februari 2018 - bi.go.id · diolah berdasarkan data dan informasi di daerah untuk mendukung...
TRANSCRIPT
Februari
2018
Publikasi ini beserta publikasi Bank Indonesia yang lain dapat diakses secara online pada:
http://www.bi.go.id/id/publikasi/kajian-ekonomi-regional/
Salinan publikasi ini juga dapat diperoleh dengan menghubungi:
Tim Advisory Pengembangan Ekonomi dan Surveilans
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Maluku Utara
Jalan Yos Sudarso No. 1, 97711, Ternate, Maluku Utara
Telepon: 0921 – 3121217 / 3121219
Faksimili: 0921 – 3124017
Email: [email protected]; [email protected]; [email protected]
KATA PENGANTAR
Tugas Bank Indonesia berdasarkan UU No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia
sebagaimana telah diubah dengan UU No. 3 Tahun 2004 adalah menetapkan dan
melaksanakan kebijakan moneter serta mengatur dan menjaga kelancaran sistem
pembayaran. Pelaksanaan tugas pokok tersebut ditujukan untuk mencapai dan memelihara
kestabilan nilai rupiah.
Sejalan dengan undang-undang tersebut, keberadaan Kantor Bank Indonesia di
daerah merupakan bagian dari jaringan kerja Kantor Pusat Bank Indonesia yang berperan
sebagai pelaksana kebijakan Bank Indonesia dan tugas-tugas pendukung lainnya di daerah.
Sebagai jaringan kerja Kantor Pusat Bank Indonesia di bidang ekonomi dan moneter,
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Maluku Utara berperan memberikan masukan
dengan menyusun dan menerbitkan suatu produk yaitu Kajian Ekonomi Regional yang pokok
bahasannya terdiri atas Perkembangan Ekonomi, Perkembangan Inflasi Regional, Kinerja
Perbankan dan Sistem Pembayaran Provinsi Maluku Utara dan Prospek Ekonomi. Kajian ini
diolah berdasarkan data dan informasi di daerah untuk mendukung keberhasilan pelaksanaan
kebijakan moneter Bank Indonesia dan diharapkan dapat menjadi salah satu bahan informasi
bagi penentu kebijakan di daerah.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih menemui beberapa
kendala. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati kami senantiasa mengharapkan
kritik dan saran serta kerjasama dari semua pihak agar kualitas dan manfaat laporan ini
menjadi lebih baik di waktu yang akan datang.
Akhirnya, kepada pihak-pihak yang membantu tersusunnya laporan ini, kami
sampaikan penghargaan dan ucapkan terima kasih.
Ternate, 22 Februari 2018 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA
PROVINSI MALUKU UTARA
Dwi Tugas Waluyanto Kepala Perwakilan
ii
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI iii DAFTAR TABEL iv DAFTAR GAMBAR iv DAFTAR GRAFIK v INDIKATOR EKONOMI DAN PERBANKAN PROVINSI MALUKU UTARA vii RINGKASAN EKSEKUTIF ix BAB I PERKEMBANGAN EKONOMI DAERAH 1 1.1 Kondisi Umum 2 1.2 Perkembangan PDRB dari Sisi Permintaan 4 1.3 Perkembangan Ekonomi dari Sisi Penawaran 10 BAB II KEUANGAN PEMERINTAH 21 2.1 Struktur APBD 22 2.2 Realisasi Pendapatan APBD 24 2.3 Realisasi Belanja APBD 26 2.4 Rekening Pemerintah 28 BAB III INFLASI DAERAH 31 3.1 Perkembangan Inflasi Triwulan II 2017 32 3.2 Tracking Perkembangan Inflasi Triwulan Berjalan 36 3.3 Koordinasi Pengendalian Inflasi di Maluku Utara 38 BAB IV ANALISIS STABILITAS KEUANGAN DAERAH 41 4.1 Asesmen Sektor Rumah Tangga 42 4.2 Asesmen Sektor Korporasi 46 4.3 Asesmen Institusi Keuangan (Perbankan) 49 4.4 Pengembangan Akses Keuangan 54 BAB V PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN 57 5.1 Perkembangan Transaksi Pembayaran Tunai 58 5.2
5.3 Perkembangan Transaksi Pembayaran Non Tunai Perkembangan KUPVA Bukan Bank (BB)
60 63
BAB VI KETENAGAKERJAAN DAN KESEJAHTERAAN 65 6.1 Perkembangan Ketenagakerjaan 66 6.2
6.3 6.4
Tingkat Kesejahteraan Daerah Profil Kemiskinan Daerah Profil Kebahagiaan Daerah
68 70 72
BAB VII PROSPEK PEREKONOMIAN 75 7.1 Prospek Pertumbuhan Ekonomi 76 7.2 Outlook Inflasi Daerah 79
iv
DAFTAR TABEL
1
Tabel Tabel
1.1 1.2
Pertumbuhan dan Andil PDRB Sisi Penggunaan Pertumbuhan Sektoral PDRB Sisi Penawaran
5 11
2
Tabel 2.1 APBD Maluku Utara 2017 22
Tabel 2.2 Realisasi Pendapatan APBD Lingkup Provinsi Maluku Utara Triwulan IV 2017
26
Tabel 2.3 Realisasi Belanja APBD Lingkup Provinsi Maluku Utara Triwulan IV 2017
28
3
Tabel 3.1 Inflasi Tahunan Berdasarkan Kelompok Komoditas 33
4
Tabel 4.1 Jumlah Rekening Perbankan Masyarakat berdasarkan Kelompok Nilai 45
Tabel Tabel
4.2 4.3
Kondisi Likuiditas Korporasi Klaster Ketahanan Pangan dan Klaster UMKM BI di Maluku Utara
47 54
5
Tabel 5.1 Kegiatan Kas Keliling di Maluku Utara 59
Tabel 5.2 Perkembangan Cek BG Kosong di Maluku Utara 62
6
Tabel 6.1 Perkembangan Ketenagakerjaan di Maluku Utara (ribu jiwa) 67
Tabel Tabel
6.2 6.3
Nilai Tukar Petani (NTP) Kawasan Timur Indonesia Nilai Tukar Petani (NTP) di Maluku Utara
69 71
DAFTAR GAMBAR
1 Gambar 1 Pertumbuhan Ekonomi Provinsi di Kawasan Timur Indonesia Triwulan
V 2017 3
3 Gambar Gambar 4 Gambar 7 Gambar
3.1 3.2 4.1 7.1
Rapat Perdana TPID Kabupaten Halmahera Selatan TPID di Provinsi dan TPID Kabupaten/kota di Maluku Utara Indikator Penyusun Indeks Kebahagian Kebahagiaan Maluku Utara 2017
Perkiraan Curah Hujan pada April 2017
38 39 73 79
DAFTAR GRAFIK
1 Grafik 1.1 Struktur PDRB Sisi Penggunaan pada Triwulan IV 2017 5 Grafik 1.2 Perkembangan Pendapatan Rumah Tangga 6 Grafik 1.3 Perkembangan Indeks Penghasilan Saat Ini dibanding 6 Bulan Lalu 6 Grafik 1.4 Perkembangan Volume Ekspor Luar Negeri 8 Grafik 1.5 Perkembangan Nilai Ekspor Luar Negeri 8 Grafik 1.6 Perkembangan Volume Impor Luar Negeri 8 Grafik 1.7 Perkembangan Nilai Impor Luar Negeri 8 Grafik 1.8 Perkembangan Ekspor Antar Provinsi Maluku Utara 9 Grafik 1.9 Perkembangan Impor Antar Provinsi Maluku Utara 9 Grafik 1.10 Andil Pertumbuhan Sektoral PDRB Sisi Penawaran Triwulan IV
2017
11 Grafik 1.11 Perkembangan Sektoral PDRB Sisi Penawaran 12 Grafik 1.12 Perkembangan Saldo Bersih Tertimbang Realisasi Kegiatan Usaha 12 Grafik 1.13 Struktur PDRB Sisi Penawaran 13 Grafik 1.14 Perkembangan Volume Ekspor Fero-nikel dan Bijih Nikel 14 Grafik 1.15 Perkembangan Nilai Ekspor Fero-nikel dan Bijih Nikel 14 Grafik 1.16 Perkembangan Produksi Industri di Maluku Utara 15 Grafik 1.17 Perkembangan Konsumsi Rumah Tangga 16 Grafik 1.18 Volume Pengadaan Semen Maluku Utara 17 Grafik 1.19 Jumlah Proyek yang Tengah Berlangsung di Maluku Utara 17 Grafik 1.20 Jumlah Tangkapan Ikan 18 2 Grafik 2.1 Perubahan Struktur APBD Akun Pendapatan Tahun 2016 dan 2017 23 Grafik 2.2 Perubahan Struktur APBD Akun Belanja Tahun 2016 dan 2017 24 Grafik 2.3 Perkembangan Realisasi Pendapatan Tiap Triwulan 24 Grafik 2.4 Perbandingan Persentase Realisasi Pendapatan APBD Tahun
2016 dan Tahun 2017
25 Grafik 2.5 Perkembangan Realisasi Belanja Tiap Triwulan 27 Grafik 2.6 Perbandingan Persentase Realisasi Belanja APBD Tahun 2016 dan
Tahun 2017
28 Grafik 2.7 Perkembangan DPK Pemda di Perbankan Maluku Utara (dalam
miliar rupiah)
29
3 Grafik 3.1 Laju Inflasi Tahunan (yoy) Kota Ternate dan Nasional 32 Grafik 3.2 Disagregasi Inflasi Maluku Utara 33 Grafik 3.3 Perkembangan Inflasi Beberapa Subkelompok Core Inflation (yoy) 34 Grafik 3.4 Perkembangan Inflasi Beberapa Komoditas Administered Price
(yoy) 34
Grafik 3.5 Perkembangan Inflasi Komoditas KomoditasTembakau dan Rokok (yoy)
34
Grafik 3.6 Perkembangan Inflasi Volatile Food (yoy) 35 Grafik 3.7 Indeks Survei Konsumen 36 Grafik 3.8 Perkembangan Inflasi Terkini Ternate 37
vi
4 Grafik 4.1 Kontribusi Konsumsi Rumah Tangga pada PDRB Maluku Utara 42
Grafik 4.2 Perkembangan IKK, IKE, dan IEK 43 Grafik 4.3 Ekspektasi Konsumen terhadap Kondisi Ekonomi 6 Bulan
Mendatang
43 Grafik 4.4 Perkiraan Perkembangan Perubahan Harga dan Proyeksi Inflasi di
Maluku Utara
43 Grafik 4.5 Komposisi Pengeluaran Rumah Tangga di Maluku Utara 44 Grafik 4.6 Pangsa DPK Perseorangan dan Bukan Perseorangan di Maluku
Utara
45 Grafik 4.7 Komposisi DPK Perseorangan di Maluku Utara 45
Grafik 4.8 Pangsa Kredit Perseorangan Berdasarkan Jenis Penggunaan 46
Grafik 4.9 Perkembangan Dunia Usaha per Sektor Ekonomi 47
Grafik 4.10 Perkembangan Kredit Korporasi Berdasarkan Jenis Penggunaan 48
Grafik 4.11 NPL Kredit Korporasi 48
Grafik 4.12 NPL Kredit Korporasi per Kategori Debitur 48
Grafik 4.13 Perkembangan Aset Bank Umum di Maluku Utara (miliar rupiah) 49
Grafik 4.14 Perkembangan DPK (miliar rupiah) 50
Grafik 4.15 Perkembangan Kredit di Maluku Utara (miliar rupiah) 51
Grafik 4.16 Perkembangan LDR Bank Umum di Maluku Utara 52
Grafik 4.17 Perkembangan NPL Perbankan di Malut 52
Grafik 4.18 Perkembangan Perbankan Syariah 53
5
Grafik 5.1 Perkembangan Transaksi Tunai di Maluku Utara 58
Grafik Grafik
5.2 5.3
Perkembangan Pemusnahan UTLE di Maluku Utara Perkembangan Kliring di Maluku Utara
60 61
6
Grafik 6.1 Perkembangan TPT dan TPAK Maluku Utara 66 Grafik 6.2 Jumlah Tenaga Kerja pada Lapangan Pekerjaan Utama di Maluku
Utara (ribu jiwa)
67 Grafik 6.3 Perkembangan NTP Maluku Utara 68 Grafik Grafik Grafik Grafik Grafik
6.4 6.5 6.6 6.7 6.8
NTP per Subsektor di Maluku Utara Jumlah Penduduk Miskin Desa dan Kota Persentase Jumlah Penduduk Miskin Desa dan Kota Garis Kemiskinan Makanan dan Non Makan Desa dan Kota Indeks Kebahagiaan Penduduk Menurut Provinsi 2017
68 70 70 71 72
7
Grafik 7.1 Perkembangan PDRB Malut dan Proyeksinya 76
INDIKATOR EKONOMI DAN PERBANKAN PROVINSI MALUKU UTARA
A. Inflasi dan PDRB
Tw.4 % yoy Tw.1 % yoy Tw.2 % yoy Tw.3 % yoy Tw.4 % yoy
Indeks Harga Konsumen (Kota Ternate) 130,27 130,72 133,49 131,86 132,84
Laju Inflasi Tahunan (yoy %) 1,91 2,41 3,92 1,60 1,97
PDRB - harga konstan (miliar Rp) 5560,01 6,53 5570,57 7,61 5714,58 6,99 5904,26 7,76 6021,46 8,30
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 1252,34 7,66 1270,32 6,65 1280,63 3,79 1284,37 1,41 1265,06 1,02
Pertambangan dan Penggalian 530,49 7,60 545,76 11,58 551,92 14,02 573,24 10,28 579,70 9,28
Industri Pengolahan 320,00 16,90 344,21 14,09 378,06 24,01 472,23 41,50 470,74 47,11
Pengadaan Listrik dan Gas 5,81 3,29 5,93 4,11 6,38 4,49 6,30 9,80 6,47 11,38
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah,
Limbah dan Daur Ulang 5,01 3,09 5,08 6,52 5,27 6,05 5,32 8,47 5,38 7,40
Konstruksi 378,02 6,03 371,78 6,75 377,86 6,99 388,65 8,78 416,87 10,28
Perdagangan Besar dan Eceran, dan
Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 997,15 7,61 1011,96 7,15 1039,35 7,01 1057,51 5,37 1060,70 6,37
Transportasi dan Pergudangan 322,72 10,07 325,62 9,58 334,35 8,37 343,19 6,81 346,66 7,42
Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 25,46 9,12 26,63 8,35 26,53 9,78 27,41 9,97 28,19 10,73
Informasi dan Komunikasi 246,75 8,30 248,02 5,06 253,96 7,87 261,34 6,30 265,03 7,41
Jasa Keuangan dan Asuransi 175,84 11,21 170,38 5,69 174,32 3,96 175,92 5,48 186,34 5,97
Real Estate 6,60 4,97 6,80 7,41 6,95 8,53 7,05 8,15 7,17 8,64
Jasa Perusahaan 18,78 5,17 18,91 5,15 19,48 6,96 20,01 6,72 20,23 7,70
Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan
Jaminan Sosial Wajib 914,57 -1,01 864,20 6,19 897,42 2,16 907,51 7,18 976,81 6,81
Jasa Pendidikan 193,34 3,31 190,18 6,02 192,55 5,68 199,68 4,51 205,62 6,35
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 120,67 5,12 118,45 7,15 121,73 4,53 125,07 4,90 130,61 8,24
Jasa lainnya 46,47 7,13 46,33 3,98 47,81 5,97 49,47 7,19 49,87 7,33
Nilai Ekspor Nonmigas (USD Juta) 14,82 405,78 31,51 356,83 12,75 8.395,88 84,18 534,71 103,03 595,26
Volume Ekspor Nonmigas (ribu ton) 15,59 179,39 27,89 146,55 71,15 699.488,40 7.865,92 40.958,66 1.341.220,68 8.603.011,13
Nilai Impor Nonmigas (USD Juta) 34,95 25,70 11,13 (84,07) 10,03 (84,41) 54,83 (23,63) 58,52 67,48
Volume Impor Nonmigas (ribu ton) 57,93 34,22 16,87 (84,60) 38,70 (29,46) 1.116,36 577,88 73.620,83 126.987,13
2017INDIKATOR
2016
B. Perbankan
C. Sistem Pembayaran
Tw.4 % yoy Tw.1 % yoy Tw.2 % yoy Tw.3 % yoy Tw.4 % yoy
SISTEM PEMBAYARAN
Inflow (Rp miliar) 237,28 90,39 292,94 -16,72 248,94 33,04 350,74 -27,92 196,48 -17,20
Outflow (Rp miliar) 737,04 -12,51 195,68 21,60 1017,51 13,59 353,93 -22,46 1078,74 46,36
Volume Kliring (lembar) 4.879 -4,93 4.722 -9,02 6.907 33,86 6.258 33,83 9.142 87,37
Nominal Kliring (Rp miliar) 245,41 -7,45 234,92 -9,81 299,58 21,72 226,55 -7,34 330,26 34,58
Cek/BG Kosong (lembar) 44 41,94 40 73,91 6 -83,33 41 28,13 55 25,00
INDIKATOR2016 2017
Tw.4 % yoy Tw.1 % yoy Tw.2 % yoy Tw.3 % yoy Tw.4 % yoy
PERBANKAN
Bank Umum:
Total Aset (Rp miliar) 8461,06 4,20 8452,56 4,63 8847,96 7,22 9000,00 9,43 9874,81 16,71
DPK (Rp miliar) 6306,79 1,24 6346,12 -2,39 6716,27 3,14 6712,42 7,43 6826,72 8,24
- Tabungan 3774,69 0,87 3569,27 4,20 3793,45 6,23 3713,89 5,15 4288,44 13,61
- Giro 989,57 -19,07 1323,88 -20,82 1429,33 -8,12 1529,88 10,57 911,51 -7,89
- Deposito 1542,53 21,99 1452,96 3,48 1493,49 7,82 1468,65 10,20 1626,77 5,46
Kredit (Rp miliar) 6405,98 12,67 6687,33 14,64 6812,60 11,77 6853,65 10,59 7534,01 17,61
- Modal Kerja 1663,31 12,91 1737,46 16,34 1768,34 9,51 1768,12 7,02 1998,00 20,12
- Konsumsi 4286,91 14,68 4467,70 15,53 4632,96 15,73 4686,69 15,03 5134,50 19,77
- Investasi 455,77 -3,97 482,17 2,05 411,31 -13,76 398,84 -15,33 401,50 -11,91
LDR 101,57 105,38 101,43 102,10 110,36
Kredit UMKM (Rp miliar) 1751,19 8,47 1742,49 8,94 1784,14 4,08 1768,37 1,37 1995,54 13,95
Kredit Mikro (Rp miliar) 491,42 17,65 883,49 90,80 512,77 3,21 483,94 -2,10 517,34 5,28
Kredit Kecil (Rp miliar) 872,92 9,96 376,74 -52,23 889,16 7,62 888,43 4,86 915,77 4,91
Kredit Menengah (Rp miliar) 386,85 -4,00 358,29 3,02 382,21 -2,30 396,00 -1,71 562,43 45,39
NPL 1,66 1,77 1,91 2,00 1,56
2017INDIKATOR
2016
ix
Ringkasan Eksekutif
Pertumbuhan Ekonomi Daerah
Ekonomi Maluku Utara pada triwulan VI 2017 tumbuh meningkat dibanding
triwulan III 2017. Pertumbuhan ekonomi pada triwulan IV 2017 tercatat sebesar 8,30%
(yoy), lebih tinggi dari triwulan sebelumnya yang sebesar 7,76% (yoy). Dari sisi
permintaan, akselerasi pertumbuhan ekonomi triwulan IV 2017 didorong oleh peningkatan
pertumbuhan konsumsi rumah tangga, lembaga nonprofit rumah tangga, pemerintah daerah
di Maluku utara dan peningkatan pertumbuhan investasi yang dicerminkan oleh
Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto (PMTB). Dari sisi penawaran, akselerasi
perekonomian Maluku Utara pada triwulan IV 2017 terutama didorong oleh ekspansi
pertumbuhan lapangan usaha industri pengolahan, perdagangan, konstruksi, transportasi
dan pergudangan, informasi dan komunikasi, penyediaan akomodasi dan makan minum,
jasa keuangan, dan real estate.
Menapaki triwulan I 2018, perekonomian Maluku Utara diperkirakan akan tumbuh
relatif melambat dibanding triwulan sebelumnya. Pertumbuhan perekonomian Maluku
Utara diperkirakan akan tumbuh pada kisaran 7,69% - 8,09% (yoy) dengan
kecenderungan bias ke atas. Lapangan usaha pertambangan diperkirakan akan tumbuh
positif, namun melambat seiring dengan berkurangnya kuota ekspor bijih nikel. Lapangan
usaha konstruksi diperkirakan akan mengalami perlambatan pertumbuhan. Lapangan usaha
pertambangan diperkirakan akan tumbuh positif, namun melambat seiring dengan
berkurangnya kuota ekspor bijih nikel. Lapangan usaha konstruksi diperkirakan akan
mengalami perlambatan pertumbuhan. Dengan mempertimbangkan kondisi terkini serta
proyeksi triwulan I 2018 tersebut, pertumbuhan ekonomi sepanjang tahun 2018
diperkirakan berada pada kisaran 6,91 – 7,21% (yoy).
Keuangan Pemerintah
Hingga triwulan IV 2017, realisasi pendapatan daerah Pemerintah Provinsi
Maluku Utara sebesar Rp2.158,19 miliar atau meningkat 55,18% (yoy) dari periode
yang sama tahun sebelumnya. Peningkatan ini terutama terjadi seiring peningkatan PAD
dan Dana perimbangan yang dipengaruhi oleh membaiknya kinerja sektor pertambangan
dan industri pengolahan Maluku Utara.
x
Dari sisi pengeluaran, belanja APBD hingga triwulan IV 2017 terealisasi
sebesar Rp1.970,54 miliar atau 78,36% dari nilai belanja yang dianggarkan. Realisasi
belanja pemerintah mengejar keterlambatan realisasi triwulan sebelumnya. Sehingga yang
seharusnya direalisasi pada triwulan sebelumnya baru dapat direalisasi periode triwulan IV
2017.
Inflasi Daerah
Kenaikan inflasi terindikasi terjadi sebagai dampak dari peringatan Maulid Nabi
Muhammmad SAW, Hari Raya Natal yang disertai dengan pelaksanaan Cuti Bersama, dan
perayaan Tahun Baru. Dengan demikian, Inflasi Maluku Utara, yang diwakili oleh inflasi
Kota Ternate, pada akhir triwulan IV 2017 tercatat sebesar 1,97% (yoy), angka ini lebih
tinggi jika dibandingkan dengan inflasi pada akhir triwulan III 2017
Terjaganya inflasi dipengaruhi menurunnya tekanan kenaikan harga yang dapat
dilihat dari rendahnya kekhawatiran konsumen terhadap kenaikan harga BBM dan tarif
listrik, serta perkiraan meningkatnya ketersediaan bahan pangan. Adapun risiko yang akan
mempengaruhi peningkatan inflasi pada triwulan I 2018 adalah kenaikan beras di sentra
produksi di pulau Jawa dan adanya potensi gangguan listrik dari pembangkit PLTMG
berpotensi meningkatkan harga komoditas perikanan. Dengan demikian, inflasi akhir
triwulan I 2018 diperkirakan terjaga dan berada pada kisaran 1,85% - 2,25% (yoy).
Analisis Stabilitas Keuangan Daerah
Secara umum, ketahanan sektor rumah tangga masih terjaga. Risiko kredit dari
sektor rumah tangga tercatat pada level yang rendah meskipun lebih tinggi dibandingkan
triwulan sebelumnya. NPL pada sektor tersebut tercatat sebesar 0,86 lebih rendah
dibandingkan triwulan III 2017 sebesar 1,24%
Sementara itu, stabilitas keuangan sektor korporasi secara umum masih terjaga.
Meningkatnya kinerja ekonomi ini diikuti dengan turunnya risiko kredit yang terindikasi dari
menurunnya NPL kredit ke sektor korporasi dibandingkan triwulan sebelumnya. NPL sektor
korporasi tercatat mengalami perbaikan dari 3,31% menjadi 3,75%.
xi
Perkembangan Sistem Pembayaran
Dari sisi sistem pembayaran tunai, aliran uang kartal pada triwulan IV 2017 di
Maluku Utara tercatat mengalami net-outflow. Pada triwulan IV 2017 aliran uang keluar
(outflow) tercatat sebesar Rp 1078, 739 miliar, sementara aliran uang masuk (inflow)
sebesar Rp 196,476 miliar lebih rendah dari triwulan sebelumnya yang sebesar Rp350,74
miliar atau menurun 17,20% (yoy). Menurunnya net inflow tersebut menunjukkan adanya
peningkatan kebutuhan uang kartal oleh masyarakat dalam rangka memenuhi aktivitas
ekonominya. Peristiwa ini juga ditenggarai oleh adanya peningkatan konsumsi masyarakat
dalam rangka menghadapi faktor musiman yaitu hari Natal dan Tahun Baru serta realisasi
proyek-proyek pembangunan pemerintah daerah yang harus diselesaikan pada akhir tahun.
Perkembangan transaksi pembayaran nontunai di Maluku Utara yang tercermin dari
transaksi pada layanan kliring perbankan mengalami kenaikan yang signifikan. Secara
tahunan, nominal transaksi kliring tercatat mengalami peningkatan sebesar 34,58% (yoy)
pada triwulan IV. Sementara itu, layanan RTGS di Maluku Utara semakin gencar seiring
dengan pertumbuhan ekonomi dan kebutuhan akan akses keuangan digital yang kian tinggi.
Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan
Pada triwulan IV 2017, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) mengalami kenaikan
menjadi 5,33% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 4,01%.
Peningkatan TPT pada triwulan laporan mengindikasikan bahwa saat ini situasi sedang sulit
untuk mendapatkan pekerjaan atau masih menunggu pekerjaan yang sesuai dengan tingkat
pendidikan yang dimiliki.
Sementara, Kesejahteraan masyarakat di area pedesaan terpantau stabil. Pada
Januari 2018, Nilai Tukar Petani (NTP) Maluku Utara tercatat sebesar 100,02, mengalami
penurunan dibandingkan bulan sebelumnya.
Indeks Kebahagiaan antar provinsi di Indonesia bervariasi dengan rentang antara
67,52 sampai dengan 75,68. Nilai Indeks Kebahagiaan tertinggi adalah Provinsi Maluku
Utara sebesar 75,68 diikuti dengan Maluku sebesar 73,77 dan Sulawesi Utara sebesar
73,69.
xii
Prospek Perekonomian
Perekonomian Maluku Utara pada triwulan II 2018 diperkirakan mengalami
akselerasi dari triwulan berjalan dan berada pada kisaran 7,80% - 8,20% (yoy). Dari sisi
permintaan, akselerasi pertumbuhan ekonomi diakibatkan oleh membaiknya kinerja
konsumsi pemerintah yang disebabkan oleh penyelesaian proyek pemerintah daerah
menjelang berakhirnya masa jabatan gubernur saat ini pada triwulan II 2018, serta terus
berlangsungnya pembangunan infrastruktur multiyears di wilayah provinsi Maluku Utara
seperti jalan lingkar Halmahera, proyek kelistrikan, dan pembangunan kawasan industri. Di
lain sisi, akselerasi pertumbuhan ekonomi tersebut masih tertahan oleh kinerja konsumsi
rumah tangga, PMTB, dan ekspor LN akibat dari ketidakpastian dalam bidang ekonomi dan
politik yang disebabkan oleh pelaksanaan Pilkada tingkat provinsi di tahun 2018.
Tekanan inflasi Maluku Utara pada triwulan II 2018 diperkirakan akan
mengalami peningkatan dibanding inflasi triwulan berjalan yakni berada pada kisaran
2,08% (yoy) – 2,48% (yoy) dengan kencederungan bias ke atas. Berdasarkan
disagregasinya, pada kelompok inflasi inti, diperkirakan terdapat sedikit kenaikan yang
disebabkan oleh peningkatan pola konsumsi masyarakat menjelang bulan Ramadhan dan
hari raya Idul Fitri seiring dengan peningkatan UMP. Sementara itu, pada kelompok volatile
food juga diperkirakan mengalami kenaikan dari sisi demand seiring dengan masuknya
bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri. Menurut BMKG, prakiraan curah hujan yang tinggi
pada awal triwulan II 2018 serta gelombang yang tinggi akan memberikan tekanan inflasi
dari sisi supply yaitu bahan makanan berupa ikan yang menjadi komoditas konsumsi utama.
Pada kelompok administered prices, tekanan inflasi diperkirakan berkurang seiring
menghilangnya efek kenaikan jasa pengurusan STNK dan kenaikan tarif PDAM. Dengan
memperhatikan risiko-risiko tersebut, inflasi pada 2018 diperkirakan mencapai 3,9% -
4,3% (yoy).
Perekonomian Maluku Utara pada triwulan IV 2017 tumbuh sebesar 8,30% (yoy),
kembali menunjukkan akselerasi dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan
sebelumnya yang sebesar 7,76% (yoy).
Ditinjau dari sisi pengeluaran, akselerasi terutama terjadi pada sektor konsumsi
rumah tangga, lembaga non profit rumah tangga, pemerintah dan investasi (PMTB).
Sementara ditinjau dari sisi lapangan usaha, lapangan usaha industri pengolahan,
perdagangan, konstruksi, dan transportasi dan pergudangan mengkonfirmasi
akselerasi pertumbuhan pada triwulan IV 2017. Namun demikian, beberapa
lapangan usaha utama seperti pertanian, dan pertambangan menunjukkan
perlambatan pertumbuhan pada periode yang sama.
Pertumbuhan yoy
Triwulan IV 2017
8,30%
BAB I PERKEMBANGAN EKONOMI DAERAH
“Perekonomian Maluku Utara Kembali mengalami
Akselerasi”
Pertumbuhan qtq
Triwulan IV 2017
1,98%
2
1.1 Kondisi Umum
Ekonomi Maluku Utara pada triwulan IV 2017 kembali menunjukkan akselerasi
dibanding triwulan III 2017. Pertumbuhan ekonomi pada triwulan IV 2017 tercatat sebesar
8,30% (yoy), lebih tinggi dari triwulan sebelumnya yang sebesar 7,76% (yoy). Dari sisi
permintaan, akselerasi pertumbuhan ekonomi triwulan IV 2017 didorong oleh peningkatan
konsumsi yang berasal dari rumah tangga, lembaga non profit rumah tangga, dana pemerintah
dan kegiatan investasi di Maluku Utara yang lebih tinggi dibanding triwulan sebelumnya.
Sementara dari sisi penawaran, peningkatan kinerja beberapa lapangan usaha utama yakni
lapangan usaha perdagangan besar dan eceran, lapangan usaha industri pengolahan,
lapangan usaha konstruksi, dan lapangan usaha transportasi dan pergudangan menjadi
pendorong peningkatan pertumbuhan ekonomi pada triwulan IV-2017. Seperti periode triwulan
sebelumnya, ekspansi kinerja lapangan usaha industri pengolahan terutama didorong oleh
beberapa fasilitas pengolahan dan pemurnian mineral (smelter) nikel di Pulau Obi dan Pulau
Gebe yang telah beroperasi sejak triwulan III-2017 dan peningkatan produksinya di triwulan IV
2017. Sementara itu, peningkatan kinerja lapangan usaha perdagangan terjadi seiring dengan
meningkatnya konsumsi rumah tangga dan lembaga non profit rumah tangga. Selanjutnya,
peningkatan pertumbuhan lapangan usaha konstruksi terutama didorong oleh realisasi
pembayaran proyek-proyek pemerintah pada triwulan IV 2017. Sebagaimana periode-periode
sebelumnya, kinerja lapangan usaha konstruksi di Maluku Utara sangat tergantung dari proyek-
proyek pembangunan infrastruktur oleh pemerintah. Pertumbuhan ekonomi Provinsi Maluku
Utara sebesar 8,30% (yoy) pada triwulan IV 2017 kemudian tercatat sebagai pertumbuhan
tertinggi kedua di Kawasan Timur Indonesia, setelah Sulawesi Tengah yang mencatat
pertumbuhan ekonomi sebesar 8,95% (yoy) pada periode yang sama (Gambar 1).
Terlepas dari tren peningkatan pertumbuhan ekonomi Maluku Utara di triwulan III dan IV
2017, lapangan usaha pertanian, kehutanan dan perikanan di Maluku Utara kembali
menunjukkan perlambatan kinerja. Kondisi cuaca, khususnya curah hujan yang tinggi masih
menjadi penyebab utama terhambatnya peningkatan hasil panen untuk komoditas tanaman
bahan pangan, komoditas hortikultura dan komoditas perkebunan. Kondisi tersebut juga
menghambat peningkatan produksi tangkapan ikan di Maluku Utara.
Menapaki triwulan I 2018, perekonomian Maluku Utara diperkirakan akan tumbuh relatif
melambat dibanding triwulan sebelumnya. Pertumbuhan perekonomian Maluku Utara
diperkirakan akan tumbuh pada kisaran 7,69% - 8,09% (yoy) dengan kecenderungan bias
3
ke atas. Ditinjau dari sisi penawaran, lapangan usaha pertambangan diperkirakan akan tumbuh
positif, namun melambat seiring dengan berkurangnya kuota ekspor bijih nikel. Lapangan usaha
konstruksi diperkirakan akan mengalami perlambatan pertumbuhan. Kondisi ini sejalan dengan
perkiraan perlambatan konsumsi pemerintah di triwulan I 2018 mengingat realisasi pembayaran
proyek infrastruktur umumnya dibayarkan pada triwulan III atau IV setiap tahunnya. Lapangan
usaha industri pengolahan kemudian diperkirakan tetap tumbuh tinggi, namun melambat seiring
dengan belum adanya smelter baru yang selesai dibangun.
Adapun lapangan usaha yang diperkirakan akan menjadi pendorong utama
pertumbuhan pada triwulan I 2018 adalah lapangan usaha pertanian, kehutanan dan perikanan,
dan lapangan usaha perdagangan. Lapangan usaha pertanian diperkirakan akan tumbuh lebih
tinggi dibanding triwulan IV 2017 seiring dengan kondisi cuaca yang diperkirakan lebih baik
(curah hujan yang lebih sedikit) pada triwulan I 2018. Melalui hasil survei liaison diperoleh
informasi bahwa hasil panen komoditas tanaman bahan pangan, hortikultura dan perkebunan
umumnya lebih tinggi pada masa panen awal tahun, atau pada triwulan I 2018. Sementara
faktor utama pendorong peningkatan pertumbuhan pada lapangan usaha perdagangan besar
dan eceran di triwulan I 2018 adalah pembelanjaan terkait persiapan pelaksanaan Pilkada 2018
oleh pemerintah, dan meningkatnya konsumsi rumah tangga seiring dengan kenaikan UMP di
tahun 2018. Dengan mempertimbangkan kondisi terkini serta proyeksi triwulan I 2018
tersebut, pertumbuhan ekonomi sepanjang tahun 2018 diperkirakan berada pada kisaran
6,91 – 7,21% (yoy).
Gambar 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Provinsi di Kawasan Timur Indonesia Triwulan IV 2017
4
1.2 Perkembangan PDRB dari Sisi Permintaan
Dari sisi permintaan, akselerasi pertumbuhan ekonomi triwulan IV 2017 didorong oleh
peningkatan pertumbuhan konsumsi rumah tangga, lembaga nonprofit rumah tangga,
pemerintah daerah di Maluku utara dan peningkatan pertumbuhan investasi yang dicerminkan
oleh Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto (PMTB). Realisasi konsumsi rumah tangga
pada triwulan IV 2017 tercatat tumbuh sebesar 5,53% (yoy), lebih tinggi dibanding triwulan III
2017 yang sebesar 3,17% (yoy). Pada periode yang sama, pertumbuhan konsumsi lembaga
nonprofit rumah tangga meningkat dari 6,36% (yoy) pada triwulan III 2017 menjadi 11,20%
(yoy) pada triwulan IV 2017. Konsumsi pemerintah tercatat tumbuh 16,34% (yoy) pada triwulan
IV 2017, lebih tinggi dari triwulan sebelumnya yang sebesar 10,14% (yoy). Sementara
pertumbuhan PMTB tercatat meningkat dari 13,78% (yoy) menjadi 26,69% (yoy).
Seperti telah diperkirakan sebelumnya, perdagangan luar negeri Maluku Utara
menunjukkan kinerja yang semakin baik pada triwulan IV 2017. Semakin optimalnya hasil
produksi fero-nikel seiring dengan pengoperasian smelter di beberapa perusahaan di Maluku
Utara terutama di Pulau Obi dan Pulau Gebe, mendorong peningkatan kinerja ekspor pada
triwulan IV 2017. Ekspor fero-nikel, dan ekspor bijih nikel dan konsentratnya masih menjadi
pendorong utama peningkatan kinerja ekspor luar negeri di Maluku Utara. Seperti periode
sebelumnya, komoditas ekspor dari Maluku Utara adalah fero-nikel dan bijih nikel dan
konsentratnya dengan tujuan ekspor Tiongkok. Di sisi lain, impor luar negeri turut tercatat
mengalami peningkatan, dari -17,02% (yoy) di triwulan III 2017 menjadi 59,73% (yoy) di triwulan
IV 2017. Kembali menggeliatnya ekspor Maluku Utara yang berasal dari komoditas
pertambangan dan olahannya ini, memicu bergeliatnya kembali perekonomian masyarakat di
sekitarnya, baik yang menjadi pekerja maupun penyedia jasa-jasa pendukung kegiatan
pertambangan.
Seiring dengan tingkat pertumbuhan ekspor yang terjaga pada level yang tinggi, pada
Tabel 1.1 dapat dilihat bahwa ekspor luar negeri menjadi komponen dengan andil pertumbuhan
yang paling besar di triwulan IV 2017, yakni sebesar 20,84% (yoy). Diikuti oleh pengeluaran
konsumsi pemerintah yang tercatat sebesar 5,07% (yoy). Pengeluaran konsumsi rumah tangga
turut memberikan andil sebesar 2,34% (yoy).
5
Tabel 1.1 Pertumbuhan dan Andil PDRB Sisi Penggunaan
Struktur perekonomian Maluku Utara dari sisi permintaan pada triwulan IV 2017 relatif
tidak berubah dibanding dengan periode-periode sebelumnya. Struktur perekonomian masih
didominasi oleh konsumsi, baik konsumsi rumah tangga ataupun konsumsi pemerintah.
Sementara itu pangsa komponen investasi (PMTB) yang sebesar 29,42%, tidak banyak
berubah dari pangsanya pada triwulan III 2017 yang sebesar 27,42%.
Grafik 1.1 Struktur PDRB Sisi Penggunaan pada Triwulan IV 2017
1.2.1 Konsumsi Masyarakat dan LNPRT
Pertumbuhan konsumsi rumah tangga pada triwulan IV 2017 tercatat meningkat, dari
3,17% (yoy) pada triwulan III 2017 menjadi 5,53% (yoy) pada triwulan IV 2017. Sementara itu,
konsumsi lembaga nonprofit yang melayani rumah tangga (LNPRT) pada triwulan IV 2017
tumbuh 11,20% (yoy), menunjukkan akselerasi dari triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar
Tw III 2017 Tw IV 2017 Tw III 2017 Tw IV 2017
Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 3,17 5,53 1,05 2,34
Pengeluaran Konsumsi LNPRT 6,36 11,20 0,08 0,13
Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 10,14 16,34 3,69 5,07
Pembentukan Modal Tetap Bruto 13,78 26,69 4,14 11,21
Perubahan Inventori 1.708,04 (2.794,89) (3,83) (2,26)
Ekspor Luar Negeri 548,03 663,70 18,04 20,84
Impor Luar Negeri (17,02) 59,73 (2,04) 4,24
Net Ekspor Antar Daerah 227,15 111,89 (17,43) (24,79)
P D R B 7,76 8,30
KomponenPertumbuhan (%, yoy) Andil (%)
Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara, diolah
Sumber: BPS Provinsi Maluku Utara, diolah
6
6,36% (yoy). Dengan kondisi pertumbuhan yang demikian, konsumsi masyarakat memberikan
andil sebesar 2,34% pada pertumbuhan ekonomi Maluku Utara.
Grafik 1.2 Perkembangan Pendapatan Rumah
Tangga
Grafik 1.3 Perkembangan Indeks Penghasilan Saat
Ini dibanding 6 Bulan Lalu
Peningkatan pertumbuhan konsumsi rumah tangga pada triwulan IV 2017 sejalan
dengan perkembangan Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) dan Indeks Penghasilan Saat Ini,
dan Indeks Pengeluaran Konsumsi hasil Survei Konsumen Bank Indonesia. Seperti dapat
dilihat pada Grafik 1.3 diatas, IKE, Indeks Penghasilan Saat ini, dan Indeks Pengeluaran
Konsumsi di Maluku Utara pada triwulan IV 2017 masing-masing sebesar 139,4; 146,7; dan
146,7. Ketiga indeks tersebut lebih tinggi dibanding triwulan III 2017 yang masing-masing
sebesar 126,7; 141,7; dan 128,3. Selain itu, berdasarkan data BPS Maluku Utara, Indeks
Pendapatan Rumah Tangga pada triwulan IV 2017 sebesar 102,27 yang meskipun nilainya
lebih rendah dari triwulan III 2017, namun angka diatas 100 menunjukkan optimisme
masyarakat masih terjaga.
Secara umum, peningkatan konsumsi rumah tangga pada triwulan IV 2017 terutama
didorong oleh meningkatnya belanja masyarakat pada momen hari raya keagamaan Natal dan
libur tahun baru. Sebagaimana ditunjukkan oleh peningkatan Indeks Pembelian Barang Tahan
Lama hasil SK Bank Indonesia, dapat dilihat bahwa masyarakat menilai periode akhir tahun
merupakan saat yang tepat untuk melakukan pembelian barang konsumsi tahan lama.
Berdasarkan pemantauan di lapangan, banyaknya program promosi dan diskon akhir tahun
menjadi daya tarik bagi masyarakat untuk berbelanja lebih banyak di akhir tahun dibanding
periode sebelumnya. Selain itu, peningkatan kinerja lapangan usaha industri pengolahan
Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara, diolah Sumber : Survei Konsumen Bank Indonesia, diolah
7
khususnya di perusahaan smelter juga berdampak positif pada peningkatan pendapatan
masyarakat yang bekerja di lapangan usaha tersebut yang akhirnya mendorong peningkatan
konsumsi masyarakat. Di sisi lain, peningkatan pertumbuhan yang cukup tinggi dari konsumsi
LNPRT, dari 6,35% (yoy) pada triwulan III 2017 menjadi 11,20% (yoy) pada triwulan IV 2017
terindikasi terjadi seiring dengan pembelanjaan persiapan menjelang Pilkada tahun 2018.
1.2.2 Pengeluaran Pemerintah
Pertumbuhan pada sektor konsumsi pemerintah tercatat mengalami peningkatan
dibanding triwulan sebelumnya. Pengeluaran konsumsi pemerintah tumbuh dari 10,14% (yoy)
pada triwulan III 2017 menjadi 16,34% (yoy) pada triwulan IV 2017, dan memberikan andil
pertumbuhan pada triwulan IV 2017 sebesar 5,07%. Sebagaimana pola realisasi belanja
pemerintah pada umumnya, peningkatan konsumsi pemerintah pada triwulan IV 2017 terutama
didorong oleh realisasi pembayaran proyek-proyek infrastruktur pemerintah. Kondisi ini juga
tercermin dari meningkatnya pendapatan di lapangan usaha konstruksi di Maluku Utara pada
periode yang sama. Seperti dijelaskan sebelumnya, proyek-proyek pemerintah mendominasi
proyek yang dikerjakan oleh pelaku usaha di lapangan usaha konstruksi.
Untuk periode triwulan I 2018, konsumsi pemerintah diperkirakan akan mengalami
perlambatan sebagaimana pola musimannya. Perlambatan tersebut diperkirakan terjadi seiring
dengan pola realisasi belanja pemerintah berupa termin pembayaran proyek-proyek
infrastruktur yang sebagian besar dilakukan pada triwulan II dan triwulan IV. Adapun belanja
pemerintah yang cukup tinggi pada triwulan I 2018 diperkirakan berupa belanja terkait
persiapan pelaksanaan Pilkada tahun 2018.
1.2.3 Kegiatan Ekspor – Impor
Komponen ekspor luar negeri dalam perekonomian (PDRB) Maluku Utara triwulan IV
2017 kembali mencatatkan pertumbuhan yang tinggi. Pertumbuhan ekspor pada triwulan IV
2017 tercatat sebesar 663,70% (yoy), lebih tinggi dibanding triwulan III 2017 yang sebesar
548,03% (yoy). Peningkatan kinerja ekspor luar negeri tersebut terutama disebabkan oleh tren
peningkatan ekspor bijih nikel dan konsentratnya, dan ekspor fero-nikel pada triwulan IV 2017.
Kedepannya, produksi nikel ataupun fero-nikel di Maluku Utara diperkirakan akan semakin
meningkat seiring dengan adanya rencana peningkatan kapasitas oleh beberapa perusahaan
tambang ataupun perusahaan smelter nikel. Berdasarkan informasi dari Inspektur Tambang di
8
Provinsi Maluku Utara, beberapa perusahaan tersebut telah selesai melakukan pengurusan izin
untuk peningkatan kapasitas perusahaan dan pengembangannya akan ditindaklanjuti sesuai
keputusan dari para investor atau high level management di perusahaan.
Di lain sisi, impor luar negeri Maluku Utara tercatat meningkat sebesar 59,73% (yoy)
pada periode yang sama, lebih tinggi dibanding periode triwulan sebelumnya yang
menunjukkan kontraksi sebesar 17,02% (yoy). Berdasarkan data BPS Provinsi Maluku Utara,
komoditas impor luar negeri didominasi oleh barang modal seperti mesin-mesin dan peralatan
listrik, dan bahan baku untuk pengoperasian smelter dan pembuatan fero-nikel.
Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara, diolah Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara, diolah
Grafik 1.4 Perkembangan Volume Ekspor Luar Negeri
Grafik 1.5 Perkembangan Nilai Ekspor Luar Negeri
Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara, diolah Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara, diolah
Grafik 1.6 Perkembangan Volume Impor Luar Negeri
Grafik 1.7 Perkembangan Nilai Impor Luar Negeri
Dari sisi perdagangan antar daerah, ekspor antar provinsi dari provinsi Maluku Utara
mencatatkan pertumbuhan sebesar 2,86% (yoy) pada triwulan IV 2017, melambat dari triwulan
9
III 2017 yang tumbuh sebesar 5,73% (yoy) (Grafik 1.8). Perlambatan ini terjadi seiring dengan
melambatnya pertumbuhan hasil produksi lapangan usaha pertanian, kehutanan dan perikanan
di Maluku Utara, mengingat komoditas yang diekspor keluar provinsi Maluku Utara utamanya
adalah komoditas hasil perkebunan dan perikanan seperti cengkih, pala, dan kelapa, serta ikan
tuna dan cakalang.
Di sisi lain, impor antar provinsi Maluku Utara mencatatkan pertumbuhan sebesar
24,53% (yoy) pada triwulan IV 2017, lebih tinggi dibanding triwulan III 2017 yang sebesar
22,91% (yoy) (Grafik 1.9). Peningkatan tersebut terutama didorong oleh meningkatnya
kebutuhan masyarakat akan komoditas bahan pokok/ tanaman bahan pangan seperti beras,
cabai, dan komoditas utama lainnya seperti daging ayam ras, telur ayam ras, dan daging sapi
sehingga harus dipasok dari provinsi lain, seperti dari Manado, Makassar, dan Jawa Timur.
Kebutuhan masyarakat Maluku Utara akan barang-barang kebutuhan rumah tangga juga
meningkat pada triwulan IV 2017 sebagaimana diindikasikan oleh peningkatan pertumbuhan
konsumsi rumah tangga, sehingga untuk memenuhi kebutuhannya perlu pasokan dari luar
daerah.
Dengan demikian, secara umum neraca perdagangan Maluku Utara tercatat mengalami
net-import antar daerah. Net-import antar daerah Maluku Utara pada triwulan IV 2017 tercatat
sebesar Rp2,48 triliun, meningkat 79% dari triwulan III 2017 yang sebesar Rp1,38 triliun.
Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara, diolah Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara, diolah
Grafik 1.8 Perkembangan Ekspor Antar Provinsi Maluku Utara
Grafik 1.9 Perkembangan Impor Antar Provinsi Maluku Utara
Tingginya kebutuhan pasokan dari luar daerah Maluku Utara tersebut terutama pada
momen-momen hari raya keagamaan dan liburan nasional perlu ditangani secara bertahap oleh
pemerintah daerah dan stakeholders terkait lainnya. Koordinasi pemerintah daerah dan
10
stakeholders melalui pelaksanaan program-program TPID seperti program-program
pengendalian harga dan peningkatan produksi pangan daerah di setiap kabupaten/kota di
Maluku Utara hendaknya semakin diperkuat, agar pemenuhan pasokan-pasokan komoditas
utama kebutuhan masyarakat yang dipasok dari luar daerah dapat berkurang seiring
berjalannya waktu.
1.3 Perkembangan Ekonomi Sisi Penawaran
Pada sisi penawaran, akselerasi perekonomian Maluku Utara pada triwulan IV 2017
terutama didorong oleh ekspansi pertumbuhan lapangan usaha industri pengolahan,
perdagangan, konstruksi, transportasi dan pergudangan, informasi dan komunikasi, penyediaan
akomodasi dan makan minum, jasa keuangan, dan real estate. Dari lapangan-lapangan usaha
yang menunjukkan ekspansi kinerja pada triwulan IV 2017 tersebut, pertumbuhan lapangan
usaha industri pengolahan kembali mencatatkan pertumbuhan tertinggi, yaitu sebesar 47,11%
(yoy), meningkat dibanding triwulan III 2017 yang sebesar 41,50% (yoy). Selanjutnya lapangan
usaha perdagangan menunjukkan pertumbuhan sebesar 6,37% (yoy) pada triwulan IV 2017,
lebih besar dari pertumbuhan pada triwulan III 2017 yang sebesar 5,37% (yoy). Lapangan
usaha konstruksi meningkat dari 8,78% (yoy) pada triwulan III 2017 menjadi 10,28% (yoy) pada
triwulan IV 2017. Pada periode yang sama pertumbuhan lapangan usaha transportasi dan
pergudangan meningkat dari 6,81% (yoy) menjadi 7,42% (yoy). Pertumbuhan lapangan usaha
informasi dan komunikasi meningkat dari 6,30% (yoy) menjadi 7,41% (yoy). Lapangan usaha
akomodasi dan makan minum tumbuh dari 9,97% (yoy) di triwulan III 2017 menjadi 10,73%
(yoy) di triwulan IV 2017. Sementara pada periode yang sama lapangan usaha real estate
tumbuh dari 8,15% (yoy) menjadi 8,64% (yoy) (Grafik 1.10).
Selain menunjukkan peningkatan pertumbuhan tahunan yang tinggi, lapangan usaha
industri pengolahan juga kembali menjadi penyumbang andil pertumbuhan tertinggi di Maluku
Utara. Pada triwulan IV 2017, andil lapangan usaha industri pengolahan terhadap pertumbuhan
di Maluku Utara sebesar 2,7%, meningkat dibanding triwulan III 2017 yang sebesar 2,52%.
Andil pertumbuhan terbesar kedua adalah dari lapangan usaha perdagangan, yaitu sebesar
1,14% pada triwulan IV 2017, lebih besar dari triwulan III 2017 yang hanya sebesar 0,98%.
Lapangan usaha administrasi pemerintahan kemudian menjadi penyumbang andil pertumbuhan
terbesar ketiga, yaitu sebesar 1,12% pada triwulan IV 2017, meskipun pertumbuhannya
melambat dibanding triwulan III 2017.
11
Tabel 1.2 Pertumbuhan Sektoral PDRB Sisi Penawaran
Grafik 1.10 Andil Pertumbuhan Sektoral PDRB Sisi Penawaran Triwulan IV 2017
Tw III 2017 Tw IV 2017
1 Pertanian 1,41 1,02
2 Pertambangan 10,28 9,28
3 Industri Pengolahan 41,50 47,11
4 Listrik & Gas 9,80 11,38
5 Pengadaan Air & Sanitasi 8,47 7,40
6 Konstruksi 8,78 10,28
7 Perdagangan 5,37 6,37
8 Transportasi 6,81 7,42
9 Akomodasi & Restoran 9,97 10,73
10 Informasi 6,30 7,41
11 Jasa Keuangan 5,48 5,97
12 Real Estate 8,15 8,64
13 Jasa Perusahaan 6,72 7,70
14 Administrasi Pemerintahan 7,18 6,81
15 Jasa Pendidikan 4,51 6,35
16 Jasa Kesehatan 4,90 8,24
17 Jasa lainnya 7,19 7,33
7,76 8,30
Lapangan UsahaNo
PDRB
Growth (%, yoy)
Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara, diolah
12
Grafik 1.11 Perkembangan Sektoral PDRB Sisi Penawaran
Sumber: SKDU, diolah
Grafik 1.12 Perkembangan Saldo Bersih Tertimbang Realisasi Kegiatan Usaha
Perekonomian Maluku Utara pada triwulan IV 2017 sebesar 8,30% (yoy) tersebut
merupakan pertumbuhan ekonomi tertinggi di Kawasan Timur Indonesia, setelah Sulawesi
Tengah yang mencatatkan pertumbuhan sebesar 8,95% (yoy). Arah pertumbuhan ekonomi
Maluku Utara pada triwulan IV 2017 tersebut juga searah dengan hasil Survei Kegiatan Dunia
Usaha (SKDU) triwulan IV 2017 yang menunjukkan angka Saldo Bersih Tertimbang Realisasi
Kegiatan Usaha yang positif (Grafik 1.13).
Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara, diolah
13
Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, akselerasi perekonomian Maluku Utara
pada triwulan IV 2017 ini terutama didorong oleh peningkatan kinerja lapangan usaha industri
pengolahan, yang pada triwulan IV 2017 memberikan andil sebesar 2,7% untuk pertumbuhan
ekonomi Maluku Utara. Tren peningkatan pertumbuhan yang cukup signifikan pada lapangan
usaha ini ditengarai disebabkan oleh meningkatnya hasil produksi fero-nikel di perusahaan-
perusahaan yang memiliki smelter di Pulau Obi dan Pulau Gebe. Kondisi ini tercermin dari
peningkatan ekspor luar negeri Maluku Utara pada periode yang sama, yang didorong oleh
ekspor bijih nikel dan konsentratnya, dan fero-nikel. Pertumbuhan lapangan usaha industri
pengolahan ini pun diperkirakan akan tetap tinggi pada triwulan mendatang seiring dengan
upaya peningkatan kapasitas produksi dari beberapa perusahaan besar yang telah memperoleh
izin dari Kementerian ESDM. Sementara pada lapangan usaha perdagangan besar dan eceran,
faktor utama pendorong pertumbuhannya adalah meningkatnya konsumsi rumah tangga dan
pemerintah seiring momen hari raya Natal, libur tahun baru, dan persiapan menjelang Pilkada
tahun 2018.
Grafik 1.13 Struktur PDRB Sisi Penawaran
Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara, diolah
14
Secara umum, struktur perekonomian Maluku Utara pada triwulan IV 2017 tidak banyak
mengalami perubahan dibanding periode-periode sebelumnya. Sebagaimana ditampilkan pada
Grafik 1.14, lapangan usaha pertanian, kehutanan, dan perikanan masih mendominasi dengan
pangsa sebesar 23,04% dari total PDRB. Disusul oleh lapangan usaha perdagangan besar dan
eceran dengan pangsa sebesar 16,96% dari total PDRB. Sementara itu, lapangan usaha
administrasi pemerintahan memiliki pangsa sebesar 16,25%. Lapangan usaha pertambangan
memiliki pangsa sebesar 9,28%.
1.3.1 Lapangan Usaha Industri Pengolahan
Pada triwulan IV 2017, ekspansi kinerja lapangan usaha industri pengolahan kembali
menjadi sumber pertumbuhan tertinggi perekonomian Maluku Utara. Lapangan usaha industri
pengolahan tercatat tumbuh sebesar 47,11% (yoy), meningkat signifikan dibanding triwulan
sebelumnya yang sebesar 41,50% (yoy). Seiring dengan peningkatan pertumbuhan tersebut,
andil pertumbuhan ekonomi dari lapangan usaha industri pengolahan pada triwulan IV 2017
tercatat sebesar 2,70%, lebih tinggi dari andilnya pada triwulan III 2017 yang sebesar 2,52%.
Capaian kinerja tersebut sesuai perkiraan, terjadi seiring dengan meningkatnya produksi dan
ekspor fero-nikel dari perusahaan-perusahaan di Pulau Obi dan Pulau Gebe ke Tiongkok.
Seperti ditampilkan pada Grafik 1.15 dan Grafik 1.16, ekspor Fero-nikel dan bijih nikel dari
Maluku Utara menunjukkan peningkatan baik dari sisi volume ataupun dari nilainya.
Sumber: BPS Maluku Utara, diolah Sumber: BPS Maluku Utara, diolah
Grafik 1.14 Perkembangan Volume Ekspor Fero-nikel dan Bijih Nikel
Grafik 1.15 Perkembangan Nilai Ekspor Fero-nikel dan Bijih Nikel
Capaian kinerja yang tinggi dari lapangan usaha industri pengolahan diperkirakan akan
berlanjut pada triwulan I 2018. Berlanjutnya produksi dan ekspor fero-nikel ke Tiongkok seiring
15
dengan optimalisasi smelter akan menjadi faktor utama pendorong pertumbuhan lapangan
usaha ini. Rencana pengembangan kapasitas produksi pada perusahaan-perusahaan yang
memiliki smelter telah memperoleh izin dari Kementerian ESDM dan pihak lainnya. Selain itu,
kondisi perizinan yang kondusif dan diakui tidak terdapat hambatan yang signifikan pada
perizinan, dan optimisme investor akan meningkatnya permintaan fero-nikel dari Tiongkok serta
optimisme investor terhadap harga komoditas nikel di pasar global yang diperkirakan stabil dan
cenderung meningkat di bulan-bulan mendatang akan menjadi faktor utama peningkatan kinerja
perusahaan di industri pengolahan ini.
Sumber: BPS Maluku Utara, diolah
Grafik 1.16 Perkembangan Produksi Industri di Maluku Utara
Peningkatan kinerja pada lapangan usaha industri pengolahan, selain ditunjukkan oleh
perusahaan-perusahaan industri pengolahan nikel, juga dicerminkan oleh industri besar dan
sedang di Maluku Utara. Pada Grafik 1.17, dapat dilihat bahwa pertumbuhan produksi industri
besar dan sedang di Maluku Utara menunjukkan peningkatan dari 3,41%(yoy) di triwulan III
2017 menjadi 5,35% (yoy) di triwulan IV 2017. Sementara di sisi lain, produksi pada industri
mikro dan kecil menunjukkan perlambatan pertumbuhan, dari 28,88% (yoy) pada triwulan III
2017 menjadi 25,83% (yoy) pada triwulan IV 2017.
1.3.2 Lapangan Usaha Perdagangan Besar dan Eceran
Setelah sebelumnya mencatatkan perlambatan pertumbuhan pada triwulan III 2017,
lapangan usaha perdagangan besar dan eceran menunjukkan akselerasi pertumbuhan pada
triwulan IV 2017. Lapangan usaha perdagangan besar dan eceran tercatat tumbuh sebesar
6,37% (yoy) pada triwulan IV 2017, lebih tinggi dibanding triwulan III 2017 yang sebesar 5,73%
16
(yoy). Peningkatan kinerja pada lapangan usaha ini tidak dapat dipisahkan dari peningkatan
konsumsi rumah tangga, konsumsi LNPRT, konsumsi pemerintah pada periode yang sama.
Telah dijelaskan sebelumnya bahwa peningkatan konsumsi rumah tangga terjadi seiring
dengan meningkatnya pendapatan masyarakat dan adanya momen hari raya Natal dan libur
tahun baru di triwulan IV 2017. Maraknya program promosi dan diskon dari perusahaan-
perusahaan yang bergerak di lapangan usaha perdagangan menjadi daya tarik bagi
masyarakat, sehingga periode akhir tahun ini dinilai merupakan momen yang tepat untuk
melakukan pembelian barang-barang konsumsi tahan lama. Dapat dilihat pada Grafik 1.18,
pertumbuhan konsumsi masyarakat untuk makanan dan minuman selain restoran, pakaian dan
alas kaki, dan perumahan dan perlengkapan rumah tangga pada triwulan IV 2017 menunjukkan
peningkatan dibanding triwulan III 2017. Kondisi ini juga sesuai dengan hasil Survei Konsumen
oleh Bank Indonesia yang menunjukkan bahwa indeks Pengeluaran Konsumsi Untuk Barang
Tahan Lama di triwulan IV 2017 lebih tinggi dibanding triwulan III 2017. Di sisi lain, peningkatan
konsumsi LNPRT dan konsumsi pemerintah untuk belanja terkait persiapan pelaksanaan
Pilkada 2018 juga terindikasi mendorong peningkatan kinerja pada lapangan usaha
perdagangan besar dan eceran.
Sumber: BPS Maluku Utar, dan Survei Konsumen, diolah
Grafik 1.17 Perkembangan Konsumsi Rumah Tangga
17
1.3.3 Lapangan Usaha Konstruksi
Lapangan usaha konstruksi tercatat tumbuh sebesar 10,28% (yoy) pada triwulan IV
2017, lebih tinggi dibanding triwulan III 2017 yang sebesar 8,78% (yoy). Karakteristik dari
perusahaan di lapangan usaha konstruksi di Maluku Utara yang pangsa utama penjualannya
adalah dari sektor pemerintah, membuat kinerja lapangan usaha konstruksi sangat terkait
dengan sisi konsumsi pemerintah. Peningkatan kinerja lapangan usaha ini pada triwulan IV
2017 terutama didorong oleh realisasi pembayaran proyek-proyek pemerintah yang umumnya
dilakukan di akhir tahun. Meskipun jumlah proyek pemerintah yang masih berjalan ataupun
proyek baru di triwulan IV 2017 cenderung lebih sedikit dibanding triwulan sebelumnya, namun
realisasi pembayaran pada triwulan IV tersebut mampu membuat pendapatan lapangan usaha
konstruksi di triwulan IV 2017 meningkat dibanding triwulan sebelumnya.
Sumber: BPS Maluku Utara, diolah Sumber: BCI, diolah
Grafik 1.18 Volume Pengadaan Semen Maluku Utara
Grafik 1.19 Jumlah Proyek yang Tengah Berlangsung di Maluku Utara
Pada triwulan I 2018, pertumbuhan lapangan usaha konstruksi diperkirakan tetap positif
namun melambat dibanding triwulan IV 2017. Landasan dari perkiraan perlambatan
pertumbuhan lapangan usaha konstruksi di triwulan I 2018 terlihat pada melambatnya
penjualan semen di Maluku Utara pada triwulan IV 2017 (Grafik 1.19). Kondisi ini terbilang
wajar mengingat proyek-proyek yang dikerjakan oleh perusahaan sebagian besar merupakan
proyek-proyek infrastruktur pemerintah. Dengan demikian, tender untuk proyek-proyek tersebut
umumnya baru dimulai pada awal tahun 2018, seiring dengan telah ditetapkannya anggaran
pemerintah (APBD) 2018. Kondisi ini juga dicerminkan oleh menurunnya jumlah proyek yang
sedang berjalan ataupun proyek baru di triwulan IV 2017 di Maluku Utara. Berdasarkan data
18
BCI, jumlah proyek yang tengah berlangsung pada triwulan IV 2017 di Maluku Utara adalah 76
proyek, lebih sedikit dibanding jumlah proyek di triwulan III 2017 yang sebanyak 96 proyek. Dari
sisi kepemilikan proyek, seluruh proyek yang berlangsung pada triwulan IV 2017 tersebut
merupakan proyek pemerintah.
1.3.4 Lapangan Usaha Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan, dan Lapangan Usaha Lainnya
Lapangan usaha pertanian, kehutanan dan perikanan hanya tumbuh sebesar 1,02%
(yoy) pada triwulan IV 2017, lebih rendah dibanding triwulan III 2017 yang sebesar 1,41% (yoy).
Masih sama seperti triwulan III 2017, perlambatan tersebut terjadi terutama disebabkan oleh
menurunnya hasil panen komoditas tabama, hortikultura, perkebunan, dan perikanan pada
triwulan IV 2017 karena faktor cuaca yang tidak mendukung. Sebagaimana ditampilkan oleh
data dari PPN Ternate pada Grafik 1.21, pertumbuhan volume tangkapan ikan kembali
menunjukkan tren penurunan. Pada triwulan IV 2017 pertumbuhan volume tangkapan ikan
tercatat mengalami kontraksi yaitu -2,85% (yoy), lebih rendah dibanding triwulan III 2017 yang
tumbuh positif sebesar 13,91% (yoy). Penurunan hasil tangkapan ikan ini dapat menjadi indikasi
perlambatan kinerja perusahaan-perusahaan di lapangan usaha perikanan di Maluku Utara.
Sumber: PPN Ternate, diolah
Grafik 1.20 Jumlah Tangkapan Ikan
Meskipun perekonomian Maluku Utara mencatatkan angka pertumbuhan yang tinggi
pada triwulan III dan IV 2017, perlambatan kinerja pada lapangan usaha pertanian, kehutanan
dan perikanan yang selama ini memiliki pangsa terbesar pada perekonomian Maluku Utara
perlu mendapat perhatian. Lapangan usaha pertanian, kehutanan dan perikanan sebagaimana
halnya pada triwulan III 2017 kembali mencatatkan perlambatan pertumbuhan. Seperti telah
19
disebutkan di atas, pertumbuhan lapangan usaha pertanian, kehutanan dan perikanan pada
triwulan IV 2017 hanya sebesar 1,02% (yoy), sangat disayangkan mengingat lapangan usaha
pertanian, kehutanan dan perikanan merupakan lapangan usaha dengan pangsa terbesar dan
jumlah serapan tenaga kerja paling tinggi di Maluku Utara. Selain itu, potensi pemanfaatan
komoditas perkebunan sebagai sumber pertumbuhan yang sustainable tidak dapat disepelekan.
Namun demikian potensi yang sangat tinggi dari lapangan usaha pertanian tersebut belum
dikelola secara optimal. Pada triwulan IV 2017, dengan pangsa sebesar 23,04% dari total
PDRB di Maluku Utara, lapangan usaha pertanian, kehutanan, dan perikanan hanya
memberikan andil sebesar 0,23% untuk pertumbuhan ekonomi triwulan IV 2017 yang sebesar
8,30% (yoy). Andil pertumbuhan tersebut sangat rendah dibanding andil pertumbuhan dari
lapangan usaha pertambangan dan industri pengolahan, yang masing-masing sebesar 0,89%
dan 2,70% pada periode yang sama. Fakta bahwa lapangan usaha pertambangan dan industri
pengolahan (dalam hal ini perusahaan smelter nikel) memiliki peran penting dalam
perekonomian Maluku Utara tidak dapat disangkal, namun para stakeholders di daerah
hendaknya memahami bahwa sebagian besar perusahaan-perusahaan tersebut merupakan
PMA sehingga dari keuntungan yang diperoleh hanya sebagian kecil yang dinikmati masyarakat
Maluku Utara. Bagi pemerintah, pendapatan yang diperoleh hanya berupa penerimaan dari land
rent dan pajak lainnya. Selain itu, tidak banyak masyarakat Maluku Utara yang memiliki posisi
strategis di perusahaan-perusahaan tersebut. Pada perusahaan pengolahan nikel, yaitu
perusahaan yang memiliki smelter, para tenaga kerja didatangkan dari Tiongkok mengingat skill
khusus yang diperlukan dalam pembangunan, pengoperasian, dan perawatan smelter tidak
dimiliki oleh masyarakat Maluku Utara. Dengan demikian, serapan tenaga kerja yang
ditawarkan oleh perusahaan tambang dan pengolahannya tersebut relatif kecil. Selain itu
karakteristik dari perusahaan tambang itu sendiri adalah tidak sustainable dalam jangka
panjang mengingat komoditas logam-logam yang ditambang tergolong sumber daya alam yang
tidak dapat diperbaharui. Pemerintah daerah hendaknya mulai fokus pada pengembangan
sumber-sumber ekonomi baru di daerah Maluku Utara yang lebih sustainable di masa-masa
mendatang.
Sebagai perbandingan, berdasarkan data ketenagakerjaan Agustus 2017 dari BPS
Maluku Utara, jumlah tenaga kerja di lapangan usaha pertanian mencapai 205.540 jiwa, jauh
lebih tinggi dari jumlah tenaga kerja di lapangan usaha pertambangan dan lapangan usaha
industri pengolahan yang sebesar 13.950 jiwa dan 44.530 jiwa. Dengan demikian, untuk
menciptakan pertumbuhan ekonomi yang inklusif di Maluku Utara, pemerintah daerah dan
20
stakeholder lainnya tidak dapat hanya tergantung pada lapangan usaha pertambangan dan
industri pengolahan (dalam hal ini perusahaan yang memiliki smelter) saja, namun harus mulai
mendorong peningkatan kinerja lapangan usaha pertanian, kehutanan dan perikanan. Selain
itu, pemerintah daerah juga harus mulai mengembangkan sumber-sumber ekonomi baru yang
mampu mendorong pertumbuhan ekonomi yang sustainable dan inklusif. Sebagai contoh,
pemerintah dan stakeholders terkait dapat mulai mengembangkan produk olahan dari
komoditas kelapa yang pasokannya melimpah di Maluku Utara, dan mengembangkan
pariwisata di Maluku Utara. Pengembangan ekonomi pada lapangan-lapangan usaha tersebut,
selain dapat menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar, juga memiliki multiplier effect yang
besar pada lapangan-lapangan usaha lainnya.
21
Hingga triwulan IV 2017, realisasi pendapatan daerah Pemerintah Provinsi Maluku
Utara sebesar Rp2.158,19 miliar atau meningkat 55,18% (yoy) dari periode yang
sama tahun sebelumnya
Dari sisi pengeluaran, belanja APBD hingga triwulan IV 2017 terealisasi sebesar
Rp1.970,54 miliar atau 78,36% dari nilai belanja yang dianggarkan. Pertumbuhan
ini lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya di mana realisasi sudah mencapai
74,85% pada periode yang sama.
BAB II KEUANGAN PEMERINTAH
“Kinerja pendapatan Pemerintah Provinsi Maluku
Utara hingga triwulan IV 2017 meningkat dibanding
periode yang sama tahun sebelumnya”
Realisasi Pendapatan
Triwulan IV 2017
Rp2.158,19
miliar
Realisasi Belanja
Triwulan IV 2017
Rp1.970,54 miliar
22
2.1 Struktur APBD
Anggaran pendapatan Pemprov Maluku Utara dalam APBD 2017 adalah sebesar
Rp2,86 triliun atau meningkat 27,80% dari anggaran pendapatan APBD 2016 yang tercatat
sebesar Rp2,24 triliun (Tabel 2.1). Sementara itu, anggaran belanja Pemprov Maluku Utara
dalam APBD 2017 ditetapkan sebesar Rp2,51 triliun atau meningkat 7,66% dari anggaran
belanja APBD 2016 yang tercatat sebesar Rp2,34 triliun (Tabel 2.1). Sementara anggaran
belanja APBD 2016 tercatat Rp2,33 triliun atau meningkat 28,34% dari anggaran belanja tahun
sebelumnya. Berdasarkan penetapan dari DPRD Maluku Utara tanggal 12 Januari 2017, APBD
Provinsi Maluku Utara ditetapkan surplus Rp215 miliar. APBD tersebut mengalami penyesuaian
dengan rincian sebagai berikut:
Tabel 2.1 APBD Maluku Utara 2017
Pada anggaran pendapatan, kenaikan anggaran terutama bersumber dari peningkatan
signifikan dari target Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah yang mencapai 247,91% (Grafik
2.1). Kenaikan target Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah ini dikarenakan target pendapatan
hibah meningkat lebih dari dua kali lipat dari tahun sebelumnya dan terdapat target pendapatan
lainnya yang pada anggaran sebelumnya tidak dicantumkan. Disamping komponen Lain-lain
Pendapatan Daerah yang Sah, komponen Pendapatan Asli Daerah (PAD) juga ditargetkan
mengalami kenaikan mencapai 71,98% dan peningkatan pendapatan transfer sebesar
4,64%(Grafik 2.1). Pendapatan transfer adalah pendapatan yang didapatkan dari pemerintah
pusat sesuai dengan aturan perundang-undangan yang berlaku. Secara struktur, pendapatan
transfer ini masih menjadi sumber pendapatan terbesar pemerintah Maluku Utara yaitu sebesar
66,61% pada APBD 2017, meskipun demikian pada tahun 2017 ini Pemerintah Provinsi Maluku
Sumber : Badan Pengelolaan Keuangan, Pendapatan dan Asset Daerah (BPKPAD) Provinsi Maluku Utara
23
Utara berupaya meningkatkan target Pendapatan Asli Daerah (PAD) dengan cara
mengoptimalkan penyerapan pajak melalui elektronifikasi transaksi, mendorong pembayaran
bagi hasil pertambangan yang selama ini tertunda, serta peningkatan pemasukan dari sektor
perikanan.
Grafik 2.1 Perubahan Struktur APBD Akun Pendapatan Tahun 2016 dan 2017
Kenaikan juga terjadi pada anggaran belanja seiring adanya kenaikan pada anggaran
pendapatan. Kenaikan terjadi terutama pada pos belanja operasional sebesar 15,65% (Grafik
2.2). Kenaikan pada nominal belanja operasional tersebut terjadi utamanya karena terdapat
peningkatan cukup signifikan pada pos belanja pegawai sebab adanya pengangkatan pegawai
honorer menjadi pegawai tetap, timbulnya pos belanja bunga untuk pelunasan kewajiban
kepada pihak ketiga, serta peningkatan pada pos belanja bagi hasil kepada pemerintah
kabupaten/kota. Secara struktural, pangsa dari anggaran belanja mengalami perubahan yang
cukup signifikan, dimana pos belanja operasional meningkat pangsanya menjadi sebesar
67,49%, sementara pos belanja modal turun pangsanya menjadi sebesar 27,42%.
Sumber : BPKPAD Provinsi Maluku Utara
24
Grafik 2.2 Perubahan Struktur APBD Akun Belanja Tahun 2016 dan 2017
2.2 Realisasi Pendapatan APBD
Jumlah total realisasi pendapatan Pemerintah Provinsi Maluku Utara pada triwulan IV
2017 sebesar Rp2.158,19 miliar (Grafik 2.3). Dari sisi nominal, jumlah ini meningkat 55,18%
(yoy). Peningkatan ini terutama terjadi seiring peningkatan PAD dan Dana perimbangan yang
dipengaruhi oleh membaiknya kinerja sektor pertambangan dan industri pengolahan Maluku
Utara, Peningkatan ini diiringi dengan kenaikan dari sisi pencapaian anggaran, realisasi tahun
ini mencapai 75,35%, lebih tinggi dibanding triwulan IV 2016 yang terealisasi sebesar 64,33%.
Grafik 2.3 Perkembangan Realisasi Pendapatan Tiap Triwulan
Sumber : BPKPAD Provinsi Maluku Utara
Sumber : BPKPAD Provinsi Maluku Utara
25
Berdasarkan komponen pembentukannya, realisasi tertinggi pendapatan Pemerintah
Provinsi Maluku Utara berasal dari Dana Perimbangan yang realisasinya sebesar 98,56%.
Sementara realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) pada triwulan IV 2017 masih sebesar
42,95%. Masih terbatasnya sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Provinsi Maluku Utara,
menyebabkan struktur APBD Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten dan Kota di Maluku
Utara, khususnya di sisi pendapatan, masih didominasi oleh Dana Perimbangan dari
Pemerintah Pusat.
Grafik 2.4 Perbandingan Persentase Realisasi Pendapatan APBD Tahun 2016 dan Tahun 2017
Secara umum realisasi komponen pendapatan pada triwulan IV 2017 lebih tinggi
dibandingkan dengan dengan tahun sebelumnya. Realisasi PAD hingga akhir triwulan IV 2017
telah mencapai 42,95%, pencapaian tersebut jauh lebih tinggi dari realisasi periode yang sama
di tahun 2016 yang terealisasi sebesar 16,51% (Grafik 2.4). Peningkatan tersebut didorong oleh
realisasi pendapatan yang berasal dari pajak kendaraan bermotor, pajak BBM, dan pajak air
permukaan yang terealisasi cukup tinggi pasca penerapan transaksi non tunai, sehingga risiko
kebocoran dapat semakin diminimalisir. Selain itu, pemasukan dari retribusi daerah juga
terealisasi cukup tinggi.
Sumber : BPKPAD Provinsi Maluku Utara
26
Tabel 2.2 Realisasi Pendapatan APBD Lingkup Provinsi Maluku Utara Triwulan IV 2017
2.3 Realisasi Belanja APBD
Total realisasi belanja daerah pada triwulan IV 2017 mencapai Rp1.970,54 miliar atau
terealisasi sebesar 78,36%. Realisasi ini lebih besar dibandingkan dengan periode yang sama
pada tahun 2016 yang tercatat sebesar 74,85%. Pertumbuhan ini terjadi dikarenakan realisasi
belanja pemerintah mengejar keterlambatan realisasi triwulan sebelumnya. Sehingga yang
seharusnya direalisasi pada triwulan sebelumnya baru dapat direalisasi periode triwulan IV
2017.
Namun demikian, hingga akhir triwulan IV 2017 pencapaian realisasi belanja modal
mencapai 54,04%, lebih rendah dari periode yang sama tahun 2016 hanya sebesar 67,94%.
Rendahnya belanja modal diakhir tahun ditengarai karena sudah ada realisasi lebih awal pada
triwulan I sampai III 2016.
Realisasi belanja daerah juga turut disumbang oleh realisasi komponen Belanja Tak
Terduga dimana pada triwulan IV 2017 tercatat realisasi sebesar 18,17%. Realisasi Belanja Tak
Terduga ini lebih besar dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2016 yang
tercatat sebesar 10%.
Sumber : BPKPAD Provinsi Maluku Utara
27
Grafik 2.5 Perkembangan Realisasi Belanja Tiap Triwulan
Pada komponen Belanja Operasi, sumbangan realisasi khususnya bersumber dari
Belanja Pegawai yang sudah terealisasi sebesar Rp559,36 miliar atau 86,99% dari anggaran,
Belanja Barang dan Jasa yang terealisasi sebesar Rp602,54 miliar atau 87,15% dari anggaran,
serta Belanja Subsidi yang telah terealisasi sebesar Rp4,99 miliar atau 99,98% dari
anggarannya. Pada komponen Belanja Pegawai, secara spesifik merupakan realisasi
pembayaran gaji pegawai negeri yang meliputi PNS dan TNI/POLRI. Realisasi Belanja Barang
dan Jasa berupa pembelian barang baik yang bersifat operasional maupun non-operasional
untuk diserahkan kepada masyarakat. Sedangkan Belanja Subsidi berupa pembayaran subsidi
BBM, LPG untuk konsumsi rumah tangga dan usaha mikro serta tenaga listrik sehingga harga
jualnya terjangkau oleh masyarakat yang membutuhkan.
Sumber : BPKPAD Provinsi Maluku Utara
28
Grafik 2.6 Perbandingan Persentase Realisasi Belanja APBD Tahun 2016 dan Tahun 2017
Tabel 2.3 Realisasi Belanja APBD Lingkup Provinsi Maluku Utara Triwulan IV 2017
2.4 Rekening Pemerintah
Dana pemerintah daerah yang tersimpan di perbankan hingga akhir triwulan IV 2017
tercatat sebesar Rp257,99 miliar. Secara tahunan, dana milik pemerintah daerah tersebut
tumbuh sebesar -3,00% (yoy) mengalami kontraksi apabila dibandingkan triwulan sebelumnya
yang tumbuh sebesar 13,75% (yoy). Meski mengalami kontraksi apabila dibandingkan dengan
tahun sebelumnya, realisasi keuangan Pemerintah menunjukkan perbaikkan dibanding triwulan
sebelumnya. Perbaikkan ini mampu mendorong sektor konstruksi yang bergantung pada
keuangan Pemerintah.
Sumber : BPKPAD Provinsi Maluku Utara
Sumber : BPKPAD Provinsi Maluku Utara
29
Dana pemerintah daerah yang tersimpan dalam bentuk giro tercatat terkontraksi 6,49%
(yoy) lebih rendah dari triwulan sebelumnya yang terkontraksi sebesar 30,46% (yoy).
Penurunan juga terjadi pada simpanan likuid lainnya yakni tabungan yang melambat sebesar -
26,07% (yoy). Sementara itu, simpanan dalam bentuk deposito yang tercatat mengalami
peningkatan sebesar -4,15% (yoy) dibanding triwulan sebelumnya yang mencapai -7,71%.
Secara umum realisasi keuangan pemerintah menunjukkan perbaikan dibandingkan triwulan
sebelumnya seiring dengan tumbuhnya realisasi pendapatan dan belanja pemerintah.
Grafik 2.7 Perkembangan DPK Pemda di Perbankan Maluku Utara (dalam miliar rupiah)
0
100
200
300
400
500
600
700
800
900
I II III IV I II III IV I II III IV
2015 2016 2017
Rp
. mili
ar
Giro Tabungan Deposito
30
Inflasi tercatat meningkat, dari 1,60% (yoy) pada triwulan III 2017 menjadi 1,97% (yoy)
pada triwulan IV 2017. Kenaikan inflasi terindikasi terjadi sebagai dampak dari
peringatan Maulid Nabi Muhammmad SAW, Hari Raya Natal yang disertai dengan
pelaksanaan Cuti Bersama, dan perayaan Tahun Baru. Inflasi pada triwulan berjalan
(triwulan I 2018) diperkirakan kembali meningkat sebagai efek peningkatan konsumsi
masyarakat pasca dibayarkannya beberapa tunjangan di triwulan IV 2017 dan efek
persiapan pilkada 2018. Kenaikan tekanan inflasi pada triwulan berjalan juga
diperkirakan berasal dari faktor ekspektasi atas rencana kenaikan cukai rokok
pemerintah pada awal tahun 2018.
BAB III INFLASI
“Tekanan Inflasi Meningkat pada Triwulan IV 2017”
Inflasi yoy
Triwulan IV 2017
1,97%
Inflasi ytd
Januari 2018
0,65%
32
3.1 Perkembangan Inflasi Triwulan III 2017
Inflasi Maluku Utara, yang diwakili oleh inflasi Kota Ternate, pada akhir triwulan IV 2017
tercatat sebesar 1,97% (yoy), angka ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan inflasi pada akhir
triwulan III 2017 lalu yang hanya sebesar 1,60% (yoy) (Grafik 3.1). Inflasi di Maluku Utara
tersebut masih lebih rendah jika dibandingkan dengan laju inflasi nasional yang tercatat sebesar
3,61% (yoy) pada triwulan yang sama.
Grafik 3.1 Laju Inflasi Tahunan (yoy) Kota Ternate dan Nasional
Secara bulanan, pada triwulan IV 2017 inflasi di Kota Ternate cenderung mengalami
peningkatan. Inflasi paling tinggi terjadi pada bulan Desember 2017 sebesar 1,29% (mtm).
Inflasi pada bulan Desember 2017 terutama disebabkan meningkatnya konsumsi rumah tangga
pada triwulan laporan. Peningkatan konsumsi rumah tangga, khususnya terhadap pengeluaran
bahan makanan pada triwulan IV 2017 dibanding triwulan III 2017 terjadi seiring dengan adanya
perayaan keagamaan ataupun hari libur lainnya selama bulan Desember. Peningkatan
permintaan tertinggi pada triwulan IV terjadi pada bulan Desember bertempatan dengan
peringatan Maulid Nabi Muhammmad SAW, Hari Raya Natal yang disertai dengan pelaksanaan
Cuti Bersama, dan perayaan Tahun Baru. Jika dilihat dari inflasi tahunan berdasarkan kelompok
komoditas, kelompok pengeluaran yang memberikan sumbangan inflasi paling besar yakni
kelompok bahan makanan sebesar 0,95% (Tabel 3.1).
1,97
3,61
0
2
4
6
8
10
12
1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11
2012 2013 2014 2015 2016 2017
Nasional
Malut
Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara, diolah
33
Tabel 3.1 Inflasi Tahunan Berdasarkan Kelompok Komoditas
Meningkatnya tekanan inflasi pada triwulan IV 2017 terutama dipengaruhi oleh inflasi
pada kelompok core inflation. Sebagaimana telah dijelaskan, peningkatan inflasi disebabkan
permintaan yang tinggi pada bahan makanan sebagai dampak perayaan keagamaan ataupun
hari libur lainnya selama bulan Desember. Hal tersebut menyebabkan inflasi pada kelompok
core inflation meningkat dari sebelumnya inflasi 0,71% (yoy) pada triwulan sebelumnya menjadi
inflasi 1,58% (yoy) pada triwulan IV 2017 (Grafik 3.2). Inflasi subkelompok ikan yang diawetkan
tercatat meningkat dari deflasi 14,02% (yoy) pada triwulan III 2017 menjadi inflasi 8,27% (yoy)
pada triwulan IV 2017. Inflasi subkelompok obat-obatan meningkat dari sebelumnya inflasi
2,78% (yoy) menjadi inflasi 7,07% (yoy) (Grafik 3.3).
Grafik 3.2 Disagregasi Inflasi Maluku Utara
Inflasi pada kelompok administered prices juga turut menaikkan inflasi pada triwulan IV
2017. Inflasi administered prices tercatat naik dari 7,96% (yoy) pada triwulan III 2017 menjadi
8,91% (yoy) pada triwulan IV 2017 (Grafik 3.2). Kenaikan ini terutama dipengaruhi oleh
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IVBahan Makanan 3,66 10,16 4,06 6,75 9,00 7,62 5,75 11,72 4,13 3,56 4,38 -4,27 4,06 7,58 -2,94 -1,59 0,95
Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau 5,68 8,07 12,31 12,45 8,73 6,92 4,10 4,69 6 7,54 8,25 8,33 6,95 6,67 7,26 8,06 0,08
Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar 10,20 9,36 3,07 7,34 5,53 4,89 4,62 2,80 6,2 5,23 4,39 3,43 0,39 1,64 2,38 2,32 0,02
Sandang 10,03 12,93 17,41 -5,87 20,1 22,40 15,24 12,63 6,9 4,20 3,85 3,60 2,14 2,05 1,61 0,84 0,00
Kesehatan 11,19 11,44 10,17 18,34 10,51 10,62 7,38 1,30 1,7 1,61 2,26 3,95 3,22 3,23 2,39 2,02 0,04
Pendidikan, Rekreasi, dan Olahraga 10,98 11,36 7,2 -21,72 5,85 5,42 5,29 4,00 4,5 4,34 3,55 3,77 3,57 3,52 1,48 1,43 0,01
Transpor, Komunikasi, dan Jasa Keuangan 14,38 9,73 1,71 18,60 7,52 14,20 12,32 -2,90 5,6 -1,86 -0,36 0,05 0,50 2,79 0,46 0,79 0,19
Inflasi Tahunan (yoy ) 8,80 9,75 5,40 9,34 7,92 8,22 6,60 4,52 5,45 3,87 4,05 1,91 2,41 3,92 1,60 1,97 1,29
Kelompok Barang dan Jasa2014
Andil20162015 2017
-10%
-5%
0%
5%
10%
15%
20%
25%
30%
35%
40%
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
2014 2015 2016 2017
Administered Prices Core Inflation Volatile Food
Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara, diolah
Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara, diolah
34
kenaikan harga tiket angkutan udara akibat peringatan Maulid Nabi Muhammmad SAW, Hari
Raya Natal yang disertai dengan pelaksanaan Cuti Bersama, dan perayaan Tahun Baru. Inflasi
angkutan udara tercatat meningkat dari deflasi 9,23% (yoy) pada triwulan III 2017 menjadi
deflasi 3,97% pada triwulan IV (yoy) (Grafik 3.3). Kenaikan inflasi administered prices juga
dipicu perubahan harga bahan bakar rumah tangga (minyak tanah). Sesuai dengan biaya
bahan bakunya, bahan bakar rumah tangga cenderung meningkat pada triwulan IV 2017
sehingga inflasi bahan bakar rumah tangga tercatat inflasi 1,28% (yoy) pada triwulan IV 2017
lebih tinggi dari triwulan III 2017 yang mencapai deflasi sebesar 4,40% (yoy) (Grafik 3.4).
Kenaikkan inflasi administered prices juga dipengaruhi oleh meningkatnya konsumsi rokok
akibat dampak perayaan keagamaan ataupun hari libur lainnya selama bulan Desember. Inflasi
rokok putih tercatat naik dari 12,86% (yoy) pada triwulan III 2017 menjadi 14,65% (yoy) pada
triwulan IV 2017 (Grafik 3.5). Selain faktor permintaan yang meningkat, naiknya harga rokok
diikuti dengan naiknya biaya pengiriman rokok dari luar Maluku Utara pada periode yang sama.
Grafik 3.3 Perkembangan Inflasi
Beberapa Subkelompok Core Inflation (yoy)
Grafik 3.4 Perkembangan Inflasi
Beberapa Komoditas Administered Prices (yoy)
Grafik 3.5 Perkembangan Inflasi Beberapa Komoditas
Tembakau dan Minuman Beralkohol (yoy)
-25%
-15%
-5%
5%
15%
25%
35%
45%
55%
65%
I II III IV I II III IV I II III IV
2015 2016 2017
Penyelenggaraan RumahTanggaIkan Diawetkan
Obat-obatan
Sandang Wanita
-30%
-20%
-10%
0%
10%
20%
30%
40%
I II III IV I II III IV I II III IV
2015 2016 2017
Tarip Air Minum PAMAngkutan UdaraBahan Bakar Rumah Tangga
-10%
-5%
0%
5%
10%
15%
20%
25%
30%
I II III IV I II III IV I II III IV
2015 2016 2017
Rokok Kretek Rokok Kretek Filter Rokok Putih
Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara, diolah Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara, diolah
Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara, diolah
35
Berbeda dengan 2 kelompok lainnya, tekanan inflasi pada kelompok volatile food
mengalami penurunan pada triwulan IV 2017. Inflasi volatile food menurun dari sebelumnya
deflasi 1,24% (yoy) pada triwulan III 2017 menjadi deflasi 3,71% (yoy) pada triwulan IV 2017
(Grafik 3.6). Hal tersebut terjadi karena terjaganya ketersediaan pasokan sayur-sayuran,
bumbu-bumbuan, daging dan hasilnya, kacang-kacangan, serta lemak dan minyak di Maluku
Utara dari luar daerah sebagai dampak dari sistem logistik yang baik menyebabkan inflasi
volatile food menurun. Berdasarkan data BPS, penurunan inflasi volatile food terutama terjadi
pada subkelompok sayur-sayuran yang harganya cenderung menurun seiring melimpahnya
pasokan di pasar. Karena kondisi tersebut inflasi subkelompok sayur-sayuran turun dari inflasi
sebesar 0,60% (yoy) pada triwulan III 2017 menjadi deflasi sebesar 10,10% (yoy) pada triwulan
IV 2017 (Grafik 3.6).
Grafik 3.6 Perkembangan Inflasi Volatile Food (yoy)
Pada triwulan IV 2017 inflasi subkelompok bumbu-bumbuan mengalami deflasi sebesar
14,86% (yoy) turun dibandingkan dengan triwulan III 2017 deflasi sebesar 3,43% (yoy) (Grafik
3.6). Penurunan Inflasi juga terlihat pada subkelompok daging dan hasi-hasilnya menunjukkan
deflasi sebesar 4,49% (yoy) pada triwulan IV 2017 sementara pada triwulan sebelumnya deflasi
sebesar 1,72% (yoy).
Meningkatnya inflasi inti juga tercermin dari hasil survei konsumen yaitu indeks
pengeluaran untuk konsumsi naik secara drastis dari 143,33 pada triwulan III 2017 menjadi
175,00 pada triwulan IV 2017 dan sejalan dengan peningkatan pada indeks penghasilan
sebanyak 5,0 poin menjadi 146,67 pada triwulan IV 2017 (Grafik 3.7). Di sisi lain, indeks
-25%
-15%
-5%
5%
15%
25%
35%
45%
55%
I II III IV I II III IV I II III IV
2015 2016 2017
volatile food Daging dan Hasil-hasilnya
Sayur-sayuran Kacang-kacangan
Bumbu-bumbuan Lemak dan Minyak
Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara, diolah
36
perkiraan perubahan tabungan meningkat tidak begitu signifikan menjadi 131,67 pada triwulan
IV 2017 dimana pada triwulan sebelumnya hanya 130,00. Hal tersebut mencerminkan bahwa
peningkatan pengeluaran masyarakat Maluku Utara sejalan dengan peningkatan penghasilan
pada akhir triwulan IV.
Grafik 3.7 Indeks Survei Konsumen
3.2 Tracking Perkembangan Inflasi Triwulan Berjalan
Pada bulan Januari 2018 Kota Ternate mengalami inflasi sebesar 0,65% (mtm), turun
dibandingkan bulan Desember 2017 yang mengalami inflasi sebesar 1,29% (mtm). Secara
tahunan, inflasi Maluku Utara Januari 2018 tercatat sebesar 2,00% (yoy) lebih tinggi
dibandingkan Desember 2017 sebesar 1,97% (yoy). Inflasi tersebut, secara akumulatif hingga
bulan Januari 2017 inflasi Maluku Utara menjadi 0,65% (ytd).
Naiknya tekanan inflasi pada bulan Januari 2018 terutama disebabkan oleh inflasi pada
kelompok bahan makanan dan kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau.
Kelompok bahan makanan tercatat mengalami inflasi sebesar 1,13% (mtm). Peningkatan
terutama dipicu oleh kenaikan harga beras dari pulau Jawa dan Sulawesi yang mulai dirasakan
seiring dengan penambahan pasokan beras baru. Sementara itu, intensitas hujan dan
gelombang laut masih mengganggu kelancaran distribusi baik perikanan maupun pangan
strategis di Maluku Utara.
131,67
146,67
175,00
0,00
20,00
40,00
60,00
80,00
100,00
120,00
140,00
160,00
180,00
200,00
Triwulan-I Triwulan-II Triwulan-III Triwulan-IV
2017
Indeks Perkiraan perubahan tabungan Indeks Penghasilan Indeks Pengeluaran
Sumber : Bank Indonesia, diolah
37
Grafik 3.8 Perkembangan Inflasi Terkini Ternate
Tekanan inflasi pada triwulan berjalan 2018 diperkirakan tetap terkendali. Faktor yang
mendorong terjaganya laju inflasi 2018 antara lain penurunan harga barang yang diatur
pemerintah, tersedianya barang dan jasa yang mencukupi, dan distribusi barang yang lancar.
Terjaganya inflasi juga diperkirakan didorong oleh faktor ekspektasi seperti yang diindikasikan
penurunan indeks perkiraan pengeluaran konsumsi rumah tangga 3 bulan mendatang dari 175
menjadi 159,07. Selain itu, terjaganya inflasi dipengaruhi menurunnya tekanan kenaikan harga
yang dapat dilihat dari rendahnya kekhawatiran konsumen terhadap kenaikan harga BBM dan
tarif listrik, serta perkiraan meningkatnya ketersediaan bahan pangan. Adapun risiko yang akan
mempengaruhi peningkatan inflasi pada triwulan I 2018 adalah kenaikan beras di sentra
produksi di pulau Jawa dan adanya potensi gangguan listrik dari pembangkit PLTMG berpotensi
meningkatkan harga komoditas perikanan. Dengan demikian, inflasi akhir triwulan I 2018
diperkirakan terjaga dan berada pada kisaran 1,85% - 2,25% (yoy)
1,97%
8,91%
1,58%
-3,71%
-10%
-5%
0%
5%
10%
15%
20%
25%
1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11
2014 2015 2016 2017
Inflasi Maluku Utara AP Core VF
Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara, diolah
38
3.3 Koordinasi Pengendalian Inflasi di Maluku Utara
Pada bulan Desember 2017, telah dibentuk TPID tingkat Kabupaten Halmahera Selatan
di Labuha. Kegiatan ini dihadiri oleh perwakilan pejabat BI Provinsi Maluku Utara dengan
pembahasan mengenai rencana Program Kerja (proker) 2018. Selain itu, TPID Maluku Utara
dan TPID Ternate bekerjasama dengan kepolisian membentuk satgas pangan untuk melakukan
kunjungan lapangan kepada distributor BBM dan pangan strategis (beras, gula, dan minyak)
dalam rangka menghindari penimbunan dan memastikan ketersediaan pasokan untuk antisipasi
peningkatan konsumsi menjelang perayaan Hari Raya Natal dan tahun baru serta pilkada
Gubernur 2018.
Gambar 3.1 Rapat Perdana TPID Kabupaten Halmahera Selatan
Pada bulan Januari 2018, telah dilakukan rapat koordinasi awal tahun TPID Ternate dan
TPID Tidore Kepulauan yang membahas rencana aksi TPID pada tahun 2018. Pada rapat
tersebut dibahas tentang strategi pendistribusian dalam rangka pemenuhan pangan strategis
seperti beras, bawang, rica, dan tomat dalam rangka menjaga kestabilan harga di pusat
konsumsi kota Ternate.
39
Gambar 3.2 TPID Provinsi dan TPID Kabupaten/kota di Maluku Utara
Selanjutnya, pada triwulan I 2018 direncanakan akan dibentuk 3 (tiga) TPID tingkat
Kabupaten Kota yaitu TPID Taliabu, TPID Halmahera Utara, dan TPID Halmahera Tengah.
Dengan telah dibentuknya 3 (tiga) TPID tersebut maka seluruh kabupaten di provinsi Maluku
Utara akan memiliki TPID, sehingga diharapkan kedepannya akan meningkatkan koordinasi
baik dalam maupun antar kabupaten guna mengendalikan distribusi pangan strategis dan solusi
permasalahan yang menyebabkan peningkatan inflasi di provinsi Maluku Utara.
40
41
Secara umum, ketahanan sektor rumah tangga masih terjaga. Risiko kredit dari sektor
rumah tangga tercatat pada level yang rendah meskipun lebih tinggi dibandingkan
triwulan sebelumnya.
Seiring tingginya pertumbuhan ekonomi Maluku Utara hingga triwulan IV 2017,
stabilitas keuangan sektor korporasi secara umum masih terjaga. Meningkatnya
kinerja ekonomi ini diikuti dengan turunnya risiko kredit yang terindikasi dari
menurunnya NPL kredit ke sektor korporasi dibandingkan triwulan sebelumnya.
BAB IV ANALISIS STABILITAS KEUANGAN
DAERAH
“Stabilitas Keuangan Daerah Stabil Terjaga”
NPL Sektor
Rumah Tangga
0,86%
NPL Korporasi
3,31%
42
4.1. Asesmen Sektor Rumah Tangga
4.1.1. Kondisi Terkini dan Sumber Kerentanan Sektor Rumah Tangga
Perekonomian Maluku Utara pada sisi pengeluaran, secara konsisten masih didominasi
oleh Konsumsi Rumah Tangga, dengan pangsa lebih dari 55% dimana permintaan domestik
menjadi penggerak utama perekonomian Maluku Utara. Pangsa konsumsi rumah tangga pada
triwulan IV 2017 tercatat sebesar 55,95%. Persentase ini lebih kecil dibandingkan dengan
triwulan II yang mencapai 56,20%. Secara historis, konsumsi rumah tangga di Maluku Utara
terus mengalami penurunan. Hal ini disebabkan oleh adanya peningkatan pangsa dari investasi
swasta dan konsumsi pemerintah (Grafik 4.1).
Walaupun terjadi penurunan pangsa rumah tangga, pertumbuhan konsumsi rumah
tangga tercatat mengalami peningkatan dari 3,91% (yoy) pada triwulan III 2017 menjadi 4.32%
(yoy) pada triwulan IV 2017(Grafik 4.1).
Grafik 4.1 Kontribusi Konsumsi Rumah Tangga pada PDRB Maluku Utara
Sumber: BPS Provinsi Maluku Utara, diolah
Tren peningkatan pada sektor konsumsi rumah tangga juga sejalan dengan hasil Survei
Konsumen (SK) Bank Indonesia. Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) tercatat naik dari 128,06
menjadi 142,22 , begitu pula dengan Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) yang mengalami
peningkatan dari 129,44 menjadi 145,00 (Grafik 4.2). Seiring dengan pertumbuhan ekonomi
Maluku Utara yang mencapai 8,30% (yoy), Indeks Keyakinan Ekonomi (IKE) mengalami
peningkatan dari 126,67 menjadi 139,44. Kenaikan konsumsi masyarakat khususnya pada
triwulan IV 2017, diindikasikan oleh pergeseran puncak konsumsi masyarakat yang sebelumnya
0,0
0,5
1,0
1,5
2,0
2,5
3,0
3,5
4,0
4,5
5,0
50,0
52,0
54,0
56,0
58,0
60,0
62,0
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
2013 2014 2015 2016 2017
% (yoy)Pangsa thdPDRB (%)
Pangsa g_Konsumsi RT (rhs)
43
mengalami penurunan pada triwulan III 2017 dengan adanya peristiwa hari raya natal dan tahun
baru. Peristiwa penting ini, menyebabkan pendapatan masyarakat meningkat untuk konsumsi
rumah tangga.
Grafik 4.2 Perkembangan IKK, IKE, dan IEK Sumber: Survei Konsumen Bank Indonesia, diolah
Melihat perkembangan konsumsi Rumah Tangga yang mengalami peningkatan, dari
hasil survei konsumen (SK) menunjukan bahwa terjadi peningkatan ekspektasi penghasilan dan
ketersediaan lapangan usaha untuk 6 bulan mendatang yang signifikan, hal ini pula
mengindikasikan masyarakat memperkirakan kondisi kegiatan usaha akan mengalami
kenaikan. Dari sisi harga, tekanan terhadap kerentanan keuangan rumah tangga diperkirakan
meningkat. Hal tersebut ditunjukan bahwa indeks perubahan harga secara umum pada 3 bulan
mendatang mengalami kenaikan dari 156 menjadi 165.
Grafik 4.3. Ekspektasi Konsumen terhadap Kondisi
Ekonomi 6 Bulan Mendatang
Sumber: Survei Konsumen Bank Indonesia, diolah
Grafik 4.4. Perkiraan Perkembangan Perubahan Harga
dan Proyeksi Inflasi di Maluku Utara
Sumber: Survei Konsumen Bank Indonesia, diolah
142,22
139.44
145.00
60
70
80
90
100
110
120
130
140
150
I II III IV I II III IV I II III IV
2015 2016 2017
IKK (Keyakinan Konsumen)IKE (Kondisi Ekonomi Saat Ini)IEK (Ekspektasi Konsumen)
Op
tim
isP
esim
is
0
20
40
60
80
100
120
140
160
180
EkspektasiPenghasilanKonsumen
EkspektasiKetersediaan
LapanganKerja
EkspektasiKegiatanUsaha
2017II 0,00
1,00
2,00
3,00
4,00
5,00
6,00
7,00
8,00
9,00
60
80
100
120
140
160
180
200
II III IV I II III IV I II III IV
2016 2017
Indeks
Perubahan harga secara umum 3 bulan…
44
4.1.2. Kinerja Keuangan dan Intermediasi Perbankan pada Sektor
Rumah Tangga
Seiring dengan pertumbuhan konsumsi rumah tangga pada PDRB Maluku Utara,
alokasi penghasilan masyarakat untuk konsumsi mengalami kenaikan dibandingkan triwulan III
2017 dari 56,40% menjadi 57,50% pada triwulan IV (Grafik 4.5). Kondisi ini tentunya
mempengaruhi alokasi pengeluaran rumah tangga untuk tabungan. Dengan peningkatan
alokasi untuk konsumsi, terjadi penurunan yang cukup signifikan pada alokasi tabungan
masyarakat dari triwulan sebelumnya 25,20% menjadi 21,67% (Grafik 4.5).
Grafik 4.5. Komposisi Pengeluaran Rumah Tangga di Maluku Utara
Sumber: Survei Konsumen Bank Indonesia, diolah
Pertumbuhan ekonomi Maluku Utara pada triwulan IV mempengaruhi alokasi
penghasilan masyarakat untuk tabungan. Pangsa tabungan untuk perseorangan meningkat
dibandingkan triwulan sebelumnya yakni dari 67,75% menjadi 72,50% pada triwulan IV 2017.
Pangsa penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) perseorangan meningkat dari triwulan
sebelumnya 76,36% menjadi 79,96% pada triwulan IV 2017 (Grafik 4.6). Tabungan masih
mendominasi komposisi DPK nasabah perseorangan yang mencapai angka 72,50%, jauh lebih
tinggi dari pangsa Giro sebesar 4,77% dan Deposito 22,72% (Grafik 4.7).
60,12 60,00 63,25 57,68 54,51 52,4561,85
53,47 57,1763,63
56,40 57,50
15,19 14,25 12,8515,35
11,12 19,4917,61
17,6516,85
14,9516,85 20,83
24,69 26,15 25,70 27,6737,31
30,27 27,53 31,10 25,98 21,42 25,20 21,67
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
I II III IV I II III IV I II III IV
2015 2016 2017
Konsumsi Cicilan pinjaman Tabungan
45
Grafik 4.6. Pangsa DPK Perseorangan dan Bukan Perseorangan di Maluku Utara
Sumber: Laporan bank, diolah
Grafik 4.7. Komposisi DPK Perseorangan di Maluku Utara
Sumber: Laporan bank, diolah
Di lain sisi, nilai DPK Perseorangan menurun dari 3,42% (yoy) di triwulan III 2017
menjadi 2,76% (yoy). Penurunan ini sejalan dengan nilai total DPK pada sisi giro dan deposito,
sedangkan tabungan mengalami peningkatan dari triwulan sebelumnya. Pertumbuhan jumlah
rekening masyarakat di perbankan tercatat sebesar 28,31% pada triwulan III 2017 (yoy)
menjadi 35,40% (yoy) pada triwulan IV 2017 (Tabel 4.1). Pertumbuhan jumlah rekening
cenderung tumbuh terakselerasi atau mengalami peningkatan yang signifikan dibandingkan
triwulan sebelumnya terutama dari kelompok nilai >10 Juta, >2 Miliar-5Miliar dan >Rp20 Miliar.
Sementara itu, jumlah rekening dari beberapa kelompok lainnya cenderung tumbuh melambat
atau mengalami penurunan dibanding triwulan sebelumnya.
Tabel 4.1. Jumlah Rekening Perbankan Masyarakat berdasarkan Kelompok Nilai
Sumber: Laporan bank, diolah
Kinerja penyaluran kredit perseorangan menunjukkan kenaikan pertumbuhan dari
15,33% (yoy) pada triwulan III 2017 menjadi 24,64% pada triwulan IV 2017. Namun demikian,
pangsa penyaluran kredit perseorangan justru mengalami penurunan dibandingkan triwulan
sebelumnya dari 88,40% pada triwulan III 2017 menjadi 86,28% pada triwulan IV 2017 (Grafik
4.8). Hal ini dikarenakan adanya peningkatan pada penyaluran kredit bukan perseorangan yang
24,01% 28,58% 94,05% 92,28% 87,55% 76,24% 76,36% 79,96%
75,99% 71,42% 5,95% 7,72% 12,45% 23,76% 23,64% 20,04%
0%20%40%60%80%
100%
III IV III IV III IV III IV
2017 2017 2017 2017 2017 2017 2017 2017
Giro Tabungan Deposito Total
Perseorangan Bukan Perseorangan
13,75% 10,28% 8,06% 9,88% 8,58% 8,46% 7,53% 8,84% 7,31% 4,77%
62,27% 67,85%66,51% 66,01% 66,92% 67,03% 67,00% 67,03% 67,75% 72,50%
23,98% 21,87% 25,43% 24,11% 24,50% 24,51% 25,47% 24,13% 24,94% 22,72%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
III IV I II III IV I II III IV
2015 2016 2017
GIRO TABUNGAN DEPOSITO
46
meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya dari 11,60% menjadi 13,72% pada triwulan IV
2017. Hal ini ditenggarai dengan pertumbuhan di beberapa sektor usaha korporasi.
Berdasarkan jenis penggunaan, kredit perseorangan untuk keperluan konsumsi memiliki
pangsa 63,07%, sementara untuk modal kerja sebesar 19,18% dan untuk investasi sebesar
4,03% (Grafik 4.8).
Grafik 4.8. Pangsa Kredit Perseorangan Berdasarkan Jenis Penggunaan
Sumber: Laporan bank, diolah
4.2. Asesmen Sektor Korporasi
4.2.1. Kondisi Terkini dan Sumber Kerentanan Sektor Korporasi
Perekonomian Maluku Utara pada triwulan IV 2017 mengalami pertumbuhan. Secara
sektoral pertumbuhan sektor utama yakni sektor industry pengolahan, sektor pengadaan listrik
dan gas, serta sektor jasa pendidikan. Namun demikian, perlambatan juga terjadi pada sektor
pertanian, kehutanan dan perikanan, sektor pertambangan dan penggalian, serta sektor
pengadaan air.
Pada triwulan IV 2017 sektor yang biasanya mengalami perbaikan yang signifikan atau
tumbuh lebih tinggi dari rata-ratanya dalam 3 tahun terakhir yaitu Pertanian, Pertambangan,
Industri, dan konstruksi mengalami perlambatan pertumbuhan. Hal ini terkonfirmasi dari hasil
Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) Bank Indonesia, pada triwulan IV 2017 korporasi di
Maluku Utara kinerjanya jauh lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya, dengan saldo
bersih tertimbang 6,13%, jauh lebih rendah dari triwulan sebelumnya sebesar 17,52%.
Penurunan utamanya didorong oleh sektor pertambangan, sektor industri dan sektor PHR
dengan penurunan saldo bersih tertimbang masing-masing -3,45%, -4,53% dan -2,61%
dibandingkan dengan triwulan sebelumnya (Grafik 4.9).
13,72%
19,18%
4,03%
63,07%
86,28%
Bukan Perseorangan
Perseorangan Modal Kerja
Perseorangan Investasi
Perseorangan Konsumsi
47
Grafik. 4.9. Perkembangan Dunia Usaha per Sektor Ekonomi
Dari sisi keuangan, pertumbuhan dari sisi akses kredit, likuditas dan rentabilitas pelaku
usaha berdasarkan SKDU terindikasi meningkat dari triwulan sebelumnya. Hal ini terutama
dipicu oleh pergeseran puncak konsumsi yang mengalami kenaikan pada Triwulan IV yang
dikarenakan perayaan hari Raya Natal dan Tahun Baru.
Tabel 4.2 Kondisi Likuiditas Korporasi
4.2.2. Penyaluran Kredit pada Sektor Korporasi
Berdasarkan jenis penggunaan, kredit modal kerja masih menguasai pangsa sektor
korporasi dengan adanya peningkatan pangsa kredit modal dibandingkan triwulan sebelumnya
dari 80,56% menjadi 80,97% pada triwulan IV, sementara kredit investasi menurun dari 19,44%
menjadi 19,03%. Penyaluran kredit modal kerja pada sektor korporasi di Maluku Utara juga
mengalami akselerasi pertumbuhan, pada triwulan IV 2017 pertumbuhannya mencapai 36,12%
(yoy) meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar 21,35% (yoy). Kredit investasi
48
pada triwulan III 2017 tercatat juga mengalami pertumbuhan mencapai 16,67% (yoy), jauh lebih
tinggi dari triwulan sebelumnya sebesar 2,73% (yoy) (Grafik 4.10).
Grafik 4.10. Perkembangan Kredit Korporasi Berdasarkan Jenis Penggunaan
Sumber: Laporan bank, diolah
Pertumbuhan pada kredit sektor korporasi pada triwulan IV 2017 diiringi dengan
penurunan NPL dari 4,05% pada triwulan III 2017 menjadi 3,31% di triwulan IV 2017 (Grafik
4.11). Turunnya NPL terjadi seiring dengan membaiknya kinerja sektor pertanian,
pertambangan, dan industri. Pada sektor perdagangan besar dan eceran menunjukan
perkembangan yang baik walaupun tidak cukup signifikan untuk menurunkan NPL sektor
korporasi secara keseluruhan.
Grafik 4.11. NPL Kredit Korporasi
Sumber: Laporan bank, diolah
Grafik 4.12. NPL Kredit Korporasi per Kategori Debitur
Sumber: Laporan bank, diolah
2.264,02 80,97%
532,15 19,03%
Modal Kerja
36,12%
16,76%
-20,00%
-10,00%
0,00%
10,00%
20,00%
30,00%
40,00%
I III I III I III I III
2014 2015 2016 2017
Modal Kerja Investasi
4,06% 4,05%3,31%
0,00%
1,00%
2,00%
3,00%
4,00%
5,00%
6,00%
7,00%
8,00%
III IV I II III IV I II III IV I II III IV
2014 2015 2016 2017
3,96%
0,86%
0,00%1,00%2,00%3,00%4,00%5,00%6,00%7,00%8,00%9,00%
III I III I III I III
2014 2015 2016 2017
NPL UMKM NPL Non-UMKM
49
4.3. Asesmen Institusi Keuangan (Perbankan)
4.3.1. Perkembangan Kinerja Perbankan
Total aset bank umum di Provinsi Maluku Utara pada triwulan IV 2017 tercatat sebesar
Rp9,87 triliun, lebih besar dari triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar Rp9,41 triliun. Secara
tahunan, aset perbankan Maluku Utara tumbuh sebesar 16,71% dibandingkan triwulan
sebelumnya yang tumbuh sebesar 9,43%. Secara umum, meningkatnya aset bank umum di
Provinsi Maluku Utara terjadi pada bank-bank milik pemerintah. Sementara itu, berdasarkan
jenis operasinya, peningkatan volume usaha terutama terjadi pada perbankan konvensional
tumbuh meningkat dari 9,70% (yoy) di triwulan III 2017 menjadi 16,56% (yoy) di triwulan IV.
Peningkatan aset perbankan maluku utara ini seiring dengan peningkatan kinerja sektor
ekonomi utama sepanjang tahun 2017.
Grafik 4.13. Perkembangan Aset Bank Umum di Maluku Utara (miliar rupiah)
Sumber : Laporan bank, diolah
4.3.2. Intermediasi Perbankan
Dana pihak ketiga (DPK) yang dihimpun perbankan yang beroperasi di Maluku Utara
pada posisi akhir triwulan IV 2017 tercatat sebesar Rp6,83 triliun, lebih tinggi dari triwulan
sebelumnya yang sebesar Rp6,64 triliun. Secara tahunan, pertumbuhan DPK mengalami
kenaikan sebesar 8,24% (yoy) pada triwulan IV 2017 setelah sebelumnya juga tumbuh pada
triwulan III 2017 sebesar 6,24%(Grafik 4.14).
50
Jumlah simpanan tabungan pada akhir triwulan IV 2017 mencapai Rp4,29 triliun, atau
naik 17,43% (qtq). Secara tahunan, tabungan signifikan meningkat dari 3,39% (yoy) menjadi
13,61% (yoy) (Grafik 4.14). Pertumbuhan keinginan masyarakant untuk simpanan dalam bentuk
tabungan ini sejalan dengan meningkatnya penghasilan masyarakat seperti yang tercatat di
survei konsumen Bank Indonesia triwulan IV 2017. Namun, perkembangan yang berbeda
terjadi pada simpanan dalam bentuk deposito. Pada akhir triwulan III 2017, jumlah simpanan
deposito tercatat sebesar Rp1,63 triliun. Secara tahunan, deposito tumbuh menurun dari 8,36%
(yoy) pada triwulan III 2017 menjadi 5,46%(yoy) pada triwulan IV 2017 (Grafik 4.14).
Sementara itu, simpanan giro pada akhir triwulan IV 2017 tercatat sebesar Rp911 miliar.
Terjadi penurunan tidak hanya secara nominal namun juga secara tahunan. Pertumbuhan
simpanan giro melambat dan mengalami kontraksi sebesar 7,89% (yoy) jauh lebih rendah
dibandingkan triwulan sebelumnya yang mengalami kenaikan dan mencapai 11,48% (yoy).
Dalam beberapa bulan terakhir, simpanan giro menunjukkan tren penurunan yang lebih besar
dibandingkan sektor pinjaman lainnya. Perlambatan simpanan giro ini dipengaruhi oleh
menurunnya giro sektor pemerintahan. Tidak tercapainya target pendapatan pemerintah,
mendorong penggunaan giro pemerinta di perbankan untuk membiayai belanja pada triwulan II
2017.
Grafik 4.14. Perkembangan DPK (miliar rupiah)
Sumber : Laporan bank, diolah
Dari sisi penyaluran kredit, secara umum penyaluran jumlah kredit oleh perbankan di
Maluku Utara mengalami kenaikan pada triwulan IV 2017 yang tercatat sebesar Rp 8,42 triliun.
Secara tahunan, penyaluran kredit tumbuh 31,55% (yoy), meningkat secara signifikan dari
triwulan sebelumnya yang tumbuh 21,01% (yoy) (Grafik 4.15). Pertumbuhan ini terjadi pada
-4,20%
-2,39%
3,11%
8,24%
-10%
-5%
0%
5%
10%
15%
20%
25%
0
1.000
2.000
3.000
4.000
5.000
6.000
7.000
8.000
III IV I II III IV I II III IV I II III IV
2015 2016 2017
Miliy
ar
Ru
pia
h
Giro Tabungan Deposito g DPK yoy (%)
51
kredit modal kerja, investasi dam konsumsi. Pertumbuhan paling pesat terjadi pada kredit modal
kerja yang tercatat naik menjadi 36,12% (yoy), jauh lebih tinggi dari triwulan sebelumnya
sebesar 21,35% (yoy). Pertumbuhan juga dipicu oleh kredit investasi yang tumbuh lebih baik
dari triwulan sebelumnya yaitu dari 2,73% (yoy) menjadi 16,76% (yoy) pada triwulan III 2017.
Membaiknya kinerja kredit modal kerja dan investasi disebabkan oleh meningkatnya kinerja
beberapa sektor khususnya sektor pertanian, pertambangan dan industri.
Grafik 4.15. Perkembangan Kredit di Maluku Utara (miliar rupiah)
Sumber : Laporan bank, diolah
Sejalan dengan pertumbuhan konsumsi rumah tangga yang meningkat, kredit konsumsi
tercatat tumbuh sebesar 16,54% (yoy), sedikit lebih tinggi dari pertumbuhan pada triwulan
sebelumnya yang mencapai 15,73% (yoy) (Grafik 4.16). Dengan perkembangan penghimpunan
dana dan penyaluran kredit tersebut, peran intermediasi perbankan di Maluku Utara masih
cukup tinggi. Hal ini tercermin dari tingkat LDR (Loan to Deposit Ratio) masih berada di level
yang tinggi dan lebih tinggi daripada triwulan sebelumnya yakni dari 112,97% menjadi 123,45%
pada triwulan IV 2017 (Grafik 4.16).
9,81%
9,58%
31,55%
0%
5%
10%
15%
20%
25%
30%
35%
0
2.000
4.000
6.000
8.000
10.000
III IV I II III IV I II III IV I II III IV
2014 2015 2016 2017
Miliy
ar
Ru
pia
h
Modal Kerja Investasi Konsumsi g Kredit yoy (%)
52
Grafik 4.16. Perkembangan LDR Bank Umum di Maluku Utara
Sumber : Laporan bank, diolah
Berdasarkan Perkembangan Non Performing Loan (NPL) pada triwulan IV 2017, secara
umum, terdapat penurunan potensi risiko pada sektor lembaga keuangan yang diwakili
perbankan. Pada triwulan IV 2017 NPL perbankan Maluku Utara tercatat sebesar 3.31%, turun
dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang tercatat 4.05% (Grafik 4.17). Peningkatan
terutama terjadi pada sektor pertanian dan pertambangan sebagai dampak dari pelemahan
kinerja keuangan pada sektor tersebut. Walaupun NPL masih berada di dalam batas aman,
namun perbankan perlu mewaspadai NPL yang masih berada pada level yang cukup tinggi.
Grafik 4.17. Perkembangan NPL Perbankan di Malut
Sumber : Laporan bank, diolah
53
4.3.3 Perbankan Syariah
Pertumbuhan DPK perbankan syariah tumbuh sebesar 16,07% (yoy). Nilai ini lebih
tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yaitu 5,76% (yoy) di triwulan III 2017. Peningkatan
terjadi pada simpanan jenis giro yang naik dari sebelumnya bernilai negatif sebesar
13,87%(yoy) menjadi positif 0,56% (yoy). Sementara itu, deposito syariah mengalami kinerja
yang meningkat secara signifikan dari 2,71% (yoy) menjadi 32,37% (yoy). Sementara tabungan
syariah tercatat menurun dari triwulan sebelumnya sebesar 13,19% (yoy) menjadi 12,71%
(yoy). Kebijakan pengurangan rate bagi hasil dalam perbankan syariah tidak memberikan
dampak yang signifikan terhadap kinerja perbankan syariah di Maluku Utara. Tercatat dari
kinerja di sektor perbankan syariah terlihat semakin membaik.
Lebih lanjut lagi, pembiayaan perbankan syariah pada triwulan laporan juga
menunjukan perbaikan kinerja. Penyaluran pembiayaan oleh bank syariah di Maluku Utara
pada triwulan IV 2017 tercatat sebesar Rp281,54 miliar, tumbuh sebesar 42,59% (yoy),
terakselerasi dari triwulan sebelumnya sebesar 31,71% (yoy). Perbaikan kinerja terutama
dialami oleh pembiayaan untuk modal kerja syariah yang tercatat tumbuh meningkat di triwulan
IV 2017 menjadi 35,97% (yoy) dari 20,44% (yoy) pada triwulan III 2017. Konsumsi syariah juga
mengalami kenaikan dari triwulan sebelumnya dari 52,89%(yoy) menjadi 58,00%(yoy).
Sementara itu, pembiayaan untuk tabungan syariah tercatat mengalami perlambatan
pertumbuhan sebesar 12,71% (yoy) lebih rendah dari triwulan sebelumnya sebesar 13,19%
(yoy). Dengan perkembangan tersebut, pada triwulan IV 2017, FDR perbankan syariah Maluku
Utara tercatat sebesar 63,87% (Grafik 4.18).
Grafik 4.18. Perkembangan Perbankan Syariah
Sumber : Laporan bank, diolah
54
4.4. Pengembangan Akses Keuangan
Kredit UMKM yang disalurkan perbankan Malut mengalami kenaikan dari triwulan sebelumnya
sebesar Rp1,97 triliun menjadi Rp2,20 triliun pada triwulan IV 2017. Secara tahunan, jumlah
tersebut tumbuh sebesar 13,46% (yoy) lebih tinggi dari triwulan sebelumnya yang tumbuh
sebesar 4,08% (yoy). Sedangkan dari sisi kualitas kredit, NPL debitur UMKM pada triwulan IV
2017 tercatat menurun sebesar 3,96%, lebih kecil dari triwulan sebelumnya yang mencapai
4,77% (grafik 4.12).
Dalam menjaga stabilitas sistem keuangan dan mencapai perekonomian yang stabil
dan berkelanjutan, Bank Indonesia senantiasa mendorong peningkatan akses keuangan
diantaranya kepada usaha mikro kecil, dan menengah (UMKM). Peningkatan akses keuangan
dan daya saing UMKM di Maluku Utara ditempuh melalui beberapa program, diantaranya
melalui program pengendalian inflasi melalui pembentukan klaster, monitoring rasio kredit
UMKM dan program pelatihan maupun pembinaan dari hulu ke hilir pada klaster UMKM yang
sudah dibentuk.
Pada program pengendalian inflasi (klaster), upaya meningkatkan akses keuangan
diimplementasikan dalam satu program pengembangan yang terintegrasi dengan penguatan
daya saing UMKM. Pengembangan klaster ketahanan pangan mengacu kepada komoditas
pangan yang menjadi sumber penyumbang tekanan inflasi yaitu cabai, bawang merah, ikan laut
dan padi.
Beberapa klaster ketahanan pangan dan klaster UMKM yang dikembangkan Kantor
Perwakilan Bank Indonesia provinsi Maluku Utara pada tahun 2017 adalah sebagai berkut:
Tabel 4.3. Klaster Ketahanan Pangan dan Klaster UMKM BI di Maluku Utara
Sepanjang triwulan IV 2017 dalam rangka pengembangan klaster, Bank Indonesia
Maluku Utara melakukan beberapa aktivitas sebagai berikut:
55
1. Pelatihan Integrated Ecofarming Berbasis Microbacter Alfaafa (MA 11)
Pelatihan ini diikuti oleh perwakilan anggota klaster cabai, klaster bawang merah,
klaster padi, pegawai dinas pertanian, petani lain di Ternate dan sekitarnya serta santri Pondok
Pesantren Tahfidz Quran. Pelatihan ini bertujuan agar peserta mengerti dan memahami
pentingnya membangun pertanian organik terintegrasi berbasis MA - 11 untuk mencegah dari
cemaran biologi, kimia dan fisik yang dapat mengganggu, merugikan, dan membahayakan
kesehatan manusia serta cara pengendalian setiap tahap-tahap proses yang kritis. Selain itu
juga agar peserta memahami cara membuat superbokasi, biofarm, bioplas, pupuk organik cair
dan superfeed. Pemateri adalah Bapak Dr. Nugroho Widiasmadi M.Eng. dibantu Bapak Budi
dan Bapak Sudarisman selaku petani sukses yang sudah mengaplikasikan integrated
ecofarming berbasis Microbacter Alfaafa (MA 11) di Sleman.
2. Pelatihan Pengolahan Ikan di Kabupaten Pulau Morotai
Pelatihan ini diikuti oleh perwakilan istri nelayan dari desa Dodoku, Mandiri, Gosoma,
Daeo dan perwakilan dari anggota penggerak PKK Kabupaten Pulau Morotai. Pelatihan ini
merupakan upaya pembinaan hilir untuk meningkatkan nilai tambah dalam bentuk hasil olahan.
Pengolahan ikan akan memberikan nilai tambah dan pada akhirnya dapat meningkatkan
kesejahteraan nelayan. Produk akhir dalam pengolahan berbahan dasar ikan laut ini berupa
dendeng ikan tuna, BITCan (kamplang), ikan teri krispi dan sambal roa. Pemateri adalah Ibu Siti
Sulastri dari anggota WUBI.
56
57
Secara umum, transaksi keuangan tunai di Maluku Utara pada triwulan IV 2017
mengalami net outflow karena adanya peningkatan aktivitas perekonomian
terkait dengan perayaan Natal dan Tahun Baru oleh masyarakat Maluku Utara.
Sementara transaksi keuangan nontunai juga menunjukkan peningkatan seiring
dengan meningkatnya akitivitas pembayaran dalam menghadapi HBKN.
BAB V PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN
“Transaksi Tunai dan Nontunai Meningkat Seiring
Perbaikan Perekonomian Maluku Utara”
Net Outflow
Triwulan IV 2017
Rp 882,263
miliar
Nominal Transaksi Kliring
Triwulan IV 2017
Rp 330,664
miliar
58
5.1 Perkembangan Transaksi Pembayaran Tunai
Pergerakan uang kartal melalui Bank Indonesia di Maluku Utara masih mengikuti pola
historisnya. Aliran uang kartal menunjukkan peningkatan yang signifikan pada net outflow
dibandingkan triwulan sebelumnya (Grafik 5.1). Posisi net outflow (uang yang keluar lebih besar
daripada jumlah uang yang masuk dari khazanah Kantor Perwakilan Bank Indonesia Maluku
Utara) meningkat signifikan mencapai 76,64% (yoy) dari Rp3,185 miliar pada triwulan III 2017
menjadi Rp 882,263 miliar pada triwulan IV 2017. Pada triwulan IV 2017 aliran uang keluar
(outflow) tercatat sebesar Rp 1078, 739 miliar, sementara aliran uang masuk (inflow) sebesar
Rp 196,476 miliar lebih rendah dari triwulan sebelumnya yang sebesar Rp350,74 miliar atau
menurun 17,20% (yoy).
Grafik 5.1 Perkembangan Transaksi Tunai di Maluku Utara
Menurunnya net inflow tersebut menunjukkan adanya peningkatan kebutuhan uang
kartal oleh masyarakat dalam rangka memenuhi aktivitas ekonominya. Peristiwa ini juga
ditenggarai oleh adanya peningkatan konsumsi masyarakat dalam rangka menghadapi faktor
musiman yaitu hari Natal dan Tahun Baru serta realisasi proyek-proyek pembangunan
pemerintah daerah yang harus diselesaikan pada akhir tahun. Sementara itu, inflow triwulan IV
2017 menunjukkan kontraksi sebesar -17,20% (yoy) setelah mengalami peningkatan pada
triwulan sebelumnya sebesar 1,77% (yoy). Sedangkan outflow tercatat mengalami peningkatan
sebesar 46,36% (yoy) pada triwulan IV setelah sebelumnya terkontraksi sebesar -2,46% (yoy).
-1.000,00
-500,00
0,00
500,00
1.000,00
1.500,00
III IV I II III IV I II III IV I II III IV
2015 2016 2017
Inflow Outflow NetflowRp miliar
Sumber: KPw BI Maluku Utara
59
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Maluku Utara (KPw BI Provinsi Malut)
melaksanakan layanan kas titipan dan kas keliling untuk memenuhi kebutuhan masyarakat
akan uang Rupiah dalam kondisi yang masih relatif baru dan layak edar serta menjangkau
masyarakat yang jauh dari wilayah perkotaan. Hingga saat ini KPw BI Provinsi Maluku Utara
telah memiliki 2 kas titipan yaitu di Labuha, Kabupaten Halmahera Selatan dan Tobelo,
Kabupaten Halmahera Utara.
Guna menjangkau seluruh wilayah Maluku Utara, Kas Keliling secara rutin dilakukan
oleh KPw BI Provinsi Maluku Utara baik di dalam maupun di luar Kota Ternate. Tantangan yang
dihadapi yakni kondisi geografis Maluku Utara yang merupakan wilayah kepulauan. Selain
menerapkan Clean Money Policy (Kebijakan untuk menyediakan uang layak edar), kegiatan kas
keliling juga bertujuan untuk menyediakan uang pecahan kecil kepada masyarakat tanpa harus
datang ke KPw Bank Indonesia Provinsi Maluku Utara. Selama triwulan IV 2017, Unit
Pengelolaan Uang Rupiah KPw BI Provinsi Malut telah melaksanakan 30 kali kas keliling baik
yang dilaksanakan di Kota Ternate maupun di Luar Kota Ternate, kecuali pada bulan Desember
tidak ada pelaksanaan kas keliling dikarenakan telah selesainya jadwal kegiatan kas keliling
tahun 2017.
Tabel 5.1 Kegiatan Kas Keliling di Maluku Utara
Dalam rangka menerapkan kegiatan clean money policy, Kantor perwakilan Bank
Indonesia Provinsi Maluku Utara melakukan penarikan uang tidak layak edar di masyarakat
untuk kemudian dimusnahkan. Pada Triwulan IV uang yang dimusnahkan mengalami
penurunan nilai yang cukup berarti sebesar -19% (qtq) dengan volume -35% (qtq) (Grafik 5.2).
Penurunan nominal dan volume uang yang dimusnahkan pada triwulan IV dikarenakan telah
dilakukan pemusnahan uang tidak layak edar pada triwulan III dengan jumlah yang sangat
Sumber: KPw BI Maluku Utara
60
tinggi. Selain itu, menurunnya jumlah uang tidak layak edar pada Triwulan IV disebabkan oleh
kegiatan kas keliling KPw BI Maluku Utara untuk menyediakan uang layak edar dimasyarakat
dilakukan secara rutin bahkan hingga ke pelosok.
Grafik 5.2 Perkembangan Pemusnahan UTLE di Maluku Utara
Pada triwulan IV 2017, tidak ditemukan uang palsu dari setoran bank ke Unit
Pengolahan Uang Rupiah Kantor Perwakilan Bank Indonesia Maluku Utara sama halnya
dengan triwulan sebelumnya. KPw BI Maluku Utara terus melakukan sosialisasi ciri-ciri keaslian
uang rupiah guna meningkatkan awareness masyarakat terkait peredaran uang palsu
di Provinsi Maluku Utara. Sosialisasi biasa dilakukan di pusat-pusat perbelanjaan seperti pasar
(baik modern maupun tradisional), pusat pendidikan seperti universitas dan sekolah atau
kepada Pemerintah Daerah. Selanjutnya, Bank Indonesia juga melakukan publikasi tentang
ciri-ciri keaslian uang rupiah melalui media massa baik cetak maupun elektronik.
5.2 Perkembangan Transaksi Pembayaran Nontunai
Perkembangan transaksi pembayaran nontunai di Maluku Utara yang tercermin dari
transaksi pada layanan kliring perbankan mengalami kenaikan yang signifikan. Secara tahunan,
nominal transaksi kliring tercatat mengalami peningkatan sebesar 34,58% (yoy) pada triwulan
IV. Sementara itu, layanan RTGS di Maluku Utara semakin gencar seiring dengan pertumbuhan
ekonomi dan kebutuhan akan akses keuangan digital yang kian tinggi.
3%
89%
-19%
-40%
-20%
0%
20%
40%
60%
80%
100%
-
50.000.000
100.000.000
150.000.000
200.000.000
250.000.000
300.000.000
II III IV
JUMLAH NOMINAL YANG DIMUSNAHKAN
PERTUMBUHAN JUMLAH NOMINAL YANG DIMUSNAHKAN
Sumber: KPw BI Maluku Utara
61
5.2.1 Perkembangan Kegiatan Kliring
Seiring dengan peningkatan aktivitas perekonomian di triwulan IV 2017, kegiatan
sistem pembayaran non tunai yang diselenggarakan Bank Indonesia melalui Sistem Kliring
Nasional Bank Indonesia (SKNBI) juga menunjukkan peningkatan dibandingkan triwulan
sebelumnya, baik dari sisi nominal maupun volume (Grafik 5.3). Jumlah transaksi nontunai di
Maluku Utara tercatat mengalami pertumbuhan sebesar 87,37% (yoy) pada triwulan IV. Angka
ini jauh lebih besar dibandingkan dengan triwulan III yang tercatat sebesar 33,83% (yoy).
Secara nominal, Transaksi nontunai melalui fasilitas kliring pada periode triwulan III 2017
sebesar Rp 330,264 miliar, meningkat 34,58% (yoy) setelah sebelumnya terkontraksi -7,34 %
(yoy).
Grafik 5.3 Perkembangan Kliring di Maluku Utara
Peningkatan nilai transaksi melalui SKNBI sejalan dengan pertumbuhan konsumsi
pemerintah, konsumsi lembaga swasta nirlaba serta investasi pada triwulan terlapor.
Meningkatnya nominal transaksi melalui kliring di Maluku Utara (yoy) juga disebabkan oleh
tingginya kegiatan masyarakat dalam menggunakan fasilitas kliring berkaitan dengan naiknya
aktivitas pembayaran dalam menghadapi hari natal dan tahun baru.
-
50.000
100.000
150.000
200.000
250.000
300.000
350.000
0
1000
2000
3000
4000
5000
6000
7000
8000
9000
10000
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
2014 2015 2016 2017
Jumlah Warkat (lembar) Nominal (Rp Juta, RHS)
Sumber: KPw BI Maluku Utara
62
Tabel 5.2 Perkembangan Cek/ BG Kosong di Maluku Utara
Sementara itu, rasio cek dan bilyet giro (BG) kosong kembali meningkat pada triwulan
IV. Pada triwulan IV tercatat sebanyak 55 cek dan bilyet giro kosong yang dikembalikan. Angka
ini sedikit lebih tinggi dibandingkan triwulan III yang tercatat sebanyak 41 lembar saja. Secara
tahunan, pertumbuhan nominal cek dan bilyet giro kosong sedikit menurun dibandingkan
triwulan sebelumnya dari 0,64% (yoy) menjadi 0,61% (yoy). Adapun rasio jumlah cek/BG
kosong terhadap cek/BG yang diserahkan pada triwulan IV 2017 adalah sebesar 0,60%, juga
mengalami sedikit penurunan dari rasio triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 0,66%
(Tabel 5.2).
5.2.2 Perkembangan Kegiatan RTGS
Pertumbuhan transaksi nontunai dengan layanan jasa RTGS di Maluku Utara pada
triwulan IV 2017 tidak mengalami perubahan secara jumlah transaksi, volume transaksi dari
triwulan sebelumnya dan triwulan IV tercatat sama sebesar 535 kali. Apabila dilihat secara
tahunan, terjadi perlambatan pada triwulan IV yang hanya mencatatkan pertumbuhan sebesar
10,1% (yoy). Angka ini jauh lebih kecil jika dibandingkan dengan triwulan III yang tercatat
tumbuh sebesar 217% (yoy). Secara nominal, pada triwulan IV transaksi layanan RTGS tercatat
sebesar Rp 350,7 miliar naik dibandingkan triwulan III sebesar Rp 340,9 miliar. Angka ini
menunjukkan pertumbuhan pada triwulan IV naik 17% (yoy). Pertumbuhan ini sejalan dengan
Sumber: KPw BI Maluku Utara
63
membaiknya kinerja keuangan dan kondisi korporasi dibeberapa sektor yang berdampak
dengan meningkatnya kebutuhan akan layanan transaksi nontunai high value.
5.3 PERKEMBANGAN KUPVA BUKAN BANK (BB)
Pada perkembangannya, valuta asing menjadi kebutuhan di Maluku Utara. Dalam
rangka memenuhi kebutuhan masyarakat yang akan melaksanakan ibadah umroh dan haji
serta untuk memenuhi kebutuhan wisatawan asing yang berkunjung ke Maluku utara, pada
Desember 2017 telah dilakukan peresmian CV. Qanitha Jaya Perkasa sebagai penyelenggara
KUPVA bukan bank (BB) pertama di Maluku Utara. Perkembangan penyelenggaraan KUPVA
bukan Bank (BB) telah sampai pada tahap pemberian sertifikat penyelenggara KUPVA BB oleh
Bank Indonesia KPw Maluku Utara kepada CV. Qanitha Jaya Perkasa, Keputusan Pemberian
Izin Usaha (KPIU), dan pendaftaran hak akses atau permintaan sandi user-id pelaporan KUPVA
BB Online untuk penyelenggara dan pengawas.
Sehubungan dengan peresmian CV. Qanitha Jaya Perkasa sebagai penyelenggara
KUPVA Bukan Bank (BB) baru dilakukan pada akhir triwulan IV maka CV. Qanitha Jaya
Perkasa belum melakukan pelaporan bulanan kepada Bank Indonesia KPw Provinsi Maluku
Utara yang dalam hal ini bertindak sebagai pengawas KUPVA bukan bank (BB). Sebagai
informasi, CV. Qanitha Jaya Perkasa melakukan penukaran valuta asing untuk mata uang
dollar, yuan, dan real dengan kurs terbaik. Selain sebagai penyelenggara KUPVA bukan Bank
(BB) atau yang lebih dikenal dengan money changer, CV. Qanitha Jaya Perkasa juga bergerak
dibidang tour and travel ibadah umroh sehingga transaksi penukaran valuta asing paling
banyak diperkirakan mata uang Real.
64
Permintaan terhadap tenaga kerja pada triwulan berjalan diperkirakan meningkat
yang terindikasi dari peningkatan SBT Penggunaan Tenaga Kerja SKDU.
Tingkat kesejahteraan masyarakat pedesaan khususnya petani di Maluku Utara
masih dalam kondisi yang relatif baik. Meskipun mengalami penurunan NTP,
namun kesejahteraan petani di Maluku Utara sampai dengan periode laporan
masih terjaga.
BAB VI KETENAGAKERJAAN DAN
KESEJAHTERAAN
“Kesejahteraan Masyarakat Maluku Utara
Masih Dalam Tingkat yang Baik”
TPT
5,33%
NTP
100,02
66
6.1 Perkembangan Ketenagakerjaan
Pada triwulan berjalan, diperkirakan penggunaan tenaga kerja akan mengalami
peningkatan ditandai dengan saldo bersih tertimbang (SBT) perkiraan Survei Kegiatan Dunia
Usaha (SKDU) yang mencatatkan nilai positif sebesar 1,63%. Penambahan tenaga kerja
diperkirakan akan berasal dari sektor perdagangan, hotel dan restoran serta keuangan,
persewaan dan jasa perusahaan.
Grafik 6.1 Perkembangan TPT dan TPAK Maluku Utara
Berdasarkan data BPS, Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) mengalami
penurunan dari 66,19% pada Agustus 2016 menjadi 63,65% di Agustus 2017 (Grafik 6.1).
angkatan kerja pada Agustus 2017 sebanyak 516,2 ribu orang. Dengan angkatan kerja
terbanyak berada di Kota Ternate yang mencapai 97,8 ribu orang. Pada triwulan laporan,
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) justru mengalami kenaikan menjadi 5,33% dibanding
periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 4,01% (Tabel 6.1). Peningkatan TPT pada
triwulan laporan mengindikasikan bahwa saat ini situasi sedang sulit untuk mendapatkan
pekerjaan atau masih menunggu pekerjaan yang sesuai dengan tingkat pendidikan yang
dimiliki. Namun, pertumbuhan ekonomi Maluku Utara yang selalu berada diatas rata-rata
nasional diharapkan mampu memberikan dampak positif pada penyerapan tenaga kerja dan
peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Feb Agsts Feb Agsts Feb Agsts Feb Agsts Feb Agsts
2013 2014 2015 2016 2017
TPAK 67,72% 64,35% 66,43% 63,88% 67,99% 66,43% 67,83% 66,19% 69,48% 63,65%
TPT 5,43% 3,80% 5,65% 5,29% 5,56% 6,05% 3,43% 4,01% 4,82% 5,33%
0%
1%
2%
3%
4%
5%
6%
7%
60%
61%
62%
63%
64%
65%
66%
67%
68%
69%
70%
Sumber: BPS Provinsi Maluku Utara, diolah
67
Tabel 6.1 Perkembangan Ketenagakerjaan di Maluku Utara (ribu jiwa)
Berdasarkan lapangan pekerjaan utama pada Agustus 2017, penyerapan tenaga kerja
paling besar terjadi pada sektor pertanian, perkebunan, kehutanan, perburuan, dan perikanan,
yaitu sebanyak 199 ribu orang atau sebanyak 40,72% dari angkatan kerja. Selanjutnya, diikuti
oleh sektor jasa kemasyarakatan, sosial, dan perorangan yang menyerap sebanyak 107 ribu
orang atau sebanyak 21,89% dari angkatan kerja (Grafik 6.2).
Grafik 6.2 Jumlah Tenaga Kerja pada Lapangan Pekerjaan Utama di Maluku Utara (ribu jiwa)
Berdasarkan data historisnya, saat ini Maluku Utara sedang mengalami pergeseran
penyerapan tenaga kerja dari sektor utama, yakni sektor pertanian, perkebunan, kehutanan,
perburuan, dan perikanan menuju sektor-sektor sekunder dan tersier seperti sektor industri
pengolahan, sektor konstruksi, dan sektor perdagangan, rumah makan, dan jasa akomodasi.
Feb Agsts Feb Agsts Feb Agsts
763.3 773.18 782.4 792.5 801.9 811.0
519 513.6 530.7 524.5 557.1 516.2
Bekerja 490.2 482.54 512.5 503.5 530.3 488.7
Pengangguran 28.8 31.06 18.2 21 26.8 27.5
244.3 259.58 251.7 268 244.7 294.8
67.99% 66.43% 67.83% 66.19% 69.48% 63.65%
5.56% 6.05% 3.43% 4.01% 4.82% 5.33%
TPAK
TPT
2015 2016Indikator
Penduduk 15 Tahun Keatas
Angkatan Kerja
Bukan Angkatan Kerja
2017
222,6 239,5 245,0 242,4225,2 205,5 234,0 199,0
97,494,4
87,9 84,795,7 104,5 100,1 107,0
55,259,2
72,9 63,775,2 72,0 78,1 63,9
16,112,7 8,9 17,4
26,4 44,5 36,2 34,1
24,922,7
23,0 23,2 25,5 21,8 31,9 29,8
49,3 37,6 52,5 51,1 64,5 55,2 49,9 55,0
0,0%
10,0%
20,0%
30,0%
40,0%
50,0%
60,0%
70,0%
80,0%
90,0%
100,0%
Feb Agsts Feb Agsts Feb Agsts Feb Agsts
2014 2015 2016 2017
Lainnya
Konstruksi
Industri Pengolahan
Perdagangan, RumahMakan, dan JasaAkomodasiJasa Kemasyarakatan,Sosial, dan Perorangan
Sumber: BPS Provinsi Maluku Utara, diolah
Sumber: BPS Provinsi Maluku Utara, diolah
68
-5%
-4%
-3%
-2%
-1%
0%
1%
2%
3%
4%
97
98
99
100
101
102
103
104
105
106
1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1
2015 2016 2017 2018
NTP g_NTP (yoy)
6.2 Tingkat Kesejahteraan Daerah
Kesejahteraan masyarakat di area pedesaan terpantau stabil. Pada Januari 2018,
Nilai Tukar Petani (NTP) Maluku Utara tercatat sebesar 100,02, mengalami penurunan
dibandingkan bulan sebelumnya (Grafik 6.5). NTP Maluku Utara mengalami penurunan
1,17% bila dibandingkan dengan Desember 2017 yang tercatat sebesar 101,2. Penurunan NTP
Maluku Utara mengindikasikan bahwa secara relatif tingkat kemampuan/daya beli petani
menurun. Sementara itu, inflasi pedesaan Provinsi Maluku Utara tercatat sebesar 1,12% yang
disebabkan kenaikan indeks harga pada tujuh kelompok pengeluaran, yaitu kelompok Bahan
Makanan; kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau; kelompok Perumahan,
Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar; kelompok Sandang; kelompok Kesehatan; kelompok
Pendidikan, Rekreasi dan Olah Raga; serta kelompok Transportasi dan Komunikasi.
Grafik 6.3 Perkembangan NTP Maluku Utara Grafik 6.4 NTP per Subsektor di Maluku Utara
Pada triwulan laporan, tercatat bahwa NTP Maluku Utara berada ditengah diantara
Kawasan Timur Indonesia (Tabel 6.2). Hal ini mengindikasikan bahwa kondisi kesejahteraan
masyarakat pedesaan khususnya petani di Maluku Utara masih dalam kondisi yang relatif baik.
Sehingga, meskipun mengalami penurunan NTP, namun kesejahteraan petani di Maluku Utara
sampai dengan periode laporan masih terjaga.
101,2
9
108,8
4
96,4
5
107,3
1
102,1
2
101,7
7
101,2
1
109,0
1
94,5
6
107,4
1
104,1
3
101,2
0
Tanaman Pangan Hortikultura Perkebunan Rakyat Peternakan Perikanan Gabungan
Triwulan III-2017 Triwulan IV-2017
Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara, diolah Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara, diolah
69
Tabel 6.2 Nilai Tukar Petani (NTP) Kawasan Timur Indonesia
Di tengah tingginya pertumbuhan ekonomi Maluku Utara, Indeks Keyakinan
Konsumen pada Januari 2018 tercatat sebesar 125,94. Optimisme konsumen terhadap
kondisi ekonomi pada awal tahun 2018 terjaga pada level positif, meski sedikit lebih rendah dari
bulan sebelumnya. Terjaganya optimisme konsumen tersebut ditopang terutama oleh kenaikan
penghasilan saat ini dan kenaikan ekspektasi penghasilan pada 6 bulan mendatang. Pada
komponen Kondisi Keuangan Konsumen, indeks perkiraan pengeluaran untuk konsumsi dalam
3 (tiga) bulan yang akan datang pada Januari 2018 sebesar 159,07 atau turun 9,10% dari bulan
sebelumnya.
Dari sisi ketimpangan, berdasarkan data BPS, terdapat kecenderungan kenaikan
ketimpangan pengeluaraan penduduk Maluku Utara yang terindikasi dari meningkatnya gini
ratio dari 0,317 pada semester II tahun 2017 menjadi 0,330 pada semester III tahun 2017 (data
dipublikasi Januari 2018). Hal ini menunjukkan bahwa meskipun terjadi pelebaran tingkat
ketimpangan pengeluaran di Provinsi Maluku Utara, namun distribusi pengeluaran di antara
penduduk masih cukup merata.
Peringkat Provinsi NTP
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
102,92Nasional
Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara, diolah
70
6.3 Profil Kemiskinan Daerah
Berdasarkan data BPS Ternate, jumlah penduduk miskin di pedesaan masih lebih besar
dibandingkan di perkotaan. Jumlah penduduk miskin di Ternate yang berdomisili di desa
sebanyak 83,48% dari total jumlah penduduk miskin di Ternate, atau sebanyak 65,35 ribu orang
dan sisanya 16,52% atau sebanyak 1,57 juta orang tinggal di perkotaan. Dari angka tersebut
terjadi peningkatan jumlah penduduk miskin di pedesaan sebesar 2,19%, sementara penduduk
miskin di perkotaan meningkat sebesar 3,86% dibandingkan tahun sebelumnya.
Grafik 6.5 Jumlah Penduduk Miskin Desa dan Kota
Grafik 6.6 Persentase Jumlah Penduduk Miskin
Desa dan Kota
Garis kemiskinan merupakan harga yang dibayar oleh kelompok acuan untuk memenuhi
kebutuhan pangan sebesar 2.100 kilokalori/kapita per hari dan kebutuhan nonpangan esensial,
seperti perumahan, sandang, kesehatan, pendidikan, transportasi, dan lainnya.
Berdasarkan hasil survei nasional, pada periode Maret-September 2017, garis
kemiskinan Maluku Utara naik sebesar 1,62% atau naik Rp6.342/kapita per bulan, yakni dari
Rp390.998/kapita per bulan menjadi Rp397.340/kapita per bulan. Peranan komoditas makanan
terhadap garis kemiskinan jauh lebih besar dibandingkan peranan komoditas bukan makanan.
Pada Maret-September 2017, penyumbang garis kemiskinan terbesar yakni komoditas
makanan baik di perkotaan maupun pedesaan hampir sama. Pada September 2017 beras
memberikan sumbangan sebesar 25,40% di perkotaan dan 25,06% di pedesaan. Rokok kretek
filter memberikan sumbangan terbesar kedua pada garis kemiskinan sebesar 12,76% di
pedesaan, sedangkan tongkol/tuna/cakalang memberikan sumbangan terbesar ke dua di
daerah perkotaan sebesar 9,19%.
12,19 11,17 12,25 8,29 10,58 12,45 12,00 12,93
70,45 73,62 67,6564,35 64,10 63,95 64,47 65,35
0,00
10,00
20,00
30,00
40,00
50,00
60,00
70,00
80,00
90,00
Maret Sept Maret Sept Maret Sept Maret Sept
2014 2015 2016 2017
Kota DesaRibu Orang
3,953,58 3,85
2,613,32
3,76 3,61 3,70
8,56 8,85
7,957,57 7,44 7,43 7,40 7,557,30 7,41
6,846,22 6,33 6,41 6,35 6,44
0,00
1,00
2,00
3,00
4,00
5,00
6,00
7,00
8,00
9,00
10,00
Maret Sept Maret Sept Maret Sept Maret Sept
2014 2015 2016 2017
Kota Desa Kota+Desa%
Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara, diolah Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara, diolah
71
Grafik 6.7 Garis Kemiskinan Makanan dan Non Makanan Desa dan Kota
Permasalahan kemiskinan tidak sekadar jumlah dan persentase penduduk miskin, tetapi
yang juga perlu diperhatikan adalah seberapa besar jarak rata-rata pengeluaran penduduk
miskin terhadap garis kemiskinan (tingkat kedalaman) yang disebut sebagai P1 dan keragaman
pengeluaran antar penduduk miskin (P2).
Nilai P1 tahun ini menunjukkan penurunan 0,11 poin atau sebesar 0,92 pada September
2016 menjadi 0,81 pada September 2017. Penurunan nilai P1 tersebut terjadi di perdesaan
(0,27 poin), sedangkan di perkotaan mengalami kenaikan (0,32 poin). Sementara itu, nilai P2
juga mengalami penurunan 0,06 poin atau menjadi 0,15 pada September 2017 (Tabel 6.3).
Tabel 6.3 Nilai Tukar Petani (NTP) di Maluku Utara
Penurunan kedua nilai yaitu P1 dan P2 memberikan indikasi rata-rata pengeluaran
penduduk miskin cenderung mendekati garis kemiskinan dan ketimpangan pengeluaran
diantara penduduk miskin juga semakin menyempit. Ditinjau secara daerah kota-desa, nilai P1
dan P2 antar perkotaan dan perdesaan menunjukkan bahwa kesenjangan kemiskinan di
perdesaan lebih tinggi daripada di perkotaan. Hal ini dapat dilihat dari nilai P1 dan P2 pada
-
50.000
100.000
150.000
200.000
250.000
300.000
350.000
400.000
450.000
Mar
et'
14
Sep
t'1
4
Mar
et'
15
Sep
t'1
5
Mar
et'
16
Sep
t'1
6
Mar
et'
17
Sep
t'1
7
Mar
et'
14
Sep
t'1
4
Mar
et'
15
Sep
t'1
5
Mar
et'
16
Sep
t'1
6
Mar
et'
17
Sep
t'1
7
Mar
et'
14
Sep
t'1
4
Mar
et'
15
Sep
t'1
5
Mar
et'
16
Sep
t'1
6
Mar
et'
17
Sep
t'1
7
Makanan Bukan Makanan Total
Kota Desa Kota+Desa
Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara, diolah
Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara, diolah
72
September 2017, dimana nilai kedua indeks (P1 dan P2) di perdesaan lebih tinggi dibanding di
perkotaan.
6.4 Profil Kebahagiaan Daerah
Indeks Kebahagiaan merupakan indeks komposit yang dihitung secara tertimbang
menggunakan dimensi dan indikator dengan skala 0-100. Semakin tinggi nilai indeks
menunjukkan tingkat kehidupan penduduk yang semakin bahagia. Sebaliknya, semakin rendah
nilai indeks maka semakin merasa tidak bahagia.
Indeks Kebahagiaan antar provinsi di Indonesia bervariasi dengan rentang antara 67,52
sampai dengan 75,68. Tiga provinsi yang memiliki nilai Indeks Kebahagiaan tertinggi adalah
Provinsi Maluku Utara sebesar 75,68, Maluku sebesar 73,77, dan Sulawesi Utara sebesar
73,69. Sedangkan Provinsi yang memiliki Indeks Kebahagiaan terendah yakni Papua sebesar
67,52, Sumatera Utara sebesar 68,41, dan Nusa Tenggara Timur sebesar 68,98.
Grafik 6.8 Indeks Kebahagian Penduduk Menurut Provinsi, 2017
Komponen penyusun Indeks Kebahagian terdiri dari dimensi kepuasan (subdimensi
personal dan subdimensi sosial), dimensi perasaan (affect), dan dimensi makna hidup
(eudaimonia). Indeks indikator penyusun Indeks Kebahagian tertinggi adalah Keharmonisan
Keluarga sebesar 85,86 (Subdimensi Sosial). Sementara indeks indikator penyusun Indeks
Kebahagian terendah adalah Perasaan Tidak Khawatir/Cemas sebesar 65,74 (Dimensi
Perasaan/Affect).
75,68
70,69
62,00
64,00
66,00
68,00
70,00
72,00
74,00
76,00
78,00
Indeks
Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara, diolah
73
Gambar 6.1 Indikator Penyusun Indeks Kebahagiaan Maluku Utara, 2017
Pada Dimensi Perasaan (Affect), indikator yang memiliki indeks tertinggi adalah
Perasaan Senang/Riang/Gembira sebesar 81,05, sementara yang terendah adalah Perasaan
Tidak Khawatir/Cemas sebesar 65,74. Pada Dimensi Makna Hidup (Eudaimonia), indikator
yang memiliki indeks tertinggi adalah Tujuan Hidup sebesar 82,83, sebaliknya yang terendah
adalah Pengembangan Diri sebesar 72,68. Penduduk Maluku Utara pada umumnya merasa
optimis dengan masa depannya yang tercermin dari indeks Tujuan Hidup yang mencapai level
82,83. Sementara itu, tingkat pengembangan potensi diri melalui upaya peningkatan
pengetahuan, keterampilan, dan sebagainya relatif rendah yaitu sebesar 72,68.
67,68 74,05 71,94
75,86
74,79
85,62
78,12
81,97
79,10 81,81 81,05
65,74
67,84
77,07
79,83
72,68
78,94
82,83
81,81
Pendidikan danKeterampilan Pekerjaan/Usaha/
Kegiatan Utama
Pendapatan RumahTangga
Kesehatan
Kondisi Rumahdan Fasilitas
Rumah
KeharmonisanKeluarga
KondisiKeamanan
KeadaanLingkungan
HubunganSosial
KetersedianWaktu Luang
Kemandirian
Perasaan Senang/Riang/Gembira
Perasaan TidakKhawatir/Cemas
Perasaan TidakTertekan
PenguasaanLingkungan
PenerimaanDiri
Tujuan Hidup
Hubungan Positifdengan Orang Lain
PengembanganDiri
Dimensi Kepuasan Hidup
Subdimensi Personal
Subdimensi Sosial
Dimensi Perasaan (Affect)
Dimensi Makna Hidup (Eudaimonia)
Keterangan:
Catatan: Indeks indikator diukurpada skala 0-100. Titik pada grafikmenunjukkan besaran indeks padasetiap indikator. Semakin jauh titikdari sumbu menunjukkan semakintinggi besaran indeksnya.
Sumber : BPS Provinsi Maluku Utara, diolah
74
75
Perekonomian Maluku Utara pada triwulan II 2018 diperkirakan mengalami
akselerasi dibandingkan dengan triwulan sebelumnya dan berada pada kisaran
7,80% (yoy) – 8,20% (yoy).
Sementara itu, inflasi pada periode triwulan II 2018 diproyeksikan akan meningkat
dari pada triwulan sebelumnya dan berada pada kisaran 2,20% - 2,70% (yoy)
dengan kecenderungan bias ke atas.
a
BAB VII PROSPEK PEREKONOMIAN
“Pertumbuhan ekonomi diproyeksikan mengalami
akselerasi dengan inflasi yang rendah”
Proyeksi Ekonomi
Triwulan II 2018
7,80% -
8,20%
Proyeksi Inflasi
Triwulan II 2018
2,08%
-
2,48%
76
7.1 Prospek Pertumbuhan Ekonomi
Perekonomian Maluku Utara pada triwulan II 2018 diperkirakan mengalami
akselerasi dari triwulan berjalan dan berada pada kisaran 7,80% - 8,20% (yoy). Dari sisi
permintaan, akselerasi pertumbuhan ekonomi diakibatkan oleh membaiknya kinerja konsumsi
pemerintah yang disebabkan oleh penyelesaian proyek pemerintah daerah menjelang
berakhirnya masa jabatan gubernur saat ini pada triwulan II 2018, serta terus berlangsungnya
pembangunan infrastruktur multiyears di wilayah provinsi Maluku Utara seperti jalan lingkar
Halmahera, proyek kelistrikan, dan pembangunan kawasan industri. Di lain sisi, akselerasi
pertumbuhan ekonomi tersebut masih tertahan oleh kinerja konsumsi rumah tangga, PMTB,
dan ekspor LN akibat dari ketidakpastian dalam bidang ekonomi dan politik yang disebabkan
oleh pelaksanaan Pilkada tingkat provinsi di tahun 2018.
Dari sisi penawaran, akselerasi pertumbuhan dipengaruhi oleh peningkatan kinerja di
lapangan usaha pertanian, pertambangan, kontruksi, dan perdagangan. Sementara itu,
akselerasi pertumbuhan akan di tahan oleh menurunnya kinerja lapangan usaha industri
pengolahan diakibatkan oleh kuota ekspor bijih nikel dan terlambatnya pembangunan smelter.
Dengan rencana pengakhiran eksploitasi tambang emas di Halmahera Utara, efek
Pilkada 2018, serta relaksasi kuota ekspor bijih nikel akan mewarnai perlambatan pertumbuhan
provinsi Maluku Utara pada tahun 2018, pertumbuhan ekonomi tahun 2018 diproyeksikan
akan melambat menjadi sebesar 6,91% - 7,31%. Dilihat dari sisi permintaan, perlambatan
Grafik 7.1 Perkembangan PDRB Malut dan Proyeksinya
77
pertumbuhan akan disebabkan oleh konsumsi pemerintah, PMTB, ekspor LN, dan impor LN
yang diperkirakan mengalami perlambatan dibandingkan tahun sebelumnya. Dilihat dari sisi
penawaran, perlambatan pertumbuhan disebabkan oleh lapangan usaha utama Maluku Utara
yaitu lapangan usaha pertambangan, industri pengolahan, dan administrasi pemerintahan.
Perlambatan pertumbuhan tersebut juga dipengaruhi oleh base effect dari industri pengolahan
yang disebabkan beroperasinya smelter dari 2 perusahaan penambang nikel di Maluku Utara
pada tahun 2017.
7.1.1 Sisi Permintaan
Akselerasi pertumbuhan dari sisi permintaan pada triwulan II 2018 diakibatkan oleh
meningkatnya konsumsi pemerintahan yang disebabkan oleh efek dari pilkada 2018. Selain itu,
konsumsi pemerintah diperkirakan mengalami kenaikan karena mulai direalisasikannya
pembangunan power plant Ternate dan Malifut di awal tahun 2018. Pertumbuhan konsumsi
pemerintah diperkirakan terjaga pada kisaran 10,48% - 10,88% (yoy).
Adapun pertumbuhan ini akan ditahan oleh turunnya konsumsi rumah tangga, PMTB,
ekspor LN, dan impor LN. Secara umum, seluruh sisi permintaan khususnya PMTB turun
karena efek pilkada 2018 yang mempengaruhi ketidakpastian, baik ekonomi maupun politik, di
provinsi Maluku Utara sehingga pelaku usaha cenderung menunggu sampai dengan
berakhirnya masa pilkada provinsi. Hal ini ditunjukkan oleh hasil Survei Konsumen yang
dilakukan oleh Bank Indonesia yang menunjukkan penurunan indeks saldo bersih ekspektasi
kondisi usaha. Penurunan ekspektasi tersebut diakibatkan oleh kecenderungan bergantinya
pemimpin SKPD dan arah kebijakan setelah gubernur terpilih memimpin pemerintahan.
Sementara itu, kegiatan ekspor baik LN diprediksi turut menahan pertumbuhan pada
triwulan II 2018. Walaupun, terdapat upaya intensif pemerintah daerah beserta beberapa
pengusaha perikanan untuk mendorong pelaksanaan eskpor produk perikanan langsung dari
Maluku Utara, namun diperkirakan hal ini belum dapat mengimbangi perlambatan yang
diakibatkan ekspor bijih nikel.
78
7.1.2 Sisi Penawaran
Apabila dilihat dari sisi penawaran, lapangan usaha pertanian diperkirakan mengalami
akselerasi pada triwulan II 2018 karena mulai masuknya musim panen komoditas Hortikultura
dan produksi perikanan dalam rangka mendukung pasokan memasuki bulan Ramadhan dan
hari raya Idul Fitri. Sejalan dengan itu, lapangan usaha perdagangan diperkirakan mengalami
akselerasi yang disebabkan oleh semakin mendekatnya Pilkada yang mempengaruhi
peningkatan pada pola usaha perdagangan. Sementara itu, akselerasi juga akan dialami oleh
lapangan usaha pertambangan akibat adanya spekulasi dari penambahan kuota ekspor nikel
bijih.
Akselerasi lainnya yang akan mempengaruhi pertumbuhan dari sisi penawaran adalah
pada lapangan usaha konstruksi akibat dari penyelesaian proyek pemerintah daerah menjelang
Pilkada 2018 serta penyelesaian pembangunan infrastruktur multiyears di wilayah provinsi
Maluku Utara.
7.2 Outlook Inflasi Daerah
Tekanan inflasi Maluku Utara pada triwulan II 2018 diperkirakan akan mengalami
peningkatan dibanding inflasi triwulan berjalan yakni berada pada kisaran 2,08% (yoy) –
2,48% (yoy) dengan kencederungan bias ke atas. Berdasarkan disagregasinya, tekanan
inflasi inti (core) dan kelompok makanan harga bergejolak (volatile food) pada triwulan II 2018
cenderung mengalami kenaikan. Sementara inflasi untuk kelompok harga yang ditentukan
pemerintah (administered prices) diperkirakan mengalami penurunan. Peningkatan inflasi di
triwulan mendatang, secara umum diprediksi karena efek psikologis menjelang masuknya bulan
Ramadhan dan hari raya Idul Fitri.
Pada kelompok inflasi inti, diperkirakan terdapat sedikit kenaikan yang disebabkan oleh
peningkatan pola konsumsi masyarakat menjelang bulan Ramadhan dan hari raya Idul Fitri
seiring dengan peningkatan UMP. Adapun, peningkatan konsumsi masyarakat ini tidak
sebanding dengan peningkatan produksi lokal provinsi yang turut mengerek kenaikan harga.
Sementara itu, efek Pilkada 2018 masih akan mempengaruhi kenaikan inflasi yang efeknya
sudah dapat dirasakan di awal tahun.
79
Gambar 7.1 Perkiraan Curah Hujan pada April 2018
Sementara itu, pada kelompok volatile food juga diperkirakan mengalami kenaikan dari
sisi demand seiring dengan masuknya bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri. Menurut
BMKG, prakiraan curah hujan yang tinggi pada awal triwulan II 2018 serta gelombang yang
tinggi akan memberikan tekanan inflasi dari sisi supply yaitu bahan makanan berupa ikan yang
menjadi komoditas konsumsi utama. Selain itu, jalur distribusi barang juga diperkirakan akan
terganggu karena tingginya gelombang ditambah dengan jalur distribusi darat yang rawan
longsor. Adapun, kenaikan inflasi diharapkan dapat ditekan karena mulai beroperasinya sentra-
sentra tanaman holtikultura di Halmahera dan Tidore sehingga akan menjaga stabilitas harga
Bawang, Rica, dan Tomat.
Pada kelompok administered prices, tekanan inflasi diperkirakan berkurang seiring
menghilangnya efek kenaikan jasa pengurusan STNK dan kenaikan tarif PDAM. Selain itu
pemerintah diperkirakaan masih belum mengeluarkan kebijakan kenaikan tarif listrik dalam
waktu dekat. Namun demikian, potensi tekanan dari inflasi administered prices diperkirakan
masih akan muncul dari rencana kenaikan cukai rokok pada awal tahun 2018 serta pengaruh
kenaikan angkutan udara pada libur akhir tahun.
Tekanan inflasi ini diperkirakan dapat ditahan oleh beberapa rencana aksi yang
dilakukan oleh pemerintah yaitu antara lain dengan peningkatan konektivitas pengangkutan
Sumber: Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika
80
komoditas bahan pangan strategis melalui penyediaan angkutan bersubsidi berupa truk dan
kapal sewa. Selain itu, peningkatan produktivitas tanaman pangan dilakukan melalui
ekstensifikasi dan pembudidayaan tanaman pangan dan tanaman hortikultura penyebab inflasi
seperti padi, aneka cabai, aneka bawang, dan sayur-sayuran. Hingga awal triwulan berjalan,
program-program tersebut telah memberikan dampak pada terjaganya level inflasi pada tingkat
yang rendah. Selain itu, mulai diaktifkannya kembali kerjasama segitiga emas (Kota Ternate,
Kota Tidore Kepulauan, dan Kabupaten Halmahera Barat) dapat menjaga pasokan di Kota
Ternate sebagai pusat konsumsi oleh kabupaten/kota disekitarnya. Dengan demikian, risiko
tekanan inflasi karena distribusi dapat diminimalisir. Selain itu, meningkatnya produksi
komoditas tersebut menjadikan ketergantungan Kota Ternate pada pasokan dari luar provinsi
juga semakin berkurang.
Dengan mempertimbangkan kondisi terkini serta beberapa potensi risiko tersebut,
Inflasi pada akhir tahun 2018 diproyeksikan berada di 3,87% - 4,27%. Walaupun inflasi
diperkirakan meningkat dari tahun sebelumnya inflasi tersebut masih memenuhi target nasional
sebesar 3,5% ± 1%. Secara umum, peningkatan inflasi ini masih sejalan dengan proyeksi
perekonomian wilayah KTI yang diakibatkan oleh kenaikan agregat demand karena semakin
membaiknya perekonomian Maluku Utara. Hal tersebut juga sejalan dengan Inflasi volatile food
yang juga masih diperkirakan mengalami kenaikan. Produksi dan distribusi bahan makanan
masih menjadi tantangan utama provinsi Maluku Utara karena kondisi geografis yang
merupakan wilayah kepulauan. Dengan membaiknya peran koordinasi dan kinerja TPID di
tahun 2018, diharapkan akan dapat memberikan aksi nyata untuk menjaga inflasi volatile food
meski diperkirakan masih mengalami sedikit kenaikan. Selain itu, inflasi tahun 2018 dapat
ditekan oleh kelompok administered prices akibat penyesuaian subsidi tarif listrik, biaya
perpanjang STNK, dan harga BBM serta gas.