manajemen laba pt. bank panin syariah tbk sebelum...
TRANSCRIPT
MANAJEMEN LABA PT. BANK PANIN SYARIAH Tbk SEBELUM DAN
SETELAH GO PUBLIC
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S. E. Sy)
Oleh:
Fatma Seta
NIM: 1112046100105
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH
PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1437 H / 2016
MANAJEMEN LABA PT. BANK PANIN SYARIAH Tbk SEBELUM DAN
SETELAH GO PUBLIC
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S. E. Sy)
Oleh:
FATMA SETA
NIM 1112046100105
Di bawah bimbingan:
Pembimbing
Edy Setiadi, S.E, MM
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH
PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1437 H/2016 M
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi berjudul “Manajemen Laba PT. Bank Panin Syariah Tbk Sebelum
dan Setelah Go Public”, yang ditulis oleh Fatma Seta, NIM. 1112046100105,
telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Syariah dan Hukum Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada Jumat, 24 Juni 2016. Skripsi ini
telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi
Syariah ( S.E.Sy ) pada Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam).
Panitia Sidang:
Ketua : AM. Hasan Ali, M.A (……………...…….)
NIP. 19751201 200501 1 005
Sekretaris : Abdurrauf, M.A (……….…..……….)
NIP. 19731215 200501 1 002
Pembimbing : Edy Setiadi, SE, MM (…...……………….)
NIP. –
Penguji I : Dr. Ir. M. Nadratuzzaman Hosen, MS, M.Ec (…………………….)
NIP. 19610624 198512 1 001
Penguji II : Ir. Rr. Tini Anggraeni, ST, M.Si (…………………….)
NIP. –
Jakarta, Juli 2016
Mengesahkan
Dekan Fakultas Syariah dan Hukum
Dr. Asep Saepudin Jahar, M.A.
NIP. 19691216 199603 1 001
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar strata satu (S1) di Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya
cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya
atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia
menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Ciputat, 24 Juni 2016
Fatma Seta
ABSTRAK
Fatma Seta. NIM 1112046100105. MANAJEMEN LABA PT. BANK
PANIN SYARIAH TBK SEBELUM DAN SETELAH GO PUBLIC. Skripsi,
Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam), Konsenterasi Perbankan Syariah.
Fakultas Syariah dan Hukum. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta. 1437 H/2016 M.
Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan besar dan beda rata-rata
manajemen laba yang dilakukan oleh Bank Panin Syariah Periode Sebelum dan
Setelah Go Publik. Manajemen Laba bagi para peneliti terdahulu dianggap
sebagai salah satu cara merekayasa laporan keuangan sehingga informasi yang
didapatkan dari laporan keuangan perusahaan yang bersangkutan tidak
sepenuhnya dapat dipercaya, dan bisa saja merugikan para pihak yang membuat
keputusan berdasarkan laporan keuangan yang diterbitkan.
Dalam Skripsi ini, digunakan data sekunder berupa laporan keuangan
bulanan publikasi bi.go.id yaitu laporan keuangan bulanan periode satu tahun
sebelum (2013) dan satu tahun setelah Bank Panin Syariah go public (2014).
Selanjutnya dihitung besarnya manajemen laba, dimana dalam penelitian ini
diproksikan dengan nilai discretionary accrual yang dihitung menggunakan
model Healy (1985) dan Jones (1991). Teknik analisis data dalam penelitian ini
adalah analisis deskriptif, uji normalitas Kolmogorov-Smirnov dan uji beda
paired sample t test, melalui program IBM SPSS versi 20 dengan taraf
signifikansi 5%.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa baik pada periode sebelum dan
setelah go public, Bank Panin Syariah melakukan manajemen laba dengan
menaikkan pelaporan laba akrualnya (income increasing accrual). Berdasarkan
uji lanjutan dengan uji beda paired sample t-test, menunjukkan bahwa terdapat
perbedaan rata-rata manajemen laba Bank Panin Syariah sebelum dan setelah go
public. Selain itu secara deskriptif rata-rata manajemen labanya meningkat dari
periode sebelum ke setelah go public.
Kata Kunci : PT. Bank Panin Syariah Tbk, Manajemen Laba, Accrual
Discretioner, Go public, Paired Sample t test
Pembimbing : Edy Setiadi, S.E, MM
Daftar Pustaka : 2000 s/d 2016
vi
KATA PENGANTAR
Assalamu‟alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan berkat rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Shalawat beserta salam tak lupa pula
penulis persembahkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa
manusia dari zaman kegelapan ke zaman yang terang benderang.
Suatu kebahagiaan tersendiri bagi penulis yang dapat menyelesaikan
skripsi ini yang merupakan salah satu syarat kelulusan dalam jenjang strata 1 di
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis menyadari dalam
penulisan skripsi ini tidak lepas dari kekurangan yang disebabkan keterbatasan
yang saya miliki. Penulis juga menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna
sehingga penulis membutuhkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk
kemajuan pendidikan di masa yang akan datang.
Selanjutnya dalam menyelesaikan skripsi ini banyak hambatan yang
dihadapi yang tanpa bimbingan, dorongan, kerja keras, bantuan, dan doa dari
berbagai pihak, penyelesaian skripsi ini tentu akan terasa lebih sulit terwujud.
Oleh karena itu dirasa tidak berlebihan jika dalam kesempatan ini penulis
mengucapkan terimakasih kepada yang terhormat:
1. Bapak Dr. Asep Saepudin Jahar, MA, selaku Dekan Fakultas Syariah dan
Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
vii
2. Bapak A.M Hasan Ali, MA dan Abdurrauf, Lc, MA sebagai Ketua dan
Sekretaris Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam), Fakultas Syariah
dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang
telah banyak membantu selama perkuliahan sampai terselesaikannya
skripsi ini.
3. Bapak dosen pembimbing, Edy Setiadi, SE, MM, yang bersedia
memberikan waktu, bimbingan dan ilmu kepada saya sehingga dapat
menyelesaikan skripsi ini.
4. Pemimpin Perpustakaan, baik perpustakaan umum maupun perpustakaan
fakultas yang telah memfasilitasi penulis dalam hal studi kepustakaan.
5. Ibu dan Ayah tercinta, Elly Sikumbang dan Zaenudin yang telah
memberikan segala dukungan baik materil maupun imateril. Terimakasih
telah menjadi alasan Fatma untuk terus semangat, bahagia dan tidak
mengeluh atas keadaan yang kita alami belakangan ini, semoga kesehatan
dan kebahagiaan terus diberkahi Allah kepada kalian. Your presence is
more than enough.
6. Abang panutan dan Adik tersayang, Mahdi Sulthoni dan Luthfia Zahra.
Fatma sayang kalian (banget).
7. Keluarga besar nenek Gusniar Sikumbang dan nenek Kani, berkat kalian
Fatma merasakan arti keluarga yang sesungguhnya, yang saling membantu
dikala susah maupun senang, dan tahu arti bahwa keluarga adalah yang
paling setia. Doakan Fatma bisa membalas semua kebaikan kalian
viii
meskipun dirasa sangat sulit atau bahkan tidak mungkin, sekali lagi
terimakasih.
8. Teman teman seperjuangan Perbankan Syariah 2012, especially PS C,
terimakasih untuk memori indah dan maaf atas kesalahan yang pernah
terjadi selama di UIN, everything happens for a reason and the reason
doesn’t always need to be told. Terkhusus Rama, Hanna, Wiwin, Farhah,
Syarah, Uni, Fadlil, Acan, Henis, meskipun sulit untuk berkata secara
langsung, tapi kalianlah salah satu alasan tawa bahagia selama di kampus,
I love you ceu…
9. Teman-teman KKN Shine. Maaf dan terimakasih telah menjadi teman
hidup dan keluarga baru. Banyak sekali memori yang didapat dari sebulan
hidup bersama. Terimakasih…
10. Keluarga Bapak dan Ibu Adi Satrio, terimakasih, kalian salah satu alasan
Fatma bisa terus melanjutkan studi S1 sampai selesai, terimakasih.
11. Teman-teman relawan ramadhan Al-Azhar 1437 h, terkhusus ka Lady,
Rahma dan Imam yang telah memberi semangat dan bantuan di detik-detik
menjelang sidang, terimakasih guys…
12. Pihak-pihak lain yang tidak dapat saya sebutkan satu-persatu namun tidak
mengurangi rasa terimaksih saya.
Ciputat, 24 Juni 2016
Penulis
ix
DAFTAR ISI
COVER ......................................................................................................................... i
PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING ................................................................ ii
LEMBAR PENGESAHAN ....................................................................................... iii
LEMBAR PERNYATAAN ....................................................................................... iv
ABSTRAK ................................................................................................................... v
KATA PENGANTAR ................................................................................................ vi
DAFTAR ISI ............................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ...................................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................. xii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................... 1
B. Pembatasan Masalah ..................................................................................... 9
C. Perumusan Masalah ...................................................................................... 9
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................................... 10
E. Kerangka Pemikiran Teoritis ...................................................................... 11
F. Sistematika Penulisan ................................................................................. 14
BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN ........................................................................ 16
A. Tinjauan Teoritis......................................................................................... 16
1. Lembaga Keuangan ................................................................................ 16
2. Initial Public Offering- (Go public) ....................................................... 19
3. Laporan Keuangan ................................................................................. 23
4. Manajemen Laba .................................................................................... 27
B. Review Studi Terdahulu .............................................................................. 39
BAB III METODOLOGI DAN OBJEK PENELITIAN ....................................... 43
A. Ruang Lingkup Penelitian .......................................................................... 43
x
B. Metode Penentuan Sampel ......................................................................... 44
C. Metode Pengumpulan Data ........................................................................ 44
D. Metode dan Alat Analisis ........................................................................... 45
E. Operasionalisasai Variabel Penelitian ........................................................ 47
1. Manajemen Laba .................................................................................... 47
2. Hipotesis Penelitian ................................................................................ 50
F. Gambaran Umum Objek Penelitian ............................................................ 51
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ............................................................ 55
A. Manajemen Laba Bank Panin Syariah........................................................ 55
1. Uji Statistik Deskriptif ........................................................................... 63
2. Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov ................................................... 64
3. Uji Beda Paired Sample T-Test ............................................................. 65
BAB V PENUTUP ..................................................................................................... 68
A. Kesimpulan ................................................................................................. 68
B. Saran ........................................................................................................... 70
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 71
LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL
halaman
Tabel 2.1 Mekanisme Penawaran Umum (Initial Public Offering) 22
Tabel 2.2 Pemakai Informasi Laporan Keuangan 23
Tabel 2.3 Penggunaan Laporan Keuangan Internal 24
Tabel 2.4 Pemggunaan Laporan Keuangan Eksternal 24
Tabel 2.5 Model Empiris Mengidentifikasi Manajemen Laba 33
Tabel 2.6 Ringkasan Penelitian Terdahulu 39
Tabel 3.1 Sejarah Pencatatan Saham 53
Tabel 4.1 Total Akrual Bank Panin Syariah 56
Tabel 4.2 Koefisien Regresi Bank Panin Syariah Sebelum Go public 56
Tabel 4.3 Uji Multikolinieritas dan Autokorelasi Sebelum Go public 57
Tabel 4.4 Koefisien Regresi Bank Panin Syariah Setelah Go public 58
Tabel 4.5 Uji Multikolinieritas dan Autokorelasi Setelah Go public 59
Tabel 4.6 Akrual Non Diskresioner Bank Panin Syariah 60
Tabel 4.7 Akrual Diskresioner Bank Panin Syariah 61
Tabel 4.8 Descriptive Statistics of Discretionary Accruals 63
Tabel 4.9 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test 65
Tabel 4.10 Paired Samples Statistics 65
Tabel 4.11 Paired Samples Correlations 66
Tabel 4.12 Paired samples t-test 66
xii
DAFTAR GAMBAR
halaman
Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 13
Gambar 3.1 Sejarah Perubahan Nama Bank Panin Syariah 51
Gambar 3.2 Komposisi Kepemilikan Saham Panin Bank Syariah 53
Gambar 3.3 Nilai Perusahaan Bank Panin Syariah 54
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Laporan keuangan adalah informasi yang berisi keadaan keuangan
perusahaan yang dituangkan ke dalam pos-pos tertentu, dimana informasi
tersebut dapat mencerminkan bagaimana keadaan perusahaan yang sebenar-
benarnya. Informasi dari laporan keuangan berguna untuk para pihak yang
berkepentingan dalam hal pengambilan keputusan. Setiap entitas yang
melakukan usaha baik dalam bidang perdagangan barang maupun jasa
biasanya memiliki laporan keuangan. Begitupun pada bank. Bank adalah
lembaga intermediasi antara pihak yang surplus dana dengan pihak yang
deficit dana. Kor bisnis utama bank adalah menjalankan kegiatan funding,
financing dan jasa. Pada bank Syariah, semua kegiatannya baik operasional,
maupun pencatatan dilakukan berdasarkan prinsip-prinsip syariah. Pihak yang
terkait langsung dengan pencatatan laporan keuangan adalah manajer. Manajer
memegang peranan penting karena memegang kendali mengenai pelaporan
keuangan dan kemajuan kinerja suatu perusahaan. Kemajuan perusahaan dapat
dinilai dari kemampuan perusahaan dalam memaksimalkan atau mencapai
labanya.
Menurut Statement of Financial Accounting Concept (SFAC) no.1,
informasi laba merupakan perhatian utama untuk menaksir kinerja atau
pertanggungjawaban manajemen. Kewenangan lebih manajer dalam laporan
2
keuangan perusahaan dapat saja menimbulkan tindakan yang dapat
memaksimalkan keuntungan salah satu pihak. Kinerja manajemen yang diukur
salah satunya berdasarkan informasi laba dapat membuka peluang timbulnya
perilaku menyimpang (dysfunctional behavior).
Perilaku menyimpang bisa saja berupa realita yang tidak seharusnya
dituangkan kedalam laporan keuangan, namun hal tersebut justru terdapat
didalamnya. Realita yang tidak semestinya yang dibuat oleh manajemen pada
laporan keuangan, pernah dilakukan pada beberapa perusahaan. Kasus
pelanggaran yang dilakukan oleh PT Kimia Farma yang melakukan mark-up
laporan keuangan yang overstated, yaitu laba pada laporan keuangan yang
seharusnya Rp 99 milyar ditulis Rp 132 milyar sehingga terjadi
penggelembungan laba bersih pada tahun 2001. Ketua Badan Pengawas Pasar
Modal Herwidayatmo kala itu menyatakan, manajemen lama PT Kimia Farma
Tbk. dipastikan bertanggung jawab atas kasus penggelembungan (mark up)
laporan keuangan perseroan tahun 2001 dan juga kantor akuntan publik yang
mengauditnya yaitu Hans Tuanakotta & Mustofa (HTM).1 Kemudian Kasus
PT Indofarma Tbk, kasus ini bermula dari adanya penelaahan Bapepam
mengenai dugaan adanya pelanggaran peraturan perundang-undangan di
bidang pasar modal terutama berkaitan dengan penyajian laporan keuangan
yang dilakukan PT Indofarma Tbk. Dari hasil penelitian, Bapepam
menemukan bukti-bukti di antaranya, nilai Barang Dalam Proses dinilai lebih
tinggi dari nilai yang seharusnya (overstated) dalam penyajian nilai persediaan
1 Yura Syahrul, Mark Up Kimia Farma Tanggung Jawab Direksi Lama (Tempo News
Room 20 November 2002). Artikel di akses tanggal 10 Februari 2016 dari
http://tempo.co.id/hg/ekbis/2002/11/20/brk,20021120-02,id.html
3
Barang Dalam Proses pada tahun buku 2001 sebesar Rp 28,87 miliar.
Akibatnya Harga Pokok Penjualan mengalami understated dan Laba Bersih
mengalami overstated dengan nilai yang sama.2
Kasus yang terjadi pada bank antara lain adalah Bank Century yang
melakukan rekayasa akuntansi agar laporan keuangan bank menunjukkan
kecukupan modal atau rasio CAR. CAR Bank Century per 28 Februari 2008
yang ternyata minus 132,5%. CAR negatif itu disebabkan karena adanya aset
berupa Surat-Surat Berharga (SSB) sebesar US$ 203 juta yang berkualitas
rendah. Bank Indonesia (BI) menyetujui untuk tidak melakukan penyisihan
100% atau pengakuan kerugian (PPAP) terhadap SSB tersebut. Hal tersebut
merupakan rekayasa akuntansi yang dilakukan Bank Century agar laporan
keuangan bank tetap menunjukkan kecukupan modal dan ini disetujui BI
sebagai pengawas bank. Sesuai ketentuan, seharusnya Bank Century
dimasukkan sebagai Bank Dalam Pengawasan Khusus. Pengawasan Bank
Century hanya dalam pengawasan intensif mengakibatan tidak adanya
kekuatan bagi BI untuk memaksa pemegang saham untuk menyelesaikan
permasalahan dalam jangka waktu yang jelas serta tidak memberikan
kepastian hukum bagi BI untuk mengambil tindakan jika pemegang saham
tidak dapat menyelesaikan permasalahan3.
2 Nurul Qamariyah, Bapepam Denda Mantan Direksi Indofarma Rp 500 Juta. Artikel
diakses tanggal 10 Februari 2016 dari detik finance:
http://finance.detik.com/read/2004/11/08/165712/238077/6/bapepam-denda-mantan-direksi-
indofarma-rp-500-juta 3 Herdaru Purnomo, BPK: BI Membiarkan Rekayasa Akuntansi di Bank Century. Artikel
diakses tanggal 14 Maret 2016 dari detik finance:
http://finance.detik.com/read/2009/11/23/191903/1247341/5/bpk-bi-membiarkan-rekayasa-
akuntansi-di-bank-century
4
Skandal Bank lainnya adalah Bank Lippo, Dalam laporan keuangan per 30
September 2002 yang disampaikan ke publik pada 28 November 2002
disebutkan total aktiva perseroan Rp 24 triliun dan laba bersih Rp 98 miliar.
Namun dalam laporan ke Bursa Efek Jakarta (BEJ) pada 27 Desember 2002
total aktiva perusahaan berubah menjadi Rp 22,8 triliun rupiah (turun Rp 1,2
triliun) dan perusahaan merugi bersih Rp 1,3 triliun. Perbedaan laporan
keuangan itu segera memunculkan kontroversi dan polemik. Manajemen
beralasan perbedaan itu terjadi karena ada penurunan aset yang diambil alih
atau foreclosed asset dari Rp 2,393 triliun menjadi Rp 1,420 triliun. Akibatnya
pada keseluruhan neraca terjadi penurunan tingkat kecukupan modal atau
Capital Adequacy Ratio (CAR) dari 24,77 menjadi 4,23%. Namun beberapa
pihak menduga perbedaan laporan keuangan terjadi karena ada manipulasi
yang dilakukan manajemen4.
Realita-realita terpapar di atas termasuk ke dalam tindakan dysfunctional
behavior (perilaku menyimpang). Bentuk dysfunctional behavior salah
satunya adalah earning management atau manajemen laba. Manajemen laba
sendiri merupakan kegiatan manajerial yang dilakukukan olah manajemen
terhadap laporan keuangannya yang dilakukan dengan sengaja dan dengan
tujuan tertentu dalam batasan prinsip akuntansi yang mengarah pada tingkat
laba yang diinginkan dilaporakan oleh manajemen. Bahkan menurut
Sulistyanto, tujuan dari manajemen laba adalah untuk mengelabui
stakeholders yang ingin mengetahui kinerja dan kondisi perusahaan. Dari sini
4 Riwi Sumantyo, Kasus Bank Lippo dan Degradasi Kepercayaan Publik. Artikel di
akses tanggal 10 Februari 2016 dari http://www.suaramerdeka.com/harian/0302/24/eko1.htm
5
terdapat indikasi bahwa ketika manajemen melakukan praktik manajemen laba
pada laporan keuangannya, yang berarti terdapat campur tangan manajemen
dalam informasi laba yang dihasilkan, diduga laporan keuangan yang
dihasilkan tidak dan atau kurang mencerminkan keadaan perusahaan sebenar-
benarnya sehingga kredibilitas laporan keuangan menjadi diragukan.
Informasi laba yang tertuang dalam laporan keuangan kerap dijadikan alat
analisis fundamental bagi para investor dalam menilai perusahaan-perusahan
dalam rangka menanamkan atau menginvestasikan dananya untuk
memperoleh keuntungan. Ketika laporan keuangan telah diintervensi oleh
manajemen, dan terdapat indikasi manajemen laba di dalamnya, keputusan
investasi para investor bisa diduga memiliki resiko lebih besar salah, karena
investor tidak mengetahui apakah laba yang ia lihat dalam laporan keuangan
adalah laba yang sebenarnya atau laba yang dikelola, karena informasi besaran
manajemen laba yang dilakukan memang tidak dicantumkan dalam laporan
keuangan tersebut. Di sini terjadi asymmetric information di mana salah satu
pihak memiliki informasi lebih dibandingkan dengan pihak lain. Hal tersebut
diduga bisa saja merugikan investor.
Memang regulasi terkait manajemen laba bisa dikatakan masih belum
maksimal. Belum ada regulasi terkait pencantuman besarnya nilai manajemen
laba yang dikelola perusahaan dalam laporan keuangannya, kemudian nilai
maksimum dan minimum manajemen laba juga belum ditetapkan. Manajemen
laba masih dapat dilakukan selama hal tersebut masih berada dalam batasan
prinsip akuntansi. Namun jika dilihat dari konteks kesyariahaan yang memiliki
6
nilai yang berdasar Al-Qur‟an dan hadits, manajemen laba seharusnya dapat
diminimalisir atau dihilangkan karena Islam tidak membenarkan adanya
tindakan rekayasa, penipuan (tadlis), kecurangan dan gharar.
Cara yang paling sering dilakukan dalam melakukan manajemen laba
adalah dengan kebijakan akrual. Dalam perspektif syariah sendiri metode
akrual diperbolehkan. Sesuai fatwa DSN no. 14/DSN/MUI/IX/2000 tentang
sistem distribusi bagi hasil usaha dalam lembaga keuangan syariah ditetapkan
bahwa pada prinsipnya Lembaga Keuangan Syariah (LKS) boleh
menggunakan sistem accrual basis maupun cash basis dalam administrasi
keuangan. Akrual sendiri merupakan metode akuntansi di mana penerimaan
dan pengeluaran diakui atau dicatat ketika transaksi terjadi, bukan ketika uang
kas untuk transaksi-transaksi tersebut diterima atau dibayarkan. Komponen
akrual merupakan komponen yang tidak memerlukan bukti kas secara fisik
sehingga mempermainkan besar kecilnya komponen akrual tidak harus
disertai dengan kas yang diterima atau dikeluarkan perusahaan. Hal tersebut
menimbulkan kesempatan bagi manajemen untuk mengelola akrualnya atau
yang biasa disebut dengan discretionary accrual. Nilai dari discretionary
accrual ini banyak dijadikan sebagai proxy pengukuran manajemen laba suatu
perusahaan.
Bentuk manajemen laba yang lain yaitu income smoothing (perataan laba)
diperbolehkan dalam fatwa DSN no. 87/DSN/MUI/XII/2012 dengan
pendekatan untuk melindungi lembaga keuangan dari risiko pengalihan dana
besar-besaran, dan bukan dalam konteks ingin mengambil keuntungam, serta
7
dengan seizin nasabah, bukan secara sembunyi-sembunyi. Dengan kata lain,
tidak serta merta semua teknik income smoothing diperbolehkan, namun yang
diperbolehkan ialah yang memenuhi ketentuan-ketentuan yang telah
ditetapkan oleh fatwa dengan mempertimbangkan opini Dewan Pengawas
Syariah (DPS). Salah satunya ialah bahwa praktik perataan laba hanya
diperbolehkan dengan syarat apabila bagi hasil actual melebihi tingkat
imbalan yang diproyeksikan, dan dengan izin nasabah pemilik dana, serta
dengan alasan kuat yang darurat dengan mempertahankan opini DPS.
Sehingga dalam pelaksanaannya tetap menekankan kepada unsur transparansi
atau keterbukaan terhadap pihak-pihak yang berkepentingan terhadap laporan
keuangan.5
Menurut Elisa Indah dan Erni Ekawati, manajemen laba juga dilakukan
perusahaan pada sebelum dan sesudah IPO. Initial Public Offering (IPO)
sendiri merupakan peristiwa penawaran saham perdana kepada public dimana
perusahaan bisa mendapatkan dana dari peristiwa tersebut untuk
pengembangan usahanya. Manajemen laba pada seputar penawaran saham
perdana (IPO) dengan menaikkan laba (income increasing) merupakan
fenomena yang logis sebab manajer lebih superior dalam menguasai informasi
dibanding pihak lain (asimetri informasi). Kesuperioran tersebut mendorong
dan memotivasi manajer untuk melakukan manajemen laba dengan cara
income increasing discretionary accruals dalam laporan keuangannya, baik
pada perioda sebelum dan sesudah IPO. Penggunaan accruals ini dapat
5 Hanni Khairani. “Etika Bisnis Islam Tentang Manajemen Laba”, (Skripsi S1 Fakultas
Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015), h.65-66.
8
dilakukan dengan cara menggeser pendapatan masa depan menjadi
pendapatan masa sekarang dan biaya sekarang menjadi biaya masa depan,
sehingga laba pada perioda sekitar IPO dilaporkan lebih tinggi dari yang
seharusnya. Akibatnya, akan terjadi penurunan laba dan kinerja perusahaan
pada perioda setelah IPO.6
Ketika membaca penelitian tersebut, kemudian timbul pertanyaan
bagaimana praktik manajemen laba di bank syariah go public. Seperti kita
ketahui per tanggal 15 Januari 2014 PT. Bank Panin Syariah melakukan
penawaran saham perdananya sehingga praktis saham bank panin sudah go
public dan dapat diperjualbelikan masyarakat investor. Ketika penelitian-
penelitian terdahulu menghasilkan kesimpulan bahwa perusahan cenderung
melakukan manajemen laba pada periode sebelum dan setelah go public,
lantas timbul pertanyaan terkait praktik manajemen laba pada bank syariah,
pola manajemen laba yang seperti apa yang digunakan dan bagaimana
manajemen laba yang dilakukan Bank Panin Syariah sebelum dan setelah go
public.
Dari latar belakang tersebut penulis termotivasi untuk melakukan
penelitian kembali terkait manajemen laba (earning management) dengan
objek bank syariah yang listing di BEI (yaitu Bank Panin Syariah) pada
periode sebelum dan setelah go public. Dengan demikian, maka dibuatlah
penelitian dengan judul “Manajemen Laba PT. Bank Panin Syariah Tbk
Sebelum dan Setelah Go public”.
6 Elisa Indah & Erni Ekawati, “Manajemen Laba pada Perioda Sebelum dan Sesudah
Penawaran Saham Perdana di Bursa Efek Jakarta: Analisis dengan Model DeAngelo”,
Simposium Riset Ekonomi 2, (Surabaya, 23-24 November 2005), h.2.
9
B. Pembatasan Masalah
Penulis membatasi permasalahan yang akan diteliti pada aspek yang
dianalisis agar tidak keluar dari pembahasan, sebagai berikut:
1. Penelitian dilakukan dengan menghitung kemudian membandingkan
nilai discretionary accruals sebagai proksi manajemen laba dengan
menggunakan metode Healy (1985) dan Jones (1991).
2. Data diperoleh dari Laporan Keuangan Bulanan yang telah dipublikasi
PT. Bank Panin Syariah sebelum dan setelah go public. Januari 2013-
Desember 2014.
3. Penelitian sebatas mengetahui seberapa besar manajemen laba PT.
Bank Panin Syariah, pola manajemen laba apa yang dilakukan, dan
perbedaan manajemen laba antara sebelum dan sesudah go public
dengan menggunakan paired sample t-test, tanpa menganalisis apa
yang melatarbelakangi bank tersebut melakukan tindakan manajemen
laba jika memang terdapat manajemen laba di dalamnya.
C. Perumusan Masalah
Masalah yang dapat diidentifikasi yang dirumuskan dalam pertanyaan-
pertanyaan yang akan dijawab dalam penelitian ini adalah:
1. Berapa besar manajemen laba yang dilakukan oleh Bank Panin Syariah
sebelum go public?
2. Berapa besar manajemen laba yang dilakukan oleh Bank Panin Syariah
setelah go public?
10
3. Bagaimana pola manajemen laba yang dilakukan oleh Bank Panin
Syariah?
4. Bagaimana praktik manajemen laba di Bank Panin Syariah sebelum
dan setelah go public?
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menemukan bukti empiris untuk:
a. Melihat apakah manajemen Bank Panin Syariah telah melakukan salah
satu bentuk perilaku menyimpang (dysfunctional behavior) yang
banyak peneliti terdahulu menganggap sebagai salah satu bentuk
penipuan (tadlis) yaitu earning management atau manajemen laba.
b. Menjelaskan manajemen laba Bank Panin Syariah sebelum go public.
c. Menjelaskan manajemen laba Bank Panin Syariah setelah go public.
d. Menjelaskan bagaimana Bank Panin Syariah melakukan manajemen
labanya.
e. Menjelaskan perbedaan besaran manajemen laba yang dilakukan di
bank anin syariah sebelum dan sesudah go public.
Adapun manfaat yang dapat diberikan dengan adanya penelitian ini yaitu:
a. Bagi investor: Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu
masukan dalam pengambilan keputusan investasi saham yaitu salah
satunya dengan mengamati kondisi internal perusahaan melalui
11
laporan keuangan, terutama dalam menilai kualitas laba yang
dilaporkan dalam laporan keuangan.
b. Bagi perusahaan: Sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi
perusahaan dalam mengevaluasi kinerja perusahaannya, serta untuk
tidak dan atau meminimalisir dalam melakukan manajemen laba
(earning management) karena dinilai merugikan bagi pihak pemegang
saham.
c. Bagi penulis: Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menjadi
sarana memperluas wawasan serta menambah referensi penulis dan
dapat menerapkan teori-teori yang telah didapat selama berkuliah.
d. Bagi pembaca: Dengan adanya penelitian ini dapat menambah
wawasan pembaca pengenai manajemen laba di perusahaan dan juga
menjadi bahan studi terdahulu bagi penelitian selanjutnya.
E. Kerangka Pemikiran Teoritis
Bank Panin Syariah, yang masih menjadi satu-satunya bank syariah go
public hingga saat ini memang menarik untuk dijadikan bahan penelitian.
Terlebih nilai kesyariahaan yang perlu dikedepankan menuntut Bank Panin
Syariah untuk terbuka dan jujur dalam berbagai pelaporan yang dihasilkan.
Laporan keuangan sangat menarik untuk dikaji lebih mendalam. Para pengguna
laporan keuangan tidak dapat turut campur dalam pelaporan yang dilakukan
perusahaan. Para pihak yang berkepentingan dengan laporan keuangan
perusahaan tidak dapat langsung mengetahui apakah dalam laporan tersebut
12
memang dilaporkan secara jujur dan benar-benar menggambarkan keadaan
perusahaan sebenar-benarnya atau tidak karena diperlukan analisis terlebih
dahulu.
Hal terkait campur tangan manajemen ini dirasa perlu dikaji lebih
mendalam. Pelaporan keuangan yang terdapat campur tangan manajemen di
dalamnya biasa disebut dengan manajemen laba. Menurut peneliti-peneliti
terdahulu, model berbasis aggregate accruals merupakan model yang paling
tepat untuk mendeteksi manajemen laba yang diproksikan dengan nilai akrual
yang dikelola (discretionary accrual) menggunakan model Healy dan Jones.
Penelitian ini berusaha mencari tahu, menghitung dan menjelaskan mengenai
besarnya manajemen laba- yang banyak peneliti terdahulu menganggapnya
sebagai bentuk perilaku penyimpangan, yang dilakukan oleh Bank Panin
Syariah periode sebelum dan sesudah go public. Setelah diketahui besarnya
discretionary accrual sebagai proksi manajemen laba, kemudian dilakukan uji
beda untuk mengetahui manajemen laba Bank Panin Syariah sebelum dan
sesudah go public.
13
Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran Penelitian
PT. Bank Panin Syariah
Tbk
Laporan Keuangan
Setelah Go public
Laporan Keuangan
Sebelum Go public
Analisis Manajemen Laba Analisis Manajemen Laba
Menghitung
Discretionary accruals
sebelum go public
Menghitung
Discretionary accruals
setelah go public
Paired Sample T Test
Kesimpulan
14
F. Sistematika Penulisan
Metode penulisan yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini
mengacu pada buku Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum
tahun 2012. Agar mendapat arah dan gambaran yang jelas mengenai hal yang
tertulis, berikut ini disajikan sistematika penulisannya secara lengkap:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisikan latar belakang masalah, pembatasan masalah,
rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kerangka
pemikiran teoritis, dan sistematika penulisan.
BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN
Bab ini berisi Landasan (kerangka) teori terhadap hal-hal yang
akan dibahas, yang berisikan teori-teori mengenai bank, bank
syariah, initial public offering, laporan keuangan, serta
manajemen laba. Pada sub bab berikutnya dibahas review studi
terdahulu.
BAB III METODE PENELITIAN
Bab ini menjelaskan variable penelitian dan definisi operasional
dari variable yang digunakan dalam penelitian, jenis dan sumber
data, metode pengumpulan data, metode analisis yang digunakan,
serta gambaran umum objek penelitian.
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisi tentang perhitungan data-data yang diperoleh
dalam penelitian sehingga didapat hasil dan pengujian hipotesis,
15
yang kemudian dilakukan pembahasan terhadap hasil yang
didapat guna mendapatkan kesimpulan.
BAB V PENUTUP
Bab ini berisi kesimpulan-kesimpulan yang didapat dari hasil
penelitian dan berisi saran-saran yang sesuai dengan
permasalahan yang diteliti.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
16
BAB II
KAJIAN KEPUSTAKAAN
A. Tinjauan Teoritis
1. Lembaga Keuangan
Lembaga keuangan adalah lembaga yang kegiatan utamanya menghimpun
dan menyalurkan dana, dengan motif mendapatkan keuntungan. Porsi terbesar
assetnya merupakan asset finansial. Fungsi utama lembaga keuangan adalah
sebagai perantara pihak-pihak yang membutuhkan uang modal (pemakai dana)
dengan pihak-pihak yang memilikinya (pemilik dana). Yang dipertukarkan/
dialihkan dalam pasar uang modal adalah hak penggunaan uang. Maka yang
menjembatani antara sisi penawaran dan permintaan inilah yang disebut
sebagai lembaga keuangan. Lembaga keuangan yang dalam menjalankan
fungsi intermediasinya diizinkan menghimpun dan menyalurkan dana dalam
bentuk tabungan disebut lembaga keuangan depositori (depository financial
institution). Lembaga yang masuk dalam kategori ini adalah perbankan.
Sedangkan lembaga keuangan yang dalam menjalankan usahanya tidak
diizinkan menghimpun dana dalam bentuk tabungan disebut lembaga
keuangan nondepositori (nondepository financial institution), yang disebut
juga sebagai lembaga keuangan bukan bank (LKBB).1
1 Prathama Rahardja dan Mandala Manurung, Pengantar Ilmu Ekonomi (Mikroekonomi
& Makroekonomi) (Jakarta: Lembaga Penerbit FEUI, 2008), h.331-332
17
Lembaga Keuangan Syariah (LKS) menurut Dewan Syariah Nasional
(DSN) adalah lembaga keuangan yang mengeluarkan produk keuangan
syariah dan yang mendapat izin operasional sebagai lembaga keuangan
syariah2.
a. Bank
Berdasarkan Undang-Undang nomor 7 tahun 1992 (sebagaimana
diubah dengan Undang-Undang No. 10 tahun 1998) tentang Perbankan,
bank didefinisikan sebagai “badan usaha yang menghimpun dana dari
masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada
masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka
meningkatkan taraf hidup rakyat banyak”. Selanjutnya undang-undang ini
mengklasifikasikan bank menjadi dua kelompok, yaitu Bank Umum dan
Bank Perkereditan Rakyat (BPR).
Bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara
konvensional atau berdasarkan prinsip syariah, yang dalam kegiatannya
memberi jasa dalam lalu-lintas pembayaran.
a. Konvensional
Konvensional adalah sistem ekonomi yang sudah dipraktikkan secara
meluas di dalam sebuah masyarakat3.
b. Prinsip Syariah
2 DSN MUI, Himpunan Fatwa Dewan Syariah Nasional edisi 2 (Jakarta: DSN MUI dan
Bank Indonesia, 2003) 3 M. Nurianto Al-Arif, Dasar-Dasar Ekonomi Islam (Solo: Era Adicitra Intermedia,
2011), h.62
18
Menurut pasal 1 ayat 12 UU 21 tahun 2008, Prinsip Syariah adalah
“prinsip hukum Islam dalam kegiatan perbankan berdasarkan fatwa
yang dikeluarkan oleh lembaga yang memiliki kewenangan dalam
penetapan fatwa di bidang syariah”.
b. Bank Syariah
Syariah adalah kata bahasa arab yang secara harfiahnya berarti jalan
yang ditempuh atau garis yang semestinya dilalui. Secara terminologi,
definisi syariah adalah peraturan-peraturan dan hukum yang telah
digariskan oleh Allah, atau telah digariskan pokok-pokoknya dan
dibebankan kepada kaum muslimin supaya mematuhinya, supaya syariah
ini diambil oleh orang Islam sebagai penghubung di antaranya dengan
Allah dan di atntaranya dengan manusia4. Jadi singkatnya, syariah itu
berisi peraturan dan hukum-hukum, yang menentukan garis hidup yang
harus dilalui oleh seorang Muslim5.
Sebagaimana Pasal 1 ayat 1 UU no 21 tahun 2008, Perbankan Syariah
adalah “segala sesuatu yang menyangkut tentang Bank Syariah dan Unit
Usaha Syariah, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan
proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya”. Kegiatan usaha yang
berasaskan Prinsip Syariah antara lain adalah kegiatan usaha yang tidak
mengandung unsur:
4 Syaikh Mahmud Syalthut, “Al-Islam, ‘Aqidah wal Syariah”, dalam Adiwarman Karim,
Bank Islam: Analisis Fiqh dan Keuangan (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2008), h.7. 5
Adiwarman Karim, Bank Islam: Analisis Fiqh dan Keuangan (Jakarta PT
RajaGrafindo Persada, 2008), h. 7.
19
a. Riba, yaitu penambahan pendapatan secara tidak sah (batil) antara lain
dalam transaksi pertukaran barang sejenis yang tidak sama kualitas,
kuantitas, dan waktu penyerahan (fadhl), atau dalam transaksi pinjam-
meminjam yang mempersyaratkan Nasabah Penerima Fasilitas
mengembalikan dana yang diterima melebihi pokok pinjaman karena
berjalannya waktu (nasi’ah);
b. Maisir, yaitu transaksi yang digantungkan kepada suatu keadaan yang
tidak pasti dan bersifat untung-untungan;
c. Gharar, yaitu transaksi yang objeknya tidak jelas, tidak dimiliki, tidak
diketahui keberadaannya, atau tidak dapat diserahkan pada saat
transaksi dilakukan kecuali diatur lain dalam syariah;
d. Haram, yaitu transaksi yang objeknya dilarang dalam syariah; atau
e. Zalim, yaitu transaksi yang menimbulkan ketidakadilan bagi pihak
lainnya.
Dalam pasal 1 ayat 7, Undang-undang yang sama, Bank Syariah
adalah “Bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan Prinsip
Syariah dan menurut jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah dan Bank
Permbiayaan Rakyat Syariah”. Ayat 8, “Bank Umum Syariah adalah Bank
Syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas
pembayaran”.
2. Initial Public Offering- (Go public)
20
IPO (Initial Public Offering) disebut juga unseasoned equity offering atau
penawaran saham umum perdana. Gumanti mendefinisikan sebagai suatu
peristiwa dimana perusahaan untuk pertamakali menawarkan sahamnya
kepada khalayak ramai (public) di pasar modal.6 Dalam Undang-Undang
Pasar Modal no. 8 tahun 1995 pasal 1 angka 15 menjelaskan bahwa yang
dimaksud penawaran umum merupakan kegiatan penawaran Efek yang
dilakukan oleh Emiten untuk menjual Efek kepada masyarakat berdasarkan
tata cara yang diatur dalam Undang-Undang ini dan peraturan pelaksanaannya.
Yang dimaksud efek di sini antara lain adalah saham dan obligasi.
Dahlam Siam dalam bukunya yang berjudul Manajemen Lembaga
Keuangan, menyatakan bahwa emisi efek atau sering disebut penawaran
umum (go public) merupakan suatu proses yang melibatkan lembaga
penunjang pasar modal dalam rangka penjualan efek (saham dan obligasi)
suatu perusahaan kepada masyarakat umum7. Sedangkan dalam buku panduan
Pasar Modal, Penawaran Umum adalah kegiatan penawaran efek yang
dilakukan oleh emiten untuk menjual efek kepada masyarakat8. Emiten adalah
pihak yang melakukan penawaran umum. Adapun tata cara dan peraturan
pelaksanaannya diatur dalam Undang-Undang No. 8 tahun 1995 tentang pasar
modal.
6 Tatang Ary Gumanti, Earnings Management dalam penawaran saham perdana di
Bursa Efek Jakarta, Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, 4(2) (2000), h.165-183. 7 Dahlam Siamat, Manajemen Lembaga Keuangan, Edisi keempat. (Jakarta: Lembaga
Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2004). 8 Bursa Efek Indonesia, Panduan Sekolah Pasar Modal Syariah level 1 (Jakarta: BEI,
2014).
21
Beberapa hal yang menjadi dasar bagi suatu perusahaan dalam
melaksanakan penawaran umum perdana selain sebagai upaya pencarian dana
menurut Sitompul (1996) dalam Widodo adalah:9
a. Meningkatkan kepemilikan saham bagi pemodal individu (Retail
investor)
b. Melepas sebagian kepemilikan perusahaan
c. Mencari proceed yang sebesar-besarnya
d. Menciptkan dasar bagi distribusi produksi yang berlingkup
internasional (untuk penawaran di luar negeri)
e. Mengalokasikan saham kepada pemodal jangka panjang sebagai
pendukung
Tahapan- tahapan yang harus dilakukan perusahaan yang akan melakukan
penawaran umum saham sebagaimana yang digambarkan Iskandar Z dalam
Widodo adalah:10
a. Sebelum emisi. Berisi persiapan-persiapan yang harus dilakukan untuk
memenuhi persyaratan penawaran umum
b. Tahapan emisi. Masa dilakukan penawaran umum hingga saham-
saham yang telah ditawarkan dicatatkan di bursa efek
9
Widodo Prasetyo, Pendeteksian Earnings Management, Underpricing, dan
Pengukuran Kinerja Perusahaan yang Melakukan Kebijakan Initial Public Offering (IPO)
di Bursa Efek Indonesia (Skripsi S1 Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial, Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008), h. 33. 10
Ibid., h. 33-34.
22
Sebelum
Emisi
Sesudah
emisi
Emisi
Intern
Perusahaan
BAPEPAM
(OJK)
Pasar
Primer
Pasar
Sekunder
Pelaporan
1. Rencana Publik
2. RUPS
3. Penunjukan
a. Underwriter
b. Profesi
4. Mempersiapkan
dokumen
5. Konfirmasi
sebagai agen
penjual
6. Kontrak
Pendahuluan
7. Penandatanganan
perjanjian
8. Public Expose
1. Persyaratan
pendaftaran
2. Ekspose terbatas
di Bapepam
(OJK)
3. Tanggapan atas
a. Kelengkapan
b. Kecukupan &
kejelasan
informal
c. Keterbukaan
4. Komentar tertulis
dalam waktu 45
hari
5. Persyaratan
pendaftaran
dinyatakan
efektif
1. Penawaran
Umum
2. Penjajakan
kepada
pemodal oleh
sindikasi
penjamin emisi
& emiten
3. Distribusi efek
kepada
pemodal secara
elektronik
1. Emiten
mencatatkan
efeknya di
Bursa Efek
2. Perdagangan
di Bursa Efek
1. Laporan
berkala
2. Laporan
Kejadian
penting dan
relevan
Sumber: Iskandar Z (2003) dalam Widodo
Tabel 2.1 Mekanisme Penawaran Umum (Initial Public Offering)
c. Tahap sesudah emisi. Tahap pelaporan sebagai konsekuensi dari
penawaran umum.
23
3. Laporan Keuangan
Setiap entitas usaha biasanya melakukan kegiatan akuntansi untuk
membuat laporan keuangan. Istilah akuntansi dan laporan keuangan sudah
sering kita dengar. Hal tersebut memiliki keterkaitan satu sama lainnya.
Akuntansi adalah proses mengidentifikasi, mencatat, dan
mengkomunikasikan kejadian-kejadian ekonomi sebuah organisasi kepada
pihak-pihak yang berkepentingan. Kejadian- kejadian ekonomi tersebut akan
disajikan dalam bentuk laporan keuangan. Laporan keuangan tidak diwajibkan
menyediakan informasi non keuangan11
.
Tabel 2.2 Pemakai Informasi Laporan Keuangan
Sumber Contoh
Informasi keuangan Informasi non keuangan
Bagi pemasaran Jumlah penjualan Tingkat kepuasan pelanggan
Diskon penjualan yang
diberikan
Produk kompetitor yang dapat
menyebabkan penurunan
penjualan
Bagian Sumber
Daya Manusia
Total gaji pegawai Turnover pegawai
Pajak penghasilan
pegawai
Rekrutmen pegawai
Bagian Pembelian Jumlah pembelian Ketepatan waktu pengiriman
barang oleh pemasok Retur pembelian kepada
supplier
Di paragraf 9 dalam Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan
Keuangan Syariah (KDPPLKS), Pemakai laporan keuangan meliputi investor
sekarang dan investor potensial; pemilik dana qardh; pemilik dana investasi
mudharabah; pemilik dana titipan; pembayar dan penerima zakat, infak,
11
Andey Hasiholan Pulungan et al, Akuntansi Keuangan Dasar berbasis PSAK per 1
Juni 2012 (Jakarta: Mitra Wacana Media, 2013), h.1
24
sedekah, dan wakaf; pengawas syariah; karyawan; pemasok dan mitra usaha
lainnya; pelanggan; pemerintah; serta lembaga-lembaganya dan masyarakat.
Para pemakai tersebut menggunakan laporan keuangan untuk memenuhi
kebutuhan informasi yang berbeda.
Tabel berikut menunjukkan contoh penggunaan laporan keuangan yang
umum terjadi di berbagai perusahaan12
:
Tabel 2.3 Penggunaan Laporan Keuangan Internal
Internal
Pengguna laporan keuangan Kebutuhan informasi
Karyawan Kemampuan perusahaan dalam memberikan
balas jasa, imbalan pasca kerja, dan
sebagainya.
Manajemen Kondisi keuangan perusahaan terkini yang
relevan untuk perencanaan perusahaan.
Tabel 2.4 Penggunaan Laporan Keuangan Eksternal
Eksternal
Pengguna laporan keuangan Kebutuhan informasi
Investor Posisi keuangan perusahaan untuk
menentukan risiko berinvestasi.
Pemberi pinjaman (kreditor) Kemampuan perusahaan mengembalikan
pinjaman.
Pemerintah Jumlah pajak perusahaan untuk membantu
perhitungan penerimaan negara dari sector
pajak.
Pemasok Kemampuan perusahaan membayar
utangnya atas pembelian secara kredit.
Pelanggan Kemampuan perusahaan menyelesaikan
proyek jangka panjang, misalnya konstruksi
bangunan.
12
Ibid., h.2
25
Berdasarkan paragraf 30 KDPPLKS, dinyatakan bahwa tujuan laporan
keuangan menurut KDPPLKS adalah menyediakan informasi yang
menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu
entitas syariah yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam
pengambilan keputusan ekonomi. Selain itu, tujuan lainnya adalah sebagai
berikut:
1. Meningkatkan kepatuhan terhadap prinsip syariah dalam semua
transaksi dan kegiatan usaha;
2. Informasi kepatuhan entitas syariah terhadap prinsip syariah, serta
informasi asset, kewajiban, pendapatan, dan beban yang tidak sesuai
dengan prinsip syariah bila ada, serta bagaimana perolehan dan
penggunaannya;
3. Informasi untuk membantu mengevaluasi pemenuhan tanggung jawab
entitas syariah terhadap amanah dalam mengamankan dana,
menginvestasikannya pada tingkat keuntungan yang layak; dan
4. Informasi mengenai tingkat keuntungan investasi yang diperoleh
penanam modal dan pemilik dana syirkah temporer serta informasi
mengenai pemenuhan kewajiban fungsi social entitas syariah,
termasuk pengelolaan dan penyaluran dana zakat, infak, sedekah, dan
wakaf.
Laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah dilakukan
manajemen (stewardship) atau pertanggungjawaban manajemen atas sumber
daya yang dipercayakan kepadanya. Pemakai ingin menilai apa yang telah
26
dilakukan atau pertanggungjawaban manajemen berbuat demikian agar
mereka dapat membuat keputusan ekonomi. Keputusan ini mungkin
mencakup misalnya keputusan untuk menahan atau menjual investasi mereka
dalam entitas syariah atau keputusan untuk mengangkat kembali atau
mengganti manajemen (KDPPLKS paragraph 32).
Ada dua asumsi dasar penyusunan laporan keuangan entitas syariah
sebagaimana tertuang dalam KDPPLKS, yaitu:
1. Dasar akrual
Untuk mencapai tujuannya, laporan keuangan disusun atas dasar akrual.
Dengan dasar akrual, pengaruh transaksi dan peristiwa lain diakui pada
saat kejadian (dan bukan pada saat kas atau setara kas diterima atau
dibayar) serta diungkapkan dalam catatan akuntansi dan dilaporkan
dalam laporan keuangan pada periode yang bersangkutan. Laporan
keuangan yang disusun atas dasar akrual memberikan informasi
kepada pemakai, tidak hanya transaksi masa lalu yang melibatkan
penerimaan dan pembayaran kas, tetapi juga kewajiban pembayaran
kas di masa depan serta sumber daya yang merepresentasikan kas yang
akan diterima di masa depan (KDPPLKS paragraph 41).
Akan tetapi, perhitungan pendapatan untuk tujuan pembagian hasil
usaha tidaklah menggunakan dasar akrual, melainkan menggunakan
dasar kas. Dalam pembagian hasil usaha, disebutkan dalam KDPPLKS
paragraph 42, pendapatan atau hasil yang dimaksud adalah laba bruto.
2. Kelangsungan usaha
27
Laporan keuangan biasanya disusun atas dasar asumsi kelangsungan
usaha entitas syariah dan akan melanjutkan usahanya di masa depan.
Oleh karena itu, entitas syariah diasumsikan tidak bermaksud atau
berkeinginan melikuidasi atau mengurangi secara material skala
usahanya (KDPPLKS Paragraf 43).
4. Manajemen Laba
a. Teori Keagenan (Agency Theory)
Teori agensi yang dikembangkan oleh Jensen dan Meckling (1976)
dalam Wardhani, diartikan sebagai suatu kontrak antara pemilik (principal)
yang melibatkan orang lain (agen(manajer)) untuk melakukan suatu jasa
atas nama principal dan mendelegasikan wewenang sepenuhnya untuk
pengambilan keputusan kepada agen. Adanya pemisahan antara pemilik
sebagai prinsipal dan manajer sebagai agen yang menjalankan perusahaan
akan memunculkan permasalahan agensi (agency problem) karena masing-
masing pihak akan selalu berusaha untuk memaksimalkan fungsi utilitas
yang dimilikinya13
.
Agency theory memiliki asumsi bahwa masing-masing individu
semata-mata termotivasi oleh kepentingan dirinya sendiri sehingga
menimbulkan konflik kepentingan antara principal dan agent. Pihak
principal termotivasi mengadakan kontrak untuk menyejahterakan dirinya
13
Ratna Wardhani, Pengaruh Proteksi bagi Investor, Konvergensi Standar Akuntansi,
Implementasi Corporate Governance, dan Kualitas Audit terhadap Kualitas Laba (Analisis
Lintas Negara di Asia), (Disertas S3, Universitas Indonesia, Jakarta: 2009), h. 16.
28
dengan profitabilitas yang selalu meningkat. Agent termotivasi untuk
memaksimalkan pemenuhan kebutuhan ekonomi dan psikologisnya, antara
lain dalam hal memperoleh investasi, pinjaman, maupun kontrak
kompensasi. Konflik kepentingan semakin meningkat terutama karena
principal tidak dapat memonitor aktivitas agent sehari-hari untuk
memastikan bahwa agent bekerja sesuai dengan keinginan pemegang
saham. Principal tidak memiliki informasi yang cukup tentang kinerja
agent. Agent mempunyai lebih banyak informasi mengenai kapasitas diri,
lingkungan kerja, dan perusahaan secara keseluruhan. Hal inilah yang
mengakibatkan adanya ketidakseimbangan informasi yang dimiliki oleh
principal dan agent. Ketidakseimbangan informasi inilah yang disebut
dengan asimetri informasi (asymmetric information). Adanya asumsi
bahwa individu-individu bertindak untuk memaksimalkan dirinya sendiri,
mengakibatkan agent memanfaatkan adanya asimetri informasi yang
dimilikinya untuk menyembunyikan beberapa informasi yang tidak
diketahui principal. Asimetri informasi dan konflik kepentingan yang
terjadi antara principal dan agent mendorong agent untuk menyajikan
informasi yang tidak sebenarnya kepada principal, terutama jika informasi
tersebut berkaitan dengan pengukuran kinerja agent.14
Berdasarkan penelitian sebelumnya (Watts dan Zimmerman (1986)
dalam Agnes) secara empiris membuktikan bahwa hubungan principal dan
agent sering ditentukan oleh angka akuntansi. Hal ini memacu agent untuk
14
Agnes Utari Widyaningdyah, Analisis Faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap
Earnings Management pada Perusahaan Go public di Indonesia, Jurnal Akuntansi dan
Keuangan, Vol 5, no. 2 (Universitas Kristen Petra, 2001), h. 91-92.
29
memikirkan bagaimana angka akuntansi tersebut dapat digunakan sebagai
sarana untuk memaksimalkan kepentingannya. Salah satu bentuk tindakan
agent tersebut adalah yang disebut sebagai earnings management.15
Ada tiga asumsi yang mendasari agency theory yang diungkapkan oleh
Eisenhardt (1989) dalam Indah dan Irfan, yaitu: 16
a. asumsi tentang sifat manusia yang memiliki kecenderungan untuk
mementingkan diri sendiri (self interest),
b. asumsi tentang keorganisasian yang ditandai oleh adanya konflik
antara anggota organisasi, efisien sebagai kriteria produktivitas dan
adanya asimetris informasi antara pemilik perusahaan dan manajemen,
dan
c. asumsi tentang informasi yang menjelaskan bahwa informasi
dipandang sebagai komoditas yang dapat diperjual-belikan.
b. Manajemen Laba (Earnings Management)
Sejalan dengan berkembangnya penelitian akuntansi keuangan dan
keprilakuan, saat ini ada beberapa definisi manajemen laba yang berbeda
antara satu dengan yang lainnya sesuai dengan pemahaman dan penilaian
orang yang mendefinisikan terhadap aktivitas pengelolaan dan pengaturan
laba itu. Namun, apabila dicermati sebenarnya ada benang merah yang
menghubungkan satu definisi dengan definisi lain. Artinya, meski
15
Ibid., h. 92. 16
Indah Putri Septiana & M. Irfan Tarmizi, Konservatisme Akuntansi, Efektivitas
Komite Audit, Konsep Amanah dan Manajemen Laba, Simposium Nasional Akuntansi 18
(Medan, Universitas Sumatera Utara, 2015), h. 5.
30
menggunakan terminilogi yang berbeda namun secara garis besar definisi-
definisi itu mempunyai pengertian serupa. Secara umum ada beberapa
definisi yaitu:17
a. Davidson, Stickney, dan Weil
Earning management is the process of taking deliberate steps within
the constrains of generally accepted accounting principles to bring
about desired level of reported earning (Manajemen laba merupakan
proses untuk mengambil langkah tertentu yang disengaja dalam batas-
batas prinsip akuntansi berterima umum untuk menghasilkan tingkat
yang diinginkan dari laba yang dilaporkan).
b. Schipper
Earning management is a purposes interbention in the external
financial reporting process, with the intent of obtaining some private
gain (a opposed to say, merely faciliting the neutral operation of the
process) (Manajemen laba adalah campur tangan dalam proses
penyususunan pelaporan keunagan eksternal, dengan tujuan untuk
memperoleh keuntungan pribadi (pihak yang tidak setuju mengatakan
bahwa hal ini hanyalah upaya untuk memfasilitasi operasi yang tidak
memihak dari sebuah proses).
c. National Association of Certified Fraud Examiners
Earning management is the intentional, deliberate, misstatement or
omission of material facts, or accounting data, which is misleading
17
Sri Sulistyanto, Manajemen Laba, Teori dan Model Empiris (Jakarta: Grasindo, 2014),
h.48-50
31
and, when considered with all the information made available, would
cause the reader to change or alter his judgement or decision
(Manajemen laba adalah kesalahan atau kelalaian yang disengaja
dalam membuat laporan mengenai fakta material atau data akuntansi
sehingga membuat laporan mengenai fakta material atau data
akuntansi sehingga menyesatkan ketika semua informasi itu dipakai
untuk membuat pertimbangan yang akhirnya akan menyebabkan orang
yang membacanya akan mengganti atau mengubah pendapat atau
keputusannya).
d. Fisher dan Rozenwig
Earning management is an action of a manager which serve to
increase (decrease) current reported earnings of the unit which the
manager is responsible without generating a corresponding increase
(decrease) in long-term economic profitability of the unit (Manajemen
laba adalah tindakan-tindakan manajer untuk menaikkan (menurunkan)
laba periode berjalan dari sebuah perusahaan yang dikelolanya tanpa
menyebabkan kenaikkan (penurunan) keuntungan ekonomi perusahaan
jangka panjang).
e. Lewitt
Earning management is flexibility in accounting allows it to keep pace
with business innovations. Abuses such as earnings occur when people
exploit this pliancy. Trickery is employed to abscure actual financial
volatility. This in turn, make the true consequences of management
32
decision (Manejemen laba adalah fleksibilitas akuntansi untuk
menyetarafkan diri dengan inovasi bisnis. Penyalahgunaan laba ketika
publik memanfaatkan hasilnya. Penipuan mengaburkan volatilitas
keuangan sesungguhnya. Itu semua untuk menutupi konsekuensi dari
keputusan-keputusan manajer).
f. Healy dan Wahlen
Earning management occurs when managers uses judgement in
financial reporting and in structuring transactions to alter financial
reports to either mislead some stakeholders about underlying
economics performance of the company or to influence contractual
outcomes that depend on the reported accounting numbers
(Manajemen laba muncul ketika manager menggunakan keputusan
tertentu dalam pelaporan keuangan dan mengubah transaksi untuk
mengubah laporan keuangan untuk menyesatkan stakeholder yang
ingin mengetahui kinerja ekonomi yang diperoleh perusahaan atau
untuk mempengaruhi hasil kontrak yang menggunakan angka-angka
akuntansi yang dilaporkan itu).
Secara umum ada tiga kelompok model empiris manajemen laba untuk
mengidentifikasi aktivitas rekayasa manajerial yang diklasifikasikan atas
dasar basis pengukuran yang digunakan yaitu:18
18
Ibid., h.7
33
a. Model berbasis akrual (aggregate accruals) merupakan model yang
menggunakan discretionary accruals sebagai proksi manajemen laba.
b. Model yang berbasis specific accruals, yaitu pendekatan yang
menghitung akrual sebagai proksi manajemen laba dengan
menggunakan item laporan keuangan tertentu dari industri tertentu
pula.
c. Model distribution of earnings. Pendekatan ini dilakukan dengan
melakukan pengujian secara statistic terhadap komponen-komponen
laba untuk mendeteksi factor yang mempengeruhi pergerakan laba.
Model berbasis distribution of earning terfokus pada laba di sekitar
benchmark yang dipakai, misalnya laba kuartal sebelumnya, untuk
menguji apakah incidence yang berada di atas maupun di bawah
benchmark telah merefleksikan ketidakberlanjutan kewajiban untuk
menjalankan kebijakan yang telah dibuat.
Tabel 2.5 Model Empiris Mengidentifikasi Manajemen Laba
Peneliti Proksi Manajemen Laba
A. Model Aggregate Accruals
Healy (1985) Total akrual (total accruals)
DeAngelo (1986) Perubahan dalam total akrual
Jones (1991) Sisa regresi total akrual dari perubahan penjualan dan
property, plant, and equipment.
Model Jones
dimodifikasi dari
Dechow, Sloan
& Sweeney
(1995)
Sisa regresi total akrual dari perubahan penjualan dan
property, plant, and equipment, dimana pendapatan
disesuaikan dengan perubahan piutang yang terjadi pada
periode bersangkutan.
Kang &
Suvaramakrishan
(1995)
Sisa regresi dari aktiva lancar nonkas yang dikurangi
kewajiban yang dibagi dengan aktiva bersangkutan pada
periode sebelumnya yang disesuaikan dengan kenaikan
pendapatan, biaya dan plant and equipment.
34
B. Model Specific Accruals
McNichols &
Wilson (1988)
Sisa provisi untuk piutang tak tertagih, yang diestimasi
sebagai sisa regresi provisi untuk pitang tak tertagih pada
saldo awal, serta penghapusan piutang periode berjalan
dan periode yang akan datang.
Petroni (1992) Klaim terhadap estimasi cadangan kesalahan, yang diukur
selama lima tahun perkembangan cadangan kerugian
penjaminan kerusakan property.
Beaver & Engel
(1986)
Biaya yang tersisa dari kerugian pinjaman, yang
diestimasi sebagai sisa regresi biaya dari keruhian
pinjaman pada charge-of bersih, pinjaman yang beredar,
aktiva yang tidak bermanfaat dan melebihi satu tahun
perubahan aktiva tidak bermanfaat.
Beneish (1997) Hari-hari dalam indeks piutang, indeks laba kotor, indeks
kualitas aktiva, indeks depresiasi, indeks biaya
administrasi umum dan penjualan, indeks total akrual
terhadap total aktiva.
Beaver &
McNichols
(1998)
Korelasi serial dari satu tahun perkembangan kerugian
penjaminan kerusakan property.
C. Pendekatan Distribution of Earnings
Burgtahler &
Dichev (1997)
Menguji apakah frekuensi realisasi laba tahunan yang
merupakan bagian atas (bawah) laba yang besarnya nol
dan laba akhir tahun adalah lebih besar (kecil) daripada
yang diharapkan.
Degeorge et al
(1999)
Menguji apakah frekuensi realisasi laba kuartalan yang
merupakan bagian atas (bawah) laba yang besarnya nol,
laba akhir kuartal dan forecast investor adalah lebih besar
(kecill) daripada yang diharapkan.
Myers & Skinner
(1999)
Menguji apakah angka-angka laba meningkat yang
berurutan adalah lebih besar dibankdingkan angka-angka
jika tanpa manajemen laba.
Sumber: McNichols 2000 dalam Sulistyanto, h. 8
Ada tiga hipotesis dalam teori akuntansi positif yang dipergunakan
untuk menguji perilaku etis dari seseorang dalam mencatat transaksi dan
menyusun laporan keuangan (motivasi manajer dalam melakukan
35
manajemen laba) seperti yang dikemukakan Watts dan Zimmerman dalam
Sulistyanto:19
a. Bonus plan hypothesis yang menyatakan bahwa rencana bonus atau
kompensasi manajerial akan cenderung memilih dan menggunakan
metode-metode akuntansi yang akan membuat laba yang
dilaporkannya menjadi lebih tinggi.
Konsep ini membahas bahwa bonus yang dijanjikan pemilik kepada
manajer perusahaan tidak hanya memotivasi manajer untuk bekerja
dengan lebih baik tetapi juga memotivasi manajer untuk melakukan
kecurangan manajerial. Agar selalu bisa mencapai tingkat kinerja yang
memberikan bonus, manajer mempermainkan besar kecilnya angka-
angka akuntansi dalam laporan keuangan sehingga bonus itu selalu
didapatnya setiap tahun. Hal inilah yang mengakibatkan pemilik
mengalami kerugian ganda, yaitu memperoleh informasi palsu dan
mengeluarkan sejumlah bonus untuk sesuatu yang tidak semestinya.
b. Debt (equity) hypothesis menyatakan bahwa perusahaan yang
mempunyai rasio antara utang dan ekuitas lebih besar, cenderung
memilih dan menggunakan metode-metode akuntansi dengan laporan
laba yang lebih tinggi serta cenderung melanggar perjanjian utang
apabila ada manfaat dan keuntungan tertentu yang dapat diperolehnya.
Keuntungan tersebut berupa permainan laba agar kewajiban utang-
piutang dapat ditunda untuk periode berikutnya sehingga semua pihak
19
Ibid., h. 63.
36
yang ingin mengetahui kondisi perusahaan yang sesungguhnya
memperoleh informasi yang keliru dan membuat keputusan bisnis
menjadi keliru pula. Akibatnya, terjadi kesalahan dalam
mengalokasikan sumberdaya.
c. Political cost hypothesis menyatakan bahwa perusahaan cenderung
memilih dan menggunakan metode-metode akuntansi yang dapat
memperkecil atau memperbesar laba yang dilaporkannya.
Konsep ini membahas bahwa manajer perusahaan cenderung
melanggar regulasi pemerintah, seperti undang-undang perpajakan,
apabila ada manfaat dan keuntungan tertentu yang dapat diperolehnya.
Manajer akan mempermainkan laba agar kewajiban pembayaran tidak
terlalu tinggi sehingga alokasi laba sesuai dengan kemauan perusahaan.
Scott mengemukakan bentuk-bentuk manajemen laba yang dilakukan
oleh manajer antara lain : 20
a. Taking a Bath
Terjadinya taking a bath adalah pada perioda stress atau reorganisasi
termasuk pengangkatan CEO yang baru. Bila perusahaan harus
melaporkan laba yang tinggi, manajer merasa dipaksa untuk
melaporkan laba yang tinggi, konsekwensinya manajer akan
menghapus aktiva dengan harapan laba yang akan datang dapat
meningkat.
20
William R. Scott, Ebook, Financial Accounting Theory, 5th
ed, (Canada, Pearson
Prentice Hall Inc, 2009), h. 405.
37
b. Income Minimization
Bentuk ini dilakukan sebagai alasan politis pada perioda laba yang
tinggi dengan mempercepat penghapusan aktiva tetap dan aktiva tak
berwujud dan mengakui pengeluaran sebagai biaya. Pada saat
profitabilitas perusahaan sangat tinggi dengan maksud agar tidak
mendapat perhatian secara politis, kebijakan yang diambil dapat
berupa penghapusan barang modal dan aktiva tak berwujud, biaya
iklan dan pengeluaran untuk Research and Development, hasil
akuntansi untuk biaya eksplorasi minyak, gas dan sebagainya.
c. Income Maximization
Tindakan atas income maximization bertujuan untuk melaporkan net
income yang tinggi untuk tujuan bonus yang lebih besar. Perusahaan
yang melakukan pelanggaran perjanjian hutang, manajer cenderung
untuk memaksimalkan laba.
d. Income Smoothing
Income smoothing merupakan bentuk manajemen laba yang paling
populer dan sering dilakukan oleh manajer. Manajemen laba dilakukan
oleh manajer dengan cara menaikkan atau menurunkan laba untuk
mengurangi fluktuasi dalam melaporkan laba, sehingga perusahaan
terlihat stabil dan tidak berisiko tinggi.
38
Secara garis besar, teknik melakukan manajemen laba dapat
dikelompokkan menjadi 3 kelompok, yaitu: 21
a. Memanfaatkan Peluang untuk Membuat Estimasi Akuntansi
Cara ini merupakan cara manajer untuk mempengaruhi laba melalui
judgement terhadap estimasi akuntansi antara lain; estimasi tingkat
piutang tak tertagih, estimasi kurun waktu depresiasi aktiva tetap atau
amortisasi aktiva tak berwujud, estimasi biaya garansi, dan lain-lain.
b. Mengubah Metoda Akuntansi
Perubahan metoda akuntansi yang digunakan untuk mencatat suatu
transaksi, contoh: mengubah meetoda depresiasi aktiva tetap, dari
metoda depresiasi angka tahun ke metoda depresiasi garis lurus.
c. Menggeser Perioda Biaya atau Pendapatan
Beberapa orang menyebutkan rekayasa jenis ini sebagai manipulasi
keputusan operasional (Fischer dan Rozenzweig, 1995; Bruns dan
Merchant, 1990). Contoh rekayasa perioda biaya atau pendapatan
antara lain: mempercepat atau menunda pengeluaran untuk penelitian
sampai perioda akuntansi berikutnya (Daley dan Vigeland, 1993),
mempercepat atau menunda pengeluaran prromosi sampai perioda
akuntansi berikutnya, mengatur saat penjulan aktiva tetap yang sudah
tidak dipakai, dan lain-lain.
21
Elisa Indah dan Erni Ekawati, Manajemen Laba pada Perioda Sebelum dan Sesudah
Penawaran Saham Perdana di Bursa Efek Jakarta: Analisis dengan Model DeAngelo,
Simposium Riset Ekonomi 2 (Surabaya: 2005), h. 4.
39
B. Review Studi Terdahulu
Penelitian terkait manajemen laba telah dilakukan oleh beberapa peneliti
sebelumnya antara lain:
Tabel 2.6 Ringkasan Penelitian Terdahulu
No Nama penulis/
judul
penelitian/
tahun
Substansi Perbedaan dan persamaan
dengan penulis
1 Hasbi Siraj /
Pengaruh
kebijakan go
public terhadap
tingkat
kesehatan
keuangan pt.
Bank Panin
Syariah /
Skripsi:
Muamalat FSH
UIN Jakarta
2015
Penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis tingkat kesehatan keuangan
Bank Panin Syariah sebelum go public,
setelah go public, dan menganalisis
pengaruh kebijakan go public terhadap
tingkat kesehatan keuangan Bank Panin
Syariah. Hasil penelitian menunjukan
bahwa sebelum go public atau pada
periode 2010 – 2013 Bank Panin Syariah
secara keseluruhan mengalami perubahan
ke tingkat yang lebih baik. Begitu juga
setelah go public, Bank Panin Syariah
menunjukan pertumbuhan yang sangat
signifikan. Namun berdasarkan hasil uji
lanjutan dengan uji beda paired-sample t
test dengan SPSS 22 menunjukan bahwa
hanya pada rasio CAR yang mewakili
faktor capital, ada perbedaan rata-rata
antara pra go public dan pasca go public.
Sedangkan pada rasio ROA dan NOM
yang mewakili faktor earning, tidak ada
perbedaan rata-rata antara pra go public
dan pasca go public.
Perbedaan: skripsi milik
Hasbi Siraj bertujuan untuk
menganalisis kesehatan bank
pra dan pasca go public
kemudian dilakukan uji beda,
sedangkan saya menghitung
manajemen laba dengan
diproyeksi dari nilai akrual
discresionernya, kemudian
dilakukan uji beda nilai akrual
diskresioner tersebut sebelum
dan setelah Bank Panin
Syariah go public.
Persamaan: sama-sama
melakukan uji beda Paired
sample t test, dan menjadikan
bank panin periode setahun
sebelum dan sesudah go
public sebagai objek.
2 Nisitha Dyah
Pramesti /
Analisis
Perbandingan
Manajemen
Laba Sebelum
dan Sesudah
Reformasi Pajak
Penghasilan
Badan tahun
2008 Pada
Perusahaan
Property dan
Real Estate
tahun 2009-2010
/ Skripsi:
Akuntansi FE
Universitas
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui apakah perusahaan
melakukan manajemen laba dalam
menanggapi perubahan tarif pajak badan
pada tahun 2008, serta mengetahui
tingkat discretionary accrual tertinggi
terjadi pada tahun sebelum atau sesudah
perubahan tarif pajak. Sampel dalam
penelitian ini adalah 30 perusahaan
property dan real estate yang terdaftar
dalam Bursa Efek Indonesia yang
melaporkan laporan keuangannya tahun
2009 dan 2010. Dari penelitian tersebut
Nisitha Dyah Pramesti menyimpulkan
bahwa hasil dari pengujian empiris tidak
menemukan adanya perbedaan yang
signifikan antara rata-rata tingkat
discretionary accrual pada tahun 2009
Perbedaan: 1. Perbedaan
dalam model yang digunakan
dalam menghitung
discretionary accrual (skripsi
tersebut modified jones
model, saya model Healy dan
Jones), 2. Peristiwa yang
membandingkannya berbeda
(skripsi tersebut reformasi
pajak, saya IPO), 3. Objeknya
berbeda (skripsi tersebut
perusahaan property dan real
estate saya Bank Panin
Syariah, 4. Periode berbeda
(skripsi tersebut 2009-2010,
saya 2013-2014).
Persamaan: sama-sama
40
Negeri Semarang
2013
yang menggunakan tarif pajak 28%,
dengan rata-rata tingkat discretionary
accrual pada tahun 2010 yang
menggunakan tarif pajak 25%. Dan nilai
discretionary accrual yang tertinggi
dilakukan pada periode sebelum
perubahan tarif pajak badan. Nisitha juga
menyimpulkan bahwa motivasi
perpajakan dimana terjadi perubahan tarif
pajak tidak berpengaruh terhadap
tindakan manajemen laba. Dapat
dikatakan bahwa perusahaan property
dan real estate di Indonesia tidak
melakukan rekayasa akrual dalam
menanggapi perubahan tarif pajak badan
tahun 2008.
menggunakan uji beda Paired
Sample T-Test.
3 Zahara, Sylvia
Veronica /
Pengaruh Rasio
Camel Terhadap
Praktik
Manajemen
Laba di Bank
Syariah /
Simposium
Nasional
Akuntansi 11
Pontianak 2008
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui manajemen laba pada bank
syariah dan pengaruh rasio CAMEL
terhadap manajemen laba. Hasil
penelitian ini menunjukan bahwa secara
rata-rata tidak ada praktik manajemen
laba yang signifikan yang diukur
menggunakan discretionary accruals
pada bank syariah. Selain itu rasio
CAMEL tidak memiliki efek yang
signifikan pada manajemen laba, kecuali
pada rasio NPM yang memiliki pengaruh
positif signifikan. Hal tersebut
menandakan bahwa secara rata-rata tidak
ada perbedaan manajemen laba pada
bank syariah, profitabilitas bank dapat
memotivasi pihak manajemen untuk
melakukan tindakan manajemen laba.
Penelitian tersebut juga menemukan
bukti bahwa manajemen laba pada bank
umum syariah secara signifikan lebih
besar dibandingkan dengan unit usaha
syariah.
Perbedaan: terletak pada
tujuan utama melakukan
penelitian, zahara veronica
untuk mencaritahu pengaruh
rasio CAMEL terhadap
manajemen laba, saya
membandingkan manajemen
laba sebelum dan setelah go
public. Kemudian perbedaan
objek dan periode. Zahara
veronica menggunakan objek
bank syariah dan unit usaha
syariah di Indonesia pada
periode 2005-2006, saya
focus pada bank panin syariah
periode 2013 dan 2014.
Persamaan: sama-sama
menggunakan discretionary
accruals model Healy dan
Jones sebagai proksi
manajemen labanya.
4 Elisa Indah &
Erni Ekawati /
Manajemen
Laba pada
Perioda Sebelum
dan Sesudah
Penawaran
Saham Perdana
di Bursa Efek
Jakarta: Analisis
Dengan Model
Deangelo /
Simposium Riset
Ekonomi II,
Surabaya 2005
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
memngetahui kembali mengenai
manajemen laba di sekitar IPO dan
hubungan manajemen laba di sekitar IPO
dengan performa operasional perusahaan
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Hasil penelitian dengan menggunakan uji
t-test menghasilkan kesimpulan bahwa
perusahaan-perusahaan melakukan
manajemen laba dengan menaikkan laba
akrualnya pada periode sebelum dan
setelah IPO. Dalam penelitian Elisa &
Erni ini juga menunjukkan hasil bahwa
performa operasi perusahaan setelah IPO
lebih kecil dibandingkan setelah IPO.
Kondisi ini sebagai akibat dari
Perbedaan: terletak pada
model yang digunakan untuk
menghitung Discretionary
Accrual (model de Angelo),
Objek yang digunakan
(penelitian Elisa & Erni
menggunakan perusahaan
yang terdaftar di Bursa Efek
Jakarta pada periode 1995-
2002, kecuali perusahaan
industry property, real estate
& kontruksi bangunan dan
industry keuangan).
Persamaan: sama-sama
melakukan uji beda t-test
41
perusahaan yang melakukan manajemen
laba sebelum IPO sampai terjadinya
penurunan performa perusahaan setelah
IPO.
manajemen laba sebelum dan
sesudah IPO.
5 Moh. Adi Irawan
& Tatang Ary
Gumanti /
Indikasi
Earnings
Management
pada Initial
Public Offering /
Simposium
Nasional
Akuntansi 12
Palembang
Universitas
Sriwijaya 3-9
Nov 2009
Tujuan Moh. Adi & Tatang dalam
penelitian ini adalah untuk
menginvestigasi apakah perusahaan
perusahaan yang go public pada periode
2000-2005 mekakukan manajemen laba
pada sat IPO.
Hasil dari penelitian ini dibagi menjadi
dua periode. Berdasarkan hasil uji,
manajemen laba yang diproksikan
dengan NPAT dan NCFO, pada periode
sebelum IPO perusahaan perusaahan
tersebut secara statistic tidak signifikan.
Setelah go public meskipun NPAT
signifikan secara statistik namun NCFO
tidak signifikan. Penelitian tersebut tidak
menemukan bukti apapun bahwa
perusahaan tersebut melakukan
manajemen laba sebelum go public dan
setelah go public.
Perbedaan: 1. Beda dalam
proyeksi manajemen laba
yang tidak menggunakan
model Healy dan Jones tetapi
analisa pendapatan dan arus
kas sekitar IPO, 2. Beda alat
analisis karena menggunakan
uji beda Wilcoxon, 3. Objek
berbeda, menggunakan
perusahaan yang go public
periode 2000-2005 (kecuali
bank), 4.beda periode (jurnal
tersebut 2000-2005, saya
2013-2014).
Persamaan: sama-sama
membahas mengenai
manajemen laba pada sekitar
IPO.
6 Priskila Adiasih
dan Indra Wijaya
Kusuma /
Manajemen
Laba Pada Saat
Pergantian CEO
(Dirut) di
Indonesia /
Jurnal Akuntansi
dan Keuangan ,
Vol 13, No. 2,
November 2011,
67-79
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
adanya manajemen laba pada peristiwa
pergantian Direktur Utama (CEO). Hasil
penelitian Priskila & Indra membuktikan
bahwa pada peristiwa pergantian CEO
non-rutin, CEO yang baru menjabat
melakukan manajemen laba dengan
menggunakan akrual diskresioner untuk
menurunkan laba pada tahun pergantian.
Namun demikian, penelitian ini tidak
berhasil membuktikan terjadinya
manajemen laba pada peristiwa
pergantian CEO rutin. Selain itu, CEO
lama dalam peristiwa pergantian CEO
non-rutin tidak melakukan manajemen
laba pada tahun terakhir sebelum
pergantian. Oleh karena itu, Priskila &
Indra menyimpulkan bahwa manipulasi
laba bukan argumen untuk pergantian
CEO non-rutin.
Perbedaan: 1. Perbedaan
model menghitung
manajemen laba (jurnal
tersebut menggunakan
modified jones model, saya
model Healy dan Jones), 2.
Peristiwa yang
membandingkannya berbeda
(jurnal tersebut saat
pergantian CEO, saya
sebelum dan sesudah IPO), 3.
Alat analisis berbeda (jurnal
tersebut menggunakan one
independent sample t-test,
saya paired sample t-test), 4.
Objek berbeda (jurnal
tersebut perusahaan-
perusahaan terdaftar di Bursa
Efek Indonesia yang
mengalami pergantian CEO,
5. Berbeda Periode (Jurnal
tersebut 2000-2009).
Persamaan: sama-sama
dalam ruang lingkup
manajemen laba.
7 Sinta Wardani
dan Rachma
Fitriati / Analisis
Komparasi
Profitabilitas
Sebelum dan
Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui bagaimana profitabilitas PT.
Adhi Karya (gross profit margin,
operating profit margin, return on asset,
return on equity dan return on
investment) periode sebelum dan setelah
Perbedaan: 1. Tidak ada
keterkaitan dengan
manajemen laba, justru yang
dilihat adalah kinerja
keuangan sebelum dan
sesudah IPO, 2. Alat analisis
42
Sesudah
Penawaran
Umum Saham
Perdana / Jurnal
: Bisnis dan
Birokrasi, Jurnal
Ilmu
Administrasi dan
Organisasi, Vol
17 Nomor 2,
Mei- August
2010, h. 90-100
IPO (2004-4008). Hasil penelitian Sinta
& Rachma menunjukkan bahwa hanya
gross profit margin dan operating profit
margin yang memiliki peningkatan
kinerja lebih baik setelah IPO. Selain itu
Sinta & Rachma jg memperoleh hasil
bahwa hanya tiga rasio yang
menunjukkan perbedaan yang signifikan
(gross profit margin, operating profit
margin dan net profit margi). Kemudian
secara umum Sinta dan Rachma
berkesimpulan bahwa penawaran umum
saham perdana atau IPO pada Adhi
Karya dapat mempengaruhi kinerja
keuangan perusahaan menjadi lebih baik
daripada sebelumnya.
berbeda karena menggunakan
uji satu sisi Wilcoxon, 3.
Objek berbeda karena
menggunakan PT Adhi Karya
sebagai objek, 4. Periode
berbeda (jurnal tersebut 2000-
2008)
Persamaan: sama-sama
peristiwa mengenai sebelum
dan sesudah IPO
8 Arjan Premti /
Earning
Management
Prior to Initial
Public Offerings
and Its Effect on
Firm
Performance:
International
Evidence /
International
Journal of
Financial
Research. Vol 4,
No. 3; 2013
Penelitian ini mencari tahu mengenai
tingkat akrual diskresioner sebelum dan
setelah IPO. Dari hasil analisa, Premti
menemukan bahwa rata-rata perusahaan
go public tidak melaporkan hasil yang
positif signifikan pada Discretionary
Accrual sebelum IPO. Hasil ini
mendukung pandangan yang
dikemukakan oleh Ball dan Shivakumar
bahwa perusahaan IPO tidak terlibat
dalam manajemen laba dan tidak
konsisten dengan hipotesis manajemen
laba dari Teoh et al. Selanjutnya, hasil
mendukung kritik Ball dan Shivakumar
bahwa penggunaan akrual diskresioner
pada IPO tahun (DCA0) adalah ukuran
bias laba pengelolaan. Namun, konsisten
dengan hipotesis dari Teoh et al. (1998),
hasil menunjukkan bahwa perusahaan
dengan lebih tinggi akrual
diskresionernya (DCA-1 atau DCA0)
mengalami underperform dalam jangka
panjang. Hubungan negatif antara kinerja
jangka panjang dan tingkat DCA adalah
kuat untuk beberapa ukuran kinerja
jangka panjang (cumulative abnormal
return-CAR, buy-and-hold abnormal
returns-Bhar, Fama-French 4-faktor
Model-Alpha), untuk beberapa waktu
sepanjang 3 dan 5 tahun, dan bertahan
bahkan setelah mengendalikan beberapa
karakteristik perusahaan. Secara
keseluruhan, hasil menunjukkan bahwa
meskipun rata-rata perusahaan IPO tidak
terlibat dalam manajemen laba,
perusahaan-perusahaan yang melakukan,
mengalami penurunan performa dalam
jangka panjang
Perbedaan: saya hanya
menghitung uji beda DCA
sebelum dan sesudah IPO
Bank Panin Syariah, Arjan
Premti dengan cakupan lebih
besar yaitu perusahaan non-
US yg melakukan IPO yang
ia peroleh datanya dari
Perusahaan Sekuritas
(Compustat Global). Saya
hanya melakukan t-test.
Persamaan: sama-sama
menghitung DCA perusahaan
sebelum IPO.
43
BAB III
METODOLOGI DAN OBJEK PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif yang bertujuan untuk
menjelaskan mengenai manajemen laba dan menguji hipotesis dalam penelitian
guna menjawab rumusan masalah yang telah dipaparkan. Penelitian ini
merupakan jenis penelitian kuantitatif dimana paneliti mencoba menghitung
besarnya manajemen laba yang dilakukan oleh bank syariah yang sudah go public
sehingga objek dalam penelitian ini ditentukan adalah Bank Panin Syariah periode
sebelum dan setelah go public, dengan menggunakan laporan keuangan bulanan
dari Januari 2013 sampai dengan Desember 2014. Adapun proksi yang digunakan
untuk menghitung manajemen laba adalah nilai discretionary accruals atau akrual
yang dikelola dengan menggunakan model yang pertama kali dikembangkan yaitu
menggunakan model Healy (1985) & Jones (1991) seperti yang digunakan dalam
penelitian Zahara dan Veronica (2008) dan Riyan Nugraha Putra (2014).
Selanjutnya setelah mendapatkan nilai proksi manajemen laba, kemudian
dilihat bagaimana pola manajemen laba yang dilakukan Bank Panin Syariah,
apakah dengan menurunkan laba atau menaikkan laba atau pola lainnya, namun
perlu „digarisbawahi‟ penelitian ini dilakukan tanpa mengidentifikasi sebab bank
yang bersangkutan melakukan manajemen laba. Kemudian untuk mengetahui ada
tidaknya pengaruh go public terhadap manajemen laba, atau untuk mengetahui
ada tidaknya perbedaan manajemen laba Bank Panin Syariah sebelum dan
44
sesudah go public dilakukan analisis dengan menggunakan uji beda paired sampe
t-test.
B. Metode Penentuan Sampel
Dalam penelitian ini, teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah non-
probability sampling dengan teknik judgement sampling atau biasa dikenal
dengan purposive sampling. Judgement sampling merupakan pemilihan individu
dari populasi didasarkan atas pertimbangan pribadi1.
Data yang digunakan dalam penelitian kuantitatif ini merupakan laporan
keuangan bulanan Bank Panin Syariah dari publikasi di website Bank Indonesia
maupun Otoritas Jasa Keuangan. Periode laporan keuangan yang digunakan
adalah satu tahun sebelum go public (Januari – Desember 2013) dan satu tahun
setelah go public (Januari – Desember 2014).
C. Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data-data yang diperlukan dalam penelitian ini menggunakan
metode dokumentasi karena data yang digunakan merupakan pengumpulan data
sekunder. Data sekunder merupakan data primer (data yang didapat dari sumber
pertama) yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan baik oleh pihak pengumpul
data primer atau oleh pihak-pihak lain misalnya dalam bentuk tabel-tabel atau
1 Moh. Nazir, Metode Penelitian, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2011), h. 271.
45
diagram-diagram2. Adapun prosedur yang dijalankan dalam mengumpulkan data
antara lain:
a. Studi kepustakaan
Dalam mengumpulkan data sekunder, peneliti melakukan studi
kepustakaan berupa mencari literatur-literatur serta jurnal-jurnal terdahulu
yang terkait dengan pembahasan dalam penelitian ini.
b. Pencarian data via Internet
Selain melakukan kajian kepustakaan, peneliti juga mencari data-data yang
dibutuhkan via internet. Penggunaan internet sangat mempermudah dalam
penulisan skripsi ini karena data yang dibutuhkan sendiri berupa laporan
keuangan bulanan Bank Panin Syariah didapatkan dari website resmi Bank
Indonesia yang kemudian diunduh untuk diolah.
D. Metode dan Alat Analisis
Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah software Statistical
Product and Service Solutions (SPSS). Adapun versi yang dipergunakan adalah
versi IBM SPSS 20. Metode analisis yang dilakukan antara lain:
a. Uji Statistik Deskriptif
Dalam uji statistik deskriptif, akan diberikan gambaran atau deskripsi
variable-variabel yang diteliti. Uji statistik deskriptif dalam penelitian ini
mencakup rata-rata (mean), nilai maksimum, nilai minimum, dan standar
deviasi.
2 Husein Umar, Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, (Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2004), h. 42.
46
b. Uji Normalitas
Uji normalitas merupakan langkah awal yang dilakukan untuk menguji
residual. Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah variable atau
residual memiliki distribusi yang normal. Uji normalitas dapat dilakukan
dengan analisa grafik dan juga analisa statistic. Dalam penelitian ini, uji
normalitas yang digunakan adalah analisis statistik Kolmogorov- Smirnov
(K-S). Dari hasil output uji ini dilihat nilai signifikansinya. Jika nilai
signifikansi Kolmogorov Smirnov lebih besar dari taraf signifikansi yang
ditentukan (sig K-S ≥ α= 0.05), maka data residual berdistribusi normal.
Sebaliknya, Jika nilai signifikansi Kolmogorov Smirnov lebih kecil dari
taraf signifikansi yang ditentukan (sig K-S ≤ α= 0.05) maka data residual
tidak berdistribusi normal.
c. Uji Beda (Uji Paired Sampe T-test)
Pada bagian ini, akan dibahas prosedur untuk melakukan analisis terhadap
perbedaan di antara means dari dua populasi yang saling berhubungan antara
satu dengan lainnya, dalam arti hasil uji pertama tidak independent terhadap
hasil uji yang kedua. Pada dasarnya, pendekatan ini berusaha untuk
mengetahui perbedaan dari suatu variable terhadap responden yang sama. Jika
jumlah data di bawah 30, maka menggunakan uji t, sedangkan untuk data 30
ke atas, dapat dipergunakan uji Z3.
3 Sujoko Efferin, Stevanus Hadi Darmadji, Yuliawati Tan, Metode Penelitian Akuntansi,
(Yogyakarta: Graha Ilmu, 2008), h. 143-144.
47
Karena jumlah data dalam penelitian ini di bawah 30, maka uji beda yang
digunakan adalah Uji t. Formula uji t untuk uji beda dua rata-rata adalah
sebagai berikut:4
√
Dimana:
∑
√∑
Dimana:
: Perbedaan
µD : Hipotesis beda rata-rata
SD : Standar deviasi populasi dari perbedaan angka
n : Ukuran sampel
Uji beda dalam penelitian ini menggunakan alat analisis yang telah
dijelaskan sebelumnya. Alat analisis tersebut adalah IBM SPPS ver 20.
E. Operasionalisasai Variabel Penelitian
1. Manajemen Laba
Ada banyak model yang digunakan dalam penelitian terkait manajemen
laba dalam menghitung proksi akrual diskresionernya. Dalam penelitian ini
4 Ibid, h. 145.
48
manajemen laba dihitung dengan menggunakan proksi akrual diskresioner
model Healy (1985) dan Jones (1991) seperti yang digunakan dalam penelitian
Zahara dan Veronica (2009) dan Riyan Nugraha Putra (2014). Seperti yang
kita ketahui bahwa total akrual merupakan nilai dari akrual diskresioner
ditambah akrual nondiskresioner. Oleh karena manajemen laba diukur melalui
akrual diskresioner (discretionary accrual), maka nilai tersebut yang dihitung
dengan mencari nilai selisih dari total akrual dengan akrual nondiskresioner.
Sesuai dengan definisinya maka:
Dimana: TAit adalah total akrual, ANDit adalah akrual non kelolaan dan
ADit adalah akrual kelolaan.
Adapun proksi akrual diskresioner dengan model Healy dan Jones,
dirumuskan sebagai berikut:
Dimana:
TAit = Total akrual bank umum syariah I pada bulan t
ΔPMADit = Selisih pendapatan masih akan diterima bank umum
syariah i pada bulan t dengan t-1 (neraca.aktiva)
ΔBDDit = Selisih beban dibayar dimuka bank umum syariah i pada
bulan t dengan t-1 (neraca.aktiva)
ΔUMPit = Selisih uang muka pajak bank umum syariah i pada bulan
t dengan t-1 (neraca.aktiva)
TAit= ANDit +ADit
TAit= (ΔPMADit + ΔBDDit + ΔUMPit – ΔBYDit – ΔUPit – BAPit – Depit)/(Ait-1)
49
ΔBYDit = Selisih beban yang harus dibayar bank umum syariah i
pada bulan t dengan t-1 (neraca.pasiva)
ΔUPit = Selisih utang pajak bank umum syariah i pad bulan t
dengan t-1 (neraca.aktiva)
BAPit = Beban penyisihan aktiva produktif bank umum syariah i
pada bulan t (kap.jumlah ppap yang wajib dibentuk)
Depit = Beban depresiasi bank umum syariah pada bulan t
(neraca.akum. penyusutan aktiva tetap dan inventaris)
Ait-1 = Total aktiva bank umum syariah i pada bulan t-1
Selanjutnya dilakukan estimasi dengan menggunakan model:
Dimana:
TAit = Total akrual bank umum syariah I pada bulan t
ΔPOit = Selisih pendapatan operasional bank umum syariah i pada
bulan t dengan bulan t-1
PPEit = property, plant, equipment (aktiva tetap) bulan syariah i
pada bulan t.
Nilai unstandardized residual yang diperoleh dari persamaan regresi di
atas merupakan nilai akrual non diskresioner yang digunakan sebagai elemen
penghitung nilai manajemen laba.
ADit = TAit - ANDit
TAit/Ait-1 = a1(1/Ait-1) + b1(ΔPOit/Ait-1) + b2(PPEit/Ait-1) + e
50
Karena rumus awal dari perhitungan total akrual adalah penjumlahan
antara nilai akrual non kelolaan (AND) dengan akrual kelolaan (AD), maka
nilai akrual diskresioner dapat dihitung dengan menselisihkan total akrual
dengan akrual non diskresioner, sehingga rumus perhitungan akrual
diskresioner adalah seperti ditunjukkan kotak di atas.
2. Hipotesis Penelitian
Hipotesis dalam penelitian ini adalah:
a. Hipotesis uji normalitas Kolmogogrov- Smirnov
Ho : data berdistribusi normal
Ha : data tidak berdistribusi normal
b. Hipotesis uji beda paired sample t-test
Ho : tidak ada perbedaan rata-rata manajemen laba sebelum dan
setelah go public.
Ha : ada perbedaan rata-rata manajemen laba antara sebelum dan
setelah go public.
Taraf signifikansi yang digunakan dalam penelitian ini adalah α = 5% dan
menggunakan uji dua sisi (two tailed) . Taraf signifikansi atau significance level
adalah kesediaan dan keberanian peneliti untuk secara maksimal mengambil risiko
kesalahan dalam menguji hipotesis5
. Dalam penelitian sosial, kebiasaan
menggunakan signifikansi adalah sekitar 5% sampai dengan 1%.
5 Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Kencana, 2005), h. 182
51
Analisa dari hasil uji yang telah dilakukan, nantinya akan dilihat dari besarnya
nilai t hitung (output SPSS) dibandingkan dengan t tabel (tabel distribusi t). Pada
tabel distribusi t, dilihat nilai dengan pengujian dua sisi dan α = 5%, serta
menggunakan derajat kebebasan (df). Adapun df adalah df= n-1.
Untuk two tailed dengan signifikansi level α, Ho akan ditolak jika hasil dari
uji statistic lebih besar dari t tabel. Sehingga:
Tolak Ho jika t hitung > t tabel; jika tidak demikian maka terima Ho.
F. Gambaran Umum Objek Penelitian6
Sejarah mencatat, sebelum Bank Panin Syariah (PNBS) ada, bakal bank ini
pertama kali didirikan di Malang tanggal 08 Januari 1972 dengan nama PT Bank
Pasar Bersaudara Djaja. Sebelum menjadi Bank Panin Syariah, pendahulu bank
ini terdapat beberapa kali melakukan perubahan nama hingga menjadi Bank Panin
Syariah (PNBS), yaitu:
Gambar 3.1 Sejarah Perubahan Nama Bank Panin Syariah
6Sejarah dan profil singkat PNBS (Bank Panin Syariah Tbk) dan profil Bank Panin Syariah,
artikel diakses pada 10 april 2016 pukul 22:02 dari
http://www.britama.com/index.php/2014/01/sejarah-dan-profil-singkat-pnbs/ dan
https://www.paninbanksyariah.co.id/index.php/mtentangkami
PT Bank Pasar Bersaudara Djaja
Per 8 Januari 1972
PT Bank Bersaudara Jaya
Per 8 Januari 1990
PT Bank Harfa
Per 27 Maret 1997
PT Bank Panin Syariah
Per 31 Agustus 2009
52
PNBS memperoleh izin usaha dari Bank Indonesia berdasarkan Surat
Keputusan Gubernur Bank Indonesia No.11/52/KEP.GBI/DpG/2009 tanggal 6
Oktober 2009 sebagai bank umum berdasarkan prinsip syariah dan kemudian
resmi beroperasi sebagai bank syariah pada tanggal 02 Desember 2009. Induk
usaha PNBS adalah Bank Pan Indonesia Tbk (Bank Panin) (PNBN), sedangkan
induk usaha terakhir adalah PT Panin Investment.
Kini bank yang memiliki kantor yang berpusat di alamat Gedung Panin Life
Center Lt.3 Jl. Letjend S. Parman Kav.91 Jakarta Barat 11420 – Indonesia ini,
hingga saat ini memiliki 16 yang merupakan kantor cabang, kantor cabang
pembantu, maupun kantor kas.
Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasar Panin Bank Syariah, ruang lingkup
kegiatan PNBS adalah menjalankan kegiatan usaha di bidang perbankan dengan
prinsip bagi hasil berdasarkan syariat Islam. Pada tanggal 30 Desember 2013,
PNBS memperoleh pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk
melakukan Penawaran Umum Saham Perdana PNBS (IPO) kepada masyarakat
sebanyak 4.750.000.000 dengan nilai nominal Rp100,- per saham dengan harga
penawaran Rp100,- per saham disertai dengan Waran Seri I yang diberikan secara
cuma-cuma sebagai insentif sebanyak 950.000.000 dengan pelaksanaan sebesar
Rp110,- per saham. Setiap pemegang saham Waran berhak membeli satu saham
perusahaan selama masa pelaksanaan yaitu mulai tanggal 15 Juli 2014 sampai
dengan 14 Januari 2017. Saham dan waran tersebut dicatatkan pada Bursa Efek
Indonesia (BEI) pada tanggal 15 Januari 2014.
53
Tabel 3.1 Sejarah Pencatatan Saham
Jenis Pecatatan Saham Tgl Pencatatan
Saham Perdana @ Rp100,- 4.750.000.000 15-Jan-2014
Pencatatan Saham Pendiri (Company Listing) 4.893.000.000 15-Jan-2014
Konversi Waran (2014 s/d 26-Nop-2015) 122.711.000
Tidak dicatat (Unlisted Share) 107.000.000
Per 31 Maret 2016, komposisi kepemilikan Saham Panin Bank Syariah adalah
sebagai berikut:
Gambar 3.2 Komposisi Kepemilikan Saham Panin Bank Syariah
Dalam menjalankan usahanya, Bank Panin Syariah memiliki visi : “Bank
Syariah pilihan yang menjadi Role Model berbasiskan Kemitraan dan Ekonomi
Rakyat”, dan untuk mencapai visi tersebut Bank Panin Syariah mempunyai misi:
1. Menyediakan produk dan layanan yang kreatif, inovatif dan mampu
memenuhi kebutuhan masyarakat
2. Mengembangkan kemitraan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi
rakyat
51.86% 39.50%
8.64%
Komposisi Kepemilikan Saham Panin
Bank Syariah
PT Bank Panin Tbk Dubai Islamic Bank Masyarakat
54
3. Mengembangkan sumber daya insani berintegritas dan profesional
berlandaskan nilai-nilai spiritual berbasis sistem merit
4. Menerapkan tata kelola perusahaan dan sistem pengendalian yang
terintegrasi sesuai prinsip syariah.
5. Meningkakan nilai tambah kepada stakeholder.
Selain itu, Bank Panin Syariah juga mempunyai nilai-nilai positif yang
merupakan nilai perusahaan (company value) yang disebut dengan I CARE.
Dimana setiap hurufnya memiliki arti tersendiri yaitu:
Gambar 3.3 Nilai Perusahaan Bank Panin Syariah
• Integrity
• Jujur, Amanah, dan Beretika I
• Collaboration
• Pro aktif, Sinergi, dan Solusi C
• Accountability
• Terukur, Akurat, Obyektif, dan Bertanggung Jawab A
• Respect
• Rendah Hati, Empati, dan Saling Menghargai R
• Exellence
• Cepat, Tepat, dan Ramah E
55
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Manajemen Laba Bank Panin Syariah
Seperti yang dipaparkan dalam bab sebelumnya, perhitungan discretionary
accruals sebagai proksi dari manajemen laba dalam penelitian ini menggunakan
model Aggregate Accruals yang pertama kali dikembangkan oleh Healy dan Jones.
Untuk itu, peneliti terlebih dahulu mengumpulkan data berupa laporan keuangan
bulanan Bank Panin Syariah yang telah dipublikasi di bi.go.id, untuk kemudian
dianalisa sehingga didapatkan nilai dari masing-masing akun yang diperlukan.
Adapun perhitungan ini mengunakan SPSS dan Microsoft Excel.
Sesuai dengan rumus manajemen laba yaitu:
TAit= ANDit +ADit
A =
(ΔPMAD + ΔBDD + ΔUMP – ΔBYD – ΔUP – BAP – D
(A 1
maka peneliti mencari nilai dari masing-masing variable yaitu nilai ΔPMADit ;
ΔBDDit ; ΔUMPit ; ΔBYDit ; ΔUPit ; BAPit ; Depit ; Ait-1, (nilai dan laporan
keuangan terlampir). Kemudian dari nilai-nilai tersebut didapatkan nilai TAit yang
merupakan nilai total akrual Bank Panin Syariah pada bulan t, yaitu:
56
Tabel 4.1 Total Akrual Bank Panin Syariah
Periode TAit Periode TAit
Jan-13 0.001464658 Jan-14 0.004170497
Feb-13 0.000792342 Feb-14 0.003331942
Mar-13 0.009744151 Mar-14 0.003188624
Apr-13 0.013171895 Apr-14 0.007827346
May-13 0.012463372 May-14 0.013157769
Jun-13 0.015051314 Jun-14 0.015579283
Jul-13 0.013961291 Jul-14 0.020205665
Aug-13 0.011703818 Aug-14 0.021749956
Sep-13 0.011790557 Sep-14 0.020553837
Oct-13 0.009662199 Oct-14 0.023025034
Nov-13 0.01630723 Nov-14 0.022853252
Dec-13 0.010046548 Dec-14 0.027274672
Sumber= data diolah
Selanjutnya dilakukan estimasi dengan menggunakan model:
TAit/Ait-1 = α1(1/Ait-1 + β1(ΔPOit/Ait-1 + β2(PPEit/Ait-1) + e
Dari persamaan regresi di atas, nilai unstandardized residual yang diperoleh,
merupakan nilai akrual non diskresioner Bank Panin Syariah sebelum dan sesudah
go public. Namun, sebelum mendapatkan nilai unstandardized residual, terlebih
dahulu dicari nilai α1, β1, β2. Dari hasil perhitungan kemudian didapatkan:
Tabel 4.2 Koefisien Bank Panin Syariah Sebelum Go public
Model
Standardized
Coefficients
Beta
(1/Ait-1) 7.013
(ΔPOit/Ait-1) 2.146
(PPEit/Ait-1) -5.172
a. Dependent variable : TAit/Ait-1
Sumber= data diolah
57
Tabel tersebut merupakan output perhitungan rumus di atas untuk periode
sebelum go public, yang kemudian diperoleh nilai koefisien yang digunakan
untuk mencari nilai unstandardized residual sebagai nilai akrual non diskresioner,
sehingga rumus untuk mencari nilai akrual non diskresioner menjadi:
TAit/Ait-1 = 7.013(1/Ait-1) + 2.416(ΔPOit/Ait-1) + (-5.172)(PPEit/Ait-1) + e
Ketika rasio TAit/Ait-1 dalam keadaan konstan atau tidak dipengaruhi
variable apapun maka nilainya 7.013
Koefisien regresi ΔPO menunjukkan arah positif, hal ini berarti bahwa
jika ΔPO mengalami kenaikan sebesar 1 satuan, maka akan menambah
prosentase TAit/Ait-1 sebesar 2.416
Koefisien regresi PPE menunjukkan arah negative, hal ini berarti jika PPE
mengalami kenaikan sebesar 1 satuan, maka prosentase TAit/Ait-1 akan
mengalami penurunan sebesar 5.172
Selain itu, juga diketahui hasil untuk uji multikolinieritas yang dilihat dari
nilai tolerance dan VIF, dan juga uji autokorelasi yang dilihat dari nilai Durbin-
Watson. Adapun hasilnya adalah sebagai berikut:
Tabel 4.3 Uji Multikolinieritas dan Autokorelasi Sebelum Go Public
Collinearity Statistics
Tolerance VIF
∆PO 0.260 3.844
PPE 0.260 3.844
Durbin-Watson
1.321
∆PO=Perubahan Pendapatan Operasional, PPE=Aktiva Tetap
Sumber=data diolah
58
Dari tabel diatas didapat nilai Tolerance dan VIF untuk variable
independen ∆PO dan PPE secara berurut adalah 0.260 dan 3.844. Dari hasil
tersebut dapat diketahui bahwasannya tidak terjadi multikolinieritas antar
variable bebas karena nilai VIF < 10 (VIF lebih kecil atau dibawah 10), dan
Tolerance > 0.1 (lebih besar dari 0.1).
Dari tabel tersebut dapat dilihat nilai Durbin-Watson adalah 1.321 yang
berarti nilai tersebut berada dalam rentang antara -2 dan +2 (-2 < DW < +2).
Hal tersebut menunjukkan tidak terjadinya autokorelasi.
Jika tebel-tabel di atas merupakan oputput perhitungan untuk periode sebelum,
maka tabel di bawah ini merupakan periode setelah go public.
Tabel 4.4 Koefisien Bank Panin Syariah Setelah Go public
Model
Standardized
Coefficients
Beta
(1/Ait-1) .895
(ΔPOit/Ait-1) 1.617
(PPEit/Ait-1) -.167
a. Dependent variable : TAit/Ait-1
Sumber=data diolah
Setelah didapatkan nilai koefisiennya, maka rumus untuk mencari nilai akrual non
diskresioner setelah go public menjadi:
TAit/Ait-1 = 0.895(1/Ait-1) + 1.617(ΔPOit/Ait-1) + (-0.167)(PPEit/Ait-1) + e
Ketika rasio TAit/Ait-1 dalam keadaan konstan atau tidak dipengaruhi
variable apapun maka nilainya 0.895
Koefisien regresi ΔPO menunjukkan arah positif, hal ini berarti bahwa
jika ΔPO mengalami kenaikan sebesar 1 satuan, maka akan menambah
prosentase TAit/Ait-1 sebesar 1.617
59
Koefisien regresi PPE menunjukkan arah negative, hal ini berarti jika PPE
mengalami kenaikan sebesar 1 satuan, maka prosentase TAit/Ait-1 akan
mengalami penurunan sebesar 0.167
Untuk uji multikolinieritas yang dilihat dari nilai tolerance dan VIF, dan juga
uji autokorelasi yang dilihat dari nilai Durbin-Watson, berikut merupakan hasil
perhitungan untuk periode setelah go public:
Tabel 4.5 Uji Multikolinieritas dan Autokorelasi Setelah Go Public
Collinearity Statistics
Tolerance VIF
∆PO 0.125 8.017
PPE 0.125 8.017
Durbin-Watson
0.748 ∆PO=Perubahan Pendapatan Operasional, PPE=Aktiva Tetap Sumber=data diolah
Dari tabel diatas didapat nilai Tolerance dan VIF untuk variable
independen ∆PO dan PPE secara berurut adalah 0.125 dan 8.017. Dari hasil
tersebut dapat diketahui bahwasannya tidak terjadi multikolinieritas antar
variable bebas karena nilai VIF < 10 (VIF lebih kecil atau dibawah 10), dan
Tolerance > 0.1 (lebih besar dari 0.1).
Dari tabel tersebut dapat dilihat nilai Durbin-Watson adalah 0.748 yang
berarti nilai tersebut berada dalam rentang antara -2 dan +2 (-2 < DW < +2).
Hal tersebut menunjukkan tidak terjadinya autokorelasi.
Dari hasil diatas, baik pada periode sebelum maupun sesudah go publilc, dapat
dilihat bahwa koefisien regresi untuk PO bernilai positif dan untuk PPE bernilai
negative. Hal tersebut dikarenakan terdapat hubungan searah antara PO dan TA,
yang artinya jika nilai PO bertambah maka akan menambah nilai TA. Hal tersebut
60
terjadi karena nilai PO yang sangat memungkinkan dihitung menggunakan
metode akrual. Di lain pihak nilai PPE merupakan nilai yang negative. PPE disini
diperoleh dari nilai aktiva tetap dan inventaris di pos neraca laporan keuangan.
Nilai tersebut memiliki kemungkinan yang lebih kecil untuk dipermainkan karena
nilai tersebut didapatkan dari nilai barang yang masih ada, dan dapat diketahui
berapa nilainya, sehingga dari sini dapat diketahui bahwa apabila nilai PPE
bertambah maka nilai total akrual akan berkurang, karena itu hubungan antara
keduanya negative. Hasil hubungan PO dan TA positif, serta PPE dan TA
negative juga sejalan dengan penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh
Ryan Nugraha Putra dan Zahara Veronica.
Setelah didapatkan nilai koefisien dari masing-masing periode, langkah
selanjutnya dilakukan perhitungan regresi dengan menggunakan software SPSS
ver 20, yang kemudian didapatkan nilai unstandardized residual- akrual non
diskresioner atau akrual non kelolaan adalah sebesar:
Tabel 4.6 Akrual Non Diskresioner Bank Panin Syariah
Periode Akrual Non
Diskresioner Periode
Akrual Non
Diskresioner
Jan-13 6.057E-10 Jan-14 3.8769E-10
Feb-13 -4.35217E-09 Feb-14 -7.8778E-10
Mar-13 2.97853E-09 Mar-14 -1.15108E-09
Apr-13 1.29058E-09 Apr-14 -5.3544E-10
May-13 -5.82E-10 May-14 1.18195E-09
Jun-13 4.4837E-10 Jun-14 6.9886E-10
Jul-13 3.58851E-09 Jul-14 1.06798E-09
Aug-13 -9.2713E-10 Aug-14 1.26229E-09
Sep-13 -1.74937E-09 Sep-14 -4.412E-11
Oct-13 -5.6275E-10 Oct-14 -1.0999E-09
Nov-13 4.9346E-10 Nov-14 -6.2722E-10
Dec-13 -1.23173E-09 Dec-14 -4.4313E-10
Sumber=data diolah
61
Setelah mendapatkan kedua nilai di atas, langkah selanjutnya yang dilakukan
adalah mencari nilai akrual diskresioner sebagi proksi manajemen laba dengan
rumus, yaitu: ADit = TAit - ANDit
Setelah dilakukan perhitungan, maka didapatkan hasil:
Tabel 4.7 Akrual Diskresioner Bank Panin Syariah
Periode AD Dalam
persen
Periode AD Dalam
persen
Seb
elu
m G
o p
ubli
c
Jan-13 0.001464657 0.15% S
etel
ah
Go p
ubli
c Jan-14 0.004170497 0.42%
Feb-13 0.000792346 0.08% Feb-14 0.003331943 0.33%
Mar-13 0.009744148 0.97% Mar-14 0.003188625 0.32%
Apr-13 0.013171894 1.32% Apr-14 0.007827347 0.78%
May-13 0.012463373 1.25% May-14 0.013157768 1.32%
Jun-13 0.015051313 1.51% Jun-14 0.015579283 1.56%
Jul-13 0.013961287 1.40% Jul-14 0.020205664 2.02%
Aug-13 0.011703819 1.17% Aug-14 0.021749955 2.17%
Sep-13 0.011790558 1.18% Sep-14 0.020553837 2.06%
Oct-13 0.0096622 0.97% Oct-14 0.023025035 2.30%
Nov-13 0.01630723 1.63% Nov-14 0.022853252 2.29%
Dec-13 0.010046549 1.00% Dec-14 0.027274673 2.73%
Rata-rata 0.01051328117 1.05% Rata-rata 0.01524315658 1.52%
Sumber=data diolah
Sampai dengan hasil perhitungan di atas, beberapa rumusan masalah sudah
dapat terjawab. Dari hasil hitungan discretionary accruals menggunakan model
Healy dan Jones, telah didapatkan besarnya nilai manajemen laba yang dilakukan
oleh Bank Panin Syariah dalam kurun waktu setahun sebelum dan setahun
sesudah melakukan penawaran saham perdananya (IPO atau go public) dan juga
cara atau pola manajemen laba yang dilakukan, yaitu:
Secara keseluruhan dapat dilihat nilai yang diperoleh memiliki nilai dan
merupakan bernilai positif semuanya, baik pada periode sebelum maupun sesudah
62
penawaran saham perdana. Maka dapat diasumsikan bahwa perusahaan Bank
Panin Syariah telah melakukan earning management atau manajemen laba dengan
cara menaikkan pelaporan laba akrual perusahaan (income increasing accrual)
baik pada periode sebelum maupun sesudah go public. Nilainya pun masih
terbilang kecil, dengan nilai manajemen laba tertinggi yang dilakukan yaitu
hampir mencapai angka 3%. Dua bulan pertama tahun 2013 (pra IPO), juga
dikatakan cukup baik karena manajemen laba yang dilakukan sangat kecil bahkan
jika diprosentase dengan pembulatan, hasilnya adalah 0%. Pada tahun tersebut
juga kisaran manajemen laba berada di angka 1%, namun perlu ditandai, pada
bulan Juni dan November, manajemen labanya meningkat ke angka hampir 2 %
yang berarti pada bulan tersebut manajemen laba lebih banyak dilakukan daripada
bulan-bulan lainnya pada periode sebelum go public. Dari tabel, juga dapat dilihat
rata-rata nilai AD sebelum go public adalah sebesar 0.01051328117.
Di tahun 2014, saat dimana telah dilakukannya penawaran saham perdana,
Bank Panin Syariah justru tidak melakukan manajemen labanya pada tiga bulan
pertama. Hal ini dilihat dari nilai yang dihasilkan yang sangat kecil yaitu 0% jika
dibulatkan. Namun bulan-bulan berikutnya, justru terjadi penurunan kualitas
laporan keuangannya, karena dalam beberapa bulan setelah go public justru bank
Panin kian gencar melakukan manajemen laba dengan manaikkan pelaporan laba
akrualnya (income increasing accrual), hingga pada akhir tahun 2014 manajemen
labanya hampir menginjak angka 3%. Dari tabel, juga dapat dilihat rata-rata nilai
AD setelah go public adalah sebesar 0.01524315658 meningkat dari tahun
sebelumnya yang memiliki nilai rata-rata 0.01051328117.
63
1. Uji Statistik Deskriptif
Tabel 4.8 Descriptive Statistics of Discretionary Accruals
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
AD 2013 12 .000792346 .016307230 .01051328117 .004841864224
AD 2014 12 .003188625 .027274673 .01524315658 .008674127635
Valid N (listwise) 12
Sumber=data diolah
Tabel di atas merupakan hasil output perhitungan statistic deskriptif akrual
diskresioner sebagai proksi manajemen laba. Tahun 2013 adalah masa sebelum
Bank Panin Syariah go public dan tahun 2014 adalah masa setelah Bank Panin
Syariah go public. Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa variable
proksi manajemen laba yaitu Akrual Diskresioner (AD) terendah untuk tahun
sebelum go public adalah sebesar 0.000792346 yang dilakukan pada Februari
2013. Hal ini menjadi catatan terbaik Bank Panin Syariah selama periode setahun
sebelum dan sesudah IPO karena berarti manajemen laba yang dilakukan pada
bulan tersebut sangat sangat kecil. Selain itu, hal ini juga mengindikasikan bahwa
pada bulan tersebut perusahaan lebih banyak menggunakan cash basis dalam
pengakuan pendapatannya daripada bulan-bulan lainnya. Kemudian nilai AD
tertinggi di tahun 2013 memiliki nilai maksimum sebesar 0.016307230 yang jika
dibulatkan masuk ke angka 2%. Perolehan angka tersebut dilakukan pada bulan
November yang berarti pada bulan tersebut akrual yang dikelola oleh Bank Panin
Syariah cukup besar. Selanjutnya untuk nilai rata-rata (mean) dari AD periode
sebelum IPO adalah 0.01051328117. nilai ini berada di kisaran 1%, hal ini dapat
terlihat dari tabel AD yang menunnjukkan delapan bulan pada tahun 2013
64
memiliki nilai yang berada di kisaran 1 %, yaitu: Maret, April, Mei, Juli, Agustus,
September, Oktober, dan Desember.
Hasil untuk tahun sesudah go public (2014), nilai AD terendah adalah sebesar
0.003188625 yaitu pada bulan Maret 2014. Meskipun masih berada di kisaran 0%,
namun jika dilihat, nilai minimum tersebut lebih tinggi dari nilai minimum tahun
sebelumnya (2013). Ini berarti manajemen laba yang dilakukan Bank Panin
Syariah kian meningkat. Hal ini juga terjadi pada nilai maksimumnya, dimana
nilai maksimum AD pada tahun 2014 adalah sebesar 0.027274673 yang terjadi
pada Desember 2014. Angka ini paling tinggi jika dibandingkan dengan AD yang
dilakukan pada periode sebelum dan sesudah IPO. Bahkan angka yang diperoleh
ini jika dibulatkan mencapai angka 3%. Untuk nilai mean, diperoleh sebesar
0.01524315658 yang juga meningkat daripada periode sebelum IPO, hal tersebut
dikarenakan jika dilihat dari tabel AD, memang untuk tahun 2014, AD Bank
Panin Syariah lebih banyak yang mencapai dan berada di kisaran angka 2 %.
Melihat makin meningkatnya nilai maksimum dan minimum AD, memberikan
gambaran kepada peniliti bahwa semakin lama semakin besar manajemen laba
yang dilakukan Bank Panin Syariah terhadap laporan keuangannya.
2. Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov
Sebelum melakukan uji beda paired sample t-test terhadap Manajemen Laba
Bank Panin Syariah, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas. Uji normalitas ini
dilakukan dengan menggunakan metode one sample kolmogorov-smirnov (1-
Sample K-S). Suatu variable dikatakan normal jika nilai uji normalitas
65
Kolmogorov-Smirnov lebih besar dari nilai signifikansi α=0.05. Adapun hipotesis
dari uji normalitas yang dilakukan adalah:
Ha : data tidak berdistribusi normal
Tabel 4.9 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
UNRES
2013
UNRES
2014
N 12 12
Normal Parametersa,b
Mean 0E-11 -1E-11
Std.
Deviation 2.116E-9 8.95E-10
Most Extreme
Differences
Absolute .137 .187
Positive .137 .187
Negative -.121 -.135
Kolmogorov-Smirnov Z .476 .647
Asymp. Sig. (2-tailed) .977 .796
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber=data diolah
Tabel di atas merupakan output dari software IBM SPSS ver.20 yang
menunjukkan hasil dari uji normalitas Kolmogorov-Smirnov. Dari output tersebut
dapat kita lihat nilai Kolmogorof-Smirnov untuk periode sebelum dan sesudah
IPO Bank Panin Syariah adalah 0.476 dan 0.647, dengan Asymp. Sig (2 tailed)
sebesar 0.977 dan 0.796. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa data
residual berdistribusi normal karena nilai signifikansi lebih besar 0.05 (Asymp.
Sig > 0.05). Oleh karena data tersebut merupakan data residual berdistribusi
normal, maka Hipotesis H0 diterima, dan Hipotesis Ha ditolak.
3. Uji Beda Paired Sample T-Test
Tabel 4.10 Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 AD 2013 .01051328117 12 .004841864224 .001397725806
AD 2014 .01524315658 12 .008674127635 .002504004962
66
Dari output di atas, dapat dilihat pada rata-rata manajemen laba terdapat
peningkatan secara deskriptif sebelum dan setelah Bank Panin Syariah go public
dimana nilai yang tadinya 0.01051328117 menjadi 0.01524315658. N
menunjukkan banyak data sebelum dan setelah go public yaitu sebanyak 12.
Standar deviasi yang menunjukkan keberagaman sampel (keheterogenan) yang
terjadi sebelum dan setelah go public adalah 0.004842864224 dan 0.08674127635.
Sedangkan standar errornya adalah 0.001397725806 dan 0.002504004962.
Tabel 4.11 Paired Samples Correlations
N Correlation Sig.
Pair 1 AD 2013 & AD 2014 12 .577 .050
Sumber=data diolah
Output di atas menunjukkan apakah ada hubungan antara-rata-rata manajemen
laba sebelum dan setelah go public. Terlihat bahwa nilai Sig ≤ α 0.05 maka dapat
disimpulkan ada hubungan yang signifikan sebelum dan setelah Bank Panin
Syariah go public. Adapun kekuatan korelasinya menunjukkan korelasi yang kuat
yaitu sebesar 0.577.
Tabel 4.12 Paired Samples Test
Paired Differences
t df Sig. (2-tailed) Mean Std. Deviation
Std. Error
Mean
95% Confidence Interval of the Difference
Lower Upper
Pair
1
AD 2013 -
AD 2014 -.004729875417 .007087419315 .002045961725 -.009233006811 -.000226744022 -2.312 11 .041
Sumber=data diolah
Hipotesis yang akan diuji dalam paired sample t-test kali ini adalah:
Ha: ada perbedaan rata-rata manajemen laba antara sebelum dan setelah go
public.
67
Paired sample t test ini digunakan untuk menjawab permasalahan yang
berbunyi “apakah terdapat perbedaan praktik manajemen laba Bank Panin Syariah
yang dihitung menggunakan discretionary accruals (AD) periode sebelum dan
setelah IPO”.
Setelah melakukan perhitungan berdasarkan hasil uji beda paired sample t test,
didapatkan nilai signifikansi antara nilai akrual diskresioner sebagai proksi
manajemen laba sebelum dan setelah go public berada di bawah 0.05 (lebih kecil
dari pada 0.05). Nilai tersebut adalah sebesar 0.041 < 0.05. Hal tersebut
menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan dari manajemen laba sebelum go
public dengan manajemen laba setelah go public karena p-value 0.041 lebih kecil
dari tingkat signifikansi yang ditetapkan yaitu 0.05. Sampai sini, rumusan masalah
terakhir dalam penelitian ini berhasil terjawab yaitu terdapat perbedaan praktik
manajemen laba yang diproksian dengan nilai akrual diskresioner sebelum dan
setelah go public. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa data empiris
mendukung hipotesis alternative yang diajukan, sehingga Ho ditolak, dan Ha
diterima, ada perbedaan rata-rata manajemen laba antara sebelum dan sesudah go
public.
68
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pengujian dan pembahasan terkait manajemen laba di Bank
Panin Syariah, maka semua rumusan permasalahan yang telah dipaparkan di
muka dapat terjawab. Oleh karena itu peneliti dapat mengambil kesimpulan
sebagai berikut:
1. Dari hasil perhitungan, didapatkan hasil bahwa Bank Panin Syariah
melakukan manajemen laba dengan mengelola akrualnya pada periode
sebelum go public (pra IPO). Dua bulan pertama pada tahun 2013 juga
menghasilkan angka manajemen laba yang sangat kecil yang jika
diprosentasekan hasilnya adalah di sekitar nol koma persen. Manajemen
laba pada tahun tersebut juga terbilang kecil karrna rat-rata masih berada
di kisaran 1 %. Namun perlu ditandai, pada bulan Juni dan November,
manajemen labanya meningkat ke angka hampir 2 % yang berarti pada
bulan tersebut manajemen laba lebih banyak dilakukan daripada bulan-
bulan lainnya pada periode sebelum go public.
2. Tidak jauh berbeda dengan periode sebelum go public, periode satu tahun
setelah go public pun ditemukan hasil dari perhitungan bahwasannya Bank
Panin Syariah melakukan manajemen laba pada laporan keuangannya.
Pada tiga bulan pertama tahun 2014, manajemen laba yang dilakukan pun
sangat sangat kecil yang masih berada di kisaran nol koma persen. Namun
pada bulan-bulan berikutnya justru tejadi penurunan kualitas laporan
69
keuangnnya, karena nilai manajemen laba pada bulan-bulan tersebut kian
bertambah besar. Hingga akhir tahun 2014 manajemen laba yang
dilakukan hampir menginjak angka 3%.
3. Karena semua hasil perhitungan akrual diskresioner sebagai proksi
manajemen laba menunjukkan nilai positif, maka dapat dikatakan bahwa
pola manajemen laba yang dilakukan adalah dengan cara menaikkan
pelaporan laba akrual perusahaan (income increasing accrual) baik pada
periode sebelum maupun sesudah go public.
4. Untuk menjawab rumusan masalah terakhir yaitu untuk mengetahui
apakah ada perbedaan rata-rata manajemen laba sebelum dan setelah go
public, maka dilakukan uji lanjutan dengan uji beda paired sample t test.
Dari hasil perhitungan, didapatkan nilai signifikansi antara nilai akrual
diskresioner sebagai proksi manajemen laba sebelum dan setelah go public
berada di bawah 0.05 (lebih kecil dari pada 0.05). Nilai tersebut adalah
sebesar 0.041 < 0.05. Hal tersebut menunjukkan adanya perbedaan yang
signifikan dari manajemen laba sebelum go public dengan manajemen
laba setelah go public karena p-value 0.041 lebih kecil dari tingkat
signifikansi yang ditetapkan yaitu 0.05. Sampai sini, rumusan masalah
terakhir dalam penelitian ini berhasil terjawab yaitu terdapat perbedaan
praktik manajemen laba yang diproksian dengan nilai akrual diskresioner
sebelum dan setelah go public. Ada perbedaan rata-rata manajemen laba
antara sebelum dan sesudah go public, dimana rata-rata akrual diskresioner
Bank Panin Syariah diketahui meningkat secara deskriptif.
70
B. Saran
Saran yang dapat direkomendasikan dari penelitian terkait manajemen laba
ini antara lain adalah:
1. Penelitian selanjutnya dapat mengembangkan penelitian dengan
melakukan wawancara kepada pihak Bank Panin Syariah terkait
dengan sebab manajemen laba yang ditemukan pada laporan
keuangannya.
2. Penelitian selanjutnya dapat menggunakan laporan keuangan triwulan,
semester, maupun tahunan dengan jangka waktu lebih lama,
menggunakan objek berbeda serta metode perhitungan manajemen
laba yang berbeda seperti menggunakan metode Beaver and Engels
atau yang lainnya.
3. Meskipun belum ada peraturan pasti terkait dengan pencantuman
besar manajemen laba yang dilakukan, akan lebih baik jika informasi
tersebut diinformasikan kepada pengguna laporan keuangan dengan
berbagai cara yang dapat dilakukan, sehingga informasi yang diberikan
kepada pengguna akan lebih jelas dan transparan sesuai dengan ajaran
Islam. Selain itu, regulator dirasa perlu mengkaji lebih lanjut mengenai
manajemen laba ini, dalam hal nilai minimum maupun maksimum dan
juga pencantumannya pada laporan keuangan sehingga laporan
keuangan dapat lebih informatif dan benar-benar mewakili keadaan
perusahaan yang sebenar-benarnya.
71
DAFTAR PUSTAKA
Adiasih, Priskila dan Indra Wijaya Kusuma. “Manajemen Laba Pada Saat
Pergantian CEO (Dirut) Di Indonesia.” Jurnal Akuntansi Dan Keuangan,
Vol. 13, No. 2 (November 2011): h. 67-79.
Karim, Adiwarman. Bank Islam: Analisis Fiqh dan Keuangan. Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada, 2008.
Al-Arif, M. Nurianto. Dasar-Dasar Ekonomi Islam. Solo: Era Adicitra Intermedia,
2011.
Bungin, Burhan. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Kencana, 2005.
Bursa Efek Indonesia (BEI), Panduan Sekolah Pasar Modal Syariah level 1.
Jakarta: BEI, 2014.
Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesai (DSN MUI). Himpunan Fatwa
Dewan Syariah Nasional edisi 2. Jakarta: DSN MUI dan Bank Indonesia,
2003.
Efferin, Sujoko, dkk. Metode Penelitian Akuntansi. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2008.
Gumanti, Tatang Ary. “Earnings Management dalam penawaran saham perdana di
Bursa Efek Jakarta.” Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, 4(2), 2000.
Indah, Elisa dan Erni Ekawati. “Manajemen Laba pada Perioda Sebelum dan
Sesudah Penawaran Saham Perdana di Bursa Efek Jakarta: Analisis
dengan Model DeAngelo”, Simposium Riset Ekonomi 2 23-24 November
2005. Surabaya: Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia.
Irawan, Moh. Adi dan Tatang Ary Gumanti. “Indikasi Earnings Management
pada Initial Public Offering.” Simposium Nasional Akuntansi. Palembang:
2009.
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian
Laporan Keuangan Syariah. E book Cetakan Pertama. Jakarta: IAI, 2007.
Khairani, Hanni. “Etika Bisnis Islam Tentang Manajemen Laba”. Skripsi S1
Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2015.
72
Nazir, Moh. Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia, 2011.
Nur‟aini, Mufida. “Studi Perbandingan Model Revenue dan Model Accrual
Dalam Mendeteksi Manajemen Laba (Studi pada Perusahaan Mnufaktur
yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2006-2010).” Skripsi S1
Fakulas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Diponegoro Semarang, 2012.
Pramesti, Nisitha Dyah. “Analisis Perbandingan Manajemen Laba Sebelum dan
Sesudah Reformasi Pajak Penghasilan Badan Tahun 2008 Pada
Perusahaan Property dan Real Estate Tahun 2009-2010.” Skripsi S1
Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang, 2013.
Prasetyo, Widodo. “ Pendeteksian Earnings Management, Underpricing, dan
Pengukuran Kinerja Perusahaan yang Melakukan Kebijakan Initial Public
Offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia.” Skripsi S1 Fakultas Ekonomi
dan Ilmu Sosial, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta,
2008.
Premti, Arjan. “Earnings Manajement Prior to Initial Public Offerings and Its
Effect on Firm Performance: International Evidence.” International
Journal of Financial Research, Vol. 4, No. 3 (2013): h. 10-24.
Pulungan, Andey Hasiholan, dkk. Akuntansi Keuangan Dasar berbasis PSAK per
1 Juni 2012. Jakarta: Mitra Wacana Media, 2013.
Purnomo, Herdaru. “BPK: BI Membiarkan Rekayasa Akuntansi di Bank Century”.
Artikel diakses tanggal 14 Maret 2016 dari:
http://finance.detik.com/read/2009/11/23/191903/1247341/5/bpk-bi-
membiarkan-rekayasa-akuntansi-di-bank-century
Qamariyah, Nurul. “Bapepam Denda Mantan Direksi Indofarma Rp 500 Juta”.
Artikel diakses tanggal 10 Februari 2016 dari:
http://finance.detik.com/read/2004/11/08/165712/238077/6/bapepam-
denda-mantan-direksi-indofarma-rp-500-juta
Rahardja, Prathama dan Mandala Manurung. Pengantar Ilmu Ekonomi
(Mikroekonomi & Makroekonomi). Jakarta: Lembaga Penerbit FEUI, 2008.
Putra, Riyan Nugraha. “Analisis Pengaruh Rasio Camel dan Leverage Terhadap
Manajemen Laba.” Skripsi S1 Fakultas Ekomomi dan Bisnis Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014.
Scott, William R. Financial Accounting Theory, 5th
ed. Ebook Canada: Pearson
Prentice Hall Inc, 2009.
73
Sejarah dan profil singkat PNBS (Bank Panin Syariah Tbk) dan profil Bank Panin
Syariah, artikel diakses pada 10 april 2016 pukul 22:02 dari
http://www.britama.com/index.php/2014/01/sejarah-dan-profil-singkat-
pnbs/ dan https://www.paninbanksyariah.co.id/index.php/mtentangkami
Septiana, Indah Putri dan M. Irfan Tarmizi. “Konservatisme Akuntansi,
Efektivitas Komite Audit, Konsep Amanah dan Manajemen
Laba.”Simposium Nasional Akuntansi 18. Medan, Universitas Sumatera
Utara, 2015.
Siamat, Dahlam. Manajemen Lembaga Keuangan, Edisi keempat. Jakarta:
Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2004.
Siraj, Hasbi. “Pengaruh Kebijakan Go public terhadap tingkat keseharan keuangan
PT. Bank Panin Syariah.” Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum,
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015.
Sulistyanto, Sri. Manajemen Laba, Teori dan Model Empiris. Jakarta: Grasindo,
2014.
Sumantyo, Riwi. “Kasus Bank Lippo dan Degradasi Kepercayaan Publik”. Artikel
di akses tanggal 10 Februari 2016 dari
http://www.suaramerdeka.com/harian/0302/24/eko1.htm
Syahrul,Yura. “Mark Up Kimia Farma Tanggung Jawab Direksi Lama”, (Tempo
News Room 20 November 2002). Artikel di akses tanggal 10 Februari
2016 dari http://tempo.co.id/hg/ekbis/2002/11/20/brk,20021120-02,id.html
Syalthut, Syaikh Mahmud “Al-Islam, „Aqidah wal Syariah”. Dalam Adiwarman
Karim, Bank Islam: Analisis Fiqh dan Keuangan. Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada, 2008.
Umar, Husein. Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2004.
Wardani, Sinta dan Rachma Fitriati. “Analisis Komparasi Profitabilitas Sebelum
dan Sesudah Penawaran Umum Saham Perdana.” Jurnal Ilmu
Administrasi dan Organisasasi, Vol. 17, No. 2 (Mei-Agustus 2010): h. 90-
100.
Wardhani, Ratna. “Pengaruh Proteksi bagi Investor, Konvergensi Standar
Akuntansi, Implementasi Corporate Governance, dan Kualitas Audit
terhadap Kualitas Laba (Analisis Lintas Negara di Asia).” Disertasi S3,
Universitas Indonesia Jakarta, 2009.
74
Widyaningdyah, Agnes Utari. “Analisis Faktor-faktor yang Berpengaruh
Terhadap Earnings Management pada Perusahaan Go public di Indonesia.”
Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol 5, no. 2, Universitas Kristen Petra,
2001.
Zahara, Sylvia Veronica. “Pengaruh Rasio Camel Terhadap Praktik Manajemen
Laba di Bank Syariah”. Simposium Nasional Akuntansi 11. Pontianak
2008.
UU nomor 21 tahun 2008
UU nomor 8 tahun 1995
https://www.paninbanksyariah.co.id/
http://www.bi.go.id/
Perhitungan Manajemen Laba Bank Panin Syariah
No WAKTU Pend. Akan diterima B. Dibyr dimuka Uang muka pajak
t t-1 ΔPMADit t t-1 ΔBDDit t t-1 ΔUMPit
1 Jan-13 3,747 9,328 -5,581 6,386 2,189 4,197 0 0 0
2 Feb-13 1,839 8,540 -6,701 6,214 2,209 4,005 0 0 0
3 Mar-13 1,085 8,636 -7,551 8,428 1,791 6,637 0 0 0
4 Apr-13 1,828 5,995 -4,167 9,132 2,055 7,077 0 0 0
5 May-13 2,539 6,842 -4,303 7,863 1,627 6,236 0 0 0
6 Jun-13 3,100 7,683 -4,583 9,081 1,786 7,295 0 0 0
7 Jul-13 3,249 9,846 -6,597 13,574 2,202 11,372 0 0 0
8 Aug-13 1,482 8,526 -7,044 11,553 2,308 9,245 0 0 0
9 Sep-13 1,090 8,403 -7,313 12,395 3,494 8,901 0 0 0
10 Oct-13 1,838 10,082 -8,244 12,610 5,080 7,530 0 0 0
11 Nov-13 2,645 3,013 -368 11,886 4,766 7,120 0 0 0
12 Dec-13 3,603 10,626 -7,023 11,426 4,788 6,638 0 0 0
13 Jan-14 8,911 3,747 5,164 13,035 6,386 6,649 0 0 0
14 Feb-14 5,462 1,839 3,623 12,583 6,214 6,369 0 0 0
15 Mar-14 6,922 1,085 5,837 9,328 8,428 900 0 0 0
16 Apr-14 7,391 1,828 5,563 9,865 9,132 733 0 0 0
17 May-14 10,810 2,539 8,271 8,479 7,863 616 0 0 0
18 Jun-14 13,047 3,100 9,947 8,534 9,081 -547 0 0 0
19 Jul-14 16,000 3,249 12,751 11,432 13,574 -2,142 0 0 0
20 Aug-14 13,876 1,482 12,394 11,312 11,553 -241 0 0 0
21 Sep-14 13,438 1,090 12,348 10,447 12,395 -1,948 0 0 0
22 Oct-14 15,632 1,838 13,794 9,661 12,610 -2,949 0 0 0
23 Nov-14 16,966 2,645 14,321 9,316 11,886 -2,570 0 0 0
24 Dec-14 22,881 3,603 19,278 7,051 11,426 -4,375 0 0 0
LA
MP
IRA
N
B. Yg msh hrs dibayar Utang pajak Beban Penyisihan Beban Penyusutan Total Aktiva
t t-1 ΔBYDit t t-1 ΔUPit BAPit t t-1 Depit Ait-1
4,128 1,576 2,552 0 0 0 -2,235 -15,497 -12,430 -3,067 932,641
3,529 1,293 2,236 0 0 0 -2,708 -15,695 -12,735 -2,960 928,892
2,881 1,431 1,450 0 0 0 -10,036 -15,430 -13,036 -2,394 1,033,030
3,729 1,274 2,455 0 0 0 -10,499 -15,665 -13,262 -2,403 1,014,053
4,028 1,810 2,218 0 0 0 -12,634 -15,880 -13,525 -2,355 1,179,777
4,066 1,541 2,525 0 0 0 -16,861 -15,974 -13,836 -2,138 1,274,706
4,710 2,927 1,783 0 0 0 -17,440 -16,190 -14,160 -2,030 1,608,877
6,824 3,070 3,754 0 0 0 -18,763 -16,214 -14,444 -1,770 1,621,693
6,046 3,062 2,984 0 0 0 -20,033 -16,479 -14,731 -1,748 1,728,926
8,258 4,190 4,068 0 0 0 -19,886 -16,726 -14,495 -2,231 1,794,105
12,020 3,850 8,170 0 0 0 -29,545 -17,002 -14,812 -2,190 1,859,114
14,014 4,320 9,694 0 0 0 -29,407 -17,277 -15,175 -2,102 2,133,071
11,141 4,128 7,013 0 0 0 -2,231 -17,489 -15,497 -1,992 2,163,531
11,141 3,529 7,612 0 0 0 -2,897 -17,673 -15,695 -1,978 2,177,409
14,747 2,881 11,866 0 0 0 -9,557 -18,281 -15,430 -2,851 2,282,803
14,649 3,729 10,920 0 0 0 -19,766 -18,498 -15,665 -2,833 2,296,436
11,598 4,028 7,570 0 0 0 -28,811 -18,739 -15,880 -2,859 2,507,036
12,719 4,066 8,653 0 0 0 -36,856 -18,977 -15,974 -3,003 2,606,410
12,679 4,710 7,969 0 0 0 -50,197 -19,241 -16,190 -3,051 2,765,957
10,680 6,824 3,856 0 0 0 -56,267 -19,565 -16,214 -3,351 3,122,535
12,935 6,046 6,889 0 0 0 -59,030 -19,890 -16,479 -3,411 3,208,744
15,462 8,258 7,204 0 0 0 -66,147 -20,260 -16,726 -3,534 3,184,447
15,020 12,020 3,000 0 0 0 -71,401 -20,585 -17,002 -3,583 3,664,030
17,488 14,014 3,474 0 0 0 -95,893 -20,868 -17,277 -3,591 4,066,520
No WAKTU tot.akrual T.aktiva -1 p.operasi aktv.tetap
α1(1/Ait-1) TAit Ait-1 Tait/Ait-1 t t-1 ΔPOit PPEit
1 Jan-13 0.00146466 932,641 0.000000001570 22,828 9,393 13,435 39,833 7.013 0.000001072 0.000007520
2 Feb-13 0.00079234 928,892 0.000000000853 40,066 18,235 21,831 39,878 7.013 0.000001077 0.000007550
3 Mar-13 0.00974415 1,033,030 0.000000009433 62,663 27,087 35,576 40,375 7.013 0.000000968 0.000006789
4 Apr-13 0.01317190 1,014,053 0.000000012989 82,931 37,282 45,649 40,432 7.013 0.000000986 0.000006916
5 May-13 0.01246337 1,179,777 0.000000010564 106,980 46,661 60,319 40,486 7.013 0.000000848 0.000005944
6 Jun-13 0.01505131 1,274,706 0.000000011808 129,187 59,010 70,177 40,562 7.013 0.000000784 0.000005502
7 Jul-13 0.01396129 1,608,877 0.000000008678 153,947 73,076 80,871 40,701 7.013 0.000000622 0.000004359
8 Aug-13 0.01170382 1,621,693 0.000000007217 179,996 88,521 91,475 40,492 7.013 0.000000617 0.000004324
9 Sep-13 0.01179056 1,728,926 0.000000006820 208,707 104,108 104,599 40,920 7.013 0.000000578 0.000004056
10 Oct-13 0.00966220 1,794,105 0.000000005386 235,425 121,150 114,275 43,672 7.013 0.000000557 0.000003909
11 Nov-13 0.01630723 1,859,114 0.000000008772 271,396 141,016 130,380 43,954 7.013 0.000000538 0.000003772
12 Dec-13 0.01004655 2,133,071 0.000000004710 303,677 159,856 143,821 43,969 7.013 0.000000469 0.000003288
13 Jan-14 0.00417050 2,163,531 0.000000001928 35,937 22,828 13,109 43,976 0.895 0.000000462 0.000000414
14 Feb-14 0.00333194 2,177,409 0.000000001530 65,639 40,066 25,573 44,498 0.895 0.000000459 0.000000411
15 Mar-14 0.00318862 2,282,803 0.000000001397 101,867 62,663 39,204 46,769 0.895 0.000000438 0.000000392
16 Apr-14 0.00782735 2,296,436 0.000000003408 143,547 82,931 60,616 46,829 0.895 0.000000435 0.000000390
17 May-14 0.01315777 2,507,036 0.000000005248 187,983 106,980 81,003 46,860 0.895 0.000000399 0.000000357
18 Jun-14 0.01557928 2,606,410 0.000000005977 239,512 129,187 110,325 47,122 0.895 0.000000384 0.000000343
19 Jul-14 0.02020566 2,765,957 0.000000007305 296,466 153,947 142,519 47,651 0.895 0.000000362 0.000000324
20 Aug-14 0.02174996 3,122,535 0.000000006965 349,566 179,996 169,570 49,231 0.895 0.000000320 0.000000287
21 Sep-14 0.02055384 3,208,744 0.000000006406 402,234 208,707 193,527 49,247 0.895 0.000000312 0.000000279
22 Oct-14 0.02302503 3,184,447 0.000000007230 463,064 235,425 227,639 49,406 0.895 0.000000314 0.000000281
23 Nov-14 0.02285325 3,664,030 0.000000006237 521,824 271,396 250,428 49,437 0.895 0.000000273 0.000000244
24 Dec-14 0.02727467 4,066,520 0.000000006707 604,806 303,677 301,129 50,448 0.895 0.000000246 0.000000220
β1(ΔPOit /Ait-1) β2(PPEit/Ait-1) Eit Non accrual Dis AD Jika di
prosentasek
an
2.146 0.014405 0.030914 -5.172 0.04271 -0.2209 6.057E-10 0.001464657 0%
2.146 0.023502 0.050436 -5.172 0.042931 -0.22204 -4.35217E-09 0.000792346 0%
2.146 0.034438 0.073905 -5.172 0.039084 -0.20214 2.97853E-09 0.009744148 1%
2.146 0.045016 0.096605 -5.172 0.039872 -0.20622 1.29058E-09 0.013171894 1%
2.146 0.051127 0.10972 -5.172 0.034317 -0.17749 -5.82E-10 0.012463373 1%
2.146 0.055053 0.118145 -5.172 0.031821 -0.16458 4.4837E-10 0.015051313 2%
2.146 0.050265 0.10787 -5.172 0.025298 -0.13084 3.58851E-09 0.013961287 1%
2.146 0.056407 0.12105 -5.172 0.024969 -0.12914 -9.2713E-10 0.011703819 1%
2.146 0.060499 0.129832 -5.172 0.023668 -0.12241 -1.74937E-09 0.011790558 1%
2.146 0.063695 0.136689 -5.172 0.024342 -0.1259 -5.6275E-10 0.009662200 1%
2.146 0.07013 0.150499 -5.172 0.023642 -0.12228 4.9346E-10 0.016307230 2%
2.146 0.067424 0.144693 -5.172 0.020613 -0.10661 -1.23173E-09 0.010046549 1%
1.617 0.006059 0.009798 -0.167 0.020326 -0.00339 3.8769E-10 0.004170497 0%
1.617 0.011745 0.018991 -0.167 0.020436 -0.00341 -7.8778E-10 0.003331943 0%
1.617 0.017174 0.02777 -0.167 0.020488 -0.00342 -1.15108E-09 0.003188625 0%
1.617 0.026396 0.042682 -0.167 0.020392 -0.00341 -5.3544E-10 0.007827347 1%
1.617 0.03231 0.052246 -0.167 0.018691 -0.00312 1.18195E-09 0.013157768 1%
1.617 0.042328 0.068445 -0.167 0.018079 -0.00302 6.9886E-10 0.015579283 2%
1.617 0.051526 0.083318 -0.167 0.017228 -0.00288 1.06798E-09 0.020205664 2%
1.617 0.054305 0.087812 -0.167 0.015766 -0.00263 1.26229E-09 0.021749955 2%
1.617 0.060312 0.097525 -0.167 0.015348 -0.00256 -4.412E-11 0.020553837 2%
1.617 0.071485 0.115591 -0.167 0.015515 -0.00259 -1.0999E-09 0.023025035 2%
1.617 0.068348 0.110518 -0.167 0.013493 -0.00225 -6.2722E-10 0.022853252 2%
1.617 0.074051 0.11974 -0.167 0.012406 -0.00207 -4.4313E-10 0.027274673 3%
Total Akrual Bank Panin Syariah
Periode TAit Periode TAit
Jan-13 0.001464658 Jan-14 0.004170497
Feb-13 0.000792342 Feb-14 0.003331942
Mar-13 0.009744151 Mar-14 0.003188624
Apr-13 0.013171895 Apr-14 0.007827346
May-13 0.012463372 May-14 0.013157769
Jun-13 0.015051314 Jun-14 0.015579283
Jul-13 0.013961291 Jul-14 0.020205665
Aug-13 0.011703818 Aug-14 0.021749956
Sep-13 0.011790557 Sep-14 0.020553837
Oct-13 0.009662199 Oct-14 0.023025034
Nov-13 0.01630723 Nov-14 0.022853252
Dec-13 0.010046548 Dec-14 0.027274672
Sumber=data diolah
Koefisien Bank Panin Syariah Sebelum Go public
Model
Standardized
Coefficients
Beta
(1/Ait-1) 7.013
(ΔPOit/Ait-1) 2.146
(PPEit/Ait-1) -5.172
b.Dependent variable : TAit/Ait-1
Sumber= data diolah
Uji Multikolinieritas dan Autokorelasi Sebelum Go Public
Collinearity Statistics
Tolerance VIF
∆PO 0.260 3.844
PPE 0.260 3.844
Durbin-Watson
1.321
Sumber=data diolah
Koefisien Bank Panin Syariah Setelah Go public
Model
Standardized
Coefficients
Beta
(1/Ait-1) .895
(ΔPOit/Ait-1) 1.617
(PPEit/Ait-1) -.167
c. Dependent variable : TAit/Ait-1
Sumber=data diolah
Uji Multikolinieritas dan Autokorelasi Setelah Go Public
Collinearity Statistics
Tolerance VIF
∆PO 0.125 8.017
PPE 0.125 8.017
Durbin-Watson
0.748
Sumber=data diolah
Akrual Non Diskresioner Bank Panin Syariah
Periode Akrual Non
Diskresioner Periode
Akrual Non
Diskresioner
Jan-13 6.057E-10 Jan-14 3.8769E-10
Feb-13 -4.35217E-09 Feb-14 -7.8778E-10
Mar-13 2.97853E-09 Mar-14 -1.15108E-09
Apr-13 1.29058E-09 Apr-14 -5.3544E-10
May-13 -5.82E-10 May-14 1.18195E-09
Jun-13 4.4837E-10 Jun-14 6.9886E-10
Jul-13 3.58851E-09 Jul-14 1.06798E-09
Aug-13 -9.2713E-10 Aug-14 1.26229E-09
Sep-13 -1.74937E-09 Sep-14 -4.412E-11
Oct-13 -5.6275E-10 Oct-14 -1.0999E-09
Nov-13 4.9346E-10 Nov-14 -6.2722E-10
Dec-13 -1.23173E-09 Dec-14 -4.4313E-10
Sumber=data diolah
Akrual Diskresioner Bank Panin Syariah
Periode AD Dalam
persen
Periode AD Dalam
persen
Seb
elu
m G
o p
ubli
c
Jan-13 0.001464657 0.15%
Set
elah
Go p
ubli
c
Jan-14 0.004170497 0.42%
Feb-13 0.000792346 0.08% Feb-14 0.003331943 0.33%
Mar-13 0.009744148 0.97% Mar-14 0.003188625 0.32%
Apr-13 0.013171894 1.32% Apr-14 0.007827347 0.78%
May-13 0.012463373 1.25% May-14 0.013157768 1.32%
Jun-13 0.015051313 1.51% Jun-14 0.015579283 1.56%
Jul-13 0.013961287 1.40% Jul-14 0.020205664 2.02%
Aug-13 0.011703819 1.17% Aug-14 0.021749955 2.17%
Sep-13 0.011790558 1.18% Sep-14 0.020553837 2.06%
Oct-13 0.0096622 0.97% Oct-14 0.023025035 2.30%
Nov-13 0.01630723 1.63% Nov-14 0.022853252 2.29%
Dec-13 0.010046549 1.00% Dec-14 0.027274673 2.73%
Rata-rata 0.01051328117 1.05% Rata-rata 0.01524315658 1.52%
Sumber=data diolah
Descriptive Statistics of Discretionary Accruals
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
AD 2013 12 .000792346 .016307230 .01051328117 .004841864224
AD 2014 12 .003188625 .027274673 .01524315658 .008674127635
Valid N (listwise) 12
Sumber=data diolah
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
UNRES
2013
UNRES
2014
N 12 12
Normal Parametersa,b
Mean 0E-11 -1E-11
Std.
Deviation 2.116E-9 8.95E-10
Most Extreme
Differences
Absolute .137 .187
Positive .137 .187
Negative -.121 -.135
Kolmogorov-Smirnov Z .476 .647
Asymp. Sig. (2-tailed) .977 .796
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber=data diolah
Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 AD 2013 .01051328117 12 .004841864224 .001397725806
AD 2014 .01524315658 12 .008674127635 .002504004962
Sumber=data diolah
Paired Samples Correlations
N Correlation Sig.
Pair 1 AD 2013 & AD 2014 12 .577 .050
Sumber=data diolah
Paired Samples Test
Paired Differences
t df Sig. (2-
tailed) Mean Std. Deviation Std. Error
Mean
95% Confidence Interval of the
Difference
Lower Upper
Pair
1
AD 2013 -
AD 2014
-
.004729875417 .007087419315 .002045961725
-
.009233006811
-
.000226744022
-
2.312 11 .041
Sumber=data diolah