fakultas tarbiyah institut agama islam negeri...

74
UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS IX SEMESTER GASAL MATA PELAJARAN AQIDAH AKHLAK MATERI IMAN PADA HARI AKHIR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN MIND MAPPING PADA MTS AL-ASROR PATEMON GUNUNGPATI SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2010/2011 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam Oleh : ROCHMAT NIM: 073111207 FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2011

Upload: dinhminh

Post on 03-Mar-2019

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PESERTA DIDIK

KELAS IX SEMESTER GASAL MATA PELAJARAN AQIDAH AKHLAK

MATERI IMAN PADA HARI AKHIR MELALUI MODEL

PEMBELAJARAN MIND MAPPING PADA MTS AL-ASROR PATEMON

GUNUNGPATI SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2010/2011

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat

guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam

Oleh :

ROCHMAT

NIM: 073111207

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

SEMARANG

2011

ABSTRAK

Rochmat (NIM: 073111207), Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Peserta

Didik Kelas IX Semester Gasal Mata Pelajaran Aqidah Akhlak Materi Iman Pada

Hari Akhir Melalui Model Pembelajaran Mind Mapping Pada MTs Al-Asror

Patemon Gunungpati Semarang Tahun Pelajaran 2010/2011. Semarang: Jurusan

PAI Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo, 2011.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui upaya peningkatan prestasi

belajar peserta didik kelas IX semester gasal mata pelajaran Aqidah Akhlak materi

iman pada hari akhir melalui model pembelajaran Mind Mapping pada MTs Al-

Asror Patemon Gunungpati Semarang Tahun Pelajaran 2010/2011..

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK.) Data yang

terkumpul dianalisis dengan menggunakan analisis statistik deskriptif. Untuk

membuktikannya peneliti memakai 2 siklus. Subyek penelitian sebanyak 40 anak.

Pengumpulan data menggunakan tes, dokumentasi, dan observasi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan proses pembelajaran

Aqidah Akhlak dengan penerapan model pembelajaran mind mapping dinilai efektif

dalam meningkatkan prestasi belajar Aqidah Akhlak. Ada beberapa faktor yang

mendukung yaitu, peserta didik antusias dalam mengikuti kegiatan belajar

mengajar, peserta didik banyak diberi kesempatan untuk mengalami atau

melakukan sendiri, serta mengembangkan kemampuan peserta didik untuk berfikir

kreatif. Dalam hal ini berarti peserta didik menampakkan kesenangan dan

keseriusan mengikuti pelajaran Aqidah Akhlak yang sedang berlangsung.

Prestasi belajar Aqidah Akhlak peserta didik mengalami peningkatan

setelah diterapkannya model pembelajaran mind mapping. Hal ini terlihat dari

prosentase ketuntasan belajar secara klasikal yaitu pada siklus I sebesar 82,50%

dan pada siklus II sebesar 95,00%. Disamping itu, model pembelajaran mind

mapping juga mampu meningkatkan aktivitas belajar Aqidah Akhlak peserta

didik. Pada siklua I prosentase keaktifan peserta didik secara klasikal sebesar

67,50% sedangkan rata-rata siklus II sebesar 81,50%.

Hasil dan deskripsi dalam penelian ini bisa digunakan sebagai bahan

rujukan bagi guru yang ingin memperbaiki kualitas pembelajaran. Melalui

penerapan model pembelajaran mind mapping baik prestasi belajar maupun

aktivitas belajar peserta didik dapat meningkat.

DEKLARASI

Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, penulis menyatakan

bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang telah di tulis oleh orang

lain atau diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi pikiran-

pikiran orang lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi

yang dijadikan bahan rujukan.

Semarang, Maret 2011

Rochmat

NIM: 073111207

Semarang, Maret 2011

NOTA DINAS

Kepada

Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah

IAIN Walisongo

di Semarang

Assalamu’alaikum wr. wb.

Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan dan

koreksi naskah skripsi dengan:

Judul : Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Peserta Didik Kelas IX

Semester Gasal Mata Pelajaran Aqidah Akhlak Materi Iman

Pada Hari Akhir Melalui Model Pembelajaran Mind Mapping

Pada MTs Al-Asror Patemon Gunungpati Semarang Tahun

Pelajaran 2010/2011

Nama : Rochmat

NIM : 073111207

Jurusan : Pendidikan Agama Islam

Program Studi : Pendidikan Agama Islam

Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada

Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diujikan dalam Sidang Munaqosah.

Wassalamu’alaikum wr. wb.

Pembimbing,

Prof. Dr. H. Ibnu Hadjar, M.Ed.

NIP. 19580507 198402 1 002

MOTTO

“Dan tidak ada seorangpun akan beriman kecuali dengan izin Allah; dan Allah menimpakan kemurkaan kepada orang-orang

yang tidak mempergunakan akalnya” (Yunus, 10: 100) 1

1 Soenarjo, Al-Qur'an dan Terjemahnya, (Semarang: Toha Putra, 1989), hlm. 322.

PERSEMBAHAN

Kepada kedua orang tua penulis terima kasih atas doa yang

selalu dipanjatkan

Kepada Istri terkasih terima kasih atas curahan kasih sayangnya

Kepada putra putri penulis tercinta yang membuat hidup ini

lebih berwarna

Kepada Saudara-saudari penulis yang selama ini memberikan doa

serta dukungan

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah me-

limpahkan hidayah, taufiq serta rahman rahim kepada penulis sehingga penulis

dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan salam semoga senantiasa

tercurahkan kepada Baginda Nabi Agung Muhammad Saw yang telah membawa

risalah membawa umatnya menuju kepada jalan yang diridlai-Nya.

Dalam penulisan skripsi ini tidak akan selesai dengan baik dan sempurna

tanpa didukung oleh berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini penulis

mengucapkan terimakasih kepada:

1. Dr. Suja’i, M.Ag., Selaku Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo

Semarang.

2. Prof. Dr. H. Ibnu Hadjar, M.Ed. selaku dosen pembimbing yang telah

memberikan bimbingan dan arahan selama proses penulisan skripsi.

3. Kepala MTs Al-Asror Patemon Gunungpati Semarang yang berkenan

memberikan izin pada penulis untuk melakukan penelitian di MTs Al-Asror

Patemon Gunungpati Semarang.

4. Segenap dosen Fakultas Tarbiyah yang telah membekali banyak pengetahuan

kepada penulis dalam menempuh studi di Fakultas Tarbiyah.

5. Segenap pegawai Fakultas Tarbiyah, pegawai perpustakaan IAIN, pegawai

perpustakaan Fakultas Tarbiyah dan pegawai perpustakaan TPM yang telah

memberikan layanan yang baik bagi penulis.

6. Semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung telah membantu

penulis, yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Atas jasa-jasa mereka, penulis hanya dapat memohon doa semoga amal

mereka diterima di sisi Allah SWT. dan mendapat balasan pahala yang lebih baik

serta mendapatkan kesuksesan baik di dunia maupun di akhirat kelak.

Penulis dalam hal ini juga mengharap kritik dan saran yang konstruktif

dari para pembaca untuk menyempurnakan skripsi ini. Dan akhirnya penulis

ii

berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan

bagi para pembaca pada umumnya. Amin.

Semarang, Maret 2011

Penulis,

Rochmat

NIM: 073111207

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................... i

HALAMAN ABSTRAK .............................................................................. ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................ iii

HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... iv

HALAMAN DEKLARASI .......................................................................... v

HALAMAN MOTTO .................................................................................. vi

HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................... vii

KATA PENGANTAR ................................................................................. viii

DAFTAR ISI ............................................................................................... x

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ..................................................... 1

B. Rumusan Masalah................................................................ 4

C. Tujuan Penelitian ................................................................. 4

D. Manfaat Penelitian .............................................................. 4

BAB II : LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Hasil Belajar ...................................................................... 6

1. Pengertian Belajar dan Hasil Belajar ............................. 6

2. Faktor yang Mempengaruhi Belajar dan Hasil Belajar ... 8

B. Pembelajaran Aqidah Akhlak ............................................. 12

1. Pengertian Aqidah Akhlak ........................................... 12

2. Fungsi Mata Pelajaran Aqidah Akhlak di Madrasah

Tsanawiyah .................................................................. 13

3. Ruang Lingkup Mata Pelajaran Aqidah Akhlak ............. 14

C. Metode Mind Mapping (Peta Konsep) ................................ 15

1. Pengertian Mind Mapping (Peta Konsep) ..................... 15

2. Cara Menyusun Mind Mapping (Peta Konsep) ............. 16

3. Manfaat Mind Mapping (Peta Konsep) ......................... 19

4. Penerapan Mind Mapping (Peta Konsep) pada

Pembelajaran Aqidah Akhlak ....................................... 21

5. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Mind

Mapping ...................................................................... 23

D. Kerangka Pemikiran .......................................................... 24

E. Hipotesis Tindakan ............................................................ 24

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian .................................................................. 25

B. Setting dan Subyek Penelitian ........................................... 25

C. Desain Penelitian ............................................................... 26

D. Teknik Pengumpulan Data ................................................ 30

E. Metode Analisis Data ........................................................ 31

F. Indikator Keberhasilan ...................................................... 32

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data Awal ......................................................... 33

B. Hasil Penelitian Per Siklus ................................................. 36

C. Pembahasan ...................................................................... 44

BAB V : PENUTUP

A. Kesimpulan ........................................................................ 50

B. Saran .................................................................................. 50

C. Penutup .............................................................................. 51

DAFTAR KEPUSTAKAAN

LAMPIRAN-LAMPIRAN

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Salah satu komponen utama dalam proses pembelajaran adalah faktor

metode. Upaya perbaikan hasil belajar peserta didik dapat diupayakan secara

maksimal dengan cara memilih metode yang tepat untuk suatu materi

pelajaran. Guru perlu mengenal beraneka macam metode yang ada, agar dapat

melakukan metode yang sesuai dengan tujuan yang diharapkan dari pelajar

tersebut.

Selama ini sering kita jumpai metode ceramah masih dominan

digunakan para pendidik dalam menyampaikan materi pelajaran, juga adanya

ketidak aktifan peserta didik dalam mengikuti pelajaran terutama mata

pelajaran Akidah Akhlak. Peserta didik sekedar mengikuti pelajaran yang

diajarkan guru di dalam kelas, yaitu dengan hanya mendengar ceramah dan

mengerjakan soal yang diberikan oleh guru tanpa adanya respon, kritik dan

pertanyaan peserta didik kepada guru sebagai feed beack atau umpan balik.

Demikian juga guru hanya mengejar waktu mengingat harus mengajarkan

materi yang cukup banyak tetapi dengan jam pengajaran yang disediakan

cukup singkat, tanpa mempedulikan peserta didiknya paham atau tidak,

Sehingga hal ini menjadikan peserta didik kurang tertarik mengikuti mata

pelajaran Akidak Akhlak.

Jika permasalahan tersebut masih berlangsung terus menerus maka

akan mengakibatkan aktivitas dan kreativitas peserta didik dalam kegiatan

belajar mengajar terhambat. Peserta didik akan beranggapan bahwa belajar

Akidah Akhlak bukanlah kebutuhan, hanya tuntutan kurikulum saja, karena

peserta didik tidak mendapat makna dari belajar Akidak Akhlak yang

dipelajari. Padahal secara substansial mata pelajaran Akidah-Akhlak memiliki

kontribusi dalam memberikan motivasi kepada peserta didik untuk

2

mempelajari dan mempraktikkan akidahnya dalam bentuk pembiasaan untuk

melakukan akhlak terpuji dan menghindari akhlak tercela dalam kehidupan

sehari-hari.1 Oleh karena itu peserta didik dituntut untuk aktif dalam kegiatan

belajar mengajar. Keaktifan peserta didik dalam pembelajaran dapat

berpengaruh terhadap prestasi belajar peserta didik. Interaksi pembelajaran di

kelas juga merupakan wujud pembiasaan akhlak peserta didik. Disamping itu,

kemampuan guru dalam memilih metode yang tepat juga sangat berpengaruh

terhadap keberhasilan proses pembelajaran. Guru harus mampu memilih

metode yang tepat, sehingga peserta didik termotivasi untuk mengikuti

pembelajaran.

Berdasarkan pengamatan awal terhadap proses belajar mengajar dan

prestasi belajar Akidah Akhlak di MTs Al-Asror Patemon Gunungpati

Semarang kelas IX semester gasal tahun pelajaran 2009/2010, ditemukan

beberapa permasalahan, diantaranya: 1) Model pembelajarannya masih satu

arah (ceramah) belum bervariasi sehingga pelajaran yang seharusnya dikuasai

dengan baik oleh peserta didik hasilnya kurang optimal hal ini dapat diketahui

dari nilai ulangan harian hanya 57,50 % dari jumlah peserta didik yang

mendapatkan nilai lebih dari 6,5 sebagai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)

yang ditetapkan. 2) Aktivitas belajar peserta didik secara klasikal juga masih

rendah yaitu 36 %, hal ini disebabkan karena peserta didik tidak merasa

dilibatkan dalam kegiatan belajar mengajar.

Guru harus memantau aktivitas peserta didik dalam kegiatan belajar

mengajar, sehingga tingkat kesukaran dan permasalahan yang dihadapi oleh

peserta didik dapat diketahui oleh guru.

Untuk mengatasi permasalahan di atas dibutuhkan proses pembelajaran

yang tepat. Salah satu kesulitan peserta didik dalam mengikuti pembelajaran

adalah disebabkan penggunaan model atau metode pembelajaran yang kurang

mendapat perhatian anak didik, mungkin karena terlalu monoton, kaku, terkesan

1 Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2008 tentang Standar

Kompetensi Lulusan dan Standar Isi Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab di Madrasah, hlm.

50

3

memaksa, bahkan tersedianya perangkat pembelajaran yang kurang atau ada

tetapi belum difungsikan.

Metodologi mengajar dalam dunia pendidikan perlu dimiliki oleh

pendidik, karena keberhasilan kegiatan belajar mengajar (KBM) bergantung

pada model yang digunakan oleh gurunya. Jika model mengajar guru enak,

maka peserta didik akan tekun, rajin, dan antusias menerima pelajaran yang

diberikan, sehingga diharapkan akan terjadi perubahan tingkah laku pada

peserta didik baik tutur katanya, sopan santunnya, motoriknya dan gaya

hidupnya. Oleh karena itu, diperlukan suatu metode yang lebih menarik dalam

pembelajaran Aqidah Akhlak. Salah satunya dengan menggunakan metode

mind mapping (peta konsep).

Mind mapping dapat dipahami sebagai suatu strategi untuk mencatat

yang kreatif dan efektif, dan secara harfiah akan memetakan pikiran-pikiran

kita.2 Manfaat awal mind mapping adalah untuk mencatat. Mind mapping dapat

menggantikan metode lama outlining yang kaku dan kadang mengganggu

kebebasan memunculkan ide-ide baru. Mind mapping juga merupakan peta rute

yang hebat bagi ingatan, memungkinkan seseorang menyusun fakta dan pikiran

sedemikian rupa sehingga cara kerja alami otak dilibatkan sejak awal. Ini berarti

mengingat informasi akan lebih mudah dan lebih bisa diandalkan daripada

menggunakan teknik pencatatan konvensional.3 Dengan demikian daftar

informasi yang panjang bisa dialihkan menjadi diagram warna-warni, sangat

teratur, dan mudah diingat yang bekerja selaras dengan cara kerja alami otak.

Mind mapping ini berkaitan dengan kerja otak. Sistem kerja otak tidak

menyimpan memori dalam bentuk yang rapi dan teratur tetapi lebih

menyerupai pohon. Ia menyimpan informasi dengan pola dan asosiasi.

Semakin sering seseorang bekerja dengan metode memori otak, maka akan

semakin mudah dan cepat ia belajar.4 Melalui aplikasi model pembelajaran

2 Tony Buzan, The Ultimate Book of Mind Maps: Buku Pintar Mind Map, Alih Bahasa:

Susi Purwoko, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2007), hlm. 4 3 Ibid., hlm. 5 4 Gordon Dryden dan Jeannette Vos, Revolusi Cara Belajar (The Learning Revolution):

Belajar Akan Efektif Kalau Anda dalam Keadaan ”Fun”, terj. Wrod ++ Translation Service,

(Bandung: Kaifa, 2001), hlm. 165.

4

mind mapping, maka akan semakin mudahlah melibatkan kedua sisi otak

sehingga mampu meningkatkan akselerasi belajar peserta didik. Oleh karena

itu, mind mapping dapat dijadikan sebagai suatu strategi pembelajaran yang

efektif dan bermanfaat bagi peserta didik karena dapat meningkatkan motivasi

dan prestasi belajar peserta didik serta dapat meningkatkan kualitas

pembelajaran, khususnya pembelajaran Aqidah Akhlak.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas, maka penulis merumuskan pokok masalah

sebagai berikut: Bagaimana upaya peningkatan prestasi belajar peserta didik

kelas ix semester gasal mata pelajaran Aqidah Akhlak materi iman pada hari

akhir melalui model pembelajaran Mind Mapping pada MTs Al-Asror

Patemon Gunungpati Semarang Tahun Pelajaran 2010/2011?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian tindakan berbasis kelas yang akan dilaksanakan ini memiliki

tujuan untuk mengetahui upaya peningkatan prestasi belajar peserta didik

kelas IX semester gasal mata pelajaran Aqidah Akhlak materi iman pada hari

akhir melalui model pembelajaran Mind Mapping pada MTs Al-Asror

Patemon Gunungpati Semarang Tahun Pelajaran 2010/2011.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Bagi peserta didik

a. Dapat meningkatkan prestasi belajar peserta didik dalam pelajaran

Aqidah Akhlak.

b. Meningkatkan kerja sama, tanggung jawab dan keaktifan peserta didik

dalam proses belajar mengajar.

2. Bagi guru

a. Sebagai motivasi untuk meningkatkan ketrampilan dalam memilih atau

menentukan strategi pembelajaran.

5

b. Sebagai informasi bagi semua tenaga pengajar mengenai strategi

pembelajaran mind mapping.

3. Bagi pihak sekolah

Dengan mengetahui hasil penelitian ini, hendaknya pihak sekolah

memiliki sikap proaktif terhadap setiap usaha guru, mendukung dan

memberi kesempatan kepada guru untuk senantiasa meningkatkan kualitas

pembelajaran yang akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar peserta

didik.

4. Bagi peneliti

Untuk mendapatkan gambaran hasil belajar Aqidah Akhlak melalui

model pembelajaran mind mapping.

6

BAB II

LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Hasil Belajar

1. Pengertian Belajar dan Hasil Belajar

Hampir semua ahli telah mencoba merumuskan dan membuat

penafsirannya tentang ”belajar”. Sering kali perumusan dan tafsiran itu

berbeda satu sama lain. Dalam uraian ini penulis akan memperkenalkan

beberapa perumusan belajar guna melengkapi dan memperluas pandangan

tentang mengajar.

Dikalangan ahli psikologi terdapat keragaman dalam cara

menjelaskan dan mendefinisikan makna belajar (learning). Secara implisit

terdapat kesamaan maknanya, yaitu bahwa definisi maupun konsep belajar

itu selalu menunjukkan kepada suatu proses perubahan perilaku atau

pribadi seseorang berdasarkan praktik atau pengalaman tertentu.

Morgan mengemukakan bahwa belajar adalah ”any relatively

permanent change in behavior which occur as a result of experience or

practice”.1 Maksudnya belajar adalah perubahan sikap yang terjadi relatif

permanen sebagai hasil dari sebuah pengalaman atau latihan.

Sedangkan menurut Sholeh Abdul Aziz belajar adalah:

Belajar adalah suatu perubahan di dalam pemikiran peserta didik

yang dihasilkan dari pengalaman terdahulu kemudian

menumbuhkan perubahan yang baru dalam pemikiran peserta

didik.

Senada dengan pendapat di atas, Ngalim Purwanto mengemukakan

bahwa belajar adalah “suatu proses yang menimbulkan terjadinya suatu

1 Clifford T. Morgan, Introduction to Psychology, (New York: In Grow Hill, 1971), hlm.

2 2 Sholeh Abdul Azis dan Abdul Azis Madjid, Tarbiyah Wa Turuqu At-Tadris, Jus. 1.,

(Makkah : Darul Ma'rif, tth.), hlm. 169.

7

perubahan atau pembaharuan dalam tingkah laku atau kecakapan.”3

Perubahan yang terjadi dalam proses belajar tersebut berlangsung secara

permanen dan dalam waktu yang cukup lama.

Dari pengertian tersebut maka dapat ditarik pengertian sebagai

berikut:

1. Belajar adalah aktifitas yang menghasilkan perubahan

2. Perubahan itu dinyatakan dalam bentuk tingkah laku atau pengalaman

Belajar merupakan proses penting bagi perubahan perilaku

manusia dan ia mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan.

Belajar juga selalu didefinisikan sebagai suatu perubahan pada diri

individu yang disebabkan oleh pengalaman. Pengalaman merupakan

sumber pengetahuan dan ketrampilan. pengalaman pendidikan bersifat

kontinyu dan interaktif, membantu integrasi pribadi murid. Belajar dapat

diartikan sebagai usaha dalam menggunakan sarana atau sumber, baik di

dalam maupun di luar pranata pendidikan, guna perkembangan dan

pertumbuhan pribadi.4

Pengertian belajar tidak dapat dipisahkan dari apa yang terjadi

dalam kegiatan belajar mengajar baik di kelas, di sekolah, maupun di luar

sekolah. Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh

setelah mengalami aktivitas belajar. Perolehan aspek-aspek perubahan

perilaku tersebut tergantung pada apa yang dipelajari oleh pembelajaran,

oleh karena itu apabila pembelajaran mempelajari pengetahuan tentang

konsep, maka perubahan perilaku yang diperoleh adalah berupa

penguasaan konsep.

Sudjana mengemukakan bahwa hakikat hasil belajar adalah

terjadinya perubahan tingkah laku pada diri peserta didik yang mencakup

bidang kognitif, afektif dan psikomotor.5 Perilaku tersebut mencakup

3 M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 1996),

hlm. 102 4 Sudarmanto, Tuntunan Metodologi Belajar, (Jakarta: PT. Gramedia, 1995), Cet. 4, hlm.

2. 5 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 2002), hlm. 3

8

pengetahuan, kemampuan berpikir, ketrampilan, penghargaan terhadap

sesuatu, sikap, minat dan sebagainya.6 Hasil belajar merupakan keluaran

(outputs) dari suatu sistem proses masukan (inputs). Outputs tersebut

berasal dari berbagai macam informasi sedangkan inputs adalah perbuatan

atau kinerja (performance).7

Pembelajaran yang berorientasi bagaimana peserta didik

berperilaku, memberikan makna bahwa pembelajaran merupakan segala

upaya yang disengaja dalam rangka memberikan kemungkinan bagi siswa

untuk terjadinya proses belajar sesuai dengan tujuan yang telah

dirumuskan.8 Sehingga dalam kegiatan belajar mengajar terdapat

keterpaduan dari kedua unsur yaitu guru dan anak didik, melalui interaksi

edukatif. Tentu saja, dalam kegiatan belajar ini guru harus dapat

menggunakan berbagai strategi pembelajaran melalui metode yang

digunakan sebagai alat atau cara untuk mencapai tujuan belajar yang

diinginkan. Kegiatan belajar ini merupakan inti dari kegiatan dalam

pendidikan. Segala sesuatu yang sudah diprogramkan akan dilaksanakan

dalam proses belajar mengajar, karena dalam kegiatan belajar inilah semua

komponen pengajaran dan kegiatan belajar akan menentukan sejauh mana

tujuan yang telah di terapkan dapat tercapai.

2. Faktor yang Mempengaruhi Belajar dan Hasil Belajar

Ada banyak faktor yang mempengaruhi dalam belajar dan dapat

digolongkan menjadi tiga macam, yaitu :9

a. Faktor-Faktor Stimuli Belajar

Yang dimaksud dengan stimuli belajar disini yaitu segala hal di

luar individu yang merangsang, individu itu untuk mengadakan reaksi

6 Mohammad Ali, Bimbingan Belajar (Penuntun Sukses di Perguruan Tinggi dengan

Sistem SKS), (Bandung: CV. Sinar Baru, 1984), hlm. 11 7 Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, (Jakarta: Rineka

Cipta, 2003), hlm. 38. 8 Ahmad Mudzakir dan Joko Sutrisno, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia,

1997), hlm. 230. 9 Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), Cet. 5, hlm. 113.

9

atau perbuatan belajar. Stimuli dalam hal ini mencakup materiil,

penegasan, serta suasana lingkungan eksternal yang harus diterima

atau dipelajari oleh si pelajar.

b. Faktor-faktor metode belajar

Metode pembelajaran adalah suatu cara atau jalan yang

ditempuh yang sesuai dengan tujuan pembelajaran yang efektif dan

efisien sesuai yang di harapkan.10

Dalam kegiatan belajar mengajar, metode diperlukan oleh guru

dan penggunaannya bervariasi sesuai dengan tujuan yang ingin di

capai setelah pengajaran berakhir. Seorang guru tidak akan dapat

melaksanakan tugasnya apabila dia tidak menguasai satupun metode

mengajar, Sehingga metode yang digunakan seorang guru dapat

mempengaruhi proses belajar dari peserta didik. Misalnya mind

mapping (peta konsep), digunakan oleh guru dalam menyampaikan

materi pokok tentang tumbuhan atau klasifikasi hewan. Karena dengan

mind mapping (peta konsep) ini peserta didik akan lebih mudah

mempelajarinya dan dengan mind mapping (peta konsep) yang dibuat

oleh peserta didik tentunya daya ingat peserta didik terhadap materi

tersebut akan, lebih baik.

c. Faktor-faktor individual

Selain faktor-faktor stimuli dan metode belajar, faktor

individual sangat besar pengaruhnya terhadap belajar seseorang,

seperti halnya, kondisi kesehatan jasmani dan rohani, kapasitas mental,

usia dan lain sebagainya.

Secara fundamental Dollar and Miller (Luree, 1970: 136)

menegaskan bahwa keefektifan perilaku belajar itu dipengaruhi oleh

empat hal yaitu :11

1) Adanya motivasi (drives), peserta didik harus menghendaki sesuatu

(the learner must want something).

10 Ibid., hlm. 8. 11 Abin Syamsudin Makmun, op.cit., hlm. 164.

10

2) Adanya perhatian dan mengetahui sasaran (eve), peserta didik

harus memperhatikan sesuatu (the learner must notice something).

3) Adanya usaha (response), peserta didik harus melakukan sesuatu

(the learner must do something).

4) Adanya evaluasi dan pemantapan hasil (reinforcement) peserta

didik harus memperoleh sesuatu (the learner must get something).

Dalam pengajaran guru harus memperhatikan dan

mempertimbangkan tahapan-tahapan dalam mengajar, karena dalam

tahap ini berlangsung interaksi antara guru dan peserta didik, peserta

didik dengan peserta didik dan peserta didik secara individual.

Sehingga dapat diketahui bahwa proses pengajaran benar-benar di

perhatikan oleh guru karena dapat mempengaruhi belajar dari peserta

didik, seperti contoh yaitu aspek pengelolaan dan pengendalian kelas,

penyampaian materi, memahami psikologi peserta didik, menganalisis

kesulitan belajar dan mengevaluasi kegiatan proses pembelajaran.

Hasil belajar yang dicapai peserta didik dipengaruhi oleh dua

faktor utama yakni dari dalam diri peserta didik itu dan faktor yang

datang dari luar diri peserta didik atau faktor lingkungan. Faktor yang

datang dari diri peserta didik terutama kemampuan yang dimilikinya,

faktor kemampuan peserta didik besar sekali pengaruhnya terhadap

hasil belajar yang dicapai. Seperti dikemukakan oleh Clark bahwa

hasil belajar seorang di sekolah 70% dipengaruhi oleh kemampuan

peserta didik dan 30% dipengaruhi oleh lingkungan.12

Faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar digambarkan

sebagai berikut:13

12 Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Penerbit Sinarbaru,

2008), Cet. 9. hlm. 39. 13 Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2007),

Cet. 23, hlm. 106.

11

Gambar diatas menunjukkan bahwa masukan mentah (raw in put)

merupakan bahan baku yang perlu di olah, dalam hal ini di beri

pengalaman belajar tertentu dalam proses belajar mengajar (teaching-

learning proses). Di dalam proses belajar mengajar turut berpengaruh pula

sejumlah faktor yang sengaja dirancang dan dimanipulasikan (instumental

input) guna mengundang tercapainya out put yang dikehendaki. Berbagai

faktor tersebut berinteraksi satu sama lain dalam menghasilkan keluaran

tertentu.

Di samping itu masih ada faktor lain yang dapat mempengaruhi

proses dan hasil belajar pada setiap orang, dapat diintisarkan sebagai

berikut :14

Alam

Lingkungan Sosial

Luar Instrumental Kurikulum

Guru / pengajar

Faktor Sarana + fasilitas

Administrasi / manajemen

Dalam Fisiologi Kondisi fisik

Kondisi panca indra

Psikologi Bakat Motivasi

Minat Kemampuan kognitif

Kecerdasan

14 Ibdi., hlm. 107.

Instrumental Input

Raw input Teaching-Learning Out put

Environmental input

12

Hasil belajar berkaitan erat dengan 3 ranah yaitu ranah kognitif,

psikomotorik dan afektif. Ukuran dan data hasil belajar Aqidah Akhlak

peserta didik dapat diketahui dari indikator-indikator ketiga ranah tersebut

yaitu:

a. Prestasi berkenaan dengan ranah cipta (kognitif), berupa

pengembangan pengetahuan agama termasuk di alamnya fungsi

ingatan dan kecerdasan.

b. Prestasi berkenaan dengan ranah rasa (afektif), berupa pembentukan

sikap terhadap agama, termasuk di dalamnya adalah aqidah dan

akhlak.

c. Prestasi berkenaan dengan ranah karsa (psikomotorik) berupa

menumbuhkan ketrampilan beragama termasuk di dalamnya fungsi

kehendak, kemauan dan tingkah laku.15

Oleh karena itu, dalam proses pembelajaran guru perlu

mempertimbangkan tiga ranah tersebut sehingga kemampuan peserta didik

dapat maksimal.

B. Pembelajaran Aqidah Akhlak

1. Pengertian Aqidah Akhlak

Secara syara’ Aqidah yaitu iman kepada Allah, para malaikatnya,

kitab-kitabnya, para rasulnya dan kepada hari akhir serta kepada Qadar

yang baik maupun yang buruk.16

Hal ini juga disebut sebagai rukun iman.

Kemudian kata Akhlak berasal dari bahasa arab, jamak dari

khuluqun yang menurut bahasa berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku

atau tabiat.17

Menurut Zakiah Daradjat, dkk, “Aqidah Akhlak adalah suatu

bidang studi yang mengajarkan dan membimbing untuk dapat mengetahui,

15

Ramayulis, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 1990), hlm.

266 16 Harun Nasution, Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya, (Jakarta: UI Press, 1985),

hlm. hlm. 30 17 Abudin Nata, Akhlak Tasawuf, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2006), hlm. 2

13

memahami dan menyakini aqidah Islam serta dapat membentuk dan

mengamalkan tingkah laku yang baik yang sesuai dengan ajaran Islam”.18

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa Aqidah Akhlak

adalah sub mata pelajaran pendidikan agama yang membahas tentang

Aqidah dan Akhlak, dimana Aqidah Akhlak itu mengajarkan dan

membimbing untuk dapat mengetahui, memahami dan menyakini Aqidah

Islam serta dapat membentuk dan mengamalkan tingkah laku yang baik

yang sesuai dengan ajaran Islam.

2. Fungsi Mata Pelajaran Aqidah Akhlak di Madrasah Tsanawiyah

Mata pelajaran Aqidah Akhlak di MTs berfungsi untuk:

a. Menumbuhkembangkan Aqidah melalui pemberian, pemupukan, dan

pengembangan pengetahuan, penghayatan, pengamalan, pembiasaan,

serta pengalaman peserta didik tentang Aqidah Islam sehingga menjadi

manusia muslim yang terus berkembang keimanan dan ketakwaannya

kepada Allah SWT.

b. Mewujudkan manusia Indonesia yang berakhlak mulia dan

menghindari akhlak tercela dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam

kehidupan individu maupun sosial, sebagai manifestasi dari ajaran dan

nilai-nilai Aqidah Islam.19

Dari beberapa fungsi pelajaran Aqidah Akhlak seperti diatas

dapatlah ditarik kesimpulan, bahwa selain sebagai fungsi pengembangan,

penyaluran, perbaikan, pencegahan, penyesuaian dan sumber nilai. Fungsi

lainnya adalah untuk menumbuhkan pembentukan kebiasaan berakhlak

mulia dan menumbuhkan beradat kebiasaan yang baik. Dengan demikian

perilaku sosial seperti tanggungjawab, menghormati orang lain, tolong

menolong dan partisipasi sosial dengan sendirinya akan tumbuh dan

18

Zakiyah Daradjat, dkk., Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Bumi

Aksara, 1995), hlm. 173 19 Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2008 tentang Standar

Kompetensi Lulusan dan Standar Isi Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab di Madrasah, hlm.

50

14

berkembang pada diri anak sesuai dengan fungsi pelajaran Aqidah Akhlak

seperti di atas.

3. Ruang Lingkup Mata Pelajaran Aqidah Akhlak

Ruang lingkup mata pelajaran Aqidah Akhlak di Madrasah

Tsanawiyah meliputi:

a. Aspek Aqidah terdiri atas dasar dan tujuan Aqidah Islam, sifat-sifat

Allah, al-asma' al-husna, iman kepada Allah, Kitab-Kitab Allah,

Rasul-Rasul Allah, Hari Akhir serta Qada Qadar.

b. Aspek akhlak terpuji yang terdiri atas ber-tauhiid, ikhlaas, ta’at, khauf,

taubat, tawakkal, ikhtiyaar, shabar, syukur, qanaa’ah, tawaadu',

husnuzh-zhan, tasaamuh dan ta’aawun, berilmu, kreatif, produktif, dan

pergaulan remaja.

c. Aspek akhlak tercela meliputi kufur, syirik, riya, nifaaq, anaaniah,

putus asa, ghadlab, tamak, takabbur, hasad, dendam, giibah, fitnah,

dan namiimah.20

Dari pendapat di atas dapat dipahami bahwa pelajaran Aqidah

Akhlak mencakup seluruh aspek kehidupan, baik secara vertikal dengan

Allah swt maupun secara horisontal sesama makhluk-Nya. Dengan kata

lain, bahwa perilaku sosial yang meliputi: tanggungjawab, menghormati

orang lain, tolong menolong dan partisipasi sosial juga termasuk dalam

ruang lingkup pelajaran Aqidah Akhlak.

C. Metode Mind Mapping (Peta Konsep)

1. Pengertian Mind Mapping (Peta Konsep)

Mind mapping (peta konsep) merupakan strategi yang meminta

peserta didik mensintesis atau membuat satu gambar atau diagram tentang

konsep-konsep utama yang saling berhubungan, yang ditandai dengan

garis panah di tulis level yang membunyikan bentuk hubungan antar

20 Ibid., hlm. 53.

15

konsep-konsep utama.21

Menurut DePorter dan Readon mind mapping

adalah teknik pemanfaatan keseluruhan otak dengan menggunakan citra visual

dan prasarana grafis lainnya untuk membentuk kesan”.22

Konsep merupakan dasar untuk berfikir, untuk belajar aturan-

aturan dan akhirnya untuk memecahkan masalah. Dengan demikian itu

sangat penting bagi peserta didik. Misalnya dalam pembelajaran Aqidah

Akhlak mind mapping (peta konsep) dapat dijadikan sebagai alternatif

dalam pembelajaran, karena dengan adanya pemetaan dapat

mempermudah peserta didik untuk mempelajari materi tersebut.

Untuk membuat suatu mind mapping (peta konsep), peserta didik

dilatih untuk mengidentifikasi ide-ide kunci yang berhubungan dengan

suatu topik dan menyusun bentuk-bentuk tersebut dalam bentuk suatu

pola. Dahar dalam Trianto mengemukakan ciri-ciri mind mapping (peta

konsep) sebagai berikut:

a. Mind mapping (peta konsep) merupakan suatu cara untuk

memperlihatkan konsep-konsep dan proposisi-proposisi suatu

bidang studi, baik itu bidang studi fisika, kimia, Aqidah Akhlak,

matematika dan lain-lain. Dengan membuat sendiri mind mapping

(peta konsep) peserta didik melihat bidang studi itu lebih jelas dan

mempelajari bidang studi itu lebih bermakna.

b. Mind mapping (peta konsep) merupakan suatu gambar dua dimensi

dari bidang studi atau suatu bagian dari bidang studi. Ciri inilah

yang memperlihatkan hubungan-hubungan profesional antara

konsep-konsep. Hal ini yang membedakan belajar bermakna dari

belajar dengan cara mencatat pelajaran tanpa memperlihatkan

hubungan antara konsep-konsep.

c. Mind mapping (peta konsep) menyatakan hubungan antar konsep-

konsep. 23

Dengan demikian mind mapping (peta konsep) dapat menunjukkan

secara visual berbagai jalan yang dapat di tempuh dalam menghubungkan

pengertian konsep di dalam permasalahannya. Mind mapping (peta

21 Hisyam Zaini, dkk, Strategi Pembelajaran Aktif, (Yogyakarta: Pustaka Insan Madani,

2007), hlm. 168. 22 Bobbi DePorter dan Mike Hernacki, Quantum Learning: Membiasakan belajar

Nyaman dan Menyenangkan, Terj. Alwiyah Abdurrahman, (Bandung: Kaifa, 2002), hlm. 153 23 Trianto, Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik: Konsep,

Landasan Teoritis-Praktis dan Implementasinya, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007), hlm. 159.

16

konsep) yang dapat di buat oleh peserta didik dapat membantu guru untuk

mengetahui miskonsepsi yang dimiliki peserta didik dan untuk

memperkuat pemahaman konsep guru sendiri dan disiplin ilmunya.

2. Cara Menyusun Mind Mapping (Peta Konsep)

Penyusunan mind mapping (peta konsep) berbeda dengan

mencatat, tetapi ada beberapa hal yang hampir sama. Pada mind mapping

(peta konsep) tidak semua penjelasan dari guru atau isi dari buku pelajaran

yang dipahami di catat semua. Maksudnya bahwa mind mapping (peta

konsep) bisa berupa catatan ringkasan dari suatu pelajaran tetapi berbentuk

pemetaan seperti bagan, grafik dan lain-lain mengenai suatu pelajaran.

Manfaat awal mind mapping adalah untuk mencatat. Mind

mapping dapat menggantikan metode lama outlining yang kaku dan kadang

mengganggu kebebasan memunculkan ide-ide baru. De Porter dan Hernacki

dalam buku Quantum Learning menempatkan kegiatan mencatat sebagai

salah satu kegiatan terpenting dalam pembelajaran, karena selain dapat

meningkatkan daya ingat, catatan juga diperlukan untuk mengingat apa

yang tersimpan di dalam memori. Tanpa mencatat dan mengulang,

kebanyakan peserta didik hanya mampu mengingat sebagian kecil materi

yang mereka baca dan dengar.24

Mencatat yang efektif merupakan salah satu kemampuan terpenting

yang pernah di pelajari seseorang. Bagi pelajar, hal ini seringkali berarti

perbedaan antara mendapatkan nilai tinggi atau rendah pada saat ujian.

Alasan pertama untuk mencatat adalah bahwa mencatat dapat

meningkatkan daya ingat.25

Salah satu strategi mencatat yang

memungkinkan seseorang peserta didik menyusun fakta dan pikiran

sedemikian rupa sehingga cara kerja alami otak dapat dilibatkan sejak awal

yaitu dengan menggunakan strategi mind mapping. Ini berarti mengingat

informasi akan lebih mudah dan lebih bisa diandalkan daripada

24 Bobbi DePorter dan Mike Hernacki, Quantum Learning: Membiasakan belajar

Nyaman dan Menyenangkan, Terj. Alwiyah Abdurrahman, (Bandung: Kaifa, 2002), hlm. 152 25 Ibid., hlm. 146.

17

menggunakan teknik pencatatan konvensional. Dengan demikian daftar

informasi yang panjang bisa dialihkan menjadi diagram warna-warni, sangat

teratur, dan mudah diingat yang bekerja selaras dengan cara kerja alami otak

dalam melakukan berbagai hal.

Jadi suatu ringkasan lebih mudah di pahami jika dituangkan dalam

bentuk mind mapping (peta konsep), karena mind mapping (peta konsep)

mengemukakan gagasan pemetaan konsep dalam bentuk proposisi-

proposisi untuk menolong pemahaman dari peserta didik. Ketika dia

belajar dan konsep telah diperolehnya maka pembuatan ringkasan dengan

jalan mind mapping (peta konsep) dapat memudahkan dalam belajar. Mind

mapping (peta konsep) memegang peranan penting dalam belajar

bermakna. Karena itu hendaknya setiap peserta didik pandai menyusun

mind mapping (peta konsep) untuk meyakinkan bahwa pada peserta didik

itu telah berlangsung belajar bermakna. Ada beberapa langkah untuk

membuat atau menyusun mind mapping (peta konsep), yaitu :

a. Memilih suatu bahan bacaan.

b. Menentukan konsep-konsep yang relevan.

c. Mengelompokkan (mengusulkan konsep-konsep yang relevan).

d. Menyusun konsep-konsep tersebut dalam suatu bagan.

e. Menghubungkan konsep-konsep itu dengan kata atau menggunakan

kata penghubung. 26

Buzan dalam bukunya The Ultimate Book of Minds Map

memberikan tujuh langkah dalam pembuatan mind map, yaitu:

a. Mulailah dari bagian tengah kertas kosong yang sisi panjangnya

diletakkan mendatar. Mengapa? Karena memulai dari tengah memberi

kebebasan bagi otak untuk menyebar ke segala arah dan untuk

mengungkapkan dirinya dengan lebih bebas dan alami.

b. Gunakan gambar atau foto untuk ide sentral. Mengapa? Karena sebuah

gambar bermakna seribu kata dan membantu kita untuk menggunakan

26 Trianto, op.cit., hlm. 159

18

imajinasi. Sebuah gambar sentral akan lebih menarik, membuat kita

tetap fokus, membantu kita berkonsentrasi, dan mengaktifkan otak kita.

c. Gunakan warna. Mengapa? Karena bagi otak, warna sama menariknya

dengan gambar. Warna membuat mind map lebih hidup, menambah

energi kepada pemikiran kreatif dan menyenangkan.

d. Hubungkan cabang-cabang utama ke gambar pusat dan hubungkan

cabang-cabang tingkat dua dan tiga ke tingkat satu dan dua, dan

seterusnya. Mengapa? Karena otak bekerja menurut asosiasi. Otak

senang mengaitkan dua (atau tiga, empat, dst) hal sekaligus. Bila

menghubungkan cabang-cabang, kita akan lebih mudah mengerti dan

mengingat.

e. Buatlah garis hubung yang melengkung, bukan garis lurus. Mengapa?

Karena garis lurus akan membosankan otak. Cabang-cabang

melengkung dan organis, jauh lebih menarik bagi mata.

f. Gunakan satu kunci untuk setiap garis. Mengapa? Karena kata kunci

tunggal memberi lebih banyak daya dan fleksibilitas kepada mind map.

g. Gunakan gambar. Karena seperti gambar sentral, setiap gambar

bermakna seribu kata.27

Hisyam Zaini mengemukakan langkah-langkah pembuatan mind

mapping (peta konsep) sebagai berikut :

a. Memilih satu masalah atau topik atau teks atau wacana atau bab

(materi pokok) sebagai bahan evaluasi atau assessment.

b. Meminta peserta didik melakukan brain storming (curah gagasan)

tentang masalah atau topik atau teks atau wacana itu sebanyak

mungkin (25-40 konsep). Karena bagaimanapun ketika suatu topik di

bahas oleh beberapa orang akan lebih mudah.

c. Kemudian, meminta peserta didik memilih 10-12 konsep-konsep

utama di atas kartu-kartu secara terpisah.

d. Meminta kembali peserta didik untuk menuliskan konsep-konsep

utama di atas kartu-kartu secara terpisah.

27 Tony Buzan, op.cit., hlm. 15

19

e. Kemudian dengan kartu-kartu yang telah bertuliskan konsep utama,

mintalah peserta didik untuk mencoba beberapa kali membuat satu

gambar yang saling berhubungan antar konsep-konsep. Mind mapping

(peta konsep) bisa dalam bentuk vertikal atau horisontal. Mungkin juga

peserta didik meletakkan konsep yang paling besar di tengah gambar.

f. Memastikan peserta didik membuat garis penghubung antar konsep-

konsep utama.

g. Sebelum mengakhiri tugas peserta didik, meminta mereka menulis satu

kata atau level di atas setiap garis penghubung.

h. Tampilkan satu mind mapping (peta konsep) yang di buat oleh guru

sebagai bahan perbandingan dengan apa yang dikerjakan peserta didik.

i. Setelah peserta didik mengerjakan tugas, selanjutnya guru melakukan

koreksi atau evaluasi. 28

j. Setelah dikoreksi mind mapping (peta konsep) tersebut dikembalikan

kepada peserta didik.29

Ada beberapa prinsip membaca cerdas dalam bentuk peta, yaitu:

a. Memeriksa dengan cepat poin-poin utama.

b. Siapkan kerangka peta besar.

c. Bacalah lebih cepat dan lebih pintar.

d. Mencatat fakta-fakta kunci dan detail-detail penting di peta anda.

e. Mengorganisasikan konsep-konsep itu dan setelah selesai di baca,

menggambar ulang peta jika di anggap perlu. 30

3. Tujuan Pembelajaran Menggunakan Metode Mind Mapping (Peta

Konsep)

Belajar konsep berguna dalam rangka pendidikan peserta didik

atau paling tidak punya pengaruh tertentu. Oleh karena itu, tujuan

28 Hisyam Zaini, dkk, op.cit., hlm. 175. 29 Ibid., hlm., 176 30 Gordon Dryden dan Jeanettevos, Revolusi Cara Belajar, (Bandung: PT. Mizan Pustaka,

2003), hlm. 166.

20

pembelajaran dengan menggunakan metode peta konsep adalah sebagai

berikut:

a. Mengembangkan kemampuan menggambarkan kesimpulan-

kesimpulan yang masuk akal.

b. Mengembangkan kemampuan mensintesis dan mengintegrasikan

informasi atau ide menjadi satu.

c. Mengembangkan kemampuan berpikir secara holistik untuk melihat

secara keseluruhan dan bagian-bagian.

d. Mengembangkan kecakapan, strategi, dan kebiasaan belajar.

e. Belajar konsep-konsep dan teori-teori.

f. Belajar memahami perspektif dan dalam suatu konsep.

g. Mengembangkan satu keterbukaan terhadap ide baru.

h. Mengembangkan kapasitas untuk memikirkan kemandirian.31

4. Penerapan Mind Mapping (Peta Konsep) pada Pembelajaran Aqidah

Akhlak

Peta pikiran adalah catatan yang dibuat dalam selembar kertas dalam

bentuk cabang-cabang dengan menggunakan warna-warna dan simbol-

simbol sehingga menghasilkan kesan dan menimbulkan makna. Hal ini

menunjukkan bahwa peranan berpikir kreatif dalam pembelajaran dapat

mempermudah kita menyerap dan menyimpan informasi. Peranan berpikir

kreatif ini sangat tepat jika diaplikasikan dalam mata pelajaran Aqidah

Akhlak, karena materi-materi pelajaran dalam Aqidah Akhlak berisi

tentang informasi-informasi tentang keimanan yang memungkinkan untuk

disampaikan dengan strategi pikiran. Sehingga peserta didik mampu

menyerap materi dengan efektif.

Selanjutnya, peranan berpikir kreatif juga sangat diperlukan dalam

pembelajaran Aqidah Akhlak. Hal ini sangat beralasan karena beberapa

hal yaitu :

31 Hisyam Zaini, dkk., op.cit., hlm. 169

21

a. Dengan peranan berpikir kreatif menggunakan model pembelajaran

mind mapping, proses pembelajaran Aqidah Akhlak akan lebih

berkesan, bermakna dan mempermudah penyerapan materi.

b. Model pembelajaran mind mapping merupakan model pembelajaran

yang efektif, karena mampu memberikan stimulasi yang positif

terhadap otak peserta didik.

c. Model pembelajaran Aqidah Akhlak selama ini masih monoton

dengan model ceramah, sehingga akan lebih efektif jika dipadu

dengan model pembelajaran mind mapping. Sehingga tujuan mata

pelajaran Aqidah Akhlak untuk membekali peserta didik agar

mengetahui dan mengamalkan ajaran Islam akan tercapai secara

pribadi dan sosial.

Apabila peserta didik akan mencatat materi Aqidah Akhlak,

terlebih dahulu harus mencari kata kunci atau tema sentral dari materi

Aqidah Akhlak yang dipelajarinya dan menuliskannya di bagian tengah

dari buku catatannya. Kemudian mencari sub-sub tema dari kata kunci

atau tema sentral itu sebagai cabang-cabangnya yang menyebar di

sekeliling kata kunci tersebut. Jangan lupa untuk menggunakan pensil atau

spidol warna yang berbeda untuk setiap cabang dan membuat gambar atau

simbol yang mewakili kata kunci atau sub tema tersebut yang mudah

diingat.

Contoh pembuatan mind mapping dalam pembelajaran Aqidah

Akhlak materi iman kepada hari akhir adalah sebagai berikut:

Iman Kepada Hari

Akhir

Menjelaskan

pengertian beriman

kepada hari akhir.

Pengertian secara

bahasa

Menunjukkan dalil

tentang beriman

kepada hari akhir

Pengertian secara

Istilah Dalil naqli Dalil aqli

22

5. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Mind Mapping

a. Kelebihan Model Pembelajaran Mind Mapping

Ada beberapa kelebihan dari model pembelajaran mind

mapping diantaranya yaitu:

1) Gambaran konsep hierarki memudahkan seseorang untuk

memahami dengan jelas saling ketergantungan dan hubungan di

antara informasi penting yang telah dikumpulkan.

2) Dengan mengetahui konsep dan fakta utama yang dikaitkan dengan

ingatan kita, maka memudahkan kita untuk menyimpan seluruh

dasar ilmu tanpa harus memperhatikan semua isi.

3) Dapat meningkatkan kreatifitas peserta didik, karena proses kreatif

dimulai dengan satu pemahaman tentang konsep dasar atau tujuan

dari satu pokok persoalan yang sedang dihadapi.

4) Bentuk bagan konsep ada kaitannya dengan sistem kerja otak

dalam mengatur dan menggabungkan informasi baru dalam proses

belajar. Informasi seringkali masuk ke dalam pikiran kita dengan

potongan-potongan yang tidak terorganisir. Melalui peta konsep

maka materi yang dipelajari akan lebih mudah diterima oleh otak.

5) Dengan mengkodekan informasi ke dalam kata-kata kunci atau

gambaran-gambaran yang bisa mewakili gagasan utama, maka

memudahkan kita untuk mengingat informasi tersebut.32

Jadi ketika pembelajaran Aqidah Akhlak ini menggunakan

mind mapping (peta konsep), peserta didik lebih mudah untuk

mengingatnya karena dengan adanya pemetaan konsep tersebut

beberapa konsep yang saling berhubungan dapat dibuat dalam bentuk

diagram hirarki, mind mapping (peta konsep) tidak berupa catatan-

catatan panjang yang tentunya lebih sulit untuk di pahami dan di ingat,

para ahli mengatakan bahwa mempelajari metode hubungan bisa

membantu kita untuk belajar dan mengingat kata-kata dalam suatu

32 Lihat Edmund Bachman, Metode Belajar Berpikir Kritis dan Inovatif, (Jakarta: Prestasi

Pustakaraya, 2005), hlm. 53-57.

23

daftar. Kenyataan menunjukkan bahwa orang yang belajar dengan

menggunakan metode hubungan dapat mengingat tiga kali lebih baik

dibanding dengan orang yang tidak menggunakan sistem ini.33

b. Kekurangan Model Pembelajaran Mind mapping

Disamping adanya kelebihan yang dimiliki selama penerapan

model pembelajaran mind mapping dalam pembelajaran, juga ditemui

beberapa kelemahan dari penerapan model pembelajaran mind

mapping. Kelemahan tersebut antara lain suasana kelas yang kurang

tenang karena peserta didik berkeinginan untuk melengkapi mind

mapping (peta konsep). Selain hal tersebut peserta didik terkadang

menjiplak mind mapping karya temannya, sehingga mengurangi

orisinalitas dari ide yang disalurkan. Selain itu tidak semua peserta

didik dapat memahami suatu bacaan dengan cepat sehingga

membutuhkan waktu yang lama untuk menuangkan dalam bentuk

mind mapping (peta konsep).34

D. Kerangka Berpikir

Kreatifitas sangat diperlukan dalam proses pembelajaran. Berpikir

kreatif akan mempermudah kita untuk menyerap dan menyimpan informasi

yang didapat melalui proses belajar dengan baik. Hal ini juga mendorong kita

untuk memahami masalah dengan cepat dan menemukan gagasan yang

bersifat solutif dengan cara yang tepat. Banyak strategi pembelajaran yang

menerapkan berpikir kreatif dalam proses pembelajaran. Diantaranya adalah

penggunaan model pembelajaran mind mapping.

Model pembelajaran mind mapping dapat digunakan untuk

mengorganisasi informasi yang diserap. Sistem mencatat mind mapping sama

dengan sistem kerja otak kita. Model pembelajaran mind mapping ini efektif

untuk membantu peserta didik mengingat perkataan dan bacaan,

33 Carol Turkington, Cara Mudah Memperbaiki Daya Ingat, (Yogyakarta: Platinum,

2005), Cet 1, hlm. 78. 34 Novianti, ”peningkatan kreatifitas dan hasil belajar mahasiswa melalui peta konsep”

http://sweetyhome.wordpress.com/2008/06/13/peta-konsep, hlm. 7

24

meningkatkan pemahaman terhadap materi, membantu mengorganisasi materi,

dan memberikan wawasan baru. Berdasarkan argumen tersebut dapat

diakatakan bahwa pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran mind

mapping dapat meningkatkan kualitas pembelajaran Aqidah Akhlak dan dapat

meningkatkan hasil belajar peserta didik.

E. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, maka hipotesis tindakan

penelitian ini adalah ada peningkatan prestasi belajar peserta didik kelas IX

semester gasal mata pelajaran Aqidah Akhlak materi iman pada hari akhir

melalui model pembelajaran mind mapping pada MTs Al-Asror Patemon

Gunungpati Semarang Tahun Pelajaran 2010/2011.

25

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian

Tindakan Kelas bertujuan untuk memperbaiki berbagai persoalan nyata dan

praktis dalam peningkatan mutu pembelajaran di kelas yang dialami langsung

dalam interaksi antara guru dengan peserta didik yang sedang belajar.1 Jadi

PTK merupakan suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku

tindakan, dilakukan untuk meningkatkan kemampuan kemantapan rasional

dari tindakan-tindakan mereka dalam melaksanakan tugas, memperdalam

pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang dilakukannya, dan memperbaiki

kondisi di mana praktek-praktek pembelajaran tersebut dilakukan.

B. Setting dan Subyek Penelitian

1. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di kelas IX MTs Al-Asror

Patemon Gunungpati Semarang. Sedangkan Waktu penelitian dimulai

pada tanggal 2 Agustus 2010 sampai dengan 2 Oktober 2010 pada

semester gasal.

2. Subyek Penelitian

Yang dimaksud subyek dalam penelitian ini adalah sekelompok

orang atau individu yang diteliti. Subjek dalam penelitian ini adalah

peserta didik kelas IX MTs Al-Asror Patemon Gunungpati Semarang yang

berjumlah 40 peserta didik. Dalam penelitian ini, peneliti juga melakukan

pengematan terhadap pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Hal ini

peneliti lakukan untuk mengetahui sejauhmana kemampuan guru dalam

mengatur proses pembealajaran.

1 Suharsimi Arikunto, dkk., Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Bumi Aksara, 2007),

hlm. 2

26

C. Desain Penelitian

Penelitian ini dirancang dengan menggunakan penelitian tindakan

kelas yang kolaboratif dan partisipatorik. Peneliti dalam penelitian ini

bertindak sebagai guru yang menerapkan model pembelajaran mind mapping

dalam pembelajaran Aqidah Akhlak dan peneliti dibantu oleh seorang guru

sebagai mitra peneliti yang bertugas mengamati jalannya pembelajaran yang

dilakukan oleh peneliti dan aktivitas belajar peserta didik.

Pelaksanaan PTK ini, mekanisme kerjanya diwujudkan dalam bentuk

siklus (direncanakan 2 siklus), yang setiap siklusnya tercakup 4 kegiatan, yaitu

(1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) observasi dan interpretasi, dan (4)

analisis dan refleksi.2 Seperti gambar berikut:

2 Ibid., hlm. 16

Perencanaan

SIKLUS I

Pengamatan

Perencanaan

SIKLUS II

Pengamatan

Pelaksanaan

Pelaksanaan

Refleksi

Refleksi

27

Sebelum melakukan kegiatan pokok, peneliti terlebih dahulu

mengadakan observasi awal sebagai bahan refleksi awal. Peneliti dalam hal ini

mengadakan observasi kelas untuk mengidentifikasi masalah, merumuskan

masalah, dan menentukan permasalahan yang akan dipecahkan dengan

skenario pembelajaran yang akan diterapkan di kelas. Kegiatan tersebut

meliputi:

1. Peneliti dan guru berdiskusi untuk mengidentifikasi masalah kelas.

2. Peneliti menetapkan kelas yang memiliki permasalahan paling serius dan

perlu penanganan dengan tindakan sebagai alternatifnya.

3. Peneliti mencari dari mana permasalahan pembelajaran yang terjadi,

apakah berasal dari peserta didik, guru, atau metode yang diterapkan.

4. Peneliti merencanakan penanganan sebagai solusi awal terhadap

permasalahan tersebut.

Berdasarkan hasil observasi awal tersebut, maka permasalahan yang

telah teridentifikasi perlu segera diatasi, dengan cara penerapan model

pembelajaran mind mapping dalam pembelajaran Aqidah Akhlak di kelas

yang telah ditentukan yaitu kelas IX. Tindakan tersebut diharapkan dapat

memecahkan masalah yang terjadi yaitu rendahnya aktivitas belajar dan

prestasi belajar peserta didik.

Secara umum implementasi tindakan setiap siklus dalam PTK

dijelaskan sebagai berikut:

1. Pra Siklus

Sebelum melakukan penelitian pada siklus I, peneliti melakukan

penelitian awal pra siklus. Pada tahap pra siklus, peneliti dan kolaboran

melakukan pembelajaran tanpa menggunakan model pembelajaran mind

mapping atau metode konvensional. Pada akhir pembelajaran, peneliti

melakukan evaluasi. Dari evaluasi ini, akan diketahui hasil belajar awal

peserta didik sebelum dilakukan tindakan menggunakan model

pembelajaran mind mapping. Hasil awal yang diperoleh pada tahap pra

siklus ini digunakan sebagai bahan komparasi hasil belajar peserta didik

28

pada siklus I dan II. Sehingga akan diketahui apakah ada peningkatan hasil

belajar pada tiap siklusnya.

2. Siklus I

a. Perencanaan

1) Menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran yang berorientasi

pada model pembelajaran mind mapping.

2) Menyiapkan materi pembelajaran Aqidah Akhlak dengan materi

pokok Iman kepada Hari Akhir.

3) Peneliti dan kolaboran menyusun peta konsep yang berkaitan

dengan materi Aqidah Akhlak.

4) Peneliti dan kolaboran menyiapkan lembar observasi,

pendokumentasian, lembar refleksi dan evaluasi.

b. Tindakan

1) Guru memberikan informasi awal tentang jalannya pembelajaran

dan tugas yang harus dilaksanakan peserta didik secara singkat,

jelas, dan penuh suasana kehangatan.

2) Guru menyajikan materi pelajaran Aqidah Akhlak

3) Guru menyajikan contoh peta konsep yang telah dibuat.

4) Guru meminta peserta didik untuk membuat peta konsep berkaitan

dengan materi Aqidah Akhlak yang telah disampaikan.

5) Guru berkeliling untuk mengawasi dan memberikan bimbingan

jika ada peserta didik yang mengalami kesulitan dalam proses

pembuatan peta konsep.

6) Setelah selesai mengerjakan peta konsep, peneliti memberikan kuis

kepada seluruh peserta didik. Para peserta didik tidak boleh bekerja

sama dalam mengerjakan kuis. Setelah peserta didik selesai

mengerjakan kuis langsung dikoreksi untuk melihat hasil kuis.

7) Memberikan evaluasi pada akhir pembelajaran.

c. Pengamatan

Observasi dilakukan untuk mengumpulkan data mengenai

aktivitas belajar peserta didik dan pengelolaan pembelajaran selama

29

proses pembelajaran berlangsung dengan dibantu oleh guru mitra

sebagai observer. Peneliti dan guru kolaboran/mitra melakukan

observasi terhadap aktivitas pembelajaran berdasarkan pedoman

observasi yang telah disiapkan peneliti.

d. Refleksi

Analisis dan refleksi dilakukan oleh peneliti dan kolaboran

dengan cara menganalisis hasil pekerjaan peserta didik berupa hasil tes

belajar dan hasil observasi berupa hasil observasi aktivitas belajar

peserta didik dan pengelolaan pembelajaran. Dengan demikian, analisis

dilakukan terhadap proses dan hasil pembelajaran. Berdasarkan hasil

analisis tersebut akan diperoleh kesimpulan bagian atau fase mana yang

perlu diperbaiki atau disempurnakan dan fase mana yang telah

memenuhi target.

3. Siklus II

a. Perencanaan

Tahap perencanaan tindakan pada siklus II dilakukan berdasarkan

hasil refleksi tindakan pada siklus I. Perencanaan tindakan pada siklus II

merupakan hasil perbaikan dari pelaksanaan tindakan dari siklus I.

Aspek-aspek yang diperbaiki di antaranya adalah proses pembelajaran

yang dilakukan guru dan aktifitas belajar peserta didik perlu dioptimalkan

sehingga prestasi belajar peserta didik dapat meningkat. Adapun kegiatan

perencanaan yang dilakukan pada siklus II sama dengan siklus I. Namun

perencanaan ini disesuaikan juga dengan hasil refleksi pada siklus I,

mungkin saja ada hal-hal baru yang perlu dipersiapkan.

b. Tindakan

Pelaksanaan tindakan pada siklus II hampir sama dengan tindakan

pada siklus I, hanya saja pelaksanaannya ditambah dengan melihat

hasil refleksi siklus I misalnya memperbaiki cara mengajar guru,

cara mengorganisir kelas, kemampuan komunikasi, interaksi antara

guru dan peserta didik dan lain sebagainya. Pada akhir pembelajaran

guru memberikan latihan dan pekerjaan rumah kepada peserta didik untuk

30

dibahas pada pertemuan selanjutnya. Pada akhir siklus dilakukan tes akhir

siklus II.

c. Pengamatan

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini sama persis dengan

kegiatan pada siklus I. Data yang diperoleh dalam tahap observasi siklus

II dikumpulkan untuk kemudian dilakukan analisis.

d. Refleksi

Data yang diperoleh pada siklus II dikumpulkan untuk

selanjutnya dianalisis kemudian diadakan refleksi sehingga dapat

diketahui apakah permasalahan yang dihadapi sudah mampu

terpecahkan, yaitu terjadinya peningkatan prestasi belajar peserta didik

setelah adanya tindakan.

D. Teknik Pengumpulan Data

1. Metode Tes

Metode tes yaitu “alat atau prosedur yang digunakan untuk

mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan

aturan-aturan yang sudah ditentukan”.3 Tes yang digunakan peneliti dalam

penelitian ini adalah tes objektif berupa pilihan ganda. Tes yang peneliti

buat dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui atau mengukur

prestasi atau hasil belajar peserta didik. Dengan menggunakan metode tes

ini maka peneliti akan dapat mengetahui apakah prestasi belajar Akidah

Akhlak peserta didik mengalami peningkatan sesuai dengan yang

diharapkan peneliti.

2. Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah “metode yang digunakan untuk

menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen,

peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian dan sebagainya.”4

3 Suarsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara., 2006),

hlm. 53 4 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka

Cipta, 2002), hlm. 135.

31

Peneliti secara langsung dapat mengambil bahan dokumen yang sudah ada

dan untuk memperoleh data yang dibutuhkan. Metode ini digunakan untuk

memperoleh data daftar nama peserta didik, nilai ulangan harian peserta

didik, foto kegiatan belajar mengajar dan prestasi belajar peserta didik,

serta aktivitas belajar.

3. Observasi

Observasi biasa diartikan sebagai “metode pengumpulan data

melalui kegiatan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap

fenomena atau kejadian yang diselidiki.5 Metode observasi ini diharapkan

dapat mengetahui kondisi riil yang terjadi di lapangan dan mampu

menangkap kenyataan sebanyak mungkin mengenai apa yang terjadi.

Metode observasi ini peneliti gunakan untuk mendapatkan gambaran

tentang aktivitas belajar peserta didik dan pengelolaan pengajaran dalam

proses belajar mengajar.

E. Metode Analisis Data

1. Analisis Kuantitatif

Data kuantitatif berupa nilai hasil belajar peserta didik dapat

dianalisis secara deskriptif. Oleh karena itu, peneliti menggunakan analisis

statistik deskriptif, misalnya dengan mencari nilai rata-rata atau presentasi

keberhasilan belajar dan lain-lain.6 Analisis kuantitatif ini digunakan untuk

menganalisis jumlah peserta didik yang mengalami peningkatan hasil

belajar Aqidah Akhlak dengan menggunakan model pembelajaran mind

mapping pada peserta didik kelas IX MTs Al-Asror Patemon Gunungpati

Semarang Tahun Pelajaran 2010/2011 yang diperoleh dari tindakan siklus

I dan II.

2. Analisis Kualitatif

Analisis kualitatif digunakan untuk mengetahui hasil belajar

Aqidah Akhlak peserta didik dengan menggunakan model pembelajaran

5 Sutrisno Hadi, Metodologi Research, (Yogyakarta: Andi, 2002), hlm. 136. 6 Ibid., hlm. 131.

32

mind mapping pada peserta didik kelas IX MTs Al-Asror Patemon

Gunungpati Semarang Tahun Pelajaran 2010/2011 dengan melihat tanda-

tanda perubahan pada peserta didik dalam proses pembelajaran. Data

tersebut berupa informasi berbentuk kalimat yang memberi gambaran

tentang tingkat pemahaman peserta didik terhadap suatu materi pelajaran

(kognitif), pandangan atau sikap peserta didik terhadap metode belajar

yang baru (afektif), aktifitas peserta didik mengikuti pelajaran, perhatian,

dan hasil belajar Aqidah Akhlak peserta didik dapat dianalisis secara

kualitatif.

F. Indikator Keberhasilan

Penelitian ini dikatakan berhasil optimal dengan ketentuan jika nilai

ketuntasan hasil belajar peserta didik secara klasikal mencapai ≥ 85 %.

Menurut Kunandar guru dapat menentukan standar ketuntasan belajar peserta

didik minimal 75%. Penentuan itu disesuaikan dengan kondisi sekolah seperti

kemampuan peserta didik dan guru serta ketersediaan prasarana dan sarana.

Sedangkan bagi peserta didik yang belum berhasil mencapai kriteria tersebut

dapat diberi kesempatan untuk mengikuti remedial atau mengerjakan tugas

tambahan.7 Indikator keberhasilan tersebut peneliti tetapkan berdasarkan

kondisi prestasi belajar peserta didik sebelum dilakukan tindakan yang

sebagian besar belum memenuhi kriteria ketuntasan minimal. Sehingga

peneliti menargetkan minimal 85% peserta didik bisa tuntas belajarnya.

Meskipun begitu penelitian ini bermaksud meningkatkan prestasi belajar

peserta didik semaksimal mungkin dan kalau bisa ketuntasan belajar peserta

didik mencapai 100%.

7 Kunandar, Guru Profesional: Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

(KTSP) dan Sukses dalam Setifikasi Guru, (Jakarta: Rajawali Press, 2009), hlm. 428-429

33

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Data Awal

Sebelum melakukan tindakan kelas peneliti melakukan observasi awal

yang dilakukan pada tanggal 23 Agustus 2010. Berdasarkan hasil observasi

awal yang penulis lakukan bersama dengan kolaborator penelitian yaitu guru

bidang studi Aqidah Akhlak kelas IX MTs Al-Asror Patemon Gunungpati

Semarang diidentifikasi beberapa permasalahan yang dihadapi peserta didik

dan guru dalam pembelajaran Aqidah Akhlak, di antaranya adalah sistem

pembelajaran yang berlangsung masih bersifat satu arah dimana guru masih

mendominasi jalannya pembelajaran Sehingga selama proses pembelajaran

berlangsung keterlibatan peserta didik dalam pembelajaran cenderung pasif.

Disamping itu, peserta didik juga kurang antusias dalam mengikuti

pembelajaran. Hal ini dapat dilihat dari sedikitnya peserta didik yang

mengajukan pertanyaan maupun menanggapi pertanyaan yang diberikan oleh

guru.

Pada kondisi awal ini guru melakukan pembelajaran di dalam kelas

dengan menggunakan metode ceramah. Materi yang diajarkan adalah Iman

kepada hari akhir. Setelah kegiatan pembelajaran selesai kemudian guru

melakukan evaluasi. Evaluasi ini dilakukan untuk mengetahui sejauhmana

hasil belajar peserta didik. Hasil belajar peserta didik tersebut dapat dilihat

pada tabel di bawah ini.

Tabel 1

Hasil Belajar Peserta Didik Tahap Pra Siklus

No Hasil Tes Pencapaian

1 Nilai tertinggi 75

2 Nilai terendah 45

3 Nilai rata-rata 63,25

4 Jumlah peserta didik yang tuntas belajar 23

5 Jumlah peserta didik yang tidak tuntas belajar 17

6 Prosentase ketuntasan belajar secara klasikal 57,50 %

34

Pada tahap pra siklus ini hasil belajar peserta didik masih rendah. Dari

40 peserta didik hanya terdapat 23 peserta didik yang tuntas dan ada 17 yang

belum tuntas. Dengan begitu prosentase ketuntasan belajar peserta didik

secara klasikal hanya 57,50%. Reratanya juga rendah, yakni 63,25.

Sedangkan hasil observasi terhadap aktifitas peserta didik pada tahap

pra siklus ini adalah sebagai berikut:

Tabel 2

Hasil Observasi Aktifitas Peserta Didik Tahap Pra Siklus

No Aspek yang Diamati Jumlah

Peserta Didik

Prosentase

Aktifitas

1 Menyampaikan pertanyaan 14 35,00%

2 Menjawab pertanyaan 9 22,50%

3 Mengemukakan pendapat 13 32,50%

4 Mencatat materi pelajaran 17 42,50%

5 Mengerjakan tugas dari guru 19 47,50%

Jumlah skor 72

Prosentase aktifitas secara klasikal 36,00 %

Keterangan Prosentase Aktivitas

0% - 39% = Sangat Kurang

40% - 55% = Kurang

56% - 65% = Cukup

66% - 79% = Baik

80% - 100% = Sangat Baik

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa prosentase aktifitas peserta

didik dalam pembelajaran Aqidah Akhlak secara klasikal adalah 36,00%

dengan kategori kurang. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar peserta

didik masih pasif dan kurang begitu merespon jalannya pembelajaran. Hal ini

disebabkan karena strategi pembelajaran yang digunakan oleh guru masih

menggunakan metode ceramah.

Begitu juga dengan aktifitas guru yang tergolong masih rendah. Hasil

observasi terhadap aktifitas guru selama proses pembelajaran dapat dilihat pada

tabel berikut.

35

Tabel 3

Hasil Observasi Aktifitas Guru Tahap Pra Siklus

No Aspek yang Dinilai Nilai

1. Kemampuan dalam membimbing peserta didik 2

2. Kemampuan guru dalam memberikan motivasi

pada peserta didik 1

3. Kemampun dalam menguasai materi pelajaran 3

4. Kemampuan dalam menyampaikan materi

pelajaran 2

5. Kemampuan menciptakan komunikasi dua arah 1

6. Kemampuan mengimplementasikan metode

pembelajaran 2

7. Kemampuan mengorganisir kelas 1

Jumlah 12

Rata-rata 1.7 = 2

Prosentase aktifitas guru 42,86%

Keterangan: skor terendah = 1, skor tertinggi = 4, skor total maksimal

= 28

Kriteria Penilaian

1 = Kurang

2 = Cukup

3 = Baik

4 = Sangat Baik

Dari hasil observasi yang peneliti lakukan terhadap aktifitas guru selama

proses pembelajaran diketahui bahwa nilai rata-raprosentase aktifitas guru adalah

42,86% dengan kategori kurang. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran yang

dilakukan oleh guru belum maksimal. Guru belum mampu mengelola

pembelajaran dengan baik.

Hasil observasi tersebut membuat peneliti berusaha untuk mencari

solusi agar pembelajaran lebih menarik dan mampu meningkatkan jasil belajar

dan aktifitas peserta didik. Solusi yang diberikan adalah dengan menerapkan

model pembelajaran mind mapping dalam pembelajaran Aqidah Akhlak.

36

B. Hasil Penelitian Per Siklus

1. Siklus I

Siklus I dilaksanakan sebanyak dua kali pertemua. Pertamuan I

dilaksanakan pada tanggal 30 Agustus 2010 dengan materi yang diajarkan

adalah bukti/dalil kebenaran akan terjadinya hari akhir. Sedangkan

pertemuan II dilaksanakan pada tanggal 6 September 2010 dengan materi

tanda dan peristiwa yang berhubungan dengan hari akhir. Pelaksanaan

proses pembelajaran Aqidah Akhlak dengan model pembelajaran mind

mapping di kelas IX bertujuan untuk meningkatkan keaktifan dan

peningkatan hasil belajar peserta didik. Siklus I dibagi beberapa tahap

yaitu:

a. Tahap perencanan

Pada tahap perencanaan ini, peneliti dan guru kolaborator

menyiapkan perangkat pembelajaran dan merancang skenario

pembelajaran yang berorientasi pada model pembelajaran mind

mapping. Disamping itu, peneliti dan guru kolaborator juga

menyiapkan sarana dan media pembelajaran seperti buku paket dan

berbagai buku/bahan bacaan lain yang mendukung pembelajaran

Aqidah Akhlak.

Berkaitan dengan alat pembelajaran peneliti dan kolaborator

menyusun peta konsep yang berkaitan dengan materi Aqidah Akhlak.

Kemudian yang berhubungan dengan perangkat penelitian

dipersiapkan pula lembar observasi untuk peserta didik dan guru,

pendokumentasian, serta lembar evaluasi.

b. Tahap Tindakan

Dalam tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah

melakasanakan skenario pembelajaran yang telah direncanakan

sebelumnya. Pada awal pembelajaran guru memberikan informasi

tentang jalannya pembelajaran menggunakan model pembelajaran

mind mapping dan tugas yang harus dilaksanakan peserta didik secara

singkat, jelas, dan penuh suasana kehangatan. Kemudian guru

37

menyajikan materi pelajaran Aqidah Akhlak secara singkat dan jelas.

Pada saat pembelajaran guru menyajikan contoh peta konsep yang

telah dibuat yang berkaitan dengan materi pelajaran.

Selanjutnya guru meminta peserta didik untuk membuat peta

konsep berkaitan dengan materi Aqidah Akhlak yang telah

disampaikan. Peserta didik diberi kesempatan untuk membuat peta

konsep sesuai dengan kreatifitas mereka. Ketika proses pembuatan

peta konsep guru berkeliling untuk mengawasi dan memberikan

bimbingan jika ada peserta didik yang mengalami kesulitan dalam

proses pembuatan peta konsep.

Setelah selesai mengerjakan peta konsep, guru memberikan

kuis kepada seluruh peserta didik. Para peserta didik tidak boleh

bekerja sama dalam mengerjakan kuis. Setelah peserta didik selesai

mengerjakan kuis langsung dikoreksi untuk melihat hasil kuis. Pada

akhir pembelajaran guru memberikan evaluasi dalam bentuk tes

tertulis.

Hasil belajar peserta didik pada siklus I dapat dilihat pada

tabel berikut ini.

Tabel 4

Hasil Belajar Peserta Didik Siklus I

No Hasil Tes Pencapaian

1 Nilai tertinggi 80

2 Nilai terendah 55

3 Nilai rata-rata 66,75

4 Jumlah peserta didik yang tuntas belajar 33

5 Jumlah peserta didik yang tidak tuntas belajar 7

6 Prosentase ketuntasan belajar secara klasikal 82,50 %

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa nilai rata-rata peserta

didik pada siklus I mencapai 66,75 dengan prosentase ketuntasan belajar

sebesar 82,50%. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar

peserta didik jika dibandingkan tahap pra siklus.

38

c. Tahap Observasi

Data peningkatan penelitian peserta didik dalam pembelajaran

Aqidah Akhlak dengan menggunakan model pembelajaran mind

mapping dapat diidentifikasi dari aktifitas peserta didik selama proses

pembelajaran berlangsung. Indikator aktifitas peserta didik di

antaranya adalah aktif bertanya, aktif menjawab pertanyaan,

mengemukakan pendapat, mencatat materi pelajaran dan mengerjakan

tugas dari guru. Hasil observasi terhadap aktifitas peserta didik dapat

dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 5

Hasil Observasi Aktifitas Peserta Didik Siklus I

No Aspek yang Diamati Jumlah

Peserta Didik

Prosentase

Aktifitas

1 Menyampaikan pertanyaan 26 65,00%

2 Menjawab pertanyaan 24 60,00%

3 Mengemukakan pendapat 23 57,50%

4 Mencatat materi pelajaran 32 80,00%

5 Mengerjakan tugas dari guru 30 75,00%

Jumlah skor 135

Prosentase aktifitas secara klasikal 67,50 %

Keterangan Prosentase Aktivitas

0% - 39% = Sangat Kurang

40% - 55% = Kurang

56% - 65% = Cukup

66% - 79% = Baik

80% - 100% = Sangat Baik

Dari tabel di atas diketahui bahwa aktifitas belajar peserta

didik mengalami peningkatan jika dibandingkan tahap pra siklus. Para

tahap pra siklus, prosentase aktifitas peserta didik secara klasikal

adalah 36,00% dengan kriteria sangat kurang. Kemudian pada siklus I

meningkat menjadi 67,50% dengan kriteria baik.

Dalam penelitian tindakan kelas ini, peneliti juga melakukan

pengamatan terhadap aktifitas guru. Hasil observasi terhadap aktifitas

guru dapat dilihat pada tabel berikut.

39

Tabel 6

Hasil Observasi Aktifitas Guru Siklus I

No Aspek yang Dinilai Nilai

1. Kemampuan dalam membimbing peserta didik 3

2. Kemampuan guru dalam memberikan motivasi

pada peserta didik 2

3. Kemampun dalam menguasai materi pelajaran 3

4. Kemampuan dalam menyampaikan materi

pelajaran 3

5. Kemampuan menciptakan komunikasi dua arah 2

6. Kemampuan mengimplementasikan metode

pembelajaran 3

7. Kemampuan mengorganisir kelas 3

Jumlah 19

Rata-rata 2.7 = 3

Prosentase aktifitas guru 67,86%

Keterangan: skor terendah = 1, skor tertinggi = 4, skor total maksimal

= 28

Kriteria Penilaian

1 = Kurang

2 = Cukup

3 = Baik

4 = Sangat Baik

Hasil observasi terhadap aktifitas guru menunjukkan bahwa

prosentase aktifitas guru adalah 67,86% dengan kriteria baik. Hal ini

menunjukkan bahwa kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran

sudah baik.

Dari pengamatan peneliti selama proses pembelajaran siklus I

diperoleh hasil sebagai berikut:

1) Guru masih kurang dalam memberikan motivasi pada peserta didik

2) Guru belum mampu menciptakan komunikasi dua arah

3) Peserta didik masih belum bisa mengemukakan pendapat secara

baik.

40

d. Tahap Refleksi

Pada tahap ini data yang telah dikumpulkan akan dianalisis.

Keaktifan peserta didik pada tindakan kelas siklus I sudah mengalami

peningkatan walaupun masih belum maksimal dan didominasi oleh

peserta didik tertentu, misalnya dalam menyampaikan pertanyaan

hanya sekitar 26 peserta didik (65,00%). Namun secara klasikal

prosentase aktifitas peserta didik adalah 67,50% dengan kategori baik.

Meskipun mengalami peningkatan, namun hasil aktifitas peserta didik

tersebut belum memenuhi indikator keberhasilan tindakan yaitu nilai

aktivitas peserta didik secara klasikal adalah > 80%.

Sedangkan hasil belajar peserta didik pada siklus I juga

mengalami peningkatan. Nilai rata-rata kelas mencapai 66,75 dengan

ketuntasan belajar peserta didik secara kasikal mencapai 82,50%.

Meskipun begitu, hasil belajar pada siklus I ini juga belum memenuhi

indikator keberhasilan tindakan yaitu nilai ketuntasan hasil belajar

peserta didik secara klasikal mencapai ≥ 85 %.

Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I, ada beberapa hal

yang harus diperbaiki oleh guru pada siklus berikutnya yaitu:

1. Kemampuan peserta didik dalam mengemukakan pendapat masih

rendah sehingga perlu ditingkatkan lagi.

2. Kemampuan peserta didik dalam menyampaikan dan menjawab

pertanyaan juga belum maksimal oleh karena itu perlu ditingkan.

3. Kemampuan peserta didik memahami materi dalam bentuk mind

mapping masih belum maksimal sehingga perlu ditingkatkan.

2. Siklus II

Siklus II dilaksanakan sebanyak dua kali pertemua. Pertamuan I

dilaksanakan pada tanggal 13 September 2010 dengan materi yang

diajarkan adalah macam-macam alam ghaib yang berhubungan dengan

hari akhir. Sedangkan pertemuan II dilaksanakan pada tanggal 20

September 2010 dengan perilaku yang mencerminkan keimanan terhadap

hari akhir. Kegiatan yang dilakukan pada siklis II sebagai berikut:

41

a. Tahap perencanan

Perencanaan pada siklius II berdasarkan atas hasil refleksi

peneliti bersama guru kolaborator, masalah yang ada dalam siklus II

yaitu belum berhasilnya tujuan pembelajaran yang sesuai dengan

indikator penelitian. Oleh karena itu, langkah perbaikan yang diambil

di antaranya adalah dengan mempersiapkan beberapa pertanyaan yang

berkaitan dengan materi pelajaran, menyiapkan peta konsep yang lebih

menarik dengan warna-warna yang berbeda, dan menyiapkan lembar

penilaian terhadap hasil kerja peserta didik. Sedangkan persiapan

lainnya di antaranya menyiapkan RPP, buku ajar, lembar observasi

untuk peserta didik dan guru, serta pendokumentasian.

b. Tahap Tindakan

Dalam tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah

melakasanakan skenario pembelajaran yang telah direncanakan

sebelumnya. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan pada siklus II

hampir sama dengan siklus I. Pada awal pembelajaran guru

memberikan informasi tentang jalannya pembelajaran. Setelah itu,

guru menyajikan materi pelajaran Aqidah Akhlak secara singkat dan

jelas dengan memberikan contoh peta konsep yang dibuat oleh guru.

Guru meminta peserta didik untuk membuat peta konsep

berkaitan dengan materi Aqidah Akhlak yang telah disampaikan.

Ketika proses pembuatan peta konsep guru berkeliling untuk

mengawasi dan memberikan bimbingan jika ada peserta didik yang

mengalami kesulitan dalam proses pembuatan peta konsep. Untuk

meningkatkan motivasi peserta didik, guru langsung memberikan

penilaian terhadap hasil kerja peserta didik.

Setelah selesai mengerjakan peta konsep, guru memberikan

kuis kepada seluruh peserta didik yang dikerjakan secara individu.

Setelah peserta didik selesai mengerjakan kuis langsung dikoreksi

untuk melihat hasil kuis. Pada akhir pembelajaran guru memberikan

evaluasi dalam bentuk tes tertulis.

42

Hasil belajar peserta didik pada siklus II dapat dilihat pada

tabel berikut ini.

Tabel 7

Hasil Belajar Peserta Didik Siklus II

No Hasil Tes Pencapaian

1 Nilai tertinggi 90

2 Nilai terendah 60

3 Nilai rata-rata 70,25

4 Jumlah peserta didik yang tuntas belajar 38

5 Jumlah peserta didik yang tidak tuntas belajar 2

6 Prosentase ketuntasan belajar secara klasikal 95,00 %

Dari tabel di atas diketahui bahwa nilai rata-rata peserta didik

pada siklus II mencapai 70,25 dengan prosentase ketuntasan belajar

sebesar 95,00%. Hal ini menunjukkan bahwa secara klasikal hasil belajar

peserta didik sudah sangat baik, meskipun masih ada 2 peserta didik yang

belum tuntas.

c. Tahap Observasi

Dari pengamatan selama proses pembelajaran siklus II

diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 8

Hasil Observasi Aktifitas Peserta Didik Siklus II

No Aspek yang Diamati Jumlah

Peserta Didik

Prosentase

Aktifitas

1 Menyampaikan pertanyaan 28 70,00%

2 Menjawab pertanyaan 28 70,00%

3 Mengemukakan pendapat 34 85,50%

4 Mencatat materi pelajaran 35 87,50%

5 Mengerjakan tugas dari guru 38 95,00%

Jumlah skor 163

Prosentase aktifitas secara klasikal 81,50 %

Keterangan Prosentase Aktivitas

0% - 39% = Sangat Kurang

40% - 55% = Kurang

56% - 65% = Cukup

66% - 79% = Baik

80% - 100% = Sangat Baik

43

Dari tabel di atas diketahui bahwa aktifitas belajar peserta

didik mengalami peningkatan jika dibandingkan siklus I. Para siklus I,

prosentase aktifitas peserta didik secara klasikal adalah 67,50% dengan

kriteria baik dan meningkat pada siklus II menjadi 81,50% dengan

kriteria sangat baik.

Sedangkan hasil observasi terhadap aktifitas guru adalah

sebagai berikut.

Tabel 9

Hasil Observasi Aktifitas Guru Siklus II

No Aspek yang Dinilai Nilai

1. Kemampuan dalam membimbing peserta didik 4

2. Kemampuan guru dalam memberikan motivasi

pada peserta didik 3

3. Kemampun dalam menguasai materi pelajaran 4

4. Kemampuan dalam menyampaikan materi

pelajaran 4

5. Kemampuan menciptakan komunikasi dua arah 3

6. Kemampuan mengimplementasikan metode

pembelajaran 4

7. Kemampuan mengorganisir kelas 4

Jumlah 26

Rata-rata 3.7 = 4

Prosentase aktifitas guru 92,86%

Keterangan: skor terendah = 1, skor tertinggi = 4, skor total maksimal

= 28

Kriteria Penilaian

1 = Kurang

2 = Cukup

3 = Baik

4 = Sangat Baik

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa prosentase aktifitas

guru adalah 92,86% dengan kriteria sangat baik. Hal ini menunjukkan

bahwa kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran sudah sangat

baik.

44

d. Tahap Refleksi

Berdasarkan data-data yang telah terkumpul pada siklus II,

diketahui bahwa proses pembelajaran yang berlangsung pada siklus II ini

sudah lebih baik dibandingkan dengan siklus I. Dari hasil siklus II ini

dapat direfleksikan bahwa pelaksanaan kegiatan secara keseluruhan

berjalan sangat baik. Hasil belajar peserta didik sudah melebihi

indikator keberhasilan tindakan dengan jumlah peserta didik yang

berhasil mencapai ketuntasan belajar mencapai 95,00%. Aktivitas

peserta didik dalam pembelajaran juga sudah mencapai indikator

keberhasilan tindakan yaitu sebesar 80 %.

Berdasarkan hasil di atas, maka peneliti memutuskan untuk

menghentikan penelitian pada siklus II. Karena pada siklus II ini

standar ketuntasan yang ditetapkan peneliti telah terpenuhi. Dalam

artian baik hasil belajar maupun aktifitas belajar peserta didik sudah

dinilai baik.

C. Pembahasan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran dalam model

pembelajaran mind mapping dapat meningkatkan hasil belajar dan aktifitas

belajar peserta didik. Selain itu kemampuan guru dalam mengelola

pembelajaran juga semakin baik. Keberhasilan pembelajaran Aqidah Akhlak

ini dapat dilihat dari tiga aspek yaitu hasil belajar peserta didik, hasil aktifitas

peserta didik dan hasil aktifitas guru. Hasil penelitian terhadap ketiga aspek

tersebut pada tiap siklusnya dapat dijabarkan sebagai berikut:

1. Hasil Belajar Peserta Didik

Hasil penelitian menunjukkan bahwa, pembelajaran dengan model

pembelajaran mind mapping dapat meningkatkan hasil belajar peserta

didik. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata tes pada pre-test dari masing-

masing siklus. Sebelum menerapkan model pembelajaran mind mapping

nilai rata-rata hasil belajar peserta didik adalah 63,25 dengan ketentuan

klasikal 57,50%. Sedangkan pada siklus I nilai rata-rata peserta didik

45

mencapai 66,75 dengan ketentuan klasikal 82,50%. Pada siklus II nilai

rata-rata hasil belajar peserta didik mencapai 70,25 dengan ketentuan

klasikal 95,00%. Hasil tersebut menunjukkan bahwa, indikator

keberhasilan dari peneliti sudah tercapai.

Data peningkatan hasil belajar dan aktifitas peserta didik dapat dilihat

pada tabel berikut.

Tabel 10

Data Peningkatan Hasil Belajar

No Keterangan Pra Siklus Siklus I Siklus II

1 Rata-rata 63.25 66.75 70.25

2 Nilai Tertinggi 75 80 90

3 Nilai Terendah 45 55 60

4 Prosentase ketuntasan 57,50% 82,50% 95,00%

Peningkatan hasil belajar peserta didik tersebut dapat digambarkan

dalam bentuk diagram sebagai berikut.

Peningkatan Hasil Belajar Peserta Didik

63.2566.75

70.25

75

80

90

45

55

6057.50

82.50

95.00

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

Pra Siklus Siklus I Siklus II

Rata-rata Nilai Tertinggi Nilai Terendah Prosentase ketuntasan

Gambar 4.1

Diagram Peningkatan Hasil Belajar Peserta Didik

46

2. Aktivitas Peserta Didik

Aktivitas peserta didik kelas IV dari siklus I sampai dengan siklus

II mengalami peningkatan. Pada tahap pra siklus prosentase aktivitas

peserta didik adalah 42,63%. Pada siklus I aktivitas peserta didik naik

menjadi 66,05 %. Kemudian pada siklus II aktifitas peserta didik mencapai

81,05%. Hal ini berarti sudah melampaui indikator penelitian yang

ditetapkan. Hasil peningkatan aktivitas peserta didik pada pra siklus, siklus

I, dan siklus II dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 11

Rekapitulasi Aktivitas Peserta Didik

No Aspek yang diamati Pra

Siklus Siklus I Siklus II

1 Menyampaikan pertanyaan 35,00% 65,00% 70,00%

2 Menjawab pertanyaan 22,50% 60,00% 70,00%

3 Mengemukakan pendapat 32,50% 57,50% 85,50%

4 Mencatat materi pelajaran 42,50% 80,00% 87,50%

5 Mengerjakan tugas dari guru 47,50% 75,00% 95,00%

6 Prosentase aktifitas secara klasikal 36,00% 67,50% 81,50%

Peningkatan aktivitas dari pra siklus, siklus I, dan siklus II tersebut

dapat digambarkan sebagai berikut.

Peningkatan Aktifitas Peserta Didik

0.00

20.00

40.00

60.00

80.00

100.00

Pra Siklus 35.00 22.50 32.50 42.50 47.50 36.00

Siklus I 65.00 60.00 57.50 80.00 75.00 67.50

Siklus II 70.00 70.00 85.50 87.50 95.00 81.50

1 2 3 4 5 6

Gambar 4.2

Diagram Peningkatan Aktivitas Peserta Didik

47

3. Aktivitas guru

Berdasarkan kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru pada

siklus I peneliti menemukan beberapa hal yaitu jalannya pengelolaan

pembelajaran Aqidah Akhlak dengan model pembelajaran mind mapping

oleh guru Aqidah Akhlak belum optimal karena guru belum pernah

melakukan pembelajaran Aqidah Akhlak melalui model pembelajaran

mind mapping. Disamping itu, guru kurang memberikan motivasi pada

peserta didik ketika proses pembelajaran berlangsung sehingga aktivitas

guru hanya mencapai 67,86%. Agar aktivitas guru dapat meningkat maka

perlu diadakan siklus II. Pada siklus II aktifitas guru sudah berlangsung

optimal yaitu guru sudah menyiapkan perencanaan dengan baik, sudah

terbiasa dengan model pembelajaran mind mapping. Selain itu guru juga

sudah mau membimbing dan memotivasi peserta didik selama proses

pembelajaran. Prosentase aktivitas guru mencapai 92,86%, hal ini

menunjukkan bahwa kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran

sudah cukup bagus.

Dari deskripsi di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan

menggunakan mind mapping dapat membantu mempermudah belajar peserta

didik untuk mensintesis atau membuat satu gambar atau diagram tentang

konsep. Konsep utama yang saling berhubungan, yang ditandai dengan garis

panah ditulis level yang menunjukkan bentuk hubungan antar konsep-konsep

utama tersebut. Keterkaitan peta dalam materi pokok yang dipelajari peserta

didik ketika menggunakan peta konsep akan lebih efektif. Dengan

menggunakan rantai penghubung peta konsep ini peserta didik dapat dengan

mudah memahami materi pelajaran. Selain itu dalam proses pengklasifikasian

peserta didik dapat membuat peta konsep sebagai suatu alat untuk membantu

mempelajari klasifikasi tersebut dan melalui peta konsep ini peserta didik

dilatih untuk belajar yang bermakna sehingga peserta didik tidak hanya

sekedar menghafal tetapi juga dapat berusaha menemukan hubungan antara

materi yang sedang dipelajari, selain itu dengan peta konsep melatih peserta

48

didik untuk berpikir dan menghubungkan konsep-konsep tersebut sehingga

materi akan mudah diingat dan dipahami.

Melalui pembelajaran dengan model pembelajaran mind mapping

banyak hal yang dapat dipelajari oleh peserta didik, baik secara individu

maupun bersama-sama. Kenyataan yang dijumpai dalam pembelajaran Aqidah

Akhlak peserta didik cenderung aktif, belajar secara mandiri dan sangat

berminat terhadap materi Aqidah Akhlak.

Keaktifan peserta didik dalam pembelajaran ditunjukkan dengan

beberapa hal yaitu :

1. Keaktifan peserta didik menjawab pertanyaan.

2. Keberanian peserta didik dalam mengungkapkan pertanyaan.

3. Keberanian peserta didik dalam mengungkapkan pendapat.

4. Keaktifan peserta didik mencatat materi pelajaran.

5. Keterampilan peserta didik dalam membuat peta konsep.

Peserta didik adalah subyek utama pembelajaran, oleh karena itu

peserta didik harus bisa belajar setiap saat dan tidak mesti harus selalu

berinteraksi dengan guru dalam pembelajaran. Dengan demikian, melalui

model pembelajaran mind mapping peserta didik lebih mampu untuk belajar

mandiri dan berpikir mandiri. Hal ini karena dua hal: Pertama, dengan model

pembelajaran mind mapping penyimpanan informasi materi pembelajaran

Aqidah Akhlak sesuai dengan cara kerja otak kita. Kedua, dengan model

pembelajaran mind mapping peserta didik mampu menangkap nilai dan

muatan materi pelajaran dalam berbagai konteks kehidupan yang beragam.

Selanjutnya, melalui model pembelajaran mind mapping peserta didik

lebih berminat terhadap materi Aqidah Akhlak. Setiap peserta didik

mempunyai minat dan kebutuhan sendiri-sendiri. Materi pembelajaran dan

strategi pembelajaran Aqidah Akhlak telah mampu disesuaikan guru dengan

minat dan kebutuhan peserta didik tersebut. Pembelajaran perlu

memperhatikan minat dan kebutuhan peserta didik, sebab keduanya akan

menjadi penyebab tumbuhnya perhatian peserta didik untuk belajar. Dengan

demikian peserta didik akan sungguh-sungguh dalam belajar.

49

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran

Aqidah Akhlak dengan model pembelajaran mind mapping berlangsung

dengan efektif. Indikatornya adalah penyimpanan informasi materi pelajaran

Aqidah Akhlak dengan model pembelajaran mind mapping sesuai dengan cara

kerja otak kita. Penerapan model pembelajaran mind mapping dalam

pembelajaran Aqidah Akhlak juga dapat menciptakan suasana yang

menyenangkan, menumbuhkan kreativitas peserta didik, menghemat waktu

serta melatih peserta didik berfikir mandiri.

50

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari uraian singkat tentang Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar

Peserta Didik Kelas IX Semester Gasal Mata Pelajaran Aqidah Akhlak Materi

Iman Pada Hari Akhir Melalui Model Pembelajaran Mind Mapping pada MTs

Al-Asror Patemon Gunungpati Semarang Tahun Pelajaran 2010/2011, dapat

ditarik kesimpulan bahwa pelaksanaan proses pembelajaran Aqidah Akhlak

dengan penerapan model pembelajaran mind mapping dinilai efektif dalam

meningkatkan prestasi belajar Aqidah Akhlak. Ada beberapa faktor yang

mendukung yaitu, peserta didik antusias dalam mengikuti kegiatan belajar

mengajar, peserta didik banyak diberi kesempatan untuk mengalami atau

melakukan sendiri, serta mengembangkan kemampuan peserta didik untuk

berfikir kreatif. Dalam hal ini berarti peserta didik menampakkan kesenangan

dan keseriusan mengikuti pelajaran Aqidah Akhlak yang sedang berlangsung.

Prestasi belajar Aqidah Akhlak peserta didik mengalami peningkatan

setelah diterapkannya model pembelajaran mind mapping. Hal ini terlihat dari

prosentase ketuntasan belajar secara klasikal yaitu pada siklus I sebesar

82,50% dan pada siklus II sebesar 95,00%. Disamping itu, model

pembelajaran mind mapping juga mampu meningkatkan aktivitas belajar

Aqidah Akhlak peserta didik. Pada siklua I prosentase keaktifan peserta didik

secara klasikal sebesar 67,50% sedangkan rata-rata siklus II sebesar 81,50%.

B. Saran-saran

Untuk meningkatkan mutu pembelajaran dan bertujuan untuk

membentuk pribadi yang berkualitas, maka tanpa mengurangi rasa hormat

terhadap semua pihak, dengan segala kerendahan hati penulis, kiranya penulis

sampaikan beberapa saran sebagai berikut :

51

1. Kepada guru

Peran guru sebagai fasilitator dan pengontrol dalam pembelajaran

perlu diupayakan dengan baik, agar peserta didik benar-benar

memanfaatkan waktu dengan baik untuk memahami materi. Guru perlu

membiasakan menggunakan metode pembelajaran yang aktif dan variatif

dalam setiap pembelajaran yang dapat menstimulus keaktifan peserta

didik, sehingga peserta didik pun akan merasa senang dan tidak jenuh

mengikuti pembelajaran. Disamping itu, pembelajaran aktif sebaiknya

terus dikembangkan dan digalakkan, tidak hanya sebatas pada penelitian

ini saja akan tetapi disetiap proses pembelajaran agar terjadi perubahan

yang progresif.

2. Kepada kepala sekolah

Kepala sekolah perlu mendorong dan memfasilitasi para guru

untuk selalu meningkatkan dan mengembangkan proses pembelajaran aktif

salah satunya dengan mengadakan workshop atau pelatihan. Disamping

itu, pihak sekolah perlu melengkapi sarana prasarana atau fasilitas

penunjang yang dibutuhkan agar tercipta selalu proses pembelajaran aktif.

C. Penutup

Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufiq

dan hidayah-Nya sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan. Dan tidak

lupa shalawat dan salam teruntuk junjungan kita Nabi Besar Muhammad

SAW yang menunjukkan kita ke jalan yang lurus.

Demikian penulisan skripsi ini dapat terselesaikan dan apabila masih

banyak kesalahan dan kekurangan, untuk itu saran dan kritik yang konstruktif

sangat dibutuhkan untuk pemunculan warna baru dalam skripsi ini. Dan

kurang lebihnya penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya dan juga penulis

berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya

dan pembaca pada umumnya.

KISI-KISI SOAL

MATA PELAJARAN AKIDAH AKHLAK

KELAS VIII MTS AL IHSAN DOGLO CEPOGO BOYOLALI

TAHUN PELAJARAN 2010

No Standar

Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator Nomor Soal Jawaban Soal

Jenis

Soal

Jml

Soal

1 2 3 4 5 6 7 8

1 - PG

PG

- PG

PG

- PG

PG

- PG

PG

SOAL TES SIKLUS I

Nama : ...........................................

No Absen : ...........................................

Pilihlah salah satu jawaban a, b, c atau d yang kamu anggap benar dengan memberi

tanda silang (X)

1. Hari hancurnya alam semesta disebut....

a. alam barzah

b. yaumul sa'ah

c. yaumul ba'as '

d. yaumul Kubra

2. Semua amal perbuatan manusia selama di dunia akan diperhitungkan. Namun perbuatan

dicatat dan dapat mengetahui isi buku laporan, itu adalah peristiwa yang dinamakan ....

a. mizan

b. hisab

c. kiamat

d. barzah

3. Manfaat yang dapat dipetik dari iman kepada hari akhir adalah ....

a. lebih berhati-hati dalam berbuat

b. orang menjadi pesimis

c. menyerah pada takdir

d. di dunia menjadi lama

4. Dan adapun orang-orang yang berat timbangan (kebaikan)nya maka dia berada dalam

kehidupan yang ....

a. memuaskan

b. sengsara

c. tenang

d. penderitaan

5. Tidak ada manfaat dan saling tolong menolong sesama manusia, hal ini adalah gambaran

peristiwa ....

a. mahsyar

b. barzah

c. kubur

d. rahim

6. Percaya akan datangnya hari akhir merupakan rukun iman yang ke ....

a. tiga

b. empat

c. lima

d. enam

7. Yaumul hasrah adalah nama lain dari akhir yang artinya ....

a. hari penyesalan

b. hari pembalasan

c. hari pembangkitan

d. hari perhitungan

8. Firman Allah yang berkaitan dengan timbangan amal manusia adalah ....

a.

b.

c.

d.

9. Masa kehidupan manusia setelah mati disebut yaumul akhir karena ....

a. itulah hari yang terakhir, tidak ada hari setelah itu

b. hari itulah hari yang paling agung

c. saat itu manusia diberi balasan atas amalnya

d. setiap manusia pasti mengalaminya

10. Kedahsyatan peristiwa hari akhir ditunjukkan dengan ....

a. hancurnya alam sekitar kecuali manusia

b. alam semesta hancur kecuali Allah

c. seluruh makhluk kecuali malaikat

d. bumi dan isinya hancur kecuali Ka'bah

11. Mahsyar adalah

a. tempat makan

b. tempat berkumpul

c. perhitungan

d. timbangan

12. Manusia berada di masyar pada ....

a. yaumul ba'as

b. yaumul jaza'

c. yaumul dunya

d. yaumul hasyr

13. Di bawah ini tanda-tanda datangnya hari akhir, kecuali ....

a. pecahnya bulan

b. terpecahnya matahari

c. turunnya dajjal

d. turunnya Isa

14. Di bawah ini nama-nama lain hari akhir, kecuali ....

a. Yaumul Qiyamah

b. Yaumul Hasrah

c. Yaumul Ba'ats

d. Yaumul Miilad

15. Kehidupan akhirat merupakan kehidupan yang....

a. sementara

b. kekal

c. baik

d. susah

16. Di bawah ini adalah manfaat dari beriman kepada hari akhir, kecuali

a. menjadi optimis

b. ikhlas beramal

c. menjauhi maksiat

d. salah semua

17. Tempat di akhirat yang bersih penuh dengan kesenangan dan kegembiraan adalah ....

a. neraka

b. barzah

c. mizan

d. surga

18. Batas pemisah antara kehidupan dunia dan akhirat adalah ....

a. barzah

b. mahsyar

c. neraka

d. surga

19. Matahari terbit dari sebelah barat merupakan tanda datangnya ...

a. hari akhir

b. hari pembalasan

c. semua benar

d. hari perhitungan

20. Yaumul hisab berarti

a. hari perhitungan

b. hari kekakalan

c. hari pembalasan

d. hari penyesalan

SOAL TES SIKLUS II

Nama : ...........................................

No Absen : ...........................................

Pilihlah salah satu jawaban a, b, c atau d yang kamu anggap benar dengan memberi

tanda silang (X)

1. Malaikat yang bertugas mencatat amal baik dan buruk manusia adalah ....

a. Malaikat Rakib dan Atid

b. Malaikat Jibril

c. Mailaikat Munkar dan Nakir

d. Malaikat Ridwan

2. Sekecil apapun perbuatan baik dan jahat akan terlihat dalam ....

a. timbangan

b. balasan

c. pahala

d. siksa

3. Yaumul Ba'ats artinya ....

a. hari bangkit

b. hari kematian

c. hari penyesalan

d. hari akhir

4. Berikut ini yang bukan nama-nama neraka adalah ....

a. wail

b. ma'wa

c. sadar

d. jahanam

5. Di padang mahsyar manusia diberi catatan ....

a. amal perbuatan

b. hidup

c. pekerjaan

d. kebaikan

6. Pada tiupan sangkakala yang kedua, Allah menghendaki agar semua manusia ....

a. mati

b. bangkit dari kuburnya

c. musnah

d. hilang

7. Pada tiupan sangkakala yang pertama seluruh makhluk di dunia menjadi kacau dan

hancur, hal ini sesuai dengan firman Allah surat ....

a. Al Zalzalah : 7 - 8

b. Al Araaf: 187

c. Al Baqarah : 8

d. Al Haqqah : 13 - 15

8. Sangkakala pada hari akhir ditiup oleh malaikat ....

a. Jibril

b. Israfil

c. lzrail

d. Mikail

9. Alam barzah dialami setiap manusia ....

a. sebelum ia lahir kedunia

b. setelah ia menjalani perhitungan

amal

c. setelah ia mati

d. setelah bangkit dari kubur

10. Pada pengadilan Allah manusia tidak bisa berbohong karena yang menjawab pertanyaan

adalah ....

a. mata

b. saksi

c. anggota badan

d. tangan

11. Setelah semua manusia dibangkitkan kembali, mereka kemudian dikumpulkan di ....

a. padang mahsyar

b. akhirat

c. dunia

d. neraka

12. Tahap akhir dari yaumul akhir adalah ....

a. yaumul ba'as

b. yaumul hasyr

c. yaumul hisab dan yaumul mizan

d. yaumul jaza'

13. Tiupan sangkakala yang pertama pertanda bahwa semua makhluk hidup di dunia akan

menemui ....

a. Tuhannya

b. orang tuanya

c. ajalnya

d. amalannya

14. Hari akhir didahului dengan ditiupnya ....

a. sangkakala

b. baton

c. dunia

d. manusia

15. Setelah pengadilan Allah selesai, orang yang banyak melakukan amal shaleh akan

ditempatkan di ....

a. surga

b. neraka

c. dunia

d. akhirat

16. Yang dialami manusia pada yaumul jaza' ialah ....

a. merasakan nikmatnya surga

b. merasakan pedihnya siksa neraka

c. menerima balasan amalnya

d. dihisap dan ditimbang amalnya

17. Dalil di atas menjelaskan tentang ....

a. mizan

b. surga

c. padang mahsyar

d. neraka

18. Semua manusia dikumpulkan di padang mahsyar, suasana ketika dihisab ....

a. menakutkan

b. membingungkan

c. menyenangkan

d. menyedihkan

19. Neraka disediakan untuk ....

a. orang beriman

b. orang yang mentaati Allah

c. orang-orang shaleh

d. orang-orang kafir

20. Mizan termasuk alam gaib, yang artinya

a. perhitungan

b. timbangan

c. tempat berkumpul

d. dunia

21. Berikut ini adalah alam gaib, yang berhubungan dengan hari akhir, kecuali ....

a. alam dunia

b. alam barzah

c. alam mahsyar

d. surga dan neraka

22. Dalil yang menunjukkan surga dan neraka, terdapat dalam Al Qur'an surat ....

a. Al Mumtahanad : 3

b. As Sabah : 40

c. Muhammad : 15

d. Al Baqarah: 15

23. Dalil yang menunjukkan hisab terdapat dalam Al Qur'an surat ....

a. Al Ahzab : 7

b. Al Infithor : 12

c. Al lnsyiqaq : 7 - 12

d. Al Mumtahanah : 3

24. Setiap amal perbuatan manusia akan dipertanggung jawabkan kepada Allah sewaktu di ....

a. pengadilan

b. KUA

c. akhirat

d. dunia

25. Dengan apa Allah akan mempertimbangkan amal buruk dan amal shalih manusia

di akhirat kelak ....

a. neraka

b. mizan

c. alat ukur timbangan

d. hisab

26. Setelah semua selesai, maka kehidupan di surga akan ....

a. sementara

b. ada waktunya

c. kekal

d. benar semua

27. Pengertian dari hari perhitungan yaitu

a. Yaumul Din

b. Mizan

c. Yaumul Ba'ats

d. Yaumul hisab

28. Yaumul akhir dibagi menjadi ....

a. dua tahap

b. tiga tahap

c. empat tahap

d. lima tahap

29. Al Anbiya : 47 merupakan dalil yang berkaitan dengan ....

a. da. mizan

b. surga

c. neraka

d. akhirat

30. Surat yang menyatakan tentang padang mahsyar yaitu ....

a. Mumtahanah : 31

b. As Saba' : 40

c. Al Baqarah: 3

d. Al Baqarah: 4

31. Orang yang tidak beriman kepada hari akhir ....

a. dia tidak mengetahui bahwa setelah coati ada kehidupan yang jauh lebih panjang

b. dia tetap dalam beribadah kepada Allah SWT

c. dia akan berusaha terus untuk menjauhi Allah SWT

d. dia selalu berjanji untuk beriman kepadaNya

32. ……………

Kata ……. berarti ....

a. gunung-gunung

b. bulu

c. dihambur-hamburkan

d. kupu-kupu

33. Orang yang menjauhkan diri dari perbuatan maksiat karena ia takut akan siksa Allah baik

di dunia ataupun di akhirat, perilaku orang yang seperti ini termasuk orang yang

a. beriman kepada Allah

b. beriman kepada malaikat

c. beriman kepada pars Nabi

d. beriman kepada hari akhir

34. Diantara manfaat beriman kepada hari akhir adalah....

a. hidup menjadi kebanggaan

b. semakin jauh dari godaan

c. hidup menjadi lebih optimis

d. semakin takut pada keadaan

35. …………

a.

b.

c.

d.

36. Menumbuhkan sifat ikhlas beramal merupakan ....

a. tanda-tanda orang yang sabar

b. pencerminan bagi orang yang beriman pada hari akhir

c. kebiasaan orang yang taat pada peraturan

d. tanda kasih sayang Allah pada makhluk Nya

37. Di dalam surat Al Qori'ah ada suatu peristiwa yang sangat dahsyat, peristiwa itu adalah ....

a. hari kiamat

b. hari lahirnya Nabi

c. hari kemerdekaan RI

d. hari kebangkitan nasional

38. ……………

Kata Al Qori'ah pada ayat ini berarti ....

a. yang penghabisan

b. yang geger

c. yang takut

d. yang berdosa

39. ………

Potongan ayat tersebut bukti adanya

a. Makhluk Allah

b. perjuangan

c. kejadian alam

d. hari kiamat

40. Iman kepada hari akhir harus dibuktikan dengan....

a. kesungguhan hati

b. kemantapan hati

c. sikap dan perbuatan sehari-hari

d. pembacaan dua kalimat syahadat

LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS GURU

No Aspek yang Dinilai

Penilaian

Pra

Siklus

Siklus

I

Siklus

II

1 Kemampuan dalam membimbing peserta

didik 2 3 4

2 Kemampuan guru dalam memberikan

motivasi pada peserta didik 1 2 3

3 Kemampun dalam menguasai materi

pelajaran 3 3 4

4 Kemampuan dalam menyampaikan materi

pelajaran 2 3 4

5 Kemampuan menciptakan komunikasi dua

arah 1 2 3

6 Kemampuan mengimplementasikan metode

pembelajaran 2 3 4

7 Kemampuan mengorganisir kelas 1 3 4

Jumlah 12 19 26

Rata-rata 1.7 = 2 2.7 = 3 3.7 = 4

Prosentase aktifitas guru 42,86% 67,86% 92,86%

Kriteria Penilaian

1 = Kurang

2 = Cukup

3 = Baik

4 = Sangat Baik

DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENULIS

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Rochmat

Tempat/Tanggal lahir : Banyumas, 01 Januari 1963

Jenis kelamin : Laki-laki

Alamat : Patemon, RT. 03 RW. II Gunungpati Semarang

Agama : Islam

Jenjang Pendidikan :

1. MI. Ma’arif Pasir Kulon Karanglowas Banyumas Lulus Tahun 1976

2. MTs. Ma’arif Kedung Banteng Banyumas Lulus Tahun 1980

3. PGA Negeri Purwokerto Lulus Tahun 1984

4. Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang Angkatan 2007

Demikian daftar riwayat hidup penulis yang dibuat dengan sesungguhnya, dan

semoga dapat menjadi keterangan yang jelas.

Semarang, 1 Maret 2011

Penulis

Rochmat

NIM. 073111207