fakultas tarbiyah institut agama islam negeri...

114
PENERAPAN PENDEKATAN DISCOVERY INQUIRY PADA PEMBELAJARAN FIQIH MATERI POKOK INFAQ DAN SHADAQOH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV MI NURUL FALAH BANYUTOWO DUKUHSETI PATI TAHUN PELAJARAN 2010/2011 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Program Strata 1 (S 1) Ilmu Tarbiyah Jurusan Pendidikan Agama Islam Oleh: ZULIHAH NIM. 093111319 FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2011

Upload: dinhkhue

Post on 11-May-2019

227 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl-zulihah093-5497-1-zulihah... · bersifat teacher centered , siswa pasif

PENERAPAN PENDEKATAN DISCOVERY INQUIRY PADA PEMBELAJARAN FIQIH MATERI POKOK INFAQ DAN SHADAQOH

UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV MI NURUL FALAH BANYUTOWO DUKUHSETI PATI TAHUN

PELAJARAN 2010/2011

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Program Strata 1 (S 1)

Ilmu Tarbiyah Jurusan Pendidikan Agama Islam

Oleh: ZULIHAH

NIM . 093111319

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

SEMARANG

2011

Page 2: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl-zulihah093-5497-1-zulihah... · bersifat teacher centered , siswa pasif

ABSTRAK

Judul : PENERAPAN PENDEKATAN DISCOVERY INQUIRY PADA PEMBELAJARAN FIQIH MATERI POKOK INFAQ DAN SHADAQOH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV MI NURUL FALAH BANYUTOWO DUKUHSETI PATI TAHUN PELAJARAN 2010/2011

Penulis : ZULIHAH NIM : 093111319

Skripsi ini dilatar belakangi adanya proses pembelajaran fiqih yang terjadi di kelas IV MI Nurul Falah Banyutowo Dukuhseti Pati proses pembelajaran masih bersifat teacher centered, siswa pasif dalam kegiatan pembelajran karena diberi sedikit ruang untuk aktif dalampembelajaran yang dilakukan, guru lebih banyak menggunakan metode ceramah dan mendikte sehingga menjadikan anak hanya terfokus mendengarkan dan mencatat, tanpa banyak menggali pengetahuan. Studi ini dimaksudkan untuk menjawab permasalahan : 1) Bagaimanakah penerapan pendekatan discovery Inquiry pada pembelajaran fiqih materi pokok infaq dan shadaqoh di kelas IV MI Nurul Falah Banyutowo Dukuhseti Pati? 2) Apakah ada peningkatan hasil belajar siswa kelas IV MI Nurul Falah Banyutowo Dukuhseti Pati pada pembelajaran fiqih materi pokok infaq dan shadaqoh setelah menerapkan pendekatan discovery Inquiry?.

Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilakukan melalui 3

siklus dengan setiap siklus tahapannya adalah perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Data penelitian diperoleh melalui observasi di kelas dan dokumentasi hasil tindakan yang dilakukan maupun data tentang gambaran, dengan penelitian tindakan ini akan diketahui peningkatan atau penurunan setelah tindakan kelas dilakukan per siklus 1) Penerapan pendekatan discovery Inquiry pada pembelajaran fiqih materi pokok infaq dan shadaqoh di kelas IV MI Nurul Falah Banyutowo Dukuhseti Pati dilakukan dengan berbagai siklus yang terdiri dari perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi, perencanaan dilakukan peneliti yaitu peneliti membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (terlampir), menyusun LKS (terlampir), merancang pembentukan kelompok, menyusun kuis (terlampir), dan menyusun RPP, peneliti menyiapkan lembar observasi (terlampir), pendokumentasian, lembar refleksi dan evaluasi, sedng pada tahap tindakan ini merupakan proses pembelajaran yang dilakukan yang dimulai dari persiapan dengan do’a dan absensi sementar itu setting kelas dengan setting biasa, huruf U dan lingkaran, selain itu juga menggunakan beberapa media untuk memperjelas materi yang disampaikan seperti pemuutaran film dan cerita, kemudian pada tahap pelaksanaan pembelajaran dengan guru menerangkan meteri tanya jawab, pembagian kelompok, kerja tim, diskusi kelas, dan pemberian aprisiasi dan pada tahap penutup guru mengajak ber’do’a bersama, tahap observasi paeneliti meneliti

Page 3: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl-zulihah093-5497-1-zulihah... · bersifat teacher centered , siswa pasif

kegitan siswa dan hasil nilai siswa tiap siklus, dari hasil observasi tersebut di refleksi untuk pedoman pembelajaran siklus berikutnya. 2) Peningkatan peningkatan hasil belajar siswa kelas IV MI Nurul Falah Banyutowo Dukuhseti Pati pada pembelajaran fiqih materi pokok infaq dan shadaqoh setelah menerapkan pendekatan discovery Inquiry dapat di lihat dari tingkat ketuntasan belajar siswa persiklus yaitu pada pra siklus 9,5% menjadi 33,3% pada siklus I, naik menjadi 66,7% pada siklus II dan terakhir pada siklus III sudah mencapai 85,7%. Demikian juga dengan keaktifan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran PAI materi pokok nfaq dan shadaqoh juga meningkat persiklus yaitu di siklus I keaktifan siswa mencapai 23,8% naik menjadi 66,7% pada siklus II dan pada siklus III sudah mencapai 80,9% ini menunjukkan apa dilakukan guru untuk meningkatkan hasil belajar dan keaktifan belajar siswa dengan menggunakan pendekatan discovery Inquiry pada pembelajaran fiqih materi pokok infaq dan shadaqoh di kelas IV MI Nurul Falah Banyutowo Dukuhseti Pati berhasil.

Page 4: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl-zulihah093-5497-1-zulihah... · bersifat teacher centered , siswa pasif
Page 5: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl-zulihah093-5497-1-zulihah... · bersifat teacher centered , siswa pasif

Semarang, Mei 2011

NOTA PEMBIMBING

Kepada

Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah

IAIN Walisongo

Di Semarang

Assalamu’alaikum wr.wb.

Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan dan

koreksi naskah skripsi dengan:

Judul : Penerapan Pendekatan Discovery Inquiry Pada Pembelajaran Fiqih Materi Pokok Infaq dan Shadaqoh Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV Mi Nurul Falah Banyutowo Dukuhseti Pati Tahun Pelajaran 2010/2011

Nama : Zulihah NIM : 093111319 Jurusan : Pendidikan Agama Islam Program Studi : Pendidikan Agama Islam

Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada

Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diujikan dalam sidang munaqasyah.

Wassalamu’alaikum wr.wb.

Pembimbing,

Dr. Muslih, M.A NIP. 150 276 926 000 000 000

Page 6: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl-zulihah093-5497-1-zulihah... · bersifat teacher centered , siswa pasif

PERNYATAAN KEASLIAN

Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Zulihah

NIM : 093111319

Jurusan/Program Studi : Pendidikan Agama Islam

Menyatakan bahwa skripsi ini secara keseluruhan adalah hasil penelitian/karya

sendiri, kecuali bagian tertentu yang dirujuk sumbernya.

Semarang, Mei 2011 Yang menyatakan, Zulihah NIM 093111319

Page 7: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl-zulihah093-5497-1-zulihah... · bersifat teacher centered , siswa pasif

MOTTO

��� وإ�� ا�'&%�ء آ� ر�"!� ١٧�أ��� ����ون إ�� ا��� آ��١٨ �)*+ 01/� ١٩�وإ�� ا�-(�ل آ� وإ�� ا3�رض آ�� )٢٠-١٧: أ�7�8�6( ٢٠

Maka apakah mereka tidak memperhatikan unta bagaimana dia diciptakan, dan langit bagaimana ia ditinggikan, dan gunung-gunung bagaimana ia ditegakkan, dan bumi bagaimana ia dihamparkan.(QS.Al-Ghosiyah ayat 17-20). *1

1 *Soenarjo, dkk, Al-Qur'an dan Terjemahannya, (Jakarta: Depag RI, 2006),., hlm. 720

Page 8: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl-zulihah093-5497-1-zulihah... · bersifat teacher centered , siswa pasif

PERSEMBAHAN

Dengan penuh kerendahan hati, karya ini, dipersembahkan untuk: 1. Bapak dan Ibu yang selalu memberi do’a restu

2. Anakku tercinta

3. Sahabat-sahabat seperjuangan.

4. Bapak dan Ibu guru di MI Nurul Falah Banyutowo Dukuhseti Pati

Page 9: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl-zulihah093-5497-1-zulihah... · bersifat teacher centered , siswa pasif

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Robbal alamin yang telah

melimpahkan nikmat, Taufik, hidayah dan inayah-Nya setelah penulis skripsi ini

dapat terselesaikan.

Dengan kerendahan hati dan kesadaran penuh, peneliti sampaikan skripsi

ini tidak akan terselesaikan tanpa adanya dukungan dan bantuan dari semua pihak,

baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu penulis

mengucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya kepada semua pihak yang telah

membantu. Adapun ucapan terima kasih secara khusus penulis sampaikan kepada:

1. Dr. Suja’i, M.Ag, selaku dekan fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo semarang,

beserta staf yang telah memberikan pengarahan dan pelayanan dengan baik

2. Dr. Muslih, M.A, selaku pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan

pengarahan dalam penyusunan skripsi ini

3. Abdul Musafak, S.Pd.I. Selaku kepala MI Nurul Falah Banyutowo Dukuhseti

Pati yang telah memberikan izin dan memberikan bantuan dalam penelitian.

4. Segenap Civitas Akademik IAIN Walisongo Semarang yang telah

memberikan bimbingan kepada penulis untuk meningkatkan ilmu.

5. Semua karib kerabat yang telah memberikan motivasi dalam penyelesaian

skripsi ini.

Kepada mereka semua, peneliti mengucapkan terima kasih disertai doa

semoga budi baik mereka diterima oleh Allah SWT dan mendapatkan balasan

berlipat ganda dari Allah SWT.

Kemudian peneliti mengakui kekurangan dan keterbatasan kemampuan dalam

menyusun skripsi ini. Maka diharapkan kritik dan saran yang bersifat konstruktif,

evaluative dari semua pihak guna kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya semoga

dapat bermanfaat bagi diri peneliti khususnya.

Semarang, April 2011

Peneliti

Page 10: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl-zulihah093-5497-1-zulihah... · bersifat teacher centered , siswa pasif

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i

HALAMAN ABSTRAK ...................................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... iv

HALAMAN NOTA PEMBIMBING .................................................................... v

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN ......................................................... vi

HALAMAN MOTTO ........................................................................................... vii

HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................... viii

KATA PENGANTAR .......................................................................................... ix

DAFTAR ISI ......................................................................................................... x

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .......................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................... 3

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................... 3

BAB II PENDEKATAN DISCOVERY INQUIRY TERHADAP

HASIL BELAJAR FIQIH

A. Kajian Pustaka ......................................................................... 5

1. Pembelajaran Fiqih ........................................................... 5

a. Pengertian Pembelajaran ............................................ 5

b. Unsur-unsur Pembelajaran .......................................... 7

c. Teori-teori Pembelajaran ............................................. 8

d. Pembelajaran Fiqih...................................................... 14

2. Pendekatan Discovery Inquiry ......................................... 16

a. Pengertian Pendekatan Discovery Inquiry .................. 16

b. Dasar Dan Tujuan Pendekatan Discovery Inquiry ...... 21

c. Langkah-Langkah Pendekatan Discovery Inquiry ...... 25

d. Kelebihan dan Kelemahan Pendekatan Discovery

Inquiry ......................................................................... 28

Page 11: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl-zulihah093-5497-1-zulihah... · bersifat teacher centered , siswa pasif

3. Hasil Belajar Fiqih ............................................................ 30

a. Pengertian Hasil Belajar Fiqih .................................... 30

b. Unsur-unsur Hasil Belajar ........................................... 31

c. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Fiqih ......... 34

4. Pendekatan Discovery Inquiry Untuk Meningkatkan

Hasil Belajar Fiqih ............................................................ 35

5. Tinjauan Materi ................................................................. 38

B. Kerangka Berfikir ................................................................... 40

C. Hipotesis Tindakan.................................................................. 41

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ........................................................................ 42

B. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................. 42

C. Pelaksana dan Kolaborator ...................................................... 42

D. Rancangan Penelitian .............................................................. 43

E. Teknik Pengumpulan Data ...................................................... 47

F. Teknik Analisis Data ............................................................... 49

G. Indikator Pencapaian ............................................................... 49

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Data Awal Pra Siklus ............................................................. 50

B. Hasil Penelitian Siklus I .......................................................... 53

C. Siklus II ................................................................................... 59

D. Hasi Peneltiian Siklus III ........................................................ 66

E. Pembahasan ............................................................................. 73

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................. 76

B. Saran ........................................................................................ 77

C. Kata Penutup ........................................................................... 78

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Page 12: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl-zulihah093-5497-1-zulihah... · bersifat teacher centered , siswa pasif

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam Pendidikan, khususnya proses belajar mengajar fungsi

pendidikan yang paling penting adalah bagaimana menuntun peserta didik

untuk mau belajar dan dapat belajar. Dalam mengajar tentunya guru lebih

banyak ditekankan pada strategi kreasi intelektual dan strategi kognitif dari

pada informasi verbal. Dengan cara mengajar yang demikian, strategi belajar

tersebut diharapkan dapat menghasilkan interaksi dan keterlibatan yang

maksimal bagi siswa dalam belajar.2

Selama ini proses pembelajaran fiqih yang terjadi di kelas IV MI Nurul

Falah Banyutowo Dukuhseti Pati proses pembelajaran masih bersifat teacher

centered, siswa pasif dalam kegiatan pembelajran karena diberi sedikit ruang

untuk aktif dalampembelajaran yang dilakukan, guru lebih banyak

menggunakan metode ceramah dan mendikte sehingga menjadikan anak

hanya terfokus mendengarkan dan mencatat, tanpa banyak menggali

pengetahuan. Dalam konteks ini, prestasi pembelajaran fiqih di kelas IV MI

Nurul Falah Banyutowo Dukuhseti Pati masih jauh dari ideal, karena di lihat

dari prestasi belajar nilai ketuntasan belajar fiqih dengan KKM 70 disemester

pertama hanya berkisar 45% dari seluruh jumlah siswa kelas IV MI Nurul

Falah Banyutowo Dukuhseti Pati yang tuntas, seharusnya KKM yang

diperoleh oleh siswa adalah 70% - 80% dari jumlah seluruh siswa.

Pembelajaran konstruktivistik ini tentunya sangat mendukung dalam

menanamkan kepercayaan kepada diri sendiri, bangga dengan apa yang

dimiliki dan tentunya menekankan kearah peserta didik dapat menjadi dirinya

sendiri dan bangga dengan segala kemampuan yang dimilikinya.3

2 Chabib Thoha, Kapita Selekta Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset,

1996), hlm. 54. 3 Nurhadi, dan Gerrad Senduk, Agus, Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching

and Learning) dan Penerapannya dalam KBK, (Malang: IKIP Malang, 2003), hlm. 33

Page 13: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl-zulihah093-5497-1-zulihah... · bersifat teacher centered , siswa pasif

Pendekatan yang berpusat pada siswa disebut juga Pendekatan

discovery inquiry. Discovery (Penemuan) sering dipertukarkan pemakaiannya

dengan inquiry (penyelidikan) dan problem solving (pemecahan masalah),

beberapa ahli membedakan antara penyelidikan dengan penemuan, sedang

ahli-ahli lain menempatkan penyelidikan sebagai bagian dari penemuan, dan

ahli-ahli lain menulis tentang cara penyelidikan sendiri (heuristik modes) yang

meliputi penyelidikan dan penemuan.4

Pembelajaran dengan menerapkan Pendekatan discovery inquiry

merupakan pembaharuan pendidikan yang mana siswa didorong untuk belajar

secara aktif dan guru mendorong siswa untuk memiliki pengalaman dan

melakukan percobaan yang memungkinkan siswa menemukan prinsip-prinsip

untuk diri mereka sendiri. Pembelajaran dengan Pendekatan discovery inquiry

memacu keinginan siswa untuk mengetahui, memotivasi mereka agar

melanjutkan pekerjaannya hingga menemukan jawaban. Siswa juga belajar

memecahkan masalah secara mandiri dan memiliki ketrampilan berfikir kritis

karena mereka harus selalu menganalisis dan menangani informasi. Selama

proses discovery inquiry berlangsung, seorang guru tidak boleh banyak

bertanya atau berbicara, karena akan mengurangi proses belajar discovery

inquiry. Dengan Pendekatan ini siswa dituntut untuk bertanggung jawab pada

pendidikan mereka sendiri. Guru yang menaruh perhatian pada pribadi siswa

akan menemukan kegiatan-kegiatan yang disukai siswa dan hal-hal yang baik

yang ada dalam diri siswa serta kesulitan-kesulitan yang mengganggu siswa

dalam proses belajar, guru dituntut menyesuaikan diri terhadap gaya belajar

siswa-siswanya.5

Dalam hal ini mencari dan menemukan prinsip-prinsip pembelajaran

maupun tugas yang diberikan peserta didik sebagai bahan discovery inquiry

baik di kelas maupun diluar kelas. Ini berarti bahwa tekanan dalam

pendekatan discovery inquiry adalah sebagai usaha menemukan dan meneliti

4 B. Suryosubroto, Proses Belajar Mengajar di Sekolah, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002),

hlm. 191-193. 5 Nurhadi, Kurikulum 2004 Pernyataan dan Jawaban, (Jakarta: PT Grasindo, 2004), hlm.

124.

Page 14: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl-zulihah093-5497-1-zulihah... · bersifat teacher centered , siswa pasif

pola-pola, hubungan, fakta, pertanyaan-pertanyaan, pengertian, kesimpulan-

kesimpulan, masalah-masalah, pemecahan-pemecahan dan implikasi-implikasi

yang ditonjolkan oleh salah satu bidang studi.6

Dari latar belakang diatas peneliti ingin mengkaji lebih jauh tentang

penerapan pendekatan discovery inquiry pada pembelajaran fiqih materi

pokok infaq dan shadaqoh untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV

MI Nurul Falah Banyutowo Dukuhseti Pati Tahun Pelajaran 2010/2011

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka permasalahan yang akan

penulis angkat adalah

1. Bagaimanakah penerapan pendekatan discovery Inquiry pada

pembelajaran fiqih materi pokok infaq dan shadaqoh di kelas IV MI Nurul

Falah Banyutowo Dukuhseti Pati?

2. Sejauh mana peningkatan hasil belajar siswa kelas IV MI Nurul Falah

Banyutowo Dukuhseti Pati pada pembelajaran fiqih materi pokok infaq

dan shadaqoh setelah menerapkan pendekatan discovery Inquiry?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai adalah:

a. Untuk mendeskripsikan penerapan pendekatan discovery Inquiry pada

pembelajaran fiqih materi pokok infaq dan shadaqoh di kelas IV MI

Nurul Falah Banyutowo Dukuhseti Pati.

b. Untuk mengetahui ada atau tidak peningkatan hasil belajar siswa kelas

IV MI Nurul Falah Banyutowo Dukuhseti Pati pada pembelajaran fiqih

materi pokok infaq dan shadaqoh setelah menerapkan pendekatan

discovery Inquiry.

2. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Secara teoritis

6 J. Drost, Proses Pembelajaran Sebagai Proses Pendidikan, (Jakarta: PT Gramedia,

1999), hlm. 42.

Page 15: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl-zulihah093-5497-1-zulihah... · bersifat teacher centered , siswa pasif

Dapat memberikan masukan dan informasi secara teori

pendekatan discovery Inquiry pada pembelajaran fiqih.

b. Secara praktis

a. Bagi sekolah

Sebagai bahan dan masukan serta informasi bagi sekolah

dalam mengembangkan siswanya terutama dalam hal proses

pembelajaran agama Islam, khususnya peningkatan keaktifan dan

prestasi belajar.

b. Bagi siswa

Diharapkan para siswa dapat terjadi peningkatan hasil

belajar pada pembelajaran fiqih

c. Bagi Peneliti

Dapat menambah pengalaman dan pengetahuan baru

khususnya proses pendekatan discovery Inquiry pada pembelajaran

fiqih

Page 16: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl-zulihah093-5497-1-zulihah... · bersifat teacher centered , siswa pasif

BAB II

PENDEKATAN DISCOVERY INQUIRY

TERHADAP HASIL BELAJAR FIQIH

A. Kajian Pustaka

1. Pembelajaran Fiqih

a. Pengertian Pembelajaran

Pembelajaran berasal dari kata dasar “belajar”. Banyak

pengertian tentang belajar yang dikemukakan oleh para ahli

pendidikan. Beberapa di antaranya mengatakan bahwa belajar adalah

modifikasi tingkah laku organisme sebagai hasil dari pengalaman

lingkungan.

Sedangkan menurut WS. Winkell, belajar adalah suatu aktivitas

mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan

lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam

pengetahuan, pemahaman, ketrampilan, dan nilai-nilai sikap.

Perubahan ini bersifat relatif konstan dan berbeda.7

Clifford T. Morgan memberikan definisi belajar, “learning is

relatively permanent change in behavior which occurs as result of

experience or practice”.8 (Belajar adalah perubahan tingkah laku yang

relatif tetap yang merupakan hasil dari pengalaman atau latihan).

Sesuai dengan beberapa definisi belajar di atas, maka pengertian

efektivitas pembelajaran adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh

guru sedemikian rupa, sehingga tingkah laku siswa berubah ke arah

yang lebih baik. Dalam hal ini perubahan tingkah laku tersebut

meliputi perubahan tingkah laku intelektual, religious dan sosial.

Dalam buku Educational Psychology dinyatakan bahwa

learning is an active process that needs to be stimulated and guided

7 W.S. Winkell, Psikologi Pengajaran, (Jakarta: Gramedia, 1986), hlm. 36. 8 Clifford T. Morgan, Introduction to Psychology, The Ms. Grow Will Book Company,

(New York: 1961), hlm. 187.

Page 17: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl-zulihah093-5497-1-zulihah... · bersifat teacher centered , siswa pasif

toward desirable outcomes.9 (Pembelajaran adalah proses aktif yang

membutuhkan rangsangan dan tuntunan untuk menghasilkan hasil

yang diharapkan). Pada dasarnya pembelajaran merupakan interaksi

antara guru dan peserta didik, sehingga terjadi perubahan perilaku ke

arah yang lebih baik.

Pembelajaran menurut Abdul Aziz dan Abdul Aziz Majid

dalam kitabnya “At-Tarbiyah Wa Turuku Al-Tadris” adalah:

أن ا�@"�? ه8D E��� �� ذهA ا�%@"�? ��0أ <�� (�ة 6���1 ١٠.��/Fث ��8D �H��ا F�FGا

Sesungguhnya belajar merupakan perubahan di dalam orang yang belajar (murid) yang terdiri atas pengalaman lama, kemudian menjadi perubahan baru

Konsep pembelajaran mengandung beberapa implikasi, yaitu:

(1) Perlu diupayakan agar dapat terjadi proses belajar yang interaktif

antara peserta didik dan sumber belajar yang direncanakan; (2)

Ditinjau dari sudut peserta didik, proses itu mengandung makna bahwa

terjadi proses internal interaksi antara seluruh potensi individu dengan

sumber belajar yang dapat berupa pesan-pesan ajaran dan nilai-nilai

serta norma-norma ajaran Islam, guru sebagai fasilitator, bahan ajar

cetak atau non cetak yang digunakan, media dan alat yang dipakai

belajar, cara dan teknik belajar yang dikembangkan, beserta latar atau

lingkungannya (spiritual, budaya, sosial, dan alam) yang menghasilkan

perubahan perilaku pada diri peserta didik yang semakin dewasa dan

memiliki tingkat kematangan dalam beragama; dan (3) Ditinjau dari

sudut pemberi rangsangan perancang pembelajaran pendidikan agama,

proses itu mengandung arti pemilihan, penetapan dan pengembangan

9 Lester D. Crow and Alice Crow, Educational Psychology, (New York: American Book

Company, 1958), hlm. 225. 10 Sholeh Abdul Azis dan Abdul Azis Abdul Madjid, Al-Tarbiyah Waturuqu Al-Tadrisi,

Juz.1., (Mesir: Darul Ma’arif, 1979), hlm. 179

Page 18: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl-zulihah093-5497-1-zulihah... · bersifat teacher centered , siswa pasif

metode pembelajaran yang memberikan kemungkinan paling baik bagi

terjadinya proses belajar pendidikan agama.11

b. Unsur-Unsur Pembelajaran

1) Bahan Belajar

Bahan belajar dapat berwujud benda dan isi pendidikan. Isi

pendidikan tersebut dapat berupa pengetahuan, perilaku, nilai,

sikap dan metode pemerolehan.

2) Suasana Belajar

Kondisi gedung sekolah, tata ruang kelas, dan alat-alat

belajar sangat mempunyai pengaruh pada kegiatan belajar.

Disamping kondisi fisik tersebut, suasana pergaulan di sekolah

juga sangat berpengaruh pada kegiatan belajar. Karena guru

memiliki peranan penting dalam menciptakan suasana belajar yang

menarik bagi siswa.

3) Media dan Sumber Belajar

Dewasa ini media dan sumber belajar dapat ditemukan

dengan mudah. Sawah percobaan, kebun bibit, kebun binatang,

tempat wisata, museum, perpustakaan umum, surat kabar, majalah,

radio, sanggar seni, sanggar olah raga, televisi dapat ditemukan

didekat sekolah. Disamping itu, buku pelajaran, buku bacaan, dan

laboratorium sekolah juga telah tersedia semakin baik dan

berkembang maju.

Secara singkat, dapat dikemukakan bahwa guru dapat

membuat program pembelajaran dengan memanfaatkan media dan

sumber belajar diluar sekolah. Pemanfaatan tersebut, dimaksudkan

untuk meningkatkan kegiatan belajar-mengajar, sehingga mutu

hasil belajar semakin meningkat.12

11 Muhaimin dkk, Paradigma Pendidikan Islam Upaya Mengefektifkan Pendidikan Agama Islam di Sekolah, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2002). hlm. 183.

12 W.S. Winkell, Psikologi Pengajaran, hlm. 50

Page 19: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl-zulihah093-5497-1-zulihah... · bersifat teacher centered , siswa pasif

4) Guru sebagai Subyek Pembelajar

Guru adalah subyek pembelajar siswa. Sebagai subyek

pembelajar, guru berhubungan/ berinteraksi secara langsung

dengan siswa. Sebagaimana mestinya setiap individu mempunyai

karakteristik, motivasi belajar siswa yang berbeda-beda. Atas hal

tersebut, maka guru dapat menggolongkan motivasi belajar siswa

dengan melakukan penguatan-penguatan pada motivasi

instrumental, motivasi sosial, motivasi berprestasi, dan motivasi

intrinsik siswa.

c. Teori-teori pembelajaran

Menurut Morris L. Biggae dan Maurice P. Hunt ada tiga

keluarga atau rumpun teori belajar, yaitu teori disiplin mental,

behaviorisme dan cognitive gestalt Field.

1) Rumpun teori disiplin mental

Secara herediter atau dari kelahirannya rumpun teori

disiplin mental, mengungkapkan bahwa anak telah memiliki

potensi-potensi tertentu. Salah satu upaya untuk mengembangkan

potensi-potensi tersebut adalah dengan belajar. Teori-teori yang

termasuk rumpun disiplin mental yaitu: disiplin mental theistic,

disiplin mental humanistic dan apersepsi.

a) Teori disiplin mental theistik, Berasal dari psikologi daya. Menurut teori ini individu

atau anak mempunyai sejumlah daya mental seperti daya untuk mengambil, mengingat dan memecahkan masalah. Belajar adalah merupakan proses melatih daya-daya tersebut. Setelah terlatih maka dengan mudah dapat digunakan untuk menghadapi atau memecahkan berbagai masalah.

b) Teori disiplin mental humanistik, Bersumber pada psikologi humanistic klasik dari Plato

dan Aristoteles. Teori ini hampir sama dengan teori disiplin mental theistic, tetapi ada sedikit perbedaannya dengan teori di atas, bedanya kalau teori disiplin mental theistic menekankan bagian-bagian latihan. Bagian atau aspek-aspek tertentu sedangkan teori disiplin mental humanistic lebih menekankan keseluruhan, keutuhan, pendidikannya menekankan pada pendidikan umum (general education), dengan tujuan jika

Page 20: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl-zulihah093-5497-1-zulihah... · bersifat teacher centered , siswa pasif

seseorang telah menguasai hal-hal yang bersifat umum maka akan mudah ditransfer atau diaplikasikan kepada hal-hal lain yang bersifat khusus.

c) Teori naturalisme atau natural enfoldment atau self actualization.

Teori ini bertitik tolak dari psikologi naturalisme romantik dengan tokoh utamanya Jean Jacques Rousseau. Sama dengan kedua teori sebelumnya, bahwa anak mempunyai sejumlah potensi atau kemampuan kelebihan dari teori ini adalah mereka berasumsi bahwa individu bukan saja mempunyai potensi atau kemampuan tetapi juga memiliki kemauan dan kemampuan untuk belajar dan berkembang sendiri.

d) Teori Apersepsi Teori ini disebut juga herbaltisme, bersumber pada

psikologi strukturalisme dengan tokohnya Herbart. Aliran ini berpendapat bahwa belajar adalah membentuk massa apersepsi. Anak mempunyai kemampuan untuk mempelajari sesuatu hasil dari suatu perbuatan belajar disimpan dan membentuk suatu massa apersepsi, massa apersepsi ini digunakan untuk mempelajari pengetahuan selanjutnya. Demikian seterusnya semakin tinggi perkembangan anak semakin tinggi pula masa apersepsinya.13

2) Rumpun kedua Behaviorisme /S-R Stimulus-Respon

Muhibbin Syah mengatakan dibukunya ditulis: Menurut

aliran Behaviorisme, setiap siswa lahir tanpa warisan atau

pembawaan apa-apa dari orang tuannya dan belajar adalah kegiatan

refleks-refleks jasmani terhadap stimulus yang ada (S-R theory)

serta tidak ada hubungannya dengan bakat dan kecerdasan atau

warisan atau pembawaan14

Teori ini berawal dari asumsi bahwa anak atau individu

tidak memiliki potensi apa-apa dari kelahirannya. Perkembangan

anak ditentukan oleh faktor-faktor yang berasal dari lingkungan.

Teori ini tidak mengakui sesuatu yang bersifat mental.

Perkembangan anak menyangkut hal-hal yang nyata yang dapat

13 Nana Syaodih Sukamadinata, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek, (Bandung:

PT Remaja Rosda Karya, 2000), hlm. 53. 14 Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), hlm. 103

Page 21: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl-zulihah093-5497-1-zulihah... · bersifat teacher centered , siswa pasif

dilihat dan diamati. Yang termasuk teori behaviorisme yaitu: teori

S-R Bond, Conditioning dan Reinforcement.

a) Teori S-R Bond (Stimulus-Response) Psikologi koneksionisme atau teori asosiasi, teori ini

adalah teori pertama dari rumpun behaviorisme. Menurut mereka, kehidupan ini tunduk pada hukum stimulus-Respon/aksi reaksi. Menurut hukum kesiapan, hubungan antar stimulus dan respon terbentuk apabila ada kesiapan pada sistem syaraf individu. Selanjutnya, hukum latihan/pergulangan hubungan antara stimulus dan respons akan terbentuk apabila sering dilatih/diulang-ulang. Menurut hukum akibat (law of effect) hubungan stimulus dan respon akan terjadi apabila ada akibat yang menyenangkan.

b) Teori conditioning/ stimulus-response with conditioning; tokoh teori ini adalah Watson, terkenal dengan percobaan conditioning pada anjing. Belajar stimulus dan respon perlu dibantu dengan kondisi tertentu

c) Teori reinforcement; tokohnya C. L. Hull. teori ini berkembang dari teori psikologi reinforcement, merupakan perkembangan dari teori S-R Bond dan Conditioning kalau pada teori conditioning, kondisi diberikan pada stimulus, maka pada reinforcement kondisi diberikan pada respon, contoh reinforcement positif, seperti pemberian pujian, hadiah bonus, piala dan sebagainnya. Contoh reinforcement negatif: peringatan, teguran, ancaman, sanksi, hukuman, pemotongan gaji. 15

Kelemahan teori Behaviorisme sebagai berikut:

a) Dipandang dapat diamati secara langsung, padahal kenyataannya belajar merupakan suatu kegiatan mental yang tidak dapat dilihat dari luar kecuali ada gejala tertentu.

b) Dipandang bersifat otomatis mekanis (seperti mesin dan robot). Padahal setiap siswa memiliki self regulation (kemampuan mengatur diri sendiri) dan self control (pengendalian diri) yang bersifat kognitif, sehingga bisa menolak respon jika tidak dikehendakinya.

c) Proses belajar manusia dianalogikan seperti perilaku hewan, padahal kenyataannya karakter manusia baik dari fisik maupun psikis sangatlah berbeda dengan hewan.16

15 Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, hlm.17-27 16 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya, 2000), hlm. 90-91.

Page 22: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl-zulihah093-5497-1-zulihah... · bersifat teacher centered , siswa pasif

3) Rumpun yang ketiga Cognitive Gestalt Field

Muhibbin Syah mengatakan dalam bukunya ditulis:

Menurut aliran kognitif, setiap siswa lahir dengan bakat dan

kemampuan mentalnya sendiri, faktor bawaan ini memungkinkan

siswa untuk menentukan merespon atau tidak terhadap stimulus,

sehingga belajar tidak bersifat otomatis seperti robot.17

Teori ini bersumber dari psikologi Gestalt Field menurut

mereka belajar adalah proses mengembangkan insight/pemahaman

baru. Pemahaman terjadi apabila individu menemukan cara baru

yang ada dalam lingkungan.

a) Teori belajar Goal Insight berkembang dari psikologi configurationalism. Menurut mereka individu selalu berinteraksi dengan lingkungan. Perbuatan individu selalu bertujuan diarahkan pembentukan hubungan dengan lingkungan. Belajar merupakan usaha untuk mengembangkan pemahaman tingkat tinggi, yang telah diuji yang berisi kecakapan menggunakan suatu objek, fakta dan proses.

b) Teori belajar cognitive field bersumber pada psikologi lapangan (field psikologi) tokohnya Kurt Lewin. Individu selalu berada dalam suatu lapangan psikologi/ life space. Dalam lapangan ini selalu ada tujuan yang ingin dicapai ada motif yang mendorong pencapaian tujuan. Setiap orang berusaha mencapai tingkat perkembangan dan pemahaman yang terbaik di dalam lapangan psikologinya. Tingkah laku seseorang pada suatu saat merupakan fungsi dari semua faktor yang ada yang saling bergantung pada yang lain. Bagi penganut cognitive Field, belajar merupakan suatu proses interaksi.18

Dalam pembelajaran menurut teori Gestalt yang terpenting

adalah penyesuaian, pertama yaitu mendapatkan respon atau

tanggapan yang tepat. Belajar yang terpenting bukan mengulangi

hal-hal yang harus dipelajari tetapi mengerti atau memperoleh

“insight” (pengertian). Belajar dengan insight (pengertian) adalah

sebagai berikut :

17 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, hlm. 103 18 Nana Syaodih Sukamadinata, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek, hlm. 53

Page 23: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl-zulihah093-5497-1-zulihah... · bersifat teacher centered , siswa pasif

1) Insight tergantung dari kemampuan dasar. 2) Insight tergantung dari pengalaman masa lampau yang relevan

(dengan apa yang dipelajari). 3) Insight hanya timbul apabila situasi belajar diatur sedemikian

rupa, sehingga segala aspek yang perlu dapat diamati. 4) Insight adalah hal yang harus dicari, tidak dapat jatuh dari

langit. 5) Belajar dengan insight dapat di ulangi. 6) Insight sekali di dapat, dapat digunakan untuk menghadapi

situasi-situasi yang baru.19

Prinsip-prinsip belajar menurut teori Gestalt

1) Belajar itu berdasarkan keseluruhan Keseluruhan lebih dari jumlah-jumlah bagian. Pendidik

modern berpendapat bahwa mata pelajaran yang lepas kurang manfaatnya sebab tidak berdasarkan atas keseluruhan ini.

2) Anak yang belajar merupakan keseluruhan Anak tidak hanya mempunyai intelektual saja, ia

seorang pribadi, suatu keseluruhan yang menghadapi situasi-situasi bukan hanya secara intelektual, melainkan juga secara emosional, sosial dan jasmaniah.

Oleh karena itu, dalam pengajaran modern, orang bukan hanya mengajarkan berbagai mata pelajaran akan tetapi mengutamakan tujuan pendidik si anak, membentuk seluruh pribadinya secara utuh.

3) Belajar berkat “insight” Teori organisme memandang “insight”, pemahaman

atau titikan sebagai syarat mutlak dalam hal belajar. 4) Belajar berdasarkan pengalaman

Belajar memberi hasil yang sebaik-baiknya bila didasarkan pada pengalaman. Pengalaman adalah suatu inter-aksi, yakni aksi dan reaksi. Antara individu dan lingkungan.

5) Belajar adalah sebuah proses perkembangan

Manusia adalah suatu organisme yang tumbuh dan berkembang menurut cara-cara tertentu.

Kesediaan anak untuk mempelajarinya sesuatu tidak hanya ditentukan oleh kematangan atau taraf pertumbuhan batiniah, tetapi juga dipengaruhi oleh lingkungan, yakni ada pengalaman-pengalaman yang telah diperoleh anak itu.

6) Belajar ialah proses kontinu

19 Margaret F. Bell Gredler. Belajar dan Membelajarkan. (Jakarta: CV, Rajawali, 1996).

hlm 86-88

Page 24: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl-zulihah093-5497-1-zulihah... · bersifat teacher centered , siswa pasif

Kontinuitet, akan terganggu pula apabila pelajaran di sekolah berlainan atau bertentangan dengan norma-norma yang diajarkannya di rumah.

7) Belajar lebih berhasil bila dihubungkan dengan minat keinginan dan tujuan anak.

Hal ini tercapai apabila pelajaran itu langsung berhubungan

dengan apa yang diperlukan murid-murid dalam kehidupannya

sehari-hari apabila mereka tahu dan menerima tujuannya.

Dikatakan bahwa itu dilarang oleh motivasi yang intrinsik, sebab ia

ingin mencapai tujuan yang terkandung dalam pelajaran itu sendiri.

Jean Piaget sebagaimana dikutip oleh E. Mulyana,

mengungkapkan teori tentang perkembangan intelektual dari lahir

sampai dewasa dalam bidang pertumbuhan dan perkembangan

kognitif dengan tahap-tahap:

1) Tahap-tahap yang berbeda itu membentuk suatu sikuensial, yaitu tatanan operasi mental yang makin mantap dan terpadu.

2) Tahap-tahap itu merupakan suatu urutan yang hirarkis, membentuk suatu tatanan operasi mental yang makin mantap dan terpadu.

3) Walaupun rangkaian tahap-tahap itu konstan, tahapan pencapaian bervariasi berkenaan dengan keterbatasan-keterbatasan tertentu yang menggabungkan pengaruh pembawaan dengan lingkungan.

4) Walaupun faktor-faktor meningkatkan atau menurunkan perkembangan kognitif, faktor-faktor tersebut tidak mengubah sekuensinya. Ada tiga hal pokok hal yang terlibat jika anak mengintegrasikan pengalaman-pengalaman kedalam pola yang ada, akomodasi (mengubah struktur mental yang telah ada berhubungan dengan lingkungan yang berubah), dan equlibrasi (mencapai keseimbangan antara hal-hal yang telah dipahami lebih dahulu dengan masukan baru). Individu merespon data sensoris baru baik dengan cara mengklasifikasikannya kedalam skemata atau konsep-konsep yang ada maupun dengan mengembangkan konsep yang baru.20

20 E. Mulyana, Kurikulum Berbasis Kompetensi Konsep Karakteristik Dan Implementasi,

(Jakarta: Rosda Karya, 2004), hlm. 135

Page 25: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl-zulihah093-5497-1-zulihah... · bersifat teacher centered , siswa pasif

d. Pembelajaran Fiqih

Fiqih berarti ilmu yang membahas tentang hukum atau

perundang-undangan Islam berdasarkan atas Al-Qur'an hadits, ijma’

dan qias. Fiqih berhubungan dengan hukum perbuatan setiap mukallaf,

yaitu hukum wajib, haram, mubah, makruh, sah, batal, berdosa,

berpahala, dan sebagainya. Keputusan yang dihasilkan dari pemikiran

dan pemahaman hukum agama harus selalu berkembang sesuai dengan

perkembangan zaman, tempat, dan tidak boleh berhenti atau

membeku.21

Dalam istilah syara’ fiqih adalah pengetahuan tentang hukum-

hukum syara; yang praktis, yang diambil dari dalil-dalil secara

terperinci.22

Secara umum fiqih adalah suatu ilmu yang mempelajari

bermacam-macam syari’at atau hukum Islam dan berbagai macam

aturan hidup bagi manusia, baik yang bersifat individu maupun yang

berbentuk masyarakat sosial. Untuk fiqih dalam arti khusus adalah

ilmu yang membahas masalah-masalah hukum Islam dan peraturan-

peraturan yang berhubungan dengan kehidupan manusia.23

Pembelajran fiqih dalam kurikulum madrasah ibtidaiyah

adalah salah satu bagian dari mata pelajaran Pendidikan Agama Islam

yang diarahkan untuk menyiapkan peserta didik untuk mengenal,

memahami, menghayati dan mengamalkan hukum Islam, yang

kemudian menjadi dasar pandangan hidupnya ( Way of life) melalui

kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, penggunaan pengalaman dan

pembiasaan.

Kenyataanya seolah – olah fiqih dianggap kurang memberikan

kontribusi kearah itu. Setelah ditelusuri fiqih menghadapi beberapa

kendala antara lain : waktu yang disediakan kurang seimbang dengan

21 Abdul Mujieb, dkk., Kamus Istilah Fiqih, (Jakarta: Pustaka Firdaus, 1994), hlm. 77. 22 Abdul Wahab Khallaf, Ilmu Ushul Fiqih, (Semarang: Dina Utama, 1994), hlm. 1. 23 Nazar Bakri, Fiqh dan Ushul Fiqih, (Jakarta: Rajawali, 1993), hlm. 7.

Page 26: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl-zulihah093-5497-1-zulihah... · bersifat teacher centered , siswa pasif

muatan materi yang begitu paadatdan memang penting yakni menutut

pemantapan pengetahuan hingga terbentuk watak dan kepribadian

yang berbeda jauh dengan tuntutan terhadap mata pelajaran lainnya.24

Mata pelajaran Fikih di Madrasah Ibtidaiyah merupakan salah

satu mata pelajaran PAI yang mempelajari tentang fikih ibadah,

terutama menyangkut pengenalan dan pemahaman tentang cara-cara

pelaksanaan rukun Islam dan pembiasaannya dalam kehidupan sehari-

hari, serta fikih muamalah yang menyangkut pengenalan dan

pemahaman sederhana mengenai ketentuan tentang makanan dan

minuman yang halal dan haram, khitan, kurban, serta tata cara

pelaksanaan jual beli dan pinjam meminjam. Secara substansial mata

pelajaran Fikih memiliki kontribusi dalam memberikan motivasi

kepada peserta didik untuk mempraktikkan dan menerapkan hukum

Islam dalam kehidupan sehari-hari sebagai perwujudan keserasian,

keselarasan, dan keseimbangan hubungan manusia dengan Allah SWT,

dengan diri manusia itu sendiri, sesama manusia, makhluk lainnya

ataupun lingkungannya.25

Sedang Mata pelajaran Fikih di Madrasah Ibtidaiyah bertujuan

untuk membekali peserta didik agar dapat:

1) Mengetahui dan memahami cara-cara pelaksanaan hukum Islam baik yang menyangkut aspek ibadah maupun muamalah untuk dijadikan pedoman hidup dalam kehidupan pribadi dan sosial.

2) Melaksanakan dan mengamalkan ketentuan hukum Islam dengan benar dan baik, sebagai perwujudan dari ketaatan dalam menjalankan ajaran agama Islam baik dalam hubungan manusia dengan Allah SWT, dengan diri manusia itu sendiri, sesama manusia, dan makhluk lainnya maupun hubungan dengan lingkungannya.26

24 Departemen Agama RI Kurikulum 2006, Pedoman Umum Pengembangan Silabus

Madrasah Ibtidaiyah, (Jakarta: Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam, 2006), hlm. 48 25 Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia No. 2 Tahun 2008, Tentang Standar

Kompetensi Lulusan Dan Standar Isi Pendidikan Agama Islam Dan Bahasa Arab di Madrasah, hlm. 63

26 Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia No. 2 Tahun 2008, hlm. 63

Page 27: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl-zulihah093-5497-1-zulihah... · bersifat teacher centered , siswa pasif

Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar Fiqih Kelas IV

STANDAR KOMPETENSI

KOMPETENSI DASAR

1. Mengetahui ketentuan zakat

1.1 Menjelaskan macam-macam zakat

1.2 Menjelaskan ketentuan zakat fitrah

1.3 Mempraktekkan tata cara zakat fitrah

2. Mengenal ketentuan infak dan sedekah

2.1 Menjelaskan ketentuan infak dan sedekah

2.2 Mempraktikkan tata cara infak dan sedekah

2. Pendekatan Discovery Inquiry

a. Pengertian Pendekatan Discovery Inquiry

Tinggi rendahnya kadar kegiatan belajar banyak di

pengaruhi oleh pendekatan yang digunakan oleh guru. Ada

beberapa pendapat yang mengenahi pendekatan mengajar. Ricard

Anderson mengajukan dua pendekatan yakni pendekatan yang

berorientasi kepda guru atau di sebut techer oriented dan

pendekatan yang berorientasi pada siswa atau disebut student

centered. Pendekatan pertama disebut pola tipe otokratis dan

pendekatan kedua disebut tipe demokratis.

Salah satu pendektan adalah pendekatan inquary. Inquiry

adalah cara penyajian pelajaran yang banyak melibatkan siswa

dalam proses-proses mental dalam rangka penemuan.27

Inquiry menekankan pada proses menemukan sendiri

jawaban dengan observasi, bertanya, mengajukan dugaan,

pengumpulan data dan menyimpulkan, yang semuanya

memerlukan metodologi keilmuan. Dengan strategi tersebut

27 Sudirman N, Ilmu Pendidikan, (Bandung: Remaja Karya, 1997), hlm. 168

Page 28: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl-zulihah093-5497-1-zulihah... · bersifat teacher centered , siswa pasif

diharapkan siswa menemukan fakta-fakta kebenaran dari hasil

pengamatan, dugaan, hingga penyimpulan.28

Sund, seperti yang dikutip oleh Trianto, menyatakan bahwa

discovery merupakan bagian dari inkuiry, atau inkuiry merupakan

perluasan proses discovery merupakan perluasan discovery yang

Digunakan lebih mendalam, inkuiri yang dalam bahasa inggris

inkuiri, berarti pertanyaan, atau pemeriksaan, penyelidikan, inkuiri

sebagai suatu proses umum yang dilakukan manusia untuk mencari

dan memahami informasi. 29

Pendekatan ini bertolak dari pandangan bahwa siswa

sebagai subjek dan objek dalam belajar, mempunyai kemampuan

dasar untuk berkembang secara optimal sesuai dengan kemampuan

yang dimilikinya. Proses pembelajaran harus dipandang sebagai

stimulus yang dapat menantang siswa untuk melakukan kegiatan

belajar. Peranan guru lebih banyak menempatkan diri sebagai

pembimbing atau pemimpin belajar dan fasilitator belajar. Dengan

demikian, siswa lebih banyak melakukan kegiatan sendiri atau

dalam bentuk kelompok memecahkan permasalahan dengan

bimbingan guru.

Pendekatan discovery Inquiry merupakan pendekatan

mengajar yang berusaha meletakkan dasar dan mengembangkan

cara berpikir ilmiah. Pendekatan ini menempatkan siswa lebih

banyak belajar sendiri, mengembangkan kekreatifan dalam

pemecahan masalah. Siswa betul-betul ditempatkan sebagai subjek

yang belajar. Peranan guru dalam pendekatan Inquiry adalah

pembimbing belajar dan fasilitator belajar. Tugas utama guru

adalah memilih masalah yang perlu dilontarkan kepada kelas untuk

dipecahkan oleh siswa sendiri. Tugas berikutnya dari guru adalah

28 Nurhadi, Kurikulum 2004; Pertanyaan dan Jawaban, (Jakarta: Grassindo, 2004), hlm.28

29 Trianto, Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007), hlm. 135

Page 29: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl-zulihah093-5497-1-zulihah... · bersifat teacher centered , siswa pasif

menyediakan sumber belajar bagi siswa dalam rangka pemecahan

masalah. Sudah barang tentu bimbingan dan pengawasan dari guru

masih tetap diperlukan, namun campur tangan atau intervensi

terhadap kegiatan siswa dalam pemecahan masalah harus

dikurangi. 30

Tekanan utama pembelajaran dengan strategi inquiry

adalah:

1) Pengembangan kemampuan berpikir individual lewat penelitian

2) Peningkatan kemampuan mempraktekkan metode dan teknik penelitian

3) Latihan keterampilan intelektual khusus, yang sesuai dengan cabang ilmu tertentu

4) Letihan menemukan sesuatu, seperti “belajar bagaimana belajar” sesuatu. 31

Menurut bahasa discovery artinya penemuan, sedangkan

inquiry menurut bahasa adalah penyelidikan. Sund berpendapat

bahwa discovery adalah proses mental dimana siswa

mengasimilasikan sesuatu konsep atau sesuatu prinsip. Inquiry

adalah perluasan proses discovery yang digunakan lebih

mendalam. Artinya proses inquiry mengandung proses mental yang

lebih tinggi tingkatannya.

Dr. J. Richard Scuhman dan asistennya mencoba "self

learning" siswa, sehingga proses pengajaran berpindah dari situasi

"teacher dominated learning" (vertical) ke situasi "student

dominated learning" (horisontal) dengan menggunakan discovery

yang melibatkan murid dalam proses kegiatan mental melalui tukar

pendapat yang berwujud diskusi, seminar dan sebagainya.32

30 Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru

Algensindo, 1995), Cet. III, hlm. 51. 31 Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rinneka Cipta, 1999),

hlm. 173 32 B. Suryosubroto, Proses Belajar Mengajar Di Sekolah, (Jakarta: PT Rineka Cipta,

2002), cet. I, hlm. 193-194.

Page 30: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl-zulihah093-5497-1-zulihah... · bersifat teacher centered , siswa pasif

Menurut W. Gulo discovery inquiry adalah suatu rangkaian

kegiatan belajar yang mengakibatkan secara maksimal seluruh

kemampuan peserta didik untuk mencari dan menyelidiki secara

sistematis, kritis, logis dan anlitis sehingga mereka dengan percaya

diri dapat menemukannya.33

The Inquiry is an approach where the learner generates

his/her own form of information. It is characterized by the

following features: learner-centered, leader-facilitated, learner-

active and learning process emphasis.34 (Inquiry adalah suatu

pendekatan dimana dalam proses pembelajaran peserta didik

dituntut untuk mencari/menemukan data-data dari suatu informasi

yang dikemukakan oleh guru, sehingga tingkah laku tersebut dapat

diketahui dari ciri-ciri seperti: berpusat pada siswa, guru sebagai

fasilitator, pembelajaran yang aktif dan adanya tekanan dalam

proses pembelajaran). Sedangkan discovery tends to develop

interest and skill in cooperating with other people to perform a

task. It appears that this method also develops individual ability

and confidence in solving problems.35 Discovery lebih menekankan

pada usaha pengembangan dan keahlian dalam bekerja sama

dengan orang lain untuk melaksanakan tugas dari guru. Dimana

pendekatan ini juga mengembangkan kemampuan individual dan

kepercayaan diri pada peserta didik dalam memecahkan

permasalahan).

Dalam hal ini pendekatan discovery inquiry merupakan

kebalikan dari pendekatan expository, dimana pendekatan

33 W. Gulo, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Gramedia Widia Sarana Indonesia,

2002), hlm. 84. 34 Raymond Uwameiye and Ogunbameru Mercy Titilayo,”A Comparative Analysis of

Two Methods of Teaching Financial Accounting at Senior Secondary School”,http:// Nov05_article03.htm. di akses pada tanggal 24 November 2010

35 J, Dancis & Davidson, N. "The Texas Method and the Small Group Discovery Method", http:// The Legacy of R_ L_ Moore - The Texas Method and the Small Group Discovery Method -- Dancis and Davidson.htm. di akses pada tanggal 24 November 2010.

Page 31: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl-zulihah093-5497-1-zulihah... · bersifat teacher centered , siswa pasif

expository adalah pendekatan yang digunakan guru untuk

menyajikan bahan pelajaran secara utuh atau menyeluruh, lengkap

dan sistematis yang penyampaiannya secara verbal.36 Pendekatan

ini bertolak dari pandangan, bahwa tingkah laku kelas dan

penyebaran pengetahuan dikontrol dan ditentukan oleh

guru/pengajar. Hakikat mengajar menurut pandangan ini adalah

menyampaikan ilmu pengetahuan kepada siswa. Siswa dipandang

sebagai obyek yang menerima apa yang diberikan guru.

Komunikasi yang digunakan guru dalam interaksinya dengan siswa

menggunakan komunikasi satu arah dan komunikasi sebagai aksi.

Oleh sebab itu kegiatan belajar siswa kurang optimal, sebab

terbatas kepada mendengarkan uraian guru, mencatat, dan sekali-

kali bertanya kepada guru. Guru yang kreatif biasanya dalam

memberikan informasi dan penjelasan kepada siswa menggunakan

alat bantu seperti gambar, bagan, grafik dan lain-lain, disamping

memberi kesempatan kepada siswa untuk mengajukan pertanyaan.

Pendekatan mengajar mana yang akan dipilih guru diserahkan

sepenuhnya kepada guru dengan mempertimbangkan kondisi dan

suasana belajar mengajar. Namun pendekatan manapun yang

dipilih hendaknya diperhatikan bahwa inti dari proses belajar

adalah adanya kegiatan siswa belajar, artinya harus berpusat pada

siswa, bukan kepada guru/pengajar.37

Bila dilukiskan penerapan pendekatan tersebut dalam

strategi adalah sebagai berikut:

36 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya, 2000), hlm. 245. 37 Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, hlm. 153.

Page 32: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl-zulihah093-5497-1-zulihah... · bersifat teacher centered , siswa pasif

Dari bagan diatas dapat disimpulkan bahwa pendekatan

mengajar digunakan guru pada tahapan instruksional atau tahapan

kedua dari tiga tahapan mengajar.38

Jadi discovery inquiry disini adalah pendekatan yang

menekankan pada pembentukan dan pengembangan kemampuan

murid untuk berinteraksi sosial, mengembangkan sikap dan

perilaku demokratis dengan musyawarah, gotong royong dan

saling memberi manfaat. Sehingga pengetahuan dan ketrampilan

yang diperoleh siswa diharapkan bukan hasil mengingat

seperangkat fakta-fakta, tetapi hasil dari menemukan sendiri.

b. Dasar Dan Tujuan Pendekatan Discovery Inquiry

Pendekatan sistem instruksional discovery inquiry pada

mulanya lebih banyak digunakan oleh para guru Amerika penganut

aliran pemikiran John Dewey. Selanjutnya, Jerome Bruner dan

Piaget dan para pengikutnya turut pula mengembangkan sistem

tersebut (Hilgard, Bower, dan Dewey) adalah seorang filosof

modern A.S. yang amat piawai dalam bidang ilmu pendidikan dan

psikologi. Nama asli sistem instruksional inquiry discovery adalah

inquiring discovering learning, yang kurang lebih berarti belajar

penyelidikan dan penemuan.39 Pendekatan ini bertolak dari

pandangan bahwa siswa sebagai subjek dan objek dalam belajar,

38 Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, hlm. 157. 39 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, hlm. 154.

Prainstruksional

Instruksional

Evaluasi/tindak

lanjut

Pendekatan-

pendekatan

mengajar

Tahapan

mengajar

(strategi)

1

2

3

Page 33: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl-zulihah093-5497-1-zulihah... · bersifat teacher centered , siswa pasif

mempunyai kemampuan dasar untuk berkembang secara optimal

sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya.40 Proses

pembelajaran harus dipandang sebagai stimulus yang dapat

menantang siswa untuk melakukan kegiatan belajar, dimana siswa

dituntut aktif dengan mencari dan menemukan suatu konsep.

Firman Allah SWT dalam QS.Al-Ghaasyiyah ayat 17-20:

وإ�� ا�'&%�ء ١٧�إ�� ا��� آ� ��� أ��� ����ون١٨�آ� ر�"� �)*+ وإ�� ١٩�وإ�� ا�-(�ل آ�

�/01 )٢٠-١٧: أ�7�8�6( ٢٠�ا3�رض آ�

Maka apakah mereka tidak memperhatikan unta bagaimana dia diciptakan, dan langit bagaimana ia ditinggikan, dan gunung-gunung bagaimana ia ditegakkan, dan bumi bagaimana ia dihamparkan.(QS.Al-Ghosiyah ayat 17-20).41

Dalam ayat tersebut maksudnya adalah mendorong peserta

didik untuk dapat mencari dan menemukan serta menyelidiki apa-

apa yang telah diciptakan oleh Allah SWT, kemudian

mengamalkan segala pengetahuan yang telah diperoleh dalam

proses belajar mengajar atau pengamatan dari keyakinan dan sikap

yang mereka hayati dan pahami sehingga benar-benar telah

ditransformasikan kedalam diri peserta didik tersebut.

Asumsi-asumsi yang mendasari pendekatan inkuiri adalah

sebagai berikut:

1) Ketrampilan bersifat kritis dan berpikir deduktif sangat diperlukan pada waktu mengumpulkan evidensi yang dihubungkan dengan hipotesis yang telah dirumuskan oleh kelompok.

2) Keuntungan para siswa dari pengalaman-pengalaman kelompok dimana mereka berkomunikasi, berbagi tanggung jawab, dan bersama-sama mencari pengetahuan.

40 Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, hlm. 154. 41 Soenarjo, dkk, Al-Qur'an dan Terjemahannya, (Jakarta: Depag RI, 2006), hlm. 720.

Page 34: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl-zulihah093-5497-1-zulihah... · bersifat teacher centered , siswa pasif

3) Kegiatan-kegiatan belajar yang disajikan dalam semangat berbagi inquiry dan discovery menambah motivasi dan memajukan partisipasi aktif.42

Guru yang memandang mengajar itu sebagai usaha untuk

merangsang anak untuk belajar dan berfikir sendiri, menentukan

sendiri jawaban atas soal-soal atau masalah yang dihadapinya, akan

lebih cenderung menggunakan penemuan atau pemecahan masalah.

Karena dianggap bahwa pendekatan ini memberi hasil belajar yang

lebih mendalam, lebih mantap dan tidak mudah dilupakan.43

Strategi belajar mengajar inquiry disamping mengantarkan siswa

kepada tujuan intruksional tingkat tinggi, dapat juga memberi

tujuan iringan (nutrunant effect) sebagai berikut:

1) Ketrampilan memproses secara ilmiah (mengamati, mengumpulkan dan mengorganisasikan data, mengidentifikasikan variabel, merumuskan, dan menguji hipotesis, serta mengambil kesimpulan)

2) Pengembangan daya kreatif 3) Belajar secara mandiri 4) Memahami hal-hal yang mendua 5) Sikap terhadap ilmu pengetahuan yang menerimanya secara

tentatif.44

Sebagaimana yang terkandung dalam hadist Nabi

Muhammad SAW:

K�> Lا �Mا�/�ث ر A� 6)�> A> : N�O 6وج ا��QD K+أQ�Q> A� أة ����� , إه�ب�Tا K@D3� : 6)�> �"Mار N+ا�H� وجQD N@6 , وا���> �H� ا<�?: ���ل �T N�@"Mار U+ا ,

وX ا(�N�D ��آW ا�� رE1ل ا��V L ا�> L�K و�1? �� K�3'� 6��F%� , ?�1و K��> Lا ��V Lل اE1ل ر��� : آ�

42 Oemar Hamalik, Pendekatan Baru Strategi Belajar Mengajar Berdasarkan CBSA,

(Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2001), hlm. 64. 43 S. Nasution, Teknologi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 1994)., hlm. 44. 44 W. Gulo, Strategi Belajar Mengajar, hlm. 101.

Page 35: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl-zulihah093-5497-1-zulihah... · bersifat teacher centered , siswa pasif

Y��Z �G6 و+\/6 زو)�> �H� ؟ ���ر )^ F^و) Yروا ٤٥)ا�(�aري

Diriwayatkan dari Abdullah bin Mulaikah r. a: Uqbah bin Harist r. a berkata bahwa ia menikah dengan anak perempuan Abi Lahb bin Aziz tak lama kemudian seorang perempuan menemuinya dan berkata,”akulah yang menyusui Uqbah dan perempuan yang dinikahinya. Uqbah berkata kepadanya,“aku tidak tahu kamu telah menyusuiku dan kamu tidak mengatakannya kepadaku” kemudian dia pergi menemui Rasulullah SAW, tentang itu, Rasulullah SAW menjawab, “Bagaimana dapat kamu (tetap memperistrinya), padahal telah dikatakan kepadamu (bahwa ia saudar sesusu)?”kemudian“ Uqbah menceraikan istrinya, dan kemudian istrinya menikah dengan orang lain. (HR, Bukhori)

Dari hadist diatas menjelaskan bahwa peserta didik dalam

mencari jawaban atas suatu persoalan sebagai suatu tujuan

efektivitas pembelajaran dalam memecahkan permasalahan.

Sehingga peserta didik akan mampu mengembangkan dorongan

keingintahuannya dan keberanian berpartisipasi dalam proses

belajar.

Selain itu pendekatan discovery inquiry juga dapat

dilaksanakan dalam bentuk komunikasi satu arah atau komunikasi

dua arah, tergantung pada besarnya kelas, yaitu:

1) Sistem satu arah (ceramah reflektif)

Dalam pendekatan ini usaha merangsang siswa

melakukan proses discovery inquiry di depan kelas. Guru

mengajukan suatu masalah, dan kemudian memecahkan

masalah. Dalam prosedur ini guru tidak

menentukan/menunjukkan aturan-aturan yang harus digunakan

oleh siswa, tetapi dengan pertanyaan-pertanyaan guru

mengundang siswa untuk mencari aturan-aturan yang harus

dilakukannya. Selain itu penggunaan pendekatan discovery

45 Abi Abdillah Muhammad Bin Ismail Al-Bukhori, Shohih Bukhori, (Indo: Maktabah

Dahlan, tth), juz 1, hlm. 51.

Page 36: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl-zulihah093-5497-1-zulihah... · bersifat teacher centered , siswa pasif

inquiry dalam kelompok kecil tergantung pada kemampuan dan

pengalaman guru sendiri serta waktu dan kemampuan

mengantisipasi kesulitan siswa.

2) Sistem dua arah

Dalam sistem ini, melibatkan siswa dalam menjawab

pertanyaan-pertanyaan guru. Siswa melakukan discovery

sedangkan guru membimbing mereka kearah yang tepat/benar.

Gaya pengajaran demikian menurut Gagne disebut guided

discovery, sekalipun didalam kelas yang terdiri dari 20-30

orang siswa, hanya beberapa orang saja yang benar-benar

melakukan discovery, sedangkan yang lainnya berpartisipasi

dalam proses discovery inquiry.46

Sehingga dengan menggunakan salah satu dari 2

macam pelaksanaan discovery inquiry peserta didik akan

mampu mengembangkan dorongan ingin tahunya, keinginan

dan keberanian berpartisipasi dalam proses belajar mengajar.

c. Langkah-Langkah Pendekatan Discovery Inquiry

Beberapa langkah pada pendekatan discovery inquiry

sebagai berikut :

1) Mengajukan pertanyaan atau permasalahan

Kegiatan inkuiri dimulai ketika pertanyaan atau

permasalahan diajukan. Untuk meyakinkan bahwa pertanyaan

sudah jelas, pertanyaan tersebut dituliskan di papan tulis,

kemudian siswa diminta untuk merumuskan hipotesis

2) Merumuskan hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara atas pertanyaan

atau solusi permasalahan yang dapat diuji dengan data. Untuk

memudahkan proses ini, guru menanyakan kepada siswa

gagasan mengenai hipotesis yang mungkin. Dari semua

46 Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem (Jakarta:

Bumi Aksara, 2002), hlm. 187-188.

Page 37: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl-zulihah093-5497-1-zulihah... · bersifat teacher centered , siswa pasif

gagasan yang ada, dipilih salah satu hipotesis yang relevan

dengan permasalahan yang diberikan.

3) Mengumpulkan data

Hipotesis digunakan untuk menuntun proses

pengumpulan data. Data yang dihasilkan dapat berupa tabel,

matriks, atau grafik.

4) Analisis data

Siswa bertanggung jawab menguji hipotesis yang telah

dirumuskan dengan menganalisis dara yang telah diperoleh.

Faktor penting dalam menguji hipotesis adalah pemikiran

“benar” atau “salah”, setelah memperoleh kesimpulan, dari data

percobaan, siswa dapat menguji hipotesis itu salah atau ditolak,

siswa dapat menjelaskan sesuai dengan proses inkuiri yang

telah dilakukannya.

5) Membuat kesimpulan

Langkah penutup dari pembelajaran inkuiri adalah

membuat kesimpulan sementara berdasarkan dara yang

diperoleh siswa.47

47 Trianto, Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik, hlm. 137-

138

Page 38: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl-zulihah093-5497-1-zulihah... · bersifat teacher centered , siswa pasif

Gambar

Langkah-langkah Pendekatan Discovery Inquiry48

Keterangan :

Jalur

Pendekatan Discovery Inquiry

Langkah-langkah yang digunakan oleh guru dalam

pendekatan ini adalah diskusi dan pemberian tugas. Diskusi

dilakukan antara lain untuk pemecahan masalah dengan cara

48 Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, hlm. 158.

Guru memilih tingkah laku / tujuan

Guru mengajukan pertanyaan yang dapat menumbuhkan siswa mengemukakan pendapatnya

Siswa menetapkan hipotesis / praduga jawaban untuk dikaji lebih lanjut (alternatif jawaban)

Secara spontan siswa menjelajahi informasi/data untuk menguji praduga baik secara individu ataupun secara

kelompok.

Siswa tidak banyak berusaha mencari informasi untuk membuktikan praduga

Guru membantu siswa/mendorong melakukan kegiatan belajar untuk mencari informasi yang diperoleh

Siswa mengidentifikasi beberapa kemungkinan jawaban/menarik

kesimpulan

Siswa menarik kesimpulan

Inquiry

1

2

3

3a

4b

4a

5

1 – 2 – 3 – 4a – 5

1 – 2 – 3 – 3.1 – 4b – 5

Page 39: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl-zulihah093-5497-1-zulihah... · bersifat teacher centered , siswa pasif

berkelompok dan dengan bimbingan guru. Dengan demikian

pendekatan komunikasi yang digunakan dalam berinteraksi dengan

murid bukan komunikasi satu arah, tetapi menggunakan

komunikasi banyak arah. Ada lima tahapan yang ditempuh dalam

melaksanakan pendekatan inquiry/discovery, yaitu :

1) Perumusan masalah untuk dipecahkan siswa; 2) Menetapkan jawaban sementara (hipotesis); 3) Siswa mencari informasi data, fakta yang diperlukan untuk

menjawab hipotesis; 4) Menarik kesimpulan jawaban atau generalisasi; 5) Mengaplikasikan kesimpulan/generalisasi dalam situasi baru.49

Dalam penggunaan pendekatan ini guru mempersiapkan

peserta didik pada situasi untuk melakukan eksperimen sendiri,

secara luas agar melihat apa yang terjadi, ingin melakukan sesuatu,

mengajukan pertanyaan-pertanyaan, serta menghubungkan

penemuan satu dengan penemuan lainnya, membandingkannya

dengan penemuan siswa lainnya.50

Dengan cara mengajar demikian, diharapkan dapat

menghasilkan interaksi dan keterlibatan yang maksimal bagi

peserta didik dalam belajar. Sehingga tujuan pelaksanaan discovery

inquiry adalah mengarah kepada peningkatan kemampuan baik

dalam bentuk kognitif, afektif maupun psikomotor.

d. Kelebihan dan Kelemahan Pendekatan Discovery Inquiry

1) Kelebihan pendekatan discovery inquiry antara lain:

a) Membantu siswa mengembangkan atau memperbanyak persediaan dan penguasaan ketrampilan dalam proses kognitif siswa, jadi peserta didik dapat belajar bagaimana belajar itu.

b) Pengetahuan dalam pendekatan ini sangat pribadi sifatnya dan mungkin merupakan suatu pengetahuan yang sangat kukuh, dalam arti pendalaman dari pengertian, retensi dan transfer.

49 Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, hlm., 155. 50 E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2004),

hlm. 108.

Page 40: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl-zulihah093-5497-1-zulihah... · bersifat teacher centered , siswa pasif

c) Membangkitkan gairah pada siswa, misalnya siswa merasakan jerih payah penyelidikannya, menemukan keberhasilan dan kadang-kadang kegagalan.

d) Pendekatan ini memberikan kesempatan pada siswa untuk bergerak maju sesuai dengan kemapuannya sendiri.

e) Pendekatan ini menyebabkan siswa mengarahkan sendiri cara belajarnya, sehinga ia lebih terlibat dan bermotivasi sendiri untuk belajar, paling sedikit pada suatu penemuan khusus.

f) Pendekatan ini dapat membantu memperkuat pribadi siswa dengan bertambahnya kepercayaan pada diri sendiri melalui proses penemuan-penemuan.

g) Pendekatan ini berpusat pada anak, misalnya memberi kesempatan kepada mereka dan guru berpartisipasi sebagai sesama dalam mengecek ide.

h) Membantu perkembangan siswa menuju skeptisisme yang sehat untuk menemukan kebenaran akhir dan mutlak.51

i) Lebih banyak sumber belajar yang tersedia. j) Setiap unit pelajaran dari tiap bidang studi dapat dipelajari

setiap waktu pada tempat-tempat yang sesuai dengan kondisi dan gaya belajar siswa.

k) Kecepatan belajar ditentukan oleh siswa itu sendiri. l) Bimbingan dan penyuluhan yang diberikan oleh tutor lebih

bermanfaat dan lebih relevan dibandingkan bimbingan yang diberikan dalam belajar yang bersifat tradisional.52

2) Kelemahan pendekatan discovery inquiry antara lain:

a) Dipersyaratkan keharusan adanya persiapan mental untuk cara belajar ini.

b) Pendekatan ini kurang berhasil untuk mengajar kelas besar karena sebagian besar waktu dapat hilang dengan membantu seorang siswa menemukan teori-teori.

c) Harapan yang ditumpahkan mungkin mengecewakan guru dan siswa yang sudah biasa dengan perencanaan dan pengajaran secara tradisional.

d) Dalam beberapa ilmu (misalnya IPA) fasilitas yang dibutuhkan akan mencoba ide-ide mungkin tidak ada.

e) Pendekatan ini mungkin tidak akan memberi kesempatan untuk berfikir kreatif, kalau pengertian-pengertian yang akan ditemukan telah diseleksi terlebih dahulu oleh guru, demikian pula proses-proses dibawah pembinaanya.53

51 B. Suryosubroto, Proses Belajar Mengajar Di Sekolah, hlm. 200-201. 52 Sudjarwo S, Teknologi Pendidikan, (Jakarta: PT Gelora Aksara Pratama, 1984), hlm.

29. 53 B. Suryosubroto, Proses Belajar Mengajar Di Sekolah, hlm. 202.

Page 41: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl-zulihah093-5497-1-zulihah... · bersifat teacher centered , siswa pasif

Dengan adanya kelebihan dan kelemahan maka guru

dapat dengan mudah mengidentifikasi dan menerapkan

pendekatan, strategi, metode maupun tekhnik mengajar yang

sesuai dengan kemampuan guru dalam pengelolaan kelas,

sehingga guru akan mudah mencapai tujuan pembelajaran yang

diharapkan.

3. Hasil Belajar Fiqih

a. Pengertian Hasil Belajar Fiqih

Hasil belajar atau prestasi belajar dari kata prestasi dan

belajar. Prestasi merupakan hasil usaha yang diwujudkan dengan

aktivitas-aktivitas yang sesuai dengan tujuan yang dikehendaki.

M. Bukhori mengemukakan prestasi adalah “hasil yang

telah dicapai atau ditunjukkan oleh murid sebagai hasil belajarnya,

baik itu berupa angka, huruf, atau tindakan mencerminkan hasil

belajar yang dicapai oleh masing-masing anak dalam periode

tertentu.54

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan, bahwa

prestasi atau hasil adalah penilaian hasil usaha kegiatan belajar

yang di nyatakan dalam bentuk simbol, angka, maupun kalimat

yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap

anak dalam periode tertentu.

Sedangkan belajar adalah proses transfer yang ditandai

oleh adanya perubahan pengetahuan, tingkah laku dan kemampuan

seseorang yang relatif tetap sebagai hasil dari latihan dan

pengalaman (yang terjadi melalui aktifitas mental yang bersifat

aktif, konstruktif, komulatif dan berorientasi pada tujuan (Shuell,

1986).55

54 M. Bukhori, Teknik-teknik Evaluasi dalam Pendidikan, (Bandung: Jammars, 1983),

hlm. 178. 55 M. Chabib Thoha dan Abdul Mu’ti, PBM-PAI di Sekolah, (Yogyakarta: Pustaka

Pelajar, 1998), Cet. I, hlm. 94.

Page 42: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl-zulihah093-5497-1-zulihah... · bersifat teacher centered , siswa pasif

Menurut Clifford T. Morgan. “ Learning is any relatively

permanent change in behaviour that is result of past experience

“ .56 Yang artinya belajar adalah perubahan tingkah laku yang

relatif tetap yang merupakan hasil dari pengalaman lalu.

b. Unsur-unsur Hasil Belajar

Menurut Nana Sudjana, dalam bukunya yang berjudul

Dasar- dasar Proses Belajar Mengajar, mengemukakan beberapa

unsur hasil belajar, antara lain:57

1) Hasil Belajar Kognitif

a) Tipe hasil belajar pengetahuan hafalan (knowledge)

Pengetahuan hafalan dimaksudkan sebagai

terjemahan dari kata “knowledge” dari Bloom. Cakupan

dalam pengetahuan hafalan termasuk pula pengetahuan

yang sifatnya faktual, di samping pengetahuan yang

mengenai hal-hal yang perlu diingat kembali seperti

batasan, peristilahan, pasal, hukum, bab, ayat, rumus, dan

lain-lain.

Ada beberapa cara untuk dapat menguasai atau

menghafal, misalnya dibaca berulang-ulang, menggunakan

teknik mengingat (memo teknik) atau lazim dikenal dengan

“jembatan keledai”. Tipe hasil belajar ini termasuk tipe

hasil belajar tingkat rendah jika dibandingkan dengan tipe

hasil belajar lainnya.

Contoh seseorang yang ingin mempelajari dan

menguasai keterampilan bermain piano, maka yang

bersangkutan harus menguasai dan hafal dulu tangga-

tangga nada.

56 Clifford T. Morgan, Intruduction to Psychology, (New York: The MC. Hill Book

Company, 1961). hlm. 63. 57 Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru

Algensindo, 1995), Cet. III, hlm. 51.

Page 43: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl-zulihah093-5497-1-zulihah... · bersifat teacher centered , siswa pasif

b) Tipe hasil belajar pemahaman (komprehensif)

Tipe hasil belajar pemahaman lebih tinggi satu

tingkat dari tipe hasil belajar pengetahuan hafalan.

Pemahaman memerlukan kemampuan menangkap makna

atau arti dari sesuatu konsep. Untuk itu maka diperlukan

adanya hubungan atau pertautan antara konsep dengan

makna yang ada dalam konsep tersebut.

Ada tiga macam pemahaman yang berlaku umum;

pertama pemahaman terjemahan, yakni kesanggupan

memahami makna yang terkandung di dalamnya. Missal,

memahami kalimat bahasa Inggris ke dalam bahasa

Indonesia, mengartikan lambang Negara, dan lain-lain.

Kedua pemahaman penafsiran, misalnya memahami grafik,

menghubungkan dua konsep yang berbeda, membedakan

yang pokok dan yang bukan pokok. Ketiga pemahaman

ekstrapolasi, yakni kesanggupan melihat di balik yang

tertulis, tersirat dan tersurat, meramalkan sesuatu, atau

memperluas wawasan.

c) Tipe hasil belajar penerapan (aplikasi)

Aplikasi adalah kesanggupan menerapkan, dan

mengabstraksikan suatu konsep, ide, rumus, hukum dalam

situasi yang baru. Misalnya, memecahkan persoalan

dengan menggunakan rumus tertentu, menerapkan suatu

dalil atau hukum dalam suatu persoalan. Jadi dalam

aplikasi harus ada konsep, teori, hukum, rumus. Dalil

hukum tersebut, diterapkan dalam pemecahan suatu

masalah (situasi tertentu). Dengan perkataan lain, aplikasi

bukan keterampilan motorik tapi lebih banyak keterampilan

mental.

Page 44: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl-zulihah093-5497-1-zulihah... · bersifat teacher centered , siswa pasif

d) Tipe hasil belajar analisis

Analisis adalah kesanggupan memecah, mengurai

suatu integritas (kesatuan yang utuh) menjadi unsur-unsur

atau bagian- bagian yang mempunyai arti, atau mempunyai

tingkatan / hirarki. Analisis merupakan tipe hasil belajar

yang kompleks, yang memanfaatkan unsur tipe hasil

belajar sebelumnya, yakni pengetahuan, pemahaman,

aplikasi. Analisis sangat diperlukan bagi para siswa sekolah

menengah apalagi di Perguruan Tinggi.

e) Tipe hasil belajar sintesis

Sintesis adalah lawan analisis. Bila pada analisis

tekanan pada kesanggupan menguraikan suatu integritas

menjadi bagian yang bermakna, pada sintesis adalah

kesanggupan menyatukan unsur atau bagian menjadi satu

integritas.

f) Tipe hasil belajar evaluasi

Evaluasi adalah kesanggupan memberikan

keputusan tentang nilai sesuatu berdasarkan judgment yang

dimilikinya, dan kriteria yang dipakainya. Tipe hasil

belajar ini dikategorikan paling tinggi, dan tergantung

semua tipe hasil belajar yang telah dijelaskan sebelumnya.

Dalam tipe hasil belajar evaluasi, tekanan pada

pertimbangan sesuatu nilai, mengenai baik tidaknya, tepat

tidaknya, dengan menggunakan kriteria tertentu.58

2) Hasil Belajar Afektif

Bidang afektif berkenaan dengan sikap dan nilai.

Beberapa ahli mengatakan, bahwa sikap seseorang dapat

diramalkan perubahannya, bila seseorang telah menguasai

bidang kognitif tingkat tinggi. Tipe hasil belajar afektif tampak

pada siswa dalam berbagai tingkah laku seperti atensi/

58 Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, hlm. 53.

Page 45: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl-zulihah093-5497-1-zulihah... · bersifat teacher centered , siswa pasif

perhatian terhadap pelajaran, disiplin, motivasi belajar,

menghargai guru dan teman sekelas, kebiasaan belajar dan

hubungan sosial.59

3) Hasil Belajar Psikomotorik

Hasil belajar bidang psikomotor tampak dalam bentuk

keterampilan (skill), kemampuan bertindak individu

(seseorang).

Ada 6 tingkatan keterampilan yakni:

a) Gerakan refleks (keterampilan pada gerakan yang tidak sadar)

b) Keterampilan pada gerakan-gerakan dasar. c) Kemampuan perceptual termasuk di dalamnya

membedakan visual, membedakan auditif motorik dan lain-lain.

d) Kemampuan di bidang fisik, misalnya kekuatan, keharmonisan, ketepatan.

e) Gerakan-gerakan skill, mulai dari keterampilan sederhana sampai pada keterampilan yang kompleks.

f) Kemampuan yang berkenaan dengan non decursive komunikasi seperti gerakan ekspresif, interpretative.60

Tipe hasil belajar yang dikemukakan di atas sebenarnya

tidak berdiri sendiri, tapi selalu berhubungan satu sama lain bahkan

ada dalam kebersamaan.

c. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Fiqih

Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono, mengemukakan

beberapa hal yang mempengaruhi prestasi hasil belajar, yaitu :

1) Faktor Internal (dari dalam) meliputi : a) Faktor jasmaniah (fisiologis) baik yang bersifat bawaan

maupun yang diperoleh yang termasuk faktor ini misalnya penglihatan, pendengaran, struktur tubuh dan sebagainya.

b) Faktor Psikologis yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh yang terdiri atas : (1) Faktor Intelektif

(a) Faktor potensial yaitu kecerdasan dan bakat

59 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja

Rosdakarya, 1999), cet. VI. hlm. 30. 60 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, hlm. 31

Page 46: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl-zulihah093-5497-1-zulihah... · bersifat teacher centered , siswa pasif

(b) Faktor kecakapan nyata yaitu prestasi yang telah dimiliki

(2) Faktor non intelektif yaitu unsur-unsur kepribadian tertentu seperti : sikap, minat, kebiasaan, kebutuhan, motivasi, emosi dan penyesuaian diri.

(3) Faktor kematangan fisik maupun psikis. 2) Faktor Eksternal (dari luar), meliputi :

(1) Faktor sosial, terdiri atas : (a) Lingkungan keluarga (b) Lingkungan sekolah (c) Lingkungan masyarakat (d) Lingkungan kelompok

(2) Faktor budaya seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian.

(3) Faktor lingkungan fisik seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar, iklim.

(4) Faktor lingkungan spiritual dan keamanan. 61

Faktor-faktor tersebut berinteraksi secara langsung ataupun

tidak langsung dalam mencapai hasil belajar fiqih.

Dari beberapa pendapat tersebut, maka dapat disimpulkan

bahwa ada dua faktor yang mempengaruhi hasil belajar yaitu faktor

internal (datang dari dalam) seperti faktor jasmani atau fisik dan

rohani (psikologis) dan faktor eksternal (datang dari luar) seperti

faktor lingkungan dan sosial.

4. Pendekatan Discovery Inquiry Untuk Meningkatkan Hasil Belajar

Fiqih

Keberadaan dunia pendidikan memegang peranan penting untuk

kelangsungan hidup suatu bangsa, sebab dari sinilah berbagai ilmu dikaji

dan dikembangkan untuk dijadikan dasar pemikiran dan pengambilan

suatu kebijakan di lingkungan negara tersebut.

Dalam setiap proses pembelajaran sangat membutuhkan adanya

ketrampilan profesional dari seorang guru karena seorang guru dituntut

untuk dapat menciptakan kondisi lingkungan belajar yang baik di dalam

kelas dengan maksud untuk mencapai tujuan pembelajaran yang optimal.

61 Abu Ahmadi, Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 1991),

cet1, hlm. 138-139.

Page 47: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl-zulihah093-5497-1-zulihah... · bersifat teacher centered , siswa pasif

Pada dasarnya kondisi belajar yang menyenangkan akan

menumbuhkan kreatifitas siswa. Salah satu kriteria profesional seorang

guru yaitu guru harus mampu memecahkan dan melaksanakan tehnik-

tehnik mengajar yang baik.62 Bila guru dalam penampilan mengajarnya

tidak menarik maka kegagalan pertama adalah tidak dapat menanamkan

benih pengajarannya pada siswa.

Siswa enggan memperhatikan dan tidak dapat menerima pelajaran

sehingga bosan menghadapi pelajaran yang disampaikan. Untuk dapat

melaksanakan tehnik mengajar yang baik maka seorang guru harus

menguasai ketrampilan menggunakan variasi dalam pembelajaran, baik

variasi gaya mengajar, variasi media dan bahan ajar dan variasi pola

interaksi dan kegiatan siswa untuk kepentingan siswanya sehingga

memungkinkan perkembangannya secara optimal sesuai dengan tujuan

pembelajaran dan siswa tidak akan cepat bosan.

Menurut E. Mulyasa, mengadakan variasi merupakan ketrampilan

yang penting dan harus dikuasai oleh guru dalam pembelajaran.

Ketrampilan menggunakan variasi bermanfaat untuk mengatasi kejenuhan

dan kebosanan pada siswa agar siswa selalu antusias, tekun dan penuh

partisipasi serta untuk meningkatkan motivasi belajar siswa.63Proses

belajar dan hasil belajar para siswa bukan saja ditentukan oleh sekolah,

pola, struktur dan isi kurikulum. Akan tetapi sebagian besar ditentukan

oleh kompetensi guru yang mengajar dan membimbing mereka.

Guru yang kompeten akan lebih mampu menciptakan lingkungan

belajar yang efektif, menyenangkan dan akan lebih mampu mengelola

kelasnya sehingga belajar siswa berada pada tingkat optimal. Seorang guru

harus mampu mengelola interaksi belajar mengajar, ia harus mampu

memahami hakikat belajar, faktor-faktor yang mempengaruhi aktivitas

belajar, bagaimana poses belajar berlangsung dan ciri-ciri pemahaman,

62 Oemar Hamalik, Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi, (Jakarta:

Bumi Aksara, 2002), hlm. 38. 63 E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi, hlm. 78

Page 48: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl-zulihah093-5497-1-zulihah... · bersifat teacher centered , siswa pasif

perasaan, minat nilai, dan ketrampilan. Dengan demikian ia akan mampu

menentukan gaya memimpin kelas yang akan dipakai. Hal ini akan

mempengaruhi corak interaksi guru dan siswa dalam kegiatan proses

belajar mengajar.

Pekerjaan mendidik atau mengajar adalah pekerjaan yang

membutuhkan kemampuan tertentu. Kemampuan ini dapat dilihat pada

kemampuannya di dalam melakukan perannya sebagai pendidik atau

pengajar, pembimbing dan sebagainya. Oleh karena itu pembelajaran yang

menarik dan baik sangat diharapkan guna mencapai tujuan pembelajaran

yang optimal. salah satu cara agar pembelajaran menarik adalah dengan

menggunakan variasi agar siswa tidak bosan dan siswa memperhatikan apa

yang disampaikan oleh guru sehingga mereka paham dan mengerti,

dengan demikian tujuan pendidikan dapat ditanamkan pada peserta didik.

Selain itu mengajar juga sebagai usaha untuk menciptakan sistem

lingkungan yang mengoptimalkan kegiatan belajar mengajar dalam arti ini

adalah usaha menciptakan suasana belajar bagi siswa secara optimal. Yang

menjadi pusat perhatian dalam PBM ialah siswa. Pendekatan

menghasilkan strategi yang disebut student center strategis. Strategi belajar

mengajar yang berpusat pada peserta didik.64

Begitu juga pada pembelajaran fiqih yang berisi tentng hukum

Islam baik ibadah maupun muamalat, tentunya pembelajartan perlu

diarahkan kepada pengetahuan dan pemahaman siswa langsung dalam

proses pembelajran itu, inquary menjadi slah stu alternatif dalam

pembelajaran Karena metode inquiry merupakan metode mengajar yang

melibatkan siswa secara langsung yang menuju pada penemuan sendiri.

Dalam hal ini guru hanya mengarahkan atau menuntun siswa agar dapat

menentukan sendiri, guru dan siswa bekerja kooperatif.

Pendekatan discovery inquiry sebagai salah satu pilihan pendekatan

pembelajaran karena pendekatan pembelajaran ini mengarah siswa pada

kegiatan yang dapat mengembangkan sikap ilmiah dimana siswa

64 W. Gulo, Strategi Belajar Mengajar, hlm. 4-6

Page 49: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl-zulihah093-5497-1-zulihah... · bersifat teacher centered , siswa pasif

dibimbing untuk mencari dan menemukan sendiri, menyelidiki sendiri

tentang suatu konsep sain sehingga pengetahuan dan ketrampilan yang

dimiliki siswa diharapkan bukan hasil mengingat seperangkat fakta

melainkan hasil dari mereka sendiri. Dengan menentukan sendiri siswa

dapat menguasai suatu konsep dengan betul-betul dan bersifat tahan

lama/tidak mudah dilupakan.

Berikut langkah-langkah penerapan pendekatan discovery inquiry

pada pembelajaran fiqih :

a) Guru memberikan informasi awal tentang jalannya proses pelaksanaan pendekatan discovery Inquiry pada pembelajaran fiqih materi pokok infaq dan shadaqoh.

b) Guru menerangkan materi pokok infaq dan shadaqoh. c) Guru memberikan masalah kepada siswa d) Guru menyuruh siswa untuk mengeksplorasi materi dalam kerja

kelompok. e) Guru memberikan tugas tentang materi pokok yang sedang dipelajari.

Pendekatan discovery inquiry pada pembelajaran fiqih menjadikan

siswa aktif dalam proses pembelajaran karena terjadi proses pencarian

dalam mendalami materi, kegiatan pembelajaran yang dilandasi dengan

proses pencarian secara mendalam tentunya akan menjadikan siswa lebih

paham terhadap materi yang didapatkan dan pada akhirnya akan

meningkatkan hasil belajarnya.

5. Tinjauan Materi

Ruang lingkup materi mata pelajaran Fikih di Madrasah Ibtidaiyah

meliputi:

a. Fikih ibadah, yang menyangkut: pengenalan dan pemahaman tentang cara pelaksanaan rukun Islam yang benar dan baik, seperti: tata cara taharah, salat, puasa, zakat, dan ibadah haji.

b. Fikih muamalah, yang menyangkut: pengenalan dan pemahaman mengenai ketentuan tentang makanan dan minuman yang halal dan haram, khitan, kurban, serta tata cara pelaksanaan jual beli dan pinjam meminjam.65

Dalam penelitian ini materi yang di bahasa adalah Materi Pokok

Infaq Dan Shodaqoh.

65 W. Gulo, Strategi Belajar Mengajar, hlm. 64

Page 50: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl-zulihah093-5497-1-zulihah... · bersifat teacher centered , siswa pasif

Kata infak menurut bahasa berarti membelanjakan. Infak masih

bersifat umum, termasuk di dalamnya adalah sedekah, wakaf, Hibah, dan

lainnya. Infak adalah mengeluarkan, memberikan atau membelanjakan

sebagian dari harta yang dimiliki untuk kepentingan sosial dan keagamaan

dalam waktu yang tidak terbatas. 66 Allah berfirman dalam surah at-Talaq

ayat 7.

F ATو K@"1 AT 6"1 ذو ef��� Y�Dg �&%T ef���� Kرز K��> ر ا��&f+ K'� إ�&� �Dg �Tه� 1�-" ا��&F"� K <'� �'�ا i�\� �� K&ا��

� ٧:ا�k0ق Hendaklah orang yang mampu memberi nafkah menurut

kemampuannya. Dan orang yang disempitkan rezekinya hendaklah memberi nafkah dari harta yang diberikan Allah kepadanya. Allah tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan (sekedar) apa yang Allah berikan kepadanya. Allah kelak akan memberikan kelapangan sesudah kesempitan. (Q.S. at-Talaq: 7)

Meskipun jumlah dan waktu berinfak tidak ditentukan, tetapi pelaksanaan infak ada yang bersifat wajib. Misalnya, seorang bapak memberi nafkah kepada keluarganya seperti makanan, tempat tinggal, dan biaya hidup sehari-hari.

Antara sedekah dan infak tidak jauh berbeda manfaatnya, yaitu:

a. Mendekatkan diri kepada Allah SWT. Karena infak merupakan bukti ketakwaan kita kepada Allah SWT.

b. Melatih kepedulian sosial bagi pemberi infak c. Ikut meringankan beban orang lain yang kesusahan d. Dapat membangun sarana ibadah, pendidikan, kesehatan dan sosial. e. Dapat menambahkan sumber dana untuk dakwah Islam. f. Dapat memperkuat ukhuwah Islam.67

Memberikan suatu jasa atau bersikap baik kepada orang lain

termasuk sedekah. Mendamaikan dua orang yang saling bermusuhan

dengan adil juga merupakan sedekah.

Berdasarkan penjelasan di atas sedekah bersifat umum. Artinya,

sedekah tidak hanya diberikan dalam bentuk harta atau uang, tetapi segala

sesuatu yang memberikan manfaat kepada orang lain termasuk sedekah.

Jadi pengertian sedekah adalah memberikan sesuatu yang berguna kepada

66Anis Tanwir Hadi, Pengantar Fikih untuk Kelas IV Madrasah Ibtidaiyah, (Solo: PT.

Tiga serangkai, 2009), hlm. 34 67 Anis Tanwir Hadi, Pengantar Fikih untuk Kelas IV Madrasah Ibtidaiyah, hlm.35-36

Page 51: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl-zulihah093-5497-1-zulihah... · bersifat teacher centered , siswa pasif

orang lain atau lembaga masyarakat untuk dapat dimanfaatkan dengan

sebaik-baiknya dengan tulus dan ikhlas semata-mata hanya mengharap

ridha dari Allah.68

Hukum sedekah adalah sunnah dan Manfaatnya sangat besar, baik

untuk diri sendiri maupun untuk meningkatkan kesejahteraan umat.

Manfaat sedekah antara lain dapat:

a. Menghindarkan murka Allah SWT. Dan menolak bencana akibat perbuatan dosa.

b. Memanjangkan usia c. Memperkuat tali persaudaraan. d. Memperkecil jurang pemisah antara yang kaya dan miskin. e. Memperlancar pembangunan fasilitas pengembangan umat seperti

sekolah, pesantren, rumah sakit, dan sarana ibadah.

Allah SWT yang memberi pahala yang berlipat kepada orang-

orang yang suka bersedekah.69

B. Kerangka Berfikir

Salah satu program meningkatkan aktifitas siswa dalam pembelajaran

adalah mengembangkan metode mengajar yang baik (bukan berarti yang lain

tidak baik) adalah menekankan pada ketrampilan siswa dalam proses belajar

yang aktif melalui kegiatan yang berorientasi pada proses “inquiry”. Dasar

filsafat pengajaran inquiry ini ialah siswa akan dimotivasi lebih baik apabila ia

terlibat secara langsung dalam proses belajar mengajar melalui kegiatan-

kegiatan inquiry.

Sehubungan dengan hal di atas, maka metode inquiry rasanya cocok

dipergunakan sebagai salah satu alternatif dalam proses belajar mengajar.

Karena metode inquiry merupakan metode mengajar yang melibatkan siswa

secara langsung yang menuju pada penemuan sendiri. Dalam hal ini guru

hanya mengarahkan atau menuntun siswa agar dapat menentukan sendiri, guru

dan siswa bekerja kooperatif.

Metode inquiry sebagai salah satu pilihan model pembelajaran karena

model pembelajaran ini mengarah siswa pada kegiatan yang dapat

68Anis Tanwir Hadi, Pengantar Fikih untuk Kelas IV Madrasah Ibtidaiyah, hlm. 37 69 Anis Tanwir Hadi, Pengantar Fikih untuk Kelas IV Madrasah Ibtidaiyah, hlm.38

Page 52: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl-zulihah093-5497-1-zulihah... · bersifat teacher centered , siswa pasif

mengembangkan sikap ilmiah dimana siswa dibimbing untuk mencari dan

menemukan sendiri, menyelidiki sendiri tentang suatu konsep sain sehingga

pengetahuan dan ketrampilan yang dimiliki siswa diharapkan bukan hasil

mengingat seperangkat fakta melainkan hasil dari mereka sendiri. Dengan

menentukan sendiri siswa dapat menguasai suatu konsep dengan betul-betul

dan bersifat tahan lama/tidak mudah dilupakan.

penggunaan metode inquiri pada pembelajaran fiqih dapat

meningkatkan aktivitas belajar siswa dan pada akhirnya akan meningkatkan

hasil belajar siswa

C. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan latar belakang landasan teori diatas, maka dalam

penelitian ini dirumuskan hipotesis tindakan yaitu penerapan pendekatan

discovery Inquiry dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV MI Nurul

Falah Banyutowo Dukuhseti Pati Tahun Ajaran 2010/2011 pada

pembelajaran fiqih materi pokok infaq dan shadaqoh.

Page 53: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl-zulihah093-5497-1-zulihah... · bersifat teacher centered , siswa pasif

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian yang digunakan penulis yaitu penelitian tindakan kelas

(Classroom Action Research). Penelitian Tindakan Kelas adalah sebagai suatu

bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan yang dilakukan

untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan mereka dalam

melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman terhadap tindakan-tindakan

yang dilakukan, serta memperbaiki kondisi dimana praktek pembelajaran

tersebut dilakukan.70

Menurut Suharsimi Arikunto Penelitian tindakan kelas adalah suatu

pencermatan terhadap kegiatan belajar mengajar berupa sebuah tindakan, yang

sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama.

Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau dengan arahan dari guru yang

dilakukakan oleh peserta didik.71

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Tempat penelitian di MI Nurul Falah Banyutowo Dukuhseti Pati

2. Waktu Penelitian 15 Nopember – 15 Desember 2010

C. Pelaksana dan Kolabolator

a. Pelaksana

Dalam penelitian tindakan kelas ini yang melaksanakan tindakan

adalah peneliti dan peserta didik di kelas IV MI Nurul Falah Banyutowo

Dukuhseti Pati Tahun Ajaran 2010/2011.

b. Kolabolator

Kolaborator adalah suatu kerja sama dengan pihak-pihak terkait

seperti atasan, sejawat, atau kolega. Kolaborator ini di harapkan dapat di

70 Masnur Muslich, Melaksanakan PTK (Penelitian Tindakan Kelas) itu Mudah, (Jakarta:

PT Bumi Aksara, 2009), hlm. 8-9 71 Suharsimi Arikunto, dkk. Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2008)

cet.5, hlm. 3- 4

Page 54: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl-zulihah093-5497-1-zulihah... · bersifat teacher centered , siswa pasif

jadikan sumber data, karena pada hakekatnya kedudukan peneliti pada

penelitian tindakan kelas ini merupakan bagian dari situasi dan kondisi dari

suatu latar yang ditelitinya. Peneliti tidak hanya sebagai pengamat, tetapi

juga terlibat langsung dalam proses situasi dan kondisi.72 Kerjasama ini

diharapkan dapat memberikan informasi dan kontribusi yang baik sehingga

dapat tercapai tujuan dari penelitian ini. Yang menjadi kolaborator disini

adalah guru kelas IV MI Nurul Falah Banyutowo Dukuhseti Pati yaitu

Yasin Hamdi, S.Pd.I.

D. Rancangan Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dipilih model spiral dari Kemmis dan

Taggart yang terdiri dari beberapa siklus tindakan pembelajaran berdasarkan

refleksi mengenai hasil dari tindakan-tindakan pada siklus sebelumnya. Setiap

siklus tersebut terdiri dari empat tahapan yang meliputi perencanaan,

pelaksanaan, pengamatan (observasi), dan refleksi.

Prosedur penelitian tindakan kelas ini terdiri dari 4 tahap. Secara rinci

digambarkan sebagai berikut:

a. Siklus I

2) Perencanaan:

a) Merencanakan proses pelaksanaan pendekatan discovery Inquiry pada

pembelajaran fiqih materi pokok infaq dan shadaqoh di kelas IV MI

Nurul Falah Banyutowo Dukuhseti Pati.

b) Mengembangkan skenario model pembelajaran dengan membuat

RPP.

c) Menyusun LOS (Lembar Observasi siswa)

d) Menyusun kuis (tes)

3) Tindakan

Tindakan dengan menerapkan tindakan yang mengacu pada

skenario dan LOS.

72 Departemen Pendidikan Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah,

Penelitian Tindakan Kelas, (Direktorat Tenaga Kependidikan, 2003), hlm. 13

Page 55: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl-zulihah093-5497-1-zulihah... · bersifat teacher centered , siswa pasif

a) Peneliti memberikan informasi awal tentang jalannya proses

pelaksanaan pendekatan discovery Inquiry pada pembelajaran fiqih

materi pokok infaq dan shadaqoh.

b) Peneliti menerangkan materi pokok infaq dan shadaqoh.

c) Peneliti memberikan masalah kepada siswa

d) Peneliti menyuruh siswa untuk mengeksplorasi materi dalam kerja

kelompok.

e) Peneliti memberikan tugas tentang materi pokok yang sedang

dipelajari

4) Pengamatan dengan melakukan format observasi

a) Kolabolator mengamati aktifitas kelompok peserta didik.

b) Mengamati langkah-langkah materi pokok infaq dan shadaqoh.

5) Refleksi

a) Menilai hasil tindakan dengan menggunakan format LOS.

b) Melakukan evaluasi tindakan yang telah dilakukan.

c) Melakukan pertemuan untuk membahas hasil evaluasi tentang

skenario model pembelajaran, LOS, dan lain-lain.

d) Menilai pelaksanaan tindakan sesuai hasil evaluasi untuk digunakan

pada siklus berikutnya.

b. Siklus II

Setelah melakukan evaluasi tindakan I, maka dilakukan tindakan II.

Peneliti mengamati proses pelaksanaan pendekatan discovery Inquiry pada

pembelajaran fiqih materi pokok infaq dan shadaqoh. Langkah-langkah

siklus II adalah sebagai berikut:

1) Perencanaan

a) Mengidentifikasi masalah-masalah khusus yang dialami pada siklus

sebelumnya.

b) Mencarikan Alternatif pemecahan.

c) Membuat satuan tindakan (pemberian bantuan).

Page 56: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl-zulihah093-5497-1-zulihah... · bersifat teacher centered , siswa pasif

2) Pelaksanaan tindakan

Kegiatan yang dilaksanakan tahap ini yaitu Pengembangan

rencana tindakan II dengan melaksanakan tindakan upaya lebih

meningkatkan semangat belajar peserta didik dalam proses

pelaksanaan pendekatan discovery Inquiry pada pembelajaran fiqih

materi pokok infaq dan shadaqoh yang telah direncanakan.

3) Observasi

Peneliti mencatat semua proses yang terjadi dalam tindakan

model pembelajaran, mendiskusikan tentang tindakan II yang telah

dilakukan mencatat kelemahan baik ketidaksesuaian antara skenario

dengan respon dari peserta didik yang mungkin tidak diharapkan.

4) Refleksi

a) Tes evaluasi proses pelaksanaan pendekatan discovery Inquiry pada

pembelajaran fiqih materi pokok infaq dan shadaqoh.

b) Menganalisis Hasil pengamatan untuk memperoleh gambaran

bagaimana dampak dari tindakan yang dilakukan hal apa saja yang

perlu diperbaiki sehingga diperoleh hasil refleksi kegiatan yang telah

dilakukan.

c. Siklus III

Setelah melakukan evaluasi tindakan II, maka dilakukan tindakan

III. Peneliti mengamati proses pelaksanaan pendekatan discovery Inquiry

pada pembelajaran fiqih materi pokok infaq dan shadaqoh yang

berlangsung didalam kelas. Langkah-langkah siklus III adalah sebagai

berikut:

1) Perencanaan

a) Mengidentifikasi masalah-masalah khusus yang dialami pada siklus

sebelumnya.

b) Mencarikan Alternatif pemecahan.

c) Membuat satuan tindakan (pemberian bantuan) yang tertuang dalam

RPP.

Page 57: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl-zulihah093-5497-1-zulihah... · bersifat teacher centered , siswa pasif

2) Pelaksanaan tindakan

Kegiatan yang dilaksanakan tahap ini yaitu Pengembangan

rencana tindakan III dengan melaksanakan tindakan upaya lebih

meningkatkan semangat belajar peserta didik dalam kegiatan proses

pelaksanaan pendekatan discovery Inquiry pada pembelajaran fiqih

materi pokok infaq dan shadaqoh yang telah direncanakan.

3) Observasi (pengamatan)

Peneliti mencatat semua proses yang terjadi dalam tindakan

model pembelajaran, mendiskusikan tentang tindakan III yang telah

dilakukan mencatat kelemahan baik ketidaksesuaian antara skenario

dengan respon dari peserta didik yang mungkin tidak diharapkan.

4) Refleksi

a) Tes evaluasi kegiatan proses pelaksanaan pendekatan discovery

Inquiry pada pembelajaran fiqih materi pokok inf aq dan shadaqoh.

b) Menganalisis Hasil pengamatan untuk memperoleh gambaran

bagaimana dampak dari tindakan yang dilakukan hal apa saja yang

perlu diperbaiki sehingga diperoleh hasil refleksi kegiatan yang telah

dilakukan.

Model Spiral dari Kemmis dan Taggart73

Dts.

73 Suharsimi Arikunto, dkk. Penelitian Tindakan Kelas, hlm. 16

Perencanaan

Pelaksanaan Refleksi

Perencanaan

Pengamatan

SIKLUS I

SIKLUS II Refleksi

Pengamatan

Pelaksanaan

?

Page 58: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl-zulihah093-5497-1-zulihah... · bersifat teacher centered , siswa pasif

E. Teknik Pengumpulan Data

Data diperoleh langsung dari lokasi penelitian, khususnya pada proses

pelaksanaan tindakan kelas, sedang untuk mendapatkan data peneliti

menggunakan beberapa metode untuk menggali informasi yang dibutuhkan.

Metode yang dipakai oleh peneliti untuk mendapatkan informasi tersebut

antara lain sebagai berikut:

a. Pengamatan (observasi)

Sebagai metode ilmiah, observasi dapat diartikan sebagai

pengamatan yang meliputi pemusatan perhatian terhadap subyek dengan

menggunakan seluruh alat inderanya.74

Metode pengamatan (observasi), cara pengumpulan datanya terjun

langsung ke lapangan terhadap objek yang diteliti, populasi (sampel).75

Observasi ini digunakan untuk mendapatkan data tentang proses

pelaksanaan pendekatan discovery Inquiry pada pembelajaran fiqih materi

pokok infaq dan shadaqoh di kelas IV MI Nurul Falah Banyutowo

Dukuhseti Pati.

b. Dokumentasi

Dokumentasi dari asal katanya dokumen yang artinya barang-

barang tertulis.76

Sumber dokumentasi pada dasarnnya merupakan segala bentuk

sumber informasi yang berhubungan dengan dokumen baik resmi maupun

yang tidak resmi.

Metode dokumentasi ini digunakan peneliti untuk mendapatkan data

sepeti RPP, LOS, nilai hasil belajar.

c. Instrumen Penelitian

Sedangkan instrumen yang peneliti gunakan untuk menilai tingkat

keberhasilan peserta didik adalah:

74 Yatim Riyanto, Metodologi Penelitian suatu Tindakan Dasar, (Surabaya: Sie Surabaya,

1996), cet. 4, hlm. 40 75 Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), hlm. 158 76 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Sebuah Pendekatan Praktek, (Jakarta: PT

Rineka Cipta, 2002), hlm. 48

Page 59: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl-zulihah093-5497-1-zulihah... · bersifat teacher centered , siswa pasif

a. Lembar observasi

Lembar observasi adalah lembar pengamatan yang harus diisi

oleh observer. Lembar observasi berisi tentang kegiatan guru dan

aktifitas siswa dalam pembelajaran.

Dalam penelitian ini ada beberapa aspek yang menjadi bahan

pengamatan peneliti diantaranya:

A. Siswa aktif mendengarkan dengan seksama penjelasan guru B. Siswa aktif bertanya kepada guru dan teman C. Siswa aktif dalam kerja kelompok D. Siswa aktif mengerjakan tugas yang diberikan guru

Tabel 1

Contoh Tabel Lembar Observasi

No Nama

Aspek

Pengamatan

Jumlah

Aktifitas

A B C D

JUMLAH

b. Instrumen evaluasi

Instrumen evaluasi adalah alat untuk memperoleh hasil yang

telah sesuai dengan kenyataan yang dievaluasi. Sedang bentuk evaluasi

yang dilakukan untuk mengetahui hasil belajar peserta didik adalah soal

pilihan ganda sebanyak 10 soal, dimana setiap item yang benar nilai 1,

dan salah 0.

Tabel 2 Contoh Tabel

Model Penilaian Ulangan

No Nama Hasil Ulangan Tertulis

Page 60: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl-zulihah093-5497-1-zulihah... · bersifat teacher centered , siswa pasif

F. Teknik Analisis Data

Kemudian Data-data yang diperoleh dari penelitian baik melalui

pengamatan, tes atau dengan menggunakan metode yang lain kemudian diolah

dengan analisis deskriptif untuk menggambarkan keadaan peningkatan

pencapaian indikator keberhasilan tiap siklus dan untuk menggambarkan

keberhasilan proses pelaksanaan pendekatan discovery Inquiry pada

pembelajaran fiqih materi pokok infaq dan shadaqoh. Adapun tehnik

pengumpulan data yang berbentuk kuantitatif berupa data-data yang disajikan

berdasarkan angka-angka maka analisis yang digunakan yaitu prosentase

dengan rumus sebagai berikut:

Skor yang dicapai Nilai = X 100 %

Jumlah Siswa

G. Indikator Pencapaian

Sedangkan untuk mengetahui tingkat keberhasilan penelitian tindakan

ini apabila:

a. Meningkatnya hasil belajar siswa kelas IV MI Nurul Falah Banyutowo

Dukuhseti Pati pada pembelajaran fiqih materi pokok infaq dan shadaqoh

setelah melakukan tindakan dengan menggunakan pendekatan discovery

inquiry yang ditandai rata-rata nilai hasil kuis lebih dari 7,0. Dan rata siswa

yang mendapatkan nilai tersebut adalah 80 %

b. Adanya peningkatan keaktifan belajar siswa di kelas IV MI Nurul Falah

Banyutowo Dukuhseti Pati pada pembelajaran fiqih materi pokok infaq

dan shadaqoh setelah melakukan tindakan dengan menggunakan discovery

pada kategori baik dan baik sekali yang mencapai 80 %.

Page 61: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl-zulihah093-5497-1-zulihah... · bersifat teacher centered , siswa pasif

BAB IV

DATA HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Data Awal (Pra Siklus)

Pelaksanaan penelitian yang dilakukan pada pra siklus dilakukan pada

tanggal 15 November 2010, dengan menggunakan metode konvensional, pra

siklus ini dilakukan beberapa tahapan diantaranya:

1. Perencanaan

Pada tahap perencanaan ini peneliti membuat :

a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (terlampir)

b. Menyusun kuis (terlampir)

c. LOS (terlampir).

2. Tindakan

Proses pembelajaran ini dilakukan dimulai dengan mengucapkan

salam dan menyuruh siswa untuk membaca do’a bersama-sama agar proses

pembelajaran berjalan hikmat, selanjutnya peneliti menyampaikan materi

pelajaran tentang ketentuan infak dan sedekah dengan sekilas lalu

mempersilahkan siswa untuk bertanya, selanjutnya peneliti memberikan

soal untuk dijawab siswa, setelah itu siswa disuruh mengumpulkan kedepan

dan peneliti mengajak siswa untuk membaca hamdalah dan do’a bersama.

Sedangkan pada nilai hasil test pada pra siklus diperoleh dari tes

harian dengan jumlah soal sebanyak 10 soal, hasil itu dapat diketahui dalam

gambaran sebagai berikut :

Page 62: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl-zulihah093-5497-1-zulihah... · bersifat teacher centered , siswa pasif

Tabel 3 Kategori Nilai Belajar Penerapan Pembelajaran Fiqih Materi

Pokok Infaq dan Shadaqoh di Kelas IV MI Nurul Falah Banyutowo Dukuhseti Pati Pra Siklus

No Nama Jumlah

betul Nilai Ketuntasan

Tuntas Tidak Tuntas

1 Ahmad Jefri Prasetyo 3 30 √ 2 Ahmad Riyan Prasetyo 3 30 √ 3 Alek Khoirul Anwar 4 40 √ 4 Arina Dina Islami 7 70 √ 5 Arya Fikar Pratama 4 40 √ 6 Asdion Tegar Galungga 3 30 √ 7 Faizatul Munawaroh 6 60 √ 8 Fani Irawan 4 40 √ 9 Mariatul Kiptia 7 70 √ 10 Mohammad Fery Ariyanto 5 50 √ 11 Mohammad Islahudin 4 40 √ 12 Mohammad Reza Fadlillah 6 60 √ 13 Muh, Andi Usman 3 30 √ 14 Muhammad Bagus Nur Alif 5 50 √ 15 Muhammad Nur Fathoni 4 40 √ 16 Muhammad Ulil Albab 6 60 √ 17 Nur Churin In Laily 5 50 √ 18 Nur Huda 4 40 √ 19 Rahmatikal Husna 6 60 √ 20 Riza Afilia 4 40 √ 21 Selen Erfan Arismunandar 6 60 √

Tabel 4 Kategori Nilai Hasil Belajar (Hasil Test) Penerapan Pembelajaran

Fiqih Materi Pokok Infaq dan Shadaqoh di Kelas IV MI Nurul Falah Banyutowo Dukuhseti Pati Pra Siklus

Nilai Siswa Prosentase Kategori Keterangan 90-100 0 0% Sangat Baik Tuntas 70-80 2 9,5% Baik Tuntas 50-60 8 38,1% Cukup Tidak Tuntas

Di bawah 40

11 52,4% Kurang Tidak Tuntas

(Hasil selengkapnya dalam lampiran)

Page 63: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl-zulihah093-5497-1-zulihah... · bersifat teacher centered , siswa pasif

Dari hasil diatas terlihat bahwa pada pra siklus ini pembelajaran

fiqih materi pokok infaq dan shadaqoh di kelas IV MI Nurul Falah

Banyutowo Dukuhseti Pati tingkat keberhasilan siswa ialah: Predikat sangat

baik 0 siswa atau 0 %, Kategori baik 2 siswa atau 9,5%, Kategori cukup 8

siswa atau 38,1%, Kategori Kurang 11 siswa atau 52,4%

Data diatas menunjukkan dalam pra siklus ini banyak siswa yang

tidak memahami infak dan sedekah yang mereka lakukan, jika dilihat dari

tingkat ketuntasannya ada 2 siswa atau 9,5% yang tuntas ini artinya perlu

adanya tindakan penelitian kelas.

B. Hasil Penelitian Siklus I

Sesuai hasil pra siklus maka perlu dilakukan tindakan pada siklus I

yang dilakukan pada tanggal 22 November 2010, siklus I ini dilakukan

beberapa tahapan diantaranya:

1. Perencanaan

Pada tahap perencanaan ini peneliti membuat

a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (terlampir),

b. Menyusun kuis (terlampir),

c. Menyiapkan lembar observasi (terlampir).

SangatBaik

Baik Cukup Kurang

Jumlah Siswa

Prosentase 0

10

20

30

40

50

60

Jumlah Siswa Prosentase

Page 64: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl-zulihah093-5497-1-zulihah... · bersifat teacher centered , siswa pasif

2. Tindakan

Pada tahap tindakan ini peneliti memulai proses pembelajaran ini

dengan mengucapkan salam dan mengajak semua siswa untuk berdo’a

bersama, mengabsensi siswa, menghubungkan pelajaran yang lalu dengan

yang sekarang.

Selanjutnya Tahap peneliti menerangkan sekilas tentang materi

ketentuan infak dan sedekah sekilas dan dilanjutkan dengan tanya jawab,

pada waktu ada satu siswa yang bertanya yaitu Ahmad Riyan Prasetyo, bu

bagaimana cara kita bersedekah dengan teman, guru menjawab ya dengan

memberikan sebagian uang saku kita jika melihat teman yang tidak

mendapatkan saku.

Setelah itu membagi mereka dalam lima kelompok dan tiap

kelompok terdiri dari 5-6 siswa sehingga ada 4 kelompok. Setiap kelompok

di beri permasalahan untuk mencari tahu ketentuan infak dan sedekah

sesuai pengalaman dan pengetahuannya bisa di cari melalui buku pelajaran

maupun di perpustakaan dan itu dilakukan dalam diskusi kelompok

Setelah 20 menit kemudian guru mempersilahkan setiap kelompok

untuk mempertanggungjawabkan jawaban dari hasil pencariannya dalam

diskusi kelas.

Setelah semua kelompok giliran maju presentasi kemudian guru

mengklarifikasi dan memberikan kuis kepada setiap siswa untuk di jawab.

Pada tahap terakhir guru mengajak siswa untuk mengucapkan

hamdalah dan do’a bersama-sama.

Sedangkan pada nilai hasil test pada siklus I diperoleh dari tes harian

dengan jumlah soal sebanyak 10 soal, hasil itu dapat diketahui dalam

gambaran sebagai berikut :

Page 65: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl-zulihah093-5497-1-zulihah... · bersifat teacher centered , siswa pasif

Tabel 5 Kategori Nilai Hasil Belajar Penerapan Pendekatan Discovery Inquiry pada Pembelajaran Fiqih Materi Pokok Infaq dan Shadaqoh di Kelas

IV MI Nurul Falah Banyutowo Dukuhseti Pati Siklus I

No Nama Jumlah betul

Nilai Ketuntasan

Tuntas Tidak tuntas

1 Ahmad Jefri Prasetyo 4 40 √ 2 Ahmad Riyan Prasetyo 3 30 √ 3 Alek Khoirul Anwar 4 40 √ 4 Arina Dina Islami 9 90 √ 5 Arya Fikar Pratama 4 40 √ 6 Asdion Tegar Galungga 4 40 √ 7 Faizatul Munawaroh 6 60 √ 8 Fani Irawan 5 50 √ 9 Mariatul Kiptia 8 80 √ 10 Mohammad Fery Ariyanto 7 70 √ 11 Mohammad Islahudin 4 40 √ 12 Mohammad Reza Fadlillah 3 30 √ 13 Muh, Andi Usman 3 30 √ 14 Muhammad Bagus Nur Alif 7 70 √ 15 Muhammad Nur Fathoni 5 50 √ 16 Muhammad Ulil Albab 9 90 √ 17 Nur Churin In Laily 6 60 √ 18 Nur Huda 5 50 √ 19 Rahmatikal Husna 7 70 √ 20 Riza Afilia 7 70 √ 21 Selen Erfan Arismunandar 5 50 √

Tabel 6

Kategori Nilai Hasil Belajar (Hasil Test) Penerapan Pendekatan Discovery Inquiry pada Pembelajaran Fiqih Materi Pokok Infaq dan

Shadaqoh di Kelas IV MI Nurul Falah Banyutowo Dukuhseti Pati Siklus I

Nilai Siswa Prosentase Kategori Keterangan 90-100 2 9,5% Sangat Baik Tuntas 70-80 5 23,8% Baik Tuntas 50-60 6 28,6% Cukup Tidak Tuntas

Di bawah 40

8 38,1% Kurang Tidak Tuntas

(Hasil selengkapnya dalam lampiran)

Page 66: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl-zulihah093-5497-1-zulihah... · bersifat teacher centered , siswa pasif

Dari hasil diatas terlihat bahwa pada Siklus I ini penerapan

pendekatan discovery Inquiry pada pembelajaran fiqih materi pokok infaq

dan shadaqoh di kelas IV MI Nurul Falah Banyutowo Dukuhseti Pati.

tingkat keberhasilan siswa ialah :

Predikat sangat baik 2 siswa atau 9,5% naik dari pra siklus yaitu 0

siswa atau 0%, Kategori baik 5 siswa atau 23,8% naik dari pra siklus yaitu 2

siswa atau 9,5%, Kategori cukup 6 siswa atau 28,6% naik dari pra siklus 8

siswa atau 38,1%, Kategori Kurang 8 siswa atau 38,1% turun dari pra siklus

yaitu 11 siswa atau 52,4%.

Data diatas menunjukkan dalam siklus I ini banyak siswa yang

tidak memahami materi infaq dan shadaqoh yang mereka lakukan, jika

dilihat dari tingkat ketuntasannya 7 siswa atau 33,3% naik dari pra siklus

yang masih 2 siswa atau 9,5% yang tuntas. Ini juga artinya indikator belum

terpenuhi.

3. Observasi

Setelah mengobservasi siswa selama proses pembelajaran di kelas

dengan menggunakan instrumen observasi yang dipegang kolabolator,

berikut hasil dari keaktifan siswa.

SangatBaik

Baik Cukup Kurang

Jumlah Siswa

Prosentase 0

5

10

15

20

25

30

35

40

Jumlah Siswa Prosentase

Page 67: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl-zulihah093-5497-1-zulihah... · bersifat teacher centered , siswa pasif

Tabel 7 Kategori Keaktifan Belajar pada Penerapan Pendekatan Discovery

Inquiry pada Pembelajaran Fiqih Materi Pokok Infaq dan Shadaqoh di Kelas IV MI Nurul Falah Banyutowo Dukuhseti Pati

Siklus I

No Nama Aspek

Pengamatan Jumlah Aktifitas

A B C D 1 Ahmad Jefri Prasetyo 1 0 1 1 3 2 Ahmad Riyan Prasetyo 1 1 1 1 4 3 Alek Khoirul Anwar 0 0 1 0 1 4 Arina Dina Islami 1 0 1 1 3 5 Arya Fikar Pratama 0 1 0 0 1 6 Asdion Tegar Galungga 1 0 1 0 2 7 Faizatul Munawaroh 0 1 1 0 2 8 Fani Irawan 1 0 0 0 1 9 Mariatul Kiptia 0 0 1 0 1 10 Mohammad Fery Ariyanto 0 0 0 1 1 11 Mohammad Islahudin 1 0 1 0 2 12 Mohammad Reza Fadlillah 0 1 0 0 1 13 Muh, Andi Usman 0 1 1 0 2 14 Muhammad Bagus Nur Alif 0 1 0 0 1 15 Muhammad Nur Fathoni 1 1 0 1 3 16 Muhammad Ulil Albab 1 1 0 0 2 17 Nur Churin In Laily 1 0 0 1 2 18 Nur Huda 0 1 0 0 1 19 Rahmatikal Husna 0 1 0 1 2 20 Riza Afilia 1 1 0 1 3 21 Selen Erfan Arismunandar 0 0 1 0 1

Tabel 8

Kategori Hasil Keaktifan Belajar pada Penerapan Pendekatan Discovery Inquiry pada Pembelajaran Fiqih Materi Pokok Infaq

dan Shadaqoh di Kelas IV MI Nurul Falah Banyutowo Dukuhseti Pati Siklus I

J. Aktifitas J. siswa Kategori Prosentase Keterangan

4 1 Sangat Baik 4,8% Tuntas 3 4 Baik 19% Tuntas 2 7 Cukup 33,3% Tidak Tuntas

1 9 Kurang 42,9% Tidak Tuntas Jumlah 21 100%

(Hasil selengkapnya dalam lampiran)

Page 68: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl-zulihah093-5497-1-zulihah... · bersifat teacher centered , siswa pasif

Dari tabel diatas terlihat bahwa pada siklus I keaktifan dalam

penerapan pendekatan discovery Inquiry pada pembelajaran fiqih materi

pokok infaq dan shadaqoh di kelas IV MI Nurul Falah Banyutowo

Dukuhseti Pati yaitu pada taraf kategori sangat baik ada 1 siswa atau

4,8%, Baik 4 siswa atau 19%, Cukup 7 siswa atau 33,3%, Kurang 9

siswa 42,9%.

Ini menunjukkan kecenderungan siswa masih biasa saja dalam

proses pembelajaran atau kurang aktif

4. Refleksi

Dari hasil belajar dan keaktifan belajar di atas maka yang perlu

dilakukan oleh guru Fiqih dengan menggunakan pendekatan discovery

Inquiry pada pembelajaran fiqih materi pokok infaq dan shadaqoh di kelas

IV MI Nurul Falah Banyutowo Dukuhseti Pati. Selanjutnya peneliti

melakukan refleksi dengan mengevaluasi kegiatan yang ada di siklus I,

dimana terdapat kekurangan-kekurangan diantaranya:

a. Peserta didik kurang konsen dalam pembelajaran

b. Peserta didik kung termotivasi dalam pembelajaran

c. Guru kurang mampu menyetting kelas dengan baik

d. Guru kurang mampu menvariasi metode pembelajaran

Selanjutnya guru dan kolaborator mencari solusi terhadap

permasalahan yang ditemukan di kelas dengan melakukan tindakan

diantaranya:

SangatBaik

Baik Cukup Kurang

Jumlah Siswa

Prosentase 05

10152025303540

45

Jumlah Siswa Prosentase

Page 69: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl-zulihah093-5497-1-zulihah... · bersifat teacher centered , siswa pasif

a. Peserta didik ditekankan untuk lebih berkonsentrasi dalam proses

pembelajaran yang sedang dilakukan.

b. Guru memotivasi peserta didik untuk belajar materi infaq dan sedekah

lebih baik lagi.

c. Guru menyarankan kepada peserta didik untuk bertanya kepada orang tua

atau tokoh masyarakat sekitar seperti guru ngaji.

d. Guru harus menjadikan kelas menjadi kondusif untuk proses

pembelajaran dengan menyetting huruf U.

e. Guru memberikan tambahan jam khusus kepada peserta didik yang masih

belum memahami materi infaq dan sedekah dengan pelan-pelan dan

tambahan ini dilakukan setelah pulang sekolah.

f. Guru menggunakan metode cerita orang yang dermawan seperti sahabat

Abu Bakar, As

g. Guru mencatat dengan seksama kegiatan yang terjadi di dalam kelas

selama kegiatan metode inquiry berlangsung.

Dari refleksi diatas didapatkan beberapa solusi terhadap

permasalahan pendekatan discovery Inquiry pada pembelajaran fiqih materi

pokok infaq dan shadaqoh di kelas IV MI Nurul Falah Banyutowo

Dukuhseti Pati. Hasil refleksi kemudian dijadikan sebagai rumusan untuk

diterapkan pada siklus II sebagai upaya tindak perbaikan terhadap upaya

perbaikan siswa pada siklus I.

C. Siklus II

Tindakan pada pelaksanaan siklus II ini dilakukan pada tanggal 29

November 2010, siklus II ini terdiri dari beberapa tahapan diantaranya :

1. Perencanaan

Pada tahap perencanaan ini peneliti membuat :

a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (terlampir)

b. Merancang pembentukan kelompok

c. Menyusun kuis (terlampir)

d. Menggunakan media gambar

e. Menyiapkan lembar observasi (terlampir)

Page 70: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl-zulihah093-5497-1-zulihah... · bersifat teacher centered , siswa pasif

2. Tindakan

Pada tahap tindakan ini peneliti memulai proses pembelajaran ini

dengan mengucapkan salam dan mengajak semua siswa untuk berdo’a

bersama, mengabsensi siswa, menghubungkan pelajaran yang lalu dengan

yang sekarang.

Selanjutnya Tahap peneliti menerangkan sekilas tentang materi

Mempraktikkan tata cara infak dan sedekah sekilas dan dilanjutkan dengan

tanya jawab, pada waktu ada beberapa siswa yang bertanya yaitu Riza

Afilia, bu di tempat saya setiap warga setiap bulan diminta uang oleh

pengurus masjid untuk menyantuni anak yatim apakah itu termasuk praktek

sedekah guru menjawab ya, Muhammad Nur Fathoni, bu apakah orang

yang bekerja seperti di gunung merapi termasuk sedekah guru menjawab ya

karena perilaku itu meringankan beban orang lain dan termasuk orang yang

dicintai Allah.

Selanjutnya guru menceritakan kedermawanan sahabat Abu Bakar

As dalam memperjuangkan agama Islam dengan memberikan harta yang

dimilikinya, sikap dermawan yang dilakukan oleh sahabat Abu Bakar

dilakukan semata mata karena Allah SWT.

Setelah itu membagi mereka dalam lima kelompok dan tiap

kelompok terdiri dari 5-6 siswa sehingga ada 4 kelompok. Setiap kelompok

di beri permasalahan untuk membuat satu cerita tentang kegiatan sedekah

dan infak di daerahnya masing-masing.

Setelah 20 menit kemudian guru mempersilahkan setiap kelompok

untuk mempertanggungjawabkan jawaban dari hasil pencariannya dalam

diskusi kelas.

Setelah semua kelompok giliran maju presentasi kemudian guru

mengklarifikasi dan memberikan kuis kepada setiap siswa untuk di jawab.

Pada tahap terakhir guru mengajak siswa untuk mengucapkan

hamdalah dan do’a bersama-sama.

Page 71: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl-zulihah093-5497-1-zulihah... · bersifat teacher centered , siswa pasif

Sedangkan pada nilai hasil test pada siklus I diperoleh dari tes harian

dengan jumlah soal sebanyak 10 soal, hasil itu dapat diketahui dalam

gambaran sebagai berikut :

Tabel 9 Kategori Nilai Hasil Belajar Penerapan Pendekatan Discovery Inquiry pada

Pembelajaran Fiqih Materi Pokok Infaq dan Shadaqoh di Kelas IV MI Nurul Falah Banyutowo Dukuhseti Pati Siklus II

No Nama Jumlah

betul Nilai Ketuntasan

Tuntas Tidak tuntas

1 Ahmad Jefri Prasetyo 7 70 √ 2 Ahmad Riyan Prasetyo 4 40 √ 3 Alek Khoirul Anwar 6 60 √ 4 Arina Dina Islami 10 100 √ 5 Arya Fikar Pratama 6 60 √ 6 Asdion Tegar Galungga 5 50 √ 7 Faizatul Munawaroh 8 80 √ 8 Fani Irawan 8 80 √ 9 Mariatul Kiptia 10 100 √ 10 Mohammad Fery Ariyanto 8 80 √ 11 Mohammad Islahudin 6 60 √ 12 Mohammad Reza Fadlillah 4 40 √ 13 Muh, Andi Usman 4 40 √ 14 Muhammad Bagus Nur Alif 8 80 √ 15 Muhammad Nur Fathoni 7 70 √ 16 Muhammad Ulil Albab 9 90 √ 17 Nur Churin In Laily 8 80 √ 18 Nur Huda 7 70 √ 19 Rahmatikal Husna 9 90 √ 20 Riza Afilia 9 90 √ 21 Selen Erfan Arismunandar 7 70 √

Tabel 10

Kategori Nilai Hasil Belajar (Hasil Test) Penerapan Pendekatan Discovery Inquiry pada Pembelajaran Fiqih Materi Pokok Infaq dan Shadaqoh di

Kelas IV MI Nurul Falah Banyutowo Dukuhseti Pati Siklus II Nilai Siswa Prosentase Kategori Keterangan

90-100 5 23,8% Sangat Baik Tuntas 70-80 9 42,9% Baik Tuntas 50-60 4 19% Cukup Tidak Tuntas

Di bawah 40 3 14,3% Kurang Tidak Tuntas (Hasil selengkapnya dalam lampiran)

Page 72: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl-zulihah093-5497-1-zulihah... · bersifat teacher centered , siswa pasif

Dari hasil diatas terlihat bahwa pada Siklus II ini proses pendekatan

discovery Inquiry pada pembelajaran fiqih materi pokok infaq dan shadaqoh

di kelas IV MI Nurul Falah Banyutowo Dukuhseti Pati tingkat keberhasilan

siswa ialah :

Predikat sangat baik 5 siswa atau 23,8% naik dari siklus I yaitu 2

siswa atau 9,5% , kategori baik 9 siswa atau 42,9% naik dari siklus I yaitu 5

siswa atau 23,8%, Kategori cukup 4 siswa atau 19% menurun dari siklus I

yaitu 6 siswa atau 28,6%, Kategori Kurang 3 siswa atau 14,3% berkurang

dari pada siklus I yaitu 8 siswa atau 38,1%.

Data diatas menunjukkan dalam siklus II ini banyak siswa yang

tidak memahami materi infaq dan sedekah yang mereka lakukan, jika dilihat

dari tingkat ketuntasannya 66,7% naik dari siklus I 33,3%. Ini juga artinya

perlu adanya tindakan penelitian kelas.

3. Observasi

Setelah mengobservasi siswa selama proses pembelajaran di kelas

dengan menggunakan instrumen observasi yang dipegang kolabolator,

berikut hasil dari keaktifan siswa.

SangatBaik

Baik Cukup Kurang

Jumlah Siswa

Prosentase 05

10152025303540

45

Jumlah Siswa Prosentase

Page 73: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl-zulihah093-5497-1-zulihah... · bersifat teacher centered , siswa pasif

Tabel 11 Kategori Keaktifan Belajar pada Penerapan Pendekatan Discovery

Inquiry pada Pembelajaran Fiqih Materi Pokok Infaq dan Shadaqoh di Kelas IV MI Nurul Falah Banyutowo Dukuhseti Pati

Siklus II

No Nama Aspek

Pengamatan Jumlah Aktifitas

A B C D 1 Ahmad Jefri Prasetyo 1 1 1 1 4 2 Ahmad Riyan Prasetyo 1 1 1 1 4 3 Alek Khoirul Anwar 0 0 1 0 1 4 Arina Dina Islami 1 1 1 1 4 5 Arya Fikar Pratama 0 1 0 0 1 6 Asdion Tegar Galungga 1 1 1 0 3 7 Faizatul Munawaroh 0 1 1 1 3 8 Fani Irawan 1 0 0 0 1 9 Mariatul Kiptia 1 0 1 0 2 10 Mohammad Fery Ariyanto 1 0 1 0 2 11 Mohammad Islahudin 1 1 1 0 3 12 Mohammad Reza Fadlillah 0 1 0 0 1 13 Muh, Andi Usman 1 1 1 0 3 14 Muhammad Bagus Nur Alif 1 1 0 1 3 15 Muhammad Nur Fathoni 1 1 1 1 4 16 Muhammad Ulil Albab 1 1 0 1 3 17 Nur Churin In Laily 1 1 0 1 3 18 Nur Huda 1 1 0 1 3 19 Rahmatikal Husna 0 1 1 1 3 20 Riza Afilia 1 1 1 1 4 21 Selen Erfan Arismunandar 1 0 1 0 2

Tabel 12

Kategori Hasil Keaktifan Belajar pada Penerapan Pendekatan Discovery Inquiry pada Pembelajaran Fiqih Materi Pokok Infaq

dan Shadaqoh di Kelas IV MI Nurul Falah Banyutowo Dukuhseti Pati Siklus II

J. Aktifitas J. siswa Kategori Prosentase Keterangan 4 5 Sangat Baik 23,8% Tuntas 3 9 Baik 42,9% Tuntas 2 3 Cukup 14,3% Tidak Tuntas

1 4 Kurang 19% Tidak Tuntas Jumlah 21 100%

(Hasil selengkapnya dalam lampiran)

Page 74: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl-zulihah093-5497-1-zulihah... · bersifat teacher centered , siswa pasif

Dari tabel diatas terlihat bahwa pada siklus II keaktifan dalam

penerapan pendekatan discovery Inquiry pada pembelajaran fiqih materi

pokok infaq dan shadaqoh di kelas IV MI Nurul Falah Banyutowo

Dukuhseti Pati yaitu pada taraf kategori sangat baik ada 5 siswa atau

23,8% naik dari siklus I 1 siswa atau 4,8%, Baik 9 siswa atau 42,9%

naik dari siklus I yaitu 4 siswa atau 19%, Cukup 3 siswa atau 14,3%

berkurang dari pada siklus I 7 siswa atau 33,3%, Kurang 4 siswa 19%

menurun dari siklus I yang masih ada 9 siswa atau 42,9%.

Ini menunjukkan kecenderungan siswa masih biasa saja dalam

proses pembelajaran atau kurang aktif.

4. Refleksi

Dari hasil belajar dan keaktifan belajar di atas maka yang perlu

dilakukan oleh guru Fiqih dengan menggunakan pendekatan discovery

Inquiry pada pembelajaran fiqih materi pokok infaq dan shadaqoh di kelas

IV MI Nurul Falah Banyutowo Dukuhseti Pati. Selanjutnya peneliti

melakukan refleksi dengan mengevaluasi kegiatan yang ada di siklus I,

dimana terdapat kekurangan-kekurangan diantaranya:

a. Guru kurang mampu memotivasi

b. Guru kurang mampu memperkenalkan pendekatan discovery inquiry

c. Guru kurang mampu memanfaatkan media pembelajaran

SangatBaik

Baik Cukup Kurang

Jumlah Siswa

Prosentase 05

10152025303540

45

Jumlah Siswa Prosentase

Page 75: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl-zulihah093-5497-1-zulihah... · bersifat teacher centered , siswa pasif

Selanjutnya mencari solusi terhadap permasalahan yang ditemukan

di kelas dengan melakukan tindakan diantaranaya:

a. Siswa ditekankan untuk lebih fokus dalam proses pembelajaran.

b. Lebih memperkenalkan lagi pelaksanaan pendekatan discovery Inquiry

pada pembelajaran fiqih materi pokok infaq dan shadaqoh.

c. Guru memotivasi siswa untuk belajar aktif dalam pembelajaran dengan

lebih mendekati siswa lagi dalam belajar kelompok.

d. Guru harus dapat mengelola kelas dengan baik dengan menyeting kelas

dengan lingkaran

e. Guru menayangkan film tentang dermawan film Kun Fayakun

f. Guru Mencatat dengan seksama kegiatan yang terjadi di dalam kelas

selama kegiatan.

g. Mengisi Lembar Observasi Siswa

Dari refleksi diatas didapatkan beberapa solusi terhadap

permasalahan pelaksanaan metode jigsaw learning pada pembelajaran PAI

materi pokok infaq dan shadaqoh di Kelas V SD Negeri Srondol Wetan 01

Banyumanik Semarang, Hasil refleksi kemudian dijadikan sebagai rumusan

untuk diterapkan pada siklus III sebagai upaya tindak perbaikan terhadap

upaya perbaikan siswa pada siklus II.

D. Hasil Penelitian Siklus III

Tindakan pada pelaksanaan siklus III ini dilakukan pada tanggal 6

Desember 2010 berlandaskan hasil refleksi yang dilakukan pada siklus II

terdiri dari beberapa tahapan diantaranya :

1. Perencanaan

Pada tahap perencanaan ini peneliti membuat :

a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (terlampir)

b. menyusun kuis (terlampir)

c. menyiapkan lembar observasi (terlampir)

d. membuat kelompok

e. menyediakan alat audio visual

f. LOS (terlampir).

Page 76: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl-zulihah093-5497-1-zulihah... · bersifat teacher centered , siswa pasif

2. Tindakan

Pada tahap tindakan ini peneliti memulai proses pembelajaran ini

dengan mengucapkan salam dan mengajak semua siswa untuk berdo’a

bersama, mengabsensi siswa, menghubungkan pelajaran yang lalu dengan

yang sekarang.

Selanjutnya Tahap peneliti menerangkan sekilas tentang materi

mempraktikkan tata cara infak dan sedekah sekilas, Kemudian guru

mengajak siswa untuk menonton film kun fayakun. dan dilanjutkan dengan

tanya jawab, pada waktu ada beberapa siswa yang bertanya yaitu Nur

Churin In Laily, bu bagaimana tukang kaya orang miskin harus sedekah

guru menjawab sedekah itu tidak hanya bila dilakukan oleh orang kaya

orang miskinpun bisa, Mohammad Islahudin bertanya apakah orang yang

memberi sedekah pada tukang kaya mendapat pahala, guru menjawab ya

karena sedekahnya dilakukan dengan ikhlas, Asdion Tegar Galungga

apakah kita lebih baik menunggu sedekah biar punya uang, guru menjawab

tidak karena pada dasarnya tangan di atas lebih baik dari pada tangan di

bawah.

Setelah itu membagi mereka dalam lima kelompok dan tiap

kelompok terdiri dari 5 orang dengan posisi bangku ditata perkelompok

dengan posisi bangku ditata perkelompok model formasi lingkaran.

Selanjutnya guru menyuruh kelompok untuk mengkaji makna dan hikmah

yang ada dalam film sehingga orang diwajibkan untuk saling tolong

menolong

Dalam tahapan ini guru aktif berkeliling untuk mencermati proses

kerja kelompok, sesekali guru memberikan motivasi untuk merangsang

kelompok aktif berdiskusi untuk menentukan pentingnya tolong menolong

dalam kehidupan sehari-hari yang ada pada film kun fayakun, bentuk

motivasi yang sering diberikan guru dalam pengamatan peneliti ”bagus”

dengan muka tersenyum. Selanjutnya guru juga menginformasikan kepada

setiap anggota kelompok untuk aktif dalam kerja kelompok karena itu

adalah bagian dari penilaian. Ketika terjadi proses kerja kelompok guru

Page 77: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl-zulihah093-5497-1-zulihah... · bersifat teacher centered , siswa pasif

menekankan pada anggota kelompok untuk mengembangkan sikap terbaik

dalam kerja tim, dan meninggalkan sikap egois diantara kelompok.

Setelah lima belas menit mereka melakukan kerja kelompok guru

mempersilahkan hasil dari kerja kelompok untuk dikumpulkan dan

didiskusikan bersama, dan setiap kelompok diwakili oleh salah satu dari

anggota kelompok yang dijadikan ketua tim. Setelah diskusi selesai guru

memberikan kuis kepada setiap anggota kelompok untuk menyelesaikannya

secara pribadi, kuis itu berupa pertanyaan yang dibuat oleh guru, dimana

sumber kuis dibuat guru berdasar LKS dan buku ajar, selain itu juga

diberikan kuis yang berupa kuis yang berdasar proses kelompok. Pada

tahapan terakhir yaitu penutup dimana guru menyuruh siswa untuk

mengumpulkan hasil kuis kedepan lalu pada saat itu juga guru aqidah

mengoreksi dan memberikan skor kepada siswa dan siswa yang mendapat

hasil terbaik namanya ditulis dalam papan tulis, sebagai penghargaan dan

guru menyuruh siswa lain memberikan aplus kepada siswa tadi.

Sedangkan pada nilai hasil test pada siklus III diperoleh dari tes

harian dengan jumlah soal sebanyak 10 soal, hasil itu dapat diketahui

dalam gambaran sebagai berikut :

Tabel 13 Kategori Nilai Hasil Belajar penerapan pendekatan discovery Inquiry

pada pembelajaran fiqih materi pokok infaq dan shadaqoh di Kelas IV MI Nurul Falah Banyutowo Dukuhseti Pati Siklus III

No Nama Jumlah

betul Nilai Ketuntasan

Tuntas Tidak tuntas

1 Ahmad Jefri Prasetyo 8 80 √ 2 Ahmad Riyan Prasetyo 6 60 √ 3 Alek Khoirul Anwar 8 80 √ 4 Arina Dina Islami 10 100 √ 5 Arya Fikar Pratama 7 70 √ 6 Asdion Tegar Galungga 7 70 √ 7 Faizatul Munawaroh 10 100 √ 8 Fani Irawan 9 90 √ 9 Mariatul Kiptia 10 100 √ 10 Mohammad Fery Ariyanto 9 70 √ 11 Mohammad Islahudin 7 60 √

Page 78: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl-zulihah093-5497-1-zulihah... · bersifat teacher centered , siswa pasif

12 Mohammad Reza Fadlillah 6 60 √ 13 Muh, Andi Usman 7 70 √ 14 Muhammad Bagus Nur Alif 9 90 √ 15 Muhammad Nur Fathoni 9 90 √ 16 Muhammad Ulil Albab 10 100 √ 17 Nur Churin In Laily 9 90 √ 18 Nur Huda 8 80 √ 19 Rahmatikal Husna 10 90 √ 20 Riza Afilia 10 100 √ 21 Selen Erfan Arismunandar 8 80 √

Tabel 14

Kategori Nilai Hasil Belajar (hasil test) penerapan pendekatan discovery Inquiry pada pembelajaran fiqih materi pokok infaq dan shadaqoh di Kelas

IV MI Nurul Falah Banyutowo Dukuhseti Pati Siklus III Nilai Siswa Prosentase Kategori Keterangan

90-100 10 47, 6% Sangat Baik Tuntas 70-80 8 38,1% Baik Tuntas 50-60 3 14,3% Cukup Tidak Tuntas

Di bawah 40

0 0% Kurang Tidak Tuntas

(Hasil selengkapnya dalam lampiran)

Dari hasil diatas terlihat bahwa pada Siklus III ini proses penerapan

pendekatan discovery Inquiry pada pembelajaran fiqih materi pokok infaq

SangatBaik

Baik Cukup Kurang

Jumlah Siswa

Prosentase 0

10

20

30

40

50

Jumlah Siswa Prosentase

Page 79: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl-zulihah093-5497-1-zulihah... · bersifat teacher centered , siswa pasif

dan shadaqoh di kelas IV MI Nurul Falah Banyutowo Dukuhseti Pati tingkat

keberhasilan siswa ialah

Predikat sangat baik 10 siswa atau 47,6% naik dari siklus II 5 siswa

atau 23,8%, Kategori baik 8 siswa atau 38,1% naik dari siklus II yaitu 9

siswa atau 42,9%, Kategori cukup 3 siswa atau 14,3% menurun dari siklus II

yang masih ada 4 siswa atau 19%, Kurang ada 0 siswa atau 0% menurun dari

siklus II yang menyisakan 4 siswa atau 19%.

Data diatas menunjukkan dalam siklus III ini banyak siswa yang

sudah memahami materi infaq dan sedekah yang mereka lakukan, jika dilihat

dari tingkat ketuntasannya sudah mencapai 85,7% dan hanya menyisakan

14,3%, ini berarti prestasi siswa sudah sesuai dengan indikator.

3. Observasi

Setelah mengobservasi siswa selama proses pembelajaran di kelas

dengan menggunakan instrumen observasi yang dipegang kolabolator,

berikut hasil dari keaktifan siswa.

Tabel 15 Kategori Keaktifan Belajar pada Penerapan Pendekatan

Discovery Inquiry pada Pembelajaran Fiqih Materi Pokok Infaq dan Shadaqoh di Kelas IV MI Nurul Falah Banyutowo Dukuhseti Pati

Siklus III

No Nama Aspek

Pengamatan Jumlah Aktifitas

A B C D 1 Ahmad Jefri Prasetyo 1 1 1 1 4 2 Ahmad Riyan Prasetyo 1 1 1 1 4 3 Alek Khoirul Anwar 1 0 1 1 3 4 Arina Dina Islami 1 1 1 1 4 5 Arya Fikar Pratama 0 1 0 1 2 6 Asdion Tegar Galungga 1 1 1 1 4 7 Faizatul Munawaroh 1 1 1 1 4 8 Fani Irawan 1 0 0 0 1 9 Mariatul Kiptia 1 0 1 1 3 10 Mohammad Fery Ariyanto 1 1 0 1 3 11 Mohammad Islahudin 1 1 1 1 4 12 Mohammad Reza Fadlillah 0 1 0 0 1 13 Muh, Andi Usman 1 1 1 0 3 14 Muhammad Bagus Nur Alif 1 1 0 1 3 15 Muhammad Nur Fathoni 1 1 1 1 4

Page 80: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl-zulihah093-5497-1-zulihah... · bersifat teacher centered , siswa pasif

16 Muhammad Ulil Albab 1 1 0 1 3 17 Nur Churin In Laily 1 1 1 1 4 18 Nur Huda 1 1 1 1 4 19 Rahmatikal Husna 1 1 1 1 4 20 Riza Afilia 1 1 1 1 4 21 Selen Erfan Arismunandar 1 0 1 0 2

Tabel 16 Kategori Hasil Keaktifan Belajar pada Penerapan Pendekatan

Discovery Inquiry pada Pembelajaran Fiqih Materi Pokok Infaq dan Shadaqoh di Kelas IV MI Nurul Falah Banyutowo Dukuhseti Pati

Siklus III J. Aktifitas J. siswa Kategori Prosentase Keterangan

4 10 Sangat Baik 47,6% Tuntas 3 7 Baik 33,3% Tuntas 2 2 Cukup 9,5% Tidak Tuntas

1 2 Kurang 9,5% Tidak Tuntas Jumlah 21 100%

(Hasil selengkapnya dalam lampiran)

Dari Tabel diatas terlihat bahwa pada siklus III keaktifan dalam

penerapan pendekatan discovery Inquiry pada pembelajaran fiqih materi

pokok infaq dan shadaqoh di kelas IV MI Nurul Falah Banyutowo

Dukuhseti Pati yaitu pada taraf kategori sangat baik ada 10 siswa atau

47,6% naik dari siklus II yaitu 5 siswa atau 23,8%, Baik 7 siswa atau

33,3% menurun dari siklus II yaitu 9 siswa atau 42,9%, Cukup 2 siswa

SangatBaik

Baik Cukup Kurang

Jumlah Siswa

Prosentase 0

10

20

30

40

50

Jumlah Siswa Prosentase

Page 81: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl-zulihah093-5497-1-zulihah... · bersifat teacher centered , siswa pasif

atau 9,5% menurun dari pada siklus II yang masih 3 siswa atau 14,3%,

kurang 2 siswa atau 9,5% menurun dari siklus II 4 siswa atau 19%.

Ini menunjukkan kecenderungan siswa sudah aktif dalam proses

pembelajaran.

4. Refleksi

Dari tindakan siklus III ini indikator ketuntasan belajar sudah

mencapai diatas 70 % begitu juga pada keaktifan baik terutama pada sangat

dan sangat baik sudah mencapai diatas 70%, ini menunjukkan penerapan

pendekatan discovery Inquiry pada pembelajaran fiqih materi pokok infaq

dan shadaqoh di kelas IV MI Nurul Falah Banyutowo Dukuhseti Pati sudah

dapat meningkatkan hasil belajar dan keaktifan belajar siswa. Selanjutnya

peneliti mengangggap peningkatan sudah baik dan hanya menyisakan sedikit

siswa yang kurang aktif dan nilainya tidak tuntas maka penelitian ini peneliti

hentikan.

E. Pembahasan

Beberapa tindakan di atas dapat diketahui data proses penerapan

pendekatan discovery Inquiry pada pembelajaran fiqih materi pokok infaq dan

shadaqoh di kelas IV MI Nurul Falah Banyutowo Dukuhseti Pati

selengkapnya dapat dilihat pada tabel dan grafik sebagai berikut di bawah ini:

Tabel 17 Perbandingan Nilai Hasil Belajar (hasil test) penerapan pendekatan

discovery Inquiry pada pembelajaran fiqih materi pokok infaq dan shadaqoh di Kelas IV MI Nurul Falah Banyutowo Dukuhseti Pati

Pra Siklus, Siklus I, II dan III

Kategori Pra Siklus Siklus I Siklus II Siklus III

Siswa Prosentase Siswa Prosentase Siswa Prosentase Siswa Prosentase Sangat Baik

0 0% 2 9,5% 5 23,8% 10 47, 6%

Baik 2 9,5% 5 23,8% 9 42,9% 8 38,1%

Cukup 8 38,1% 6 28,6% 4 19% 3 14,3%

Kurang 11 52,4% 8 38,1% 3 14,3% 0 0%

Page 82: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl-zulihah093-5497-1-zulihah... · bersifat teacher centered , siswa pasif

Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa terjadi peningkatan hasil

belajar kognitif per siklus dimana pada pra siklus tingkat ketuntasannya 11

siswa atau 42,3% naik pada siklus I menjadi 15 siswa atau 57,7%, naik lagi

pada siklus II menjadi 18 siswa atau 69,2% diakhir siklus III sudah menjadi 22

siswa atau 84,7%.

Tabel 18

Perbandingan Hasil Keaktifan Belajar pada Penerapan Pendekatan Discovery Inquiry pada Pembelajaran Fiqih Materi Pokok Infaq dan

Shadaqoh di Kelas IV MI Nurul Falah Banyutowo Dukuhseti Pati Siklus I, II dan III

Kategori Siklus I Siklus II Siklus III

Jumlah Siswa

Prosentase Jumlah Siswa

Prosentase Jumlah Siswa

Prosentase

Sangat Baik

1 4,8% 5 23,8% 10 47,6%

Baik 4 19% 9 42,9% 7 33,3%

Cukup 7 33,3% 3 14,3% 2 9,5%

Kurang 9 42,9% 4 19% 2 9,5%

Jumlah 21 100% 21 100% 21 100%

0

10

20

30

40

50

60

J. S

isw

a

Pro

sent

ase

J. S

isw

a

Pro

sent

ase

J. S

isw

a

Pro

sent

ase

J. S

isw

a

Pro

sent

ase

Pra Siklus Siklus I Siklus II Siklus III

Sangat Baik Baik Cukup Kurang

Page 83: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl-zulihah093-5497-1-zulihah... · bersifat teacher centered , siswa pasif

Dari tabel diatas dapat dijelaskan pada aktivitas belajar siswa juga

terjadi peningkatan di mana siklus I ada 11 siswa atau 42,3%, naik menjadi 17

siswa atau 65,4% pada siklus II dan di akhir siklus III sudah mencapai 21

siswa atau 80,8%. Dengan kata lain tindakan guru fiqih dalam proses

penerapan pendekatan discovery Inquiry pada pembelajaran fiqih materi

pokok infaq dan shadaqoh di kelas IV MI Nurul Falah Banyutowo Dukuhseti

Pati telah membuat siswa aktif dalam proses pembelajaran dan membimbing

pada nilai ketuntasan belajar sehingga indikator yang telah ditetapkan yaitu

nilai siswa dengan KKM 70 sebanyak 80% terpenuhi, begitu juga keaktifan

pada kategori baik dan sangat baik telah mencapai 80% dari seluruh siswa.

05

101520253035404550

J. S

isw

a

Pro

sent

ase

J. S

isw

a

Pro

sent

ase

J. S

isw

a

Pro

sent

ase

Siklus I Siklus II Siklus III

Sangat Baik Baik Cukup Kurang

Page 84: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl-zulihah093-5497-1-zulihah... · bersifat teacher centered , siswa pasif

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian dan analisis penelitian tentang penerapan

pendekatan discovery inquiry pada pembelajaran fiqih materi pokok infaq dan

shadaqoh untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV MI Nurul Falah

Banyutowo Dukuhseti Pati Tahun Pelajaran 2010/2011, maka pada bab akhir

skripsi ini dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Penerapan pendekatan discovery Inquiry pada pembelajaran fiqih materi

pokok infaq dan shadaqoh di kelas IV MI Nurul Falah Banyutowo

Dukuhseti Pati dilakukan dengan berbagai siklus yang terdiri dari

perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi, perencanaan dilakukan

peneliti yaitu peneliti membuat rencana pelaksanaan pembelajaran

(terlampir), menyusun LKS (terlampir), merancang pembentukan

kelompok, menyusun kuis (terlampir), dan menyusun RPP, peneliti

menyiapkan lembar observasi (terlampir), pendokumentasian, lembar

refleksi dan evaluasi, sedng pada tahap tindakan ini merupakan proses

pembelajaran yang dilakukan yang dimulai dari persiapan dengan do’a dan

absensi sementar itu setting kelas dengan setting biasa, huruf U dan

lingkaran, selain itu juga menggunakan beberapa media untuk memperjelas

materi yang disampaikan seperti pemuutaran film dan cerita, kemudian

pada tahap pelaksanaan pembelajaran dengan guru menerangkan meteri

tanya jawab, pembagian kelompok, kerja tim, diskusi kelas, dan pemberian

aprisiasi dan pada tahap penutup guru mengajak ber’do’a bersama, tahap

observasi paeneliti meneliti kegitan siswa dan hsil nilai siswa tiap siklus,

dari hasil observasi tersebut di refleksi untuk pedoman pembelajaran siklus

berikutnya

2. Peningkatan peningkatan hasil belajar siswa kelas IV MI Nurul Falah

Banyutowo Dukuhseti Pati pada pembelajaran fiqih materi pokok infaq dan

shadaqoh setelah menerapkan pendekatan discovery Inquiry dapat di lihat

Page 85: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl-zulihah093-5497-1-zulihah... · bersifat teacher centered , siswa pasif

dari tingkat ketuntasan belajar siswa persiklus yaitu pada pra siklus 9,5%

menjadi 33,3% pada siklus I, naik menjadi 66,7% pada siklus II dan

terakhir pada siklus III sudah mencapai 85,7%. Demikian juga dengan

keaktifan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran PAI materi pokok

nfaq dan shadaqoh juga meningkat persiklus yaitu di siklus I keaktifan

siswa mencapai 23,8% naik menjadi 66,7% pada siklus II dan pada siklus

III sudah mencapai 80,9% ini menunjukkan apa dilakukan guru untuk

meningkatkan hasil belajar dan keaktifan belajar siswa dengan

menggunakan pendekatan discovery Inquiry pada pembelajaran fiqih materi

pokok infaq dan shadaqoh di kelas IV MI Nurul Falah Banyutowo

Dukuhseti Pati berhasil.

B. Saran

Setelah melihat kondisi yang ada, serta berdasarkan hasil penelitian

yang penulis lakukan, tidak ada salahnya bila peneliti memberikan beberapa

saran sebagai masukan dalam meningkatkan kualitas pendidikan khususnya

pada pembelajaran fiqih sebagai berikut:

1. Bagi Pemerintah

Pemerintah seharusnya memperhatikan peningkatan pendidikan

terutama pada pendidikan dasar, karena pada pendidikan ini menjadi dasar

atau pondasi anak dalam mengarungi hidupnya, selain itu kebijakan

pemerintah seharusnya berpihak pada kesejahteraan guru yang selama ini

masih dibawah standar, karena mustahil menuntut profesionalisme guru

bagi peningkatan pendidikan tapi kesejahteraan mereka masih dalam

angan-angan.

2. Pihak Sekolah

a. Hendaknya seluruh pihak sekolah mendukung dalam tiap kegiatan

pembelajaran yang berlangsung.

b. Sebaiknya memfasilitasi proses pembelajaran dengan melengkapi

sarana dan prasarana yang dibutuhkan

c. Perlunya kerja sama dengan pihak sekolah dengan orang tua siswa dan

masyarakat yang diharapkan dengan itu akan lebih memudahkan

Page 86: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl-zulihah093-5497-1-zulihah... · bersifat teacher centered , siswa pasif

proses pembelajaran dan akan membantu memaksimalkan guna

mencapai tujuan pembelajaran pendidikan yang diharapkan.

3. Bagi Guru fiqih

a. Hendaknya dalam proses belajar mengajar, guru harus benar-benar

paham dan menyiapkan pembelajaran dengan sebaik-baik mungkin

agar materi dapat tersampaikan secara maksimal.

b. Hendaknya proses pembelajaran dirancang oleh guru sedemikian rupa

sehingga siswa dapat berpartisipasi aktif baik secara fisik ataupun

psikis dan mengalami kegiatan belajar mengajar secara langsung,

sehingga pengetahuan yang dicapai tidak hanya secara teori saja

dengan mendengarkan informasi.

c. Sebaiknya guru pai menambah wawasan dengan mengikuti beberapa

pelatihan dan seminar tentang strategi pembelajaran yang dapat

dikembangkan di kelasnya sehingga mampu mencapai hasil optimal.

4. Siswa

a. Hendaknya lebih rajin dalam belajar dan respon terhadap pembelajaran

yang dilakukan

b. Sebaiknya meningkatkan lagi kemampuan belajar dengan belajar

dengan teman lain sekolah yang lebih maju teknik pembelajarannya

C. Kata Penutup

Puji dan syukur sudah sewajarnya dipanjatkan kehadirat Allah SWT

atas selesainya penulisan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa penulisan ini

masih perlu penyempurnaan baik isi maupun metodologinya. Untuk itu saran

dan kritik penyempurnaan dari berbagai pihak sangat penulis harapkan demi

kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya, semoga kita bersama selalu dalam

lindungan Allah SWT dan selalu mendapat petunjuk agar dapat mencapai

kebahagiaan dunia dan akhirat.

Page 87: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl-zulihah093-5497-1-zulihah... · bersifat teacher centered , siswa pasif

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu, Supriyono, Widodo, Psikologi Belajar, Jakarta: Rineka Cipta, 1991

Arikunto, Suharsimi, dkk. Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2008

-----------, Prosedur Penelitian Sebuah Pendekatan Praktek, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2002

Azis, Sholeh Abdul dan Abdul Azis Abdul Madjid, Al-Tarbiyah Waturuqu Al-Tadrisi, Juz.1., Mesir: Darul Ma’arif, 1979

Bakri, Nazar, Fiqh dan Ushul Fiqih, Jakarta: Rajawali, 1993

Bukhori, M., Teknik-teknik Evaluasi dalam Pendidikan, Bandung: Jammars, 1983

Crow, Lester D. and Crow, Alice, Educational Psychology, New York: American Book Company, 1958

Departemen Agama RI Kurikulum 2006, Pedoman Umum Pengembangan Silabus Madrasah Ibtidaiyah, Jakarta: Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam, 2006

Departemen Pendidikan Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah, Penelitian Tindakan Kelas, Direktorat Tenaga Kependidikan, 2003

Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Rinneka Cipta, 1999

Djamarah, Syaiful Bahri, Psikologi Belajar, Jakarta: Rineka Cipta, 2002

Drost, J., Proses Pembelajaran Sebagai Proses Pendidikan, Jakarta: PT Gramedia, 1999

Gredler, Margaret F. Bell. Belajar dan Membelajarkan. Jakarta: CV, Rajawali, 1996

Gulo, W., Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Gramedia Widia Sarana Indonesia, 2002

Hadi, Anis Tanwir, Pengantar Fikih untuk Kelas IV Madrasah Ibtidaiyah, Solo: PT. Tiga serangkai, 2009

Hamalik, Oemar, Pendekatan Baru Strategi Belajar Mengajar Berdasarkan CBSA, Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2001

Page 88: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl-zulihah093-5497-1-zulihah... · bersifat teacher centered , siswa pasif

-----------, Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi, Jakarta: Bumi Aksara, 2002

-----------, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem Jakarta: Bumi Aksara, 2002

http:// Nov05_article03.htm

http:// The Legacy of R_ L_ Moore - The Texas Method and the Small Group Discovery Method -- Dancis and Davidson.htm.

Khallaf, Abdul Wahab, Ilmu Ushul Fiqih, Semarang: Dina Utama, 1994

Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 2000

Morgan, Clifford T., Introduction to Psychology, The Ms. Grow Will Book Company,New York: 1961

Muhaimin dkk, Paradigma Pendidikan Islam Upaya Mengefektifkan Pendidikan Agama Islam di Sekolah, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2002

Muhammad, Abi Abdillah Bin Ismail Al-Bukhori, Shohih Bukhori, Indo: Maktabah Dahlan, tth

Mujieb, Abdul, dkk., Kamus Istilah Fiqih, Jakarta: Pustaka Firdaus, 1994

Mulyasa, E., Kurikulum Berbasis Kompetensi Konsep Karakteristik Dan Implementasi, Jakarta: Rosda Karya, 2004

Muslich, Masnur, Melaksanakan PTK Penelitian Tindakan Kelas itu Mudah, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2009

Nasution, S., Teknologi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 1994

Nurhadi, dan Gerrad Senduk, Agus, Pembelajaran Kontekstual Contextual Teaching and Learning dan Penerapannya dalam KBK, Malang: IKIP Malang, 2003

Nurhadi, Kurikulum 2004; Pertanyaan dan Jawaban, Jakarta: Grassindo, 2004

Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia No. 2 Tahun 2008, Tentang Standar Kompetensi Lulusan Dan Standar Isi Pendidikan Agama Islam Dan Bahasa Arab di Madrasah

Riyanto, Yatim, Metodologi Penelitian suatu Tindakan Dasar, Surabaya: Sie Surabaya, 1996

Soenarjo, dkk, Al-Qur'an dan Terjemahannya, Jakarta: Depag RI, 2006

Page 89: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl-zulihah093-5497-1-zulihah... · bersifat teacher centered , siswa pasif

Sudirman N, Ilmu Pendidikan, Bandung: Remaja Karya, 1997

Sudjana, Nana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung: Sinar Baru Algensindo, 1995

-----------, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: Remaja Rosdakarya, 1999

Sudjarwo S, Teknologi Pendidikan, Jakarta: PT Gelora Aksara Pratama, 1984

Sukamadinata, Nana Syaodih, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek, Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2000

Suryosubroto, B., Proses Belajar Mengajar Di Sekolah, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2002

Syah, Muhibbin, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2000

Thoha, Chabib, Kapita Selekta Pendidikan Islam, Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset, 1996

-----------, PBM-PAI di Sekolah, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1998

Trianto, Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik, Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007

Winkell, W.S., Psikologi Pengajaran, Jakarta: Gramedia, 1986

Page 90: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl-zulihah093-5497-1-zulihah... · bersifat teacher centered , siswa pasif

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

PRA SIKLUS

Nama Sekolah : MI Nurul Falah Banyutowo

Nama Mata Pelajaran : Fiqih

Kelas/ Semester : IV/ Ganjil

Materi Pokok : infak dan sedekah

Alokasi Waktu : 2X35

Standar Kompetensi : Mengenal ketentuan infak dan sedekah

Kompetensi Dasar : 1. Menjelaskan ketentuan infak dan sedekah

Indikator :

� Menjelaskan pengertian infak dan sedekah

� Menjelaskan macam-macam infak dan sedekah

� Menjelaskan orang wajib infak dan sedekah

� Menunjukkan orang berhak mendapatkan infak dan sedekah

A. Tujuan Pembelajaran

� Siswa mampu mengenal serta memahami ketentuan-ketentuan

ketentuan infak dan sedekah dengan baik

B. Metode Pembelajaran

1. Ceramah

2. Diskusi

3. Tanya Jawab

C. Langkah-langkah Pembelajaran

1. Pertemuan Pertama

a. Kegiatan Awal

� Guru menjelaskan materi / kompetensi dasar yang harus

dikuasai siswa

� Guru menjelaskan kegiatan-kegiatan yang harus ditempuh

b. Kegiatan Inti

� Eksplorasi

Page 91: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl-zulihah093-5497-1-zulihah... · bersifat teacher centered , siswa pasif

- Siswa menulis ketentuan infak dan sedekah

- Guru menerangkan ketentuan infak dan sedekah

� Elaborasi

- Mengadakan tanya ajawab

- Guru membimbing siswa untuk menjawab pertanyaan yang

diajukan oleh temannya

� Konfirmasi

- Guru menyimpulkan materi dan tanya jawab yang

dilakukan

c. Kegiatan Akhir

� Guru merefleksikan kegiatan pembelajaran

� Guru mengajak siswa berdo’a bersama

7. Sumber Belajar : a. Buku Fiqih Kelas IV Penerbit Aneka Ilmu

b. Buku Tuntunan Sholat (Persholatan)

8. Penilaian : a. Teknik : tes Tertulis dan keaktifan

b. Bentuk instrumen : tes pilihan ganda

Pati, 15 November 2010

Mengetahui, Peneliti

Kepala MI Sullamul Huda

Abdul Musafak, S.Pd.I Zulihah, A.Ma

Page 92: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl-zulihah093-5497-1-zulihah... · bersifat teacher centered , siswa pasif

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

SIKLUS I

Nama Sekolah : MI Nurul Falah Banyutowo

Nama Mata Pelajaran : Fiqih

Kelas/ Semester : IV/ Ganjil

Materi Pokok : infak dan sedekah

Alokasi Waktu : 2X35

Standar Kompetensi : Mengenal ketentuan infak dan sedekah

Kompetensi Dasar : 1. Menjelaskan ketentuan infak dan sedekah

Indikator :

� Menjelaskan pengertian infak dan sedekah

� Menjelaskan macam-macam infak dan sedekah

� Menjelaskan orang wajib infak dan sedekah

� Menunjukkan orang berhak mendapatkan infak dan sedekah

A. Tujuan Pembelajaran

� Siswa mampu mengenal serta memahami ketentuan-ketentuan

ketentuan infak dan sedekah dengan baik

B. Pendekatan

Discovery Inquiry

C. Metode Pembelajaran

1. Ceramah

2. Diskusi

3. Belajar kelompok

4. Resitasi

D. Langkah-langkah Pembelajaran

1. Pertemuan Pertama

a. Kegiatan Awal

� Guru menjelaskan materi / kompetensi dasar yang harus

dikuasai siswa

Page 93: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl-zulihah093-5497-1-zulihah... · bersifat teacher centered , siswa pasif

� Guru menjelaskan kegiatan-kegiatan yang harus ditempuh

b. Kegiatan Inti

� Eksplorasi

- Siswa menulis ketentuan infak dan sedekah

- Guru menerangkan ketentuan infak dan sedekah

- Guru membentuk kelompok kerja

� Elaborasi

- Mengadakan tanya ajawab

- Guru membagi siswa dalam kelompok dimana setiap

kelompok terdiri dari 5-6 siswa

- Guru memberikan masalah kepada setiap kelompok untuk

mencari ketentuan infak dan sedekah

- Guru mempersilahkan siswa mencari di buku atau

perpustakaan

- Guru menyuruh kelompok presentasi

- Guru membimbing diskusi kelas

� Konfirmasi

- Guru menyimpulkan materi dan tanya jawab yang

dilakukan

- Memberikan penghargaan terhadap siswa yang aktif dalam

kegiatan

c. Kegiatan Akhir

� Guru merefleksikan kegiatan pembelajaran

� Guru mengajak siswa berdo’a bersama

7. Sumber Belajar : a. Buku Fiqih Kelas IV Penerbit Aneka Ilmu

b. Buku Tuntunan Sholat (Persholatan)

8. Penilaian : a. Teknik : tes Tertulis dan keaktifan

b. Bentuk instrumen : tes pilihan ganda

Page 94: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl-zulihah093-5497-1-zulihah... · bersifat teacher centered , siswa pasif

Pati, 22 November 2010

Mengetahui, Peneliti

Kepala MI Sullamul Huda

Abdul Musafak, S.Pd.I Zulihah, A.Ma

Page 95: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl-zulihah093-5497-1-zulihah... · bersifat teacher centered , siswa pasif

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

SIKLUS II

Nama Sekolah : MI Nurul Falah Banyutowo

Nama Mata Pelajaran : Fiqih

Kelas/ Semester : IV/ Ganjil

Materi Pokok : infak dan sedekah

Alokasi Waktu : 2X35

Standar Kompetensi : Mengenal ketentuan infak dan sedekah

Kompetensi Dasar : 1. Mempraktikkan tata cara infak dan sedekah

Indikator :

� Menjelaskan tata cara infak dan sedekah

� Menjelaskan orang-orang yang berhak mendapatkan infak dan sedekah

� Menjelaskan kegiatan infak dan sedekah dalam kehidupan sehari

A. Tujuan Pembelajaran

� Siswa mampu mengenal serta mempraktekkan tata cara infak dan

sedekah

B. Pendekatan

Discovery Inquiry

C. Metode Pembelajaran

1. Pembelajaran kelompok

2. Diskusi

3. Cerita

D. Langkah-langkah Pembelajaran

1. Pertemuan Pertama

a. Kegiatan Awal

� Guru menjelaskan materi / kompetensi dasar yang harus

dikuasai siswa

� Guru menjelaskan kegiatan-kegiatan yang harus ditempuh

Page 96: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl-zulihah093-5497-1-zulihah... · bersifat teacher centered , siswa pasif

b. Kegiatan Inti

� Eksplorasi

- Siswa membaca ketentuan infak dan sedekah

- Guru menerangkan ketentuan tata cara infak dan sedekah

- Guru membentuk kelompok kerja

� Elaborasi

- Guru bercerita mengenai shahabat Abu Bakar As

- Mengadakan tanya ajawab

- Guru membagi siswa dalam kelompok dimana setiap

kelompok terdiri dari 5-6 siswa

- Guru memberikan masalah kepada setiap kelompok untuk

membuat cerita praktik sedekah dan infaq di daerah

masing-masing

- Guru menyuruh kelompok mempertanggung jawabkan

hasil pencariannya

- Guru membimbing diskusi kelas

� Konfirmasi

- Guru menyimpulkan materi dan tanya jawab yang

dilakukan

- Memberikan penghargaan terhadap siswa yang aktif dalam

kegiatan

c. Kegiatan Akhir

� Guru merefleksikan kegiatan pembelajaran

� Guru mengajak siswa berdo’a bersama

7. Sumber Belajar : a. Buku Fiqih Kelas IV Penerbit Aneka Ilmu

b. Buku Tuntunan Sholat (Persholatan)

8. Penilaian : a. Teknik : tes Tertulis dan keaktifan

b. Bentuk instrumen : tes pilihan ganda

Page 97: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl-zulihah093-5497-1-zulihah... · bersifat teacher centered , siswa pasif

Pati, 29 November 2010

Mengetahui, Peneliti

Kepala MI Sullamul Huda

Abdul Musafak, S.Pd.I Zulihah, A.Ma

Page 98: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl-zulihah093-5497-1-zulihah... · bersifat teacher centered , siswa pasif

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS III

Nama Sekolah : MI Nurul Falah Banyutowo

Nama Mata Pelajaran : Fiqih

Kelas/ Semester : IV/ Ganjil

Materi Pokok : infak dan sedekah

Alokasi Waktu : 2X35

Standar Kompetensi : Mengenal ketentuan infak dan sedekah

Kompetensi Dasar : 1. Mempraktikkan tata cara infak dan sedekah

Indikator :

� Menjelaskan tata cara infak dan sedekah

� Menjelaskan orang-orang yang berhak mendapatkan infak dan sedekah

� Menjelaskan kegiatan infak dan sedekah dalam kehidupan sehari

A. Tujuan Pembelajaran

� Siswa mampu mengenal serta mempraktekkan tata cara infak dan

sedekah

B. Pendekatan

Discovery Inquiry

C. Metode Pembelajaran

1. Pembelajaran kelompok

2. Diskusi

3. Cerita

D. Langkah-langkah Pembelajaran

1. Pertemuan Pertama

a. Kegiatan Awal

� Guru menjelaskan materi / kompetensi dasar yang harus

dikuasai siswa

� Guru menjelaskan kegiatan-kegiatan yang harus ditempuh

b. Kegiatan Inti

� Eksplorasi

Page 99: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl-zulihah093-5497-1-zulihah... · bersifat teacher centered , siswa pasif

- Siswa membaca ketentuan infak dan sedekah

- Guru menerangkan ketentuan tata cara infak dan sedekah

- Guru membentuk kelompok kerja

- Guru menayangkan film kun fayakun

� Elaborasi

- Mengadakan tanya ajawab

- Guru membagi siswa dalam kelompok dimana setiap

kelompok terdiri dari 5-6 siswa

- Guru memberikan masalah kepada setiap kelompok untuk

mencari makna sedekah dan infak dalam film kun fayakun

- Guru menyuruh kelompok mempertanggung jawabkan

hasil pencariannya

- Guru membimbing diskusi kelas

� Konfirmasi

- Guru menyimpulkan materi dan tanya jawab yang

dilakukan

- Memberikan penghargaan terhadap siswa yang aktif dalam

kegiatan

c. Kegiatan Akhir

� Guru merefleksikan kegiatan pembelajaran

� Guru mengajak siswa berdo’a bersama

7. Sumber Belajar : a. Buku Fiqih Kelas IV Penerbit Aneka Ilmu

b. Buku Tuntunan Sholat (Persholatan)

8. Penilaian : a. Teknik : tes Tertulis dan keaktifan

b. Bentuk instrumen : tes pilihan ganda

Pati, 6 Desember 2010

Mengetahui, Peneliti

Kepala MI Sullamul Huda

Abdul Musafak, S.Pd.I Zulihah, A.Ma

Page 100: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl-zulihah093-5497-1-zulihah... · bersifat teacher centered , siswa pasif

SOAL PRA SIKLUS

Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c atau d di depan jawaban yang tepat!. 1. Mengucapkan kata-kata yang sopan dan memuliakan tamu termasuk …..

a. Sedekah b. Wakaf c. Infak d. Amal jariah

2. Di bawah ini merupakan amal yang tidak putus pahalanya, kecuali….. a. Membangun tempat hiburan b. Amal jariah c. Doa anak yang saleh d. Ilmu yang bermanfaat

^F�Aان اQ-� Lى ا�%@* .3 Firman Allah SWT diatas menjelaskan bahwa Allah SWT memberi pahala bagi orang yang ….. a. Salat b. Puasa c. Sedekah d. Berzakat

4. Hukum sedekah adalah …. a. Sunah b. Wajib c. Fardu ‘ain d. Fardu kifayah

5. Sedekah sangat dianjurkan karena dapat menyucikan ….. a. Baju b. Harta c. Makanan d. Uang

6. AT ?\� ��G�ا �%Tآ'(@? و�T �)�n AT اE�f+ا اE�Tا A�oا� �Hا���....اXرض

Firman Allah SWT diatas menjelaskan tentang perintah Allah SWT yang berkaitan dengan ….. a. Infak b. Zakat c. Salat d. Haji

Page 101: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl-zulihah093-5497-1-zulihah... · bersifat teacher centered , siswa pasif

7. Kamu sekali-kali tidak sampai kebajikan (yang sempurna) sebelum kamu menafkahkan sebagian harta yang kamu cintai adalah terjemahan dari surah ….. a. Ali Imran : 92 b. Al-Maidah : 94 c. Al-Baqarah : 93 d. Al-An’am : 95

8. Orang yang suka menafkahkan sebagian hartanya di waktu lapang dan sempit disebut sebagai orang ….. a. Dermawan b. Bertaqwa c. Kaya d. Miskin

9. Arti kata A�^F*@%ا� adalah …..

a. Orang yang benar b. Orang yang sedekah c. Orang yang jujur d. Orang yang bernama sadiq

10. Jika kita suka bersedekah, Malaikat akan mendoakan supaya Allah SWT memberi …. a. Ampunan b. Pahala c. Gantinya d. Uang

Page 102: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl-zulihah093-5497-1-zulihah... · bersifat teacher centered , siswa pasif

SOAL SIKLUS I Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c atau d di depan jawaban yang tepat!. 1. Dibawah ini yang artinya, “Ya Allah SWT berilah gantinya kepada orang-

orang yang suka bersedekah”, adalah …..

a. �f� ��f�T p>ا ?Hا�� b. k�� p>ا ?Hا�� c. �^رز p>ا ?Hا�� d. ا��آ( p>ا ?Hا��

2. Allah SWT akan memberi balasan kepada orang-orang yang ….. a. Berbelanja b. Bersedekah c. Berkorban d. Berutang

3. Berikut ini yang tidak termasuk manfaat dan kegunaan sedekah adalah …. a. Menghindarkan murka Allah SWT b. Dapat memanjangkan usia c. Mempererat tali persaudaraan d. Menghamburkan uang

4. Dapat memperkecil jurang pemisah antara yang kaya dan miskin termasuk …. a. Hikmah kurban b. Hikmah haji c. Hikmah puasa d. Manfaat bersedekah

5. Allah SWT akan membalas orang yang telah beramal baik, walaupun hanya seberat biji ….. a. Zarrah b. Sawo c. Rambatan d. Biji kurma

6. Berinfak merupakan amal jariah yang tidak akan terputus ….. a. Hartanya b. Pahalanya c. Nyawanya d. Rezekinya

7. Orang kaya berkewajiban peduli kepada orang miskin dengan menyisihkan sebagian hartanya untuk …… a. Dihambur-hamburkan

Page 103: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl-zulihah093-5497-1-zulihah... · bersifat teacher centered , siswa pasif

b. Membangun rumah c. Berbelanja d. Bersedekah

8. Para Malaikat akan mendoakan kerusakan kepada orang-orang yang …. a. Bakhil b. Dermawan c. Gemar bersedekah d. Kaya

9. Allah SWT berjanji akan memberikan kelapangan sesudah …. a. Kelaparan b. Kesempitan c. Kegelapan d. Kemiskinan

10. Pernyataan berikut yang harus ada ketika bersedekah adalah ….. a. Jumlah uangnya b. Bentuk barangnya c. Nilai keikhlasannya d. Sesuai kebutuhannya

Page 104: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl-zulihah093-5497-1-zulihah... · bersifat teacher centered , siswa pasif

SOAL SIKLUS II Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c atau d di depan jawaban yang tepat!. 1. Hal-hal berikut bernilai sedekah apabila dikerjakan dengan ikhlas, kecuali …

a. Berkata baik dan sopan b. Tersenyum dengan sesama muslim c. Menyingkirkan gangguan dari jalan d. Membuang sampah sembarangan

2. Membersihkan sesuatu yang berguna kepada orang lain atau lembaga masyarakat untuk dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya dengan tulus ikhlas semata-mata hanya mengharap ridha Allah SWT adalah pengertian dari … a. Sedekah b. Zakat c. Muzara’ah d. Fardu kifayah

3. Hukum sedekah adalah ….. a. Mubah b. Sunah c. Fardu ain d. Fardu kifayah

....ان اQ-� Lى .4 Lanjutan ayat disamping adalah ….

a. A�^F*@%ا� b. �)�n c. ?@)'آ�T d. ?��>

5. Dapat mempererat tali persaudaraan merupakan manfaat dari ….. a. Puasa b. Salat c. Sedekah d. Haji

6. Allah SWT akan memberikan pahala yang berlipat kepada orang-orang yang suka …. a. Bersedekah b. Berbuat baik c. Salat berjamaah d. …….

7. Memberikan sebagian dari harta yang dimiliki untuk kepentingan sosial dan keagamaan dalam waktu yang tidak terbatas disebut …..

Page 105: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl-zulihah093-5497-1-zulihah... · bersifat teacher centered , siswa pasif

a. Zakat b. Hibah c. Infak d. Wadi’ah

8. Hukum infak adalah…. a. Sunah b. Wajib c. Fardu ain d. Fardu kifayah

9. Sedekah dan infak sangat dianjurkan karena dapat mensucikan ….. a. Uang b. Harta c. Jiwa d. Dosa

10. Perintah berinfak terdapat dalam surah …. a. Al-baqarah ayat 267 b. Al-baqarah ayat 183 c. At-Talaq ayat 7 d. Ali Imran ayat 95

Page 106: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl-zulihah093-5497-1-zulihah... · bersifat teacher centered , siswa pasif

SOAL SIKLUS III Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c atau d di depan jawaban yang tepat!. 1. Orang yang suka menafkahkan sebagian hartanya di waktu lapang dan sempit

disebut sebagai …. a. Hartawan b. Dermawan c. Bertaqwa d. Pemurah

2. Jika kita suka bersedekah, Malaikat akan mendoakan supaya Allah SWT memberi …. a. Ampunan b. Pahala c. Gantinya d. Ketenangan

3. Berikut ini adalah manfaat dan kegunaan sedekah, kecuali …. a. Menghindarkan murka dari Allah SWT b. Dapat memanjangkan usia c. Mempererat persaudaraan d. Menghamburkan uang

4. Dalam Islam memberikan sedekah hukumnya …. a. Makruh b. Mubah c. Sunah d. Wajib

5. Ganjaran yang didapat bagi orang yang suka menginfakkan hartanya di jalan Allah adalah …. a. Pahala berpiat ganda b. Memperoleh pujian c. Hidupnya abadi d. Terkenal pemurah

6. Berikut ini yang tidak termasuk manfaat sedekah adalah …. a. Menghindarkan murka Allah b. Memperat persaudaraan c. Menghidupkan sifat dermawan d. Menyia-nyiakan harta

7. Menambah sumber dana untuk dakwah Islam termasuk …. a. Manfaat kurban b. Manfaat infak c. Manfaat kerja

Page 107: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl-zulihah093-5497-1-zulihah... · bersifat teacher centered , siswa pasif

d. Manfaat berjuang 8. Berdasarkan surat Al-Baqarah: 261, pahala orang yang bersedekah akan

dilipatgandakan oleh Allah menjadi ….. a. 7 kali b. 70 kali c. 7000 kali d. 700 kali

9. Mengucapkan kata-kata sopan terhadap sesama manusia termasuk …. a. Sedekah b. Infak c. Jariyah d. Wakaf

10. Malaikat ikut mendaoakan bagi orang-orang yang suka bersedekah, supaya Allah SWT memberi ….. a. Uangnya b. Ampunanya c. Gantinya d. Pahalanya

Page 108: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl-zulihah093-5497-1-zulihah... · bersifat teacher centered , siswa pasif

LAMPIRAN HASIL BELAJAR

PRA SIKLUS

No Nama Jumlah

betul Nilai Ketuntasan

Tuntas Tidak Tuntas 1 Ahmad Jefri Prasetyo 3 30 √ 2 Ahmad Riyan Prasetyo 3 30 √ 3 Alek Khoirul Anwar 4 40 √ 4 Arina Dina Islami 7 70 √ 5 Arya Fikar Pratama 4 40 √ 6 Asdion Tegar Galungga 3 30 √ 7 Faizatul Munawaroh 6 60 √ 8 Fani Irawan 4 40 √ 9 Mariatul Kiptia 7 70 √ 10 Mohammad Fery Ariyanto 5 50 √ 11 Mohammad Islahudin 4 40 √ 12 Mohammad Reza Fadlillah 6 60 √ 13 Muh, Andi Usman 3 30 √ 14 Muhammad Bagus Nur Alif 5 50 √ 15 Muhammad Nur Fathoni 4 40 √ 16 Muhammad Ulil Albab 6 60 √ 17 Nur Churin In Laily 5 50 √ 18 Nur Huda 4 40 √ 19 Rahmatikal Husna 6 60 √ 20 Riza Afilia 4 40 √ 21 Selen Erfan Arismunandar 6 60 √

Page 109: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl-zulihah093-5497-1-zulihah... · bersifat teacher centered , siswa pasif

SIKLUS I

No Nama Jumlah

betul Nilai Ketuntasan

Tuntas Tidak tuntas 1 Ahmad Jefri Prasetyo 4 40 √ 2 Ahmad Riyan Prasetyo 3 30 √ 3 Alek Khoirul Anwar 4 40 √ 4 Arina Dina Islami 9 90 √ 5 Arya Fikar Pratama 4 40 √ 6 Asdion Tegar Galungga 4 40 √ 7 Faizatul Munawaroh 6 60 √ 8 Fani Irawan 5 50 √ 9 Mariatul Kiptia 8 80 √ 10 Mohammad Fery Ariyanto 7 70 √ 11 Mohammad Islahudin 4 40 √ 12 Mohammad Reza Fadlillah 3 30 √ 13 Muh, Andi Usman 3 30 √ 14 Muhammad Bagus Nur Alif 7 70 √ 15 Muhammad Nur Fathoni 5 50 √ 16 Muhammad Ulil Albab 9 90 √ 17 Nur Churin In Laily 6 60 √ 18 Nur Huda 5 50 √ 19 Rahmatikal Husna 7 70 √ 20 Riza Afilia 7 70 √ 21 Selen Erfan Arismunandar 5 50 √

Page 110: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl-zulihah093-5497-1-zulihah... · bersifat teacher centered , siswa pasif

SIKLUS II

No Nama Jumlah

betul Nilai Ketuntasan

Tuntas Tidak tuntas 1 Ahmad Jefri Prasetyo 7 70 √ 2 Ahmad Riyan Prasetyo 4 40 √ 3 Alek Khoirul Anwar 6 60 √ 4 Arina Dina Islami 10 100 √ 5 Arya Fikar Pratama 6 60 √ 6 Asdion Tegar Galungga 5 50 √ 7 Faizatul Munawaroh 8 80 √ 8 Fani Irawan 8 80 √ 9 Mariatul Kiptia 10 100 √ 10 Mohammad Fery Ariyanto 8 80 √ 11 Mohammad Islahudin 6 60 √ 12 Mohammad Reza Fadlillah 4 40 √ 13 Muh, Andi Usman 4 40 √ 14 Muhammad Bagus Nur Alif 8 80 √ 15 Muhammad Nur Fathoni 7 70 √ 16 Muhammad Ulil Albab 9 90 √ 17 Nur Churin In Laily 8 80 √ 18 Nur Huda 7 70 √ 19 Rahmatikal Husna 9 90 √ 20 Riza Afilia 9 90 √ 21 Selen Erfan Arismunandar 7 70 √

Page 111: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl-zulihah093-5497-1-zulihah... · bersifat teacher centered , siswa pasif

SIKLUS III

No Nama Jumlah

betul Nilai Ketuntasan

Tuntas Tidak tuntas 1 Ahmad Jefri Prasetyo 8 80 √ 2 Ahmad Riyan Prasetyo 6 60 √ 3 Alek Khoirul Anwar 8 80 √ 4 Arina Dina Islami 10 100 √ 5 Arya Fikar Pratama 7 70 √ 6 Asdion Tegar Galungga 7 70 √ 7 Faizatul Munawaroh 10 100 √ 8 Fani Irawan 9 90 √ 9 Mariatul Kiptia 10 100 √ 10 Mohammad Fery Ariyanto 9 70 √ 11 Mohammad Islahudin 7 60 √ 12 Mohammad Reza Fadlillah 6 60 √ 13 Muh, Andi Usman 7 70 √ 14 Muhammad Bagus Nur Alif 9 90 √ 15 Muhammad Nur Fathoni 9 90 √ 16 Muhammad Ulil Albab 10 100 √ 17 Nur Churin In Laily 9 90 √ 18 Nur Huda 8 80 √ 19 Rahmatikal Husna 10 90 √ 20 Riza Afilia 10 100 √ 21 Selen Erfan Arismunandar 8 80 √

Page 112: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl-zulihah093-5497-1-zulihah... · bersifat teacher centered , siswa pasif

LAMPIRAN KEAKTIFAN BELAJAR

SIKLUS I

No Nama

Aspek Pengamatan

Jumlah

Aktifitas A B C D

1 Ahmad Jefri Prasetyo 1 0 1 1 3 2 Ahmad Riyan Prasetyo 1 1 1 1 4 3 Alek Khoirul Anwar 0 0 1 0 1 4 Arina Dina Islami 1 0 1 1 3 5 Arya Fikar Pratama 0 1 0 0 1 6 Asdion Tegar Galungga 1 0 1 0 2 7 Faizatul Munawaroh 0 1 1 0 2 8 Fani Irawan 1 0 0 0 1 9 Mariatul Kiptia 0 0 1 0 1 10 Mohammad Fery Ariyanto 0 0 0 1 1 11 Mohammad Islahudin 1 0 1 0 2 12 Mohammad Reza Fadlillah 0 1 0 0 1 13 Muh, Andi Usman 0 1 1 0 2 14 Muhammad Bagus Nur Alif 0 1 0 0 1 15 Muhammad Nur Fathoni 1 1 0 1 3 16 Muhammad Ulil Albab 1 1 0 0 2 17 Nur Churin In Laily 1 0 0 1 2 18 Nur Huda 0 1 0 0 1 19 Rahmatikal Husna 0 1 0 1 2 20 Riza Afilia 1 1 0 1 3 21 Selen Erfan Arismunandar 0 0 1 0 1

Page 113: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl-zulihah093-5497-1-zulihah... · bersifat teacher centered , siswa pasif

SIKLUS II

No Nama

Aspek Pengamatan

Jumlah

Aktifitas A B C D

1 Ahmad Jefri Prasetyo 1 1 1 1 4 2 Ahmad Riyan Prasetyo 1 1 1 1 4 3 Alek Khoirul Anwar 0 0 1 0 1 4 Arina Dina Islami 1 1 1 1 4 5 Arya Fikar Pratama 0 1 0 0 1 6 Asdion Tegar Galungga 1 1 1 0 3 7 Faizatul Munawaroh 0 1 1 1 3 8 Fani Irawan 1 0 0 0 1 9 Mariatul Kiptia 1 0 1 0 2 10 Mohammad Fery Ariyanto 1 0 1 0 2 11 Mohammad Islahudin 1 1 1 0 3 12 Mohammad Reza Fadlillah 0 1 0 0 1 13 Muh, Andi Usman 1 1 1 0 3 14 Muhammad Bagus Nur Alif 1 1 0 1 3 15 Muhammad Nur Fathoni 1 1 1 1 4 16 Muhammad Ulil Albab 1 1 0 1 3 17 Nur Churin In Laily 1 1 0 1 3 18 Nur Huda 1 1 0 1 3 19 Rahmatikal Husna 0 1 1 1 3 20 Riza Afilia 1 1 1 1 4 21 Selen Erfan Arismunandar 1 0 1 0 2

Page 114: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl-zulihah093-5497-1-zulihah... · bersifat teacher centered , siswa pasif

SIKLUS III

No Nama

Aspek Pengamatan

Jumlah

Aktifitas A B C D

1 Ahmad Jefri Prasetyo 1 1 1 1 4 2 Ahmad Riyan Prasetyo 1 1 1 1 4 3 Alek Khoirul Anwar 1 0 1 1 3 4 Arina Dina Islami 1 1 1 1 4 5 Arya Fikar Pratama 0 1 0 1 2 6 Asdion Tegar Galungga 1 1 1 1 4 7 Faizatul Munawaroh 1 1 1 1 4 8 Fani Irawan 1 0 0 0 1 9 Mariatul Kiptia 1 0 1 1 3 10 Mohammad Fery Ariyanto 1 1 0 1 3 11 Mohammad Islahudin 1 1 1 1 4 12 Mohammad Reza Fadlillah 0 1 0 0 1 13 Muh, Andi Usman 1 1 1 0 3 14 Muhammad Bagus Nur Alif 1 1 0 1 3 15 Muhammad Nur Fathoni 1 1 1 1 4 16 Muhammad Ulil Albab 1 1 0 1 3 17 Nur Churin In Laily 1 1 1 1 4 18 Nur Huda 1 1 1 1 4 19 Rahmatikal Husna 1 1 1 1 4 20 Riza Afilia 1 1 1 1 4 21 Selen Erfan Arismunandar 1 0 1 0 2