filsafat dan teori manajemen pendidikan

Upload: astari-karina

Post on 14-Apr-2018

240 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

  • 7/30/2019 Filsafat Dan Teori Manajemen Pendidikan

    1/11

    FILSAFAT DAN TEORI MANAJEMEN PENDIDIKAN

    OLEH : J. Badruzaman, A. Khatib, dan Rizal Fauzi

    I. FILSAFAT PENDIDIKAN

    Pengertian Filsafat PendidikanKata filsafat atau falsafah, berasal dari bahasa Yunani. Kata ini berasal dari kata philosophia

    yang berarti cinta pengetahuan. Terdiri dari kata philos yang berarti cinta, senang, atau suka dan

    kata sophia yang berarti pengetahuan, hikmah, atau kebijaksanaan. Hasan Shadily mengatakan

    bahwa filsafat menurut arti bahasanya adalah cinta akan kebenaran.Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa filsafat adalah cinta kepada ilmu pengetahuan

    atau kebenaran, suka kepada hikmah atau kebijaksanaan. Jadi orang yang berfilsafat adalah

    orang yang mencintai kebenaran, ilmu pengetahuan, ahli hikmah dan bijaksana.Orang yang ahli dalam berfilsafat disebut philosopher, atau filsuf dalam bahasa Arab. Dan

    pemikiran secara filsafat sering diistilahkan dengan pemikiran filosofis.

    Dalam pemikiran yang lebih luas Harold Titus mengemukakan beberapa pengertian filsafat

    sebagai berikut:

    1. filsafat adalah sekumpulan sikap dan kepercayaan terhadap kehidupan dan alam yangbiasanya diterima secara kritis.

    2. Filsafat adalah suatu usaha untuk mendapatkan gambaran secara keseluruhan.3. Filsafat adalah analisa logis dari bahasan serta penjelasan tentang arti konsep.4. Filsafat adalah proses kritik atau pemikiran terhadap kepercayaan dan sikap yang sangat

    kita junjung tinggi.[1]

    Menurut Harun Nasution, intisari dari filsafat ialah berpikir menurut tata tertib (logika) denganbebas dalam artian tidak terikat pada tradisi, dogma dan agama, dan dengan sedalam-dalamnya

    sehingga sampai ke dasar-dasar persoalan.[2]

    Sebenarnya, pemikiran yang bersifat falsafi didasarkan atas pemikiran yang bersifat spekulatif,maka nilai-nilai kebenaran yang dihasilkannya juga tak terhindar dari kebenaran yang bersifat

    spekulatif. Hasilnya akan tergantung dari pandangan para filosof itu masing-masing.[3]

    Pola dan sistem berpikir filosofis dilaksanakan dalam ruang lingkup yang menyangkut bidang-bidang sebagai berikut:

    1. Cosmologi, yaitu pemikiran dalam permasalahan yang berhubungan dengan alamsemesta, ruang dan waktu, kenyataan hidup manusia, proses kejadian danperkembangannya, dan sebagainya.

    2. Ontologi, yaitu pemikiran tentang asal-usul kejadian alam semesta, dari mana dan ke arahmana proses kejadiannya. Pemikiran ontologis pada akhirnya akan menentukan suatukekuatan yang menciptakan alam semesta ini, apakah sang pencipta itu satu zat

    (monisme), ataukah dua (dualisme), ataukah banyak (pluralisme).[4]

    http://mpiuika.wordpress.com/wp-admin/#_edn1http://mpiuika.wordpress.com/wp-admin/#_edn1http://mpiuika.wordpress.com/wp-admin/#_edn1http://mpiuika.wordpress.com/wp-admin/#_edn2http://mpiuika.wordpress.com/wp-admin/#_edn2http://mpiuika.wordpress.com/wp-admin/#_edn2http://mpiuika.wordpress.com/wp-admin/#_edn3http://mpiuika.wordpress.com/wp-admin/#_edn3http://mpiuika.wordpress.com/wp-admin/#_edn3http://mpiuika.wordpress.com/wp-admin/#_edn4http://mpiuika.wordpress.com/wp-admin/#_edn4http://mpiuika.wordpress.com/wp-admin/#_edn4http://mpiuika.wordpress.com/wp-admin/#_edn4http://mpiuika.wordpress.com/wp-admin/#_edn3http://mpiuika.wordpress.com/wp-admin/#_edn2http://mpiuika.wordpress.com/wp-admin/#_edn1
  • 7/30/2019 Filsafat Dan Teori Manajemen Pendidikan

    2/11

    1. Filsafat dalam Masalah PendidikanPendidikan merupakan masalah hidup dan kehidupan manusia. Proses pendidikan berada danberkembang bersama proses perkembangan hidup dan kehidupan manusia, dan bahkan keduanya

    adalah proses yang satu. Seluruh proses hidup dan kehidupan manusia adalah proses pendidikan.

    Segala pengalaman sepanjang hidupnya merupakan dan memberikan pengaruh pendidikanbaginya.[5]Dalam artinya yang lebih sempit, pendidikan hanya mempunyai fungsi yang terbatas,

    yaitu memberikan dasar-dasar dan pandangan hidup pada generasi yang sedang tumbuh, yang

    dalam prakteknya identik dengan pendidikan formal di sekolah dan dalam situasi dan kondisiserta lingkungan belajar yang serba terkontrol.

    Dengan pengertian pendidikan yang luas, berarti bahwa masalah kependidikan pun mempunyai

    ruang lingkup yang luas pula, yang menyangkut seluruh aspek hidup dan kehidupan manusia.

    Diantara permasalahan pendidikan tersebut terdapat masalah yang sederhana yang menyangkutpraktek dan pelaksanaan sehari-hari, tetapi banyak diantaranya yang menyangkut masalah yang

    mendasar dan mendalam, sehingga memerlukan bantuan ilmu-ilmu lain dalam memecahkannya.

    Bahkan pendidikan juga menghadapi permasalahan yang tidak mungkin dijawab dengan

    menggunakan analisa ilmiah semata, tetapi memerlukan analisa dan pemikiran yang mendalam,yaitu analisa filsafat.

    Sebagai contoh, beberapa masalah kependidikan yang memerlukan analisa filsafat dalammemahami dan memecahkannya, antara lain:

    1. Masalah pendidikan pertama yang mendasar adalah tentang apakah hakikat pendidikanitu. Mengapa pendidikan harus ada dan merupakan hakikat hidup manusia. Dan apasebenarnya hakikat manusia itu, dan bagaimana hubungannya antara pendidikan dengan

    hidup dan kehidupan manusia.

    2. Siapakah hakikatnya yang bertanggung jawab terhadap pendidikan itu, dan sampaidimana tanggung jawab tersebut. Bagaimana hubungan tanggung jawab antara keluarga,

    masyarakat, dan sekolah terhadap pendidikan, dan bagaimana tanggung jawab

    pendidikan tersebut setelah manusia dewasa dan sebagainya.

    3. Apakah hakikat pribadi manusia itu. Manakah yang lebih utama untuk dididik; akal,perasaan ataukah kemauan, pendidikan jasmani ataukah mental, pendidikan skill ataukan

    intelektual, ataukah kesemuanya.[6]

    Contoh-contoh problematika pendidikan tersebut merupakan permasalahan pendidikan yang

    dalam pemecahannya memerlukan usaha-usaha pemikiran yang mendalam dan sistematis, atau

    analisa filsafat.Sedemikian pentingnya hubungan antara pendidikan dengan filsafat pendidikan, sebab ia

    menjadi dasar yang menjadi tumpuan suatu sistem pendidikan. Karena ia berfungsi sebagai

    pedoman bagi usaha-usaha perbaikan, peningkatan kemajuan, dan sebagai dasar yang kokoh bagi

    tegaknya sistem pendidikan.Dengan demikian, filsafat pendidikan menyumbangkan analisanya kepada ilmu pendidikan

    tentang hakikat masalah yang nyata dan rasional yang mengandung nilai-nilai dasar yang

    dijadikan landasan atau petunjuk dalam proses kependidikan.Tugas filsafat adalah melaksanakan pemikiran rasional analisis dan teoritis secara mendalam dan

    mendasar melalui proses pemikiran yang sistematis, logis dan radikal (sampai ke akar-akarnya),

    tentang problem hidup dan kehidupan manusia. Produk pemikirannya merupakan pandangan

    http://mpiuika.wordpress.com/wp-admin/#_edn5http://mpiuika.wordpress.com/wp-admin/#_edn5http://mpiuika.wordpress.com/wp-admin/#_edn5http://mpiuika.wordpress.com/wp-admin/#_edn6http://mpiuika.wordpress.com/wp-admin/#_edn6http://mpiuika.wordpress.com/wp-admin/#_edn6http://mpiuika.wordpress.com/wp-admin/#_edn6http://mpiuika.wordpress.com/wp-admin/#_edn5
  • 7/30/2019 Filsafat Dan Teori Manajemen Pendidikan

    3/11

    dasar yang berintikan kepada trichotomi (tiga kekuatan rohaniah pokok) yang berkembang

    dalam pusat kemanusiaan manusia yang meliputi:

    1. Individualitas: kemampuan mengembangkan diri sebagai makhluk pribadi.2. Sosialitas: kemampuan mengembangkan diri selaku anggota masyarakat.3.

    Moralitas: kemampuan mengembangkan diri selaku pribadi dan anggota masyarakatberdasarkan moralitas.

    Ketiga kemampuan pokok rohaniah di atas berkembang dalam pola hubungan tiga arah yangdinamakan trilogo hubungan, yaitu:

    1. Hubungan dengan Tuhan, karena ia sebagai makhluk ciptaan-Nya.2. Hubungan dengan masyarakat, karena ia sebagai masyarakat.3. Hubungan dengan alam sekitar, karena ia makhluk Allah SWT yang harus mengelola dan

    memanfaatkan kekayaan alam yang ada di bumi ini.

    Konsep pemikiran secara mendalam dan mendasar seperti yang dilakukan oleh filsafat tersebutsesuai dengan kehendak Allah SWT dalam al-Quran:Allah memberikan hikmah kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya. Dan siapa saja yang

    diberi hikmah (mampu berfikir filsafat) maka sesungguhnya ia telah diberi kebaikan yang

    banyak. (Q.S: Al-Baqarah: 269)

    1. Metode Berpikir Filosofis dalam Filsafat Pendidikan IslamFilsafat dalam memecahkan problema pendidikan dapat menggunakan metode-metode antara

    lain[7]:

    1.

    Metode spekulatif dan kontemplatif yang merupakan metode utama dalam setiap cabangfilsafat. Dalam Islam ini disebut dengan tafakkur. Baik kontemplatif maupun tafakkur,

    adalah berpikir mendalam dan dalam situasi yang tenang untuk mendapatkan kebenarantentang hakikat sesuatu yang dipikirkan. Dan oleh karenanya berkaitan dengan masalah-

    masalah yang abstrak, seperti hakikat hidup, iman, takdir, dan sebagainya.

    2. Pendekatan normatif. Norma atau nilai, juga berarti aturan atau hukum-hukum.Pendekatan normatif dimaksudkan mencari dan menetapkan aturan-aturan dalam

    kehidupan nyata. Objeknya adalah yang berkaitan dengan tingkah laku dan amal

    perbuatan.

    3. Analisa konsep, yang disebut analisa bahasa. Konsep berarti tangkapan atau pengertianseseorang terhadap suatu objek. Pengertian seseorang selalu berkaitan dengan bahasa,

    sebagai alat untuk mengungkapkan pengertian tersebut.

    4. Pendekatan historis. Yaitu mengambil pelajaran dari peristiwa dan kejadian di masa lalu.Peristiwa sejarah berguna untuk memberikan petunjuk sdalam membina masa depan.Dengan demikian peristiwa sejarah banyak berguna untuk pendidikan.

    5. Pendekatan ilmiah terhadap masalah aktual. Usaha mengubah keadaan atau nasib, tidakmungkin bisa terlaksana kalau seseorang tidak memahami permasalahan-permasalahanaktual yang dihadapinya. Pendidikan pada hakikatnya adalah usaha untuk mengubah dan

    http://mpiuika.wordpress.com/wp-admin/#_edn7http://mpiuika.wordpress.com/wp-admin/#_edn7http://mpiuika.wordpress.com/wp-admin/#_edn7http://mpiuika.wordpress.com/wp-admin/#_edn7
  • 7/30/2019 Filsafat Dan Teori Manajemen Pendidikan

    4/11

    mengarahkan keadaan atau nasib tersebut. Dan ini merupakan problema pokok filsafat

    pendidikan.

    6. Pendekatan komprehensif atau terpadu, yaitu memadukan antara sumber naqli, aqli, danimani eperti yang dikembangkan oleh al-Ghozali.

    7. Pendekatan deduktif. Berpikir dengan metode ini dimulai dari realita yang bersifatumum, guna mendapat kesimpulan-kesimpulan tertentu yang khusus.8. Pendekatan induktif. Proses berpikir ini adalah penyelidikan berdasarkan eksperimenyang dimulai dari objek yang khusus untuk mendapatkan kesimpulan yang bersifat

    umum.

    Demikian beberapa pendekatan filosofis yang mungkin digunakan dalam memecahkan

    problematika pendidikan. Adapun pendekatan mana yang lebih efektif dan efisien adalah

    tergantung kepada sifat, bentuk, dan ciri khusus permasalahan yang dihadapi.

    1. Peranan dan tugas Fisafat Pendidikan IslamFilsafat pendidikan Islam sebagai bagian atau komponen dari suatu sistem, ia memegang danmempunyai peranan tertentu pada sistem dimana ia merupakan bagiannya. Sebagai cabang ilmu

    pengetahuan, maka ia berperan dalam pengembangan ilmu pengetahuan yang menjadi induknya.Filsafat pendidikan Islam dan sekaligus juga sebagai bagian dari ilmu Pendidikan. dengan

    demikian, filsafat pendidikan Islam berperan dalam mengembangkan filsafat Islam, dan

    memperkaya filsafat Islam dengan konsep-konsep dan pandangan-pandangan dalam bidangkependidikan. Dan Ilmu Pendidikan pun akan dilengkapi dengan teori-teori kependidikan yang

    bersifat filosofis islami.

    Secara praktis (dalam praktiknya), filsafat pendidikan Islam banyak berperan dalam memberikan

    alternatif-alternatif pemecahan berbagai macam, problem yang dihadapi pendidikan Islam.

    1.

    Pertama-tama filsafat pendidikan Islam, menunjukan problem yang dihadapi olehpendidikan Islam, sebagai hasil dari pemikiran yang mendalam, dan berusaha untukmemahami duduk masalahnya. Dengan analisa filsafat, maka filsafat pendidikan Islam

    bisa menunjukan alternatif-alternatif pemecahan permasalahan tersebut, yang mana

    paling efektif, maka dilaksanakan alternatif tersebut dalam praktek pendidikan.2. Filsafat pendidikan Islam, memberikan pandangan tertentu tentang manusia (menurut

    Islam). Pandangan tentang hakekat manusia tersebut berkaitan dengan tuujuan hidup

    manusia dan sekaligus juga merupakan tujuan Pendidikan menurut Islam. Filsafatpendidikan berperan menjabarkan tujuan umum pendidikan Islam tersebut dalam bentuk-

    bentuk tujuan khusus yang operasional. Dan tujuan yang opersional ini berperan untuk

    mengarahkan secara nyata gerak dan aktivitas pelaksanaan pendidikan.

    3. Filsafat pendidikan dengan analisanya terhadap hakikat hidup dan kehidupan manusia,berkesimpulan bahwa manusia mempunyai potensi pembawaan yang harus ditumbuhkan

    dan diperkembangkan. Filsafat pendidikan Islam menunjukan bahwa potensi pembawaan

    manusia tidak lain adalah sifat-sifat Tuhan atau al amaal husna, dan dalam

    mengembangkan sifat-sifat Tuhan tersebut dalam kehidupan konkret, tidak bolehmengarah kepada menodai dan merendahkan nama dan sifat tersebut. Hal ini akan

    memberikan petunjuk pembinaan kurikulum yang sesuai dan pengaturan lingkungan

    yang diperlukan.

  • 7/30/2019 Filsafat Dan Teori Manajemen Pendidikan

    5/11

    4. Filsafat pendidikan Islam, dalam analisanya terhadap masalah-masalah pendidikan Islammasa kini yangg dihadapinya, akan dapat memberikan informasi apakah proses

    pendidikan Islam yang berjalan selama ini mampu mencapai tujuan pendidikan Islamyang ideal atau tidak. Dapat merumuskan di mana letak kelemahannya, dan demikian

    bisa memberikan alternatif-alternatif perbaikan dan pengembangannya.

    Dengan demikian peranan filsafat pendidikan Islam, menuju kedua arah, yaitu pertama ke arah

    pengembangan konsep-konsep filosofis dari pendidikan Islam, yang secara otomatis akan

    menghasilkan teori-teori baru dalam ilmu pendidikan Islam, dan kedua ke arah perbaikan danpembaharuan praktek dan pelaksanaan pendidikan Islam.

    1. II. TEORI MANAJEMAN PENDIDIKANTeori manajemen dari masa ke masa mengalami perkembangan baik cara pendekatan teoritis

    dan impelementasinya serta dari setiap perkembangan teori memiliki kelemahan dan kelebihan.Perkembangan teori manajemen diantaranya, yaitu:

    1. Teori Klasik2. Teori Neo-Klasik3. Teori Manajemen1. 1. Teori Klasik

    Asumsi teori klasik:Bahwa para pekerja atau manusia itu sifatnya rasional, berfikir logis, dan kerja merupakan suatu

    yang diharapkan. Oleh karen itu teori klasik berangkat dari premis bahwa organisasi bekerja

    dalam proses yang logis dan rasional dengan pendekatan ilmiah dan berlangsung menurut

    struktural atau anatomi organisasi.Para pelopor teori klasik menjelaskan pendapatnya tentang teori yang berkaitan dengan teori

    klasik, diantarannya, sebgai berikut:

    Frederik W. Taylor (1856-1915)Pendekatan ilmiah ini dipandang bahwa yang menjadi sasaran manajemen

    adalah mendapatkan kemakmuran maksimum bagi pengusaha dan karyawannya.

    Untuk manajemen harus melaksanakan prinsip-prinsip diantaranya:

    1. Perlu dikembangkan ilmu dari setiap tugas (pedoman gerak,implementasi kerja yangstandar dan iklim kerja yang layak)

    2. Pemeilihan karyawan yang tepat sesuai dengan persyaratan kerja3. Perlunya pelatihan dan pemberian rangsangan4. Perlunya dilakukan penelitian-penelitian dan percobaan-percobaan

    Gilbreth (1911)

    Prinsip studi waktu, dinyatakan bahwa semua usaha yang proruktif harus diukur dengan studiwaktu secara teliti (time and motion study) ukuran standar harus diberikan semua pekerjaan.

    Gulick dan Urwick (1930)

  • 7/30/2019 Filsafat Dan Teori Manajemen Pendidikan

    6/11

    Pelpor ini mengeluarkan pendapatnya tentang pedoman manajemen yang populer dengan

    akronim POSDCORB (Planning, Organizing, Staffing, Directing, Coordinating, Reporting,

    budgetting) sebagai kegiatan manajerial dan merupakan proses manajemen. Perinsip-prinsippokok menurut Fayol adalah :

    1.

    Kesatuan komando, dianggap penting karena pembagian tugas dalam organisasi sudahsangan spesialis.

    2. Wewenang harus dapat didelegasikan3. Inisiatif harus dimiliki oleh setiap manajer4. Adanya solidaritas kelompok

    Prinsip-prinsip ini menurut Fayol tidak bersifat kaku seperti halnya Taylor, Menyarankan bahwapelaksanaan prinsip-prinsip tersebut bersifat lunak.

    Menurut Weber birokrasi merupakan usaha untuk menghilangkan tradisi organisasi yang

    membuat keputusan secara emosional, atau berdasarkan ikatan kekeluargaan sehingga

    mengakibatkan organisasi tidak efektif.

    Meskipun diakui bahwa birokrasi memiliki keunggulan-keunggulan dalam mencapai efesiensiorganisasi, tetapi terdapat beberapa kelemahan, diantara lain:

    1. Menimbulkan kecenderungan untuk merengsang dan mengembangkan cara berfikir yangkonformitas

    2. Rutinitas yang membosankan3. Ide-ide inovatif tidak berkembang, karena kejenuhan akibat padatnya pesan dan alur yang

    harus dilalui

    4. Tidak memperhitungkan adanya organisasi informal yang seringkali berpengaruhterhadap organisasi formal

    Fillley, Kerr dan hous (1976)Kelemahan-kelemahan teori klasik secara garis besar dikemukakn sebagai berikut:

    1. Teori kelasi adalah teori yang terikat waktu. Teori ini cocok diterapkan pada abad duapuluhan, karna motif pekerja waktu itu terutama memenuhi kebutuhan fisiologis.

    2. Teori klasik mempunyai ciri-ciri deterministik. Teori sangat menekankan pada prinsip-prinsip manajemen dan tidak memperhitungkan berbagai dimensi dalam manajemenseperti motivasi, pengambilan keputusan, dan hubungan informal

    3. Teori ini merumuskan merumuskan asumsi secara eksplisit. Malahan banyak asumsiyang lemah dan tidak lengakap secara implisif teori klasik itu. Antara lain: efesiensi

    hanya diukur oleh tingkat produktivitas yang hanya menyangkut penggunaan sumbersecara ekonomis tanpa memperhitungkan faktor manusiawi.

    2. Teori Neo-KlasikTeori ini timbul sebagian karena pada para manajer terdapat berbagai kelemahan dengan

    pedekatan klasik. Pada kenyataannya manajer ada kesulitan dan menjadi frustasi karena orang

    tidak selalu mengikuti pada pola tingkah laku yang rasional. Dengan adanya perihal yangperalihan yang lebih berorientasi pada manusia deikenal dengan pendekatan perilaku sebagai ciri

    utama teoeri Neo-klasik.

  • 7/30/2019 Filsafat Dan Teori Manajemen Pendidikan

    7/11

    Asumsi teori neo-klasikManusia itu adalah makhluk dengan mengaktualisasikan dirinya

    Para pelopor teori Neo-klasik diantaranya, sebgai berikut:

    Elton MayoMenurutnya dengan studi hubungan antara manusia, atau tingkah laku manusia dalam situasi

    kerja terkenal dengan studi Hawthorne.Berdasarkan hasil studi ini ternyata kelompok kerja informal lingkungan sosial pekerjamempunyai pengaruh yang besar terhadap produktivitas.

    Chester I. Barnard (1976)Menyatakan:

    bahwa hakikat organisasi adalah kerjasama, yaitu kesediaan orang saling berkomunikasidan berintraksi untuk mencapai tujuan bersama.

    suatu manajemen dapat bekerja secara efesien dan tetap hidup jika tujuan organisasi dankebutuhan perorangan yang bekerja pada organisasi itu dijaga seimbang.

    Douglas McGregorPendapatnyabahwa manajemen akan mendapatkan manfaat besar bila ia menaruh perhatian pada

    kebutuhan sosial dan aktualisasi diri karyawan.Dua teori yang di ungkapkannya Gregor yaitu Menejer menganut teori X dan Y

    TEORI X YANG BERASUMSI IMPIKASI

    Bahwa karyawan itu tidak menyukai kerja, tidak

    ada mabisi, tidak bertanggungjawab, menolakperubahan dan lebih baik dipimpin daripada

    memimpin

    Menejer Cenderung banyak mengarahkan, yang

    akibatnya tingkat kebergantungan karyawankepada atasan sangat tinggi dan enggan bertindak

    TEORI Y YANG BERASUMSI IMPLIKASINYAKaryawan bersedia bekerja, bertanggungjawab,

    mampu mengendalikan diri, dan berpandangan

    luas serta kreatif

    Menejer cenderung mendorong karyawannya

    untuk berpartisipasi, ada kebebasan, dan

    bertanggungjawab.

    Porte dan Lawyer (1968)Mengutarakan teori ekspektasi yang berhasil membuat model motivasi dimana upaya (kekuatan

    dari motivasi dan energi) bergantung pada nilai imbalan (reward) ditambah energi yang

    dicurahkan dan probabilitas untuk mendapat imbalan

    PRILAKU MANUSIAMarwan Asri (1989)

    Marwan Asri memperjelas dan menyikapi bahwa teori neo-klasik menangani tentang prilakumanusia dalam sebuah organisasi.

    Perilaku manusia dapat dipengaruhi oleh 3 variabel, yaitu:

    1. Variabel individu, mencakup faktor kemampuan dan keterampilan mental, fisik, latarbelakang keluarga, tingkat sosial, pengalaman, umur, dan jenis kelamin.

    2. Variabel organisasi, terdiri dari faktor sumber daya yang tersedia, gaya kepemimpinan ,sistem imbalan, struktur organisasi dan disain pekerjaan, dan

    3. Variabel psikologi, terdiri atas beberapa faktor, berupa persepsi, sikap, kepribadian,proses belajar, dan motivasi.

  • 7/30/2019 Filsafat Dan Teori Manajemen Pendidikan

    8/11

    Berdasarkan kajian tentang masalah perilaku, dapat disimpulkan

    1. Perilaku timbul karena suatu sebab2. Perilaku diarahkan untuk mencapai tujuan3. Perilaku yang dapat diamati dapat diukur4.

    Perilaku tidak langsung dapat diamati (misalnya berfikir) juga penting untuk mencapaitujua

    5. Perilaku bermotivasi.3. Teori ModernPendekatan modern berdasarkan hall yang sifatnya situsional. Artinya orang menyesuaikan diri

    dengan situasi dihadapi dan mengambil keputusan sesuai dengan situasi dan kondisi lingkunganAsumsi teori modern

    Manusia itu berlainan dan berubah, baik kebutuhannya, reaksinnya, tindakannya yang semuanya

    bergantung pada lingkungan. Selanjutnya manusia itu berkerja dalam suatu sistem untuk

    mencapai tujuan tertentu.

    Pendekatan sistem terhadap manajemen berusah untuk memandang organisasi sebagai sebuahsistem yang menyatu dengan maksud tertentu yang terdiri atas bagian-bagian yang saling

    berhubungan.Menurut Murdik dan Rossa, sistem organisasi itu sendiri dari individu, organisasi formal,

    organisasi informal, gaya kepemimpinan, dan perangkat fisik yang satu sama lain saling

    berhubungan.

    Sistem diidentifikasikan mempunyai makna, yaitu:

    1. Terdiri dari bagian-bagian yang saling berkaitan satu dengan yang lainya2. Bagian-bagian yang saling berhubungan itu dapat berfungsi baik secara independen

    maupun secara bersama-sama

    3.

    Berfungsinya bagian-bagian tersebut ditunjukan untuk mencapai tujuan umum secarakeseluruhan4. Suatu sistem yang terdiri dari bagian-bagian itu sendiri dalam suatu lingkungan yang

    kompleks.

    Prinsip-prinsip yang digunakan dalam manajemen berdasarkan sistem, mencakup:

    1. Manajemen berdasarkan sasaran2. Manajemen berdasarkan teknik3. Manajemen berdasarkan struktur4. Manajemen berdasarkan orang5. Manajemen berdasarkan informasi

    Di dalam pencapaian tujuan organisasi, menurut teori sistem harus didasarkan lima asumsi danlima prinsip kerja, diantaranya adalah:

    ASUMSI RINSIP1. Organisasi merupakan sistem terbuka 1. Service untuk lingkungan2. Organisasi mencari prestasi maksimum . Prinsip optimasi

    3. Tujuan organisasi sangat berjenis-jenis (bervariasi) . Multidimensional

  • 7/30/2019 Filsafat Dan Teori Manajemen Pendidikan

    9/11

    4. Tujuan organisasi saling kebergantungan . Prinsip keharmonisan

    5. Tujuan organisasi berubah-ubah 5. Prinsip pengurangan resiko

    Secara lebih spesifik Ryans (1968) mengemukakan karakteristik sistem dibidang pendidikan,sebagai berikut:

    1.

    Berbagai subsistem, baik fasilitas fisik maupun sumber-sumber lain yang berhubungandengan sub-sistem, merupakan komponen yang saling bergantungan dan saling

    berhubungan

    2. Kondisi yang perlu untuk terjadi interaksi antara elemen dari suatu sistem, adalah adanyajaringan informasi bersama (a common information network). Kemungkinan antara

    elemen itu sangat penting dalam menjamin berfungsinya suatu sistem sebagiai kesatuan

    (entity) yang terorganisasi dalam menjamin sistem itu untuk menghasilkan keluaran

    3. Berfungsinya sistem pendidikan pada dasarnya bergantung kepada berfungsinya kontrolterhadap aliran dan transformasi informasi antara elemen dalam sistem tersebut dan

    antara beberapa sisem yang ada di luar yang berpengaruh terhadap pendidikan.

    4. Pengelolaan informasi merupakan hal yang inherent dalam berfungsinya suatu sistem.Pengelolaan informasi adalah aktivitas pengamatan (sensing) penyaringan (filtering)pengaturan dan antrian (queuing), pengklasifikasian (classifying) penyimpanan sementara

    (temporary storing), pensintesisan (synthesizing), transformasi dan pengiriman informasisehingga tujuan sistem tercapati.

    Secara lebih spesifik Ryans (1968) mengemukakan karakteristik sistem di bidang pendidikan,

    sebagai berikut:

    1. Berbagai subsistem, baik fasilitas fisik maupun sumber-sumber lain yang berhubungandengan subsistem, merupakan komponen yang saling bergantungan dan salingberhubungan.

    2.

    Kondisi yang perlu untuk terjadi interaksi antara elemen dari suatu sistem, adalah adanyajaringan informasi bersama (a common information network). Kemungkinan antaraelemen itu sangat penting dalam menjamin berfungsinya suatu sistem sebagiai kesatuan

    (entity) yang terorganisasi dalam menjamin sistem itu untuk menghasilkan keluaran.

    3. Berfungsinya sistem pendidikan pada dasarnya bergantung kepada berfungsinya kontrolterhadap aliran dan transformasi informasi antara elemen dalam sistem tersebut dan

    antara beberapa sisem yang ada di luar yang berpengaruh terhadap pendidikan.

    4. Pengelolaan informasi merupakan hal yang inherent dalam berfungsinya suatu sistem.Pengelolaan informasi adalah aktivitas pengamatan (sensing) penyaringan (filtering)pengaturan dan antrian (queuing), pengklasifikasian (classifying) penyimpanan sementara

    (temporary storing), pensistensian (synthesizing), transformasi dan pengiriman informasi

    sehingga tujuan sistem tercapati.

    Pendekatan sistem/analisis sistem (system analysis)

    Pendekatan sistem berfungsi sebagai:

    q Problem solvingq Decision making

    Pendekatan/analisis sistem mencakup

  • 7/30/2019 Filsafat Dan Teori Manajemen Pendidikan

    10/11

    1. Menyadari adanya masalah2. Mengidentifikasi variabel yang relevan3. Menganalisis dan mensistentensiskan faktor-faktor4. Menentukan kesimpulan dalam bentuk program kegiatan.

    Alasan pendekatan sistem sangat diperlukan oleh dunia pendidikan

    1. Lembaga-lembagan pendidikan telah menjadi sangat kompleks dan semakin sulit untukdikelola. Cara-cara tradisional dalam pengelolaan/manajemen tidak mampu lagi ataukurang efektif untuk menyelesaikan tugas-tugas yang sesuai dengan perkembangan

    pendidikan.

    2. Prubahan-perubahan yang terjadi dalam organisasi pendidikan semakin lama semakincepat. Banyak pengelola pendidikan mengalami kesulitan mengikuti perubahan dalam

    dunia pendidikan ini karena tidak mungkin mereka menjadi ahli dalam segala bidang,

    maka diperlukan pendekatan yang tepat memecahkan masalah semakin kompleks itu.

    3. Masalah langka para pengelola sistem dan satuan pendidikan yang profesional. Padadasarnya mereka berasal dari guru bukan manajer profesional dalam pendidikan. Dalamsetuasi seperti ini pendekatan sistem sangat membantu mereka dalam merencanakan,

    mengorganisasi, memimpin dan mengendalikan sistem pendidikan.4. Pertumbuhan pendidikan dan perkembangan yang relatif cepat dan disertai pertambahan

    anggaran yang tidak sedikit, seringkali mengurangai kesadaran terdapat kekeliruan-

    kekeliruan dalam merencanakan dan mengelola pendidikan. Dengan dana yang kurang

    memadai, kunci keberhasilan kegiatan pendidikan akan banyak bergantung pada ketepandan kemampuan untuk merencanakan dan mengelola kegiatan tersebut. Dalam hal ini

    pendekatan sistem dapat membantu perencanaan pendidikan untuk meningkatkan

    efisiensi dan efektivitas penggunaan sumber-sumber untuk pendidikan.

    kepercayaan masyarakat terhadap lembaga pendidikan perlu ditingkatkan. Untuk itu diperlukanpendekatan sistem agar efektivitas dan efisiensi juga meningkatkan tanpa itu sulit terlaksana.Keunggulan pendekatan sistem dalam mengelola pendidikan

    1. Misi, sasaran, dan tujuan lembaga pendidikan dapat dijabarkan lebih jelas.2. Program-program yang dirumuskan selalu diarahkan pada tujuan dan sasaran.3. Orientasi kegiatan diarahkan pada hasi akhir.4. Perencanaan dipandang sebagai bagian integral dan keseluruhan operasi lembaga atau

    organisasi pendidikan.

    5. Sumber-sumber daya dapat dialokasikan dengan lebih efektif berdasarkan sekalaprioritas yang disusun menurut besarnya sumbangan terhadap pencapaian tunjangan.

    6. Informasi yang diperlukan untuk perencanaan dan pengembalian keputusan dapatdirancang dan dikelola secara terpadu.

    7. Segala kegiatan dapat difokuskan pada pencapaian sasaran, sehingga pemborosan dapatditekan seminimal mungkin.

    8. Pemimpin pengelola dapat dinilai hasil pekerjaannya secara objektif, karena sasaranpekerjaannya jelas.

    9. Pengelolaan dapat mengembangkan kreativitasnya dalam batas kewenangan yang telahditetapkan, sepanjang mereka tetap beriorientasi pada tujuan akhir.

  • 7/30/2019 Filsafat Dan Teori Manajemen Pendidikan

    11/11

    10.Akuntabilitas dapat dirumuskan secara jelas dan operasional11.Umpan balik dapat diperoleh pada semua tingkat otoritas pendidikan, sehingga

    penyimpanan dalam usaha pencapaian tujuan dapat secara cepat diidentifikasi.12.Komunikasi antara komponen dapat terbina dengan lebih baik sehingga kesalahpahaman

    dapat dikurangi

    13.Pendelegasi kewenangan dan tanggung jawab dapat di laksanakan secara lebih baik.

    DAFTAR PUSTAKALodge, Reeport C.,Philosophy of Education, (New York; Horer & Brothers, 1974).Munawwaroh, Djunaedatul dan Tanenji, Filsafat Pendidikan; Perspektif Islam dan Umum,

    (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2003), cet. 1.

    Tafsir, Ahmad, Epistimologi untuk Ilmu Pendidikan Islam, (Bandung: Fakultas Tarbiyah IAIN

    Sunan Gunung Djati, 1995).Fatah, Nanang,Landasan Manajemen Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakaria, 2008), cet.8

    [1] Djunaedatul Munawwaroh dan Tanenji, Filsafat Pendidikan; Perspektif Islam dan Umum,

    (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2003), cet. 1, h. 2.[2]Djunaedatul,Filsafat Pendidikan, h. 3.

    [3] Eksistensi kebenaran aliran filsafat yang satu berbeda dari eksistensi kebenaran aliranlainnya. Positivisme hanya mengakui kebenaran yang dapat ditangkap secara langsung atau taklangsung lewat indera. Idealisme hanya mengakui kebenaran dunia ide, yang materi itu hanya

    bayangan saja dari dunia ide. Islam klasik menurut tatapan kami berangkat dari eksistensi

    kebenaran bersumber dari wahyu.wahyu Allah merupakan eksistensi kebenaran yang mutlak.Lihat; Noeng Muhadjir, Ilmu Pendidikan; Filsafat dan Paradigma, dalam Ahmad Tafsir,

    Epistimologi untuk Ilmu Pendidikan Islam, (Bandung: Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Gunung

    Djati, 1995), h. 21.

    [4]Djunaedatul,Filsafat Pendidikan, h. 4.[5] Seperti dikemukakan oleh Lodge, bahwa dalam pengertian yang luas, pendidikan itu

    menyangkut semua pengalaman. Anak mendidik orangtuanya, murid mendidik gurunya. Selama

    yang kita katakan atau lakukan dikatakan dapat mendidik kita, maka begitu juga apa yang

    dikatakan dan dilakukan orang lain dapat mendidik kita. Dalam pengertian yang lebih luas,kehidupan ini adalah pendidikan dan pendidikan adalah kehidupan. Lihat: Reeport C. Lodge,

    Philosophy of Education, (New York; Horer & Brothers, 1974), h. 23.

    [6]Djunaedatul,Filsafat Pendidikan, h. 6-8.[7]Djunaedatul,Filsafat Pendidikan, h. 15-19.

    http://mpiuika.wordpress.com/wp-admin/#_ednref1http://mpiuika.wordpress.com/wp-admin/#_ednref1http://mpiuika.wordpress.com/wp-admin/#_ednref2http://mpiuika.wordpress.com/wp-admin/#_ednref2http://mpiuika.wordpress.com/wp-admin/#_ednref3http://mpiuika.wordpress.com/wp-admin/#_ednref3http://mpiuika.wordpress.com/wp-admin/#_ednref4http://mpiuika.wordpress.com/wp-admin/#_ednref4http://mpiuika.wordpress.com/wp-admin/#_ednref5http://mpiuika.wordpress.com/wp-admin/#_ednref5http://mpiuika.wordpress.com/wp-admin/#_ednref6http://mpiuika.wordpress.com/wp-admin/#_ednref6http://mpiuika.wordpress.com/wp-admin/#_ednref7http://mpiuika.wordpress.com/wp-admin/#_ednref7http://mpiuika.wordpress.com/wp-admin/#_ednref7http://mpiuika.wordpress.com/wp-admin/#_ednref6http://mpiuika.wordpress.com/wp-admin/#_ednref5http://mpiuika.wordpress.com/wp-admin/#_ednref4http://mpiuika.wordpress.com/wp-admin/#_ednref3http://mpiuika.wordpress.com/wp-admin/#_ednref2http://mpiuika.wordpress.com/wp-admin/#_ednref1