filsafat ilmu : ontologi

21
Hosyatul ‘Aliyah

Upload: hosyatul-aliyah

Post on 14-Jun-2015

23.112 views

Category:

Education


28 download

TRANSCRIPT

Page 1: Filsafat Ilmu : Ontologi

Hosyatul ‘Aliyah

Page 2: Filsafat Ilmu : Ontologi

Pengertian

Ontologi

Page 3: Filsafat Ilmu : Ontologi

Pengertian ONTOLOGI

Menurut bahasa, ontologi berasal dari bahasa

Yunani Yaitu, On/ontos = ada, dan logos =

ilmu. Jadi, ontologi adalah ilmu tentang yang

ada.

Menurut istilah, ontologi ialah ilmu yang

membahas tentang hakikat yang ada, yang

merupakan Ultimate reality baik yang

berbentuk jasmani/konkrit maupun

rohani/abstrak.

Page 4: Filsafat Ilmu : Ontologi

Menurut Ensiklopedi Britannica Yang juga diangkat dari Konsepsi Aristoteles Ontologi Yaitu teori atau studi tentang being / wujud seperti karakteristik dasar dari seluruh realitas. Ontologi sinonim dengan metafisika yaitu, studi filosofis untuk menentukan sifat nyata yang asli (real nature) dari suatu benda untuk menentukan arti , struktur dan prinsip benda tersebut.

ontologi adalah ilmu yang mempelajari tentang hakikat sesuatu yang berwujud (yang ada) dengan berdasarkan pada logika semata. Pengertian ini didukung pula oleh pernyataan Runes bahwa “ ontology is the theory of being qua being ” , artinya ontologi adalah teori tentang wujud.

Menurut Augustine, manusia mengetahui dari pengalaman hidupnya bahwa dalam alam ini ada kebenaran. Namun, akal manusia terkadang merasa bahwa ia mengetahui apa yang benar, tetapi terkadang pula merasa ragu-ragu bahwa apa yang diketahui adalah suatu kebenaran. Kebenaran tetap dan kekal itulah kebenaran yang mutlak. Kebenaran mutlak inilah oleh Augustine disebut Tuhan.

Page 5: Filsafat Ilmu : Ontologi

Dua jenis sudut pandang tentang

Hakekat kenyataan melalui ontologi

1. Kuantitatif, yaitu dengan

mempertanyakan apakah

kenyataan itu tunggal atau

jamak?

2. Kualitatif, yaitu dengan

mempertanyakan apakah

kenyataan (realitas) tersebut

memiliki kualitas tertentu, seperti

misalnya daun yang memiliki

warna kehijauan, bunga mawar

yang berbau harum.

Page 6: Filsafat Ilmu : Ontologi

ALIRAN -ALIRAN MENGENAI

KEBERADAAN

Page 7: Filsafat Ilmu : Ontologi

1. Keberadaan (kuantitas)

a. Monoisme :hakikat yang asal dari seluruh kenyataan itu hanyalah satu saja, tidak mungkin dua. baik yang asal berupa materi ataupun berupa rohani. Haruslah salah satunya merupakan sumber yang pokok dan dominan menentukan perkembangan yang lainnya.Istilah monisme oleh Thomas Davidson disebut dengan Block Universe.

b. Dualisme :berpendapat bahwa benda terdiri dari dua macam hakikat sebagai asal sumbernya, yaitu hakikat materi dan hakikat ruhani, benda dan ruh, jasad dan spirit.

c. Pluralisme : Pluralisme bertolak dari keseluruhan dan mengakui bahwa segenap macam bentuk itu semuanya nyata. Pluralisme dalam Dictionary of Philosophy and Religion dikatakan sebagai paham yang menyatakan bahwa kenyataan alam ini tersusun dari banyak unsur, lebih dari satu atau dua entitas.

Page 8: Filsafat Ilmu : Ontologi

2. Keberadaan (Sifat)

a. Materialisme : aliran ini menganggap bahwa sumber yang asal itu adalah materi, bukan rohani. Aliran ini sering juga disebut dengan naturalisme.

b. Idealisme : hakikat kenyataan yang beraneka ragam itu semua berasal dari ruh (sukma) atau sejenis dengannya, yaitu sesuatu yang tidak berbentuk dan menempati ruang. Materi zat itu hanyalah suatu jenis dari pada penjelmaan ruhani.

Page 9: Filsafat Ilmu : Ontologi

3. Keberadaan (Proses) a. Mekanisme

(serba mesin), menyatakan bahwa semua gejala atau peristiwa

dapat dijelaskan berdasarkan asas mekanik (mesin).

b. Teleologi

(serba tujuan), berpendirian bahwa yang berlaku dalam kejadian

alam bukanlah kaidah sebab akibat tetapi sejak semula memang

ada sesuatu kemauan atau kekuatan yang mengarahkan alam ke

suatu tujuan.

c. Vitalisme,

memandang bahwa kehidupan tidak dapat sepenuhnya dijelaskan

secara fisika, kimia, karena hakikatnya berbeda dengan yang tak

hidup.

d.Organisisme

(lawannya mekanisme dan vitalisme). Menurut organisisme, hidup

adalah suatu struktur yang dinamik, suatu kebulatan yang memiliki

bagian-bagian yang heterogen, akan tetapi yang utama adalah

adanya sistem yang teratur.

Page 10: Filsafat Ilmu : Ontologi

DASAR

ONTOLOGI ILMU

Page 11: Filsafat Ilmu : Ontologi

Ilmu

Ilmu mempelajari berbagai gejala dan peristiwa

yang menurut anggapannya mempunyai

manfaat bagi kehidupan manusia.

Berdasarkan objek yang ditelaahnya, maka ilmu

dapat disebut sebagai pengetahuan empiris.

Inilah yang merupakan salah satu ciri ilmu yakni

orientasi terhadap dunia empiris*.

*Istilah yang dipakai untuk menunjukkan sifat kejadian yang terjangkau fitrah pengalaman manusia

Page 12: Filsafat Ilmu : Ontologi

Asumsi

Untuk mendapatkan pengetahuan, ilmu

membuat beberapa andaian atau asumsi

mengenai objek-objek empiris. asumsi ini

diperlukan sebagai arah dan landasan bagi

kegiatan penelaahan kita. Sebuah

pengetahuan baru dianggap benar, selama

kita bisa menerima asumsi yang

dikemukakannya

Page 13: Filsafat Ilmu : Ontologi

Kaidah Asumsi Asumsi harus relevan dengan tujuan pengkajian

disiplin keilmuan. Asumsi ini mendasari telaahan

ilmiah

Asumsi, harus disimpulkan dari “keadaan

sebagaimana adanya” bukan “seharusnya”.

Asumsi ini mendasari telaahan moral

Ilmuwan harus mengenal asumsi yang digunakan

dalam analisis keilmuannya, karena berpengaruh

pada konsep pemikiran yang digunakan

Page 14: Filsafat Ilmu : Ontologi

Asumsi mengenai objek empiris yang dimiliki oleh ilmu

Ada hukum yang mengatur berbagai kejadian

alam. Hukum disini diartikan sebagai suatu

aturan main atau pola kejadian yang diikuti oleh

sebagian besar peserta, gejalanya berulang kali

dapat diamati yang tiap kali memberikan hasil

yang sama.

Menganggap objek-objek tertentu mempunyai

keserupaan satu sama lain, umpamanya dalam

hal bentuk, struktur, sifat dan sebagainya.

Page 15: Filsafat Ilmu : Ontologi

Asumsi mengenai objek empiris yang dimiliki oleh ilmu

Menganggap tiap gejala bukanlah merupakan

suatu kejadian yang bersifat kebetulan. Tiap

gejala mempunyai pola tertentu yang bersifat

tetap dengan urut-urutan kejadian yang sama.

Hal ini disebut probabilistik. Merupakan

pertengahan diantara kutub determinisme dan

paham pilihan bebas

Menganggap bahwa suatu benda tidak

mengalami perubahan dalam jangka waktu

tertentu.

Page 16: Filsafat Ilmu : Ontologi

Peluang

Berdasarkan teori keilmuan, kita tidak akan

pernah mendapatkan hal yang pasti

mengenai suatu kejadian.

Ilmu memberi pengetahuan sebagai dasar

untuk mengambil keputusan. Keputusan

didasari pada penafsiran kesimpulan ilmiah

yang bersifat relatif

Page 17: Filsafat Ilmu : Ontologi

Batas-batas penjelajahan ilmu

Secara ontologis, ilmu membatasi masalah

yang dikajinya hanya pada masalah yang

terdapat pada ruang jangkauan

pengalaman manusia.

Persoalan mengenai hari kemudian tidak

akan kita tanyakan kepada ilmu, melainkan

kepada agama.

Page 18: Filsafat Ilmu : Ontologi

Ruang Penjelajahan Keilmuan

ILMU

Ilmu-Ilmu Sosial Ilmu-Ilmu Alam

Ilmu Alam Ilmu Hayat

Ilmu Murni Ilmu terapan

Fisika, Kimia,

Astronomi,

Ilmu Bumi

Antropologi Ilmu Politik,

Psikologi,

Ekonomi,

Sosiologi Arkeologi,

Antro

Budaya,

Etnologi,

Linguistik

Page 19: Filsafat Ilmu : Ontologi

MANFAAT

ONTOLOGI

Page 20: Filsafat Ilmu : Ontologi

Manfaat

Membantu untuk mengembangkan dan mengkritisi berbagai bangunan sistem pemikiran yang ada.

Membantu memecahkan masalah pola relasi antar berbagai eksisten dan eksistensi

Bisa mengeksplorasi secara mendalam dan jauh pada berbagai ranah keilmuan maupun masalah,

baik itu sains hingga etika

Ontologi ini pantas dipelajari bagi orang yang ingin memahami secara menyeluruh tentang dunia ini dan

berguna bagi studi ilmu-ilmu empiris (misalnya antropologi, sosiologi, ilmu kedokteran, ilmu budaya,

fisika, ilmu teknik dan sebagainya).

Page 21: Filsafat Ilmu : Ontologi

Daftar Pustaka

Jujun S. Suriasumantri. 2009. Filsafat Ilmu : Sebuah Pengantar Populer. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan.

Surajiyo,Drs.2005.Ilmu Filsafat : Suatu Pengantar. Jakarta : Sinar Grafika Offset.

http://almasdi.unri.ac.id/FilsafatIlmu

http://erwindahapsari.blogspot.com/2012/06/pengertian-ontologi.html

http://marco-lefudin.blogspot.com/2011/12/ontologi-epistemologi-aksiologi-dalam.html