filsafat pendidikan islam
DESCRIPTION
Filsafat pendidikan Islam by daniarTRANSCRIPT
FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM “ PROF.DR.MUZAYYIN
ARIFIN”
Daniar Ahmad &
Osman Syarief
Tugas Filsafat Pendidikan Islam terbagi dalam 3 dimensi
Memberikan landasan dan sekaligus mengarahkan pada proses pelaksanaan pendidikan yang berdasarkan ajaran Islam
Melakukan kritik dan koreksi terhadap proses pelaksanaan tersebut
Melakukan evaluasi terhadap metode dari proses pendidikan tersebut
Pengertian Filsafat Pendidikan
Van Cleve Morris menyatakan, ”Secara ringkas kita mengatakan bahwa pendidikan adalah sendi filosofis, karena ia pada dasarnya buka alat sosial semata untuk mengalihkan cara hidup secara menyeluruh kepada setiap generasi, tetapi ia juga menjadi agen (lembaga) yang melayani hati nurani masyarakat dalam perjuangan mencapai hari depan yang lebih baik. Jadi, dilihat dari tugas dan fungsinya, pendidikan harus dapat menyerap, mengolah dan menganalisis serta menjabarkan aspirasi dan idealitas mayarakat”
Pengertian Pendidikan Islam
Menurut Dr Muhammad Fadil Al Djalamy (guru besar di Universitas Tunisia), “Pendidikan Islam adalah proses yang mengarahkan manusia kepada kehidupan yang baik dan yang mengangkat derajat kemanusiaannya sesuai dengan kemampuan dasar (fitrah) dan kemampuan ajarannya (pengaruh dari luar)”
Metode studi dalam filsafat Islam
Menurut Rene Descartes, ada empat langkah berpikir yang rasionalis. Langkah tersebut sebagai berikut :
Tidak boleh menerima begitu saja hal-hal yang belum diyakini kebenarannya, tetapi harus secara hati-hati mengkaji hal tersebut
Menganalisis dan mengklasifikasikan setiap permasalahan melalui pengujian yang teliti ke dalam sebanyak mungkin bagian yang diperlukan bagi pemecahan yang memadai
Menggunakan pikiran dengan cara demikian, diawali dengan menganalisis sasaran-sasaran yang paling sederhana dan paling mudah untuk diungkapkan, maka sedikit-demi sedikit akan dapat meningkat ke arah mengetahui sasaran yang lebih kompleks
Dalam tiap permasalahan dibuat uraian yang sempurna serta dilakukan peninjauan kembali secara umum, sehingga benar-benar yakin bahwa tidak ada satu pun permasalahan yang tertinggal
Studi dalam filsafat Islam Dalam melakukan studi tentang falsafah pendidikan Islam dituntut menguasai ilmu
pengetahuan yang dapat menjadi sumber potensi rujukan pemikiran pemikir bidang tersebut yang sekurang
kurangnya sebagai berikut :
Ilmu agama Islam luas dan mendalam Ilmu pengetahuan tentang kebudayaan Islam dan umum serta sejarahnya Filsafat Islam dan umum serta ilmu-ilmu cabang kefilsafatan yang kontemporer saat
ini Ilmu tentang manusia, seperti psikologi dalam segala cabangnya yang relevan
dengan kependidikan, serta mengenai perkembangan hidup manusia Science dan teknologi yang terutama berhubungann dengan pengembangan hajat
hidup manusia dan yang berpengaruh terhadap pengembangan pendidikan Ilmu tentang sistem approach serta ilmu tentang metode pendidikan dan riset
pendidikan Pengalaman tentang teknik –teknik operasional kependidikan dalam msyarakat Ilmu pengetahuan tentang kemasyarakatan (sosiologi) terutama tentang sosiologi
pendidikan Ilmu tentang kemanusiaan lainnya, seperti antropologi budaya, ekologi, etnologi, dan
sebagainya Ilmu tentang teori kependidikan atau pedagogis
Tugas dan fungsi pendidikan
Tugas dan fungsi pendidikan bersasaran pada manusia yang
senantiasa tumbuh dan berkembang mulai dari periode kandungan ibu sampai dengan meninggal dunia. Tugaspendidikan dapat dibedakan dari fungsinya sebagai berikut: Tugas pendidikan adalah membimbing dan mengarahkan
pertumbuhan dan perkembangan kehidupan anak didik dari satu tahap ke tahap lain sampai meraih titik kemampuan yang optimal
Sedang fungsi pendidikan. Penyediaan fasilitas pendidikan mengandung arti dan tujuan bersifat struktural dan institusional.
Tantangan Pendidikan Islam
Bentuk tantangan yang dihadapi oleh lembaga pendidikan Islam saat ini meliputi bidang –
bidang berikut ini :
Politik Kebudayaan Ilmu pengetahuan dan teknologi,. Ekonomi Kemasyarakatan Sistem nilai
Sikap dalam menghadapi tantangan
Sikap tak acuh terhadap tantangan perubahan sosial
Sikap mengakui adanya perubahan sosial tetapi menyerahkan pemecahannya kepada orang lain
Sikap yang mengidentifikasi perubahan dan berpartsisipasi dalam perubahan itu
Sikap yang lebih aktif yaitumelibatkan diri dalam perubahan sosial dan menjadikan dirinya sebagai pusat perubahan sosial
Manusia dan Proses Kependidikan
Proses Kependidikan membentuk manusia yang terampil , keterampilan tersebut pada prinsipnya terletak pada kemampuan tangan manusia (hand). Pada akhirnya proses pendidikan itu berlangsung pada titik kemampuan berkembangnya tiga hal, yaitu head, heart dan hand. Mungkin pada masa selanjutnya, sasaran pokok proses kependidikan masih mengalami perubahan atau pembahasan lagi
Berbagai Pandangan dalam proses Kependidikan Islam
Prof.Drs.A.Sigit, manusia dalam perkembangannya mengalami proses dalam tiga faktor perkembanganyang saling mempengaruhi, yaitu faktor pembawaan, faktor lingkungan sekitar, dan faktor
dialektis (proses saling pengaruh-mempengaruhi antara kedua faktor tersebut)
Aliran Empirisme, menyatakan bahwa faktor lingkungan merupakan faktor dominan dampaknyaterhadap proses perkembangan manusia. Sedangkan aliran Nativisme yang menganggap faktor pembawaan atau bakat serta kemampuan dasar sebagai penentu dari proses perkembangan manusia
Pragmatisme dalam kependidikan seperti yang dikemukakan oleh beberapa pendidik di Amerika,misalnya John Dewey yang menyatakan bahwa ”pendidikan adalah proses tiada akhir” dan berbagaiproses itu berlangsung dalam berbagai tujuan, yaitu sebagai berikut :
Proses transmisi dan transformasi kultural dari generasi ke genrasi Proses komunikasi karena masyarakat terbentuk dalam sistem komunikasi. Demikian pula proses
pendidikan Proses konservasi dan progresif, yaitu mengawetkan kebidayaan dan memajukan kebudayaan
masyarakat Proses rekapitulasi dan rekonstruksi : proses pengulangan kebudayaan nenek motang manusia dan
sekaligus menyusun kembali (reorganize) pengalaman yang akan memperbesar abilitas (kecakapan) mengarahkan proses pengalaman berikutnya
Kemampuan Belajar Manusia
Allah mendorong manusia supaya melakukan studi mendalam dan luas dengan memfungsikan alat indranya tentang kejadian alam semesta ini, karena dalam alam semesta inilah terletak hakikat kebenaran, misalnya ayat berikut :
”Katakanlah, berjalanlah kamu sekalian di atas bumi ini, maka kamu lihatlah bagaimana timbulnya kejadian ini”
(Q.S. Al Ankabut :20) ”Katakanlah, lihatlah apa yang ada di langit dan di bumi” (Q.S.Yunus:101)
Dalam Islam dikenal adanya ”fitrah”, yaitu kemampuan dasar beragama yang dalamperkembangannya bagi seseorang banyak dipengaruhi oleh langkah-langkah pendidik. karena di dalam kemampuan dasar yang disebut fitrah tersebut benih-benih religiositas manusia tetap berkembang walaupun manusia menjadi nonmuslim sekalipun.
faktor kejiwaan yang disebut ”insting” (ghorizah) bagaimanapun dipengaruhi dari luar dibentukmenjadi yang lain ataupun dihapuskan sama sekali, tetap bertahan dalam eksistensinya. Hal ini dapatdipahami dari firman Allah sebagai berikut :
”Demi jiwa dan apa yang menyempurnakannya, maka Allah mengilhakannya (dengan kemampuan) memilih
jalan yang buruk dan jalan ketakwaaannya, seungguh beruntung orang yang membersihkan jiwanya dan
sungguh rugilah orang yang mengotorinya” (Q.S.Asy Syams:7-10)
Kurikulum dalam Pendidikan Islam
kurikulum berasal dari bahasa Latin, a littlle racecourse (suatu jarak yangditempuh dalam pertandingan olah raga), yang kemudian dialihkan dalampengertian pendidikan menjadi circle of instruction, yaitu suatu lingkaran pengajaran, di mana guru dan murid terlibat di dalamnya.
Prof.Dr.Fadhil Al-Djalamy, Guru Besar Ilmu Pendidikan pada Universitas Tunis, mengharapkan agar semua jenis ilmu yang dikehendaki dalam al-Qur’an, diajarkan kepada anak. Ilmu-ilmu itu meliputi : ilmu agama, sejarah ilmu Falak dan ilmu bumi, ilmu jiwa, ilmu kedokteran, ilmu pertanian, ilmu biologi, ilmu hitung, ilmu hukum dan perundangan,
ilmu kemasyarakatan, ilmu ekonomi, ilmu balaghah, serta adab serta ilmu pengetahuan yang dapat memperkembangkan kehidupan manusia dan mempertinggi derajatnya
Metode dalam Pendidikan Islam
Prinsip Prinsip Metodologis dalam Al Qur’anPendekatan psikologisPendekatan SosiokulturalPendekatan scientific
Tujuan Pendidikan Islam
Tujuan Normatif Suatu tujuan yang harus dicapai berdasarkan kaidah-kaidah (norma-norma)
Tujuan FungsionalTujuan ini bersasaran pada kemampuan anak didik untuk memfungsikan daya kognitif, efektif, dan psikomotor
Tujuan OperasionalTujuan umum atau tertinggi yang bersasaran pada pencapaian kemampuan optimal yang menyeluruh (integral) sesuai idealistis yang diinginkan.
Sistim Nilai dan Moral Islami
Nilai-Nilai Yang Berkualitas RelatifRelatifitas nilai-nilai manusia adalah bersifat kultural sosiologis, yang tebentuk oleh kebudayaan masyarakatnya
Paham Naturalisme, Pragmatisme dan Idealisme Paham Idealisme Islam tentang Sistem Nilai dan
Moralitas.“sesungguhnya telah datang kepadamu cahaya dari Allah dan Kitab yang menerangkan” (QS Al Maaidah: 15) dan “Dengan kitab itulah Allah menunjuki orang orang yang mengikuti keridaan-Nya ke jalan keselamatan, dan Allah mengeluarkan orang orang itu dari gelap gulita kepada cahaya terang benderang dengan seizin-Nya dan menujukki mereka ke jalan yang lurus” (QS Al Maaidah : 16)
Manusia dan Fitrah Perkembangan
Individualisasi dan Sosialisasi“Sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dalam bentuk acuan yang sebaik baiknya. Kemudian kami kembalikan dia ke (derajat) yang serendahnya, kecuali orang orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh; maka bagi mereka pahala yang tiada putus putusnya” (QS At Tiin:4-6)
Pengembangan Kepribadian Kepribadian Muslim
DR Fadhil Al Djamaly menggambarkan kepribadian muslim sebagai muslim yang berbudaya, yang hidup bersama Allah dalam tiap langkah hidupnya.