tinjauan kebijakan moneter - bi.go.id · tinggi dari prakiraan sebelumnya. aliran masuk modal asing...

31
TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER Juli 2019 Ekonomi, Moneter, dan Keuangan

Upload: others

Post on 20-Sep-2019

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER - bi.go.id · tinggi dari prakiraan sebelumnya. Aliran masuk modal asing dalam bentuk Penanaman Modal Asing (PMA) dan . 2 Tinjauan Kebijakan Moneter Juli

TINJAUANKEBIJAKAN MONETER

Juli 2019

Ekonomi, Moneter, dan Keuangan

Page 2: TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER - bi.go.id · tinggi dari prakiraan sebelumnya. Aliran masuk modal asing dalam bentuk Penanaman Modal Asing (PMA) dan . 2 Tinjauan Kebijakan Moneter Juli
Page 3: TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER - bi.go.id · tinggi dari prakiraan sebelumnya. Aliran masuk modal asing dalam bentuk Penanaman Modal Asing (PMA) dan . 2 Tinjauan Kebijakan Moneter Juli

Bank Indonesia Tinjauan Kebijakan Moneter Juli 2019 i

Tinjauan Kebijakan Moneter (TKM) dipublikasikan secara bulanan oleh Bank Indonesia setelah Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada setiap bulan Januari, Maret, April, Juni, Juli, September, Oktober, dan Desember. Laporan ini dimaksudkan sebagai media bagi Dewan Gubernur Bank Indonesia untuk memberikan penjelasan kepada masyarakat luas mengenai evaluasi kondisi moneter terkini atas asesmen dan prakiraan perekonomian Indonesia serta respons

Tinjauan Kebijakan MoneterJuli 2019

Dewan GubernurPERRY WARJIYO Gubernur

MIRZA ADITYASWARA Deputi Gubernur Senior

ERWIN RIJANTODeputi Gubernur

kebijakan moneter Bank Indonesia yang dipublikasikan dalam Laporan Kebijakan Moneter (LKM) secara triwulanan pada setiap bulan Februari, Mei, Agustus, dan November. Secara rinci, TKM menyampaikan hasil evaluasi atas perkembangan terkini mengenai inflasi, nilai tukar, dan kondisi moneter selama bulan laporan, serta keputusan respons kebijakan moneter yang ditempuh Bank Indonesia.

SUGENG Deputi Gubernur

ROSMAYA HADI Deputi Gubernur

DODY BUDI WALUYO Deputi Gubernur

Page 4: TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER - bi.go.id · tinggi dari prakiraan sebelumnya. Aliran masuk modal asing dalam bentuk Penanaman Modal Asing (PMA) dan . 2 Tinjauan Kebijakan Moneter Juli

Bank IndonesiaTinjauan Kebijakan Moneter Juli 2019ii

Daftar Isi

1. Ringkasan Eksekutif

Daftar Isi

Dewan Gubernur

Kata Pengantar 2. Perkembangan Ekonomi dan Kebijakan Moneter

Perkembangan Ekonomi Dunia

Risiko Pasar Keuangan Global

Pasar Komoditas Global

Pertumbuhan Ekonomi

Neraca Pembayaran Indonesia

Nilai Tukar Rupiah

Inflasi

Pasar Keuangan

Transmisi Suku Bunga

Likuiditas Perekonomian

Intermediasi Perbankan

Pembiayaan NonPerbankan

Pasar Saham

Pasar Surat Berharga Negara (SBN)

04

08

08

09

13

16

17

20

20

22

22

24

24

25

01

ii

i

i 04

Page 5: TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER - bi.go.id · tinggi dari prakiraan sebelumnya. Aliran masuk modal asing dalam bentuk Penanaman Modal Asing (PMA) dan . 2 Tinjauan Kebijakan Moneter Juli

Bank Indonesia Tinjauan Kebijakan Moneter Juli 2019 1

11111111111 Ringkasan Eksekutif

Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 17-18 Juli 2019 memutuskan untuk menurunkan BI 7-day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 25 bps menjadi 5,75%, suku bunga Deposit Facility sebesar 25 bps menjadi sebesar 5,00%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 25 bps menjadi 6,50%. Kebijakan tersebut ditempuh sejalan dengan tetap rendahnya prakiraan inflasi dan perlunya mendorong momentum pertumbuhan ekonomi, di tengah kondisi ketidakpastian pasar keuangan global yang menurun dan stabilitas eksternal yang terkendali. Strategi operasi moneter tetap diarahkan untuk memastikan ketersediaan likuiditas di pasar uang dan memperkuat transmisi kebijakan moneter yang akomodatif. Kebijakan makroprudensial tetap akomodatif untuk mendorong penyaluran kredit perbankan dan memperluas pembiayaan bagi perekonomian. Kebijakan sistem pembayaran dan pendalaman pasar keuangan juga terus diperkuat guna mendukung pertumbuhan ekonomi. Ke depan, Bank Indonesia memandang masih terbuka ruang bagi kebijakan moneter yang akomodatif sejalan dengan rendahnya prakiraan inflasi dan perlunya mendorong momentum pertumbuhan ekonomi lebih lanjut. Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait untuk mempertahankan stabilitas ekonomi, mendorong permintaan domestik, serta meningkatkan ekspor, pariwisata, dan aliran masuk modal asing, termasuk Penanaman Modal Asing (PMA).

Ketegangan hubungan dagang yang berlanjut terus menekan volume perdagangan dunia dan memperlambat pertumbuhan ekonomi global. Perekonomian AS diprakirakan tumbuh melambat akibat ekspor yang menurun sebagai dampak ketegangan hubungan dagang, stimulus fiskal yang terbatas, serta keyakinan pelaku ekonomi yang belum kuat. Pertumbuhan ekonomi kawasan Eropa juga melambat dipengaruhi penurunan kinerja ekspor dan permasalahan struktural terkait aging population, yang kemudian berpengaruh pada permintaan domestik. Kinerja ekspor yang menurun serta permintaan domestik yang melambat

juga terjadi di Tiongkok dan India. Ekonomi global yang melemah pada gilirannya makin menekan harga komoditas, termasuk harga minyak. Sejumlah bank sentral di negara maju dan negara berkembang merespons dinamika ekonomi yang kurang menguntungkan ini dengan menempuh kebijakan moneter yang lebih longgar, termasuk bank sentral AS yang diprediksi akan menurunkan suku bunga kebijakan moneter. Respons kebijakan tersebut mengurangi ketidakpastian pasar keuangan global dan mendorong aliran masuk modal asing ke negara berkembang.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia triwulan II 2019 diprakirakan relatif sama dengan pertumbuhan ekonomi pada triwulan sebelumnya. Konsumsi swasta tetap baik didukung keyakinan konsumen yang tetap terjaga. Investasi bangunan juga tetap tumbuh stabil. Sementara itu, ekspor Indonesia diprakirakan tumbuh negatif dipengaruhi terbatasnya permintaan dunia dan turunnya harga komoditas akibat berlanjutnya ketegangan hubungan dagang, meskipun ekspor baja naik pada Juni 2019. Dampak ketegangan hubungan dagang terhadap perlambatan ekspor juga terjadi di sejumlah negara. Selanjutnya, ekspor yang kontraksi mendorong penurunan impor dan investasi nonbangunan yang tumbuh terbatas. Ke depan, upaya untuk mendorong permintaan domestik, termasuk investasi, perlu ditingkatkan untuk memitigasi dampak negatif perlambatan ekonomi dunia. Secara keseluruhan, Bank Indonesia memprakirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia 2019 berada di bawah titik tengah kisaran 5,0-5,4%. Bank Indonesia akan menempuh bauran kebijakan dengan Pemerintah, dan otoritas terkait untuk mendorong momentum pertumbuhan ekonomi.

Kinerja Neraca Pembayaran Indonesia triwulan II 2019 diprakirakan tetap terjaga sehingga menopang stabilitas eksternal Indonesia. Perkembangan ini ditopang surplus transaksi modal dan finansial yang lebih tinggi dari prakiraan sebelumnya. Aliran masuk modal asing dalam bentuk Penanaman Modal Asing (PMA) dan

Page 6: TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER - bi.go.id · tinggi dari prakiraan sebelumnya. Aliran masuk modal asing dalam bentuk Penanaman Modal Asing (PMA) dan . 2 Tinjauan Kebijakan Moneter Juli

Bank IndonesiaTinjauan Kebijakan Moneter Juli 20192

investasi portofolio diprakirakan mencatat surplus cukup besar, didorong prospek perekonomian nasional yang baik dan daya tarik investasi aset keuangan domestik yang tinggi. Aliran masuk modal asing portofolio sampai dengan Juni 2019 tercatat 9,7 miliar dolar AS. Sementara itu, defisit transaksi berjalan diprakirakan melebar dipengaruhi kinerja ekspor barang dan jasa yang menurun, serta perilaku musiman terkait peningkatan kebutuhan repatriasi dividen dan pembayaran bunga utang luar negeri. Perkembangan positif terlihat pada neraca perdagangan Indonesia Juni 2019 yang kembali mencatat surplus sebesar 0,196 miliar dolar AS, setelah pada bulan sebelumnya juga mencatat surplus 0,22 miliar dolar AS. Posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Juni 2019 tercatat sebesar 123,8 miliar dolar AS, setara dengan pembiayaan 7,1 bulan impor atau 6,8 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor. Ke depan, defisit transaksi berjalan 2019 diprakirakan lebih rendah dari tahun 2018, yaitu dalam kisaran 2,5%–3,0% PDB. Bank Indonesia akan terus memperkuat sinergi kebijakan dengan Pemerintah dan otoritas terkait untuk meningkatkan ketahanan eksternal, termasuk pada upaya mendorong peningkatan PMA.

Nilai tukar Rupiah menguat sehingga mendukung stabilitas eksternal. Pada Juni 2019, nilai tukar Rupiah menguat 1,04% secara point to point dibandingkan dengan level akhir Mei 2019, dan 1,13% secara rerata dibandingkan dengan level Mei 2019. Penguatan Rupiah berlanjut pada Juli 2019, yakni 1,06% sampai 17 Juli 2019 secara point to point dibandingkan dengan level akhir Juni 2019. Penguatan tersebut didorong oleh menariknya imbal hasil investasi portofolio di aset keuangan domestik. Selain itu, persepsi positif terhadap prospek ekonomi Indonesia makin baik, termasuk pasca peningkatan sovereign rating Indonesia oleh Standard and Poor’s (S&P), serta berkurangnya ketidakpastian pasar keuangan global sejalan prakiraan kebijakan moneter global yang lebih longgar. Perkembangan positif ini kemudian mendorong berlanjutnya aliran masuk modal asing dan memperkuat Rupiah. Ke depan, Bank Indonesia memandang nilai tukar Rupiah akan bergerak stabil sesuai dengan mekanisme pasar yang tetap terjaga.

Untuk mendukung efektivitas kebijakan nilai tukar dan memperkuat pembiayaan domestik, Bank Indonesia terus mengakselerasi pendalaman pasar keuangan, baik di pasar uang maupun valas.

Inflasi Juni 2019 tetap terjaga pada level yang rendah dan stabil. Inflasi Indeks Harga Konsumen Juni 2019 tercatat 0,55% (mtm) atau 3,28% (yoy), sedikit menurun dibandingkan dengan inflasi bulan sebelumnya sebesar 0,68% (mtm) atau 3,32% (yoy). Inflasi inti tetap terkendali didukung konsistensi kebijakan Bank Indonesia dalam mengarahkan ekspektasi inflasi, termasuk dalam menjaga pergerakan nilai tukar sesuai fundamentalnya. Inflasi kelompok administered prices mencatat deflasi, seiring dampak positif penyesuaian tarif angkutan udara. Inflasi kelompok volatile food tetap terjaga sejalan dengan berakhirnya pola musiman terkait bulan Ramadan dan Idulfitri. Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi kebijakan dengan Pemerintah, baik di tingkat pusat maupun daerah, guna memastikan inflasi tetap rendah dan stabil, termasuk dalam mengantisipasi musim kemarau yang lebih awal dan panjang. Inflasi 2019 diprakirakan berada di bawah titik tengah kisaran sasarannya 3,5±1%.

Stabilitas sistem keuangan tetap terjaga, disertai dengan cukupnya ketersediaan likuiditas dan membaiknya risiko kredit. Ketahanan perbankan yang baik ditandai rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) perbankan Mei 2019 yang tetap tinggi yakni 22,3%, dan rasio kredit bermasalah (Non Performing Loan/NPL) yang tetap rendah yakni 2,6% (gross) atau 1,2% (net). Likuiditas perbankan juga terjaga antara lain tercermin pada rasio Alat Likuid terhadap Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) sebesar 18,5% pada Mei 2019, meskipun menurun dari 20,2% pada April 2019. Fungsi intermediasi tetap memadai dimana pertumbuhan kredit pada Mei 2019 tercatat 11,1% (yoy), stabil dibandingkan dengan pertumbuhan kredit April 2019. Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) pada Mei 2019 sebesar 6,7%, sedikit meningkat dibandingkan dengan pertumbuhan April 2019 sebesar 6,6%. Efisiensi perbankan juga baik tercermin pada rasio biaya operasional dan pendapatan operasional Mei 2019 yang tetap rendah

Page 7: TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER - bi.go.id · tinggi dari prakiraan sebelumnya. Aliran masuk modal asing dalam bentuk Penanaman Modal Asing (PMA) dan . 2 Tinjauan Kebijakan Moneter Juli

Bank Indonesia Tinjauan Kebijakan Moneter Juli 2019 3

pada level 81,71%. Sementara itu, kinerja korporasi go public tetap baik ditopang kemampuan membayar yang terjaga. Ke depan, Bank Indonesia akan terus melakukan kebijakan makroprudensial akomodatif untuk mendorong peningkatan kredit sejalan dengan siklus kredit yang berada di bawah level optimum. Bank Indonesia memprakirakan pertumbuhan kredit perbankan 2019 berada pada kisaran 10-12% (yoy) dan DPK dalam kisaran 8-10% (yoy).

Kelancaran sistem pembayaran tetap terpelihara, baik dari sisi tunai maupun nontunai. Dari sisi pembayaran tunai, posisi Uang Yang Diedarkan (UYD) tumbuh 1,4% (yoy) pada Juni 2019, tumbuh lebih rendah dari periode sebelumnya. Sistem pembayaran nontunai baik nilai besar (RTGS) maupun nilai kecil (SKNBI) berjalan lancar. Sementara itu, transaksi masyarakat menggunakan ATM-Debit, Kartu Kredit dan Uang Elektronik (UE) pada Mei 2019 tumbuh sebesar 22,6% (yoy), didominasi oleh instrumen ATM-Debit dengan pangsa 94,4% yang tumbuh 21,6% (yoy). Transaksi UE terus tumbuh secara signifikan mencapai 262,6% (yoy). Transaksi daring (online) via

digital banking membukukan pertumbuhan yang sedikit meningkat dibandingkan bulan lalu, mencapai 34,5% (yoy). Kinerja positif uang elektronik dan digital banking sejalan dengan menguatnya preferensi masyarakat dalam bertransaksi menggunakan platform teknologi finansial (tekfin), e-commerce, dan uang elektronik pada sektor transportasi. Ke depan, Bank Indonesia terus meningkatkan peran sistem pembayaran dalam mendukung pertumbuhan ekonomi. Bank Indonesia akan terus berkontribusi positif pada percepatan transformasi ekonomi keuangan digital Indonesia; mendorong perluasan program elektronifikasi, khususnya untuk penyaluran bantuan sosial (Bansos), integrasi moda transportasi, dan transaksi Pemda sebagai upaya peningkatan efisiensi dan peningkatan kapasitas perekonomian; serta mendorong transformasi UMKM ke arah aplikasi platform pembayaran, keuangan dan perdagangan digital. Bank Indonesia juga tengah mempersiapkan Mutual Evaluation FATF (Financial Action Task Force) tahun 2020 sebagai bagian dari Rencana Aksi Strategi Nasional 2019 dalam memitigasi risiko Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU) di area sistem pembayaran.

Page 8: TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER - bi.go.id · tinggi dari prakiraan sebelumnya. Aliran masuk modal asing dalam bentuk Penanaman Modal Asing (PMA) dan . 2 Tinjauan Kebijakan Moneter Juli

Bank IndonesiaTinjauan Kebijakan Moneter Juli 20194

Gra� k 2.1. Pertumbuhan Ekonomi Global Gra� k 2.2. Pertumbuhan Ekonomi AS

Perkembangan Ekonomidan Kebijakan Moneter

PERKEMBANGAN EKONOMI DUNIA

Ketegangan hubungan dagang yang berlanjut terus menekan volume perdagangan dunia dan memperlambat pertumbuhan ekonomi global (Grafik 2.1). Perekonomian AS diprakirakan tumbuh melambat akibat ekspor yang menurun sebagai dampak ketegangan hubungan dagang, stimulus fiskal yang terbatas, serta keyakinan pelaku ekonomi yang belum kuat. Pertumbuhan ekonomi kawasan Eropa juga melambat dipengaruhi penurunan kinerja ekspor dan permasalahan struktural terkait aging population, yang kemudian berpengaruh pada permintaan domestik. Kinerja ekspor yang menurun serta permintaan domestik yang melambat juga terjadi di Tiongkok dan India. Ekonomi global yang melemah pada gilirannya makin menekan harga komoditas, termasuk harga minyak. Sejumlah bank sentral di negara maju dan negara berkembang merespons dinamika ekonomi yang kurang menguntungkan ini dengan menempuh kebijakan moneter yang lebih longgar, termasuk bank sentral AS yang diprediksi akan menurunkan suku bunga kebijakan moneter. Respons kebijakan tersebut mengurangi ketidakpastian pasar keuangan global dan mendorong aliran masuk modal asing ke negara berkembang.

2

Perekonomian AS diprakirakan dalam tren melambat. Hal tersebut disebabkan oleh penurunan ekspor sebagai dampak ketegangan hubungan dagang dan stimulus fiskal yang terbatas. Pertumbuhan ekonomi AS yang solid pada triwulan I 2019 yakni sebesar 3,2% (yoy) diprakirakan bersifat temporer (Grafik 2.2). Pertumbuhan ekonomi pada triwulan tersebut memiliki struktur yang lemah karena didukung oleh kenaikan kontribusi inventori yang cukup tinggi yang bersifat transitori terhadap PDB AS sebagaimana terlihat dari pola historis dan business sentiment yang lemah. Perkembangan terkini juga mengkonfirmasi perlambatan seluruh komponen PDB. Pertumbuhan konsumsi tertahan seiring pertumbuhan pendapatan dan penjualan ritel yang tertahan. Rilis Personal Consumer Expenditure (PCE) triwulan I 2019 menunjukkan perlambatan seiring dengan perlambatan PCE Services (perumahan, rekreasi, dan keuangan). PCE Services yang terus melambat mengindikasikan perlambatan PCE pada triwulan II 2019. Investasi AS masih lemah, terutama investasi nonresidensial yang diprakirakan melambat lebih dalam akibat ketegangan hubungan dagang yang berlanjut. Perlambatan investasi diprakirakan masih berlanjut hingga triwulan III 2019 tercermin dari perlambatan indikator

Sumber: Bloomberg dan IMF WEO Outlook April 2019

3,6

-1,0

0,0

1,0

2,0

3,0

4,0

5,0

6,0

7,0

1980

1982

1984

1986

1988

1990

1992

1994

1996

1998

2000

2002

2004

2006

2008

2010

2012

2014

2016

2018

2020

2022

Negara Berkembang

Negara Maju

Dunia (yoy)

%

Sumber: Bloomberg, diolah

3,2

-3

-2

-1

0

1

2

3

4

5

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I

2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019

Konsumsi

Investasi Swasta

Ekspor Neto

PDB (yoy)

Pengeluaran Pemerintah

%

Page 9: TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER - bi.go.id · tinggi dari prakiraan sebelumnya. Aliran masuk modal asing dalam bentuk Penanaman Modal Asing (PMA) dan . 2 Tinjauan Kebijakan Moneter Juli

Bank Indonesia Tinjauan Kebijakan Moneter Juli 2019 5

Gra� k 2.4. Pertumbuhan Ekonomi Eropa

Gra� k 2.5. In� asi EropaGra� k 2.3. In� asi AS

1,2

-3,0

-2,0

-1,0

0,0

1,0

2,0

3,0

4,0

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I

2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019

Konsumsi Pemerintah Konsumsi Swasta & LNPRT

InvestasiEkspor NetoInventori PDB (yoy)

%

Sumber: Eurostat

Sumber: Bloomberg

-2,0-1,5-1,0-0,50,00,51,01,52,02,53,0

1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5

2015 2016 2017 2018 2019

Target ECB In�asi IHK 2%1,2

1,1

IHK (yoy)

0,1

IHK Inti (yoy)

IHK (mtm)

%

Sumber: Bloomberg, diolah

1,91,8

0,3

2,0

1,51,5

-1,0

-0,5

0,0

0,5

1,0

1,5

2,0

2,5

3,0

3,5

1 3 5 7 911 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5

2015 2016 2017 2018 2019

IHK Inti

PCE Inti

IHK

PCE mtm

%

20192018

2020

PCE (yoy)Proyeksi PCE

Target 2%

produksi manufaktur - Institute for Suppy Management (ISM) Manufacturing. Keyakinan pelaku ekonomi juga belum kuat tercermin dari sentimen bisnis yang masih melemah dan sentimen konsumen yang masih tertahan. Sementara itu, ekspor AS melambat karena pelemahan ekonomi global, khususnya komponen capital goods dan otomotif. Perbaikan ketenagakerjaan masih terkendala partisipasi tenaga kerja yang rendah dan peningkatan personal income yang tertahan.

Tekanan inflasi AS semakin rendah. Inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) Juni 2019 tercatat sebesar 1,6%, menurun dibandingkan dengan inflasi Mei 2019 sebesar 1,8% (Grafik 2.3). Penurunan inflasi tersebut terutama bersumber dari inflasi jasa non-shelter (makanan, rekreasi, dan pendidikan). Sementara itu, inflasi inti sedikit meningkat didorong oleh peningkatan inflasi perumahan. Sejalan dengan inflasi IHK, inflasi Personal Consumption Expenditure (PCE) juga menglami perlambatan karena penurunan tingkat reimbursement rumah sakit (Affordable Care Act – ACA) dan penurunan jasa physician (Medicare Access and CHIP Reauthorization Act - MACRA).

Ekonomi Kawasan Eropa juga melambat. Rilis PDB Eropa triwulan I 2019 yang stabil pada 1,2% (yoy) diperkirakan temporer sejalan dengan indikator utama yang terus menunjukkan penurunan (Grafik 2.4). Konsumsi mengalami penurunan sebagaimana tercermin dari indeks perdagangan dan kepercayaan konsumen yang masih terus menurun disertai dengan perlambatan pertumbuhan saving rumah tangga. Investasi juga

diprakirakan melambat sejalan dengan sentimen dan kepercayaan industri yang belum pulih. Kawasan Eropa juga masih dihadapkan pada isu aging population, yang kemudian berpengaruh pada permintaan domestik. Sementara, ekspor kawasan Eropa diprakirakan masih melambat terutama ekspor barang antara untuk industri dan barang konsumsi.

Tekanan inflasi Eropa tetap rendah dengan ekspektasi inflasi yang masih rendah (Grafik 2.5). Inflasi Mei 2019 tercatat sebesar 1,2%, menurun dibandingkan dengan inflasi pada periode sebelumnya sebesar 1,7%. Level inflasi yang rendah tersebut diprakirakan juga akan berlanjut hingga Juni 2019.

Page 10: TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER - bi.go.id · tinggi dari prakiraan sebelumnya. Aliran masuk modal asing dalam bentuk Penanaman Modal Asing (PMA) dan . 2 Tinjauan Kebijakan Moneter Juli

Bank IndonesiaTinjauan Kebijakan Moneter Juli 20196

Penurunan inflasi IHK terutama didorong oleh perlambatan inflasi jasa. Ke depan, ekspektasi inflasi juga masih rendah. Proyeksi ECB Juni 2019 memperkirakan inflasi berada pada level yang rendah yaitu sebesar 1,3% (yoy) untuk 2019, meskipun lebih tinggi dari proyeksi sebelumnya pada Maret 2019 sebesar 1,2% (yoy). Sementara, proyeksi triwulanan Bloomberg pada Juni 2019 memperkirakan headline inflasi triwulan II 2019 pada level 1,4% (yoy), sama dengan perkiraan sebelumnya pada Mei 2019.

Perekonomian Jepang diprakirakan melanjutkan pelemahan. Pertumbuhan ekonomi Jepang pada triwulan I 2019 tumbuh 1,0% (yoy), namun dengan struktur yang lemah (Grafik 2.6). Pertumbuhan triwulan I 2019 didorong oleh impor yang melambat lebih dalam, sehingga mendorong perbaikan ekspor neto meskipun masih tercatat negatif. Rilis data awal triwulan II 2019 menunjukkan impor dan ekspor masih terkontraksi sehingga ekspor neto yang negatif masih berlanjut. Pada triwulan II 2019, PDB Jepang diprakirakan tumbuh lebih rendah karena investasi dan konsumsi yang melambat seiring dengan ketegangan hubungan dagang yang berlanjut. Penurunan permintaan global juga mendorong penurunan investasi dan produksi. Kontraksi machine tool orders terus melebar dan merupakan yang tertinggi pasca-Global Financial Crisis (GFC). Survei Tankan terhadap industri manufaktur dan nonmanufaktur juga masih dalam tren menurun. Di sisi ketenagakerjaan, kondisi tenaga kerja masih ketat, namun tidak diikuti

Gra� k 2.6. Pertumbuhan Ekonomi Jepang Gra� k 2.7. In� asi Jepang

Sumber: Bloomberg

1,1

0,70,8

0,3

-1,0

-0,5

0,0

0,5

1,0

1,5

2,0

2,5

3,0

1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5

2015 2016 2017 2018 2019

% yoy

Tokyo IHK (yoy)

IHK

IHK selain makanan segar

IHK selain makanan dan energi

dengan kenaikan pendapatan yang signifikan. Hal tersebut turut dipengaruhi oleh sentimen bisnis.

Inflasi Jepang masih di bawah target. Inflasi IHK Jepang pada Mei 2019 tercatat sebesar 0,7% (yoy), menurun dibandingkan dengan inflasi pada bulan sebelumnya sebesar 0,9% (yoy) – (Grafik 2.7). Ke depan, tekanan inflasi diprakirakan masih relatif rendah seiring dengan kondisi tenaga kerja yang ketat dan masih terkendala faktor struktural aging population serta output gap yang masih negatif. Namun demikian, kenaikan pajak konsumsi diperkirakan akan menyebabkan kenaikan inflasi secara temporer.

Perekonomian Tiongkok masih melambat. Pertumbuhan ekonomi Tiongkok pada triwulan II 2019 tercatat sebesar 6,2% (yoy), mengalami penurunan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya sebesar 6,4% (yoy) – (Grafik 2.8). Perlambatan ini terutama didorong oleh pelemahan ekspor akibat penurunan permintaan eksternal, serta perekonomian domestik yang masih lemah. Ekspor Tiongkok semakin tertekan dan diprakirakan masih berlanjut hingga akhir tahun. Ekspor kembali mengalami kontraksi karena pemberlakukan kenaikan tarif terhadap USD200 miliar ekspor Tiongkok ke AS sejak Juni 2019. Konsumsi Tiongkok pada triwulan II 2019 melambat dibandingkan triwulan I 2019, tercermin dari penurunan penjualan ritel. Konsumsi diperkirakan mulai membaik pada triwulan IV 2019 seiring dengan paket stimulus pemerintah, namun perbaikan bersifat terbatas karena disposable income dan employment

Sumber: Bloomberg, diolah

1,0

-3,0

-2,0

-1,0

0,0

1,0

2,0

3,0

4,0

5,0

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I

2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019

%

Konsumsi Investasi

Konsumsi Pemerintah

PDB (yoy)Ekspor Netto

Page 11: TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER - bi.go.id · tinggi dari prakiraan sebelumnya. Aliran masuk modal asing dalam bentuk Penanaman Modal Asing (PMA) dan . 2 Tinjauan Kebijakan Moneter Juli

Bank Indonesia Tinjauan Kebijakan Moneter Juli 2019 7

Gra� k 2.8. Pertumbuhan Ekonomi Tiongkok

Gra� k 2.9. In� asi Tiongkok

Gra� k 2.10. Pertumbuhan Ekonomi India

Sumber: Bloomberg, diolah

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II2015 2016 2017 2018 2019

Ekspor Neto 1,3 0,3 0,0 -0,1-1,0-0,6-0,5-0,6 0,1 0,1 0,1 0,6 -0,6-0,7-0,7-0,6 1,5Investasi 1,2 2,3 2,9 2,9 2,5 2,9 3,0 2,9 1,3 2,4 2,4 2,3 2,1 2,1 2,1 2,1 0,8Konsumsi 4,5 4,4 4,0 4,1 5,2 4,4 4,3 4,5 5,5 4,4 4,4 3,9 5,3 5,3 5,2 5,0 4,2PDB (yoy) 7,0 7,0 6,9 6,8 6,7 6,7 6,7 6,8 6,8 6,8 6,7 6,7 6,8 6,7 6,5 6,4 6,4 6,2

-2,0-1,00,01,02,03,04,05,06,07,08,09,0

% yoy

Sumber: Bloomberg, diolah

1,41,4

8,3

2,7

-6

-4

-2

0

2

4

6

8

10

1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5

2015 2016 2017 2018 2019

% yoy

IHK MakananTiongkok

IHK Selain Makanan Tiongkok

IHK IHK Inti Tiongkok

Sumber: Bloomberg

5,8

-10

-5

0

5

10

15

I II III IV I

2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019

KonsumsiKonsumsi Pemerintah

Lainnya

Ekspor Neto

Investasi

PDB (yoy)

%

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

yang masih dalam tren menurun, menekan daya beli masyarakat. Kinerja investasi juga masih melambat terutama state investment seiring koreksi pertumbuhan investasi real estate sebagaimana tercermin dari penurunan Housing New Starts maupun Floor Space Building Under Construction.

Inflasi Tiongkok relatif stabil. Inflasi IHK Tiongkok pada Juni 2019 tercatat sebesar 2,7% (yoy), stabil dibandingkan dengan inflasi pada bulan sebelumnya (Grafik 2.9). Tekanan inflasi pada periode ini masih bersumber dari

kelompok pangan karena kenaikan harga daging babi yang cenderung persisten dan kenaikan harga buah segar. Harga daging babi diprakirakan masih akan terus meningkat pada semester II 2019. Sementara itu, inflasi Producer Price Index (PPI) pada Juni 2019 tercatat sebesar 0% (yoy), mengalami penurunan dibandingkan dengan inflasi PPI pada bulan Mei 2019 sebesar 0,6% (yoy) seiring penurunan harga minyak dan komoditas.

Perekonomian India juga tumbuh melambat. Ekonomi India pada triwulan I 2019 tercatat sebesar 5,8% (yoy), jauh lebih rendah dibandingkan dengan capaian pada triwulan sebelumnya sebesar 6,6% (yoy) – (Grafik 2.10). Pelemahan PDB terutama disebabkan oleh pelemahan investasi yang tertekan oleh ketidakpastian politik dan pemburukan ekspor, serta konsumsi yang belum membaik. Secara sektoral, perlambatan terjadi di sektor manufaktur (perlambatan ekspor) dan pertanian (crop glut). Pelemahan ekonomi global akibat ketegangan hubungan dagang yang berlanjut menyebabkan ekspor India tertahan, sementara impor meningkat karena rata-rata harga minyak yang masih relatif tinggi. Inflasi IHK Juni 2019 tercatat sebesar 3,05% (yoy), relatif stabil dibandingkan dengan inflasi bulan sebelumnya sebesar 3,0% (yoy). Sementara itu, tekanan inflasi inti terus menurun yakni menjadi 4,3% (yoy), seiring pelemahan permintaan domestik (Grafik 2.11).

Page 12: TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER - bi.go.id · tinggi dari prakiraan sebelumnya. Aliran masuk modal asing dalam bentuk Penanaman Modal Asing (PMA) dan . 2 Tinjauan Kebijakan Moneter Juli

Bank IndonesiaTinjauan Kebijakan Moneter Juli 20198

PASAR KEUANGAN GLOBAL

Ketidakpastian pasar keuangan global yang berkurang seiring dengan respons kebijakan negara maju yang lebih longgar mendorong aliran modal asing masuk ke negara berkembang (Grafik 2.12). Economic Policy Uncertainty (EPU) sedikit menurun pasca dialog trade truce G20 (Grafik 2.13). Namun demikian, risiko diprakirakan masih tinggi sebagaimana tercermin dari flight to quality ke emas yang meningkat, di tengah penurunan long position oil. Reposisi oil ke emas diprakirakan sebagai alternatif safe heaven asset di tengah perlambatan ekonomi global.

Gra� k 2.11. In� asi India

Gra� k 2.12. Aliran Modal

Gra� k 2.13. Economic Policy Uncertainty (EPU) Trade Policy AS

Gra� k 2.14. Volume Perdagangan Dunia

Sumber: Bloomberg

0,32

1,95

1,85

1,90

1,95

2,00

2,05

2,10

0,250,260,270,280,290,300,310,320,330,34

Miliar USD, akumulasi aliran modalsejak Nov-08

Miliar USD, akumulasi aliran modal sejak Nov- 08

1 3 5 7 9 11 1 3 5 72018 2019

Aliran Modal Negara Berkembang

Periode Out�ow NegaraBerkembang

Aliran Modal Negara Maju(Skala kanan)

Sumber: Bloomberg

670,53

38,250

50

100

150

200

250

0

100

200

300

400

500

600

700

800

7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7

2016 2017 2018 2019

Indeks Indeks

EPU Trade

EPU AS (Skala kanan)

PASAR KOMODITAS GLOBAL

Perlambatan ekonomi dunia berpengaruh pada penurunan volume perdagangan dan harga komoditas global, termasuk harga minyak. Indikator perdagangan mengindikasikan perlambatan World Trade Volume (WTV) terus berlanjut pada triwulan II 2019. Hal tersebut terkonfirmasi dari World Trade Outook Indicator (WTOI) dan PMI manufaktur berbagai negara yang menurun. Kendati terjadi trade diversion, namun penurunan ekspor akibat eskalasi ketegangan hubungan dagang AS-Tiongkok tetap terjadi. Beberapa negara yang memiliki kemiripan komoditas ekspor dengan Tiongkok (Vietnam, Taiwan, India, dan Korea Selatan) terindikasi

Sumber: Bloomberg

3,0

-2

0

2

4

6

%

1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5

2016 2017 2018 2019

IHK (yoy)

Makanan dan Minuman

Inti

Bahan Bakar dan ListrikTembakau dan Miras

3,33,4

2,63,0

0

1

2

3

4

5

6

7

2015 2016 2017 2018 2019f 2020f

% yoy

WTO Outlook Apr-19

IMF WEO Apr-19 (G&S)

Sumber : WEO Apr 2019 dan WTO Apr 2019

Page 13: TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER - bi.go.id · tinggi dari prakiraan sebelumnya. Aliran masuk modal asing dalam bentuk Penanaman Modal Asing (PMA) dan . 2 Tinjauan Kebijakan Moneter Juli

Bank Indonesia Tinjauan Kebijakan Moneter Juli 2019 9

% yoy

Komoditas 2016 2017 2018 YTD2019

Sumber : Bloomberg, diolah; *Data s.d. 1 Juli 2019

Tembaga Batu BaraCPOKaret NikelTimahAluminiumKopiLainnyaIndeks Harga Komoditas Ekspor Indonesia

-10,5 27,1 6,7 -5,86,8 48,2 2,5 -19,8

21,3 5,7 -19,2 -9,2-2,2 28,1 -16,8 21,4

-15,4 8,9 27,8 -6,213,1 13,1 0,5 1,1-3,5 22,9 7,4 -12,54,3 -2,9 -15,4 -12,31,0 6,8 1,2 0,2

5,4 21,7 -2,8 -6,6

Tabel 2.1. Indeks Harga Komoditas Ekspor Indonesia

Sumber : Bloomberg

20

30

40

50

60

70

80

2015 2016 2017 2018 2019

USD/ Barel

Harga Minyak Brent

Rata-rata Triwulanan

63,4

68,5

mengalami peningkatan ekspor ke AS pada komoditas yang dikenakan tarif oleh AS. Nilai peningkatan ekspor dari shifting supply chain tersebut tidak sebesar penurunan ekspor Tiongkok pada kelompok komoditas yang sama. Ekspor negara-negara tersebut ke AS lebih kecil dibandingkan dengan ekspor Tiongkok ke AS.

Harga komoditas ekspor Indonesia menurun terutama disebabkan oleh penurunan harga batu bara dan logam khususnya aluminium (Tabel 2.1). Penurunan harga batu bara turut dipengaruhi oleh isu lingkungan hidup, pelemahan ekonomi global, dan produksi yang tinggi melebihi permintaan. Penurunan harga aluminium didorong oleh perbaikan pasokan seiring perbaikan pasokan dari Rusia (Rusal) dan Brazil (Alunorte) setelah embargo terhadap produsen tersebut dicabut. Selain itu, permintaan aluminium melambat seiring penurunan penjualan mobil khususnya di Tiongkok.

Harga minyak kembali berada dalam tren menurun sejak Mei 2019. Pada pertengahan Juni 2019, harga minyak bahkan sempat menyentuh level USD61,17 per barel (Grafik 2.15). Penurunan harga minyak lebih dipengaruhi oleh sentimen pasar yang negatif terkait ketegangan hubungan dagang yang berlanjut dan pelemahan ekonomi global. Sementara itu, kondisi permintaan dan penawaran minyak global tidak banyak mengalami perubahan. Penurunan pasokan minyak global akibat perpanjangan oil cuts negara-negara OPEC+ diimbangi dengan penurunan permintaan dunia seiring pelemahan ekonomi global.

PERTUMBUHAN EKONOMI

Pertumbuhan ekonomi Indonesia triwulan II 2019 diprakirakan relatif sama dengan pertumbuhan ekonomi pada triwulan sebelumnya. Konsumsi swasta tetap baik didukung keyakinan konsumen yang tetap terjaga. Investasi bangunan juga tetap tumbuh stabil. Sementara itu, ekspor Indonesia diprakirakan tumbuh negatif dipengaruhi terbatasnya permintaan dunia dan turunnya harga komoditas akibat berlanjutnya ketegangan hubungan dagang, meskipun ekspor baja naik pada Juni 2019. Dampak ketegangan hubungan dagang terhadap perlambatan ekspor juga terjadi di sejumlah negara. Selanjutnya, ekspor yang kontraksi mendorong penurunan impor dan investasi nonbangunan yang tumbuh terbatas. Ke depan, upaya untuk mendorong permintaan domestik, termasuk investasi, perlu ditingkatkan untuk memitigasi dampak negatif perlambatan ekonomi dunia. Secara keseluruhan, Bank Indonesia memprakirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia 2019 berada di bawah titik tengah kisaran 5,0-5,4% (Tabel 2.2). Bank Indonesia akan menempuh bauran kebijakan dengan Pemerintah dan otoritas terkait untuk mendorong momentum pertumbuhan ekonomi.

Kinerja konsumsi swasta diprakirakan tetap baik terindikasi oleh optimisme konsumen yang tetap terjaga. Hasil survei konsumen menunjukkan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) dari berbagai kelompok konsumen, baik dengan pengeluaran Rp1-

Gra� k 2.15. Perkembangan Harga Minyak

Page 14: TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER - bi.go.id · tinggi dari prakiraan sebelumnya. Aliran masuk modal asing dalam bentuk Penanaman Modal Asing (PMA) dan . 2 Tinjauan Kebijakan Moneter Juli

Bank IndonesiaTinjauan Kebijakan Moneter Juli 201910

2 juta per bulan, Rp2-5 juta per bulan maupun lebih dari Rp5 juta per bulan tetap berada pada zona positif (>100), meskipun terjadi sedikit perlambatan pada Juni 2019 (Grafik 2.16). Kinerja penjualan ritel juga tetap menunjukkan pertumbuhan positif, terutama penjualan produk pakaian (Grafik 2.17). Sejalan dengan itu, kinerja penjualan online juga masih tumbuh tinggi terutama pada penjualan barang elektronik dan produk fashion. Sementara itu, peningkatan kinerja konsumsi swasta lebih lanjut sedikit tertahan akibat penurunan kinerja ekspor yang turut memengaruhi tingkat pendapatan dan pengeluaran rumah tangga. Pendapatan kelompok masyarakat bawah juga melambat tercermin dari perkembangan nilai tukar petani (NTP) dan upah buruh tani riil yang berada dalam tren pelambatan (Grafik 2.18). Namun demikian, kebijakan stimulus fiskal pemerintah

melalui penyaluran bantuan sosial yang berlangsung di sepanjang triwulan II 2019 mampu menopang kinerja konsumsi rumah tangga kelompok rumah tangga berpendapatan rendah. Penyaluran bantuan sosial yang tinggi hingga Juni 2019 didorong oleh penyaluran dan perluasan jumlah penerima Program Keluarga Harapan (PKH) (Grafik 2.19).

Konsumsi pemerintah diprakirakan meningkat dan turut menopang pertumbuhan ekonomi. Peningkatan konsumsi pemerintah didorong oleh belanja pegawai dan belanja barang. Peningkatan belanja pegawai bersumber dari realisasi rapel kenaikan gaji aparatur sipil negara (ASN). Realisasi Transfer ke Daerah dan Dana Desa (TKDD) terutama Dana Alokasi Umum (DAU) tercatat lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Hal tersebut diperkirakan dapat mendorong

Tabel 2.2. Pertumbuhan Ekonomi Sisi Pengeluaran

I III III IV2017

2018 20192020*2019*2018

% yoy

Sumber: BPS, *Proyeksi Bank Indonesia

Konsumsi Rumah TanggaKonsumsi PemerintahInvestasi (PMTDB)EksporImporPDB

Komponen PDB Pengeluaran

4,94 4,94 5,16 5,00 5,08 5,05 5,01 5,0 - 5,4 5,0 - 5,42,13 2,71 5,20 6,27 4,56 4,80 5,21 3,4 - 3,8 3,7 - 4,16,15 7,94 5,85 6,96 6,01 6,67 5,03 5,4 - 5,8 5,7 - 6,18,91 5,94 7,65 8,08 4,33 6,48 -2,08 -0,9 - -0,5 4,4 - 4,88,06 12,64 15,17 14,02 7,10 12,04 -7,75 -3,4 - -3,0 3,1 - 3,55,07 5,06 5,27 5,17 5,18 5,17 5,07 5,0 - 5,4 5,1 - 5,5

Gra� k 2.16. Indeks Keyakinan Konsumen Gra� k 2.17. Penjualan Ritel

Sumber: Bank Indonesia

127,6 Indeks Keyakinan Konsumen (IKK)

126,4

Pengeluaran Rp1-2 juta 128,3

Pengeluaran Rp2- 5 juta

127,9

Pengeluaran >Rp5 juta

129,5

126,5

95

100

105

110

115

120

125

130

135

I II III IV I II III IV I II III IV I II 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6

2016 2017 2018 2019 2018 2019

Indeks

Sumber: AISI, Bank Indonesia

I II III

2015

50

40

30

20

10

0

-10

-20

-30IV I II III

2016

IV I II III

2017

IV I II I II 1 2 3 4

2019

5 6III

2018 2019

IV

% yoy

Makanan, Minuman dan TembakauPeralatan Rumah Tangga

Pakaian Infokom

Penjualan Ritel

Page 15: TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER - bi.go.id · tinggi dari prakiraan sebelumnya. Aliran masuk modal asing dalam bentuk Penanaman Modal Asing (PMA) dan . 2 Tinjauan Kebijakan Moneter Juli

Bank Indonesia Tinjauan Kebijakan Moneter Juli 2019 11

Gra� k 2.18. NTP dan Upah Buruh Tani

Gra� k 2.19. Realisasi Bantuan Sosial

Gra� k 2.20. Indeks Harga Properti Residensial

Sumber: Kementerian Keuangan

Bansos

39,7

10,2gBansos (skala kanan)

45,9

74,4

-100

-50

0

50

100

150

200

250

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

I II III IV I II III IV I II 1 2 3 4 5 6

2017 2018 2019 2019

% yoyRp Triliun

Sumber: BPS, diolah

Nilai Tukar Petani

0,50,3

Upah Buruh Tani (riil) 0,9 0,5

-4,0

-3,0

-2,0

-1,0

0,0

1,0

2,0

3,0

4,0

I II III IV I II III IV I II III IV I II 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6

2016 2017 2018 2019 2018 2019

%yoy

Sumber: Bank Indonesia

Kecil

Menengah

Besar

Total

0,00,51,01,52,02,53,03,54,04,5

I II III IV I II III IV I II III IV I II*

2016 2017 2018 2019

% yoy

peningkatan konsumsi pemerintah daerah. Realisasi dana desa dan Dana Alokasi Khusus (DAK) nonfisik diperkirakan meningkat, antara lain didorong oleh program Keluarga Berencana (KB) dan pengembangan daerah-daerah wisata.

Kinerja investasi diprakirakan tumbuh relatif stabil. Di satu sisi, investasi bangunan diprakirakan tumbuh relatif stabil, didukung oleh penyelesaian beberapa proyek dari Program Strategis Nasional (PSN) yang masih berlanjut, antara lain proyek infrastruktur jalan tol dan ketenagalistrikan. Kinerja investasi bangunan juga ditopang oleh sektor properti yang diperkirakan meningkat sejalan dengan kebijakan relaksasi pajak

penjualan dan pajak penghasilan atas barang mewah.1 Kebijakan tersebut diperkirakan akan berdampak positif terhadap peningkatan permintaan rumah tipe besar. Hal ini terindikasi oleh perkembangan indeks harga properti residensial untuk rumah tipe besar yang mulai cenderung meningkat (Grafik 2.20). Selain itu, investasi bangunan yang tumbuh stabil terindikasi dari penjualan semen yang mulai membaik (Grafik 2.21). Di sisi lain, investasi nonbangunan diprakirakan tumbuh terbatas sejalan dengan perkembangan impor barang modal yang masih mengalami kontraksi (Grafik 2.22). Penjualan alat angkut dan alat berat, terutama untuk mendukung kegiatan di lapangan usaha pertambangan dan pertanian juga masih menunjukkan penurunan, dipengaruhi oleh kinerja ekspor dan harga komoditas yang menurun (Grafik 2.23). Kegiatan di lapangan usaha industri pengolahan diperkirakan dapat menjadi penopang pertumbuhan investasi nonbangunan pada triwulan II 2019, yaitu industri pengolahan besi dan baja seiring dengan pengembangan kawasan industri terintegrasi.

1 Penurunan pajak tersebut ditetapkan melalui Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No. 92/PMK.03/2019 tentang Perubahan Kedua atas PMK No. 253/PMK.03/2008 tentang Wajib Pajak Badan Tertentu sebagai Pemungut Pajak Penghasilan dari Pembeli Atas Penjualan Barang yang Tergolong Sangat Mewah yang berlaku sejak 19 Juni 2019. Dalam PMK tersebut diatur mengenai Pajak Penghasilan (PPh) terhadap barang yang tergolong barang mewah, khusus untuk rumah dan apartemen, yaitu menurun dari 5% menjadi 1% dari harga jual, tidak termasuk Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPN dan PPnBM).

Page 16: TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER - bi.go.id · tinggi dari prakiraan sebelumnya. Aliran masuk modal asing dalam bentuk Penanaman Modal Asing (PMA) dan . 2 Tinjauan Kebijakan Moneter Juli

Bank IndonesiaTinjauan Kebijakan Moneter Juli 201912

Ekspor diprakirakan menurun sebagai dampak dari berlanjutnya ketegangan hubungan dagang yang memengaruhi terbatasnya permintaan dunia dan menurunnya harga komoditas (Grafik 2.24). Perlambatan ekspor juga terjadi di sejumlah negara sebagai dampak ketegangan hubungan dagang antara Amerika Serikat dengan Tiongkok serta sejumlah negara lainnya yang masih berlangsung. Penurunan ekspor Indonesia terutama pada produk berbasis komoditas seperti pertanian dan pertambangan (Grafik 2.25). Ekspor pertambangan dalam bentuk mineral dan produk metal

Gra� k 2.21. Penjualan Semen

Gra� k 2.22. Impor Barang Modal

Gra� k 2.23. Penjualan Alat Angkut dan Alat Berat

Gra� k 2.24. Ekspor Nonmigas Riil

Sumber: ASI

Penjualan Semen

5,1

-15

-10

-5

0

5

10

15

20

25

I II III IV I II III IV I II III IV I II 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6

2016 2017 2018 2019 2018 2019

%yoy

Sumber: Bank Indonesia

Impor Barang Modal

-10,3-2,9

-30

-20

-10

0

10

20

30

40

50

I II III IV I II III IV I II III IV I II 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6

2016 2017 2018 2019 2018 2019

% yoy

Sumber: United Tractors

PertanianKonstruksi

Kehutanan

PertambanganPertumbuhan Total (skala kanan)

-100

-50

0

50

100

150

200

250

1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5

2016 2017 2018 2019

0

100

200

300

400

500

600% yoyUnit

Sumber: Bank Indonesia

Total

-4,1

Pertanian

-2,4

0,6

Pertambangan

-8,0 -16,7Manufaktur -5,1

1,4

-30

-20

-10

0

10

20

30

40

50

I II III IV I II III IV I II III IV I II 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6

2016 2017 2018 2019 2018 2019

% yoy %yoy

masih mengalami penurunan. Sementara, perbaikan ekspor batubara hanya berlangsung secara temporer. Di tengah perlambatan ekspor tersebut, permintaan dari beberapa negara berkembang seperti Tiongkok dan India terindikasi masih kuat. Selain itu, beberapa produk ekspor manufaktur masih mengalami pertumbuhan positif, antara lain besi-baja dan produk kimia sejalan dengan perkembangan kawasan industri serta masih kuatnya permintaan produk turunan crude palm oil (CPO) dalam bentuk fatty acid methyl ester (FAME).

Page 17: TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER - bi.go.id · tinggi dari prakiraan sebelumnya. Aliran masuk modal asing dalam bentuk Penanaman Modal Asing (PMA) dan . 2 Tinjauan Kebijakan Moneter Juli

Bank Indonesia Tinjauan Kebijakan Moneter Juli 2019 13

Gra� k 2.25. Indeks Harga Ekspor Nonmigas

Gra� k 2.26. Impor Nonmigas Riil Gra� k 2.27. Transaksi Modal dan Finansial

Sumber: Bank Indonesia

Total

1,0 -2,4

Manufaktur 8,55,5

Pertambangan

-3,3

-12,7

Pertanian-9,8 -6,6

-30

-20

-10

0

10

20

30

40

50

I II III IV I II III IV I II III IV I II 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6

2016 2017 2018 2019 2018 2019

%yoy

Sumber: Bank Indonesia

Total Impor-5,8

6,8

Barang Konsumsi

-10,7

Bahan Baku

-3,3

13,1

Barang Modal -10,3-2,9

-30-20-100102030405060

I II III IV I II III IV I II III IV I II 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1011121 2 3 4 5 6

2016 2017 2018 2019 2018 2019

% yoy

Sumber: Bank Indonesia; *angka sementara **angka sangat sementara

Investasi Langsung Investasi Lainnya

Investasi PortofolioTransaksi Modal dan Finansial

5,2

-0,6

5,4

10,1

-10

-5

0

5

10

15

20

I II III IV I II III IV I* II* III* IV* I**

2016 2017 2018 2019

Miliar Dolar AS

Impor diprakirakan menurun sejalan dengan penurunan kinerja ekspor dan terbatasnya pertumbuhan investasi nonbangunan. Impor barang modal berupa mesin dan perlengkapan serta alat angkut masih tumbuh negatif seiring dengan pertumbuhan investasi nonbangunan yang terbatas (Grafik 2.26). Penurunan kinerja ekspor yang turut berdampak pada pendapatan rumah tangga yang berasal dari ekspor juga memengaruhi penurunan impor barang konsumsi. Penurunan impor juga tidak terlepas dari dampak bauran kebijakan Pemerintah, Bank Indonesia dan otoritas lainnya untuk mengurangi defisit neraca transaksi berjalan, antara lain program Biodiesel 20 (B20), penundaan proyek infrastruktur dengan kandungan impor tinggi, penerapan

Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN), serta kebijakan pemerintah terkait kewajiban penjualan minyak mentah (crude) dari Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) di dalam negeri. Namun demikian, perkembangan impor bahan baku dan barang modal mulai menunjukkan peningkatan kembali pada Juni 2019 sejalan dengan prospek industri manufaktur yang diprakirakan akan membaik terindikasi dari purchasing manager index (PMI) yang sedikit meningkat.

NERACA PEMBAYARAN INDONESIA

Kinerja Neraca Pembayaran Indonesia triwulan II 2019 diprakirakan tetap terjaga sehingga menopang stabilitas eksternal Indonesia. Perkembangan tersebut dipengaruhi oleh surplus transaksi modal dan finansial yang berpotensi lebih tinggi dari prakiraan sebelumnya, di tengah defisit transaksi berjalan yang diprakirakan melebar dipengaruhi oleh penurunan kinerja ekspor dan pola musiman terkait kebutuhan repatriasi dividen dan pembayaran utang luar negeri

Surplus transaksi modal dan finansial pada triwulan II 2019 diprakirakan lebih tinggi dari perkiraan semula sejalan dengan aliran masuk modal asing dalam bentuk investasi langsung dan investasi portofolio yang cukup besar (Grafik 2.27). Hal tersebut mencerminkan persepsi investor yang masih positif terhadap perekonomian Indonesia didorong

Page 18: TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER - bi.go.id · tinggi dari prakiraan sebelumnya. Aliran masuk modal asing dalam bentuk Penanaman Modal Asing (PMA) dan . 2 Tinjauan Kebijakan Moneter Juli

Bank IndonesiaTinjauan Kebijakan Moneter Juli 201914

oleh prospek perekonomian nasional yang baik dan daya tarik investasi aset keuangan domestik yang tinggi. Namun, ketegangan hubungan dagang AS-Tiongkok dan ketegangan geopolitik di beberapa kawasan perlu diwaspadai dampaknya terhadap pergerakan aliran modal.

Defisit transaksi berjalan pada triwulan II 2019 diprakirakan melebar dipengaruhi kinerja ekspor barang dan jasa yang menurun serta pola musimannya. Defisit transaksi berjalan yang melebar terutama bersumber dari peningkatan defisit neraca pendapatan primer serta surplus neraca perdagangan barang yang menurun (Grafik 2.28). Defisit neraca pendapatan primer yang meningkat terutama dipengaruhi oleh perilaku musiman terkait peningkatan kebutuhan repatriasi dividen dan pembayaran bunga utang luar negeri. Sementara itu, surplus neraca perdagangan yang menurun dipengaruhi oleh kenaikan defisit neraca perdagangan migas dan penurunan surplus neraca perdagangan nonmigas sejalan dengan kinerja ekspor yang menurun. Selain itu, defisit neraca jasa diprakirakan meningkat pada triwulan II 2019 yang disebabkan oleh penurunan surplus jasa perjalanan, seiring dengan rata-rata pengeluaran wisatawan mancanegara yang lebih rendah.

Perkembangan positif terlihat pada neraca perdagangan Indonesia Juni 2019 yang kembali mencatat surplus. Neraca perdagangan Indonesia pada Juni 2019 kembali mencatat surplus sebesar 0,196

Gra� k 2.28. Transaksi Berjalan Gra� k 2.29. Neraca Perdagangan

Sumber: Bank Indonesia, diolah; *angka sementara **angka sangat sementara

-8-7-6-5-4-3-2-1012345

-14-12-10-8-6-4-202468

I II III IV I II III IV I* II* III* IV* I** II**2016 2017 2018 2019

Neraca Jasa Neraca PerdaganganNeraca Pendapatan Primer Neraca Pendapatan SekunderTransaksi Berjalan De�sit TB/PDB (%) (skala kanan)

Miliar Dolar AS % PDB

Sumber: BPS, diolah

-0,97

1,160,196

-3

-2

-1

0

1

2

3

1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5

2016 2017 2018 2019

Miliar Dolar AS Nonmigas

Migas

Total

miliar dolar AS, setelah pada bulan sebelumnya juga mencatat surplus 0,22 miliar dolar AS. Surplus neraca perdagangan tersebut terutama bersumber dari defisit neraca perdagangan migas yang membaik, sedangkan surplus neraca perdagangan nonmigas stabil. Defisit neraca perdagangan migas yang membaik terutama disebabkan oleh penurunan impor migas yang lebih dalam dibandingkan dengan penurunan ekspor migas. Sementara itu, surplus neraca perdagangan nonmigas yang stabil dipengaruhi penurunan ekspor nonmigas yang diimbangi oleh penurunan impor nonmigas (Grafik 2.29).

Neraca perdagangan migas defisit 0,97 miliar dolar AS pada Juni 2019, membaik dibandingkan dengan defisit pada bulan sebelumnya yang sebesar 1,05 miliar dolar AS. Perbaikan tersebut ditopang oleh menurunnya impor migas dari 2,18 miliar dolar AS pada Mei 2019 menjadi 1,71 miliar dolar AS pada Juni 2019. Penurunan impor migas terjadi pada seluruh komponen baik minyak mentah, hasil minyak, maupun gas. Sementara itu, ekspor migas menurun dari 1,14 miliar dolar AS menjadi 0,75 miliar dolar AS pada Juni 2019. Penurunan terutama terjadi pada komponen ekspor gas sejalan dengan menurunnya volume dan harga ekspor gas.

Neraca perdagangan nonmigas Juni 2019 mengalami surplus 1,16 miliar dolar AS, relatif stabil jika dibandingkan dengan kondisi bulan sebelumnya yang mencatat surplus 1,26 miliar

Page 19: TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER - bi.go.id · tinggi dari prakiraan sebelumnya. Aliran masuk modal asing dalam bentuk Penanaman Modal Asing (PMA) dan . 2 Tinjauan Kebijakan Moneter Juli

Bank Indonesia Tinjauan Kebijakan Moneter Juli 2019 15

Gra� k 2.30. Aliran Modal Asing

Gra� k 2.31. Cadangan Devisa

Sumber: Bank Indonesia

3,7

0,13,8

-4

-2

0

2

4

6

8

1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5

2017 2018 2019

Miliar Dolar AS

Net Sektor Publik

Liabilitas Investasi Portofolio

Net Sektor Swasta

Sumber: Bank Indonesia

Cadangan Devisa

123,8

6,8

012345678910

0

30

60

90

120

150

1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5

2016 2017 2018 2019

BulanMiliar Dolar AS

Bulan Impor dan Pembayaran Utang Pemerintah (Skala Kanan)

dolar AS. Kondisi tersebut dipengaruhi oleh penurunan ekspor nonmigas yakni dari 13,69 miliar dolar AS pada Mei 2019 menjadi 11,03 miliar dolar AS pada Juni 2019. Penurunan terutama terjadi pada komponen bahan bakar mineral, kendaraan dan bagiannya, serta lemak dan minyak hewani/nabati. Sementara itu, impor nonmigas tercatat sebesar 9,87 miliar dolar AS pada Juni 2019, menurun 2,55 miliar dolar AS (mtm) dibandingkan dengan impor pada bulan sebelumnya. Penurunan impor nonmigas terutama terjadi pada komponen mesin/pesawat mekanik, mesin dan peralatan listrik, serta besi dan baja.

Aliran masuk modal asing terus meningkat. Aliran masuk modal asing pada Juni 2019 tercatat sebesar 3,8 miliar dolar AS, meningkat dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 0,3 miliar dolar AS (Grafik 2.30). Aliran masuk modal asing tersebut terutama terjadi pada instrumen di sektor publik, yakni pada instrumen SUN rupiah. Secara keseluruhan, aliran modal masuk asing Januari sampai dengan Juni 2019 tercatat sebesar 9,7 miliar dolar AS.

Cadangan devisa tercatat cukup tinggi untuk mendukung ketahanan eksternal. Posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Juni 2019 tercatat 123,8 miliar dolar AS, meningkat dibandingkan dengan posisi pada akhir Mei 2019 yang sebesar 120,3 miliar dolar AS (Grafik 2.31). Peningkatan cadangan devisa pada Juni 2019 terutama dipengaruhi oleh penerimaan devisa migas

dan valas lainnya, serta penarikan utang luar negeri pemerintah. Posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 7,1 bulan impor atau 6,8 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor. Bank Indonesia menilai cadangan devisa tersebut tetap memadai dan mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.

Ke depan, Bank Indonesia akan terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait untuk mempertahankan stabilitas ekonomi, mendorong permintaan domestik, serta meningkatkan ekspor, pariwisata, dan aliran masuk modal asing, termasuk Penanaman Modal Asing (PMA). Bank Indonesia juga senantiasa mencermati perkembangan global yang dapat memengaruhi prospek NPI, seperti pertumbuhan ekonomi global yang melambat, makin tingginya tensi ketegangan hubungan dagang sehingga memicu ketidakpastian di pasar keuangan global, serta volume perdagangan dunia dan harga komoditas global yang menurun. Bank Indonesia juga akan terus memperkuat bauran kebijakan guna memastikan tetap terjaganya stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan, serta memperkuat koordinasi kebijakan dengan Pemerintah dalam mendorong kelanjutan reformasi struktural.

Page 20: TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER - bi.go.id · tinggi dari prakiraan sebelumnya. Aliran masuk modal asing dalam bentuk Penanaman Modal Asing (PMA) dan . 2 Tinjauan Kebijakan Moneter Juli

Bank IndonesiaTinjauan Kebijakan Moneter Juli 201916

NILAI TUKAR RUPIAH

Nilai tukar Rupiah menguat sehingga mendukung stabilitas eksternal. Pada Juni 2019, nilai tukar Rupiah menguat 1,04% secara point to point dibandingkan dengan level akhir Mei 2019, dan 1,13% secara rerata dibandingkan dengan level Mei 2019 (Grafik 2.32). Penguatan Rupiah berlanjut pada Juli 2019, yakni 1,06% sampai 17 Juli 2019 secara point to point dibandingkan dengan level akhir Juni 2019 (Grafik 2.33). Penguatan tersebut didorong oleh menariknya imbal hasil investasi portofolio di aset keuangan domestik. Selain itu, persepsi positif terhadap prospek ekonomi Indonesia makin baik, termasuk pasca peningkatan peringkat kredit Indonesia oleh Standard and Poor’s (S&P), serta berkurangnya ketidakpastian pasar keuangan global sejalan prakiraan kebijakan moneter global yang lebih longgar. Perkembangan positif ini kemudian mendorong berlanjutnya aliran masuk modal asing dan memperkuat Rupiah.

Faktor domestik dan eksternal mendorong penguatan Rupiah pada bulan Juni 2019. Dari domestik, penguatan Rupiah didorong oleh menariknya imbal hasil investasi portofolio di aset keuangan domestik serta berlanjutnya sentimen positif kenaikan peringkat kredit Indonesia oleh S&P pada akhir Mei 2019 yang mendorong persepsi positif prospek perekonomian Indonesia yang tetap baik. Selain itu, rilis data neraca perdagangan Indonesia bulan Mei 2019 yang membaik turut mendorong penguatan Rupiah. Dari global, penguatan Rupiah sejalan dengan pergerakan

Gra� k 2.32. Apresiasi/Depresiasi Nilai Tukar Kawasan Jun vs Mei 2019

Gra� k 2.33. Pergerakan Nilai Tukar Rupiah

Gra� k 2.34. Apresiasi/Depresiasi Nilai Tukar Kawasan Juli vs Juni 2019

Sumber: Reuters, Bloomberg, diolah; Data s.d. 17 Juli 2019

4,233,67

2,141,72

1,13

1,030,95

0,870,59

0,550,23

-0,58-1,22

0,78 1,902,76

0,411,04

1,701,79

3,131,61

0,971,40

0,563,50

-2,0 -1,0 0,0 1,0 2,0 3,0 4,0 5,0

TRYBRLTHBJPYIDRPHPEUR

KRWSGDINR

MYRCNYZAR

point-to-pointRerata

Jun vs Mei 2019

%

Sumber: Reuters, diolah; Data s.d. 17 Juli2019

14.067

14.067

13.250

13.500

13.750

14.000

14.250

14.500

14.750

15.000

15.250

15.500

1 3 4 5 6 7 8 9 10

IDR/USD

2 11 12 2

2012018 9

31 54 76

13.980

Rerata Bulanan

Rerata Triwulanan

Sumber: Reuters, Bloomberg, diolah; Data s.d. 17 Juli 2019

1,83 2,16

1,093,75

0,781,141,12

0,33-0,120,36

1,15- 0,35

- 0,05

2,141,481,06

0,700,410,370,32-0,16

-0,37-0,59

- 0,77-1,44

-2,24

-3,0 -2,0 -1,0 0,0 1,0 2,0 3,0 4,0 5,0

BRLTRYIDRZARMYRPHPINRCNYJPYSGDTHBEUR

KRW

point-to-pointRerata

Jul vs Jun 2019

%

mata uang negara kawasan seiring USD yang cenderung melemah secara global. Kondisi tersebut didorong ketidakpastian pasar keuangan global yang berkurang seiring prakiraan kebijakan moneter global yang lebih longgar, termasuk rencana stimulus pemerintah Tiongkok dan adanya pernyataan dovish dari the Fed dan ECB, serta meredanya ketegangan hubungan dagang antara AS dan Tiongkok menjelang pertemuan G-20.

Penguatan Rupiah berlanjut pada Juli 2019 seiring perekonomian domestik yang kondusif dan berlanjutnya optimisme negosiasi dagang AS dan Tiongkok. Pada bulan Juli 2019 (sampai dengan 17 Juli 2019), secara rerata Rupiah menguat 1,09% dan secara point to point menguat 1,06% (Grafik 2.34).

Page 21: TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER - bi.go.id · tinggi dari prakiraan sebelumnya. Aliran masuk modal asing dalam bentuk Penanaman Modal Asing (PMA) dan . 2 Tinjauan Kebijakan Moneter Juli

Bank Indonesia Tinjauan Kebijakan Moneter Juli 2019 17

Gra� k 2.35. Volatilitas Nilai Tukar Tahunan Gra� k 2.36. In� asi

Sumber: Reuters, Bloomberg, diolah; Data s.d. 17 Juli 2019

22,7 19,3 30,4 8,5 6,9 5,7 9,3 5,5

18,115,7

17,7

8,6 7,3 6,8 6,3 5,1

10,71

0

5

10

15

20

25

30

35

ZAR BRL TRY IDR THB PHP INR MYR

2018YTD 2019Rerata YTD 2019

%

Sumber: BPS, diolah

3,28Inti

3,25

Volatile Food 4,91Administered Prices 1,89

-4

0

4

8

12

16

20

1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 6

2016 2017 2018 2019

% yoy

IHK

Selain menariknya imbal hasil investasi portofolio di aset keuangan domestik, perekonomian domestik yang kondusif juga menjadi faktor penguatan Rupah. Perekonomian domestik yang kondusif yang tercermin dari inflasi yang rendah dan stabil serta posisi cadangan devisa yang tetap kuat sampai dengan bulan Juni 2019 menopang pergerakan Rupiah. Sentimen positif pada Rupiah juga didorong rencana pemotongan pajak korporasi, pelonggaran kebijakan FDI, dan reformasi hukum ketenagakerjaan oleh Pemerintah. Perkembangan positif ini kemudian mendorong berlanjutnya aliran masuk modal asing dan memperkuat Rupiah. Selain itu, penguatan Rupiah juga ditopang oleh faktor positif dari eksternal, yaitu sentimen positif hubungan dagang antara AS dan Tiongkok setelah AS menunda pengenaan tarif tambahan terhadap barang impor dari Tiongkok pasca pertemuan kedua negara pada pertemuan G20.

Penguatan Rupiah diikuti volatilitas yang terjaga. Pada Juni 2019 volatilitas Rupiah secara rerata lebih rendah dibandingkan dengan volatilitas pada bulan sebelumnya. Volatilitas Rupiah pada bulan Juni 2019 juga masih lebih rendah dibandingkan dengan volatilitas mata uang rand Afrika Selatan, lira Turki, dan real Brasil. Memasuki bulan Juli 2019 (sampai dengan 17 Juli 2019), penurunan volatilitas Rupiah berlanjut. Volatilitas Rupiah secara ytd dibawah rerata volatilitas mata uang negara kawasan yang sebesar 10,71% (Grafik 2.35). Volatilitas rupiah tersebut juga masih lebih rendah dibandingkan dengan volatilitas mata uang rand Afrika Selatan, lira Turki, dan real Brasil.

INFLASI

Inflasi IHK pada Juni 2019 tetap terjaga pada level yang rendah dan stabil. Inflasi IHK pada Juni 2019 tercatat 0,55% (mtm), menurun dibandingkan dengan inflasi bulan sebelumnya yang tercatat 0,68% (mtm). Inflasi inti tetap terkendali didukung konsistensi kebijakan Bank Indonesia dalam mengarahkan ekspektasi inflasi, termasuk dalam menjaga pergerakan nilai tukar sesuai fundamentalnya dengan tetap menjaga bekerjanya mekanisme pasar. Inflasi kelompok administered prices mencatat deflasi, seiring dampak positif penyesuaian tarif angkutan udara. Inflasi kelompok volatile food tetap terjaga sejalan dengan berakhirnya pola musiman terkait bulan Ramadan dan Idulfitri. Berdasarkan perkembangan tersebut, sampai dengan Juni 2019, inflasi IHK tercatat sebesar 2,05% (ytd) atau sebesar 3,28% (yoy), lebih rendah dari inflasi bulan sebelumnya yang sebesar 3,32% (yoy) (Grafik 2.36).

Inflasi inti tetap terkendali, meskipun sedikit meningkat dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Pada Juni 2019, inflasi inti tercatat sebesar 0,38% (mtm), lebih tinggi dibandingkan dengan inflasi bulan sebelumnya yang sebesar 0,27% (mtm). Secara tahunan, inflasi inti tercatat sebesar 3,25% (yoy), meningkat dari inflasi bulan sebelumnya sebesar 3,12% (yoy). Inflasi inti pada Juni 2019 tersebut tetap terkendali didukung konsistensi kebijakan Bank Indonesia dalam mengarahkan ekspektasi inflasi, termasuk dalam menjaga pergerakan nilai tukar sesuai fundamentalnya.

Page 22: TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER - bi.go.id · tinggi dari prakiraan sebelumnya. Aliran masuk modal asing dalam bentuk Penanaman Modal Asing (PMA) dan . 2 Tinjauan Kebijakan Moneter Juli

Bank IndonesiaTinjauan Kebijakan Moneter Juli 201918

Gra� k 2.37. Ekspektasi In� asi Consensus Forecast

Gra� k 2.38. In� asi Inti Traded vs Nontraded

Gra� k 2.39. In� asi Volatile Food

Sumber: Consensus Forecast

Ekspektasi In�asi 2017

Ekspektasi In�asi 2018

Ekspektasi In�asi2019

Ekspektasi In�asi2020

3,103,50

3,0

3,5

4,0

4,5

5,0

5,5

6,0

1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7

2017 2018 2019

%yoy

Sumber: BPS, diolah

Inti

Inti Nontraded

3,25

Inti Traded

3,19

3,30

01,01,52,02,53,03,54,04,55,0

1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 6

2016 2017 2018 2019

%yoy

Sumber: BPS, diolah

Volatile Food(mtm)

Volatile Food (yoy)-Skala kanan

4,91

1,70

-2

0

2

4

6

8

10

12

-2

0

2

4

6

8

10

12

1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 6

2016 2017 2018 2019

% % yoy

Terjangkarnya ekspektasi inflasi tahun 2019 dalam kisaran sasaran inflasi tercermin pada hasil survei Consensus Forecast (CF) Juli 2019 sebesar 3,10% (average yoy), tidak berubah dari hasil survei bulan sebelumnya (Grafik 2.37). Inflasi inti Juni 2019 yang sedikit meningkat terutama disumbang oleh nasi dengan lauk, emas perhiasan, ikan diawetkan, mie, dan upah pembantu rumah tangga. Berdasarkan kelompoknya, inflasi inti traded dan non-traded meningkat (Grafik 2.38).

Inflasi volatile food tetap terjaga seiring dengan berakhirnya pola musiman terkait bulan Ramadan dan Idulfitri. Kelompok volatile food mengalami inflasi sebesar 1,70% (mtm), lebih rendah dari pada bulan sebelumnya sebesar 2,18% (mtm) (Grafik 2.39). Tabel 2.3. Penyumbang In� asi/De� asi Kelompok Volatile Food

Komoditas VF In�asi/De�asi

Sumber: BPS, diolah

(% mtm)Sumbangan

(%)Cabai Merah

Daging Ayam Ras

Kelapa

Bawang Putih

Cabe Hijau

Telur Ayam Ras

KentangPetai

Tomat SayurBayamJeruk

KangkungKacang Panjang

31,66 0,1914,39 0,039,23 0,022,38 0,015,20 0,01

23,53 0,014,43 0,01

23,39 0,014,99 0,013,31 0,01

-16,77 -0,06-1,74 -0,02-2,10 -0,02

Inflasi volatile food tercatat sebesar 4,91% (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan 4,08% (yoy) pada bulan sebelumnya. Kenaikan inflasi volatile food terutama bersumber dari komoditas aneka cabai seiring dengan terbatasnya pasokan dalam negeri karena masih belum teraturnya pola tanam serta musim kemarau yang lebih cepat dan intens. Inflasi volatile food terutama bersumber dari komoditas cabai merah, tomat sayur, bayam, sayur, dan buah lainnya. Sementara itu, komoditas bawang putih, daging ayam ras, dan telur ayam ras mencatat deflasi sehingga mengurangi dampak kenaikan inflasi volatile food secara umum (Tabel 2.3).

Page 23: TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER - bi.go.id · tinggi dari prakiraan sebelumnya. Aliran masuk modal asing dalam bentuk Penanaman Modal Asing (PMA) dan . 2 Tinjauan Kebijakan Moneter Juli

Bank Indonesia Tinjauan Kebijakan Moneter Juli 2019 19

Gra� k 2.40. In� asi Administered Prices

Sumber: BPS, diolah

Volatile Food(mtm)

Volatile Food (yoy)-Skala kanan

4,91

1,70

-2

0

2

4

6

8

10

12

-2

0

2

4

6

8

10

12

1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 6

2016 2017 2018 2019

% % yoy

Tabel 2.4. Penyumbang In� asi/De� asi Komoditas Administered Prices

Komoditas AP In�asi/De�asi

Sumber: BPS, diolah

(% mtm)Sumbangan

(%)

Angkutan Udara

Rokok Kretek FilterRokok Kretek

0,60 0,010,55 0,01

-3,75 -0,05

Kelompok administered prices (AP) mencatat deflasi seiring dampak positif penyesuaian tarif angkutan udara. Inflasi administered prices pada Juni 2019 mencapai -0,09% (mtm), lebih rendah dari 0,48% (mtm) pada bulan sebelumnya (Grafik 2.40). Menurunnya inflasi administered prices terutama bersumber dari berlanjutnya dampak penurunan Tarif Batas Atas (TBA) angkutan udara dan menurunnya permintaan angkutan secara umum seiring berlalunya periode HBKN. Secara tahunan, kelompok administered prices mencatat inflasi sebesar 1,89% (yoy), lebih rendah dari inflasi bulan sebelumnya yang sebesar 3,38% (yoy).

Secara spasial, inflasi IHK masih berada dalam rentang sasaran inflasi nasional (Gambar 1.2). Inflasi terendah terjadi di Balinusra 2,35% (yoy), disusul oleh Maluku-Papua 3,05% (yoy), dan Kalimantan 3,11% (yoy). Inflasi seluruh provinsi masih terjaga di dalam rentang sasaran, kecuali tiga provinsi, yakni Sumatera Utara 5,87% (yoy) terutama didorong cabai rawit, sedangkan Sulawesi Tengah 5,32% (yoy), dan Sulawesi Utara 5,10% (yoy) didorong inflasi angkutan udara dan berbagai komoditas ikan segar. Secara bulanan, hampir seluruh provinsi mencatatkan inflasi, dengan kenaikan inflasi tertinggi terjadi di Sulawesi Utara 3,60% (mtm). Di sisi lain, NTT mengalami deflasi -0,19% (mtm) terutama disebabkan penurunan harga kangkung dan cabai rawit, serta Papua mengalami deflasi -0,01% (mtm) terutama didorong deflasi angkutan udara.

Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi kebijakan dengan Pemerintah, baik di tingkat pusat maupun daerah, guna memastikan inflasi tetap rendah dan stabil, termasuk dalam mengantisipasi musim kemarau yang lebih awal dan panjang. Inflasi 2019 diprakirakan berada di bawah titik tengah kisaran sasarannya 3,5±1%.

Page 24: TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER - bi.go.id · tinggi dari prakiraan sebelumnya. Aliran masuk modal asing dalam bentuk Penanaman Modal Asing (PMA) dan . 2 Tinjauan Kebijakan Moneter Juli

Bank IndonesiaTinjauan Kebijakan Moneter Juli 201920

PASAR KEUANGAN

Transmisi kebijakan moneter berjalan dengan baik di tengah stabilitas sistem keuangan yang terjaga, intermediasi yang memadai, serta risiko kredit yang terkendali. Transmisi kebijakan moneter jalur suku bunga hingga Juni 2019 berjalan dengan baik seperti tercermin dari suku bunga Pasar Uang Antar Bank (PUAB) O/N yang terjaga di kisaran suku bunga kebijakan BI7DRR. Selain itu, kebijakan makroprudensial yang akomodatif serta likuiditas di pasar uang yang mencukupi mendorong suku bunga kredit dan deposito pada Juni 2019 kembali turun. Sementara itu, fungsi intermediasi tetap memadai dengan pertumbuhan kredit pada Mei 2019 tercatat 11,1% (yoy), stabil dibandingkan dengan pertumbuhan kredit April 2019. Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) pada Mei 2019 sebesar 6,7%, sedikit meningkat dibandingkan dengan pertumbuhan April 2019 sebesar 6,6%. Secara umum, stabilitas sistem keuangan tetap terjaga, disertai dengan cukupnya ketersediaan likuiditas dan risiko kredit yang terkendali. Ketahanan perbankan yang baik ditandai rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR)

perbankan Mei 2019 yang tetap tinggi yakni 22,3%, dan rasio kredit bermasalah (Non Performing Loan/NPL) yang tetap rendah yakni 2,6% (gross) atau 1,2% (net).

Transmisi Suku Bunga

Suku bunga PUAB O/N sebagai sasaran operasional kebijakan moneter terjaga di kisaran suku bunga kebijakan BI7DRR. Pada Juni 2019, suku bunga PUAB O/N bergerak di kisaran -24 bps s.d. -21 bps dari BI7DRR dengan rata-rata harian (RRH) sebesar 15 bps di bawah BI7DRR, atau sedikit melebar dibandingkan bulan sebelumnya dengan RRH 12 bps di bawah BI7DRR (Grafik 2.41). Pergerakan suku bunga PUAB O/N yang terjaga turut dipengaruhi oleh terjaganya likuiditas seiring kembalinya uang kartal ke sistem perbankan pascaperiode Idulfitri 2019, sesuai dengan pola historis. Sementara itu, operasi keuangan pemerintah mencatat net kontraktif tipis akibat meningkatnya penerimaan pajak serta penerbitan SBN, meskipun

Gambar 2.1. Peta In� asi Daerah (%,yoy)

Sumber: BPS, diolah

Inf ≥ 4,5%

3,5% ≤ Inf < 4,5%

2,5% ≤ Inf < 3,5%

Inf < 2,5%

INFLASI NASIONAL MEI 2019: 3,32% (yoy)

SUMATERA KALIMANTAN SULAWESI

JAWABALI -NUSA TENGGARA MALUKU-PAPUA

Aceh 2,7Sumut 5,9Riau 3,4Sumbar 3,6Lampung 2,8

Kepri 3,2Bengkulu 2,7Kep.Babel 3,7Sumsel 2,1Jambi 2,6

Gorontalo 3,1Sulut 5,1Sulteng 5,3Sulbar 0,54Sulsel 3,0Sultra 3,5

Maluku 4,1Maluku Utara 1,6Papua 2,9Papua Barat 2,7

Banten 3,7Jakarta 3,5Jawa Barat 3,5Jawa Tengah 2,5Jawa Timur 2,4Yogyakarta 3,1

Bali 2,1NTB 3,4NTT 1,4

Kalbar 3,0Kalsel 4,0Kaltim 2,71Kalteng 2,9Kaltara 3,10

Page 25: TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER - bi.go.id · tinggi dari prakiraan sebelumnya. Aliran masuk modal asing dalam bentuk Penanaman Modal Asing (PMA) dan . 2 Tinjauan Kebijakan Moneter Juli

Bank Indonesia Tinjauan Kebijakan Moneter Juli 2019 21

Gra� k 2.43. Selisih Suku Bunga Perbankan

melakukan ekspansi cukup besar di akhir Juni 2019 terkait pembayaran gaji ke-13 PNS yang akan disalurkan pada awal Juli 2019.

Volatilitas suku bunga PUAB O/N tetap terjaga ditopang oleh ketersediaan likuiditas yang terjaga. Hal ini tercermin dari spread antara RRH suku bunga PUAB O/N tertinggi dan terendah pada Juni 2019 yang stabil sebesar 34 bps, tidak jauh berbeda dengan spread pada bulan sebelumnya sebesar 35 bps. Volatilitas suku bunga PUAB O/N yang terkendali didukung oleh likuiditas yang terjaga tercermin dari RRH volume PUAB pada Juni 2019 yang tetap tinggi yaitu mencapai 19,2 triliun Rupiah (Grafik 2.42).

Suku bunga deposito perbankan turun. Rata-rata tertimbang (RRT) suku bunga deposito pada Juni 2019 mencapai 6,83%, lebih rendah dibandingkan dengan suku bunga pada bulan sebelumnya sebesar 6,86% (Grafik 2.43). Penurunan suku bunga deposito tersebut terutama pada tenor 1 bulan, 3 bulan, dan 6 bulan yang masing-masing sebesar 6 bps, 1 bps, dan 5 bps (mtm), di tengah kenaikan suku bunga deposito tenor 12 bulan dan 24 bulan masing-masing sebesar 7 bps dan 3 bps. Berdasarkan kelompok bank, penurunan suku bunga deposito terjadi pada kelompok bank BUKU 4 dan BUKU 3, sementara suku bunga deposito pada bank BUKU1 dan BUKU2 masih meningkat.

Suku bunga kredit masih dalam tren penurunan pada Juni 2019. RRT suku bunga kredit pada Juni 2019 tercatat sebesar 10,75%, turun dari 10,77% pada bulan sebelumnya. Penurunan suku bunga kredit terjadi pada seluruh jenis penggunaan, dengan penurunan terbesar pada suku bunga kredit modal kerja (KMK) sebesar 4 bps (mtm), diikuti penurunan suku bunga kredit investasi (KI) dan kredit konsumsi (KK) yang tercatat turun masing-masing sebesar 2 dan 1 bps (mtm)-(Grafik 2.44). Dengan perkembangan tersebut, suku bunga kredit sejak Desember 2018 telah turun sebesar 6 bps. Berdasarkan kelompok bank, penurunan suku bunga kredit pada Juni 2019 terjadi hampir di seluruh BUKU. Penurunan suku bunga kredit terbesar pada kelompok bank BUKU 3 yang turun sebesar 4 bps (mtm), diikuti kelompok bank BUKU 4 dan BUKU 2 masing-masing sebesar 3 dan 1 bps

Gra� k 2.41. Suku Bunga Kebijakan dan PUAB O/N

Gra� k 2.42. Suku Bunga dan Volume PUAB O/N

Sumber: Bank Indonesia

0

5

10

15

20

25

30

3

4

5

6

7

8

9

10

11Rp Triliun%

2016 2017 2018 20191 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 1 3 53 5 7 79 11

Suku Bunga PUAB O/N

Vol PUAB (Skala kanan)

Vol PUAB O/N (Skala kanan)

Sumber: Bank Indonesia

O/N Interbank Rate

6,00

BI 7DRR Rate(19/08/16)

5,25

DF Rate

LF Rate 6,75

BI Rate

3,75

4,25

4,75

5,25

5,75

6,25

6,75

7,25

7,75

8,25%

2016 2017 2018 2019

1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 1 3 53 5 7 79 11

Sumber: Bank Indonesia

Spread Skb Kredit -Deposito (skala kanan)

RRT Suku Bunga Deposito

6,83

RRT Suku Bunga Kredit

10,75

2

4

6

8

10

12

14

16

0

1

2

3

4

5

6

7

8

1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 6

2016 2017 2018 2019

% %

Page 26: TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER - bi.go.id · tinggi dari prakiraan sebelumnya. Aliran masuk modal asing dalam bentuk Penanaman Modal Asing (PMA) dan . 2 Tinjauan Kebijakan Moneter Juli

Bank IndonesiaTinjauan Kebijakan Moneter Juli 201922

(mtm). Namun, suku bunga kredit kelompok bank BUKU 1 tercatat naik sebesar 2 bps (mtm).

Likuiditas Perekonomian

Likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) tumbuh meingkat pada Mei 2019. Posisi M2 tercatat 5.861,3 triliun rupiah atau tumbuh 7,8% (yoy) pada Mei 2019, lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan pada bulan sebelumnya sebesar 6,2% (yoy). Akselerasi M2 didorong oleh naiknya pertumbuhan uang beredar dalam arti sempit (M1) dan uang kuasi. M1 tumbuh sebesar 7,4% (yoy) pada Mei 2019, lebih tinggi dari 5,8% (yoy) pada bulan sebelumnya, terutama pada komponen uang kartal seiring meningkatnya kebutuhan likuiditas masyarakat pada bulan Ramadhan dan menjelang Hari Raya Idulfitri 1440 H. Sementara itu, komponen uang kuasi tumbuh sebesar 8,0% (yoy) lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan pada bulan sebelumnya sebesar 6,2% (yoy)-(Grafik 2.45).

Berdasarkan faktor yang memengaruhi, pertumbuhan M2 yang meningkat terutama didorong oleh pertumbuhan aktiva luar negeri bersih yang membaik serta peningkatan pertumbuhan aktiva dalam negeri bersih. Aktiva luar negeri bersih tumbuh sebesar -3,2% (yoy) pada Mei 2019, membaik dari -5,8% (yoy) pada bulan sebelumnya. Kondisi tersebut seiring dengan melambatnya kewajiban sistem moneter (BI dan perbankan) kepada nonresiden. Sementara itu, aktiva dalam negeri bersih juga tumbuh

Gra� k 2.44. Suku Bunga Kredit Jenis Penggunaan Gra� k 2.45. Uang Beredar M2

Gra� k 2.46. Faktor yang Memengaruhi M2

Sumber: Bank Indonesia

RRT Suku Bunga Kredit

10,75

Suku Bunga KMK10,42

Suku Bunga KI

10,24

Suku Bunga KK

11,57

8

9

10

11

12

13

14

15

1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 6

2016 2017 2018 2019

%

Sumber: Bank Indonesia

M2

7,8

M1

7,4Kuasi

8,0

02468101214161820

1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 52016 2017 2018 2019

% yoy

Sumber: Bank Indonesia

NFA

-3,2

NDA

11,9

M2 7,8

-15

-10

-5

0

5

10

15

20

25

30

1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5

2016 2017 2018 2019

% yoy

meningkat dari 10,9% (yoy) menjadi 11,9% (yoy) pada Mei 2019. Hal tersebut terutama dipengaruhi oleh pertumbuhan kewajiban sistem moneter yang melambat terutama dari instrumen saham dan modal lainnya - (Grafik 2.46).

Intermediasi Perbankan

Stabilitas sistem keuangan tetap terjaga disertai risiko kredit yang terkendali. Ketahanan perbankan yang baik ditandai rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) perbankan Mei 2019 yang tetap tinggi yakni 22,3%, dan rasio kredit bermasalah (Non Performing Loan/NPL) yang tetap rendah yakni 2,6% (gross) atau 1,2% (net) )-(Grafik 2.47). Likuiditas

Page 27: TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER - bi.go.id · tinggi dari prakiraan sebelumnya. Aliran masuk modal asing dalam bentuk Penanaman Modal Asing (PMA) dan . 2 Tinjauan Kebijakan Moneter Juli

Bank Indonesia Tinjauan Kebijakan Moneter Juli 2019 23

Gra� k 2.47. Rasio Kecukupan Modal Gra� k 2.48. Kredit Menurut Penggunaan

Gra� k 2.49. Kredit Menurut Sektor Ekonomi

Sumber: Bank Indonesia

1

6

22,3

0

1

2

3

4

5

6

7

8

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

2014 2015 2016 2017 2018 2019

Rp Trillion%

CAR

ATMR (Skala kanan)

Modal (Skala kanan)

Sumber: Bank Indonesia

Total Kredit 11,1KMK

10,2

KI

15,7

KK

8,3

02468101214161820

1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 52016 2017 2018 2019

% yoy

Sumber: Bank Indonesia

7,28,28,8

7,628,1

10,512,7

14,629,3

28,811,1

7,98,9

8,79,6

27,510,8

10,811,9

37,620,5

11,0

0 5 10 15 20 25 30 35 40

PerdaganganLain-lain

IndustriPengangkutan

KonstruksiPertanian

Jasa Dunia UsahaJasa Sosial

PertambanganListrik

Total

% yoy

Apr 2019Mei 2019

perbankan juga terjaga antara lain tercermin pada rasio Alat Likuid terhadap Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) sebesar 18,5% pada Mei 2019, meskipun menurun dari 20,2% pada April 2019.

Stabilitas sistem keuangan yang tetap terjaga diiringi dengan fungsi intermediasi perbankan yang masih memadai. Pertumbuhan kredit perbankan pada Mei 2019 tercatat 11,1% (yoy), stabil dibandingkan dengan pertumbuhan kredit April 2019. Stabilnya pertumbuhan kredit disebabkan oleh melambatnya dan kredit konsumsi (KK) dan kredit modal kerja (KMK) yang tumbuh melambat masing-masing 8,3% (yoy) dan 10,2% (yoy), dari pertumbuhan bulan sebelumnya yang masing-masing sebesar 9,1% (yoy) dan 10,5% (yoy). Sementara itu, kredit investasi (KI) tercatat tumbuh meningkat menjadi 15,7% (yoy) dari bulan sebelumnya sebesar 14,3% (yoy)-(Grafik 2.48). Berdasarkan sektor ekonomi, pertumbuhan kredit pada Mei 2019 terutama dikontribusi oleh kredit sektor lain-lain (konsumsi rumah tangga), perdagangan, industri, dan konstruksi (Grafik 2.49). Ke depan, Bank Indonesia akan terus melakukan kebijakan makroprudensial akomodatif untuk mendorong peningkatan kredit sejalan dengan siklus kredit yang berada di bawah level optimum. Bank Indonesia memprakirakan pertumbuhan kredit perbankan 2019 berada pada kisaran 10-12% (yoy) dan DPK dalam kisaran 8-10% (yoy).

Dana Pihak Ketiga (DPK) perbankan tumbuh meningkat di tengah suku bunga DPK yang turun. Pertumbuhan DPK pada Mei 2019 sebesar 6,7%, sedikit meningkat dibandingkan dengan pertumbuhan April 2019 sebesar 6,6% (Grafik 2.50). Meningkatnya pertumbuhan DPK ditopang oleh pertumbuhan DPK dalam bentuk tabungan dan deposito yang tumbuh masing-masing sebesar 8,3% (yoy) dan 8,5% (yoy). Sementara itu, DPK dalam bentuk giro mengalami kontraksi pertumbuhan 0.1% (yoy). Ke depan, Bank Indonesia memprakirakan pertumbuhan DPK dalam kisaran 8-10% (yoy).

Page 28: TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER - bi.go.id · tinggi dari prakiraan sebelumnya. Aliran masuk modal asing dalam bentuk Penanaman Modal Asing (PMA) dan . 2 Tinjauan Kebijakan Moneter Juli

Bank IndonesiaTinjauan Kebijakan Moneter Juli 201924

Pembiayaan Nonperbankan

Pembiayaan ekonomi dari pasar keuangan nonperbankan meningkat pada Juni 2019. Pembiayaan ekonomi melalui pasar modal, penerbitan saham (IPO dan rights issue), obligasi korporasi, medium term notes (MTN), dan negotiable certificate of deposit (NCD) pada Juni 2019 tercatat sebesar 35,7 triliun Rupiah (gross), meningkat dibandingkan dengan capaian pada Mei 2019 sebesar 24,1 triliun Rupiah (gross). Berdasarkan komponen, perbaikan disumbang oleh meningkatnya pembiayaan dari pasar saham dan pasar obligasi didukung persepsi positif terhadap prospek ekonomi Indonesia makin baik, termasuk pasca peningkatan peringkat kredit Indonesia oleh Standard and Poor’s (S&P), serta berkurangnya ketidakpastian pasar keuangan global sejalan prakiraan kebijakan moneter global yang lebih longgar. Meskipun membaik pada Juni 2019, pembiayaan ekonomi secara kumulatif hingga Juni 2019 tercatat sebesar 107,2 triliun Rupiah (gross), turun dibandingkan dengan capaian pada Januari-Juni 2018 sebesar 126,0 triliun Rupiah (gross). Hal tersebut disebabkan oleh langkah korporasi yang lebih berhati-hati melakukan pembiayaan dari pasar keuangan dan tekanan di pasar keuangan yang meningkat pada semester I 2019.

Gra� k 2.50. Dana Pihak Ketiga

Gra� k 2.52. Indeks Sektoral

Gra� k 2.51. IHSG dan Indeks Bursa Global

Sumber: BEI dan Bloomberg, diolah

2,47,2

3,72,8

1,36,1

3,36,5

-1,06,8

-0,80,4

-12 -7 -2 3 8 13Indonesia

Amerika SerikatInggris

ChinaMalaysia

Hong KongJepang

SingapuraVietnamThailand

IndiaFilipina

% mtm

Sumber: BEI

2,4

5,3

4,0

4,22,1

0,1

-2,1

0,8

0,6

6,3

-4 -2 0 2 4 6 8

IHSG

Infrastruktur

Pertambangan

Keuangan

Industri Dasar

Aneka Industri

Konsumsi

Perdagangan

Pertanian

Properti

% mtm

Pasar Saham

Kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat pada Juni 2019 didukung oleh optimisme terhadap prospek ekonomi domestik dan sentimen positif global. IHSG menguat 2,41% (mtm) dan ditutup di level 6358,6 pada Juni 2019 (Grafik 2.51). Penguatan IHSG terutama didukung persepsi positif terhadap prospek ekonomi Indonesia makin baik, termasuk pasca peningkatan peringkat kredit Indonesia oleh Standard and Poor’s (S&P). Penguatan turut ditopang oleh berkurangnya ketidakpastian pasar keuangan global sejalan prakiraan kebijakan moneter global yang lebih longgar. Pada Juni 2019, nonresiden tercatat inflow sebesar Rp10,96 triliun. Pergerakan IHSG

Sumber: Bank Indonesia

Total DPK

6,7

Giro

-1,0

Tabungan

8,3

Deposito

8,8

-5

0

5

10

15

20

1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5

2016 2017 2018 2019

% yoy

Page 29: TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER - bi.go.id · tinggi dari prakiraan sebelumnya. Aliran masuk modal asing dalam bentuk Penanaman Modal Asing (PMA) dan . 2 Tinjauan Kebijakan Moneter Juli

Bank Indonesia Tinjauan Kebijakan Moneter Juli 2019 25

Gra� k 2.53. SBN dan Net Jual/Beli Asing

Gra� k 2.54. Kepemilikan SBN

Sumber: Bloomberg, diolah

Net Jual/Beli Asing (Skala kanan)

Yield SBN 10 Tahun

-30

-20

-10

0

10

20

30

40

50

0123456789

10

1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 6

2017 2018 2019

Rp Triliun%

Sumber: Bloomberg, diolah

Pangsa Asing (Skala kanan)

Total Asing

Total SBN

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

0

500

1000

1500

2000

2500

3000

1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 6

2016 2017 2018 2019

%Rp Triliun

sejalan dengan perkembangan bursa di negara kawasan yang menguat. Dibandingkan dengan bursa di kawasan, pergerakan IHSG sejalan dengan kinerja bursa saham negara peers yang sebagian besar menguat, kecuali kinerja pasar saham India dan Vietnam yang turun (Grafik 2.51). Secara sektoral, kinerja saham seluruh sektor menguat, kecuali sektor konsumsi yang mencatat koreksi (Grafik 2.52).

Pasar Surat Berharga Negara (SBN)

Pasar Surat Berharga Negara (SBN) pada Juni 2019 juga membaik ditandai dengan yield SBN yang turun. Pada Mei 2019, yield SBN secara keseluruhan turun 54 bps ke level 7,25%. Penurunan yield terjadi pada semua tenor terutama tenor menengah dan panjang yang masing-masing turun 70 bps dan 51 bps menjadi 7,22% dan 7,98%. Adapun yield benchmark 10 tahun turun 59 bps ke level 7,37% (Grafik 2.53). Penurunan yield terjadi sejalan dengan inflow di pasar SBN pada Juni 2019, setelah mengalami outflow pada dua bulan sebelumnya. Dengan perkembangan tersebut, kepemilikan asing di SBN pada Juni 2019 meningkat menjadi 38,17%(Grafik 2.54).

Page 30: TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER - bi.go.id · tinggi dari prakiraan sebelumnya. Aliran masuk modal asing dalam bentuk Penanaman Modal Asing (PMA) dan . 2 Tinjauan Kebijakan Moneter Juli

Bank IndonesiaTinjauan Kebijakan Moneter Juli 201926

Untuk informasi lebih lanjut hubungi:Kelompok Komunikasi Kebijakan dan PengaturanGrup Perumusan KebijakanDepartemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter

Telp : +62 21 131Fax : +62 21 345 2489Email : [email protected] Website : http://www.bi.go.id

Page 31: TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER - bi.go.id · tinggi dari prakiraan sebelumnya. Aliran masuk modal asing dalam bentuk Penanaman Modal Asing (PMA) dan . 2 Tinjauan Kebijakan Moneter Juli

Untuk informasi lebih lanjut hubungi:Kelompok Komunikasi Kebijakan dan PengaturanGrup Perumusan KebijakanDepartemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter

Telp : +62 21 131Fax : +62 21 345 2489Email : [email protected] Website : http://www.bi.go.id