fenomenologi

19
“FENOMENOLOGI” KELOMPOK V Ance M. Siallagan (157046009) Rahmat Ali Putra (157046010) Putri Purnama Sari (157046019) Jefri Banjarnahor (157046020) Iskandar (157046029) Sri Ayu Fatmawati (157046030) Zakiah Rahman (157046039) Lisbet Gurning (157046040)

Upload: anchemeys

Post on 04-Dec-2015

223 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

kualitatif

TRANSCRIPT

Page 1: FENOMENOLOGI

“FENOMENOLOGI”KELOMPOK V

Ance M. Siallagan (157046009)Rahmat Ali Putra (157046010)Putri Purnama Sari (157046019)Jefri Banjarnahor (157046020)Iskandar (157046029)Sri Ayu Fatmawati (157046030)Zakiah Rahman (157046039)Lisbet Gurning (157046040)

Page 2: FENOMENOLOGI

suatu metode penelitian yang kritis dan menggali fenomena yang ada secara sistematis.

Pengertian Fenomenologi

Page 3: FENOMENOLOGI

Penelitian fenomenologi ditekankan pada subjektifitas pengalaman hidup manusia, sebagai metode yang merupakan penggalian langsung pengalaman yang disadari dan menggambarkan fenomena yang ada tanpa terpengaruh oleh teori sebelumnya dan mungkin tidak perlu menguji tentang dugaan atau anggapan sebelumnya (Streubert & Carpenter, 2011).

Page 4: FENOMENOLOGI

Perkembangan fenomenologi dimulai sekitar dekade pertama abad ke-20 .

Gerakan filosofis ini terdiri dari tiga fase : ( 1 ) preparatory ; ( 2 ) German; ( 3 ) French.

Akar Penelitian Fenomenologi

Page 5: FENOMENOLOGI

untuk mengembangkan makna pengalaman hidup dari suatu fenomena dalam mencari kesatuan makna dengan mengidentifikasi inti fenomena dan menggambarkan secara akurat dalam pengalaman hidup sehari-hari.

Tujuan Penelitian Fenomenologi

Page 6: FENOMENOLOGI

Topik yang cocok untuk penelitian dengan metode fenomenologi adalah terkait dengan pengalaman hidup manusia.

Contohnya rasa kebahagiaan, ketakutan, untuk di klinis misalnya pengalaman menjadi kepala perawat dan stress pada mahasiswa perawat, kehidupan pasien yang menderita penyakit kronis, dll (Streubert & Carpenter, 2011).

Memilih Fenomenologi sebaga Metode Penelitian Kualitatif

Page 7: FENOMENOLOGI

1. Menjelaskan deskripsi pribadi tentang fenomena yang menarik

2. Mengurung (Bracket) pengandaian/asumsi peneliti

3. Mewawancarai peserta4. Berhati-hati/cermat membaca transkrip

wawancara untuk mendapatkan pengalaman umum.

5. Meninjau transkrip untuk mengungkap esensi.

Langkah-Langkah Peelitian Kualitatif denan Metode Fenomenologi (Streubert,1991, 2011)

Page 8: FENOMENOLOGI

6. Menangkap hubungan penting7. Mengembangkan deskripsi formal dari

fenomena tersebut.8. Kembali ke peserta untuk memvalidasi

deskripsi.9. Meninjau literatur yang relevan10. Mendistribusikan temuan kepada

masyarakat keperawatan.

Page 9: FENOMENOLOGI

Spiegelberg (1965, 1975 dalam Streubert & Carpenter, 2011) mengidentifikasi jenis penyelidikan fenomenologis.

Keenam jenis tersebut adalah (1) descriptive phenomenology; (2) phenomenology of essences; (3) phenomenology of apperances; (4) constitutive phenomenology; (5) reductive phenomenology; (6) hermeneutic phenomenology.

Jenis-Jenis Penelitian Fenomologi

Page 10: FENOMENOLOGI

Peran Peneliti Pengumpulan Data (Purposive sampling )

Analisis Data Tinjauan Pustaka

Elemen dan Interpretasi Metode Fenomenologi

Page 11: FENOMENOLOGI

Penelitian fenomenologi ditekankan pada subjektifitas pengalaman hidup manusia, sebagai metode yang merupakan penggalian langsung pengalaman yang disadari dan menggambarkan fenomena yang ada tanpa terpengaruh oleh teori sebelumnya

penyelidikan fenomenologi bersifat terintegrasi dengan mengeksplorasi secara keseluruhan, metode ini cocok digunakan dalam melakukan penyelidikan fenomena penting untuk praktik, pendidikan, dan administrasi keperawatan.

kesimpulan

Page 12: FENOMENOLOGI

Streubert, H.J & Carpenter, D.R. (2011). Qualitative research in nursing: Advancing the humanistic imperative. 5th ed. Wolters Kluwer Health

Wu, Pei Xia, Wen-Yi Guo, Hai-Ou Xia, Hui Juan Lu & Shu-Xin Xi. 2010. Patients’ Experience of Living with Glaucoma : a Phenomenological Study. Journal of Advanced Nursing, 67, 4, 800 -810

Referensi

Page 13: FENOMENOLOGI

Judul : Patients’ Experience of Living with Glaucoma : a Phenomenological Study

Peneliti : Pei-Xia Wu, Wen-Yi Guo, Hai-Ou Xia, Hui Juan Lu & Shu-Xin Xi

Tahun Penelitian: 29 Oktober 2010 Jurnal : Journal of Advanced Nursing

Telaah Jurnal

Page 14: FENOMENOLOGI

Untuk mengeksplor pengalaman hidup pasien dengan glaucoma dan mendeskripsikan strategi mereka untuk mengatasi akibat dari gangguan ini

Tujuan Penelitian

Page 15: FENOMENOLOGI

Menggunakan fenomenologi hermeneutik, terdiri atas total 20 partisipan dimana 14 orang partisipan dengan galukoma yang dipilih untuk mengikuti wawancara mendalam, dan 10 orang partisipan lain yang diwawancara dibagi dalam 2 fokus kelompok

Metode Penelitian

Page 16: FENOMENOLOGI

Partisipan direkrut dari rumah sakit mata di Shanghai.

Data dikumpulkan dari Juli sampai September 2009.

Wawancara dilakukan selama 40 menit

FGD dilakukan 65 menit yang direkam dalam audio-taped dan transcribed verbatim

Page 17: FENOMENOLOGI

Transkrip dibaca beberapa kali untuk memahami makna glaukoma yang digambarkan oleh partisipan

Analisis struktural, teks dilakukan analisis secara detail, mencari penjelasan, kemudian tema disempitkan menjadi empat, serta ditentukan tema intinya.

Peneliti berusaha untuk membangun pengalaman peneliti sebagai perawat & dokter, dan sebagai peneliti di daerah ini dengan kesan umum dari wawancara dan temuan dari analisis struktural.

Analisis data

Page 18: FENOMENOLOGI

Tema inti yang diidentifikasi ketika menginterpretasi data dari pengalaman hidup pasien “belajar untuk hidup dengan penyakit glaukoma” oleh satu dari beberapa partisipan. Makna yang ditemukan dalam empat tema meliputi :

Mencari dukungan Menghadapi tugas sehari-hari Hidup dengan ketidakpastian masa depan Beradaptasi dengan kualitas hidup yang

menurun

Hasil

Page 19: FENOMENOLOGI

orang-orang dengan glaukoma dapat mengalami ketidakpastian pengobatan, penyakit prognosis dan status risiko anggota keluarga.

Selain itu, budaya Cina dapat mempengaruhi strategi pasien mempertahankan gaya hidup sehat.

Dalam membantu orang-orang dengan glaukoma pertimbangan harus diambil terhadap perasaan ketidakpastian masa depan yang mungkin berkembang.

Kesimpulan