fieldtrip teh

Upload: meuthia-khanza

Post on 05-Nov-2015

217 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

fieldtrip ke kebun teh Rancabali

TRANSCRIPT

DAFTAR ISI

KATA PENGANTARDAFTAR ISIBAB I2PENDAHULUAN21.1 Latar Belakang21.2 Tujuan31.3 Rumusan Masalah3BAB II4ISI42.1 Gambaran Umum Perusahaan42.1.1 Sejarah dan Perkembangan Perusahaan42.1.2 Struktur Organisasi42.1.3 Produk Perusahaan62.2 Kegiatan di PTPN VIII Rancabali72.2.1 Pembibitan72.2.2 Panen82.2.3 Pasca Panen14BAB III15KESIMPULAN15DAFTAR PUSTAKA

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangPerusahaan perkebunan milik negara di Jawa Barat dan Banten berasal dari perusahaan perkebunan milik pemerintah Belanda, yang ketika penyerahan kedaulatan secara otomatis menjadi milik pemerintah Republik Indonesia, yang kemudian dikenal dengan nama Perusahaan Perkebunan Negara (PPN) Lama. Antara tahun 1957 1960 dalam rangka nasionalisasi atas perusahaan-perusahaan perkebunan eks milik swasta Belanda/Asing (antara lain: Inggris, Perancis dan Belgia) dibentuk PPN-Baru cabang Jawa Barat.Dalam periode 1960 1963 terjadi penggabungan perusahaan dalam lingkup PPN-Lama dan PPN-Baru menjadi: PPN Kesatuan Jawa Barat I, PPN Kesatuan Jawa Barat II, PPN Kesatuan Jawa Barat III, PPN Kesatuan Jawa Barat IV dan PPN Kesatuan Jawa Barat V.Selanjutnya selama periode 1963 1968 diadakan reorganisasi dengan tujuan agar pengelolaan perkebunan lebih tepat guna, dibentuk PPN Aneka Tanaman VII, PPN Aneka Tanaman VIII, PPN Aneka Tanaman IX dan PPN Aneka Tanaman X, yang mengelola tanaman teh dan kina, serta PPN Aneka Tanaman XI dan PPN Aneka Tanaman XII yang mengelola tanaman karet. Dalam rangka meningkatkan efisiensi dan efektivitas perusahaan, pada periode 1968 1971, PPN yang ada di Jawa Barat diciutkan menjadi tiga Perusahaan Negara Perkebunan (PNP) meliputi 68 kebun, yaitu: PNP XI berkedudukan di Jakarta (24 perkebunan), meliputi perkebunan-perkebunan eks PPN Aneka Tanaman X, dan PPN Aneka Tanaman XI; PNP XII berkedudukan di Bandung (24 perkebunan), meliputi beberapa perkebunan eks PPN Aneka Tanaman XI, PPN Aneka Tanaman XII, sebagian eks PPN Aneka Tanaman VII, dan PPN Aneka Tanaman VIII; PNP XIII berkedudukan di Bandung (20 perkebunan), meliputi beberapa perkebunan eks PPN Aneka Tanaman XII, eks PPN Aneka Tanaman IX, dan PPN Aneka Tanaman X.Sejak tahun 1971, PNP XI, PNP XII dan PNP XIII berubah status menjadi Perseroan Terbatas Perkebunan (Persero). Dalam rangka restrukturisasi BUMN Perkebunan mulai 1 April 1994 sampai dengan tanggal 10 Maret 1996, pengelolaan PT Perkebunan XI, PT Perkebunan XII, dan PT Perkebunan XIII digabungkan di bawah manajemen PTP Group Jabar. Selanjutnya sejak tanggal 11 Maret 1996, PT Perkebunan XI, PT Perkebunan XII, dan PT Perkebunan XIII dilebur menjadi PT Perkebunan Nusantara VIII (Persero).Dalam upaya mengkonsolidasi peran perusahaan Negara (BUMN) sektor perkebunan dalam kerangka pembangunan nasional dan pembangunan ekonomi serta menyiapkan diri menghadapi gerakan ekonomi global, maka pihak pemerintah bersama Departemen Pertanian melakukan program konsolidasi bagi semua perkebunan Negara.PT. Perkebunan Nusantara (PTPN) VIII adalah salah satu diantara perkebunan milik Negara yang didirikan berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 13 tahun 1996, seperti yang dinyatakan dalam akta Notaris Harun Kamil, S.H., No. 41 tanggal 11 Maret 1996 dan telah memperoleh pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia melalui Surat Keputusan C2-8336.HT.01.01.TH.96 tanggal 8 Agustus 1996. Akta pendirian ini selanjutnya mengalami perubahan sesuai dengan akta Notaris Sri Rahayu Hadi Prasetyo, SH., No. 05 tanggal 17 September 2002 dan telah mendapat persetujuan Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia melalui Surat Keputusan No. C-20857 HT.01.04.TH.2002 tanggal 25 Oktober 2002.Perusahaan ini didirikan dengan maksud dan tujuan untuk menyelenggarakan usaha di bidang agro bisnis dan agro industri, serta optimalisasi pemanfaatan sumber daya Perseroan untuk menghasilkan barang dan/ atau jasa yang bermutu tinggi dan berdaya saing kuat, serta mengejar keuntungan guna meningkatkan nilai perseroan dengan menerapkan prinsip-prinsip Perseroan Terbatas.Kegiatan usaha perusahaan meliputi pembudidayaan tanaman, pengolahan/produksi, dan penjualan komoditi perkebunan Teh, Karet, Kelapa Sawit, Kina, dan Kakao. Pusat kegiatan usaha berada di Kantor Direksi Jl. Sindangsirna No. 4 Bandung, Jawa Barat dengan kebun/unit usaha yang dikelola sebanyak 41 kebun yang tersebar di 11 Kabupaten/Kota di Propinsi Jawa Barat (Bogor, Sukabumi, Cianjur, Kabupaten Bandung Barat, Kota Bandung, Subang, Purwakarta, Garut, Tasikmalaya dan Ciamis) dan 2 Kabupaten di Propinsi Banten (Lebak dan Pandeglang).1.2 TujuanUntuk mengetahui proses produksi tanaman teh mulai dari pembibitan hingga pasca panen di PTPN VIII Rancabali.1.3 Rumusan Masalah1. Bagaimanakah profil perusahaan PTPN VIII Rancabali ?2. Apa saja kegiatan yang dilakukan di PTPN VIII Rancabali ?

BAB IIISI

2.1 Gambaran Umum Perusahaan2.1.1 Sejarah dan Perkembangan PerusahaanIndustri Hilir Teh (IHT) PT. Perkebunan Nusantara VIII pada awalnya merupakan perusahaan patungan antara Perkebunan Grup Jabar (sekarang PTPN VIII) dengan Lysander Food Service PTE LTD yang diberi nama PT. Lysander Camelia Nusantara (LCN) didirikan pada tahun 1996. Akan tetapi dengan rentang waktu hanya 2 tahun yaitu pada tahun 1998 PT. LCN dilikuidasi, seluruh aset dan sumber daya manusia PT. LCN menjadi milik PTPN VIII. Selanjutnya pada tahun yang sama berdasarkan surat keputusan direksi No. SK/D.I/1046/IX/1998 didirikan Unit Usaha Pengepakan Teh (UUPT) PTPN VIII. Seiring dengan pengembangan struktur organisasi maka mulai tanggal 10 Juni 2005 berdasarkan surat keputusan direksi No. SK/D.I/567/VI/2005 UUPT PTPN VIII berganti nama menjadi Industri Hilir Teh (IHT) PTPN VIII.Pengembangan struktur organisasi diperlukan untuk mengoptimalkan peluang pasar produk hilir teh melalui peningkatan produk konsumsi yang praktis dan sesuai selera konsumen. Unit IHT PTPN VIII dibentuk sebagi respon terhadap peluang pasar produk hilir teh dengan cara mengembangkan produk hulu teh PTPN VIII menjadi produk hilir teh yang praktis dan sesuai selera konsumen. Nilai tambah dari pengembangan produk hilir teh ini diharapkan dapat tumbuh secara terus menerus dengan kenaikan yang signifikan, yang pada akhirnya menjadi tulang punggung dan sumber pendapatan PTPN VIII.2.1.2 Struktur Organisasi

Struktur organisasi perusahaan merupakan suatu sistem tugas, wewenang, dan tanggung jawab dari tiap-tiap fungsi atau bagian yang terdapat dalam suatu organisasi perusahaan. Dengan adanya struktur organisasi, maka bagian-bagian dari organisasi perusahaan akan melaksanakan pekerjaan sesuai dengan kemampuan dan keahliannya serta diharapkan akan menciptakan iklim kerja yang baik. Tujuan dari organisasi suatu perusahaan akan lebih mudah dicapai apabila perusahaan tersebut memiliki struktur organisasi yang baik. Gambar 1. merupakan struktur organisasi unit dan usaha PTPN VIII.

Gambar 1. Struktur organisasi unit dan usaha PTPN VIII

Berdasarkan Gambar 1. Manajer IHT bertanggung jawab kepada direktur produksi PTPN VIII untuk kegiatatan-kegiatan yang dilakukan IHT, Manajer IHT berkedudukan sama dengan manajer wilayah I, wilayah II, wilayah III, dan wilayah IV. Manajer IHT merupakan unit terakhir dari struktur organisasi unit dan usaha PTPN VIII dengan kata lain tidak ada lagi unit usaha PTPN VIII yang berkedudukan dibawah IHT. Gambar 6. merupakan struktur organisasi IHT PTPN VIII.

Gambar 2. Struktur Organisasi IHT PTPN VIIIBerdasarkan Gambar 2. IHT PTPN VIII dipimpin oleh seorang manajer yang memiliki jalur komando kepada wakil manajer bagian produksi, pemasaran, dan umum. Wakil manajer produksi membawahi kepala produksi dan kepala teknik dan pemeliharaan, wakil manajer pemasaran membawahi kepala pengembangan produk, kepala promosi, kepala penjualan, dan kepala distribusi, sedangkan wakil manajer umum membawahi kepala keuangan dan akuntansi dan kepala kepegawaian dan pengadaan.2.1.3 Produk PerusahaanIHT merupakan bagian dari PTPN VIII yang bergerak dalam pengolahan akhir teh, dengan kata lain IHT memproduksi teh yang berasal dari PTPN VIII untuk dijual ke pasaran. Dalam penjualan produknya, IHT PTPN VIII menggunakan merek Walini. Walini berasal dari nama sebuah perkebunan teh yang terletak di daerah bernama Ciwalini yang memiliki teh dengan kualitas baik. Berdasarkan jenis penyajiannya, produk olahan teh IHT PTPN VIII terbagi ke dalam 3 jenis:1. Teh Celup

Teh celup merupakan olahan teh yang dikemas di dalam tea bag dan bertujuan untuk memudahkan penyajian teh dalam volume yang kecil. Teh celup Walini memiliki berbagai varian rasa yaitu; teh hitam, teh hitam rasa jahe, teh hitam rasa lemon, teh hitam rasa kayu manis, teh hitam rasa leci, teh hitam rasa apel, teh hitam rasa blackcurrant, teh hitam wangi, teh hitam rasa mint, dan teh hijau. Setiap sachet teh celup memiliki berat 2 gram dengan sachet yang terbuat dari kertas osmofilter. Teh celup dijual dengan kemasan sachet dengan setiap 1 sachet berisi 1 tea bag dan kemasan dus dengan setiap dus berisi 25 tea bag.

2. Teh Seduh

Teh seduh merupakan olahan teh yang tidak dikemas.Hal ini bertujuan untuk memudahkan penyajian teh dalam volume yang besar. Teh seduh Walini memiliki berbagai varian rasa yaitu; teh hitam, teh hijau, teh hitam BP 1, teh hitam rasa jahe, teh hitam rasa lemon, dan teh putih. Teh seduh dijual dengan kemasan dus dengan setiap dus berisi 100 gram dan kemasan composite can dengan setiap composite can bervariatif isinya yaitu; 100 gram, 60 gram, dan 30 gram, khusus untuk teh putih dijual dengan kemasan box yang berisi 50 gram/box.

3. Teh Siap Minum

Teh siap minum merupakan teh yang telah melalui proses penyeduhan di pabrik teh sehingga siap untuk langsung diminum. Hal ini bertujuan untuk memudahkan konsumen dalam mengkonsumsi teh. Teh siap minum Walini Peko memiliki beberapa varian rasa yaitu rasa teh hitam dan rasa teh hijau. Dalam pengemasannya, teh siap minum ini dikemas dengan kemasan botol berukuran 300 ml dan kemasan karton yang yang berisi 12 botol teh.

2.2 Kegiatan di PTPN VIII Rancabali2.2.1 PembibitanPembibitan dengan cara ini merupakan cara tercepat dalam memenuhi kebutuhan bahan tanaman skala besar karena keunggulannya sama dengan pohon induknya. Stek teh yang diambil, kebun induknya harus dikelola khusus agar terjamin kemurnian bahan tanaman dan mempunyai potensi produksi dan kualitas tinggi. Mutu tanaman dengan cara pembibitan stek banyak dipengaruhi oleh kesehatan dan kesuburan pohon induk, teknik pengambilan, pengemasan dan pengangkutannya. Faktor lain pelaksanaan pembibitan harus tepat agar diperoleh bibit cukup umur untuk ditanam di lapangan.a. Cara pengambilan setek. Cara pengambilan setek adalah sebagai berikut : ranting setek diambil 4 bulan setelah dipangkas, ranting setek dipotong setinggi 15 cm dari bidang pangkasan pada perbatasan warna coklat dan hijau. Setek diambil dari ranting setek sepanjang 1 ruas dan mempunyai 1 helai daun. Setek yang dipakai adalah bagian tengah ranting setek berwarna hijau tua. Pemotongan setek dilakukan dengan pisau tajam, dimana setiap potongan diambil ruas dengan satu lembar daun 0,5 cm di atas dan 4-5 cm di bawah ketiak daun dengan kemiringan 45%. Setek yang dikumpulkan ditampung dalam ember berair maksimal 30 menit. Setek segera ditanam di pembibitan, apabila tempatnya jauh perlu dikemas dalam kantong plastik. Sebelum ditanam dan dikemas dikantong plastik dicelupkan ke dalam larutan fungisida dan hormon tumbuh selama dua menit.b. Pesemaian. Pesemaian setek perlu disiapkan jauh sebelum penanaman bibit setek di kebun agar dicapai ketepatan waktu tanam. Lokasi pembibitan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :(1) Tempat terbuka agar mendapatkan solar radiasi optimal.(2) Drainase tanah baik agar pertumbuhan akar berkembang optimal.(3) Dekat sumber air untuk memudahkan penyiraman dan pemberantasan hama penyakit.(4) Dekat dengan jalan utama agar pengangkutan dan pengawasan mudah.(5) Tanah pengisi kantong plastik tersedia pada lokasi pembibitan.(6) Dipilih topografi yang melandai ke arah Timur agar mendapat solar radiasi pagi yang baik.

2.2.2 PanenTanaman teh dipaenen dengan cara pemetikan pucuk daun teh. Beikut kriteria tanaman teh yang dapat dipanen/dilakukan pemetikan :

a. Tanaman telah berumur 30-31 bulan setelah tanamb. Jumlah daun pada pucuk daun antara 4-6 helaic. Bidang petik mencai 60-70cm dengan ketinggian jumlahnya hingga 60%.

Fungsi dari pemetikan pucuk tanaman teh agar memenuhi syarat-syarat pengolahan dimana tanaman mampu membentuk suatu kondisi yang berproduksi secara berkesinambungan. Kecepatan pertumbuhan dari tunas baru tergantung dari tebal lapisan daun pendukung pertumbuhan tunas 15-20 cm. Kecepatan pembentukan tunas menentukan aspek-aspek pemetikan seperti: jenis pemetikan, jenis petikan, daun petik, areal petik, tenaga petik, dan pelaksanaan pemetikan. Pada Gambar 2 disajikan penamaan daun teh agar aspek-aspek pemetikan mudah dimengerti kuncup + 2-3 daun muda. Akibat pucuk dipetik maka pembuatan zat pati berkurang untuk pertumbukan tanaman. Pemetikan pucuk akan menghilangkan zat pati sekitar 7,5%, semakin kasar pemetikan semakin tinggi kehilangan zat pati. Kehilangan zat pati akibat pemetikan pucuk tidak akan mengganggu pertumbuhan tanaman asalkan lapisan daun pemeliharaan cukup untuk melakukan proses asimilasi.

Gambar 3. Penamaan Daun TehKeberhasilan pemetikan teh merupakan kunci kesuksesan dalam bisnis tehsecara keseluruhan. Daun teh merupakan produk yang dihasilkan oleh pertumbuhan vegetatif sehingga peranan pemetikan sangat menentukanproduktivitas tanaman. Pemetikan yang hanya mementingkan produksi denganbabad habis tanpa meninggalkan pucuk untuk siklus petik berikutnya, akanmenyebabkan tanaman cepat rusak dan mengalami stres. Akibatnya, kerugianyang dialami bukan hanya untuk satu siklus petik berikutnya, tetapi akan lebihlama lagi (Gandi, 2002 dalam Mutiara, 2010).

Gandi (2002)dalam Mutiara, (2010) menyatakan bahwa strategi dasar pemetikan teh adalah menghasilkan pucuk dengan mutu standar sebanyak-banyaknya secaraberkesinambungan. Beberapa kunci sukses keberhasilan dalam mengelola pemetikan teh adalah :1. Mempertahankan daun pemeliharaan.Daun pemeliharaan (maintenance leaves) merupakan sekumpulan daun yang ada di bawah bidang petik. Daun tersebut berfungsi sebagai penyangga atau dapur produsen pucuk. Manajemenpetik harus mempertahankan jumlah daun pemeliharaan agar berada padaperimbangan yang ideal sehingga bisa menghasilkan pertumbuhan pucuk yangoptimal. Ketebalan daun pemeliharaan antara 15 - 20 cm. Daun pemeliharaanyang terlalu tipis akan menyebabkan pucuk cenderung cepat membentuk pucukburung, sebaliknya jika terlalu tebal dan banyak menyebabkan jumlah pucuk baruyang tumbuh berkurang.2. Mengatur rumus pucuk pada bidang petik.Dalam pemetikan, perlu dilakukan pengaturan rumus pucuk yang ditinggalkan setelah kegiatan panen agartetap berada di atas bidang petik untuk diambil pada siklus petik berikutnya.Ukuran dan rumus daun yang ditinggalkan bergantung pada periode pertumbuhandan jenis petikan yang dikehendaki, misalnya petik halus, medium atau kasar.3. Mempertahankan dan meningkatkan lebar bidang petik.Produktivitaspucuk di suatu bidang petik ditentukan oleh pucuk per pokok dan jumlah pokokper luas lahan. Kebijakan pemetikan bertujuan selain untuk memperoleh produksipucuk, juga untuk memperluas bidang petik dengan cara tidak melakukanpemetikan dan membiarkan pucuk samping, yaitu pucuk yang tumbuh lateral atauke samping. Manfaat lain yaitu menekan pertumbuhan gulma denganmemperkecil ruang sinar matahari sampai ke tanah.

Macam dan Rumus Pemetikan

Macam petikan didasarkan pada mutu pucuk yangdihasilkan tanpa memperhatikan bagian yang ditinggalkan, sedangkan rumus digambarkan dengan lambang huruf dan angka. Macam dan rumus petikan ditentukan berdasarkan:(1) Petikan imperial, dimana hanya kuncup peko (p) yang dipetik (p+0),(2) Petikan pucuk pentil, peko+satu daun di bawahnya (p+1m),(3) Petikan halus, peko+satu/dua lembar daunmuda/burung dengan satu lembar daun muda (p+2m, b+1m),(4) Petikan medium, (p+2m, p+3m, b+1m, b+2m, b+3m),(5) Petikan kasar (p+3, p+4, b+1t, b+2t, b+3t)(6) Petikan kepel, daun yang tinggal pada perdu hanya kepel (p+n/k, b+n/k).

Jenis Pemetikan

Beberapa aspek pemetikan tersebut antara lain jenis pemetikan, jenispetikan, gilir petik, pengaturan areal petik dan tenaga pemetik serta pelaksanaan pemetikan. Jenis pemetikan terdiri atas pemetikan jendangan, pemetikan produksi, dan pemetikan gendesan.

1. Pemetikan jendangan Pemetikan yang dilakukan pada tahap awal setelah tanaman teh dipangkas. Tujuan pemetikan jendangan yaitu membentukbidang petik yang lebar dan rata dengan ketebalan lapisan daun pemeliharaanyang cukup, agar tanaman mempunyai potensi produksi daun yang tinggi.Pemetikan jendangan dilakukan pada 3 4 bulan setelah pangkas dengan rumus petik p+1. Tinggi bidang petik jendangan dari bidang pangkasan tergantung pada tinggi pangkasan.(1) Pangkasan 40-45 cm, tinggi jendangan 20-25 cm,(2) Pangkasan 45-50 cm, tinggi jendangan 15-20 cm,(3) Pangkasan 50-55 cm, tinggi jendangan 15-20 cm,(4) Pangkasan 55-60 cm, tinggi jendangan 10-15 cm,(5) Pangkasan 60-65 cm, tinggi jendangan 10-15 cm.Pemetikan jendangan dapat dilaksanakan apabila 60% areal telah memenuhi syarat untuk dijendang. Biasanya pemetikan jendangan dilakukan setelah 10 kali pemetikan, kemudian dilanjutkan dengan pemetikan produksi.2. Pemetikan produksi Pemetikan pucuk teh setelah pemetikanjendangan selesai dan terus dilakukan hingga tiba giliran pemangkasan produksiberikutnya. Pemetikan produksi dilakukan selama 3 4 tahun dengan rumus petikmaksimum p+3.Sedangkan pemetikan produksi dapat dilakukan terusmenerus dengan jenis petikan tertentu sampai pangkasandilakukan. Berdasarkan daun yang ditinggalkan, pemetikan produksi dapat dikategorikan sbb:(1) pemetikan ringan, apabila daun yang tertinggal pada perdu satu atau dua daun di atas kepel (rumus k+1 atauk+2),(2) pemetikan sedang, apabila daun yang tertinggal pada bagian tengah perdu tidak ada, tetapi di bagian pinggir ada satu atau dua daun di atas kepel (rumus k+o pada bagian tengah, k+1 pada bagian pinggir),(3) petikan berat, apabila tidak ada daun yang tertinggal pada perdu di atas kepel (k+0). Umumnya yang dilakukan hanya pemetikan sedang dengan bidang petik rata.3. Pemetikan gendesanPemetikan yang dilakukan pada kebun yangakan dipangkas produksi. Semua pucuk yang memenuhi syarat untuk diolah akandipetik tanpa memperhatikan daun yang ditinggalkan. Berdasarkan jenispemetikan tersebut, dilihat dari rumus petiknya, mutu pucuk hasil petikanjendangan lebih baik daripada jenis pemetikan produksi dan pemetikan gendesan.Produktivitas tanaman teh hasil pemetikan gendesan akan lebih besardibandingkan dengan pemetikan jendangan dan petikan produksi karena petikangendesan memetik semua pucuk tanpa memperhatikan rumus pucuk.

Jenis Petikan

Maksud dari jenis petikan yaitu macam pucuk yang dihasilkan dari pelaksanaan pemetikan. Berdasarkan jumlah helaian daun, jenis petikan terdiri atas beberapa kategori,seperti tersaji pada Gambar 4.

Gambar 4. Jenis petikan; (1) petikan halus, (2) petikan medium, (3) petikan kasar

(1) Petikan halus, pucuk peko (p) dengan satu daun, atau pucuk burung (b) dengan satu daun muda (m), rumus p+1 atau b+1m.(2) Petikan medium, pucuk peko dengan dua atau tiga daun muda, serta pucuk burung dengan satu, dua atau tiga daun muda (p+2, p+3, b+1m, b+2m, b+3m).(3) Petikan kasar, pucuk peko dengan lebih empat daun dan pucuk burung dengan beberapa daun tua (t) { (p+4 atau lebih, b+(1-4t)}.

Daur Petik

Pengertian tentang daur petik adalah jangka waktu pemetikan yang pertama dan jadwal selanjutnya. Lamanya waktu daur petik tergantung pertumbuhan pucuk teh. Beberapa faktor yang menentukan pertumbuhan pucuk teh antara lain:a. Umur pangkas yang makin lambat berakibat pada daur petik yang semakin panjang.b. Makin tinggi letak kebun pertumbuhan semakin lambat sehingga daur petik jadi panjang.c. Daur petik lebih panjang pada musim kemarau dibanding musim hujan.d. Tanaman makin sehat maka daur petik lebih cepat dibandingkan dengan yang kurang sehat.

2.2.3 Pasca PanenTahapan-tahapan produksi teh hitam CTC adalah sebagai berikut :a.PelayuanDalam tahap ini, daun teh pilihan dilayukan apabila kondisi daun tersebut tidak basah, tidak memerlukan suhu pemanas.Sedangkan apabila daun tersebut dalam kondisi basah, maka memerlukan suhu pemanas sekitar 15-24 jam.b.PenggilinganDalam tahap ini, daun teh yang telah dilayukan dimasukkan kedalam Rolling Room untuk dihancurkan sehingga menjadi potongan teh yang berukuran kecil, kemudian diayak menggunakan ayakan besar, lalu digiling dan diayak ulang dengan menggunakan ayakan kecil sehingga menghasilkan bubuk badag tehc.FermentasiBubuk badag teh yang tadi kemudian dimasukkan ke ruang oksidasi eksimatis untuk dipermentasikan.d.PengeringanSetelah dipermentasikan , serbuk teh dimasukkan kedalam Dryer machine selama 30 menit dengan suhu 950-1100Ce.PenyortiranDalam proses ini, bubuk badag teh di sortir atau dipisahkan antara jenis, tulang, dan serat dengan menggunakan Dryer machine untuk mengangkat serat dari batang sehingga menjadi serbuk teh hitam.f.PackingSerbuk teh hitam kemudian dibungkus dengan menggunakan alumunium voil untuk menjaga kestabilan aroma teh tersebut yang kemudian dikemas dan siap untuk di distribusikan.

BAB IIIKESIMPULAN

1. Industri Hilir Teh (IHT) PT. Perkebunan Nusantara VIII pada awalnya merupakan perusahaan patungan antara Perkebunan Grup Jabar (sekarang PTPN VIII) dengan Lysander Food Service PTE LTD yang diberi nama PT. Lysander Camelia Nusantara (LCN) didirikan pada tahun 1996.

2. IHT PTPN VIII dipimpin oleh seorang manajer yang memiliki jalur komando kepada wakil manajer bagian produksi, pemasaran, dan umum.

3. Berdasarkan jenis penyajiannya, produk olahan teh IHT PTPN VIII terbagi ke dalam 3 jenis, yaitu teh celup, teh seduh dan teh siap minum.

4. Pada saat fieldtrip kami mengikuti kegiatan di PTPN VIII Rancabali dan melihat proses pembibitan, panen dan pasca panen (pabrik).

5. Tahapan tahapan dalam produksi teh hitam CTC, yaitu pelayuan, penggilingan, fermentasi, pengeringan, penyortiran dan packing.

DAFTAR PUSTAKA

Balittri. 2012. Tanaman Teh. Badan Penelitian Industri dan Penyegar. Sukabumi, Jawa Barat. Melalui http://balittri.litbang.pertanian.go.id. Diakses pada 29 April 2015.

Mutiara, Dina. 2010. Pengelolaan Pemetikan Tanaman Teh (Camellia sinensis (L.) O. Kunt.) di Unit Perkebunan Tambi PT Tambi, Wonosobo,Jawa Tengah. Institut Pertanian Bogor. Bogor, Jawa Barat. Melalui Http://repository.ipb.ac.id. Diakses pada 29 April 2015.

Syakir; Effendi, Soleh Dedi; Yusro dan Wiratno. 2010. Budidaya Dan Pasca Panen Teh.Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan. Bogor, Jawa Barat. Melalui http://perkebunan.litbang.pertanian.go.id. Diakses Diakses pada 29 April 2015.