fatma jurnal hal 1-6

Upload: rizki-setiawan

Post on 09-Oct-2015

21 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

jurnal

TRANSCRIPT

  • 5/19/2018 Fatma Jurnal Hal 1-6

    1/7

    BAB 8

    Perdarahan Obstetrik

    David Levy

    Poin-poin Penting

    Perdarahan Obtetrik/Kebidanan adalah penyebab utama mortalitas dan morbiditas

    maternal diseluruh dunia

    Solusio plasenta dan plasenta previa adalah penyebab utama perdarahan antepartum.

    Sindrom Kolaps kardiovaskular, hipoksemia dan koagulopati, yang dikenal dengan

    embolisme cairan amnion, telah berganti nama menjadi syndrome anafilaktoid

    kehamilan yang mencerminkan disebabkan oleh immune-mediated.

    Empat T berupa Tone (atoni uteri), Tissue (Jaringan), Trauma, dan Thrombin

    (koagulopati) adalah penyebab utama perdarahan postpartum.

    Plasenta akreta adalah penempelan plasenta abnormal yang dalam sampai otot uterus, dan

    dapat menyebabkan perdarahan yang mengancam jiwa.

    Badan Keselamatan Nasional Pasien (The National Patient Safety Agency) telah

    menerbitkan prosedur perawatan untuk perempuan yang di seksio sesaria berisiko tinggi

    plasenta akreta (terutama ibu-ibu dengan plasenta previa dengan seksio sesaria

    sebelumnya)

    Radiologi intervensi menawarkan fasilitas untuk pemasangan balloon-tipped catheter

    pada arteri uterine sebelum dilakukan operasi elektif berisiko tinggi. Embolisasi cabang

    anterior dari arteri iliaca interna bisa menyelesaikan masalah perdarahan postpartum

    sementara tetap menjaga kondisi uterus

    Penjahitan kompresi uterus dan tamponade balon intrauterine telah dilakukan secara

    terpisah dan dikombinasikan

    Berdasarkan regimen sekarang untuk trauma mayor, PRC dan fresh frozen plasma telah

    direkomendasikan dengan rasio 1;1 dengan transfusi platelet pre-emptive. Pemberian

    konsentrat fibrinogen hanya diberikan jika kosentrasi dalam darah rendah.

    Recombinant Factor VIIa telah direkomendasikan selah kegagalan terapi konvensional tp

    sebelum histerektomi.

  • 5/19/2018 Fatma Jurnal Hal 1-6

    2/7

    Setelah perdarahan dihentikan sepenuhnya, pemberian thromboprofilaksis tidak boleh

    dilupakan.

    Mortalitas maternal seluruh dunia setiap tahun melebihi 500.000 lebih dari 1500 kematian

    setiap hari. Perdarahan adalah penyebab utama, dan dapat berupa perdarahan antepartum atau

    postpartum dan dapat terlihat jelas (pervaginam) atau tersembunyi (intrauterine atau

    intraabdominal). Sering tak terduga, perdarahan dapat menjadi lebih parah oleh karena terjadinya

    disseminated intravascular coagulopathy (DIC) dan mengancam jiwa. DIC juga dapat

    diasumsikan terjadi pada disfungsi organ pada preeklampsi dan syndrome HELLP (hemolysis,

    elevated liver enzymes low platelet). Embolisme cairan amnion telah berganti nama menjadi

    syndrome anafilaktoid kehamilan yang disebabkan oleh immune-mediated. Sindrome kolaps

    kardiovaskular, hipoksemia dan koagulopati tidak terdeteksi sebagai faktor risiko.

    Bab ini akan membahas perdarahan obstetrik dengan menekankan tentang patofisiologi dan

    strategi untuk prevensi dan penanganan yang optimal. Keterlibatan multisisplin sangat penting.

    Radiologi intervensi dapat menawarkan pemasangan kateter balon pada arteri uterine sebelum

    dilakukan seksio sesar dengan risiko tinggi perdarahan sebagai contoh plasenta akreta dan

    devaskularisasi uterin emergensi dengan embolisasi cabang anterior dari arteri iliaca internal.

    Regimen baru telah berkembang untuk penanganan produk darah dan obat prohemostatik.

    Epidemiologi

    Keempat laporan berikut memiliki informasi pentig tentang insidensi dan penanganan

    perdarahan obstetrik di Inggris.

    CMACE (Centre for Maternal and Child Enquiries)

    Pada laporan terbaru (2006-2008) oleh Inggris dari CMACE, insidens dari mortalitas untuk

    perdarahan 0,39 per 100.000 maternitas. Perawatan pada 6 dari 9 perempuan yang meninggal

    dianggap dibawah standar pada laporan 3 tahun ini. Laporan tersebut menyebutkan tentang

    kegagalan untuk identifikasi dan penanganan atoni uteri, perdarahan intra-abdominal dan

    plasenta prekreta. Perdarahan hebat berkontribusi untuk terjadinya kematian, sebagai contoh

    pada syndrome anafilaktoid pada kehamilan.

  • 5/19/2018 Fatma Jurnal Hal 1-6

    3/7

    Tim Kerja Multidisiplin

    CMACE telah merekomendasikan fire drills yang memungkinkan anggotanya untuk menjalani

    pelatihan penanganan darurat. Pusat simulasi menawarkan lingkungan alternatif untuk berlatih

    skenario darurat. Program seperti Advanced Life Support in Obstetrics (ALSO) dan Managing

    Obstetric Emergencies and Trauma (MOET) mengajarkan pendekatan sistematik untuk keadaan

    darurat.

    SCASMM (Scottish Confidential Audit of Severe Maternal Morbidity)

    Di Skotlandia (populasi 5 juta, terdapat 60.041 kelahiran pada tahun 2008). Data pada ahun 2008

    menkalkulasi ratio morbiditas:mortalitas adalah 69:1. Dari 245 wanita yang mengalami

    morbiditas berat, 257 mengalami perdarahan hebat, dengan insiden 4,3 per 1000 kelahiran hidup.

    Perdarahan hebat diartikan sebagai kehilangan daraah 2500 ml atau di transfusi 5 unit darah

    (atau penanganan untuk koagulopati)

    CQC (Care Quality Commission)

    CQC didahului oleh komisi pelayanan kesehatan, dimana menginvestigasi 10 kematian maternal

    pada satu rumah sakit pada tahun 2002-2005. Laporan tersebut dipublikasikan pada tahun 2006

    dan dapat diakses gratis di internet, dimana didalam laporan tersebut semua kasus dlaporkan

    dengan detail grafik dan mengandung poin-poin pembelajaran. Keempat kasus tersebutmelibatkan perdarahan massif. Terdapat kritik akan kurangnya input konsultan dan tentang kerja

    sama dokter spesialis obstetrik dengan bidan, meskipun terdapat pujian untuk ahli anastesi dan

    hematologis.

    UKOSS (UK Obstetric Surveillance System)

    UKOSS, dikoordinasi oleh Unit Epidemiologi Perinatal Nasional, yang mempelajari insidensi

    histerektomi peripartum, yang dapat menjadi indikasi dari perdarahan hebat obstetrik. Faktor

    risiko dapat diketahui melalui identifikasi dari dua kasus kontrol untuk setiap wanita yang

    dilakukan histerektomi kedua wanita melahirkan di rumah sakit yang sama sesaat sebelum

    kasus perdarahan terjadi. Pada periode Februari 2005 sampai februari 2006, 318 kasus dengan

    komplikasi dari 775186 kelahiran (insidensi 1:2500). Delapan puluh persen wanita telah

    melahirkan melalu sesksio sesar. Alasan utama adalah atoni uterine, morbiditas perlengketan

  • 5/19/2018 Fatma Jurnal Hal 1-6

    4/7

    plasenta dan rupture uteri. Faktor risikonya adalah umur > 35 tahun, Post SC dan plsaenta

    manual sebelumnya atau operasi intrauterine contohnya myomektomi. Dua wanita meninggal.

    Pada SCASMM, 8% dari 257 wanita mengalami perdarahan hebat setelah dilakukan

    histerektomi, hal yang sama juga dilaporkan oleh UKOSS. Seksio sesaria dengan dilatasi penuh

    serviks dan plasenta merupakan kunci faktor risiko.

    Perdarahan Antepartum: Etiologi

    Perdarahan antepartum didefinisikan sebagai perdarahan dari traktur genitalia pada setengah dari

    masa kehamilan. Sekitar setengah dari wanita dengan Solusio plasenta atau plasenta previa dapat

    didiagnosa; Sisanya tidak bisa didiagnosis secara tepat.

    Solusio Plasenta

    Plasenta biasanya melengket ada segmen atas uterus. Solusio plasenta adalah separasi premature

    dari perlengketan plasenta pada dinding uterus, sebagai hasil terjadi perdarahan sebelum

    persalinan. Karena

    Aliran darah pada uterus sekitar 800 ml/min, maka ada kemungkinan terjadi kematian akibat

    perdarahan secara cepat. Abrupsi atau solusio lebih sering terjadi pada kehamilan dengan

    hipertensi dan juga pada ibu yang lebih tua, jumlah paritas, kehamilan multipel, polihidramnion,

    chorioamnionitis, rupture membran dan trauma. Insidensi sekitar 6 dari 1000 untuk kehamilantunggal dan dua kali lipatnya untuk kehamilan kembar. Terdapat kemungkinan 10 kali lipat

    insidensi rekuren untuk kehamilan selanjutnya. Faktor risiko lainnya adalah penggunaan kokain

    atau tembakau.

    Diagnosis dilakukan secara klinis dan dikonfirmasi dengan evaluasi plasenta postpartum . Gejala

    klinis berupa perdarahan pervaginam, nyeri perut, dan kontraksi uterus. Perdarahan bisa tidak

    disadari (retroplasenta) pada sekitar20-35% kasus. Separasi dari >50% plasenta dapat

    meningkatkan kemungkinan terjadinya kematian janin.

    Derajat beratnya solusio plasenta telah dibagi menjadi tiga tingkat:

    Tingkat 1 : tidak diketahui secara klinis sebelum persalinan; didiagnosis dengan adanya bekuan

    darah retroplasenta

  • 5/19/2018 Fatma Jurnal Hal 1-6

    5/7

    Tingkat 2 : Gejala klinis yang klasik tapi janin masih hidup (walaupun Denyut jantung janin

    mengalami abnormalitas pada >90% kasus)

    Tingkat 3 : Kematian janin koagulopati dapat diprediksi pada 30% kasus setelah adanya

    pelepasan jaringan

    Tiga opsi penanganan obstetrik adalah

    Hamil, dengan harapan kehamilan dapat dilanjutkan

    Seksio sesar segera

    Ruptur membran dan segera dilakukan persalinan pervaginam

    Pilihannya tergantung dari tingkat beratnya solusio dan umur kehamilan. Penanganan konservatif

    dapat dilakukan jika kondisi janin baik. Percobaan kehamilan (dengan amniotomi) dilakukan

    haru secara cepat. Solusio plasenta dengan keadaan janin yang membahayakan merupakan

    indikasi untuk kategori 1 (mengancam jiwa) yaitu Seksio sesaria, biasnaya dibawah pengaruh

    anestesi umum. Harus dilakukan persiapan untuk terjadinya perdarahan hebat dan antisipasi

    untuk kelahiran bayi dengan hipoksia dan asidosis. Jika terjadi kematian janin, koagulopati harus

    segera ditangani dan persalinan dilakukan sesuai penanganan trauma. Perdarahan postpartum

    harus diantisipasi oleh karena atoni uterus dan koagulopati.

    Plasenta Previa

    Plasenta previa didefinsikan sebagai imlantasi plasenta di seluruh atau sebagian segmen bawah

    Rahim. Insidens sekitar 5 dari 1000 kehamilan. Sebelum adanya alat USG yang canggih, palpasi

    digital (dengan risiko terjadinya perdarahan) merupakan satu-satunya cara unutk diagnosis

    definitive. Klasifikasi plasenta pervia berupa:

    Tingkat I : Plasenta berada di segmen bawah; ujungnya tidak mencapai ostium internal

    Tingkat II : Ujung bawah mencapai ostium intenal tapi tidak menutupinya

    Tingkat III : Plasenta menutupi ostium internal secara asimetris

    Tingkat IV : Plasenta menutupi ostium internal secara simetris

    Secara sederhana, minor (tingkat I dan II) dan mayor (tingkat III dan IV) telah diidentifikasi

    dengan USG. Normalnya ujung dari plasenta >5 cm dari ostium internal. Jika jaraknya 2-3,5 cm,

    berarti plasentanya letak rendah dan kesempatan untuk berhasil dengan persalinan normal paling

    kurang 60%. Ujung plasenta dengan jarak

  • 5/19/2018 Fatma Jurnal Hal 1-6

    6/7

    anterior lebih berisiko untuk terjadi perdarahan oleh karena merupakan lokasi insisi untuk seksio

    sesaria.

    Perdarahan Plasenta previa

    Gejala klasik dari plasenta previa adalah perdarahan vaginal yang tidak nyeri. Penanganannya

    tergantung dari derajat perdarahan dan usia janin. Penanganan konservatif setelah terjadi

    perdarahan yang minimal adalah dengan anti-resus D immunoglobulin untuk wanita dengan

    rhesus negaitf, yang berfungsi untuk menghancurkan rhesus D positif dari janin yang mungkin

    disalurkan dari janin ke sirkulasi maternal. Wanita hamil yang stabil pada trisemester ketiga

    berisiko tinggi untuk terjadi perdarahan tiba-tiba.

    Plasenta akreta, inkreta dan perkreta

    Plasenta akreta adalah perlengketan vili plasenta abnormal yang dalam sampai ke myometrium.

    Inkreta menandakan ekstensi sampai myometrium dan perkreta melewati seluruh lapisan

    myometrium - bahkan smpai ke kandung kemih. Insidensi rendah pada wanita dengan posisi

    plasenta yang normal tapi lebih tinggi jika terjadi plasenta previa. Faktor risiko tambahan adalah

    umur ibu yang lebih dari 35 tahun, grand multipara (4 atau labih persalinan sebelumnya), pernah

    kuretase dan myomektomi. Kondisi tersebut lebih sering terjadi dengan adanya seksio sesaria

    sebelumnya. Top Ten CMACE rekomendasikan wanita dengan sesksio sesaria sebelumnya

    harus diketahui lokasi plasenta di kehamilan yang sekarang. Jika terdapat plasenta previa,pemeriksaan radiologi lebih lanjut harus dilakukan untuk mengetahui adanya plasenta akreta.

    Tabel 8.1 Ceklist Rangkaian Perawatan untuk plasenta akreta setelah seksio sesar sebelumnya

    Konsultan obstetrisian merencanakan dan supervisi langsung persalinan Ya/Tidak

    Konsultan anastesi obstetrik merencanakan dan supervisi langsung

    persalinan

    Ya/Tidak

    Darah dan produk darah tersedia ditempat Ya/Tidak

    Keterlibatan multidisiplin pada perencanaan pre-operatif Ya/Tidak

    Disksui dan konsen termasuk kemungkinan intervensi yang akan dilakukan

    (seperti histerektomi, plasenta in situ, penyelamatan sel dan radiologi

    intervensi)

    Ya/Tidak

    Ketersediaan lokal dari level 2 perawatan kritikal tempat tidur Ya/Tidak

  • 5/19/2018 Fatma Jurnal Hal 1-6

    7/7

    Rangkaian perawatan untuk suspek plasenta akreta

    Prinsip untuk perawatan tersebut berasal dari pengembangan Institusi perawatan kesehatan

    Amerika Serikat. Perawatannya berupa menilai praktek yang tidak kontroversial untuk setiap

    pasien contohnya sepsi. NPSA mempublikasi ceklist untuk wanita dengan seksio sesaria dengan

    faktor risiko tinggi plasenta akreta. Populasi ini terdiri dari wanita dengan plasenta previa yang

    telah di seksio sesari setidaknya sekali dan wanita yang secara pencitraan didapatkan implantasi

    di daerah luka post operasi. Ahli anestesi dan ahli obstetric harus diskusi sebelumnya tentang

    risiko perdarahan pada setiap kasus.

    Vasa Previa

    Tali pusat normalnya terinsersi di tengah dari plasenta. Insersi velamentous artinya tali pusat

    berjalan di plasenta diantara membran di segmen bawah Rahim. Hal ini membuat pembuluh

    darah janin terekspos (vasa previa) dan mudah rupture. Insidensnya 1:6000 persalinan.

    Perdarahan antepartum dari vasa previa terjadi setelah amniotomi dan dapat berujung pada

    kehilangan darah yang banyak dari janin.