festy laporan pendahuluan laparatomi peritonitis

16
Laporan Pendahuluan Post Laparatomi Peritonitis A. Konsep Dasar 1. Definisi Peritonitis adalah inflamasi peritoneum, lapisan membran serosa rongga abdomen dan meliputi visera (Brunner & Suddarth, 2002). Peritonitis adalah peradangan peritoneum, suatu membran yang melapisi rongga abdomen (Corwin, 2009). Peritonitis adalah peradangan / inflamasi membran peritoneal, yaitu kantong dua lapis semi permeabel yang berisi kira-kira 1500 ml cairan yang menutupi organ di dalam rongga abdomen (Monica Ester, 2002). Salah satu tindakan yang dilakukan pada peritonitis ialah dengan pembedahan yaitu laparatomy. Laparatomy yaitu pembedahan perut, membuka selaput perut dengan operasi (Ramali Ahmad, 2000). Laparotomi adalah pembedahan yang dilakukan pada usus akibat terjadinya perlekatan usus dan biasanya terjadi pada usus halus, yang mana tujuan prosedur tindakan pembedahan dengan membuka cavum abdomen adalah untuk eksplorasi (Arif Mansjoer, 2000). Ada 4 cara pembedahan laparatomy yaitu; a. Midline incision b. Paramedian, yaitu 2,5 cm), panjang (12,5 cm).; sedikit ke tepi dari garis tengah c. Transverse upper abdomen incision, yaitu ; insisi di bagian atas, misalnya pembedahan colesistotomy dan splenektomy. d. Transverse lower 4 cm diabdomen incision, yaitu; insisi melintang di bagian bawah atas anterior spinal iliaka, misalnya; pada operasi appendictomy.

Upload: adienda-putri

Post on 08-Nov-2015

31 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

laparatomi

TRANSCRIPT

Laporan Pendahuluan Post Laparatomi PeritonitisA. Konsep Dasar1. DefinisiPeritonitis adalah inflamasi peritoneum, lapisan membran serosa rongga abdomen dan meliputi visera (Brunner & Suddarth, 2002).Peritonitis adalah peradangan peritoneum, suatu membran yang melapisi rongga abdomen (Corwin, 2009).Peritonitis adalah peradangan / inflamasi membran peritoneal, yaitu kantong dua lapis semi permeabel yang berisi kira-kira 1500 ml cairan yang menutupi organ di dalam rongga abdomen (Monica Ester, 2002).Salah satu tindakan yang dilakukan pada peritonitis ialah dengan pembedahan yaitu laparatomy. Laparatomy yaitu pembedahan perut, membuka selaput perut dengan operasi (Ramali Ahmad, 2000). Laparotomi adalah pembedahan yang dilakukan pada usus akibat terjadinya perlekatan usus dan biasanya terjadi pada usus halus, yang mana tujuan prosedur tindakan pembedahan dengan membuka cavum abdomen adalah untuk eksplorasi (Arif Mansjoer, 2000).Ada 4 cara pembedahan laparatomy yaitu;a. Midline incisionb. Paramedian, yaitu 2,5 cm), panjang (12,5 cm).; sedikit ke tepi dari garis tengah c. Transverse upper abdomen incision, yaitu ; insisi di bagian atas, misalnya pembedahan colesistotomy dan splenektomy.d. Transverse lower 4 cm diabdomen incision, yaitu; insisi melintang di bagian bawah atas anterior spinal iliaka, misalnya; pada operasi appendictomy.

2. EtiologiEtiologi sehingga di lakukan laparatomy adalah karena di sebabkan oleh beberapa hal (Smeltzer, 2001) yaitu; a. Trauma abdomen (tumpul atau tajam)Trauma abdomen didefinisikan sebagai kerusakan terhadap struktur yang terletak diantara diafragma dan pelvis yang diakibatkan oleh luka tumpul atau yang menusuk (Ignativicus & Workman, 2006). Dibedakan atas 2 jenis yaitu : Trauma tembus (trauma perut dengan penetrasi kedalam rongga peritonium) yang disebabkan oleh : luka tusuk, luka tembak. Trauma tumpul (trauma perut tanpa penetrasi kedalam rongga peritoneum) yang dapat disebabkan oleh pukulan, benturan, ledakan, deselerasi, kompresi atau sabuk pengaman (sit-belt).b. PeritonitisPeritonitis adalah inflamasi peritoneum lapisan membrane serosa rongga abdomen, yang diklasifikasikan atas primer, sekunder dan tersier. Peritonitis primer dapat disebabkan oleh spontaneous bacterial peritonitis (SBP) akibat penyakit hepar kronis. Peritonitis sekunder disebabkan oleh perforasi appendicitis, perforasi gaster dan penyakit ulkus duodenale, perforasi kolon (paling sering kolon sigmoid), sementara proses pembedahan merupakan penyebab peritonitis tersier. c. Sumbatan pada usus halus dan besar (Obstruksi)Obstruksi usus dapat didefinisikan sebagai gangguan (apapun penyebabnya) aliran normal isi usus sepanjang saluran usus. Obstruksi usus biasanya mengenai kolon sebagai akibat karsinoma dan perkembangannya lambat. Sebagian dasar dari obstruksi justru mengenai usus halus. Obstruksi total usus halus merupakan keadaan gawat yang memerlukan diagnosis dini dan tindakan pembedahan darurat bila penderita ingin tetap hidup. Penyebabnya dapat berupa perlengketan (lengkung usus menjadi melekat pada area yang sembuh secara lambat atau pada jaringan parut setelah pembedahan abdomen), Intusepsi (salah satu bagian dari usus menyusup kedalam bagian lain yang ada dibawahnya akibat penyempitan lumen usus), Volvulus (usus besar yang mempunyai mesocolon dapat terpuntir sendiri dengan demikian menimbulkan penyumbatan dengan menutupnya gelungan usus yang terjadi amat distensi), hernia (protrusi usus melalui area yang lemah dalam usus atau dinding dan otot abdomen), dan tumor (tumor yang ada dalam dinding usus meluas kelumen usus atau tumor diluar usus menyebabkan tekanan pada dinding usus).d. Apendisitis mengacu pada radang apendiksSuatu tambahan seperti kantong yang tak berfungsi terletak pada bagian inferior dari sekum. Penyebab yang paling umum dari apendisitis adalah obstruksi lumen oleh fases yang akhirnya merusak suplai aliran darah dan mengikis mukosa menyebabkan inflamasi.

e. Tumor abdomenf. Pancreatitis (inflammation of the pancreas) g. Abscesses (a localized area of infection) h. Adhesions (bands of scar tissue that form after trauma or surgery) i. Diverticulitis (inflammation of sac-like structures in the walls of the intestines) j. Intestinal perforation k. Ectopic pregnancy (pregnancy occurring outside of the uterus)

3. Manifestasi KlinikManifestasi yang biasa timbul pada pasien post laparatomy diantaranya : Nyeri tekan pada area sekitar insisi pembedahan Dapat terjadi peningkatan respirasi, tekanan darah, dan nadi. Kelemahan Mual, muntah, anoreksia Konstipasi

4. Komplikasi a. SyokDigambarkan sebagai tidak memadainya oksigenasi selular yang disertai dengan ketidakmampuan untuk mengekspresikan produk metabolisme.Manifestasi Klinis : Pucat Kulit dingin dan terasa basah Pernafasan cepat Sianosis pada bibir, gusi dan lidah Nadi cepat, lemah dan bergetar Penurunan tekanan nadi Tekanan darah rendah dan urine pekat.b. Hemorrhagi Hemoragi primer : terjadi pada waktu pembedahan Hemoragi intermediari : beberapa jam setelah pembedahan ketika kenaikan tekanan darah ke tingkat normalnya melepaskan bekuan yang tersangkut dengan tidak aman dari pembuluh darah yang tidak terikat Hemoragi sekunder : beberapa waktu setelah pembedahan bila ligatur slip karena pembuluh darah tidak terikat dengan baik atau menjadi terinfeksi atau mengalami erosi oleh selang drainage.Manifestasi Klinis Hemorrhagi : Gelisah Terus bergerak Merasa haus Kulit dingin-basah-pucat Nadi meningkat Suhu turun Pernafasan cepat dan dalam Bibir dan konjungtiva pucat Pasien melemah

5. Pemeriksaan DiagnostikPraktik standar pada pembedahan mengharuskan agar beberapa tes laboratorium (jumlah darah lengkap, analisa air kemih, serologi, analisa darah), elektrokardiogram, dan penyinaran sinar X pada dada dilakukan pada semua penderita dewasa sebelum pembedahan dilakukan :a) Penyinaran dengan sinar XPenyinaran dengan sinar X pada dada hanya dilakukan kalau pada anamnesa dan gambaran klinik yang ditemukan mencurigakan.b) Pemeriksaan lainnyaElektrokardiogram (EKG), tidak dibutuhkan secara rutin pada orang muda yang harus menjalani prosedur pembedahan yang tidak berat.

6. Penatalaksanaan KeperawatanPerawatan pasca pembedahana. Tindakan keperawatan post operasi Monitor kesadaran, tanda-tanda vital, CVP, intake dan output Observasi dan catat sifat darai drain (warna, jumlah) drainage. Dalam mengatur dan menggerakan posisi pasien harus hati-hati, jangan sampai drain tercabut. Perawatan luka operasi secara steril.b. MakananPada pasien pasca pembedahan biasanya tidak diperkenankan menelan makanan sesudah pembedahan. makanan yang dianjurkan pada pasien post operasi adalah makanan tinggi protein dan vitamin C. Protein sangat diperlukan pada proses penyembuhan luka, sedangkan vitamin C yang mengandung antioksidan membantu meningkatkan daya tahan tubuh untuk pencegahan infeksi. pembatasan diit yang dilakukan adalah NPO (nothing peroral).Biasanya makanan baru diberikan jika: Perut tidak kembung Peristaltik usus normal Flatus positif Bowel movement positifc. MobilisasiBiasanya pasien diposisikan untuk berbaring ditempat tidur agar keadaanya stabil. Biasanya posisi awal adalah terlentang, tapi juga harus tetap dilakukan perubahan posisi agar tidak terjadi dekubitus. Pasien yang menjalani pembedahan abdomen dianjurkan untuk melakukan ambulasi dini.d. Pemenuhan kebutuhan eliminasiSistem Perkemihan. Kontrol volunter fungsi perkemihan kembali setelah 6 8 jam post anesthesia inhalasi, IV, spinal. retensio urine. Anesthesia, infus IV, manipulasi operasiabdomen bawah (distensi buli-buli). Pencegahan : Inspeksi, Palpasi, Perkusikaji warna, jumlah urine, out put urine- Dower catheter