fakultas syariah dan hukum jurusan perbankan...

105
1 PERANAN PERBANKAN KONVENSIONAL DALAM MENDUKUNG PERKEMBANGAN INDUSTRI PERBANKAN SYARIAH Oleh: Abdur Rasyid NIM: 204046102877 FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM JURUSAN PERBANKAN SYARIAH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2009 M/1430 H

Upload: duonghanh

Post on 02-Jul-2019

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM JURUSAN PERBANKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15946/1/ABDUR RASYID-FSH.pdf · memposisikan dirinya pada business center dan profit

1

PERANAN PERBANKAN KONVENSIONAL DALAM MENDUKUNG

PERKEMBANGAN INDUSTRI PERBANKAN SYARIAH

Oleh:

Abdur Rasyid

NIM: 204046102877

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUMJURUSAN PERBANKAN SYARIAH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERISYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA2009 M/1430 H

Page 2: FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM JURUSAN PERBANKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15946/1/ABDUR RASYID-FSH.pdf · memposisikan dirinya pada business center dan profit

2

KITA AKAN BERHASIL !!!

Kecuali seorang pemalas dan malang

yang tidak bergairah hidup atas kemampuan diri sendiri,

dan selalu mengharapkan belas kasihan orang lain,

seorang yang rajin dan hidup wajar

pasti membutuhkan suatu pekerjaan

untuk memperoleh hasil bagi penunjang hidupnya.

Kita tidak akan membicarakan segelintir kecil orang kaya

yang tidak membutuhkan suatu pekerjaan

atau seorang pemilik kekayaan yang dungu tanpa kerja,

dan orang-orang yang bekerja dengan telunjuk jari kiri

telah menghalalkan segala cara

untuk mendirikan istana-istana pualam

diatas kesengsaraan diri orang banyak.

Memang benar, seseorang berhak berusaha

untuk memperoleh setiap kesempatan

mengumpulkan harta dengan segala kenyamanan hidup.

Akan tetapi semua orang yang berakal sehat

akan setuju menghindarkan pekerjaan yang menghasilkan

liwat jalan pekerjaan yang tidak terpuji

karena bertentangan dengan hati nurani yang bersih

SIAPAPUN ORANGNYA !!!

Page 3: FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM JURUSAN PERBANKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15946/1/ABDUR RASYID-FSH.pdf · memposisikan dirinya pada business center dan profit

3

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Alhamdulillah segala puji beserta syukur penulis panjatkan kehadirat Allah

SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah, sehingga atas karunia-Nya

penulis masih dapat menikmati hidup ini. Shalawat serta Salam, semoga tercurahkan

kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW, keluarga dan sahabat, serta kita

semua selaku umatnya.

Merupakan kebahagiaan tersendiri bagi penulis dapat menyelesaikan skripsi

ini. Dengan skripsi ini dimaksudkan untuk melengkapi dan memenuhi syarat-syarat

yang telah ditentukan untuk mencapai gelar Sarjana S1 (strata satu) pada Fakultas

Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan skripsi ini tidak luput dari

bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terima kasih

dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Moh. Amin Suma, SH, MM Dekan Fakultas Syariah dan

Hukum.

2. Bapak Drs. Djawahir Hejazziey, MA. Ketua program jurusan Muamalat dan

Bapak Drs. H. Ahmad Yani, MA. Sekretaris program beserta para dosen dan staff

akademik.

Page 4: FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM JURUSAN PERBANKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15946/1/ABDUR RASYID-FSH.pdf · memposisikan dirinya pada business center dan profit

4

3. Ibu Dra. Nuriyah Thahir, MM. selaku pembimbing I dan Bapak Muhammad

Maksum, MA. Pembimbing skripsi II yang telah banyak meluangkan waktu,

fikiran dan tenaga untuk memberikan bimbingan pengarahan dan nasihat kepada

penulis dalam menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

4. Ibu Th. Endang Ratnawati. Senior Advisor Satuan Kerja Hukum dan Kepatuhan

(SKHK) dan rekan-rekan Praktisi di Komisi Hukum PT. BANK CENTRAL

ASIA, TBK yang memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis saat penulis

melakukan Internship Program yang berkaitan dengan hukum operasional

perbankan.

5. Ibunda tercinta Ibu Tati Sumiati yang penuh kasih sayang membesarkan,

mendidik, dan memberikan dorongan baik moril maupun materil. Penulis yakin

karena cinta sejati dan doa dari Beliaulah diri ini terus semangat meretas masa

depan dan menggapai impian.

6. Kepada sahabat-sahabatku seperjuangan, sampai bertemu di puncak sukses.

7. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah berperan

dalam penulisan skripsi ini.

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi

pembaca pada umumnya Penulis berharap pula, semoga amal baik Bapak/Ibu/Sdr/i

mendapat balasan yang setimpal dari Allah SWT. Amiin.

Wassalam

Jakarta, 21 Januari 2009

Penulis

Page 5: FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM JURUSAN PERBANKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15946/1/ABDUR RASYID-FSH.pdf · memposisikan dirinya pada business center dan profit

5

KATA PENGANTAR………………………………………………………… i

DAFTAR ISI…………………………………………………………………... iii

DAFTAR TABEL……………………………………………………………... v

DAFTAR GAMBAR.......................................................................................... vii

BAB I : PENDAHULUAN....................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah......................................................... 1

B. Perumusan Masalah................................................................ 7

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian............................................... 7

D. Metodelogi Penelitian............................................................. 8

E. Studi Pendahuluan.................................................................. 9

F. Sistematika Penulisan............................................................. 9

BAB II : TINJAUAN UMUM BANK KONVENSIONAL DAN

BANK SYARIAH....................................................................... 12

A. Pengertian Bank...................................................................... 12

B. Tinjauan Umum Bank Konvensional...................................... 15

C. Tinjauan Umum Bank Syariah……………………………… 23

D. Kerangka Yuridis Pembukaan Bank Syariah / UUS............... 39

BAB III : IMPLEMENTASI PERANAN BANK KONVENSIONAL

UNTUK BANK SYARIAH (UUS)............................................ 42

A. Aspek Penyertaan Modal........................................................ 42

B. Aspek Sarana dan Pelayanan………………………………... 55

Page 6: FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM JURUSAN PERBANKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15946/1/ABDUR RASYID-FSH.pdf · memposisikan dirinya pada business center dan profit

6

BAB IV : ANALISA PENYERTAAN MODAL DAN INTERPRETASI

DATA OFFICE CHANNELING ( OC ).................................... 65

1. Tingkat Modal Dengan Nilai Return On Investment

(ROI)....................................................................................... 65

2. Tingkat Optimalisasi Strategi Sistem Office Channeling

Data 2007…………………………….................................... 73

BAB V : PENUTUP.................................................................................... 92

A. Kesimpulan............................................................................. 92

B. Saran....................................................................................... 93

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 94

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 7: FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM JURUSAN PERBANKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15946/1/ABDUR RASYID-FSH.pdf · memposisikan dirinya pada business center dan profit

7

DAFTAR TABEL

TABEL 1. Akad dan Produk Bank Syariah 39

TABEL 2. Perbedaan antara Bunga dan Bagi Hasil 41

TABEL 3. Perbedaan Bank Konvensional dan Bank Syariah 41

TABEL 4. Perhitungan Persentase GWM 52

TABEL 5. Laporan Keuangan Neraca & Laba/rugi PT. Bank Bukopin (UUS) 67

TABEL 6. Laporan Keuangan Neraca & Laba/rugi PT. Bank Permata (UUS) 69

TABEL 7. Laporan Keuangan Neraca & Laba/rugi PT. Bank DKI (UUS) 71

TABEL 8. Gambaran/Profil Responden & Persentase Distribusi Frekuensi 76

TABEL 9. Persentase Distribusi Frekuensi office channeling (OC) tentang

No.8/3/PBI/2006 76

TABEL 10. Persentase Distribusi Frekuensi office channeling (OC) 77

TABEL 11. Descriptive Statistics No.9/PBI/2007 77

TABEL 12. Descriptive Statistics operasional OC di Bank Konvensional 78

TABEL 13. Descriptive Statistics Kemudahan prosedur layanan OC 79

TABEL 14. Descriptive Statistics Kecepatan akses transaksi 79

TABEL 15. Descriptive Statistics Teknologi layanan office channeling (OC) 80

TABEL 16. Descriptive Statistics Tanggapan bank terhadap klaim 80

TABEL 17. Descriptive Statistics Kecepatan bank menanggapi keluhan 81

TABEL 18. Descriptive Statistics SDM Konvensional melayani office

channeling (OC) 82

TABEL 19. Descriptive Statistics Penyaluran dana pada usaha halal 82

Page 8: FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM JURUSAN PERBANKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15946/1/ABDUR RASYID-FSH.pdf · memposisikan dirinya pada business center dan profit

8

TABEL 20. Descriptive Statistics Pencampuran dana syariah dan konvensional 83

TABEL 21. Descriptive Statistics Keramahan pegawai bank 84

TABEL 22. Descriptive Statistics Prinsip mengenal nasabah 84

TABEL 23. Descriptive Statistics Lay out bank 85

TABEL 24. Descriptive Statistics Penampilan karyawan bank untuk layanan

Oficce Channeling (OC) 85

TABEL 25. Descriptive Statistics Ketersediaan fasilitas fisik 86

TABEL 26. Descriptive Statistics Fee/ biaya administraasi 87

TABEL 27. Descriptive Statistics Bagi hasil 88

TABEL 28. Descriptive Statistics Letak strategis bank 88

TABEL 29. Descriptive Statistics Kenyamanan dan keamanan lokasi 88

TABEL 30. Interpretasi Data Analisis 90

TABEL 31. Standar Deviasi 91

Page 9: FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM JURUSAN PERBANKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15946/1/ABDUR RASYID-FSH.pdf · memposisikan dirinya pada business center dan profit

9

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR 1. Milestone perkembangan perbankan syariah di Indonesia 30

Page 10: FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM JURUSAN PERBANKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15946/1/ABDUR RASYID-FSH.pdf · memposisikan dirinya pada business center dan profit

10

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada tahun 1998, dikeluarkan UU No. 10 Tahun 1998 sebagai amandemen

dari UU No. 7 Tahun 1992 tentang perbankan yang memberikan landasan hukum

yang lebih kuat bagi keberadaan sistem perbankan syariah. Berdasarkan UU No. 10

tersebut, bank umum konvensional diperbolehkan melakukan kegiatan usaha

berdasarkan prinsip syariah melalui pembukaan UUS (Unit Usaha Syariah) yang

menandai era dual banking system di Indonesia. Pada tahun 1999 dikeluarkan UU

No. 23 Tahun 1999 yang selanjutnya diamandemen dengan UU No. 3 Tahun 2004

tentang Bank Indonesia yang memberikan kewenangan kepada Bank Indonesia

untuk dapat pula menjalankan tugasnya berdasarkan prinsip syariah.1

Industri perbankan merupakan salah satu pilar ekonomi yang berfungsi

sebagai lembaga intermediasi keuangan dengan menghimpun dana dari masyarakat

dan menyalurkan dana untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat.2 Kredit adalah

nafas bagi perbankan, agar bank tetap berkembang kredit harus tetap mengalir

lancar. Dengan penyaluran kredit, bank bisa meraih pendapatan bunga (interest

income). Perbankan Indonesia belum menjadi lembaga intermediasi yang maksimal,

berbanding terbaliknya antara himpunan dana (funding financing) dengan

1 Bank Indonesia Cetak Biru Pengembangan Perbankan Syariah Indonesia, (Jakarta: BankIndonesia, 2006), h. 1-1.

2 H.M. Amin Aziz Mengembangkan Bank Islam di Indonesia, (Jakarta: Penerbit Bangkit,1992 cet. 2, h. 1

Page 11: FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM JURUSAN PERBANKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15946/1/ABDUR RASYID-FSH.pdf · memposisikan dirinya pada business center dan profit

11

realisasi/penyaluran kredit (lending financing) ditambah lagi dengan macetnya

penyaluran kredit atau tingginya angka Non Performing Loan (NPL) menjadi

pemicu bank kehabisan cara dalam mencari pendapatan.3

Beberapa tahun terakhir, perbankan konvensional khususnya di Indonesia

mulai mengoptimalisasikan pendapatan non bunga (fee based income). Instrumen

fundamental industri perbankan konvensional untuk menghindari over likuiditas

adalah Sertifikat Bank Indonesia (SBI), namun hal itu tidak terlalu signifikan

efektivitasnya untuk meningkatkan sector riil. Pendapatan non bunga bisa menjadi

alternatif pendapatan, disamping bunga sebagai instrumen utama dalam mencapai

profit oriented, bahkan beberapa bank pemerintah (BUMN) melakukan berbagai

upaya untuk mengisi kekurangan dari sector kredit yang belum tumbuh salah

satunya dengan mengoptimalisasikan pos-pos lain seperti jasa perbankan

perdagangan luar negeri, trade financing dan transaksi jasa perbankan seperti

transfer uang melalui perbankan.4

Dari beberapa instrumen diatas adalah implementasi dalam mencari

pendapatan yang diterapkan perbankan konvensional secara universal kepada

nasabahnya, baik yang bersifat personal maupun korporasi (perusahaan). Teori

ekonomi perusahaan yang selama ini berkembang menekankan pada prinsip

memaksimalkan keuntungan perusahaan (shareholder value), namum dewasa ini

teori-teori ekonomi tersebut telah mulai bergeser pada sistem nilai yang lebih luas

(stakeholder value) dimana manfaat yang didapatkan tidak lagi difokuskan hanya

3 Info Bank Infobank Outlook 2007, Analisis Strategi Perbankan & Keuangan (Majalah,Info Bank, 2006) Edisi November No. 332. Vol XXVIII, h. 28

4 Ibid.

Page 12: FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM JURUSAN PERBANKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15946/1/ABDUR RASYID-FSH.pdf · memposisikan dirinya pada business center dan profit

12

pada pemegang saham, akan tetapi pada semua pihak yang dapat merasakan

manfaat hadirnya suatu unit kegiatan ekonomi.5 Maka dapat dibuat skema

prosentase dari seluruh pendapatan perbankan konvensional untuk dinamika

perekonomian dengan mendukung perkembangan industri perbankan syariah dalam

bentuk aplikasi penyertaan modal, ke industri perbankan syariah yang lebih

memposisikan dirinya pada business center dan profit center dalam konsep dual

banking system dan profit and loss sharing tanpa mengenakan bunga, maka dengan

demikian industri perbankan syariah memiliki peluang untuk meningkatkan sector

riil, dan meningkatkan roda produksi perusahaan (korporasi).

Krisis ekonomi dan moneter yang terjadi di Indonesia pada kurun waktu

1997-1998 merupakan suatu pukulan yang sangat berat bagi sistem perekonomian

Indonesia. Dalam periode tersebut, banyak lembaga-lembaga keuangan, termasuk

perbankan, mengalami kesulitan keuangan.6 Tingginya tingkat suku bunga telah

mengakibatkan tingginya biaya modal bagi sektor usaha yang pada akhirnya

mengakibatkan merosotnya kemampuan usaha sektor produksi yang selanjutnya

mengalami kesulitan untuk memenuhi kewajibannya kepada bank. Akibatnya

kualitas aset perbankan turun secara drastis sementara perbankan diwajibkan untuk

terus membayar bunga kepada depositor sesuai dengan tingkat suku bunga pasar.

Rendahnya kemampuan daya saing usaha pada sektor produksi telah pula

5 Bank Indonesia Cetak Biru Pengembangan Perbankan Syariah Indonesia, h. 2-16 Ibid., h. 1-3

Page 13: FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM JURUSAN PERBANKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15946/1/ABDUR RASYID-FSH.pdf · memposisikan dirinya pada business center dan profit

13

menyebabkan berkurangnya peran sistem perbankan secara umum untuk

menjalankan fungsinya sebagai intermediator kegiatan investasi.7

Dengan reinvestasi yang dilakukan oleh industri perbankan konvensional

dalam bentuk penyertaan modal ke dalam perbankan syariah, maka ada sebuah

alternative baru bagi bank konvensional untuk meraih pendapatan, ditengah-tengah

tingginya angka Non Performing Loan (NPL) perbankan nasional dari 4,5 % pada

2004 menjadi 8,33 pada Juni 2006, kemudian keterkaitan antara voluntary sector

dengan pemberdayaan ekonomi rakyat semakin terlihat, hal yang lebih penting lagi

perbankan nasional akan memerankan fungsinya sebagai lembaga intermediasi

keuangan secara ideal dalam konsep syariah yang mewarnai proses pembangunan

sistem ekonomi mulai dari tingkat mikro-ekonomi dalam hal pembentukan

preferensi pelaku.8

Dalam prinsip syariah tidak mengenal uang haram, uang adalah uang atau

uang hanya sebagai alat transaksi (money is only a means of transaction), yang

tidak memiliki harga namun uang dapat merefleksikan harga, jadi dalam hal

penyertaan modal perbankan konvensional pada industri perbankan syariah tidak

ada larangannya dalam syariah untuk melakukan perputaran uang, sebaliknya dalam

teori ekonomi moneter kontemporer, penimbunan uang berarti memperlambat

perputaran uang yang dapat memperkecil volume transaksi, sehingga perekonomian

7 Ibid.8 Ibid., h. 2-5

Page 14: FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM JURUSAN PERBANKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15946/1/ABDUR RASYID-FSH.pdf · memposisikan dirinya pada business center dan profit

14

menjadi lesu. Adapun peleburan uang sama saja artinya dengan mengurangi jumlah

penawaran uang yang dapat dipergunakan untuk melakukan transaksi.9

Islam sebagai suatu falsafah hidup telah secara lengkap mendefinisikan

dasar-dasar kegiatan yang berkaitan dengan aspek muamalat, termasuk didalamnya

kegiatan yang berkaitan dengan ekonomi, yang didalamya antara lain meliputi

keuangan dan perbankan. Falsafah Islam dalam ekonomi, berusaha untuk

mengangkat kesinambungan system perekonomian dan mencakup aspek-aspek

yang lebih luas yang secara terstruktur diformulasikan dalam bentuk fondasi

pemikiran, pilar-pilar dan tujuan.10

Bank Syariah menawarkan suatu sistem kemitraan dan kebersamaan

dalam profit dan risk untuk mewujudkan kegiatan ekonomi yang adil dan

transparan sebagaimana firman Allah SWT :

Artinya : Dan tolong-menolonglah kamu dalam mengerjakan kebajikan dan

taqwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan

pelanggaran. (Al-Maidah / 5:2)

9 Adiwarman Azwar Karim, Ekonomi Islam: Suatu Kajian Ekonomi Makro, (Jakarta: KarimBusiness Consulting, 2001), h. 6.

10 Bank Indonesia Cetak Biru Pengembangan Perbankan Syariah Indonesia, h. 2-1

Page 15: FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM JURUSAN PERBANKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15946/1/ABDUR RASYID-FSH.pdf · memposisikan dirinya pada business center dan profit

15

Konsep syariah menempatkan aspek keseimbangan sebagai salah satu dasar

dalam pembangunan system ekonomi. Konsep Keseimbangan dalam konsep

syariah meliputi berbagai segi yang antara lain meliputi keseimbangan:

pembangunan material dan spiritual. Pembangunan ekonomi syariah tidak hanya

ditujukan untuk pengembangan sektor-sektor koporasi namun juga pengembangan

sektor usaha kecil dan mikro yang terkadang luput dari upaya-upaya pengembangan

sektor ekonomi secara keseluruhan dan stabilisasi makro ekonomi.11 Dengan

mengoptimalisasikan keberadaan industri perbankan syariah, yang masih

membutuhkan stimulasi modal salah satunya dari industri perbankan konvensional

untuk memperkuat formasi Finance to Deposite Ratio (FDR), sehingga realisasi

pembiayaan diberbagai sektor pembiayaan pada industri perbankan syariah dapat

terwujud tentunya dengan tetap menggunakan prinsip dasar perbankan yaitu prinsip

kehati-hatian.

Dari latar belakang dan substansi materi yang penulis kemukakan diatas,

serta dilandasi oleh berbagai landasan teori, penulis terinspirasi untuk mengkaji dan

mendeskripsikan dalam bentuk skripsi dengan judul ”Peranan Perbankan

Konvensional Dalam Mendukung Perkembangan Industri Perbankan

Syariah”

11 Ibid., h. 2-3

Page 16: FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM JURUSAN PERBANKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15946/1/ABDUR RASYID-FSH.pdf · memposisikan dirinya pada business center dan profit

16

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang di atas, penulis merumuskan masalah

secara konkret dalam bentuk pertanyaan secara umum, hingga pertanyaan yang

lebih spesifik diantaranya sebagai berikut:

1. Bagaimana peranan perbankan konvensional untuk perbankan syariah ?

2. Bagaimana peran perbankan konvensional, terhadap perkembangan industri

perbankan syariah yang berbentuk unit usaha syariah (UUS) ?

3. Strategi apa yang digunakan oleh Bank Indonesia dan perbankan

konvensional dalam mendorong perkembangan industri perbankan syariah

(UUS) ?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui hubungan Bank Indonesia dan perbankan konvensional,

dalam rangka membangun industri perbankan syariah.

2. Untuk mengetahui bentuk dukungan perbankan konvensional terhadap

perkembangan industri perbankan syariah.

4. Untuk mengetahui seputar regulasi Bank Indonesia (BI) tentang aspek

penyertaan modal perbankan konvensional ke dalam industri perbankan syariah.

5. Untuk mengetahui tingkat optimalisasi penggunaan sistem office channeling

oleh perbankan syariah hingga saat ini.

Manfaat atau kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Kegunaan teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat

kepada pelajar, mahasiswa dan akademisi lainnya.

Page 17: FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM JURUSAN PERBANKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15946/1/ABDUR RASYID-FSH.pdf · memposisikan dirinya pada business center dan profit

17

2. Kegunaan praktis hasil penelitian ini diharapkan berguna bagi praktisi

perbankan pelaku ekonomi syariah lainnya.

3. Kegunaan kebijakan hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan

kepada instansi yang membuat kebijakan seperti pemerintah, Bank Indonesia

dan instansi perbankan lainnya.

D. Metodelogi Penelitian

1. Sumber Data

Sifat data yang penulis gunakan dalam analisa skripsi ini adalah data kuantitatif,

tepatnya data diskrit dengan sumber data di antaranya:

a). Primer : Data pokok yang didapat dari responden/praktisi perbankan.

b). Sekunder : Data yang telah dipublikasikan seperti dari Bank Indonesia

(BI), Bank konvensional yang membuka unit usaha syariah

(UUS), majalah, koran, dan internet

c). Kuantitatif : Data yang berbentuk angka berdasarkan analisis laporan

keuangan bank syariah (UUS) per triwulanan dan hasil

interpretasi data analisis office channeling BNI Syariah.

2. Teknik Pengambilan Data

a). Dokumentasi: Data-data yang telah dipublikasikan (data pelengkap) hasil

riset sebelumnya yang merupakan hasil penelitian terapan,

kemudian penulis olah kembali.

Page 18: FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM JURUSAN PERBANKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15946/1/ABDUR RASYID-FSH.pdf · memposisikan dirinya pada business center dan profit

18

E. Studi Pendahuluan

Studi pendahuluan yang penulis gunakan dalam skripsi ini adalah

merupakan data dokumentasi atau data yang telah dipublikasikan (data pelengkap)

dari studi/riset sebelumnya secara substansi sama dan up to date, agar kebutuhan

akan data pelengkap skripsi ini lebih mudah dan efisien dari segi waktu di

antaranya:

“Respon Nasabah Pengguna Layanan Office Channeling (OC) BNI Syariah”

oleh Zainatussirti, 2008

F. Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

yang berisi latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan

dan manfaat penelitian, metodologi penelitian, studi pendahuluan

dan sistematika penulisan

BAB II :TINJAUAN UMUM BANK KONVENSIONAL DAN BANK

SYARIAH

dalam bab ini berisi materi pengertian bank, tinjauan umum

bank konvensional, sejarah singkat berdirinya bank

konvensional, arah tujuan pendirian bank konvensional, azas

kerja operasional bank konvensional, dan produk-produk bank

konvensional. Lain dari pada itu penulis menyajikan pula

materi inti pembahasan yaitu tinjauan umum bank syariah,

Page 19: FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM JURUSAN PERBANKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15946/1/ABDUR RASYID-FSH.pdf · memposisikan dirinya pada business center dan profit

19

sejarah singkat berdirinya bank syariah, arah tujuan pendirian

bank syariah, azas kerja operasional bank syariah, dan produk-

produk bank syariah, kerangka yurudis pembukaan bank

syariah/UUS. Perbandingan kualitas implikasi pendapatan

bunga (interest) versus bagi hasil (profit and loss sharing)

BAB III : IMPLEMENTASI PERANAN BANK KONVENSIONAL

UNTUK BANK SYARIAH (UUS)

dalam bab inti ini lebih membahas substansi materi yang

berkaitan dengan aspek penyertaan modal, pengertian dan ruang

lingkup penyertaan modal, bank konvensional yang membuka

unit usaha syariah (UUS), aspek sarana dan pelayanan di

antaranya penerapan sistem kebijakkan office channeling dimana

berisi tentang syarat pembukaan office channeling, menurut

kaidah fiqh, peranan Bank Indonesia (BI) dalam mesinergikan

Office Channeling untuk bank syariah, serta faktor penghambat

akselerasi perbankan syariah hingga saat ini.

BAB IV : ANALISA PENYERTAAN MODAL DAN HASIL

INTERPRETASI DATA OFFICE CHANNELING (OC)

pada bab ini ada kajian secara spesifikasi korelasi bab-bab

sebelumnya antara lain: prosedur yang ditetapkan Bank

Indonesia (BI) tentang standarisasi penyertaan modal, dan

persentase pengembalian modal melalui metode return on

investment (ROI) kemudian analisa laporan keuangan dan nilai

Page 20: FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM JURUSAN PERBANKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15946/1/ABDUR RASYID-FSH.pdf · memposisikan dirinya pada business center dan profit

20

return on investment (ROI) beberapa UUS dan analisis

perbandingannya, kemudian tingkat optimalisasi penggunaan

sistem office channeling oleh bank syariah tahun 2007 yang

terdiri, profil responden, respon nasabah terhadap layanan office

channeling, dan interpretasi data analisis.

BAB V : PENUTUP

pada bab yang terakhir ini berisi kesimpulan dari seluruh pokok

pembahasan bab-bab sebelumnya dan saran, untuk instansi

terkait sesuai dengan hasil riset.

Page 21: FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM JURUSAN PERBANKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15946/1/ABDUR RASYID-FSH.pdf · memposisikan dirinya pada business center dan profit

21

BAB II

TINJAUAN UMUM BANK KONVENSIONAL DAN BANK SYARIAH

A. Pengertian Bank

Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, kata bank memiliki arti yayasan

keuangan yang mengurus simpan-menyimpan, pinjam-meminjam uang.12 Dalam

Kamus Bahasa Indonesia pula, bank diartikan sebagai badan atau lembaga

keuangan yang fungsi utamanya memberikan jasa kredit dan ikut berperan dalam

kelancaran lalu lintas pembayaran, dan peredaran uang. Sedangkan dalam kamus

bahasa Inggris bank mempunyai arti tepi, tumpukan, dan menyimpan uang.13

Secara etimologi kata bank berasal dari bahasa Italia Banco, yang berarti

meja, dan Bangue dalam bahasa Prancis. Dahulu para penukar uang melakukan

pekerjaan mereka di pelabuhan-pelabuhan tempat para kelasi kapal, para

pengembara dan wiraswastawan yang turun naik kapal. Para penukar itu

meletakan uang penukaran diatas meja (banco) dihadapan mereka.14

Secara terminologi bank memiliki pengertian lembaga yang mendapat izin

untuk mengerahkan dana masyarakat berupa simpanan dan menyalurkan dana

kepada masyarakat berupa pinjaman sehingga berfungsi sebagai sarana perantara

bagi penabung (depositor, saver, dan investor) yang mengalami surplus dana

12 W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta, PN, Balai Pustaka,1985), h. 88

13 Peter Salimdan Yenny Salim, Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, (Jakarta: ModernEnglish Press, 1991) edisi ke 1, h. 141

14 J.W. Gilbert, Dikutip oleh Muh, Zuhri, Riba dalam Al-Qur’an dan Masalah Perbankan,(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1996), h. 20

Page 22: FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM JURUSAN PERBANKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15946/1/ABDUR RASYID-FSH.pdf · memposisikan dirinya pada business center dan profit

22

dengan peminjam (borrower) yang mengalami deficit dana dalam membiayai

usaha yang dilakukannya. Atau dapat dikatakan bank merupakan lembaga

perantara (Intermediary Institution) yang berfungsi menghimpun dana dari

masyarakat (srplus unit) dan menyalurkan dana kepada masyarakat (deficit unit).15

Sedangkan definisi bank menurut G.M. Verryn Stuart, “bank adalah suatu badan

yang bertujuan untuk memuaskan kebutuhan kredit, baik dengan alat-alat

pembayarannya sendiri atau dengan uang yang diperolehnya dari orang lain,

maupun dengan jalan mengedarkan alat-alat penukar baru berupa uang giral”.16

Menurut pasal 1 point 2 UU No. 10/1998 tentang perbankan, bank didefinisikan

sebagai “Badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk

simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau

bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

Adapun pengertian Bank menurut Global Association of Risk Profesional

(GARP) dan Badan Sertifikasi Manajemen Risiko (BSMR; 2005: A3); Bank

adalah suatu lembaga yang telah memperoleh izin untuk melakukan kegiatan

utama menerima deposito, memberikan pinjaman, menerima dan menerbitkan

cek.17

Sementara pengertian bank Islam menurut Ensiklopedia Islam, Bank

Islam adalah. “Lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan kredit dan

jasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran uang, yang

15 H.M. Amin Aziz, Mengembangkan Bank Islam di Indonesia, (Jakarta, Penerbit Bangkit,1992) cet. 2, h. 1

16 J.W. Gilbert, Sepert dikutip oleh Muh, Zuhri, h. 117 Ferry N. Idroes, Sugiarto, Manajemen Risiko Perbankan Dalam konteks Kesepakatan

Basel dan Peraturan Bank Indonesia, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2006), cet. I. h. 3

Page 23: FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM JURUSAN PERBANKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15946/1/ABDUR RASYID-FSH.pdf · memposisikan dirinya pada business center dan profit

23

pengoperasiannya disesuaikan dengan prinsip-prinsip syariah Islam”.18 Namun

pengertian bank Islam secara umum dapat didefinisikan sebagai bank yang

beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip syari’at Islam atau bank yang tata cara

operasinya mengacu kepada ketentuan-ketentuan Al-Qur’an dan Hadits.19

Bank Syariah20 dapat pula diartikan sebagai lembaga keuangan yang

mengadakan atau menjalankan semua aktivitas perbankan, kecuali dalam hal

pemungutan dan pemberian bunga atas modal.21

Menurut Undang-Undang No. 7 tahun 1992 tentang Perbankan, “bank

Islam adalah bank yang operasinya berdasarkan prinsip syariah tersebut secara

teknis yuridis disebut Bank Berdasarka Bagi Hasil”. Dengan dikeluarkannya

Undang-Undang No. 10 tahun 1998, istilah yang dipakai adalah istilah “Bank

Berdasarkan Prinsip Syariah”. Karena operasinya berpedoman pada ketentuan-

ketentuan syariah Islam, maka bank Islam disebut pula “Bank Syariah”.22

18 Warhum Sumitro, Asas – Asas Perbankan Islam dan Lembaga – Lembaga Terkait,(Asuransi Takaful dan BMUI), (Jakarta : PT. Raja Grafondo Persada, 1996), cet 1, h. 1-2

19 H. Karnaen Perwaatmadja, MPA dan H. M. Syafi’i Antonio,M.Ec, Apa Dan BagaimanaBank Islam, (Yogyakarta, Dana Bhakti Wakaf, 1992), cet. 1, h. 1

20 Pengertian Bank Syariah adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikanpembiayaan dan jasa-jasa lain dalam lalulintas pembayaran serta peredaran uang yangoperasionalnya disesuaikan dengan prinsip syariah Islam, (Ensiklopedia Hukum Islam, Abdul AzizDahlan, dkk, khtir Baru Van Hoeve, Jakarta, 1997, h. 1994 )

21 Ahmad M. Saefuddin, Ekonomi dan Masyarakat dalam Persfektif Islam, (Jakarta :Rajawali Press, 1987), ed, 1, cet. 1, h.101

22 Sutan Remy Sjahdeini, Perbankan Islam dan Kedudukannya dalm Tata HukumPerbankan Indonesia, (Jakarta, PT. Pustaka Utama Grafiti, 1999), h. 20

Page 24: FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM JURUSAN PERBANKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15946/1/ABDUR RASYID-FSH.pdf · memposisikan dirinya pada business center dan profit

24

B. Tinjauan Umum Bank Konvensional 23

1. Sejarah Berdirinya Bank Konvensional

Cikal bakal bank di dunia berawal dari Babylonia diperkirakan 2.000

tahun sebelum masehi (sM) dari suatu usaha semacam bank yang berkegiatan

meminjamkan emas dan perak dengan tingkat bunga 20% sebulan dan dikenal

dengan Temples of Babylon. Temples of Babylon ikut hancur sehubungan

dengan kejatuhan zaman Babylonia.24 Setelah zaman Babylon, tahun 500 SM

menyusul dari Yunani didirikan semacam bank, dikenal dengan sebutan

Greek Temple. Pada saat itu muncul bankir-bankir swasta pertama operasinya

meliputi penukaran uang oleh para pedagang antar kerajaan dan segala macam

kegiatan bank.25

Lembaga perbankan yang pertama di Yunani muncul pada tahun 560

SM. Setelah zaman Yunani, muncul usaha bank di Romawi yang operasinya

lebih luas lagi, yakni tukar-menukar uang, menerima deposito, memberikan

kredit, mentransfer modal dan lain sebagainya. Setelah itu usaha bank

23 Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia I W.J.S. Poerwadarminta, istilahkonvensional didefinisikan sebagai menurut apa yang sudah menjadi kebiasaan, tradisionalatau berdasarkan konvensi atau kesepakatan umum. Istilah konvensional berasal dari katakonvensi yang berarti persetujuan, pemufakatan, permusyawaratan, perjanjian, kondisi dantata-cara atau kebiasaan. Secara umum konvensional dapat didefinisikan sebagai berdasarkankondisi dan tata cara – tata cara menurut atau secara adat istiadat kebiasaan, secarapersepakatan atau persetujuan (Kamus Ilmiah Populer, Pius A Partanto dan M. Dahlan AlBarry, ARKOLA Surabaya, 1994, h. 370). Bank Konvensional berdasarkan pengertian di atasmengandung pengertian sebagai bank yang beroperasi berdasarkan kondisi dan tata cara yangsudah menjadi kebiasaan atau kesepakatan umum (konvensi) kegiatan perbankan sejak awalsejarah berdirinya bank hingga saat ini.

24 A. Arifin Chaniago, Christian Toweula dkk, Ekonomi (Bandung, Angkasa Bandung,1995), cet. 1, h. 94

25 Thomas Suyatno et. al, Kelembagaan Perbankan, (Jakarta, PT. Gramedia PustakaUtama, 1999), cet. 3, h. 1

Page 25: FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM JURUSAN PERBANKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15946/1/ABDUR RASYID-FSH.pdf · memposisikan dirinya pada business center dan profit

25

mengalami pasang surut namun terus berkembang ke Asia Barat (sekarang

Timur Tengah) dan Eropa.26

Seiring dengan perkembangan perdagangan dunia, maka

perkembangan perbankan pun semakin pesat. Hal itu disebabkan karena

perkembangan dunia perbankan tidak terlepas dari perkembangan

perdagangan. Bank-bank yang sudah terkenal pada saat itu di benua Eropa

adalah Bank Venesia tahun 1171, kemudian menyusul Bank of Genoa dan

Bank of Barcelona tahun 1320. Sebaliknya perkembangan perbankan di

daratan Inggris, Prancis, Belanda, Spanyol dan Portugis, begitu aktif mencari

daerah perdagangan yang kemudian menjadi daerah jajahannya, maka

perkembangan perbankan pun ikut dibawa ke Negara jajahannya.27 Di Eropa

pula yang lebih dikenal seperti di London (Inggris), Amsterdam (Belanda),

dan Antwerpen danLeuven (Belgia), kegiatan perbankan berawal dari tukang

emas yang bersedia menerima simpan uang logam emas dan perak dan kepada

si penyimpan diberikan tanda deposito yang disebut Goldsmith’s note.28

Karena tanda ini akhirnya dapat diterima sebagai alat bayar maka si tukang

emas berani untuk mengeluarkan Goldsmith’s note walaupun tidak diiringi

dengan jaminan emasnya.29 Dengan peralihan tugas dari tukang emas menjadi

26 Ibid, h. 327 Kasmir, M, Dasar-Dasar Perbankan, (Jakarta, PT. Grafindo Persada, 2002), h. 1428 A. Arifin Chaniago, Christian Toweula dkk, h. 9529 Ibid.

Page 26: FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM JURUSAN PERBANKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15946/1/ABDUR RASYID-FSH.pdf · memposisikan dirinya pada business center dan profit

26

pengeluaran Goldsmith’s note berarti tukang emas beralih menjadi petugas

perbankan.30

Sejarah perkembangan perbankan di Indonesia juga tidak lepas dari

era zaman penjajahan Hindia Belanda tempo dulu karena sejarah

perkembangan perbankan tidak terlepas dari pengaruh Negara yang

menjajahnya, baik untuk bank pemerintah maupun bank swasta nasional. Pada

saat itu terdapat beberapa bank yang memegang peranan penting dalam

pemerintahan penjajahan Belanda, diantaranya adalah De Algemenevolks

Credits Bank, Nederland Handles Maatscappij (NHM) dll. Selain bank-bank

milik Belanda terdapat pula bank-bank yang dimiliki oleh pribumi, China,

Jepang dan Eropa lainnya, seperti Bank Nasional Indonesia, The Bank of

China, The Yokohama Species Bank, Batavia Bank dll.31

2. Tujuan Pendirian Bank Konvensional

Pada awal sejarahnya bank bertujuan sebagai tempat untuk

mencetak, mengatur dan mengawasi peredaran uang suatu negara. Kehadiran

bank dalam system moneter merupakan darah dan tulang punggung suatu

Negara dalam rangka memperlancar sistem moneter yang digunakan diseluruh

negara di dunia ini.32 Sesuai dengan perkembangan zaman dan semakin

meningkatnya kebutuhan masyarakat maka tujuan bank semakin kompleks

30 Ibid.31 Ibid.32 Ibid., h. 12

Page 27: FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM JURUSAN PERBANKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15946/1/ABDUR RASYID-FSH.pdf · memposisikan dirinya pada business center dan profit

27

yaitu memberikan layanan jasa keuangan kepada masyarakat dalam rangka

meningkatkan kehidupan ekonomi dan bisnis serta menentukan kemajuan

suatu negara dan masyarakat.

Adapun perbankan di Indonesia bertujuan menunjang pelaksanaan

pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan, pertumbuhan

ekonomi dan stabilitas nasional kearah peningkatan kesejahteraa rakyat

banyak.

Sesuai dengan isi UU. No. 7 tahun 1992 tentang perbankan,

”pelaksanaan prinsip kehati-hatian perbankan didasarkan pada fungsi utama

perbankan sebagai penghimpun dan penyalur dana masyarakat”. Sebagai

lembaga perantara, falsafah yang mendasari kegiatan usaha bank adalah

kepercayaan masyarakat. Oleh karena itu bank juga disebut sebagai lembaga

kepercayaan masyarakat.33

Sebagai lembaga kepercayaan masyarakat, bank dituntut untuk

selalu memperhatikan kepentingan masyarakat disamping kepentingan bank

itu sendiri dalam mengembangkan usahanya. Bank juga harus bermanfaat

bagi pembangunan ekonomi nasional sesuai dengan fungsinya sebagai Agent

of Development dalam rangka mewujudkan pemerataan, pertumbuhan

ekonomi dan stabilitas nasional.34

33 Malayu Hasibuan , Dasar-Dasar Perbankan, (Jakarta : Bumi Aksara, 2001), h. 2534 Ibid., h. 25-26

Page 28: FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM JURUSAN PERBANKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15946/1/ABDUR RASYID-FSH.pdf · memposisikan dirinya pada business center dan profit

28

3. Azas Operasional Bank Konvensional

Bank konvensional dalam rangka melaksanakan fungsi dan

tugasnya, maka bank dapat melakukan kegiatan usaha sebagai berikut:

1. Penghimpunan dana

a. Dana yang bersumber dari bank sendiri, setiap mendirikan bank, bank

berkewajiban untuk menyetor modal. Modal setor tidak akan

berkurang selama belum ada persetujuan dari rapat pemegang saham

dan juga persetujuan dari Departemen Kehakiman.35

b. Dana yang bersumber dari lembaga keuangan. Yang dimaksud dengan

dana yang bersumber dari lembaga keuangan adalah pinjaman dana

oleh salah satu bank yang dana itu berupa:

Kredit Likuiditas yang diberikan oleh Bank Indonesia sebagai

pinjaman untuk menjamin likuiditas bank yang meminjam, dengan

syarat bank memiliki tingkat kolektabilitas yang baik.

Call Money dimana dana yang dipinjamkan oleh bank dari bank

lain yang jangka pemakaiannya tujuh hari dan sewaktu-waktu

dapat ditarik oleh bank yang meminjamkan.36

c. Menghimpun dana (Funding Financing) dari masyarakat dalam

bentuk simpanan berupa deposito berjangka, sertifikat deposito,

35 A. Arifin Chaniago, Christian Toweula dkk, Ekonomi, h. 9636 Ibid., h. 97

Page 29: FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM JURUSAN PERBANKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15946/1/ABDUR RASYID-FSH.pdf · memposisikan dirinya pada business center dan profit

29

tabungan, dan atau dalam bentuk lainnya yang dipersamakan dengan

itu.37

d. Membeli, menjual atau menjamin atas risiko sendiri maupun untuk

kepentingan nasabah dan atas perintah nasabah dalam bentuk Surat

Pengakuan Utang, Kertas Dagang. Sertifikat Bank Indonesia (SBI),

Obligasi, instrumen surat berharga lain yang berjangka waktu sampai

dengan 1 (satu) tahun.38

Dalam melaksanakan azas ekonomi demokrasi, industri perbankan

Indonesia harus menghindarkan diri dari cirri-ciri negatif yang dinyatakan

dalam GBHN, yaitu:39

a. Sistem Free Fight Liberalism yang menumbuhkan eksploitasi terhadap

manusia dan bangsa lain.

b. Sistem Etatisme dimana negara beserta aaratur ekonomi Negara bersifat

dominant serta mematikan potensi dan daya kreasi unit-unit ekonomi

swasta.

c. Pemusatan kekuatan industri perbankan pada satu kelompok yang

merugikan masyarakat.

37 Malayu Hasibuan, Dasar-Dasar Perbankan, h. 3638 Ibid., h. 3639 Dahlan Siamat, Manajemen Lembaga Keuangan, (Jakarta : FEUI, 1999), h. 50

Page 30: FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM JURUSAN PERBANKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15946/1/ABDUR RASYID-FSH.pdf · memposisikan dirinya pada business center dan profit

30

4. Produk Utama Bank Konvensional

Produk-produk utama perbankan konvensional secara umum

meliputi produk penghimpunan dan (Funding Product) dan produk

penyaluran dana (Lending Product).

a. Produk Penghimpunan Dana (Funding Product) terdiri dari:40

1) Simpanan Giro (Demand Deposit)

2) Simpanan Tabungan (Saving Deposit)

3) Simpanan Deposito (Time Deposit), terdiri dari beberapa jenis yaitu

deposito berjangka, sertifikat deposito dan deposito on call.

b. Produk Penyaluran Dana (Lending Product)

Produk penyaluran dana bank konvensional dilakukan melalui pemberian

pinjaman kepada masyarakat dalam bentuk kredit. Secara umum jenis

kredit yang ditawarkan oleh bank konvensional meliputi:41

1) Kredit Investasi

2) Kredit Modal Kerja

3) Kredit Perdagangan

4) Kredit Produktif

5) Kredit Konsumtif

6) Kredit Profesi

40 Kasmir, M, Dasar-Dasar Perbankan, h. 1441 Ibid, h. 32-33

Page 31: FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM JURUSAN PERBANKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15946/1/ABDUR RASYID-FSH.pdf · memposisikan dirinya pada business center dan profit

31

Dalam lalu lintas pembayaran produk-produk perbankan

konvensional terdiri dari:42

a. Pengiriman Uang (Transfer)

b. Kliring (Clearing)

c. Inkasso (Collection)

d. Pembukaan Letter of Credit (L/C)

e. Delegasi Kredit (Banker Order)

f. Cek Wisata (Travellers Cheque)

g. Penukaran Valuta Asing (Bank Notes)

h. Kartu Kredit (Credit Card)

i. ATM (Automatic Teller Machine)

j. Bank Garansi (Guarantie)

k. Aktifitas Jual Beli Surat Berharga

l. Kotak Pengaman Simpanan (Safe Deposit Box)

m. Wesel (Bank Draft)

n. Menerima Setoran-setoran, seperti pembayaran pajak, telepon, air,

listrik, uang kuliah dan lain sebagainya.

o. Melayani pembayaran-pembayaran, seerti gaji/pension/honorarium,

deviden, kupon, bonus/hadiah dan lain-lain.

p. Bermain di pasar modal dengan berperan sebagai penjamin emisi

(underwriter), penjamin (guarantor), wali amnat (trustee), perantara

42 Kasmir, M, Dasar-Dasar Perbankan, (Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada, 2002), h.34-37 dan Makalah Simposium Nasional Ekonomi Islam, HMJ Muamalah dan PerbankanIslam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Maret 1999, t.p.

Page 32: FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM JURUSAN PERBANKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15946/1/ABDUR RASYID-FSH.pdf · memposisikan dirinya pada business center dan profit

32

perdagangan efek (pialang/broker), pedagang efek (dealer) dan

perusahaan pengelola dana (investment company).

C. Tinjauan Umum Bank Syariah

1. Sejarah Berdirinya Bank Syariah

Awal kelahiran lembaga perbankan syariah diawali dengan

kehadiran dua gerakan yang sangat besar pengaruhnya terhadap terbentuknya

industri perbankan syariah yaitu gerakan renaissance Islam modern,

neorevivalis dan modernis.43 Selain itu awal kelahiran perbankan syariah juga

dilandasi dengan gagasan untuk mendirikan bank syariah dikarenakan belum

adanya kesatuan pendapat dikalangan Islam sendiri mengenai apakah bunga

bank adalah sesuatu yang halal atau yang haram. Alasan tidak

diperkenankannya bunga pada pinjaman bisnis adalah Islam melarang bunga

karena bunga tidak mempengaruhi tabungan tetapi dapat membuat depresi

kronis, memperburuk masalah pengangguran dan mendorong pembagian

kekayan yang tidak merata.44

Sangat disayangkan. Mit Ghamr telah mencatat suatu sukses yang

luar biasa sebagai symbol dari lahirnya suatu system perbankan Islam modern

tetapi karena faktor dan situasi politik bank ini harus ditutup pada tahun

43 Abdulah Saeed, Islamic Banking and interest: A Study of the Prohibition of Riba ItsContemporery Interpretation, (Leiden : EJ Brili, 1996).

44 Muhammad Abdul Manan, Ekonomi Islam : Teori dan Praktik (Dasar-DasarEkonomi Islam), diterjemahkan oleh M. Nastangin, (Yogyakarta : Dana Bhakti Wakaf, 1993),h. 174

Page 33: FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM JURUSAN PERBANKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15946/1/ABDUR RASYID-FSH.pdf · memposisikan dirinya pada business center dan profit

33

1969.45 Dimana sebelumnya telah terjadi diskusi teoritikal tentang usaha untuk

mendirikan perbankan syariah belum beranjak sampai awal abad ke-20.

meskipun pada sekitar tahun 1940- an gagasan tersebut dapat direalisasikan

yaitu dengan upaya penerapan system profit and loss sharing terhadap

pengelolaan dan jama’ah haji secara non konvensional di Pakistan dan

Malaysia (Pilgrim’s Management Fund) serta Mesir (Islamic Rural Bank) di

desa Mit Ghamr di lembah sungai Nikl pada tahun 1963 di Kairo Mesir di

bawah binaan Prof. Dr. Ahmad Najjar.46

Gagasan berdirinya bank syariah pada tingkat internasional muncul

dalam konfrensi negara-negara Islam sedunia yang diselenggarakan di Kuala

Lumpur, Malaysia pada tanggal 21-27 April 1969, dimana salah satu

keputusannya adalah pembentukan suatu bank syariah yang bersih dari system

riba dalam waktu secepat mungkin. Keputusan kemudian ditindaklanjuti pada

konfrensi OKI ke-2 tingkat Menteri Luar Negeri di Karachi. Dalam

kesempatan itu Pakistan dan Mesir mengajukan suatu proposal untuk

membentuk suatu tim yang mengkaji kemungkinan didirikannya suatu bank

syariah yang berskala internasional dan bergerak dalam bidang perdagangan

dan pembangunan. Sebagai respon dari usulan tersebut, pakar-pakar dari 18

negara mengkaji proposal tersebut dan melaporkannya pada Konfrensi

Menteri-Menteri Luar Negeri OKI yang ke -3 pada tahun 1973 di Benghazi,

45 H. Mohamad Hidayat, Persfektif Lembaga Keuangan & Bisnis Syariah diIndondesia, Makalah Simposium Nasional Ekonomi Islam, HMJ Muamalah & PerbankanIslam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Maret 1999.

46 M. Safi’i Antonio, Bank Syariah Dan Teori Ke Praktik, (Jakarta : Gema Insani Press,2001), cet. 1, h. 18

Page 34: FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM JURUSAN PERBANKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15946/1/ABDUR RASYID-FSH.pdf · memposisikan dirinya pada business center dan profit

34

Libya. Tidak lama berselang Draft Chapter of Account berikut Rules and

Regulation IDB telah berhasil dipersiapkan dalam rapat pakar-pakar ke-2 Mei

1974.47

Pada akhirnya sebagai zenith dari semua persiapan, maka pada

Konfrensi Menteri-Menteri Keuangan OKI ke-2 di Jeddah tahun 1975

disahkanlah berdirinya Islamic Development Bank (IDB) dengan modal

sejumlah 2.000.000.000.00,- Dinar (setara dengan 2 Milyar SDR) dan secara

otomatis seluruh negara OKI menjadi pemegang saham. Dan fungsi dalam

tugas IDB adalah memberikan pembiayaan kepada negara-negara anggotanya

dan membantu mendirikan bank-bank syariah diberbagai negara muslim dan

non-muslim.48

Industri perbankan syariah yang berkembang di negara-negara Islam

sangat besar pengaruhnya ke Indonesia.49 Ada beberapa uji coba pada skala

kecil yang relative terbatas telah diwujudkan, yaitu dengan pendirian Baitut

Tamwil – Salman di Bandung dan Koperasi Ridho Gusti di Jakarta yang

diprakarsai oleh beberapa tokoh diantaranya: Karnaen A. Perwaatmadja, M.

Dawam Rahardjo, AM. Saefuddin, M. Amien Azis, dal lain-lain.

47 Ibid., h. 348 Ibid49 Uraian diatas seluruhnya merupakan ringkasan dari beberapa literatur yang

menjelaskan tentang Bank Islam atau Bank Syariah. Dimana literatur-literatur tersebut antaralain: Laporan Praktikum Bank Muamalat Indonesia, Jurusan Muamalat Fakultas Syariah danHukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2001-2002. Bank Syariah Dari Teori Ke PraktikumM. Syafi’i Antonio, (Jakarta, Gema Insani Press, 2001), Selamet Daroni, Hukum PerbankanIslam di Indonesia, Apa danBagaimana Bank Islam, Karya Drs. H. Karnaen Perwaatmadja,dan H.M. Syafi’i Antonio, M, (Yogyakarta : Dana Bhakti Wakaf, 1992)

Page 35: FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM JURUSAN PERBANKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15946/1/ABDUR RASYID-FSH.pdf · memposisikan dirinya pada business center dan profit

35

Namun, prakarsa lebih khusus untuk mendirikan bank syariah di

Indonesia baru dilakukan pada tahun 1990, tepatnya pada tanggal 18-20

Agustus pada saat lokakarya “Bunga Bank dan Perbankan” yang di

selenggarakan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) di Cisarua Bogor. Ide

tersebut ditindaklanjuti dalam Munas IV Majelis Ulama Indonesia (MUI) di

Hotel Sahid Jakarta, 22-25 Agustus 1990, yang mengamanatkan pembentukan

kelompok kerja untuk mendirikan bank syariah di Indonesia, yaitu Bank

Muamalat Indonesia (BMI). Amanat tersebut kemudian d tindaklanjuti MUI

dengan membentuk Tim Steering Committee yang diketuai Dr. Ir. Amin Azis

yang lebih dikenal dengan tim MUI bertugas menyiapkan segala sesuatu yang

berkaitan dengan pendirian Bank Muamalat Indonesia. Untuk membantu

kelancaran Tim MUI maka dibentuk pula Tim Hukum Ikatan Cendekiawan

Muslim Indonesia (Tim Hukum ICMI) yang mengurusi aspek hukum dari

Bank Muamalat Indonesia, yang diketuai oleh Drs. Karnaen A. Perwaatmadja,

MPA. Selain itu MUI juga melatih tenaga staf BMI melalui training yang

bekerjasama dengan Management Program Development (MDP) di LPPI, 29

Maret 1991. Untuk Modal awal BMI berasal dari dana pengusaha-pengusaha

muslim dan menjadi pemegang saham pendiri.

Pada tanggal 1 November 1991 ditandatangani akte pendirian BMI

di Hotel Sahid Jya dengan akte notaries Yudho Paripurno, SH dan izin

Menkeh No. C. 2.2431. HT. 01.01 serta SK Menkeu RI No. 1223 / MK. 013 /

1991. Pada saat penandatanganan akte ini terkumpul pembelian saham

sebanyak Rp. 84 Milyar. Pada tangal 3 November 1991, dalam acara

Page 36: FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM JURUSAN PERBANKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15946/1/ABDUR RASYID-FSH.pdf · memposisikan dirinya pada business center dan profit

36

silaturahmi Presiden di Istana Bogor, dipenuhi total komitmen modal disetor

awal sebesar Rp. 106.126.382.000,00,- Dengan modal awal tersebut, pada

tanggal 1 Mei 1992, Bank Muamalat Indonesia (BMI) mulai beroperasi.

Berdirinya Bank Muamalat Indonesia (BMI), selain didasarkan pada

ketentuan syariat Islam juga didasarkan pada kenyataan-kenyataan sebagai

berikut:50

a. Masyarakat Indonesia yang mayoritas beragama Islam sebagian besar

masih meragukan hukumnya bunga pada bank-bank konvensional.

b. Meningkatnya pembangunan di sektor agama akan meningkatkan

kesadaran bagi umat Islam untuk melaksanakan nilai-nilai dan ajaran

agamanya.

c. Bank-bank konvensional yang telah beroperasi di Indonesia dirasakan

kurang berperan secara optimal didalam membantu memerangi

kemiskinan dan memeratakan pendapatan, karena operasi bank dengan

perangkat bunga kurang memberi peluang kepada orang-orang miskin

untuk mengembangkan usahanya secara produktif.

d. Kebijakan pemerintah di bidang ekonomi khususnya perbankan sangat

mendukung bagi beroperasinya bank tanpa bunga di Indonesia.

e. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 pasal 1 butir 12 dan PP. Nomor 72

Tahun 1992 memberi peluang beroperasinya bank dengan system bagi

50 Warkum Sumitro, Hukum Perbankan Islam di Indonesia, (Jakarta: PT. Raja GrafindoPersada, 1997), h. 74 -78

Page 37: FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM JURUSAN PERBANKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15946/1/ABDUR RASYID-FSH.pdf · memposisikan dirinya pada business center dan profit

37

hasil keuntungan dan dasar hukum yang pasti terhadap bank berdasarkan

prinsip bagi hasil.

f. Konsep yang melekat pada Bank Muamalat Indonesia (Build in Concept)

pada Bank Muamalt Indonesia (BMI) sebagai salah satu wujud bank Islam

sejalan dengan kebutuhan dan orientasi pembangunan di Indonesia.

Dengan perkembangan perbankan syariah yang semakin pesat maka

diperlukan suatu perangkat hukum yang mengatur operasional bank syariah.

Maka pemerintah mengeluarkan Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 sebagai

amandemen dari UU No. 7 Tahun 1992, yang mengatur secara rinci landasan

hukum serta jenis-jenis usaha yang dapat dioperasikan dan diimplementasikan

oleh bank syariah. Undang-Undang tersebut juga memberikan arahan bagi

bank-bank konvensional untuk membuka cabang syariah atau bahkan

mengkonversi diri secara total menjadi bank syariah.

PT. Bank Syariah Mega Indonesia hadir di kancah perbankan

syariah di Indonesia yang mengkonversi diri secara total menjadi bank syariah

pada tahun 2004, tepatnya pada tanggal 25 Agustus 2004. Bank Mega Syariah

merupakan anak perusahaan yang bernaung dalam kelompok usaha Para

Group yang juga membawahi PT. Bank Mega, Tbk., TransTV, dan beberapa

perusahaan lainnya. Seluruh saham PT. Bank Syariah Mega Indonesia

dimiliki oleh Para Group, yakni Para Global Investindo dan para rekan

Investama. Dan untuk mengembangkan bisnis, Bank Mega Syariah juga

Page 38: FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM JURUSAN PERBANKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15946/1/ABDUR RASYID-FSH.pdf · memposisikan dirinya pada business center dan profit

38

menggalang kerjasama bisnis dengan salah satu perusahaan multifinance

syariah nasional besar serta beberapa kooperasi BUMN.51

Bank Mega Syariah memang relatif masih muda, namun bank ini

akan terus tumbuh. Saat ini total asset Bank Mega Syariah tercatat Rp. 2,337

Trilyun dengan Dana Pihak Ketiga (DPK) Rp. 2,059 Trilyun dan laba

mencapai Rp. 65,062 Milyar. Disis lain dengan CAR 10,72 %, Bank Mega

Syariah mencatat FDR 98,99 %, NPF 1.19 % dan BOPO sebesar 69,64 %.

(data per Juni 2007).52

Bukti dari kinerja Bank Mega Syariah yang terus meningkat adalah

dengan diraihnya berbagai penghargaan di antaranya: “Predikat Sangat

Bagus” dari majalah Infobank (2005 dan 2007); “ The Most Prudent Sharia

Bank ”, ” The Most Growing Earning Market Share Sharia Bank “,” The Most

Growing Third Party Fund Share Sharia Bank”, dan predikat kedua untuk

kategori “The Best Full Pledged Bank (Overall)”, keempat penghargaan ini

dari ajang Islamic Finance Summit (2007); serta peringkat pertama untuk

kategori “Bank Non Devisa Terefisien” pada bisnis Indonesia Banking

Efficiency Award (2007).53

51 Artikel, Press Release, Bank Syariah Mega Indonesia, 200752 Ibid53 Ibid

Page 39: FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM JURUSAN PERBANKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15946/1/ABDUR RASYID-FSH.pdf · memposisikan dirinya pada business center dan profit

39

Gambar milestone perkembangan perbankan syariah di Indonesia 54

GAMBAR 1. milestone perkembangan perbankan syariah di Indonesia

A : Rekomendasi Lokakarya MUI untuk mendirikan lembaga perbankan

syariah (1990).

B : Indonesia memasuki era dual banking system dengan dimungkinkannya

suatu bank beroperasi dengan prinsip bagi hasil (UU No.7/1992).

C : Beroperasinya Bank Umum Syariah untuk pertama kali (1992).

D : Dimulainya era dual-system bank, dengan memungkinkan bank

konvensional membuka unit usaha syariah (UU No. 10/1998).

E : Penegasan peranan Bank Indonesia sebagai otoritas pengawasan

perbankan syariah dan dapat melaksanakan kebijakan moneter

berdasarkan prinsip syariah (UU No. 23/1999).

54 Gambar 1 menggambarkan milestone perkembangan industri perbankan syariahdalam kurun waktu 15 tahun mulai dari tahun 1990 sampai 2005. Secara umum, priode inimenggambarkan perkembangan dalam berbagai aspek seperti: inisiatif publik, dasar hukumyang mendasari operasi perbankan syariah, penyusunan ketentuan kehati-hatian, peningkatanefisiensi operasi dan peningkatan kemanfaatan bank yariah secara luas. Bank Indonesia CetakBiru Pengembangan Perbankan Syariah Indonesia, (Jakarta: Bank Indonesia, 2006), h. 1-2

InisiatifPublik

Dasarhukum

Ketentuanoperasional& kehati-

hatian

Peningkatanefisiensi

Peningkatankemanfaatan

1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 200519921990

A C

BD

G

E

F H

I K

J

M

L N O

P

Q

Page 40: FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM JURUSAN PERBANKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15946/1/ABDUR RASYID-FSH.pdf · memposisikan dirinya pada business center dan profit

40

F : Diberlakukannya ketentuan kelembagaan bank syariah yang pertama

sesuai dengan karakteristik operasional bank syariah (1999).

G : Beroperasinya unit usaha syariah dari bank umum konvensional untuk

pertama kali (1999).

H : Diterapkannya instrument keuangan syariah yang pertama yang

menandai dimulainya kegiatan di pasar keuangan antar bank dan

kebijakan moneter berdasarkan prinsip syariah (2000).

I : Dibentuknya satuan kerja khusus (Biro Perbankan Syariah) di Bank

Indonesia yang menangani pengembangan perbankan syariah secara

komprehensif (2001).

J : Disusunnya Cetak Biru Pengembangan Perbankan Syariah Indonesia

(2002).

K : Disusunnya naskah akademis RUU Perbankan Syariah (2002).

L : Diberlakukannya ketentuan kehati-hatian yang pertama sesuai dengan

karakteristik operasional bank syariah yaitu kualitas aktiva produktif

(KAP) dan penyisihan penghapusan aktiva produktif (PPAP) bagi bank

syariah (2003).

M : Dikeluarkannya fatwa bunga bank haram oleh Majelis Ulama Indonesia

(2003).

N : Disusunnya ketentuan persyaratan, tugas dan wewenang DPS (2004).

O : Diberlakukannya ketentuan permodalan yang khusus bagi perbankan

syariah yang telah sesuai dengan standar internasional yang dikeluarkan

oleh IFSB (2005).

P : Kajian ketentuan jaringan secara lebih efisien dan berhati-hati (2005).

Q : Inisiatif penyusunan linkage program sebagai dasar peran bank syariah

dalam optimalisasi voluntary sector (2005)

Page 41: FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM JURUSAN PERBANKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15946/1/ABDUR RASYID-FSH.pdf · memposisikan dirinya pada business center dan profit

41

2. Tujuan Pendirian Bank Syariah

Arah tujuan bank syariah harus disesuaikan dengan bermuamalat

menurut ketentuan syari’at Islam serta situasi dan kondisi di Indonesia, baik

dibidang ekonomi sosial budaya, hukum maupun politik. Hal tersebut untuk

menghindari benturan-benturan bahkan pertentangan satu sama lain karena

kehadiran bank syariah yang relatif masih baru dariada bank konvensional.

Sehinga bank syariah dapat hidup berdampingan dan berkompetisi secara

sehat dengan bank-bank yang telah ada dalam upaya pencapaian tujuan

pembangunan nasional. Dengan demikian bank syariah akan terjamin

kelangsungan hidupnya ditanah air Indonesia. Menurut Dr. Ir. H.M. Amin

Aziz tujuan pendirian bank syariah adalah:55

a. Berusaha membuktikan bahwa konsep perbankan menurut syari’at Islam

dapat beroperasi, tumbuh dan berkembang melebihi bank-bank dengan

sistem lain.

b. Menyediakan lembaga keuangan perbankan sebagai sarana meningkatkan

kualitas kehidupan sosial ekonomi masyarakat banyak.

c. Meningkatkan partisipasi masyarakat banyak dalam proses pembangunan

terutama dalam bidang ekonomi keuangan.

d. Berkembangnya lembaga bank dan sistem perbankan yang sehat

berdasarkan efisiensi dan keadilan akan mampu meningkatkan partisipasi

masyarakat banyak sehingga menggalakkan usaha ekonomi masyarakat

55 H. M. Amin Azis., Mengembangkan Bank Islam di Indonesia h. 6-8

Page 42: FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM JURUSAN PERBANKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15946/1/ABDUR RASYID-FSH.pdf · memposisikan dirinya pada business center dan profit

42

banyak dengan antara lain memperluas jaringan lembga-lembaga

keuangan ke daerah-daerah terpencil.

e. Ikhtiar ini sekaligus mendidika dan membimbing masyarakat untuk

berfikir secara ekonomis, berperilaku bisnis dalam meningkatkan kualitas

hidup mereka.

Pendirian Bank Muamalat Indonesia (BMI) sebagai bank syariah

pertama di Indonesia memiliki beberapa tujuan, baik tujuan umum maupun

tujuan khusus. Tujuan umum Bank Muamalat Indonesia (BMI) adalah:56

a. Meningkatkan kualitas kehidupan sosial ekonomi masyarakat Indonesia,

sehingga akan semakin berkurang kesenjangan sosial ekonomi, sebagai

akibat dari praktik-praktik kegiatan ekonomi yang tidak Islami.

b. Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam proses pembangunan

terutama dalam bidang ekonomi keuangan yang selama ini partisipasi

masyarakat memanfaatkan lembaga perbankan masih kurang sebagai

akibat dari sikap keraguan terhadap hukum bunga bank.

c. Mengembangkan lembaga bank dan sistem perbankan yang sehat

berdasarkan efisiensi dan keadilan, sehingga mampu meningkatkan

partisipasi masyarakat untuk menggalakkan ekonomi rakyat, dengan

antara lain emperluas jaringan perbankan ke daerah-daerah terpencil.

d. Mendidik dan membimbing masyarakat untuk berfikir secara ekonomi

berprilaku bisnis dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat.

56 H. Karnaen Perwaatmadja, dan H. M. Syafi’i Antonio, h. 85-86

Page 43: FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM JURUSAN PERBANKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15946/1/ABDUR RASYID-FSH.pdf · memposisikan dirinya pada business center dan profit

43

Adapun tujuan khusus secara fundamental dari pendirian Bank

Muamalat Indonesia adalah sebagai berikut:57

a. Memberikan kesempatan kepada orang-orang Islam khususnya dan tidak

menutup peluang bagi selain yang beragama Islam untuk berhubungan

dengan perbankan yang lebih menjamin adanya kebersamaan, keadilan

dan pemerataan pendaatan.

b. Memberikan lapangan kerja, sekaligus mendidik kepada orang-orang yang

kurang mampu atau pengusaha kecil untuk mengembangkan usahanya,

sehingga mampu berwirausaha dan memiliki prospek bisnis yang cerah.

c. Memberikan pembinaan kepada pengusaha produsen baik kecil maupun

besar, petani maupun pengrajin berupa kredit pemilikan barang-barang

modal dan bahan baku.

d. Memeberikan pembinaan kepada pedagang perantara guna membantu

pemecahan pemasaran bagi produsen dengan memberikan kredit berupa

barang dagangan kepada para perantara yang berminat menjualkan barang

hasil produksi pengusaha yang dibina bank syariah.

e. Mengembangkan usaha bersama dengan jalan memberikan kredit investasi

berupa barang modal dan bahan baku dengan sistem bagi hasil.

57 H. M. Amin Aziz, Mengembangkan Bank Islam di Indonesia. 6-8

Page 44: FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM JURUSAN PERBANKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15946/1/ABDUR RASYID-FSH.pdf · memposisikan dirinya pada business center dan profit

44

3. Azas Operasional Bank Syariah

Secara umum bank syariah mendasarkan prinsip operasionalnya

pada prinsip-prinsip sebagai berikut (menurut Dr. Ir. H.M. Amin Aziz):58

a. Larangan Riba dan mengutamakan serta mempromosikan perdagangan

dan jual beli.

b. Keadilan, kebersamaan dan tolong menolong.

c. Saling mendorong untuk meningkatkan prestasi.

Adapun dalam sistem operasional Bank Muamalat Indonesia (BMI)

terdapat 5 prinsip, antara lain:

a. Prinsip Simpanan Murni, merupakan fasilitas yang diberikan oleh bank

syariah untuk memberikan kesempatan kepada pihak yang kelebihan dana

untuk menyimpan dananya dalam bentuk simpanan (al-Wadi’ah).

b. Prinsip Bagi Hasil, merupakan suatu sistem yang meliputi tata cara

pembagian hasil utama antara penyedia dan (shahibul maal) dengan

pengelola dana (mudharib). Pembagian hasil usaha ini dapat terjadi antara

bank dengan penyimpan dana, maupun antara bank dengan nasabah

penerima dana.

c. Prinsip Jual Beli dengan Margin Keuntungan, merupakan suatu sistem

yang merupakan tata cara jual beli (al- buyu’)., dimana bank mengangkat

nasabah sebagai agen bank dan nasabah dalam kapasitasnya sebagai aen

bank melakukan pembelian barang atas nama bank, kemudian bank akan

bertindak sebagai penjual akan menjual barang tersebut kepada nasabah

58 H. M. Amin Aziz, Mengembangkan Bank Islam di Indonesia, buku 1, h. 1-5

Page 45: FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM JURUSAN PERBANKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15946/1/ABDUR RASYID-FSH.pdf · memposisikan dirinya pada business center dan profit

45

dengan harga sejumlah harga beli ditambah keuntungan bagi bank

(Margin/Mark Up).

d. Pripsip Sewa, terdiri dari Ijarah (Sewa Murni) dan Ba’I al Takjri, (Sewa

Beli).

e. Prinsip Fee (Jasa), prinsip ini meliputi seluruh layanan non-pembiyaan

yang diberikan bank.

4. Produk-Produk Bank Syariah

Produk-prduk perbankan syariah dalam hal ini Bank Muamalat

Indonesia (BMI) terbagi menjadi 2 produk, yaitu Produk Pengerahan atau

Penghimpun Dana dan Produk Penyaluran Dana.59

Produk Pengerahan atau Penghimpun Dana Bank Syariah (Funding

Product) terdiri dari:60

a. Giro Wadiah (Wadhiah Yad-Dhamanah)

b. Tabungan Mudharabah (Tabungan Ummat dan Tabungan Arafah)

c. Deposito Investasi Mudharabah (Deposito Fullinvest)

d. Tabungan Haji Mudharabah

e. Tabungan Qurban

f. Dana Pensiun Lembaga Keuangan

Produk Penyaluran Dana (Financing Product) Bank Syariah

diantaranya adalah sebagai berikut :61

59 Ibid60 Laporan Tahunan (Annual Report) Bank Muamalat Indonesia, h. 56-62

Page 46: FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM JURUSAN PERBANKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15946/1/ABDUR RASYID-FSH.pdf · memposisikan dirinya pada business center dan profit

46

a. Mudharabah

b. Musyarakah

c. Murabahah

d. Istishna

e. Salam

f. Ijarah Muntahia Bittamlik

g. Mudharabah Muqqayyadah / Reksadana

h. Rahn

i. Wakalah

j. Hawalah

k. Al-Qardhul Hasan

l. Ba’I Bithaman Ajil

m. Produk Pemberian Jasa, antara lain:

1) Jasa penerbitan L / C

2) Jasa Transfer

3) Jasa Inkasso

4) Bank Garansi

5) ATM (Anjungan Tunai Mandiri)

6) Phone Banking

7) Payment Point

8) Penukaran Mata Uang Real di Embarkasi Haji

9) Menerima Penyaluran Zakat, Infaq dan Shodaqah (ZIS)

61 Ibid

Page 47: FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM JURUSAN PERBANKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15946/1/ABDUR RASYID-FSH.pdf · memposisikan dirinya pada business center dan profit

47

10) Pembayaran Zakat, Infaq dan Shodaqah (ZIS)

11) Payroll

12) L / C

13) Layanan Pajak online

Produk-produk bank syariah di atas semakin inovatif seiring

perkembangan perbankan syariah di Indonesia seperti contoh Bank Syariah

Mega Indonesia memiliki produk terkini diantaranya:62

1. Produk Penghimpunan Dana

a) Syariah Mega GIRO (Rekening giro dengan prinsip titipan)

b) Syariah Mega TAMA (Tabungan dengan prinsip titipan)

c) Syariah Mega DEPO (Deposito bagi hasil)

d) Syariah Mega FLEKSI (Simpanan dengan prinsip titipan)

e) Syariah Mega PENDIDIKAN (Tabungan perencanaan pendidikan)

f) Syariah Mega UMRAH (Tabungan perencanaan umrah)

g) Syariah Mega Tiga (SAFE DEPOSITE BOX)

2. Produk Pembiayaan

a) Syariah Mega GRIYA (Kepemilikan Rumah)

b) Syariah Mega OTO (Kepemilikan Mobil)

c) Syariah Mega MULTI (Kepemilikan Barang Multiguna)

d) Syariah Mega INVEST (Kepemilikan Barang Investasi Usaha)

e) Syariah Mega CAPITAL (Modal Kerja Usaha)

62 Artikel, Press Release, Bank Syariah Mega Indonesia, 2007

Page 48: FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM JURUSAN PERBANKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15946/1/ABDUR RASYID-FSH.pdf · memposisikan dirinya pada business center dan profit

48

3. Produk Jasa

a) Syariah Mega GARANSI (Bank Garansi)

b) Syariah Mega (Gadai Syariah)

Akad dan Produk Bank Syariah

Pendanaan Pembiayaan Jasa Perbankan Sosial

Pola Titipan-Wadiah yadDhamanah(Giro, Tabungan)

Pola Bagi HasilMudharabahMusyarakah(InvestmentFinancing )

Pola LainnyaWakalah, Kafalah,Hawalah, Rahn,Ujr, Sharf(Jasa Keuangan)

Pola PinjamanQardhul Hasan(PinjamanKebajikan)

Pola PinjamanQardh(Giro, Tabungan)

Pola Bagi Hasil-MudharabahMutlaqahMudharabahMuqayyadah(executing)(Tabungan,Deposito,Investasi, Obligasi)

Pola Jual BeliMusyarakahSalamIstishna(Trade Financing)

Pola SewaIjarahIjarah wa Iqtina(Trade Financing)

Pola PinjamanQardh(Talangan)

Pola TitipanWadiah yadAmanah(JasaNonkeuangan)

Pola Bagi HasilMudharabahMuqayyadah(channeling)(Jasa Keagenan)

Pendanaan Pembiayaan Jasa Perbankan Sosial

TABEL 1. Akad dan Produk Bank Syariah

D. Kerangka Yuridis Pembukaan Bank Syariah / UUS

Undang-undang No. 10 tahun 1998 diikuti dengan ketentuan

pelaksanaan dalam beberapa Surat Keputusan (SK) Direksi BI tanggal 12 Mei

Page 49: FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM JURUSAN PERBANKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15946/1/ABDUR RASYID-FSH.pdf · memposisikan dirinya pada business center dan profit

49

1999 yaitu tentang Bank Umum berdasarkan prinsip syariah, BPR, BPRS serta

UU No. 23 tahun 1999 tentang BI telah memberikan dasar hukum yang kokoh

dan peluang lebih besar dalam pengembangan bank syariah di Indonesia serta

untuk pendirian kantor-kantor bank syariah baru dan pembukaan kantor bank

syariah dengan cara dual banking system 63

Menurut mantan Deputi Gubernur Bank Indonesia, Subarjo Joyo

Sumantro, bank konvensional yang mengkonversikan diri menjadi bank syariah

artinya bank itu akan beroperasi tanpa bunga, dan dikembangkan dengan

mempraktikan bisnis keuangan berdasarkan syariah Islam 64

Maka sesuai dengan regulasi Bank Indonesia, landasan hukum yang dapat

digunakan dalam konversi bank konvensional menjadi bank syariah atau bank

konvensional yang membuka unit usaha syariah sebagai berikut:

1. UU No. 7 Tahun 1992 tentang perbankan

2. PP No. 72 Tahun 1992 yang merupakan peraturan pelaksanan dari UU No. 7

Tahun 1992

3. UU No. 10 Tahun 1998 yang merupakan penyempurna UU No. 7 Tahun 1992

tentang perbankan

4. UU No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia

63 Ahmad Bukhari, Kebijakan Pengembangan Bank Syariah di Indonesia, Makalah yangdisajikan dalam pelatihan perbankan syariah (Jakarta: FEUI, 2002), h. 1

64 Novi Nuryanti, BI, BCA, BTPN, Bank Mandiri, dan Bukopin Aceh Mengkonversikandiri jadi Bank Syariah, (Jakarta: satunet, Con. 1999-2000), h. 1

Page 50: FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM JURUSAN PERBANKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15946/1/ABDUR RASYID-FSH.pdf · memposisikan dirinya pada business center dan profit

50

BUNGA BAGI HASIL1. Penentuan bunga dibuat pada waktu akad

dengan asumsi usaha akan selalu menghasilkankeuntungan.

2. Besarnya peprsentase didasarkan pada jumlahdana/modal yang dipinjamkan.

3. Bunga dapat mengambang/variable, danbesarnya naik turun sesuai dengan naikturunnya bunga patokan atau kondisi ekonomi.

4. Pembayaran bunga tetap seperti yang dijanjikantanpa pertimbangan apakah usaha yangdijalankan peminjam untung atau rugi.

5. Jumlah pembayaran bunga tidak meningkatsekalipun keuntungan naik berlipat ganda

6. Eksistensi bunga diragukan (kalau tidakdikecam) oleh semua agama.

1. Penentuan besarnya rasio/nisbah bagi hasildisepakati pada waktu akad denganberpedoman pada kemungkinan untung rugi.

2. Besarnya rasio bagi hasil didasarkan padajumlah keuntungan yang diperoleh.

3. Rasio bagi hasil tetap tidak berubah selamaakad masih berlaku, kecuali diubah ataskesepakatan bersama.

4. Bagi hasil bergantung pada keuntungan usahayang dijalankan. Bila usaha merugi, kerugianakan ditanggung bersama.

5. Jumlah pembagian laba meningkat sesuaidengan peningkatan keuntungan

6. Tidak ada yang meragukan keabsahan bagihasil

TABEL 2. Perbedaan antara Bunga dan Bagi Hasil

Bank Konvensional Bank SyariahFungsi dan Kegiatan Bank Intermediasi, Jasa Keuangan Intermediasi,Manager Investasi,

Investor, Sosial, Jasa KeuanganMekanisme dan Objek Usaha Tidak antiriba dan antimaysir Antiriba dan antimaysirPrinsip Dasar Operasi - Bebas nilai (Prinsip materials)

- Uang sebagai Komoditi

- Bunga

- Tidak bebas nilai (Prinsipsyariah Islam)

- Uang sebagai alat tukar danbukan Komoditi

- Bagi hasil, jual beli, sewaPrioritas Pelayanan Kepentingan Pribadi Kepentingan publicOrientasi Keuntungan Tujuan sosial-ekonomi Islam,

keuntunganBentuk Bank komersial Bank komersial, bank

pembangunan, bank universal ataumulti-purpose

Evaluasi Nasabah Kepastian pengembalian pokok danbunga (creditworthiness dancollateral)

Lebih hati-hati karena partisipasidalam risiko

Hubungan Nasabah Terbatas debitor-kreditor Erat sebagai mitra usahaSumber Likuiditas Jangka Pendek Pasar Uang, BankSentral Pasar Uang Syariah, Bank SentralPinjaman yang diberikan Komersial dan nonkomersial,

berorientasi labaKomersial dan nonkomersial,Berorientasi laba dan nirlaba

Lembaga Penyelesaian sengketa Pengadilan, Arbitrase Pengadilan, Badan ArbitraseSyariah Nasional

Risiko Usaha - Risiko bank tidak terkaitlangsung dengan debitur, risikodebitur tidak terkait langsungdengan bank

- Kemungkinan terjadi negativespread

- Dihadapi bersama antara bankdan nasabah dengan prinsipkeadilan dan kejujuran

- Tidak mungkin terjadi negativespread

Struktur Organisasi Pengawas Dewan Komisaris Dewan Komisaris, DewanPengawas Syariah, Dewan SyariahNasional

Investasi Halal atau Haram HalalTABEL 3. Perbedaan Bank Konvensional dan Bank Syariah 65

65 Seluruh gambar maupun table diatas diperoleh dan diolah dari berbagai sumberdiantaranya, (Antonio, 2001; Sakti, 2007; Ascarya, 2007, h. 27-33)

Page 51: FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM JURUSAN PERBANKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15946/1/ABDUR RASYID-FSH.pdf · memposisikan dirinya pada business center dan profit

51

BAB III

IMPLEMENTASI PERANAN BANK KONVENSIONAL

UNTUK BANK SYARIAH (UUS)

B. Aspek Penyertaan 66 Modal (capital)

Peraturan Bank Indonesia Nomor 5/7/2003 tentang kualitas aktiva produktif

bagi bank syariah, penyertaan modal dengan pangsa Bank Syariah kurang dari 20%

wajib dicatat dengan metode biaya (cost method).67

Rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio, CAR) unit usaha syariah

(UUS) minimal 8 persen yang berlaku mulai tahun 2006. PBI No. 7/35/PBI Tahun

2005 tertanggal 30 September 2005 menurunkan modal minimal bank umum

syariah jadi Rp 1 triliun dari Rp 3 triliun sebelumnya.

i.Pengertian dan Ruang Lingkup Penyertaan Modal (capital)

Dalam Kamus Bahasa Indonesia, kata modal berarti uang pokok

(uang yang dipakai sebagai induk untuk berniaga, melepas uang dan

sebagainya), harta benda (uang, barang dan sebagainya) yang dapat

dipergunakan untuk menghasilkan sesuatu yang menambah kekayaan.68

66 Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia I W.J.S. Poerwadarminta, istilahpenyertaan berarti mempesertakan, memperikutkan, membiarkan ikut serta (turut mengiringidan sebagainya), menambahkan, mengirimkan bersama-sama

67 Peraturan Bank Indonesia Nomor: 5/7/PBI/2003, Tentang Kualitas Aktiva ProduktifBagi Bank Syariah

68 W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta, PN, BalaiPustaka, 1985), h. 653

Page 52: FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM JURUSAN PERBANKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15946/1/ABDUR RASYID-FSH.pdf · memposisikan dirinya pada business center dan profit

52

Modal adalah dana yang digunakan untuk membiayai pengadaan

aktiva dan operasi perusahaan (bank). Modal terdiri dari item-item yang ada

di sisi kanan suatu neraca, yaitu: hutang, saham biasa, saham preferen, dan

laba ditahan.69 Perhitungan biaya penggunaan modal sangatlah penting

berdasarkan 3 (tiga) alas an yaitu: a). maksimisasi nilai perusahaan (bank)

mengharuskan biaya-biaya (termasuk biaya modal) diminimumkan. b).

keputusan penganggaran modal (capital budgeting) memerlukan suatu

estimasi tentang biaya modal, dan c). keputusan-keputusan lain seperti

leasing, modal kerja juga memerlukan estimasi biaya modal.70

Namun sebenarnya yang dimaksud dengan modal bank adalah dana

yang diinvestasikan oleh pemilik dalam rangka pendirian badan usaha yang

dimaksudkan untuk membiayai kegiatan usaha bank di samping untuk

memenuhi regulasi yang ditetapkan oleh otoritas moneter. Pengertian tersebut

merupakan perpaduan antara kepentingan pemilik bank dengan pengawas

bank (otoritas moneter).71

Modal dalam hal ini adalah dana yang ditempatkan pihak pemegang

saham, pihak pertama pada bank memiliki peranan yang sangat penting

sebagai penyerap jika timbul kerugian (risk loss). Modal yang merupakan

69 Lukas Setia Atmaja. Manajemen Keuangan, (Yogyakarta, Andi Yogyakarta), EdisiRevisi, h. 115

70 Ibid71 Taswan, Akuntansi Perbankan, Transaksi Dalam Valuta Rupiah, (Semarang, UPP

AMP YKPN, 2003), Edisi Revisi, h. 123

Page 53: FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM JURUSAN PERBANKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15946/1/ABDUR RASYID-FSH.pdf · memposisikan dirinya pada business center dan profit

53

investasi yang dilakukan oleh pemegang saham harus selalu berada dalam

bank dan tidak ada kewajiban pengembalian atas penggunaannya.72

Bank tidak bebas memilih struktur modalnya (capital structure).

Struktur modal merujuk kepada cara sebuah bank mendanai dirinya sendiri.

Struktur modal biasanya dilakukan melalui kombinasi ekuitas, penerbitan

saham, obligasi dan pemberian pinjaman.

Khusus untuk industri perbankan, mengingat resiko dapat terjadi

kapanpun serta penyerapan kerugian yang ditimbulkan oleh risiko tergantung

kepada ketersediaan modal, maka struktur modal sebuah bank perlu diatur

oleh Bank Sentral sebagai regulator perbankan. Penetapan kebutuhan modal

ditentukan melalui regulasi tentang kebutuhan modal minimum pada masing-

masing negara. Kebutuhan modal minimum berkaitan dengan tingkat

likuiditas minimum yang diisyaratkan untuk dipenuhi oleh sebuah bank, jenis,

serta struktur pembiayaan modal tersebut (tier).73

Kecukupan modal (capital adequacy). Sebagai sumber terpenting

dari sebuah bank dalam memastikan tingkat solvency. Bank-bank diharapkan

untuk memiliki modal yang cukup dalam upaya untuk melindungi dari risiko

yang mungkin timbul dalam menjalankan kegiatan usahanya. Apabila sebuah

bank telah memiliki modal yang mencukupi, maka bank tersebut memiliki

sumber daya financial yang cukup untuk berjaga-jaga terhadap potensi

72 Ferry N. Idroes, Sugiarto, Manajemen Risiko Perbankan, Dalam kontekskesepakatan Basel dan Peraturan Bank Indonesia, (Yogyakarta, Graha Ilmu, 2006), cet. 1, h.17

73 Ibid

Page 54: FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM JURUSAN PERBANKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15946/1/ABDUR RASYID-FSH.pdf · memposisikan dirinya pada business center dan profit

54

kerugian. Jika bank memiliki likuiditas yang mencukupi maka bank memiliki

sumber daya financial untuk mengalokasikan aktiva-aktivanya dan melunasi

kewajiban pada saat jatuh tempo. Kecukupan modal dalam menyerap setiap

kemungkinan risk loss yang timbul memberikan rasa aman dalam

melaksanakan kegiatan usaha guna menghasilkan laba maksimum bagi bank.

Kecukupan modal yang wajib disediakan bank harus diatur agar

jumlah minimumnya dapat mencukupi jika terjadi risiko. Perbandingan antara

jumlah modal secara relatif sangat sedikit apabila dibandingkan dengan

kewajiban. Modal yang tersedia harus mampu menyerap segala risiko yang

setiap saat dapat muncul. Namun sebaliknya penyediaan modal harus

dilakukan secara efisien guna mencapai hasil maksimal.Pertimbangan atas

efisiensi penyediaan modal sangat penting untuk dipertimbangkan karena

modal yang disediakan tidak boleh digunakan sebagai aktiva produktif,

sehingga dana yang berasal dari modal tidak menghasilkan pendapatan

terhadap bank.74

Secara umum modal minimum ditetapkan sebesar 8 % dari Aktiva

Tertimbang Menurut Risiko (ATMR). Secara sederhana dapat diartikan

bahwa setiap penambahan 1 aktiva produktif diperlukan 0,08 modal. Modal

yang ditambahkan harus selalu ditempatkan sebagai penyangga jika risiko

terjadi. Dengan kata lain modal yang tersedia tidak produktif sebagai sumber

pendapatan. Untuk itu manajemen bank harus memperhitungkan bahwa

penambahan 1 aktiva produktif tersebut harus mampu menghasilkan

74 Ibid., h. 17-18

Page 55: FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM JURUSAN PERBANKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15946/1/ABDUR RASYID-FSH.pdf · memposisikan dirinya pada business center dan profit

55

pendapatan terhadap biaya dananya sendiri, serta biaya modal yang harus

disediakan sebesar 0,08.75

Dalam penyediaan modal sesuai peraturan, idealnya bank harus

melakukan penyesuaian modal setiap kali terjadi perubahan pada struktur

aktiva pada neraca.76

Pembagian jenis modal bank di Indonesia menganut klasifikasi yang

disampaikan oleh Standard Bank For International Settlements terdiri dari 2

(dua) macam, yaitu Modal Inti (First Tier Capital) dan Modal Pelengkap

(Second Tier Capital). Modal inti (Tier 1) yang terdiri dari modal disetor,

modal sumbangan, cadangan-cadangan yang dibentuk dari laba setelah pajak

dan laba yang diperoleh setelah diperhitungkan pajak.77 Modal inti secara

spesifik terdiri atas :78

a. Modal Disetor

b. Agio Saham Disagio Saham

c. Modal Sumbangan

d. Cadangan Umum

e. Cadangan Tujuan

f. Laba tahun-tahun lalu setelah diperhitungkan pajak

75 Ibid., h. 1876 Ibid., h. 3877 a).modal inti yaitu modal yang telah disetor secara efektif oleh pemiliknya. b).

modal sumbangan yaitu modal yang diperoleh kembali dari sumbangansaham, termasukselisih antara nilai yang tercatat dengan harga jual apabila saham tersebut dijual. Modal inisering disebut modal donasi (Akuntansi Perbankan, Transaksi Dalam Valuta Rupiah, Taswan,Semarang, UPP AMP YKPN, 2003, Edisi Revisi, h. 123

78 Sriani Hardini, dan Muh. H. Giharto, Kamus Perbankan Syariah dilengkapipenjelasan singkat dan perbandingan dengan Bank Konvensional, ( Bandung, Penerbit Marja,2007 ), cet. 1, h. 18-19

Page 56: FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM JURUSAN PERBANKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15946/1/ABDUR RASYID-FSH.pdf · memposisikan dirinya pada business center dan profit

56

g. Rugi tahun-tahun lalu

h. Laba tahun berjalan setelah diperhitungkan taksiran pajak (50%)

1. Perhitungan pajak

2. Dampak pengakuan pajak tangguhan

Pendapatan pajak tangguhan

Beban pajak tangguhan

3. Kekurangan pembentukan PPAP

4. Lainnya

i. Rugi tahun berjalan

j. Selisih lebih penjabaran laporan keuangan kantor cabang luar negeri

k. Selisih kurang penjabaran laporan keuangan kantor cabang luar negeri

l. Dana setoran modal

m. Penurunan nilai penyertaan pada portofolio yang tersedia untuk dijual

n. Sub total

o. Good will

p. Jumlah modal inti (n-o)

Modal inti merupakan modal yang disetor para pemilik bank dan

modal yang berasal dari cadangan yang dibentuk ditambah dengan laba yang

ditahan. Porsi terbesar modal inti terletak pada modal saham yang disetor.

Sedangkan selebihnya sangant tergantung laba yang diperoleh dan kebijakan

Page 57: FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM JURUSAN PERBANKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15946/1/ABDUR RASYID-FSH.pdf · memposisikan dirinya pada business center dan profit

57

RUPS. Modal Pelengkap (Tier 2) terdiri dari atas cadangan-cadangan yang

dibentuk tidak berasal dari laba, diantaranya:79

a. Selisih penilaian kembali aktiva tetap

b. Cadangan umum dari penyisihan penghapusan aktiva produktif

(Maksimum 1,25% dari ATMR)

c. Modal pinjaman

d. Investasi Subordinasi (Maksimum 50% dari jumlah modal inti)

e. Peningkatan nilai penyertaan pada portofolio yang tersedia untuk dijual

(Maksimum 45%)

f. Jumlah modal pelengkap (a-e)

g. Jumlah modal pelengkap yang diperhitungkan (Maksimum 100 dari

jumlah modal inti)

h. Jumlah modal inti dan modal pelengkap ( Tier 1 p + Tier 2 g)

Adapun Modal pelengkap tambahan (Tier 3) diantaranya:

a. Modal inti yang dialokasikan untuk risiko pasar

b. Modal pelengkap yang tidak digunakan untuk risiko penyaluran dana

c. Investasi subordinasi untuk risiko pasar

d. Jumlah modal pelengkap tambahan (a-c)

e. Jumlah modal pelengkap tambahan yang memnuhi criteria untuk risiko

pasar

Jumlah Modal inti (Tier 1), Modal pelengkap (Tier 2), dan Modal

pelengkap tambahan (Tier 3) (Tier 1 p + Tier 2 h + Tier 3 e). Penyertaan

79 Ibid

Page 58: FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM JURUSAN PERBANKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15946/1/ABDUR RASYID-FSH.pdf · memposisikan dirinya pada business center dan profit

58

untuk Bank Umum Syariah (BUS), atau Modal kerja berupa Dana Usaha yang

disisihkan oleh kantor pusat bank untuk kegiatan usaha berdasarkan prinsip

syariah untuk Unit Usaha Syariah (UUS).80

Fungsi utama modal bank81 ada 3 (tiga) menurut Johnson dan

Johnson diantaranya: 82

1. sebagai penyangga untuk menyerap kerugian operasional dan kerugian

lainnya.

2. sebagai dasar bagi penetapan batas maksimum pemeberian kredit, hal ini

merupakan pertimbangan operasional bagi bank sentral, sebagai regulator

untuk melakukan diversifikasi kredit.

3. modal juga menjadi dasar perhitungan bagi para partisipan pasar untuk

mengevaluasi tingkat kemampuan bank secara relatif dalam menghasilkan

keuntungan. Tingkat keuntungan bagi para investor diperkirakan dengan

membandingkan keuntungan bersih dengan ekuitas. Para partisipan pasar

membandingkan return on investment di antara bank-bank yang ada.

Bank dilarang melakukan distribusi modal atau laba yang dapat

mengakibatkan kondisi permodalan bank tidak mencapai rasio minimum yang

diwajibkan.83

80 Ibid81 a). untuk melindungi deposan yang tidak diasuransikan, pada saat bank dalam

keadaan insolvable danlikuidasi. b). untuk menyerap kerugian yang tidak diharapkan gunamenjaga kepercayaan masyarakat bahwa bank dapat terus beroperasi. c). untuk memperolehsarana fisik dan kebutuhan dasar lainnya yang diperlukan guna menawarkan pelayanan bankd). sebagai alat pelaksanaan peraturan pengendalian ekspansi aktiva yang tidak tepat, (BankManagement, Text dan Cases, George H. Hempel, Alan B. Coleman and Donald G.Somonson,New York: John Wiley & Sons, 1986, h. 168-169).

82 Frank P. Johnson and Richard D. Johnson, Commercial Bank Management, (NewYork: The Dryden Press, 1985), h. 331-332

Page 59: FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM JURUSAN PERBANKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15946/1/ABDUR RASYID-FSH.pdf · memposisikan dirinya pada business center dan profit

59

Penyertaan merupakan penanaman dana bank dalam bentuk saham

perusahaan lain untuk tujuan investasi jangka panjang, ikut serta dalam

perusahaan lain, penyelamatan kredit, mengendalikan perusahaan lain,

menguasai pangsa pasar dan lain sebagainya. Penyertaan dapat dilakukan

pada perusahaan baru, artinya perusahaan yang akan beroperasi maupun

perusahaan (bank) yang sedang/sudah berjalan.84

Penyertaan saham oleh bank terhadap perusahaan (bank) lain

menimbulkan hubungan antara bank yang menguasai/membeli saham dengan

perusahaan (bank) yang dibeli sahaamnya. Hubungan ini sering diterjemahkan

antara perusahaan induk (bank) dengan perusahaan (bank) anak.

Bank tertentu sebagai perusahaan induk mengendalikan manajemen

perusahaan (bank) anak. Perusahaan anak ini dari segi yuridis terlepas dari

perusahaan induk, artinya perusahaan anak tersebut sebagai unit bisnis yang

berdiri sendiri, namun dari segi ekonomis perusahaan anak di bawah

pengelolaan satu manajemen perusahaan induk. Perspektif akuntansi untuk

penyertaan lebih menitikberatkan pada aspek ekonomis.85

Pada perinsipnya penyertaan saham dicatat sebesar harga

perolehannya. Harga perolehan adalah harga yang dibutuhkan untuk

mendapatkan saham. Harga perolehan diperhitungkan dari harga beli

ditambah biaya-biaya lain untuk memperoleh saham tersebut. Metode yang

83 Peraturan Bank Indonesia Nomor: 7/13/PBI/2005 tanggal 10 Juni 2005 tentangKewajiban Penyediaan Modal Minimum Bank Umum Berdasarkan Prinsip Syariah

84 Taswan, Akuntansi Perbankan, Transaksi Dalam Valuta Rupiah Edisi Revisi, h. 19185 Ibid

Page 60: FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM JURUSAN PERBANKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15946/1/ABDUR RASYID-FSH.pdf · memposisikan dirinya pada business center dan profit

60

digunakan untuk mencatat penyertaan yaitu metode harga perolehan (cost

method) dan pencatatan dengan Equity method sebagai investasi yang

melebihi 20 % saham pada perusahaan anak, jelas perusahaan induk (parent

company) akan dapat mempengaruhi kebijakan perusahaan anak.86

Modal awal Bank DKI Syariah yang diberikan oleh bank

konvensionalnya adalah Rp. 2.000.000.000,- untuk produk pembiayaan akan

diberikan proporsi lebih besar untuk skim mudharabah, Bank DKI Syariah

menargetkan dapat menghimpun DPK sebesar lebih dari Rp. 20.000.000.000,-

pembiayaan Rp. 3.000.000.000,- dan total aset Rp. 40.000.000.000.87

2. Bank Konvensional Yang Membuka Unit Usaha Syariah (UUS)

Bank konvensional yang membuka unit usaha syariah (UUS) wajib

memelihara dua rekening giro dalam rupiah, masing-masing satu rekening

untuk kantor pusat bank dan satu rekening untuk UUS. Bagi bank

konvensional yang berstatus bank devisa dan memiliki UUS, maka selain

diwajibkan memelihara dua rekening giro dalam rupiah tersebut, wajib pula

memelihara dua rekening giro dalam valuta asing (dolar Amerika Serikat) di

Kantor Pusat Bank Indonesia.88

Bank Konvensional yang mengkonversi total menjadi bank umum

syariah berbeda ketentuannya, disamping modal minimum sebesar Rp. 1

86 Ibid., h. 191-19387 Company Profile, Bank DKI Syariah. h. 288 Bank Indonesia, Informasi Mengenai Peraturan Bank Indonesia Bagi Bank Umum

Berdasarkan Prinsip Syariah, (Bank Indonesia: Februari 2000), h. 6

Page 61: FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM JURUSAN PERBANKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15946/1/ABDUR RASYID-FSH.pdf · memposisikan dirinya pada business center dan profit

61

Triliun sesuai dengan PBI No. 7/35/PBI Tahun 2005 tertanggal 30 September

2005, BUS juga harus beroperasi tanpa menggunakan layanan office

channeling dan aspek permodalan lebih independent tanpa campur tangan

bank konvensional

PersentaseGiro Wajib Minimum

(GWM)

Jumlah HarianSaldo Giro

Rata-rataDPK

Tanggal Tanggal Tanggal

1 s.d. 7

8 s.d. 15

16 s.d. 23

24 s.d. akhir bulan

1 s.d. 7

8 s.d. 15

16 s.d. 23

24 s.d. akhir bulan

16-23 bulan sebelumnya

24 s.d. akhir bulan sebelumya

1 – 7 bulan yang pertama

8 – 15 bulan yang sama

TABEL 4. Perhitungan Persentase GWM

Maraknya pertumbuhan perbankan syariah dimulai sekitar tahun

2000, setelah lahirnya UU No. 10 tahun 1998 yang salah satu pasalnya

menyebut tentang bank dengan prinsip syariah, sebagai amandemen UU No. 7

tahun 1992 sesuai pada isi pembukaan latar belakang skripsi yang penulis

paparkan.

Setelah melihat banyaknya bank umum syariah (BUS) seperti Bank

Muamalat, Bank Syariah Mandiri (BSM) dan Bank Mega Syariah lalu

ekspansi ke daerah, BPD (dulu ; Bank Pembangunan Daerah) melihat potensi

perbankan syariah ini di daerah masing-masing cukup menggiurkan.

Perkembangan cabang BUS di daerah ini cukup baik, makin memberikan

Page 62: FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM JURUSAN PERBANKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15946/1/ABDUR RASYID-FSH.pdf · memposisikan dirinya pada business center dan profit

62

stimulasi BPD untuk membuka sendiri unit usaha syariah (UUS) pada

masing-masing BPD.

Bank JABAR merupakan BPD pertama yang membuka unit usaha

syariah (UUS) pada tahun 2000, dan 4 (empat) tahun kemudian pada awal

triwulan 2004 Bank DKI juga membuka unit usaha syariah (UUS).

Sejak semester 2004 hingga pertengahan 2007 ini sudah bertambah

12 BPD yang memiliki UUS yaitu BPD Riau, BPD Sumatera Utara, Aceh,

BPD Kalsel, NTB, SUMSEL, KALBAR, DIY, KALTIM, Nagari

(SUMBAR), JATIM, dan Sulawesi Selatan. Dibukanya UUS pada 14 BPD ini

melalui riset potensi pasar masing-masing daerah, disamping dukungan

pemilik dalam hal ini Pemprov dan juga DPRD.

Jumlah bank syariah dan jaringan kantor layanannya yang masih

terbatas, 3 Bank Umum Syariah ditambah 23 unit usaha syariah (UUS).

Adapun lembaga perbankan konvensional di Indonesia yang membuka unit

usaha syariah (UUS) antara lain BNI-UUS, BRI-UUS, BTN-UUS, Bank IFI-

UUS, Bank Bukopin-UUS, Bank Danamon-UUS, BII-UUS, HSBC-UUS, LB

Salam (Lipobank)-UUS, Bank Niaga-UUS, Permata-UUS, Bank DKI-UUS,

dll serta 164 kantor layanan pada posisi Mei 2007 di dalam negeri

(Indonesia).89

89 Rizqullah, Ketua Bidang Perbankan Masyarakat Ekonomi Syariah, ImplementasiSistem Ekonomi Islam dan Tantangannya, Artikel yang dimuat dalam Majalah Sharing, 15 thEkonomi Islam di Indonesia (Majalah Ekonomi & Bisnis Syariah), Edisi Khusus 1 Tahun,2007, h. 25

Page 63: FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM JURUSAN PERBANKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15946/1/ABDUR RASYID-FSH.pdf · memposisikan dirinya pada business center dan profit

63

Tidak terkecuali industri perbankan global berlomba-lomba

membuka unit usaha syariah dalam berbagai metode. Penduduk Muslim di

Asia mencapai setengah dari populasi Muslim sedunia. HSBC Amanah salah

satu bank internasional akan memisahkan layanan syariahnya di Malaysia.

Unit usaha syariah akan dibuat menjadi lembaga keuangan tersendiri.

Malaysia dianggap potensial untuk mengembangkan layanan syariah lantaran

populasi Muslim dan pertumbuhan industri keuangan syariah yang leading

untuk kawasan Asia.

Untuk operasional tersebut, HSBC Amanah telah mengajukan

permohonan ke bank sentral Malaysia. Layanan yang ditawarkan antara lain

pengelolaan keuangan (wealth management), reksa dana, dan produk dana

pension. Selanjutnya produk ini juga ditawarkan ke Indonesia, dan negara

dengan populasi Muslim lainnya di Asia. Demikian dilontarkan Managing

Director HSBC Mohamed Ross Mohd Din.

Ekspansi HSBC Amanah ke Asia bersaing dengan Standard

Chartered Plc, ABN Amro Holding, Allianz AG. Perkiraan lembaga

pemeringkat Standard and Poor’s total aset mencapai 500 miliar $ US dan

tumbuh diatas 10 % per tahun. Khusus di industri keuangan Islam, termasuk

aset bank Islam, diperkirakan tumbuh menjadi 2,8 triliun tahun 2010

dibanding 1 triliun saat ini. Perkiraan itu dibuat oleh Islamic Financial Boar

dan Islamic Developmnt Bank (IDB).90

90 Seluruh tulisan dalam uraian diatas disarikan dari beberapa literatur & artikel yangmenjelaskan tentang perkembangan perbank syariah. Adapaun literature-literatur tersebut

Page 64: FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM JURUSAN PERBANKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15946/1/ABDUR RASYID-FSH.pdf · memposisikan dirinya pada business center dan profit

64

B. Aspek Sarana dan Pelayanan

i.Penerapan Kebijakan Sistem Office Channeling

Program Office Channeling (OC) merupakan kebijakan baru yang

dikeluarkan oleh Bank Indonesia (BI) pada 30 Januari 2006. Office

Channeling merupakan layanan syariah di cabang konvensional. Tujuan

diadakan Office Channeling dalam rangka memperluas jaringan perbankan

syariah di Indonesia yang saat ini masih kurang. Office Channeling adalah

istilah yang digunakan Bank Indonesia (BI) untuk menggambarkan

penggunaan kantor bank umum (konvensional) dalam melayani transaksi-

transaksi dengan skim syariah, dengan syarat bank bersangkutan telah

memiliki UUS.

Landasan hukum adanya Office Channeling adalah Peraturan Bank

Indonesia (PBI) No. 8/3/PBI/2006, Bab. I Pasal 1 Ayat 20. Diberlakukannya

sistem Office Channeling ini, diperkirakan akan memberikan dampak yang

positif terhadap perkembangan industri perbankan syariah di masa mendatang.

Pertama, dengan diberlakukannya Office Channeling, tentu akan semakin

memudahkan bagi nasabah untuk melakukan transaksi syariah. Kedua, dengan

semakin mudahnya para nasabah untuk mendapatkan akses layanan

perbankan syariah, diperkirakan perkembangan DPK akan semakin besar,91

dimana sebelumnya DPK Perbankan Syariah Hanya Rp.15,5 triliun pada

antara lain: Bisnis Waralaba Islam, (Sharing: Majalah ekonomi Plus, Edisi 9 tahun, 1 Juli2007), h. 39

91 AM. Hasan Ali, M. Nadratuzzaman Hosen, Tanya Jawab TJ Ekonomi Syariah,(Jakarta : Pusat Komunikasi Ekonomi Syariah, PKES, 2007), h. 68-39

Page 65: FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM JURUSAN PERBANKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15946/1/ABDUR RASYID-FSH.pdf · memposisikan dirinya pada business center dan profit

65

Desember 2005. Menurut data statistic BI selama 2006 kantor hasil Office

Channeling bertambah 456 buah dan berhasil mendongkrak peningkatan DPK

sampai Rp. 21,8 triliun.92 Ketiga, Office Channeling bisa meningkatkan

pangsa pasar (market share) perbankan syariah terhadap perbankan nasional.

1. Syarat Pembukaan Layanan Office Channeling

Layanan Syariah dapat dibuka oleh Bank Umum Konvensional yang

telah memiliki UUS dengan persyaratan: 93

a. Dalam satu wilayah kantor Bank Indonesia dengan kantor cabang

syariah induknya.

b. Dengan menggunakan pola kerjasama antar kantor cabang syariah

induknya dengan kantor cabang dan atau kantor cabang pembantu.

c. Dengan menggunakan sumber daya manusia sendiri bank yang telah

memiliki pengetahuan mengenai produk dan operasional bank syariah.

d. Memiliki pencatatan dan pembukaan terpisah dari kantor cabang dan

atau kantor cabang pembantu dan menggunakan standar akuntansi

keuangan yang berlaku bagi perbankan syariah.

e. Laporan keuangan layanan syariah, wajib digabungkan dengan laporan

keuangan kantor cabang syariah induknya pada hari yang sama.

92 Sharing, Tren Hunian Islam, (Sharing, Majalah Ekonomi Plus), Edisi 8 tahun I - Juni2007, h. 47

93 Upaya Meningkatkan Layanan Perbankan Syariah Melalui Office ChannelingLayanan Syariah, http://www.bi.go.id/NR/rdonlyres/858B13BI

Page 66: FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM JURUSAN PERBANKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15946/1/ABDUR RASYID-FSH.pdf · memposisikan dirinya pada business center dan profit

66

2. Office Channeling Menurut Kaidah Fiqh

Imam Ghazali dalam kitabnya Ihya Ulumuddin mengibaratkan

uang bagaikan cermin, cermin tidak punya warna namun dapat

merefleksikan semua warna. Begitupun uang, uang bisa tidak punya harga

namun uang dapat merefleksikan semua harga, yang sebelumnya penulis

uraikan pada latar belakang skripsi ini

Uang bisa dibuat dari benda apa saja, termasuk kulit unta, kata

Umar Bin Khattab. Ketika benda itu ditetapkan sebagai mata uang sah,

maka barang itu berubah fungsinya dari barang biasa menjadi alat tukar,

penyimpanan nilai dimana semua barang ditimbang dan dinilai aslinya

Dalam ilmu Fiqh dikenal adanya ain dan dayn. Uang merupakan

dayn, sementara bentuk fisik (material) dari uang itu sendiri disebut

dengan ain. Dayn adalah nilai dari uang yang bersifat abstrak, tidak dapat

dilihat seperti halnya hutang. Sementara ain adalah materi penyusun uang

tersebut, misalnya kertas / logam. Jadi, ketika nasabah menyalurkan

dananya melalui layanan Office Channeling di bank konvensional, yang

tercampur adalah fisik / materi dari uang tersebut bukan nilainya. Atau

jika dengan menggunakan analogi bahwa ketika nasabah menyetorkan

dananya melalui layanan Office Channeling di bank maka uang tersebut

merupakan dayn bagi bank. Dengan begitu yang diperhitungkan adalah

nilai hutang bukan bentuk materi hutang tersebut.

Uang yang digunakan sekarang ini, jika ditelusuri sejarah uang

kertas, adalah dipersamakan dengan catatan berisi janji dari penerbit yang

Page 67: FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM JURUSAN PERBANKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15946/1/ABDUR RASYID-FSH.pdf · memposisikan dirinya pada business center dan profit

67

menyatakan lembaran itu dapat ditukar dengan emas senilai nominal yang

tertera pada era modern, kertas janji-janji tersebut, oleh bank disimpan

dalam memori dan hard disk computer. Sehingga yang ada pada bank

adalah sekedar catatan-catatan atau ingatan janji-janji saja. Dengan

demikian karena uang pada bank bersifat abstrak dan tidak bersifat benda

kimiawi, maka logika percampuran tersebut kurang tepat.

Berdasarkan kaidah Fiqh diatas, berarti akses transaksi syariah

dapat menggunakan jaringan ATM non syariah dan ATM Bersama, selain

dapat juga dengan memanfaatkan fasilitas produk shar’e. Bank Muamalat

yang dapat dibeli melalui kantor pos.94

Bank Mega Syariah Juga telah bergabung dengan jaringan ATM

Bersama sejak awal tahun 2006 lalu, kemudian Jum’at 27 Juli 2007

bertempat di Menara Bank Mega lantai 3, dilakukan penandatangan

perjanjian kerjasama (PKS) antara PT. Bank Syariah Mega Indonesia

dengan PT. Rintis Sejahtera sebagai penyelenggara ATM Prima dan Prima

Debit. Dengan kerjasama ini, seluruh nasabah Bank Mega Syariah yang

ada di 11 cabangnya, dapat leluasa bertransaksi di lebih dari 7.700

jaringan ATM Prima serta berbelanja lebih dari 23.000 merchant bertanda

94 Mengenai keraguan sebagian umat Islam Indonesia, apakah dengan adanyakerjasama dengan bank konvensional melalui Office Channeling akan terjadipercampuran antara yang halal dengan yang haram? Hal ini ditanggapi oleh KetuaDewan Syariah Nasional (DSN) Majelis Ulama Indonesia, KH. Ma’ruf Amin, bahwakerjasama antar bank syariah dan bank konvensional, seperti Office Channeling tidakmelanggar prinsip syariah, karena ada teknologi yang mampu membuat dana itu benar-benar terpisah. Dengan teknologi tersebut, dana yang diterima akan dimasukkan langsungke rekening syariah dan itu sudah memenuhi sharia compliance. (Tanya Jawab EkonomiSyariah, Karya AM. Hasan Ali, dan M. Nadratuzzaman Hosen, Jakarta : PusatKomunikasi Ekonomi Syariah, PKES, 2007, h. 69)

Page 68: FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM JURUSAN PERBANKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15946/1/ABDUR RASYID-FSH.pdf · memposisikan dirinya pada business center dan profit

68

Prima Debit.95 Dengan demikian jelas perhitungan standar akuntansinya

berbeda.

2. Peranan Bank Indonesia Dalam Mesinergikan Office Channeling

Mengacu kepada Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 8/3/PBI/2006

tentang kebijakan Office Channeling seperti yang telah penulis paparkan di atas,

maka sejak 4 Mei 2007, layanan syariah (LS) atau Office Channeling (OC)

diperluas oleh Bank Indonesia, tidak hanya disatu wilayah kerja kantor Bank

Indonesia (BI), tetapi provinsi. Namun hal ini masih fleksibel, jika satu provinsi

luasnya lebih kecil dari satu wilayah kerja kantor Bank Indonesia (BI), OC bisa

dilakukan. Ini memberi ruang lebih leluasa kepada UUS untuk mengembangkan

sayap.

Bank konvensional yang induknya memiliki UUS juga diwajibkan

mencantumkan logo industri perbankan syariah / Islamic Banking (IB) di setiap

kantornya, sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 9/7/PBI/2007

tanggal 4 Mei 2007 tentang “Peraturan Atas Peraturan Kegiatan Usaha Bank

Umum Konvensional Menjadi Bank Umum yang Melaksanakan Kegiatan Usaha

Berdasarkan Prinsip Syariah dan Pembukaan kantor Bank yang melaksanakan

Kegiatan Usaha Berdasarkan Prinsip Syariah oleh Bank Umum Konvensional”.96

Dimana kebijakan tersebut merupakan revisi kebijakan serupa yang mengizinkan

95 Artikel, Press Release, Bank Syariah Mega Indonesia, 200796 Sharing, Tren Hunian Islam, Majalah Sharing, h. 47

Page 69: FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM JURUSAN PERBANKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15946/1/ABDUR RASYID-FSH.pdf · memposisikan dirinya pada business center dan profit

69

UUS untuk menyalurkan pembiayaan melalui kantor cabang Office Channeling

konvensional.97

Terbukti sinergi yang dilakukan Bank Indonesia tentang Office

Channeling direalisasikan oleh BNI Syariah untuk meningkatkan pelayanan

terhadap nasabahnya, dengan dimilikinya total outlet Office Channeling sebanyak

148 unit per Desember 2006, Asset BNI Syariah naik dari Rp. 1,34 Triliun

menjadi Rp. 1,6 Triliun. Penghimpunan DPK turut meningkat dari Rp. 856.6

Miliar menjadi Rp. 1,12 Triliun. Sementara pembiayaan bertumbuh dari Rp.

834,6 Miliar menjadi Rp. 1,13 Triliun.98

Berdasarkan data yang dikelola Bisnis Indonesia Intelligence Unit (BIU),

sepuluh UUS terbesar memperlihatkan kenaikan aset 63,06 % Lonjakan aset lebih

terlihat di bukukan UUS, terutama milik bank-bank berstatus perusahaan terbuka.

Total aset UUS terbesar saat ini di pegang BNI, meski dari sisi pertumbuhan

hanya meningkat 19,4 % menjadi Rp. 1,59 Triliun. Di bawah BNI, posisi aset

UUS terbesar secara berurutan dipegang oleh Bank Niaga, Bukopin, Bank Jabar,

dan Bank Danamon.99

3. Faktor Penghambat Akselerasi Perbankan Syariah100

a). Faktor Bank dan Manajerial

97 Abdullah Al Juffry, Kemitraan Positif Antar Bank Syariah dan Bank Konvensional, 25Juli 2007, http://www.republika.co.id/koran.

98 BNI Perkuat Modal Divisi Syariah 300 M, 15 Februari 2007, http://www.e-bursa.com/berita/content.

99 Aset Bank Syariah Melejit, 17 April 2007, www.cybernews.cbn.net.id100 Sharing, 15 th Ekonomi Islam di Indonesia, h. 14

Page 70: FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM JURUSAN PERBANKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15946/1/ABDUR RASYID-FSH.pdf · memposisikan dirinya pada business center dan profit

70

Masalah pokok dari pertumbuhan industri perbankan syariah di

Indonesia adalah Sumber Daya Manusia (SDM). Sekarang ini antarbank

syariah terjadi saling membajak staf yang dianggap professional. Banyak dari

bank Muamalat dibajak untuk pindah ke bank lain mulai dari level officer,

pimpinan cabang atau lainnya. Jika mereka yang pindah itu berprestasi maka

perlu waktu untuk regenerasi staf dari bawah menggantikan posisi yang

ditinggalkan. Dalam industri ini bisa berpengaruh. Para pegawai itu pindah

karena mungkin posisi yang ditawarkan lebih baik.

Pertumbuhan industri syariah juga dibayangi Non Performing

Finance (NPF) yang sekarang naik. Tapi secara average nett masih di bawah

5 %. Karena bank yang baik harus memiliki risk management yang baik.

Manajemen risiko yang baik itu banyak di bank konvensional. Sudah menjadi

pendapat umum bahwa perbankan syariah menggunakan orang kelas dua

karena tidak mampu membayar SDM terbaik. Kualitas dan kuantitas SDM

bank syariah memang masih menjadi kendala.

b). Faktor Regulasi

Permasalahan berikutnya adalah pajak. Investor dari luar negeri mau

masuk apabila pajak berganda atau pajak pertambahan nilai (PPn) hilang.

Mereka bermaksud membeli bank kecil untuk di konversi ke syariah dan

setelah itu disuntik modal supaya mereka bisa masuk ke pembiayaan

korporasi. Jika investor luar negeri masuk ke korporasi, pertumbuhan bank

syariah bisa lebih cepat. Percepatan menjadi makin kencang.. Bank mau

Page 71: FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM JURUSAN PERBANKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15946/1/ABDUR RASYID-FSH.pdf · memposisikan dirinya pada business center dan profit

71

masuk tapi mereka menunggu hingga peraturan pajak berganda hilang.

Investor luar itu bisa masuk ke korporasi sehingga langsung besar. Tetapi hal

ini tampaknya sudah mulai bisa teratasi pasalnya tanggal 28 Juni 2008 yang

lalu DPR telah mengesahkan UU Perbankan Syariah untuk menjawab hal itu.

c). Faktor Masyarakat

Dari beberapa penelitian terlihat masih ada keengganan dari

masyarakat hijrah ke bank syariah karena keterbatasan layanan. Soal produk

memang juga menjadi hambatan tapi tak terlalu besar, permasalahan yang

utama pada masyarakat adalah mengenai persepsi masyarakat yang masih

beranggapan bahwa bank syariah dan bank konvensional sama saja.

Bank Indonesia (BI) menyampaikan kepada DSN MUI agar bank

syariah mengelola dana haji masyarakat. DSN sudah membuatkan surat

kepada pihak terkait agar dana haji ditempatkan di bank syariah. Ini karena

relatif baru masih kecil-kecil maka jaringan juga belum banyak jadi dianggap

belum bisa kelola dana haji.

d). Faktor Bisnis

Aset dan modal bank syariah dalam negeri masih kecil. Untuk

masuk ke korporasi sekalipun ada mereka terbatas ketentuan Batas Maksimal

Pemberian Kredit (BMPK) yang 20 % dari modal. Jika modal bank syariah

hanya Rp. 100.000.000.000,- berarti mereka hanya bisa membiayai Rp.

20.000.000.000,- itupun perlu analisa lebih lanjut. Hanya dua bank syariah

Page 72: FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM JURUSAN PERBANKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15946/1/ABDUR RASYID-FSH.pdf · memposisikan dirinya pada business center dan profit

72

yang besar yakni Bank Muamalat dan Bank Syariah Mandiri, itupun masih

kecil. Untuk masuk korporasi satu-satunya cara memang dengan sindikasi.

Tapi dengan hanya beberapa bank dengan modal kecil ini juga masih sangat

terbatas. Masing-masing bank pasti akan berfikir juga apakah mereka mampu,

dan bisa masuk ke korporasi yang mungkin sekali masuk pembiayaan bosa

Rp. 50.000.000.000,-

Jika Sukuk ada, maka terbuka alternatif pembiayaan bagi bank

syariah selama sector riil belum terlalu bergerak. Sekarang karena tidak ada

alternatif pembiayaan, maka jika ada tawaran pendanaan, bank cenderung

menolak. Mereka tidak bisa masuk SBI dan hanya mengandalkan sector riil

dan UKM.

Dalam catatan Bank Indonesia (BI), FDR bank syariah mencapai

101 %, karena FDR adalah pembiayaan dibagi dana. Jika pembiayaan masuk,

dana juga masuk. Sekarang bank menolak dana masuk yang besar karena

instrument pelemparan tidak ada. Jika dana masuk dan pelemparan ada, FDR

juga akan berjalan seimbang terus. Bank Indonesia (BI) akan terus membuat

beerapa kebijakan tanpa mengurangi prinsip kehati-hatian, dengan meloloskan

perhitungan akuntansi untuk murabahah. Yang tadinya pukul rata sekarang

untuk kepentingan industri ini menjadi proporsional, kemudian BI

memberlakukan relaksasi sedikit terutama soal perhitungan pilar-pilar untuk

Page 73: FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM JURUSAN PERBANKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15946/1/ABDUR RASYID-FSH.pdf · memposisikan dirinya pada business center dan profit

73

pemberian pembiayaan UKM, cukup satu pilar saja yaitu kemampuan bayar

saja.101

101 Seluruh tulisan dalam uraian diatas dirangkum dari beberapa literatur yangmenjelaskan tentang faktor kendala yang dihadapi bank syariah. Adapaun literature-literaturtersebut antara lain: 15 th Ekonomi Islam di Indonesia Sharing, (Majalah ekonomi dan bisnissyariah, Edisi Khusus 1 tahun, Oktober 2007), Prospek Industri Perbankan & KeuanganIndonesia 2007 (Majalah Infobank Analisis Strategi Perbankan & Keuangan outlook 2007,No. 332, November 2006, Vol XXVIII.)

Page 74: FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM JURUSAN PERBANKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15946/1/ABDUR RASYID-FSH.pdf · memposisikan dirinya pada business center dan profit

74

BAB IV

ANALISA PENYERTAAN MODAL DAN HASIL INTERPRETASI DATA

OFFICE CHANNELING (OC)

3. Tingkat Modal Dengan Nilai Return On Investment (ROI)

1. Analisis Laporan Keuangan

a). PT. Bank Bukopin (UUS)102

Laporan Keuangan Publikasi TriwulananPT BANK BUKOPIN

JL MT.HARYONO KAV 50-51 JAKARTA 12770Telp. 7989837-7988266

Neraca Periode: September 2008 dan 2007 dalam milyar rupiah

A. AKTIVA 01/09/08 01/09/071. Kas 10.823 6.591

2. Giro Bank Indonesia 18.647 17.874

3. Sertifikat Wadiah Bank Indonesia 2

4. Penempatan Pada Bank Lain 62 115

5. PPAP Penempatan Pada Bank Lain -/- -6 -6

6. Surat Berharga Yang Dimiliki 20 30

7. PPAP Surat Berharga Yang Dimilki -/- -200 -300

8. Piutang Murabaha 577.464 325.301

9. PPAP Piutang Murabaha -/- -6.624 -4.379

10. Piutang Lainnya 1.586 12

11. PPAP Piutang lainnya -/- -14 -1

12. Pembiayaan Mudharabah dan Musyarakah 147.767 87.162

13. PPAP Pembiayaan -/- -1.71 -815

14. Pendapatan Yang Masih Akan Diterima 2.818 1.754

15. Biaya Dibayar Dimuka 11.519 12.704

102 Sumber data : Berdasarkan Laporan Keuangan Publikasi Bank yang telahdipublikasi di media masa dan disampaikan kepada Bank Indonesia melalui media disket atauhasil cetakan/guntingan koran atau melalui e-mail. Format Laporan ini sesuai dengan formatdalam Surat Edaran Bank Indonesia No.7/56/DPbS tanggal 9 Desember 2005 Kepada SemuaBank Umum yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah dan unit usahasyariah di Indonesia perihal Laporan Tahunan, Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan danBulanan serta Laporan Tertentu dari Bank yang Disampaikan kepada Bank Indonesia.(www.bi.go.id)

Page 75: FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM JURUSAN PERBANKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15946/1/ABDUR RASYID-FSH.pdf · memposisikan dirinya pada business center dan profit

75

16. Aktiva Tetap 9.134 8.673

17. Akumulasi Penyusutan Aktiva Tetap -/- -6.292 -4.918

18. Aktiva Lain-lain 2.356 2.045

JUMLAH AKTIVA 787.33 483.812B. PASIVA

1. Dana Simpanan Wadiah 145.064 77.976

2. Kewajiban Segera Lainnya 871 2.993

3. Kewajiban Kepada Bank Indonesia (FPJPS)

4. Kewajiban Kepada Bank Lain 20.027 317

5. Surat Berharga Yang Diterbitkan 51

6. Kewajiban Lain-lain 362.126 111.645

7. Dana Investasi Tidak Terikat 245.751 234.632

a. Tabungan Mudharabah 633

b. Deposito Mudharabah 245.118 234.632

b.1. Rupiah 245.118 234.632b.2. Valuta Asing

8. Saldo Laba (Rugi) 13.491 5.249JUMLAH PASIVA 787.33 483.812

Laporan Keuangan Publikasi TriwulananPT BANK BUKOPIN

JL MT.HARYONO KAV 50-51 JAKARTA 12770Telp. 7989837-7988266

Laba/Rugi Periode: September 2008 dan 2007

POS – POS 01/09/08 01/09/07A. Pendapatan Operasional

1. Margin Murabahah 44.764 33.82

2. Bagi Hasil Mudharabah 14.506 10.974

3. Bonus 1.604 1.741

4. Pendapatan Operasional Lainnya 6.429 3.672

B. Jumlah Pendapatan Operasional 67.303 50.207C. Bagi Hasil untuk Investor Dana Investasi tidak terikat -/-

1. Bank 5.925 6.185

2. Bukan Bank 11.667 14.413

3. Bank Indonesia

D. Jumlah Distribusi Bagi Hasil 17.592 20.598

E. Pendapatan operasional setelah distribusi bagi hasil untuk investordana investasi tidak terikat 49.711 29.609

F. Beban Operasional1. Bonus Wadiah 2.184 1.642

2. Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif 4.364 1.757

3. Beban Administrasi & Umum 4.673 4.461

4. Beban Personalia 9.249 7.67

5. Beban Lainnya 5.677 3.701

Page 76: FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM JURUSAN PERBANKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15946/1/ABDUR RASYID-FSH.pdf · memposisikan dirinya pada business center dan profit

76

G. Jumlah Beban Operasional 26.147 19.231H. Pendapatan (Beban) Operasional Bersih 23.564 10.378I. Pendapatan Non Operasional 19 129

J. Beban Non Operasional 10.092 5.258K. Laba (Rugi) Non Operasional Bersih -10.073 -5.129L. Laba (Rugi) Tahun Berjalan 13.491 5.249

TABEL 5. Laporan Keuangan Neraca & Laba/rugi PT. Bank Bukopin (UUS)

Dari analisa laporan keuangan neraca dan rugi/laba PT. Bank Bukopin

UUS) di atas maka dapat dilihat nilai return on investment (ROI) dimana ROI

adalah teknik analisa secara menyeluruh (komprehensip) untuk mengukur

efektifitas dari keseluruhan operasi bank. Return On Investment (ROI) itu

sendiri adalah salah satu bentuk dari ratio profitabilitas untuk dapat mengukur

kemampuan bank dengan keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktiva yang

digunakan untuk operasinya agar menghasilkan keuntungan, dimana rumus ROI

adalah:

ROI = x 100 %

= x 100 %

= 17 %

Dengan demikian nilai return on investment (ROI) menunjukan angka

yang masih layak, bahwa atas setiap Rp. 1,- investasi, bank memperoleh laba

sebesar Rp. 0,17,- atau 17 % apabila diasumsikan rata-rata ROI 17 % 5 kali

maka mencapai angka 85 % mendekati angka 100 % dimana ekuivalensi 15 %

Laba BersihTotal Aktiva

13.491787.33

Page 77: FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM JURUSAN PERBANKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15946/1/ABDUR RASYID-FSH.pdf · memposisikan dirinya pada business center dan profit

77

b). PT. Bank Permata, Tbk (UUS)103

Laporan Keuangan Publikasi TriwulananPT BANK PERMATA Tbk

PERMATA BANK TOWER I JL.SUDIRMAN KAV.27 JAKARTATelp. 021-5237899 , 5237999

dahulu PT BANK BALI, Tbk s/d OKTOBER 2002Neraca dalam milyar rupiah

Periode: September 2008 dan 2007 dalam milyar rupiahPOS - POS 01/09/08 01/09/07A. AKTIVA

1. Kas 12.754 9.326

2. Giro Bank Indonesia 66.488 32.601

3. Sertifikat Wadiah Bank Indonesia 70

4. Penempatan Pada Bank Lain

5. PPAP Penempatan Pada Bank Lain -/-

6. Surat Berharga Yang Dimiliki 82.357 74.927

7. PPAP Surat Berharga Yang Dimilki -/- -824 -749

8. Piutang Murabaha 873.4 335.523

9. PPAP Piutang Murabaha -/- -17.65 -14.311

10. Piutang Lainnya 92.257

11. PPAP Piutang lainnya -/-

12. Pembiayaan Mudharabah dan Musyarakah 12.574 14.999

13. PPAP Pembiayaan -/- -3.663 -4.014

14. Pendapatan Yang Masih Akan Diterima

15. Biaya Dibayar Dimuka 48 4

16. Aktiva Tetap 1.432 856

17. Akumulasi Penyusutan Aktiva Tetap -/- -750 -415

18. Aktiva Lain-lain 5.841 3.278

JUMLAH AKTIVA 1,194,264 452.025B. PASIVA

1. Dana Simpanan Wadiah 79.482 32.75

2. Kewajiban Segera Lainnya 7.687 2.395

3. Kewajiban Kepada Bank Indonesia (FPJPS)

4. Kewajiban Kepada Bank Lain 706

5. Surat Berharga Yang Diterbitkan

6. Kewajiban Lain-lain 250.476 169.9617. Dana Investasi Tidak Terikat 822.232 251.2

a. Tabungan Mudharabah 84.276 46.592

b. Deposito Mudharabah 737.956 204.608

b.1. Rupiah 667.596 204.608b.2. Valuta Asing 70.36

8. Saldo Laba (Rugi) 33.681 -4.281

JUMLAH PASIVA 1,194,264 452.025

103 Ibid

Page 78: FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM JURUSAN PERBANKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15946/1/ABDUR RASYID-FSH.pdf · memposisikan dirinya pada business center dan profit

78

Laporan Keuangan Publikasi TriwulananPT BANK PERMATA Tbk

PERMATA BANK TOWER I JL.SUDIRMAN KAV.27 JAKARTATelp. 021-5237899 , 5237999

dahulu PT BANK BALI, Tbk s/d OKTOBER 2002Laba/Rugi dalam milyar rupiah

Periode: September 2008 dan 2007POS - POS 01/09/08 01/09/07A. Pendapatan Operasional

1. Margin Murabahah 62.904 15.946

2. Bagi Hasil Mudharabah 6.199 4.6063. Bonus 8.551 4594. Pendapatan Operasional Lainnya 17.047 6.507

B. Jumlah Pendapatan Operasional 94.701 27.518C. Bagi Hasil untuk Investor Dana Investasi tidak terikat -/-

1. Bank 3.922 7

2. Bukan Bank 32.321 11.042

3. Bank Indonesia

D. Jumlah Distribusi Bagi Hasil 36.243 11.049E. Pendapatan operasional setelah distribusi bagi hasil untuk investor

dana investasi tidak terikat 58.458 16.469F. Beban Operasional

1. Bonus Wadiah 904 19

2. Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif 10.172 13.28

3. Beban Administrasi & Umum 1.255 1.079

4. Beban Personalia 6.394 4.93

5. Beban Lainnya 5.619 1.44

G. Jumlah Beban Operasional 24.344 20.748H. Pendapatan (Beban) Operasional Bersih 34.114 -4.279I. Pendapatan Non Operasional 441J. Beban Non Operasional 874 2K. Laba (Rugi) Non Operasional Bersih -433 -2L. Laba (Rugi) Tahun Berjalan 33.681 -4.281

TABEL 6. Laporan Keuangan Neraca & Laba/rugi PT. Bank Permata(UUS)

Kemudian dari analisa laporan keuangan neraca dan rugi/laba PT.

Bank Permata (UUS) di atas, maka dapat dilihat nilai return on investment (ROI)

dimana rumus ROI adalah:

ROI = x 100 %

= x 100 %

= 28 %

Laba BersihTotal Aktiva

33.681_1,194,264

Page 79: FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM JURUSAN PERBANKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15946/1/ABDUR RASYID-FSH.pdf · memposisikan dirinya pada business center dan profit

79

Dengan demikian nilai return on investment (ROI) menunjukan angka

yang sangat layak, bahwa atas setiap Rp. 1,- investasi, bank memperoleh laba

sebesar Rp. 0,28,- atau 28 % apabila diasumsikan rata-rata ROI 28 % 4 kali

maka mencapai angka 112 % melebihi angka 100 % dimana ekuivalensi >12 %

c). PT. Bank DKI (UUS)104

Laporan Keuangan Publikasi TriwulananPT BANK DKI

JL Ir.H.JUANDA III/7-9, JAKARTA 10120Telp. 021-2314567 (HUNTING)

Neraca Periode: September 2008 dan 2007 dalam milyar rupiah

POS - POS 01/09/08 01/09/07A. AKTIVA

1. Kas 1.303 771

2. Giro Bank Indonesia 15.058 13.006

3. Sertifikat Wadiah Bank Indonesia 5.1

4. Penempatan Pada Bank Lain 4.894

5. PPAP Penempatan Pada Bank Lain -/- -49

6. Surat Berharga Yang Dimiliki 5 4

7. PPAP Surat Berharga Yang Dimilki -/- -40 -40

8. Piutang Murabaha 255.213 60.479

9. PPAP Piutang Murabaha -/- -4.776 -2.267

10. Piutang Lainnya 30.815 19.728

11. PPAP Piutang lainnya -/-12. Pembiayaan Mudharabah dan Musyarakah 214.667 70.063

13. PPAP Pembiayaan -/- -3.458 -701

14. Pendapatan Yang Masih Akan Diterima 136 33

15. Biaya Dibayar Dimuka16. Aktiva Tetap 2.833 1.32217. Akumulasi Penyusutan Aktiva Tetap -/- -840 -58018. Aktiva Lain-lain 43.972 5

JUMLAH AKTIVA 564.728 170.919B. PASIVA

1. Dana Simpanan Wadiah 22.118 18.623

2. Kewajiban Segera Lainnya 4.586 980

3. Kewajiban Kepada Bank Indonesia (FPJPS)4. Kewajiban Kepada Bank Lain 559

104 Ibid

Page 80: FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM JURUSAN PERBANKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15946/1/ABDUR RASYID-FSH.pdf · memposisikan dirinya pada business center dan profit

80

5. Surat Berharga Yang Diterbitkan6. Kewajiban Lain-lain 388.037 26.735

7. Dana Investasi Tidak Terikat 136.538 120.333a. Tabungan Mudharabah 39.331 25.325

b. Deposito Mudharabah 97.207 95.008b.1. Rupiah 97.207 95.008b.2. Valuta Asing

8. Saldo Laba (Rugi) 12.89 4.248JUMLAH PASIVA 564.728 170.919

Laporan Keuangan Publikasi TriwulananPT BANK DKI

JL Ir.H.JUANDA III/7-9, JAKARTA 10120Telp. 021-2314567 (HUNTING)

Laba/Rugi Periode: September 2008 dan 2007POS - POS 01/09/08 01/09/07A. Pendapatan Operasional

1. Margin Murabahah 17.081 7.16

2. Bagi Hasil Mudharabah 16.348 5.292

3. Bonus 448 123

4. Pendapatan Operasional Lainnya 12.304 4.913

B. Jumlah Pendapatan Operasional 46.181 17.488C. Bagi Hasil untuk Investor Dana Investasi tidak terikat -/-

1. Bank 149 652. Bukan Bank 7.299 4.157

3. Bank Indonesia

D. Jumlah Distribusi Bagi Hasil 7.448 4.222E. Pendapatan operasional setelah distribusi bagi hasil untuk investor

dana investasi tidak terikat 38.733 13.266F. Beban Operasional

1. Bonus Wadiah 7.804 213

2. Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif 9.6 3.65

3. Beban Administrasi & Umum 628 184

4. Beban Personalia 5.914 4.417

5. Beban Lainnya 2.256 557

G. Jumlah Beban Operasional 26.202 9.021H. Pendapatan (Beban) Operasional Bersih 12.531 4.245I. Pendapatan Non Operasional 363 4J. Beban Non Operasional 4 1K. Laba (Rugi) Non Operasional Bersih 359 3L. Laba (Rugi) Tahun Berjalan 12.89 4.248

TABEL 7. Laporan Keuangan Neraca & Laba/rugi PT. Bank DKI (UUS)

Page 81: FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM JURUSAN PERBANKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15946/1/ABDUR RASYID-FSH.pdf · memposisikan dirinya pada business center dan profit

81

Yang terakhir dari analisa laporan keuangan neraca dan rugi/laba PT.

Bank DKI (UUS) di atas, maka dapat dilihat nilai return on investment (ROI)

dimana rumus ROI adalah:

ROI = x 100 %

= x 100 %

= 22,8 %

Dengan demikian nilai return on investment (ROI) menunjukan angka

yang layak, bahwa atas setiap Rp.1 investasi, bank memperoleh laba sebesar

Rp. 0,228 atau 22,8 % apabila diasumsikan rata-rata ROI 22,8 % 4 kali maka

mencapai angka 91,2 % hampir mendekati angka 100 % dimana ekuivalensi

8,8 %

Dari analisa return on investment (ROI) unit usaha syariah (UUS)

keseluruhan, bahwa rata-rata bank syariah diatas bila dapat mempertahankan

ROI nya bahkan lebih, maka bukan tidak mungkin akan mampu melakukan spin

off 100 % atau mengkonversi secara total menjadi bank umum syariah (BUS),

karena sebelumnya BI, melalui PBI No. 7/35 Tahun 2005 tertanggal 30

September 2005 menurunkan modal minimal bank umum syariah jadi Rp 1

triliun dari Rp 3 triliun sebelumnya. Dengan diturunkannya modal awal, bank

syariah di Indonesia memiliki peluang untuk dapat tumbuh cepat.

Laba BersihTotal Aktiva

12.89_564.728

Page 82: FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM JURUSAN PERBANKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15946/1/ABDUR RASYID-FSH.pdf · memposisikan dirinya pada business center dan profit

82

4. Tingkat Optimalisasi Strategi Sistem Office Channeling Data 2007 105

Tabel interpretasi data ini disajikan dalam bentuk table persentase

distribusi frekuensi analisa data yang diwakili 30 orang responden sebagai

ilustrasi populasi yang merupakan studi terdahulu, untuk mengetahui gambaran

umum mengenai nasabah dan respon nasabah yang menggunakan layanan office

channeling (OC) BNI Syariah, yaitu dengan menggunakan rumus:

Keterangan :

P = persentase

F = frekuensi

n = jumlah sample

1. Profil Responden

Profil responden digambarkan melalui jenis kelamin usia, pendidikan

terakhir, penghasilan perbulan, pekerjaan, dan agama. Tentunya responden

yang merupakan nasabah BNI Syariah di Kantor Cabang Utama (KCU)

Melawai Raya yang menggunakan sarana dan layanan office channeling OC.

105 Seluruh hasil riset penelitian optimalisasi penggunaan office channeling merupakanhasil riset studi pendahuluan yang diolah kembali dengan judul (Respon Nasabah PenggunaLayanan Office Channeling BNI Syariah, Zainatussirti, 2008 )

FN

P = x 100 %

Page 83: FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM JURUSAN PERBANKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15946/1/ABDUR RASYID-FSH.pdf · memposisikan dirinya pada business center dan profit

83

Gambaran Responden Berdasarkan Jenis KelaminN = 30

Keterangan Frekuensi PersentasePerempuan 12 40Laki-laki 18 60Jumlah 30 100

Gambaran Responden Berdasarkan UsiaN = 30

Keterangan Frekuensi Persentase

18-25 3 10

26-32 8 26.67

33-39 11 36.67

40-46 5 16.66

47-52 3 10

Total 30 100

Gambaran Responden Berdasarkan Pendidikan TerakhirN = 30

Keterangan Frekuensi Persentase

SD/SDI/Sederajat 0 0

SLTP/Tsanawiyah/Sederajat 0 0

SLTA/MA/Sederajat 3 10

D III/D II/ D I 8 26.66

S 1 17 56.67

S 2 2 6.67

Total 30 100

Gambaran Responden Berdasarkan Jenis PekerjaanN = 30

Keterangan Frekuensi Persentase

Pelajar/Mahasiswa 1 3.33

Petani 0 0

Pedagang 2 6.67

Wiraswasta 4 13.33

Karyawan swasta 15 50

PNS/TNI 7 23.33

Lainnya 1 3.34

Page 84: FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM JURUSAN PERBANKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15946/1/ABDUR RASYID-FSH.pdf · memposisikan dirinya pada business center dan profit

84

Total 30 100

Gambaran Responden Berdasarkan AgamaN = 30

Keterangan Frekuensi Persentase

Islam 30 100

Kristen 0 0

Hindu 0 0

Budha 0 0

Total 30 100

Gambaran Responden Berdasarkan Penghasilan per BulanN = 30

Keterangan Frekuensi Persentase

< Rp. 500.000 1 3.33

Rp.500.000 – Rp. 2.000.000 14 46.67

> Rp. 2.000.000 15 50

Total 30 100

Gambaran Responden Berdasarkan Motiv (alasan) Menabung di Bank SyariahN = 30

Keterangan Frekuensi PersentaseMemahami bank syariahadalah bank yang sesuaidengan ajaran Islam

8 26.67

Adanya opini bagi hasil/return lebih menguntungkan 5 16.67

Mematuhi fatwa MUI bahwabunga bank (konvensional)haram

9 30

Sekedar ikut-ikutan 4 13.33

Karena terpengaruh olehlingkungan (keluarga,teman, dan kerabat)

4 13.33

Total 30 100

Gambaran Responden Berdasarkan opini bagi hasil bank syariahN = 30

Page 85: FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM JURUSAN PERBANKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15946/1/ABDUR RASYID-FSH.pdf · memposisikan dirinya pada business center dan profit

85

Keterangan Frekuensi PersentaseSama saja dengan konvensional 9 30

Lebih menguntungkan bagi hasil 10 33.33

Lebih menguntungkan bunga 4 13.34

Tidak Tahu 7 23.33

Total 30 100

TABEL 8. Gambaran/Profil Responden & Persentase Distribusi Frekuensi

2. Respon Nasabah Terhadap Layanan Office Channeling (OC)

Berikut ini adalah bambaran jawaban responden yang disajikan dalam

bentuk distribusi frekuensi table analisis.

Peraturan yang dikeluarkan BI melalui PBI No. 8/3/2006 mengenai diperbolehkannyabank konvensional yang telah memiliki UUS membuka layanan OC

N = 30

Keterangan Frekuensi PersentaseSangat tidak puas 0 0Tidak puas 0 0Ragu-ragu/tidak tahu 1 3.33Puas 18 60Sangat puas 11 36.67Total 30 100

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Regulasi BI dalamPBI No. 8/3/2006

30

30

3 5 4.37 615

Valid N (listwise)

TABEL 9. Persentase Distribusi Frekuensi office channeling (OC) tentang No.8/3/PBI/2006

Page 86: FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM JURUSAN PERBANKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15946/1/ABDUR RASYID-FSH.pdf · memposisikan dirinya pada business center dan profit

86

Mean berada pada angka 4,37 mendekati angka 4 (puas) dalam skala

likert, mediannya berada pada nilai 4,00 masih pada angka 4. Berarti

peraturan BI dalam PBI No. 8/3/2006 memenuhi standar penilaian untuk

aspek regulasi layanan.

Peraturan BI dalam PBI No. 9 Tahun 2007 sebagai revisi dari peraturan sebelumnyayaitu office channeling diperbolehkan melayani pembiayaan syariah

N = 30

Keterangan Frekuensi PersentaseSangat tidak puas 0 0Tidak puas 0 0Ragu-ragu/tidak tahu 3 10Puas 27 90Sangat puas 0 0Total 30 100

TABEL 10. Persentase Distribusi Frekuensi office channeling (OC)

Dengan adanya peraturan BI PBI No. 9 Tahun 2007 mengenai office

channeling melayani pembiayaan yang sebelumnya hanya terfokus pada

pengumpulan DPK saja, nasabah menyambut positif. 90 % puas, dan hamper

seluruh nasabah puas dengan aturan baru yang lebih memudahkan akses

keuangan masyarakat terutama dalam hal pembiayaan.

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Regulasi BI dalamPBI No. 9 Tahun2007

30

30

3 4 3.90 305

Valid N (listwise)TABEL 11. Descriptive Statistics No.9/PBI/2007

Page 87: FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM JURUSAN PERBANKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15946/1/ABDUR RASYID-FSH.pdf · memposisikan dirinya pada business center dan profit

87

Angka mean 3.90 (mendekati nilai 4) artinya rata-rata nasabah puas

dengan keluarnya peraturan baru ini dan bank telah memenuhi aspek penilaian

nasabah dilihat dari regulasi layanan.

Beroperasinya layanan office channeling di bank konvensionalN = 30

Keterangan Frekuensi PersentaseSangat tidak puas 0 0Tidak puas 0 0Ragu-ragu/tidak tahu 0 0Puas 4 13.33Sangat puas 26 86.67Total 30 100

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Operasional OC DiBank Konvensional 30

30

4 5 4.87 346

Valid N (listwise)

TABEL 12. Descriptive Statistics operasional (OC) diBank Konvensional

Mean berada pada nilai 4,87 mendekati nilai 5 (skala sangat setuju).

Rata-rata nasabah sangat setuju dengan beroperasinya OC atau layanan

syariah di bank konvensional, sehingga bank dapat mengakomodir kebutuhan

seluruh nasabah akan jasa keuangan.

Kemudahan prosedur dalam memperoleh layanan OCBNI Syariah di kantor BNI Melawai

N = 30Keterangan Frekuensi PersentaseSangat tidak mudah 0 0Tidak mudah 1 3.33Ragu-ragu/tidak tahu 0 0Mudah 18 60Sangat mudah 11 36.67Total 30 100

Page 88: FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM JURUSAN PERBANKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15946/1/ABDUR RASYID-FSH.pdf · memposisikan dirinya pada business center dan profit

88

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Kemudahan prosedurlayanan officechanneling (OC)

30

30

2 5 4.30 651

Valid N (listwise)

TABEL 13. Descriptive Statistics Kemudahan prosedur layanan OC

Mean mendekati angka 4 (skala mudah). Berarti layanan ini tidak

terlalu berbelit-belit atu mudah dan bank memenuhi aspek keandalan

reliability.

Kepuasan terhadap kecepatan akses bertransaksi dengan layanan OC BNI SyariahN = 30

Keterangan Frekuensi PersentaseSangat tidak puas 0 0Tidak puas 0 0Ragu-ragu/tidak tahu 0 0Puas 19 63.33Sangat puas 11 36.67Total 30 100

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Kecepatan aksestransaksi 30

30

4 5 4.37 490

Valid N (listwise)

TABEL 14. Descriptive Statistics Kecepatan akses transaksi

Dari angka mean 4,73 rata-rata responden menjawab puas dengan

kecepatan akses transaksi melalui layanan OC ini. Dengan demikian bank

telah memenuhi aspek yang mempengaruhi penilaian nasabah terhadap

kualitas layanan dilihat dari segi keandalan realibility.

Page 89: FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM JURUSAN PERBANKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15946/1/ABDUR RASYID-FSH.pdf · memposisikan dirinya pada business center dan profit

89

Kepuasan terhadap teknologi dalam layanan OCN = 30

Keterangan Frekuensi PersentaseSangat tidak puas 0 0Tidak puas 0 0Ragu-ragu/tidak tahu 4 13.33Puas 21 70Sangat puas 5 16.67Total 30 100

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Teknologi layananOffice Channeling 30

30

3 5 4.03 556

Valid N (listwise)

TABEL 15. Descriptive Statistics Teknologi layanan office channeling (OC)

4,03 angka mean mendekati 4 menunjukan bahwa bank telah

memenuhi satu lagi aspek keandalan reliability.

Kepuasan terhadap tanggapan bank atas keluhan atau klaim dari nasabahN = 30

Keterangan Frekuensi PersentaseSangat tidak puas 0 0Tidak puas 0 0Ragu-ragu/tidak tahu 0 0Puas 7 23.33Sangat puas 23 76.67Total 30 100

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Tangapan bankterhadap klaim 30

30

4 5 4.77 430

Valid N (listwise)

TABEL 16. Descriptive Statistics Tanggapan bank terhadap klaim

Page 90: FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM JURUSAN PERBANKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15946/1/ABDUR RASYID-FSH.pdf · memposisikan dirinya pada business center dan profit

90

Angka mean 4,77 mendekati skala 5 (sangat puas). Berarti BNI

mampu menanggapi keluhan nasabah, dan bank dianggap telah memenuhi

aspek cepat tanggap responsiveness.

Kecepatan merespon keluhan atau keinginan nasabahN = 30

Keterangan Frekuensi PersentaseSangat tidak puas 0 0Tidak puas 1 3.33Ragu-ragu/tidak tahu 0 0Puas 20 66.67Sangat puas 9 30Total 30 100

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Kecepatan bankmenanggapi keluhan 30

30

2 5 4.23 626

Valid N (listwise)

TABEL 17. Descriptive Statistics Kecepatan bank menanggapi keluhan

Kepuasan nasabah juga ditunjukkan oleh angka mean pada table

sebesar 4,23 atau mendekati skala 4 yang artinya rata-rata nasabah puas

dengan respon bank, dan bank memenuhi criteria penilaian nasabah aspek

cepat tanggap responsiveness.

SDM Konvensional ikut melayani office channelingN = 30

Keterangan Frekuensi PersentaseSangat tidak setuju 0 0Tidak setuju 3 10Ragu-ragu/tidak tahu 16 53.33Setuju 11 36.67Sangat setuju 0 0Total 30 100

Page 91: FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM JURUSAN PERBANKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15946/1/ABDUR RASYID-FSH.pdf · memposisikan dirinya pada business center dan profit

91

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

SDM Konvensional 30

30

2 4 3.43 679

Valid N (listwise)

TABEL 18. Descriptive Statistics SDM Konvensional melayani office channeling (OC)

rata-rata nasabah masih ragu dengan kemampuan SDM konvensional

yang melayani OC dengan nilai mean 3,43 mendekati skala 3 atau ragu-ragu.

Dengan demikian bahwa bank belum dapat memenuhi aspek kepastian

assurance.

Keyakinan terhadap bank bahwa dana anda akan disalurkan pada usaha yang halalN = 30

Keterangan Frekuensi PersentaseSangat tidak yakin 0 0Tidak yakin 0 0Ragu-ragu/tidak tahu 0 0Yakin 15 50Sangat yakin 15 50Total 30 100

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Penyaluran danapada usaha halal 30

30

4 5 4.50 509

Valid N (listwise)

TABEL 19. Descriptive Statistics Penyaluran dana pada usaha halal

Jika dilihat mean 4,50 di mana antara nasabah yakin dan sangat yakin

berada pada posisi imbang. Ini tetap menunjukkan keyakinan nasabah kepada

Page 92: FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM JURUSAN PERBANKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15946/1/ABDUR RASYID-FSH.pdf · memposisikan dirinya pada business center dan profit

92

bank akan dana yang mereka setorkan. Bank telah memenuhi aspek kepastian

assurance dalam layanan OC ini

Kepercayaan terhadap bank bahwa dana tidak akan bercampurjika bertransaksi dengan office channeling (OC)

N = 30Keterangan Frekuensi PersentaseSangat tidak percaya 0 0Tidak percaya 0 0Ragu-ragu/tidak tahu 1 3.34Percaya 19 63.33Sangat percaya 10 33.33Total 30 100

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Percampuran danasyariah dankonvensional

30

30

3 5 4.30 535

Valid N (listwise)

TABEL 20. Descriptive Statistics Penca,puran dana syariah dan konvensional

Bahwa dana rekening syariah dan konvensional tidak akan bercampur

dalam transaksi ini, dapat dilihat dari 63,33 % nasabah percaya dan 33,33 %

nasabah sangat percaya. Artinya secara universal nasabah percaya terhadap

kapabilitas bank yang menjalankan OC

Tangapan anda terhadap kemampuan karyawan OC dalam menawarkanproduk syariah di BNI Cabang Melawai

N = 30Keterangan Frekuensi PersentaseSangat tidak puas 0 0Tidak puas 0 0Ragu-ragu/tidak tahu 0 0Puas 15 50Sangat puas 15 50Total 30 100

Page 93: FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM JURUSAN PERBANKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15946/1/ABDUR RASYID-FSH.pdf · memposisikan dirinya pada business center dan profit

93

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

KeramahanPegawai Bank

30

30

4 5 4.53 507

Valid N (listwise)

TABEL 21. Descriptive Statistics Keramahan pegawai bank

Nilai mean 4,53 mendekati skala 5 (sangat puas) bahwa rata-rata

nasabah sangat puas dengan keramahan pegawai bank. Bank mampu

memenuhi aspek penilaian nasabah dilihat dari segi empati emphaty.

Prinsip Mengenal NasabahN = 30

Keterangan Frekuensi PersentaseSangat tidak puas 0 0Tidak puas 0 0Ragu-ragu/tidak tahu 0 0Puas 13 43.33Sangat puas 17 56.67Total 30 100

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Prinsip mengenalnasabah

30

30

4 5 4.57 504

Valid N (listwise)

TABEL 22. Descriptive Statistics Prinsip mengenal nasabah

Rata-rata responden menjawab sangat puas dengan sikap empati

karyawan OC BNI Syariah di KCU Melawai Raya, dengan nilai mean 4,75

mendekati 5.

Page 94: FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM JURUSAN PERBANKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15946/1/ABDUR RASYID-FSH.pdf · memposisikan dirinya pada business center dan profit

94

Lay out BNI Cabang Melawai yang menyediakan office channeling (OC)N = 30

Keterangan Frekuensi PersentaseSangat tidak puas 0 0Tidak puas 0 0Ragu-ragu/tidak tahu 0 0Puas 8 26.67Sangat puas 22 73.33Total 30 100

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Lay Out Bank 30

30

4 5 4.73 450

Valid N (listwise)

TABEL 23. Descriptive Statistics Lay out bank

Mean pada posisi 4,73 mendekati skala 5 (sangat puas), bahwa rata-

rata nasabah mengaku puas dengan kenyamanan suasana atau lay out yang

dihadirkan oleh BNI KCU Melawai Raya, berarti bank telah memenuhi aspek

berwujud tangibles.

Penampilan karyawan yang menangani layanan OC di BNI MelawaiN = 30

Keterangan Frekuensi PersentaseSangat tidak setuju 0 0Tidak setuju 17 56.66Ragu-ragu/tidak tahu 0 0Setuju 11 36.67Sangat setuju 2 6.67Total 30 100

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Page 95: FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM JURUSAN PERBANKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15946/1/ABDUR RASYID-FSH.pdf · memposisikan dirinya pada business center dan profit

95

Penampilankaryawan bank untuklayanan OC

30

30

2 5 2.93 1.112

Valid N (listwise)

TABEL 24. Descriptive Statistics Penampilan karyawan bank untuk layanan OC

Mean menunjukan 2,93 pada skala mendekati 3 (ragu-ragu atau tidak

tahu). Hal ini mengindikasikan bahwa nasabah menuntut kesesuaian

pelayanan sesuai syariat Islam. Dengan demikian bank pada dasarnya belum

memenuhi seluruh aspek tangible dari penampilan karyawan.

Ketersediaan fasilitas fisikN = 30

Keterangan Frekuensi PersentaseSangat tidak puas 0 0Tidak puas 0 0Ragu-ragu/tidak tahu 0 0Puas 16 53.33Sangat puas 14 46.67Total 30 100

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Ketersediaan fasilitasfisik

30

30

3 5 4.27 640

Valid N (listwise)

TABEL 25. Descriptive Statistics Ketersediaan fasilitas fisik

Nasabah rata-rata puas dengan fasilitas fisik di BNI KCU Melawai

Raya, dan bank telah memenuhi criteria dari aspek tangibles yaitu

ketersediaan fasilitas fisik, dengan terlihat angka mean 4,27 yang mendekati

skala 4 atau skala puas

Page 96: FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM JURUSAN PERBANKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15946/1/ABDUR RASYID-FSH.pdf · memposisikan dirinya pada business center dan profit

96

Pengenaa fee atau biaya administrasiN = 30

Keterangan Frekuensi PersentaseSangat tidak setuju 0 0Tidak setuju 0 0Ragu-ragu/tidak tahu 6 20Setuju 23 76.67Sangat setuju 1 3.33Total 30 100

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Fee / biayaadministrasi

30

30

3 5 3.83 461

Valid N (listwise)

TABEL 26. Descriptive Statistics Fee/ biaya administraasi

Mean berada pada posisi 3,83 mendekati skala 4 (setuju), berarti

nasabah menerima dengan pengenaan fee yang dikenakan pada layanan office

channeling, berarti pula bank telah memenuhi aspek penilaian nasabah

terhadap kualitas layanan yaitu biaya cost.

Tanggapan nasabah terhadap bagi hasil dalam layanan office channelingN = 30

Keterangan Frekuensi PersentaseSangat tidak puas 0 0Tidak puas 0 0Ragu-ragu/tidak tahu 0 0Puas 23 76.67Sangat puas 7 23.33Total 30 100

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Page 97: FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM JURUSAN PERBANKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15946/1/ABDUR RASYID-FSH.pdf · memposisikan dirinya pada business center dan profit

97

Bagi Hasil30

30

30

4 5 4.23 430

Valid N (listwise)

TABEL 27. Descriptive Statistics Bagi hasil

Bagi hasil BNI Syariah melalui office channeling direspon dengan

puas oleh nasabahnya dengan angka mean 4,23 masih berada dalam skala 4

(puas).

Tanggapan nasabah terhadap letak strategis BNI Cabang Melawai yang melayani OCN = 30

Keterangan Frekuensi PersentaseSangat tidak setuju 0 0Tidak setuju 1 3.33Ragu-ragu/tidak tahu 0 0Setuju 23 76.67Sangat setuju 6 20Total 30 100

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Letak Strategisbank 30

30

2 5 4.13 571

Valid N (listwise)

TABEL 28. Descriptive Statistics Letak strategis bank

Nilai mean 4,13 mendekati skala 4 artinya rata-rata nasabah setuju

bahwa letak BNI KCU Melawai ini strategis, memenuhi aspek penilaian

nasabah dari criteria lokasi bank.

Keamanan dan kenyamanan lokasiN = 30

Keterangan Frekuensi PersentaseSangat tidak puas 0 0Tidak puas 0 0Ragu-ragu/tidak tahu 0 0

Page 98: FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM JURUSAN PERBANKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15946/1/ABDUR RASYID-FSH.pdf · memposisikan dirinya pada business center dan profit

98

Puas 6 20Sangat puas 24 80Total 30 100

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Kenyamanan dankeamanan lokasi 30

30

4 5 4.80 407

Valid N (listwise)TABEL 29. Descriptive Statistics Kenyamanandan keamanan lokasi

Dengan angka mean 4,80 mendekati skala 5 (sangat puas). Artinya

rata-rata nasabah menyatakan sangat puas dengan keamanan dan kenyamanan

lokasi bank.

3. Interpretasi Data Analisis

Interpretasi data analisis ini digambarkan berdasarkan variasi jawaban

responden dari besarnya nilai mean dan standar deviasi. Semakin besar

deviasi semakin besar pula variasi jawaban yang terjadi. Sebaliknya semakin

kecil deviasi semakin kecil besarnya variasi (jawaban cukup merata). Berikut

adalah table statistic deskriptif untuk 21 jawaban responden.

MeanN = 30

No. Pertanyaan N Min Max Mean

1. Penampilan Petugas OC 30 2 5 2.93

2. Petugas Oc dari bank konvensional 30 2 4 3.43

3. Pengenaan fee/administrasi 30 3 5 3.83

4. PBI No. 9 Tahun 2007 30 3 4 3.90

5. Kecanggihan teknologi 30 3 5 4.03

6. Letak strategis bank 30 2 5 4.13

7. Bagi hasil 30 4 5 4.23

8. Kepercayaan tidak ada percampuran dana syariah & konvensional 30 3 5 4.30

Page 99: FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM JURUSAN PERBANKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15946/1/ABDUR RASYID-FSH.pdf · memposisikan dirinya pada business center dan profit

99

9. Kecepatan menanggapi keluhan 30 2 5 4.23

10. Ketersediaan fasilitas fisik 30 3 5 4.27

11. Kemudahan prosedur 30 2 5 4.30

12. Kecepatan akses transaksi 30 4 5 4.37

13. PBI No. 8/3/2006 30 3 5 4.37

14. Keyakinan penyaluran dana pada usaha halal 30 4 5 4.50

15. Pengetahuan SDM OC terhadap produk syariah 30 4 5 4.50

16. Keramahan karyawan 30 4 5 4.53

17 Prinsip mengenal nasabah 30 4 5 4.57

18. Lay out ruangan 30 4 5 4.73

19. Tanggapan atas klaim 30 4 5 4.77

20. Kenyamanan dan keamanan lokasi 30 4 5 4.88

21 Operasional OC di BNI KCU Melawai 30 4 5 4.87

# Valid N (listwise) 3068 103 89.67TOTAL

TABEL 30. Interpretasi Data Analisis

Standar deviasi

No. Pertanyaan N Min Max StdDeviation

1. Penampilan Petugas OC 30 2 5 1.112

2. Petugas OC dari bank konvensional 30 2 4 679

3. Kemudahan prosedur 30 2 5 651

4. Ketersediaan fasilitas fisik 30 3 5 640

5. Kecepatan menangani keluhan 30 2 5 626

6. PBI No. 8/3/2006 30 3 5 615

7. Letak strategis bank 30 2 5 571

8. Kecanggihan teknologi 30 3 5 556

9. Kepercayaan tidak ada percampuran dana syariah & konvensional 30 3 5 535

10. Keyakinan penyaluran dana pada usaha halal 30 4 5 509

11. Pengetahuan SDM OC terhadap produk syariah 30 4 5 509

12. Keramahan karyawan 30 4 5 507

13. Prinsip mengenal nasabah 30 4 5 504

14. Kecepatan akses transaksi 30 4 5 490

15. Pengenaan fee/ administrasi 30 3 5 461

Page 100: FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM JURUSAN PERBANKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15946/1/ABDUR RASYID-FSH.pdf · memposisikan dirinya pada business center dan profit

100

16. Lay out ruangan 30 4 5 450

17. Tanggapan atas klaim 30 4 5 430

18. Bagi hasil 30 4 5 430

19. Kenyamanan dan keamanan lokasi 30 4 5 407

20. Operasional OC di BNI KCU Melawai 30 4 5 346

21 PBI No. 9 Tahun 2007 30 3 4 305

# Valid N (listwise) 3068 103 11.333TOTAL

TABEL 31. Standar Deviasi

Page 101: FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM JURUSAN PERBANKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15946/1/ABDUR RASYID-FSH.pdf · memposisikan dirinya pada business center dan profit

101

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Mengacu pada analisis hasil penelitian terapan dari berbagai sumber

yang penulis peroleh, ada beberapa kesimpulan yang menggambarkan dan

menjawab rumusan masalah yang terjabar pada bab I dan seluruh isi skripsi

ini antara lain:

1. Bank konvensional sangat berperan untuk saat ini terhadap perkembangan

bank syariahnya yang berbentuk unit usaha syariah (UUS), dari segi

partisipasi modal dan pelayanan office channeling (OC)

2. Perkembangan perbankan syariah dari sisi modal tumbuh sangat

signifikan dengan nilai ROI masing-masing 17 %, 28%, dan 22,8 %

menunjukan angka yang layak diatas cost of capital dengan adanya

layangan office channeling (OC).

3. Strategi Bank Indonesia untuk mendorong perkembangan perbankan

syariah yaitu dengan mesinergikan penerapan office channeling (OC)

yang dibuat dalam bentuk kebijakan PBI No. 8/3/2006 mengenai

diperbolehkannya bank konvensional yang telah memiliki UUS membuka

layanan office channeling (OC) dan Peraturan BI dalam PBI No. 9 Tahun

2007 sebagai revisi dari peraturan sebelumnya yaitu office channeling

diperbolehkan melayani pembiayaan syariah. dengan hasil analisis nilai

mean 4,00 s/d 4,88 pada skala 4 dan 5 rata-rata menunjukan kategori

Page 102: FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM JURUSAN PERBANKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15946/1/ABDUR RASYID-FSH.pdf · memposisikan dirinya pada business center dan profit

102

memuaskan dan sangat puas dalam segala aspek, sehingga mendorong

perkembangan / petumbuhan industri perbankan syariah

B. Saran

1. Bank syariah yang bersifat unit usaha syariah (UUS) diharapkan terus

meningkatkan sosialisasi kepada masyarakat untuk meraih kepercayaan

masyarakat dengan terus mengoptimalisasikan layanan office channeling.

2. Dengan partisipasi modal dari bank konvensional yang relatif kecil bank

syariah (UUS) harus lebih terus meningkatkan kinerja keuangannya dan

pembiayaan, agar meraih persentase nilai return on investment (ROI) di

atas cost of capital.

3. BI, melalui PBI No. 7/35 Tahun 2005 tertanggal 30 September 2005

menurunkan modal minimal bank umum syariah jadi Rp 1 triliun dari Rp

3 triliun sebelumnya. Dengan menurunkan modal awal, diharapkan bank

syariah di Indonesia tumbuh cepat karena saat ini masih banyak

masyarakat yang belum terlayani oleh bank syariah lantaran minimnya

jaringan.

4. Perlu ditanyakan tujuan peraturan baru tentang penurunan modal minimal

bank umum syariah menjadi Rp 1 triliun. Bila aturan itu ditujukan untuk

mengarahkan agar UUS di spin off, hal tersebut terlalu jauh. UUS terbesar

saat ini, BNI Syariah, asetnya baru mecapai Rp 1,3 triliun dengan modal

masih di bawah Rp 500 miliar. Untuk spin off masih jauh, apalagi ketiga

bank diatas.

Page 103: FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM JURUSAN PERBANKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15946/1/ABDUR RASYID-FSH.pdf · memposisikan dirinya pada business center dan profit

103

DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur’an, Al-Karim., Lajnah Pentashih Mushaf Al-Qur’an Departemen Agama

Republik Indonesia, Jakarta, Edisi Terjemah, 1989

Al-Qardhawi Yusuf, Dr., Bunga Bank Haram, terjemahan oleh, Dr. setiawan BudiUtomo, Jakarta, Abbar Media Eka Saran, cet. 4, 2003

Ali Hasan AM, dan M. Nadratuzzaman Hosen, Tanya Jawab Ekonomi Syariah,Jakarta, Pusat Komunikasi Ekonomi Syaria, PKES, cet. 1, 2007

Amalia Euis, M.Ag, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam (Dari Masa Klasik HinggaKontemporer), Jakarta, Pusaka Asatruss, cet –1, April, 2005

Antonio Muhammad Syafi’i, M.Ec, Bank syariah: Dari Teori ke Praktik, Jakarta,Gema Insani Press dan Tazkia Institut, 2003

-------, Memahami Bank Syariah Lingkup, Peluang, Tantangan dan Prospek, Jakarta,Alvabet, November, 2000

Ascarya, Akad & Produk Bank Syariah, Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada, Edisi I,2007

Atmaja Setia Lukas, M.Sc., Drs, Manajemen Keuangan, Yogyakarta, AndiYogyakarta, Edisi Revisi

Aziz Amin, M, H., Dr., Ir., Mengembangkan Bank Islam di Indonesia, Buku I & II,Jakarta, Penerbit Bangkit, cet-2, 1992

Aziz Dahlan Abdul, dkk, Ensiklopedia Hukum Islam Ikhtiar Baru Van Hoeve,Jakarta, 1997

Bank Indonesia Cetak Biru Pengembangan Perbankan Syariah Indonesia, Jakarta,Bank Indonesia, 2006

-------, Informasi Mengenai Peraturan Bank Indonesia Bagi Bank UmumBerdasarkan Prinsip Syariah, Jakarta, Bank Indonesia, 2000

-------, Peraturan Bank Indonesia Nomor: 7/13/PBI/2005 tentang KewajibanPenyediaan Modal Minimum Bank Umum Berdasarkan Prinsip Syariah,Jakarta, Bank Indonesia, Juni, 2005

Page 104: FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM JURUSAN PERBANKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15946/1/ABDUR RASYID-FSH.pdf · memposisikan dirinya pada business center dan profit

104

Bank Muamalat Indonesia, Laporan 2003, Jakarta Bank Muamalat Indonesia

Chaniago Arifin A, Drs., Christian Toweula dkk, Ekonomi, Bandung, AngkasaBandung, cet-1, 1995

Gilbert, J.W., Dikutip oleh Muh, Zuhri, Riba dalam Al-Qur’an dan MasalahPerbankan, Jakarta, Raja Grafindo Persada, 1996

Hardini Sriani, S.S., dan Muh. H. Giharto, Kamus Perbankan Syariah dilengkapipenjelasan singkat dan perbandingan dengan Bank Konvensional, Bandung,Penerbit Marja, cet-1, 2007

Hasibuan Malayu, Dasar-dasar Perbankan, Jakarta, Bumi Aksara, 2001

Hempel George H, Alan B. Coleman and Donald G. Somonson, Bank Management,Text and Cases, New York, John Wiley & Sons, 1986

Idroes Ferry N, dan Sugiarto, Manajemen Risiko Perbankan Dalam konteksKesepakatan Basel dan Peraturan Bank Indonesia, Yogyakarta, Graha Ilmu,cet-I, 2006

Johnson Frank P and Richard D. Johnson, Commercial Bank Management, NewYork, The Dryden Press, 1985

Kamal Mustafa, Wawasan Islam dan Ekonomi (sebuah bunga rampai), Jakarta,lembaga penerbit FE. UI, 1997

Karim Azwar Adiwarman, Ekonomi Islam: Suatu Kajian Ekonomi Makro, Jakarta,Karim Business Consulting, 2001

Kasmir, SE., M., Dasar-Dasar Perbankan, Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada, 2002

Lubis Indra Jaya, Sumber Dana dan Penggunaan Dana Serta Teknik PerhitunganPembagian Laba Rekening Tidak Terbatas Bank Syariah

Manan Muhammad Abdul, Ekonomi Islam : Teori dan Praktik (Dasar-DasarEkonomi Islam), diterjemahkan oleh M. Nastangin, Yogyakarta, Dana BhaktiWakaf, 1993

Mauludi Ali AC., MA., Statistika I Penelitian Ekonomi Islam Dan Sosial, Jakarta,Prima Heza Lestari, Edisi I, cet-1, Maret 2006

Page 105: FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM JURUSAN PERBANKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15946/1/ABDUR RASYID-FSH.pdf · memposisikan dirinya pada business center dan profit

105

Muslich Mohamad, S.E., M.B.A. Manajemen Keuangan Modern, Jakarta, BumiAksara, cet.-1, 2007

Perwaatmadja Karnaen, MPA., Drs., H dan H. M. Syafi’i Antonio,M.Ec, Apa DanBagaimana Bank Islam, Yogyakarta, Dana Bhakti Wakaf, cet-1, 1992

Poerwadarminta W.J.S, Kamus Umum B. Indonesia, Jakarta, PN Balai Pustaka, 1985

Saeed Abdullah, Islamic Banking and interest: A Study of the Prohibition of Riba ItsContemporery Interpretation, Leiden, EJ Brili, 1996

Saefuddin Ahmad M., Ekonomi dan Masyarakat dalam Persfektif Islam, Jakarta,Rajawali Press, Edisi, 1, cet-1, 1987

Salimdan Peter & Yenny Salim, Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, Jakarta,Modern English Press, Edisi 1, 1991

Siamat Dahlan, Manajemen Lembaga Keuangan, Jakarta, FE UI, 1999

Sjahdeini Remy Sutan, Perbankan Islam dan Kedudukannya dalm Tata HukumPerbankan Indonesia, Jakarta, PT. Pustaka Utama Grafiti, 1999

Sumitro Warhum, Asas–Asas Perbankan Islam dan Lembaga–Lembaga Terkait,(Asuransi Takaful dan BMUI), Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada, cet-1,1996

Suyatno Thomas, etal Kelembagaan Perbankan, Jakarta, PT. Gramedia Pustaka Utama,cet-3, 1999

Taswan, M.Si., SE., Akuntansi Perbankan, Transaksi Dalam Valuta Rupiah,Semarang, UPP AMP YKPN, Edisi Revisi, 2003