai IRR sebagai berikut:

a. Apabila nilai IRR sama atau lebih besar dari nilai tingkat suku

bunganya maka proyek tersebut layak untuk dikerjakan.

b. Apabila nilai IRR lebih kecil atau kurang dari tingkat suku

bunganya maka proyek tersebut dinyatakan tidak layak untuk

dikerjakan.

5. Menghitung Net R/C.

Net revenue-cost ratio atau perbandingan manfaat dan biaya

bersih suatu proyek adalah perbandingan sedemikian rupa

sehingga pembilangnya terdiri atas present value total dari revenue

bersih dalam tahun di mana revenue bersih itu bersifat positif,

sedangkan penyebut terdiri atas present value total dari revenue

bersih dalam tahun di mana revenue itu bersifat negatif.

Cara menghitung Net R/C dapat menggunakan rumus dibawah ini:

Kantor Perwakilan Bank IndonesiaProvinsi Bengkulu

103103

Page 121: Final - Penelitian Klaster 9 · iv Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih dan modal kerja dalam menjalankan usaha ternak itik adalah sebesar Rp.345.209.502,00 dengan rincian biaya

Lampiran 

104  Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih

 

NETR/C

Keterangan:

Net RC = Nilai revenue - cost ratio.

NPV R-C Positif = Net present value positif.

NPV R-C Negatif. = Net present value negatif.

Hasil perhitungan Net R/C dapat diterjemahkan sebagai berikut:

a. Apabila nilai Net R/C > 1, maka proyek layak dilaksanakan.

b. Apabila nilai Net R/C < 1, maka proyek tidak layak untuk

dilaksanakan.

6. Menghitung Titik Impas (Break Even Point).

Titik impas atau titik pulang pokok atau Break Even Point (BEP)

adalah suat keadaan dimana tingkat produksi atau besarnya

pendapatan sama dengan besarnya pengeluaran pada suatu

proyek, sehingga pada keadaan tersebut proyek tidak mendapatkan

keuntungan dan tidak mengalami kerugian. Terdapat beberapa

rumus untuk menghitung titik impas yang dapat dipilih, namun dalam

penelitian ini digunakan rumus pada huruf a, b dan c di bawah ini :

a. TitikImpas Rp / 1

b. TitikImpas Satuan

c. Jika biaya variabel dan biaya tetap tidak dipisahkan maka

pencarian titik impas dapat menggunakan prinsip total

pendapatan = total pengeluaran.

Total Pendapatan = Harga x Jumlah produk yang dihasilkan.

Total Pengeluaran = Jumlah semua biaya yang diperlukan proyek.

Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih104

Page 122: Final - Penelitian Klaster 9 · iv Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih dan modal kerja dalam menjalankan usaha ternak itik adalah sebesar Rp.345.209.502,00 dengan rincian biaya

 

                  105 

 

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu 

Jadi harga produk x jumlah produk yang dihasilkan = Total

Pengeluaran.

d. TitikImpas n

7. Menghitung PBP (Pay Back Period atau Lama Pengembalian

Modal)

PBP digunakan untuk memperkirakan lama waktu yang dibutuhkan

proyek untuk mengembalikan investasi dan modal kerja yang

ditanam.

Cara menterjemahkan PBP untuk menetapkan kelayakan suatu

proyek adalah sebagai berikut:

a. Apabila nilai PBP lebih pendek dari jangka waktu proyek yang

ditetapkan maka suatu proyek dinyatakan layak.

b. Apabila nilai PBP lebih lama dari jangka waktu proyek maka suatu

proyek dinyatakan tidak layak.

8. Menghitung Discount Factor (DF).

DF dapat didefinisikan sebagai: “Faktor yang dipergunakan untuk

memperhitungkan nilai sekarang dari suatu jumlah yang diterima

di masa dengan mempertimbangkan tingkat bunga yang berlaku

atau disebut juga“ faktor nilai sekarang (present worth factors)” DF

diperhitungkan apabila suatu proyek bersifat multi-period atau

periode lebih dari satu kali. Dalam hal ini periode lazim

diperhitungkan dengan semester atau tahun. Nilai dari DF berkisar dari

0 sampai dengan 1

Cara memperhitungkan DF adalah dengan rumus sebagai berikut:

Kantor Perwakilan Bank IndonesiaProvinsi Bengkulu

105105

Page 123: Final - Penelitian Klaster 9 · iv Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih dan modal kerja dalam menjalankan usaha ternak itik adalah sebesar Rp.345.209.502,00 dengan rincian biaya

Lampiran 

106  Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih

 

RumusDFpertahun1

1,

r = suku bunga

n = tahun 0, 1, ……….. n ; sesuai dengan tahun proyek

Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih106

Page 124: Final - Penelitian Klaster 9 · iv Pola Pembiayaan Budidaya Itik Talang Benih dan modal kerja dalam menjalankan usaha ternak itik adalah sebesar Rp.345.209.502,00 dengan rincian biaya