fakultas tarbiyah institut agama islam...

94
viii APLIKASI TRI BRATA DAN CATUR PRASETYA POLRI HUBUNGANNYA DENGAN PENDIDIKAN AKHLAK. SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 dalam Ilmu Tarbiyah Disusun Oleh : Edi Mufidun 3102223 FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2008

Upload: vanhanh

Post on 30-Jan-2018

223 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Sumber pembelajaran Tri Brata dan ... bagi anggota Polri sesuai dengan

viii

APLIKASI TRI BRATA DAN CATUR PRASETYA POLRI

HUBUNGANNYA DENGAN PENDIDIKAN AKHLAK.

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat

Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 dalam Ilmu Tarbiyah

Disusun Oleh : Edi Mufidun

3102223

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

SEMARANG

2008

Page 2: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Sumber pembelajaran Tri Brata dan ... bagi anggota Polri sesuai dengan

ix

KATA PENGANTAR

بـسم اهللا الرمحن الرحيم

احلمد هللا رب العـاملني والصالة والـسالم على اشرف االنبياء :واملرسلني سيدناوموالنا حممد وعلى أله واصحابه امجعني امابعد

Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, sholawat dan

salam semoga terlimahkan kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat dan

segenap pengikutnya yang setia.

Atas segala rahmat, hidayah serta inayahnya dari Allah SWT, serta

bimbingan dan batuan dari berbagai pihak, maka selesailah tugas penyusunan

skripsi yang sangat sederhana ini, skripsi ini berjudul “Implementasi Tri Brata dan

Catur Prasetya Polri dalam Persprektif Pendidikan Akhlak di Akademi

Kepolisian Republik Indonesia Semarang ”, ini ditulis untuk memenuhi salah satu

syarat guna memperoleh gelar sarjana jenjang strata satu (S1) Fakultas Tarbiyah

IAIN Walisongo Semarang.

Dengan selesainya penulisan skripsi ini, penulis dengan segala kerendahan

hati mengucapkan terimakasih yang setulus-tulusnya kepada yang terhormat:

1. Prof. Dr.H. Abdul Jamil, MA. Selaku Rektor IAIN Walisongo Semarang

2. Prof.Dr.Ibnu Hajar, M.Pd. selaku dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo

Semarang

3. Drs. Fatah Syukur, M.Ag dan Amin Farih, M.Ag, selaku pembimbing yang

telah membantu meluangkan waktu, tenaga dan pikiran dengan tulus dan

ikhlas untuk memberikan bimbingan, pengarahan, motivasi dalam

penyelesaian skripsi ini

4. Semua dosen Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang

5. Segenap Staf Administrasi dan Tata Usaha Fakultas Tarbiyah IAIN

Walisongo Semarang

6. KOMPOL Irzam dan segenap karyawan dan Taruna AKPOL , atas petunjuk,

arahan dan informasinya.

Page 3: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Sumber pembelajaran Tri Brata dan ... bagi anggota Polri sesuai dengan

x

7. Ayahanda dan Ibunda yang telah memberikan perhatian, mengasuh,

melindungi, membiayai studi dan mendidik sekaligus mendoakan penulis

setiap saat.

8. Kakakku dan adiku atas dorongan motivasi, dan arahan terhadap penulis

9. Teman-teman senasib seperjuangan di Korps Mahasiswa Bela Negara Satuan

906 “Sapu Jagad” IAIN Walisongo Semarang dan teman-teman Badan

Eksekutif Mahasiswa IAIN Walisongo Semarang periode 2005

10. Teman-teman kost BPI Blok H 9 atas kekompakanya dan semangatnya

11. Semua pihak yang tidak dapat kami sebut satu persatu baik yang langsung

maupun yang tidak langsung yang selalu memberikan dorongan semangat dan

doa kepada penulis selama ini.

Akhirnya penulis mengharapkan semua pihak semoga apa yang penulis

sajikan ini dapat bermanfaat dan diterima oleh semua pihak, meskipun penulis

menyadari sepenuhnya masih banyak kekurangan-kekurangan, kelemahan-

kelemahan dan jauh dari sempurna dalam skripsi ini.

Oleh karenanya penulis mohon pada para pembaca yang budiman untuk

memberikan saran yang bersifat membangun.

Semarang, Februari 2008

Penulis

Page 4: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Sumber pembelajaran Tri Brata dan ... bagi anggota Polri sesuai dengan

xi

MOTTO

مواليو اهللا وجرن كان ية لمنسة حوول اهللا أسسفي ر كان لكم لقد )21: األحزاب(خر وذكر اهللا كثريا الآ

Sesungguhnya telah ada pada Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu bagi orang yang mengharap Allah dan hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.*

(Al-Ahzab: 21)

* Soenarjo, dkk., Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Semarang: Toha Putra, 1989), hlm. 670

Page 5: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Sumber pembelajaran Tri Brata dan ... bagi anggota Polri sesuai dengan

xii

PERSEMAHAN

Buah karya sederhana ini kupersenbahkan untuk:

Ayahanda Suwarto dan ibunda Suwarni tercinta yang selalu memberikan kasih

sayang dan tak henti-hentinya melantunkan untaian Doa untuk ananda. Doamu adalah

kunci kesuksesanku, terima kasih atas doa restunya, kesabaran segala nasehat serta

pengorbanannya sehingga ananda senantiasa bersemangat dan di beri kemudahan serta

kelancaran dalam menyelesaikan study.

Kakak-ku (Subadrun-Sulastri, Muhtarom-Sukmawati, Sodriyanto-Anik Lestari,

Mumtako) terimakasih atas doa, motivasi dan bantuannya

Keponakkan-ku (Muhammad Samsul Bahri, Intan, Adam Nur Azis, Azahro, Sifa

Ramadhani )

Adik-ku (Tuhyanto, Ahmad Syaefanto, Ahmad Sangidun, Umi Sangadah, Abdul

Basith) terimakasih atas doa, inspirasi dan dukungannya

Teman-teman senasib dan seperjuangan di Korps Mahasiswa Bela Negara (KMBN)

Resimen Mahadipa Satuan 906 ”SAPU JAGAD” dan “di Badan Eksekutif Mahasiswa

2005” IAIN Walisongo Semarang

Bangsa dan Negara Republik Indonesia tercinta

Page 6: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Sumber pembelajaran Tri Brata dan ... bagi anggota Polri sesuai dengan

xiii

DEKLARASI

Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, penulis menyatakan bahwa

skripsi ini tidak berisi materi yang pernah ditulis oleh orang lain atau diterbitkan.

Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang lain, kecuali

informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan.

Semarang, Januari 2008 Deklarator,

E d i M u f i d u n NIM. 3102223

Page 7: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Sumber pembelajaran Tri Brata dan ... bagi anggota Polri sesuai dengan

xiv

ABSTRAK

Edi Mufidun (3102223), judul: Aplikasi Tri Brata dan Catur Prasetya Polri

Hubungannya dengan Pendidikan Akhlak. Skripsi Fakultas Tarbiyah, Jurusan

Pendidikan Agama Islam, IAIN Walisongo Semarang 2008.

Tri Brata dan Catur Prasetya Polri merupakan suatu kode etik Polri yang

berisi tentang pendalaman hidup dan pedoman karya Polri. Kode etik tersebut

mengikat seluruh anggota Polri secara istitusi dari tingkat Mabes Polri, Polda,

Polwil, Polres dan Polsek, serta sebagai individu mulai dari yang berpangkat

Brigadir Polisi Dua sampai berpangkat Jendral.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Aplikasi Tri Brata dan

Catur Prasetya Polri di Akademi Kepolisian Republik Indonesia Semarang; (2)

Aplikasi Tri Brata dan Catur Prasetya Polri Hubungannya dengan pendidikan

akhlak di Akademi Kepolisian Republik Indonesia Semarang. Penelitian ini

menggunakan metode penelitian kualitatif dengan jenis penelitian lapangan (field

research) dengan menggunakan pendekatan deskriptif. Kemudian data yang

terkumpul di analisis dengan menggunakan metode analisis kualitatifdengan pola

pikir induktif.

Dalam penelitian ini menghasilkan dua hal, yaitu implementasi Tri Brata

dan Catur Prasetya Polri di Akademi Kepolisian Republik Indonesia Semarang

melalui perkuliahan, ceramah-ceramah, pembiasaan, tanya jawab, diskusi,cerita,

ketauladan, pembentukan sikap dan perilaku, serta doktrin-doktrin pendidikan,

Aplikasi Tri Brata dan Catur Prasetya Polri di Akademi Kepolisian Republik

Indonesia Semarang sama juga dengan proses pembentukan akhlak.

Page 8: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Sumber pembelajaran Tri Brata dan ... bagi anggota Polri sesuai dengan

xv

DAFTAR ISI

Halaman Judul...................................................................................................... i

Persetujuan Pembimbing......................................................................................ii

Pengesahan.......................................................................................................... iii

Deklarasi ............................................................................................................. iv

Abstrak .................................................................................................................v

Motto ................................................................................................................... vi

Persembahan .......................................................................................................vii

Kata Pengantar ................................................................................................... viii

Daftar Isi ..............................................................................................................x

BAB I : PENDAHULUAN..............................................................................1

Latar Belakang ...................................................................................1

Penegasan Istilah................................................................................6

Rumusan Masalah ..............................................................................8

Tujuan Penelitian ...............................................................................8

Kajian Pustaka....................................................................................9

Alasan Pemilihan Judul.....................................................................10

Metodologi Penelitian Skripsi...........................................................10

BAB II : TINJAUAN UMUM TENTANG PENDIDIKAN AKHLAK...........15

Pengertian Pendidikan Akhlak..........................................................15

Dasar Pendidikan Akhlak..................................................................17

Tujuan Pendidikan Akhlak................................................................19

Metode Pendidikan Akhlak...............................................................22

Proses Pembentukan Akhlak.............................................................26

Materi Pendidikan Akhlak ................................................................27

BAB III : APLIKASI TRI BRATA DAN CATUR PRASETYA

POLRI DI AKPOL SEMARANG ....................................................36

Gambaran Umum AKPOL................................................................36

Page 9: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Sumber pembelajaran Tri Brata dan ... bagi anggota Polri sesuai dengan

xvi

Latar Belakang Berdirinya AKPOL............................................36

Letak Geografis AKPOL.............................................................42

Struktur Organisasi Taruna AKPOL ..........................................42

Keadaan Pendidik, Karyawan dan Taruna ..................................43

Tanda Kepangkatan POLRI ........................................................45

Aplikasi Tri Brata dan Catur Prasetya Polri di AKPOL .............46

Materi Tri Brata dan Catur Prasetya Polri di AKPOL ...............46

Sumber pembelajaran Tri Brata dan Catur Prasetya Polri .........64

Metode Pembelajaran Tri Brata dan Catur Prasetya Polri .........65

Media Pembelajaran Tri Brata dan Catur Prasetya Polri ............67

Alokasi Waktu Pembelajaran Tri Brata dan Catur

Prasetya Polri ..............................................................................68

Evaluasi Pembelajaran Tri Brata dan Catur Prasetya Polri

Kegiatan-kegiatan AKPOL Yang Bersifat Pendidikan

Akhlak di AKPOL......................................................................69

BAB IV : ANALISIS APLIKASI TRI BRATA DAN CATUR

PRASETYA POLRI HUBUNGANNYA DENGAN PENDIDIKAN

AKHLAK..........................................................................................71

Aplikasi Tri Brata dan Catur Prasetya Polri......................................71

Aplikasi Tri Brata dan Catur Prasetya Polri Hubungannya

dengan Perspektif Pendidikan Akhlak ..............................................74

BAB V : PENUTUP

Kesimpulan .......................................................................................77

Saran-saran........................................................................................77

Kata Penutup .....................................................................................78

Daftar Pustaka

Lampiran-lampiran

Daftar Riwayat Penulis

Page 10: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Sumber pembelajaran Tri Brata dan ... bagi anggota Polri sesuai dengan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Memperhatikan perkembangan masyarakat yang berjalan sangat cepat

seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi sehingga

berpengaruh terhadap ideologi, politik, ekonomi, budaya dan situasi keamanan

di lingkungan masyarakat, serta proses reformasi yang telah dan sedang

berlangsung untuk menuju masyarakat yang demokratis membawa berbagai

perubahan dalam sendi-sendi kehidupan berbangsa dan ber-Negara. Maka

POLRI yang saat ini sedang melaksanakan proses reformasi untuk menjadi

kepoloisian sipil, harus dapat menyesuaiakan diri dengan perkembangan

kehidupan masyarakat dengan cara merubah paradigma yang menitikberatkan

pada pendekatan yang proaktif dan mendapat dukungan publik dengan

mengedepankan kemitraan dalam rangka pemecahan masalah-masalah sosial

yang saat ini disebut dengan istilah Perpolisian Masyarakat (POLMAS).1

Kode etik profesi kepolisian Republik Indonesia yang ditetapkan

berdasarkan Keputusan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor

Pol : Kepl 32/VIII/2003 tanggal 1 Juli 2003, merupakan panduan yang harus

diacu dan implementasikan, dalam berbagai tindakan kepolisian.

Profesionalisme merupakan tuntutan masyarakat yang menjadi

tatangan berat bagi Polri sebagai institusi publik untuk mengakomodasi

berbagai tantangan dan kebutuhan masyarakat berkaitan dengan keamanan

dan ketertiban, maka merupakan hal yang mendasar yang diprioritaskan bagi

pemimpin Polri untuk menegakan kualitas pelayanan, sehingga hasilnya dapat

dirasakan oleh masyarakat.2

1 Nono Supriyono, Sambutan Kapolda JATENG Dalam Rangka Upacara Pelantikan

Komandan Beserta Staf KMBN 906 “Sapu Jagad” IAIN Walisongo Semarang, (Semarang: Polda JATENG, 2006), hlm 1-2

2 Werda Lebang, Kode Etik Kepolisian Republik Indonesia, (Semarang: POLDA JATENG, 2004), hlm. 1

1

Page 11: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Sumber pembelajaran Tri Brata dan ... bagi anggota Polri sesuai dengan

2

Sesuai dengan Undang-Undang RI No. 02 tahun 2002 tentang

Kepolisian Negara Republik Indonesia, menyebutkan bahwa “POLRI”

mempunyai tugas pokok memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat,

menegakan hukum, memberikan perlindungan, pengayom dan pelanyan

kepada masyarakat, namun demikian keberadaan masyarakat memiliki

peranan yang sangat besar dalam ikut serta menentukan dan mengelola

lingkungan yang aman dan tertib bagi ketentraman dan keselamatan

kehidupan bersama yang merupakan suatu kebutuhan pokok manusia untuk

dapat melakukan aktifitasnya baik di dalam menentukan kewajiban beribadah,

bermasyarakat, maupun ber-Negara.3

Hal ini akan dapat terwujud dengan kerjasama antara petugas

kepolisian dengan masyarakat dan peran masyarakat untuk mendukung tugas

aparat kepolisian sangatlah besar artinya, seperti yang tertuang pada pasal 3

ayat (1) Undang-Undang No. 2 tahun 2002.4

“Pengembangan fungsi kepolisian adalah Kepolisian Negara Republik

Indonesia yang dibantu oleh : kepolisian khusus, penyidik pegawai negeri sipil

dan bentuk-bentuk pengamanan swakarsa”5

Memperhatikan perkembagan situasi Negara saat ini,terhadap

kepolisian Negara Republik Indonesia Sutanto telah menentukan

kebijaksanaan dan strategi guna mengantisipasi keadaan dengan

mengedepankan langkah, prefentif yang diikuti dengan penegakan hukum.

Sebagai ujung tombak dalam mewujudkan keamanan dan ketertiban

masyarakat Polri harus mampu beradaptasi dengan segala perubahan dan

kerkembangan yang terjadi dalam kehidupan masyarakat. Untuk lebih efektif

dan efisien dalam mewujudkan Kamtibmas Polri melakukan percepatan

pencapian sasaran tahun 2005 yaitu :6

1. Program pengembangan SDM kepolisian

3 Nono Supriyono, Op Cit, hlm. 5 4 Ibid, hlm. 6 5 Chaerul Rasyid, Paparan Pengembangan Situasi Aktual di Jajaran POLDA JATENG,

(Semarang, 2005), hlm.1 6 Chaerul Rasyid, Situasi Aktual di Jajaran POLDA JATENG, Op.Cit., hlm.3

Page 12: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Sumber pembelajaran Tri Brata dan ... bagi anggota Polri sesuai dengan

3

2. Program pengembangan sarana dan prasarana keplosian

3. Program pengembangan strategi keamanan

4. Pemberdayaan potensi kemanan

5. Program pemilihan keamanan dan ketertiban

6. Program penyelidikan dan penyidikan tindak pidana.7

Tri Brata dan Catur Prasetya adalah merupakan kode etik Polri. Kode

etik tersebut mengikat seluruh anggota Polri secara institusi, dari tingkat

Mabes Polri, Polda, Polwil, Polres dan Polsek serta sebagai individu mulai

yang berpangkat Bharada sampai yang berpangkat Jendral. Mereka harus

berpegang teguh pada kode etik tersebut. Dengan kata lain bahawa Tri Brata

dan Catur Prasetya merupakan dasar menuju jati diri Polri. Disinilah letak

urgensi Tri Brata sebagai pedoman hidup dan Catur Prasetya sebagai pedoman

karya Polri sehari-hari.8

Begitu urgensinya Tri Brata dan Catur Prasetya Polri sebagai kode etik

Polri ini sehingga segala gerak dan tingkah laku sebagai anggota maupun

institusi Polri harus didasari dengan aturan bagaimana seharusnya ia

beraktifitas sehari-hari. Sebab kode etik Polri adalah pedoman moral yang

berisikan kaidah tentang bathiniyah dan lahiriyah yang terbaik dan terhormat

bagi anggota Polri sesuai dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila

sepertihalnya Tri Brata dan Catur Prasetya.9

Sebagaimana pendapat Benny S. Butur, yang melihat esensi dari kode

etik Polri dengan jelas melalui pengamanannya terhadap Polri dari kacamata

masyarakat menyatakan bahwa: “sebagai masyarakat yang bersifat skeptis

bahkan meremehkan Polri, adalah karena penilaian mereka terhadap:

Kurangnya” pelayanan jajaran kepolisian.10 Polri harus mengenal dan

menghayati kode etik itu, sebagai Abdi Negara, pelayan dan pengayom

7 Chaerul Rasyid, Situasi Aktual di Jajaran POLDA JATENG, Op.Cit., hlm.3 8 Kunarto, Tri Brata dan Catur Prasetya Manunggal Sejarah: Persepektif dan

Prospeknya, (Jakarta, 1997), hlm. 322 9 Secapa POLRI, Vademikum Tingkat I Polri, (Sukabumi: Secapa Polri, 1999), hlm. 557 10 Kunarto, Memerangi Kritik Terhadap Polri, Buku I, (Jakarta: Cipta Manunggal, 1997),

hlm. 71

Page 13: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Sumber pembelajaran Tri Brata dan ... bagi anggota Polri sesuai dengan

4

masyarakat, sehingga Polri harus kembali motto perjuangan dan kode etik

Polri “Tri Brata dan Catur Prasetya”11

Sejalan dengan bergulirnya arus reformasi yang disuarakan oleh

mahasiswa Indonesia, membawa hikmah tersendiri bagi Polri. Sebagaimana

Anton Tabah dalam bukunya “membangun Polri yang kuat ”, pada tanggal 1

april 1999 yang lalu adalah langkah awal dari rangkaian agenda reformasi, di

tubuh ABRI yaitu keluarnya Polri dari organisasi DEPIIANKAM/ ABRI.12

Hal ini diukuti dengan langkah bijak dari wakil rakyat dengan surat ketetapan

MPR RI Nomor VI/MPR/2000 tentang pemisahan TNI dan Kepolisian Negara

RI.Dengan tegas memutuskan pada pasal 1 yang berbunyi TNI dan Polri

secara kelembagaan tepisah sesuai dengan peran dan fungsinya masing-

masing. Pasal 2 (1) berbunyi “Kepolisian Negara Republik Indonesia adalah

alat Negara yang berperan dalam memelihara keamanan”13

Sehingga keamanan yang menjadi tugas Polri mempunyai tugas

menata masyarakat sipil dengan doktrin “To Protect and To Service”.14

Sejalan dengan ini Moch. Suwondo mengatakan.

Untuk dapat melindungi dan mengayomi masyarakat yang hendak

memasuki era globalisasi dan arus reformasi, selain meningkatkan

profesionalisme, dengan kode etik yang dimilkinya, setiap anggota Polri harus

dibekali dengan iman dan taqwa, nilai-nilai moral yang baik serta akhlak yang

mulia, selaras dengan pendapat Anton Tabah, dalam teori profesi apapun yang

bisa memicu kinerja dalam menggeluti profesinya adalah integritas moral

yang cukup.

Sementara akhlak dalam pandangan Islam mempunyai kedudukan

yang sangat penting dan pokok, dimana akhlak merupakan norma dan nilai

yang harus dijadikan pedoman bagi setiap manusia, baik terhadap Tuhan,

manusia maupun terhadap makhluk lain.

11 Ibid, hlm. 71 12 Anton Tabah, Membangun Polri Yang Kuat, Mitra Harhasuma, (Jakarta: 2002), hlm.50 13 Putusan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia, Sidang Tahunan MPR-

RI, (Direktorat Sosial Politik Jawa Tengah, 2000), hlm. 77 14 Anton Tabah, Op Cit., hlm. 51.

Page 14: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Sumber pembelajaran Tri Brata dan ... bagi anggota Polri sesuai dengan

5

Pendidikan akhlak merupakan salah satu upaya alternatif untuk suatu

berbaikan moral masyarakat. Tujuanya agar terwujudnya suatu masyarakat

yang berakhlakul karimah, sehingga terwujud pula masyarakat bangsa yang

aman, damai dan sejahtera. Hal ini merupakan hal yang perlu dilakukan

menurut ajaran Islam, akhlak yang mulia akan membawa kejayaan suatu

bangsa. Namun sebalikya, jika akhlak suatu bangsa itu rusak, maka bangsa itu

akan hancur. Jadi kejayaan atau kehancuran suatu bangsa akan sangat

tergantung pada baik buruknya akhlak bangsa tersebut. Seperti halnya seorang

penyair Arab, Syauqy Bcy, dalam syairnya :

وإن هموا ذهبت أخال قهم ذهبوا# أل مم اال خالق مابقيت وإنماا

Artinya : Suatu bangsa dikenal akhlaknya (budi pekertinya). Jika budi

pekertinya telah runtuh, maka runtuh pula bangsa itu.15

Dalam ajaran Islam hubungan manusia dan aktivitasnya sehari-haripun

diatur kemudian dituangkan dalam ajaran yang disebut pendidikan akhlak.

Dalam pendidikan akhlak diatur bagaimana hubungan antara manusia

terhadap khaliq, terhadap sesama manusia, terhadap lingkungan serta diri

sendiri.

Secara literal, butir-butir yang terdapat dalam Tri Brata dan Catur

Prasetya tidak ada hubungan dengan pendidikan akhlak, namun bila dikaji

dengan pendidikan akhlak. Untuk itu penulis tertarik untuk mengkaji Tri Brata

dan Catur Prasetya sebagai pedoman hidup dan pedoman karya Polri kaitanya

dengan pendidikan akhklak.

Dari latar belakang permasalahan di atas maka penulis akan melakukan

dan mengkaji secara mendalam dalam skripsi dengan judul : “APLIKASI TRI

BRATA DAN CATUR PRASETYA POLRI HUBUNGANNYA DENGAN

PENDIDIKAN AKHLAK DI AKADEMI KEPOLISIAN REPUBLIK

INDONESIA SEMARANG ”

15 Hamzah Ya’kub, Etika Islam Pembinaan Akhlakul Karimah, (Bandung: CV

Diponegoro, 1993), hlm. 30

Page 15: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Sumber pembelajaran Tri Brata dan ... bagi anggota Polri sesuai dengan

6

B. Penegasan Istilah

Untuk menghidari salah pengertian dan pemahaman dalam skripsi ini,

maka penulis memandang perlu memperjelas pengertian dan pemahaman pada

istilah-istilah yang terdapat dalam judul di atas. Istilah-istilah yang digunakan

pada skripsi ini terdiri dari :

Implementasi : Dalam kamus umum bahasa Indonesia implementasi

diartikan sebagai pelaksanaan.16 Dalam skripsi ini

implementasi diartikan sebagai pelaksanaan penanaman

nilai-nilai Tri Brata dan Catur Prasetya Polri

Perspektif : Pandangan.17

Tri Brata :Tiga atas, kewajiban kepolisian Negara RI yang

dilambangkan dengan bintang dan yang disebut sebagai

pedoman hidup.18 Seperti yang terdapat dalam kamus

istilah kepolisian, Tri Brata berasal dari kata-kata Tri dan

Brata; Tri berarti tiga, brata atau warta berarti jalan atau

kaul; tri brata merupakan tiga jalan atau kaul bagi anggota

polisi teladan yang keluar dari pribadi kepolisisan sendiri,

karena tidak dapat menyatakan lain dari itu.19

Catur Prasetya : Seperti diungkapkan Presiden Soekarno, catur berarti

tempat dan prasetya berti janji.20 Yang dimaksudkan

penulis adalah empat janji, tersebut adalah : Satya Haprabu

berarti setia kepada negara dan pimpinannya, hanyaken

musuh berati mengenyahkan musuh-musuh Negara dan

masyarakat, gineung pratidina berarti mengagungkan

Negara, tan satrisna berati tidak terikat tersna pada

16 Hasan Alwi, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1999), hlm 377 17 Anton M. Moelyono, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1994),

hlm 520 18 Hasan Alwi, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Cet ketiga, (Bandung: Balai Pustaka,

1990), hlm 520 19 SA, Soehardi, Kamus Populer Kepolisian, (Semarang: PP Polri Jateng, 2006), hlm. 283 20 Kunarto, Etika Kepolisian, (Jakarta: Cipta Manunggal, 1997), hlm 158

Page 16: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Sumber pembelajaran Tri Brata dan ... bagi anggota Polri sesuai dengan

7

sesuatu.21 Catur Prasetya disebut merupakan pedoman

karya Polri

POLRI : Kepolisian Negara Republik Indonesia atau disingkat

Polri.22 Adalah berasal dari kata polisi yang mendapat

awalan ke- dan akhiran-an. Polisi adalah badan pemerintah

yang bertugas memelihara kemanan dan ketertiban umum

(menangkap orang-orang yang melanggar undang-undang

dan sebagainya) polisi Negara adalah polisi yang dibawah

pemerintah dan pengawasan pemerintah. Kepolisian

adalah yang bertalian dengan polisi.23

Kepolisian Negara Republik Indonesia merupakan alat

negara yang berperan dalam memelihara kemanan dan

ketertiban masyarakat, menegakan hukum, serta

memberikan perlindungan, pengayom dan pelayanan

kepada mayarakat dalam rangka terpeliharanya kemanan

dalam negeri. Jadi Kepolisian Negara Republik Indonesia

adalah polisi nasional yang merupakan salah satu kesatuan

dalam melaksanakan peran dalam memelihara kemanan

dan kertiban masyarakat menegakan hukum, serta

memberikan perlindungan, pengayom dan pelayanan

kepada mayarakat dalam rangka terpeliharanya kemanan

dalam negeri.24

Pendidikan : Usaha sadar untuk menyiapkan peserta didiknya melalui

kegiatan bimbingan dan atau latihan bagi perannya dimasa

yang akan datang.25

21 Djoko Soetono, Sejarah Akademi Kepolisian, (Jakarta: 1999), hlm. IV 22 Kunarto, HAM dan Polri, (Jakarta, Cipta Manunggal, 1997), hlm 1 23 Hasan Alwi, Op Cit, hlm. 693 24 UU RI Nomor 02 Tahun 2002, Tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia DPR

Republik Indonesia, (Jakarta, 2002) hlm. 4 25 UU RI Nomor 02 Tahun 1989, Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Solo, Intan

Pariwara, 1989) hlm. 6

Page 17: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Sumber pembelajaran Tri Brata dan ... bagi anggota Polri sesuai dengan

8

Akhlak : Sifat-sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan

segala perbuatan dengan gampang dan mudah, tanpa perlu

pikiran dan pertimbangan.26

AKPOL : Lembaga pendidikan Polri yang berada di bawah Mabes

Polri yang kelulusannya sebagai perwira remaja yang

berfungsi sebagai perencana di tingkat Polsek, Polres,

Polwil maupun Polda.

Jadi yang penulis maksudkan dengan pendidikan akhlak adalah usaha

sadar yang dilaksanakan oleh manusia dalam rangka menanamkan pikiran,

pengetahuan dan pengalamannya untuk mencapai kebahagiaan dan

kesejahteraan hidup yang sesuai dengan ajaran Islam.

Adapun yang penulis maksud dengan judul di atas adalah proses

penanaman nilai-nilai Tri Brata dan Catur Prasetya Polri dalam perspektif

pendidikan akhlak di Akademi Kepolisian Republik Indonesia Semarang.

C. Rumusan Masalah

Beberapa hal dari latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka

permasalahan yang akan dibahas adalah :

1. Bagiamana aplikasi Tri Brata dan Catur Prasetya Polri di Akademi

Kepolisian Republik Indonesia Semarang ?

2. Bagaimana aplikasi Tri Brata dan Catur Prasetya hubungannya dengan

pendidikan akhlak di Akademi Kepolisian Republik Indonesia Semarang ?

D. Tujuan Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai oleh penulis dalam rangka penulisan

skripsi ini adalah untuk mengetahui proses penanaman nilai-nilai Tri Brata

dan Catur Prasetya Polri hubungannya dengan pendidikan akhlak di Akademi

Kepolisian Republik Indonesia Semarang.

26 Al-Ghazali, Ihya Ulumuddin, (Lebanon: Dar Al Kutub, Al Ilmiyah, tth), hlm. 52

Page 18: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Sumber pembelajaran Tri Brata dan ... bagi anggota Polri sesuai dengan

9

E. Kajian Pustaka

Untuk menghindari terjadinya pengulangan hasil penelitian yang

membahas permasalahan yang sama dari seseorang baik dalam bentuk buku,

kitab dan dalam bentuk tulisan yang lainya, maka penulis akan memaparkan

buku atau skripsi yang sudah ada sebagai bandingan dalam mengupas

permasalahan tersebut sehingga diharapakan akan muncul penemuan baru.

Kajian mengenai implementasi Tri Brata dan Catur Prasetya Polri

dalam perspektif pendidikan akhlak di Akademi Kepolisian Republik

Indonesia Semarang sendiri belum banyak ditemukan. Dalam buku ataupun

artikel-arikel masih belum banyak ditemukan karya-karya ilmiah yang secara

spesifik membahas tentang relevasi dan aplikasi Tri Brata dan Catur Prasetya

Polri dengan pendidikan akhlak

Untuk lebih memperjelas gambaran tentang penelitian ini, berikut ini

merupakan ilustrasi dari beberapa literatur yang ada hubunganya dengan tema

penelitian yang dikaji dalam sekripsi ini yaitu : Dai Bachtiar dalam keputusan

Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia tentang kode etik profesi

Kepolisian Negara Repubplik Indonesia : yang didalamnya menjelaskan

tentang etika pengabdian, etika kelembagaan, etika kenegaraan dan penegakan

kode etik profesi.27

Kode etik profesi Kepolisian Negara Republik Indonesia merupakan

suatu aturan yang bersumber pada Tri Brata dan Catur Prasetya. Anton Tabah

dalam bukunya membangun Polri yang kuat, yang mengkaji tentang

bagaimana peran setra Polri yang profesional dalam masyarakat.

Beberapa peneliti yang sudah meneliti tentang pendidikan akhlak

antara lain : Ali Masrur (4196107) Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo

Semarang dalam sekripsinya “Relevasi dan Aplikasi Saptamarga TNI Dengan

Pendidikan Akhlak” peneltian teresebut menitik beratkan pada hubungan

Sapta Marga TNI dengan pendidikan akhlak terhadap Tuhan, manusia,

lingkungan dan diri sendiri.

27 Dai Bachtiar, Kode Etik Profesi Kepolisian Negara Republik Indonesia, (Jakarta:

POLRI, 2003), hlm. 6.

Page 19: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Sumber pembelajaran Tri Brata dan ... bagi anggota Polri sesuai dengan

10

Dari beberapa penelitian di atas menunjukan bahwa penelitian yang

peneliti lakukan sekarang ini, merupakan penelitian yang belum pernah diteliti

oleh peneliti lainya yang berkaitan dengan judul, tema maupun isinya.

Implementasi proses penanaman nilai-nilai ini penekanannya pada aspek

implementasi porses penanaman nilai-nilai Tri Brata dan Catur Prasetya Polri

dalam persepektif pendidikan akhlak di Akademi Kepolisian Republik

Indonesia Semarang.

F. Alasan Pemilihan Judul

1. Pendidikan akhlak adalah salah satu jenis pendidikan yang tidak kalah

penting dengan pendidikan lainnya, karena akhlak seseorang akan selalu

memaknai kehidupan seseorang.

2. Pendidikan akhlak atau etika sangat penting bagi Kepolisian Negara

Republik Indonesia untuk menunjang tugas yang lebih profesional.

3. Polri adalah organisasi yang besar yang di dalamnya sangat perlu adanya

standar akhlak atau kode etik yang tertuang dalam Tri Brata dan Catur

Prasetya Polri sebagai pedoman hidup dan pedoman dalam melaksanakan

kegiatan sehari-hari dalam Polri, baik sebagai anggota Polri maupun

sebagai warga masyarakat.

4. Tri Brata dan Catur Prasetya Polri merupakan kode etik bagi setiap

anggota Polri, oleh karena itu penulis ingin menggali dan mengkaitkannya

dengan pendidikan akhlak.

G. Metodologi Penelitian Skripsi

Dalam penelitian ini menggunakan beberapa metode antara lain:

1. Pedekatan Penelitian

Skripsi yang kami susun disini menggunakan pendekatan kualitatif

dengan rancangan studi kasus.28 Penelitian ini memiliki karakteristik

28.Nana Sudjana dan Ibrahim, Penelitian dan Penilaian Pendidikan (Bandung: Sinar Baru

Algesindo, 2001) cet II, hlm 7

Page 20: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Sumber pembelajaran Tri Brata dan ... bagi anggota Polri sesuai dengan

11

natural dan merupakan kerja lapangan yang bersifat deskriptif.29 Penelitian

kualitatif merupakan tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang

secara fundamental bergantung pada manusia dalam kawasannya sendiri

dan berhubungan dengan orang tersebut dalam bahasa dan

peristilahannya.30

2. Triangulasi

Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang

memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan

pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu.31

Menurut Denzin (1978) ada empat macam triangulasi sebagai

teknik pemeriksaan yaitu triangulasi dengan sumber, triangulasi dengan

metode, triangulasi dengan teori dan triangulasi dengan melibatkan

peneliti.

Sedangkan triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah

dengan menggunakan triangulasi sumber, yang berarti membandingkan

dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh

melalui waktu dan alat yang berbeda dalam metode kualitatif.32

Dalam penelitian ini, informasi yang di bandingkan adalah

informasi yang diperoleh dari dosen, karyawan dan informasi yang

diperoleh dari Taruna

3. Metodologi pengumpulan data

Metode pengumpulan data digunaakan untuk memperoleh data

yang diperlukan, baik yang berhubungan dengan studi literature maupun

data yang dihasilkan dari data empiris. Dalam studi literature penulis

menelaah buku-buku, karya tulis, karya ilmiah maupun dokumen-

dokumen yang berkaitan dengan tema penelitian untuk selanjutnya

dijadikan sebagai acuan dan alat utama bagi praktek penelitian lapangan.

29 Julia Brannen, Memadu Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, (Yogyakarta: Pustaka

Pelajar, 2004) cet.IV, hlm. 69 30 Lexy I. Moeloeng, Metodologi Penelitian kualitatif, (Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 2001), cet. XIV, hlm 178 31 Ibid, hlm. 178 32 Ibid, hlm. 178

Page 21: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Sumber pembelajaran Tri Brata dan ... bagi anggota Polri sesuai dengan

12

Adapun untuk data empirik, penulis menggunakan beberapa

metode, yaitu:

a. Observasi, yaitu metode yang digunakan melalui pengamatan yang

meliputi kegiatan pemusatan perhatian terhadap suatu objek dengan

menggunakan keseluruhan alat indera.33Data yang di himpun dengan

teknik ini adalah situasi umum AKPOL yang meliputi proses

pembelajaran Tri Brata dan Catur Prasetya Polri, sarana dan prasarana

sekolah. Dalam hal ini peneliti berkedudukan sebagai non partisipan

observer, yakni peneliti tidak turut aktif setiap hari berada di sekolah

tersebut, hanya pada waktu penelitian.

b. Interview atau wawancara adalah teknik pengumpulan data melalui

komunikasi langsung antara pewawancara (interviewer) dengan

responden (subjek yang diwawancarai atau interviewer). Teknik ini

dapat dikelompokkan menjadi dua tipe, yaitu tipe terstruktur, yaitu

bentuk wawancara yang alternatif jawabannya sudah disiapkan, dan

tipe tidak terdtruktur, yaitu bentuk wawancara yang jawabannya di

serahkan sepenuhnya kepada interviewee.34 Dalam wawancara ini

peneliti menggunakan pedoman wawancara semi structured, karena

bentuk wawancara ini tidak membuat peneliti kaku, melainkan lebih

bebas dan luwes dalam melakukan wawancara. Metode interview ini

dilakukan untuk mendapatkan informasi terhadap data-data yang

berkaitan dengan kondisi AKPOL, latar belakang dan metode

pembelajaran Tribrata dan catur prasetya Polri yang di tujukan kepada

pihak yang berhubungan dengan data tersebut, seperti gubernur Akpol,

dosen, dan karyawan Akademi Kepolisian Republik Indonesia

Semarang.

33 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: PT.

Rineka Cipta, 1998), cet. II, hlm 149 34 Syansul Yusuf, Psikologi Belajar Agama, (Bandung: CV. Pustaka Bani Quraisy, 2003),

hlm. 87

Page 22: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Sumber pembelajaran Tri Brata dan ... bagi anggota Polri sesuai dengan

13

c. Dokumentasi, Metode dokumentasi “yaitu cara mencari data tentang

hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, agenda,

surat kabar, majalah, prasasti, notulen, rapat, agenda dan

sebagainya”.35

Metode di atas, diharapkan dapat memenuhi kebutuhan peneliti

dalam memperoleh data-data yang berhubungan dengan implementasi

Tri Brata dan Catur Prasetya Polri.

4. Metode analisis data

Analisis data merupakan upaya mencari dan menata data secara

sistematis. Dalam hal ini digunakan metode analisa kualitatif dengan

menggunakan pola berfikir induktif, yaitu berangkat dari fakta-fakta atau

peristiwa-peristiwa yang bersifat empiris kemudian temuan tersebut

dipelajari dan di analisis sehingga bisa dibuat suatu kesimpulan dan

generalisasi yang bersifat umum.36

35 Ibid, hlm. 236 36 Sutrisno Hadi, Metodologi Research, (Yogyakarta: Andi Offset, 2001), jilid. 1, hlm 42

Page 23: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Sumber pembelajaran Tri Brata dan ... bagi anggota Polri sesuai dengan

15

BAB II

TINJAUAN UMUM TENTANG PENDIDIKAN AKHLAK

A. Pengertian Pendidikan Akhlak

Pendidikan biasanya dikonotasikan sebagai usaha membantu

perkembangan peserta didik secara umum. Pemahaman seperti itu sering

dijumpai, misalnya pada definisi yang dikemukakan oleh H.B. Hamdani Ali

Mengatakan bahwa:

“Pendidikan dalam arti umum mencakup segala usaha dan perbuatan dari generasi tua untuk mengalihkan pengalamannya, pengetahuannya kepada generasi muda untuk memungkinkan melakukan fungsi hidupnya dalam pergaulan bersama dengan sebaik-baiknya”1 Dalam “Ensiklpoedi Pendidikan”, Poerbakawatja juga menjalaskan

bahwa:

“Pendidikan itu dalah usaha sadar secara disengaja dari orang dewasa

untuk dengan pengaruhnya meningkatkan si anak kedewasaan yang

selalu diartikan mampu memikul tanggung jawab moril dari segala

perbuatan”2

Federic J.Mc. Donal, dalam bukunya Educational Psychology,

mengungkapkan bahwa educational in the sense used here, is a process

orang-orang yang an activity which Islam directed at producting desirable

change in the behaviour of human beings. Pendidikan dalam pengertian yang

digunakan di sini adalah sebuah proses atau aktivitas yang menunjukan pada

proses perubahan yang diinginkan di dalam tingkah laku manusia.3

Selain di atas Musthofa al-Ghulayani mendefinisakan pendidikan

sebagai berikut :

التربيةهىغرس االخالق الفاضلة ىف نفوس الناشئني وسقيها مبإ اإلرشاد والنصيحة

1 H.B. Hamdani Ali, Filsafat Pendidikan, (Yogyakarta Kota Kembang : 1987 ), hlm. 8 2 Poerbakawatja, Ensiklopedi Pendidikan, (Jakarta: Gunung Agung, 1982), hlm. 257 3 Federic J.Mc. Donal, Educational Psychology, (San Fransisco, Wadsworth Publishing

Company Inc., 1959), hlm. 4

15

Page 24: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Sumber pembelajaran Tri Brata dan ... bagi anggota Polri sesuai dengan

16

فضيلة واخلريوحب العمل لنفع حىت تصبح ملكة من ملكة النفس مث تكون مثراا ال 4الوطن

“…Pendidikan adalah menanamkan akhlak yang mulia di dalam masing-masing anak dengan berbagai petunjuk dan nasehat sehingga tertanam watak yang baik, kemudian berakhlak utama, kebaikan serta cinta beramal untuk kepentingan tanah air”

Sedangkan Ahmad Amin sebagaimana dikutip oleh Zahruddin AR

menyatakan bahwa akhlak adalah:

فعاد اهىي عرف بعضهم اخللق بأنه عادة اإلرادة يعىن أن اإلرادة أذا اعتادب شيأ 5 املسماة باخللق

“Sementara orang mengetahui bahwa yang disebut akhlak ialah kehendak yang dibiasakan artinya, kehendak itu bila membiasakan sesuatu, kebiasaan itu dinamakan akhlak” Dari beberapa pendapat mengenai pendidikan di atas, dapat

disimpulkan bahwasanya pendidikan adalah usaha suatu kegiatan yang

dilakukan oleh seorang individu atau pihak lain menuju ke arah peningkatan

potensi dirinya (baik jasmani maupun rohani) secara optimal untuk mencapai

kebahagiaan manusia yang sehat dan sejahtera, di dunia maupun di akhirat.

Adapun tetang pengertian akhlak sebagaimana dijelaskan Al-Ghazali:

فاخللق عبارة عن هيئة ىف النفس راسخة عنها تصدراألفعال بسهولة ويسر من غري 6.حاجة إىل فكر وروية

“Akhlak ialah suatu sifat yang tertanam dalam jiwa yang daripadanya timbul perbuatan-perbuatan dengan mudah dengan tidak memerlukan pertimbangan pikiran (lebih dulu)

4 Syeikh Musthofa al-Ghulayani, Idhatun Nasyi’in, (Surabaya: Mahkota, 1949 ), hlm. 189 5 Zahruddin AR.Pengantar Studi Akklak, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004), hlm. 4 6 Imam Al-Ghazali, Ihya’ Ulumuddin, Juz III, (Beirut, Libanon, Dar al-Kutub al-Ilmiyah,

tth ), hlm. 58

Page 25: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Sumber pembelajaran Tri Brata dan ... bagi anggota Polri sesuai dengan

17

Menurut pendekatan etimologi:

“Perkataan akhlak berasal dari bahasa Arab jama’ dari “Khuluqun”

(لقخ) yang menurut lughat diartikan: budi pekerti, perangai, tingkah

laku atau tabiat. Kalimat tersebut mengandung segi-segi persesuaian

dengan perkataan “Khalqun”( قخل ) yang berarti pencipta, dan

“makhluk (خملوق)”yang berarti: yang diciptakan”7

Ahmad Amin dalam bukunya yang berjudul “Etika (ilmu akhlak)

merumuskan pengertian akhlak sebagai kehendak yang dibiasakan. Artinya,

bahwa kehendak itu bila membiasakan sesuatu, maka kebiasaan itu dinamakan

akhlak”8

Dengan rujukan pada pengertian akhlak yang dipaparkan di atas, maka

menurut hemat penulis, akhlak dapat diartikan sebagai tindakan, perbuatan,

keinginan, bahakan perasaan yang terkandung dalam batin manusia yang

merupakan kehendak yang dibiasakan. Kebiasaan ini tanpa adanya suatu

pakasaan ataupun pertimbangan pemikiran terlebih dahulu.

Dari uraian pengertian pendidikan dan pengertian akhlak di atas, maka

dapat penulis ambil kesimpulan, bahwa pendidikan akhlak adalah pendidikan

tengtang tingkah laku dan perbuatan manusia yang dilaksanakan oleh manusia

yang lebih dewasa dalam pemikiran yang merupakan kehendak yang

dibiasakan. Kebiasaan ini tanpa adanya suatu paksaan ataupun pertimbangan

pemikiran terlebih dahulu.

B. Dasar Pendidikan Akhlak

Dasar pemikiran akhlak sebenarnya tidak lain dari dasar ajaran Islam,

yaitu:

1. Al-Qur’an

Al-Qur’an merupakan landasan sekaligus sumber ajaran Islam

secara keseluruhan sebagai pola hidup dan menjelaskan mana yang baik

dan mana yang buruk.

7 Zahruddin AR.Op.Cit., hlm. 1 8 Ahmad Amin, Etika (Ilmu Akhlak), terj. Farid Ma’ruf, (Jakarta: Bintang, 1991), hlm. 62

Page 26: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Sumber pembelajaran Tri Brata dan ... bagi anggota Polri sesuai dengan

18

“Al-Qur’an adalah kekuatan rohaniah yang paling hebat sebagaimana yang dinyatakan-Nya sendiri. Sebab hanyalah dengan Qur’an manusia dapat maju ke arah kesempurnaan. Kuat atau lemahnya, maju atau mundurnya umat Islam tergantung pada sikapnya terhadap Qur’an. Qur’an tidak hanya berfungsi untuk dibaca dengan lagu-lagu merdu, bukan berfungsi hanya mushabaqah Qur’an, tetapi ia harus di fungsikan ke dalam masyarakat, ia harus disosialisasikan…”9 Al-Qur’an sebagai dasar akhlak menjelaskan tentang kebaikan

Rasululloh SAW sebagai tauladan Bagi seluruh umat manusia, maka

selaku umat Islam sebagai penganut Raulullah SAW sebagai mana firman

Allah SWT dalam QS. Al-Ahzab ayat 21:

الآخر مواليو و اللهجرن كان ية لمنسة حوول الله أسسفي ر كان لكم لقد )21: األحزاب (وذكر الله كثريا

“Sesungguhnya telah ada pada Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu bagi orang yang mengharap Allah dan hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.10

2. Sunnah

Sebagai pedoman kedua sesudah al-Qur’an adalah Hadits

Rasulullah SAW (Sunah Rasul) yang meliputi perkataan dan tingkah laku

beliau. Hadits Nabi juga dipandang sebagai lampiran penjelasan dari al-

Qur’an, terutama dalam masalah-masalah yang dalam al-Qur’an tersurat

pokok-pokoknya saja.

“Sunah adalah sumber asasi dan sumber hukum Islam yang kedua sesudah Al-Qur’an. Kedudukanya sebagai sumber sesudah al-Qur’an adalah disebabkan karena kedudukanya sebagai juru tafsir, dan pedoman pelaksanaan yang otentik terhadap Qur’an. Ia menafsirkan dan menjelaskan ketentuan yang masih dalam garis besar atau membatasi keumumannya, atau menyusuli apa yang disebut oleh Al-Qur’an”11

9 Nasruddin Razak, Dienul Islam, (Bandung: Al-Ma’arif, 1989), hlm. 100 10 Soenarjo, dkk., Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Semarang: Toha Putra, 1989), hlm. 670 11 Nasruddin Razak, Op.Cit., hlm. 101

Page 27: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Sumber pembelajaran Tri Brata dan ... bagi anggota Polri sesuai dengan

19

موا وهفانت هنع اكمها نمو ذوهول فخسالر اكم7: احلشر(ا آت(

Apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah. Dan apa yang dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah. (Q.S. Al-Hasyr : 7)

3. Ijma’

Dalam Islam selain Al-Qur’an dan hadits, dikenal pula ijma’,

sebagaimana sumber hukum yang dipakai untuk menetapkan hukum suatu

perkara bila di dalam al-Qur’an maupun al-Hadits tidak ditemukan

hukumnya.

Menurut Dahlan Idhamy ijma; adalah “pemufakatan seluruh

mujtahid dari kalangan kaum muslimin sesudah Rasul wafat pada suatu

waktu dan masa atas suatu peristiwa hukum syara”12

Mengenai ijma’ Allah SWT. Berfirman:

مهر منلي األمإلى أوول وسإلى الر وهدر لوو مهمن هنبطونتسي الذين هلملع )83: النساء(

Dan kalau mereka menyerahkannya kepada Rasul dan Ulil Amri di antara mereka, tentulah orang-orang yang ingin mengetahui kebenarannya mengetahuinya dari mereka. (Q.S. An-Nisa’: 83)

Jelaslah, firman Allah dan sunnah Rasul-Nya adalah ajaran yang

paling mulia dari segala ajaran hasil ciptaan manusia. Dari keduanya,

diketahui kriteria mana perbuatan baik dan mana yang jahat, mana yang

halal dan mana yang haram. Namun demikian, bila di dalam Al-Qur’an

maupun hadits tidak ditemukan hukum suatu perkara, maka ijma’ bisa

dijadikan sebagai pegangan untuk menentukan hukumnya.

C. Tujuan Pendidikan Akhlak

Berbicara tentang orientasi atau tujuan pendidikan akhlak, maka tidak

jauh berbeda dengan pembicaraan tujuan pendidikan Islam pada umumnya.

Karena pada substansinya tujuan pendidikan secara sempurna akan sama

dengan tujuan pendididkan akhlak.

12 Dahlan Idhamy, Seluk Beluk Hukum Islam, (Semarang,: CV, Faizan, 1996)

Page 28: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Sumber pembelajaran Tri Brata dan ... bagi anggota Polri sesuai dengan

20

Tujuan tertinggi pendidikan Islam menurut Ahmadi yaitu menjadikan

hamba Allah yang paling bertaqwa, karena manusia diciptakan tidak hanya

untuk beribadah kepada Allah, mengantarkan subjek didik menjadi

Khalifatullah Fil Ard (wakil Tuhan di bumi) yang mampu membudayakan

alam sekitar dan mewujudkan rahmatan lil ‘alamin,sebagai konsekuensi telah

menerima Islam sebagai falsafah hidup serta kebahagiaan hidup di dunia dan

akhirat.13

Sedangkan tujuan umumnya adalah teraktualisasinya potensi atau

sumber daya insani secara optimal atau bisa dikatakan sebagai terealisasinya

kepribadian (self realitation) muslim utuh.14

Tujuan pendidikan menurut Al-Ghazali yaitu mencapai insan

sempurna yang selalu mendekatkan diri kepada Allah SWT dan insan

sempurna yang bertujuan mendapatkan kebahagiaan hidup di dunia dan

akhirat.15

Hamzah Yakub menjelaskan tujuan dari setiap aktifitas pendidikan

secara implisit, sebagai berikut :

Jika seorang muslim mencari rezeki bukanlah sekedar untuk mengisi perut bagi diri dan keluarganya. Pada hakikatnya dia mempunyai tujuan yang lebih tinggi atau tujuan filosofis. Dia mencari rizki untuk mendapatkan makanan guna membina kesehatan ruhani dan jasmani, sedangkan tujuan membina kesehatan itu ialah supaya kuat beribadah dan beramal ibadah itulah dia dapat mencapai tujuan akhir, yakni ridlo Allah SWT. Jika dia belajar, bukan hanya sekedar untuk memiliki ilmu, ilmu itu akan menjadi “jembatan emas” dalam membina taqwa dan taqarrub kepada Allah SWT, supaya menjadi insan yang meliputi ridlo illahi.16 Seperti disebutkan firman Allah dalam Al-Qur’an, yang berbunyi:

فادخلي في عبادي . ارجعي إلى ربك راضية مرضية . يا أيتها النفس المطمئنة )30 - 27: لفجرا(وادخلي جنتي .

13 Ahmadi, Islam Sebagi Paradigma Ilmu Pendidikan, (Yogyakarta: Aditya Media,

1992), Cet I, hlm. 63-64 14 Ibid., hlm 66 15 Fathiyah Hasan, Sistem Pendidikan Versi Al-Ghazali, Alih Bahasa Fathur R. May., dkk

(Bandung: PT Al-Ma’arif, Cet I, ), hlm. 24 16 Hamzah Ya’qub, Op.Cit., hlm. 53-54

Page 29: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Sumber pembelajaran Tri Brata dan ... bagi anggota Polri sesuai dengan

21

Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam jama'ah hamba-hamba-Ku, masuklah ke dalam syurga-Ku. (Q.S. Al-Fajr: 27-30)

Dari tujuan-tujuan pendidikan Islam tersebut dapat digambarkan suatu

proses pembentukan manusia yang utuh yang dimulai dengan

mengoptimalisaikan potensi yang dimilikinya, sehingga ia bisa beriteraksi

dengan baik dan bahagia. Kemudian juga dengan mengoptimalkan potensi

rohaniyahnya sehingga ia dapat beribadah dengan baik kepada Tuhannya.

Figur yang akan dituju yaitu terbentuknya manusia yang utuh “insan kamil”

yang dapat menghamba pada Tuhan-Nya dengan ikhlas sehingga mendapat

ridha-Nya.

Sedangkan tujuan pendidikan akhlak menurut M. Ali Hasan adalah

agar setiap orang berbudi pekerti (berakhlak), bertingkah laku (tabiat),

berperangai atau beradat istiadat yang baik sesuai dengan ajaran Islam.17

Barmawie Umary juga menjelaskan tentang tujuan pendidikan akhlak

sebagai berikut:

1. Untuk memperoleh irsyad yaitu dapat membedakan antara amal yang baik

dan buruk

2. Untuk mendapatkan taufik sehingga perbuatannya sesuai dengan tuntunan

Rasulullah SAW dan akal sehat

3. Untuk mendapatkan hidayah, artinya gemar melakukan perbuatan baik

dan terpuji dan menghidari perbuatan buruk.18

Kalau dicermati pendapat Barmawy Umary itu merupakan tujuan yang

prosestif, tetapi sebenarnya yang dikehendaki adalah figur setelah

terperolehnya tiga unsur tersebut (irsyad, taufiq, dan hidayah) yaitu insan

yang diridhai oleh Allah SWT dan orang yang diridhai adalah insan kamil

(manusia yang sempurna)

Selanjutnya insan kamil adalah merupakan tujuan pendidikan akhlak,

juga merupakan tujuan pendidikan Islam, namun yang bersifat personal.

17 M. Ali Hasan, Tuntunan Akhlak, (Jakarta: Bulan Bintang, 1992), hlm. 14 18 Bamawie Umary, Materi Akhlak, (Solo: Ramadhani, 1995), Cet ke-12, hlm. 14

Page 30: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Sumber pembelajaran Tri Brata dan ... bagi anggota Polri sesuai dengan

22

Jangkauan yang lebih luas adalah akses atau efek dari perbuatan-perbuatan

insan kamil tersebut yang berupa perilaku terpuji dan baik dalam perspektif

Islam. Efek itu meliputi kebahagiaan, kedamaian dan kesejahteraan di

kehidupan dunia ini. Di samping itu, dimensi ukhrawi yang baik, seperti yang

telah dijanjikan oleh Allah SWT serta keridlaan-Nya.

D. Metode Pendidikan Akhlak

Metode pendidikan akhlak adalah cara yang harus ditempuh dalam

menyampaikan materi akhlak.19

Menurut Humaidi Tatapangarsa, metode pendidikan akhlak itu bisa

dilakukan dengan cara langsung dan cara tidak langsung.20 Dengan cara

langsung yaitu “Pendidikan akhlak itu dicantumkan sebagai mata pelajaran.

Jadi mempunyai waktu-waktu tertentu di antara sekian banyak mata pelajaran

yang harus diberikan pembina guru, da’i dan sebagainya.”21

Sedangkan cara tidak langusung adalah dengan memberikan:

1. Kisah-kisah yang mengandung nilai moral

2. Kebiasaan/latihan/latihan peribadaatan.22

Dalam realitas kehidupan sehari-hari, banyak kisah-kisah yang

memiliki kedudukan sangat penting dalam kehidupan manusia. Sejak zaman

dahulu tiap bangsa mempunyai kisah-kisah yang mengandung nilai-nilai

moral yang dapat dipakai dalam mendidik para anak cucu generasi mudanya.

Demikian pula dalam Islam, banyak kisah tentang keteledanan ataupun akhlak

para Nabi dan Rasul, terutama akhlak Nabi Muhammad SAW.

Di samping kisah-kisah atau cerita-cerita, pendidikan akhlak juga bisa

diberikan dengan cara pembiasaan. Sejak kecil anak dilatih dan dibiasakan

bertingkah laku yang baik, serta diajari sopan santun dan sebagainya.

19 Widodo Supriyono, Pendidikan Akhlak di Lingkungan Keluarga, dalam Jurnal

Pendidikan Islam (Media), Vol. 9 No. 2, (Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN Waliosongo), hlm. 154

20 Humaidi Tatapangarsa, Pengantar Kuliah Akhlak, (Surabaya: PT. Bina Ilmu, 1990), hlm. 61-63

21 Amin Syukur, Pengartar Studi Akhlak, (Semarang: Duta Grafika, 1987), hlm. 78 22 Humaidi Tatapangarsa., Op.Cit, hlm. 63

Page 31: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Sumber pembelajaran Tri Brata dan ... bagi anggota Polri sesuai dengan

23

Metode pendidikan akhlak menurut Imam Al-Ghazalali sebagimana

dikupas oleh M. Abdul Qasem adalah:

1. Dengan pelatihan

Cara ini ialah dengan melakukan latihan-latihan perbuatan yang

bersumberkan akhlak yang baik. Agar seseorang mempunyai perangai

yang pemurah.

2. Dengan peniruan

Secara alamiah manusia memiliki sifat peniru. Watak atau tabiat seseorang bisa saja dipengaruhi oleh orang lain, baik dalam hal kebaikan atau keburukannya. Demikian juga jika seseorang bergaul dengan orang-orang yang saleh dalam jangka waktu yang lama, maka tanpa disadari di dalam dirinya akan tumbuh kebaikan yang dimilikinya oleh orang yang saleh tersebut. Juga banyak belajar dari mereka.23 Sedangkan menurut Muhammad Quthb, metode pendidikan

akhlak terdiri dari : 2524

a) Pendidikan dengan keteladanan

Keteladanan merupakan metode yang efektif dalam

mempersiapkan dan membentuk anak secara moral, spiritual dan

sosial. Dalam hidupnya, manusia membutuhkan figur teladan yang

dapat dicontohnya, karena pada dasarnya kebutuhan manusia akan

figur teladan bersumber dari kecenderungan meniru yang sudah

menjadi karakter manusia. Pendidikan dituntut untuk bisa tampil

sebagai teladan bagi anak didiknya.

Rasulullah merupakan teladan terbesar bagi umat manusia.25

Bahkan kunci keberhasilan dakwah rasulullah adalah karena beliau

langusung tampil sebagai suritauladan dan melaksanakan apa yang

telah diajarkannya kepada umatnya. Beliau juga melaksanakan apa

23 M. Abdul Queseem, Etika Al-Ghazali, Terj. Mahyuddin, (Bandung: Pustaka, 1988),

hlm. 92-94 25 Muhammad Quthb, Sistem Pendidikan Islam, Terj. Salim Harun, (Bandung: Al-

Ma’arif, 1993), hlm. 32924 25 Ibid

Page 32: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Sumber pembelajaran Tri Brata dan ... bagi anggota Polri sesuai dengan

24

yang diajarkan oleh Al-Qur’an. Seperti yang telah dijelaskan dalan

surat Al-Ahzab ayat 21;

)21: األحزب(ي رسول الله أسوة حسنة لقد كان لكم ف

Sesungguhnya telah ada pada Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu..(Al-Ahzab: 21)26 Adalah hal yang mudah bagi pendidik untuk menerapkan

prinsip dan metode pendidikan seperti yang ia inginkan. Tetapi

merupakan hal yang sulit bagi anak untuk bisa menerima apa yang

diajarkan kepadanya, tetapi tidak dilakukan oleh pendidikanya.

b) Pendidikan dengan Nasihat

Di dalam jiwa terdapat pembawaan untuk terpengaruh oleh

kata-kata yang didengar. Nasehat akan mambawa pengaruh ke dalam

jiwa seseorang dan akan menjadi sesuatu yang sangat besar dalam

pendidikan rohani.27

Nasihat merupakan metode yang efektif dalam usaha

pembentukan keimanan, menanamkan niali-nilai moral, spiritual dan

sosial, karena nasihat dapat membukakan mata hati anak akan hakikat

sesuatu dan mendorongnya menuju situasi luhur dan menghiasinya

dengan akhlak yang mulia.

Metode inilah yang digunakan oleh Luqmanul Hakim untuk

mendidik anaknya. Bahkan Al-Qur’an secara keseluruhan adalah berisi

nasihat bagi uamt Islam. Sebagai contoh, diantaranya ketika Luqmanul

Hakim mengajarkan larangan menyekutukan Allah kepada anaknya.

ه وهو يعظه يا بني لا تشرك بالله إن الشرك لظلم وإذ قال لقمان لابن ظيم13: لقمان(ع(

Dan ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan

26 A. Soenarjo, Op.Cit., hlm. 644 27 Muhammad Qutb, Op.Cit, hlm. 334

Page 33: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Sumber pembelajaran Tri Brata dan ... bagi anggota Polri sesuai dengan

25

adalah benar-benar kezaliman yang besar".(Q.S. Luqman: 13)28

c) Pendidikan dengan Hukuman

Hukuman adalah alat pendidikan yang merupakan reaksi dari

pendidik terhdap perbuatan yang telah dilakukan oleh anak didik.

Hukuman dapat digunakan sebagai metode pendidikan dalam keluarga

sepanjang tidak membahayakan bagi anak. Hukuman dijatuhkan atas

perbuatan buruk atau jahat yang dilakukan oleh anak. Menurut teori

perbaikan, hukuman diadakan untuk membasmi kejahatan. Maksud

hukuman itu adalah agar anak jangan mengulangi kesalahan yang

sama. Memperbaiki si anak, baik lahiriah maupun batiniah. Hukuman

diterapkan kalau metode alih sudah tidak membawa hasil, seperti kalu

anak melalaikan shalat, padahal ia sudah sepuluh tahun, ia tidak mau

mendengarkan nasihat orang tuanya, barulah ia dipukul.

d) Pendidikan dengan Pembiasaan

Pembiasaan adalah alat pendidikan yang penting. Penanaman

nilai-nilai moral dan agama akan lebih berhasil kalau anak diberi

pengalaman langsung melalui pembiasaan, terutama bagi anak-anak

yang masih kecil, karena anak-anak belum mengetahui apa yang

dikatakan baik dan buruk. Oleh karena itu sebagai permulaan dan

pangkal pendidikan, hendaknya sejak dilahirkan anak harus dibiasakan

dengan kebiasaan-kebiasaan yagn bernilai religius. Anak dibiasakan

mendengar dan mengucapkan kalimat thayyibah, melaksanakan shalat

lima waktu, membaca Al-Qur’an dan kebiasaan-kebiasaan positif

lainya. Karena kalau kebiasaan sudah terbentuk, ia akan memudahkan

kebiasaan yang dibiasakan itu serta menghemat waktu dan perhatian.29

28 Soenarjo, Op.Cit., hlm. 654 29 Ahmad Amin., Op.Cit., hlm. 24-24

Page 34: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Sumber pembelajaran Tri Brata dan ... bagi anggota Polri sesuai dengan

26

Pembiasaan terhadap hal-hal yang positif, penting artinya bagi

pembentukan watak anak, karena pembiasaan itu akan terus

berpengaruh sampai hari tua.

E. Proses Pembentukan Kepribadian

Adapun proses pembentukan kepribadian atau akhlak ini terdiri atas 3

taraf yaitu: 30

1. Pembiasaan

2. Pembentukan pengertian sikap, minat

3. Pembentukan kerohanian luhur

1. Pembiasaan

Hal ini ditunjuakan untuk membentuk ketrampilan jasmaniyah dan

lahiriyah yaitu kecakapan mengucap dan berbuat pada taraf ini diberikan

“latihan” dengan contoh dari pendidik. Sebagai contoh kebiasaan yang di

latihkan ialah rukun Islam yang lima: Shahadat, shalat, puasa, zakat, haji

ditambahkan dengan berbagai sikap (berbahasa atau sikap) yang harus

dilakukan anak terhadap orang tua, orang dewasa maupun temannya.

Suatu perbuatan yang sudah menjadi kebiasaan sukar untuk

ditinggalkan. Dalam hati terasa sebagai suatu kewajiban yang mana

apabila ditinggalkan mengakibatkan rasa resah dihati.

2. Pembentukan pengertian sikap dan minat

Pada taraf ini pada diri anak ditanamkan pengertian, agar anak

tidak asal berbuat dalam mengerjakan perintah agama. Sebagai contoh

dengan menghubungkan rukun iman dengan amaliyahnya rukun Islam,

yaitu bahwa pengamalan rukun Islam merupakan pelaksanaan rukun iman.

Di sini anak diajak untuk menemukan antara aspek psikis dengan fisik,

utuk itu aspek psikis yaitu cipta, rasa, dan karsa digunakan.

30 Ahmad. D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam , (Bandung: Al-Ma’arif,

1980), hlm. 75-81

Page 35: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Sumber pembelajaran Tri Brata dan ... bagi anggota Polri sesuai dengan

27

Jika pengertian sudah meresap pada diri anak, maka akan terlihat

perubahan sikap riil dirinya. Aktifitas dalam menjalankan perintah agama

akan bertambah besar sehingga apabila sikap sudah menunjukan

perubahan ke arah lebih baik, maka perkembangan yang disaksikan ialah

timbulnya minat yang kuat. Bertambah pengertiannya, bertambah tegas

sikapnya, bertambah pula minatnya.

3. Pembentukan kerohanian luhur

Pada taraf ketiga ialah membentuk budi luhur. Di tingkat ini anak

sudah mencapai kedewasaan. Pend taraf ini dan sebagainya.

Adult Education yaitu pemahaman diri sendiri. Tanggung jawab

sepenuhnya ada di atas bahu diri sendiri. Berlakulah hukum “barang siapa

berbuat kebajikan, maka kebajikanlah yang ia dapat dan barang siapa

berbuat kejelekan, maka kejelekanlah yang ia peroleh” sebagaimana

firman Allah SWT Q.S. al-Zalzalah 7-8

هررا يية خل مثقال ذرمعن يل مثقال. فممعن يمة وذر ش هرا ير 31 )8-7: الزالزلة (

Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya dia akan melihat nya pula. (Q.S. al-Zalzalah 7-8) 32

Jadi sebagai seorang yang beragama, prilakunya biasanya

didasarkan pada tradisi yang berlaku pada masyarakatnya. Kehendak

bersusila ini mendapatkan bukti yang lebih tegas, sebab sorotan

masyarakat, terhadap diri seseorang lebih dititik beratkan pada moral

kontrol.

F. Materi Pendidikan Akhlak

Manusia adalah makhluk Allah yang paling mulia diantara makhluk

yang lain. Dalam diri manusia terdapat dua unsur yang saling berlawanan, 31

32 Soenarjo, dkk., Op.Cit., hlm. 1087

Page 36: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Sumber pembelajaran Tri Brata dan ... bagi anggota Polri sesuai dengan

28

yaitu hawa nafsu yang cenderung mendorong manusia untuk menuju kepada

kemaksiatan dan akal nurani yang membimbing manusia untuk menuju jalan

yang benar yang diridhai Allah. Dalam kesehariannya manusia telah diberikan

kebebasan oleh Allah untuk memilih mana yang akan dilakukan dengan segala

tanggung jawabnya.

Sebenarnya, disadari atau tidak oleh manusia, bahwa dalam segala

aktivitasnya hidup manusia selalu terkait dengan empat komponen hubungan,

yaitu hubungan manusia dengan Allah, manusia dengan sesama manusia.,

manusia dengan lingkungannya dan hubungan manusia dengan dirinya sendiri.

Oleh karenanya itu empat komponen tersebut menajadi materi pendidikan

akhlak dalam Islam.

1. Akhlak terhadap Allah

Akhlak manusia dalam hubungannya terhadap Allah dapat direalisasikan

sebagai berikut:

a. Cinta dan ikhlas kepada Allah

Semua amal berdasarkan akhlak kepada-Nya akan mendapat

pahala. Apabila tidak disertai dengan rasa ikhlas kepada Allah, maka

tidak akan mendapatkan pahala, meskipun nilainya baik. “Dari bentuk

cinta manusia kepada Tuhannya ialah ibadah dengan bentuknya yang

bermacam-macam, dan ibadah itu sendirinya dilakukan dengan

kecintaan, keihkhlasan dan ketaaan kepada Allah”33

b. Takwa kepada Allah

Takwa adalah puncak ibadah yang dicari setiap muslim. Tuhan

selalu mendorong manusia untuk mencapai tingkatan taqwa dan

berusaha mempertahankan setelah mendapatkannya. Takwa akan

menanamkan akhlak pada manusia yang efeknya bukan saja pada

dirinya sendiri, namun juga terhadap masyarakat sekitarnya.

Firman Allah dalam surat Al-Anafal ayat 25:

33 Ahmad Amin., Op.Cit., hlm.23

Page 37: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Sumber pembelajaran Tri Brata dan ... bagi anggota Polri sesuai dengan

29

ديدش وا أن اللهلماعة وآصخ وا منكمظلم الذين نصيبة ال تنقوا فتاتو )25:األنفال ( العقاب

Dan peliharalah dirimu dari pada siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang yang zalim saja di antara kamu. Dan ketahuilah bahwa Allah amat keras siksaan-Nya.(Q.S Al-Anfal: 25)

Dalam hadits rasul juga menjelaskan:

اهللا حيثما كنت واتبع اتق : قال النىب صلى اهللا عليه وسلم عن اىب ذر )رواه الترميذى(السيئة احلسنة متحها وخالق الناس خبلق حسن

Dari Abi Dzar Nabi bersabda: Bertaqwalah kepada Allah dimana saja kamu berada, dan ikutilah perbuatan jelek itu dengan melakukan kebaikan dan berakhlak dengan manusia dengan akhlak yang baik. (HR. Tirmidzi)34

Manusia yang berhasil mencapai takwa kemudian berusaha

mempertahankannya dipadang sebagai manusia yang sukses

ibadahnya. Ia laksana pohon yang baik yang diterima serta dipelihara.

Ia telah berubah kemudian memberikan kenikmatan kepada manusia.35

c. Bersyukur atas nikamat Allah

Bersyukur artinya merasa senang karena memperoleh

kenikmatan Allah SWT, kemudian menambah semangat dalam

beribadah kepada Allah, hatinya bertambah iman dan makin banyak

berzikir kepada Allah.

Orang yang salah dalam menggunakan kenikmatan, yaitu untuk

mengikuti hawa nafsu dianggap kufur yakni mengingkari kenimatan

yang telah diberikan Allah kepadanya. Orang seperti ini akan diberi

sisksa oleh Allah dengan adzab yang pedih. Sebagaimana firman

Allah:

34 Imam Jalaluddin Abdurrahman Al-Suyuthi, Jami’ al Shaghar, Juz I, Dar Ihya

Arabiyah, Indonesia, tth., hlm. 8 35 Nasruddin Razak, Op.Cit., hlm. 235-236

Page 38: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Sumber pembelajaran Tri Brata dan ... bagi anggota Polri sesuai dengan

30

وإذ تأذن ربكم لئن شكرتم ألزيدنكم ولئن كفرتم إن عذابي ديد7: إبراهيم(لش(

Dan, tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah kepadamu, dan jika kamu mengingkari, maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih". (Q.S. Ibrahim: 7)36

d. Bertawakal kepada Allah

Maksud tawakal yang sebenarnya menurut ajaran Islam adalah

menyerahkan diri kepada Allah sesudah bekerja dan berusaha keras.

Sebagai contoh adalah orang meletakkan sepeda di depan rumah.

Sesudah sepeda itu dikunci rapat, maka ia sudah dinamakan tawakal.

Artinya andaikata setelah dikunci masih juga hilang dicuri orang,

maka ia sudah disebut tawakal sebab sudah berusaha agar tidak hilang.

e. Sabar

Sabar artinya keteguhan hati dalam menghadapai kesulitan dan

tidak bangga dalam memperoleh kelapangan atau kecukupan.37 Dalam

kehidupan sehari-hari, sabar dapat dibagi dua, yakni sabar ketika

seseorang sedang ditimpa musibah dan sabar ketika dalam

mengerjakan sesuatu.38

Kebahagiaan, keberuntungan dan keselamatan, hanya dapat

dicapai dengan usaha tekun terus menerus dengan penuh kesabaran,

keteguhan hati. Sebab sabar adalah asas untuk melakukan segala

sesuatu.

Sabar bukan berarti menyerah tanpa syarat, tetapi sabar adalah terus menerus berusaha dengan hati yang tetap, sampai cita-cita dapat berhasil dan di kala menerima cobaan Allah SWT haruslah ridha dan hati yang ikhlas.39

36 Soenarjo, dkk., Op.Cit., hlm. 92 37 Fahruddin., Ensiklopedi Al-Qur’an, Buku II, PT Rineka Cipta, 1992, hlm. 348 38 Hamzah Ya’qub, Op.Cit., hlm. 399 39 Barmawy Umary, Op.Cit., hlm. 52

Page 39: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Sumber pembelajaran Tri Brata dan ... bagi anggota Polri sesuai dengan

31

f. Malu

Islam telah mengingatkan kepada umatnya agar memperhatikan

rasa malu karena malu ini dapat meningkatkan akhlak menjadi tinggi.40

Keistimewaan Islam, ialah menjadikan rasa malu merupakan sebagai

perwujudan dari iman.

Dengan sikap malu seorang mukmin tidak akan berani

melakukan hal-hal yang dilarang oleh agama karena merasa apa yang

dilakukannya selalu diawasi oleh Allah. Seorang mukmin yang betul

bahwa segala tingkah lakunya dilihat oleh Allah SWT, baik yang

terbuka maupun yang tersembunyi. Rasa malu kepada Allah mencegah

seseorng berbuat maksiat.41

g. Khusnudzon

Khusnudzan adalah sikap manusia yang berbaik sangka kepada

Allah. “Manusia yang baik haruslah memilih prasangka yang baik

kepada Allah, yakni percaya bahwa Allah akan memberi rahmat,

mengampuni dosa pada hamba-Nya dan tidak memberikan

kesengsaraan dan penderitaan.42

2. Akhlak terhadap sesama manusia

Akhlak terhadap sesama manusia antara lain meliputi akhlak pada

manusia yang mengandung unsur kemanusiaan yang harmonis sifatnya.

Akhlak kepada sesama manusia dapat dirinci lagi menjadi akhlak dalam

lingkungan dan keluarga. Akhlak terhadap tetangga, akhlak terhadap

teman/sahabat dan akhlak terhadap orang lain.

a) Akhlak dalam lingkungan keluarga

Salah satu nikmat dalam lingkungan keluarga adalah anak yang

shalih. Untuk membina anak yang shalih diperlukan asuhan yang baik

dan tepat dari orang tua (ibu dan bapak). Untuk membina anak menjadi

shalih, pihak orang tua mempunyai sejumlah tugas dan tanggung

jawab moral yang perlu dipenuhi, yakni

40 Hamzah Ya’qub, Op.Cit., hlm. 144 41 Hamzah Ya’qub, Op.Cit., hlm. 144 42 Ibid., hlm. 143

Page 40: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Sumber pembelajaran Tri Brata dan ... bagi anggota Polri sesuai dengan

32

1) Menjaga dan mendo’akan anak tentang keselamatan

2) Mengakikahkannya

3) Menyusukannya dan memberi makan

4) Mengkhitankan

5) Mendidik anak

6) Mengawinkan

Orang tua haruslah menanamkan pendidikan kepada anaknya,

agar nantinya anak tersebut mempunyai akhlak karimah (mulia)

sehingga terhindar dari siksa neraka. Hal ini sesuai dengan firman

Allah:

ن ليكمأهو كموا قوا أنفسنآم ا الذينها أي6: التحرمي(ارا ي( Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka.(Q.S. Al-Tahrim: 6).43

b) Akhlak terhadap tetangga

Dari tinjauan agamis, tetangga dapat di klasifikasikan menjadi

tiga bagian, yaitu tetangga yang muslim dan masih famili, tetangga

yang muslim dan ada juga tetangga yang tidak muslim dan juga

famili.44

Memelihara suasana kehidupan yang baik dengan tetangga

sangatlah penting, karena pada dasarnya manusia adalah makhluk

sosial yang dalam kehidupannya selalu dan akan membutuhkan

pertolongan dan bantuan orang lain. Hal ini sesuai dengan firman

Allah dalam surat Al-Maidah ayat 2:

اوعتانوودالعلى اإلثم ووا عناوعال تى وقوالتو لى الربوا ع2: املائدة ( ن( Dan tolong-menolonglah kamu dalam kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran (Q.S. Al-Maidah: 2)45

43 Soenarjo, dkk., Op.Cit., hlm. 103 44 M. Amin Syukur, Op.Cit., hlm. 103 45 Soenarjo. dkk., Op.Cit., hlm. 157

Page 41: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Sumber pembelajaran Tri Brata dan ... bagi anggota Polri sesuai dengan

33

Oleh karena itu, tetangga yang satu dan tetangga yang lain

hendaklah saling membiasakan membantu dan berakhlak yang baik.

c) Akhlak terhadap sesama teman

Akhlak terhadap teman atau sahabat bisa diwujudkan dalam

bentuk:

1) Pemberian pertolongan kepada sahabat yang sedang dalam

kesusahan

2) Menyembunyikan kekurangan mereka.

3) Mengingatkan mereka bila berbuat kesalahan

4) Memaafkan kesalahan mereka

5) Mendoakan untuk kebaikan mereka dan perilaku-perilaku positif

lainya.

d) Akhlak terhadap orang lain

“Islam adalah agama yang dilandasi persatuan dan kasih

sayang. Kecenderungan untuk saling mengenal diantara sesama

manusia dalam hidup dan kehidupan merupakan ajaran Islam yang

sangat ditekankan.”46 Oleh karenanya muslim yang satu harus

langsung membantu muslim yang lain. Di antara wujud bantu

membantu atau kerja sama tersebut ialah menjenguk orang sakit,

membantu anak yatim, menolong orang miskin, memberi salam bila

bertemu di jalan dan sebagainya.

3. Akhlak terhadap lingkungan

Lingkungan yang dimaksud disini adalah alam sekitar. “Manusia

sebagai khalifah, pengganti dan pengelola alam, sementara di sisi lain

mereka diturunkan ke muka bumi ini adalah agar membawa rahmat dan

cinta kasih kepada alam seisinya, termasuk lingkungan dan manusia secara

keseluruhan”.47

Hubungan manusia dengan alam sekitar akan selaras apabila

tercipta suatu hubungan yang harmonis antara manusia dengan alam.

46 Muhammad Al-Ghazali, Akhlak Seseorang Muslim, Terj. Moh. Rifa’I, (Semarang: Wicaksana, 1986), hlm. 383

47 M. Amin Syukur, Op.Cit., hlm. 145

Page 42: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Sumber pembelajaran Tri Brata dan ... bagi anggota Polri sesuai dengan

34

Manusia tidak diperkenankan berlaku semena-mena terhadap makhluk

lain, seperti hewan dan tumbuh-tumbuhan.

Untuk menjaga kelestarian lingkungan hidup, baik dengan jalan

membangun, memakmurkan maupun mensejahterakan isi bumi adalah

tugas suci setiap muslim dari Allah SWT.48 Hal ini sesuai dengan firman

Allah SWT. Dalam surat Hud ayat 61:

)61: هود ( هو أنشأكم من األرض واستعمركم فيها

Dia telah menciptakan kamu dari bumi dan menjadikan kamu pemakmurnya.49

Dari keterangan di atas dapat dipahami bahwa memakmurkan bumi

Allah dan alam sekitarnya adalah termasuk akhlak yang baik yang

dilakukan terhadap lingkungan, sekalipun lingkunga itu terwujud alam

flora dan fauna (alam tumbuh-tumbuhan dan binatang)

Sebaliknya merusak terhadap lingkungan alam sekitar adalah

perbuatan yang dilarang oleh agama. Hal ini seperti disebutkan dalam

firman Allah surat Al-A’raf ayat 85:

مننيؤم مإن كنت لكم ريخ ا ذالكمالحهإص دعض بوا في األرفسدال تو )85: األعراف(

Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi sesudah Tuhan memperbaikinya. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika betul-betul kamu orang-orang yang beriman"50

4. Akhlak terhadap diri sendiri

Setiap manusia mempunyai kewajiban moral terhadap dirinya

antara lain: memelihara kesucian diri, memelihara kerapian diri, berlaku

tenang, menambah ilmu pengetahuan, membina disiplin pribadi dalam

berbagai hal dan sebagainya.

48Anwar Masy’ari, Akhlak Al-Qur’an, (Surabaya: PT. Bina Ilmu, 1990), hlm. 51 49Soenarjo, dkk., Op.Cit., hlm. 336 50 Ibid., hlm. 235

Page 43: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Sumber pembelajaran Tri Brata dan ... bagi anggota Polri sesuai dengan

35

Dengan demikian jelaslah bahwa dalam akhlak Islam tergambar

sosok pribadi yang taqwa, yaitu manusia yang sanggup beraktivitas,

berkata dan berfikir sesuai dengan ajaran Islam. Secara sederhana dapat

digambarkan, orang yang mampu berkata, bertindak dan berfikir yang

sesuai dengan kehendak Allah, tidak merugikan orang lain, tidak merusak

keberadaan alam sekitar, dan tidak pula merugikan diri sendiri. Semua itu

dilakukan bukan lantaran mengharap sesuatu yang bersifat keduniaan

belaka, melainkan juga mencari ridla dari Allah SWT. Itulah akhalak

Islam yang tinggi. Kesopanan dan kebaikan haruslah ditegakkan,

sekalipun terhadap binatang dan tumbuh-tumbuhan.

Page 44: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Sumber pembelajaran Tri Brata dan ... bagi anggota Polri sesuai dengan

36

BAB III

IMPLEMENTASI TRI BRATA DAN CATUR PRASETYA POLRI DI

AKADEMI KEPOLISIAN REPUBLIK INDONESIA SEMARANG

A. Gambaran Umum Akademi Kepolisian Republik Indonesia

Objek penelitian dalam skripsi ini adalah Akademi Kepolisian

Republik Indonesia Semarang. Untuk mengetahui gambaran secara ringkas

tentang situasi Akademi Kepolisian Republik Indonesia Semarang, maka pada

bab ini disajikan data tentang gembaran umum Akademi Kepolisian Republik

Indonesia Semarang. Adapun gambaran umum situasi Akademi Kepolisian

Republik Indonesia Semarang yang dapat disajikan adalah sebagai berikut:

1. Latar Belakang Berdirinya Akademi Kepolisian Republik Indonesia

Semarang

Sejak tahun 1925 Sukabumi merupakan sebuah kota Tempat

Pendidikan Dasar an Lanjutan bagi Anggota Kepolisian, terlebih bila

Sukabumi mereupakan almamater bagi anggota Kepolisian. Pada saat

Indonesia diproklamirkan dalam suaha mempertahankan keamanan dan

ketertiban, pada tanggal 18 Agustus 1941.1 Jepang memerintahkan agar

Peta dan Heiho dibubarkan tetapi Kepolisian dipertahankan. Baik pada

jaman Belanda maupun Jepang, bangsa Indonesia suda ada yang menjadi

instruktur. Periode awal revolusi kelompok instruktur inilah yang mula-

mula bergerak dalam dunia pendidikan pendidikan Kepolisian republik

Indonesia diantaranya adalah Pak Soekato, Pak Barkah, Pak

Brotomurdokusuo dan lain-lain. Hal itu pula yang menyebabkan sistem

pendidikan Kepolisian republik Indonesia sama dengan sistem pendidikan

jaman Belanda meskipun jelas pula perbedaannya yang mendalam

terutama dalam jiwanya. Pak Sukanto, Pak Sumarto dan tokoh-tokoh

pimpinan Kepolisian ternyata sadar bahwa kedudukan Kepolisian di alam

1 Djoko Sutono, Sejarah Akademi Kepolisian, Jakarta: 1999, hlm.

36

Page 45: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Sumber pembelajaran Tri Brata dan ... bagi anggota Polri sesuai dengan

37

merdeka terutama dalam kejiwaan dengan kedudukan Kepolisian pada

jaman penjajah.2

Pada jaman penjajah,, Kepolisian adalah musuh rakyat yang berhak

maju sedangkan dijaman kemeredekaan, Kepolisian adalah bagian rakyat

itu sendiri yang akan melindungi dari segala macam kejahatan dan

kekacauan, mempelopori kemerdekaa.

Meskipun kebulatan tekad dan keyakinan dari piminan Kepolisian

yang sejak Februari 1946 berkedudukan di Purwokerto demi penyelamatan

dan konsolidasi, gagasan untuk mendirikan Perguruan Tinggi Ilmu

Kepolisian itu tidak dapat ditunda lagi. Mereka sadar betapa berat dan

sulitnya dalam pendidikan dan mengamankan Perguruan Tinggi itu

akhirnya pasti berhasil, asalkan ada keberanian moril dan kerjasama antara

pihak-pihak yang bersangkutan terjalin dengan baik. Kebutuhan yang

terasa sangat medesak untuk segera dipenuhi adalah tenaga-tenaga

pimpinan Kepolisian yang cakap dan bermoral tinggi.

Karena status polisi sesuai dengan tradisi kolonial jaman Belanda

berada di wilayah Kementrian Dalam Negeri, maka dasar pendirian

Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian itu adalah Keputusan Mentri Dalam

Negeri bulan Juli 1946, sebulan sebelum Kepolisian negara dipisahkan

dari Kementrian Dalam Negeri yaitu 1 Juli 1946 sesuai Surat Keputusan

Presiden No. 11 SD tahun 1946 dan langsung dipimpin oleh Perdana

Mentri. Dengan demikian bersama-sama pembukaan kursus inspektur,

Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian yang semula di sebut Akademi

Kepolisian tepat pada tanggal 17Juni 1946 dibuka dengan resmi

a. Perkembangan Akademi Polisi Menjadi Perguruan Tinggi Ilmu

Kepolisian

Pada bulan Juli 1950 Akademi Polisi dialihkan ke Jakarta pada

awalnya menempati gedung Sekolah Dasar di jalan Manggarai.

Kurang lebih dua bulan menggunakan gedung tersebut kemudian

berpindah ke jalan Tambak II, menempati bekas penampungan orang-

2 Dokumentasi Akademi Kepolisian Republik Indonesia Semarang

Page 46: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Sumber pembelajaran Tri Brata dan ... bagi anggota Polri sesuai dengan

38

orang Belanda yang terkenal dengan sebutan gedung ADEK

(Algemene Delisch Emigraten Kantoor)

Pada tanggal 4 Juli 1950 diadakan rapat gabungan antara

Jawatan Kepolisian Negara, Dewan Kurator dan Dewan Guru Besar

yang menghasilkan keputusan pergantian nama Akademi Polisi

menjadi Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian disingkat PTIK. Realisasi

pergantian nama dimulai tanggal 1 September 1950 dengan surat

Keputusan Perdana Mentri No. 47 JPh II II/53 sebagai tonggak sejarah

berdirinya PTIK. Pada tanggal 17 Juni 1952 awal lahirnya sarjana Ilmu

Kepolisian sebanyak 16 orang yang diberi nama Angakatan Parikesit.3

Tanggal 3 Mei 1954 sangat penting dalam sejaran PTIK yaitu

dengan lahirnya Tri Brata, di mana pembawa gagasan ini adalah

tokoh-tokoh PTIK sejak kehadirannya yaitu Prof. Joko Soetono.

Semula Tri Brata hanya dianggap kaul dari calon-calon Perwira

Kepolisian yang akan terjun dan mengabdi pada masyarakat, nusa dan

bangsa. Untuk pertama kalinya Tri Brata diucapkan oleh salah satu

wakil dari angkatan II yang akan meninggalkan almamater yaitu

Komisaris Polisi Drs. Soeparno Soeryatmaja.

Tahun 1960 Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara

(MPRS) dengan ketetapan MPRS No. 11/MPRS/1960, menetapkan

bahwa kedudukan hukum (Cilivil Effect) lulusan PTIK disamakan

dengan kedudukan hukum lulusan fakultas-fakultas Negeri yang

mengikuti program pendidikan 5 (5) tahun. Keputusan ini kemudian

diperkuat dengan surat Mentri Perguruan Tinggi dan Ilmu Pengetahuan

(PTIP) kepada Ketua Dewan Guru Besar PTIK No. 4463/9/PTIP

tanggal 8 Agustus 1961. Pada tahun 1962 para lulusan Bagian

Bakaloreat perguruan tinggi ilmu kepolisian (PTIK) untuk pertama kali

diberi hak untuk menggunakan gelar sarjana muda ilmu kepolisian

(SMIK)

3 Dokumen Sejarah Singkat Akademi Kepolisian dan Daftar Nama-Nama Batalioin, hlm.

5

Page 47: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Sumber pembelajaran Tri Brata dan ... bagi anggota Polri sesuai dengan

39

Sebagai realisasi dari usaha integrasi ABRI maka dengan

keputusan presiden RI No. 155 tahun 1955 tanggal 6 juli 1965 mulai

direalisir proses pengintegrasian Akademi-akademi Angkatan perang

dengan bagian yang setaraf dengan Bakaloreat PTIK pada saat itu

yaitu Akademi Ilmu Kepolisian. Lahirnya Akademi Angkatan

Kepolisian berdasarkan surat Keputusan Menteri Panglima Angkatan

Kepolisian No. 468/5B/IV/65 tanggal 25 Mei 1965. pada tanggal 1

Oktober 1965 Sekolah Angkatan Kepolisian berubah nama menjadi

Akademi Angkatan Kepolisian yang diresmikan oleh menteri

Panglima Angkatan Kepolisian, Inspektur Jendral Polisi Soetjipto

Joedodihardjo.

b. Perkembangan Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian Menjadi Akademi

Angkatan Kepolisian

Agar dapat menyesuaikan siri dengan akademi Angkatan yang

telah ada maka Kepolisian yang mempunyai macam-macan corak

pendidikan disamping PTIK mulai juni 1965 engadakan tindakan

perubahan dalam peralihan sesuai dengan surat keputusan Men/Pangak

No. Po.468/5b/IV/65M tanggal 25 Mei 1965. SAK sebagai pusat

Pendidikan Kepolisian di sukabumi beralih menjadi Akademi

Angkatan Kepolisian (AAK). Komandan SAK yang lama, AKBP. Drs.

R. Moh. Soebeki diganti oleh Brigjen Pol. R. Soemantri Sakimi

sebagai Gubernur Akademi Angkatan Kepolisian. Pada tanggal 1

Oktober 1965 dilaksanakan peresmian penggantian nama SAK

menjadi AAK oleh Menteri Panglima Angkatan Kepolisian. Irjen Pol.

Soetjiptp Joedodihardjo. Pada saat pelantikan 41 mahasiswa yang

merupakan sisa dari hasil seleksi PTIK angkatan XI yang mulanya

dimasukkan menjadi mahasiswa PTIK angkatan XII pada saat

pelantikan diserahkan pataka AAK yang disebut Atmaniwedana

dengan motto dalam pita emas.

Akademi Angkatan Kepolisian dalam masa peralihan ini

berlangsung sampai dengan 16 Desember 1966, untuk selanjutnya

Page 48: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Sumber pembelajaran Tri Brata dan ... bagi anggota Polri sesuai dengan

40

terhitung mulai tanggal tersebut nama AAK berubah menjadi

AKABRI Bagian Kepolisian. Berdasarkan surat keputusan Men

Hankam/Pangab/No.Skep/B/959/XII/1971 tanggal 16 Desember 1971

tentang Pataka AKABRI Bagian, maka diserahkan Pataka AKABRI

Bagian Kepolisian kepada Gubernur yang pada saat itu dijabat oleh

Brigjen.Pol.Dr.Soemarko.

c. AKABRI Bagian Kepolisian Menjadi AKPOL

Pelaksanaan peresmian peralihan diadakan pada tanggal 28

Januari 1985 atas dasar Surat Keputusan Kapolri No. Pol.

Skep/361/1985 tanggal 24 Januari 1985 dan sekaligus dilakukan

penyerahan kembali Pataka AKABRI Bagian Kepolisian kepada

Kapolri yang selanjutnya oleh Kapolri Pataka tersebut diserahkan

kepada Gubernur AKPOL. Dikarenakan adanya penggantian nama

AKABRI Bagian Kepolisian menjadi Akademi Kepolisian dan

pengalihan dari Danjen AKABRI ke Kapolri, maka patakanya juga

mengalami perubahan baik gambar maupun namanya. Maka dengan

keputusan Kapolri No.Pol. Skep/37/1/1985 tanggal 24 Januari 1985

dikukuhkan Pataka Akpol dengan nama “Pola Habhijana” yang artinya

“Perbuatan yang luhur-agung sebagai pengikat jiwa Kesatuan

”AKPOL Mandiri

Integrasi Polri ke dalam ABRI sebanarnya telah mulai

diletakkan pada tanggal 1 Agustus 1947, yaitu dengan

dimiliterisasikannya Kepolisian bardasarkan penetapan Dewan

Pertahanan No. 112/1947, namun hanya berjalan beberapa tahun. Pada

tahun 1960 MPRS mengeluarkan ketetapan No. 11/MPRS/1960 yang

antara lain berisikan: Angkatan Perang dan Polisi Negara sebagai

kekuatan pertahanan/ keamanan. Kepolisian Negara adalah alat

revolusi untuk pengamanan dalam negeri. Dari segi ketatanegaraan,

status hukum kepegawean terletak diantara sipil dan militer.

Kedudukan polri sebagai unsur ABRI kemudian ditegaskan dalam

UU.No.2/1968 tentang prajurit ABRI. Terakhir penegasan integrasi

Page 49: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Sumber pembelajaran Tri Brata dan ... bagi anggota Polri sesuai dengan

41

Polri ke dalam ABRI secara eksplisit dinyatakan dalam UU No.

28/1997 sebagai realisasi dari UU No. 20 tahun 1982 tantang

Hankamneg dan debagai pengganti dari pada UU No.13/1961

Gerakan reformasi yang dilancarkan oleh masyarakat

khususnya pata tahun 1998, merupakan gerakan monumental yang

memadai upaya penyelamatan bangsa dan negara Indonesia dari

berbagai penyimpangan antara lain praktek demokrasi semua,

pelanggaran HAM, dan penyimpangan hukum hingga lengsernya

presiden Soeharto sebagai presiden RI pada tanggal 21 1998. Dengan

terus bergulirna arus reformasi yang menuntut terwujudnya tatanan

yang demokratis, maka sidang istimewa MPR tahun 1998 telah

menelurkan ketetapan yang salah satunya adalah No. 10/MPR/1998

tentang pokok-pokok reformasi Kehidupan Nasional sebagai Haluan

Negara, yang mengintruksikan kepada Presiden selaku Mandataris

yang antara lain untuk melaksanakan agenda reformasi di bidang

hukum dalam bentuk pemisahan tugas. Fungsi dan wewenang aparatur

penegak hukum dalam agar dapat dicapai proporsionalitas dan

integritas yang utuh. Atas dasar ketetapan MPR tersebut dikeluarkan

isntruksi Presiden No.2 tanggal 8 Maret 1999 sebagai langkah

kebijaksanaan dalam rangka pemisahan Kepolisian Negara Republik

Indonesia dari ABRI yang ditindak lanjuti dengan Keputusan Men

Hankam/ Pangab No. Kep/05/P/III/1999 tanggal 31 Maret 1999

tentang pelimpahan wewenang penyelenggaraan pembinaan

Kepolisian Negara RI dari Pangab kepada Menhankam yang

realisasinya dilaksanakan pada tanggal 1 April 1999.

Oleh ketua AKPOL secara teknis administrasi berasal dibawah

kendali AKABRI, maka sebagai tindak lanjut atas Keputusan Pangab

No.05/P/III/1999 tersebut dikeluarkan Skep Kapolri No.

Skep/389/IV/1999 tanggal 9 April 1999 tentang “AKPOL MANDIRI”

maka semenjak tanggal 10 April 1999 AKPOL dinyatakan terpisah

dari Akademi Militer, Akademi Angkatan Laut dan Akademi

Page 50: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Sumber pembelajaran Tri Brata dan ... bagi anggota Polri sesuai dengan

42

Angkatan Udara serta secara teknis administrasi juga lepas dari Mako

Akademi TNI.

2. Letak Georafis

Secara geografis Akademi Kepoloisian Republik Indonesia terletak

di semarang. AKPOL RI Semarang menyelenggarakan aktifitasnya dalam

proses pendidikan diatas tanah seluas 113,4129 Ha, yang berlokasi di

daerah semarang selatan dan mempunyai perbatasan:

Sebelah Barat: Jalan Sultan Agung

Sebelah Utara: Jalan Papandayan

Sebalah Timur: Jalan Tol Jatingaleh-Krapyak

Sebelah Selatan: Gor Jatidiri Semarang(Desa Karang Rejo)

Dengan letak geografis yang strategis ini, AKPOL RI Semarang

mempunyai prospek yang bagus untuk pendidikan. dalam

perkembangannya AKPOL mengalami kemajuan yang cukup baik bgi

taruna-tarunanya atau instansi Polrinya. Hal ini dapat dibuktikan dengan

persyaratan masuk AKPOL minimal SMA menjadi S.1 dan S.2 mulai

tahun 2007

3. Struktur Organisasi

Page 51: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Sumber pembelajaran Tri Brata dan ... bagi anggota Polri sesuai dengan

43

4. Keadaan Pendidik, Karyawan dan Taruna

a. Keadaan Pendidik

Untuk mengetahui keadaan tenaga pendidik utama AKPOL

Semarang April 2007 dapat dilihat sebagai berikut:

No Nama Pangkat Agama Dikmil Akhir Dikum Akhir

1 Drs.T.Ashkin Husin IRJEN POL Islam SESPATI S1 2 Drs.Erwin T.P.L.P KOMBES POL Kristen SESKO GAB S1 3 Drs. Wisnu Amat Sastro KOMBES POL 4 Ab. Majid Tawil, SMIK KOMBES POL Islam SESPIM S1 5 Agus Sutikno, SE, MM. KOMBES POL Islam SELAPA S2 6 Dra,Sri Chumaisia, M.Si KOMBES POL Islam SELAPA S1 7 Drs. Agus Prayitno KOMBES POL Islam SESPIM S1 8 Drs. Bambang S.SH,MM KOMBES POL Islam SESPIM S2 9 Drs.Bambang S,SH KOMBES POL Islam SESPIM S2-KIK 10 Drs.Chrisyono, TS, MM KOMBES POL Islam SESPIM S2 11 Drs. Dadang Rusli KOMBES POL Islam SESPIM S1 12 Drs. Dedi Suryadi KOMBES POL Islam SESPIM S1 13 Drs.Dewa Bagus MS,SH KOMBES POL Hindu SESPIM S2 14 Drs. Eko Daniyanto KOMBES POL Islam PTIK S1 15 Drs. Endaryoko, SH KOMBES POL Islam SESPIM S1 16 Drs.Endro.W,SH,M.Hum KOMBES POL Islam SESPIM S2 17 Drs. Heru Stiawan KOMBES POL Islam SESPIM S1 18 Drs.I Gede Putu G.M.Hum KOMBES POL Hindu SELAPA S2 19 Drs. Imron Korry KOMBES POL Islam SESPIM S1 20 Drs. Johny Mangasi Samosir KOMBES POL Kristen SESPIM S1 21 Drs. Khasril KOMBES POL Islam SESPIM S1 22 Drs.Masruchan Halimtar KOMBES POL Islam SEPA PT 23 Drs.Muh. Zakhlin Letter,SH KOMBES POL Islam SESPIM S1 24 Drs.Nender Yani FW. KOMBES POL Kristen SESPIM S1 25 Drs.Ngudi Prayitno KOMBES POL Islam SESPIM S1 26 Drs.P.Hari.P,SH,MSC KOMBES POL Katholik SESPIM S2 27 Drs.Paniel Luthr Harefe KOMBES POL Kristen SESPIM S1 28 Drs. Rahmat Budi U, MM KOMBES POL Islam PTIK S2 29 Drs.Ramser Erixon, S,MSI KOMBES POL Kristen SELAPA S2 30 Drs. Solichan Goesmono KOMBES POL Kristen SESPIM S1 31 Drs. Suharto KOMBES POL Islam SESPIM S1 32 Drs. Sumaryoto KOMBES POL Islam SESPIM S1 33 Drs. Tri Waluyo KOMBES POL Islam SESPIM S1 34 Drs. Jaenudin KOMBES POL Islam PTIK S1 35 Drs. Bambang P, H, MM KOMBES POL Islam SESPIM S2 36 Drs. Bambang S,SH, M,Hum KOMBES POL Islam SESPIM PT 37 Drs. Gatot Subroto KOMBES POL Islam SESPIM S1 38 Drs. Hadi Sutoyo KOMBES POL Islam SESPIM S1 39 Drs. Heru Purwanto KOMBES POL Islam SESPIM S1 40 Soedarsono, Smik KOMBES POL Islam PTIK S1 41 Totok Kasmiarto, SH KOMBES POL Islam SESPIM PT

Selapa (Sekolah Lanjutan Perwira)

Sespim (Sekolah Staf dan Pimpinan)

Page 52: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Sumber pembelajaran Tri Brata dan ... bagi anggota Polri sesuai dengan

44

b. Keadaan Karyawan

Keadaan personil polri di AKPOL Semarang per pangkat dapat

dilihat tabel berikut:

No PANGKAT JUMLAH KETERANGAN 1 PERWIRA TINGGI

PERWIRA MENENGAH PERWIRA PERTAMA BINTARA

1

96

149

262

IRJEN POL : 1 BRIGJEN POL :0 KOMBES POL :40 AKBP :25 KOMPOL :31 AKP :53 IPTU :62 IPDA :34 AIPTU :8 AIPDA :7 BRIPKA :63 BRIGADIR :63 BRIPTU :68 BRIPDA :53

JUMLAH POLRI 508 Selain dari personil polri di AKPOL juga dibantu oleh karyawan

non polri yaitu dari PNS untuk lebih jelasnya dapat dilihat tabel berikut:

Rekapitulasi kekuatan PNS AKPOL 13-04-2007

Wanita Pria No GOL Jumlah GOL Jumlah GOL JumlahJumlah Per Gol

IV 3 IV/a 2 2 IV/b 1 1 III 90 IV/a 27 IV/a 23 50 IV/b 17 IV/b 17 34 IV/c 1 IV/c 4 5 IV/d 0 IV/d 1 1 II 173 II/a 16 II/a 66 82 II/b 2 II/b 17 19 II/c 14 II/c 20 34 II/d 15 II/d 23 38 I 20 I/a 0 I/a 0 0 I/b 0 I/b 1 1 I/c 0 I/c 3 3 I/d 3 I/d 12 15

Jumlah 286 Dokumen Akademi Kepolisian bagian Personil 2007

Page 53: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Sumber pembelajaran Tri Brata dan ... bagi anggota Polri sesuai dengan

45

c. Keadaan Siswa

Berdasarkan data yang diperoleh dari AKPOL bahwa jumlah

siswa secara keseluruhan sebanyak 896 taruna. Yang terdiri dari

Taruna tingkat III sebanyak 300, tingkat II sebanyak 298, dan Taruna

tingkat I sebanyak 298. dari Taruna tingkat I yang berasal dari SMA

berjumlah 70 Taruna, S.1 174 Taruna, sedangkan yang Seseorang

berjumlah 54. dari seluruh Indonesia.

5. Tanda kepangktan polri

Sejak tanggal 1 Januari 2001, Kepolisian Republik Indonesia

dipisahkan dari TNI, beberapa perubahan telah dilaksanakan. Perubahan

tersebut berdasarkan pada surat keputusan Kapolri No.Pol:

Skep/1259/X/2000, tertanggal 3 Oktober 2000 yang mencakup perubahan

structural, instrumental dan kultural.

Salah satu perubahan yang tampak yaitu perubaha kepangkatan/

sebutan kepangkatan bagi anggota Polri.

Banyak halayak yang belum mengetahui perubahan ini, sehingga

tidak jarang masyarakat masih menggunakan sebutan kepangkatan lama.

Berikut ini adalah perubahan kepangakatan di tubuh Polri:

Polri (sekarang) Polri (Dulu) Perwira

Perwira Tinggi Jenderal Polisi Jenderal Polisi

Komisaris Jenderal Polisi Letnan Jenderal Polisi Inspektur Jenderal Polisi Mayor Jenderal Polisi Brigadir Jenderal Polisi Brigadir Jenderal Polisi

Perwira Menengah Komisaris Besar Polisi Kolonel

Ajun Komisaris Besar Polisi Letnan Kolonel Komisaris Polisi Mayor

Perwira Pertama Ajun Komisaris Polisi Kapten Inspektur Polisi Satu Letnan Satu Inspektur Polisi Dua Letnan Dua

Bintara Tinggi Ajun Inspektur Polisi Satu Pembantu Letnan Satu Ajun Inspektur Polisi Dua Pembantu Letnan Dua

Page 54: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Sumber pembelajaran Tri Brata dan ... bagi anggota Polri sesuai dengan

46

Bintara Brigadir Polisi Kepala Sersan Mayor

Brigadir Polisi Sersan Kepala Brigadir Polisi Satu Sersan Satu Brigadir Polisi Dua Sersan Dua

Tamtama Ajun Brigadir Polisi Kopral Kepala Ajun Brigadir Satu Kopral Satu Ajun Brigadir Dua Kopral Dua

Bhayangkara Kepala Prajurit Kepala Bhayangkara Satu Prajurit Satu Bhayangkara Dua Prajurit Dua

B. Implementasi Tri Brata dan Catur Prasetya Pori di Akademi Kepolisian

Republik Indonesia Semarang

Dalam implementasi proses penanaman nilai-nilai Tri Brata dan Catur

Prasetya Polri di Akademi Kepolisian Republik Indonesia Semarang penulis

berusaha meneliti beberapa hal yang sangat penting dalam proses belajar

mengajar. Hal-hal yang penting dalam proses belajar mengajar Tri Brata dan

Catur Prasetya Polri yang akan penulis tampilkan dalam skripsi ini antara lain:

1. Materi Tri Brata dan Catur Prasetya Polri

2. Sumber materi

3. Metode pendidikan Tri Brata dan Catur Prasetya Polri

4. Media pendidikan

5. Alokasi waktu

6. Evaluasi

Penulis rasa hal-hal yang diatas merupakan hal yang penting dan

mempengaruhi proses penanaman nilai-nilai Tri Brata dan Catur Prasetya

Polri di Akademi Kepolisian Republik Indonesia Semarang. Untuk lebih

jelasnya, datanya sebagai berikut:

1. Materi Tri Brata dan Catur Prasetya Polri

Materi pembelajaran ialah menyangkut apa yang harus diberika

kepada perserta didik dalalm suatu pembelajaran. Materi bukanlah

merupakan tujuan dari pembelajaran tersebut, tetapi sebagai alat untuk

Page 55: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Sumber pembelajaran Tri Brata dan ... bagi anggota Polri sesuai dengan

47

mencapai tujuan atau dapat dikaitkan bahwa materi atau bahan berfungsi

memberi isi dan makna terhadap tujuan pembelajaran.4

Materi pemebalajaran di Akademi Kepolisian Republik Indonesia

Semarang sudah sesuai dengan materi yang disesuaikan dengan kurikulum

Mabes Polri. Berikut ini materi yang diajarkan dalam Tri Brata dan Catur

Prasetya Polri di Akademi Kepolisian Republik Indonesia Semarang.

TRIBRATA

a. Pengertian Tri Brata

Tri Brata berasal dari bahasa sansekerta yang berarti: tri = tiga, dan

brata= kaul (nadar).

Kaul atau nadar adalah pernyataan seseorang/ kelompok atas dasar

kemurnian/ keikhlasan hati sanubarinya. (jadi tidak dipakai oleh pihak

manapun juga). Jadi Tri Brata berarti tiga kaul (tiga nadar) yang telah

diikrarkan oleh Kepolisian Negara Republik Indonesia untuk

selanjutnya diamankan dan diamalkan oleh setiap anggotanya secara

sungguh-sungguh.

b. Sejarah singkat Tri Brata

Tri Brata pada awalnya berlaku hanya untuk mahasiswa PTIK,

namun dalam perkembangan sejarah Polri selanjutnya pada tanggal 1

Juli 1955 Pada Upacara Hari Bhayangkara ke –IX di lapangan Banteng

Jakarta Tri Brata diikrarkan oleh kepala kepolosian Negara (KKN)

Jenderal Polisi R. SAID SOEKANTO TJOKRO DIATMODJO dan

resmi menjadi pedoman hidup Polri. Sebelumnya Tri Brata merupakan

kaul dari Doktoral PTIK yang pertama kali diucapkan oleh perwakilan

doctoral PTIK angkatan II, yaitu Komisaris Polisi Drs. Soeparno,

Soeriya, Atmadja (Mayjen Polisi Purn) pada tanggal 8 Mei 1954.

Konsep Tri Brata disusun oleh Prof. Joko Soetono, SH adalah

guru besar PTIK, dimaksud untuk kaul para dotoral PTIK, namun

diangkat menjadi pedoman hidup Polri. sebagai pedoman hidup Tri

Brata diisi azas yang abstrak yang perlu penjabarannya lebih konkrit

4 Dokumentasi Akademi Kepolisian Republik Indonesia Semarang

Page 56: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Sumber pembelajaran Tri Brata dan ... bagi anggota Polri sesuai dengan

48

lagi guna pedoman pelaksanaan tugas Polri. Oleh karena itu dalam

rapat kepala Polisi komisariat seluruh Indonesia pata tanggal 5 s/d 7

Mei 1958 diterbitkan 15 buti pedoman penjabarannya.

Adapun isi Tri Brata adalah sebagai berikut:

Polisi ialah:

1) Rastra Sewakottama (abdi utama daripada nusa dan bangsa)

2) Nagara Janottama (warga negara tauladan daripada negara)

3) Jana Anusasana Dharma(wajib menjaga ketertiban pribadi daripada

rakyat)5

Sebagai pedoman diharapkan bahwa makna yang terkandung di

dalamnya dapat langsung dilaksanakan oleh segenap anggota Popri,

namun salah satu kendala yang dihadapi justru pada pemahaman

bahasa serta rumusan Tri Brata yang syarat dengan filsafat.

Kemampuan anggota Pori terutama pada tingkat bawah untuk

mencerna nilai-nilai yang sifatnya filsafat ternyata sulit dan oleh

karenanya diperlukan rumusan dalam bahasa Indonesia yang lebih

sederhana dan mudah dimengerti.

c. Pemaknaan Baru Tri Brata

1) Dasar

a) Undang-undang no 2 tahun 2002 tentang Kepolisian Negara

Republik Indonesia (pasal 34)

b) Surat keputusan Kapolri No.Pol : Skep/17/VI/2002, tanggal 24

Juni 2002, tentang pengesahan Pemaknaan baru Tri Brata

c) Surat Perintah kapolri No.Pol.: sprin/829/IV/2002, tentang

Sosialisasi pemaknaan baru Tri Brata

2) Sebagaimana kita ketahui bahwa isltilah “Tribrata” pada Tri Brata

lama merupakan dua kata yang ditulis secara terpisah dan diambil

dari bahasa Sansekerta, Tri yang berarti tiga dan brata atau wrata

yang jalan atau kaul. Dalam rumusan Tribrata yang baru:

5 Kunarto, Tri Brata dan Catur Prasetya Sejarah-Perspektif dan Prospeknya, Jakarta:

Cipta Manunggal, 1997, hlm.XXXI

Page 57: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Sumber pembelajaran Tri Brata dan ... bagi anggota Polri sesuai dengan

49

a) “Tribrata ” ditulis sebagai satu kata yang tidak terpisah

b) Berdasarkan Kamus Besar Bahas Indonesia, kata “Tribrata”

telah diadopsi kedalam bahasa Indonesia menjadi satu kata,

yang artinya Tiga Azas kewajiban Kepolisian negara R.I yang

dilambangkan dengan bintang.

3) Adapun bunyi dari pemaknaan “Tribrata” yang baru adalah sebagai

berikut:

“TRIBRATA”

KAMI POLISI INDONESIA

SATU : BERBAKTI KEPADA NUSA DAN BANGSA

DENGAN PENUH KETAQWAAN TERHADAP

TUHAN YANG MAHA ESA

DUA : MENJUNJUNG TINGGI KEBENARAN, KEADILAN

DAN KEMANUSIAAN DALAM MENEGAKKAN

HUKUM NEGARA KESATUAN REPUBLIK

INDONESIA YANG BERDASARKAN ANCASILA

DAN UNDANG-UNDANG DASAR 1945

TIGA : SENANTIASA MELINDUNGI, MENGAYOMI DAN

MELAYANI MASYARAKAT DENGAN

KEIKHLASAN UNTUK MEWUJUDKAN

KEAMANAN DAN KETERTIBAN6

4) Rumusan Tribrata baru seluruhnya telah menggunakan bahasa

Indonesia, demikian pula hakekat makna yang menggambarkan

dimensi hubungan Polri yang semula hanya tiga, kini diatabmbah

dimensi hubungan dengan Tuhan sehingga menjadi empat, yaitu :

a) Dimensi hubungan dengan Tuhan

b) Dimensi hubungan dengan Nusa dan Bangsa

c) Dimensi hubungan dengan Negara

d) Dimensi hubungan dengan masyarakat

d. Pemaknaan Tribrata

6 James D. Sotorus, Pemaknaan Baru Tribrata, Jakarta: Mabes Polri, 2002, hlm. 1

Page 58: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Sumber pembelajaran Tri Brata dan ... bagi anggota Polri sesuai dengan

50

“KAMI POLISI INDONESIA”, Mengandung makna:

(1) Menunjuk kepada Polisi sebagai lembaga maupun sebagai

individu anggota Polri

(2) Merupakan pernyataan ikatan jiwa korps yang kuat antar

sesama anggota Polri

(3) Merupakan pernyataan netralitas Polri baik institusi maupun

pribadi, sepanjang hanyat

(4) Menegaskan sikap politik Polri, bahwa ketika Negara Kesatuan

Republik Indonesia “bubar” polisi tetap utuh di bawah Panji

Tribrata, membela Indonesia seperti dimaksud para pemuda

pada tahun 1928

(5) Menegaskan bahwa Polisi telah berperan sebagai pejuang

kemerdekaan bersama rakyat, dan pada awal berdirinya

Repulik Indonesia sebagai satu-satunya pasukan bersenjata

pada saat itu memproklamirkan diri sebagai Polisi Indonesia

b) BRATA pertama: “KAMI POLISI INDONESIA BERBHAKTI

KEPADA NUSA DAN BANGSA DENGAN PENUH

KETAQWAAAN TERHADAP TUHAN YANG MAHA ESA”,

mengandung makna:

(1) Pernyataan setiap individu Polri sebagai insan hamba Tuhan

(2) Pernyataan Nasionalisme, kebangsan, ke-Indonesiaan

sepanjang hanyat

(3) Mengadung nilai-nilai kerokhanan yaitu Satu Nusa, Satu

Bangsa, Satu Bahasa, sebagi perekat bangsa yang harus dibela

dan dipertahankan

(4) Nusa dan Bangsa adalah Indonesia yang dinyatakan Politis

pada tanggal 28 Oktober 1928

(5) Polisi bukan alat politik/ alat kekuasaan

c) BRATA kedua: “KAMI POLISI INDONESIA MENUNJUNG

TINGGI KEBENARAN, KEADILAN DAN KALAM

Page 59: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Sumber pembelajaran Tri Brata dan ... bagi anggota Polri sesuai dengan

51

MENEGAKKAN HUKUM NEGARA KESATUAN REPUBLIK

INDONESIA YANG BERSARKAN PANCASILA

d) DAN UNDANG-UNDANG DASAR 10945”, mengandung

makna:

(1) Pernyataan setiap individu Polri sebagai aparat negara yang

bertugas menegakkan hukum

(2) Negara adalah negara yang berdasarkkan hukum (rechtstaat)

bukan kekuasaan (machtstaat)

(3) Merupakan kesanggupan anggota Polri untuk menjunjung

tinggi kebenaran, keadilan dan hak azasi manusia yang

merupakan ciri-ciri masyarakat madani

(4) Kesanggupan Polri mempertanggung jawabkan pelaksanaan

tugasnya kepada rakyat/ masyarakat sebagai wujud

akuntabilitas publik.

(5) Merupakan pernyataan sikap politik Polri yang secara tegas

menyatakan bahwa Republik Indonesia yang diberla Polri

adalah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan

pancasila dan UUD 1945

e) BRATA ketiga: “KAMI POLRI INDONESIA SENANTIASA

MELINDUNGI, MENGAYOMI DAN MELAYANII

MASYARAKAT DENGAN KEIKHLASAN UNTUK

MEWUJUDKAN KEAMANAN DAN KETERTIBAN ”,

mengadung makna:

(1) Pernyataan setiap anggota Polri untuk menlindungi dan

mengayomi masyarakat dengan ikhlas tanpa paksaan dari luar

dirinya

(2) Menggambarkan tugas Polri secara Universal yaitu melindungi

dan melayani masyarakat (to protect and to service).

(3) Masyarakat menjadi centrum/ pusat pengabdian Polri

(4) Polri menempatkan diri sejajar dengan masyarakat yang

dilayaninya.

Page 60: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Sumber pembelajaran Tri Brata dan ... bagi anggota Polri sesuai dengan

52

f) Pengamalan Tribrata

(1) Kedudukan Tribrata

(a) Sejak 1 Juli 1955 kita telah mengenal Tribrata yang

dijadikan sebagai pedoman hidup bagi anggota Kepolisian

Negara R.I di mana digambarkan bahwa dalam rumusan

setiap BRATA mengadung niat, pengabdian, kaul, azas-

azas yang keluar dari pribadi anggota Polri itu sendiri

dalam mengemban tugasnya.

(b) Selanjutnya dalam perkembangan baru Tribrata sejak

tanggal 1 juli 2002 sebagaimana tertera dalam keputusan

Kapolri No.Polri.: kep/17/IV/2002, tanggal 24 Juni 2002,

rumusan Tribrata tidak lagi menggambarkan ataupun berisi

niat, kaul, azas-azas namun secara riil rumusan pemaknaan

baru Tribrata berisi pernyataan-pernyataan yang lebih

menggambarkan secara konkrit “nilai dasar” dari filosofi

tugas pengabdian setiap anggota Polri dalam menjawab

tuntutan dan harapan masyarakat mandani

(c) Nilai-nilai dasar yang terkandung dalam pemaknaan baru

Tribrata adalah nilai paham kebangsaan dan nilai

ketuhanan, nilai paham negara hukum, nilai paham social

welfare state, yang merupakan jati diri Polri dalam

mengemban tugas dan wewenangnya serta memelihara

kemampuan profesinya.

(2) Pelembagaan Tribrata

(a) Untuk melembagakan nilai-nilai dasar yang terkadung

dalam Tribrata, perlu diadakan upaya pelembagaan secara

sadar, konsepsional dan berlajut dengan tetap

memperhatikan aspek pembiaan mental anggota Polri yang

selama ini telah diselenggarakan diseluruh kesatuan

maupun Lembaga Pendidikan Polri

Page 61: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Sumber pembelajaran Tri Brata dan ... bagi anggota Polri sesuai dengan

53

(b) Upaya pelembagaan Tribrata hanya mungkin dan mencapai

hasil yang diharapkan manakala diperoleh kesamaan

persepsi tentang pemahaman isi dan maksud serta pola-pola

yang adapat dilakukan dalam usaha penghayatan Tribrata

yang mewujudkan nilai-nilai dasar dan pedoman moral

Kepolisian Negara R.I

(c) Proses pelembagaan suatu nilai dasar dimulai dengan

mengisian kognisi individu yang bersangkutan agar

memperoleh ketepatan gambaran/ persepsi, kemudian

ditanamkan penghayatan niali melalui usaha yang berulang-

ulang sehingga akan timbul pemahaman dan kemauan

untuk pengamalannya

(d) Untuk melembagakan tri perlu ditempuh pola dasar

pelembagaannya yang dimulai dari penanaman tingkat

pengertian di lembaga pendidikan sampai dengan

pemeliharaan tingkat pemahaman di Kesatuan Polri secara

terus menerus dengan menggunakan metode sebagai bahan

ajaran, pengucapan teks Tribrata pada upacara bendera dan

upacara ulang tahun kepolisian, serta materi test dalam

kegiatan pembinaan karier.

(3) Implementasi nilai-nilai Tribrata

(1) Guna memudahkan implementasi nilai-nilai dasar dan

pedoman moral dalam Tribrata bagi setiap anggota Polri,

berikut ini diberikan contoh tata laku yang terkandung

penelitian pada masing-masing Brata:7

1.1 BRATA

BERBAKTI KEPADA NUSA DAN BANGSA,

merupakan dorogan hati nurani yang berasal dari

kesadarannya sendiri untuk memberikan pengabdian

tertinggi dalam upaya melindungi seluruh tumpah

7 Mabes Polri, Materi Tri Brata dan Catur Prasetya, Semarang: AKPOL, 2007, hlm.11

Page 62: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Sumber pembelajaran Tri Brata dan ... bagi anggota Polri sesuai dengan

54

darah Indonesia dari sabang samapai merauke

dengan kesiapan kerelaan mengorbankan jiwa dan

raga

KETAQWAAN TERHADAP TUHAN YANG

MAHA ESA, merupakan pernyataan kesadaran

sebagai insane hamba Tuhan yang wajib

melaksanakan syariat agama masing-masing dalam

kehidupan sehari-hari dan dilingkungan tugasnya

1.2 BRATA II

MENJUJUNG TINGGI KEBENARAN DALAM

MENGAKKAN HUKUM, dengan tetap berbijak

pada fakta yang ada, serta proses penyelidikan yang

profesioanl berdasarkan ketentuan perundang-

undangan yang ada.

MENJUNJUNG TINGGI KEADILAN DALAM

MENEGAKKAN HUKUM, dengan tidak

membedakan perlukan bagi pencari keadilan

sehingga tercapai jaminan kepastian hukum

MENJUNJUNG TINGGI KEMANUSIAAN

DALAM MENEGAKKAN HUKUM, dengan tetap

memperhatikan hak azasi seseorang secara

langsung/ tidak langsung dalam proses menegakkan

hukum

BERDASARKAN PANCASILA DAN UUD 1945,

merupakan indentitas bangsa berdaulat dan

bernegara, dan bukan bangsa Indonesia yang

indentitas lain atau akan diubah dengan indetitas

lain yang bukan berdasarkan pancasila dan UUD

1945

1.3 BRATA III

Page 63: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Sumber pembelajaran Tri Brata dan ... bagi anggota Polri sesuai dengan

55

Sebagai PELINDUNG, meberikan bantuan kepada

warga masyarakat yang merasa terancam dari

gangguan fisik atau psikis tanpa perbedaan

perlakuan.

Sebagai PENGAYOM, dalam setiap kiprahnya

mengutaakan tindakan yang bersifat persuasive

edukatif

Sebagai PELAYAN, melayani masyarakat, dengan

kemudahan, cepat, simpatik, ramah dan sopan serta

tanpa pembedaan biaya yang tidak semestinya

e. Kristalisasi Nilai-Nilai Tribrata dalam Kode Etik Profesi Polri

1) Nilai-nilai Tribrata

Nilai-nilai yang terkandung di dalam Tribrata merupakan

satu kesatuan yang utuh, yang tersusun secara hirarkhis dan saling

mengontrol/ mengawasi, agar setiap nilai tidak membias dari

makna yang sesungguhnya.8

Adapun nilai tersebut adalah sebagai berikut:

(a) BERBAKTI , mengadung makna:

Setia menghormati, mengabdikan diri, memberikan seluruh

atau segenap tenaga bahkan bila perlu mengorbankan jiwa

raganya dalam melaksanakan tugasnya sebagai anggota Polri

(b) BERTAQWA, mengadung makna:

Ketaatan, kepatuhan, menampilkan sikap soleh dan panang

berbuat jahat, menjauhi perbuatan tercela dalam melaksanakan

bhaktinya sebagai anggota Polri

(c) MENUNJUNG TINGGI KEBENARAN, mengadung makna:

Sesuatu yang bernar sesuai keadaan yang sesungguhnya,

menggambarkan kejujuran yang harus menyatu dalam perilaku

setiap aggota Polisi sehari-hari

(d) MENJUNJUNG TINGGI KEADILAN, mengadung arti:

8 Wawancara dengan Rizka Fadhila, Pada Tgl 13 Desember 2007

Page 64: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Sumber pembelajaran Tri Brata dan ... bagi anggota Polri sesuai dengan

56

Tidak berat sebelah, tidak memihak, sesuai dengan

proporsinya, mendudukan sesuatu sesuai pada tempatnya. Sifat

ini harus tercermin dalam kepribadian setiap anggota Polri

(e) MENJUNJUNG TINGGI KEMANUSIAAN, mengadung arti:

Menghayati, menghargai dan melindungi hak-hak azasi

seseorang

(f) Pemaknaan peran sebagai pelindung, pengayom dan pelayan

masyarakat, bermakana:

(1) Selaku PELINDUNG :

Adalah anggota Polri yang memiliki kemampuan

memberikan perlindungan bagi warga masyarakat sehingga

terbebas dari rasa takut, bebas dari ancaman atau bahaya

serta merasa tenteram dan damai.

(2) Selaku PENGAYOM:

Adalah anggota Polri yang memiliki kemampuan

memberikan bimbingan, petunjuk, arahan, dorongan,

ajakan, pesan dan nasihat yang dirasakan bermanfaat bagi

warga masyarakat guna tercipta rasa aman dan tenteram

(3) Selaku PELAYAN :

Adalah anggota Polri yang dalam melakukan sesuatu

perbuatan untuk mewujudkan keamanan dan ketertiban

Nilai-nilai tersebut haruslah mengkristal ke dalam diri

setiap anggota Polri yang sekaligus menjadi cermin jatidirinya

sebagai pelindung, pengayom, pelayanan masyarakat, penegak

hukum dan pemelihara kamtibmas untuk mewujudkan keamanan

dalam negeri

2) Hubungannya Dengan Kode Etik Profesi Polri

(a) Esensi Kode Etik Profesi Polri haruslah mencerminkan jatidiri

Polri dalam tiga dimensi hubungan, meliputi:

Hubungannya dengan nusa dan bangsa

Hubungannya dengan negara

Page 65: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Sumber pembelajaran Tri Brata dan ... bagi anggota Polri sesuai dengan

57

Hubungannya dengan masyarakat, yang menjadi komitmen

moral dalam bentuk etika pengabdian, etika kelembagaan

dan etika kemandirian.

(b) Bahwa:

Etika pengabdian meruakan komitmen moral setiap anggota

Polri terhadap profesinya

Etika kelembagaan adalah sebuah wujud kepatuhan setiap

angota Polri kepada isntitusi/ lembaga sebagai wadah

pengamdiannya

Etika kemandirian adalah sikap moral anggota ppol dan

istitusinya untuk senantiasa berlaku netral, tidak

terpengaruh terhadap kepentingan politik dan golongan di

dalam melaksanakan tugasnya.

(c) Nilai-nilai dasar Tribrata harus menjiwai kode etik pofesi Polri

CATUR PRASETYA

a. Landasan Sejarah

1. Replika Gajah Mada yang memuat empat sifat, tindakan dan

pengabdian serta suriketauladanan Gajah Mada sebagai Insane

Bhayangkara di kerajaan Majapahit pada abad ke-14

2. Pengenalan Catur Prasetya dalam amanat Presiden RI Soekarno

pada dies Natalis PTIK tanggal 17 Juni 1956

3. Pada tahun 1960 diselenggarakan koferensi KPKOM (kepala

kepolisian komisriat) di Yogyakarta yang salah satu agendanya

adalah menetapkan Catur Prasetya sebagai pedoman karya

4. Pidato Presiden Republik Indonesia pada upacara pelantikan para

Doktoran di ilmu kepolisian angkatan 6 PTIK di Istana Negara

tanggal 5 April 1961 yang menegaskan kebenaran Tribrata dan

Catur Prasetya

Page 66: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Sumber pembelajaran Tri Brata dan ... bagi anggota Polri sesuai dengan

58

5. Perintah harian Kepala Kepolisian Negara Mo.:2/ph/KKN/61

seluruh anggota kepolisian Negara untuk memenuhi harapan

Kepala Negara sebagaiman tercantum dalam Catur Prasetya.

6. Pidato Presiden Republik Indonesia pada upacara pemberian

Tongkat Komando Pimpinan Tertinggi Kepolisian Negara

Republik Indonesia dan Bintang Bhayangkara I di gedung

Departemen Kepolisian Negara, kebyoran baru Jakarta, pada

tanggal 17 Juli 1961 yang antara lain berisi penegasan agar

Kepolisian Negara bekerja atas dasar Tri Brata dan Catur Prasetya .

7. Bersama dengan berlakunya Undang-Undang Republik Indonesia

Nomor 20 Tahun 1982 tentang pokok-pokok pertahanan dan

keamanan negara Republik Indonesia dan Undang-Undang

Republik Indonesia Nomor 28 tahun 1997 tentang Kepolisian

Negara Republik Indonesia, kedudukan Polri merupakan bagian

integral dari ABRI

8. Berdasarkan Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Nomor :

VI/MPR/2000 tanggal 18 Agustus 2000 tentang pemisahan TNI

dan Polri serta Keputusan Majelis Permusyawaratan Nomor

VII/MPR/2000 tanggal 18 Agustus 2000 tentang peran TNI dan

Polri, melandasi lahirnya Undang-Undang Republik Indonesia

Nomor 2 tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik

Indonesia yang menegaskan kembali Tribrata, Catur Prasetya dan

kode etik sebagai landasan moral dan etika profesi kepolisian.9

b. Rumusan Baru Catur Prasetya

1. Rumusan baru Catur Prasetya10

CATUR PRASETYA

SEBAGAI INSAN BHAYANGKARA, KEHORMATAN SAYA

ADALAH BERKORBAN DEMI MASYARAKAT, BANGSA

DAN NEGARA, UNTUK:

9 Dokumentasi Akademi Kepolisian Republik Indonesia Semarang 10 Mabers Polri, Materi Tri Brata dan Catur Prasetya, Semarang: AKPOL, 2007, hlm.33

Page 67: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Sumber pembelajaran Tri Brata dan ... bagi anggota Polri sesuai dengan

59

1) MENIADAKAN SEGALA BENTUK GANGGUAN

KEAMANAN

2) MENJAGA KESELAMTAN JIWA RAGA, HARTA BENDA

DAN HAK MANUSIA

3) MENJAMIN KEPASTIAN BERDASARKAN HUKUM

4) MEMELIHARA PERASAAN TENTRAM DAN DAMAI

2. Pengertian Istilah dalam Catur Prasetya

a. Insan

Berarti manusia sebagai makhluk tertinggi yang secara moral

memiliki kesempurnaan dan bersih dari cela

b. Bhayangkara

Berarti Kepolisian Negara Republik Indonesia yang bertugas

mengawal dan mengamankan masyarakat, bangsa dan negara

c. Insan Bhayangkara

Berarti setiap anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia

(yang juga disebut sebagai Bhayangkara) yang secara ikhlas

mengawal dan mengamankan negara serta rela berkorban demi

mengabdi kepentingan masyarakat dan bangsa seumur hidup

d. Kehormatan

Berarti wujud sikap moral tinggi

e. Berkorban

Berarti secara rela dan ikhlas mendahulukan kepentingan

masyarakat, bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi

f. Masyarakat

Berarti sekelompok orang yang hidup dalam norma dan aturan

yang disepakati

g. Bangsa

Berarti kelompok masyarakat yang tinggal di suatu wilayah

tertentu yang memiliki kedaulatan ke dalam dan keluar

h. Negara

Page 68: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Sumber pembelajaran Tri Brata dan ... bagi anggota Polri sesuai dengan

60

Berarti oraganisasi di suatu wilayah yang mempunyai

kekuasaan yang sah secara konstitusional dan ditaati oleh

rakyat

i. Meniadakan

Berarti tindakan untuk berbuat sesuatu menjadi tidak ada

j. Ganggunan keamanan

Berarti suatu keadaan yang menimbulkan perasaan takut,

khawatir, resah, cemas, tidak nyaman, dan tidak damai serta

ketidakpastian berdasarkan hukum

k. Hakak Azasi Manusia

Berarti hak-hak dasar yang dimuliki setiap manusia sejak lahir

l. Kepastian Berdasarkan Hukum

Berarti terwujudnya penegakan hukum demi kesejahteraan hak

dan kewajiban setiap warga negara.

c. Kandungan makan

1. “MENIADAKAN SEGALA BENTUK GANGGUAN

KEAMANAN”

“Setiap Insan Bhayangkara” terpanggil untuk:

a) Menjaga keutuhan Negara Republik Indonesia

b) Bersama-sama dengan masyarakat meningkatkan daya cegah

dan daya penanggulangan gangguan kamtibmas

c) Senantiasa berperan secara aktif dalam menanggulangi setiap

permasalah yang timbul dalam kehidupan masyarakat dan

d) Membangun kemitraan dengan mengemban fungsi keamanan

lainya dalam rangka menjaga dan memelihara kewibawaan

Pemerintah Republik Indonesia

2. “MENJAGA KESELAMATAN JIWA RAGA, HARTA BENDA

DAN HAK AZASI MANUSIA”

Bermakna :

“Setiap Iinsan Bhayangkara” terpanggil untuk:

a) Melindungi masyarakat dari setiap gangguan dan ancaman

Page 69: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Sumber pembelajaran Tri Brata dan ... bagi anggota Polri sesuai dengan

61

b) Menjamin kelancaran aktivitas masyarakat sehari-hari

c) Memberikan pengayoman, perlindungan dan pelayanan secara

optimal kepada masyarakat dan

d) Menghormati dan menjujung tinggi hak-hak masyarakat dalam

berbagai bidang kehidupan

3. “MENJAMIN KEPASTIAN BERDASARKAN HUKUM”

Bermakna :

“Setiap Iinsan Bhayangkara” terpanggil untuk:

a) Menjunjung tinggi dan menjamin tegaknya supermasi hukum

b) Memberikan kedaulatan kepada masyarakat dalam mematuhi

dan mentaati hukum

c) Memahami dan menghormati norma-norma dan nilai-nilai yang

berlaku dan menjunjung tinggi dalam kehidupan masyarakat

dan

d) Melaksanakan asas-asas pertanganggungjawaban publik

(keterbukaan, serta menghormati hak asasi manusia )

persamaan di hadapan hukum bagi setiap warga masyarakat

4. “MEMELIHARA PERASAAN TENTRAM DAN DAMAI”

Bermakna :

“Setiap Insan Bhayangkara” terpanggil untuk:

a) Meniadakan segala bentuk kehawatiran, keresahan, ketakutan

dan ketidak nyamanan dalam kehidupan masyarakat

b) Berkerja sama dengan masyarakat dalam upaya menjaga

lingkungan masing-masing dari segala bentuk gangguan

c) Membangun kerja sama dengan mitra kamtibmas dalam rangka

menciptakan persaan tentram dan damai

d) Berperan sebagai pemelihara kedamaian dalam kehidupan

masyarakat, berbangsa dan bernegara.

d. Implementasi Catur Prasetya

Page 70: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Sumber pembelajaran Tri Brata dan ... bagi anggota Polri sesuai dengan

62

Sebagai paradigma moral pemaknaan baru Catur Prasetya

diimplementasikan dalam bentuk kegiatan sebagai berikut:

1. Pelembagaan

Dalam upaya menanamkan dan melembagakan nilai-nilai

profesional kepolisian yang terkandung di dalam Catur Prasetya

kepada setiap anggota Polri, maka proses pemahaman pada:

a) Lembaga pendidikan

1) Bahan ajar

Proses pembelajaran, penghayatan dan pengamalan

pemaknaan baru Catur Prasetya kepada para siswa di

tingkat pendidikan pembentukan Polri dimasukkan ke

dalam bahan ajar, sedangkan untuk tingkat pendidikan

pengembangan, kursus-klursus dan pendidikan kejuruan

dalam bentuk pendalaman pada saat orientasi pendidikan

2) Pengucapan

Proses pengenalan pemaknaan baru Catur Prasetya kepada

para siswa pendidikan pembentukan diucapkan setiap

kesempatan apel dan secara resmi diucapkan pada upacara

pelantikan/ penutupan pendidikan. sedangkan pada

pendidikan pengembangan, kusus-kursus dan pendidikan

kejuruan di lingkungan Polri diucapkan pada setiap

pelaksanaan apel pagi

b) Satuan kerja

Proses pemahaman, penghayatan dan pengamalan pemaknaan

baru Catur Prasetya kepada setiap anggota Polri di satuan kerja

baik pusat maupun kewilayahan diberikan melalui penataran,

diskusi, simulasi dan arahan baik dalam kesempatan jam

pimpinan maupun kesempatan-kesempatan lainnya.

2. Ketauladanan

1) Penguasaan

Page 71: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Sumber pembelajaran Tri Brata dan ... bagi anggota Polri sesuai dengan

63

Setiap pimpinan/ atasan secara berjenjang dengan penuh

kesadaran terpanggil untuk lebih mengetahui perkembangan

sejarah Catur Prasetya, mampu menjelaskan makna dan

terampil melafalkan dengan baik Catur Prasetya

2) Pengamalan

Setiap pimpinan/ atasan di setiap tingkat penugasan dengan

penuh kesadaran terpanggil untuk mengamalkan Catur Prasetya

dalam kedinasan maupun di luar kedinasan dengan baik dan

benar sehingga diteladani oleh seluruh anggota

3. Penggunaan

a) Umum

Catur Prasetya diucapkan pada setiap hari kerja di masing-

masing satuan tingkat pusat sampai dengan kewilayah minimal

satu kali dalam seminggu pada saat pelaksanaan apel pagi

b) Khusus

Catur Prasetya diucapkan pada setiap upacara pemberangkatan

Satuan Tugas Kepolisian dalam rangka Operasi Penegakan

Hukum.

4. Penegakkan

Pemaknaan baru Catur Prasetya hendaknya dapat dilaksanakan

dengan baik dan benar, baik pada waktu proses pelembagaan

maupun penggunaannya

Selanjutnya bilamana seseorang anggota Polri dalam melaksanakan

tugas dan kewajibannya tidak mematuhi Klausal sebagaimana yang

terkandung di dalam nilai-nilai Catur Prasetya, maka kepada yang

bersangkuta akan mendaptkan sangksi yang diselenggarakan

melalui sidang Komisi Etika Polri

5. Pelestarian

a) Sosialisai

Pemaknaan baru Catur Prasetya disosialsasikan secara meluas

kepada seluruh anggota Polri dan para purnawirawan Polri

Page 72: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Sumber pembelajaran Tri Brata dan ... bagi anggota Polri sesuai dengan

64

untuk dipahami, dihayati dan diamalka dengan sebaik dan

benar dalam kedidupan sehari-hari

b) Prasasti

Pembuatan prasasti/ diaroma pemaknaan baru Catur prasetya

pada museum, tempat bersejarah dan kantor-kantor Polri, baik

tingkat pust maupun kewilayahan

c) Lomba

Pemaknaan baru Catur Prasetya dilombakan pada setiap peringatan

hari bahyangkara 1 Juli, meliputi:

(1) Pengucapan

(2) Pemahaman makna melalui kuis, cerdas-cermat, karya

(3) Karya tulis

2. Sumber Pembelajaran Tri Brata dan Catur Prasetya Polri

Sumber pembelajaran merupakan hal yang penting untuk atau

dalam kegiatan pembelajaran. Sumber pembelajaran akan mempengaruhi

pengetahuan pengetahuan dan pemahaman taruna Akademi Kepolisian

Republik Indonesia Semarang. Stadarisasi buku yang ditetapkan oleh

markas besar Kepolisian Negara Republik Indonesia (Mabes Pori) dan

DIKTI untuk mata kuliah Tri Brata dan Catur Prasetya Polri sangat

mempengaruhi proses belajar mengajar di Akademi Kepolisian Republik

Indonesia Semarang. Buku DIKTAT Tri Brata dan Catur Prasetya Polri

yang digunakan di Akademi Kepolisian Republik Indonesia Semarang

adalah buku DIKTAT Tri Brata dan Catur Prasetya Polri yang dikeluarkan

oleh Mabes Polri yang sesuai dengan kurikulumnya. Sebagai sumber

pendamping adalah buku-buku Tri Brata hasil dari rumusan-rumusan para

perwira tinggi Polri 11

Sumber–sumber yang digunakan merupakan sumber yang relevan

untuk proses belajar mengajar materi Tri Brata dan Catur Prasetya Polri.

untuk buku pokok taruna yang berkaitan dengan materi Tri Brata dan

Catur Prasetya Polri dan materi tentang kepolisian di kasih buku DIKTAT

11 Wawancara dengan Bpk Yusron, Tanggal 06 Januari 2008

Page 73: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Sumber pembelajaran Tri Brata dan ... bagi anggota Polri sesuai dengan

65

langsung dari Mabes Polri secara Cuma-Cuma, tetapi untuk buku

pendamping taruna dapat meminjam di perpustakaan.

3. Metode pendidikan Tri Brata dan Catur Prasetya Polri

Metode pembelajaran adalah suatu cara untuk menyampaikan

pelajaran sesuai dengan materi yang akan disampaikan, situasi dan

kondisi. Metode pengajaran Tri Brata dan Catur Prasetya Polri yang

dilaksanakan oleh tenaga pendidik di Akademi Kepolisian Republik

Indonesia Semarang adalah kondisional dan elastis. Maksudnya metode

yang digunakan sesuai materi yang disampaikan dan sesuai dengan situasi

dan kondisi.12

Dengan kata lain dalam menggunakan metode sebagai penujang

pembelajaran Tri Brata dan Catur Prasetya Polri, tenaga pendidik

menggunakan metode dengan pertimbangan ciri dan karakter materi serta

tujuan yang diterapkan, karena tidak semua metode yang ada sesuai

dengan karateristik materi pelajaran.

Penulis paparkan masing-masing metode yang dipergunakan di

Akademi Kepolisian Republik Indonesia Semarang:

a. Metode pembiasaan

Dengan metode ini dosen Tri Brata dan Catur Prasetya Polri

dapat memberikan pembiasaan yang baik dalam kehidupan sehari-hari,

maka pembiasaan diarahkan pada penanaman nilai-nilai moral,

pembentukan sikap dan perilaku yang diperlukan agar siswa mampu

mengembangkan dirinya secara optimal.

Metode ini biasanya sering dilakukan ketika taruna di

lingkungan Akademi Kepolisian Republik Indonesia Semarang yaitu,

yang menyangkut kegiatan taruna, baik ketika akan memulai pelajaran

sampai akhir pelajaran, contoh setiap awal pelajaran diawali dengan

doa dan diakhiri dengan doa pula.

Oleh karena itu metode pembiasaan merupakan salah satu

metode pembelajaran Tri Brata dan Catur Prasetya Polri yang sangat

12 Wawancara dengan Rais Mu’in Tanggal, 21 November 2007

Page 74: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Sumber pembelajaran Tri Brata dan ... bagi anggota Polri sesuai dengan

66

urgen terutama bagi taruna Akademi Kepolisian Republik Indonesia

Semarang, mereka memiliki ingatan atau memori yang kuat kondisi

kepribadian yang belum matang sehingga mereka mudah terbawa

dengan kebiasaan-kebiasaan yang mereka lakukan sehari-hari. Dengan

kata lain perbuatan-perbuatan yang sering di ulang-ulang

melakukannya tentunya menjadi kebiasaan dan menjadi watak yang

melekat pada taruna.

b. Metode ceramah

Metode ini digunakan dengan cara perlahan-lahan serta dengan

suara yang lebih keras didukung dengan kesabaran dan keteladanan

dari dosen Tri Brata dan Catur Prasetya Polri di Akademi Kepolisian

Republik Indonesia Semarang. Dalam metode ini sering mengulang

kata-katanya agar materi yang diterima dengan baik dan benar sesuai

dengan maksud dan harapan dosen. Metode ini biasanya dilakukan

ketika taruna berada di dalam kelas. Peranan taruna dalam metode ini

adalah mendengarkan dengan teliti dan mencatat materi yang

disampaikan oleh dosen. Dengan metode ini taruna diharapkan dapat

memahami, menghayati, dan mengamalkan materi yang disampaikan

oleh dosen.13

c. Metode Tanya Jawab

Di antara yang cukup efektif dalam penyampaian materi

pelajaran adalah metode tanya jawab. Dalam metode ini dosen

berusaha untuk membangkitkan motivasi taruna untuk bertanya

terhadap materi yang berlum dipahami. Metode ini membatu dosen

dalam memperoleh gambaran yang jelas mengenai sejauh mana taruna

dapat mengerti dan dapat mengungkapkan apa yang telah disampaikan

dosen. Dengan demikian metode ini bertujuan agar taruna bisa

memiliki kemampuan berfikir dan dapat mengembangkan pengetahuan

yang berpangkal pada kecerdasan otak dan intelektualitas.14

13 Wawancara dengan Riki Ismoyo, Pada Tanggal, 13 Desember 2007 14 Ibid

Page 75: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Sumber pembelajaran Tri Brata dan ... bagi anggota Polri sesuai dengan

67

d. Metode cerita

Metode ini digunakan untuk memberikan contoh kisah-kisah

atau peristiwa-peristiwa yang di dalamnya terkandung nilai-nilai

pendidikan moral dan sosial, sehingga taruna dapat meneladani sifat-

sifat (kepribadian-kepribadian) yang dimiliki para tokoh dalam cerita

atau kisah, Contoh : kisah-kisah para Polisi yang bertugas sesuai

dengan nilai-nilai Tri Brata dan Catur Prasetya Polri.

e. Metode Demonstrasi

Metode ini sangat tepat untuk digunakan pada taruna tingkat

dasar karena dalam metode ini lebih banyak memperagakkan sesuatu

kemudian taruna disuruh mencoba sendiri dengan bimbingan dosen.

Metode ini biasanya diterapkan dalam praktek-prakt ibadah dan

seperti: membaca al-Qur'an, melaksanakan shalat baik fardhu maupun

sunah, pembacaan yasin, tahlil. Dan latihan ceramah atau pidato dan

sebagainya.15

f. Metode Keteladanan

Salah satu metode yang dimiliki dosen adalah metode ini.

Metode ini digunakan dalam kegiatan sehari-hari oleh dosen, pegawai

atapun kaka asuh di Akademi Kepolisian Republik Indonesia

Semarang. Baik waktu proses belajar mengajar maupun di luar jam

pelajaran. Tujuan dari metode ini adalah agar taruna dapat melihat

secara langsung teladan yang bisa dicontoh.

4. Media pembelajaran Tri Brata dan Catur Prasetya Polri

Media pembelajaran diartikan sebagai segala sesuati yang dapat

digunakan untuk menyalurkan peran atau materi pelajaran, merengsang

pikiran, perasaan, perhatian dan kemampauan taruna sehigga dapat

medorong proses belar mengajar,16

Untuk mencapai tujan pembelajaran yang baik, maka pemelajaran

Tri Brata dan Catur Prasetya Polri juga perlu didukung adanya media yang

15 Wawancara dengan Bpk Irzam, pada Tanggal, 8 Januari 2008 16 Observasi pada Tanggal, 11 November 2007

Page 76: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Sumber pembelajaran Tri Brata dan ... bagi anggota Polri sesuai dengan

68

mendudkung dalam kegiatan pembelajaran dalam rangka mencapai tujuan

yang telah dirumuskan.

Adapun media yang digunakan di Akademi Kepolisian Republik

Indonesia Semarang adalah ruangan belajar ber AC, meja dan kursi

belajar, LCD, pengeras suara, buku materi Tri Brata dan Catur Prasetya

Polri (buku diktat) dan lembar kerja taruna, radio, tapi, gambar lingan

kelas dan lingkungan Akademi Kepolisian Republik Indonesia Semarang

5. Alokasi Waktu Pembelajaran Tri Brata dan Catur Prasetya Polri

Pembelajaran Tri Brata dan Catur Prasetya Polri di Akademi

Kepolisian Republik Indonesia Semarang diajarkan sesuai dengan alokasi

yang ditetapkan oleh Direktur Akademik yaitu dua jam pelajaran per-

minggu.17

Alokasi pebelajaran Tri Brata dan Catur Prasetya Polri di Akademi

Kepolisian Republik Indonesia Semarang , berlansung selama 2 x 45

menit. Pembelajaran Tri Brata dan Catur Prasetya Polri di Akademi

Kepolisian Republik Indonesia Semarang berlangsung selama dua

semester dan pada masa dasar-dasar bhayangkara (saat martikulasi).

Pembelajaran Tri Brata dan Catur Prasetya Polri dilaksanakan pada

hari selasa.

6. Evaluasi pembelajaran Tri Brata dan Catur Prasetya Polri

Evaluasi merupakan salah satu kegiatan yang harus dilakukan oleh

seseorang dosen/ pendidik dalam kegiatan pembelajaran. Dengan evaluasi

dosen akan mengetahui perkembangan proses dan hasil belajar,

17 Wawancara dengan Rizka Fadhila tanggal, 13 Desember 2007

Page 77: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Sumber pembelajaran Tri Brata dan ... bagi anggota Polri sesuai dengan

69

intelegensi, bakat khsusu, minat, hubungan moral, sikap dan kepribadian

taruna.

Evaluasi pemebelajaran yang dilakukan di Akademi Kepolisian

Republik Indonesia Semarang mengacu pada penilaian yang sesuai dengan

standar direktut akademik, yaitu terori dan praktk. Penilaian teori adalah

bentuk penilaian melalui pemahaman, penguasaan materi taruna terhadap

meteri yang diajarkan. Penilaian dengan praktek adalah penilaian melalui

praktek terhada meteri yang membutuhkan praktek seperti: sikap,

kebiasaan, budi pekerti, dan sebagainya.

Pada umumnya pengambilan penilaian diambil dari tugas-tugas

perlaku keseharian praktek dan ulangan semesteran yang mencakup

penilaian terori dan praktek.

Evaluasi bertujuan untuk mengetahiu sejauh mana mana taruna

peserta didik dalam menerima materi dalam proses Balajar mengajar maka

hasil evaluasi merupakan prestasi yang diperoleh . Evaluasi juga dapat

digunakan oleh dosen sebagai bahan untuk menentukan langkah-langkah

yang tepat dalam proses balajar mengajar dan untuk kenaikan tingkat dan

pengakat taruna. Dalam evaluasi teori tujuh taruna dipantau/ dijaga oleh

satu pengawas pada waktu ujian18

Kegiatan-kegiatan di Akademi Kepolisian Republik Indonesia

Semarang yang bersifat rutin sebagai bentuk aplikasi dari materi Tribrata

dan Catur Prasetya Polri guna mewujudkan akhlak teruna antara lain:

Shalat jum’at berjamaah keliling di masjid-masjid di sekitar Semarang

yang diikuti oleh taruna sebanyak dua pleton taruna (60 orang) dengan

dua bus Akademi Kepolisian Republik Indonesia Semarang

Tarawih keliling pada bulan ramadlan bekerja sama dengan badan

amalan Islam Jawa Tengah sebanyak dua pleton

Shalat maghrib berjamaah dan kultum di mushola masing-masing19

18 Wawancara Dengan Bapak Sarikin Pada Tanggal, 8 Januari 2008 19 Ibid

Page 78: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Sumber pembelajaran Tri Brata dan ... bagi anggota Polri sesuai dengan

70

Pada hari minggu adalah hari khusus kegiatan ibadah dimulai dari

shalat subuh berjamaah, tadarus, yasinan, tahlil dan ceramah-ceramah

agama (pembinaan rochani dan mental) sampai pukul 09.30 WIB

dengan penceramah dari bintal Akademi Kepolisian Republik

Indonesia Semarang maupun mubaligh-mubaligh dari luar Akademi

Kepolisian Republik Indonesia Semarang untuk yang muslim di

laksanakan di masjid As-Syuhada Akademi Kepolisian Republik

Indonesia Semarang. Bagi yang non muslim juga untuk kegiatan

ibadah dari bangun pagi sampai pukul 09.30 WIB yang bertempat di

tempat ibadah masing-masing (Gereja, pura, wihara di Akademi

Kepolisian Republik Indonesia Semarang).20

Tri Brata dan Catur Prasetya Polri sangat erat hubungannya

dengan pendidikan akhlak karena Tri Brata dan Catur Prasetya Polri

merupakan akhlaknya Polisi. Jadi kalau Polisi benar-benar

melaksanakan isi dari Tri Brata dan Catur Prasetya Polri. Maka akan

tercermin akhlak yang baik. Makna yang terkandung dalam Tri Brata

dan Catur Prasetya Polri yaitu bertanggung jawab pada Masyarakat

dan tanggung jawab pada Tuhannya, menjaga ketertiban dan tanggap

terhadap masalah sekitar. Individu yang merasa aman, berakhak jujur

damai dan tidak membuat hal-hal yang berbuat jelek. Contoh

implementasi yang sesuai dengan Tri Brata dan Catur Prasetya Polri

yaitu sikap pada waktu apel, tutur kata, sikap perilaku, dan

penampilan21

20 Wawancara dengan Bpk Edi Susanto, Tgl 13 Desember 2007 21 Wawancara dengan Rizka Fadhila tanggal, 13 Desember 2007

Page 79: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Sumber pembelajaran Tri Brata dan ... bagi anggota Polri sesuai dengan

71

JADWAL TARUNA

No Waktu Jenis Kegiatan Ket 1 04.30 Bangun Pagi 2 04.30 – 06.30 Ibadah, Olah raga dan keperluann pribadi 3 06.30 – 07.00 Makan pagi 4 07.00 – 07.20 Apel pagi 5 07.20 – 07.30 Pergeseran taruna ke ruang kuliah 6 07.30 – 13.30 Kuliah 7 13.30 – 15.00 Isoma 8 15.00 – 17.00 Kuliah 9 17.00 – 19.00 Isoma 10 19.00 – 21.00 Belajar dengan pendamping 11 21.00 – 21.15 Apel malam 12 21.15 – 23.00 Waktu santai 13 23.00 – 04.30 Istirahat

Keterangan :

Pesiar : setiap haru rabu dan hari minggu setelah makan siang sampai pukul 21.00

WIB

Page 80: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Sumber pembelajaran Tri Brata dan ... bagi anggota Polri sesuai dengan

72

Page 81: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Sumber pembelajaran Tri Brata dan ... bagi anggota Polri sesuai dengan

71

BAB IV

ANALISIS APLIKASI

TRI BRATA DAN CATUR PRASETYA POLRI

DALAM PERSEPEKTIF PENDIDIKAN AHLAK

Dalam bab ini penulis akan mengkaji, aplikasi Tri Brata dan Catur

Prasetya Polri di Akademi Kepolisian Republik Indonesia Semarang, serta

aplikasi Tri Brata dan Catur Prasetya Polri dalam perspektif pendidikan akhlak di

Akademi Kepolisian Republik Indonesia Semarang .

A. Aplikasi Tri Brata dan Catur Prasetya Polri

Proses penanaman nilai-nilai Tri Brata dan Catur Prasetya Polri di

Akademi Kepolisian Republik Indonesia Semarang memerlukan kesabaran,

ketekunan, ketrampilan dan pengetahuan khusus untuk menanamkannya,

proses penanaman itu sendiri hakekatnya lebih menitik beratkan pada kegiatan

pemahaman, pengetahuan, ketrampilan maupun tingkah laku. Perubahan

tingkah laku tersebut akan terwujud apabila proses penanaman nilai-nilai Tri

Brata dan Catur Prasetya Polri ketika dalam proses pendidikan diupayakan

dengan sungguh-sungguh dari kedua belah fihak yaitu instruktur dengan

segala kemampuannya dan taruna dengan segala motivasi, minat dan perhatian

serta aktifitasnya yang diarahkan pada proses penanaman nilai-nilai Tri Brata

dan Catur Prasetya Polri di Akademi Kepolisian Republik Indonesia Semarang

itu sendiri

Dengan demikian proses penanaman nilai-nilai Tri Brata dan Catur

Prasetya Polri di Akademi Kepolisian Republik Indonesia Semarang harus

dilaksanakan secara maksimal atas kerjasama kedua belah fihak yaitu

instruktur dan Taruna. Tetapi dalam pelaksanaanya banyak hambatan yang

dialami, sehingga dapat mempengaruhi keberhasilan proses penanaman nilai-

nilai Tri Brata dan Catur Prasetya Polri. Dalam proses penanaman nilai-nilai

Tri Brata dan Catur Prasetya Polri memiliki hambatan baik dari taruna ataupun

dari instruktur. Hambatan yang datang dari taruna.

71

Page 82: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Sumber pembelajaran Tri Brata dan ... bagi anggota Polri sesuai dengan

72

Diantaranya para taruna cenderung mengikuti proses penanaman Tri

Brata dan Catur Prasetya Polri pada awal mulanya bukan dari kesadaran akan

kebutuhan Tri Brata dan Catur Prasetya Polri melainkan karena keterpaksaan,

mereka juga merasa tertekan oleh seniornya sehingga hasil yang dicapai

kurang maksimal, walaupun pada akhirnya para taruna akan menyadari akan

kebutuhan dan fungsi dari Tri Brata dan Catur Prasetya Polri sehingga mereka

tekun dan giat untuk mempelajari dan mengamalkan Tri Brata dan Catur

Prasetya Polri dalam kehidupan sehari-hari, sedangkan hambatan yang datang

dari instruktur adalah karena perbedaan karakter dan fantik kedaerahan.

Proses penanaman nilai-nilai Tri Brata dan Catur Prasetya Polri

melalui ceramah atau kuliah, panyajian contoh-contoh, diskusi, tanya jawab,

cerita, kegiatan rutinitas (pembiasaan)dan ketauladanan.

Menurut hemat penulis proses penanaman Tri Brata dan Catur Prasetya

Polri itu cukup baik karena berbagai metode seperti ceramah, diskusi,

doktrinasi, pembiasaan, tanya jawab, cerita, kuliah dan lain-lain saling

melengkapi satu sama lain, apalagi didukung dengan media-media teknologi

canggih seperti LCD, internet, TV, radio yang tentunya akan memberikan

kemudahan bagi taruna untuk dapat meresapi dan mengamlkan Tri Brata dan

Catur Prasetya Polri dikehidupannya sehari-hari. Para pendidik juga tidak

pernah menyerah ataupun putus asa mereka memiliki semangat dan optimis

yang tinggi agar para peserta didiknya dapat berprilaku tidak bertentangan

dengan Tri Brata dan Catur Prasetya Polri.

Para pendidik telah menyusun jadwal untuk taruna dalam rangka

memberikan materi Tri Brata dan Catur Prasetya Polri di Akademi Kepolisian

Republik Indonesia Semarang yang dilaksanakan selama satu tahun dalam dua

semester di mana dalam satu semester selama 16 pertemuan, dan dalam satu

pertemuan selama 90 menit Tujuan dari rutinitas-rutinitas pelatihan ini tidak

lain adalah agar semua taruna maupun Polri bisa paham sekaligus

mempraktekan nilai-nilai yang terkandung dalam Tri Brata dan Catur Prasetya

Polri.

Page 83: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Sumber pembelajaran Tri Brata dan ... bagi anggota Polri sesuai dengan

73

Tri Brata dan Catur Prasetya Polri bukan hanya berlaku untuk peserta

didik melainkan seorang guru atau instruktur juga jangan sekali-kali

menggembar-gemborkan Tri Brata dan Catur Prasetya Polri kepada taruna

sedangkan dirinya sendiri tidak menjalankan sikap ini dalam jawa sering

diistilahkan (jarkoni) atau bisa mengajarkan tetapi tidak dapat mempraktekan ,

dalam hal ini seorang instruktur menjadi contoh dalam setiap tindakan

prilakunya karena instruktur ataupun guru dalam istilah lain adalah wajib

digugu dan ditiru, maksudnya sebagai seorang murid harus manut dan meniru

semua prilaku guru atau instruktur.

Aplikasi Tri Brata dan Catur Prasetya Polri dapat dianalisis bahwa

dengan diterapkannya Tri Brata dan Catur Prasetya Polri dalam setiap

kesatuan baik dikalangan pendidikan kepolisian atau bagi polri sangat

bermanfaat sekali, baik bagi individu itu sendiri maupun untuk kehidupan

bermasyarakat dan negara. Manfaat bagi individu seorang Polri memiliki sifat

yang jujur, disiplin, tanggung jawab, wibawa yang tinggi, adil dan sebagainya,

sedangkan manfaat terhadap lingkungan masyarakat dengan menjadikan Tri

Brata dan Catur Prasetya Polri sebagai pedoman dalam kehidupan seorang

Polri maka akan memancarkan sifat-sifat jiwa tolong menolong yang besar,

selalu menjaga keamanan lingkungan, mendahulukan kepentingan umum

diatas kepentingan pribadi, memiliki jiwa sosial yang tinggi, tenggang rasa

dan sebagainya. Sedangkan manfaat yang bisa diberikan ketika seorang Polri

mengamalkan Tri Brata dan Catur Prasetya Polri untuk negara adalah seorang

Polri akan selalu memajukan negaranya dan akan selalu menjaga ketertiban

serta perdamaian dunia. Seorang Polri juga akan mengorbankan baik jiwa

ataupun raganya untuk mempertahankan negaranya jika ada musuh-musuh

dari negara lain atau yang dari dalam negara yang berusaha untuk membuat

keonaran, kerusakan atau merebut kemerdekaan NKRI

Tri Brata dan Catur Prasetya Polri dalam setiap maknanya tidak ada

satupun yang bertentangan dengan azas NKRI karena Tri Brata dan Catur

Prasetya Polri dari sumbernya diambil dari Pancasila dan UUD 45. Oleh

karena itu kita semua patut untuk mempelajari, memahami bahkan

Page 84: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Sumber pembelajaran Tri Brata dan ... bagi anggota Polri sesuai dengan

74

mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Tri Brata dan Catur Prasetya

Polri menjadi penyemangat motivasi bahkan menjadi pedoman dalam

bertingkah laku sebagai setiap anggota Polri. Jika seorang Polri tidak

mengamalkan atau bertindak yang bertentangan dengan Tri Brata dan Catur

Prasetya Polri maka akan mendapatkan hukuman yang sesuai dengan bentuk

dan tingkat kesalahannya.

B. Aplikasi Tri Brata Dan Catur Prasetya Polri Hubungannya dengan

Pendidikan Akhlak

Proses penanaman nilai Tri Brata dan Catur Prasetya Polri perspektif

pendidikan akhlak di Akademi Kepolisian Republik Indonesia Semarang jika

dilihat dari kegiatan rutinitas tidak bertentangan dengan pendidikan akhlak,

walupun dari keduanya yaitu Tri Brata dan Catur Prasetya Polri dengan

pendidikan akhlak berbeda sumber ajarannya.

Proses penanaman nilai-nilai Tri Brata dan Catur Prasetya Polri di

Akademi Kepolisian Republik Indonesia Semarang bertujuan untuk

mewujudkan anggota Polri yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang

Maha Esa profesional, menegakan hukum, melindungi, mengayomi dan

melindungi masyarakat.

Proses penenaman nilai-nilai Tri Brata dan Catur Prasetya merupakan

suatu proses pembentukan anggota Polri yang utuh yang mulai dengan

mengoptimalkan potensi yang dimilikinya. Sehingga ia bisa berinteraksi

dengan baik dan benar. Kemudian juga mengoptimalkan potensi rohaniahnya

sehingga ia dapat melaksanakan tugasnya dengan baik kepada pimpinannya.

Figur yang akan dituju yaitu terbentuknya insan Polri yang utuh yang dapat

mengabdi kepada pimpinannya sesuai dengan nilai-nilai yang terkandung

dalam Tri Brata dan Catur Prasetya Polri. Ini sama halnya dengan pendidikan

akhlak yaitu proses pembentukan manusia seutuhnya baik jasmani maupun

rohani sehingga ia dapat beribadah kepada Tuhan-Nya yang akhirnya akan

menjadi insan kamil (manusia yang sempurna) yang menghamba kepada

Tuhan-Nya dengan ikhlas sehingga mendapat keridhoanya.

Page 85: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Sumber pembelajaran Tri Brata dan ... bagi anggota Polri sesuai dengan

75

Dalam proses penanaman nilai-nilai Tri Brata dan Catur Prasetya Polri

di Akademi Kepolisian Republik Indonesia Semarang setiap taruna diajarkan

tentang Tri Brata dan Catur Prasetya secara mendalam. Mereka dibiasakan

untuk mempelajari, memahami dan mengamalkan Tri Brata dan Catur

Prasetya. Mereka juga dituntut untuk bersikap dan bertindak sesuai dengan

kode etik Polri yaitu Tri Brata dan Catur Prasetya Polri. Di dalam proses

pendidikan taruna juga dituntut untuk selalu taat dan tunduk kepada Tuhan-

Nya, karena semua manusia apapun pangkat dan jabatannya akan kembali

kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Proses aplikasi Tri Brata dan Catur Prasetya Polri dengan proses

pendidikan akhlak itu memiliki kesamaan hal ini dapat dilihat dari prosedur

aplikasi Tri Brata dan Catur Prasetya Polri yang meliputi kegiatan rutinitas

(pembiasaan), doktrin-doktrin pendidikan, pembentukan sikap dan prilaku

serta pembinaan rohani dan mental yang luhur dan cara-cara tersebut satu

sama lain saling melengkapi sedangkan dalam proses pembentukan

kepribadian/akhlak yaitu pendidikan melalui pembiasaan, pembentukan

pengertian, sikap dan minat serta pembentukan kerohanian yang luhur. Di

samping itu seorang instruktur dengan seorang ustad juga harus terlebih

dahulu mengamalkan materi-materi yang akan disampaikan kepada peserta

didik agar dapat mencapai hasil yang diinginkan

Selain itu juga nilai-nilai yang terkandung dalam Tri Brata dan Catur

Prasetya Polri memiliki nilai dasar dan pedoman akhlak yang tinggi yang

meliputi ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi

kebenaran, keadilan, kemanusiaan, melindungi, dan mengayomi masyarakat,

melayani masyarakat dengan baik dan mudah, simpatik, bermoral, beretika,

ramah, sopan dan santun serta proporsional.

Aplikasi Tri Brata dan Catur Prasetya Polri dalam perspektif

pendidikan akhlak di Akademi Kepolisian Republik Indonesia Semarang

meliputi Tribrata:

Page 86: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Sumber pembelajaran Tri Brata dan ... bagi anggota Polri sesuai dengan

76

Berbakti : Taruna mempunyai karakter yang tinggi dan tidak mengenal

menyerah, kepatuhan melaksanakan tugas serta tidak putus asa dalam

melaksanakan tugas

Bertaqwa : Taruna yang beragama Islam taat melaksanakan shalat lima

waktu (berjamaah). Menghentikan kegiatan setiap saat jam shalat datang,

setiap minggu diadakan siramah rohani, ibadah puasa dibulan Ramadhan,

tadarus al-Qur'an dan tarawih keliling, setiap idul adha Taruna iuran untuk

menyumbang sapi

Kebenara : Taruna berjiwa kesatria, mengakui setiap kesalahan dan

berkata jujur. Pemberian penghargaan kepada Taruna yang berperilaku

baik

Keadilan : pemberian hukuman kepada Taruna sesuai dengan tingkat

kesalahan, Taruna senior tidak pilih kasih. Taruna tidak melindungi

apabila temannya melanggar (tidak menutup-nutupi)

Kemanusiaan : menghilangkan budaya kekerasan kepada Taruna, senior

melindungi dan menyayangi yunior, yunior menghormati seniornya, saling

menghargai dalam HAM. Senior memberi hukuman pada yunior secara

proporsional (manusiawi)

Pelindung : senior tidak sewenang-wenang kepada yuniornya dan

melindungi yuniornya

Pengayom : terjalin hubungan yang harmonis, saling asah, asih dan asuh

antara senior dan yunior. Senior memberikan briving, arahan, dan

masukan bagaimana bersikap dan berperilaki yang baik.

Pelayan : piket taruna melayani tamu dengan baik, sigap, cepat kepada

Taruna yang berkunjung ke AKPOL. Memberi informasi kepada tamu

yang berkunjung ke AKPOL. Taruna memberi penyuluhan ke sekolah-

sekolah, ikut membantu lalu lintas, menjadi tim sar.

Ikhlas : Taruna tidak keluh kesah dalam tugasnya (tidak mengharap

imbalan)

Tujuan dari proses aplikasi Tri Brata dan Catur Prasetya Polri di

Akademi Kepolisian Republik Indonesia Semarang adalah agar para taruna

Page 87: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Sumber pembelajaran Tri Brata dan ... bagi anggota Polri sesuai dengan

77

dan Polisi mampu bersikap dan bertingkah laku sesuai dengan peraturan-

peraturan atau norma-norma yang berlaku, sehingga mampu mewujudkan

proses pendidikan akhlak memiliki tujuan bukan hanya untuk mewujudkan

perdamaian dunia melainkan menyajikan kebahagiaan diakhirat kelak, karena

kebenaran dari meteri pendidikan akhlak adalah al-Qur'an yang kebenarannya

mutlak dan berlaku disepanjang zaman, sedangkan fikiran atau akal manusia

tidak dapat menjangkaunya, karena manusia memiliki keterbatasan-

keterbatasan. Hal ini sesuai dengan pepatah Islam yang berbunyi ilmu manusia

hanya setetes sedangkan ilmu Allah SWT itu ibarat lautan yang dijadikan tinta

untuk menulis ilmu-ilmu Allah itupun tidak cukup. Walaupun manusia

diciptakan dengan keterbatasan tetapi manusia juga wajib berusaha untuk

mencari ilmu-ilmu.

Page 88: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Sumber pembelajaran Tri Brata dan ... bagi anggota Polri sesuai dengan

78

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan dari temuan-temuan data dilapangan dan analisis data

yang penulis lakukan maka dapat di tarik kesimpulan, bahwa aplikasi Tri

Brata dan Catur Prasetya Polri di Akademi Kepolisian Republik Indonesia

Semarang perspektif pendidikan akhlak adalah sebagai berikut:

1. Aplikasi Tri Brata dan Catur Prasetya Polri di Akademi Kepolisian

Republik Indonesia Semarang melalui ceramah-ceramah, pembiasaan,

tanya jawab, cerita, pembentukan sikap serta ketauladanan, dokrin-doktrin

pendidikan.

2. Aplikasi Tri Brata dan Catur Prasetya Polri hubungannya

denganpendidikan akhlak. Proses aplikasi Tri Brata dan Catur Prasetya

Polri dengan proses pendidikan akhlak itu memiliki kesamaan hal ini dapat

dilihat dari proses aplikasi Tri Brata dan Catur Prasetya Polri di Akademi

Kepolisian Republik Indonesia Semarang yang meliputi: kegiatan rutinitas

(pembiasaan), doktrin-doktrin, pendidikan, pembentukan sikap dan

perilaku serta pembinaan rohani dan mental yang luhur, dan cara-cara

tersebut satu sama lain melengkapi dan di dalam proses pembentukan

akhlak juga menggunakan cara yang sama yaitu melalui pembiasaan,

pembentukan pengertian sikap dan minat serta pembentukan kerohanian

yang luhur.

B. Saran-saran

1. Setiap insan Polri hendaklah selalu melaksanakan ajaran-ajaran yang

terkandung dalam Tri Brata dan Catur Prasetya Polri yang diintegrasikan

dengan ajaran dalam agama seperti Islam dengan nabi Muhammad SAW,

sebagai figure tauladan. Beliau tidak hanya berbudi pekerti luhur pada

lahirnya tetapi sekaligus sebagai seorang yang ramah, sopan dan santun,

yaitu berbudi pekerti luhur pada jiwannya (sebagai insan kamil)

78

Page 89: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Sumber pembelajaran Tri Brata dan ... bagi anggota Polri sesuai dengan

79

2. Polri sebagai unsur penegak hukum, pelindung, pengayom, pelayan dan

pengabdi masyarakat. Hendaklah selalu meningkatkan pemeliharaan dan

pengembangan profesionalismenya kepada seluruh personilnya supaya

mampu semangat, dedikasi dan loyalitas yang tinggi dalam

mengembangkan tugasnya

3. Setiap insan bhayangkara mulai dari pangkat terendah yaitu prajurit

sampai pangkat tertinggi yaitu jendral hendaklah bersungguh-sungguh

dalam mengemban tugas dan kewajibannya sebagai anggota Polri maupun

sebagai pribadi, dapat membedakan salah dan benar, baik dan buruk,

melayani masyarakat dengan baik dan sikap terpuji.

4. Kepada para pemerhati dan pakar bidang pendidikan hendaknya tidak

bersikap acuh dan pasif dalam memberikan sumbangan terhadap Polori.

Termasuk karya ilmiah yang masih jarang didapat sebaiknya ajaran-ajaran

yang terkandung dalam kepolisian dilakukan pula oleh masyarakat luas

dan umat Islam. Karena di dalam ajarannya yang terkandung dalam kode

etik Polri mempunyai kemuliaan tersendiri dalam kehidupan

bermasyarakat, berbangsa, bernegara dan beragama.

5. Polisi bendahknya berkerja dengan ikhlas karena merupakan panggilan

Tuhan dan berprinsip bekerja itu adalah ibadah

C. Kata Penutup

Segala syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

penyusunan skripsi ini dengan baik dan selamat.

Tulisan tentang aplikasi Tri Brata dan Catur Prasetya Polri di Akademi

Kepolisian Republik Indonesia Semarang hubungannya dengan pendidikan

akhlak di Akademi Kepolisian Republik Indonesia Semarang ini sebenarnya

masih dapat ditingkatkan, dikembangkan atau disempurnakan lagi. Namun apa

yang dituangkan dalamskripsi ini adalah hasil maksimal dan keterbatasan

penulis.

Page 90: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Sumber pembelajaran Tri Brata dan ... bagi anggota Polri sesuai dengan

80

Skripsi ini diharapkan menjadi pelengkap dari tulisan-tulisan yang

telah ada selama ini. Dan tidak menutup mata, karya ini masih banyak

kekurangan dan kesalahan yang perlu disempurnakan oleh karena itu masih

diperlukan saran dan kritik yang bersifat konstruktif. Semoga skripsi ini

nantinya dapat bermanfaat bagi penulis maupun bagai para pembaca pada

umumnya. Semoga Allah SWT selalu melimpahkan rahmat dan taufik dan

hidayah-Nya serta merihaloi cita-cita yang mulia kepada umat-Nya yang

selalu gigih dalam berusaha. Amin Yaa Rabbal ‘alamin…amin

Page 91: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Sumber pembelajaran Tri Brata dan ... bagi anggota Polri sesuai dengan

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman Al-Suyuthi, Imam Jalaluddin, Jami’ al Shaghar, Juz I, Dar Ihya Arabiyah, Indonesia, tth.

Ahmadi, Islam Sebagai Paradigma Ilmu Pendidikan, Yogyakarta: Aditya Media, 1992

Ali ,H.B. Hamdani, Filsafat Pendidikan, Yogyakarta Kota Kembang : 1987

Alwi, Hasan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1999

_______, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Cet ketiga, Bandung: Balai Pustaka, 1990

Amin, Ahmad, Etika (Ilmu Akhlak), terj. Farid Ma’ruf, Jakarta: Bintang, 1991

AR. Zahruddin, Pengantar Studi Akklak, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004

Bachtiar, Dai, Kode Etik Profesi Kepolisian Negara Republik Indonesia, Jakarta: POLRI, 2003.

Idhamy, Dahlan, Seluk Beluk Hukum Islam, Semarang,: CV, Faizan, 1996

Danim, Sudarwan, Menjadi Peneliti Kualitatif Dalam Pendidikan, Bandung: CV Pustaka Setia, 2002

Dokumentasi Akademi Kepolisian Republik Indonesia Semarang

Dokumen Sejarah Singkat Akademi Kepolisian dan Daftar Nama-Nama Batalioin

Donal, Federic J.Mc., Educational Psychology, San Fransisco, Wadsworth Publishing Company Inc., 1959

Ghazali, Al, Ihya’ Ulumuddin, Juz III, Beirut, Libanon, Dar al-Kutub al-Ilmiyah, tth

Faisal, Sanapiah, Format-format Penelitian Sosial, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1995

Hasan, Fathiyah, Sistem Pendidikan Versi Al-Ghazali, Alih Bahasa Fathur R. May., dkk Bandung: PT Al-Ma’arif, Cet I,

Hasan, M. Ali, Tuntunan Akhlak, Jakarta: Bulan Bintang, 1992

Page 92: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Sumber pembelajaran Tri Brata dan ... bagi anggota Polri sesuai dengan

Kunarto, Tri Brata dan Catur Prasetya Manunggal Sejarah: Persepektif dan Prospeknya, Jakarta, 1997

_______, Memerangi Kritik Terhadap Polri, Buku I, Jakarta: Cipta Manunggal, 1997

_______, Etika Kepolisian, Jakarta: Cipta Manunggal, 1997

_______, HAM dan Polri, Jakarta, Cipta Manunggal, 1997

Lebang, Werda, Kode Etik Kepolisian Republik Indonesia, Semarang: POLDA JATENG, 2004

Mabers Polri, Materi Tri Brata dan Catur Prasetya, Semarang: AKPOL, 2007

Marimba, Ahmad. D., Pengantar Filsafat Pendidikan Islam , Bandung: Al-Ma’arif, 1980

Muhammad, Al Ghazali, Akhlak Seseorang Muslim, Terj. Moh. Rifa’I, Semarang: Wicaksana, 1986

Masy’ari , Anwar, Akhlak Al-Qur’an, Surabaya: PT. Bina Ilmu, 1990

Moelyono, Anton M., Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1994

Moleong, Lexy, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Remaja RosdaKarya, 1993

Mulyana, Deddy Metodologi Pendidikan Kualitataif, Bandung: Remaja Rosdakarja, 2001

Musthofa, Syeikh, al-Ghulayani, Idhatun Nasyi’in, Surabaya: Mahkota, 1949

Poerbakawatja, Ensiklopedi Pendidikan, Jakarta: Gunung Agung, 1982

Prijono, Kamus Istilah Kepolisian, Jakarta: PPITK-PTIK, 1989

Putusan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia, Sidang Tahunan MPR-RI, Direktorat Sosial Politik Jawa Tengah, 2000

Queseem, M. Abdul, Etika Al-Ghazali, Terj. Mahyuddin, Bandung: Pustaka, 1988

Quthb, Muhammad, Sistem Pendidikan Islam, Terj. Salim Harun, Bandung: Al-Ma’arif, 1993

Rasyid, Chaerul, Paparan Pengembangan Situasi Aktual di Jajaran POLDA JATENG, (Semarang, 2005

Page 93: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Sumber pembelajaran Tri Brata dan ... bagi anggota Polri sesuai dengan

Razak, Nasruddin, Dienul Islam, Bandung: Al-Ma’arif, 1989

Secapa POLRI, Vademikum Tingkat I Polri, Sukabumi: Secapa Polri, 1999

Soenarjo, dkk., Al-Qur’an dan Terjemahnya, Semarang: Toha Putra, 1989

Soetono, Djoko, Sejarah Akademi Kepolisian, Jakarta: 1999

Sotorus, James D., Pemaknaan Baru Tribrata, Jakarta: Mabes Polri, 2002

Supriyono, Widodo, Pendidikan Akhlak di Lingkungan Keluarga, dalam Jurnal Pendidikan Islam (Media), Vol. 9 No. 2, Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN Waliosongo

_______, Nono, Sambutan Kapolda JATENG Dalam Rangka Upacara Pelantikan Komandan Beserta Staf KMBN 906 “Sapu Jagad” IAIN Walisongo Semarang, Semarang: Polda JATENG, 2006

Syukur, Amin, Pengartar Studi Akhlak, Semarang: Duta Grafika, 1987

Tabah, Anton, Membangun Polri Yang Kuat, Mitra Harhasuma, Jakarta: 2002

Tatapangarsa, Humaidi, Pengantar Kuliah Akhlak, Surabaya: PT. Bina Ilmu, 1990

Umary, Bamawie, Materi Akhlak, Solo: Ramadhani, 1995

UU RI Nomor 02 Tahun 1989, Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Solo, Intan Pariwara, 1989

UU RI Nomor 02 Tahun 2002, Tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia DPR Republik Indonesia, Jakarta, 2002

Ya’kub, Hamzah, Etika Islam Pembinaan Akhlakul Karimah, Bandung: CV Diponegoro, 1993

Page 94: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · Sumber pembelajaran Tri Brata dan ... bagi anggota Polri sesuai dengan

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Edi Mufidun

Tempat/tanggal Lahir : Banjarnegara, 09 Agustus 1982

Alamat Asal : Lengkong RT. 01 RW. 03 Rakit Banjarnegara 53463

Alamat semarang : Perum BPI Blok H 9 Ngaliyan Semarang

Phone : 024 762 1412 / HP. 081 931 904 670

Jenjang Pendidikan

1. MI Cokroaminoto Lengkong I Lulus tahun 1995

2. SLTP 2 Rakit Banjarnegara Lulus tahun 1998

3. SMU N 1 Wanadadi Banjarnegara Lulus tahun 2001

4. Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang

Semarang, Januari 2008 Penulis,

E d i M u f i d u n NIM: 3102223