fakultas psikologi universitas kristen satya wacana … · 2019. 8. 20. · emesinan salatiga....

30
HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DENGAN PERILAKU MEROKOK SISWA SMK ‘X’ TEKNIK PEMESINAN SALATIGA OLEH ANTON SETIONO 80 2014 099 TUGAS AKHIR Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Guna Memenuhi Sebagian Dari Persyaratan Untuk Mencapai Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2018

Upload: others

Post on 24-Apr-2021

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA … · 2019. 8. 20. · emesinan Salatiga. Subyek dalam penelitian ini sebanyak 75 siswa Teknik Pemesinan SMK ‟X‟ Salatiga

HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DENGAN PERILAKU

MEROKOK SISWA SMK ‘X’ TEKNIK PEMESINAN

SALATIGA

OLEH

ANTON SETIONO

80 2014 099

TUGAS AKHIR

Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Guna Memenuhi Sebagian Dari

Persyaratan Untuk Mencapai Gelar Sarjana Psikologi

Program Studi Psikologi

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

2018

Page 2: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA … · 2019. 8. 20. · emesinan Salatiga. Subyek dalam penelitian ini sebanyak 75 siswa Teknik Pemesinan SMK ‟X‟ Salatiga
Page 3: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA … · 2019. 8. 20. · emesinan Salatiga. Subyek dalam penelitian ini sebanyak 75 siswa Teknik Pemesinan SMK ‟X‟ Salatiga
Page 4: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA … · 2019. 8. 20. · emesinan Salatiga. Subyek dalam penelitian ini sebanyak 75 siswa Teknik Pemesinan SMK ‟X‟ Salatiga
Page 5: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA … · 2019. 8. 20. · emesinan Salatiga. Subyek dalam penelitian ini sebanyak 75 siswa Teknik Pemesinan SMK ‟X‟ Salatiga
Page 6: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA … · 2019. 8. 20. · emesinan Salatiga. Subyek dalam penelitian ini sebanyak 75 siswa Teknik Pemesinan SMK ‟X‟ Salatiga
Page 7: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA … · 2019. 8. 20. · emesinan Salatiga. Subyek dalam penelitian ini sebanyak 75 siswa Teknik Pemesinan SMK ‟X‟ Salatiga

HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DENGAN PERILAKU

MEROKOK SISWA SMK ‘X’ TEKNIK PEMESINAN

SALATIGA

Anton Setiono

Doddy Hendro Wibowo

Program Studi Psikologi

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

2018

Page 8: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA … · 2019. 8. 20. · emesinan Salatiga. Subyek dalam penelitian ini sebanyak 75 siswa Teknik Pemesinan SMK ‟X‟ Salatiga

i

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kontrol diri dengan

perilaku merokok SMK „X‟ Teknik Pemesinan Salatiga. Subyek dalam penelitian

ini sebanyak 75 siswa Teknik Pemesinan SMK ‟X‟ Salatiga. Teknik sampling

yang digunakan ialah purposive. Kontrol diri diukur dengan menggunakan alat

ukur SCS yang dikembangkan oleh Tangney (2004). Perilaku merokok diukur

dengan menggunakan alat ukur yang dikembangkan oleh Armstrong (2008).

Metode penelitian yang digunakan adalah metode korelasional. Dari hasil analisa

data diperoleh hubungan (r) sebesar -0.486 dengan sig 0,000 (p < 0,05) yang

berarti terdapat hubungan negatif yang signifikan antara kontrol diri dengan

perilaku merokok pada siswa SMK „X‟ Teknik Pemesinan Salatiga. Hasil

penelitian ini menunjukkan adanya hubungan korelasi negatif antara kontrol diri

dengan perilaku merokok. Semakin tinggi kontrol diri, maka semakin rendah

perilaku merokok pada subyek.

Kata kunci : kontrol diri, perilaku merokok

Page 9: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA … · 2019. 8. 20. · emesinan Salatiga. Subyek dalam penelitian ini sebanyak 75 siswa Teknik Pemesinan SMK ‟X‟ Salatiga

ii

Abstract

This study aims to determine the correlation between self-control and smoking

behavior of the SMK 'X' Machining Technique of Salatiga. Subjects in this study

were 75 students of SMK X 'Salatiga Mechanical Engineering. The sampling

technique used is purposive. Self-control was measured using SCS measuring

instruments developed by Tangney (2004). Smoking behavior was measured using

a measuring instrument developed by Armstrong (2008). The research method

used is method correlational. From the results of data analysis obtained a

relationship (r) of -0.486 with sig 0,000 (p <0.05), which means that there is a

significant negative relationship between self-control and smoking behavior in

students of SMK 'X' Machining Engineering at Salatiga. The results of this study

indicate a negative correlation between self-control and smoking behavior. The

higher self-control, the lower smoking behavior on the subject.

Keywords: self-control, smoking behavior

Page 10: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA … · 2019. 8. 20. · emesinan Salatiga. Subyek dalam penelitian ini sebanyak 75 siswa Teknik Pemesinan SMK ‟X‟ Salatiga

1

PENDAHULUAN

Kebiasaan merokok meluas di hampir semua kelompok masyarakat di

Indonesia dan cenderung meningkat, terutama di kalangan anak dan remaja.

Dampak yang muncul jika remaja merokok adalah kecanduan, remaja yang

merokok menjadi kecanduan terhadap nikotin, saat ia memutuskan untuk berhenti

merokok, maka gejala seperti depresi, insomnia, mudah marah dan masalah

mentalnya bisa berdampak negatif (Stikes, 2015).

Perilaku merokok pada remaja umumnya semakin lama akan semakin

meningkat sesuai dengan tahap perkembangannya yang ditandai dengan

meningkatnya frekuensi dan intensitas merokok, dan sering mengakibatkan

mereka mengalami ketergantungan nikotin (Laventhal, 1980). Smet (dalam

Komasari & Helmi, 2000) menyatakan bahwa usia pertama kali merokok pada

umumnya berkisar antara 11-13 tahun dan pada umumnya individu pada usia

tersebut merokok sebelum berusia 18 tahun.

Data WHO menyebutkan bahwa terdapat 1,3 milyar perokok di dunia dan

sepertiganya berasal dari populasi global yang berusia 15 tahun keatas. Indonesia

saat ini menduduki peringkat keempat dunia sebagai bangsa yang jumlah

penduduknya paling gemar merokok yaitu sekitar 140 juta orang setiap harinya

mengkonsumsi tembakau. Dilihat dari dampaknya terhadap kesehatan, merokok

merupakan perilaku yang merugikan pada kesehatan, namun kenyataannya

perilaku merokok malah semakin meningkat dari hari ke hari. Banyak riset yang

mengungkapkan, bahaya asap rokok terhadap aspek biologis dan kimiawi tubuh

manusia (WHO information series on school health). Remaja yang merokok sejak

remaja awal, memiliki resiko lebih besar mengalami penyakit yang berhubungan

Page 11: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA … · 2019. 8. 20. · emesinan Salatiga. Subyek dalam penelitian ini sebanyak 75 siswa Teknik Pemesinan SMK ‟X‟ Salatiga

2

dengan rokok. Perilaku merokok di kalangan remaja harus dikurangi, untuk

mencegah penyakit yang berhubungan dengan rokok, karena remaja yang sedang

mencari identitas diri, sangat mudah dipengaruhi oleh lingkungan yang kurang

baik (Stavrou, 2003).

Caldwell (2001) mengatakan bahwa setiap kali menghisap batang rokok,

akan menghisap pula 45 jenis bahan kimia beracun yang membahayakan tubuh

manusia. Rokok juga dapat mempertinggi resiko seseorang untuk terkena kanker

paru-paru, serangan jantung, stroke, kanker mulut dan tenggorokan (Armstrong

dalam Nasution, 2007). Selain itu, rokok dapat menimbulkan perasaan takut,

gemetar, risau, bimbang, resah, melemahkan akal, mengurangkan nafsu makan,

menguningkan wajah dan gigi, menyempitkan pernapasan, menjadikan manusia

malas dan lemah, dll. Rokok juga mempunyai dampak yang buruk terhadap

kesehatan reproduksi pria, selain mengurangi mutu sel sperma dan menurunkan

kemampuannya untuk membuahi sel telur, rokok juga dapat merusak organ

reproduksi pria seperti testis dan merusak spermatogenesis. Rokok juga berbahaya

bagi kesuburan wanita. Wanita perokok berisiko mengalami menopause (berhenti

menstruasi) dini, dengan komplikasi berupa osteoporosis dan penyakit jantung

(Tandra, 2003). Selain itu, merokok bisa meningkatkan risiko infertilitas

(ketidaksuburan), karena kerusakan serviks dan saluran indung telur,

menyebabkan aborsi spontan, dan bahkan mempersulit kemungkinan memperoleh

anak melalui program bayi tabung. Kebiasaan merokok juga dapat menyebabkan

timbulnya kecacatan pada janin dan gangguan dalam perkembangannya (Davison

& Neale, 1990).

Page 12: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA … · 2019. 8. 20. · emesinan Salatiga. Subyek dalam penelitian ini sebanyak 75 siswa Teknik Pemesinan SMK ‟X‟ Salatiga

3

Perilaku merokok adalah menghisap asap tembakau yang dibakar ke dalam

tubuh dan menghembuskannya kembali keluar (Amstrong dalam Nasution, 2007).

Aspek-aspek perilaku merokok menurut Aritonang (dalam Nasution, 2007), yang

menyebutkan ada 3 aspek: 1.) intensitas merokok, 2.) fungsi merokok, 3.) waktu

merokok. Perilaku merokok merupakan aktivitas yang dilakukan oleh seseorang

berupa membakar dan menghisap serta menimbulkan asap yang dapat terhisap

oleh orang-orang disekitarnya (Lestari & Purwadani, 2012).

Kontrol diri merupakan kemampuan individu untuk menentukan

perilakunya berdasarkan standar tertentu seperti moral, nilai, dan aturan di

masyarakat agar mengarah pada perilaku positif (Tangney, 2012). Mekanisme

yang dapat membantu mengatur dan mengarahkan perilaku adalah kontrol diri,

kontrol diri pada tiap individu tidaklah sama. Menurut Widiana (2004) terdapat

individu yang memiliki kontrol diri yang tinggi dan individu yang memiliki

kontrol diri yang rendah. Salah satu faktor yang menyebabkan perilaku merokok,

ialah karena ketidakmampuan dalam mengontrol diri. Kontrol diri memiliki 4

aspek: 1) control over thoughts, yaitu kemampuan dari individu untuk

mengendalikan pikiran sehingga menghasilkan sikap yang positif atau mengarah

kepada perilaku yang objektif. 2) emotional control, yaitu kemampuan individu

untuk mengendalikan diri serta bertindak secara bijak terhadap setiap dorongan

hati negatif yang muncul secara tiba-tiba. 3) impulse control, yaitu kemampuan

individu untuk memiliki kesadaran diri emosi dalam hubungan dengan diri sendiri

maupun dengan orang lain. 4) performance regulation, yaitu kemampuan individu

untuk bisa bekerja atau mengerjakan sesuatu dengan teratur. Melakukan segala

sesuatu dengan baik, tidak mudah terpengaruh perkataan oranglain.

Page 13: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA … · 2019. 8. 20. · emesinan Salatiga. Subyek dalam penelitian ini sebanyak 75 siswa Teknik Pemesinan SMK ‟X‟ Salatiga

4

Hasil penelitian sebelumnya oleh Runtukahu (2015), dengan judul

Hubungan Kontrol Diri Dengan Perilaku Merokok Kalangan Remaja Di SMKN 1

Bintung, dengan hasil adanya hubungan yang signifikan antara kontrol diri

dengan perilaku merokok. Hasil penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya oleh

Ramdhani (2013), dengan judul Hubungan Antar kontrol Diri Dan Kepatuhan

Terhadap Aturan Sekolah Dengan Perilaku Merokok Siswa SMK 3 Tanah Grogot

dengan hasil adanya hubungan antara kontrol diri dengan perilaku merokok pada

siswa kelas XI SMK Negeri 3 Tanah Grogot. Hasil penelitian serupa sebelumnya

oleh Ratna (2015), dengan judul Hubungan Kontrol Diri Dengan Perilaku

Merokok Di Pondok Pesantren, dengan hasil penelitian menunjukkan bahwa

terdapat hubungan korelasi negatif yang signifikan pada kontrol diri dengan

perilaku merokok. Kemudian hasil penelitian yang dilakukan Purnadewi (2013),

dengan judul Self-control dengan need for smoking pada remaja SMA di Jakarta,

menunjukan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara self-control dengan

need for smoking ditunjukan dengan banyaknya partisipan dengan tingkat need for

smoking yang rendah.

Hubungan Antara Kontrol Diri Dengan Perilaku Merokok

Remaja adalah masa yang sangat menyenangkan, di mana anak remaja

sangat memerlukan pendamping dalam menentukan masa pertumbuhan. Menurut

Hurlock (1981) remaja adalah mereka yang berada pada usia 12-13 tahun.

Menurut Erickson (1971) masa remaja adalah krisis identitas atau pencarian

identitas diri. Gagasan Erickon ini dikuatkan oleh James Marica yang menentukan

bahwa ada empat status identitas diri pada remaja yaitu identity diffusion/

confussion, moratorium, foreclosure, and identity achieved (Santrock, 2003).

Page 14: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA … · 2019. 8. 20. · emesinan Salatiga. Subyek dalam penelitian ini sebanyak 75 siswa Teknik Pemesinan SMK ‟X‟ Salatiga

5

Pada masa ini remaja sedang mengalami pencarian identitas, remaja harus

memiliki kontrol diri yang kuat supaya dapat melewati masa krisis identitas.

Kontrol diri merupakan kemampuan individu melakukan perilakunya berdasarkan

standar tertentu seperti moral, nilai, dan aturan di masyarakat agar mengarahkan

pada perilaku yang positif Tangney (2004). Remaja yang memiliki kontrol diri

yang baik akan menggunakan kebebasan itu untuk mengembangkan kemampuan

personalnya, mereka dapat mengendalikan sikap emosi dan pikirannya agar

menghasilkan perilaku yang positif. Banyak fenomena kenakalan remaja yang

terjadi di sekolah, salah satunya adalah perilaku merokok, perilaku merokok dapat

didefinisikan sebagai aktifitas subyek yang berhubungan dengan perilaku

merokoknya, yang diukur melalui intensitas merokok, waktu merokok, dan fungsi

merokok dalam kehidupan sehari-hari (Komalasari & Helmi, 2000).

Remaja yang tidak bisa mengendalikan dirinya, hanya akan memikirkan

kesenangan dirinya sendiri. Padahal sudah jelas jika di setiap sekolah memiliki

peraturan bahwa siswa di larang merokok pada saat jam sekolah. Penelitian yang

di lakukan oleh Ramdhani (2013), mengatakan bahwa kontrol diri dan kepatuhan

terhadap peraturan sekolah memiliki hubungan dengan perilaku merokok pada

siswa SMK 3 Tanah Grogot. Dari hal ini, dapat disimpulkan bahwa kontrol diri

mempengaruhi perilaku merokok.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti bermaksud melakukan penelitian yang

berjudul hubungan antara kontrol diri dengan perilaku merokok pada siswa SMK

„X‟ Teknik Pemesinan Salatiga. Hipotesis yang diajukan peneliti adalah terdapat

hubungan negatif antara kontrol diri dan perilaku merokok. Tingkat kontrol diri

akan menentukan perilaku merokok pada remaja, semakin tinggi kontrol diri

Page 15: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA … · 2019. 8. 20. · emesinan Salatiga. Subyek dalam penelitian ini sebanyak 75 siswa Teknik Pemesinan SMK ‟X‟ Salatiga

6

seseorang maka semakin rendah perilaku merokok, begitu pula sebaliknya. Jika

tingkat kontrol dirinya rendah maka perilaku merokok tinggi.

METODE PENELITIAN

Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian

korelasional yaitu penelitian yang bersifat menghubungkan dua atau lebih variable

(Azwar, 2010).

Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini terdiri dari satu variabel bebas dan satu variabel terikat

yaitu:

1. Variabel bebas/ independent variable (X) : Kontrol diri

2. Variabel terikat/ dependent variable (Y) : Perilaku merokok

Subyek Penelitian

Tabel 1.1 subyek penelitian

Usia Jumlah subyek Presentase

16 Tahun 10 siswa 13.33%

17 Tahun 65 siswa 86.67%

Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa teknik pemesinan SMK

„X‟ Salatiga yang berjumlah 150. Sedangkan teknik sampling yang digunakan

adalah purposive sampling, yaitu teknik pengamblan sampel sumber data dengan

pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2016). Kriteria subyek yang ditetapkan yaitu

siswa kelas 11 teknik pemesinan yang merokok. Kriteria subyek tersebut

Page 16: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA … · 2019. 8. 20. · emesinan Salatiga. Subyek dalam penelitian ini sebanyak 75 siswa Teknik Pemesinan SMK ‟X‟ Salatiga

7

ditetapkan dengan maksud untuk mendapatkan hasil yang sesuai dengan tujuan

penelitian. Roscoe (dalam Sugiyono, 2016) menyarankan tentang ukuran sampel

untuk penelitian korelasional sejumlah minimal 30 dan maksimal 500 subjek.

Maka dalam penelitian ini, sampel yang ditetapkan berjumlah 75 siswa

Instrumen Pengambilan Data

1. Skala Kontrol Diri

Tabel 1.2 Reliabilitas Skala Kontrol Diri

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

Cronbach's

Alpha Based on

Standardized

Items N of Items

.852 .849 14

Di dalam penelitian ini, variabel kontrol diri diukur menggunakan alat

ukur SCS yang dikembangkan oleh Tangney (2004). Alat ukur tersebut berisi 17

aitem dari 5 dimensi. Alat ukur dibuat menggunakan metode skala Likert dengan

4 kategori pilihan jawaban yaitu Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Tidak Sesuai

(TS), dan Sangat Tidak Sesuai (STS). Uji daya diskriminasi aitem menggunakan

standar 0.25 (Azwar, 2008). Berdasarkan hasil uji daya diskriminasi aitem,

menghasilkan 14 aitem yang memiliki daya diskriminasi yang baik melalui 2x

putaran penghitungan. Hasil uji reliabilitas menghasilkan nilai α = 0.852 yang

berarti sangat reliabel.

Page 17: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA … · 2019. 8. 20. · emesinan Salatiga. Subyek dalam penelitian ini sebanyak 75 siswa Teknik Pemesinan SMK ‟X‟ Salatiga

8

2. Skala Perilaku merokok

Tabel 1.3 Reliabilitas Skala Perilaku Merokok

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

Cronbach's

Alpha Based on

Standardized

Items N of Items

.884 .879 25

Di dalam penelitian ini, variabel perilaku merokok diukur menggunakan

alat ukur yang di kembangkan oleh Armstrong (dalam Nasution, 2008). Alat ukur

tersebut berisi 28 aitem dari 3 aspek. Alat ukur dibuat menggunakan metode skala

Likert dengan 4 kategori pilihan jawaban yaitu Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S),

Tidak Sesuai (TS), dan Sangat Tidak Sesuai (STS). Uji daya diskriminasi aitem

menggunakan standar 0.25 (Azwar, 2008). Berdasarkan hasil uji daya

diskriminasi aitem, menghasilkan 25 aitem yang memiliki daya diskriminasi yang

baik melalui 2x putaran penghitungan. Hasil uji reliabilitas menghasilkan nilai α =

0.884 yang berarti sangat reliabel.

Teknik Analisis Data

Teknik yang digunakan untuk menguji hubungan antara kontrol diri

dengan perilaku merokok adalah korelasi Pearson product moment. Dalam

penelitian ini, analisis data dilakukan dengan bantuan program SPSS versi 16.0.

Page 18: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA … · 2019. 8. 20. · emesinan Salatiga. Subyek dalam penelitian ini sebanyak 75 siswa Teknik Pemesinan SMK ‟X‟ Salatiga

9

HASIL

Analisis Deskriptif

Kategori dibagi menjadi 4 yaitu sangat tinggi, tinggi, rendah, dan sangat

rendah. Pembagian interval dilakukan dengan mengurangi jumlah skor tertinggi

dengan skor terendah dan membaginya dengan jumlah kategori.

Dari perhitungan memakai rumus tersebut, maka didapatkan hasil seperti

pada tabel di bawah ini:

Tabel 1.4 Kategorisasi Kontrol Diri

Interval Kategori Frekuensi % Mean St. Dev

45.5 ≤ X < 56 Sangat Tinggi 2 3%

34.84 5.57

35 ≤ X < 45.5 Tinggi 32 43%

24.5 ≤ X < 35 Rendah 38 51%

14 ≤ X < 24.5 Sangat Rendah 3 4%

Tabel 1.5 Kategorisasi Perilaku Merokok

Interval Kategori Frekuensi % Mean St. Dev

81.25 ≤ X < 100 Sangat Tinggi 15 20%

73.27 11.61

62.5 ≤ X < 81.25 Tinggi 50 67%

43.75 ≤ X < 62.5 Rendah 10 13%

25≤ X < 43.75 Sangat Rendah 0 0%

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa rata-rata kontrol diri pada

siswa SMK “X” teknik pemesinan Salatiga sebanyak 34,84 dengan presentase

Page 19: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA … · 2019. 8. 20. · emesinan Salatiga. Subyek dalam penelitian ini sebanyak 75 siswa Teknik Pemesinan SMK ‟X‟ Salatiga

10

51% dan masuk dalam kategori rendah. Sedangkan rata-rata perilaku merokok

siswa SMK “X” teknik pemesinan Salatiga sebanyak 73,27 dengan presentase

67% dan masuk dalam kategori tinggi.

Diagram 1.6 Usia Mulai Merokok

Dari diagram di atas, dapat diketahui bahwa subyek yang mulai merokok

pada umur 11 tahun sebanyak 8%, 12 tahun sebanyak 6,67 %, 13 tahun sebanyak

17,33%, 14 tahun sebanyak 40%, 15 tahun sebanyak 17,33%, dan 16 tahun

sebanyak 10,67%.

Diagram 1.7 Jumlah Rokok yang Dihabiskan per Hari

8% 6.67%

17.33%

40%

17.33%

10.67%

11 tahun

12 tahun

13 tahun

14 tahun

15 tahun

16 tahun

13.33%

57.33%

24%

5.33% Kurang dari 1 bungkus

1 bungkus

2 bungkus

Lebih dari 2 bungkus

Page 20: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA … · 2019. 8. 20. · emesinan Salatiga. Subyek dalam penelitian ini sebanyak 75 siswa Teknik Pemesinan SMK ‟X‟ Salatiga

11

Diagram di atas dapat diketahui juga subyek yang menghabiskan kurang

dari 1 bungkus per hari sebanyak 13,33%, 1 bungkus sebanyak 57,33%, 2

bungkus sebanyak 24%, dan lebih dari 2 bungkus sebanyak 5,33%.

Uji Asumsi

a. Uji Normalitas

Tabel 1.8 Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

PM KD

N 75 75

Normal Parametersa Mean 73.27 43.64

Std. Deviation 11.614 7.665

Most Extreme Differences Absolute .171 .112

Positive .088 .112

Negative -.171 -.059

Kolmogorov-Smirnov Z 1.480 .973

Asymp. Sig. (2-tailed) .025 .299

Pada tabel di bawah terdapat hasil uji normalitas dengan kolmogorov-

Smirnov Test. Pada variabel kontrol diri, menunjukan nilai K-S-Z sebesar 1.480

dengan nilai sign.= 0.025 (p<0.05) yang berarti variabel kontrol diri tidak

berdistribusi normal, variabel berikutnya perilaku merokok, menunjukan K-S-Z

sebesar 0,973 dengan nilai sign 0,299 (p>0,05). Yang berarti berdistribusi normal.

Page 21: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA … · 2019. 8. 20. · emesinan Salatiga. Subyek dalam penelitian ini sebanyak 75 siswa Teknik Pemesinan SMK ‟X‟ Salatiga

12

b. Uji Linearitas

Tabel 1.9 ANOVA Table

Sum of

Squares Df

Mean

Square F Sig.

PM *

KD

Between

Groups

(Combined) 4030.005 27 149.259 1.179 .304

Linearity 308.887 1 308.887 2.440 .125

Deviation from

Linearity 3721.118 26 143.120 1.130 .349

Within Groups 5950.662 47 126.610

Total 9980.667 74

Selanjutnya dilakukan pengujian linearitas pada variabel kontrol diri dan

variabel perilaku merokok di ketahui nilai F beda sebesar 1.130 dengan nilai sign

= 0,349 (p>0.05). Hasil tersebut menunjukan bahwa antara kedua variabel kontrol

diri dengan perilaku merokok dikatakan liniar.

Uji Hipotesis

Tabel 1.10 Correlations

V1 V2

Spearman's rho V1 Correlation Coefficient 1.000 -.486**

Sig. (1-tailed) . .000

N 75 75

V2 Correlation Coefficient -.486** 1.000

Sig. (1-tailed) .000 .

N 75 75

Uji hipotesis terhadap variabel kontrol diri dengan variabel perilaku

merokok. Hubungan antara kedua variabel kontrol diri dan perilaku merokok diuji

Page 22: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA … · 2019. 8. 20. · emesinan Salatiga. Subyek dalam penelitian ini sebanyak 75 siswa Teknik Pemesinan SMK ‟X‟ Salatiga

13

dengan menggunakan uji korelasi spearman karena salah satu variabel tidak

berdistribusi normal. Hubungan antara kontrol diri dengan perilaku merokok di

peroleh r = -0,486 dengan nilai sign 0,000 ( p < 0,05 ). Artinya terdapat hubungan

negatif yang signifikan antara kontrol diri dengan perilaku merokok pada siswa

SMK „X„ teknik pemesinan Salatiga.

PEMBAHASAN

Hasil dari penelitian ini menunjukan adanya hubungan negatif yang

signifikan antara kontrol diri dengan perilaku merokok SMK „X‟ Teknik

Pemesinan Salatiga. Artinya semakin rendah kontrol diri maka semakin tinggi

perilaku merokok pada siswa SMK „X‟ teknik pemesinan. Sebaliknya, semakin

tinggi kontrol diri maka semakin rendah perilaku merokok pada siswa SMK „X‟

teknik pemesinan. Hasil penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya yang

dilakukan oleh Ratna (2015) dengan judul Hubungan Kontrol Diri Dengan

Perilaku Merokok Di Pondok Pesantren yang menunjukkan bahwa terdapat

korelasi negatif yang signifikan pada kontrol diri terhadap perilaku merokok.

Tingkat kontrol diri pada siswa SMK „X‟ Teknik Pemesinan Salatiga

berada pada kategori „rendah‟ yaitu 65%. Hal ini menunjukan para siswa SMK

„X‟ Teknik Pemesinan belum memiliki kemampuan untuk mengendalikan

pemikiran (control over thoughts). Mayoritas subyek tidak berpikiran untuk

berhenti merokok dan mereka mengalami kesulitan untuk mengurangi kebiasaan

buruk. Tangney (2004) menjelaskan, individu yang kurang memiliki regulasi

pemikiran cenderung akan terlibat dalam perilaku negatif karena individu tersebut

Page 23: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA … · 2019. 8. 20. · emesinan Salatiga. Subyek dalam penelitian ini sebanyak 75 siswa Teknik Pemesinan SMK ‟X‟ Salatiga

14

masih belum mengerti konsekuensi jangka panjang mengenai keuntungan atau

kerugian yang didapat.

Siswa SMK „X‟ teknik pemesinan Salatiga kurang memiliki aspek impulse

control dan aspek emotion control yang baik. Aspek impulse control, yaitu

kemampuan individu untuk memiliki kesadaran diri emosi dalam hubungan

dengan diri sendiri maupun dengan orang lain, mereka tidak dapat menahan

keinginan untuk merokok, akhirnya mereka merokok pada saat jam pelajaran di

kantin sekolah. Aspek emotional control, yaitu kemampuan individu untuk

mengendalikan diri serta bertindak secara bijak terhadap setiap dorongan hati

negatif yang muncul secara tiba-tiba, akibatnya mereka merokok tanpa

memperdulikan orang-orang di sekitarnya Tangney (2004). Wilson & MacLean

(2013) menyebutkan bahwa kecanduan merokok dapat disebabkan oleh

pengendalian dorongan yang buruk dan kurangnya rasa empati terhadap

lingkungan sekitar.

Performance regulation, yaitu kemampuan individu untuk bisa bekerja

atau mengerjakan sesuatu dengan teratur, melakukan segala sesuatu dengan baik,

tidak mudah terpengaruh perkataan oranglain. Para siswa yang menjadi subyek

menjawab bahwa mereka seringkali melanggar peraturan merokok di sekolah.

Selain itu, mereka juga kurang dapat melakukan akifitas-aktifitas positif seperti

belajar dan menabung. Hal tersebut menunjukkan kurangnya performance control

yang mereka miliki. Tangney (2004) menyatakan bahwa siswa yang memiliki

kinerja yang baik akan cenderung achievement-oriented, dan tidak melakukan

aktifitas yang negatif.

Page 24: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA … · 2019. 8. 20. · emesinan Salatiga. Subyek dalam penelitian ini sebanyak 75 siswa Teknik Pemesinan SMK ‟X‟ Salatiga

15

Secara garis besarnya faktor-faktor yang mempengaruhi kontrol diri terdiri

dari internal dan faktor eksternal. Faktor internal yang turut andil terhadap kontrol

diri adalah usia. Semakin bertambahnya usia seseorang, maka semakin baik

kemampuan mengontrol dirinya. Faktor eksternal yang mempengaruhi kontrol diri

diantaranya adalah lingkungan keluarga. Lingkungan keluarga terutama orang tua

menentukan bagaimana kemampuan mengontrol diri seseorang (Hurlock, 1997).

Orang tua menerapkan sikap disiplin kepada anaknya secara intens sejak dini, dan

orang tua tetap konsisten terhadap semua konsekuensi yang dilakukan anak bila

menyimpang dari yang sudah di tetapkan, maka sikap kekonsistensian ini akan

diinternalisasi anak dan hal itu yang akan menjadi kontrol diri baginya (Ghufron,

2010: 32).

Rendahnya kontrol diri yang dimiliki oleh subjek juga dapat disebabkan

oleh faktor usia. Wang et al. (2014) menyebutkan bahwa kontrol diri akan

menurun pada usia 12 sampai 17 tahun dikarenakan individu sedang mengalami

masa pubertas. Dvorak dan Simons (2009) menemukan bahwa pada masa

pubertas, remaja lebih tertarik pada kehidupan sosialnya seperti berhubungan

dengan lawan jenis, membentuk kelompok/ komunitas, atau menemukan

pertemanan. Akibatnya tugas-tugas yang lain akan terabaikan. Singkatnya,

penurunan kontrol diri pada usia tersebut merupakan hal yang alamiah dan wajar

terjadi. Penelitian Wills and Stoolmiller (2002) menunjukkan bahwa dukungan

orang tua dapat meningkatkan kontrol diri anak. Kontrol diri yang baik berimbas

pada perencanaan yang matang, penerapan, perhatian terfokus, perilaku

berorientasi tujuan, dan keterampilan pemecahan masalah, sedangkan kontrol diri

yang buruk mencerminkan kecenderungan untuk menanggapi situasi tanpa

Page 25: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA … · 2019. 8. 20. · emesinan Salatiga. Subyek dalam penelitian ini sebanyak 75 siswa Teknik Pemesinan SMK ‟X‟ Salatiga

16

mempertimbangkan pendekatan atau tujuan seperti ketidaksabaran, kecanduan,

dan kemarahan (Wills, Sandy, & Yaeger, 2000). Para siswa SMK „X‟ Teknik

Pemesinan tidak bisa mengontrol dirinya untuk tidak merokok di lingkungan

sekolahan, siswa lebih memilih untuk merokok di kantin sekolah, hampir semua

siswa di SMK „X‟ Teknik Pemesinan merokok dan hal itu yang membuat

banyaknya perokok di sekolahan tersebut, dan hal itu yang membuat sulit para

siswa untuk berhenti merokok. Banyak siswa yang tidak memperdulikan

peraturan sekolah yang melarang merokok di lingkungan sekolah hal ini juga

membuat sulitnya untuk bisa mengendalikan diri mereka, untuk tidak merokok di

lingkungan sekolah. Saat para siswa tidak bisa mengontrol dirinya sendiri, dan

kurangnya peraturan yang ada di sekolah tersebut membuat mereka sulit untuk

mengendalikan diri untuk berhenti merokok.

Hasil penelitian ini menguatkan pendapat Santrock (1998) bahwa kontrol

diri mempunyai peranan yang penting dalam pembentukan perilaku remaja.

Goldfried dan Merbaum (Lazarus, 1976) mendefinisikan kontrol diri sebagai

proses yang menjadikan individu sebagai agen utama dalam memandu,

mengarahkan dan mengatur perilaku utamanya yang dapat membawa ke arah

yang positif. Sebagai salah satu sifat kepribadian, kontrol diri pada individu yang

satu dengan individu yang lain tidaklah sama. Ada individu yang memiliki kontrol

diri yang tinggi dan ada yang memiliki kontrol diri yang rendah. Remaja yang

memiliki kontrol diri tinggi pada umumnya masih dapat mengontrol dorongan-

dorongan yang ada dalam dirinya, sehingga mampu mengendalikan perilaku

merokoknya tetap rendah. Begitu pula sebaliknya remaja yang memiliki kontrol

diri rendah tidak mampu melepaskan diri dari dorongan-dorongan untuk merokok

Page 26: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA … · 2019. 8. 20. · emesinan Salatiga. Subyek dalam penelitian ini sebanyak 75 siswa Teknik Pemesinan SMK ‟X‟ Salatiga

17

dan secara terus-menerus terjadi peningkatan jumlah rokok yang dihisap tiap hari,

tanpa dapat mempertimbangkan akibat-akibat negatif yang ditimbulkan, baik

terhadap dirinya sendiri, ataupun orang-orang di sekitarnya (Ray, 1983).

Kemudian perilaku merokok pada siswa SMK „X‟ Teknik Pemesinan

Salatiga paling banyak pada kategori „tinggi‟ yaitu 73%. Hal ini terlihat dari

banyaknya para siswa tersebut yang merokok dalam kategori tinggi, banyak siswa

yang merokok dalam 1 hari bisa menghabiskan 1-2 bungkus rokok, rata-rata dari

mereka sudah mulai merokok saat usia mereka baru menganjak 12-14 tahun,

mereka merokok saat mengalami permasalahan, karena merokok bisa membuat

suasana hati mereka menjadi lebih baik. Ketagihan rokok yang membuat mereka

menjadi perokok aktif, karena kurangnya perhatian dari keluarga dan juga

kurangnya peraturan yang ada di sekolah mereka, bukan hanya dari itu saja yang

membuat mereka menjadi ketagihan rokok, daerah tempat tinggal mereka juga

memengaruhinya (Lestari, 2012). Secara umum menurut Aritonang (1997)

perilaku merokok merupakan fungsi dari lingkungan dan individu. Artinya,

perilaku merokok disebabkan dari beberapa faktor salah satunya dari dalam diri

dan disebabkan faktor lingkungan.

PENUTUP

Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang sudah diuraikan, maka dapat ditarik beberapa

kesimpulan :

1. Terdapat hubungan negatif yang signifikan antara kontrol diri dengan

perilaku merokok SMK „X‟ teknik pemesinan salatiga teknik pemesinan

Page 27: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA … · 2019. 8. 20. · emesinan Salatiga. Subyek dalam penelitian ini sebanyak 75 siswa Teknik Pemesinan SMK ‟X‟ Salatiga

18

2. Kontrol diri pada siswa SMK „X‟ teknik pemesinan Salatiga sebanyak

41,12 dengan presentase 65% dan masuk dalam kategori rendah.

Sedangkan rata-rata perilaku merokok siswa SMK „X‟ teknik pemesinan

Salatiga sebanyak 73,27 dengan presentase 71% dan masuk dalam

kategori tinggi

Saran

Setelah melakukan dan melihat hasil dari penelitian ini, peneliti

memberikan beberapa saran sebagai berikut:

1. Saran bagi siswa

Siswa yang cenderung memiliki kontrol diri rendah, sebaiknya

belajar untuk meningkatkan self-control agar tidak mudah terpengaruh

oleh teman yang merokok atau berperilaku negatif. Yang pertama siswa

harus memiliki komitmen untuk tidak merokok, yang kedua siswa

sebaiknya dapat memilih teman yang berperilaku positif.

2. Saran bagi sekolah

Pimpinan sekolah agar dapat membimbing siswa untuk

mengurangi perilaku merokok siswa dengan cara melibatkan siswa pada

kegiatan yang positif seperti, olahraga, pramuka, lomba kreatifitas siswa,

harus meperketat peraturan dilarang merokok yang sudah ada.

3. Saran bagi orang tua

Orang tua diharapkan dapat memberikan perhatian lebih pada anak

yang merokok dalam pergaulan agar tetap memiliki teman yang

berperilaku positif, karena orang tua merupakan salah satu faktor yang

juga mempengaruhi kontrol diri.

Page 28: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA … · 2019. 8. 20. · emesinan Salatiga. Subyek dalam penelitian ini sebanyak 75 siswa Teknik Pemesinan SMK ‟X‟ Salatiga

19

DAFTAR PUSTAKA

Armayati. (2014). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan Mahasiswa dan

Karyawan terhadap Peraturan Kawasan Tanpa Rokok di Lingkungan

Kampus Fakultas Psikologi Universitas Islam Riau. Jurnal RAT, 3, 543-550.

Azwar, S. 2004. Validitas dan reliabilitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

_______. 2010. Metode penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Aritonang, M. E. R. 1997. Fenomena Wanita Merokok. Yogyakarta: Fakultas

Psikologi UGM.

Caldwell, E. 2001. Berhenti Merokok. Yogyakarta: LKis.

Davison, G.C and Neale, J.M. 1990. Abnormal Psychology. Fifth Edition. New

York: John Wiley & Sons.

Erickson, E. H.1968. identity: Youth and Crisis. New York: Norton.

Goldfried, M. R. & Merbaum, M. 1972. Behavior change through self-control.

Michigan: Holt, Rinehart and Winston.

Ghufron, M. Nur & Rini Risnawita S. (2010). Teori-Teori Psikologi. Jogjakarta:

Ar-Ruzz Media

Hurlock, E.B, 1997. Perkembangan Anak. Jillid 1. Edisi Keenam (Alih Bahasa

oleh Med. Meitasari Tjandrasa dan Muslichah Zarkasih). Jakarta: erlangga.

Komasari D, Helmi A. F (2000). Faktor-Faktor Penyebab Perilaku Merokok pada

Remaja. Jurnal Psikologi [serial on the internet]. [cited 2015 Januari

20];01:38. Available from

:http://avin.staff.ugm.ac.id/data/jurnal/perilakumerokok_avin.pdf (Vol, 3.

No, 2)

Kovač, V. B., Rise, J., & Moan, I. S. (2010). From Intentions to Quit to the Actual

Quitting Process: The Case of Smoking Behavior in Light of the TPB.

Journal of Applied Biobehavioral Research, 14, 4, 181–197. Doi:

10.1111/j.1751-9861.2010.00048.x

Lazarus, R.S 1976. Pattern of Adjusment. Third Edition. Tokyo: Mc Graw Hill

Kogakusha, Ltd

Leventhal, H., & Cleary, P. D. (1980). The smoking problem: A review of the

research and theory in behavioral risk modification. Psychological Bulletin,

88, 370-405. Doi: 10.1037/0033-2909.88.2.370

Page 29: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA … · 2019. 8. 20. · emesinan Salatiga. Subyek dalam penelitian ini sebanyak 75 siswa Teknik Pemesinan SMK ‟X‟ Salatiga

20

Lestari, R., & Purwadani, E. (2012).Perilaku Merokok Pada Remaja SMS/SMK di

Kota dan Luar Kota. Proceeding Temu Ilmiah Naional VIII IPPI, 136-145.

Nasution. 2007, perilaku merokok pada remaja, (Makalah FK. Univ Sumatra

Utara)

Ramdhani. 2013, Penerapan Teknik Kontrol Diri Untuk Mengurangi Konsumsi

Rokok pada Kategori Perokok Ringan. Jurnal Sains dan Praktik Psikologi.

http://ejournal.umm.ac.id/index.php/jspp/article/viewFile/1693/1791.

Ray, O. S. 1983. Drugs, society, & human behavior 3rd ed. St. Louis: Mosby

Ratna, W. (2015). Hubungan antara Persepsi Pola Asuh Orangtua dan Kontrol

Diri Remaja terhadap Perilaku Merokok di Pondok Pesantren. Diambil dari

website: http://www.journal.unair.ac.id/download-fullpapers

jpkked56b9c227full.pdf

Robert D. Dvorak, Jeffrey S. Simons (2009). Moderation of Resource Depletion

in the Self-Control Strength Model: Differing Effects of Two Modes of Self-

Control, Journal of Personality. Doi.org/10.1177/0146167208330855

Smet, B. 1994. Psikologi Kesehatan. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana

Indonesia.

Stikes. 2015. Bahaya Merokok Usia Remaja. Makalah stikes, http://www.stikes-

bth.ac.id/berita-185_bahaya-merokok-untuk-usia-remaja-.html

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Santrock, J. W. 1998. Adolescence. (7nd Ed). Washingthon, DC: Mc Graw Hill.

Stavrou, E. T., Georgiou, M., & Stylianidou, E. (2003). Understanding Youth

Smoking Behavior through Modeling the Smoking Decision Process:

Lessons Learned From a Developing Country. Journal of Applied Social

Psychology, 33, 1190–1211. Doi: 10.1111/j.1559-1816.2003.tb01945.x

Tandra, H. 2003. Merokok dan Kesehatan.

http://www.kompas.co.id/kesehatan/news/0306/30/105012.htm.

Tangney, J. P., Baumeister, R. F., & Boone, A. L. (2004). High self-control

predicts good adjustment, less pathology, better grades, and interpersonal

success. Journal of Personality, 72, 271-322. Doi: 10.1111/j.0022-

3506.2004.00263.x

Taufik, A. P. (2014). Hubungan antara kotrol diri dengan delikuen pada remaja

SMA NEGERI 1 Polanharjo. Diambil dari website:

http://eprints.ums.ac.id/28890/12/02._Naskah_Publikasi.pdf

Page 30: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA … · 2019. 8. 20. · emesinan Salatiga. Subyek dalam penelitian ini sebanyak 75 siswa Teknik Pemesinan SMK ‟X‟ Salatiga

21

Ulhaq, M. Z. & Komolohadi, R. A. R. 2008. Hubungan antara kontrol diri

dengan perilaku merokok pada siswa siswi SMAN 1 Parakan. Diambil

dari:http://psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskahpublika

si00320158.pdf

Wang MP, Wang X, Lam TH, Viswanath K,Chan SS (2014). Ex-smokers are

happier than current smokers among Chinese adults in Hong Kong.

Addiction. 109(7): 1165–1171. pmid:24588872.

Doi.org/10.1371/journal.pone.0161761

Widiana , H. S. (2004). Kontrol Diri Dan Kecenderungan Kecanduan Internet.

Humanitas : Indonesian Psychological Journal Vol. 1/ No. 1, Hal : 6-16.

WHO. 1998. WHO Information series on School Health-Healthy Nutrition: An

Essential Element of Health-Promoting School. Geneva, Switzerland; 1998.

Diambil dari website:

http://www.who.int/school_youth_health/resources/information_series/FIN

AL%20Final.pdf

Wills, T. A., Sandy, J. M., & Yaeger, A. (2000). Temperament and adolescent

substance use: an epigenetic approach to risk and protection. Journal of

Personality, 68, 1127-1151. Doi: 10.1111/1467-6494.00129

Wilis, T. A. & Stoolmiller, M. (2002). The Role of Self-Control in Early

Escalation of Substance Use: A Time-Varying Analysis. Article in Journal

of Consulting and Clinical Psychology 70(4):986-97. Doi: 10.1037/0022-

006X.70.4.986

Wilson S. J., Maclean (2013). Naural correlates of self-focused and other-

focuesed strategies for coping with cigarette cue exposure. Psychology of

Addictive Behaviors, 27, 466-476. Doi:10.1037/a0027055