fg 6 - pneumonia

Upload: nurma-harlianti

Post on 08-Jan-2016

19 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

pneumo

TRANSCRIPT

APA Format 6th Edition Template

Keperawatan Anak pada Pneumonia

Makalah Keperawatan Anak 1

Oleh:

Kelompok 6

Masreni R.

1106005334

Paramudita Tri Hardani

1106000842

Wilda Awlia

1106053230FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS INDONESIA

2013

KATA PENGANTARPuji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan karunia-Nya, kelompok Focus Group 6 dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Keperawatan Anak pada Pneumonia (Review anatomi anak). Terima kasih penulis ucapkan kepada Ibu Nur Agustini yang telah membimbing dan memotivasi kelompok ini dalam menyelesaikan makalah ini. Kelompok juga berterima kasih kepada rekan mahasiswa FIK UI yang telah memberikan kritik dan saran untuk menulis makalah ini sesuai dengan yang diharapkan.Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas dalam pembelajaran Keperawatan Anak 1. Semoga makalah ini memenuhi kriteria penilaian dan bermanfaat bagi pembaca.

Depok, 28 Februari 2013

Penyusun

(Kelompok Focus Group 6)

DAFTAR ISI

COVER...................................................................................................................1

KATA PENGANTAR...........................................................................................2DAFTAR ISI..........................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Abstrak............................................................................................4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Anatomi dan Fisiologi Pernapasan Anak...................................................52.2 Patofisiologi Pneumonia pada Anak...........................................................82.3 Asuhan Keperawatan Pneumonia Anak.....................................................8BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan.............................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................11BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Abstrak

Pneumonia adalah peradangan yang mengenai parenkim paru, distal dari bronkiolus terminalis yang mencakup bronkiolus respiratorius dan alveoli, serta menimbulkan konsilidasi jaringan paru dan gangguan pertukaran gas setempat dan merupakan salah satu infeksi pada anak yang sangat serius karena dapat menimbulkan kematian terutama pada balita. bayi rentan terkena pneumonia karena secara anatomis maupun fisiologis, organ pernapasan bayi masih berada dalam tahap peralihan dari kehidupan di dalam kandungan sehingga mudah terinfeksi bakteri atau virus yang dapat menjadi penyebab pneumonia. Pneumonia membunuh 2 juta anak dibawah usia 5 tahun setiap tahunnya. 20% diantara kasus yang terjadi berasal dari negara dengan penghasilan rendah. Jumlah ini bahkan lebih banyak dibandingkan kasus kematian pada anak akibat AIDS, TBC, maupun malaria. Perawat perlu mengetahui isu-isu yang berhubungan dengan usia dan perkembangan anak karena akan berdampak pada perawatan anak. Perawat mungkin akan memerlukan bantuan keluarga untuk melakukan asuhan keperawatan.Kata kunci: Anak, Pneumonia, Asuhan KeperawatanBAB 2

TINJAUAN PUSTAKA2.1Anatomi dan Fisiologi Pernapasan Anak

Anak-anak bukan miniatur orang dewasa sehingga kita memerlukan pengetahuan mengenai isu-isu yang berhubungan dengan usia dan perkembangan anak yang berdampak pada perawatan anak-anak, termasuk pemahaman tentang perbedaan anatomis dan fisiologis di seluruh kelompok usia. (Barnes, 2003)

A. Pertumbuhan paru-paru pada anak

1. 5 fase perkembangan paru (Rudolf,2003)

Perkembangan paru-paru dibagi menjadi lima tahap, empat di antaranya terjadi saat di kandungan.

a. Fase embrio paru melibatkan pertumbuhan saluran udara utama dan selesai pada 6 minggu kehamilan.

b. Fase pseudoglandular (6-16 minggu): percabangan jalan napas dan acinus (yang akan menjadi tempat pertukaran udara) mulai berkembang.

c. Fase canalicular (16-28 minggu): meliputi vaskularisasi dari mesenkim distal dan pengembangan acinus. Pada fase ini kapiler mendekati epitel saluran napas, sehingga berpotensi untuk pertukaran gas.

d. Fase saccular (26-36 minggu): Saccules membentuk alveoli.

e. Fase alveolar dimulai pada 36 minggu kehamilan dan berlanjut sampai periode postnatal.

2. Jalan Napas

Setelah percabangan jalan napas selesai, diperkirakan terdapat 25.000 bronkiolus terminal. Setelah kelahiran, pertumbuhan saluran napas terus berlanjut dengan peningkatan panjang dan diameter

3. Alveoli

Setelah kelahiran, diperkirakan ada 20 juta alveoli. Penggandaan alveoli meningkat mencapai 200 juta alveoli hingga usia 3 tahun setelah itu penggandaan akan menurun.

4. Saluran Agunan Ventilasi

Dalam paru-paru orang dewasa gas dapat melewati pori-pori Kohn (lubang antara alveoli) dan kanal Lambert (saluran antara terminal bronchioles dan alveoli yang berdekatan) sedangkan agunan saluran ventilasi pada paru-paru bayi yang baru lahir lebih sedikit bahkan tidak ada.

5. Ruang Jaringan ikat

Ruang interstisial mengandung kolagen dan elastin yang sedikit saat lahir, sehingga ruang udara lebih rentan terhadap cedera akibat tekanan tinggi (barotrauma) atau peregangan paru. Elastin akan meningkat seiring bertambahnya alveoli.

B. Perbedaan Anatomi dan Fisiologi Paru pada Tahap Perkembangan AnakBayi (0-12 bulan) dan Batita (12 bulan-2 tahun)Balita (3-5 tahun) dan anak usia sekolah (6-11 tahun)Remaja (12-18 tahun)

Saluran pernapasan lebih pendek sehingga struktur trakea, bronki, dan pernapasan bawah memi-liki jarak yang berdekatan dan penularan agen infeksius jauh lebih mudah.

Upaya pernapasan pada bayi sebagian besar dengan perut

produksi IgA di mukosa paru buruk ditambah dengan lumen trakea dan struktur pernapasan bagian bawah yang sempit menyebabkan bayi menjadi lebih rentan terhadap kesulitan perna-pasan akibat edema, lendir atau aspirasi benda asing

Sedikitnya alveolar per-mukaan untuk pertukaran gas.

Bunyi napas atas yang jauh lebih mudah bertransmisi ke dada pada anak-anak, membuat aus-kultasi saluran perna-pasan bawah menantang Pola napas dan denyut jantung menurun dengan naiknya tekanan darah. Denyut jantung berban-ding terbalik dengan ukuran tubuh.

Jantung mencapai posisi dewasa dalam rongga dada dengan 7 tahun

Di bawah 7 tahun, gerakan pernafasan ter-utama menggunakan pe-rut atau diafragma. Sedangkan anak yang lebih tua, khususnya anak perempuan, menggunakan toraks

Episode infeksi perna-pasan sering terjadi selama periode ini. Peningkatan volume darah dengan anak laki-laki lebih tinggi dibandingkan anak perempuan (mungkin karena peningkatan otot pada anak laki-laki saat pubertas)

Diameter dan panjang paru-paru meningkat bersamaan dengan peningkatan volu-me pernapasan, kapasitas vital dan efisiensi fungsional pernapasan. Perubahan lebih terlihat jelas pada anak laki-laki karena pertumbuhan paru-paru yang lebih besar

Pola pernapasan menurun menjadi seperti dewasa.

2.2 Patofisiologi Pneumonia pada Anak

Pneumonia adalah peradangan yang mengenai parenkim paru, distal dari bronkiolus terminalis yang mencakup bronkiolus respiratorius dan alveoli, serta menimbulkan konsilidasi jaringan paru dan gangguan pertukaran gas setempat ( Dahlan, 2007 ). Pneumonia merupakan salah satu infeksi pada anak yang sangat serius. Penyakit ini dapat menimbulkan kematian terutama pada balita.

Banyak mikroorganisme yang dapat menyebabkan kematian pada anak, yaitu bakteri, virus atau jamur. Di Negara berkembang biasanya disebabkan oleh bakteri. Bakteri utama yang menyebabkan pneumonia pada anak-anak adalah Streptococcus pneumonia dan Haemophilus influenza ( Saledi, 2008 ).

2.3 Asuhan Keperawatan Pneumonia AnakPengkajian:

Pemeriksaan fisik:

Inspeksi

Periksa keadaan umum, warna (pucat atau sianosis bibir / kuku), kesadaran, pola nafas (pernafasan cuping hidung, takipnea, retraksi otot epigastrik, interkostal, suprasternal), toraks, suhu tubuh, dan pulmo.

Palpasi Toraks: Asimetris permukaan dada Pulmo: taktil dan vokal meningkat dengan konsolidasi Perkusi Pulmo: pekak diatas area yang konsolidasi, gesekan friksi pleural Auskultasi Pulmo: krekels dan suara nafas bronkial Analisa Gas DarahUntuk mengevaluasi status oksigenasi dan status asam basa

pH:7, 35-7,45

PCO2:35-45 mmHg

HCO3:22-26 mEq/L

saturasi O2: 95 % atau lebih Kultur darah

Untuk mendeteksi bakteremia Kultur Darah dengan sistem Bactec dan Bact-Alert serta Pemeriksaan Sero-Imunologi dan Biologi Molekuler untuk berbagai penyakit infeksi (malaria) Bronchoscopy

Metode pemeriksaan medis dan mendiagnosis penyakit paru dengan motode pemeriksaan yang akurat, dilakukan untuk mengevaluasi hampir semua penyakit paru termasuk bronkoneumonia Pemeriksaan radiologi:

Chest X-rayDitemukan bercak-bercak infiltrat pada lobus paru. Pemeriksaan ini juga dilakukan untuk melihat; komplikasi seperti empiema, atelektasis, perikarditis, pleuritis, dan OMA, luas daerah paru yang terkena, evaluasi pengobatan Scanning ParuDapat diketahui bahwa redistribusi udara selama bronkopneumonia tidak menyeluruh pada paru-paru. BAB III

PENUTUP3.1Kesimpulan

Banyak mikroorganisme yang dapat menyebabkan kematian pada anak, yaitu bakteri, virus atau jamur. Di Negara berkembang biasanya disebabkan oleh bakteri. Bakteri utama yang menyebabkan pneumonia pada anak-anak adalah Streptococcus pneumonia dan Haemophilus influenza. Pengkajian fisik dengan cara palpasi, inspeksi, auskultasi serta dengan pemeriksaan radiologi dapat dilakukan untuk memberikan asuhan keperawatan pada anak pneumonia.

Daftar PustakaAndriano G, Arguedas, Stutman HR, Marks MI. Bacterial pneumonias. Dalam : Kendig EL, Chernick V, penyunting. Kendigs Disorders of the Respiratory Tract in Children. Edisi ke-5. Philadelphia : WB Saunders, 1990 : 371-80.

Barnes, K. (Ed.). (2003). Paediatrics: A Clinical Guide for Nurse Practitioners. Oxford: ButterworthHeinemann.

Cantin, A.M. (2008). Childhood Pneumonia and Oxygen Treatment. The Lancet; ProQuest

Donges, Marilynn E. (2000). Rencana Asuhan Keperawtan: Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC

Glezen WP. Viral pneumonia. Dalam : Kendig EL, Chernick V, penyunting. Kendigs Disorders of the Respiratory Tract in Children. Edisi ke-5. Philadelphia : WB Saunders, 1990 : 394-402.

Herdman, T. H. (2012). Diagnosis Keperawatan: Definisi dan Klasifikasi 2012-2014. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC

Lichenstein R, Suggs AH, Campbell J. Pediatric pneumonia. Emerg Med Clin N Am 2003; 21 : 437-51.

Mandelco, B. L., & Potts, N.L. (2012). Pediatric Nursing: Caring for Children and Their Families. 3rd ed. Canada: Cengage Learning

pg. 1278

Sectish TC, Prober CG. Pnemonia. Dalam : Behrman RE, Kleigman RM, Jenson HB, penyunting. NelsonTextbook of Pediatrics. Edisi ke-17. Philadelphia : WB Saunders, 2003 : 1432-5.

Stokes DC. Respiratory infections in Immunocompromized Hosts. Dalam : Taussig LM, Landau LI, penyunting. Pediatric Respiratory Medicine. St. Louis: Mosby Inc, 1999 : 664-81.Wong, Donna L. (2008). Buku Ajar Keperawatan Pediatrik. Ed 6. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGCLampiran:

Asuhan KeperawatanDiagnosaTujuanIntervensiEvaluasi

Bersihan jalan napas tidak efektif b.d penumpukan sekret

Intoleransi aktivitas b.d dengan kelelahan peningkatan upaya napas

Perubahan rasa nyaman berhubungan dengan demam, dispnea, nyeri dada

Berkurangnya volume cairan b.d intake oral tidak adekuat, demam, takipnea.

Jalan nafas efektif, ventilasi paru adekuat dan tidak ada penumpukan secret.

Anak dapat melakukan aktivitas sesuai dengan kondisi Anak akan memperlihatkan sesak dan keluhan nyeri berkurang, dan dapat batuk efektif dan suhu normal.

Anak akan mempertahankan cairan tubuh yang normal Mengkaji frekuensi pernapasan

Auskultasi bunyi napas

Memberikan minuman hangat sedikit demi sedikit tapi sering

Memberikan posisi semifowler

Memberikan bronkodilator dan mukolitik untuk mencairkan sputum

Rencanakan jadwal istirahat Jauhkan lingkungan anak dengan stres Menempatkan anak dengan lingkungan yang tenang Mengajarkan dan menganjurkan orang tua untuk berpastisipasi untuk merawat anak Secara bertahap tingkatkan aktivitas seusia dengan tingkat toleransi

Cek suhu setiap 4 jam, jika suhu naik beri kompres dingin.

Kelola pemberian antipiretik dan anlgesik serta antibiotic sesuai program

Bantu anak pada posisi yang nyaman baginya

Usahakan anak dapat istirahat/tidur yang cukup.

Catat intake dan output cairan

Anjurkan ibu untuk tetap memberi cairan

Monitor keseimbangan cairan membrane mukosa, turgor kulit, nadi cepat, kesadaran menurun, tanda-tanda vital

Pertahankan keakuratan tetesan infuse sesuai program

Lakukan oral hygiene Anak dapat menunjukan jalan napas paten

Bunyi pernapasan bersih

Frekuensi pernapasan normal sesuai umur

Anak dapat melakukan aktivitas sesuai dengan umur anak secara normal dalam lingkungan tanpa stres Anak dapat mentoleransi peningkatan aktivitas progresif Orang tua dapat membantu merawat anak

Anak dapat bernapas secara nyaman

Normalnya turgor kulit

Berkurangnya usaha untuk bernapas