filsafat
DESCRIPTION
Analisis sejarah filsafat ilmu dan penemuanTRANSCRIPT
1. Pokok pikiran/pandangan filsuf pada zaman science in the greeks:
THALES
Aspek ontologi :
Air sebagai Prinsip Dasar Segala Sesuatu
Thales menyatakan bahwa air adalah prinsip dasar (dalam bahasa Yunani arche) segala
sesuatu. Air menjadi pangkal, pokok, dan dasar dari segala-galanya yang ada di alam semesta.
Argumentasi Thales terhadap pandangan tersebut adalah bagaimana bahan makanan semua
makhluk hidup mengandung air dan bagaimana semua makhluk hidup juga memerlukan air
untuk hidup. Selain itu, air adalah zat yang dapat berubah-ubah bentuk (padat, cair, dan gas)
tanpa menjadi berkurang.
Pada keadaan tertentu air akan mengalami solidifikasi (pembekuan) dan liquidisasi (mencair)
yang pada keadaan tertentu mampu menimbulkan getaran gempa dan mempengaruhi
pergerakkan bintang. Dari konsep penemuan Thales ini menyatakan bahwa Thales mampu
menghitung orbit matahari dan bulan dengan tepat serta gejala gerhana matahari dengan tepat.
Ia juga mengemukakan pandangan bahwa bumi terletak di atas air. Bumi dipandang sebagai
bahan yang satu kali keluar dari laut dan kemudian terapung-apung di atasnya.
Teorema Thales :
1. Sebuah lingkaran terbagi dua sama besar oleh diameternya.
2. Sudut bagian dasar dari sebuah segitiga samakaki adalah sama besar.
3. Jika ada dua garis lurus bersilangan, maka besar kedua sudut yang saling berlawanan akan
sama.
4. Sudut yang terdapat di dalam setengah lingkaran adalah sudut siku-siku.
5. Sebuah segitiga terbentuk bila bagian dasarnya serta sudut-sudut yang bersinggungan dengan
bagian dasar tersebut telah ditentukan.
Aspek epistemology :
Pemikiran Thales dianggap sebagai kegiatan berfilsafat pertama karena mencoba
menjelaskan dunia dan gejala-gejala didalamnya tanpa bersandar pada mitos melainkan pada rasio
manusia. Pemikiran Thales terutama didapatkan melalui tulisan Aristoteles tentang dirinya.
Aristoteles mengatakan bahwa Thales adalah orang yang pertama kali memikirkan tentang asal
mula terjadinya alam semesta.
Aspek aksiologi :
Thales adalah orang yang mengubah geometri menjadi bentuk formal yang dapat dipelajari
oleh semua orang karena mendasarkan diri pada prinsip-prinsip dan melakukan investigasi
terhadap theorem-theorema dengan sudut pandang secara intelektual. Ia juga melakukan pelayaran
ke Mesir. Di Mesir, Thales mempelajari ilmu ukur dan membawanya ke Yunani. Ia dikatakan
dapat mengukur piramida dari bayangannya saja. Selain itu, ia juga dapat mengukur jauhnya kapal
di laut dari pantai.
Tanggapan:
Penemuan dan pemikiran Thales membawa banyak perubahan dalam cara pandang terhadap
ilmu dan alam semesta. Saya setuju dengan pendapatnya bahwa air merupakan unsur utama alam
semesta, hal ini juga didukung oleh Hyppolitus yang menyatakan dukungannya terhadap
pemikiran Thales terkait dengan dinamika air. Hyppo telah mangidentifikasi, gerak gerik air yang
merupakan unsur penyebab adanya gempa bumi. Namun pendapat ini tidak mutlak
kebenarannya, sebab selanjutnya Anaximender menyatakan bila air merupakan prinsip dasar
segala sesuatu, maka seharusnya air terdapat di dalam segala sesuatu, dan tidak ada lagi zat yang
berlawanan dengannya. Namun kenyataannya, air dan api saling berlawanan sehingga air
bukanlah zat yang ada di dalam segala sesuatu. Karena itu, Anaximender berpendapat bahwa tidak
mungkin mencari prinsip dasar tersebut dari zat yang empiris. Prinsip dasar itu haruslah pada
sesuatu yang lebih mendalam dan tidak dapat diamati oleh panca indera. Anaximender
mengatakan bahwa prinsip dasar segala sesuatu adalah to apeiron.
PYTHAGORAS
Aspek Ontologi :
Pythagoras berpendapat bahwa segala-galanya adalah bilangan dan merasa bahwa segalanya
dapat diprediksikan dan diukur dalam siklus beritme. Ia percaya keindahan matematika
disebabkan segala fenomena alam dapat dinyatakan dalam bilangan-bilangan atau perbandingan
bilangan. Sealain itu ia mencetuskan teorema Pythagoras yang menyatakan bahwa kuadrat
hipotenusa dari suatu segitiga siku-siku adalah sama dengan jumlah kuadrat dari kaki-kakinya
(sisi-sisi siku-sikunya).
Aspek Epistimologi:
Berbeda dengan filsuf lainnya yang memusatkan perhatian pada alam, Pythagoras
memadukan antara alam semesta dengan matematis.
Aspek Aksiologi:
Mengemukakan teorema Pythagoras serta pengaruh pemikiran bilangan sebagai simbol yang
dihubungkan dengan fenomena alam, khususnya untuk studi metafisika dan hermeneutika (studi
tentang teks kitab suci) memiliki pengaruh yang kuat hingga saat ini. Ia mendirikan sebuah
kelompok, “the Brotherhood of Pythagoreans” (Persaudaraan ilmu Pythagoras), yang
dikhususkan untuk mempelajari matematika. Kelompok ini sangat dikultuskan sebagai simbol,
ritual dan doa.
Tanggapan:
Pemikiran Pythagoras selaras dengan Anaximandros, Phytagoras percaya bahwa angka bukan
unsur seperti udara dan air yang banyak dipercaya sebagai unsur semua benda. Angka bukan
anasir alam. Pada dasarnya kaum Phytagorean menganggap bahwa pandangan Anaximandros
tentang to Apeiron dekat juga dengan pandangan Phytagoras. To Apeiron melepaskan unsur-unsur
berlawanan agar terjadi keseimbangan atau keadilan (dikhe). Pandangan Phytagoras
mengungkapkan bahwa harmoni terjadi berkat angka. Meski sempat diragukan dengan munculnya
angka irrasional, namun hingga kini sumbangsih teorema Pythagoras masih dirasakan dalam
dunia matematika, dan pemikirannya mendasari munculnya teorema Fermatt yang dibuktikan oleh
Andrew Wiles dari Princeton University pada akhir tahun 1993.
DEMOKRITOS
Aspek Ontologi :
Demokritos mengembangkan pemikiran tentang atom dimana dunia dan seluruh realitas
tercipta karena atom-atom yang berbeda bentuk saling mengait satu sama lain. Atom-atom yang
berkaitan itu kemudian mulai bergerak berputar, dan makin lama makin banyak atom yang ikut
ambil bagian dari gerak tersebut. Kumpulan atom yang lebih besar tinggal di pusat gerak tersebut
sedangkan kumpulan atom yang lebih halus dilontarkan ke ujungnya.
Aspek Epistimologi:
Demokritos termasuk dalam Mahzab Atomisme. Ia juga digolongkan sebagai filsuf pra-
sokratik. Hal ini dikarenakan ia melanjutkan dan mengembangkan ajaran atomisme dari
Leukippos yang merupakan filsuf pra-sokratik.
Aspek Aksiologi:
Menurut Demokritos, nilai tertinggi di dalam hidup manusia adalah keadaan batin yang
sempurna (euthymia). Hal itu dapat dicapai bila manusia menyeimbangkan semua faktor di dalam
kehidupan. Yang bertugas mengusahakan keseimbangan ini adalah rasio.
Tanggapan:
ARISTOTELES
Aspek Ontologi:
Ia merupakan orang pertama yang mengumpulkan dan mengklasifikasikan spesies-spesies
biologi secara sistematis. Karyanya ini menggambarkan kecenderunggannya akan analisis kritis
dan pencaharian terhadap hukum alam dan keseimbangan pada alam. Ia juga menyatakan bahwa
setiap bentuk terdiri dari 2 unsur, materi (hyle) dan bentuk (morfie). Aristoteles menjelaskan
bahwa materi tidak mungkin tanpa bentuk karena ia ada (eksis). Pemikiran lainnya adalah tentang
gerak dimana dikatakan semua benda bergerak menuju satu tujuan, sebuah pendapat yang
dikatakan bercorak teleologis. Karena benda tidak dapat bergerak dengan sendirinya maka harus
ada penggerak dimana penggerak itu harus mempunyai penggerak lainnya hingga tiba pada
penggerak pertama yang tak bergerak yang kemudian disebut dengan theos.
Aspek epistimologi :
Suatu sistem berpikir deduktif yang bahkan sampai saat ini masih dianggap sebagai dasar
dari setiap pelajaran tentang logika formal. Meskipun demikian dalam penelitian ilmiahnya ia
menyadari pula pentingnya observasi, eksperimen dan berpikir induktif. Kecendrungan befikir
Aristoteles saintifik nampak dari pandangan-pandangan filsafatnya yang sistematis dan
menggunakan metode empiris.
Aspek aksiologi :
Aristoteles memiliki keberanian dalam membuktikan kesalahan atas teori Plato tentang ide,
padahal Plato adalah guru dari Aristoteles itu sendiri. Ia memandang kebenaran tidak selalu
berakhir dengan kematian seperti pada Socrates. Aristoteles orang yang pertama membentangkan
cara berfikir yang teratur dalam suatu sistem dan ia menjadi pembangun ilmu logika.
Tanggapan:
Sebagian besar ilmu pengetahuan yang dikembangkan Aristoteles terasa lebih merupakan
penjelasan dari hal-hal yang masuk akal (common-sense explanation), banyak teori-teorinya yang
bertahan lama, hal ini terjadi karena teori-teori tersebut dianggap masuk akal dan sesuai dengan
pemikiran masyarakat pada umumnya, meskipun kemudian ternyata bahwa teori-teori tersebut
salah total karena didasarkan pada asumsi-asumsi yang keliru.
Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pada zaman science in the greeks ini, dilihat dari
aspek ontologi kebanyakan para filsuf mempelajari mengenai asal mula segala benda dan kehidupan alam
ini. Dan dari segi epistemologi, para filsuf menggunakan sarana untuk memperoleh kebenaran adalah
dengan gemar merantau, mengamati fenomena alam kemudian mengaitkannya dengan akalnya. Dan dari
segi aksiologi, pada mulanya manusia mempercayai mitos, untuk menjawab hakekat dari realitas yang ada
di alam ini. Dari gambaran yang dijelaskan maka dapat dikatakan bahwa metode penemuan ilmu
pengetahuan pada zaman ini dilakukan oleh beberapa filsuf melalui pengamatan yang kemudian
dikembangkan dengan ide-ide para filsuf itu sendiri.
2. Pokok pikiran/pandangan filsuf pada zaman science in the middle age:
ROGER BACON
Aspek ontologi :
Bacon banyak mengahasilkan penemuan-penemuan, diantaranya optik, alkimia, dan
pembuatan mesiu, perhitungan posisi dan ukuran benda-benda angkasa, dan kemudian
mengantisipasi penemuan-penemuan mikroskop, teleskop,kaca mata, pesawat terbang, hidrolika,
kapal uap. Bacon mempelajari astrologi dan percaya bahwa benda-benda langit memiliki
pengaruh terhadap nasib dan pikiran manusia.
Aspek epistemology :
Bacon adalah seorang filsuf Inggris yang meletakkan penekanan pada empirisisme, dan
dikenal sebagai salah seorang pendukung awal metode ilmiah modern di dunia Barat; meskipun
studi-studi akhir menitikberatkan pada kepercayaannya terhadap okultasi dan tradisi alkimia.
Bacon mempelajari astrologi dan percaya bahwa benda-benda langit memiliki pengaruh terhadap
nasib dan pikiran manusia.
Aspek aksiologi :
Roger Bacon membawa prinsip dasar empirisme ke Barat, serta menguji pengalaman dengan
eksperimen (metode- metode ilmiah, selanjutnya menyusun fakta hasil eksperimen).
Tanggapan:
Jejak Roger Bacon memang tak begitu tenar seperti halnya ilmuwan/penemu tersohor lain,
namun keberadaannya sangat berpengaruh pada masanya. Ia yang begitu dekat dengan karya-
karya Arab menjadikannya ciri khas tokoh pada masa science in the middle age ini, menjadi
bukti bahwa saat itu sains dan matematika telah berkembang di Arab dan telah muncul ilmuwan-
ilmuwan Islam. Bacon yang gencar mengenalkan prinsip empirisme membuktikan bahwa dalam
penemuan dan penelitian pada zaman itu dilakukan melalui eksperimen dan ilmiah.
LEONARDO DA VINCI
Aspek ontologi :
Leonarda mempelajari burung terbang dan mulai merancang mesin terbang. Pemikirannya itu
terdapat dalam buku catatannya sebanyak 7000 halaman. Didalam buku itu juga terdapat sketsa
tentang studi tubuh manusia.
Aspek epistemology :
Leonardo de vinci adalah pelukis, pematung, penemu, peneliti, ahli permesinan, ahli anatomi,
matematika, ahli tumbuh-tumbuhan dan binatang, optic, aerodinamik bahkan pemusik handal.
Aspek aksiologi :
Leornardo terkenal karena lukisannya yang piawai, seperti jamuan terakhir dan Monalisa. Ia
juga dikenal karena mendesain banyak ciptaan yang mengantisipasi teknologi modern tetapi
jarang dibuat semasa hidupnya sebagai contoh ide-idenya tentang tank dan mobil yang dituangkan
lewat gambar-gambar di warna.
3. Pokok pikiran/pandangan filsuf pada zaman science revolution:
GALILEO GALILEI
Aspek ontology :
Galileo juga mengadakan berbagai penelitian ilmiah. Ia meneliti dan mempelajari kembali
karya-karya Archimedes. Ia menemukan suatu kesalahan teori Archimedes tentang berat jenis.
Galileo menciptakan suatu teori tentang keseimbangan hidrostatis yaitu alat untuk mengukur berat
jenis benda. Menerbitkan tulisan ilmiah yang mengungkapkan bahwa benda yang dimasukkan ke
air memiliki gravitasi.
Aspek epistemologi :
Galileo menyakini bahwa bumi bukan pusat tata surya melainkan matahari. Galileo juga
bereksperimen dibidang astronomi. Ia bergabung dengan Accademia dei Lincei yaitu suatu grup
yang sedang mempelajari bintik matahari. Ia juga menemukan bahwa bumi bukanlah pusat tata
surya seperti keyakinan ilmuan saat itu. Matahari pusat tata surya yang sebenarnya dan planet-
planet termasuk bumi berputar mengelilingginya, ini terkenal dengan teori matahari sentries.
Aspek aksiologi :
Galileo kemudian memodifikasi teleskop itu sehinnga lebih canggih dan lebih jelas dalam
mengamati benda angkasa. Hal ini yang membuat Galileo dianggap sebagai penemu teleskop
padahal ia menyempurnakan saja.
Tanggapan:
GILBERT RYLE
Aspek ontology :
Penggunaan dari bahasa biasa ,penggunaan bahasa yang biasa, penggunaan bahasa
biasa, dengan penggunaan bahasa yang didasarkan atas ungkapan.
Aspek epistemologi :
Pemikiran filsafatnya memadukan prinsip otonisme logis dengan filsafat bahasa biasa melalui
suatu analisis bahasa. Filsafatnya Ryle tidak mendasarkan struktur logika bahasanya melainkan ia
memperhatikan dan menganalisis penggunaan bahasa sehari-hari berdasarkan prinsip-prinsip
logika, sehinnga dapat dipahami bahwa akan sering ditemukan penggunaan bahasa sehari-hari
yang menyalahi prinsip logika.
COPERNICUS
Copernicus dengan tepat mengatakan bahwa bumi berputar pada porosnya, bahwa bulan
berputar mengelilingi matahari dan bumi, serta planet-planet lain semuanya berputar mengelilingi
matahari. Tapi, seperti halnya para pendahulunya, dia membuat perhitungan yang serampangan
mengenai skala peredaran planet mengelilingi matahari. Juga, dia membuat kekeliruan besar
karena dia yakin betul bahwa orbit mengandung lingkaran-lingkaran.
4. Pokok pikiran/pandangan filsuf pada zaman Modern Science:
ALBERT EINSTEIN
Aspek ontologi :
Berkembangnya proyek tenaga nuklir dan berhasil menjelaskan hasil eksperimen yang
membingunggkan para ilmuwan beberapa dekade.
Aspek epistemologi :
Dia mengemukakan teori relativitas dan juga banyak menyumbang bagi pengembangan
mekanika kuantum, mekanika statistic, dan kosmologi. Penjelasannya tentang efek fotoelektrik
dan pengabdiannya bagi fisika teoritis.
Aspek oksiologi :
Einstein menghasilkan tentang papar aplikasi ekipartisi pada peristiwa radiasi, tulisan ini
merupakan pengantar hipotesa kuantum cahaya dengan berdasarkan pada statistik Boltzmann,
papernya tentang gerak brown, papernya yang tersohor teori relativitas khusus.
ROBERT BOYLE
Aspek ontologi :
Menyadari dampak penting yang bisa diperoleh dari gas seperti udara, Boyle mulai
bereksperimen dengan gas. Dengan menekan sejumlah gas tertentu sambil mempertahankan
suhunya, dia menunjukkan bahwa ada perbandingan terbalik antara ruang yang berisi gas dan
tekanan yang dikeluarkan oleh gas. Misalnya, jika volume tempatnya ditekan hingga separuh,
tekanan yang dihasilkan oleh gas akan menjadi dua kali lipat. Inilah yang disebut Hukum Boyle.
Aspek epistemologi :
Robert boyle menganut pendekatan baru dalam ilmu, yakni metodeeksperimen. Sebagai dasar
gagasan mereka. Mereka mengakui perlunya pengamatan.
Aspek aksiologi :
Boyle juga berperan penting memajukan meteorologi. Dia mengukur kepekatan udara dan
menemukan bahwa berat benda berubah sesuai dengan perubahan tekanan udara (yaitu apabila
gaya-timbul udara berubah). Pada zaman Boyle, belum ada pembedaan yang jelas antara ilmu
kimia yang sesunggguhnya dengan alkimia.