fenomena menjamurnya

14
Fenomena Menjamurnya Minimarket 14 10 2010 1 Vote Untuk saat ini, siapa yang tidak tahu minimarket. Sebuah usaha retail modern yang menawarkan berbagai macam barang mulai dari makanan, toiletris, sembako sampai peralatan dapur tersedia lengkap. selain itu, fasilitas swalayan dan tempat yang sejuk memberikan kenyamanan tersendiri bagi pelanggan untuk memilih barang-barang yang diinginkan. Ada begitu banyak minimarket yang tersebar di seluruh pelosok kota bahkan sekarang sudah masuk ke desa-desa. Sebut saja Alfamart dan Indomaret, dua minimarket yang sangat populer dan mudah ditemukan, apalagi di Jabodetabek, hampir bisa dipastikan dalam sebuah jalan bisa ditemukan Alfamart atau Indomaret minimal satu, bahkan kalau jalan yang ramai dan dekat dengan pemukiman bisa ditemukan Alfamart/Indomaret lebih dari satu dalam jarak tidak kurang dari 500 m. Fenomena bertambahnya gerai minimarket yang sangat cepat bak jamur di musim hujan cukup menarik untuk diperhatikan. Berdasarkan survei Nielsen research menunjukan bahwa terjadi pergeseran pola belanja dimasyarkat, pergeseran tersebut lebih mengarah kepada kecenderungan untuk lebih memilih belanja di minimarket. Hal inilah yang membuat minimarket bertambah subur. Fenomena bertambahnya minimarket disisi lain juga membawa efek buruk, salah satunya adalah dengan menurunya konsumen toko/warung yang menjual barang kelontong dan sembako dimana alfamart/indomaret ada karena adanya perubahan pola belanja masyarakat. Walaupun sampai sekarang belum ada penelitian yang menunjukan efek samping dari adanya minimarket terhadap toko/warung, tapi kalo dilihat di lapangan akan nampak jelas toko/warung kelihatan lebih sepi ketimbang minimarket. Hal

Upload: henny10

Post on 27-Jun-2015

387 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Fenomena Menjamurnya

Fenomena Menjamurnya   Minimarket

14 10 2010   1 Vote

Untuk saat ini, siapa yang tidak tahu minimarket. Sebuah usaha retail modern yang menawarkan berbagai macam barang mulai dari makanan, toiletris, sembako sampai peralatan dapur tersedia lengkap. selain itu, fasilitas swalayan dan tempat yang sejuk memberikan kenyamanan tersendiri bagi pelanggan untuk memilih barang-barang yang diinginkan.

Ada begitu banyak minimarket yang tersebar di seluruh pelosok kota bahkan sekarang sudah masuk ke desa-desa. Sebut saja Alfamart dan Indomaret, dua minimarket yang sangat populer dan mudah ditemukan, apalagi di Jabodetabek, hampir bisa dipastikan dalam sebuah jalan bisa ditemukan Alfamart atau Indomaret minimal satu, bahkan kalau jalan yang ramai dan dekat dengan pemukiman bisa ditemukan Alfamart/Indomaret lebih dari satu dalam jarak tidak kurang dari 500 m.

Fenomena bertambahnya gerai minimarket yang sangat cepat bak jamur di musim hujan cukup menarik untuk diperhatikan. Berdasarkan survei Nielsen research menunjukan bahwa terjadi pergeseran pola belanja dimasyarkat, pergeseran tersebut lebih mengarah kepada kecenderungan untuk lebih memilih belanja di minimarket. Hal inilah yang membuat minimarket bertambah subur.

Fenomena bertambahnya minimarket disisi lain juga membawa efek buruk, salah satunya adalah dengan menurunya konsumen toko/warung yang menjual barang kelontong dan sembako dimana alfamart/indomaret ada karena adanya perubahan pola belanja masyarakat. Walaupun sampai sekarang belum ada penelitian yang menunjukan efek samping dari adanya minimarket terhadap toko/warung, tapi kalo dilihat di lapangan akan nampak jelas toko/warung kelihatan lebih sepi ketimbang minimarket.  Hal inilah yang seharusnya menjadi perhatian pihak pemerintah bagaimana seharusnya menjaga persaingan yang sehat antara toko/warung dengan minimarket. Jangan sampai minimarket bertambah tetapi toko/warung yang sudah buka dari dulu kemudian bangkrut karena berpindahnya konsumen dari toko/warung ke minimarket.

Warung/toko yang biasanya memiliki modal kecil tentunya juga memiliki keterbatasan untuk menyediakan berbagai barang-barang yang dibutuhkan masyarakat. Lain halnya dengan minimarket yang syarat utamanya harus memiliki modal awal sekian ratus juta dan seluruh barang disupply dari alfamart/indomaret.

Peluang Bisnis Mini Market

1. Pergeseran pola belanja masyarakat (survey Nielsen research : Minimarket lebih diminati)

Page 2: Fenomena Menjamurnya

2. Kebutuhan sarana belanja yang dekat tempat tinggal3. Harga jual produk bersaing4. minimarket sebagai sarana rekreasi keluarga5. kondisi lalu lintas

Kunci sukses Usaha Minimarket

1. Lokasi yang strategis2. Merek toko yang dikenal masyarakat luas3. Personel toko yang tangguh4. Pelayanan yang baik5. Pilihan produk yang tepat dan berkualitas6. harga yang pas7. display yang menarik8. promosi yang berkesinambungan

sebaian besar gerai minimarket yang ada menggunakan skema waralaba (franchise). secara istilah menurut Asosiasi Franchise Indonesia, waralaba adalah suatu sistem pendistribusian barang atau jasa kepada pelanggan akhir, dimana pemilik merek (franchisor) memberikan hak kepada individu atau perusahaan  untuk melaksanakan bisnis dengan merek, nama, sistem, prosedur dan cara-cara yang telah ditetapkan sebelumnya dalam jangka waktu tertentu meliputi area tertentu.

Dalam waralaba (franchise) ada dua pihak franchisor (pewaralaba) dan franchisee (terwaralaba).

Franchisor atau pemberi waralaba, adalah badan usaha atau perorangan yang memberikan hak kepada pihak lain untuk memanfaatkan dan atau menggunakan hak atas kekayaan intelektual atau penemuan atau ciri khas usaha yang dimilikinya.

Franchisee atau penerima waralaba, adalah badan usaha atau perorangan yang diberikan hak untuk memanfaatkan dan atau menggunakan hak atas kekayaan intelektual atau penemuan atau ciri khas yang dimiliki pemberi waralaba

Sebenarnya apa sih kelebihan atau keuntungan dari membuka gerai minimarket??, berapa sih dana yang perlu disiapkan untuk membuka gerai dan apa sih syarat-syaratnya? Mau tahu? kita coba buka satu persatu.

Alfamart

Tipe Toko

Secara umum Ada 3 tipe toko

1. Tipe 36 rak dengan luas minimum 80 m2 dan jumlah barang 3.800 item

2. Tipe 45 rak dengan luas minimum 100 m2 dan jumlah barang 4.500 item

Page 3: Fenomena Menjamurnya

3. Tipe 54 rak dengan luas minimum 120 m2 dan jumlah barang 4.600 item

Persyaratan Franchise

1. Badan usaha (koperasi, CV, PT, dsb)

2. Warga Negara Indonesia (WNI)

3. Sudah / akan mempunyai lokasi dengan luas area penjualan min. 80m2

4. Memenuhi persyaratan perijinan sesuai dengan ketentuan yang berlaku

5. bersedia mengikuti sistem & prosedur yang berlaku di Alfamart

6. Menyiapkan dana investasi untuk memiliki toko Alfamart Pilihan Franchise

Pilihan Franchise

Proses Kemitraan

Page 4: Fenomena Menjamurnya

Perkiraan Investasi Franchise

Biaya Royalti

Biaya Royalti dihitung secara prograsif dan perhitungan didasarkan pada hasil penjualan bersih gerai per bulan

Penjualan 0-75 juta royalti sebesar 0%

penjualan 75 – 100 juta royalti sebesar 2%

penjualan 100 – 150 juta royalti sebesar 2,5%

di atas 150 juta royalti sebesar 3%

Page 6: Fenomena Menjamurnya

Persyaratan

1. Negara Indonesia2. Menyediakan ruang usaha ukuran 120-150 m2 (milik sendiri/sewa)3. Memiliki NPWP dan PKP, serta kelengkapan perijinan lainnya4. Investasi peralatan toko dan biaya waralaba

Indomaret akan membantu Anda dalam menyiapkan pengelolaan toko dalam hal :

1. Survey kelayakan tempat usaha dan bantuan mencari lokasi2. Perencanaan anggaran biaya3. Studi kelayakan investasi4. Tata ruang dan perencanaan toko5. Pengurusan ijin usaha dan NPWP6. Renovasi ruang usaha7. Pembelian peralatan toko8. Seleksi dan pelatihan karyawan9. Standard kerja dan sistem penggajian karyawan10. Paket sistem operasional toko dan administrasi keuangan11. Seleksi dan kredit barang dagangan tanpa bunga dan tanpa jaminan12. Program promosi penjualan

Pilihan Franchise

I. Tidak memiliki tempat usahaJika Anda tidak memiliki tempat usaha, Indomaret menawarkan 2 opsi kerja sama.

1. Usulan lokasi toko baru.Indomaret menawarkan lokasi yang telah disurvey disertai perencanaan matang, mulai dari desain layout toko, estimasi investasi, pendapatan, pengeluaran dan payback period.

2. Take over kepemilikan.Indomaret menawarkan toko milik sendiri, yang sudah teruji dan menguntungkan. Sistem ini

Page 7: Fenomena Menjamurnya

relatif lebih safe namun nilai investasinya lebih tinggi dibanding dengan membuka toko baru karena ada biaya toko, sejak dibuka hingga mencapai kondisi mapan.Unsur biaya yang merupakan satu paket harga tersebut yaitu:1. Franchise fee untuk 5 th2. Peralatan toko dan gudang3. Sewa tempat selama 5 thn4. Perijinan5. Goodwill

Penjualan toko Indomaret memiliki kriteria yang bertujuan memberikan nilai keuntungan dan kepastian berinvestasi dengan mudah.Kriteria toko Take over adalah :1. Track record telah teruji2. Eksistensi toko diterima3. Perijinan toko telah lengkap

II. Memiliki tempat usahaApabila Anda telah memiliki lokasi usaha, Indomaret menawarkan kerja sama sebagai berikut

1. Ruang usaha/rumah/tanah.Prosedur kerjanya sama dengan “Usulan lokasi toko baru”. Indomaret terlebih dulu melakukan survey kelayakan lokasi yang anda usulkan, mulai dari potensi wilayah, peruntukan bangunan dan perijinan, perencanaan layout toko sampai dengan estimasi payback period-nya. Jika semua dinilai layak, kerja sama dapat dilakukan. Akan tetapi jika tidak atau ada kendala lain, Indomaret akan menyarankan untuk mencari lokasi yang lain.

2. Minimarket existing.Bila anda memiliki toko yang kurang berkembang dan ingin mengembangkannya, dapat bergabung dengan Indomaret. Prosedur standarnya sama, mulai dari survey kelayakan lokasi sampai dengan estimasi payback period. Perlakuan yang membedakannya adalah dalam menghitung investasi perlengkapan toko. jika perlengkapan toko tersebut sesuai dengan standar Indomaret maka investasinya lebih murah. Namun jika tidak sesuai dengan standar Indomaret, perlengkapan tersebut harus diganti baru.

BIAYA FRANCHISERp 36.000.000 (+PPN)

BIAYA INVESTASIRp 300.000.000 – Rp 350.000.000(Franchise Fee, Perijinan, Pembelian, Peralatan Elektronik dan Non elektronik)

BIAYA ROYALTIPersentase Penjualan BersihRp 0 – Rp. 175.000.000  -> 0 %Rp 175.000.000 – 200.000.000  -> 2 %

Page 8: Fenomena Menjamurnya

Rp 200.000.000 – 225.000.000  -> 3 %> Rp 225.000.000  -> 4 %

Tahapan Proses Kemitraan

1. Presentasi pertamaSupaya presentasi berjalan lebih efektif dan bisa langsung ditindak-lanjuti, bagi terwaralaba yang sudah memiliki usulan lokasi tempat usaha sebaiknya membawa fotocopy dokumen pendukung, seperti : Sertifikat Bangunan, IMB, KTP, KK, dan (jika sudah ada) SIUP, TDP, NPWP, PKP, serta denah lokasi. Pada presentasi pertama ini akan dijelaskan dengan detil mekanisme kerjasama, besarnya investasi, sistem operasional toko, sistem pembagian keuntungan, dan sistem pelaporan.

2. Presentasi keduaPada presentasi kedua akan dipaparkan hasil survey kelayakan dan Rencana Anggaran Belanja (RAB) yang mengarah pada besarnya nilai investasi. Biasanya pada presentasi kedua ini dilanjutkan dengan penandatanganan MOU (Nota Kesepakatan) yang mencakup butir-butir pembagian tugas antara pihak Indomaret dengan investor dalam mempersiapkan pembukaan toko, mulai dari pengurusan perijinan, renovasi bangunan, pembelian perlengkapan toko, seleksi dan training karyawan, serta term pembayaran.

3. Pembukaan TokoSetelah semua item kesepakatan direalisasikan, maka toko siap dibuka dengan program promosi yang ditetapkan Indomaret. Segera setelah toko buka, akan ditandatangani Surat Perjanjian Waralaba untuk jangka waktu 5 tahun.

Page 9: Fenomena Menjamurnya

Fenomena Menjamurnya Minimarket VS Warung Kecil Coba kita tengok di setiap persimpangan jalan atau di kompleks-kompleks perumahan mewah dan sederhana. Di situ terpampang minimarket dengan segala pesonanya yang menawarkan, keamanan, kenyamanan berbelanja kepada para pengunjung. Dampak dari menjamurnya bisnis wiralaba itu sangat mengganggu keberadaan warung-warung yang dikelola masyarakat kecil yang secara ekonomi kurang mampu.

Menjamurnya mini market di pusat dan pinggiran kota, membuat para pedagang warung kecil yang pasokannya berasal dari pasar tradisional kehilangan pembelinya. Selain itu, jarak minimarket yang satu dengan yang lainnya sangat berdekatan. Malah, banyak yang posisinya berdempetan.

Kegelisahan para pedagang pasar tradisional terhadap menjamurnya toko moderen minimarket semakin tak terbendung. Hal ini diperkuat oleh pernyataan Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) yang mencatat selama dua bulan terakhir di 2010 setidaknya sudah ada ribuan aduan pedagang pasar tradisional terkait pendirian minimarket di seluruh Indonesia

Keberadaan minimarket ini semakin menenggelamkan toko kecil atau warung milik masyarakat, termasuk pasar tradisional. Persaingan di antara minimarket ini sudah tidak sehat, terutama di sisi harga jual yang sulit ditandingi oleh warung atau toko kecil. Hal ini menjadi pukulan berat bagi para pedagang kecil dan pedagang pasar tradisional umumnya.

Maraknya supermarket, hipermarket, minimarket dan ritel modern lainnya berdampak sangat buruk terhadap ritel-ritel kecil (tradisional) dan pasar tradisional. Toko modern, minimarket yang sudah menjamur sampai tingkat kecamatan dan kelurahan yang hampir semuanya berdekatan dengan pasar tradisional nyata-nyata dan telah terbukti menyusutkan pendapatan pelaku ritel kecil (tradisional) dan pasar tradisional.

Sehingga tidak aneh kalau sekarang sudah banyak pedagang/pengguna pasar tardisional sampai pada taraf sekarat, bahkan bukan tidak mungkin tinggal menunggu waktu saja untuk gulung tikar.

Page 10: Fenomena Menjamurnya

Fenomena Swalayan Modern di Kendal

Akhir-akhir ini toko serba ada atau minimarket makin menjamur di Kabupaten Kendal. Bahkan sudah berdiri hingga kecamatan dan pelosok desa. Kondisi ini jelas meresahkan masyarakat.

Para pedagang kecil, pemilik kios, warung, serta pemilik toko yang bermodal pas-pasan terkena imbasnya, mengalami sepi pembeli. Mereka khawatir bakal gulung tikar bila pemerintah tidak segera ”cawe-cawe” membatasi menjamurnya swalayan modern yang seakan tidak terkendali.

Pasar tradisional dan kios mandiri milik warga sudah puluhan tahun berdiri sudah terbukti menjadi penggerak dan menjadi tulang punggung ekonomi kerakyataan. Dampak krisis yang pernah mendera Negeri ini tidak mampu merobohkan sektor UKM.

Sebaliknya perusahaan-perusahaan raksasa yang dimiliki kapitalis tak sedikit yang roboh dan gulung tikar. Di era globalisasi, penanam modal raksasa menginvestasikan ke segala sektor usaha termasuk perdagangan retail (baca: Indomaret dan Alfamart). Kehadiran mereka dirasa sudah mengabaikan keberadaan usaha rakyat.

Pemerintah pusat (lewat Permendag No.53/2008) tidak mampu melindungi pedagang/pasar tradisional dan justru memihak korporasi raksasa. Dimana azas ekonomi kerakyatan yang mereka kampanyekan menjelang Pileg dan Pilpres kemarin? Saya tidak termasuk pihak yang antipersaingan usaha karena siapa pun orang di Indonesia, baik kaya atau miskin, bermodal besar atau kecil, berhak melakukan bisnis tetapi hendaknya pemerintah harus arif menyikapi fenomena ini dan mengambil kebijakan yang prorakyat.

Pengaturan jarak swalayan modern dengan pasar/toko/kios tradisional, penentuan batas minimum harga barang harus diatur dalam Perda. Bagaimana mungkin toko/kios mandiri milik warga akan eksis bila toko modern yang juga menguasai alur barang dapat bersaing secara terbuka dengan swalayan modern?

Saya sebagai pedagang kecil yang sudah puluhan tahun berusaha, berharap kondisi ini jangan sampai mempengaruhi stabilitas keamanan dan politik Kabupaten Kendal yang tidak lama lagi akan menggelar Pilkada sebagai perwujudan pilar demokrasi bangsa.