farmako prak 2

Upload: yolanda-silvia-dhani-ii

Post on 05-Apr-2018

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/31/2019 Farmako Prak 2

    1/4

    Demam

    Demam terjadi karena terganggunya keseimbangangan antara produksi dan hilangnya

    panas.Suhu normal tubuh manusia berkisar antara 36.5-37.2 C. Suhu subnormal yaitu

    suhu oral > suhu aksila.

    Mekanisme Demam

    Tujuan dari pengaturan suhu adalah mempertahankan suhu inti tubuh sebenarnya pada

    set level 37C. Demam (pireksia) merupakan keadaansuhu tubuhmeningkat melebihi

    suhu tubuh normal. Apabila suhu tubuh mencapai 40C disebut hipertermi.

    Etiologi

    Hipotalamus bertanggung jawab sebagai pusat pengatur suhu tubuh. Hipotalamus terbagi

    atas bagian anterior dan posterior dimana bagian anterior berfungsi untuk meningkatkan

    panas, vasodilatasi, menigkatkan sekresi kelenjar keringat. Demikian sebaliknya pada

    hipotalamus posterior, berfungsi untuk mengurangi panas dengan vasokonstriksi dan

    menggigil. Gangguan otak atau akibat zat yang menimbulkan demam (pirogen) yang

    menyebabkan perubahan set point. Zat pirogen ini bisa berupa protein, pecahan protein ,

    dan zat lain (terutama kompleks lipopolisakarida atau pirogen hasil dari degenerasi

    jaringan tubuh yang menyebabkan demam selama keadaan sakit). Pirogen eksogen

    merupakan bagian dari patogen, terutama kompleks lipopolisakarida (endotoksin) bakterigram (-) yang dilepas bakteri toksik yang mempengaruhi pusat pengaturan suhu.

    Patofisiologi

    Ketika tubuh bereaksi adanya pirogen atau patogen. Pirogen akan diopsonisasi komplemen

    dan difagosit leukosit darah, limfosit, makrofag (sel kupffer di hati). Proses ini melepaskan

    sitokin, diantaranya pirogen endogen interleukin-1 (IL-1), IL-1, 6, 8, dan 11,

    interferon 2 dan ,Tumor nekrosis factorTNF (kahektin) dan TNF

    (limfotoksin),macrophage inflammatory protein MIP1. Sitokin ini diduga mencapai

    organ sirkumventrikularotak yang tidak memiliki sawar darah otak. Sehingga terjadi

    demam pada organ ini atau yang berdekatan dengan area preoptikdan organ vaskulosa

    lamina terminalis (OVLT) daerah hipotalamus melalui pembentukan prostaglandin PGE.

    Ketika demam meningkat karena nilai sebenarnya menyimpang dari set level yang tiba-

    tiba neningkat,pengeluaran panas akan dikurangi melalui kulitsehingga kulit menjadi

    dingin (perasaan dingin), produksi panas juga meningkat karena menggigil dan

    peningkatan metabolisme. Keadaan ini berlangsung terus sampai nilai sebenarnya

    http://nursingbegin.com/gangguan-pengaturan-suhu-tubuh/http://nursingbegin.com/gangguan-pengaturan-suhu-tubuh/http://nursingbegin.com/gangguan-pengaturan-suhu-tubuh/http://nursingbegin.com/gangguan-pengaturan-suhu-tubuh/
  • 7/31/2019 Farmako Prak 2

    2/4

    mendekati set level normal. Bila demam turun, aliran darah ke kulit meningkat sehingga

    orang tersebut akan merasa kepanasan dan mengeluarkan keringat yang banyak.

    Pada mekanisme tubuh alamiah, demam bermanfaat sebagai proses imun. Pada proses ini,

    terjadi pelepasan IL-1 yang akan mengaktifkan sel T. Suhu tinggi (demam) juga berfungsi

    meningkatkan keaktifan sel T dan B terhadap organisme patogen. Konsentrasi logam dasar

    di plasma (seng, tembaga, besi) yang diperlukan untuk pertumbuhan bakteri dikurangi.

    Selanjutnya, sel yang rusak karena virus, juga dimusnahkan sehinga replikasi virus

    dihambat. Namun konsekuensi demam secara umum timbul segera setelah peningkatan

    suhu. Perubahan anatomis kulit dan metabolisme menimbulkan konsekuensi berupa

    gangguan keseimbangan cairan tubuh, peningkatan metabolisme, juga peningkatan kadar

    sisa metabolism, peningkatan frekuensi denyut jantung (8-12 menit/C) dan metabolisme

    energi. Hal ini menimbulkan rasa lemah, nyeri sendi dan sakit kepala,

    peningkatangelombang tidur yang lambat(berperan dalam perbaikan fungsi otak), pada

    keadaan tertentu demam menimbulkan gangguan kesadaran dan persepsi (deliriumkarena demam) serta kejang.

    Tipe Demam

    1. Demam Septik. Suhu badan naik ke tingkat tinggi sekali pada malam hari, lalu suhuturun (masih) di atas normal pada pagi hari pada pagi hari. Sering terdapat menggigil,

    berkeringat

    2. Demam Hektik. Suhu badan naik ke tingkat tinggi sekali pada malam hari, lalu suhuturun sampai normal pada pagi hari pada pagi hari.

    3. Demam Remiten. Suhu badan dapat turun setiap hari namun tidak pernah sampaisuhu badan normal, namun selisih tak pernah sampai >2 C, tidak sebesar penurunan

    pada demam septik.

    4. Demam Intermiten. Suhu badan dapat turun beberapa jam dalam 1 hari. Bila demamterjadi tiap dua hari sekali disebut tersiana dan bila terjadi dua hari bebas diantara dua

    serangan demam disebut kuartana.

    5. Demam Kontinyu. Variasi suhu badan yang meningkat sepanjang hari dan tidakberbeda lebih dari 1 C. Jika sampai pada tingkat yang lebih tinggi disebut hiperpireksi.

    6. Demam Siklik. Demam ditandai dengan kenaikan suhu selama beberapa hari,kemudian diikuti periode bebas demam selama beberapa hari yang kemudian diikuti

    oleh kenaikan suhu seperti semula.

    Kausa demam selain infeksi, juga bisa akibat toksemia, keganasan, obat, dan gangguan

    pusat pengatur suhu sentral (heat stroke, perdarahan otak, koma).

  • 7/31/2019 Farmako Prak 2

    3/4

    Dinitrofenol

    pemberian 2,4- dinitrofenol adalah menyebabkan demam karena 2,4 dinitrofenol

    merupakan suatu pirogen eksogen yang dapat meningkatkan set point di hipotalamus

    sehingga timbul demam. 2,4-dinitrofenol sebagai pirogen eksogen akan merangsang

    pengeluaran prostaglandin d hipotalamus sehingga suhu thermostat meningkat dan tubuh

    menjadi panas untuk menyesuaikan dengan suhu thermostat.

    Parasetamol dan Mekanismenya

    Parasetamol adalah drivat p-aminofenol yang mempunyai sifat antipiretik /

    analgesik.

    Sifat antipiretiknya disebabkan oleh gugus aminobenzen dan mekanismenya diduga

    berdasarkan efek sentral.Parasetamol memiliki sebuah cincin benzena, tersubstitusi oleh

    satu gugus hidroksil dan atom nitrogen dari gugus amida pada posisi para (1,4). Senyawa

    ini dapat disintesis dari senyawa asal fenol yang dinitrasikan menggunakan asam sulfatdan natrium nitrat. Parasetamol dapat pula terbentuk apabila senyawa 4-aminofenol

    direaksikan dengan senyawa asetat anhidrat.

    Sifat analgesik Parasetamol dapat menghilangkan rasa nyeri ringan sampai

    sedang. Dalam golongan obat analgetik, parasetamol memiliki khasiat sama seperti aspirin

    atau obat-obatnon steroid antiinflamatory drug (NSAID) lainnya. Seperti aspirin,

    parasetamol berefek menghambat prostaglandin (mediator nyeri) di otak tetapi sedikit

    aktivitasnya sebagai penghambat postaglandin perifer. Namun, tak seperti obat-obat

    NSAIDs.

    Parasetamol termasuk ke dalam kategori NSAID sebagai obat anti demam, anti

    pegel linu dan anti-inflammatory. Inflammation adalah kondisi pada darah pada saat lukapada bagian tubuh (luar atau dalam) terinfeksi, sebuah imun yang bekerja pada darah

    putih (leukosit). Contoh pada bagian luar tubuh jika kita terluka hingga timbul nanah itu

    tandanya leukosit sedang bekerja, gejala inflammation lainnya adalah iritasi kulit.

    Sifat antiinflamasinya sangat rendah sehingga tidak digunakan sebagai antirematik.

    Pada penggunaan per oral Parasetamol diserap dengan cepat melalui saluran cerna. Kadar

    maksimum dalam plasma dicapai dalam waktu 30 menit sampai 60 menit setelah

    pemberian. Parasetamol diekskresikan melalui ginjal, kurang dari 5% tanpa mengalami

    perubahan dan sebagian besar dalam bentuk terkonjugasi.

    Parasetamol memiliki aktivitas antiinflamasi rendah, sehingga tidak menyebabkan

    gangguan saluran cerna maupun efek kardiorenal. Karenanya cukup aman digunakan pada

    semua golongan usia.

    Parasetamol menghambat produksi prostaglandin (senyawa penyebab inflamasi),

    namun parasetamol hanya sedikit memiliki khasiat anti inflamasi. Telah dibuktikan bahwa

    parasetamol mampu mengurangi bentuk teroksidasi enzim siklooksigenase (COX),

  • 7/31/2019 Farmako Prak 2

    4/4

    sehingga menghambatnya untuk membentuk senyawa penyebab inflamasi. Paracetamol

    juga bekerja pada pusat pengaturan suhu pada otak. Tetapi mekanisme secara spesifik

    belum diketahui.

    Ternyata di dalam tubuh efek analgetik dari parasetamol diperantarai oleh aktivitas

    tak langsung reseptorcanabinoid CB1. Di dalam otak dan sumsum tulang belakang,

    parasetamol mengalami reaksi deasetilasi dengan asam arachidonat membentukN-

    arachidonoylfenolamin, komponen yang dikenal sebagai zat endogenous cababinoid.

    Adanya N-arachidonoylfenolamin ini meningkatkan kadar canabinoid endogen

    dalam tubuh, disamping juga menghambat enzim siklooksigenase yang

    memproduksiprostaglandin dalam otak. Karena efekcanabino-mimetikinilah terkadang

    parasetamol digunakan secara berlebihan.

    Sebagaimana diketahui bahwa enzim siklooksigenase ini berperan pada

    metabolisme asam arakidonat menjadi prostaglandin H2, suatu molekul yang tidak stabil,

    yang dapat berubah menjadi berbagai senyawa pro-inflamasi.

    Kemungkinan lain mekanisme kerja parasetamol ialah bahwa parasetamolmenghambat enzim siklooksigenase seperti halnya aspirin mengurangi produksi

    prostaglandin, yang berperan dalam proses nyeri dan demam sehingga meningkatkan

    ambang nyeri, namun hal tersebut terjadi pada kondisi inflamasi, dimana terdapat

    konsentrasi peroksida yang tinggi. Pada kondisi ini oksidasi parasetamol juga tinggi,

    sehingga menghambat aksi anti inflamasi. Hal ini menyebabkan parasetamol tidak memiliki

    khasiat langsung pada tempat inflamasi, namun malah bekerja di sistem syaraf pusat untuk

    menurunkan temperatur tubuh, dimana kondisinya tidak oksidatif.

    Kemampuan menghambat kerja enzim COX yang dihasilkan otak inilah yang

    membuat paracetamol dapat mengurangi rasa sakit kepala dan dapat menurunkan demam

    tanpa menyebabkan efek samping,tidak seperti analgesik-analgesik lainnya.