final geografi penduduk
DESCRIPTION
MakalahTRANSCRIPT
SOAL DAN JAWABAN
GEOGRAFI PENDUDUK
Disusun Oleh :
Anandha Pramudhita
1001010012
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
2012
Nilai yang di kehandaki A
SOAL-SOAL
1. Mengapa pertambahan penduduk Indonesia masih tetap tinggi, jelaskan?
2. Mengapa pada tahun 1950’an di Indonesia teerjadi baby boom?
3. Mengapa persebaran dan kepadatan penduduk di Indonesia tidak merata?
4. Apa Pengertian dan Ruang Lingkup Mobilitas Penduduk?5. Apa yang di sebut migrasi dan factor apa saja yang mempengaruhi migrasi?
6. Apa gejala geografi pada kehidupan sehari-hari kita?
7. Apa yang di sebut dengan transmigrasi?
8. Jelaskan permasalahan penduduk di Indonesia?
JAWABAN
1. Pertambahan penduduk di Indonesia masih tetap tinggi dikarenakan beberapa sebab
antara lain adalah akibat dari pengaruh kuat baby boom yang terjadi pada tahun 1950’an
yang pada waktu itu laju pertambahan penduduk Indonesia sangat pesat. Laju
pertambahan penduduk tersebut tidak dapat dihentikan dan hanya bisa diperlambat. Laju
pertambahan penduduk tersebut masih berlangsung sampai sekarang tetapi hanya
diperkecil beberapa persen saja yaitu menjadi 1,5 %-2% pertahun. Pertambahan
penduduk Indonesia yang tinggi terlihat pada tahun-tahun berikut :tahun 1961 berjumlah
97 juta jiwa, pada tahun 1980 menjadi 146,9 juta jiwa, pada tahun 1990 menjadi 178,6
juta jiwa, tahun 2000 sebesar 203,5 juta jiwa, dan pada tahun 2005 sudah menjadi lebih
dari 230 juta jiwa. Selain itu, program KB belum sepenuhnya berhasil. Program KB
berhasil di beberapa tempat tetapi di rempat lain KB belum terlaksana dengan baik
seperti didaerah pedesaan yang jauh dari lingkungan kota dan desa yang berada di daerah
pedalaman.
2. Pada tahun 1950 indonesia tejadi baby boom karena
Pada waktu itu masyarakat masih percaya pada anggapan bahwa banyak anak
bayak rezeki sehingga banyak yang mempunyai anak banyak walaupun kondisi
ekonomi keluarganya rendah
Negara Indonesia baru saja merdeka sehingga pemerintah hanya berfokus pada
pertahanan kemerdekaan dan masalah kependudukan kurang diperhatikan seperti
belum ada atau kurangnya penggalakan program KB. Hal ini menimbulkan
jumlah kelahiranbayi sangat tinggi.
Masalah akibat benyaknya penduduk belum terasa karena pada waktu itu jumlah penduduk masih jarang dan wilayah Indonesia masih jarang penduduknya.
3. Persebaran pendudu tidak dapat merata disemua tempat karena persebaran penduduk di pengaruhi oleh beberapa factor, sebagai berikut:
Persebaran masyarakat mengikuti wilayah yang subur untuk mendukung
kehidupan manusia seperti pulau jawa yang subur maka penduduknya lebih
banyak dari daerah lain.
Daya tarik suatu wilayah seperti kesuburan tanah, tingkat pendidikan, daerah
menguntungkan/strategis, banyaknya peluang mata pencaharian, lokasi wilayah,
topografi datar, mempengaruhi terjadinya pemusatan wilayah persebaran.
Masyarakat cenderung memlih tempat tinggal yang aman, nyaman, dan efisien, seperti daerah bebas konflik, tepi sungai, tepi laut, dan wilayah subur.
4. Pengertian dan Ruang Lingkup Mobilitas Penduduk
Mobilitas penduduk mempunyai pengertian pergerakan penduduk dari satu daerah ke daerah lain. Baik untuk sementara maupun untuk jangka waktu yang lama atau menetap seperti mobilitas ulang-alik (komunitas) dan migrasi. Mobilitas penduduk adalah perpindahan penduduk dari suatu tempat ke tempat yang lain atau dari suatu daerah ke daerah lain.
Mobilitas dibedakan 2 yaitu mobilitas non permanen (tidak tetap) dan mobilitas tetap (tetap). Apabila perpindahan bertujuan untuk menetap di daerah tujuan maka disebut migrasi. Jadi migrasi artinya perpindahan penduduk dari satu daerah ke daerah lain untuk menetap.
Jenis-jenis mobilitas permanen :
1. Urbanisasi yaitu perpindahan penduduk dari desa ke kota.2. Transmigrasi yaitu perpindahan perpindahan penduduk dari pulau yang padat ke pulau
yang kurang padat penduduknya. Transmigrasi diatur oleh pemerintah.3. Migrasi yaitu masuknya penduduk dari satu Negara ke Negara lain.4. Emigrasi yaitu keluarnya penduduk suatu negara untuk masuk ke negara lain.5. Remigrasi yaitu kembalinya penduduk ke negara asalnya.
Mobilitas penduduk dapat dibedakan antara mobilitas penduduk vertikal dan mobilitas penduduk horinzontal. Mobilitas penduduk vertikal sering disebut dengan perubahan status, atau perpindahan dari cara-cara hidup tradisional ke cara-cara hidup yang lebih modern. Dan salah satu contohnya adalah perubahan status pekerjaan. Seseorang mula-mula bekerja dalam sektor pertanian sekarang bekerja dalam sektor non pertanian. Mobilitas penduduk horizontal atau sering pula disebut dengan mobilitas penduduk geografis adalah gerak (movement) penduduk yang melintas batas wilayah menuju ke wilayah yang lain dalam periode waktu tertentu (Mantra, 1987). Penggunaan batas wilayah dan waktu untuk indikator mobilitas penduduk horizontal ini mengikuti paradigma ilmu geografi yang berdasarkan konsepnya atas wilayah dan waktu (space and time concept).
Bentuk-Bentuk Mobilitas Penduduk
Mobilitas tradisional, dimana penduduk melakukan mobilitas atas dasar untuk memenuhi kebutuhan primer terutama pangan. Aktivitas mobilitas tradisional merupakan arus desa ke kota yang termasuk dalam pengertina urbanisasi.
Mobilitas pra-modern, yang merupakan transisi drai mobilitas tradisional menuju mobilitas modern. Dalam hal ini penduduk mulai melakukan mobilitas dengan tujuan yang lebih luas bukan hanya sekedar untuk cukuppangan. Aktivitas dari desa ke kota sangat meningkat disertai dengan mobilitas antar kota dan juga mobilitas dari kota ke luar kota (pedesaan). Sehingga terjadi dengan apa yang disebut urbanisasi modern. Penduduk mobilitas atau migrasi dengan tujuan yang lebih luas termasuk kesenangan dan kenyamanan.
Mobilitas modern, dimana mobiolitas penduduk telah mmelampaui batas-batas Negara dengan berbgai macam-macam tujuan baik kegiatan perdagangan maupun berwiraswasta.
Mobilitas canggih atau super-modern, dimana mobilitas dilakukan telah melampaui pengertian berwiraswasta secara wajar yang dapat dimasukkan dalam kategori berfoya-foya dengan konsumsi yang berlebihan.
Bentuk mobilitas penduduk dapat dipahami berkaitan dengan keberhasilan dalam aktivitas ekonomi yang meliputi 2 komponen yaitu kesempatan kerja (produktifitas) dan pendapatan (atau dana). Komponen mobilitas tersebut dapat di pandang sebagai indikator kualitas kehidupan masyarakat.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Mobilitas Penduduk
Faktor dari sejarah asal yang disebut faktor pendorong seperti adanya bencana alam, panen gagal, lapangan kerja terbatas, keamanan terganggu, kurangnya sarana pendidikan. Faktor yang ada di daerah tujuan yang disebut faktor penarik seperti, tersedianya lapangan kerja, upah tinggi, tersedia sarana pendidikan kesehatan dan hiburan. Faktor yang terletak diantara daerah asal dan daerah tujuan yang disebut
penghalang yang termasuk faktor ini misalnya jarak jenis alat transport dan biaya transport jarak yang tidak jauh dan mudahnya transportasi mendorog mobilitas penduduk. Yang terdapat pada diri seseorang disebut faktor individu. Faktor ini sangat mempengaruhi keinginan seseorang untuk melakukan mobilitas atau tidak. Contoh faktor individu ini antara lain: umur, jenis kelamin, dan tingkat pendidikan.
Faktor pendorong dan penarik perpindahan penduduk ada yang negatif dan ada yang positif. Faktor pendorong yang positif yaitu para migran ingin mencari atau menambah pengalaman di daerah lain. Sedangkan faktor pendorong yang negatif yaitu fasilitas untuk memenuhi kebutuhan hidup terbatas dan lapangan pekerjaan terbatas pada pertanian. Faktor penarik yang positif yaitu daerah tujuan mempunyai sarana pendidikan yang memadai dan lebih lengkap. Faktor penarik yang negatif adalah adanya lapangan pekerjaan yang lebih bervariasi, kehidupan yang lebih mewah, sehingga apa saja yang diperlukan akan mudah didapat dikota.
Mobilitas Penduduk Permanen (Migrasi)
Migrasi penduduk
Migrasi penduduk terbagi menjadi 2 jenis yaitu:
Migrasi internasional. Migrasi internasional adalah perpindahan penduduk yang melewati batas suatu negara.
Migrasi interen adalah migrasi yang terjadi dalam batas wilayah suatu negara. Terdiri dari:
Migrasi sirkuler yaitu perpindahan penduduk sementara karena mendekati tempat pekerjaan.
Komuter atau ngelaju yaitu pergi ketempat atau kota lain di pagi hari dan pulang di sore hari ataupun malam hari.
Urbanisasi yaitu perpindahan penduduk dari desa ke kota dengan maksud untuk mencari nafkah.
Sebab-sebab timbulnya migrasi penduduk yaitu adanya alasan ekonomis, adanya alasan politis, adanya alasan wabah penyakit yang timbul disuatu daerah tertentu, dan adanya alasan pendidikan.
Transmigrasi
Yaitu perpindahan penduduk dari pulau yang padat penduduknya ke pulau yang jarang penduduknya dalam satu negara. Penyelenggaraan transmigrasi dikatakan berhasil bila memenuhi syarat :
Jumlah penduduk yang transmigrasikan tiap tahun lebih banyak dari pada pertambahan penduduk dari daerah yang ditinggalkan.
Antara transmigran dengan penduduk yang didatangi dapat hidup berdampingan.
Migrasi Internasional Tenaga Kerja Indonesia
Faktor yang mendorong pemerintah mengeluarkan kebijakan pengiriman tenaga kerja ke luar negeri, yaitu makin kompleksnya masalah kependudukan yang terjadi di dalam negeri dengan berbagai implikasi sosial ekonimisnya. Selain itu, terbukanya ksempatan kerja yang cukup luas di negara-negara yang relatif kaya dan baru berkembang yang dapat menyerap tenaga kerja Indonesia dalam jumlah yang cukup besar.
Mobilitas Penduduk Non Permanen (Sirkuler)
Mobilitas penduduk sirkuler atau mobilitas non permanen adalah gerak penduduk dari suatu wilayah menuju ke wilayah lain dengan tidak ada niatan menetap di daerah tujuan. Sebagai contoh, di Indonesia (menurut batasan sensus penduduk) mobilitas penduduk sirkuler dapat didefinisikan sebagai gerak penduduk yang melintas batas propinsi menuju ke propinsi lain dalam jangka waktu kurang enam bulan. Hal ini sesuai dengan paradigma geografis yang didasarkan atas konsep ruang (space) dan waktu (time). Data mobilitas penduduk sirkuler sukar didapat. Hal ini disebabkan para pelaku mobilitas sirkuler tidak memberitahu kepergian mereka kepada kantor desa di daerah asal, begitu juga dengan kedatangan mereka di daerah tujuan. Meskipun deminian, dengan segala keterbatasan data, mobilitas penduduk Indonesia, baik permanent maupun nonpermanent (sirkuler) diduga frekuensinya akan terus meningkat dan semakin lama semakin cepat. Menurut Ananta (1995), suatu revolusi mobilitas tampaknya juga telah terjadi di Indonesia. Hal ini dipengaruhi oleh tersedianya prasarana transport dan komunikasi yang mewadai dan modern.
Perilaku Mobilitas Penduduk
Perilaku mobilitas penduduk oleh Ravenstain disebut dengan hukum-hukum migrasi sebagai berikut: Para migran cenderung memilih tempat terdekat sebagai daerah tujuan. Faktor paling dominan yang mempengaruhi seseorang untuk bermigran adalah situasinya memperoleh pekerjaan di daerah asal dan kemungkinan untuk memperoleh pekerjaan dan pendapatan yang lebih baik di daerah tujuan. Daerah tujuan mempunyai nilai kefaedahan wilayah (place utility) lebih tinggi dibanding dengan daerah asal. Semakin tinggi pengaruh kekotaan terhadap seseorang, semakin besat tingkat mobilitasnya. Semakin tinggi pendapatan seseorang, semakin tinggi frukuensi mobilitasnya.
Penduduk yang masih muda dan belum kawin lebih banyak melakukan mobilitas dari pada mereka yang berstatus kawin. Penduduk yang berpendidikan tinggi biasanya lebih banyak melaksanakan mobilitas dari pada yang berpendidikan rendah. Kepuasan terhadap kehidupan di masyarakat baru tergantung pada hubungan sosial para pelaku hubungan sosial para pelaku mobilitas dengan masyarakat tersebut. Kepuasan terhadap kehidupan di kota tergantung pada kemampuan perseorangan untuk mendapatkan
pekerjaan dan adanya kesempatan bagi anak-anak untuk berkembang. Setelah menyesuaikan diri dengan kehidupan kota, para pelaku mobilitas pindah ke tempat tinggal dan memilih daerah tempat tinggal dipengaruhi oleh daerah tempat bekerja.
Sumber Data Mobilitas Penduduk dan Analisis
Pada umumnya ada tiga sumber data mobilitas penduduk yaitu: sensus penduduk, registrasi penduduk dan survei penduduk. Diantara ketiga sumber data mobilitas penduduk data yang didapat dari sensus penduduk dan survei penduduk yang paling lengkap, hanya kelemahannya data yang didapat dari sensus penduduk hanya meliputi mobilitas penduduk yang bersifat permanen saja. Dan hasil registrasi penduduk dan survei penduduk diperoleh data baik mobilitas permanen maupun nonpermanen, hanya kelemahannya tidak semua mobilitas penduduk dapat dicatat. (Source : K’ Masni, Mahasiswa Pasca Sarjana PKLH UNM Makassar | Guru Biologi SMAN 1 Bone-Bone Kab. Luwu Utara, Sulsel)
5. Pengertian migrasi dan factor-faktornya
Migrasi adalah perpindahan penduduk dari suatu tempat ke tempat lain dengan
melewati batas negara atau batas administrasi dengan tujuan untuk menetap.
Migrasi merupakan bagian dari mobilitas penduduk.
faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya migrasi, yaitu
Faktor ekonomi (ingin mencari kehidupan yang lebih baik di tempat yang baru)
Faktor keselamatan (ingin menyelamatkan diri dari bencana alam seperti tanah longsor,
gempa bumi, banjir, gunung meletus dan bencana alam lainnya)
Faktor keamanan (migrasi yang terjadi akibat adanya gangguan keamanan seperti
peperangan, dan konflik antar kelompok)
Faktor pendidikan (migrasi yang terjadi karena ingin melanjutkan pendidikan ke jenjang
yang lebih tinggi)
Faktor kepentingan pembangunan (migrasi yang terjadi karena daerahnya terkena proyek
pembangunan seperti pembangunan bendungan untuk irigasi dan PLTA)
o usaha pemerintah untuk menanggulangi permasalahan migrasi, adalah sebagai
berikut :
Persebaran pembangunan industri sampai ke daerah-daerah
Peningkatan pendapatan masyarakat desa melalui intensifikasi dan Koperasi Unit Desa
Pembangunan jaringan jalan sampai ke desa-desa sehingga hubungan antara desa dan
kota menjadi lancar
Meningkatkan penyuluhan program Keluarga Berencana untuk mengendalikan
pertumbuhan penduduk di pedesaan
Pembangunan fasilitas yang lebih lengkap seperti pendidikan dan kesehatan
migrasi dapat dibagi atas dua golongan yaitu: Migrasi Internasional dan Migrasi
Nasional atau Internal.
Migrasi Internasional, adalah perpindahan penduduk dari suatu negara ke negara
lain. Migrasi ini dapat dibedakan atas tiga macam yaitu: Imigrasi(masuknya penduduk
dari suatu negara ke negara lain dengan tujuan menetap), Emigrasi (keluarnya penduduk
dari suatu negara ke negara lain), Remigrasi (kembalinya imigran ke negara asalnya).
Migrasi Nasional atau Internal, yaitu perpindahan penduduk di dalam satu
Negara. Migrasi ini terdiri atas beberapa jenis, yaitu Urbanisasi, Transmigrasi, Ruralisasi.
Urbanisasi adalah perpindahan dari desa ke kota dengan tujuan menetap. Factor
yang menyebabkan terjadinya urbanisasi yaitu Ingin mencari pekerjaan, karena di kota
lebih banyak lapangan kerja dan upahnya tinggi, Ingin mencari pengalaman di kota, Ingin
melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi dan sebagainya.
Transmigrasi adalah perpindahan penduduk dari pulau yang padat penduduk ke
pulau yang jarang penduduknya di dalam wilayah Indonesia. Transmigrasi pertama kali
dilakukan di Indonesia pada tahun 1905 oleh pemerintah Belanda yang dikenal dengan
nama kolonisasi.
Ruralisasi adalah perpindahan penduduk dari kota ke desa dengan tujuan menetap.
Ruralisasi merupakan kebalikan dari urbanisasi.
Dampak migrasi pendudukMigrasi penduduk baik nasional maupun internasional masing-masing memiliki
dampak positif dan negatif terhadap daerah asal maupun daerah tujuan.
Dampak positif dari imigrasi yaitu dapat membantu memenuhi kekurangan tenaga
ahli, dapat menambah rasa solidaritas antarbangsa, adanya pengenalan ilmu dan teknologi
dapat mempercepat alih teknologi.
Dampak negatif dari imigrasi yaitu masuknya budaya asing yang tidak sesuai
dengan kepribadian bangsa, imigran yang masuk adakalanya di antara mereka memiliki
tujuan yang kurang baik seperti pengedar narkoba, bertujuan politik, dan lain-lain.
Dampak positif dari emigrasi yaitu dapat menambah devisa bagi negara terutama
dari penukaran mata uang asing, dapat memeperkenalkan kebudayaan ke bangsa lain,
dapat mengurangi ketergantungan tenaga ahli dari luar negeri.
Dampak negatif dari emigrasi yaitu emigran yang tidak resmi dapat memperburuk
citra negaranya, kekurangan tenaga terampil dan ahli bagi negara yang ditinggalkan.
Dampak positif dari transmigrasi yaitu dapat mengurangi pengangguran bagi
daerah yang padat penduduknya, dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat terutama
transmigran, dapat memenuhi kekurangan tenaga kerja di daerah tujuan transmigrasi,
dapat mempercepat pemerataan persebaran penduduk.
Dampak negatif dari transmigrasi yaitu adanya kecemburuan sosial antara
masyarakat setempat dengan para transmigran, terbengkalainya tanah pertanian di daerah
trasmigrasi karena transmigran tidak betah dan kembali ke daerah asalnya
Dampak Positif Urbanisasi yaitu dapat mengurangi jumlah pengangguran di desa,
dapat memenuhi kebutuhan tenaga kerja di kota, meningkatkan taraf hidup penduduk
desa, dapat meningkatkan Perekonomian di kota.
Dampak negatif dari urbanisasi yaitu berkurangnya tenaga terampil dan terdidik di
desa, produktivitas pertanian di desa menurun, meningkatnya pengangguran di kota,
meningkatnya tindak kriminalitas di kota, timbulnya pemukiman kumuh akibat sulitnya
mencari perumahan.
6. gejala geografi pada kehidupan sehari-hari kita?
Kajian Obyek Material Geografi dalam kaitannya dengan Kehidupan Sehari-hari
1. Gejala pada Atmosfer
Antara lain sebagai berikut:
Terjadi perubahan musim.
Akibat yang berpengaruh adalah pada musim penghujan, para petani mulai menggarap
lahannya.
Bisa juga berpengaruh pada jenis pakaian yang digunakan penduduk, misalnya di daerah
beriklim dingin, pakaian yang digunakan tebal-tebal.Bisa juga berpengaruh pada jenis
pakaian yang digunakan penduduk, misalnya di daerah beriklim dingin, pakaian yang
digunakan tebal-tebal.
2. Gejala pada Hidrosfer
Antara lain sebagai berikut:
Besar kecilnya air limpasan, selain dipengaruhi oleh besar dan lamanya hujan juga
dipengaruhi oleh penggunaan lahan oleh manusia. Bila perbukitan yang seharusnya
dijadikan tempat peresapan air, dijadikan untuk permukiman, atau kegiatan pertanian
yang tidak memperhatikan pelestariannya, maka air limpasan semakin banyak. Air
limpasan yaitu air yang mengalir di permukaan tanah (run off).
Besar kecilnya cadangan air tanah dipengaruhi banyak sedikitnya peresapan air ke dalam
tanah. Hal ini dipengaruhi oleh jenis batuan dan jenis penutup lahan. Cadangan air tanah
juga dipengaruhi oleh cara manusia memanfaatkannya. Bila manusia memanfaatkan air
tanah secara boros, maka ketersediaannya akan cepat habis.
3. Gejala pada Lithosfer
Antara lain sebagai berikut:
Untuk mengurangi tingkat erosi, pemanfaatan lahan di daerah miring dilakukan dengan
membuat sengkedan (terrasering).
Supaya tidak terjadi penurunan daya dukung lahan, maka harus diupayakan pemanfaatan
lahan dengan memperhatikan kemampuan lahannya.
4. Gejala pada Biosfer
Keanekaragaman flora dan fauna menyebabkan keanekaragaman konsumsi bahan
pangan. Pada daerah penghasil padi penduduk makan nasi dari beras, pada daerah
gandum menggunakan terigu sebagai bahan untuk membuat makanannya. Keberadaan
hewan juga demikian, contoh orang Thailand menggunakan gajah untuk membantu
pekerjaannya, sedangkan di Indonesia penduduk memanfaatkan kuda, sapi dan kerbau.
Hal ini disebabkan karena keberadaan dari hewan-hewan itu.
6. Gejala pada Antroposfer
Manusia di permukaan bumi beragam adat dan budayanya, hal ini mengakibatkan
interaksi antara penduduk yang berbeda. Penduduk mempunyai keahlian yang berbeda-
beda pula sehingga terjadi saling membutuhkan. Penduduk juga menempati tempat yang
berbeda-beda kondisi alam dan sumberdayanya, hal ini menyebabkan kehidupannya juga
menjadi beragam karena memanfaatkan alam yang berbeda perlu pengolahan dan alat
yang berbeda pula.
Jadi perlu Anda ingat, ruang lingkup geografi secara umum adalah sama luasnya
dengan objek studi yang menjadi kajian geografi, yaitu meliputi semua gejala geosfer
baik gejala alam maupun gejala sosial serta interaksi antara manusia dengan
lingkungannya.
B. Kajian Obyek Formal Geografi dalam kaitannya dengan Kehidupan Sehari-hari.
Di dalam obyek formal geografi yang menjadi aspek kajian adalah aspek
keruangan, kelingkungan, kewilayahan dan waktu. Aspek-aspek tersebut dapat dikaji
antara lain melalui konsep-konsep yang dikembangkan dan ilmu-ilmu penunjang dalam
geografi. Banyak versi dan jumlah konsep yang dikembangkan dalam geografi, antara
lain seperti diuraikan berikut.
1. Konsep Esensial Geografi
Konsep adalah pengertian dari sekelompok fenomena/gejala-gejala, sehingga dapat
dipakai untuk menggambarkan berbagai gejala/fenomena yang sama. Ada 10 konsep
esensial (dasar) geografi, yaitu:
a. Konsep Lokasi; yaitu letak di permukaan bumi, misalnya Gunung Bromo
ada/ terletak di Jawa Timur.Konsep Lokasi; yaitu letak di permukaan bumi, misalnya
Gunung Bromo ada/ terletak di Jawa Timur.
b. Konsep Jarak; yaitu jarak dari satu tempat ke tempat lain. Jarak dibagi
menjadi jarak absolut dan jarak relatif. Jarak absolut merupakan jarak yang ditarik garis
lurus antara dua titik. Dengan demikian jarak absolut adalah jarak yang sesungguhnya.
Jarak relatif adalah jarak atas pertimbangan tertentu misalnya rute, waktu, biaya,
kenyamanan dsb. Misalnya jarak Jakarta ke Bandung 180 km atau Jakarta – Bandung
dapat ditempuh dalam waktu 3 jam melewati Puncak. Kedua hal ini merupakan contoh
jarak relatif berdasarkan pertimbangan rute dan waktu.
c. Konsep Keterjangkauan; yaitu mudah dijangkau atau tidaknya suatu
tempat, misalnya dari Jakarta ke Kota Cirebon lebih mudah dijangkau dibandingkan
dengan dari Jakarta ke Pulau Kelapa (di kepulauan Seribu) karena kendaraan Jakarta –
Cirebon lebih mudah didapat dibandingkan dengan Jakarta – Pulau Kelapa.
d. Konsep Pola; yaitu persebaran fenomena antara lain misalnya pola
pemukiman yang menyebar, yang berbentuk garis dan sebagainya.
e. Konsep Morfologi; yaitu bentuk lahan, misalnya dalam kaitannya dengan
erosi dan sedimentasi.
f. Konsep Aglomerasi; yaitu pola-pola pengelompokan/konsentrasi. Misalnya
sekelompok penduduk asal daerah sama, masyarakat di kota cenderung mengelompok
seperti permukiman elit, pengelompokan pedagang dan sebagainya. Di desa masyarakat
rumahnya menggerombol/mengelompok di tanah datar yang subur.
g. Konsep Nilai Kegunaan; yaitu nilai suatu tempat mempunyai kegunaan
yang berbeda-beda dilihat dari fungsinya. Misalnya daerah wisata mempunyai
kegunaan dan nilai yang berlainan bagi setiap orang. Tempat wisata tersebut
belum tentu bernilai untuk pertanian atau fungsi lainnya.
h. Konsep Interaksi dan Interdependensi; yaitu keterkaitan dan
ketergantungan satu tempat dengan tempat lainnya. Misalnya antara kota dan desa
sekitarnya terjadi saling membutuhkan.
i. Konsep Deferensiasi Areal; yaitu fenomena yang berbeda antara satu
tempat dengan tempat lainnya atau kekhasan suatu tempat.
j. Konsep Keterkaitan Keruangan (Asosiasi); yaitu menunjukkan derajad
keterkaitan antar wilayah, baik mengenai alam atau sosialnya.
Berikut ini contoh pengembangan konsep geografi dalam uraian yang lebih
lengkap, dengan mengambil salah satu konsep yaitu aglomerasi pemukiman.
Pola persebaran pemukiman berbeda-beda, hal ini disebabkan keadaan wilayah yang
berbeda-beda pula. Persebaran pemukiman itu antara lain disebabkan oleh adanya sungai
atau jalan raya, pusat kegiatan ekonomi, adanya daerah tambang, pola penggunaan tanah,
alasan keamanan dan sebagainya.
7. Transmigrasi
Yaitu perpindahan penduduk dari pulau yang padat penduduknya ke pulau yang jarang penduduknya dalam satu negara. Penyelenggaraan transmigrasi dikatakan berhasil bila memenuhi syarat :
Jumlah penduduk yang transmigrasikan tiap tahun lebih banyak dari pada pertambahan penduduk dari daerah yang ditinggalkan.
Antara transmigran dengan penduduk yang didatangi dapat hidup berdampingan.
Besarnya jumlah penduduk
8. Jumlah penduduk Indonesia yang lebih dari 230 juta jiwa dan terbatasnya daya dukung
lingkungan alam yang tersedia seperti luas wilayah yang akan menyebabkan kepadatan
penduduk. Kepadatan penduduk yang tinggi berdampak pada kesejahteraan penduduk
Indonesia yang belum menggembirakan atau dikatakan miskin.
Tingginya tingkat pertambahan penduduk
Pertumbuhan laju tingkat perambahan penduduk Indonesia masih cukup tinggi yaitu
1,5% – 2% pertahun dari total jumlah penduduk Indonesia. Pertumbuhan penduduk
Indonesia yang tinggi dapat menimbulkan masalah-masalah social seperti kurangnya
lapangan pekerjaan, yang menyebabkan naiknya tingkat kemiskinan, dari kemiskinan yang
tinggi menimbulkan kriminalitas.
Penduduk Indonesia berstruktur penduduk muda
Struktur penduduk muda yaitu kelompok penduduk ygn berumur dibawah 15 tahun
jumlahnya lebih dari 40%. Besarnya kelompok usia muda seperti di Indonesia
menunjukan bahwa penduduk Indonesia yang belum ekonomis produktif cukup besar.
Persebaran penduduk Indonesia tidak merata
Pulau jawa berpenduduk lebih dari 60% dari jumlah penduduk Indonesia padahal luas
wilayah pulau jawa hanya 6,6% dari luas daratan Indonesia. Sedangkan pulau
Kalimantan yang lebih luas malah berpenduduk sedikit. Hal semacam ini
menimbulkan kriminalitas di pulau jawa jika tidak didukung SDM dan lapangan
kerja.