fakultas sastra dan seni rupa universitas sebelas …/metafora...i metafora pada rubrik opini dalam...

111
i METAFORA PADA RUBRIK OPINI DALAM MAJALAH TEMPO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Disusun oleh : Farida Trisnaningtyas C0204026 FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010

Upload: buidung

Post on 01-Apr-2019

239 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS …/Metafora...i METAFORA PADA RUBRIK OPINI DALAM MAJALAH TEMPO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi

i

METAFORA PADA RUBRIK OPINI DALAM MAJALAH TEMPO

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Sastra Indonesia

Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret

Disusun oleh :

Farida Trisnaningtyas

C0204026

FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA 2010

Page 2: FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS …/Metafora...i METAFORA PADA RUBRIK OPINI DALAM MAJALAH TEMPO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi

ii

METAFORA PADA RUBRIK OPINI DALAM MAJALAH TEMPO

Disusun oleh

FARIDA TRISNANINGTYAS

C0204026

Telah disetujui oleh pembimbing

Pembimbing

Drs. Kaswan Darmadi, M. Hum.

NIP 196203031989031005

Mengetahui

Ketua Jurusan Sastra Indonesia

Universitas Sebelas Maret Surakarta

Drs. Ahmad Taufiq, M. Ag.

NIP 196206101989031001

Page 3: FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS …/Metafora...i METAFORA PADA RUBRIK OPINI DALAM MAJALAH TEMPO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi

iii

METAFORA PADA RUBRIK OPINI DALAM MAJALAH TEMPO

Disusun oleh

Farida Trisnaningtyas

C0204026

Telah Disetujui oleh Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret

Pada Tanggal 5 Februari 2010

Jabatan

Ketua Sekretaris Penguji I Penguji II

Nama

Drs. Ahmad Taufiq, M. Ag. NIP 196206101989031001 Miftah Nugroho, S.S., M.Hum. NIP 197707252005011002 Drs. Kaswan Darmadi, M.Hum. NIP 196203031989031005 Drs. Henry Yustanto, M.A. NIP 196204141990031002

Tanda Tangan

..............................

..............................

..............................

..............................

Dekan

Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta

Drs. Sudarno, M.A. NIP 195303141985061001

Page 4: FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS …/Metafora...i METAFORA PADA RUBRIK OPINI DALAM MAJALAH TEMPO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi

iv

PERNYATAAN

NAMA : Farida Trisnaningtyas

NIM : C0204026

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi berjudul ”Metafora pada Rubrik

Opini dalam Majalah Tempo” adalah benar-benar karya sendiri, bukan plagiat,

dan tidak dibuatkan orang lain. Hal-hal yang bukan karya penulis dalam skripsi ini

diberi tanda citasi (kutipan) dan ditunjukkan dalam daftar pustaka.

Apabila dikemudian hari terbukti pernyataan ini tidak benar, maka penulis

bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan skripsi dan gelar yang

diperoleh dari skripsi tersebut.

Surakarta, 5 Februari 2010

Yang membuat pernyataan

Farida Trisnaningtyas

Page 5: FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS …/Metafora...i METAFORA PADA RUBRIK OPINI DALAM MAJALAH TEMPO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi

v

MOTTO

اللھ نور السماوات واألرض مثل نوره كمشكاة فیھا مصباح المصباح في زجاجة الزجاجة

كأنھا كوكب د ري یوقد من شجرة مباركة زیتونةال شرقیة وال غربیة یكاد زیتھا یضيء

ولو لم تمسسھ نار نور على نور یھدي اللھ لنوره من یشاء ویضرب اللھ األمثال لناسل

واللھ بكل شيء علیم

Allah (Pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. Perumpamaan cahaya Allah, adalah seperti sebuah lubang yang tak tembus, yang di dalamnya ada pelita besar.

Pelita itu di dalam kaca (dan) kaca itu seakan-akan bintang (yang bercahaya) seperti mutiara, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang banyak

berkahnya, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di sebelah timur (sesuatu) dan tidak pula di sebelah barat (nya), yang minyaknya (saja) hampir-hampir

menerangi, walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis), Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang Dia kehendaki, dan Allah

memperbuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia, dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. (Surat Annur (24) : 35)

Page 6: FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS …/Metafora...i METAFORA PADA RUBRIK OPINI DALAM MAJALAH TEMPO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi

vi

PERSEMBAHAN

Karya ini, penulis persembahkan untuk:

Bapak dan Ibu

Untuk ketulusan cinta dan kasih sayangnya, disertai pengorbanan yang tak ternilai

juga iringan doa yang tiada henti

M. Farid Nurrohman

M. Nuruddin Al Huda

Irawan Wibisono

Terima kasih untuk kebersamaannya dalam suka dan duka

Keluarga besar LPM Kentingan UNS

Tempatku berehat dari segala penat

Teman-teman Sastra Indonesia 2004

Jangan pernah berhenti bermimpi

Page 7: FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS …/Metafora...i METAFORA PADA RUBRIK OPINI DALAM MAJALAH TEMPO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah

memberikan kesempatan, kesehatan, dan kesabaran sehingga penulis dapat

menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan lancar.

Dalam skripsi ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada

semua pihak yang telah membantu sehingga penulisan skripsi ini dapat

diselesaikan. Ucapan terima kasih disampaikan kepada pihak-pihak berikut.

1. Drs. Sudarno, M.A., selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa, yang telah

memberikan kesempatan untuk menyelesaikan skripsi ini.

2. Drs. Ahmad Taufiq, M.Ag., selaku Ketua Jurusan Sastra Indonesia Fakultas

Sastra dan Seni Rupa atas arahan yang diberikan selama penulis belajar.

3. Drs. Kaswan Darmadi, M. Hum., selaku pembimbing penulisan skripsi yang

telah bersedia meluangkan waktu, memberikan saran dan nasihat yang sangat

berharga.

4. Drs. Wiranta, M. S., selaku pembimbing akademik selama kuliah.

5. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Sastra dan Seni Rupa atas curahan ilmunya.

6. Bapak dan Ibu dengan ketulusan cintanya serta senantiasa mendoakan dan

memberi dukungan kepada penulis.

7. Mas Irawan, Farid, dan Huda atas kebersamaannya yang diwarnai dengan

senyuman dan canda tawa.

8. Yayuk, Rini, Sebayang, Tutik, B, Wiji, Harno, Joko, Andika, Endah, Fitri,

Muna, Vero, Marita, serta teman-teman Sasindo 2004 lainnya yang telah

mengisi kisah masa kuliah kita.

Page 8: FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS …/Metafora...i METAFORA PADA RUBRIK OPINI DALAM MAJALAH TEMPO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi

viii

9. Keluarga Besar Lembaga Pers Mahasiswa Kentingan: mas Irwan, mas Aryo,

mas Anto, mas Faizin, mas Donal, mbak Nana, mbak Septi, Dita, Henri,

Gembling, Fauzan, Fiki, Diah, Crisna, Aji, Black, Uut, Adi, Hasan, Yoh,

Hendi, Lala, Titis, Mamad, dkk yang telah memberikan rumah kedua bagi

penulis, tempat terindah merangkai mimpi.

10. Keluarga Glafeesa, alumni Madrasah Aliyah Keagamaan Negeri Surakarta

atas pertemanan yang tak lekang zaman.

11. Keluarga Besar SMPIT Al Hikmah, Gatak, Sukoharjo.

Hasil penelitian ini penulis lakukan dengan segenap kemampuan, namun

penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan. Penulis

berharap semoga penelitian yang dilakukan ini dapat berguna, untuk itu kritik dan

saran yang membangun sangat kami harapkan. Penulis berharap semoga

penelitian ini dapat bermanfaat baik bagi penulis, pembaca pada umumnya, dan

mahasiswa pada khususnya.

Surakarta, 5 Februari 2010

Penulis

Farida Trisnaningtyas

Page 9: FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS …/Metafora...i METAFORA PADA RUBRIK OPINI DALAM MAJALAH TEMPO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................ i

HALAMAN PERSETUJUAN......................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................... iii

HALAMAN PERNYATAAN ......................................................................... iv

HALAMAN MOTTO...................................................................................... v

HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... vi

KATA PENGANTAR ..................................................................................... vii

DAFTAR ISI ................................................................................................... ix

DAFTAR DIAGRAM...................................................................................... xii

DAFTAR TABEL............................................................................................ xiii

ABSTRAK....................................................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN................................................................................ 1

A. Latar Belakang Masalah..................................................................... 1

B. Pembatasan Masalah .......................................................................... 4

C. Perumusan Masalah............................................................................ 5

D. Tujuan Penelitian ............................................................................... 5

E. Manfaat Penelitian.............................................................................. 5

F. Sistematika Penulisan ......................................................................... 6

BAB II KAJIAN TEORI ................................................................................. 8

A. Tinjauan Studi Terdahulu................................................................... 8

B. Landasan Teori ................................................................................... 10

1. Metafora ........................................................................................ 10

a. Pengertian Metafora ................................................................... 10

Page 10: FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS …/Metafora...i METAFORA PADA RUBRIK OPINI DALAM MAJALAH TEMPO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi

x

b. Proses Penciptaan Metafora ....................................................... 13

c. Keekspresivan Metafora............................................................. 15

d. Kadar Kemetaforaan .................................................................. 17

e. Bentuk dan Jenis Metafora......................................................... 18

f. Pengimajian Metafora Berdasarkan Ruang Persepsi Manusia ... 22

2. Ragam Jurnalistik.......................................................................... 28

a. Karakteristik Bahasa Jurnalistik ................................................ 29

b. Opini .......................................................................................... 30

C. Kerangka Pikir ................................................................................... 32

BAB III METODE PENELITIAN .................................................................. 34

A. Jenis Penelitian................................................................................... 34

B. Data dan Sumber Penelitian ............................................................... 35

C. Teknik Pengumpulan Data ................................................................. 36

D. Teknik Analisis Data.......................................................................... 37

E. Teknik Penyajian Data........................................................................ 39

BAB IV ANALISIS DATA............................................................................. 40

A. Bentuk Metafora................................................................................. 40

1. Metafora Nominatif....................................................................... 40

2. Metafora Komplementatif............................................................. 41

3. Metafora Predikatif ....................................................................... 42

4. Metafora Kalimatif........................................................................ 43

B. Jenis Metafora .................................................................................... 45

1. Metafora Antropomorfis ............................................................... 45

2. Metafora Binatang......................................................................... 46

Page 11: FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS …/Metafora...i METAFORA PADA RUBRIK OPINI DALAM MAJALAH TEMPO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi

xi

3. Metafora Relasi Abstrak-Konkret (RAK)..................................... 47

4. Metafora Sinaestetik ..................................................................... 48

C. Kemiripan antara Wahana dan Tenor pada Rubrik Opini

dalam Majalah Tempo ....................................................................... 50

1. Being (Keadaan)............................................................................ 51

2. Cosmos (Kosmos) ......................................................................... 54

3. Energy (Energi)............................................................................. 56

4. Substance (Substansi) ................................................................... 57

5. Terrestrial (Terestrial) .................................................................. 58

6. Object (Benda) .............................................................................. 59

7. Living (Kehidupan) ....................................................................... 68

8. Animate (Makhluk Bernyawa) ...................................................... 70

9. Human (Manusia) ......................................................................... 73

D. Metafora yang Banyak Digunakan pada Rubrik Opini dalam

Majalah Tempo .................................................................................. 90

1. Bentuk Metafora ........................................................................... 90

2. Jenis Metafora ............................................................................... 91

3. Pengimajian Berdasarkan Ruang Persepsi ................................... 93

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ............................................................... 94

A. Simpulan ........................................................................................... 94

B. Saran .................................................................................................. 95

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 96

LAMPIRAN..................................................................................................... 99

Page 12: FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS …/Metafora...i METAFORA PADA RUBRIK OPINI DALAM MAJALAH TEMPO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi

xii

DAFTAR DIAGRAM

Diagram Kerangka Pikir ................................................................................. 32

Page 13: FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS …/Metafora...i METAFORA PADA RUBRIK OPINI DALAM MAJALAH TEMPO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Kategori Ruang Persepsi Manusia Menurut Haley............................ 23

Tabel 2. Persepsi Kategori Being ..................................................................... 49

Tabel 3. Persepsi Kategori Cosmos.................................................................. 52

Tabel 4. Persepsi Kategori Energy................................................................... 54

Tabel 5. Persepsi Kategori Substance .............................................................. 55

Tabel 6. Persepsi Kategori Terrestrial ............................................................. 56

Tabel 7. Persepsi Kategori Object.................................................................... 57

Tabel 8. Persepsi Kategori Living .................................................................... 66

Tabel 9. Persepsi Kategori Animate ................................................................. 68

Tabel 10. Persepsi Kategori Human ................................................................ 71

Tabel 11. Tipe Kemiripan antara Wahana dan Tenor...................................... 87

Tabel 12. Bentuk Metafora .............................................................................. 88

Tabel 13. Jenis Metafora.................................................................................. 90

Tabel 14. Pengimajian Metafora...................................................................... 91

Page 14: FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS …/Metafora...i METAFORA PADA RUBRIK OPINI DALAM MAJALAH TEMPO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi

xiv

ABSTRAK

Farida Trisnaningtyas. C0204026, 2010. Metafora pada Rubrik Opini dalam Majalah Tempo. Skripsi: Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini meliputi (1) bentuk dan jenis metafora yang digunakan pada rubrik Opini dalam majalah Tempo, (2) kemiripan antara wahana dan tenor metafora yang digunakan pada rubrik Opini dalam majalah Tempo, (3) metafora yang banyak digunakan pada rubrik Opini dalam majalah Tempo.

Tujuan penelitian ini adalah (1) mendeskripsikan bentuk dan jenis metafora yang digunakan pada rubrik Opini dalam majalah Tempo, (2) mendeskripsikan kemiripan antara wahana dan tenor metafora pada rubrik Opini dalam majalah Tempo, (3) mendeskripsikan metafora yang banyak digunakan pada rubrik Opini dalam majalah Tempo.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif yang bersifat deskriptif. Pendekatan yang digunakan adalah semantik. Data penelitian ini adalah data kebahasaan berupa kata, frasa, klausa, maupun kalimat yang mengandung metafora yang terdapat pada rubrik Opini dalam majalah Tempo. Sumber data penelitian ini adalah rubrik Opini yang terdapat dalam majalah Tempo yang diterbitkan pada bulan Januari 2008. Data yang diperoleh dari sumber data diedit, diklasifikasikan dan direduksi sebelum disajikan. Proses analisis meliputi usaha menemukan kemiripan antara wahana dan Tenor berdasarkan komponen bersama yang dimiliki keduanya. Analisis data berakhir apabila dalam kesimpulan telah diperoleh kaidah-kaidah sesuai dengan tujuan penelitian yang telah ditetapkan.

Dari analisis terhadap 187 buah data dapat ditarik simpulan bahwa (1) bentuk metafora pada data yang diteliti dari segi sintaksisnya adalah metafora nominatif, metafora komplementatif, metafora predikatif dan metafora kalimatif sedangkan metafora dari segi jenisnya adalah metafora antropomorfik, metafora binatang, metafora relasi abstrak-konkret dan metafora sinaestetik, (2) metafora (sebagai wahana) selalu mengandung kemiripan komponen makna dengan tuturan yang digantikan (sebagai tenor). Dari hubungan tersebut dapat dikelompokkan menjadi kemiripan objektif (bentuk) dan kemiripan emotif (perseptual/kultural), (3) metafora yang paling banyak digunakan dari segi sintaksisnya adalah metafora kalimatif 45 % (84 buah), dan dari jenisnya yang banyak digunakan adalah RAK 55,6 % (104 buah), sedangkan berdasar pengimajian berdasarkan ruang persepsi yakni kategori human (46,6 %).

Page 15: FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS …/Metafora...i METAFORA PADA RUBRIK OPINI DALAM MAJALAH TEMPO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak dapat mencukupi kebutuhan

hidupnya sendiri. Maka manusia satu dengan yang lainnya memiliki saling

ketergantungan baik secara biologis, psikis, maupun sosial. Untuk itu, manusia

perlu berkomunikasi satu sama lain karena mereka bisa saling mengungkapkan

gagasan, keinginan, ataupun perasaannya. Dalam berkomunikasi itu manusia

memerlukan wahana yang disebut bahasa.

“Bahasa ialah sistem tanda bunyi yang disepakati untuk dipergunakan oleh

para anggota kelompok masyarakat tertentu dalam bekerja sama, berkomunikasi,

dan mengidentifikasi diri” (Harimurti Kridalaksana, 2005:3).

Bahasa merupakan alat komunikasi vital yang dipergunakan manusia untuk dapat memahami orang lain. Keberadaan bahasa menempati peranan yang sangat penting dalam masyarakat. Bahasa bersifat produktif, yaitu, dengan sejumlah unsur yang terbatas, namun dapat dibuat satuan-satuan ujaran yang hampir tidak terbatas. Misalnya, 72.000 kata yang terdapat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dapat dibuat jutaan kalimat yang tidak terbatas (KBBI, 2002:xiii dalam Tri Winiasih, 2006:64). Bahasa juga sebagai salah satu sarana untuk mengungkapkan pikiran atau

gagasan seseorang. Bahasa tidak hanya sebagai alat komunikasi tetapi dalam

pemakaiannya ada cara-cara untuk mengungkapkannya.

“Cara mengungkapkan pikiran-pikiran tersebut antara lain melalui gaya

bahasa. Gaya atau khususnya gaya bahasa dikenal dalam retorika dengan istilah

style. Gaya bahasa atau style menjadi bagian dari diksi atau pilihan kata yang

Page 16: FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS …/Metafora...i METAFORA PADA RUBRIK OPINI DALAM MAJALAH TEMPO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi

2

mempersoalkan cocok tidaknya pemakaian kata, frasa, atau klausa tertentu untuk

menghadapi situasi tertentu” (Gorys Keraf, 2000:112).

Gaya bahasa memang sering dipergunakan dalam sastra. Pengarang melalui

karyanya bukan hanya ingin menyampaikan maksudnya. Akan tetapi, dia juga

ingin menyampaikan perasaannya agar pembaca tahu maksud cerita serta

merasakan apa yang dirasakan si tokoh dalam cerita. Demi tercapainya maksud-

maksud tersebut maka pengarang senantiasa akan memilih kata dan menyusunnya

sedemikian rupa dengan menggunakan perbandingan-perbandingan,

menghidupkan benda-benda, melukiskannya dan sebagainya. Salah satu bentuk

gaya bahasa yang banyak dikenal adalah metafora.

Metafora adalah salah satu wujud daya kreatif bahasa di dalam penerapan makna. Artinya berdasarkan kata-kata tertentu yang telah dikenalnya dan berdasarkan keserupaan atau kemiripan referen, pemakaian bahasa dapat memberi lambang (sebutan ataupun kata) maupun belum. Pada dasarnya penciptaan metafora tidak ada habis-habisnya, dengan kata lain metafora memberi kesegaran dalam berbahasa, menjauhkan kebosanan karena ketunggalnadanan (monofon), mengaktualkan sesuatu yang sebenarnya lumpuh, menghidupkan sesuatu yang sebenarnya tidak bernyawa (Edi Subroto, 1996:37). Metafora sering diidentikkan dengan karya sastra, baik itu puisi, cerpen atau

novel. Pada kenyataannya metafora juga terdapat dalam nonfiksi seperti dalam

majalah, buku-buku, surat kabar dan sebagainya.

Salah satu yang menggunakan gaya bahasa metafora adalah media pers. Kegiatan jurnalistik cenderung memproses fakta menjadi format informasi tertentu serta menyiarkannya. Fakta bisa berupa peristiwa, fenomena, situasi, kondisi, atau kecenderungan yang benar-benar ada dalam komunitas sosial. Sedang memproses fakta adalah menstruktur fakta suatu bentuk wacana, baik yang bersifat audio, visual maupun audio visual (Mursito, BM, 1999:3). Kegiatan mencari dan mengolah fakta, realitas empirik berdasarkan

kenyataan di masyarakat ini dalam menyampaikan kepada khayalak bukan proses

yang sederhana. Akan tetapi, dalam penulisannya menggunakan ragam bahasa

Page 17: FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS …/Metafora...i METAFORA PADA RUBRIK OPINI DALAM MAJALAH TEMPO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi

3

jurnalistik. Bahasa jurnalistik harus singkat, padat, sederhana, jelas, lugas, tetapi

selalu menarik.

Untuk membuatnya selalu menarik dan mudah dipahami oleh pembacanya, bahasa jurnalistik menekankan efektivitas. Setiap kalimat yang disusun tidak hanya harus produktif tetapi juga tidak boleh keluar dari asas efektivitas. Artinya, setiap kata yang dipilih, memang tepat dan akurat sesuai dengan tujuan pesan pokok yang ingin disampaikan kepada khayalak. Pilihan kata atau diksi dalam bahasa jurnalistik, tidak sekadar hadir sebagai varian dalam gaya, tetapi juga sebagai suatu keputusan yang didasarkan kepada pertimbangan matang untuk mencapai efek optimal terhadap khalayak (Haris Sumadiria, 2006:19). Dengan makna kiasan yang dikandungnya, metafora akan memberikan

wawasan lain terhadap ungkapan kepada pembaca, sehingga dapat memperkaya

perbendaharaan kata mereka. Di samping itu, metafora juga menjadi selingan

menarik dari kemonotonan bahasa baku dan lugas pada wacana berita media

massa. Karena pentingnya peranan metafora, maka penulis tertarik untuk

menganalisis penggunaannya dalam penelitian ini. Penelitian ini akan

mengkhususkan pembahasan metafora pada media cetak. Media cetak yang

dijadikan sumber data adalah majalah Tempo.

Tempo telah menjelma menjadi barometer majalah berita di Indonesia.

Simbol kebebasan berekspresi ini menyajikan porsi berita baik berskala regional

maupun internasional dalam bentuk politik, ekonomi, sosial, budaya, pendidikan,

hukum, seni dan olahraga.

“Dalam hal bahasa, Tempo memainkan peranan yang unik. Tempo

menggunakan kata-kata yang biasanya dipakai untuk sajak, tanpa terasa berat atau

sok pintar. Cara ini terasa segar dan belum pernah dipakai oleh majalah atau koran

Indonesia lainnya” (Janet Steele, 2007:62).

Page 18: FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS …/Metafora...i METAFORA PADA RUBRIK OPINI DALAM MAJALAH TEMPO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi

4

Rubrik Opini merupakan salah satu rubrik yang terdapat dalam majalah

Tempo. “Dalam hal ini, rubrik Opini merupakan opini penerbit yang berarti

pandangan, pendapat atau opini dari redaksi terhadap suatu masalah yang terjadi

di tengah masyarakat, dan dijadikan sajian dalam penerbitannya” (Totok Djuroto,

2002:77). Opini penerbit biasanya ditulis dalam beberapa bentuk, salah satunya

adalah tajuk rencana.

“Tajuk rencana merupakan pernyataan mengenai fakta dan opini secara

singkat, logis, menarik ditinjau dari segi penulisan dan bertujuan untuk

mempengaruhi pendapat atau memberikan interpretasi terhadap suatu berita yang

menonjol sebegitu rupa sehingga bagi kebanyakan pembaca akan menyimak

pentingnya arti berita yang ditajukkan tadi” (Dja’far H. Assegaf: 1991 dalam

Totok Djuroto, 2002:78).

Oleh karena itu, dalam penelitian ini akan membahas metafora khususnya

yang terdapat dalam rubrik Opini majalah Tempo.

B. Pembatasan Masalah

Penelitian ini memfokuskan pada media cetak yaitu majalah sebagai sumber

datanya. Data yang diperlukan akan diambil khususnya dari rubrik Opini yang

merupakan tajuk rencana atau opini redaksi dalam majalah Tempo. Adapun

penelitian ini membatasi masalah pada wujud metafora, mendeskripsikan bentuk

dan jenis metafora, mendeskripsikan jarak antara tenor dan wahana,

mendeskripsikan metafora yang banyak digunakan dalam rubrik Opini pada

majalah Tempo.

Page 19: FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS …/Metafora...i METAFORA PADA RUBRIK OPINI DALAM MAJALAH TEMPO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi

5

C. Perumusan Masalah

1. Bagaimanakah bentuk dan jenis metafora yang digunakan pada rubrik Opini

dalam majalah Tempo?

2. Bagaimanakah kemiripan antara wahana dan tenor metafora yang digunakan

pada rubrik Opini dalam majalah Tempo?

3. Metafora apa yang banyak digunakan pada rubrik Opini dalam majalah

Tempo?

D. Tujuan Penelitian

1. Mendeskripsikan bentuk dan jenis metafora yang digunakan pada rubrik Opini

dalam majalah Tempo.

2. Mendeskripsikan kemiripan antara wahana dan tenor tuturan metafora pada

rubrik Opini dalam majalah Tempo.

3. Mendeskripsikan metafora yang banyak digunakan pada rubrik Opini dalam

majalah Tempo.

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini bermanfaat baik secara teoretis maupun secara praktis. Secara

teoretis bermanfaat untuk:

1. memberikan perbendaharaan hasil penelitian dalam gaya bahasa metafora.

2. memperkaya khasanah penelitian di bidang ilmu linguistik khususnya dalam

perkembangan ilmu semantik.

3. memberikan contoh tentang analisis linguistis terhadap penggunaan metafora.

Page 20: FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS …/Metafora...i METAFORA PADA RUBRIK OPINI DALAM MAJALAH TEMPO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi

6

Adapun secara praktis penelitian ini bermanfaat untuk:

1. mendalami penggunaan metafora pada tuturan nyata dalam masyarakat.

2. memberikan wawasan tentang kemetaforaan dalam media massa.

3. mengetahui tujuan penulis berita menyisipkan gaya bahasa metafora.

F. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan sangat diperlukan dalam sebuah penelitian karena

dapat mengarahkan seorang peneliti pada cara kerja yang runtut dan jelas. Adapun

sistematika penulisan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Bab I merupakan bagian pendahuluan. Dalam bab ini peneliti menguraikan

latar belakang penelitian yang menjelaskan tentang alasan pemilihan data dan

judul penulisan. Pembatasan masalah diutarakan dalam bab ini untuk memberikan

batasan pada penelitian ini. Dari pembatasan masalah yang diutarakan, peneliti

memperoleh beberapa rumusan masalah. Bab I ini juga menguraikan tujuan dan

manfaat dari penelitian. Selain itu, sistematika penulisan juga diuraikan untuk

menggambarkan urutan penelitian skripsi ini.

Bab II berisi kajian teori. Dalam kajian teori, peneliti menguraikan beberapa

konsep teori yang berkaitan dengan penelitian ini.

Bab III merupakan metode penelitian yaitu menguraikan jenis penelitian

yang digunakan. Data, sumber data dan cara memperolehnya diuraikan pula

dalam bab ini. Teknik analisis data akan dipaparkan dalam bab II untuk

memberikan gambaran tentang cara-cara menganalisis data dalam penelitian ini.

Selain itu, bab ini juga memaparkan teknik penyajian data penelitian ini.

Page 21: FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS …/Metafora...i METAFORA PADA RUBRIK OPINI DALAM MAJALAH TEMPO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi

7

Bab IV merupakan tahap inti dari penelitian. Bab ini merupakan jawaban

dari permasalahan yang dirumuskan dalam penelitian ini.

Simpulan dari penelitian ini akan diuraikan pada bab V. Dalam bab ini disertakan pula beberapa saran yang relevan dengan penelitian ini.

Page 22: FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS …/Metafora...i METAFORA PADA RUBRIK OPINI DALAM MAJALAH TEMPO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi

8

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Tinjauan Studi Terdahulu

Edi Subroto (1992:89) memaparkan, masalah-masalah tertentu biasanya

telah pernah diteliti ahli lain atau dibahas sekalipun dalam dimensi-dimensi yang

tertentu batas-batasnya. Kewajiban peneliti untuk menyebutkan dan membahas

seperlunya buku-buku atau hasil penelitian sejenis itu. Kegunaannya, di samping

secara etis “menghargai" pendahulu, juga untuk menunjukkan keunggulan dan

atau kekurangan serta posisi kita dalam rangkaian perjalanan ilmu pengetahuan.

Salah satu penelitian tentang metafora dilakukan oleh Henry Yustanto

(1988) berupa skripsi berjudul “Kemetaforaan dalam Puisi-puisi Chairil Anwar.

Skripsi ini membahas keekspresifan metafora dalam puisi-puisi karya Chairil

Anwar. Teori yang dipakai untuk mengetahui ekspresivitas metafora dalam puisi

Chairil Anwar adalah teori yang dikemukakan oleh Edi Subroto. Dalam teori Edi

Subroto dijelaskan bahwa, apabila jarak antara tenor dan wahana jauh (kemiripan

antara dua referen tidak nyata), maka akan menciptakan metafora yang ekspresif.

Permasalahan lain yang dibahas dalam penelitian ini yaitu jenis-jenis metafora

yang dipakai Chairil Anwar dalam mewujudkan gagasannya. Simpulan dari

penelitian ini ialah (1) puisi-puisi karya Chairil Anwar sangat ekspresif, dan (2)

metafora yang terdapat di dalamnya berhubungan dengan masalah kehidupan

yang keras sesuai dengan keadaan zaman ini.

Penelitian Sarwo Indah Ika Wigati (2003) berupa skripsi berjudul “Tuturan

Metaforis dalam Lirik Lagu-lagu Ebiet G. Ade” meliputi wujud tuturan metafora

Page 23: FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS …/Metafora...i METAFORA PADA RUBRIK OPINI DALAM MAJALAH TEMPO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi

9

lirik lagu-lagu Ebiet G. Ade dari segi bentuk dan jenisnya, serta keekspresifan

yang terdapat dalam lirik lagu tersebut. Hierarki ruang persepsi manusia menurut

Michael C. Haley diterapkan dalam penelitian ini untuk mengetahui kategori-

kategori metafora yang terdapat dalam lirik lagu Ebiet G. Ade. Dalam penelitian

ini disimpulkan bahwa metafora kalimatif dan metafora kategori manusia (human)

banyak ditemukan dalam lirik lagu-lagu Ebiet G. Ade sebesar 35,55%. Dari 149

data metafora dalam lirik lagu Ebiet G. Ade terdapat lima metafora konvensional

dan empat metafora mati. Disebutkan pula lirik lagu Ebiet G. Ade sangat

ekspresif.

Endang Dwi Suryawati (2006) pada skripsi yang berjudul “Kemetaforaan

dalam Lirik Lagu Dangdut” meneliti wujud tuturan metafora lirik lagu dangdut

dari segi jenis dan tingkat keekspresifan metafora yang terdapat dalam lirik lagu-

lagu dangdut. Dalam penelitian ini disimpulkan bahwa metafora lirik lagu dangdut

tidak seluruhnya memiliki tenor dan wahana. Munculnya metafora dalam lirik

lagu dangdut dapat disebabkan oleh kebutuhan terhadap suatu istilah.

Penelitian Abd. Faisol (2003) berupa tesis berjudul “Metafora di dalam

Ayat-ayat Alquran” meneliti bentuk penuturan metafora, lambang kias, efektivitas

dan ekspresivitas metafora, serta fungsi tuturan metafora dalam ayat-ayat Alquran.

Dalam penelitian ini dijelaskan bahwa fungsi penuturan metafora ayat-ayat

Alquran (1) memperkaya makna (2) menjelaskan sesuatu yang abstrak agar

tampak konkret, (3) memperhalus bahasa dan (4) menyangatkan arti.

Poniman (2005) pada tesis berjudul “Kajian Metafora Ragam Jurnalistik

pada Wacana Berita Surat Kabar Solopos” meneliti bentuk dan jenis tuturan

metafora pada wacana berita surat kabar Solopos. Kemiripan antara tenor dan

Page 24: FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS …/Metafora...i METAFORA PADA RUBRIK OPINI DALAM MAJALAH TEMPO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi

10

wahana serta kekhasan tuturan metafora pada wacana berita surat kabar Solopos.

Dalam penelitian ini dijelaskan bahwa bentuk dan jenis metafora yang banyak

dipakai pada wacana berita surat kabar Solopos, yaitu metafora dari segi bentuk

dan jenis metafora secara umum (menurut Ullmann). Simpulan dari penelitian ini

yaitu pemakaian metafora pada ragam jurnalistik disebabkan oleh kebutuhan

terhadap suatu istilah, dan hasil kreativitas seorang penulis untuk menimbulkan

daya tarik secara emotif kepada pembaca.

Penelitian-penelitian yang dikemukakan di atas memiliki relevansi dengan

penelitian yang sedang dilakukan, entah mengenai subjek, landasan teorinya atau

teknik analisisnya. Dengan data dari rubrik Opini dalam majalah Tempo penelitian

ini berusaha untuk mengkaji lebih lanjut mengenai tuturan metafora khususnya

pada wacana berita yang belum banyak dilakukan. Oleh karena itu, penelitian ini

diharapkan dapat menambah khasanah penelitian yang telah ada dan akan

bermanfaat untuk mengembangkan kajian tentang bahasa figuratif, khususnya

metafora.

B. Landasan Teori

1. Metafora

a. Pengertian Metafora

Metafora sudah menjadi bahan studi sejak zaman kuno. “Aristoteles (384-

322 SM), misalnya mendefinisikan metafora sebagai ungkapan kebahasaan untuk

menyatakan hal yang bersifat khusus, yang khusus untuk umum, yang khusus

untuk yang khusus, atau dengan analogi” (Poetics, 1457 B, dalam Abdul Wahab

1986:5). Di samping itu, Quintilian (35-95) mengatakan bahwa metafora adalah

Page 25: FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS …/Metafora...i METAFORA PADA RUBRIK OPINI DALAM MAJALAH TEMPO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi

11

ungkapan kebahasaan untuk mengatakan sesuatu yang hidup bagi makhluk hidup

lainnya, yang hidup untuk yang mati, yang mati untuk yang hidup, atau yang mati

untuk yang mati (Levin dalam Abdul Wahab, 1990). Sedang Abdul Wahab

(1990:142) sendiri mengartikan metafora sebagai ungkapan kebahasaan yang

maknanya tidak dapat dijangkau secara langsung dari lambang yang dipakai,

karena makna yang dimaksud terdapat pada predisi ungkapan kebahasaan itu.

Dengan kata lain, metafora ialah pemahaman dan pengalaman akan sejenis hal

yang dimaksudkan untuk perihal yang lain.

Tarigan (1985:183) mendefinisikan bahwa metafora berasal dari bahasa

Yunani metaphora yang berarti "memindah" berasal dari kata meta "di atas" atau

"melebihi" dan pherein "membawa". Jadi dalam metafora membuat perbandingan

antara dua hal untuk menciptakan suatu kesan mental yang hidup walaupun tidak

dinyatakan secara eksplisit dengan menggunakan kata-kata seperti, ibarat,

bagaikan, umpama, laksana, dan sebagainya seperti perumpamaan.

Gorys Keraf (2000:139) berpendapat bahwa metafora adalah semacam

analogi yang membandingkan dua hal secara langsung, tetapi dalam bentuk yang

singkat. Di dalamnya terlihat dua gagasan, yang satu adalah suatu kenyataan,

sesuatu yang dipikirkan dan yang menjadi objek; dan yang satunya lagi

merupakan pembanding terhadap kenyataan tadi dan menggantikan yang di

belakang menjadi terdahulu.

Kris Budiman (2005:71) merujuk pada Webster’s Third New International

Dictionary mendefinisikan metafora “a figure of speech in which a word or a

phrase denoting one kind of object or action is used in place of another to suggest

a likeness or analogy between them” (artinya: “sebuah kiasan yang menggunakan

Page 26: FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS …/Metafora...i METAFORA PADA RUBRIK OPINI DALAM MAJALAH TEMPO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi

12

sepatah kata atau frasa yang mengacu kepada objek atau tindakan tertentu untuk

menggantikan kata atau frasa lain sehingga tersarankan suatu kemiripan atau

analogi di antara keduanya”).

Harimurti Kridalaksana (2001:136) menyatakan bahwa metafora merupakan

pemakaian kata atau ungkapan lain untuk objek atau konsep lain berdasarkan kias

atau persamaan; misalnya. Kaki gunung, kaki meja, berdasarkan kias pada kaki

manusia.

Metafora sebagai salah satu wujud daya kreatif bahasa di dalam penerapan makna, artinya berdasarkan kata-kata tertentu yang telah dikenalnya dan berdasarkan keserupaan atau kemiripan referen tertentu, baik referen baru itu telah memiliki nama lambang (sebutan atau kata) ataupun belum atau dapat dinyatakan bahwa metafora adalah suatu perbandingan langsung karena kesamaan intuitif maupun nyata antara dua referen (Edi Subroto, 1996: 38 – 39 ). Metafora merupakan satu betuk variasi pemakaian bahasa yang dapat

dijumpai di dalam bahasa pada umumnya. Lakoff dan Johnson (1980 dalam

Abdul Wahab, 1995:76) dalam bukunya Metaphors We Live By juga mengakui

adanya kesemestaan metafora ini. Keduanya menyatakan bahwa metafora terdapat

di dalam semua bahasa dan dialek.

Lakoff dan Johnson menjelaskan metafora bukan merupakan permasalahan

bahasa semata karena proses berpikir manusia sebenarnya sangat metaforis

”metaphor is not just a matter of language, that is, of mere words. We shall argue

that ... Human thought processes are largerly metaphorical. This is what we mean

when we say that human conceptual system is metaphorically structured and

defined” (artinya: “metafora bukanlah permasalahan bahasa semata. Kami

menyangkalnya. Proses berpikir manusia sangatlah metaforis. Dengan kata lain

sistem konseptual manusia itu terstruktur dan terdefinisi secara metaforis”).

Page 27: FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS …/Metafora...i METAFORA PADA RUBRIK OPINI DALAM MAJALAH TEMPO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi

13

b. Proses Penciptaan Metafora

Penulis yang kreatif tentu selalu ingin menyuguhkan tulisan-tulisan yang

menarik. Untuk itu, ia akan memilih ungkapan yang baru dan segar, sehingga

tidak akan mengulang ungkapan yang sama yang bisa menimbulkan kebosanan.

Pada dasarnya struktur dasar penciptaan metafora itu sangat sederhana.

Ullmann (2007:265) menyatakan selalu ada dua hal: sesuatu yang sedang kita

bicarakan (yang dibandingkan) dan sesuatu yang dipakai sebagai bandingan.

Ullmann mencontohkan kata dalam bahasa latin musculus ‘tikus kecil’, juga

dipakai dalam makna kias ‘otot’, dalam bahasa Inggris kata itu menjadi muscle

(baca:[musl]) ‘otot’. Dalam metafora ini, otot adalah tenor, sedangkan ‘tikus

kecil’ adalah wahana. Dalam perbandingan ini bisa kita katakan bahwa metafora

adalah “suatu perbandingan yang dipadatkan yang mengandung identitas intuitif

dan konkret” (2007:266).

Arti pentingnya metafora sebagai suatu kekuatan kreatif dalam bahasa telah

dikenal dan banyak mendapat pengakuan yang luar biasa. Menurut Aristoteles

(dalam Ullmann, 2007:265), “hal terbesar selama ini adalah menguasai metafora.

Metafora sendiri tidak dapat dipisahkan oleh yang lain; ia merupakan tanda

kejeniusan”. Pada masa kini Chesterton malah lebih jauh mengemukakan bahwa

“semua metafora adalah puisi”, sedangkan Sir Herbert Read berkilah bahwa “kita

harus selalu siap untuk menghakimi penyair… dengan kekuatan dan keorisinilan

metafora-metaforanya”. Proust dalam artikelnya tentang gaya Flaubert dengan

jelas mengemukakan, “Saya percaya bahwa metafora sendiri dapat memberikan

kepada gaya semacam keabadian”. Jika pun ada orang tidak memperhitungkan

Page 28: FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS …/Metafora...i METAFORA PADA RUBRIK OPINI DALAM MAJALAH TEMPO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi

14

tuntutan-tuntutan semacam ini, toh tak dapat diragukan tentang pentingnya

metafora dalam bahasa dan sastra.

Gambaran keadaan tersebut di atas dicerminkan oleh pengarang dalam

mengungkapkan metafora, dalam suatu tuturan metaforis terdapat sesuatu atau hal

yang kita perbincangkan dengan sesuatu yang kita bandingkan. Jadi bisa

dikatakan bahwa ada kemiripan antara sesuatu yang diperbincangkan (sebut saja

referen) dan yang kita bandingkan (sebut saja referen 2).

Referen yang diperbandingkan (R1) disebut dengan istilah tenor, sedangkan

referen yang digunakan sebagai sarana pembanding (R2) disebut vehicle

(wahana). Referen 1 dan Referen 2 merupakan dua hal yang tidak serupa, namun

memiliki kemiripan, entah kemiripan yang bersifat objektif atau kemiripan

perseptual atau kultural. Metafora yang memiliki kemiripan objektif antara tenor

dan wahananya disebut metafora konvensional dan kurang memiliki daya

ekspresif, karena kemiripannya begitu jelas. Contoh metafora seperti ini misalnya:

mulut gua, leher botol, bibir sumur dan kepala penjahat.

Sebaliknya, metafora yang didasarkan pada kemiripan perspetual atau

kultural, tenor dan wahananya memiliki “jarak”, dan biasanya memiliki daya

ekspresif, menciptakan keterkejutan atau ketegangan yang tinggi (Edi Subroto,

1991:17). Contoh metafora jenis ini misalnya: tubuh kebangsaan, bahtera

Republik Indonesia, politisi busuk, dan merenggut nyawa.

Page 29: FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS …/Metafora...i METAFORA PADA RUBRIK OPINI DALAM MAJALAH TEMPO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi

15

c. Keekspresivan Metafora

“Daya ekspresivitas sebuah metafora ditentukan oleh jarak relasi antara

tenor dan wahana. Apabila hubungan antara tenor dan wahana begitu jelas atau

konkret, maka daya ekspresifnya kurang. Namun, apabila jarak relasinya begitu

samar-samar, maka daya ekspresifnya menjadi kuat” (Edi Subroto, 1997:97).

“Jarak antara tenor dan wahana oleh Sayee disebut “sudut bayang” (angle of

image). Manakala jarak antara tenor dan wahana begitu dekat, artinya kemiripan

antara dua referen begitu nyata dan berwujud maka penciptaan metafora yang

konvensional. Misalnya punggung bukit, kaki gunung, kaki meja, dan sebagainya”

(Edi Subroto, 1989:4). Adapun keserupaan maupun kemiripan sekaligus

perbedaan dari suatu referen dapat diketahui dengan metode analisis komponen.

Edi Subroto menjelaskan (1996:33) metode analisis komponen dalam

semantik adalah menguraikan atau proses mengurai (a process of breaking down)

arti konsep suatu kata ke dalam komponen maknanya atau ke dalam semantik

featurnya. Fitur semantik atau sebuah kata adalah seperangkat ciri pembeda arti

yang bersifat hakiki yang benar-benar mewakili dan diperlukan untuk

membedakan unit leksikal yang satu dari unit leksikal yang lain yang seranah atau

sedomain.

Misalnya kata kaki (manusia) dan kaki meja dapat dianalisis sebagai berikut.

Kaki (manusia) Kaki (meja)

- Bagian dari tubuh manusia - bagian dari meja

- Terbentuk dari daging dan tulang - terbuat dari kayu atau besi

- Untuk berdiri (dan berjalan) - untuk berdiri

+ benda konkret + benda konkret

+ bagian di bawah + bagian bawah

+ sebagai penyangga atasnya + sebagai penyangga bagian atasnya

Page 30: FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS …/Metafora...i METAFORA PADA RUBRIK OPINI DALAM MAJALAH TEMPO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi

16

Dari analisis di atas diketahui adanya keserupaan atau kemiripan makna

yaitu sama-sama benda konkret, sama-sama bagian terbawah dan sama-sama

berfungsi sebagai penyangga bagian atasnya. Dari kaki (manusia) dapat

diterapkan pada bagian meja.

Semakin jauh jarak antara tenor dan wahananya, maka metafora tersebut

semakin ekspresif. Apabila jarak antara tenor dan wahananya dihayati

berdasarkan persepsi si pengarang atau berdasarkan persamaan emosional

seseorang maka akan memberikan daya ekspresif yang kuat serta memberikan

keterkejutan dan ketegangan yang tinggi, sehingga metafora yang demikian

cenderung bersifat individual yang original. Kemiripan emotif memiliki daya

ekspresif yang kuat dan tinggi, sehingga pada metafora yang emotif akan sulit

menemukan hubungan antara tenor dan wahananya atau tingkat kemiripan yang

samar-samar. Berikut contoh metafora yang berdaya ekspresif tinggi.

(1) Dengan kuku-kuku bersikuda menebah perut bumi (“Balada Terbunuhnya Atmo Karpo”, Rendra dalam Edi Subroto, 1996:39).

”Menginjak dengan keras” bumi dinyatakan dengan ”menebah” yang

mengasosiasikan gerakan yang keras dan bertenaga, sehingga seluruh isi bumi

akan merasakannya. Demikian pula “bumi dengan seluruh isinya” dinyatakan

dengan “perut besar”.

Page 31: FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS …/Metafora...i METAFORA PADA RUBRIK OPINI DALAM MAJALAH TEMPO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi

17

d. Kadar Kemetaforaan

Dipandang sebagai suatu gaya bahasa, keberadaan metafora tidak bisa

dilepaskan dari daya ekspresif atau kadar kemetaforaan yang sifatnya tidak

langgeng dan melekat pada tuturan tersebut.

1) Metafora Mati (Dead Metaphor)

Gorys Keraf (2007:137 – 139) mengilustrasikan kata manis dalam frasa lagu

yang manis adalah suatu ringkasan dari analogi yang berbunyi: lagu ini

merangsang telinga dengan cara yang sama menyenangkan seperti manisan

merangsang alat perasa. Dari analogi kualitatif ini kemudian banyak muncul

istilah-istilah baru dengan mempergunakan organ-organ manusia atau organ

binatang seperti kepala pasukan, mata angin, sayap pesawat terbang, kapal

terbang; kapal terbang analog dengan kapal laut, yaitu seperti kapal laut berlayar

di laut, maka kapal terbang berlayar di udara.

Kebanyakan perubahan makna kata mula-mula terjadi karena metafora.

Lama-kelamaan orang tidak memikirkan lagi tentang metafora itu, sehingga arti

yang baru itu dianggap sebagai arti yang kedua atau ketiga kata tersebut: berlayar,

berkembang, jembatan dan sebagainya. Metafora semacam ini adalah metafora

mati.

Keraf menjelaskan dengan matinya sebuah metafora, kita berada kembali di

depan sebuah kata yang mempunyai denotasi baru. Metafora semacam ini dapat

berbentuk sebuah kata kerja, kata sifat, kata benda, frasa atau klausa: menarik

hati, memegang jabatan, mengembangkan, menduga dan sebagainya.

Page 32: FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS …/Metafora...i METAFORA PADA RUBRIK OPINI DALAM MAJALAH TEMPO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi

18

2) Metafora Hidup (Living Metaphor)

Metafora hidup adalah metafora dimana kita masih dapat menentukan

makna dasar dari konotasinya. Seperti pada contoh berikut.

(2) Perahu itu menggergaji ombak. Mobilnya batuk-batuk sejak tadi pagi. Pemuda-pemudi adalah bunga bangsa (dalam Gorys Keraf , 2007:139).

Kata-kata menggergaji, batuk-batuk, bunga dan bangsa masih hidup dengan

arti aslinya.

e. Bentuk dan Jenis Metafora

1) Bentuk

Abdul Wahab (1995:72) mengelompokkan metafora secara sintaksis

menjadi tiga, metafora nominatif, metafora predikatif, metafora kalimatif.

Pada metafora nominatif, lambang kiasnya hanya terdapat pada nomina

kalimat. Karena posisi nomina dalam kalimat berbeda-beda, metafora nominatif

dapat pula dibagi dua macam, yaitu metafora nominatif subjektif dan metafora

nominatif objektif atau yang lazim disebut berturut-turut sebagai metafora

nominatif dan metafora komplementatif saja.

Pada metafora nominatif, lambang kias muncul hanya pada subjek kalimat

saja, sementara komponen-komponen lainnya dalam kalimat tetap dinyatakan

dengan kata-kata yang mempunyai makna langsung. Sementara metafora

komplementatif memakai lambang kias hanya pada komplemen kalimat

dimaksud, sedang komplemen lain dalam kalimat tetap dinyatakan dengan kata

Page 33: FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS …/Metafora...i METAFORA PADA RUBRIK OPINI DALAM MAJALAH TEMPO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi

19

yang mempunyai kandungan makna langsung. Kedua metafora tersebut

dicontohkan berturut-turut sebagai berikut.

(3) Angin lama tak singgah. (Slamet Sukirnanto, 1983. “Tunggu” dalam Horison/XXI/235 dalam Abdul Wahab, 1995:72)

(4) Aku minta dibikinkan jembatan cahaya. (Ismet Natsir, dalam Linus Suryadi AG (ed), 1987. Tonggak 4:59 dalam Abdul Wahab, 1995:73).

Kata-kata yang dicetak miring pada kutipan di atas (angin sebagai subjek

dan jembatan cahaya sebagai komplemen) memiliki makna kias, sedangkan kata-

kata lainnya dinyatakan dengan makna yang sebenarnya dan tidak dikiaskan.

Angin pada kalimat (3) mengiaskan ”utusan pembawa berita” , dan jembatan

cahaya pada kalimat (4) bermakna ”jalan yang terang”.

Dalam metafora predikatif, kata-kata lambang kias hanya terdapat pada

predikat kalimat saja, sedangkan subjek dan komponen lain dalam kalimat itu

(jika ada) masih dinyatakan dalam makna langsung, seperti pada contoh berikut.

(5) Suara aneh terbaring di sini. (T. Mulia Lubis, dalam Tonggak 4:15 dalam Abdul Wahab, 1995:73).

Kata terbaring merupakan predikat subjek kalimat “Suara aneh…”

merupakan predikat yang cocok untuk mamalia (termasuk manusia). Suara aneh

merupakan ungkapan kebahasaan dengan makna langsung dan dihayati sebagai

manusia yang dapat terbaring.

Pada metafora kalimatif seluruh lambang kias yang dipakai tidak terbatas

pada nomina (baik yang berlaku sebagai subjek maupun yang berlaku sebagai

komplemen) dan predikat saja, melainkan seluruh komponen dalam kalimat

metaforis itu. Seperti pada kalimat berikut.

(6) Api apa membakar? (Slamet Sukirnanto, 1984. “Doa Pembakaran”. Dalam Horison/XXI/198 dalam Abdul Wahab, 1995:74).

Page 34: FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS …/Metafora...i METAFORA PADA RUBRIK OPINI DALAM MAJALAH TEMPO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi

20

Seluruh kalimat di atas adalah kias. Tidak ada satu komponen pun dalam

kalimat itu yang dipakai sebagai pengungkapan makna langsung. Metafora

kalimatif di atas mengandung makna yang dimaksud, kira-kira “Semangat apa

yang menyebabkan seseorang melakukan suatu tindakan?”

2) Jenis

Ullmann (2007:267 – 270) membagi metafora menjadi empat kelompok

utama yang terjadi dalam berbagai bahasa dan gaya bahasa.

a) Metafora Antropomorfis

Metafora antropomorfis adalah metafora yang dinamai berdasarkan nama

bagian tubuh manusia, atau sedikitnya nama bagian tubuh manusia dinamai

berdasarkan sama bagian tubuh binatang atau benda-benda lainnya, misalnya kata

mata. Kata mata mengacu pada alat indera manusia yang berfungsi untuk melihat,

berbentuk (agak) kecil, bulat. Lewat alat indera itu cahaya ditangkap untuk

melihat sesuatu. Berdasarkan nama alat indera itu, objek-objek tertentu diberi

nama matahari, mataair, matajarum. Semua memperlihatkan ciri bulat, kecil,

tempat keluar atau memasukkan sesuatu. Sebaliknya di dalam mata itu terdapat

bagian yang bulat disebut “bola mata”. Penamaan bagian mata itu justru

didasarkan atas nama suatu benda mati, yaitu bola.

b) Metafora Binatang

Metafora jenis ini bergerak dalam dua arah utama. Sebagian diterapkan

untuk binatang atau benda tak bernyawa. Banyak tumbuhan menggunakan nama

binatang, sering juga kocak atau lucu, misalnya lidah buaya, kumis kucing, jambu

monyet, kuping gajah, cocor bebek. Banyak juga benda tak bernyawa

Page 35: FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS …/Metafora...i METAFORA PADA RUBRIK OPINI DALAM MAJALAH TEMPO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi

21

menggunakan nama binatang, misalnya telur mata sapi, mata kucing, rambut ekor

kuda dan sebagainya.

Kelompok lain dari imajinasi terhadap binatang ini ditransfer kepada

manusia di mana ada konotasi humor, ironis, peyoratif (melemahkan nilai) atau

fantastik. Misalnya si kerbau, si jago, si kucing.

Benda-benda tak bernyawa juga ada yang bisa bertingkah, dan tingkah ini

dimetaforakan dengan sumber binatang: truk itu menyeruduk mobil dari belakang,

panas matahari yang menyengat, generasi muda telah menelurkan kreativitasnya.

c) Metafora Relasi Abstrak ke Konkret

Salah satu kecenderungan dasar dalam metafora adalah menjabarkan

pengalaman-pengalaman abstrak ke dalam hal yang konkret. Dalam banyak hal,

pengalihan atau transfer itu masih jelas, tetapi sebagian lagi masih memerlukan

penelitian etimologis untuk melacak citra konkret yang mendasari kata yang

abstrak itu. Misalnya, sorot mata, sinar mata, sinar wajah, hidupnya bersinar,

otak cemerlang.

d) Metafora Sinaestetik

Metafora ini didasarkan pada transfer dari satu indra ke indra yang lain: dari

bunyi (dengan indra dengar) ke penglihatan, dari sentuhan ke bunyi dan

sebagainya. Misalnya kata hangat atau dingin terdapat sejenis kesamaan antara

temperatur yang hangat atau dingin dan kualitas suara-suara tertentu. Begitu pula

dengan tentang warna yang keras, bau yang manis, pandangan yang tajam,

bicaranya manis.

Page 36: FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS …/Metafora...i METAFORA PADA RUBRIK OPINI DALAM MAJALAH TEMPO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi

22

f. Pengimajian Metafora Berdasarkan Ruang Persepsi Manusia

Manusia tidak dapat melepaskan diri dari lingkungannya di dalam berpikir

dan menciptakan metafora, karena ia selalu mengadakan interaksi dengan

lingkungannya. Studi tentang interaksi antara manusia dengan lingkungannya

(makhluk bernyawa maupun tidak bernyawa) disebut studi tentang sistem ekologi.

Sistem ekologi yang dipersepsi manusia tersusun dalam suatu hierarki yang sangat

teratur.

Michael C. Haley (dalam Abdul Wahab, 1995:77) membuat hierarki ruang

persesi manusia itu seperti berikut.

BEING

COSMOS

ENERGY

SUBSTANCE

TERRESTRIAL

OBJECT

LIVING

ANIMATE

HUMAN

Hierarki persepsi manusia terhadap ruang dimulai dari manusia sendiri,

karena manusia dengan segala macam tingkah lakunya merupakan lingkungan

manusia yang terdekat. Jenjang ruang persepsi manusia yang ada di atas HUMAN

ialah ANIMATE (makhluk bernyawa), sebab manusia hanyalah satu bagian saja

dari makhluk bernyawa. Sebaliknya, tidak semua makhluk bernyawa dapat

dimasukkan ke dalam kategori HUMAN. Hewan, misalnya adalah makhluk

bernyawa, tetapi hewan bukanlah manusia. Kategori di atas makhluk bernyawa

Page 37: FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS …/Metafora...i METAFORA PADA RUBRIK OPINI DALAM MAJALAH TEMPO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi

23

ialah LIVING, termasuk di sini alam tetumbuhan, sebab tumbuhan itu hidup.

Tetapi, tidak semua yang hidup itu tetumbuhan. Begitu hierarki itu seterusnya

berjenjang ke atas, sampai pada segala sesuatu yang ada di jagad raya ini,

termasuk konsep yang bersifat abstrak yang tidak dapat dihayati oleh indra,

walaupun tak dapat disangkal keberadaannya. Karena itu, kategori ruang persepsi

yang paling atas ialah BEING, untuk mewakili semua konsep abstrak yang tidak

dapat dihayati dengan indra manusia.

Nomina antara kategori ruang persepsi manusia dan prediksi masing-masing

kategori harus ada kesesuaian. Kesesuaian antara nomina dan prediksi masing-

masing kategori antara lain dapat dibaca pada tabel berikut.

Tabel 1. Kategori Ruang Persepsi Manusia Menurut Michael C. Haley

Interaksi antara manusia, hewan, tumbuhan, dan alam sekitarnya seperti

terdapat dalam ruang persepsi manusia tercermin dalam lambang kias berikut.

KATEGORI CONTOH NOMINA PREDIKASI

BEING kebenaran, kasih ada

COSMOS matahari, bumi, bulan menggunakan ruang

ENERGY cahaya, angin, api bergerak

SUBSTANCE semacam gas lembam

TERRESTRIAL gunung, sungai, laut terhampar

OBJECT semua mineral pecah

LIVING flora tumbuh

ANIMATE fauna berjalan, lari

HUMAN manusia berpikir

Page 38: FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS …/Metafora...i METAFORA PADA RUBRIK OPINI DALAM MAJALAH TEMPO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi

24

a) Being

Kategori semantik BEING mencakup konsep atau pengalaman manusia yang

abstrak. Ciri khas kategori ini ialah predikasi ada, walaupun tak dapat dihayati

langsung oleh indra manusia. Contoh.

(7) Senja pun tiba Suatu kurun waktu yang tak perlu kutanya (Bambang Darto, dalam Tonggak 4:33 dalam Abdul Wahab, 1995:78)

Senja adalah konsep abstrak untuk menandai “tenggelamnya” matahari;

tetapi, konsep senja itu ada. Dalam kalimat metaforis ini, senja adalah kias untuk

konsep usia lanjut manusia. Konsep senja yang dipakai sebagai lambang kias

untuk konsep usia lanjut merupakan wujud interaksi antara manusia dengan

BEING.

b) Cosmos

COSMOS tidak hanya ada, melainkan menempati ruang di jagad raya, dapat

diamati oleh indra mata, dan di sana, karena jauhnya. Contoh.

(8) Matilah kau bulan Telah mampus bumi Mentari pun kewalahan (T. Mulia Lubis, dalam Tonggak 4:16 dalam Abdul Wahab, 1995:79)

Bulan, bumi dan matahari adalah benda-benda cosmos. Dalam kutipan di

atas, benda-benda itu tidak dipakai dalam arti yang sebenarnya. Simbolisme

tentang bulan sangat bervariasi antara budaya yang satu dengan budaya yang lain.

Ada yang mengasosiasikan bulan dengan perempuan, karena antara perempuan

dan bulan ada persamaan, yaitu masing-masing sangat terikatoleh siklus. Namun

demikian, di Indonesia, bulan diasosiasikan dengan keindahan. Bumi menurut

Page 39: FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS …/Metafora...i METAFORA PADA RUBRIK OPINI DALAM MAJALAH TEMPO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi

25

Cirlot (1962:93) dihubungkan dengan tempat tumbuhnya kebudayaan atau

kebudayaan itu sendiri. Sementara matahari, karena sifatnya yang universal,

melambangkan semangat atau sumber kehidupan. Benda-benda angkasa tersebut

dipakai oleh penyair untuk menyatakan pandangannya yang pesimis, yaitu

tiadanya keindahan (dengan lambang bulan), tak berdayanya kebudayaan (dengan

lambang bumi), dan hilangnya semangat hidup (dengan lambang matahari).

c) Energy

Predikasi khusus yang dipakai oleh kategori ini ialah bahwa ia tidak saja ada

dan menempati ruang, melainkan juga adanya perilaku gerak. Contoh.

(9) Angin lama tak singgah. (Slamet Sukirnanto, 1983. “Tunggu” dalam Horison/XXI/235 dalam Abdul Wahab, 1995:79)

(10) Api apa membakar? (Slamet Sukirnanto, 1984. “Doa Pembakara”. Dalam Horison/XXI/198 dalam Abdul Wahab, 1995:79).

Angin dan api adalah dua bentuk sumber energi. Angin sebagai lambang

kias tidak mempunyai sifat universal. Bagi kebudayaan Indonesia, angin dikaitkan

dengan pembawa pesan. Makna dengan konotasi positif dari angin mempunyai

fungsi pengantar sari kepada putik dalam proses pembuahan. Ungkapan metafora

di atas berarti ‘pembawa pesan tak singgah’. Sementara api, dikaitkan dengan

konsep kehidupan, kesehatan, kekuasaan, dan tenaga spiritual.

d) Substance

Predikasi kategori ini ialah ada, membutuhkan ruang dan bergerak, ia juga

mempunyai sifat lembam. Contoh.

(11) Sekumpulan puisi Mencair diri (TM. Lubis, dalam Tonggak 4:18 dalam Abdul Wahab, 1995:80 dalam Abdul Wahab, 1995:80)

Pada kutipan di atas, puisi dihayati sebagai benda substansi yang bisa

berubah bentuk fisiknya, yaitu cair.

Page 40: FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS …/Metafora...i METAFORA PADA RUBRIK OPINI DALAM MAJALAH TEMPO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi

26

e) Terrestrial

TERRESTRIAL yaitu hamparan yang terikat oleh bumi seperti misalnya,

samudra, sungai, gunung, padang pasir, dan lain-lain. Contoh.

(12) Masuk ruang kegelapan, dan gelas aku tambahkan Mengarungi karang-karang kehidupan (Sapardi Djoko Damono. 1987. Horison XXI/234 dalam Abdul Wahab, 1995:80)

Dalam metafora ini dapat diketahui sulitnya kehidupan itu dilambangkan

oleh hamparan terrestrial, yaitu karang-karang. Makna karang yang diasosiasikan

dengan kesulian hidup atau kekejaman hidup itu dapat dimengerti, sebab prediksi

yang cocok untuk karang ialah: keras, tajam, sulit dipegang erat-erat, sebab kalau

dipegang erat, lukalah tangan, tidak mulus atau tidak rata, dan melukai kulit jika

tersentuh. Melalui ungkapan tersebut, penyair berusaha untuk melupakan

kekerasan atau kekejaman hidup ini dengan jalan menenggak minuman keras di

bar (digambarkan sebagai ruang gelap).

f) Object

Predikasi yang cocok untuk kategori OBJECT ialah sifatnya yang dapat

pecah. Contoh.

(13) Mataku fiberglas Bagai mainan bikinan Jepang Aku berjalan sempoyongan (YA. Nugraha, dalam Tonggak 4:200 dalam Abdul Wahab, 1995:81)

Fiberglass adalah OBJECT atau benda, yang meskipun kuat, dapat saja

pecah. Benda ini biasanya kusam, tidak transparan seperti kaca bening. Yudhistira

menggunakan lambang ini untuk mengiaskan pandangannya yang tidak bening

Page 41: FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS …/Metafora...i METAFORA PADA RUBRIK OPINI DALAM MAJALAH TEMPO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi

27

lagi terhadap dunia sekitarnya, karena ia ada dalam keadaan kebingungan oleh

perkembangan kehidupan.

g) Living

Predikasi kategori LIVING, yaitu bisa tumbuh. Contoh metafora dalam

kategori ini biasanya dikaitkan dengan semua kehidupan flora dengan segala

predikasinya. Contoh.

(14) Di taman bunga Mekar juga bersama (Hamid Jabbar, dalam Tonggak 4:22 dalam Abdul Wahab, 1995:81)

Dalam kalimat metaforis di atas, kehidupan manusia, cinta, dan

kekecewaan, tiga konsep yang abstrak, dihayati sebagai sesuatu yang konkret,

yaitu masing-masing sebagai taman bunga dan bunga itu sendiri, sehingga

predikasi yang cocok untuk bunga ialah kata mekar. Bunga, khususnya dipakai

sebagai simbol untuk cinta, sifatnya universal.

h) Animate

Predikasi untuk kategori ini yang tidak terdapat pada kategori yang ada di

atasnya, ialah kemapuannya berjalan, lari, atau terbang dan tentu saja, bernyawa.

Contoh konkret untuk kategori ini umumnya diambil dari dunia fauna dan segala

perilakunya. Seperti berikut.

(15) Tiada bunga-bunga berkembang di sana Kumbang pun tiada bersenda di sana (John Dami Mukese, dalam Tonggak 4:37 dalam Abdul Wahab, 1995:81)

Bunga sebagai simbol kecantikan dan cinta, biasanya juga dikaitkan dengan

wanita. Secara alami, yang menghampiri bunga ialah kumbang, karena terpikat

oleh madu yang ada di sana. Karena itu tidaklah sulit diterima, jika kumbang

diasosiasikan dengan pria.

Page 42: FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS …/Metafora...i METAFORA PADA RUBRIK OPINI DALAM MAJALAH TEMPO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi

28

i) Human

Predikasi untuk kategori HUMAN, yaitu kemampuan berfikir, sehingga

dapat melakukan berbagai macam perbuatan yang tidak mungkin dikerjakan oleh

anggota-anggota kategori yang berada di atasnya. Contoh.

(16) Betapa tajamnya maut memandang Betapa dalam maut mendulang (Sugandi Putra. 1988. Seratus Sanjak:46 dalam Abdul Wahab, 1995:82)

Dalam kalimat di atas, maut atau kematian dihayati sebagai manusia yang

dapat memandang dan mendulang emas atau intan. Kematian digambarkan selalu

mengintai dan mengambil kehidupan, betapapun sulitnya, seperti sulitnya orang

mendapatkan intan atau emas.

2. Ragam Jurnalistik

Jurnalistik, menurut Lislie Stephen, seperti yang dikutip Fraser Bond dalam

buku “Pengantar Jurnalistik,” terdiri dari penulisan tentang hal-hal yang penting

yang tidak anda ketahui”. Sementara Eric Hodgin mengatakan, jurnalistik adalah

pengiriman dari sini ke sana dengan benar, seksama dan cepat, dalam rangka

membela kebenaran, keadilan berfikir yang selalu dibuktikan. Sedang Assegaff

mendefinisikan jurnalistik sebagai kegiatan untuk menyampaikan pesan atau

berita kepada khalayak ramai (massa), melalui saluran media, entah media tadi

media cetak maupun elektronik (Assegaff, 1985:11 dalam Mursito, BM, 1999:3).

Dalam menyampaikan berita yang dimaksud kepada masyarakat, para

jurnalis dituntut terampil. Salah satunya adalah terampil dalam menulis. Pada

Page 43: FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS …/Metafora...i METAFORA PADA RUBRIK OPINI DALAM MAJALAH TEMPO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi

29

kepenulisan pun berbeda dengan media lain (selain pers). Mereka menggunakan

genre tersendiri yaitu yang dinamakan bahasa jurnalistik.

“Bahasa jurnalistik didefinisikan sebagai bahasa yang digunakan oleh para

wartawan, redaktur, atau pengelola media massa dalam menyusun dan

menyajikan, memuat, menyiarkan, dan menayangkan berita serta laporan

peristiwa atau pernyataan yang benar, aktual, penting dan atau menarik dnegan

tujuan agar mudah dipahami isinya dan cepat ditangkap maknanya” (Haris

Sumadiria, 2006:7).

Bahasa jurnalistik adalah bahasa komunikasi massa yang dipergunakan

dalam majalah, surat kabar, televisi atau radio. Bahasa jurnalistik tidak berbeda

dengan bahasa tulisan umumnya, kecuali beberapa kekhususan yang dimilikinya.

Struktur atau tatanan susunan tata bahasa jurnalistik juga tidak berbeda dengan

bahasa tulisan yang baku, serta tidak boleh menyimpang dari kaidah bahasa

Indonesia. Oleh karena itu, aturan-aturan di dalam bahasa Indonesia harus

dipatuhi.

a. Karakteristik Bahasa Jurnalistik

Secara spesifik, bahasa jurnalistik dapat dibedakan menurut bentuknya,

yaitu bahasa jurnalistik surat kabar, bahasa jurnalistik tabloid, bahasa jurnalistik

televisi, dan bahasa jurnalistik media on line internet.

Selain harus mengikuti kaidah bahasa Indonesia, bahasa jurnalistik

mempunyai sifat khusus, yaitu:

1) Lugas

2) Singkat

3) Padat

Page 44: FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS …/Metafora...i METAFORA PADA RUBRIK OPINI DALAM MAJALAH TEMPO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi

30

4) Sederhana

5) Lancar

6) Menarik

7) Netral

Sifat-sifat tersebut di atas itu membedakan bahasa jurnalistik dengan bahasa

tulis lainnya seperti bahasa ilmiah. Ia berkembang sejalan dengan perkembangan

masyarakat. Agar bahasa jurnalistik dapat menggugah perasaan pembacanya, ada

beberapa ketentuan. Antara lain;

1) Penggunaan Kalimat Pendek

2) Penggunaan Kalimat Aktif

3) Penggunaan Bahasa Positif

Mengadakan penghematan merupakan unsur yang sangat diperhitungkan.

Penghematan yang dimaksud bukan saja material tetapi juga di dalam penggunaan

ruangan (space) surat kabar atau majalah.

Hal lain yang harus dihindari dalam mempergunakan bahasa jurnalistik ialah

menghilangkan kerancuan. Kerancuan itu merupakan masalah yang erat kaitannya

dengan kebiasaan menggunakan bahasa lisan yang kurang teratur.

“Bahasa jurnalistik, senantiasa mengutamakan keringkasan dan kelugasan.

Tetapi bahasa jurnalistik juga disarankan tampil variatif, segar, dan berwarna.

Gaya bahasa tertentu akan membuat tulisan tersebut lebih hidup, lebih segar,

berwarna dan mampu mengembangkan imajinasi serta fantasi khalayak pembaca,

pendengar, atau pemirsa” (Haris Sumadiria, 2006:43).

b. Opini

Page 45: FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS …/Metafora...i METAFORA PADA RUBRIK OPINI DALAM MAJALAH TEMPO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi

31

“Opini penerbit (desk opinion) adalah pandangan, pendapat atau opini dari

redaksi terhadap sesuatu masalah yang terjadi di tengah masyarakat, dan dijadikan

sajian dalam penerbitannya” (Totok Djuroto, 2002:77). Opini penerbit sering juga

disebut “Suara Redaksi”. Pemimpin redaksi dari masing-masing penerbitan pers

lah yang mempunyai hak menulis. Akan tetapi, pada pelaksanaannya seringkali

pemimpin redaksi menugaskannya kepada orang lain.

“Penulisan opini penerbit ini bisa digunakan untuk menjelaskan informasi

yang disajikan, mengkritik kebijaksanaan penguasa, memberikan gambaran

suasana yang terjadi di tengah-tengah masyarakat” (Totok Djuroto, 2002:77).

Opini penerbit biasanya ditulis dalam beberapa bentuk, salah satunya Tajuk

Rencana.

Tajuk rencana, ada juga yang menyebutnya sebagai “Catatan Redaksi”, bahasa kerennya adalah “Editorial”. Sebelum ada istilah tajuk rencana, koran-koran kuno menamakan opini penerbit ini sebagai “Induk Karangan” yang menerjemahkan bahasa Belanda “Hoofd Artikel”. Di Inggris, sebutan editorial jarang dikenal. Yang ada adalah sebutan “Leader News”. Penulisnya disebut sebagai “Leader Writer”. Dalam kamus bahasa Indonesia, karangan WJS Purwodarminto (dalam Totok Djuroto, 2002:77), tajuk rencana diartikan sebagai induk karangan pada surat kabar atau majalah. Tajuk rencana merupakan sikap, pandangan atau pendapat penerbit terhadap

masalah-masalah yang sedang hangat dibicarakan masyarakat. “Isi tajuk rencana

senantiasa licin, didasari alasan kuat, dan meredam sekuat mungkin sikap

menyerang terhadap suatu kebijakan atau isu publik” (Hikmat Kusumaningrat dan

Purnama Kusumaningrat, 2006:249).

“Tajuk rencana biasanya ditulis secara panjang, untuk memberikan

kesempatan kepada penulisnya melakukan analisis dan menguraikan

permasalahan yang ingin diungkapkannya. Tajuk rencana bisa mengkritik,

Page 46: FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS …/Metafora...i METAFORA PADA RUBRIK OPINI DALAM MAJALAH TEMPO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi

32

mempertanyakan, mendukung atau bahkan mencela keputusan yang diambil oleh

penguasa, atau pemikiran yang timbul di tengah masyarakat” (Totok Djuroto,

2002:78).

C. Kerangka Pikir

Kerangka pikir adalah cara kerja yang dilakukan untuk menyelesaikan

permasalahan yang diteliti. Kerangka pikir yang terkait dalam penelitian ini secara

garis besar dilukiskan pada diagram di bawah ini.

Diagram Kerangka Pikir

Rubrik Opini

Majalah Tempo

Frasa, Klausa, dan Kalimat yang

Mengandung Metafora

Bentuk dan Jenis Metafora

Kemiripan Wahana dengan Tenor

Metafora yang Banyak Digunakan

Page 47: FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS …/Metafora...i METAFORA PADA RUBRIK OPINI DALAM MAJALAH TEMPO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi

33

Penelitian ini bersumber pada rubrik Opini dalam majalah Tempo. Adapun

yang diambil adalah yang mengandung metafora baik frasa, klausa ataupun

kalimat dalam rubrik tersebut.

Wacana berita dalam surat kabar ataupun majalah didominasi oleh

penggunaan kalimat berita. Pada setiap kalimat, verba merupakan konstituen yang

sangat menentukan keseluruhan isi. Dari penggunaan kalimat dalam ragam

jurnalistik, banyak ditemukan metafora, yang maknanya berbeda dengan makna

harfiahnya. Metafora akan dikaji dari tiga sudut permasalahan, yakni (1) bentuk

dan jenisnya, (2) hubungan kemiripan antara wahana dan tenor, dan (3) metafora

yang paling banyak digunakan pada rubrik Opini dalam majalah Tempo.

Berita yang telah dikemas dalam bahasa jurnalistik ditujukan kepada

pembaca melalui media majalah. Pembaca merupakan target dan sekaligus unsur

terakhir dari seluruh proses komunikasi jurnalistik. Pembaca pada gilirannya

melakukan penafsiran terhadap kalimat-kalimat pada berita tersebut sesuai dengan

kemampuan dan penalarannya.

Page 48: FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS …/Metafora...i METAFORA PADA RUBRIK OPINI DALAM MAJALAH TEMPO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi

34

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah

penelitian yang datanya dinyatakan dalam keadaan sewajarnya, senyatanya

dengan tidak diubah dalam bentuk simbol-simbol atau bilangan.

Penelitian linguistik pada umumnya dilakukan menurut model kualitatif.

“Sekalipun beberapa aspek yang termasuk penelitian bahasa dapat atau lebih

dilakukan menurut model penelitian kuantitatif, namun pada umumnya penelitian

terhadap segi-segi tertentu bahasa dalam rangka menemukan pola-pola atau

kaidah-kaidah yang bersifat mengatur di dalam bahasa lebih tepat dilakukan

menurut model kualitatif” (Edi Subroto, 2007:10).

“Penelitian linguistik pada umumnya juga termasuk penelitian deskriptif,

yaitu penelitian yang dilakukan semata-mata hanya berdasarkan pada fakta yang

ada atau fenomena yang memang secara empiris hidup pada penutur-penuturnya,

sehingga yang dihasilkan atau yang dicatat berupa perian bahasa yang biasa

dikatakan sifatnya seperti potret: paparan seperti adanya” (Sudaryanto, 1988:62).

Edi Subroto (2007:10) menjelaskan, deskriptif dilakukan dengan

pengamatan terarah dan cermat terhadap gejala-gejala pertuturan sesuai dengan

masalah yang diteliti, melakukan pengamatan secara cermat gejala-gejala

pertuturan itu, melakukan analisis, dan akhirnya mampu melakukan generalisasi

atau mampu menemukan pola-pola atau kaidah-kaidah itu dan pola-pola atau

Page 49: FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS …/Metafora...i METAFORA PADA RUBRIK OPINI DALAM MAJALAH TEMPO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi

35

kaidah-kaidah itu berdasarkan fenomena-fenomena yang dijumpai dan yang

dikumpulkan.

B. Data dan Sumber Data

“Data dapat yang diidentifikasi sebagai bahan penelitian bukanlah bahan

mentah atau calon data, melainkan bahan jadi yang siap untuk dianalisis”

(Sudaryanto, 1988:9). “Data sebagai objek penelitian secara umum adalah

informasi atau bahasa yang disediakan oleh alam yang dicari dan dikumpulkan

oleh peneliti” (Edi Subroto, 1992:34). Data dalam penelitian ini adalah data

kebahasaan berupa frasa, klausa, maupun kalimat yang mengandung metafora

yang terdapat pada rubrik Opini dalam majalah Tempo.

Sumber data adalah asal data penelitian diperoleh. Sumber data dalam

penelitian ini berupa rubrik Opini dalam majalah Tempo, yaitu edisi Januari 2008

meliputi:

1. Edisi 46/XXXVI 07 Januari 2008

Judul : 1. Dendam Dinasti Bhutto

2. Hakim Mahkamah Konstitusi Pilihan Istana

3. Mengapa Kita Berbeda dari Malaysia

4. Kepastian Hukum Lumpur Lapindo

2. Edisi 47/XXXVI 14 Januari 2008

Judul: 1. Soeharto di Batas Waktu

2. Kisruh Status Tersangka Rusdihardjo

3. Pesan Pendek Mestinya Murah

4. Risiko SBY Meladeni Gosip

Page 50: FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS …/Metafora...i METAFORA PADA RUBRIK OPINI DALAM MAJALAH TEMPO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi

36

3. Edisi 48/XXXVI 21 Januari 2008

Judul: 1. Mau Dibawa ke Mana, Pak

2. Lagu Sumbang Mentor Seberang

3. Peluang Emas Antasari Azhar

4. Akibat Telat Membaca Tren

4. Edisi 49/XXXVI 28 Januari 2008

Judul: 1. Amerika Demam, Kita Runyam

2. Mudarat Sang Pemberi Fatwa

3. Polly Dihukum, Kejar Dalangnya

4. Pak Kaning Lebih Baik Mundur

C. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan tahap awal yang penting dalam proses

penelitian, sebelum menginjak pada dua tahapan penting berikutnya yakni

penganalisaan data dan penyajian hasil analisis data.

Pegumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan teknik pustaka.

“Teknik pustaka adalah teknik pengumpulan data yang berdasarkan sumber-

sumber tertulis untuk memperoleh data yang diinginkan” (Edi Subroto, 2007:47).

Data yang telah diperoleh dengan menggunakan teknik pustaka diberi nomor data.

Penomoran dilakukan dengan menyertakan edisi, tanggal, bulan, dan tahun terbit.

Contoh pencatatan data:

No Data Bentuk Metafora Jenis Metafora Tanggal Bulan Tahun

46 Kal Bin 7 Jan 08

Page 51: FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS …/Metafora...i METAFORA PADA RUBRIK OPINI DALAM MAJALAH TEMPO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi

37

Keterangan:

1. 46 : Nomor Data

2. kal : Kalimatif, Bentuk Metafora

3. bin : Binatang, Jenis Metafora

4. 7 : Tanggal Terbit

5. Jan : Januari, Bulan terbit

6. 08 : Tahun Terbit

D. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data merupakan teknik dalam memeriksa dan menganalisis

data sehingga menghasilkan data yang akurat dan benar-benar dapat dipercaya.

Sesuai dengan permasalahan yang dikemukakan di depan, penelitian ini akan

menganalisis tiga hal pokok, yakni bentuk dan jenis metafora, kemiripan antara

wahana dengan tenor, dan kekhasan tuturan metafora pada ragam jurnalistik,

khususnya pada wacana berita majalah Tempo. Oleh karena itu, ada beberapa

teknik analisis yang diterapkan sesuai dengan relevansinya dengan masing-masing

item.

Untuk menganalisis bentuk metafora akan digunakan metode Agih, dengan

teknik dasar Bagi Unsur Langsung (BUL) dan teknik lanjutan teknik Ganti dan

teknik Ubah Ujud (parafrasa). Pada bagian ini peneliti akan mengklasifikasikan

bentuk metafora, dengan digunakan konsep Abdul Wahab, yakni dengan

klasifikasi metafora nominatif, komplementatif, predikatif dan kalimatif.

Untuk menganalisis jenis metafora—yang menurut Ullmann

diklasifikasikan menjadi metafora antropomorfis, binatang, relasi abstrak-konkret

Page 52: FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS …/Metafora...i METAFORA PADA RUBRIK OPINI DALAM MAJALAH TEMPO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi

38

(RAK) dan sinaestetik—dan kemiripan antara wahana dengan tenor, akan

digunakan metode Padan, karena kedua hal tersebut terkait dengan faktor di luar

bahasa. Dalam analisis kemiripan antara wahana dengan tenor peneliti akan

membandingkan komponen makna denotatif yang diterapkan pada wahana

terlebih dahulu, kemudian dibandingkan dengan komponen pada tenor, sehingga

dapat menarik kesimpulan tentang kemiripan di antara keduanya. Pada tahap ini

digunakan teknik dasar yang disebut Pilah Unsur Penentu (PUP). Untuk

mengetahui referen setiap tuturan metafora-sehingga dapat menentukan

komponen-komponen maknanya-digunakan daya pilah yang bersifat mental. Pada

proses penarikan kesimpulan tentang adanya kemiripan (antara wahana dan tenor)

digunakan teknik lanjutan, yakni teknik hubung banding untuk menyamakan hal

pokok (HBSP) (Sudaryanto, 1993:21-29).

Adapun untuk menganalisis metafora yang banyak digunakan (kecuali dari

segi bentuk), akan digunakan metode kontekstual, yang mencakup konteks budaya

dan konteks situasi. Tuturan metafora yang terkandung dalam data akan dianalisis

kekhasannya, dipandang dari segi (1) bentuk, (2) jenis, (3) kategori pengimajian.

Seperti diterangkan di muka bahwa untuk mengklasifikasikan bentuk

metafora, akan digunakan konsep Abdul Wahab dan untuk mengklasifikasikan

jenis metafora akan digunakan konsep Ullmann. Untuk kriteria pengimajian akan

digunakan konsep hierarki ruang persepsi menurut Haley, yakni dengan kategori

Being (Keadaan), Cosmos (Kosmos), Energy (Energi), Substance (Substansi),

Terrestrial (Terestrial), Object (Benda), Living (Kehidupan), Animate (Makhluk

Bernyawa), dan Human (Manusia).

Page 53: FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS …/Metafora...i METAFORA PADA RUBRIK OPINI DALAM MAJALAH TEMPO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi

39

E. Teknik Penyajian Data

Hasil analisis data disajikan dengan metode penyajian informal dan formal.

Sudaryanto (1993:145) menjelaskan metode penyajian informal ialah perumusan

dengan menggunakan kata-kata biasa, walaupun dengan terminologi yang teknis

sifatnya; sedangkan penyajian formal adalah perumusan dengan tanda dan

lambang-lambang. Tanda dan lambang yang dimaksud di sini meliputi tanda

tambah (+), tanda kurang (-), tanda bintang (*), tanda panah (→), tanda kurung

biasa ( ), tanda kurung kurawal ({ }), tanda kurung siku [ ], lambang huruf

singkatan seperti S, P, O, K, lambang sigma ( ∑ ), dan diagram. Kedua teknik ini

digunakan agar hasil analisis ini lebih mudah dipahami untuk kemudian ditarik

kesimpulan.

Page 54: FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS …/Metafora...i METAFORA PADA RUBRIK OPINI DALAM MAJALAH TEMPO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi

40

BAB IV

ANALISIS DATA

A. Bentuk Metafora

Telah diungkapkan di muka bahwa untuk menganalisis bentuk tuturan

metafora, penelitian ini akan menggunakan pendapat Abdul Wahab yang

mengklasifikasikan metafora dari segi sintaksis. Dalam klasifikasi ini metafora

dikelompokkan menjadi (1) metafora nominatif, (2) metafora komplementatif dan

(3) metafora kalimatif. Metafora nominatif dibedakan menjadi dua: pada posisi

subjek disebut metafora subjektif atau nominatif saja dan pada posisi objek

disebut metafora komplementatif.

Berdasarkan data yang dikumpulkan dari rubrik Opini pada majalah Tempo,

keempat bentuk metafora tersebut dapat diuraikan sebagai berikut.

1. Metafora Nominatif

Pada metafora nominatif tuturan yang mengandung makna metaforis

berkategori nomina, khususnya yang berperan sebagai subjek kalimat. Posisi

subjek selalu diisi oleh nomina, sehingga metafora ini termasuk metafora

subjektif atau nominatif saja. Contoh-contoh berikut mengandung tuturan

metafora nominatif.

(17) Lebih terasa tidak adil ketika tokoh kunci di balik keluarnya radiogram itu

belum ditetapkan sebagai tersangka (129/nom/RAK/21/Jan/08).

(18) Tiang penyangga ekonomi lain yang harus diperhatikan adalah nilai tukar

rupiah (160/nom/RAK/28/Jan/08).

Page 55: FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS …/Metafora...i METAFORA PADA RUBRIK OPINI DALAM MAJALAH TEMPO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi

41

Tokoh kunci pada kalimat (17) merupakan metafora nominatif, karena

berfungsi sebagai subjek. Dalam kalimat tersebut, tokoh kunci ditujukan pada Hari

Sabarno selaku orang Departemen Dalam Negeri yang terjerat dalam kasus

pembelian mobil pemadam kebakaran di daerah-daerah. Dia yang bertanggung

jawab penuh atas terbitnya radiogram yang dikeluarkan oleh departemennya.

Ketika semua bukti sudah mengarah padanya, KPK terkesan hanya melirik kasus-

kasus kecil saja. Kata kunci sendiri berarti alat yang dibuat dari logam untuk

membuka atau mengancing pintu dengan cara memasukkannya ke dalam lubang

yang ada pada induk kunci. Maka sebuah pintu tidak bisa dibuka kecuali dengan

kunci.

Kalimat (18) mengandung metafora nominatif, karena tiang penyangga

berkategori nomina dan berperan sebagai subjek. Tiang penyangga merupakan

pilar atau kekuatan dalam dunia ekonomi, salah satunya adalah nilai tukar rupiah

terhadap mata uang asing. Maka sepanjang nilai tukar rupiah tidak melemah,

ekonomi Indonesia lebih mudah dijaga. Hal ini seperti sebuah bangunan yang

harus ada tiang yang menyokongnya supaya bangunan itu tetap kokoh berdiri dan

tidak mudah ambruk.

2. Metafora Komplementatif

Pada metafora komplementatif tuturan yang mengandung makna metaforis

juga berkategori nomina, namun tidak berfungsi sebagai subjek seperti pada

nomor 1 di atas. Metafora bentuk ini dapat disimak pada kalimat-kalimat berikut.

(19) Sejak itu kematian Benazir Bhutto menjadi komoditas politik

(1/kom/RAK/7/Jan/08).

Page 56: FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS …/Metafora...i METAFORA PADA RUBRIK OPINI DALAM MAJALAH TEMPO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi

42

(20) Soeharto mungkin bersalah di mata kelompok reformis, tapi di mata

penyokong Orde Baru tidaklah demikian (71/kom/ant/14/Jan/08).

Kalimat (19) memuat tuturan metafora komplementatif, yakni komoditas

politik. Komoditas adalah barang dagangan utama yang dapat digolongkan

menurut mutunya sesuai dengan standar internasional. Dalam kutipan berita di

atas, kematian mendadak perdana menteri Benazir Bhutto akibat hantaman bom

akan menjadi sesuatu yang berharga untuk dijadikan senjata. Mengingat pada saat

yang berdekatan Pakistan akan menggelar pemilu, maka peristiwa tragis tersebut

bisa melipat gandakan suara PPP, partai Benazir Bhutto. Keadaan genting dalam

tubuh PPP ini, memberikan keuntungan bagi lawan politiknya, Pervez Musharraf.

Pada tuturan (20) terdapat tuturan metafora di mata kelompok reformis pada

fungsi objek. Mata adalah bagian dari manusia ataupun binatang yang berfungsi

sebagai indra penglihat. Kalimat (20) dikatakan Soeharto, presiden RI kedua,

mungkin bersalah di mata kelompok reformis, tapi bagi para penyokong Orde

Baru tidaklah demikian. Kata di mata bermakna menurut pandangan atau

pendapat dalam hal ini para kaum reformis dengan pendukung Soeharto atas

kesewenang-wenangannya saat ia berkuasa 32 tahun.

3. Metafora Predikatif

Pada metafora predikatif kata-kata yang memiliki lambang kias terdapat

pada posisi predikat, dan komponen kalimat lainnya bermakna denotatif, seperti

pada kalimat berikut.

(21) Dua partai besar akan mengantongi suara paling banyak: PPP dan Partai

Liga Muslim-Q, partainya para veteran militer yang mendukung Musharraf

(18/pre/RAK/7/Jan/08).

Page 57: FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS …/Metafora...i METAFORA PADA RUBRIK OPINI DALAM MAJALAH TEMPO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi

43

(22) KPK mesti menggali informasi dan bukti lebih dalam dari kedua bekas

pejabat itu untuk mengakhiri ”saling gigit” di antara keduanya

(133/pre/RAK/21/Jan/08).

Metafora predikatif yang terdapat pada kalimat (21) adalah mengantongi.

Mengantongi berasal dari kata kantong. Kantong sendiri berupa tempat untuk

membawa sesuatu. Sedangkan mengantongi sendiri berarti memasukkan sesuatu

ke dalam kantong. Ungkapan mengantongi suara pada kalimat (21) merupakan

metafora, karena kata tersebut digunakan bersama kata suara dan subjeknya

adalah manusia (pendukung PPP dan partai Liga Muslim-Q) yang tidak mungkin

dikantongi dalam saku ataupun dompet. Di samping itu, kata suara sebenarnya

tentu tidak bisa dimasukkan dalam kantong. Ungkapan mengantongi suara berarti

memperoleh jumlah pemilih yang banyak agar dapat memenangi pemilu.

Metafora yang terdapat pada kalimat (22) adalah menggali. Kata menggali

berarti mengambil sesuatu dari dalam tanah dengan membuat lubang. Dalam arti

leksikalnya menggali digunakan dengan objek konkret, misalnya pada kalimat

“Ayah menggali tanah yang kering”. Penutur kalimat (22) menyandingkan kata

menggali dengan objek abstrak, yakni “informasi”. Jadi kata informasi

disejajarkan dengan benda konkret seperti tanah, lubang, sumur dan sebagainya.

4. Metafora Kalimatif

Pada metafora kalimatif seluruh komponen kalimat mengandung lambang

kias. Metafora jenis ini dapat disimak pada contoh berikut.

(23) Agar konstitusi selamat dari kepentingan bisnis, si penjaga konstitusi perlu

dipastikan tidak punya catatan buruk dalam soal korupsi

(25/kal/RAK/7/Jan/08).

Page 58: FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS …/Metafora...i METAFORA PADA RUBRIK OPINI DALAM MAJALAH TEMPO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi

44

(24) Sikap ”enggan” itu cermin pergulatan politik di langit-langit kekuasaan

(66/kal/RAK/14/Jan/08).

Maksud kalimat-kalimat pada kutipan berita di atas tidak bisa dilacak hanya

dengan pengertian secara harfiah dari setiap unsurnya. Untuk memahami secara

tepat, pembaca harus mempertimbangkan konteks kalimat tersebut dituturkan.

Kalimat (23) si penjaga konstitusi perlu dipastikan tidak punya catatan

buruk dalam soal korupsi bermaksud bahwa mahkamah konstitusi harus diisi

dengan hakim-hakim yang kapabel dan berintegritas tinggi. Hakim-hakim tersebut

diibaratkan sebagai penjaga gawang konstitusi. Oleh karena itu, mereka para

penegak hukum yang duduk di sana mestinya bebas dari kepentingan politik,

pandai di bidang hukum serta punya prestasi yang baik. Maka para pioner juga

tidak boleh mempunyai catatan buruk, artinya harus bersih dari segala tindak

kriminal. Kabar ini mencuat seiiring munculnya isu pengangkatan bekas Menteri

Sekretaris Negara Yusril Ihza Mahendra untuk masuk MK. Padahal mantan

menteri itu tersandung kasus pencairan uang senilai 90 miliar milik Tommy

Soeharto di Bank BNP Paribas. Sebelumnya Presiden memberhentikannya karena

mendapat tekanan publik tetapi, tiba-tiba muncu isu pengangkatannya untuk

masuh ke tubuh MK.

Pada metafora kalimat (24), sikap enggan adalah sikap ketidakseriusan

pemerintah dalam menangani kasus Soeharto. Semua pemerintah pasca Orde Baru

tidak pernah kelihatan serius untuk mengadilinya. Ditambah dengan terbitnya

surat keputusan penghentian penyidikan oleh Kejaksaan Agung tahun 2006. Sikap

enggan tersebut berbanding terbalik dengan ketetapan MPR Nomor IX/1998

tentang penyelenggaraan Negara yang bersih dan bebas korupsi. Maka cermin

Page 59: FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS …/Metafora...i METAFORA PADA RUBRIK OPINI DALAM MAJALAH TEMPO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi

45

pergulatan politik itu berbuah kompromi dengan meniadakan perintah khusus,

misalnya memberikan status tersangka pada Soeharto. Di langit-langit secara

harfiah berarti papan sebagai penutup bagian atas ruangan di bawah atap. Akan

tetapi keadaan politik di Indonesia yang belum bisa mengadili seseorang yang

sudah jelas bersalah. Pengadilan memang tidak pernah menghadirkan orang sakit.

B. Jenis Metafora

Stephen Ullmann membagi metafora menjadi empat, yakni metafora

antropomorfis, metafora binatang, metafora hubungan abstrak-konkret dan

metafora sinaestetik. Pengelompokan ini akan diterapkan pada tuturan metafora

yang dikutip dari rubrik Opini majalah Tempo, seperti dipaparkan sebagai berikut.

1. Metafora Antropomorfis

Pada metafora antropomorfis terdapat relasi kata dengan bagian tubuh

manusia. Metafora ini memanfaatkan fitur tubuh manusia sebagai alat

perbandingan. Metafora seperti ini dapat dilihat pada contoh-contoh berikut.

(32) Ini penting lantaran ditengarai keteledoran terjadi akibat pengeboran

dilakukan tanpa casing ketika mata bor menembus kedalaman tertentu

(56/kal/ant/7/Jan/08).

(33) Mudah dibayangkan, seandainya kelak para kroni diseret ke pengadilan,

mereka pasti buang badan dan berdalih hanya menjalankan instruksi

Soeharto (106/kal/ant/21/Jan/08).

Tuturan mata secara denotatif bermakna indra untuk melihat atau indra

penglihat. Pada kalimat (25) tersebut makna ini tidak bisa diterapkan. Mata pada

kalimat di atas dipasangkan dengan bor. Bor sendiri berarti perkakas untuk

menggerek kayu atau besi atau untuk menggali lubang. Mata bor bermakna

Page 60: FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS …/Metafora...i METAFORA PADA RUBRIK OPINI DALAM MAJALAH TEMPO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi

46

bagian ujung yang tajam pada benda atau alat pemotong, pada kalimat di atas

yang dimaksud adalah bor. Mata bor menembus ke kedalaman tertentu untuk

mendapatkan minyak dari perut bumi. Akan tetapi, karena pengeboran yang

dilakukan PT Lapindo Brantas disinyalir lalai, sehingga mengakibatkan

munculnya lumpur panas di daerah Sidoarjo, Jawa Timur.

Metafora antropomorfis pada kalimat (26) juga memanfaatkan organ tubuh

manusia yakni badan. Badan secara denotatif berarti tubuh (jasad manusia secara

keseluruhan), jasmani, raga. Pada tuturan kalimat (26) buang badan berarti

mengelak atau berdalih tidak mau ikut bertanggung jawab. Dalam kasus ini,

mereka para kroni Soeharto yang diseret ke pengadilan mengelak ikut campur

kejahatan orde baru dengan alasan hanya menjalankan instruksi sang presiden

yang berkuasa saat itu.

2. Metafora Binatang

Metafora binatang menggunakan dunia binatang sebagai sumber imajinasi

perbandingan. Metafora binatang diterapkan sebagai wahana dari tenor manusia

dan nonmanusia. Pada jenis yang pertama, manusia diperbandingkan dengan

berbagai jenis binatang seperti anjing, kucing, babi, keledai, angsa, singa, serigala

dan sebagainya. Metafora jenis ini dapat disimak pada contoh-contoh berikut.

(34) Perang melawan korupsi harus dilakukan tanpa pandang bulu dan tanpa

kompromi (77/kom/bin/14/Jan/08).

(35) Mulai bekerja sebulan lalu, Komisi sudah ditantang menyelesaikan kasus

”kakap” yang menyangkut 11 pejabat penting Departemen Dalam Negeri

(126/kal/bin/21/Jan/08).

Metafora pada kalimat (27) dikategorikan metafora binatang, dengan

menggunakan kata bulu. Secara harfiahnya bulu berarti struktur lapisan luar kulit

Page 61: FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS …/Metafora...i METAFORA PADA RUBRIK OPINI DALAM MAJALAH TEMPO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi

47

yang membentuk penutup tubuh bangsa unggas, kumpulan rambut banyak dan

bertangkai seperti pada unggas. Pada tuturan tanpa pandang bulu bermakna

pemerintah dalam hal membasmi korupsi tidak boleh membedakan status dan

pangkat warga negaranya. Ketika para pamong desa terbukti korupsi, dia berhak

dicopot dari jabatannya. Begitu juga para anggota dewan seperti DPR.

Tuturan kakap pada kalimat (28) dapat dikategorikan ke dalam metafora

binatang karena menggunakan wahana jenis binatang yakni kakap. Komisi

Pemberantasan Korupsi (KPK) yang dilantik akhir 2007 tersebut sudah disambut

dengan berbagai kasus korupsi. Salah satunya kasus kakap, bermakna kasus

korupsi besar yaitu menyangukut 11 pejabat penting dalam Departemen Dalam

Negeri. Disebut besar, sebab ikan Kakap dianggap mewakili kelas ikan air tawar

yang lumayan besar sedang yang kecil-kecil biasa dianggap sebagai kelas teri.

3. Metafora Relasi Abstrak-Konkret

Pada metafora ini Ullman memberikan contoh ungkapan-ungkapan yang

yang memiliki referen objek abstrak digunakan untuk menyatakan referen objek

yang konkret atau sebaliknya. Contoh-contoh metafora jenis ini seperti dikutip

pada kalimat-kalimat berikut.

(36) Absennya Presiden memang tidak mencederai hukum

(90/pre/RAK/14/Jan/08).

(37) Kondisi inilah yang kemudian memicu terjadinya Selasa Hitam

(158/kom/RAK/28/Jan/08).

Metafora RAK pada kalimat (29) adalah mencederai. Kata mencederai

biasanya diikuti objek konkret, seperti pada mencederai lengannya, mencederai

kepala, mencederai kedua kakinya. Kata mencederai berarti menyebabkan cedera

Page 62: FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS …/Metafora...i METAFORA PADA RUBRIK OPINI DALAM MAJALAH TEMPO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi

48

atau melukai. Pada kalimat (29) terjadi konkretisasi. Absennya presiden dalam

sidang yang menyangkut masalah pribadinya yaitu kasus pencemaran nama baik

yang dilakukan oleh Zainal Ma’arif, memang tidak mencederai atau melukai

hukum. Tetapi, sang presiden dari awal bertekad akan mengurus persidangan

sebagai warga negara biasa. Alhasil, orang nomor satu ini absen dengan

melayangkan surat berstempel kabinet negara serta mengutus juru bicaranya untuk

mewakili.

Kalimat (30) mengandung metafora RAK Selasa Hitam. Selasa adalah hari

ke tiga dalam jangka waktu satu minggu pada kalender masehi yang mendasarkan

hitungan pada matahari. Selasa biasa disebut, jika bertepatan dengan peringatan

hari-hari tertentu yang berkaitan dengan tanggal serta bulan yang penting.

Misalnya, Selasa, 17 Agustus akan diadakan upacara perayaan kemerdekaan RI.

Akhir 2007, terjadi krisis ekonomi besar-besaran yang melanda dunia. Kredit

macet atau subprime mortage menjadi salah satu penyebab krisis yang mendera

Amerika. Kekacauan itu memuncak ketika sejumlah bank Eropa mengalami

kerugian parah. Kemudian menyusul kekacauan-kekacauan lain di berbagai

negara. Dan itu terjadi secara serentak pada sebuah hari Selasa. Maka Selasa saat

itu merupakan Selasa Hitam. Warna hitam biasa dikaitkan dengan keadaan

bencana, suram serta menyakitkan.

4. Metafora Sinaestetik

Metafora Sinaestetik merupakan pemindahan asosiasi, yakni dari persepsi

yang sebenarnya cocok salah satu panca indera dipindahkan ke pancaindera

lainnya. Ungkapan bisa diciptakan dengan pengalihan stimulus dari organ

Page 63: FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS …/Metafora...i METAFORA PADA RUBRIK OPINI DALAM MAJALAH TEMPO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi

49

pancaindera yang satu ke organ lainnya. Metafora jenis ini banyak ditemukan

seperti pada kutipan berikut.

(38) Pakistan akan terguncang keras. Sesuatu yang tak pernah terjadi.

(6/kal/sin/7/Jan/08).

(39) Dengan melihat perincian kasus mobil pemadam kebakaran ini, tercium

aroma kolusi dan korupsi yang pekat di atas selembar edaran Departemen

Dalam Negeri itu (134/kom/sin/21/Jan/08).

Tuturan Pakistan akan terguncang keras pada kalimat (31) termasuk

metafora jenis sinaestetik. Terguncang keras berarti terganggu keseimbangannya.

Misalnya saja terguncang keras akibat mobil menabrak truk. Ini dapat dirasakan

oleh seluruh indera kita. Benturan badan kita sebagai salah satu penumpang dalam

mobil tersebut begitu terasa. Dalam hal ini, Pakistan, sebuah negara di kawasan

Asia tengah kacau. Kekacauan semakin menjadi tatkala pemilu di negeri itu akan

digelar, sang perdana menteri, Benazir Bhutto tewas. Kejadian beruntun yang

belum menemui ujungnya bagai guncangan keras yang bukan tidak mungkin akan

menghancurkan negara itu.

Aroma kolusi dan korupsi pada kalimat (32) merupakan metafora

sinaestetik, karena digunakan kata aroma untuk menerangkan kolusi dan korupsi.

Kata aroma biasanya diikuti oleh jenis bau-bauan yang dapat dicium oleh hidung

sebagai indera pencium. Kolusi dan korupsi bukanlah benda yang berbau seperti

halnya parfum atau ikan. Tindakan kejahatan tersebut ditutupi serapat apapun

pasti akan terbongkar. Seperti sifat bau yang menguap kemana-mana. Pengalihan

dari indera penglihat ke indera pencium terjadi pada kalimat ini.

Page 64: FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS …/Metafora...i METAFORA PADA RUBRIK OPINI DALAM MAJALAH TEMPO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi

50

C. Kemiripan antara Wahana dan Tenor pada Rubrik Opini

dalam Majalah Tempo

Seperti telah diungkapkan pada bagian terdahulu bahwa dalam metafora

penutur memanfaatkan kemiripan antara wahana dan tenor. Ullmann (1972:213)

mengungkapkan bahwa ada dua macam kemiripan antara wahana dan tenor yang

menyebabkan timbulnya metafora, yaitu kemiripan objektif dan kemiripan emotif.

Kemiripan objektif adalah kemiripan dua entitas dari segi bentuk, sedangkan

kemiripan emotif berhubungan dengan perasaan.

Senada dengan hal ini Edi Subroto (1991:20 – 21) menyatakan bahwa

kemiripan antara wahana dan tenor bisa bersifat atau wujudiah atau realitas dan

dapat bersifat emotif atau perseptual kultural. Tipe kemiripan pertama (objektif)

terdapat pada metafora yang antara wahana dan tenornya memiliki kesamaan

bentuk atau wujud secara fisik, misalnya pada metafora kaki meja dan mulut gua.

Keduanya merupakan metafora antropomorfis dengan memanfaatkan ungkapan

yang berhubungan dengan organ tubuh manusia, yakni kaki dan mulut. Kaki pada

meja dan kaki manusia memiliki kesamaan dalam hal letak di bagian bawah

dengan fungsi menyangga agar tetap bisa berdiri, sedangkan antara mulut pada

gua dengan mulut manusia memiliki kesamaan dalam hal: berbentuk menganga,

terletak pada bagian paling depan dari lobang yang memanjang.

Tipe kemiripan yang kedua (emotif) terdapat pada metafora antara wahana

dan tenornya memiliki kemiripan berdasarkan persepsi, perasaan atau budaya

pemakai bahasa. Kata ’pahit’ pada metafora kenangan pahit memiliki kesamaan

yang bersifat emotif. Pahit merupakan rasa yang tidak enak (khususnya pada

makanan). Pada kenangan pahit penutur memindahkan persepsi rasa pahit pada

Page 65: FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS …/Metafora...i METAFORA PADA RUBRIK OPINI DALAM MAJALAH TEMPO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi

51

makanan ke dalam perasaan tidak enak atas kenangan pada sesuatu yang telah

dialaminya.

Dua tipe ini digunakan sebagai dasar untuk mengidentifikasi tipe kemiripan

antara lambang metafora (wahana) dengan maksud yang diacu (tenor). Hasil

identifikasi akan dicantumkan pada kolom terakhir setiap tabel. Untuk tipe

kemiripan objektif digunakan simbol O, dan untuk tipe kemiripan emotif

digunakan simbol E.

Dalam memaparkan hubungan kemiripan tersebut data akan dibagi menjadi

sembilan kelompok, berdasarkan kategori ruang persepsi manusia dalam

menciptakan metafora, yang diperkenalkan Michael C. Haley (dalam Abdul

Wahab, 1995:77).

Data tuturan metafora pada rubrik Opini dalam majalah Tempo yang telah

dikelompokkan ke dalam sembilan kategori tersebut dipaparkan sebagai berikut.

1. Being (Keadaan)

Kategori semantik being mencakup konsep atau pengalaman manusia yang

abstrak. Ciri khas kategori ini ialah predikasi ada, walaupun tak dapat dihayati

langsung oleh indra manusia.

Tabel 2. Persepsi Kategori Being

No Urut

Ungkapan metafora

Wahana (Makna

Denotatif)

Tenor (Makna

Metaforis)

Kemiripan W à T

No Data/ Tipe

001 Semakin berlipat ganda suara PPP

Berlipat ganda: - banyak sekali

- berlipat-lipat

Jumlah: - meningkat dari sebelumnya

- bertambah

Menjadi bertambah banyak

004 E

002 Menyuarakan hipotesis seragam

Seragam: - pakaian - corak dan bentuk baju

Pendapat: - sama - serupa - usul sama

Sesuatu yang mengacu pada hal yang sama

005 E

Page 66: FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS …/Metafora...i METAFORA PADA RUBRIK OPINI DALAM MAJALAH TEMPO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi

52

atau kain sama

003 Pakistan akan terguncang keras

Keras: - padat - kuat - tidah mudah berubah bentuk

- tidak mudah pecah

Kerusuhan - ricuh - tindakan anarkis

- berisiko

Bersifat keras berisiko anarkis

006 E

004 MK perlu diisi hakim yang lebih kapabel

Diisi: - dalam suatu benda

- inti - bagian pokok - termuat

Terdiri dari: - beranggota - berilmu

Mempunyai atau mengandung sesuatu yang padat dan kuat

023 E

005 Si penjaga konstitusi perlu dipastikan tidak punya catatan buruk

Catatan: - buku harian - hasil

Peringatan: - track record

- tingkah laku

Sepak terjang yang kurang baik

025 E

006 Dia bisa terlihat cuma memperhitung kan dukungan politik

Memperhitungkan: - menjumlah - memperba nyakkan

Menjumlah: - mengira-ngira

- menghitung berapa banyak dukungan

Memperkira kan jumlah dukungan masa

033 E

007 Revolusi itu seperti gempa besar

Besar: - lebih dari ukuran sedang

- lawan dari kecil

Berdampak kuat: - beresiko - berakibat

Lebih dari ukuran sedang

041 E

008 Hak asasi di republik ini ditebus dengan darah

Ditebus: - membayar dengan uang - mengambil kembali

Dibayar: - ditukar -memperoleh dengan pengorbanan

Membayar atau menukar dengan mengorban kan sesuatu

043 E

009 Usaha menguak penyebab munculnya semburan liar dalam proses pengeboran gas semakin sulit dilakukan

Semburan liar: - pancaran - semprotan - tidak terkontrol

Luapan gas dan minyak yang tidak terkontrol pengeboran nya

Semprotan cairan yang keluar karena tidak terkontrol

049 O

010 Setelah tiga Gelap: Barang Barang haram 081

Page 67: FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS …/Metafora...i METAFORA PADA RUBRIK OPINI DALAM MAJALAH TEMPO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi

53

kali diperiksa sebagai saksi pengumpulan dana gelap

- tidak ada cahaya

- kelam - malam

haram: - uang yang bukan haknya

- dana hasil tindak kejahatan

hasil tindak kriminal

E

011 Tapi presiden Yudhoyono akan menerima gugatan paling keras

Keras: - padat - tidak mudah berubah bentuk

- sangat kuat

Hujatan: - bersifat tegas

- keadaan - hal konsekuensi

Konsekuensi sebagai pembuat kebijakan

104 E

012 Indonesia masih dalam bayang-bayang bakal terjadinya kemunduran ekonomi global

Bayang-bayang: - wujud hitam di balik benda yang terkena sinar

- gambar pada cermin

Keadaan: - sesuatu yang seakan-akan ada

- belum pasti

Keadaan sulit dan jauh di bawah negara-negara lain

146 O

013 Bursa-bursa dunia yang sedang kering

Kering: - tidak basah - tidak berair - habis

Krisis: - memburuk - kehabisan modal

Krisis ekonomi besar-besaran

153 E

014 Peluang resesi di Amerika makin besar meskipun derajat kedalamannya dangkal

Dangkal: - tidak dalam - tohor

Masalah: - tidak sulit - tetapi juga kompleks

Amerika bermasalah besar meski cakupannya kecil

155 E

015 Kondisi inilah yang kemudian memicu terjadinya selasa hitam

Hitam: - warna seperti arang

- simbol negatif

Hari kelabu: - banyak musibah

- terjadi bersamaan

Hitam sebagai simbol negatif

158 E

Dari ruang persepsi kategori Being penutur menghubungkan tuturannya

mengenai kehidupan nyata sehari-hari dengan sesuatu yang sangat jauh (abstrak)

sehingga sulit diidentifikasi, sebab penutur sendiri mungkin belum pernah

mengalami. ‘Terguncang keras’ (003) didasarkan pada kondisi masyarakat

Pakistan yang gawat pasca kematian sang perdana menteri yang tewas akibat

Page 68: FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS …/Metafora...i METAFORA PADA RUBRIK OPINI DALAM MAJALAH TEMPO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi

54

pembunuhan. ‘Seperti gempa besar’ (007) adalah peristiwa memeroleh

kemerdekaan untuk negeri ini yang terwujud dengan pengorbanan raga, jiwa,

harta dan nyawa. Demikian pula ‘selasa hitam’ (015) juga sekadar mengambil

kemiripan, warna hitam sering diasosiasikan dengan kejahatan, dosa atau sesuatu

yang menyeramkan, dalam hal ini menggambarkan kondisi perekonomian dunia

memburuk akibat jatuhnya bursa saham dunia.

2. Cosmos (Kosmos)

Cosmos tidak hanya ada, melainkan menempati ruang di jagad raya, dapat

diamati oleh indra mata, dan di sana, karena jauhnya.

Tabel 3. Persepsi Kategori Cosmos

No Urut

Ungkapan metafora

Wahana (Makna

Denotatif)

Tenor (Makna

Metaforis)

Kemiripan W à T

No Data/ Tipe

001 Setelah bintang pemilu Pakistan 8 Januari itu tewas

Bintang: - benda langit - gugusan planet

- di malam hari

Tokoh: - orang terkemuka

- pada arena politik

Menggunakan bintang menunjukkan kecemerlangan

007 E

002 Bahkan pecah jauh hari sebelum bulan madu

Masa bahagia: - pengantin baru

- rumah tangga baru

Menang: - koalisi dalam politik

Masa kemenangan dalam perpolitikan

020 E

003 Ribuan rakyat itu melayang-layang tinggi di awan

Melayang: - bergerak ke sana kemari

- tidak karuan - pikiran

Bermimpi: - sesuatu yang mustahil

- berangan-angan

Rakyat dibuat berangan-angan

058 O

004 Sikap enggan itu cermin pergulatan politik di langit-langit kekuasaan

Penutup: - papan penutup bagian atas rumah

- rongga mulut

Penguasa: - arena politik

- berkuasa atas suatu daerah

Posisi seseorang atau kelompok yang berkuasa

066 E

Page 69: FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS …/Metafora...i METAFORA PADA RUBRIK OPINI DALAM MAJALAH TEMPO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi

55

sebelah atas 005 Kondisi

jenderal besar bintang lima

Bintang: - benda langit - gugusan planet

- di malam hari

Tokoh: - orang terkemuka

- pendiri Orde Baru

Benda bintang dijadikan simbol tokoh

073 E

006 Jangan dulu bicara tentang peradilan kilat sehari

Kilat: - cahaya berkelebat cepat

- berkilau - singkat

Peristiwa hukum: - proses penyidang an

- singkat - sangat cepat

Proses pengadilan yang berlangsung sangat cepat

111 O

Benda-benda kosmos (termasuk sifat-sifat dan gejalanya) tidak luput dari

pengamatan manusia, sehingga dapat digunakan sebagai wahana yang

dipersepsikan sebagai hal lain (tenor). Pemakaian kata dengan menggunakan

kemiripan dengan benda alam di ruang angkasa yang tergolong konkret misalnya

bulan, bintang dan matahari. Di samping itu unsur kosmos yang abstrak adalah

gejala alam yang hanya dapat dirasakan seperti iklim, cuaca dan atmosfir.

Persepsi kategori Cosmos ini ditunjukkan, misalnya, pada ungkapan

‘bintang pemilu’ (001), ‘rakyat melayang-layang tinggi’ (003), dan ‘peradilan

kilat sehari’ (006). Benazir Bhutto disebut bintang pemilu sebagai tanda

kepiawaiannya di kancah politik Pakistan. Selain sebagai perdana menteri wanita,

Bhutto juga merupakan tokoh hasil koalisi dengan Amerika Serikat. Yang

mempunyai kemampuan untuk melayang-layang di udara adalah para burung

serta benda-benda yang mempunyai berat ringan. Untuk manusia, hal tersebut

mustahil dilakukan. Dalam hal ini, masyarakat korban lumpur Lapindo dibuat

berandai-andai menantikan bantuan yang tak kunjung datang. ‘Kilat’ dihubungkan

dengan cahaya yang kecepatannya singkat, cepat, berkelebat pada sebuah proses

Page 70: FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS …/Metafora...i METAFORA PADA RUBRIK OPINI DALAM MAJALAH TEMPO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi

56

peradilan yang pada umumnya memakan waktu berbulan-bulan namun

dipersingkat pelaksanaannya.

3. Energy (Energi)

Predikasi khusus yang dipakai oleh kategori ini ialah bahwa ia tidak saja ada

dan menempati ruang, melainkan juga adanya perilaku gerak.

Tabel 4. Persepsi Kategori Energy

No Urut

Ungkapan metafora

Wahana (Makna

Denotatif)

Tenor (Makna Metaforis)

Kemiripan W à T

No Data/ Tipe

001 Pakistan akan terguncang keras

Keras: - padat - tidak mudah berubah bentuk

- sangat kuat

Kekacauan: - kontroversial - ribut - ricuh

Suatu peristiwa yang mengheboh kan

005 E

002 Revolusi itu seperti gempa besar

Gempa: - gerakan

bumi - guncangan - peristiwa

alam

Perubahan besar: - hal politik - guncangan

dalam negara - pergantian

pemerintahan

Guncangan besar dalam sebuah negara

041 E

003 Citra Republik akan berkilau

Berkilau: - berkilap - cahaya - gemerlap

Populer: - punya nama - berhasil - track record

bagus

Negara mendapat tempat di kancah internasional

083 E

004 Fatwa MUI tetap bisa menjadi bara yang membakar

Bara: - berapi - sesuatu yang

terbakar - panas

Masalah: - bumerang - ancaman - polemik

Fatwa MUI bisa menjadi masalah dikemudian hari

164 E

Ruang persepsi kategori Energy kebanyakan dimanfaatkan untuk

menggambarkan kemiripan emotif atau perseptual. Karakteristik benda yang dapat

digunakan sebagai wahana pada kategori ini adalah bisa menimbulkan gerak,

misalnya angin, api, ombak, atau gempa. ’Revolusi itu seperti gempa besar’ (002)

Page 71: FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS …/Metafora...i METAFORA PADA RUBRIK OPINI DALAM MAJALAH TEMPO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi

57

menggambarkan keadaan genting sebuah negara saat terjadi sebuah revolusi

seperti sebuah bencana besar. Guncangannya beradius sangat luas dan berakibat

merusak serta meluluhlantahkan bangunan-bangunan yang berdiri di atasnya.

Kata ’berkilau’ pada ’citra republik akan berkilau’ (003) menunjukkan

kemiripan objektif. Perhiasan seperti emas, intan, berlian akan berkilau jika

terkena cahaya atau sinar, maka itu mempengaruhi mahalnya benda-benda

tersebut. Citra negara ini juga demikian, jika mampu menghasilkan prestasi yang

menakjubkan, bukan mustahil akan dihargai dan disegani negara-negara lain.

4. Substance (Substansi)

Predikasi kategori ini ialah ada, membutuhkan ruang dan bergerak, ia juga

mempunyai sifat lembam.

Tabel 5. Persepsi Kategori Substance

No Urut

Ungkapan metafora

Wahana (Makna

Denotatif)

Tenor (Makna Metaforis)

Kemiripan W à T

No Data/ Tipe

001 Kedua pembantunya itu diduga terlibat kasus pencairan dana

Pencairan: - proses

mencairkan - perubahan

bentuk - dari

padat/beku menjadi cair

Pengambilan: - proses

menguangkan - dari

simpanan menjadi kontan

Perubahan dari satu bentuk ke bentuk lain

028 E

002 Kebijakan Amerika itu seperti mengalirkan air

Mengalirkan: - menyalurkan - mengarahkan - hal benda

cair

Solusi: - jalan keluar - cara - hal ekonomi

Menyalurkan bantuan

153 E

Kategori Substance yang tidak mudah dikenali dengan penglihatan juga

digunakan penutur untuk memperkaya variasi ungkapan-ungkapan metaforisnya.

Pada ungkapan ’pencairan dana’ (001), penutur mempersepsikan mengambil atau

Page 72: FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS …/Metafora...i METAFORA PADA RUBRIK OPINI DALAM MAJALAH TEMPO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi

58

menguangkan cek di tempat penyimpanan uang seperti halnya mencairkan es

menjadi air. Tuturan ’kebijakan Amerika itu seperti mengalirkan air’ (002),

mengibaratkan kebijakan negara adikuasa tersebut dianggap solusi bagi kredit

macet yang merupakan masalah utama jatuhnya perekonomian.

5. Terrestrial (Terestrial)

Terrestrial yaitu hamparan yang terikat oleh bumi seperti misalnya,

samudra, sungai, gunung, padang pasir, dan lain-lain.

Tabel 6. Persepsi Kategori Terrestrial

No Urut

Ungkapan metafora

Wahana (Makna

Denotatif)

Tenor (Makna

Metaforis)

Kemiripan W à T

No Data/ Tipe

001 Pemerintah dengan legitimasi yang mulai karam

Karam: - tenggelam - bencana - di laut

Bencana: - kena

hukuman - kecelakaan - kerugian

Keadaan yang tidak menyenangkan

016 E

002 Kerajaan di seberang itu dalam hal memperjuang kan kemerdekaan

Seberang: - sisi di

sebelah sana - berhadapan - sisi berbeda

Letak: - terletak di

tempat lain - negara lain - berbeda

geografis

Negara berbentuk kerajaan terletak di dekat negara kita

036 O

003 Sama mustahilnya dengan menguras samudra

Samudra: - lautan - besar - raksasa

Hal mustahil: - tidak

mungkin terjadi

- muskil - mustahil

untuk dilakukan

Mustahil untuk dilakukan

059 E

004 Tokoh utama Orde baru ini mendaki jalan terjal

Terjal: - curam - di lereng,

tebing gunung

- berbahaya

Susah: - kesulitan - sekarat - tidak mulus

Tokoh Orde Baru sekarat

061 E

005 Ia membawa kasus itu ke jalur hukum

Jalur: - bidang antara

dua garis

Cara: - prosedur

khusus

Sesuatu yang ditempuh untuk tujuan tertentu

088 E

Page 73: FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS …/Metafora...i METAFORA PADA RUBRIK OPINI DALAM MAJALAH TEMPO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi

59

- memanjang - hal konkret

- untuk tujuan tertentu

- hal abstrak 006 Komisi

Pengawas Persaingan Usaha perlu turun ke lapangan

Lapangan: - tempat untuk

umum - memiliki

fungsi khusus

Lingkungan: - tempat di

masyarakat - memiliki

struktur khusus

Tempat yang luas untuk melakukan sesuatu

143 O

Ruang persepsi Terrestrial adalah pemanfaatan objek yang jauh letaknya

dari penutur, namun masih terhampar di atas bumi, misalnya gunung, laut, sungai,

jurang, dan sebagainya. Referen metafora dari data di atas sangat mudah dikenali

karena langsung menyebut nama objeknya, seperti terlihat pada ’legitimasi yang

mulai karam’ (001), ’kerajaan di seberang’ (002), ’menguras samudra’ (003),

’mendaki jalan terjal’ (004).

Metafora berkategori Terrestrial yang berupa hamparan di muka bumi,

memiliki dua tipe kemiripan, yakni objektif dan emotif. Bentuknya yang

terbentang luas, dapat diobservasi dan berada di sekeliling manusia dapat

mendorong pemakai bahasa untuk menampilkan objek atau benda-benda terestrial

ke dalam tuturan metafora.

6. Object (Benda)

Predikasi yang cocok untuk kategori object ialah sifatnya yang dapat pecah.

Tabel 7. Persepsi Kategori Object

No Urut

Ungkapan metafora

Wahana (Makna

Denotatif)

Tenor (Makna Metaforis)

Kemiripan W à T

No Data/ Tipe

001 Kematian Benazir Bhutto menjadi komoditas

Komoditas: - barang

dagangan utama

Sasaran utama: - alasan - isu terhangat - hal abstrak

Isu terpanas yang dijadikan alat dalam politik

001 E

Page 74: FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS …/Metafora...i METAFORA PADA RUBRIK OPINI DALAM MAJALAH TEMPO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi

60

politik - bahan mentah

- hal konkret 002 Mengiringi

langkah pemilih ke bilik suara

Bilik: - anyaman dari

bilah bambu - ruangan kecil - kamar

Tempat pemungutan suara - tempat

memberikan pilihan/suara

- dalam pemilu

Tempat atau ruangan kecil untuk pemungutan suara dalam pemilu

003 O

003 Menyuarakan hipoteses seragam

Seragam: - sama ragam - sama corak,

bentuk, susunan

- hal konkret

Pendapat: - kesamaan

suara - pikiran - hal abstrak

Mempunyai pendapat dan pikiran atau tujuan yang sama

005 E

004 mem-peti-es-kan suatu penyidikan

Mem-peti-es-kan: - peti es - tempat

menyimpan

Mendiamkan: - mengacuhkan

masalah - tidak peduli -memberhenti

kan kasus

Mendiamkan masalah

013 E

005 Ada sebuah ramalan kasar mengenai hasil pemilu

Kasar: - tidak halus - kasap - kasat

Perkiraan: - prediksi

umum - pandangan ke

depan

Perkiraan secara umum

017 E

006 Tercoretnya Benazir Bhutto dari peta politik pakistan

Peta: - denah - gambar atau

lukisan pada kertas

- representasi melalui gambar pada suatu daerah

Jejak: - gambaran

perpolitikan - gerak-gerik

Gambaran perpolitikan di pakistan

021 E

007 Maka kecermatan dalam memilih adalah kuncinya

Kunci: - alat

mengancing pintu

- alat dari logam

- hal konkret

Pemecah masalah: - Alat untuk

mencapai suatu maksud

- jalan keluar -hal abstrak

Alat pemecah masalah

026 E

008 Rekam jejak Yusril semasa duduk di kabinet pun tak terlalu mulus

Jejak: - bekas tapak

kaki - bekas

langkah

Tingkah laku: - bekas yang

menunjukkan adanya perbuatan

Bekas yang diperbuat seseorang

029 E

Page 75: FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS …/Metafora...i METAFORA PADA RUBRIK OPINI DALAM MAJALAH TEMPO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi

61

- jatuh kaki di tanah

- gerak gerik - track record

009 Citra presiden SBY tercoreng

Tercoreng: - terkena

coretan - menjadi

buruk tampilan

- hal konkret

Tercemar: - terjadi hal

yang mencemarkan

- berkesan jelek

- hal abstrak

Terkena dampak buruk yang merusakkan citra

032 E

010 Mereka yang akan duduk mesti dipilih dengan saringan ketat

Saringan: - alat pemisah

zat cair dari zat padat

- hasil menyaring

- alat berlubang-lubang halus

Seleksi: - pemilihan - penjaringan

personel

Penyaringan untuk menentukan personel

034 E

011 Mengawal benteng terakhir benteng konstitusi

Benteng: - bangunan

tempat berlindung

- dinding atau tembok untuk menahan

Pertahanan: - perlindungan - tempat - terakhir

Tempat untuk pertahanan terakhir

035 O

012 Malaysia tak pernah mengalami revolusi kemerdekaan seperti Indonesia, dengan senjata dan amarah

Senjata: - alat yang

dipakai untuk berkelahi

- benda tajam - hal konkret

Sarana: - alat mencapai

maksud - sesuatu yang

direncanakan untuk mencelaka kan orang lain

- hal abstrak

Sesuatu yang dipakai untuk memperoleh suatu maksud biasanya dengan cara jahat

040 O

013 Tetapi, seraya memaklumi itu, tak salah kita berbangga di celah-celah kemiskinan kita

Celah-celah: - sela antara

dua benda - lubang di

antara kedua pita suara

Keadaan: - sela di antara

kekayaan para konglomerat

- menyedihkan - rakyat

Keadaan lengah

045 E

014 Sebuah akuarium yang cantik tetapi hanya dihuni ikan-ikan yang

Akuarium: - bak kaca - tempat

memelihara ikan

Tempat: - negara maju

tetapi rakyatnya dibungkam

Tempat indah 047 O

Page 76: FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS …/Metafora...i METAFORA PADA RUBRIK OPINI DALAM MAJALAH TEMPO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi

62

bisu - hal konkret suaranya - tidak boleh

berpendapat - hanya

sebagai hiasan

015 Pihak kejaksaan tidak menerima pesanan untuk menghentikan kasus

Pesanan: - permintaan - barang yang

dipesan - barang

Permintaan: - perintah

mengarah ke penyelewengan

- bersifat khusus atau tertentu

Perintah bersifat khusus

051 E

016 Kalau polisi dan kejaksaan bekerja pada rel yang benar, kasus Lapindo Brantas akan sampai ke pengadilan

Rel: - besi batang

landasan kereta api

Jalur: - tertentu - sesuai tugas

dan kewenangan

- hal abstrak

Jalur sesuai tugas dan kewenangan

052 O

017 Ide mengadili bekas presiden Soeharto yang belakangan keras terdengar

Keras: - kuat dan

tidak mudah pecah

- membuat sakit bila membentur

- pada benda padat

Heboh: - sering

terdengar - baru hangat

dibicarakan - berdampak

luas

Hangat dibicarakan masyarakat

059 E

018 Sikap enggan itu cuma cermin pergulatan politik di langit-langit kekuasaan

Cermin: - kaca bening memperlihatka

n bayangan benda

- untuk melihat wajah saat bersolek

Menjadi contoh: - menjadi

teladan atau pelajaran

- membayang kan

- menunjukkan sikap

Bayangan tentang kenyataan

066 O

019 Reformasi 1998 tidak menghasilkan pemenang

Menghasilkan: - mengeluar

kan hasil - membuat - menjadikan

berhasil

Membuahkan: - memberikan

sesuatu - mendatang

kan - ada hasil

Tidak membuahkan apa-apa

069 E

020 Jarum jam tak bisa diputar

Jarum jam: - penunjuk

Waktu: - kesempatan

Waktu tidak bisa diulang

075 O

Page 77: FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS …/Metafora...i METAFORA PADA RUBRIK OPINI DALAM MAJALAH TEMPO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi

63

ulang waktu - terbuat dari

logam - bulat

panjang, kecil, berujung runcing

- saat tertentu - waktu

tertentu

021 Sebagai ujung tombak gerakan basmi korupsi, Komisi tidak perlu sungkan untuk bertindak

Ujung Tombak: - bagian tepi

senjata tajam dan runcing

- bertangkai panjang

- untuk menusuk dari jarak dekat

Andalan: - lembaga yang

berwenang - pertahanan

terakhir -

Lembaga yang bertugas membasmi korupsi

078 E

022 Tapi kalaupun Rusdiharjo masih aktif di posnya

Pos: - tempat

penjagaan - tempat

kedudukan - tempat

berkumpul

Jabatan: - kedudukan

dalam suatu instansi

- pangkat - tempat

bertugas

Jabatan yang diemban dalam sebuah instansi

082 E

023 Penegakan hukum harus dilakukan dengan transparan

Transparan: - tembus

cahaya/ pandang

- bening/jelas - hal konkret

Terus terang: - tak ditutupi - jujur - hal abstrak

Bersifat terbuka tidak menutup-nutupi

084 E

024 Proses yang berlarut-larut tak hanya memberi kesempatan kepada tersangka untuk mencuci barang bukti

Barang bukti: - benda umum - muatan

selain manusia

- perkakas

Bukti: - dijadikan

bukti dalam suatu perkara

- benda untuk meyakinkan hakim atas kesalahan terdakwa

Benda sebagai alat meyakinkan hakim atas kesalahan terdakwa

085 E

025 Ia dituduh menerima duit siluman dari percetakan negara

Duit: - uang - alat

pembayaran - hal konkret

Dana tidak sah: - diterima

dengan cara ilegal

- hal negatif - hal abstrak

Dana hasil tindak kejahatan

086 E

026 Tapi ada Kedudukan: Tingkatan: Tingkatan 091

Page 78: FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS …/Metafora...i METAFORA PADA RUBRIK OPINI DALAM MAJALAH TEMPO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi

64

perihal nonhukum yang penting diingatkan menyangkut kedudukan setinggi presiden

- tempat kediaman

- tempat pegawai

- letak atau tempat suatu benda

- status orang - jabatan - martabat

atau jabatan seseorang

E

027 Ketika Yudhoyono berkeras membawa gosip murahan

Berkeras: - bersifat

mengharus kan

- tidak lemah lembut

- sungguh-sungguh

Bertahan: - tetap - berpegang

pada pendirian

- bertindak keras

Tetap berpendirian kuat

092 E

028 Semua perangkat istana dan pejabatnya sudah terlibat

Perangkat istana: - alat

perlengkapan - perabot - benda

Pemerintahan - alat

kelengkapan kabinet

- presiden, menteri dsb

- pengatur pemerintahan

Alat kelengkapan suatu kabinet yang terdiri atas presiden, menteri, dsb

094 E

029 Pengadilan harus memindahkan markas ke istana

Markas: - pusat - tempat

kedudukan - pusat

ketentaraan

Pengadilan - tempat

mengadili - hal hukum - pusat hukum

ditegakkan

Pengadilan pindah ke tempat kerja presiden

095 O

030 Semakin gawatnya kesehatan pilar orde baru

Pilar: - tiang

penyangga - dari bahan

yang kuat dan padat

- tentang batu/beton

Inti: - andalan - memiliki

kemampuan lebih

- hal tokoh nasional

Tokoh pembuat Orde Baru

100 O

031 Mengunci pintu masuk pengungkapan kasus-kasus kroni Soeharto

Pintu: - tempat untuk

masuk/keluar - dari luar ke

dalam (sebaliknya)

- pada rumah

Tempat masuk: - yang dilewati - tertutup rapat - tidak ada

pengusutan kasus

Tempat masuk/keluar

105 O

032 Membawa soeharto ke meja hijau

Meja: - perkakas

rumah

Pengadilan: - majelis yang

mengadili

Tempat mengadili perkara

109 E

Page 79: FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS …/Metafora...i METAFORA PADA RUBRIK OPINI DALAM MAJALAH TEMPO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi

65

- berupa bidang datar sebagai daun meja

- berkaki sebagai penyangga berwarna hijau

perkara - keputusan

hakim - tempat

mengadili perkara

033 Tak ada ucapan Mahathir yang membuka pintu perbantahan

Pintu: - tempat untuk

masuk/keluar - dari luar ke

dalam (sebaliknya)

- pada rumah

Perdebatan: - pertengkaran - penolakan - kontroversial

Kesempatan untuk saling berdebat

121 E

034 Tindakan tegas merupakan kuncinya

Kunci: - alat

mengancing pintu

- alat dari logam

- hal konkret

Pemecah masalah: - Alat untuk

mencapai suatu maksud

- jalan keluar -hal abstrak

Ketegasan merupakan jalan keluar masalah

128 E

035 Padahal Oentarto yakin benar, dia bukan aktor tunggal dan menuding surat sakti Hari Sabarno sebagai penentu kebijakan

Surat: - kertas yang

bertulisan - sebagai

keterangan - tulisan

Pelicin: - surat atau

memo berisi dispensasi

- untuk memperlan car urusan

- alat mempermu dah

Tulisan berisi dispensasi untuk memperlan car urusan

130 O

036 Ia membuka kartu penting

Kartu: - kertas tebal - berbentuk

persegi panjang

- hal konkret

Bernilai: - senjata

terakhir - hal yang

berharga - hal abstrak

Sesuatu yang riskan

131 E

037 Masalah kenaikan harga kedelai saat ini mencerminkan problem laten pemerintah

Mencermin kan: - memper

lihatkan - memberikan

bayangan - pandangan

Keadaan: - menggam

barkan - sesuai

kenyataan - sikap sebab

akibat

Menggambar kan keadaan yang buruk

139 E

038 Turunan dan tanjakan tajam

Tajam: - berujung

Fluktuasi: - naik turunnya

Fluktuasi perekonomi

150 E

Page 80: FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS …/Metafora...i METAFORA PADA RUBRIK OPINI DALAM MAJALAH TEMPO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi

66

sangat tipis/runcing

- sangat berdaya guna

- pada peralatan/ senjata

perekonomi an

- hal bursa - krisis

ekonomi

an

039 Ibarat membuka pintu bendungan

Pintu: - tempat untuk

masuk/keluar - dari luar ke

dalam (sebaliknya)

- pada dam

Mengalir: - kesempatan

besar - terbuka lebar - kucuran dari

pemerintah

Terbuka 152 O

040 Semakin dalam dan lama

Dalam: - jauh masuk

ke bawah/ tengah

- sulit dicapai - hal konkret

Terpuruk: - masa resesi

yang terlalu lama

- berdampak ke Negara lain

- hal abstrak

Keterpurukan akibat resesi besar-besaran

154 E

041 Tiang penyangga ekonomi lain yang harus diperhatikan adalah nilai tukar rupiah

Tiang: - tonggak

panjang - dipancang

kan - untuk

meyokong atap, lantai, jembatan dsb

Pokok: - kekuatan

utama - penghidupan - nyawa

Kekuatan utama perekonomi an

160 O

042 Tidak ada urgensi kejaksaan dan MUI mengejar pengikut Ahmadiyah sampai ke bilik-bilik surau

Bilik: - anyaman dari

bilah bambu - ruangan kecil - kamar

Tempat beribadah: - untuk orang

islam - masjid kecil - untuk

melakukan salat

Tempat beribadah bagi orang islam

163 O

043 Kita boleh menangis dan mengasihi pemerintah: sudah belepotan stempel korupsi

Stempel: - cap - tera - hal konkret

Bertanda: - banyak

tersangkut korupsi

- hal negatif - hal abstrak

Tersangkut masalah

178 E

044 Niat Syaukani Rais untuk

Dalam: - jauh masuk

Dilupakan: - dibuang jauh-

Sesuatu yang benar-benar

179 E

Page 81: FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS …/Metafora...i METAFORA PADA RUBRIK OPINI DALAM MAJALAH TEMPO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi

67

tetap maju sebagai kandidat Gubernur Kalimantan Timur sebaiknya dikubur dalam-dalam

ke bawah/ tengah

- sulit dicapai - hal konkret

jauh - tidak ingin

diingat - hal abstrak

ingin dilupakan

045 Majelis hakim pengadilan tindak pidana korupsi yang dipimpin Kresna Menon telah mengganjar orang kuat

Mengganjar: - memberikan

hadiah - balas jasa - upah

Menghukum: - perbuatan

jelek - memberi

hukuman - menindak

tegas

Memberi hukuman bagi yang bersalah

180 E

046 Ada empat kasus yang menjerat Syaukani, dan itu jelas bukan perkara ecek-ecek

Menjerat: - menangkap - dengan tali - menjadikan

tak bebas bergerak

Tersangkut kasus: - tipu muslihat - tindak

kejahatan - mencelakai

banyak pihak

Tersangkut berbagai kasus kejahatan

181 E

047 Pintu bagi Syaukani untuk ikut bertarung masih terbuka

Pintu: - tempat untuk

masuk/keluar - dari luar ke

dalam (sebaliknya)

- pada rumah

Tempat masuk: - yang dilewati - arena

perpolitikan - jalan

Jalan masuk berpolitik

182 E

Ruang persepsi dari kategori Object menempati urutan dua teratas

(sebanyak 47) setelah kategori Manusia (sebanyak 89). Di samping pemanfaatan

objek tertentu dengan mengandalkan kemiripan fisik dan sifat-sifatnya, pada

kategori ini juga banya ditemukan kata kerja.

Penggunaan Object untuk menggambarkan kemiripan secara fungsional

ditunjukkan pada tuturan ’kecermatan adalah kuncinya’ (007), ’ibarat membuka

pintu bendungan’ (039), dan ’tiang penyangga ekonomi’ (041). Penggunaan

Page 82: FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS …/Metafora...i METAFORA PADA RUBRIK OPINI DALAM MAJALAH TEMPO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi

68

kemiripan sifat-sifat benda digambarkan pada tuturan ’ramalan kasar’ (005),

’berkeras membawa gosip murahan’ (027), ’turunan dan tanjakam tajam’ (038)

dan ’dikubur dalam-dalam’ (044).

7. Living (Kehidupan)

Predikasi kategori living, yaitu bisa tumbuh. Contoh metafora dalam

kategori ini biasanya dikaitkan dengan semua kehidupan flora dengan segala

predikasinya.

Tabel 8. Persepsi Kategori Living

No Urut

Ungkapan metafora

Wahana (Makna

Denotatif)

Tenor (Makna Metaforis)

Kemiripan W à T

No Data/ Tipe

001 Selisihnya tak diketahui rimbanya

Rimba: - hutan - lebat - luas

Wujud: - hilang - lenyap - tanpa jejak

Wujud suatu benda tersebut hilang

031 E

002 Kehidupan media di Indonesia

Kehidupan: - keadaan/cara

hidup - hal makhluk

hidup

Pelaksanaan: - keadaan dan

perkembangan - hal pers

Ada proses perkembangan sebagaimana makhluk hidup

038 E

003 Republik Indonesia adalah sebuah demokrasi yang hidup

Hidup: - masih terus

ada - bertempat

tinggal - tetap ada

Pelaksanaan: - keadaan dan

perkembangan - hal politik

Proses dalam berpolitik

046 E

004 Menancapi tubuh lemahnya

Menancapi: - menghujam - memakai alat - pada tanaman

Alat bantu: - kesehatan - untuk organ

vital - hal kedokteran

Alat bantu pada pasien yang sakit keras

102 O

005 Buah penunjukan langsung, peraturan dan instruksi presiden, atau ketebelece

Buah: - bagian

tumbuhan - berasal dari

bunga atau putik

- hasil

Hasil: - pokok - bahan - akibat

Hasil atau akibat penunjukan sepihak

107 E

Page 83: FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS …/Metafora...i METAFORA PADA RUBRIK OPINI DALAM MAJALAH TEMPO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi

69

Soeharto 006 Ranting kecil

dari pohon besar

Ranting: - bagian

cabang yang kecil

- anak cabang - pada

tumbuhan

Pelaku kriminal: - kasus kecil - berdampak

sempit - lingkungan

kecil dari masyarakat

Kasus-kasus kejahatan kecil

111 O

007 Memelihara lidah dan sopan santun

Memelihara: - menjaga - merawat - membiarkan

tumbuh

Menjaga cara bicara: - bersopan

santun - berbicara yang

baik-baik - dalam

bermasyarakat

Menjaga sopan santun dalam hal berbicara

117 E

008 Upaya pemberantas an korupsi

Pemberantasan: - proses - cara - pada hama

tanaman

Pemusnahan: - kasus korupsi - pada

pemerintahan - pencegahan

Pemusnahan penyakit korupsi pada negara

184 E

009 Kenapa beringin terus mengaktifkan bahkan mengusung nya sebagai calon gubernur

Beringin: - jenis pohon

besar - mempunyai

akar gantung - rimbun

Lambang: - simbol partai - milik

Golongan Karya (Golkar)

- partai pro pemerintah

Lambang partai Golkar yaitu pohon beringin

185 O

010 Komitmen partai yang telah berurat akar sejak Orde Baru ini bakal digugat

Akar: - bagian

tumbuhan - tertanam di

dalam tanah - sebagai

penguat atau penghisap zat makanan

Menjadi dasar: - pokok pangkal - mendalam - menyatu

Sesuatu yang telah mendalam dan menyatu

187 O

Ruang persepsi berikutnya yang digunakan untuk berasosiasi penutur dalam

membentuk metafora berasal dari kategori Living, yakni makhluk hidup yang

tidak bisa berpikir (bukan manusia) dan tidak bisa bergerak (bukan binatang).

Yang termasuk kategori ini adalah sebangsa tumbuhan.

Page 84: FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS …/Metafora...i METAFORA PADA RUBRIK OPINI DALAM MAJALAH TEMPO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi

70

’Menancapi tubuh lemahnya’ (004) mempersepsikan pasien yang sakit

memerlukan bantuan alat-alat kesehatan untuk cepat sembuh, begitu juga dengan

tanaman. Cara menanam bibit tanaman ada yang disebar seperti benih ada pula

yang perlu ditancapkan jika itu berbentuk tunas atau batang. Beberapa tanaman

pun memerlukan batang kayu untuk membantunya tumbuh. Contohnya tanaman

yang berakar rambat seperti ubi-ubian, buah anggur dan sebagainya. Hal ini

dilakukan demi perkembangbiakan tanaman agar berbuah serta tumbuh secara

baik. Seperti halnya orang sakit, juga memerlukan batuan alat kesehatan sebagai

upaya penyembuhan dirinya dari penyakit yang diderita.

Sedangkan ’buah penunjukan langsung’ (005), ’kenapa beringin terus

mengaktifkan’ (009), dan ’telah berurat akar’ (010) mengambil beberapa bagian

yang lazimnya ada pada sebuah pohon. ’Buah penunjukan langsung’ (005) pada

kasus kroni-kroni penguasa Orde Baru yang dengan sekadar main tunjuk jika

ingin memerintahkan suatu pekerjaan. ’Kenapa beringin terus mengaktifkan’

(009), beringin merupakan lambang partai Golkar yang dari dulu hingga sekarang

masih setia sebagai partai pemerintah. Dan ’telah berurat akar’ (010) mengacu

pada visi dan misi serta komitmen partai Golkar sejak jaman Orde Baru.

8. Animate (Makhluk Bernyawa)

Predikasi untuk kategori ini yang tidak terdapat pada kategori yang ada di

atasnya, ialah kemapuannya berjalan, lari, atau terbang dan tentu saja, bernyawa.

Contoh konkret untuk kategori ini umumnya diambil dari dunia fauna dan segala

perilakunya.

Page 85: FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS …/Metafora...i METAFORA PADA RUBRIK OPINI DALAM MAJALAH TEMPO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi

71

Tabel 9. Persepsi Kategori Animate

No Urut

Ungkapan metafora

Wahana (Makna Denotatif)

Tenor (Makna Metaforis)

Kemiripan W à T

No Data/ Tipe

001 Sebuah akuarium yang cantik tetapi hanya dihuni Ikan-ikan yang bisu

Ikan-ikan: - jenis binatang - hidup di air - bernafas

dengan insang

Perangkat pemeritah: - aparat negara - warga negara

tetangga - tidak boleh

bersuara

Perangkat pemerintahan negara tetangga yang dibungkam hak bersuaranya

047 O

002 Ketika Soeharto pertama kali tersengat stroke

Tersengat: - senjata

binatang - sejenis

serangga - bersifat

melukai

Terkena: - penyakit

kelumpuhan - mendera

seluruh badan - pada manusia

Terkena penyakit kelumpuhan badan pada manusia

063 E

003 Perang melawan korupsi harus dilakukan tanpa pandang bulu dan tanpa kompromi

Bulu: - rambut pendek

dan lembut - pada binatang

dan manusia - berfungsi

melindungi tubuh

Tidak membedakan - persamaan

hak dan kewajiban

- setara - semua warga

negara

Tidak membedakan status sosial masyarakat

077 E

004 Komisi sudah ditantang menyelesai kan kasus kakap

Kakap: - jenis ikan - berukuran

besar - berbadan lebar

dan pipih

Kasus besar: - menyangkut

orang penting - berdampak

luas - sulit

dipecahkan

Kasus besar yang menyangkut orang besar dan berdampak luas

126 O

005 Untuk mengakhiri saling gigit di antara keduanya

Gigit: - melukai

dengan gigi - mencekam - menjepit

Bertikai: - saling

melukai - menyakiti - antar teman

Pertikaian atau pertengkaran

133 E

006 Biang keladi penyakit ekonomi Amerika

Penyakit: - penyebab

gangguan pada makhluk hidup

-membahayakan - hal kesehatan

Tabiat buruk: - kegiatan

buruk - merugikan - penyebab

utama

Membahaya kan kehidupan manusia

156 E

007 Tiga setengah tahun silam, Munir, yang

Terbang: - melayang di

udara

Pergi melalui udara: - melintasi

Berpindah tempat melalui udara

167 E

Page 86: FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS …/Metafora...i METAFORA PADA RUBRIK OPINI DALAM MAJALAH TEMPO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi

72

sedang terbang menuju Amsterdam

- dengan sayap - hal binatang

udara - naik pesawat - hal manusia

008 Pollycarpus, sang bekas pilot Garuda

Garuda: - jenis burung

besar - pemakan

daging - berkekuatan

terbang luar biasa

Maskapai penerbangan:

- nama perusahaan penerbangan

- melayani perjalan lewat udara

- mengguna kan pesawat

Nama burung terbesar dijadikan nama salah satu maskapai penerbangan di Indonesia

168 O

009 Pintu bagi Syaukani untuk ikut bertarung memang masih terbuka

Bertarung: - berantuk - berbenturan - hal binatang

Bertanding: - permainan - berlaga - hal manusia

Cara untuk menentukan siapa yang lebih kuat

182 O

010 Pantas dijagokan

Dijagokan: - ayam jantan - kuat - hal binatang

Calon kuat: - pada

pemilihan - juara - hal manusia

Calon kuat dalam sebuah kompetisi

186 E

Berbeda dengan kategori Manusia yang mendasarkan pada makhluk hidup

bernyawa bisa berpikir, yakni manusia, ruang persepsi dari kategori ke dua ini

berkaitan dengan makhluk bernyawa yang tidak bisa berpikir tetapi bisa bergerak

yakni sebangsa binatang. Kata ’tersengat’ mestinya digunakan untuk lebah yang

melindungi diri dari musuh di sekitarnya dengan mengeluarkan sengatannya yang

bersifat melukai. Namun ’tersengat stroke’ (002) mengacu pada sang tokoh Orde

Baru yang menderita stroke, yakni penyakit yang melumpuhkan syaraf-syaraf

tubuh sehingga mengakibatkan si penderita tidak dapat mengotrol dan

menggerakkan tubuhnya.

Contoh-contoh lainnya menunjukkan adanya kemiripan antara makna

denotatif pada wahana dengan makna metaforis pada tenor. ’Menyelesaikan kasus

Page 87: FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS …/Metafora...i METAFORA PADA RUBRIK OPINI DALAM MAJALAH TEMPO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi

73

kakap’ (004) menggambarkan KPK harus mengusut tuntas korupsi yang menjerat

para pejabat tinggi negara. Karena pejabat tinggi tersebut menempati kedudukan

yang tinggi dalam suatu instansi pemerintahan diibaratkan menangani kasus

kakap, kakap sendiri sejenis ikan yang berbadan lebih besar dan panjang

dibanding ikan sekelas teri, nila, mujair dan sebagainya. Demikian pula pada

tuturan ’pantas dijagokan’ (010) yang mengasosiasikan calon kuat dengan sosok

ayam jantan atau Jago.

9. Human (Manusia)

Predikasi untuk kategori human, yaitu kemampuan berfikir, sehingga dapat

melakukan berbagai macam perbuatan yang tidak mungkin dikerjakan oleh

anggota-anggota kategori yang berada di atasnya.

Tabel 10. Persepsi Kategori Human

No Urut

Ungkapan metafora

Wahana (Makna Denotatif)

Tenor (Makna Metaforis)

Kemiripan W à T

No Data/ Tipe

001 Demokrasi adalah balas dendam terbaik

Balas: - jawaban - reaksi - sahutan

Ganjaran: - hukuman - membalikkan

perbuatan yang dikenakan padanya

- memuaskan sakit hati

Membalikkan perbuatan yang dikenakan padanya untuk memuaskan sakit hati

008 E

002 Pemerintah menjual keseriusannya

Menjual: - mengalihkan

hak milik - memberikan

sesuatu untuk memperoleh pembayaran

- hal perdagangan

Mengobral janji: - tidak setia - tidak

sungguh- sungguh

- ingkar

Memberikan sesuatu untuk memperoleh ganti atau bayaran

010 E

003 Menyingkap Menyingkap: Mengungkap: Mengungkap 011

Page 88: FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS …/Metafora...i METAFORA PADA RUBRIK OPINI DALAM MAJALAH TEMPO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi

74

siapa di balik pembantaian

- membuka - pada pintu,

buku dsb - membuka

sedikit

- tokoh utama - pelaku

kejahatan - kasus

kriminal

dalang kejahatan

E

004 Di negeri dengan banyak urusan politik Ditangani dinas intelejen itu

Ditangani: - kekuasaan - pengaruh - perintah

Diselesaikan: - dikerjakan - bersifat

rahasia - khusus

Diselesaikan pihak tertentu

012 E

005 Taktiknya kali ini cepat terbaca

Terbaca: - dapat dibaca - dipahami - tulisan yang

termuat

Diketahui: - dapat

diramalkan - terprediksi - strategi atau

taktik

Dapat diramalkan strategi yang digunakan

014 E

006 Benazir menemui ajalnya bukan hantaman bom ataupun peluru

Menemui: - menjumpai - sua - pada petemuan

atau acara

Mendekati: - sekarat - menjelang

meninggal dunia

- kematian

Menjelang kematian

015 E

007 Berangkat dari jajak pendapat

Berangkat: - mulai berjalan - mulai pergi - pada kereta,

bus atau transportasi lain

Berawal: - bermula - sejak - hal

berpendapat

Awal dari suatu hal

017 E

008 Mengantongi suara paling banyak

Mengantongi: - memasukkan

ke kantong - untuk

disimpan - hal konkret

Memperoleh: - mengumpul

kan hasil perolehan

- dijadikan bekal

- hal abstrak

Mendapatkan dan menyimpan sesuatu

018 E

009 Membangun pemerintahan yang langgeng

Membangun: - mendirikan/

memperbaiki - dengan

berbagai bahan - hal konkret

Bekerjasama: - membentuk

kerjasama - menyatukan

berbagai unsur

- hal abstrak

Menyatukan berbagai unsur agar lebih baik

019 E

010 Bekas pejabat yang diganti lantaran

Duduk: - meletakkan

tubuh

Berada: - jabatan - terkualifikasi

Kedudukan atau jabatan

022 E

Page 89: FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS …/Metafora...i METAFORA PADA RUBRIK OPINI DALAM MAJALAH TEMPO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi

75

desakan publik tak layak duduk di MK

- pada kursi atau benda lain

- bertumpu pada pantat

- hal hukum

011 Hakim yang duduk di sana mestinya bebas dari kepentingan politik

Duduk: - meletakkan

tubuh - pada kursi atau

benda lain - bertumpu pada

pantat

Menjabat: - institusi

hukum - posisi - penegak

hukum

Kedudukan atau jabatan

024 E

012 Mungkin juga ia merasa Presiden sekadar mengetes opini publik atas dirinya

Mengetes: - menguji - pada ujian - untuk

mengetahui kemampuan

Menguji: - memeriksa

dengan mencoba

- pendapat masyarakat

- tentang isu tertentu

Pendapat masyarakat tentang suatu isu

027 E

013 Orang-orang yang terlibat kasus itu sudah meringkuk dalam bui

Meringkuk: - duduk - membungkuk - posisi badan

menekuk

Mendekam: - menjadi

terdakwa - di tahanan

atau penjara - hal kejahatan

Dipenjara karena suatu kasus

030 E

014 Media Indonesia terlampau bersemangat

Bersemangat: - menjiwai - kekuatan - berkemauan

Ekspresi: - optimis - kekuatan jiwa - menerima

tantangan

Optimis 037 E

015 Para tokoh pers kita telah menangkis pendapat

Menangkis: - menahan - pada pukulan,

serangan lawan - dengan tangan

atau benda lain

Menyanggah: - menolak - menghadapi - bantahan

Menyanggah pendapat

039 E

016 Meletakkan birokrat dan jenderal dalam posisi mengontrol produksi

Meletakkan: - menaruh - menempatkan - benda

Menempatkan: - pemerintahan - sesuai tugas

dan kewajiban

- pejabat tinggi

Menempat kan para pejabat sesuai tugasnya

041 E

017 Kerajaan Malaysia membungkam pers

Membungkam: - menutup mulut - dengan tangan - agar tidak

mengeluarkan

Melarang: - tidak boleh

bersuara - media cetak

ataupun

Melarang media bersuara frontal

044 E

Page 90: FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS …/Metafora...i METAFORA PADA RUBRIK OPINI DALAM MAJALAH TEMPO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi

76

suara elektronik - kebebasan

berpendapat 018 Lepas tangan

dari kewajiban membayar ganti rugi

Lepas: - bebas dari

ikatan - dapat bergerak

kemana-mana - tidak tertambat

Acuh: - tidak ikut

campur - tidak

berurusan - tidak mau

bertanggung jawab

Tidak ikut campur lagi

050 E

019 Di tangan hakim bermutu yang punya integritas baik, diharapkan lahir vonis

Tangan: - anggota tubuh

(jari hingga siku)

- alat yang sangat fungsional

- hal fisik Lahir: - menjadikan

ada - dari perut ibu - hal bayi

Keputusan: - hasil

pemikiran - hal yang

sangat menentukan

- hal nalar dan nurani

Memutuskan: - hukuman - oleh hakim - hal kasus

Suatu bagian sangat menentukan keseluruhan Memutuskan hukuman

053 E

020 Ganti rugi yang mesti ditanggung Lapindo

Ditanggung: - dipikul - benda - beban berat

Penggantian: - diderita - tertimpa

musibah - akibat

kesalahan

Ganti rugi yang mesti dibayarkan

054 E

021 Ketika mata bor menembus kedalaman tertentu

Mata: - anggota tubuh

(letak di muka) - indra untuk

melihat - penglihat

Bagian yang tajam: - pada senjata

atau benda lancip

- pokok suatu benda

- untuk memotong atau melubangi

Bagian yang tajam pada senjata atau alat tertentu

056 E

022 Bukti ini bisa cepat ada di tangannya

Tangan: - anggota tubuh

(jari hingga siku)

- alat yang sangat

Keputusan: - hasil

pemikiran - hal yang

sangat menentukan

Hal yang sangat menentukan

057 O

Page 91: FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS …/Metafora...i METAFORA PADA RUBRIK OPINI DALAM MAJALAH TEMPO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi

77

fungsional - hal fisik

- hal nalar dan nurani

023 Sama mustahilnya dengan Menguras samudra

Menguras: - mengeluarkan

isi (cairan) - sampai habis - tujuan

membersihkan

Membersihkan laut: - mustahil - tidak masuk

akal - hal yang

tidak mungkin

Mustahil dilakukan

059 E

024 Tubuh ringkih itu tergolek lemah di lantai lima Rumah Sakit Pusat Pertamina, Jakarta

Tubuh: - keseluruhan

jasad manusia - dari ujung

rambut sampai ujung kaki

- bagian yang terpenting

Lemah: - tidak kuat - tidak bertenaga - hal kesehatan

Tokoh negara: - sakit - tidak dalam

keadaan fit - menderita Sakit: - tidak dalam

keadaan fit - menderita - kondisi

mengkhawa tirkan

Sang tokoh yang sedang sakit Dalam kondisi mengkhawa tirkan

060 O

025 Tokoh utama Orde Baru ini Mendaki jalan terjal untuk menghadap Sang Pencipta

Mendaki: - memanjat - menaiki - pada gunung,

bukit dsb

Kesusahan: - saat ajal - sekarat - hal kematian

Sekarat 061 E

026 Sejumlah orang menggelar pengajian untuk memohon kesembuhan nya

Menggelar: - menghampar

kan - membentang

kan - pada tikar,

karpet dsb sebagai alas duduk

Mengadakan: - membuat

acara - dalam rangka

memperingati - hal

keagamaan

Mengadakan acara keagamaan

062 E

027 Pemerintah pasca-Orde Baru tak pernah kelihatan

Kelihatan: - menggunakan

mata - dapat dilihat - tampak

Terbukti: - sesuai

kenyataan - tidak terjadi - tidak tampak

Pernyataan yang dibuktikan dengan kenyataan

064 E

Page 92: FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS …/Metafora...i METAFORA PADA RUBRIK OPINI DALAM MAJALAH TEMPO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi

78

punya kemauan politik serius

yang ada

028 Betapa enggan pemerintah membawa pendiri Orde Baru

Membawa: - memegang

atau mengangkat sesuatu

- sambil berjalan - memindahkan

Menyeret: - menyidang

kan - ke pengadilan - hal kejahatan

Menyidang kan tokoh Orde Baru

065 E

029 Tidak mampu melahirkan ketetapan hukum

Melahirkan: - menjadikan

ada - dari perut ibu - hal bayi

Memutuskan: - keputusan - oleh hakim - hal kasus

Menetapkan hukum

067 E

030 Yang ada adalah aturan hasil kompromi yang mengandung kepentingan semua kelompok

Mengandung: - membawa

sesuatu - pada perut ibu - hal hamil

Memuat: - tercantum di

dalamnya - hal khusus - urusan

tertentu

Memuat hal khusus atau tertentu

070 E

031 Soeharto mungkin bersalah di mata kelompok reformis

Mata: - anggota tubuh

(letak di muka) - indra untuk

melihat - penglihat

Pendapat kelompok: - pandangan - di kalangan

reformis - hal politik

Pendapat para reformis

071 O

032 Perbedaan pandangan itu biasanya tidak melahirkan tindakan nyata

Melahirkan: - menjadikan

ada - dari perut ibu - hal bayi

Menghasilkan: - membuahkan - membutuh

kan bukti - hal tindakan

Membuahkan hasil nyata

072 E

033 Wakil Presiden setidaknya dua kali bertandang ke RSP Pertamina

Bertandang: - bertamu - mengunjungi - pada teman

atau keluarga

Hadir: - menjenguk - menemui - orang penting

Menjenguk orang sakit

074 E

034 Menutup perjalanan panjangnya

Menutup: - memasang

tutup

Mengakhiri: - tutup usia - meninggal

Akhir suatu kehidupan seseorang

076 E

Page 93: FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS …/Metafora...i METAFORA PADA RUBRIK OPINI DALAM MAJALAH TEMPO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi

79

dengan tenang

- pemanfaatan isi setelah selesai

- hal barang

dunia - hal kematian

035 Proses yang berlarut-larut tak hanya memberi kesempatan keada tersangka untuk mencuci barang bukti

Mencuci: - membersihkan - memakai air - biasanya

disertai dengan sabun atau benda pembersih lainnya

Memanipulisi: - berupa data

atau benda - berkaitan

dengan barang bukti suatu kasus

- bersifat rahasia

Kegiatan yang bermaksud memanipula si sesuatu untuk tujuan tidak baik

085 E

036 Korupsi sukar dihabisi oleh penegak hukum yang berhati lembek dan banyak berdalih

Berhati: - mempunyai

hati - organ dalam

manusia - menyangkut

perasaan

Tidak teguh pendirian: - cengeng - mudah

menyerah - hal sikap

Berhubungan dengan sikap

087 E

037 Ketika Wakil Ketua DPR Zainal Ma’arif melempar tuduhan

Melempar: - membuang

jauh-jauh - melontari - hal benda

seperti batu

Mengalihkan: - tentang

tanggung jawab

- tidak mau beresiko

- dari dirinya ke orang lain

Memindah kan tanggung jawab ke orang lain

089 E

038 Absennya Presiden memang tidak mencederai hukum

Mencederai: - melukai - bersifat

menyakiti - hal fisik

Mengotori: - melanggar

peraturan - mengkhianati - hal hukum

Melanggar hukum yang berlaku

090 E

039 Tidak perlu seorang presiden terseret isu ala sinetron

Terseret: - menarik maju - bergeser di

tanah atau di air

- hal konkret

Terbawa-bawa: - terpengaruh - hanya ada

dalam dongeng

- hal abstrak

Terbawa isu tak masuk akal

093 E

040 Demi persamaan hak warga negara di muka hukum

Muka: - bagian depan

kepala - dari dahi atas

sampai ke

Di hadapan: - peraturan

yang berlaku - sesuai

undang-

Di hadapan hukum yang berlaku

096 O

Page 94: FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS …/Metafora...i METAFORA PADA RUBRIK OPINI DALAM MAJALAH TEMPO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi

80

dagu - wajah, rupa

undang - terdapat

sanksi bagi yang melanggar

041 Sebaiknya Presiden Susilo Bambang Yudhoyono konsisten berpegang pada konstitusi

Berpegang: - bergandengan - dengan tangan - sebagai

tumpuan

Pedoman: - berpaut - arah dan

tujuan - sesuai

undang undang

Berpedoman pada undang-undang

097 E

042 Indonesia yang dibalut korupsi stadium gawat

Dibalut: - terbebat - pada bekas

luka di badan - hal kesehatan

Diliputi: - kasus

kejahatan besar

- merugikan pemerintah

- hal materi

Diliputi korupsi akut

098 E

043 Tertidur atau ditidurkan

Tertidur Atau Ditidurkan:

- merebahkan badan

- dengan sengaja memejamkan mata

- istirahat

Dibuat tidak sadar:

- dengan obat atau alat kesehatan

- dalam kondisi sakit

- hal kesehatan

Diistirahatkan secara segaja atau tidak dengan bantuan obat atau alat

101 E

044 Menancapi tubuh lemahnya

Tubuh: - keseluruhan

jasad manusia - dari ujung

rambut sampai ujung kaki

- bagian yang terpenting

Tokoh negara: - sakit - tidak dalam

keadaan fit - menderita

Sang pendiri Orde Baru sakit

102 O

045 Ia berjalan menemui Sang Pencipta

Berjalan: - berpindah ke

tempat lain - menggunakan

kaki - aktivitas

Sekarat: - saat terakhir - dalam hidup

manusia - kehendak

Tuhan

Sekarat 103 E

046 Mengunci pintu masuk

Mengunci: - mengancing - menggunakan

alat yaitu kunci - pada pintu,

Menyudahi: - menutup - mengakhiri - polemik

Menutup permasalahan

105 E

Page 95: FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS …/Metafora...i METAFORA PADA RUBRIK OPINI DALAM MAJALAH TEMPO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi

81

pagar 047 Mereka pasti

buang badan dan berdalih hanya menjalankan instruksi Soeharto

Badan: - tubuh - pada manusia - tidak termasuk

anggota dan kepala

Tidak bertanggung jawab: - tidak ingin

dipersalah kan

- berdalih - hanya

menjalankan perintah atasan

Tidak mau dipersalahkan

106 O

048 Pengadilan tak pernah menyeret orang sakit

Menyeret: - menarik maju - bergeser di

tanah atau di air

- hal konkret

Membawa: - tersangka

suatu kasus - ke

pengadilan - hal abstrak

Menyidang kan orang sakit

108 E

049 Publik mendadak bertempik sorak menerima kejutan dari Istana

Bertempik Sorak: - pekik - dengan suara

nyaring dan keras

- berteriak kencang

Merayakan sesuatu: - sebuah

kemenangan - tanda

gembira - memberi

selamat

Merayakan suatu kemenangan

114 E

050 Publik mendengar kabar lengsernya Soeharto

Mendengar: - menangkap

suara - menggunakan

indra pendengar, telinga

- tidak tuli

Mendapat kabar: - mengindah

kan - memperhati

kan - kabar

penting menyangkut masyarakat

Perhatian masyarakat terhadap isu tertentu

115 E

051 Di sekujur lintas relasi antarmanusia

Manusia: - makhluk

berakal budi - mampu

menguasai - paling

sempurna

Hubungan: - sosial

masyarakat - antar

makhluk - beradab

Hubungan masyarakat

116 O

052 Memelihara lidah dan sopan santun

Lidah: - bagian tubuh

dalam mulut - untuk menjilat

dan mengecap

Tutur kata: - menjaga

perkataan - tidak

melukai

Menjaga tutur kata

117 O

Page 96: FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS …/Metafora...i METAFORA PADA RUBRIK OPINI DALAM MAJALAH TEMPO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi

82

- tidak bertulang orang - sopan santun

berbicara 053 Tak akan ada

kesan mencampuri urusan tuan rumah dengan cara yang bisa melukai hati

Hati: - organ badan

berwarna kemerah-merahan

- di bagian kanan atas rongga perut

- dianggap sebagai tempat segala perasaan batin

Menyakiti: - perasaan

orang lain - karena tutur

kata - berkata kasar

Menyakiti perasaan

118 O

054 Sultan Bolkiah bahkan tak mengucapkan sepatah kata pun

Mengucapkan: - mengeluarkan

kata - diujarkan - melisankan

Berbicara: - tidak

berkomentar - tidak

memberi pernyataan

- diam

Tidak berkomentar apa-apa

119 E

055 Semata-mata dan pokoknya menceritakan kesedihannya melihat kondisi seorang sahabat lama

Mata: - anggota tubuh

(letak di muka) - indra untuk

melihat - penglihat

Cuma: - hanya - sama sekali - tidak

mengharap imbalan

Dilakukan cuma-cuma

120 E

056 Seorang diplomat Inggris yang melukiskan Lee

Melukiskan: - membuat

gambar - dengan

menggunakan pensil, pulpen, kuas

- untuk orang lain

Menceritakan: - menggambar

kan - sosok orang

lain - berkaitan

dengan sifat dan kelakuan

Menggambarkan atau menceritakan seseorang

122 E

057 Jika kelak gaek 85 tahun itu menghadapi saat berhalangan tetap

Menghadapi: - duduk - berhadapan

dengan - bertemu muka

Menjelang: - menyong

song - kematian - hal hidup

mati

Menjelang maut

123 E

058 Mengpa harus

Meminjam: - memakai

Menggunakan: - milik orang

Mengguna kan hak milik

124 E

Page 97: FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS …/Metafora...i METAFORA PADA RUBRIK OPINI DALAM MAJALAH TEMPO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi

83

meminjam peluang dari negeri jiran

barang orang lain

- harus dikembalikan

- untuk waktu tertentu

lain - dalam satu

kesempatan - bersifat

menyakiti

orang lain untuk menyakiti

059 Tak sekali dua kali Lee menyumbangkan lagu sumbang

Menyumbang kan: - memberikan

sesuatu - sebagai

bantuan atau sokongan

- pada pesta perkawinan

Mengomenta ri: - bersifat

menjelekkan - hal tertentu - tidak

diinginkan

Memberi komentar menyakitkan

125 E

060 Mendapat peluang untuk mematahkan keraguan publik

Mematahkan: - menjadikan

patah - pada barang

keras atau kaku

- menjadi beberapa bagian kecil

Menghilang kan: - ketidakpasti

an - berhubungan

dengan masyarakat

- jelas

Memperjelas sesuatu

127 E

061 Hari Sabarno menunjuk Oentarto bermain sendiri

Bermain: - melakukan

sesuatu - untuk

bersenang-senang

- berkelakar

Berperan: - di luar

wewenang - bersifat

rahasia - merugikan

orang lain

Melakukan tugas atau misi sendiri

132 E

062 KPK mesti menggali informasi dan bukti lebih dalam

Menggali: - membuat

lubang - di tanah - mengambil

sesuatu

Mencari informasi:

- mendapatkan - bukti

lengkap - secara hati-

hati

Mendapatkan sesuatu dengan mengorek infomasi dari seseorang

133 E

063 Tercium aroma kolusi yang pekat di atas selembaran edaran Departemen Dalam Negeri

Tercium: - tidak sengaja

dicium - terhirup bau - melalu indra

pembau

Terdengar kabar: - diketahui - kasus kolusi - melanggar

hukum

Diketahui melakukan kolusi

134 E

064 KPK tidak perlu buang

Buang: - lempar,

Menghabis kan:

Jangan menyia-

136 E

Page 98: FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS …/Metafora...i METAFORA PADA RUBRIK OPINI DALAM MAJALAH TEMPO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi

84

waktu lepaskan - sudah tidak

dipergunakan - barang rusak

- menyia-nyiakan

- kesempatan - tanpa hasil

nyiakan waktu

065 Dengan bukti-bukti kuat di tangan

Tangan: - anggota tubuh

(jari hingga siku)

- alat yang sangat fungsional

- hal fisik

Sudah dipegang: - barang bukti - tugas KPK - berkaitan

dengan kasus korupsi

Barang bukti kejahatan telah ada

137 E

066 Pemerintah baru tergopoh-gopoh ketika perajin tempe dan tahu mendemo Istana

Tergopoh-Gopoh: - lekas - membawa

sesuatu - dengan

tergesa-gesa

Tergesa-gesa: - terburu-buru - membuat

keputusan - tidak berpikir

matang

Tergesa-gesa mengambil keputusan

140 E

067 Merekalah yang menyetir harga

Menyetir: - kemudi - memegang

setir - mengemudikan

kendaraan, mobil, bus, truk

Mengendali kan: - kehendak

sepihak - merugikan

orang banyak - mencari

keuntungan sendiri

Mengendali kan harga dengan mengambil keuntungan untuk diri sendiri

141 E

068 Dugaan adanya tangan-tangan kuat yang bermain di jalur distribusi

Tangan: - anggota tubuh

(jari hingga siku)

- alat yang sangat fungsional

- hal fisik

Berkuasa: - pihak

tertentu - pelaku utama - bersifat

merugikan

Pihak yang berkuasa mengendali kan sesuatu

142 E

069 Pemerintah jangan dulu terlena dengan pulihnya bursa saham dunia

Pulih: - kembali seperti

semula - sehat, baik - sembuh dari

sakit

Membaik: - suatu

keadaan membaik

- seperti semula

- hal perekonomi an

Membaiknya pasar saham

144 E

070 Setelah jatuh pada selasa

Jatuh: - turun atau

Memburuk: - merosot

Perekonomi an memburuk

145 E

Page 99: FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS …/Metafora...i METAFORA PADA RUBRIK OPINI DALAM MAJALAH TEMPO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi

85

pekan lalu, pelaku bisnis mencatatnya sebagai Black Tuesday

meluncur ke bawah

- dengan cepat karena gravitasi bumi

- ke tanah

tajam - reses - hal

perekonomi an

071 Amerika demam, Indonesia bisa terkena selesma

Demam: - panas badan - suhu badan

meninggi - terkadang

karena cuaca

Keadaaan gawat: - negara dalam

keadaan darurat

- berdampak ke seluruh dunia

- hal perekonomi an

Amerika memburuk berdampak kepada negara-negara di dunia

147 E

072 Ekonomi dunia sekarang mengandung volatilitas tinggi

Mengandung: - membawa

sesuatu - pada perut ibu - hal hamil

Memuat: - tercantum di

dalamnya - hal khusus - keadaan

gawat

Membawa masalah gawat

148 E

073 Biang keladi penyakit ekonomi Amerika kali ini, salah satunya adalah kredit macet subprime mortagage

Penyakit: - sesuatu yang

menyebabkan terjadinya gangguan

- pada makhluk hidup

- gangguan kesehatan

Gangguan: - mendatang

kan keburukan

- menggun cang kestabilan negara

- berdampak luas

Keadaan yang mengganggu stabilitas negara

156 E

074 Diduga kuat dan ini bisa membuat jantung copot

Jantung: - bagian tubuh

yang menjadi pusat peredaran darah

- di rongga dada sebelah atas

- detak hidup seseorang

Kaget luar biasa

- syok berat - terkejut - tidak

sewajarnya

Keterkejutan yang luar biasa

157 O

075 Dua negara itu kini sangat haus energi

Haus: - tenggorokan - terasa kering - rasa ingin

minum

Kekurangan tenaga: - lemah - negara dalam

kondisi

Membutuh kan bantuan

159 E

Page 100: FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS …/Metafora...i METAFORA PADA RUBRIK OPINI DALAM MAJALAH TEMPO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi

86

buruk - membutuh

kan bantuan 076 Turbulensi

bisa menerjang sewaktu-waktu

Menerjang: - menendang - dengan kaki - ke bawah atau

ke depan

Menghantam: - krisis - berskala

besar - tidak dapat

dipastikan waktunya

Krisis dapat menghantam sewaktu-waktu

161 E

077 MUI ngotot mengeluarkan hukuman

Otot: - jaringan kenyal

dalam tubuh manusia

- urat yang keras - berfungsi

menggerakkan organ tubuh

Bersikeras: - tidak mau

mengalah - berkeras hati - tidak perduli

Berkeras hati 162 E

078 MUI mengejar pengikut Ahmadiyah

Mengejar: - berlari untuk

menyusul - memburu atau

menangkap - berusaha keras

Mengingin kan: - dengan

sungguh-sungguh

- mencapai yang diinginkan

- sekuat tenaga

Mengingin kan dengan sungguh-sungguh

163 E

079 MUI jelas senapas dengan kehendak pemerintah

Napas: - udara yang

diisap yaitu oksigen

- melalui hidung atau mulut

- dikeluarkan lewat paru-paru

Sejalan: - mempunyai

pikiran yang sama

- teori dan pendapat sama juga

- hal pemikiran

Sejalan ide, teori, serta pendapatnya

165 E

080 Dasar hukum ini bisa dijadikan kunci pembuka untuk membongkar konspirasi

Membongkar: - mengangkat ke

atas - bersifat

merusak atau merobohkan

- menjadi beberapa bagian kecil

Menyingkap: - sembunyi-

sembunyi - bersifat

rahasia - hal kejahatan

Mengungkap rahasia ke khalayak umum

166 E

081 Figur lain yang berada dibalik Polly

Tersentuh: - terkena sedikit - tertarik atau

Terjamah: - akibat

tindakan

Belum terjamah hukum yang

169 E

Page 101: FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS …/Metafora...i METAFORA PADA RUBRIK OPINI DALAM MAJALAH TEMPO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi

87

belum tersentuh hukum

terpikat - tangan dengan

tangan

- pelanggaran - masalah

hukum

berlaku

082 Polisi mengejar tersangka lain

Mengejar - berlari untuk

menyusul - memburu atau

menangkap - berusaha keras

Mengingin kan: - dengan

sungguh-sungguh

- mencapai yang diinginkan

- sekuat tenaga

Mengingin kan dengan sungguh-sungguh

171 E

083 Menghapus jejak orang kuat di belakangnya

Menghapus: - tidak terdapat - bersifat

menghilangkan - dengan

penghapus, sabun dsb

Menghilang kan: - meniadakan - bukti - agar tidak

ketahuan

Menghilangkan sesuatu agar tidak ada jejaknya

174 E

084 Operasi sebuah organisasi dengan jam terbang tinggi

Operasi: - tindakan

darurat - pembedahan

tubuh - untuk

penyembuhan

Kegiatan: - bersifat

darurat - sesuai visi

dan misi - agar tetap

berjalan

Kegiatan bersifat darurat

175 E

085 Menaikkan kelas bangsa ini

Menaikkan: - menjadikan

naik - dari bawah ke

atas - pada

tunggangan, kendaraan

Meningkat kan: - mutu bangsa - kualitas - di antara

negara lain

Meningkatkan kualitas bangsa

176 E

086 Otak pembunuhan

Otak: - benda putih

lunak - terdapat dalam

rongga tengkorak

- menjadi pusat saraf

Biang keladi: - tokoh atau

gembong - yang

merencana kan

- hal kejahatan

Tokoh utama yang merencana kan kejahatan

177 O

087 Syaukani masih melenggang sebagai calon kepala daerah

Kepala: - bagian tubuh

atas atau depan - paling penting,

tempat otak, pusat saraf dan

Gubernur atau bupati - pimpinan

tertinggi daerah

- pejabat

Bagian penting yang sangat menentukan

183 O

Page 102: FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS …/Metafora...i METAFORA PADA RUBRIK OPINI DALAM MAJALAH TEMPO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi

88

beberapa indera

- hal manusia atau binatang

tinggi - hal negara

Kategori Human menduduki jumlah yang terbanyak dibandingkan dengan

delapan kategori lainnya. Dibandingkan dengan ke delapan kategori lainnya,

memang manusialah yang paling banyak berhubungan dengan para penutur.

Cukup banyak hal-hal yang menarik tentang manusia yang bisa dijadikan wahana

untuk mempersepsikan maksud, baik berkenaan dengan tubuh, sifat-sifat atau

segala sepak terjang manusia. Ungkapan yang memanfaatkan persepsi tubuh atau

anggota tubuh manusia dijumpai pada tuturan ’di mata kelompok reformis’ (031),

’di muka hukum’ (040), ’memelihara lidah’ (052), ’melukai hati’ (053), ’bukti-

bukti di tangan’ (065), ’membuat jantung copot’ (074), ’otak pembunuhan’ (086),

dan ’calon kepala daerah’ (087). Pemanfaatan sifat manusia dicontohkan pada

ungkapan ’tergoleh lemah’ (024), ’haus energi’ (075), dan ’MUI ngotot’ (077).

Dilihat dari tipe kemiripan antara wahana dan tenor, kemiripan emotif

berjumlah jauh lebih tinggi dan dibandingkan dengan kemiripan objektif (bentuk).

Kemiripan emotif antara wahana dengan tenor didasarkan pada hubungan emotif

(perasaan) perseptual (persepsi), atau kultural (budaya). Kemiripan ini bisa

berhubungan dengan proses konkretisasi—menyatakan sesuatu yang abstrak

dengan sesuatu yang konkret, atau personifikasi—memperlakukan sesuatu (non

manusia) dapat bertindak sebagaimana manusia.

Dipandang dari tipe kemiripan antara tenor dengan wahana, dapat diperoleh

data bahwa kemiripan emotif (disebut juga perseptual atau kultural)—dengan

simbol E jauh lebih dominan dari pada kemiripan objektif atau bentuk. Kemiripan

Page 103: FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS …/Metafora...i METAFORA PADA RUBRIK OPINI DALAM MAJALAH TEMPO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi

89

emotif tercatat sejumlah 147 buah, sementara kemiripan objektif hanya berjumlah

40 buah, seperti dapat dilihat pada tabel 11 di bawah ini.

Tabel 11. Tipe Kemiripan antara Tenor dan Wahana

No Tipe Jumlah Persentase

1 Objektif 40 21,4

2 Emotif 147 78,6

Tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian besar metafora yang diteliti

memiliki kemiripan emotif, dengan perincian metafora yang bertipe kemiripan

objektif berjumlah 40 (21,4 %), dan metafora yang bertipe emotif berjumlah 147

(78,6 %).

Metafora yang bertipe kemiripan objektif disebut metafora konvensional.

Metafora jenis ini biasanya memiliki daya ekspresif yang rendah, karena

hubungan antara wahana dengan tenor begitu jelas. Sebaliknya, jenis kemiripan

emotif menunjukkan jarak yang jauh antara wahana dengan tenor. Jauhnya

hubungan ini dapat menimbulkan ketegangan emosional, sehingga metafora

tersebut biasanya berdaya ekspresif tinggi (Edi Subroto, 1991:16). Fakta di atas

menunjukkan bahwa sebagian besar metafora yang digunakan pada rubrik Opini

dalam majalah Tempo termasuk metafora yang cukup ekspresif. Penulis berita

tentu dengan sengaja memanfaatkan metafora seperti ini sebagai salah satu daya

tarik tulisannya.

Page 104: FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS …/Metafora...i METAFORA PADA RUBRIK OPINI DALAM MAJALAH TEMPO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi

90

D. Metafora yang Banyak Digunakan pada Rubrik Opini

dalam Majalah Tempo

Pada bagian ini analisis data yang telah dipaparkan dapat disimpulkan

kecenderungan karakteristik kemetaforaan yang muncul. Secara berturut-turut

akan dipaparkan metafora yang banyak digunakan meliputi hal-hal sebagai

berikut: (1) bentuk metafora, (2) jenis metafora, (3) pengimajian berdasarkan

ruang persepsi.

1. Bentuk Metafora

Dari klasifikasi bentuk metafora menurut teori yang dikemukakan Abdul

Wahab, diperoleh data seperti pada tabel berikut.

Tabel 12. Bentuk Metafora

No. Bentuk Jumlah Persentase (%)

1 Nominatif 9 4,8

2 Komplementatif 47 25,1

3 Predikatif 47 25,1

4 Kalimatif 84 45

Jumlah 187

Dilihat dari tabel di atas, metafora berbentuk kalimatif menduduki jumlah

terbanyak, yakni sejumlah 84 buah (45 %). Wacana berita bisa berisi paparan

mengenai aktivitas manusia, misalnya pada bidang perdagangan, transportasi,

pendidikan, olah raga dan sebagainya. Aktivitas yang meliputi interaksi antara

manusia yang satu dengan yang lainnya bisa menimbulkan peristiwa tertentu

(seperti pertemuan, perkelahian, unjuk rasa), atau menyebabkan terjadinya

Page 105: FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS …/Metafora...i METAFORA PADA RUBRIK OPINI DALAM MAJALAH TEMPO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi

91

keadaan (seperti hutan gundul, lingkungan bersih/kotor, flora/fauna dapat lestari,

banjir, dan sebagainya).

Bentuk metafora yang menduduki angka tertinggi ke dua adalah

komplementatif dan predikatif. Tingginya frekuensi dua bentuk metafora (25,1 %)

ini sejalan dengan pernyataan Verhaar (2001:165) yang mengungkapkan bahwa

predikat merupakan fungsi ”induk” dalam klausa. Begitu pula dengan metafora

komplementatif, penutur sering menggunakan metafora dalam bentuk nominatif

pada fungsi objek, komplemen atau keterangan. Dalam pengertian ini komplemen

atau pelengkap dapat berupa pelengkap musabab (melengkapi verba pasif

berkonfiks ke-an yang bermakna ’menderita’), pelengkap objek (yang merujuk

pada objek langsung), pelengkap pelaku (yang melengkapi verba pasif),

pelengkap pemeri (pada predikat verba denominal), pelengkap penyerta (yang

menyertai verba transitif), verba resiprokal (yang melengkapi verba resiprokal)

dan pelengkap subjek (yang merujuk kepada subjek) (Harimurti Kridalaksana,

2001:157).

Jadi dapat disimpulkan bahwa dari segi sintaksis, metafora yang banyak

digunakan pada rubrik Opini dalam majalah Tempo adalah bentuk metafora

kalimatif. Hal ini dapat dilihat dari munculnya metafora kalimatif yang

frekuensinya cukup dominan. Disusul metafora komplementatif dan predikatif

yang sama-sama banyaknya di bawah metafora kalimatif.

2. Jenis Metafora

Dengan penjenisan yang didasarkan pada pendapat Stephen Ullmann, data

metafora pada rubrik Opini dalam majalah Tempo dapat dipaparkan pada tabel

berikut.

Page 106: FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS …/Metafora...i METAFORA PADA RUBRIK OPINI DALAM MAJALAH TEMPO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi

92

Tabel 13. Jenis Metafora

No Jenis Jumlah Persentase (%)

1 Antropomorfis 48 25,7

2 Binatang 15 8

3 RAK 104 55,6

4 Sinaestetik 20 10,7

Jumlah 187

Tabel di atas menunjukkan bahwa metafora jenis RAK, yang menunjukkan

relasi referen abstrak dan konkret, menduduki jumlah paling banyak, yakni

sejumlah 104 (55,6 %). Sedangkan metafora jenis antropomorfis menempati

urutan ke dua dengan memiliki jumlah 48 (25,7 %).

Pada metafora jenis RAK kebanyakan terjadi relasi dari abstrak ke konkret

atau konkretisasi, dari pada sebaliknya. Hal ini sejalan dengan pernyataan

Ullmann (1972:215) yang menyebutkan, ”Salah satu kecenderungan utama pada

metafora adalah memindahkan pengalaman-pengalaman yang abstrak ke dalam

istilah-istilah konkret.”. Gejala konkretisasi ini ditemukan, misalnya pada tuturan

’komoditas politik’, ’menjual keseriusannya’, ’mengantongi suara’, ’membangun

pemerintahan’, ’menangkis pendapat’, dan ’menggelar pengajian’.

Dengan melihat tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa menurut jenisnya

metafora yang banyak digunakan pada rubrik Opini dalam majalah Tempo adalah

metafora Relasi Abstrak-Konkret (RAK). Hal ini terbukti dengan dominannya

frekuensi kemunculan metafora jenis ini pada data.

Page 107: FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS …/Metafora...i METAFORA PADA RUBRIK OPINI DALAM MAJALAH TEMPO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi

93

3. Pengimajian Berdasarkan Ruang Persepsi

Berdasarkan pembagian ruang persepsi manusia dalam membentuk

metafora, dapat diungkapkan sebagai berikut.

Tabel 14. Pengimajian Metafora

No. Kategori Pengimajian Jumlah Persentase (%)

1 Being (Keadaan) 15 8,1

2 Cosmos (Kosmos) 6 3,2

3 Energy (Energi) 4 2,1

4 Substance (Substansi) 2 1,1

5 Terrestrial (Terestrial) 6 3,2

6 Object (Benda) 47 25,1

7 Living (Kehidupan) 10 5,3

8 Animate (Makhluk Bernyawa) 10 5,3

9 Human (Manusia) 87 46,6

Jumlah 187

Tabel di atas menunjukkan bahwa dari 187 buah data, tipe pengimajian yang

frekuensinya cukup menonjol adalah tipe Human, sebanyak 87 (46,6 %), disusul

tipe Object sebanyak 47 (25,1 %). Oleh karena itu, berdasarkan ruang persepsi

pengimajian yang dikemukakan oleh Charles C. Haley, metafora yang banyak

digunakan pada data yang diteliti adalah tipe Human dan Object.

Page 108: FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS …/Metafora...i METAFORA PADA RUBRIK OPINI DALAM MAJALAH TEMPO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi

94

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Setelah analisis dipaparkan pada bab IV, maka bab V ini merupakan bab

penutup yang memuat tentang simpulan analisis. Adapun simpulan berisikan hal-

hal sebagai berikut.

1. Dari segi bentuknya, metafora pada rubrik Opini dalam majalah Tempo dapat

dikelompokkan menjadi empat bentuk, yakni metafora nominatif, metafora

komplementatif, metafora predikatif, dan metafora kalimatif. Sedangkan dari

segi jenisnya, dapat dikategorikan menjadi empat jenis, yakni metafora

antropomorfis, metafora binatang, metafora relasi abstrak-konkret (RAK),

dan metafora sinaestetik.

2. Metafora diciptakan berdasarkan kemiripan antara referen sesuatu yang

diperbandingkan (tenor) dengan referen sesuatu yang digunakan sebagai

pembanding (wahana). Dari segi hubungan antara wahana dan tenor metafora

pada rubrik Opini dalam majalah Tempo dapat dikelompokkan menjadi

kemiripan objektif (bentuk) dan kemiripan emotif (perseptual/kultural).

3. Dari banyaknya metafora yang digunakan pada rubrik Opini dalam majalah

Tempo pada penelitian ini dibagi menjadi tiga, yakni segi bentuk, jenis, dan

pengimajian menurut ruang persepsi manusia.

Dari segi sintaksisnya, metafora bentuk kalimatif yang banyak

digunakan, kemudian disusul komplementatif dan predikatif. Hal ini

Page 109: FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS …/Metafora...i METAFORA PADA RUBRIK OPINI DALAM MAJALAH TEMPO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi

95

ditunjukkan oleh frekuensi munculnya metafora kalimatif yang cukup

dominan, yakni metafora kalimatif 84 buah (45 %).

Dari segi bentuknya, metafora jenis Relasi Abstrak-Konkret (RAK)

banyak digunakan. Hal ini terbukti dari dominannya frekuensi kemunculan

metafora jenis ini pada data, yakni sebanyak 104 buah (55,6 %).

Dari segi pengimajian menurut medan persepsi manusia, metafora yang

berkategori Human (Manusia) paling banyak digunakan. Human menduduki

jumlah tertinggi, yakni 87 (46,6 %). Dengan demikian dalam menciptakan

metafora penutur/penulis terutama dipengaruhi oleh faktor lingkungan

sekelilingnya. Lingkungan yang paling dekat dengan penutur/penulis—yang

tentu saja manusia—adalah manusia itu sendiri. Manusia dan Benda

merupakan alat konkretisasi atau aktualisasi sesuatu yang abstrak. Hal ini

sejalan dengan dominannya kemunculan metafora jenis RAK (Relasi

Abstrak-Konkret).

B. Saran

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang berkenaan

dengan ilmu pengetahuan, dalam hal ini linguistik atau kebahasaan. Adapun saran

kepada pembaca mengenai tulisan ini adalah akan banyak lagi peneliti yang

memfokuskan penelitiannya pada metafora, yang merupakan fenomena

kebahasaan yang “terus mengalir” ke berbagai bidang penggunaan bahasa.

Penelitian lebih lanjut juga diharapkan mengkaji dari segi yang berbeda.

Page 110: FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS …/Metafora...i METAFORA PADA RUBRIK OPINI DALAM MAJALAH TEMPO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi

96

DAFTAR PUSTAKA

Abd. Faisol. 2003. Metafora di dalam Ayat-ayat Alquran. Tesis. Surakarta:

Pascasarjana Universitas Sebelas Maret.

Abdul Wahab. 1990. PELLBA 3: Pertemuan Linguistik Lembaga Bahasa Atma

Jaya 2 (Disunting oleh Bambang Kaswanti Purwo). Jakarta: Lembaga

Bahasa Unika Atma Jaya.

_________. 1995. Isu Linguistik, Pengajaran Bahasa dan Sastra. Surabaya:

Airlangga University Press.

Edi Subroto, D. 1989. Metafora dan Kemetaforaan. (Makalah). Surakarta: Sebelas

Maret University Press.

_________. 1992. Pengantar Metoda Penelitian Linguistik Struktural. Surakarta:

Sebelas Maret University Press.

_________. 1996. Semantik Leksikal 2 (BPK). Surakarta: Sebelas Maret

University Press.

_________. 2007. Pengantar Metode Penelitian Linguistik Struktural. Surakarta:

LPP UNS dan UNS Press.

Endang Dwi Suryawati. 2006. Kemetaforaan dalam Lirik Lagu Dangdut. Skripsi.

Surakarta: Universitas Sebelas Maret.

Gorys Keraf. 2000. Diksi dan Gaya Bahasa (Cetakan kesebelas). Jakarta:

Gramedia Pustaka Utama.

__________. 2007. Diksi dan Gaya Bahasa (Cetakan ketujuh belas). Jakarta:

Gramedia Pustaka Utama.

Harimurti Kridalaksana. 2001. Kamus Linguistik. Jakarta: Gramedia Pustaka

Utama.

__________. 2005. Pesona Bahasa: Langkah Awal Memahami Linguistik.

(Disunting oleh Kushartanti, Untung Yuwono, Multamia RMT Lauder).

Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Haris Sumadiria. 2006. Bahasa Jurnalistik. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.

Henry Yustanto. 1988. Kemetaforaan dalam Puisi-puisi Chairil Anwar. Skripsi.

Surakarta: Universitas Sebelas Maret.

Page 111: FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS …/Metafora...i METAFORA PADA RUBRIK OPINI DALAM MAJALAH TEMPO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi

97

Hikmat Kusumaningrat, Purnama Kusumaningrat. 2006. Jurnalistik: Teori dan

Praktik. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Mursito, BM. 1999. Penulisan Jurnalistik. Surakarta: SPIKOM.

Patmono, SK. 1996. Teknik Jurnalistik. Jakarta: PT BPK Gunung Mulia.

Poniman. 2005. Kajian Metafora Ragam Jurnalistik pada Wacana Berita Surat

Kabar Solo Pos. Tesis. Surakarta: Pascasarjana Universitas Sebelas

Maret.

Ramlan, M. 1978. Morfologi: Suatu Tinjauan Deskriptif. Cetakan Keduabelas.

Yogyakarta: CV. Karyono.

_________. 2001. Sintaksis. Cetakan Kedelapan. Yogyakarta: CV. Karyono.

Sarwo Indah Ika Wigati. 2003. Tuturan Metaforis dalam Lirik Lagu-lagu Ebiet G.

Ade. Skripsi. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.

Steele, Janet. 2007. Wars Within, Pergulatan Tempo Sejak Zaman Orde Baru.

Jakarta: Dian Rakyat.

Sudaryanto. 1988. Metode Linguistik Bagian II: Metode dan Aneka Teknik

Pengumpulan Data. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

__________. 1993. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa. Surakarta: Duta

Wacana Press.

Tarigan, Henry Guntur. 1985. Pengajaran Wacana. Bandung: Angkasa.

Totok Djuroto. 2002. Manajemen Pers. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Tri Winiasih. 2006. Medan Bahasa Jurnal: Kajian Bahasa Indonesia dan

Daerah.. Vol. 1 No. 1, p. 63-64. Jakarta: Pusat Bahasa.

Ullmann, Stephen. 1972. Semantics an Introduction to Science of Meaning.

Oxford: Basil Blackwell.

___________. 2007. Pengantar Semantik (Diterjemahkan oleh Sumarsono).

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Verhaar, J.W.M. 2001. Asas-asal Linguistik Umum. Yogyakarta:

GadjahMada University Press.