farmakologi antibiotik markrolida

13
BAB I ISI A. Pengertian Kemoterapi Kemoterapi adalah obat atau zat yang berasal dari bahan kimia yang dapat memberantas dan menyembuhkan penyakit atau infeksi yang disebabkan oleh bakteri, virus, amoeba, fungi, protozoa, cacing, dan sebagainnya tanpa merusak jaringan tubuh manusia, yang termasuk kelompok kemoterapi adalah: a. Antibiotika b. Sulfonamida c. Anti Malaria d. Anti Amuba e. Anthelmintika f. Anti Virus g. Anti Jamur h. Anti Neoplastika (sitostatika) i. Anti TBC j. Anti Lepra B. Antibiotik Antibiotik berasal dari bahasa latin yang terdiri dari anti = lawan, bios = hidup. Antibiotik adalah zat-zat yang dihasilkan oleh mikroba terutama fungi dan bakteri tanah, yang dapat menghambat 1

Upload: aipriutami

Post on 10-Jul-2016

18 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: farmakologi antibiotik markrolida

BAB I

ISI

A. Pengertian Kemoterapi

Kemoterapi adalah obat atau zat yang berasal dari bahan kimia yang dapat

memberantas dan menyembuhkan penyakit atau infeksi yang disebabkan oleh

bakteri, virus, amoeba, fungi, protozoa, cacing, dan sebagainnya tanpa merusak

jaringan tubuh manusia, yang termasuk kelompok kemoterapi adalah:

a. Antibiotika

b. Sulfonamida

c. Anti Malaria

d. Anti Amuba

e. Anthelmintika

f. Anti Virus

g. Anti Jamur

h. Anti Neoplastika (sitostatika)

i. Anti TBC

j. Anti Lepra

B. Antibiotik

Antibiotik berasal dari bahasa latin yang terdiri dari anti = lawan, bios =

hidup. Antibiotik adalah zat-zat yang dihasilkan oleh mikroba terutama fungi

dan bakteri tanah, yang dapat menghambat pertumbuhan atau membasmi

mikroba jenis lain, sedangkan toksisitasnya terhadap manusia relatif kecil.

Antibiotik pertama kali ditemukan oleh sarjana Inggris dr. Alexander Fleming

(penisilin) pada tahun 1928, tetapi penemuan tersebut baru dikembangkan dan

digunakan dalam terapi pada tahun 1941 oleh dr. Florey, kemudian banyak zat

dengan khasiat antibiotik diisolir oleh penyelidik-penyelidik lain diseluruh

dunia, namun toksisitasnya hanya beberapa saja yang dapat digunakan sebagai

obat. Antibiotik juga dapat dibuat secara sintetis, atau bahkan semi sintetis.

1

Page 2: farmakologi antibiotik markrolida

C. Mekanisme Kerja Antibiotik

Mekanisme kerja antibiotik antara lain:

1. Menghambat sintesa dinding sel, akibatnya pembentukan dinding sel

tidak sempurna dan tidak dapat menahan tekanan osmosa dari plasma,

akhirnya sel akan pecah, seperti penisilin dan sefalosporin.

2. Menghambat sintesa membran sel, molekul lipoprotein dari membran

sel dikacaukan pembentukannya, hingga bersifat lebih permeabel

akibatnya zat-zat penting dari isi sel dapat keluar, seperti kelompok

polipeptida.

3. Menghambat sintesa protein sel, akhirnya sel tidak sempurna terbentuk,

seperti kloramfenikol dan tetrasiklin.

4. Menghambat pembentukan asam-asam inti (DNA dan RNA) akibatnya

sel tidak dapat berkembang, seperti rifampisin

.

D. Efek Samping

Penggunaan antibiotik tanpa resep dokter atau dengan dosis yang tidak

tepat dapat menggagalkan pengobatan dan menimbulkan bahaya-bahaya lain

seperti:

1. Sensitasi/ Hipersensitif

Banyak obat setelah digunakan secara lokal dapat mengakibatkan

kepekaan yang berlebihan, kalau obat yang sama kemudian diberikan

secara oral atau suntikan maka ada kemungkinan terjadi reaksi

hipersensitif atau alergi seperti gatal-gatal kulit kemerah-merahan,

bentol-bentol atau lebih hebat lagi dapat terjadi syok, contohnya

penisilin dan kloramfenikol. Guna mencegah bahaya ini maka

sebaiknya salep-salep menggunakan antibiotik yang tidak akan

diberikan secara sistemis (oral dan suntikan).

2. Resistensi

Obat yang digunakan dengan dosis yang terlalu rendah, atau waktu

terpai kurang lama, maka hal ini dapat menyebabkan terjadinya

resistensi artinya bakteri tidak peka lagi terhadap obat yang

2

Page 3: farmakologi antibiotik markrolida

bersangkutan. Untuk mencegah resistensi, dianjurkan menggunkan

kemoterapi dengan dosis yang tepat atau dengan menggunkan

kombinasi obat.

3. Super infeksi

Yaitu infeksi sekunder yang timbul selama pengobatan dimana sifat dan

penyebab infeksi berbeda dengan penyebab infeksi yang pertama.

Super infeksi terutama terjadi pada penggunaan antibiotik broad

spektrume yang dapat mengganggu keseimbangan antara bakteri

didalam usus saluran pernafasan dan urogenital. Spesies

mikroorganisme yang lebih kuat atau resistensi akan kehilangan

saingan,dan berkuasa menimbulkan infeksi baru misalnya timbul jamur

minella albicans dan candida albicans. Selain antibiotik obat yang

menekan sistem tangkis tubuh yaitu kortikosteroid dan imunosupressiva

lainnya dapat menimbulkan supra infeksi. Khususnya, anak-anak dan

orang tua sangat mudah terjangkiti supra infeksi ini.

Berdasarkan luas aktivitasnya kerjanya antibiotik dapat di golongkan atas:

1. Zat-zart dengan aktivitas sempit (narrow spektrum)

Zat-zat aktif terauma terhadap satu atau beberapa jenis bakteri aja

(bakteri gram positif atau bakteri gram negatif saja). Contohnya

eritromisin, kanamisin, klindamisin (hanya terhadap bakteri gram

positif), streptomisin,gentamisin (hanya terhadap bakteri gram negatif

saja).

2. Zat-zat dengan aktivitas luas (broad spektrum)

Zat yang berkhasiat terhadap semua jenis bakteri baik jenis bakteri gram

positif maupun gram negatif. Contohnya ampisilin, sefalosporin, dan

kloramfenikol.

E. Absorbsi, Distribusi, Metabolisme dan Ekskresi Antibiotik

Fase farmakokinetika adalah fase yang meliputi semua proses yang

dilakukan tubuh, setelah obat dilepas dari bentuk sediaannya yang terdiri dari

absorpsi, distribusi, metabolisme, dan ekskresi. Terapi pengobatan dengan

3

Page 4: farmakologi antibiotik markrolida

antibiotik merupakan terapi kausal, yang ditujukan untuk melawan kuman

penyebab infeksi. Pemberian antibiotik mempertimbangkan:

1. Keluhan dan gejala tersebut disebabkan oleh suatu infeksi

2. Kemungkinan kuman penyebab

3. Kemampuan antibiotik mencapai tempat infeksi dengan kadar yang

cukup

4. Jenis antibiotik yang diberikan

Absorpsi antibiotik menunjukkan nilai dan besarnya bioavaliability obat

setelah pemberian oral atau suntikan. Bioavaliability diartikan sebagai

besarnya persentasi dosis obat yang mencapai sirkulasi sistemik pada tempat

kerjanya. Membran – membran yang spesifik tersebut tergantung pada tempat

kerja dan rute pemberian obat. Absorpsi obat melewati membran dipengaruhi

oleh ukuran molekul. Sebagian besar obat larut dalam air atau juga lemak.

Sebagian besar infeksi terjadi di ekstrakvaskular dan antibiotik harus mampu

mencapai tempat tersebut, jika infeksi terjadi dilokasi yang terlindungi atau

tempat yang sulit ditembus maka obat menjadi rendah seperti cairan mata,

prostat, dan vegetasi jantung yang terinfeksi dibutuhkan dosis antibiotik yang

tinggi dan langkah waktu lebih lama untuk terapi. Sebagian besar bakteri

untuk infeksi terletak pada ekstrakseluler manusia. Bakteri seperti salmonella,

brucella, mycobakteria mampu bertahan dan menimbulkan ke kambuhan jika

diobati dengan antibiotik yang tidak bisa masuk sel. Antibiotik makrolida

memiliki penetrasi ke sel yang baik.

Sebagian besar antibiotik dalam tubuh akan mencapai keseimbangan di

jaringan dan plasma. Penelitian menujukan bahwa proses distribusi

antibiotik ditandai adanya variabilitas antar indvidu dan antar jaringan. Kadar

obat ditempat infeksi berbeda dengan kadar di plasma. kadar dibawah MIC

dapat memicu terjadinya resistensi. Hal ini perlu diperhatikan jika terdapat

ketidaksesuaian antara respon klinis dan hasil tes kepekaan. Hambatan

penetrasi jaringan oleh antibiotik paling baik ditunjukkan pada infeksi sistem

saraf pusat (SSP). Mekanisme barrier di SSP dan organ lain merupakan

pompa transport aktif sehingga obat dapat masuk ke tempat infeksi, dalam

4

Page 5: farmakologi antibiotik markrolida

keadaan keseimbanganpun Konsentrasi antibiotik di tempat infeksi lebih

rendah daripada di plasma, mekanisme ini sudah terbukti secara in vitro dan

in vivo, selain infeksi SSP ada beberapa situasi yang menghambat penetrasi

obat sehingga bisa menimbulkan kegagalan terapi antibiotik misalnya infeksi

jaringan lunak, osteomvelitis, endokarditis, emboli seotik, infeksi berkaitan

dengan benda asing dan kateter, hematom, abses, oramuloma-inducina

infection, solid mallonancies, dan lain-lain. Mekanisme barrier dipengaruhi

oleh derjat keasaman/pH obat dan resistensi struktural dinding kapirel akibat

perubahan aliran darah lokal. Permeabilitas kapiler, koefisien difusi

interstisial dan gradien tekanan onkotik dan osmotik transkapier.

Permeabilitas kapiler juga di pengaruhi oleh besarnya berat molekul ( BM)

obat. Antibiotik dengan BM rendah mempunyai permeabilitas lebih tinggi.

Faktor lain adalah kelarutan obat dalam lemak. Metabolisme merupakan

proses kimiawi di dalam tubuh yang b erfungsi mengubah obat yang

sedemikian rupa hingga mudah di ekskresi pada ginjal, dalam hal ini

menjadikannya lebih hidrofil. Metabolisme dapat berlangsung di hati dengan

cepat atau sebaliknya melambat, sehingga obat dapat lebih kuat atau bahkan

lebih lemah. Adanya pemakaian obat lain secara bersamaan dapat

mempercepat terjadinya metabolisme

Antibiotik mengalami eliminasi atau ekskresi di hati, ginjal atau

keduanya baik dalam bentuk yang tidak berubah atau dalam bentuk

metabolitnya. Antibiotik yang eliminasinya terutama di ginjal, maka obat

akan berkorelasi linear dengan creatinine clearance, sedangkan antibiotik

yang eliminasinya terutama di hati tidak ada pertanda yang bisa di pakai

untuk mengatur dosis pada pasien dengan penyakit hati, pada pasien pengidap

gangguan ginjal di butuhkan pengaturan dosis. Penggunaan antibiotik

aminoalkosida, vankomisin atau flusitosin harus lebih hati–hati karena

eliminasi obat tersebut di ginjal dan toksisitasnya seiring dengan

konsentrasinya di plasma dan jaringan. Obat-obat yang metabolisme atau

ekskresinya oleh hepar (eritromisin, kloramfenikol, metronidazol,

5

Page 6: farmakologi antibiotik markrolida

klindamisin) dosisnya harus di turunkan pada pasien dengan kegagalan fungsi

hepar.

F. Golongan Makrolida

Golongan antibiotik ini terdiri dari eritromisin dan spiramisin

1. Eritromisin

Dihasilkan oleh sterptomyces eryhreus. Berkhasiat untuk mengobati

infeksi saluran pernapasan dan kulit, dengan mekanisme kerja

merintangi sintesis protein bakteri. Antibiotik ini tidak stabil dalam

suasana asam (mudah terurai oleh asam lambung) dan kurang stabil

pada suhu kamar, untuk mencegah perusakan oleh asam lambung maka

dibuat tablet salut selaput. Memiliki spektrum antibakteri yang hampir

sama dengan penisilin, maka obat ini digunakan sebagai alternatif

pengobatan pengganti penisilin, bagi yang sensitif terhadap penisilin.

2. Spiramisin

Spiramicin merupakan antibiotik golongan makrolid yang memiliki

khasiat untuk mengobati infeksi pada saluran pernapasan dan infeksi

pada kulit. Spektrum kegiatannya sama dengan eritromisin, hanya lebih

lemah. Keuntungan dari spiramisin adalah daya penetrasi kejaringan

mulut, tenggorokan dan saluran pernafasan lebih baik dibandingkan

eritromoisin.

6

Page 7: farmakologi antibiotik markrolida

Tabel 1.1 Macam-macam Obat Golongan Makrolida

NONama generik

dan latin

Nama

DagangSediaan Pabrik

1. Eritromisin Erythrocin

Kalthrocin

250 mg/ kapsul, 250

mg/ tablet (forte).

200 mg/tablet kunyah

Abbot

Kalbe Farma

2. Spriramisin Spiradan

Rovamycin

250 mg, 500 m/ tablet

Vial 1,5; 3 Mui

Dankos

Aventis

3. Roxithromycin Rulid 150 mg/ tablet Aventis

4. Azithromycin Zithromax

Zycin

Zifin

250 mg, 500mg/ tablet

250 mg/kapsul

250 mg/kapsul

Pfizer

Interbat

Fahrenheit

G. Linkomisin

Berasal dari streptomyces lincolnensis, memiliki khasiat bakteriostatik

tehadap gram positif dengan spektrum lebih sempit dari erotromisin.

Merupakan obat pilihan ke kedua bagi kuman yang resisten terhadap penisilin

khususnya pada radang tulang (osteomielitis). Klindamisin merupakan

turunan linkomisin yang tersubstitusi-klorin, suatu antibiotik yang dihasilkan

oleh Stretomyces lincolnesis.

Streptokokus, stafilokokus, dan pneumokokus dihambat oleh klindamisin,

0,5-5 mcg/mL. Walaupun rentan terhadap eritromisin, enterokokus dan

oragnisme aerob gram-negatif resisten terhadap klindamisin.bacteroides sp dan

bakteri anaerob lainnya, baik gram-positif maupun gram-negatif, biasanya

rentan. Kilndamisin termasuk golongan linkomisin yang dapat mengobati

infeksi saluran pernapasan dan kulit, seperti eritromisin, menghambat sintesis

protein dengan mengganggu pembentukan kompleks inisiasi serta reaksi

translokasi aminoasil. Lokasi ikatan klindamisin pada subunit 50S ribosom

bakteri identik dengan lokasi ikatan eritromisin. Resistensi terhadap

klindamisin, yang umumnya memunculkan resistensi silang terhadap

makrolida, terjadi akibat (1) mutasi lokasi reseptor ribosomal; (2) modifikasi

7

Page 8: farmakologi antibiotik markrolida

reseptor oleh metilase yang diekspresikan secara konstitutif (lihat bagian

resistensi eritromisin, di atas); dan (3) inaktivasi enzimatik oleh klindamisin.

Spesies aerob gram-negatif secara intrinsik resisten karena permeabilitas

membran luar yang buruk.

Tabel 1.2 Macam-macam Obat Golongan Linkomisin

N

O

Nama

generik dan

latin

Nama Dagang Sediaan Pabrik

1. Klindamisin Albiotin 150 mg/kapsul Kalbe Farma

2. Linkomisin Biolincom 500 mg/kapsul Otto

3. Linkomisin Ethilin 500 mg/kapsul Ethica

4. Klindamisin Ethidan 150 mg/kapsul Ethica

8