filsafat

11
1. Pokok pikiran/pandangan filsuf pada zaman science in the greeks: THALES Aspek ontologi : Air sebagai Prinsip Dasar Segala Sesuatu Thales menyatakan bahwa air adalah prinsip dasar (dalam bahasa Yunani arche) segala sesuatu. Air menjadi pangkal, pokok, dan dasar dari segala-galanya yang ada di alam semesta. Argumentasi Thales terhadap pandangan tersebut adalah bagaimana bahan makanan semua makhluk hidup mengandung air dan bagaimana semua makhluk hidup juga memerlukan air untuk hidup. Selain itu, air adalah zat yang dapat berubah-ubah bentuk (padat, cair, dan gas) tanpa menjadi berkurang. Pada keadaan tertentu air akan mengalami solidifikasi (pembekuan) dan liquidisasi (mencair) yang pada keadaan tertentu mampu menimbulkan getaran gempa dan mempengaruhi pergerakkan bintang. Dari konsep penemuan Thales ini menyatakan bahwa Thales mampu menghitung orbit matahari dan bulan dengan tepat serta gejala gerhana matahari dengan tepat. Ia juga mengemukakan pandangan bahwa bumi terletak di atas air. Bumi dipandang sebagai bahan yang satu kali keluar dari laut dan kemudian terapung-apung di atasnya. Teorema Thales : 1. Sebuah lingkaran terbagi dua sama besar oleh diameternya. 2. Sudut bagian dasar dari sebuah segitiga samakaki adalah sama besar. 3. Jika ada dua garis lurus bersilangan, maka besar kedua sudut yang saling berlawanan akan sama. 4. Sudut yang terdapat di dalam setengah lingkaran adalah sudut siku-siku.

Upload: rahma-sakura

Post on 24-Dec-2015

223 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Analisis sejarah filsafat ilmu dan penemuan

TRANSCRIPT

Page 1: filsafat

1. Pokok pikiran/pandangan filsuf pada zaman science in the greeks:

THALES

Aspek ontologi :

Air sebagai Prinsip Dasar Segala Sesuatu

Thales menyatakan bahwa air adalah prinsip dasar (dalam bahasa Yunani arche) segala

sesuatu. Air menjadi pangkal, pokok, dan dasar dari segala-galanya yang ada di alam semesta.

Argumentasi Thales terhadap pandangan tersebut adalah bagaimana bahan makanan semua

makhluk hidup mengandung air dan bagaimana semua makhluk hidup juga memerlukan air

untuk hidup. Selain itu, air adalah zat yang dapat berubah-ubah bentuk (padat, cair, dan gas)

tanpa menjadi berkurang.

Pada keadaan tertentu air akan mengalami solidifikasi (pembekuan) dan liquidisasi (mencair)

yang pada keadaan tertentu mampu menimbulkan getaran gempa dan mempengaruhi

pergerakkan bintang. Dari konsep penemuan Thales ini menyatakan bahwa Thales mampu

menghitung orbit matahari dan bulan dengan tepat serta gejala gerhana matahari dengan tepat.

Ia juga mengemukakan pandangan bahwa bumi terletak di atas air. Bumi dipandang sebagai

bahan yang satu kali keluar dari laut dan kemudian terapung-apung di atasnya.

Teorema Thales :

1. Sebuah lingkaran terbagi dua sama besar oleh diameternya.

2. Sudut bagian dasar dari sebuah segitiga samakaki adalah sama besar.

3. Jika ada dua garis lurus bersilangan, maka besar kedua sudut yang saling berlawanan akan

sama.

4. Sudut yang terdapat di dalam setengah lingkaran adalah sudut siku-siku.

5. Sebuah segitiga terbentuk bila bagian dasarnya serta sudut-sudut yang bersinggungan dengan

bagian dasar tersebut telah ditentukan.

Aspek epistemology :

Pemikiran Thales dianggap sebagai kegiatan berfilsafat pertama karena mencoba

menjelaskan dunia dan gejala-gejala didalamnya tanpa bersandar pada mitos melainkan pada rasio

manusia. Pemikiran Thales terutama didapatkan melalui tulisan Aristoteles tentang dirinya.

Aristoteles mengatakan bahwa Thales adalah orang yang pertama kali memikirkan tentang asal

mula terjadinya alam semesta.

Aspek aksiologi :

Thales adalah orang yang mengubah geometri menjadi bentuk formal yang dapat dipelajari

oleh semua orang karena mendasarkan diri pada prinsip-prinsip dan melakukan investigasi

terhadap theorem-theorema dengan sudut pandang secara intelektual. Ia juga melakukan pelayaran

ke Mesir. Di Mesir, Thales mempelajari ilmu ukur dan membawanya ke Yunani. Ia dikatakan

Page 2: filsafat

dapat mengukur piramida dari bayangannya saja. Selain itu, ia juga dapat mengukur jauhnya kapal

di laut dari pantai.

Tanggapan:

Penemuan dan pemikiran Thales membawa banyak perubahan dalam cara pandang terhadap

ilmu dan alam semesta. Saya setuju dengan pendapatnya bahwa air merupakan unsur utama alam

semesta, hal ini juga didukung oleh Hyppolitus yang menyatakan dukungannya terhadap

pemikiran Thales terkait dengan dinamika air. Hyppo telah mangidentifikasi, gerak gerik air yang

merupakan unsur penyebab adanya gempa bumi. Namun pendapat ini tidak mutlak

kebenarannya, sebab selanjutnya Anaximender menyatakan bila air merupakan prinsip dasar

segala sesuatu, maka seharusnya air terdapat di dalam segala sesuatu, dan tidak ada lagi zat yang

berlawanan dengannya. Namun kenyataannya, air dan api saling berlawanan sehingga air

bukanlah zat yang ada di dalam segala sesuatu. Karena itu, Anaximender berpendapat bahwa tidak

mungkin mencari prinsip dasar tersebut dari zat yang empiris. Prinsip dasar itu haruslah pada

sesuatu yang lebih mendalam dan tidak dapat diamati oleh panca indera. Anaximender

mengatakan bahwa prinsip dasar segala sesuatu adalah to apeiron.

PYTHAGORAS

Aspek Ontologi :

Pythagoras berpendapat bahwa segala-galanya adalah bilangan dan merasa bahwa segalanya

dapat diprediksikan dan diukur dalam siklus beritme. Ia percaya keindahan matematika

disebabkan segala fenomena alam dapat dinyatakan dalam bilangan-bilangan atau perbandingan

bilangan. Sealain itu ia mencetuskan teorema Pythagoras yang menyatakan bahwa kuadrat

hipotenusa dari suatu segitiga siku-siku adalah sama dengan jumlah kuadrat dari kaki-kakinya

(sisi-sisi siku-sikunya).

Aspek Epistimologi:

Berbeda dengan filsuf lainnya yang memusatkan perhatian pada alam, Pythagoras

memadukan antara alam semesta dengan matematis.

Aspek Aksiologi:

Mengemukakan teorema Pythagoras serta pengaruh pemikiran bilangan sebagai simbol yang

dihubungkan dengan fenomena alam, khususnya untuk studi metafisika dan hermeneutika (studi

tentang teks kitab suci) memiliki pengaruh yang kuat hingga saat ini. Ia mendirikan sebuah

kelompok, “the Brotherhood of Pythagoreans” (Persaudaraan ilmu Pythagoras), yang

dikhususkan untuk mempelajari matematika. Kelompok ini sangat dikultuskan sebagai simbol,

ritual dan doa.

Tanggapan:

Pemikiran Pythagoras selaras dengan Anaximandros, Phytagoras percaya bahwa angka bukan

unsur seperti udara dan air yang banyak dipercaya sebagai unsur semua benda. Angka bukan

Page 3: filsafat

anasir alam. Pada dasarnya kaum Phytagorean menganggap bahwa pandangan Anaximandros

tentang to Apeiron dekat juga dengan pandangan Phytagoras. To Apeiron melepaskan unsur-unsur

berlawanan agar terjadi keseimbangan atau keadilan (dikhe). Pandangan Phytagoras

mengungkapkan bahwa harmoni terjadi berkat angka. Meski sempat diragukan dengan munculnya

angka irrasional, namun hingga kini sumbangsih teorema Pythagoras masih dirasakan dalam

dunia matematika, dan pemikirannya mendasari munculnya teorema Fermatt yang dibuktikan oleh

Andrew Wiles dari Princeton University pada akhir tahun 1993.

DEMOKRITOS

Aspek Ontologi :

Demokritos mengembangkan pemikiran tentang atom dimana dunia dan seluruh realitas

tercipta karena atom-atom yang berbeda bentuk saling mengait satu sama lain. Atom-atom yang

berkaitan itu kemudian mulai bergerak berputar, dan makin lama makin banyak atom yang ikut

ambil bagian dari gerak tersebut. Kumpulan atom yang lebih besar tinggal di pusat gerak tersebut

sedangkan kumpulan atom yang lebih halus dilontarkan ke ujungnya.

Aspek Epistimologi:

Demokritos termasuk dalam Mahzab Atomisme. Ia juga digolongkan sebagai filsuf pra-

sokratik. Hal ini dikarenakan ia melanjutkan dan mengembangkan ajaran atomisme dari

Leukippos yang merupakan filsuf pra-sokratik.

Aspek Aksiologi:

Menurut Demokritos, nilai tertinggi di dalam hidup manusia adalah keadaan batin yang

sempurna (euthymia). Hal itu dapat dicapai bila manusia menyeimbangkan semua faktor di dalam

kehidupan. Yang bertugas mengusahakan keseimbangan ini adalah rasio.

Tanggapan:

ARISTOTELES

Aspek Ontologi:

Ia merupakan orang pertama yang mengumpulkan dan mengklasifikasikan spesies-spesies

biologi secara sistematis. Karyanya ini menggambarkan kecenderunggannya akan analisis kritis

dan pencaharian terhadap hukum alam dan keseimbangan pada alam. Ia juga menyatakan bahwa

setiap bentuk terdiri dari 2 unsur, materi (hyle) dan bentuk (morfie). Aristoteles menjelaskan

bahwa materi tidak mungkin tanpa bentuk karena ia ada (eksis). Pemikiran lainnya adalah tentang

gerak dimana dikatakan semua benda bergerak menuju satu tujuan, sebuah pendapat yang

dikatakan bercorak teleologis. Karena benda tidak dapat bergerak dengan sendirinya maka harus

ada penggerak dimana penggerak itu harus mempunyai penggerak lainnya hingga tiba pada

penggerak pertama yang tak bergerak yang kemudian disebut dengan theos.

Aspek epistimologi :

Page 4: filsafat

Suatu sistem berpikir deduktif yang bahkan sampai saat ini masih dianggap sebagai dasar

dari setiap pelajaran tentang logika formal. Meskipun demikian dalam penelitian ilmiahnya ia

menyadari pula pentingnya observasi, eksperimen dan berpikir induktif. Kecendrungan befikir

Aristoteles saintifik nampak dari pandangan-pandangan filsafatnya yang sistematis dan

menggunakan metode empiris.

Aspek aksiologi :

Aristoteles memiliki keberanian dalam membuktikan kesalahan atas teori Plato tentang ide,

padahal Plato adalah guru dari Aristoteles itu sendiri. Ia memandang kebenaran tidak selalu

berakhir dengan kematian seperti pada Socrates. Aristoteles orang yang pertama membentangkan

cara berfikir yang teratur dalam suatu sistem dan ia menjadi pembangun ilmu logika.

Tanggapan:

Sebagian besar ilmu pengetahuan yang dikembangkan Aristoteles terasa lebih merupakan

penjelasan dari hal-hal yang masuk akal (common-sense explanation), banyak teori-teorinya yang

bertahan lama, hal ini terjadi karena teori-teori tersebut dianggap masuk akal dan sesuai dengan

pemikiran masyarakat pada umumnya, meskipun kemudian ternyata bahwa teori-teori tersebut

salah total karena didasarkan pada asumsi-asumsi yang keliru.

Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pada zaman science in the greeks ini, dilihat dari

aspek ontologi kebanyakan para filsuf mempelajari mengenai asal mula segala benda dan kehidupan alam

ini. Dan dari segi epistemologi, para filsuf menggunakan sarana untuk memperoleh kebenaran adalah

dengan gemar merantau, mengamati fenomena alam kemudian mengaitkannya dengan akalnya. Dan dari

segi aksiologi, pada mulanya manusia mempercayai mitos, untuk menjawab hakekat dari realitas yang ada

di alam ini. Dari gambaran yang dijelaskan maka dapat dikatakan bahwa metode penemuan ilmu

pengetahuan pada zaman ini dilakukan oleh beberapa filsuf melalui pengamatan yang kemudian

dikembangkan dengan ide-ide para filsuf itu sendiri.

2. Pokok pikiran/pandangan filsuf pada zaman science in the middle age:

ROGER BACON

Aspek ontologi :

Bacon banyak mengahasilkan penemuan-penemuan, diantaranya optik, alkimia, dan

pembuatan mesiu, perhitungan posisi dan ukuran benda-benda angkasa, dan kemudian

mengantisipasi penemuan-penemuan mikroskop, teleskop,kaca mata, pesawat terbang, hidrolika,

kapal uap. Bacon mempelajari astrologi dan percaya bahwa benda-benda langit memiliki

pengaruh terhadap nasib dan pikiran manusia.

Aspek epistemology :

Bacon adalah seorang filsuf Inggris yang meletakkan penekanan pada empirisisme, dan

dikenal sebagai salah seorang pendukung awal metode ilmiah modern di dunia Barat; meskipun

Page 5: filsafat

studi-studi akhir menitikberatkan pada kepercayaannya terhadap okultasi dan tradisi alkimia.

Bacon mempelajari astrologi dan percaya bahwa benda-benda langit memiliki pengaruh terhadap

nasib dan pikiran manusia.

Aspek aksiologi :

Roger Bacon membawa prinsip dasar empirisme ke Barat, serta menguji pengalaman dengan

eksperimen  (metode- metode ilmiah, selanjutnya menyusun fakta hasil eksperimen).

Tanggapan:

Jejak Roger Bacon memang tak begitu tenar seperti halnya ilmuwan/penemu tersohor lain,

namun keberadaannya sangat berpengaruh pada masanya. Ia yang begitu dekat dengan karya-

karya Arab menjadikannya ciri khas tokoh pada masa science in the middle age ini, menjadi

bukti bahwa saat itu sains dan matematika telah berkembang di Arab dan telah muncul ilmuwan-

ilmuwan Islam. Bacon yang gencar mengenalkan prinsip empirisme membuktikan bahwa dalam

penemuan dan penelitian pada zaman itu dilakukan melalui eksperimen dan ilmiah.

LEONARDO DA VINCI

Aspek ontologi :

Leonarda mempelajari burung terbang dan mulai merancang mesin terbang. Pemikirannya itu

terdapat dalam buku catatannya sebanyak 7000 halaman. Didalam buku itu juga terdapat sketsa

tentang studi tubuh manusia.

Aspek epistemology :

Leonardo de vinci adalah pelukis, pematung, penemu, peneliti, ahli permesinan, ahli anatomi,

matematika, ahli tumbuh-tumbuhan dan binatang, optic, aerodinamik bahkan pemusik handal.

Aspek aksiologi :

Leornardo terkenal karena lukisannya yang piawai, seperti jamuan terakhir dan Monalisa. Ia

juga dikenal karena mendesain banyak ciptaan yang mengantisipasi teknologi modern tetapi

jarang dibuat semasa hidupnya sebagai contoh ide-idenya tentang tank dan mobil yang dituangkan

lewat gambar-gambar di warna.

3. Pokok pikiran/pandangan filsuf pada zaman science revolution:

GALILEO GALILEI

Aspek ontology :

Galileo juga mengadakan berbagai penelitian ilmiah. Ia meneliti dan mempelajari kembali

karya-karya Archimedes. Ia menemukan suatu kesalahan teori Archimedes tentang berat jenis.

Galileo menciptakan suatu teori tentang keseimbangan hidrostatis yaitu alat untuk mengukur berat

jenis benda. Menerbitkan tulisan ilmiah yang mengungkapkan bahwa benda yang dimasukkan ke

air memiliki gravitasi.

Aspek epistemologi :

Page 6: filsafat

Galileo menyakini bahwa bumi bukan pusat tata surya melainkan matahari. Galileo juga

bereksperimen dibidang astronomi. Ia bergabung dengan Accademia dei Lincei yaitu suatu grup

yang sedang mempelajari bintik matahari. Ia juga menemukan bahwa bumi bukanlah pusat tata

surya seperti keyakinan ilmuan saat itu. Matahari pusat tata surya yang sebenarnya dan planet-

planet termasuk bumi berputar mengelilingginya, ini terkenal dengan teori matahari sentries.

Aspek aksiologi :

Galileo kemudian memodifikasi teleskop itu sehinnga lebih canggih dan lebih jelas dalam

mengamati benda angkasa. Hal ini yang membuat Galileo dianggap sebagai penemu teleskop

padahal ia menyempurnakan saja.

Tanggapan:

GILBERT RYLE

Aspek ontology :

Penggunaan dari bahasa biasa ,penggunaan bahasa yang biasa, penggunaan bahasa

biasa, dengan penggunaan bahasa yang didasarkan atas ungkapan.

Aspek epistemologi :

Pemikiran filsafatnya memadukan prinsip otonisme logis dengan filsafat bahasa biasa melalui

suatu analisis bahasa. Filsafatnya Ryle tidak mendasarkan struktur logika bahasanya melainkan ia

memperhatikan dan menganalisis penggunaan bahasa sehari-hari berdasarkan prinsip-prinsip

logika, sehinnga dapat dipahami bahwa akan sering ditemukan penggunaan bahasa sehari-hari

yang menyalahi prinsip logika.

COPERNICUS

Copernicus dengan tepat mengatakan bahwa bumi berputar pada porosnya, bahwa bulan

berputar mengelilingi matahari dan bumi, serta planet-planet lain semuanya berputar mengelilingi

matahari. Tapi, seperti halnya para pendahulunya, dia membuat perhitungan yang serampangan

mengenai skala peredaran planet mengelilingi matahari. Juga, dia membuat kekeliruan besar

karena dia yakin betul bahwa orbit mengandung lingkaran-lingkaran.

4. Pokok pikiran/pandangan filsuf pada zaman Modern Science:

ALBERT EINSTEIN

Aspek ontologi :

Berkembangnya proyek tenaga nuklir dan berhasil menjelaskan hasil eksperimen yang

membingunggkan para ilmuwan beberapa dekade.

Aspek epistemologi :

Page 7: filsafat

Dia mengemukakan teori relativitas dan juga banyak menyumbang bagi pengembangan

mekanika kuantum, mekanika statistic, dan kosmologi. Penjelasannya tentang efek fotoelektrik

dan pengabdiannya bagi fisika teoritis.

Aspek oksiologi :

Einstein menghasilkan tentang papar aplikasi ekipartisi pada peristiwa radiasi, tulisan ini

merupakan pengantar hipotesa kuantum cahaya dengan berdasarkan pada statistik Boltzmann,

papernya tentang gerak brown, papernya yang tersohor teori relativitas khusus.

ROBERT BOYLE

Aspek ontologi :

Menyadari dampak penting yang bisa diperoleh dari gas seperti udara, Boyle mulai

bereksperimen dengan gas. Dengan menekan sejumlah gas tertentu sambil mempertahankan

suhunya, dia menunjukkan bahwa ada perbandingan terbalik antara ruang yang berisi gas dan

tekanan yang dikeluarkan oleh gas. Misalnya, jika volume tempatnya ditekan hingga separuh,

tekanan yang dihasilkan oleh gas akan menjadi dua kali lipat. Inilah yang disebut Hukum Boyle.

Aspek epistemologi :

Robert boyle menganut pendekatan baru dalam ilmu, yakni metodeeksperimen. Sebagai dasar

gagasan mereka. Mereka mengakui perlunya pengamatan.

Aspek aksiologi :

Boyle juga berperan penting memajukan meteorologi. Dia mengukur kepekatan udara dan

menemukan bahwa berat benda berubah sesuai dengan perubahan tekanan udara (yaitu apabila

gaya-timbul udara berubah). Pada zaman Boyle, belum ada pembedaan yang jelas antara ilmu

kimia yang sesunggguhnya dengan alkimia.