christ-centered worship - literatur saat

19

Upload: others

Post on 19-Oct-2021

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: CHRIST-CENTERED WORSHIP - Literatur Saat
Page 2: CHRIST-CENTERED WORSHIP - Literatur Saat

CHRIST-CENTERED WORSHIPYLw!b¸! INJIL MEMBENTUK PERBUATAN KITAOleh: Bryan Chapell

Diterbitkan olehLITERATUR SAATJalan Anggrek Merpati 12, Malang 65141Telp. (0341) 490750, Fax. (0341) 494129website: www.literatursaat.org

Penulis : Bryan ChapellAlih Bahasa : Ina Elia G.Penyunting :ChilianhaJusufPenataLetak :YusakP.PalulunganGambar Sampul : Lie Ivan Abimanyu

Edisi terjemahan telah mendapat izin dari penerbit buku asli.Cetakan Pertama : 2015

DilarangmemproduksisebagianatauseluruhisibukuinitanpaizintertulisdariPenerbit.

Chapell, Bryan. Christ-CenteredWorship–YƛNJŀƴȅŀInjilMembentukPerbuatanKita/BryanChapell––Alihbahasa,InaEliaG––Cet.1––Malang:LiteraturSAAT,2015. 365 hlm.; 22 cm.

Judul asli: Christ-Centered Worship–Letting the Gospel Shape Our Practice ISBN: фтуπслнπттууπнлπс

Copyright © 2009 by Bryan ChapellOriginally published in English under title

Christ-Centered Worshipby Baker Academic,a division of Baker Publishing Group,Grand Rapids, Michigan, 49516, U.S.A.

All rights reserved.

Page 3: CHRIST-CENTERED WORSHIP - Literatur Saat

Daftar IsI

Daftar Tabel 7 Ucapan Terima Kasih 9

Bagian 1––Ibadah Injil

1. Injil Struktur 132. Kisah Roma 263. Kisah Luther 364. Kisah Calvin 445. Kisah Westminster 606. Kisah Modern 767. Kisah Injil 958. Kisah Kristus 1149. “Menghadirkan Kembali” Kisah Kristus 131

10. Misi dari Ibadah yang Berpusat pada Kristus 14211. Aspek-aspek Ibadah yang Berpusat pada Kristus 15512. Komponen-komponen Ibadah yang Berpusat pada Kristus 166

Bagian 2

13. Undangan Ibadah 18114. Pengakuan Iman 19215. Pengakuan Dosa 20716. Jaminan Pengampunan 22317. Rubrik: Transisi 232 18. Komponen-komponen Masa Lalu 24619. Sejarah dan Praktik Pembacaan Kitab Suci 25220. Khotbah yang Berpusat pada Kristus 269

Page 4: CHRIST-CENTERED WORSHIP - Literatur Saat

21. Doa Berkat dan Tuntutan 29222. Contoh-contoh Acara Ibadah 30623. Acara Komuni 33524. Gaya Bermusik 344

Apendiks: Bahan-bahan Ibadah di Internet 354 Bibliografi 358

Page 5: CHRIST-CENTERED WORSHIP - Literatur Saat

Daftar tabel

1.1 Struktur-struktur Umum Liturgi dalam Sejarah––yakni Liturgi Firman 23

1.2 Struktur-struktur Umum Liturgi dalam Sejarah––yakni Liturgi Ruangan Atas 24

2.1 Hal-hal Penting dalam Liturgi Firman Roma 272.2 Hal-hal Penting dalam Liturgi Firman Roma dari Ruangan

Atas 323.1 Hal-hal Penting dalam Liturgi Luther 383.2 Hal-hal Penting dalam Liturgi Luther dari Ruangan Atas 414.1 Hal-hal Penting dalam Liturgi Calvin 474.2 Hal-hal Penting dalam Liturgi Calvin dari Ruangan Atas 565.1 Hal-hal Penting dalam Liturgi Westminster 635.2 Hal-hal Penting dalam Liturgi Westminster dari Ruangan

Atas 566.1 Hal-hal Penting dalam Liturgi Rayburn 82 6.2 Hal-hal Penting dalam Liturgi Rayburn dari Ruangan Atas 937.1 Kesinambungan Penyembahan yang Ditandai 977.2 Kesinambungan Pengakuan yang Ditandai 1007.3 Kesinambungan Jaminan yang Ditandai 1027.4 Kesinambungan Ucapan Syukur yang Ditandai 1047.5 Kesinambungan Permohonan yang Ditandai 1057.6 Kesinambungan Pengajaran yang Ditandai 1077.7 Kesinambungan Tuntutan dan Berkat yang Ditandai 109

Page 6: CHRIST-CENTERED WORSHIP - Literatur Saat

1

InjIl Struktur

13

Ada makna di balik struktur cerita. Martin Luther menyadari hal ini ketika dia merancang gereja Protestan pertama di Torgau, Jerman. Sebelum pembangunan kapel di dalam kastil anggota senat,

John Frederick I, seorang pelindung Luther, acara kebaktian Protestan diselenggarakan terutama di gereja-gereja yang dulunya dipakai untuk ibadah kaum Katolik-Roma. Arsitektur utama yang berubah ketika kaum Protestan mengambil alih kendali atas gereja-gereja tersebut adalah penggantian salib pada puncak menara gereja dengan seekor ayam jantan, yang melambangkan terbitnya Reformasi. Dalam masa-masa Reformasi yang penuh pertikaian, seandainya kekuatan-kekuatan Katolik-Roma kembali berkuasa, maka tidaklah mengherankan jika mereka akan mengganti ayam jantan dengan salib lagi.

Setiap gerakan iman mengisyaratkan kendalinya atas gereja dengan mengubah “ornamen puncak” yang terlihat jelas oleh semua orang di kota atau wilayah tersebut, namun arsitektur dasar gereja tidak banyak berubah. Oleh sebab itu, ketika Luther mempunyai kesempatan untuk merancang sebuah gereja yang akan mencerminkan pandangan-pandangan baru Reformasi, dia memastikan bahwa struktur dasar gereja dapat menyampaikan kisah Injil yang dia inginkan. Perubahan struktur yang paling kentara bagi para peserta ibadah abad XVI adalah penempatan mimbarnya. Katolik-Roma sengaja menempatkan mimbar di depan jemaat, sedangkan Luther mengatur agar pendeta berkhotbah di tengah umat. Mimbarnya diletakkan di bagian tengah dari dinding ruang ibadah yang memanjang. Selain itu, meskipun altarnya tetap ditempatkan pada bagian depan gereja, altar tersebut tidak lagi dipisahkan dari umat dengan sekat yang selama ini dirancang sebagai ruang suci bagi pendeta saja.

Page 7: CHRIST-CENTERED WORSHIP - Literatur Saat

Ibadah InjIl14

Luther mengajarkan “imamat umat percaya,” dan struktur-struktur dalam ruang ibadah menyampaikan pesan yang sama. Penempatan mimbar yang seperti itu secara tidak langsung menjelaskan bahwa sang pengkhotbah tidaklah lebih kudus daripada umat. Sang pengkhotbah melayani di tengah-tengah mereka sebab semua orang memenuhi panggilan-panggilan kudus mereka dengan melayani Allah melalui pekerjaan yang sudah Allah karuniakan kepada mereka. Arsitektur altar seperti itu “mengisyaratkan” bahwa umat tidak memerlukan seorang pengantara atau pemisah, sebab setiap orang memiliki akses yang sama dan langsung kepada Allah. Jemaat Kalvinis yang muncul dari Reformasi Perancis mendesakkan gagasan ini lebih jauh dengan menempatkan mimbar di tengah-tengah jemaat yang diatur dalam bentuk lingkaran.1 Struktur ini bukan hanya melambangkan imamat orang percaya, tetapi juga menegaskan Firman sebagai pusat ibadah dari orang Kristen.

Diberitahu, Bukan Diperintah

Saya menyinggung detail-detail arsitektur bukan karena bermaksud mene- tapkan rancangan-rancangan arsitektur gereja. Bahkan, dalam berbagai hal ketika kaum Reformasi mengungkapkan pandangan mereka, mereka juga bisa membantah bahwa mereka nyata-nyata telah mendukung kebebasan kaum kristiani dalam hal arsitektur gereja modern. Namun kebebasan semacam itu sebaiknya diterapkan ketika kita memiliki pemahaman tertentu atas kisah yang sedang berusaha kita sampaikan, dan ini menuntut kita memahami kedudukan kita dalam rencana Allah yang dinyatakan bagi jemaat-Nya. Kita seharusnya tidak mengabaikan hikmat para pendahulu gereja hanya karena hikmat tersebut kuno, atau otomatis menolaknya karena kita tidak pernah memikirkannya. Kita memerhatikan sejarah karena Allah tidak memberikan seluruh hikmat-Nya kepada era atau bangsa tertentu. Kesetiaan yang membabi-buta pada tradisi-tradisi akan menghalangi kita melayani generasi kita dengan efektif, tetapi sepenuhnya membuang masa silam berarti menyangkali tujuan-tujuan Allah bagi gereja yang harus kita bangun. Jika kita tidak belajar dari masa lalu, kita akan kehilangan pemahaman-pemahaman yang sudah Allah karuniakan kepada orang lain saat mereka berinteraksi dengan Firman dan umat-Nya.

1. GeoffreyBarraclough,ed.,“Calvinism:TheMajestyofGod,”dalamThe Christian World: A Social and Cultural History(NewYork:HarryN.Abrams,Inc.,1981):178-179.

Page 8: CHRIST-CENTERED WORSHIP - Literatur Saat

InjIl Struktur 15

Kita harus memahami tradisi; namun tidak boleh dikuasai olehnya. Firman Allah adalah satu-satunya peraturan iman dan praktik yang sempurna, namun keengganan untuk memerhatikan apa yang sudah dipelajari generasi-generasi sebelumnya dalam menerapkan Firman Allah memperlihatkan kenaifan maupun arogansi. Allah ingin agar kita berdiri di atas bahu kaum beriman yang ada sebelum kita. Dia memberikan kita misi untuk melayani zaman kita, namun Dia juga memberi kita sejarah untuk mempersiapkan kita menghadapi panggilan kita di masa kini. Tanpa menguji dengan kritis dan membangun dasar ini kita tentu tidak akan mungkin membangun jemaat yang Allah kehendaki pada masa kini. Ini berlaku bukan hanya untuk bentuk-bentuk arsitektur gereja, melainkan juga untuk bentuk-bentuk ibadah jemaat.

Dirancang untuk Berkomunikasi

Sebagaimana para pemimpin gereja selama berabad-abad telah membentuk bangunan-bangunan mereka untuk mencerminkan pemahaman mereka akan Injil, mereka juga sudah membentuk apa yang terjadi di bagian dalam bangunan-bangunan tersebut untuk melakukan hal yang sama. Kita sudah melihat bahwa penempatan mimbar, altar, dan bangku gereja mampu menyampaikan sebuah pesan. Mimbar, altar, dan bangku gereja juga dibentuk untuk berkomunikasi. Misalnya, dalam Misa Katolik-Roma, sang imam berdiri di tengah altar dan umat ketika membagi-bagikan elemen yang melambangkan peranannya sebagai perantara. Sebaliknya, banyak kaum reformasi Protestan sengaja berdiri di balik Meja Perjamuan Kudus ketika menyelenggarakan Perjamuan Tuhan untuk mendemonstrasikan akses langsung umat Allah kepada Kristus.2 Posisi perabotan, pendeta, dan umat secara fisik dirancang untuk menyampaikan berita Injil yang jelas: “Tidak ada yang memisahkan Kristus dengan orang percaya.”

Kita boleh menganggap “medianya adalah berita” dalam pemahaman modern, namun gereja kuno memberlakukan prinsip-prinsip komunikasi semacam itu jauh sebelum Marshall McLuhan menciptakan kalimat terse- but. Para pemimpin gereja paham bahwa jika beritanya tidak konsisten dengan sarana yang dipakai untuk menyampaikannya, maka beritanya dengan mudah bisa hilang. Oleh karena itu, mereka menggambarkan berita Injil dengan setiap gesekan komunikasi yang akan disampaikan

2. K.Deddens, “AMissing Link inReformedLiturgy,” Clarion 37,no.15-19 (1998):6,http://www.spindleworks.com/library/diddens/missing.htm

Page 9: CHRIST-CENTERED WORSHIP - Literatur Saat

Ibadah InjIl16

melalui struktur-struktur: Arsitektur gedung, dekorasi, rancangan mimbar, penempatan perabotan, posisi para pemimpin ibadah, dan bahkan penem- patan para jemaat dalam acara ibadah.

Tidak ada yang namanya struktur tunggal untuk menyampaikan Injil bagi segala bangsa, budaya, dan masa. Begitu juga dengan hikmat yang memadai yang senantiasa diterapkan. Adakalanya kebenaran yang disampaikan tertutup oleh berlimpahnya ornamen; adakalanya keindahan Injilnya terselubung dalam kesederhanaan mereka yang tidak suka pem- baruan. Namun dalam setiap zaman, termasuk zaman sekarang, mereka yang membangun jemaat terpaksa menganggap bagaimana pemahaman mereka akan Injil tersampaikan oleh bentuk-bentuk bagaimana Injil disampaikan.

Ibadah Injil

Pemahaman Injil tidak hanya tertanam dalam bentuk-bentuk fisik, melainkan juga disampaikan dalam pola-pola ibadah gereja.3 Bentuk suatu acara ibadah gereja disebut liturgi.4 Banyak kaum Protestan beranggapan bahwa “liturgi” hanya menggambarkan ibadah seremonial yang agung yang diselenggarakan di gereja-gereja Katolik, Ortodoks, atau Anglikan. Biasanya kita mengartikan ibadah sebagai “kebaktian Hari Minggu” atau “saat ibadah.” Aktivitas-aktivitas yang ada di seputar Khotbah kita gambarkan sebagai “acara nyanyian,” “acara doa,” atau hanya sebagai “ibadah.” Namun, istilah Alkitab untuk semua yang termasuk dalam ibadah kita ada- lah “liturgi” (latreia, lih. Rm. 12:1), dan itu hanya menggambarkan cara umum suatu gereja menghormati Allah pada acara pujian, doa, pengajaran, dan komitmennya.5 Semua jemaat yang berkumpul untuk beribadah memiliki suatu liturgi––bahkan sekalipun liturginya sangat sederhana.

Cara yang biasa dipakai suatu jemaat untuk menata aspek-aspek dan elemen bentuk ibadah itulah yang umumnya membentuk tradisi liturgi. Seperti arsitektur gereja, penerapan-penerapan ibadah tradisional suatu gereja bisa sangat beragam (adakalanya disebut gereja liturgis atau agung)

3. RobertE.Webber,Ancient Future Worship: Proclaiming and Enacting God’s Narrative(GrandRapids:BakerBooks,2008),110.

4. PeterLeithart,“ForWhomIsWorship?” New Horizons23,no.4(April2002):5.5. JohnW.deGruchy,“AestheticCreativity,EucharisticCelebrationandLiturgicalRenewal:WithSpecial

ReferencetotheReformedTradition”(karyatulisuntukKonferensiBuvton,Stellenbosch,AfrikaSelatan,tanggal1September2003),1.

Page 10: CHRIST-CENTERED WORSHIP - Literatur Saat

InjIl Struktur 17

atau sederhana (gereja yang tidak liturgis atau rendah). Perbedaan-perbedaan besar dalam acara ibadah dapat terjadi, dan hal ini menyebabkan banyak pengamat berpikir tidak ada irama atau penjelasan terhadap beragamnya pendekatan liturgis. Dalam masa yang semakin sekuler ini, bahkan para pemimpin gereja mungkin tidak mengetahui mengapa elemen acara ibadah itu ada atau berurutan seperti itu––dan mungkin mereka menganggap bahwa segala sesuatu boleh dipilih sepanjang umat tidak bingung dengan perubahan yang terjadi.

Namun, seperti halnya dengan arsitektur gereja, tata ibadah (cara lain untuk melukiskan liturgi) menyampaikan suatu pemahaman tentang Injil. Baik disengaja atau tidak, pola-pola ibadah kita senantiasa menyampaikan sesuatu. Bahkan sekalipun orang hanya melakukan apa yang sudah diterima sejak dulu atau yang lebih disukai pada masa kini, suatu pemahaman tentang Injil akhirnya terungkap. Jika seorang pemimpin menyisihkan waktu untuk Pengakuan Dosa6 (baik melalui doa, atau melalui nyanyian, atau melalui pembacaan Kitab Suci), maka sesuatu tentang Injil tersampaikan. Jika tidak ada Pengakuan Dosa dalam rangkaian acaranya, maka ada sesuatu yang lain yang disampaikan––bahkan sekalipun pesan yang tersampaikan mungkin bukanlah yang disengaja.

Sama dengan arsitektur gereja, perbedaan tradisi-tradisi gereja dan konteks-konteks budaya bisa menyebabkan keragaman yang besar dalam struktur liturgi Kristen. Namun, sama seperti halnya bentuk bangunan gereja, di mana kebenaran Injil dipertahankan tetap ada kesamaan bentuk ibadah yang melampaui budaya. Sekalipun memiliki beragam arsitektur, gereja-gereja Kristen tetap memiliki dasar-dasar yang sama: tempat untuk memberitakan Firman; tempat berkumpul untuk berdoa, memuji, dan menerima Firman; tempat untuk menyelenggarakan sakramen-sakramen; dan lain-lain. Tak seorang pun memaksakan bentuk-bentuk arsitektur ini pada semua gereja; sebaliknya, cara kita membagikan, menerima, dan menanggapi Injil dalam terminologi kebersamaan menuntut bentuk-bentuk yang sudah dikenal ini. Untuk alasan-alasan serupa, ada bentuk-bentuk liturgi umum yang melampaui konteks dan tradisi khusus.

6. Dalambabinidandibagian-bagianlaindalambukuiniistilah-istilahsepertiPengakuanDosayangmungkinmempunyaimaknayangumumdalamibadahorangKristenditulisdenganmenggunakanhurufbesarketikamenunjukkansuatuunsuracaraibadahyangkhususatauresmi.

Page 11: CHRIST-CENTERED WORSHIP - Literatur Saat

Ibadah InjIl18

Kesinambungan Injil

Liturgi menyampaikan suatu kisah. Kita menyampaikan Injil melalui cara kita beribadah. Di mana suatu jemaat mempertahankan kebenaran-kebenaran Injil, mau tak mau jemaat tersebut menemukan aspek-aspek ibadah yang selaras dengan gereja-gereja beriman lainnya. Bahkan, beribadah dengan aspek-aspek ini merupakan cara yang penting bagi suatu gereja untuk mempertahankan kesetiaannya pada Injil.

Karena memahami pentingnya ibadah, para pemimpin gereja mula-mula merancangkan suatu arsitektur untuk ibadah yang tetap tercermin dalam kebanyakan gereja masa kini. Pada abad II,7 catatan-catatan menun- jukkan bahwa gereja membagi ibadahnya menjadi dua bagian besar: Liturgi Firman (lih. gbr. 1.1, h. 23) dan Liturgi di Ruangan Atas (lih. gbr. 1.2, h. 24).8 Hari ini kita menganggap Liturgi Firman sebagai bagian acara ibadah yang berujung pada khotbah. Kita menganggap Liturgi Ruangan Atas sebagai bagian dari acara ibadah yang meliputi Perjamuan Kudus, atau Komuni. Bahkan jika gereja kita tidak menyelenggarakan Perjamuan Kudus setiap minggu, gereja-gereja ini biasanya tetap membagi acara menjadi dua bagian besar ini pada saat acara-acara tersebut diselenggarakan. Dengan beralihnya Pemberitaan menuju Komuni dalam urutan ibadah, gereja-gereja di sepanjang zaman menyampaikan kembali kisah bahwa mereka yang benar-benar mendengar Firman Allah akan membagikan kasih-Nya.9

Saya menulis buku ini dengan harapan agar para pembaca yang men- dapatkan “pencerahan” dalam paragraf-paragraf sebelumnya––menemukan bahwa pola ibadah akan menyatukan mereka dengan sesama umat Kristen selama berabad-abad yang memiliki pola ibadah yang serupa––akan juga bergembira karena tahu bagaimana ibadah bisa menyatukan mereka dalam misi dengan sesama umat percaya tersebut. Di segala masa, kita beribadah kepada Allah untuk memajukan Injil-Nya. Kita tahu “kabar baik” dari Injil tersebut sebab kita mengenal kekudusan Pencipta kita, mengakui dosa kita, mencari kasih karunia-Nya, yakin akan belas kasih-Nya, bersyukur kepada-Nya, memohon pertolongan-Nya, menuntut pengajaran-Nya, dan, dalam tanggapan pengasih terhadap seluruh belas kasih-Nya, hidup bagi Dia.

7. DeGruchy,“AestheticCreativity,”278.8. JohnM.Barkley,Worship of the Reformed Church(Richmond,VA:JohnKnox,1967),41.9. MarkL.Dalbey,“ABiblical,Historical,andContemporaryLookattheRegulativePrincipleofWorship”

(disertasiD. Min, Covenant Theological Seminary,1999),37.

Page 12: CHRIST-CENTERED WORSHIP - Literatur Saat

InjIl Struktur 19

Gambar 1.1 dan 1.2 (lih. h. 23-24) menunjukkan bagaimana tradisi-tradisi gereja yang berbeda sudah berusaha keras mengungkapkan kebenaran-kebenaran Injil ini melalui arsitektur liturgi mereka.

Strategi Liturgi

Bila dilihat sekilas, yang paling menonjol tentang liturgi-liturgi ini adalah perbedaan-perbedaannya. Memperhatikan perbedaan-perbedaan tersebut akan terasa seperti memperhatikan gedung pencakar langit dalam suatu kota yang modern. Yang mula-mula kita lihat adalah bentuk, ukuran, kerumitan strukturnya yang berbeda. Namun semakin kita meneliti, dan semakin arsitekturnya dijelaskan, semakin kita akan mulai memahami bahwa setiap arsitek membangun dengan bahan dasar dan prinsip rancangan yang sama. Bentuknya beragam menurut fungsi-fungsi tertentu dan tujuan-tujuan rancangan, namun setiap arsitek tetap harus memastikan dinding-dinding menanggung beban yang tepat, atapnya memiliki ketinggian yang benar dan dasar diletakkan dengan kedalaman yang memadai. Setelah mempelajari lebih lanjut, kita dapat menyimpulkan bahwa sebagian arsitek tidak meran- cang atau membangun gedung sebaik arsitek lainnya, namun kita juga akan melihat bahwa arsitek yang paling sukses sekalipun tetap harus belajar dari para pendahulu mereka. Tak seorang pun yang membangun tanpa memerhatikan apa yang arsitek lain pernah pelajari.

Mungkin cara paling sederhana untuk mulai melihat pola-pola umum dalam beragam rincian dari gambar-gambar ini adalah dengan memerhatikan bahwa bahkan kedua pembagian liturgi besar memiliki pergerakan yang terpisah. Liturgi Firman, pada setiap dari kelima tradisi yang tercantum, memiliki elemen yang mengarah pada khotbah Firman. Berkhotbah bukanlah satu-satunya hal yang dilakukan dalam Liturgi Firman. Ada “Persiapan” sebelum “Pemberitaan.” “Persiapan” ini, yang akan segera kita lihat, tidaklah acak atau rancu. Elemen acara ibadah sebelum dan sesudah Khotbah mengantarkan hati menelusuri berbagai tahap kekaguman, kerendahhatian, keyakinan, dan pernyataan syukur agar kita reseptif dan responsif pada pengajaran Firman. Ada suatu strategi untuk liturginya.

Membuka “Benda”

Kita akan menyingkapkan keindahan dan kekuatan strategi ini dalam bab-bab selanjutnya. Yang penting kini adalah realisasi tentang betapa menyedihkannya salah persepsi umum tentang apa yang ada sebelum

Page 13: CHRIST-CENTERED WORSHIP - Literatur Saat

Ibadah InjIl20

Khotbah dalam banyak gereja Protestan. Saya sering mendengar salah persepsi tersebut dengan kata-kata yang serupa dengan ini: “Saya akan mengurus bagian pembukaannya, supaya Anda bisa mengerjakan khotbahnya.”

“Bahan pembukaan” tersebut adalah dalam kebanyakan pikiran umat merupakan kumpulan himne dan doa yang harus ada yang kita perlukan untuk menenggak sekaligus sebelum masuk ke “acara sesungguhnya”––yakni Khotbah. “Bahan” yang mengisi waktu pada awal acara ibadah dianggap hanyalah pengantar menuju Khotbah, tindakan yang membuka acara utamanya, atau hiburan-hiburan yang kita perlu pintas sehingga kita bisa masuk ke “daging materinya.” Umumnya tak ada orang yang terlalu memikirkan tentang “bahan pembukaan: Tersebut, dan tak ada orang yang akan mengeluh tentang hal itu kecuali ada orang yang mengubah urutan tradisionalnya, mengubah nada biasanya, atau melupakan acara persembahannya.

Kalaupun ada keluhan muncul, itu mungkin bukan karena pemahaman yang berdasar pada prioritas-prioritas Injil. Umat akan sebaliknya mem- bahas tentang kurangnya mereka mendapatkan penghiburan karena secara pribadi tidak akrab atau tidak terinspirasi, atau tentang orang lain yang kurang menghormati apa yang tradisional. Karena mereka tak pernah diajar untuk menganggap upacara ibadah sebagai hal yang memiliki tujuan-tujuan Injil, umat secara naluriah menganggap elemennya hanya dalam pengertian kesukaan pribadi: Apa yang membuat saya merasa baik, nyaman, atau berbeda.

Tujuan-tujuan Injil

Satu keuntungan besar dalam memerhatikan hal-hal khusus dari berbagai liturgi ibadah di bawah ini adalah kita melihat para perancangnya memiliki tujuan yang lebih tinggi ketimbang hanya untuk memuaskan kesenangan pribadi. Para pemimpin gereja merancang urutan ibadah mereka untuk menyampaikan kebenaran-kebenaran Kitab Suci, menyentuh hati umat dengan implikasi dari kebenaran-kebenaran tersebut, dan kemudian mem- perlengkapi orang percaya untuk hidup dengan setia di dunia sebagai saksi atas kebenaran-kebenaran tersebut. Kita mungkin tidak setuju dengan cara semua liturgi ini mengemas kebenaran-kebenaran Injilnya, namun sulit untuk mengkritik dorongan misi di balik rancangan-rancangan mereka.

Page 14: CHRIST-CENTERED WORSHIP - Literatur Saat

InjIl Struktur 21

Maka, tujuan kita, seharusnya bukan untuk meniru liturgi-liturgi berikutnya, melainkan untuk belajar bagaimana gereja zaman dulu menggunakan ibadah untuk mencapai sasaran Injil selama berabad-abad sehingga kita bisa dengan pintar merancang acara ibadah yang akan memenuhi tujuan-tujuan Injil hari ini.

Agar kita menganggap ibadah dalam arti Injil, kita perlu berhati-hati agar tidak berpikir hanya dalam arti penginjilan. Ketika Injilnya meliputi kabar baik kasih karunia Allah bagi mereka yang mau berpaling kepada-Nya dalam iman, Injil bukan hanya untuk orang luar atau orang yang belum percaya. Kuasa besar terletak pada kalimat yang popular di kalangan kaum Kristen muda hari ini: “Kita harus mengkhotbahkan Injil kepada hati kita sendiri setiap hari.”10 Etika ini bukan hanya tentang mengulangi bagian-bagian dari Injil tersebut yang menghasilkan pertobatan-pertobatan baru; melainkan tentang melibatkan kuasa kabar baik bahwa Allah telah menyediakan kasih karunia-Nya untuk menyelamatkan, menyucikan, dan memperlengkapi umat-Nya untuk hari ini, setiap hari, dan selamanya. Kita membutuhkan Injil ini untuk memasuki Kerajaan Kristus, namun kita juga membutuhkannya untuk berjalan bersama Dia melalui ujian dan tuntutan kita sehari-hari. Inilah Injil yang liturgi-liturgi kuno ajarkan, dan liturgi-liturginya yang terbaik masih bergaung. Contoh-contoh dikelompokkan dalam gambar 1.1 dan 1.2, sehingga kita bisa mulai melihat pola-pola yang sama sebelum menganalisis perbedaan-perbedaan penting, akhirnya, menemukan bagaimana pola-pola ini bersatu untuk menyampaikan tujuan-tujuan Injil kita hari ini:

Roma

Liturgi Katolik-Roma memiliki suatu pengaruh yang mudah menyebar dan mendalam pada liturgi-liturgi belakangan dalam budaya Barat. Gambar yang saya buat tentang urutan ibadah tersebut memang sengaja dibuat menyebar, yang mencerminkan ibadah Katolik sebelum Konsili Trente abad XVI, ketika banyak kerumitan tambahan ditambahkan untuk menolong menunjukkan pentingnya sakramen-sakramen dari tradisi tersebut. Pem- bagian liturgi Roma menjadi dua gerakan utama yang berkaitan dengan Firman dan sakramen (yang tampak dalam semua liturgi di atas) menjadi penting bagi seluruh liturgi selanjutnya. Pembagian-pembagian ibadah ini

10. BobKauflin,Worship Matters: Leading Others to Encounter the Greatness of God(Wheaton,IL.:Crossway,2008),135.

Page 15: CHRIST-CENTERED WORSHIP - Literatur Saat

Ibadah InjIl22

terbukti terjadi pada abad II.11 Tokoh reformasi Protestan, John Calvin, juga mengkhususkan kedua gerakan ini sebagai Liturgi Firman dan Liturgi di Ruangan Atas dalam buku ibadahnya, The Form of Ecclesiastical Prayers and Songs.

Pembagian-pembagian dasar ini dalam urutan ibadah mungkin bahkan lebih dulu ada ketimbang liturgi-liturgi yang dicantumkan di sini. Barkley berkata pembagian-pembagian ini tercermin dalam ibadah di sinagoge, di mana suatu pernyataan tentang perbuatan besar Allah diikuti oleh suatu tanggapan umat. Dia selanjutnya membagi lebih kecil dua gerakan besarnya dengan berkata bahwa Liturgi Firman “. . . membagi menjadi dua bagian yang berisi Liturgi Firman Kuno yang berasal dari sinagoge, pada dasarnya merupakan pernyataan dari perbuatan-perbuatan Allah, dan . . . pendahuluannya, yang berisi persiapan untuk menerima Firman.”12 Maka, kita mengikuti suatu praktik kuno ketika kita mengurutkan tata ibadah yang mengalir dari Persiapan untuk Firman menuju Pernyataan Firmannya. Akibatnya selama berabad-abad terus-menerus menganggap pembagian-pembagian ibadah dasar ini, ada keserupaan yang penting di kalangan berbagai pola ibadah umum tradisi tak peduli banyaknya perbedaan dalam masing-masing unsur dari liturgi mereka.

Tokoh Reformasi

Liturgi-liturgi dari para tokoh Reformasi yang berpengaruh (Luther, Calvin, dan Kongres Westminster) juga diatur dalam bentuk skema dan didasarkan pada dokumen-dokumen yang akan menetapkan tahapan untuk perkembangan-perkembangan berikut dalam masing-masing tradisi. Misalnya, Luther memberikan pengajaran liturgi awal dalam karyanya yang berjudul German Mass and Order of God’s Service (1526); Calvin mengambil gagasan-gagasan dari Luther dan menambahkan gagasannya sendiri pada apa yang kemudian dikenal sebagai Liturgi Jenewa, yang digambarkan dalam The Form of Ecclesiastical Prayers and Songs (1542); dan para pemimpin Westminster menambahkan pemikiran-pemikiran mereka pada Pengakuan Iman Westminster dalam Buku Petunjuk untuk Ibadah Umum mereka (1645).

11. NicholasWolterstorff, “TheReformedLiturgy,”dalamMajor Themes in the Reformed Tradition, disuntingolehK.McKim(GrandRapids:Eerdmans,1992),278.

12. Barkley,Worship of the Reformed Church, 41.

Page 16: CHRIST-CENTERED WORSHIP - Literatur Saat

Romapra-1570

Lutherca.1526

Calvinca.1542

Westminsterca.1645

Rayburnca.1980

Liturgi Firman Liturgi Firman Liturgi Firman Liturgi Firman Liturgi Firman

NyanyianPembukaan

HimneAwal

Pembukaan

KalimatKitabSuci(mis.,Mzm.121:2)

PanggilanIbadah

DoaPembukaan

PanggilanIbadah

HimnePujian

•Penyembahan Invokasi(atauDoaPenyembahan)

Kyrie(“Tuhanmemberikasih

karunia”)

Kyrie PengakuanDosa(dengan

pengampunandiStarsbourg)

•PermohonanKasihKarunia

PengakuanDosa

DoaMohonAmpun

Gloria

Salam(“Tuhanbesertamu…”

Gloria

Salam

NyanyianMazmur •DoaFirman JaminanMemperolehKasihKarunia

HimnePernyataanSyukur

Persembahan

Kolekte Kolekte DoaSyafaat(denganPilihanDoaBapaKami

PembacaanPL

BacaanBertanggapan

KesepuluhFirman(dinyanyikandenganKyriediStarsbourg)

PembacaanPL

NyanyianMazmur

PembacaanPL

HimneatauNyanyianPujian

PembacaanSuratRasul

Gradual(sebuahmazmurdinya-

nyikan)

PembacaanSuratRasul

Gradual

PembacaanPB

NyanyianMazmur

PembacaanPB

PengakuandanDoaSyafaat

Haleluya

DoaMemohonPen-cerahan(denganDoa

BapaKami)

DoaMemohonPencerahan

DoaMemohonPencerahan

PembacaanKitabInjil

PembacaanKitabInjil

PengakuanImanRasuli

HimneKhotbah

PembacaanKitabSuci

PembacaanKitabSuci

KitabSuciKhotbah

Khotbah Khotbah Khotbah Khotbah Khotbah

DoaSyukurdanTataIbadah DoaTataIbadah

DoaBapaKami

NyanyianPenga-kuanImanNicea(atauGloria)

HimneUsaiKhotbah

NyanyianSyukur HimneTanggapan

PembubaranBukanPeserta

Komuni

Nasihat Pembubaran(jikatidakadaKomuni)

Pembubaran/DoaBerkat

Gambar 1.1 Struktur-struktur Umum Liturgi dalam Sejarah––yakni Liturgi Firman

Page 17: CHRIST-CENTERED WORSHIP - Literatur Saat

Romapra-1570

Lutherca.1526

Calvinca.1542

Westminsterca.1645

Rayburnca.1980

Liturgi Ruangan Atas[Selalu]

Liturgi Ruangan Atas[Selalu]

Liturgi Ruangan Atas[Triwulan]

Liturgi Ruangan Atas[Pilihan]

Liturgi Ruangan Atas[Pilihan]

Persembahan PengumpulanDerma Persembahan Salam

DoauntukGereja DoaSyafaatDoaBapaKami

Undangan;Pembatasan

Undangan;Pembatasan

Himne

PersiapanElemen-elemenPerjamuan

Kudus

HimnePersiapan PengakuanImanRasuli(dinyanyikansaatelemen-elemenPerjamuanKudusdipersiapkan)

PengakuanImanRasuli(diucapkansemuaorang)

SalamSursum Corda

SanctusBenedictus

Sursum CordaSanctus

DoaEkaristi:•Mengenang(Anamnesis)

•PersembahanElemen-ElemenuntukPemakaianyangSuci

(Oblasi)

Persiapan:•SeruanpadaRohKudus (Epiclesis)

•PenyucianElemen-elemen

•Mengenang (Anamnesis)

Persiapan:•Nasihat

Persiapan:•Nasihat

•UcapanPendahuluan(Verba)

•SeruanpadaRohKudusuntuk

mengubahElemen-elemen(Epiclesis)

•Amin

•UcapanPendahuluan

(Verba)

•UcapanPendahuluan

(Verba)Nasihat

•UcapanPendahuluan

(Verba)

•UcapanPendahuluan

(Verba)

DoaBapaKami DoaBapaKami DoaPenyunyian DoaPenyunyian(untukpesertadanelemen-elemen

Komuni)

DoaPenyunyian

CiumPerdamaian

PemecahanRotiKomuni

PemecahanRotiKomuni

PemecahanRotiKomuni

PemecahanRotiKomuni

Agnus Dei Agnus Dei

Komuni Komuni(denganmazmurdinyanyikan)

Komuni(denganmazmurdinyanyikan)

Komuni Komuni

NasihatDoa

Kolekte Kolekte MazmurDinyanyikan MazmurDinyanyikan HimnePujian

PernyataanSyukur DoaPernyataanSyukur

BerkatPembubaran BerkatHarunHimnePenutup

BerkatHarun DoaBerkat DoaBerkat

Gambar 1.2 Struktur-struktur Umum Liturgi dalam Sejarah––yakni Liturgi Ruangan Atas

Page 18: CHRIST-CENTERED WORSHIP - Literatur Saat

InjIl Struktur 25

Rayburn

Robert G.Rayburn berusaha menggambarkan suatu acara yang tertata rapi untuk jemaat injili di Amerika Utara pada akhir abad XX dalam bukunya, O Come, Let Us Worship (1980). Karya Rayburn tidak paling berpengaruh pada praktik kemudian, tetapi karya tersebut sangat mencerminkan, menggabungkan, dan mengantisipasi berbagai tradisi. Karyanya terutama sangat bermanfaat untuk meneliti liturgi-liturgi modern karena karya ini membiarkan kita merenungkan tentang penyesuaian yang baik sengaja maupun tak sengaja berkembang sehingga biasa digunakan. Kita tak boleh menganggap bahwa “umum” berarti universal. Bahkan di dalam kebanyakan denominasi, apa yang umum hari ini adalah sangat beragamnya praktik dan gaya ibadah. Sejumlah gereja berupaya menjauh- kan diri dari ibadah tradisional, sedangkan yang lain sengaja berbaris menuju masa depan dengan tujuan membangkitkan contoh-contoh pada masa purba. Pandangan Rayburn akan memberi kita kesempatan meneliti setiap praktik tersebut. Namun, apa yang kemudian jelas seperti yang disingkapkan buku ini adalah bahwa di mana Injil dihormati, Injil membentuk ibadah. Tak ada gereja yang setia pada Injil akan gagal menggemakan liturgi-liturgi dalam sejarah ini.

Catatan untuk GambarLiturgi-liturgiinimewakiligerakan-gerakanbesaryangmemberipengaruhbesardiAmerikaUtara.Daftarelemendalamsetiaptradisibukanberartiberlakuuntukkeseluruhan(rinciannyaakandijelaskannanti)ataumenyatakanbahwasetiapacaraibadahdalamsetiaptradisiberisiseluruhelemenini.Elemendiaturdalampola-polakhusussehinggamerekayangtidakakrabdenganberbagaitradisibisamelihat“tulang”darisetiapliturgi,dengantetapmengenalbahwasetiapliturgibisaberagamdanmemilikikelebihan.Seharusnyamasihadalebihbanyaktradisi,namuntujuansayaadalahuntukmenunjukkanpola-polayangdisajikandalam liturgi-liturgi tersebutyangpalingmewakiliatauberpengaruhpadaparapenganutProtestaninjilidiAmerikaUtara.

Garis-garishorisontaldimaksudkanagartampiljelasdantakseharusnyadianggapsebagaijedadalamunsur-unsurdalamibadah.

Page 19: CHRIST-CENTERED WORSHIP - Literatur Saat