fenomena terkait muskuloskeletal

14
Fenomena Terkait Muskuloskeletal Rimpang Kunyit Potensial Obati Nyeri Sendi Osteoartritis Osteoartritis (OA) adalah penyakit sendi yang terjadi akibat degenerasi tulang rawan sendi, perubahan pada tulang subkondral, dan peradangan di dalam sendi. Penyakit ini timbul akibat kondisi menua dan trauma. Gejala yang sering dirasakan ialah adanya keluhan reumatik pada usia lanjut. Penyakit ini paling banyak dijumpai di masyarakat karena merupakan penyebab utama gangguan muskuloskeletal di seluruh dunia. Ia juga menjadi penyebab ketidakmampuan fisik terbesar kedua setelah penyakit jantung iskemik untuk usia di atas 50 tahun. WHO memperkirakan 400 per seribu populasi dunia yang berusia di atas 70 tahun menderita osteoartritis. Sementara itu, 800 per seribu pasien OA mempunyai keterbatasan gerak, baik ringan maupun berat, yang mengurangi kualitas hidup mereka. Osteoartritis terdapat di seluruh dunia dengan prevalensi kurang dari 50 orang per seribu penduduk pada populasi berumur di bawah 45 tahun. Sendi yang paling sering terserang osteoartritis adalah sendi penyangga berat badan, seperti sendi lutut dan sendi panggul. Secara umum, gejala klinis muncul dengan nyeri sendi saat beraktivitas, nyeri sendi malam hari, kaku sendi, dan kadang-kadang terjadi pembengkakan sendi yang terserang. Dosen Bagian Ilmu Penyakit Dalam, Fakultas Kedokteran (FK) UGM, Dr. dr. Nyoman Kertia, Sp.PD, KR, dalam penelitiannya menyebutkan pemberian kurkuminoid ekstrak rimpang kunyit dapat mengurangi rasa nyeri sendi yang terserang osteoartritis dengan kemampuan yang tidak berbeda dibandingkan dengan obat yang mengandung natrium diklofenak. Dijelaskannya bahwa kurkuminoid dapat menghambat sekresi enzim siklogenase-2 (COX-2) dan Reactive Oxygen Intermediate (ROI), mengurangi angka leukosit, dan kadar MDA cairan sinovia yang bisa menyebabkan OA.

Upload: krisna-siantarini

Post on 05-Dec-2014

120 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: Fenomena Terkait Muskuloskeletal

Fenomena Terkait Muskuloskeletal

Rimpang Kunyit Potensial Obati Nyeri Sendi Osteoartritis

Osteoartritis (OA) adalah penyakit sendi yang terjadi akibat degenerasi tulang rawan sendi, perubahan pada tulang subkondral, dan peradangan di dalam sendi. Penyakit ini timbul akibat kondisi menua dan trauma. Gejala yang sering dirasakan ialah adanya keluhan reumatik pada usia lanjut. Penyakit ini paling banyak dijumpai di masyarakat karena merupakan penyebab utama gangguan muskuloskeletal di seluruh dunia. Ia juga menjadi penyebab ketidakmampuan fisik terbesar kedua setelah penyakit jantung iskemik untuk usia di atas 50 tahun.

WHO memperkirakan 400 per seribu populasi dunia yang berusia di atas 70 tahun menderita osteoartritis. Sementara itu, 800 per seribu pasien OA mempunyai keterbatasan gerak, baik ringan maupun berat, yang mengurangi kualitas hidup mereka. Osteoartritis terdapat di seluruh dunia dengan prevalensi kurang dari 50 orang per seribu penduduk pada populasi berumur di bawah 45 tahun. Sendi yang paling sering terserang osteoartritis adalah sendi penyangga berat badan, seperti sendi lutut dan sendi panggul. Secara umum, gejala klinis muncul dengan nyeri sendi saat beraktivitas, nyeri sendi malam hari, kaku sendi, dan kadang-kadang terjadi pembengkakan sendi yang terserang.

Dosen Bagian Ilmu Penyakit Dalam, Fakultas Kedokteran (FK) UGM, Dr. dr. Nyoman Kertia, Sp.PD, KR, dalam penelitiannya menyebutkan pemberian kurkuminoid ekstrak rimpang kunyit dapat mengurangi rasa nyeri sendi yang terserang osteoartritis dengan kemampuan yang tidak berbeda dibandingkan dengan obat yang mengandung natrium diklofenak. Dijelaskannya bahwa kurkuminoid dapat menghambat sekresi enzim siklogenase-2 (COX-2) dan Reactive Oxygen Intermediate (ROI), mengurangi angka leukosit, dan kadar MDA cairan sinovia yang bisa menyebabkan OA.

Hingga saat ini, obat anti-inflamasi nonsteroid paling banyak diresepkan oleh dokter di seluruh dunia, khususnya untuk pengobatan kelainan muskiloskeletal yang disebabkan OA. ''Obat sejenis ini hanya mampu menekan inflamasi dan nyeri. Namun, tidak mampu menghambat perjalanan penyakit OA,'' kata Nyoman dalam ujian terbuka promosi doktor yang dilaksanakan di Aoditorium Fakultas Kedokteran UGM, Rabu (29/7).

Beberapa obat anti-inflamasi nonsteroid yang diperlukan untuk menekan gejala klinis OA, kata Nyoman, ternyata bersifat toksik terhadap kondrosit sehingga memperburuk penyakit itu sendiri. Secara umum obat-obat tersebut bahkan memiliki efek samping yang cukup banyak terutama pada saluran cerna, dapat mengganggu fungsi hati, ginjal, sumsum tulang, dan sistem kardiovaskuler. ''Justru ini akan menambah biaya dan mengurangi kualitas hidup pasien tersebut,'' ujarnya.

Lebih jauh dijelaskan oleh doktor ke-1103 UGM yang lulus dengan predikat cumlaude ini, secara umum penderita OA sepanjang hidupnya memerlukan pengobatan, khususnya obat anti inflamasi karena belum ada obat yang dapat menyembuhkan sehingga penyakit ini berlangsung kronik.

Page 2: Fenomena Terkait Muskuloskeletal

Dikatakan Nyoman, kurkumoid adalah metabolit sekunder yang terdapat di dalam rimpang kunyit dan temulawak, yaitu jenis kurkuma yang telah dimanfaatkan masyarakat sebagai bumbu dan komponen jamu. ''Khasiatnya beraneka ragam sehingga dapat dipergunakan untuk mengobati berbagai penyakit termasuk penyakit reumatik,'' jelas pria kelahiran Buleleng, 16 September 1960 ini.

Aktivitas anti-inflamasi kurkumin, tambahnya, dilakukan melalui tiga jalur, yakni menekan aktivitas enzim siklosigenase, enzim lipoksigenase, dan sebagai penangkal radikal bebas. Kemampuan kurkumin ini disebutkan Nyoman sangat sangat penting karena dua jalur yang paling berperan dalam proses inflamasi sendi adalah jalur siklosigenase dan aktivitas radikal bebas. (Humas UGM/Gusti Grehenson)

(http://ugm.ac.id/index.php?page=rilis&artikel=2196)

Beban Ransel Sekolah Anak Picu Penyakit Tulang

Anda punya anak yang sering membawa tas sekolah dengan beban berat? Mulai sekarang, pikirkanlah cara agar beban yang dibawa si kecil berkurang. Sebab, membawa tas punggung dengan beban berat berpotensi menimbulkan penyakit tulang belakang.

Sebuah penelitian yang dilakukan terhadap anak-anak sekolah di Spanyol menyebutkan banyak anak-anak yang membawa tas punggung sekolah melebihi 10-15 persen berat badan mereka. Kondisi ini menempatkan mereka pada risiko sakit tulang belakang serta gangguan-gangguan tulang belakang lainnya. Ancaman yang ditimbulkan oleh beban berat tambah parah oleh fakta bahwa kebanyakan anak-anak tidak mendapatkan cukup latihan (exercise).

Studi tersebut melibatkan lebih dari 1.400 murid berusia mulai 12-17 tahun di sebelas sekolah di provinsi barat daya Spanyol. Penelitian dilakukan dengan membandingkan keadaan murid saat membawa beban dengan tas punggung dan membawa beban tanpa tas punggung. Peneliti juga mengumpulkan informasi tentang berat siswa, kadar latihan, serta masalah kesehatan dan kesehatan tulang belakang.

Rata-rata beban pada tas punggung murid hampir mencapai 7 kilogram. Sekitar 62 persen murid membawa tas punggung 10 persen melebihi berat badan mereka dan 18 persen membawa tas punggung 15 persen dari berat badan mereka.

Hasilnya, satu dari empat siswa mengatakan mereka mengalami sakit punggung lebih dari 15 hari. Masalah yang paling umum adalah skoliosis atau kelengkungan tulang belakang, yang didiagnosis pada 70 persen dari siswa dengan sakit punggung. Sakit

Page 3: Fenomena Terkait Muskuloskeletal

punggung rendah dan kontraksi otot terus-menerus juga jadi masalah umum.

Murid perempuan lebih cenderung terkena masalah punggung dibanding laki-laki. Dan risiko mereka terlihat makin meningkat sesuai usia. Para murid dengan beban tas punggung lebih dari 50 persen lebih cenderung memiliki sakit tulang belakang lebih lama dari 15 hari dibandingkan mereka dengan tas punggung yang lebih ringan. Penelitian ini dipublikasikan secara online dalam jurnal Archives of Disease in Childhood.

"Dokter dan guru butuh memberikan edukasi para orang tua dan murid terkait risiko membawa tas punggung berat ke sekolah setiap hari," kata seorang peneliti.Sumber : http://www.tempo.co/read/news/2012/04/09/060395763/Beban-Ransel-Sekolah-Anak-Picu-Pernyakit-Tulang

(http://www.infogue.com/viewstory/2012/04/09/beban_ransel_sekolah_anak_picu_penyakit_tulang/?url=http://www.duniaproduk.com/berita/more/1-3-34559/beban-ransel-sekolah-anak-picu-penyakit-tulang)

Patah Tulang, Pilih Dokter atau Dukun?DETIKPOS.net - Praktik dukun yang mengobati pasien patah tulang boleh jadi lebih banyak diminati masyarakat dibanding dokter ahli ortopedi. Hampir di setiap daerah terdapat praktik seperti ini.

Biasanya dukun akan membebat tulang yang patah dengan kain yang diolesi minyak tertentu. Bahkan ada dukun yang "mengobati" bagian yang trauma dengan cara menarik bagian tulang.

Menurut dr.Andri Lubis Sp.OT, spesialis Ortopedi dan Traumalogi dari FKUI/RSCM, penyembuhan trauma yang tidak tepat di dukun bisa menyebabkan deformitas (perubahan bentuk) tulang atau osteorthritis secondary (patah tulang sendi yang sembuhnya tidak sempurna).

"Patah tulangnya bisa saja sembuh tapi setelah sembuh justru mal union atau tulang menyambung dengan tidak sempurna. Misalnya saja pendek sebelah," kata dokter yang mengambil sub spesialis Lutut, Pundak, dan Ortopedi Sport Medicine, ini.

Lebih lanjut Andri menerangkan bahwa pada dasarnya tulang bisa menyembuhkan dirinya sendiri dan tumbuh menjadi jaringannya. "Kalau hanya retak, diurut mungkin bisa sembuh," katanya.

Namun pada kasus trauma tertentu, ia menyarankan agar pasien berobat ke rumah sakit.

Page 4: Fenomena Terkait Muskuloskeletal

Misalnya, patah tulang dengan luka terbuka. "Pasien harus dirujuk ke rumah sakit karena lukanya bisa menimbulkan infeksi. Bila ini terjadi jaringan di sekitarnya bisa mati sehingga harus diamputasi," paparnya.Penanganan dengan cara tradisional juga jangan dilakukan terhadap trauma di daerah sendi seperti di panggul, lutut, maupun di daerah tulang belakang karena di sana terdapat struktur syaraf pusat. Bila penanganan salah, karena saraf motorik menyangkut pergerakan tangan dan kaki, bisa terjadi cacat seumur hidup. Dampak lebih jauh yakni tak berfungsinya alat-alat vital seperti untuk kencing atau buang hajat."Kalau treatment awal sudah salah, biaya pemulihannya lebih besar. Terlebih bila terjadi deformitas, bentuknya sudah sudah diperbaiki," kata Andri.Masyarakat juga dihimbau untuk tidak khawatir berobat ke dokter. "Selama ini banyak yang beranggapan kalau ke dokter pasti akan dioperasi, padahal itu tidak benar," cetus Andri. Dijelaskan olehnya, sebelum memutuskan terapi untuk patah tulang, dokter akan menilai konfigurasi patahnya. "Biasanya hanya digips. Operasi baru dilakukan bila tulangnya hancur," katanya.Sumber: Kompas.com

(http://www.detikpos.net/2009/07/patah-tulang-pilih-dokter-atau-dukun.html)

Patah Tulang Jangan DiurutBANDA ACEH - Pengobatan patah tulang   sebaiknya tidak diurut pada dukun kampung, karena proses  pemulihan pada dukun menggunakan curu yang terbuat dari bahan-bahan keras  membalut bagian yang patah. Pamakaian curu yang lama dan tanpa digerak-gerakkan  berdampak   kekakuan sendi. Akibatnya, kaki atau tangan sulit dibengkokkan.  Bila terjadi kekakuan sendi, maka fungsi-fungsi organ tubuh tidak dapat dikembalikan sesuai dengan fungsi awalnya. Begitulah pendapat Dokter Ahli Bedah Orthopedi dan Traumatology  RSUZA Banda Aceh, dr Safrizal Rahman MKes SpOT,  kepada Serambi, Sabtu (1/9).

Dikatakan, rangka tubuh adalah rangkaian tulang-tulang tubuh yang tersusun secara teratur dihubungkan oleh sendi dan digerakan oleh otot. Tulang adalah bagian tubuh yang paling keras terbentuk dari sel hidup yang dikelilingi oleh mineral dan zat lentur yang disebut kolagen. Tulang sebagai penyusun rangka tubuh, selalu tumbuh dan berkembang seiring dengan bertambahnya usia. Bayi yang baru lahir memiliki tulang tubuh lebih dari 300 bagian yang sebagian besar terdiri atas  tulang rawan yang lentur, lunak,  dan mudah retak. Namun setelah dewasa, jumlah tulang tersebut berkurang dan hanya tinggal 206 yang sebagian besar adalah tulang keras. “Hal ini antara lain disebabkan karena adanya penyatuan tulang dan pengerasan. Misalnya seperti pada tulang ubun-ubun. Pada bayi, tengkorak kepala terdiri atas  beberapa keping tulang,  namun pada manusia dewasa, tengkorak kepala terdiri atas  sebuah batok yang keras dan intak,” kata Safrizal.

Menurut Safrizal, di antara ratusan jumlah tulang, tulang yang paling sering patah adalah tulang kering (tibia). Tulang  ini  seringkali berbenturan dengan benda-benda lain saat

Page 5: Fenomena Terkait Muskuloskeletal

olahraga atau saat beraktivitas sehar-hari. Patah tulang atau  fraktur seringkali patah tulang yang   terjadi karena berbagai jenis kecelakaan. “Patah tulang bisa terjadi di mana saja, namun yang paling sering patah adalah tulang kering,” kata dia.

Hingga kini, kata Safrizal, hanya empat orang dokter ahli bedah tulang dan traumatololgi pada RSUZA Banda Aceh, sedangkan kasus-kasus patah tulang yang dirujuk ke RSUZA Banda Aceh lebih dari lima  pasien setiap harinya. Kamar operasi yang tersedia hanya satu kamar bedah tulang. Dikatakan, idealnya setiap tiga kali pasien dioperasi, kamar operasi harus disterilkan, sementara pada hari-hari tertentu, pasien patah tulang yang harus menjalani operasi melebihi kapasitas. “Kasus patah tulang mencapai ratusan pasien saat mudik Lebaran Idul Fitri 1433 hijriah lalu,” ujar Safrizal Rahman, yang juga  mantan Ketua Senat Fakultas Kedokteran Unsyiah ini.  (min)

Tulang Menyambung SendiriPenyembuhan tulang normal, kata Safrizal Rahman,  merupakan suatu proses biologis yang luar biasa karena tulang dapat sembuh tanpa “bekas” atau “jaringan parut”. Artinya,  tulang yang patah akan tersambung dengan tulang yang baru. Berbeda dengan ligamen yang proses penyembuhannya akan digantikan dengan jaringan parut.

Jadi, tulang yang patah  dapat menyambung sendiri tanpa harus dimanipulasi. Hal ini pula yang dijadikan patokan oleh dukun patah tulang yang kurang berkompeten. Dukun   patah tulang tentu juga  paham bahwa penyambungan tulang merupakan proses  alami tubuh. “Oleh karenanya mereka melakukan manipulasi untuk menyambung tulang  dengan hanya berdasar trial and error serta pengalaman tanpa adanya pelatihan khusus,” kata Safrizal. Namun, sebut Safrizal, karena kesalahan tindakan awal, banyak pasien dengan patah tulang mengalami kecacatan fungsi-fungsi organ tubuh, sehingga harus dioperasi kembali untuk mengembalikan posisi tulang dan fungsi-fungsinya. (min)

Editor : bakri(aceh.tribunnews.com/2012/09/02/patah-tulang-jangan-diurut)

Baiknya Kunyit Bagi Tubuh

KOMPAS.com - Kunyit memiliki begitu banyak khasiat. Selain dikenal sebagai bumbu makanan, kunyit juga sering digunakan untuk bahan kosmetik, tekstil, juga pengobatan. Di India, wanita-wanita suka menggunakan bubuk kunyit pada tubuh dan wajah untuk memberi kilau keemasan pada kulitnya. Kunyit juga merupakan salah satu pewarna pada makanan seperti keju, mustar, dan mentega. Yang tak kalah menarik, para peneliti kini menemukan bahwa kandungan yang ada pada kunyit ternyata banyak berguna bagi tubuh. Diantaranya;

* University of Texas menemukan bahwa curcumin (kandungan dalam kunyit) bisa menghambat pertumbuhan melanoma dan memperlambat penyebaran kanker payudara.

* Beberapa dokter memiliki teori bahwa kunyit, yang banyak digunakan dalam makanan kari adalah salah satu penyebab mengapa rating penyakit Alzheimer di India amat jarang.

Page 6: Fenomena Terkait Muskuloskeletal

Hanya seperempat dari penderita di AS.

* Riset di Italia menemukan, para penderita osteoarthritis yang mengasup suplemen dengan bahan dasar kunyit mengalami perbaikan sebanyak 58 persen dalam hal rasa sakit dan kekakuan.

* Menurut University of Maryland, kunyit juga membantu pasien yang mengalami masalah ulcerative colitis.

* Studi lain juga menunjukkan, kunyit bisa menurunkan kadar gula darah dan kolesterol.

* Dalam pengobatan China dan Ayurveda, kunyit digunakan juga untuk membantu mengatasi masalah pencernaan, pembersihan ginjal, dan membantu memperbaiki siklus menstruasi.

* Riset di University of South Dakota menemukan bahwa sel kanker yang tereskpos curcumin ternyata bisa lebih responsif terhadap kemoterapi dan radiasi.

* Dipercaya pula kunyit bisa memperlambat progres penyakit autoimun, seperti multiple sclerosis. Di negara-negara yang banyak menggunakan kunyit dalam makanan, seperti India dan China, penyakit-penyakit semacam ini amat jarang ditemukan.

* Dalam pengobatan tradisional, bubuk kunyit yang dibuat menjadi pasta digunakan untuk menyembuhkan penyakit kulit seperti eksim, psoriasis, dan alergi.

* Kunyit adalah bumbu yang termogenik, menimbulkan panas, sehingga bisa membantu menurunkan berat tubuh.

Tentu, untuk merasa yakin agar tubuh Anda bisa menerima kunyit, konsultasikan lagi dengan dokter Anda.

Sumber: divinecaroline

(http://female.kompas.com/read/2011/01/15/23462766/Baiknya.Kunyit.Bagi.Tubuh)

Flu TulangFlu Tulang disebabkan virus Parvovirus B19. Meski tidak menyebabkan kematian, penyakit ini menyebabkan kelumpuhan. Penyakit ini biasanya disebut sebagai chikungunya atau juga demam tulang. Penyebabnya sama seperti DBD, yakni nyamuk Aides Aegypty. Sifat Penyebarannya sangat cepat sehingga chikungunya sangat cepat, bisa menyebabkan kelumpuhan.

Gejala

Gejala utama flu tulang adalah tubuh terasa demam, diikuti dengan linu di persendian. Gejala

Page 7: Fenomena Terkait Muskuloskeletal

ngilu ini berlangsung hingga 2-4 minggu pasca flu biasa. Gejala lain, penderita merasa sangat kedinginan.

Pengobatan

Biasanya kondisi kesehatan penderita akan berangsur-angsur membaik setelah 3 minggu. Para penderita sebaiknya mengkonsumsi makanan bergizi tinggi dan sedapat mungkin menghindari rokok, kopi dan makanan berlemak tinggi agar tidak menjadi lebih parah. Sangat dianjurkan untuk tidak mengkonsumsi sembarang jenis obat flu yang ada di pasaran karena sangat berbahaya.

Sumber : http://www.detikhealth.com/read/2009/07/01/131056/1157099/770/flu-tulang

(http://www.duniaproduk.com/berita/6498/flu-tulang)

Benarkah Olahraga Angkat Beban Menghambat Pertumbuhan Anak?Jakarta, Melakukan olahraga angkat beban bisa berbahaya jika dilakukan dengan cara yang keliru oleh oleh anak-anak. Bobot dari beban dan peralatan yang berat bisa membuat anak terluka jika tidak diawasi oleh orang dewasa.

Bahkan di bawah pengawasan pun anak-anak masih berisiko cedera jika mengangkat beban lebih dari yang sanggup ditanggung tubuhnya.

Tujuan latihan kekuatan untuk anak-anak bukan untuk membentuk otot atau bersaing dalam kompetisi. Tujuannya hanya untuk memperkuat otot-otot dan meningkatkan ketahanan fisik.

Banyak bukti menunjukkan bahwa latihan angkat berat yang diawasi profesional dapat memberikan banyak manfaat kesehatan bagi anak-anak. Namun beberapa orang masih khawatir mengenai efeknya terhadap pertumbuhan anak.

Pertumbuhan pada anak terjadi pada tulang pelat epifisis yang biasa disebut sebagai pelat pertumbuhan. Pelat ini terletak di dekat ujung tulang panjang.

Saat dalam masa pertumbuhan, pelat ini rentan terhadap cedera. Ada kekhawatiran bahwa angkat besi dapat merusak pertumbuhan pelat ini dan menyebabkan pertumbuhan anak menjadi terhambat. Namun anggapan ini hanya sebatas mitos.

Olahraga angkat beban telah lama dikenal dapat meningkatkan kepadatan tulang pada orang dewasa. Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Clinical Medicine Research menemukan bukti bahwa latihan angkat berat berdampak positif pada perkembangan pertumbuhan pelat.

Page 8: Fenomena Terkait Muskuloskeletal

Banyak ahli kesehatan saat ini mengakui bahwa manfaat kesehatan dari latihan ketahanan lebih besar dibandingkan risiko kerusakan pelat.

Olahraga angkat beban tidak harus dilakukan dengan beban berat dan dapat dilakukan dengan karet gelang, gelang penahan, bola fitnes atau dengan berat badan anak sendiri.

Seperti dilansir Mayo Clinic, Senin (9/4/2012), beberapa manfaat angkat beban untuk anak-anak dan remaja antara lain:

1. Memperkuat tulang dan otot2. Meningkatkan daya tahan fisik

3. Melindungi tendon dan ligamen

4. Meningkatkan kepadatan tulang

5. Membantu mempertahankan tingkat kolesterol yang sehat serta menjaga tekanan darah

6. Membantu mempertahankan berat badan yang sehat

7. Memperkuat performa saat berolahraga dan mencegah cedera saat berolahraga

8. Memungkinkan sistem saraf dan otot untuk berinteraksi lebih efisien.

Latihan beban dapat dimulai sejak dini. Usia paling muda yang diperbolehkan adalah 7 atau 8 tahun.

Latihan beban sebaiknya dimulai sebelum anak-anak mencapai pubertas atau setidaknya pada usia 12 tahun karena tubuhnya lebih fleksibel dan lebih mudah dilatih.

(http://health.detik.com/read/2012/04/09/083941/1887434/1301/benarkah-olahraga-angkat)

Ponsel Sebabkan Tulang Rapuh? Jakarta - Perdebatan bahwa ponsel menyebabkan kanker dan kerusakan otak belum juga selesai, kini kehawatiran akan dampak negatif penggunaan ponsel terhadap kesehatan tubuh bertambah lagi. Studi terbaru menyebutkan, ponsel dapat berpengaruh buruk pada tulang kita. Bagaimana bisa?

Dr Fernando Sravi dari National University di Cuyo, Argentina, menyebutkan, hasil penelitiannya memperlihatkan bahwa radiasi elektromagnetik dari ponsel dapat menurunkan kepadatan tulang. Penelitian mengenai pengaruh radiasi ponsel terhadap tulang sebenarnya sudah pernah dilakukan beberapa peneliti lain sebelumnya. Namun Sravi, memberi penjelasan lebih detail soal

Page 9: Fenomena Terkait Muskuloskeletal

ini.

Dalam studinya, diketahui bahwa pria yang rutin menaruh ponsel di sekitar pinggang sebelah kanan, mengalami penurunan konten mineral tulang (Bone Mineral Content/BMC) dan kepadatan mineral tulang (Bone Mineral Density/BMD di pinggul kanan mereka.

"Pola berbeda pada asimetri kanan dan kiri mineral tulang paha ditemukan pada pengguna ponsel ini, dengan efek gelombang frekuensi radio elektromagnetik yang tidak dijelaskan sebelumnya," paparnya seperti dikutip detikINET dari TG Daily, Jumat (25/3/2011).

Sravi mengukur kadar BMC dan BMD di pinggang kiri dan kanan dua kelompok pria sehat. Kelompok pertama terdiri dari 24 orang partisipan yang tidak menggunakan ponsel sedangkan kelompok kedua, terdiri dari 24 orang yang memiliki kebiasaan menaruh handsetnya di tempat ponsel yang dilekatkan di pinggang.

Hasilnya, rata-rata kadar BMC dan BMD di antara kedua kelompok itu tidak terlalu berbeda jauh. Namun Sravi memberi catatan, pria yang tidak menggunakan ponsel memiliki kadar BMC yang tinggi pada tulang paha bagian atas.

Sedangkan pada kelompok pengguna ponsel, terdapat perbedaan kadar BMC di kiri dan kanan tulang paha atas mereka, dimana kepadatan tulang berkurang pada bagian pinggang yang menjadi tempat diletakkannya ponsel.

Sravi juga menemukan adanya korelasi antara pengurangan kepadatan tulang dengan lama waktu yang dihabiskan partisipan membawa ponsel dekat pinggang mereka.

Diduga, paparan radiasi elektromagnetik dari ponsel dalam jangka waktu lama kemungkinan dapat pula mempengaruhi mineralisasi tulang. Namun untuk yang satu ini Sravi belum memastikannya karena dibutuhkan studi lebih lanjut.

Tak lupa, Sravi memberi catatan bahwa pengujian ini akan sangat bagus jika dilakukan pada wanita yang berisiko mengalami osteporosis lebih tinggi, dan anak-anak jaman sekarang yang lebih sering terpapar radiasi ponsel.

( rns / ash )(http://inet.detik.com/read/2011/03/25/111511/1601125/511/ponsel-sebabkan-tulang-rapuh?id771108bcj)