fase akut

8
A. PENGERTIAN Cedera inhalasi terjadi kalau menghirup gas toksit yang suhunya sangat tinggi atau asap kebakaran . Karbon monoksida ( CO) merupakan produk sampingan kebakaran yang paling sering ditemukan : Hidrogen Klorida dan Hidrogen sianida merupakan produk sampingan lainnya yang sering terdapat pada kebakaran. Luka bakar adalah suatu luka yang disebabkan oleh pengalihan energi dari suatu sumber panas kepada tubuh. Luka bakar adalah kerusakan atau kehilangan jaringan yang disebabkan kontak dengan sumber panas dari api , air panas, bahan kimia, listrik, dan radiasi/ Luka bakar adalah hilang atau rusaknya sebagian jaringan tubuh yang disebabkan oleh trauma benda tajam atau tumpul , perubahan suhu , zat kimia, ledakan , sengatan listrik atau gigitan hewan ( buku ilmu ajar bedah). Luka bakar adalah kerusakan secara langsung maupun yang tidak langsung pada jaringan kulit yang tidak menutup kemungkinan sampai keorgan dalam, yang disebabkan kontak langsung dengan sumber panas yaitu api, air/ uap panas, bahan kimia, radiasi, arus listrik dan suhu sangat dingin. Pada kebakaran dalam ruangan tertutup dan bilamana kebakaran mengenai daerah muka / wajah dapat menimbulkan kerusakan mukosa jalan nafas akibat gas , asap atau uap panas yang terhisap. Cidera inhalasi disebabkan oleh jenis bahan kimia terbakar ( traceobronkitis) dari saluran pernafasan. Bila cidera ini terjadi pada pasien dengan luka bakar kulit yang parah kematian sangat tinggi antara 48 %- 86 %. Edema

Upload: intan-sulistiani

Post on 28-Dec-2015

21 views

Category:

Documents


12 download

DESCRIPTION

luka bakar

TRANSCRIPT

Page 1: fase akut

A. PENGERTIAN

Cedera inhalasi terjadi kalau menghirup gas toksit yang suhunya sangat tinggi atau

asap kebakaran . Karbon monoksida ( CO) merupakan produk sampingan kebakaran yang

paling sering ditemukan : Hidrogen Klorida dan Hidrogen sianida merupakan produk

sampingan lainnya yang sering terdapat pada kebakaran.

Luka bakar adalah suatu luka yang disebabkan oleh pengalihan energi dari suatu

sumber panas kepada tubuh. Luka bakar adalah kerusakan atau kehilangan jaringan yang

disebabkan kontak dengan sumber panas dari api , air panas, bahan kimia, listrik, dan radiasi/

Luka bakar adalah hilang atau rusaknya sebagian jaringan tubuh yang disebabkan

oleh trauma benda tajam atau tumpul , perubahan suhu , zat kimia, ledakan , sengatan listrik

atau gigitan hewan ( buku ilmu ajar bedah). Luka bakar adalah kerusakan secara langsung

maupun yang tidak langsung pada jaringan kulit yang tidak menutup kemungkinan sampai

keorgan dalam, yang disebabkan kontak langsung dengan sumber panas yaitu api, air/ uap

panas, bahan kimia, radiasi, arus listrik dan suhu sangat dingin.

Pada kebakaran dalam ruangan tertutup dan bilamana kebakaran mengenai daerah

muka / wajah dapat menimbulkan kerusakan mukosa jalan nafas akibat gas , asap atau uap

panas yang terhisap. Cidera inhalasi disebabkan oleh jenis bahan kimia terbakar

( traceobronkitis) dari saluran pernafasan. Bila cidera ini terjadi pada pasien dengan luka

bakar kulit yang parah kematian sangat tinggi antara 48 %- 86 %. Edema yang terjadi dapat

menyebabkan gangguan berupa hambatan jalan nafas.

Keracuanan asap yang disebabkan oleh termodegredasi material alamiah dan materi

yang diproduksi. Termodegredasi menyebabkan terbentuknya gas toksik seperti hidrogen

sianida , nitrogen oksida , hidrogen klorida dan partikel-partikel tersuspensi. Efek akut dari

bahan kimia ini menimbulkan iritasi dan bronkokontriksi pada saluran nafas. Obstruksi jalan

nafas akan menjadi lebih hebat akibat adanya bronkitis dan edema

B. GAMBARAN KLINIS

Oleh karena onset terjadinya tidak segera dan sering tidak ditangani sesegera mungkin, maka

perlu diketahui tanda- tanda yang dapat mengarahkan kita untuk bertindak dan harus

mencurigai bahwa seseorang telah mengalami trauma inhalasi antala lain:

Ø Luka bakar pada wajah

Page 2: fase akut

Ø Alis mata dan bulu hidung hangus

Ø Adanya timbunan karbon dan tanda-tanda inflamasi akut di dalam orofaring

Ø Sputum yg mengandung arang atau karbon

Ø Wheezing, sesak dan suara serak

Ø Adanya riwayat terkurun dalam kepungan api

Ø Ledakan yng menyebakan trauma bakar pada kepala dan badan

Ø Tanda-tanda keracunan CO ( karboksihemoglobin > 10 % setelah berada dalam

lingkungan api) seperti kulit berwarna pink sampai merah, takikardi, takipnea, sakit kepala,

mual, pusing, pandangan kabur, halusinasi, ataksia, kolaps sampai koma.

C. MEKANISME TRAUMA

1.1 Mekanisme trauma dibagi 2 :

1.1.1 Inhalasi Carbon Monoksida (CO)

CO merupakan gas yang dapat merusak oksigenasi jaringan , dalam darah berikatan dengan

Hb dan memisahkan Hb dengan O2 sehingga akan menghalangi penggunaan oksigen.

1.1.2 Trauma panas langsung mengenai saluran nafas

Sering mengenai saluran nafas bagian atas jarang mengenai bagian bawah karena sebelum

mencapai trachea secara reflek terjadi penutupan plica dan penghentian spasme laryng.

Edema mukosa akan timbul pada saluran nafas bagian atas yang menyebabkan obstruksi

lumen, 8 jam pasca cedera. Komplikasi trauma ini merupakan penyebab kematian terbanyak.

1.2 Cedera Termis

Menimbulkan gangguan sirkulasi keseimbangan cairan & elektrolit, sehingga berakibat

terjadi perubahan permeabilitas kapiler dan menyebabkan odema selanjutnya terjadi syok

hipovolemi

Kejadian ini akan menimbulkan :

a. Paru

Page 3: fase akut

Perubahan inflamatorik mukosa bagian nafas bawah, akan menimbulkan gangguan difusi

oksigen Acquired Respiratory Distress Syndrome(ARDS), ini akan timbul hari ke – 4 dan 5

pasca cedera termis

b. Hepar

SGOT, SGPT meningkat

c. Ginjal (gagal ginjal akut)

d. Lambung

Stres Ulcer

e. Usus

Illeus menyebabkan translokasi bakteri kemudian terjadi sepsis yang menyebabkan perforasi

akhirnya terjadilah peritonitis

1.3 Macam Fase

a ) Fase Sub-Akut

Terjadi setelah shock teratasi, luka terbuka disini akan menimbulkan : Proses Inflamasi

disertai eksudasi dan kebocoran protein. Infeksi yang menimbulkan sepsis. Proses penguapan

cairan tubuh disertai panas (evaporasi heat loss).

b ) Fase Lanjut

Terjadi setelah penutupan luka sampai terjadi maturasi. Masalah yang timbul adalah jaringan

parut, kontraktur dan deformitas akibat kerapuhan jaringan atau organ struktural.

D. ETIOLOGI

Trauma inhalasi disebabkan oleh berbagai inhalan. Dibedakan atas 4 macam aitu:

1. Gas Iritan

Bekerja dengan melapisi mukosa saluran nafas dan menyebabkan reaksi inflamasi. Amonia,

klorin,, kloramin lebih larut air sehingga dapat menyebabkan luka bakar pada saluran nafas

Page 4: fase akut

atas dan menyebabkan iritasi pada mata , hidung dan mulut. Gas iritan yang lain yaitu sulfur

dioksida, nitrogen dioksida, yang kurang larut dengan air sehingga menyebabkan trauma paru

dan distres pernafasan.

2. Gas asfiksian

Karbon dioksida, gas dari bahan bakar ( metana, etana, propane, asetilana), gas-gas ini

mengikat udara dan oksigen sehingga menyebabkan asfiksia.

3. Gas yang bersifat toksik sistemik

CO yang merupakan komponen terbesar dari asap hidrogen sianida merupakan komponen

asap yang berasal dari api , hidrogen sulfida. Gas-gas ini berhubungan dengan pengangkutan

oksigen untuk produksi energi bagi sel. Sedangkan toksik sistemik seperti hidrokarbon

halogen dan aromatik menyebabkan kerusakan lanjut dari hepar , ginjal, oatak, paru-paru dan

organ lain

4. Gas yang menyebabkan alergi

Dimana jika asap terhirup , partikel dan aerosol menyebabkan bronkoospasme dan edema

yang menyerupai asma.

E. PATOFISIOLOGI

Trauma inhalasi terjadi melalui kombinasi dari kerusakan epitel jalan nafas oleh panas dan

zatkimia atau akibat intoksikasi sistemik dari hasil pembakaran itu sendiri. Hasil pembakaran

tidak hanya terdiri dari udara saja, tetapi merupakan campuran dari udara, partikel padat yang

terurai di udara ( melalui suatu efek iritasi dan sitotoksik). Aerosol dari cairan yang bersifat

iritasi dan sitotoksik serta gas toksik dimana gabungan tersebut bekerja sistemik. Partikel

padat yang ukurannya > 10 mikrometer tertahan di hidung dan nasofaring. Partukel yang

berukuran 3-10 mikrometer tertahan pada cabang trakeobronkial, sedangkan partikel

berkuran 1-2 mikrometer dapat mencapai alveoli.

Gas yang larut air bereaksi secara kimai pada saluran nafas , sedangkan gas yang kurang larut

air pada saluran nafas bawah. Adapau gas yang sangat kurang larut air masuk melewat barier

Page 5: fase akut

kapiler dari alveolus dan menghasilkan efek toksik yang bersifat sistemk. Kerusakan

langsung dari sel-sel epitel, menyebabkan kegagalan fungsi dari apparatus mukosilier dimana

akan merangsang terjadinya suatu reaksi inflamasi akut yang melepaskan makrofagg serta

aktifitas netrofil pada daerah tersebut. Selanjutnya akan di bebaskan oksigen radikal, protease

jaringan, sitokin, dan konstriktor otot polos( tromboksan A2,C3A, C5A). Kejadian ni

mrnyebabkan peninfkatan iskemia pada saluran nafas yang rusak, selanjutnay terjadi edema

dari dinding saluran nafas dan kegagalan mikrosirkulasi yang akan meningkatkan resistensi

didding saluran nafas dan pembuluh darah paru. Komplains paru akan turun akibat terjadinya

edema paru interstitiil sehingga terjadi edema pada saluran nafas bagian bawah akibat

sumbatan pada saluran nafas yang dibentuk oleh sel-sel epitel nekrotik, mukus dan se- sel

darah.

F. KLASIFIKASI TRAUMA INHALASI

1) Trauma pada saluran nafas bagian atas ( trauma supraglotis)

Trauma saluran nafas atas dapat menyebabkan ancaman hidup melalui obstruksi jalan nafas

sesaat setelah trauma . Jika proses ini ditangani secara benar , edema saluran nafas dapat

hilang tanpa sekuele beberapa hari.

2) Trauma pada saluran nafas bawah dan parenkim paru ( trauma subglotis)

Trauma ini dapat menyebabkan lebih banyak perubahan signifikan dalam fungsi paru dan

mungkin akan susah ditangani. Trauma subglotis merupakan trauma kimia yang disebabkan

akibat inhalasi hasil- hasil pembakaran yang bersifat toksik pada luka bakar. Asap memiliki

kapasitas membawa panas yang rendah, sehingga jarang didapatkan trauma termal langsung

pada jalan nafas bagian bawah dan parenkim paru, trauma ini terjadi bila seseorang terpapar

uap yang sangat panas.

3) Toksisitas sistemik akibat inhalasi gas toksik seperti karbon monoksida (CO) dan

sianida

Inhalasi dari gas toksik merupakan penyebab utama kematian cepat akibat api, meskipun

biasanya trauma supraglotis, subglotis dan toksisitas sistemik terjadi bersamaan. Intoksikasi

CO terjadi jika afinitas CO terhadap hemoglobin lebih besar dari afinitas oksigen terhadap

Page 6: fase akut

hemoglobin, sehingga ikatan Codan hemoglobin membentuk suatu karbonsihemoglobin dan

menyebabkan hipoksia.